repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · arif rahman k, nim....

198
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Arif Rahman Kurniadi NIM. 1112018300059 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: phungnhi

Post on 24-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA

MATERI LUAS BANGUN DATAR

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Arif Rahman Kurniadi

NIM. 1112018300059

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arif Rahman K

NIM : 1112018300059

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Alamat : Jl. Teratai Putih Rt.03/09 No. 79, Rengas, Tangerang Selatan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Metode

Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada

Materi Luas Bangun Datar adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP : 19790601 200604 2 004

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima

konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 8 Februari 2017

yang menyatakan

materai 6000

Arif Rahman K

NIM. 1112018300059

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

i

ABSTRAK

Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving

Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pada Materi Luas Bangun

Datar” Skripsi Jurusan PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK),

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Kata Kunci: Metode Problem Solving Polya, Berpikir Kreatif Matematis Teori Silver

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode problem solving

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas V SD, pada materi luas bangun

datar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode quasi

eksperimen dengan Posttest-Only Control Design. Penelitian ini dilakukan di SD Islam Al-

Syukro Universal Ciputat. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes yang mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada materi

luas bangun datar. Tes yang diberikan terdiri dari 4 soal berbentuk uraian. Masing-masing

soal mewakili indikator berpikir kreatif menurut Silver, yang diajarkan dengan

menggunakan metode problem solving. Hasil rata-rata kemampuan berpikir kreatif yang

diperoleh, dengan menggunakan metode problem solving kelas eksperimen sebesar 75,40,

dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol sebesar 50,38. Sehingga,

berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung = 6,175 dan ttabel = 1,676 dengan taraf signifikan (α)

= 0.05. Karena thitung > ttabel (6,175 > 1,676), maka H1 diterima atau H0 ditolak. Hal ini

menujukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode problem solving

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

ii

ABSTRACT

Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “The Effect of Problem Solving Methods

in Mathematic Creative Thinking Skill Student, in Geometry Matter” Teaching

Education of Madrasah Ibtidaiyah Department Thesis, Faculty of Tarbiyah and

Teacherships. Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Key Words: Polya Problem Solving Methods, Silver Theory Creative Thinking Skill

The purpose of this research is to know influence of problem solving methods

towards mathematical creative thinking skills student, class V primary school on geometry

study. The Methode of this research is quasi-experiment with Posttest-Only control design.

This research did in islamic primary school Al-Syukro Universal Ciputat. Technic sampling

used in this research is purposive sampling. The Instrument used in this research is

instrument test that measured creative thinking skill on geometry. The test were given

consisted of four essay question. Each question represent to indicator creative thinking skill

of Silver. Who taught using problem solving methods. The results value of creative thinking

skill who gained with problem solving method is 75,40, meanwhile mathematic creative

thinking skill control class value is 50,38. Based on t-test obtained tvalue = 6,175 and ttable =

1,676 with significance level (α) = 0,05. Because tvalue > ttable (6,175 > 1,676), then H1 is

accepted or H0 is rejected. This shown that there is significant effect between problem

solving methods with mathematical creative thinking skill students.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada ke hadirat

Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kesehatan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW, keluarga, para sahabatnya, dan

umat Islam yang mengikutinya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari dalam penulisan ini banyak rintangan dan hambatan yang

dihadapi. Namun, berkat curahan karunia Allah SWT, dan siraman doa restu dari berbagai

pihak yang telah ikhlas memberikan dukungan dan bimbingan secara moril maupun

materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan

hati, penulis mempersembahkan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, M.A., selaku Wakil Dekan dan Dosen Pembimbing Akademik

3. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu

dalam pembuatan skripsi, memberikan semangat, dan memberikan motivasi kepada

penulis.

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Kepala Sekolah SD Islam Al Syukro Universal Ciputat, Ade Shodiqin, yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Islam Al Syukro, dan ibu

Rusmaryana, S.Pd selaku wali kelas VA dan guru pelajaran matematika yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di kelas VA dan Kelas VD.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

iv

8. Pimpinan, Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan sumber-

sumber informasi tambahan dalam penulisan skripsi.

9. Keluarga tercinta, terutama untuk bapak Margino, ibu Sunarni, kakak, Mamih Puji

dan Papih Dirman, yang menemani setiap langkah hingga akhir penulisan skripsi.

10. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

11. Keluarga besar PGMI 2012, yang membantu dalam memberikan pengetahuan dan

pengalamannya dalam penulisan skripsi ini.

12. Teman seperjuangan, Bu Gelar Squad (Rossiana, Nur Mila, Nabila dan Jingga),

teman sejahwat (Asep H, Rosi L, Nur Hasanah, Rohayatun) dan teman-temanku

yang lainnya.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan

bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan doa yang telah diberikan menjadi

pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT, di dunia dan akhirat. Aamiin Ya

Rabbal’alamin.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin

Ya Rabbal’alamin

Jakarta, 8 Februari 2017

Penulis

Arif Rahman K

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

F. Kegunaan Penelitian ........................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. ........................................................................................................................... D

eskripsi Teoritik ................................................................................................................. 8

1. ........................................................................................................................... B

erpikir Kreatif .................................................................................................................... 8

a. .......................................................................................................................... D

efinisi Berpikir Kreatif ..................................................................................................... 8

b. .......................................................................................................................... K

emampuan Berpikir Kreatif Matematis ............................................................................ 13

c. .......................................................................................................................... B

erpikir Kreatif Geometri Datar ......................................................................................... 16

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

vi

d. .......................................................................................................................... I

ndikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .......................................................... 22

2. ........................................................................................................................... M

etode Problem Solving ...................................................................................................... 23

a. .......................................................................................................................... P

engertian Metode Problem Solving .................................................................................. 25

b. .......................................................................................................................... J

enis dan Tahapan Metode Problem Solving ..................................................................... 27

3. ........................................................................................................................... M

embangun Kreatif Matematis Melalui Metode Problem Solving ..................................... 30

B. ........................................................................................................................... L

andasan Konseptual ........................................................................................................... 34

C. ........................................................................................................................... H

asil Penelitian yang Relevan .............................................................................................. 35

D. ........................................................................................................................... H

ipotesis Penelitian .............................................................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. ........................................................................................................................... W

aktu dan Tempat Penelitian ................................................................................................ 37

B. ........................................................................................................................... M

etode dan Desain Penelitian ............................................................................................... 37

C. ........................................................................................................................... P

opulasi dan Sample ............................................................................................................ 38

D. ........................................................................................................................... T

eknik Pengumpulan Data ................................................................................................... 39

E. ........................................................................................................................... I

nstrumen Penelitian ............................................................................................................ 39

F. ........................................................................................................................... U

ji Coba Instrumen ............................................................................................................... 41

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

vii

1. ........................................................................................................................... V

aliditas Instrumen .............................................................................................................. 41

2. ........................................................................................................................... R

ealibilitas Instrumen .......................................................................................................... 42

3. ........................................................................................................................... A

nalisis Daya Pembeda ....................................................................................................... 43

4. ........................................................................................................................... A

nalisis Tingkat Kesukaran ................................................................................................. 44

G. ........................................................................................................................... T

eknik Analisis Data ............................................................................................................ 46

H. ........................................................................................................................... H

ipotesis Statistik ................................................................................................................. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ........................................................................................................................... D

eskripsi Data ....................................................................................................................... 49

B. ........................................................................................................................... D

ata Hasil Penelitian Matematika Siswa .............................................................................. 49

1. ........................................................................................................................... D

ata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ...................................... 49

2. ........................................................................................................................... D

ata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ............................................ 52

3. ........................................................................................................................... P

erbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ..................................................... 55

C. ........................................................................................................................... P

engujian Persyaratan Analisis ............................................................................................ 56

1. ........................................................................................................................... U

ji Normalitas ...................................................................................................................... 57

2. ........................................................................................................................... U

ji Homogenitas .................................................................................................................. 58

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

viii

3. ........................................................................................................................... U

ji T-Test ............................................................................................................................. 59

D. ........................................................................................................................... P

embahasan Hasil Penelitian ............................................................................................... 60

1. ........................................................................................................................... I

ndikator Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................................................. 60

2. ........................................................................................................................... L

evel Berpikir Kreatif ......................................................................................................... 66

3. ........................................................................................................................... P

roses Problem Solving ....................................................................................................... 69

4. ........................................................................................................................... T

emuan Penelitian ............................................................................................................... 78

E. ........................................................................................................................... K

eterbatasan Penelitian ......................................................................................................... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 80

B. Saran .................................................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 81

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1, Hubungan Kretivitas dalam Pemecahan Masalah ............................................... 15

Tabel 2.2, Metode Problem Solving ..................................................................................... 28

Tabel 3.1, Desain Quasi Eksperimen .................................................................................... 37

Tabel 3.2, Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ................................... 40

Tabel 3.3, Interpretasi Koefisien Validitas ........................................................................... 41

Tabel 3.4, Interpretasi Uji Validitas Tes Berpikir Kreatif Matematis .................................. 42

Tabel 3.5, Kriteria Derajat Guilford ..................................................................................... 43

Tabel 3.6, Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................................... 43

Tabel 3.7, Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................................................. 44

Tabel 3.8, Daya Pembeda Berpikir Kreatif Matematis ......................................................... 44

Tabel 3.9, Tingkat Kesukaran Butir Soal Berpikir Kreatif ................................................... 45

Tabel 3.10, Hasil Rekapitulas Instrumen Tes ....................................................................... 45

Tabel 4.1, Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................................... 50

Tabel 4.2, Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas

Eksperimen ......................................................................................................... 51

Tabel 4.3, Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Kontrol ......................................... 53

Tabel 4.4, Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.5, Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................... 56

Tabel 4.6, Uji Normalitas Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 57

Tabel 4.7, Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................ 58

Tabel 4.8, Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 59

Tabel 4.9, Perbandingan Nilai Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ................................................................................................. 66

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

x

Tabel 4.10, Jumlah Siswa Menjawab Soal Berdasarkan Kriteria Penilaian Indikator

Berpikir Kreatif ......................................................................................................... 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Kelas Eksperimen .............................................................. 51

Gambar 4.2 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Kelas Kontrol ..................................................................... 54

Gambar 4.3 (a) Hasil Jawaban Kelas Eksperimen No. 1 ...................................................... 60

Gambar 4.3 (b) Hasil Jawaban Kelas Kontrol No. 1 ............................................................ 61

Gambar 4.4 Hasil Jawaban Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) No. 3 .................. 62

Gambar 4.5 Hasil Jawaban Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) No. 4 .................. 64

Gambar 4.6 Jenis Lembar Kerja ........................................................................................... 69

Gambar 4.7 Hasil Pembentukan Konsep Siswa .................................................................... 70

Gambar 4.8 (a) Tahap Understanding Problem ................................................................... 71

Gambar 4.8 (b) Tahap Understanding Problem ................................................................... 72

Gambar 4.9 Tahap Devising Plan ......................................................................................... 72

Gambar 4.10 Tahap Carry Out Plan .................................................................................... 72

Gambar 4.11 Tahap Looking Back ....................................................................................... 73

Gambar 4.12 Hasil Tangram Kelompok Kelas Eksperimen ................................................. 75

Gambar 4.13 Hasil Tangram Individu .................................................................................. 76

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1, RPP Kelas Eksperimen ..................................................................................... 86

Lampiran 2, RPP Kelas Kontrol ........................................................................................... 103

Lampiran 3, Lembar Kerja Siswa (LKS) – Validitas ........................................................... 118

Lampiran 4, Kisi-Kisi Soal ................................................................................................... 120

Lampiran 5, Reliabilitas ....................................................................................................... 126

Lampiran 6, Kelompok Unggul dan Rendah ........................................................................ 127

Lampiran 7, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran ........................................................... 128

Lampiran 8, Korelasi Skor Butir dengan Skor Total ............................................................ 129

Lampiran 9, Rekap Analisis Butir ........................................................................................ 130

Lampiran 10, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ...................................................................... 131

Lampiran 11, Lembar Kerja Siswa (LKS) – Posttest ........................................................... 150

Lampiran 12, Pedoman Penskoran ....................................................................................... 151

Lampiran 13, Validitas dan Normalitas Kelas Eksperimen .................................................. 154

Lampiran 14, Validitas dan Normalitas Kelas Kontrol ........................................................ 155

Lampiran 15, Homogenitas ................................................................................................... 156

Lampiran 16, Uji T-test ........................................................................................................ 157

Lampiran 17, Hasil LAS 3 .................................................................................................... 158

Lampiran 18, Hasil LAS 4 .................................................................................................... 162

Lampiran 19, Hasil Posttest Unggul ..................................................................................... 165

Lampiran 20, Hasil Posttest Rendah ..................................................................................... 167

Lampiran 21, Hasil Wawancara ............................................................................................ 169

Lampiran 22, Surat Bimbingan Skripsi ................................................................................ 173

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

xii

Lampiran 23, Lembar Keterangan Penelitian ....................................................................... 174

Lampiran 24, Uji Referensi .................................................................................................. 175

Lampiran 25, Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 181

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari bagaimana perkembangan

pendidikan anak bangsa itu. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

profesional. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah upaya

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan

segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.1

Dalam proses pembelajaran siswa diajak untuk berpikir. Matematika

merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-

hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembagan ilmu

pengetahuan dan teknologi.2

Tujuan mempelajari matematika yaitu melatih dan menumbuhkan cara

berpikir secara sistematis, logis, kreatif, kritis dan konsisten. Serta mengembangkan

sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.3 Hal ini didukung dalam

Pertaturan Pemerintah Republik Indonesia No.10 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP) yang di dalamnya menjelaskan Standar Kompetensi

Lulusan sebagai berikut:

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2011),

h.1.

2 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013),

h.185. 3 Muiz Lidinillah, Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, 2006, h.1.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

2

1. Mencari dan menerapkan informasi secara logis, kritis dan kreatif.

2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kreatif dan kritis.

3. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tersebut terlihat bahwa

kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu point penting dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika di sekolah.

Menurut Cornelius, terdapat lima alasan perlunya belajar matematika bahwa

“Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan

dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan sarana

untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.4

Berpikir kreatif erat kaitannya dengan definisi yang dikemukakan oleh

Guilford yang disebut dengan istilah "berpikir divergen". Berpikir divergen yang

dimaksud oleh Guilford di sini adalah sebuah proses penciptaan banyak ide tentang

sebuah topik tertentu di dalam waktu yang singkat. Berpikir divergen ini pada

dasarnya spontan atau mengalir bebas di mana ide-ide tersebut terbentuk dalam

bentuk yang tidak teratur.5

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada

kuantitas, ketepat gunaan, dan keragaman jawaban.6 Sedangkan kemampuan

berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan untuk menghasilkan solusi

bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang terbuka.7

Pada pembelajaran matematika berpikir kreatif matematis bukan hanya

menghasilkan sebuah produk, melainkan menghasilkan pola pikir yang berbeda

4 Nita Harrisah, “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SD yang Memperoleh Pembelajaran

Model LAPS-H”, Antologi UPI, 2016, h. 3.

5 Ahmad Susanto, Op.cit., h. 110.

6 Abdul Aziz Saefudin, “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia”, Al-Bidayah vol. 4 No. 1,

Juni 2012. h. 41 7 Ali Mahmudi, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis”, Konferensi Nasional

Matematika XV, Manado, 2010, h. 3.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

3

terhadap suatu permasalahan yang diberikan. Berpikir kreatif lebih kaya daripada

berpikir kritis. Berpikir kritis dapat menjawab persoalan atau kondisi yang

dihadapinya, sedangkan berpikir kreatif mampu memperkaya cara berpikir dengan

alternatif yang beragam. Menghasilkan sesuatu yang beragam merupakan salah satu

ciri kemampuan berpikir kreatif yang selanjutnya disebut dengan kefasihan

(fluency). Di samping itu hal lain yang mencirikan kemampuan berpikir kreatif

adalah fleksibilitas dan kebaruan. Fleksibilitas sendiri mengacu pada kemampuan

peserta didik memberikan solusi dengan berbagai cara yang berbeda. Sedangkan

kebaruan mengacu pada kemampuan peserta didik memberikan solusi yang benar

dengan cara yang berbeda-beda atau memberikan solusi yang tidak biasa dilakukan

oleh individu pada tahap perkembangan mereka.8

Kenyataannya, dari hasil observasi pembelajaran matematika pada tanggal

10 Oktober 2016 di Sekolah Dasar Islam As-Syukro Universal Ciputat tahun ajaran

2016-2017, menguraikan kemungkinan penyebab kelemahan siswa dan

pembelajaran matematika di sekolah tersebut, antara lain: (1) selama ini dalam

pembelajaran guru mengajarkan pemecahan masalah tidak melatih secara khusus

bagaimana memahami informasi masalah; (2) guru mengajarkan dengan memberi

contoh soal dan meyelesaikannya secara langsung, serta tidak memberikan

kesempatan siswa memberikan ide atau representasinya; (3) pola pengajaran selama

ini masih memberikan tahapan informasi tentang materi-materi, sehingga

pembelajaran bersifat teacher centered; (4) soal latihan yang diberikan oleh guru

diambil dari buku paket atau soal yang bersifat masalah rutin (routine problem); dan

(5) dalam pembelajarannya tidak menggunakan metode khusus, yang dapat

mendorong keterampilan berpikir kreatif matematis siswa untuk menemukan

jawaban dari permasalahan yang diberikan.

Pembelajaran yang demikian kurang memperhatikan adanya ruang bagi

siswa untuk berimajinasi dan berkreasi menunjukkan kemampuan siswa, sehingga

pembelajaran tidak lagi diarahkan kepada hal-hal penanaman kreativitas siswa.

8 Tatag Yuli Eko Siswono, “Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir kreatif

Siswa dalam Matematika”, Jurusan Matematika FMIPA, UNS, h.2-3

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

4

Padahal inti dari sebuah pembelajaran ialah menjadikan manusia-manusia yang

cerdas, humanis, terutama memperhatikan kreativitas siswa yang mana kreativitas

merupakan kecakapan yang menjadi modal awal siswa agar mampu menghadapi

tantangan masa depan yang jauh lebih kompetitif9.

Lebih lanjut, setelah dilakukan wawancara yang dilakukan dengan guru

mata pelajaran matematika pada akhir pengamatan pada tanggal 17 Oktober 2016,

diperoleh keterangan bahwa guru belum pernah melaksanakan evaluasi khusus

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan prapenelitian, diperoleh beberapa hal yang menyebabkan

rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, antara lain: (1) hasil

belajar siswa rendah, hal ini dilihat dari hasil belajar matematika sebagian besar

siswa masih belum mencapai KKM; (2) siswa menganggap matematika itu sulit; (3)

terbiasa menghafalkan prosedur menyelesaikan masalah seperti yang dicontohkan

oleh guru atau yang sudah ada pada contoh buku paket.

Masalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa juga sejalan dengan

hasil beberapa peneliti sebelumnya. Menurut Ayan yang menandaskan bahwa hasil

riset menunjukkan kreativitas mulai hilang pada masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Salah satu kajiannya telah mencermati kemampuan individu dalam

memunculkan ide orisinal. Nilai perbandingan jawaban "orisinal" (unik)

dan"standar" (biasa) yang dihasilkan adalah sebagai berikut: pada usia ± 5 tahun

sebesar 90% orisinal, usia 7 tahun sebesar 20% orisinal dan orang dewasa sebesar

2% orisinal.10

Hasil penelitian Fardah menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif

siswa masih tergolong rendah, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa

9 Priyono, “Menuju Pendidikan Demokratis – Humanistik”, artikel Kompas Sabtu 23 Juli 2005,

“www. Kompasiana.com”

10

Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak,

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 36.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

5

dengan kemampuan berpikir kreatif kategori tinggi sebanyak 20% dari jumlah

siswa, kategori sedang 33,33%, dan kategori rendah sebanyak 46,67%.11

Berdasarkan hasil nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Cintaasih 002 diperoleh nilai rata-rata nilai

berpikir kreatif matematis siswa yaitu sebesar 45,8 sedangkan pada Sekolah Dasar

Negeri (SDN) Cibiru 06 diperoleh nilai rata-rata nilai berpikir kreatif matematis

sebesar 45,6.12

Berdasarkan gejala yang dipaparkan, peneliti mencoba membuat solusi

alternatif, yaitu menggunakan metode problem solving. Dengan menggunakan

metode problem solving atau pemecahan masalah dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan

permasalahan pada matematika.

Hal yang terpenting dalam pemecahan masalah adalah memahami masalah

yang akan diselesaikan, mengetahui hal yang diketahui, dan mengetahui masalah

yang akan harus dipecahkan13

. Dalam pemecahan masalah matematika, diperlukan

pemikiran dan gagasan yang kreatif dalam membuat (merumuskan) dan

menyelesaikan permasalahan pada matematika serta menafsirkan solusi dari

masalah tersebut. Pemikiran dan gagasan yang kreatif tersebut akan muncul dan

berkembang jika proses pembelajaran matematika di dalam kelas menggunakan

metode pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemui, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimakah pengaruh metode problem

solving siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh sebab itu, peneliti

akan melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Metode Problem Solving

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pada Materi Luas

Bangun Datar"

11

Puspa Riani, “Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian

Belajar Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional di SMPN 4

Padangsidimpuan”, Jurnal Pendidikan Matematika Paradigma, Vol. 8 No. 3, 2015. h. 4. 12

Nita Harrisah, Op.cit., h. 7. 13

Abdul Aziz, Op.cit., h. 41.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

6

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah permasalahan di atas, maka identifikasi

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika.

2. Soal yang digunakan oleh guru menggunakan soal yang berbentuk routine

problem.

3. Penggunaan metode pembelajaran pada pembelajaran matematika yang kurang

membantu siswa untuk menjadi aktif dalam memecahkan masalah.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan indetifikasi masalah, maka peneliti

membatasi masalah pada materi luas bangun datar sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode problem solving oleh Polya.

2. Materi pembelajaran matematika yang akan diteliti yaitu pengukuran luas pada

bangun datar.

3. Penggunaan metode problem solving oleh Polya dalam pembelajaran

matematika pada materi pengukuran bangun datar kelas V SD.

4. Penelitian menggunakan teori dan indikator berpikir kreatif Silver, yang terdiri

dari fluency, flexibility, dan novelty.

D. PERUMUSAN MASALAH

Agar penelitian ini terarah sesuai dengan yang diharapakan maka peneliti

merumuskan masalah tersebut sebagai berikut, bagaimanakah pengaruh metode

problem solving terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa?

E. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penulisan memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

(problem solving).

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

7

2. Siswa memiliki berbagai pemecahan masalah (berpikir kreatif) terhadap suatu

permasalahan yang dihadapinya.

3. Membantu siswa dalam meningkatkan berpikir kreatif matematis pada materi

pembelajaran geometri datar.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penulisan skripsi ini yaitu:

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan, memahami dan menganalisis cara

berpikir kreatif matematis siswa dengan metode problem solving.

2. Bagi Guru

Guru dapat menambah pengetahuan, wawasan, meningkatkan kreativitas

dalam pembelajaran, sebagai sumber acuan dalam mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa dengan metode problem solving dan sebagai

alternatif atau bahan informasi mengenai metode problem solving.

3. Bagi Sekolah

Menjadi acuan dalam perbaikan pengajaran guru di kelas sehingga mampu

meningkatkan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan metode

problem solving pada pembelajaran matematika luas bangun datar.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

8

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BEPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Berpikir Kreatif

a. Definisi Berpikir Kreatif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menyebabkan

masyarakat harus cepat tanggap dalam menghadapi cepatnya arus perubahan dalam

era global ini. Tujuan terhadap cara berpikir pun bukan hanya pada batas logis dan

sistematis semata, tetapi sampai berpikir tingkat tinggi (kritis dan kreatif). Menurut

Peter Reason berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari

sekedar mengingat dan memahami. Berpikir menyebabkan seseorang harus

bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir

seseorang untuk menemukan solusi yang baik dari suatu persoalan yang dihadapi.1

Kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari

pembawaan dan latihan.2

Menurut Suryadi, berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental manusia yang

berfungsi untuk memformulasikan masalah, membuat keputusan, serta mencari

pemahaman. Melalui berpikir manusia mampu memperoleh pemahaman tentang

setiap hal yang dialaminya. Menurut Costa, berpikir pada umumnya dianggap suatu

proses kognitif, suatu tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan.3 Dalam

memproses belajar mengajar, kemampuan berpikir dapat dikembangkan dengan

memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah.

Sama halnya dengan Resnick yang mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,

2008), h. 230.

2 S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT

Gramedia, 1999), h. 17.

3 Supardi U.S. Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika, Universitas

Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif 2(3): 248-262, ISSN: 2088-351X, h. 254.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

9

proses yang melibatkan operasi mental seperti klasifikasi, induksi, deduksi, dan

penalaran.4 Menurutnya, berpikir merupakan proses yang kompleks dan non

algortimik dimulai dengan pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan

penarikan kesimpulan.

Ciri-ciri yang utama dari berpikir adalah abstarksi. Abstraksi dalam hal ini

berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian,

dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Dengan demikian

dalam arti luas kita dapat mengatakan bahwa berpikir adalah bergaul dengan

abstraksi-abstraksi. Menurut Purwanto dalam arti sempit berpikir adalah meletakkan

atau mencari hubungan/pertalian antara abstraksi-abstraksi.5

Dalam pemecahan masalah, digunakan proses berpikir untuk memecahkan

kesulitan yang telah dikenal atau didefnisikan. Menurut Purwadhi mengatakan

bahwa dalam pembuatan keputusan, proses dasar berpikir digunakan untuk memilih

cara yang terbaik di antara beberapa pilihan. Dalam berpikir kreatif, proses dasar

berpikir digunakan untuk penemuan hal-hal baru, karya seni, gagasan-gagasan yang

konstruktif yang berkaitan dengan persepsi atau konsep, yang menekankan aspek

intuisi maupun rasional dalam berpikir.

Berpikir pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses kognisi yang

pemrosesan informasi berlangsung selama munculnya stimulus sampai dengan

munculnya respon. Pada definisi yang berbeda berpikir sebagai keterampilan

sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dan pengalaman.6

Menurut Dedi dalam Efendi, “kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda.

Sedemikian beragam definisi itu, sehingga pengertian kreativitas bergantung pada

bagaimana orang mendefinisikannya – 'creativity is a matter definition'. Tidak ada

satu definisi pun yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang

kreativitas." Dengan demikian, menurut Ruth Richard seorang psikiater dari

4 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), h. 37.

5 Supardi U.S. Op.cit.

6 Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de Bono, (Bandung: Kaifa, 2007), h. 24.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

10

Harvard Medical School dan Mclean di Hos Belmont, Massachussetts mengatakan

bahwa semua orang dan lapangan mempunyai potensi kreatif. 7

Memahami konsep kreativitas dapat diawali dari memahami arti kamusnya.

Menurut National Advisory Committee on Creative and Cultural Education

(NACCCE) mendefiniskan kreativitas sebagai kegiatan imaginative untuk

menghasilkan karya yang original dan bernilai.8

Menurut De Portter dan Hernackie, kreativitas merupakan kemampuan untuk

membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada

untuk membuat pemecahan masalah baru. Orang yang kreatif menggunakan semua

yang dimilkinya dan membuat lompatan yang memungkinkan mereka, memandang

segala sesuatu dengan cara yang baru.9

Menurut Solso, kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan

suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi

pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut kegunaannya). Berdasarkan

definisi tersebut, berarti proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat saja (meskipun sebagian besar orang yang kreatif hampir

selalu menghasilkan penemuan, tulisan maupun teori yang bermanfaat).10

Menurut Hurlock dalam Susanto, mengemukakan kreativitas secara umum

sebagai paham yang secara luas meliputi gaya kognitif, kategori-kategori pekerjaan,

dan jenis-jenis hasil karya. Selanjutnya, Cropley mengemukakan paling sedikit ada

dua cara dalam mengemukakan istilah kreativitas. Pertama, kreativitas yang

mengacu pada jenis tertentu berpikir atau fungsi mental, jenis ini sering disebut

berpikir divergen. Kedua, kreativitas dipandang sebagai pembuatan produk-produk

yang dianggap kreatif seperti karya seni, arsitektur, atau musik. Untuk pembelajaran

sekolah Corpley mengambil istilah kreativitas yang pertama, dan mengadaptasi

7Agus Efedi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 (Kritis MI, EI, SQ, AW & Seuccessful Intelligence Atas

IQ), (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 258. 8 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematik Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran

Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 56 .

9 Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: LIC, 2014), h. 320-321.

10

Robert L. Solso, Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 444 – 445.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

11

pendirian ini bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memperoleh ide-ide

khususnya yang asli, bersifat penemuan, dan baru.11

Torrance, Getzels, Jackson, dan Yamamoto dalam Munandar, berdasarkan

studinya masing-masing pada kesimpulan yang sama, yaitu bahwa kelompok siswa

yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari kelompok

siswa yang intelegensinya relatif lebih tinggi.12

Menurut Mednick yang memandang kreativitas sebagai proses yang kreatif. Ia

mendefinisikan kreativitas sebagai berikut, “creativity is the forming associative

elements into new combination which either meet specified requirements or are in

some ways useful. The more mutually remote the elements of their new combination

the more creative the process of solution”. Treefinger mengatakan bahwa pribadi

yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta

produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan

mempertimbangkan masalah yang memungkinkan timbul dan implikasinya.13

Berpikir, memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru, adalah

kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu sama lain. Suatu masalah tidak

dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak masalah memerlukan cara pemecahan

yang baru, sedangkan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru

mencakup pemecahan masalah.14

Dengan kata lain, perlunya berpikir agar dapat

menggunakan informasi yang kita miliki sebaik-baiknya untuk melakukan sesuatu

yang kreatif, membuat rencana, memulai usaha, dan melakukan sesuatu yang baru.

Menurut Pehkonen, mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kombinasi antara

berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tapi masih dalam

kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek

pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang berguna

dalam menyelesaikan masalah. Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan sangat

11Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.

100.

12

S. C. Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 9.

13

Supardi, Op.cit., h. 255-256.

14

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

142.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

12

diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat penting. Jika salah

satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan terabaikan.

Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir

tidak dibawah kontrol dan tekanan. Munandar menjelaskan bahwa dimensi kognitif

dari kreativitas yaitu berpikir kreatif atau berpikir divergen mencakup kelancaran,

kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir.15

Menurut Torrance dalam Filsaime menganggap bahwa berpikir kreatif

merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran,

fleksibilitas, dan elaborasi. Dikatakan lebih lanjut bahwa berpikir kreatif merupakan

sebuah proses menjadi sensitif atau sadar terhadap masalah-masalah kekurangan,

dan celah-celah di dalam pengetahuan yang untuknya tidak ada solusi yang

dipelajari, membawa serta informasi yang ada dari gudang memori atau sumber-

sumber eksternal, mendefinisikan kesulitan atau mengidentifikasi unsur-unsur yang

hilang, mencari solusi-solusi, menduga, menciptakan alternatif-alternatif untuk

menyelesaikan masalah, menguji dan menguji kembali alternatif-alternatif tersebut,

menyempurnakannya dan akhirnya mengomunikasi-kan hasil-hasilnya.16

Definisi mengenai Torrace sangat dekat dengan definisi yang dikemukakan oleh

Guilford yang disebut dengan istilah "berpikir divergen". Berpikir divergen yang

dimaksud oleh Guilford disini ialah memberikan macam-macam kemungkinan

jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman

jumlah dan kesesuaian.17

Berpikir divergen ini terjadi secara spontan, dengan cara

yang mengalir bebas di mana ide-ide tersebut terbentuk dalam bentuk yang acak dan

tidak teratur. Berpikir divergen merupakan soal yang memiliki berbagai macam cara

penyelesaian masalah atau soal yang bersifat non-routine problem.

Krulik dan Rudnik menjelaskan, bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran

yang bersifat asli, reflektif dan menghasilkan suatu produk yang kompleks. Berpikir

tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan menentukan

15 Tomi Tridaya, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis

Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3, Vol.1 No.1, 2012, h. 23.

16

Ahmad Susanto, Op.cit., h. 109-110.

17

S. C. Munandar, Op.cit., h. 167.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

13

efektivitasnya, membuat keputusan serta menghasilkan produk yang baru.18

Menurutnya, tingkat berpikir seseorang dimulai dengan ingatan (recall) kemudian

penalaran (reasoning). Dalam penalaran dikategorikan berpikir dasar (basic

thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).

Berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan menghasilkan

produk yang baru dan komplek melalui mensintesis, membangun, dan menerapkan

ide-ide.19

Dari penjelasan di atas, berpikir kreatif memperhatikan berpikir logis maupun

intuitif untuk menghasilkan ide-ide. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir kreatif

menggunakan otak bagian kanan dan bagian kirinya dalam proses berpikir. Berpikir

kreatif bersifat asli, mengalir dengan bebas dan menghasilkan sesuatu yang baru

atau memperbarui. Jika seseorang berpikir logis terlalu banyak, maka ide-ide kreatif

akan terabaikan. Dengan demikian keseimbangan logika dan intuitif sangat penting

karena keduanya saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan.

b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Menurut Bishop seseorang memerlukan dua keterampilan dalam berpikir

matematis, yaitu berpikir kreatif yang sering diidentikkan dengan intuisi, dan

kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengan kemampuan logis.20

Menurut Krutetski mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis

sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan

fleksibel. Menurut Livne, berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan

untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru dalam pemecahan

masalah.21

Kritetski mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai

kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel.

Holland mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu

18 Tatag Eko Yuli Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Unesa University Press, 2008), h. 21.

19

Ibid., h. 28-31. 20

Ali Mahmudi, Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif, disampaikan pada konferensi Nasional

Matematika XIV, UNSRI Palembang, 24-27 Juli 2008, h. 6. 21

Eli Yuliana, “Pengembangan Soal Open Ended Pada Pembelajaran Matematika Untuk

Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Matematka (SNAPTIKA), Palembang, 16 Mei 2015, h.167.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

14

kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi, dan sesitivitas. Menurut Livne, berpikir

kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi yang

bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka.22

Dari pendapat para tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif

matematis adalah aktivitas mental yang disadari secara logis dan divergen untuk

menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang bersifat baru dalam permasalahan

matematika.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Guilford yang mengemukakan cara

berpikir divergen. Berpikir divergen yaitu kemampuan individu dalam mencari

berbagai alternatif dan berbagai macam jawaban atas suatu persoalan. Dari pendapat

Guilford tersebut menunjukkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dalam

bentuk mencari berbagai alternatif solusi dalam suatu permasalahan.

Sehingga pada pembelajaran matematika kreativitas tersebut tertuang dalam

bentuk suatu proses, yaitu proses berpikir kreatif. Berpikir kreatif ini menekankan

pada pemikiran atau cara berpikir siswa dalam mengerjakan suatu persoalan dan

pada pembelajaran matematika berpikir kreatif tersebut terkait dengan pemecahan

masalah yang dihadapi siswa.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

matematika, perlu dilaksanakan pembelajaran yang memberi kesempatan pada

siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Salah satu

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya adalah dengan pembelajaran

berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah membiasakan siswa untuk

berpikir secara divergen. Dengan adanya masalah menuntut siswa untuk

mengembangkan pola pikirnya dalam memecahkan masalah tersebut. Disamping

itu, salah satu tujuan siswa dilatih menyelesaikan masalah dengan menggunakan

pemecahan masalah (problem solving) salah satunya adalah untuk meningkatkan

22

Ali Mahmudi, “Makalah Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XV”, UNIMA, Manado,

2010, h. 3.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

15

motivasi dan menumbuhkan berpikir kreatif.23

Dengan menggunakan metode

problem solving, metode ini akan membantu siswa dalam memahami setiap

permasalahan dalam berpikir kreatif matematis dan cara menyelesaikan persoalan.

Menurut Silver hubungan kreativitas dalam pemecahan masalah dapat

diperhatikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hubungan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah

No Komponen Kreativitas Pemecahan Masalah

1 Fluency (Kefasihan) Siswa menyelesaikan masalah dengan

bermacam-macam solusi dan jawaban

2 Flexibility (Fleksibilitas)

Siswa menyelesaikan dengan satu cara lalu

dengan cara lain

Siswa mendiskusikan berbagai metode

penyelesaian

3 Novelty (Kebaruan)

Siswa memeriksa jawaban dengan berbagai

metode penyelesaian dan kemudian

membuat metode yang baru yang berbeda

Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan pemecahan masalah akan

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Karena

hal yang terpenting dalam pemecahan masalah adalah memahami masalah yang

akan diselesaikan, mengetahui hal yang diketahui, dan mengetahui masalah yang

akan harus dipecahkan. Siswa akan lebih mudah dalam pemecahan masalah jika

siswa terbiasa menyelesaikan masalah berbagai masalah. Begitu juga dengan

berpikir kreatif, dalam berpikir kreatif matematis siswa di tuntut untuk menjawab

dengan berbagai macam jawaban secara logis dan benar.

Kreativitas manusia dalam menyelesaikan masalah berbeda-beda tergantung

dari pengetahuan dan sudut pandang mereka masing-masing, maka kreativitas

dalam memecahkan masalah matematika yang bersifat terbuka, akan memiliki

23

Tomi Tridaya, Op.cit., h.22

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

16

jawaban yang berbeda-beda tergantung dari pengetahuan dan kemampuan masing-

masing siswa.

Dalam pembelajaran matematika, selayaknya kemampuan berpikir kreatif siswa

dapat dikembangkan, terutama pembelajaran yang berbasis pada pemecahan

masalah matematika. Guru juga perlu menggunakan metode pembelajaran yang

sesuai dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Berpikir Kreatif Geometri Datar

Geometri datar atau bangun datar hampir ada di setiap jenjang kelas mulai dari

kelas 3 hingga kelas 6. Banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan

materi ini. Pengenalan berbagai bentuk bangun datar bukan merupakan topik yang

terlalu sulit untuk diajarkan. Hanya saja, selama ini guru sering kali kurang

memerhatikan batasan-batasan sejauh mana materi yang perlu di berikan kepada

siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan, seringkali siswa sekolah dasar sudah

diberikan definisi yang sebenarnya tidak perlu, seperti definisi sudut siku-siku, ciri-

ciri spesifik bentuk bangun datar tersebut, dan sebagainya.

Luas dan keliling bangun datar merupakan topik yang penting dan harus

dipelajari oleh siswa. Siswa sering mengalami kesulitan karena siswa hanya

menghapal rumus saja. Hal terpenting yang harus dilakukan siswa ialah menguasai

konsep bangun datar tersebut. Ketika siswa telah memahami konsep luas bangun

datar maka siswa akan menerapkan dalam menyelesaikan luas bangun datar dan

keliling. Luas ialah sesuatu yang menyatakan besarnya daerah lengkungan (kurva)

tertutup sederhana, daerahnya ialah kurva tertutup sederhana digabung dengan

bagian dalamnya. Sedangkan dalam Ensiklopedia matematika dijelaskan bahwa

yang dimaksud dengan luas daerah ialah luas suatu bangun tertutup ialah ukuran

daerah datarnya.24

Berpikir kreatif matematis pada geometri datar dapat dikembangkan oleh guru

saat memberikan suatu permasalahan yang ada. Saat pemberian suatu masalah

(soal) akan mempengaruhi siswa dalam menjawab suatu persoalan tersebut.

24 ST. Negroho dan B, Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 1999),

h.185.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

17

Sehingga dalam pembuatan soal, penting bagi guru untuk memperhatikan dan

mengembangkan soal yang akan menumbuhkan sikap berpikir kreatif siswa.

Pada materi geometri datar banyak ditemukan soal yang kurang meningkatkan

cara berpikir kreatif matematis siswa. Seperti contoh sederhana pada buku BSE

kelas 4 mengenai luas dan keliling bangun datar pada segitiga, dengan contoh soal

sebagai berikut:

Tentukan luas segitiga ABC berikut:

Soal di atas merupakan salah satu soal yang ada di dalam buku sekolah

elektronik pelajaran matematika. Dari soal di atas yang ditanyakan yaitu luas dari

sebuah bangun segitiga sama sisi, dengan panjang sisi nya yaitu 6 cm, dan tinggi 8

cm, siswa diminta untuk menghitung hasil luas dari bangun segitiga tersebut.

Dengan soal seperti itu siswa akan langsung menemukan jawabannya dengan

menggunakan rumus yang ada. Hal tersebut kurang dapat melatih sikap berpikir

kreatif siswa, dan dari soal tersebut peneliti dapat memahami tujuan dari soal

tersebut yaitu hanya untuk pemahaman terhadap materi pembelajaran. Jika siswa

dihadapkan soal yang berbeda dengan pemecahan soal yang berbeda, siswa dapat

mengalami kesulitan, karena belum berkembangnya pola berpikir kreatif siswa.

Di lain sisi, banyak guru dan penelitian yang sudah mulai memikirkan untuk

mengembangkan sikap berpikir kreatif siswa tersebut. Penting sekali untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa yang diajarkan untuk

berpikir kreatif ini akan mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan

suatu permasalahan.

6 Cm

8 Cm

L =1

2 x a x t

L = 1

2x 6 cm x 8 cm = 24 cm 2

Jawab :

Jadi, luas segitiga di samping

adalah 24 cm2

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

18

Menurut Khoiri soal berpikir kreatif matematis bangun datar sebagai berikut:25

a. Pak Tono mempunyai sebidang tanah berbentuk gambar

disamping. Pak Tono ingin menjual tanah tersebut

dengan harga Rp. 750.000/m2. Berapakah uang yang

diperoleh pak Tono apabila tanah itu terjual?

Jawab:

Cara 1:

L Persegi panjang = p x l = 5 m x 12 m =

60 m2

L Segitiga =

2 x a x t =

2 x 3 x 5 = 7,5 m

2

Sehingga, luas tanahnya yaitu = 60 m2 + 7,5 m

2 = 67,5 m

2

Uang yang didapat = Luas tanah x harga tanah

= 67,5 m2 x Rp. 750.000/m

= Rp. 50.625.000

Cara 2:

L Trapesium = 1 2⁄ x m a a a x t

= 1 2⁄ x (15m 12m) x 5 = 67 5m2

Uang yang diperoleh = 67,5 m2 x Rp. 750.000/m = Rp. 50.625.000

Jadi uang yang diperoleh pak Tono dari hasil penjualan tanahnya adalah Rp.

50.625.000

Soal di atas merupakan salah satu soal berpikir kreatif yang menunjukkan siswa

mampu menjawab dengan berbagai macam cara, baik cara pertama maupun kedua.

Soal di atas menunjukkan indikator berpikir kreatif flexibility, siswa dapat

menjawab dengan berbagai macam/langkah penyelesaian masalah.

25

W. Khoiri, “Problem Based Learning Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”, UJME 2 (1), Juruan Matematika FMIPA UNNES,

2013, h. 117.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

19

b. Sebuah taman berbentuk segitiga sama kaki dengan

panjang sisi yang sama adalah 13m, dan panjang sisi

yang berbeda adalah 10m. Jika taman tersebut ingin

ditanami rumput dengan biaya Rp. 60.000/m2.

Hitung keseluruhan biaya yang dibutuhkan !

Jawab:

Pada segitiga sama kaki garis tingginya juga

merupakan garis berat. Sehingga AD = DC = 5 m

BD2 = BC

2 - CD

2

BD2 = 13

2 - 5

2

BD2 = 169 - 25

BD2 = 144

BD = 12 m

Luas segitiga yaitu =

2 x 1 x 12 = 6 m2

Biaya yang dibutuhkan yaitu = Luas taman x biaya

= 60m2 x Rp. 60.000 = Rp. 3.600.000,-

Pada bangun datar yang lebih sederhananya yaitu persegi dan persegi panjang,

banyak soal yang meminta siswa untuk menentukan luas dan keliling dengan satu

jawaban saja, misalnya:

Tentukan luas dan keliling persegi panjang dengan panjang 15 cm dan lebar 8

cm.

Jawab :

Luas Persegi panjang = p x l = 15 cm x 8 cm = 120 cm2

Keliling P. Panjang = p + l + p + l = 15 cm + 8 cm + 15 cm + 8 cm = 46 cm

Arfiana memaparkan contoh soal berpikir kreatif matematis, materi luas dan

keliling bangun datar persegi panjang dengan menggunakan pohon matematika

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

20

dengan acuan indikator berpikir kreatif oleh Silver yang terdiri dari, fluency,

flexible, dan novelty sebagai berikut26

.

Pohon matematika adalah pohon luas persegi panjang, bisa dibuat dahan

(stimulus), yaitu menentukan ukuran persegi panjang yang luasnya 60 cm2, siswa

diminta untuk mencari sebanyak-banyaknya daun yang berupa gambar persegi

panjang yang luasnya 60 cm2 seperti gambar di atas. Jika dahan berisi jawaban,

maka siswa mengkonstruksi soal di daunnya. Dalam tugas ini kemampuan yang

dituntut dari siswa tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah tetapi juga harus

mengkonstruksi masalah. Dengan demikian pengetahuan siswa tentang prosedur

penyelesaian masalah tidak cukup untuk membangun pohon matematika. Siswa

harus mampu mengaitkan berbagai konsep sehingga menjadi bahan untuk

membangun daun dari pohon matematika.

Contoh lain yang di paparkan oleh Afriana pohon matematika keliling persegi

panjang. Bisa dibuat dahan sebagai stimulus yaitu “sebuah informasi mengenai

kebun yang berbentuk persegi panjang dengan luas 120 m2”. Siswa diminta

membuat soal sebanyak-banyaknya beserta jawabannya berkaitan dengan informasi

26

Afriana Herawati, “Penerapan Pembelajaran Materi Bangun Datar Segitiga dan Segiempat Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII-5 SMP Negeri Balikpapan”, KNPM V

Himpunan Matematika Indonesia, UNM, Juni 2013, h. 505-506.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

21

yang diberikan. Adapun contoh pohon keliling persegi panjang disajikan gambar di

bawah ini:

Kedua soal Afriana dikerjakan secara berkelompok dan dari soal tersebut dapat

menunjukkan beberapa indikator yang dapat dicapai siswa, karena saat siswa

menjawab dengan cepat dan tepat maka siswa telah memenuhi indikator fluency,

jika siswa dengan menggunakan beberapa cara penyelesian maka siswa akan

memenuhi indikator flexible, dan jika siswa menjawab pertanyaan dengan sesuatu

yang baru atau yang berbeda maka siswa memenuhi kebaharuan (novelty).

Soal tersebut juga tidak hanya menekankan pada pemahaman materi siswa saja,

namun siswa juga diajak untuk berpikir secara lebih luas, bertukar informasi,

memecahkan masalah dari sisi yang berbeda untuk menemukan solusi/jawaban dari

permasalahan tersebut. Jika soal sederhana sebelumnya siswa hanya menemukan

satu jawaban dari soal yang ada, dan dapat menggunakan rumus secara langsung,

maka soal berpikir kreatif matematis ini siswa harus memiliki berbagai

macam/banyaknya jawaban dari suatu permasalahan yang ada. Artinya siswa harus

memahami soal yang ada kemudian mencari solusi permasalahan tersebut,

melakukan atau menerapkan solusi masalah tersebut dan meneliti/mengecek ulang

kembali solusi yang digunakan tepat atau tidak.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

22

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Berbagai pandangan tentang pengertian dan komponen kreativitas atau berpikir

kreatif, pada prinsipnya semua berpendapat sejalan tetapi pengungkapannya saja

yang berbeda-beda. Menurut Munandar untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa, diperlukan ketentuan penilaian. Munandar memberikan

uraian mengenai indikator kemampuan berpikir kreatif yang dijabarkan dari ciri-ciri

kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif dari dimensi

kognitif intelektual (aptitude) yaitu:27

(1) berpikir lancar (fluency), yaitu

menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran

lancar; (2) berpikir luwes (flexibility), yaitu menghasilkan gagasan yang beragam,

mampu mengubah cara pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda; (3)

berpikir orisinal (originality), yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari

yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang; dan (4) berpikir terperinci

(elaboration), yaitu mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan,

dan memperluas suatu gagasan.

Menurut Guilford berpikir kreatif memiliki empat komponen yaitu,

(1) fluency, is the ease of generating ideas or solving problems, (2)

flexibility, it’s features are generating ideas, answers, or questions varied;

able to see a problem from different point of view; seek alternatives or many

different directions; able to change the approach or way of thinking, (3)

originality, it’s features is able to generate unusual ideas, could produce a

new and unique expressions, thinking of unusual ways to express themselves,

be able to make an unusual combination of parts or elements, and (4)

elaboration, it’s features are able to enrich and develop an idea or product,

by adding or specifying the subject, idea, or situation more detail so that it

becomes more attractive.28

27 S.C. Utami Munandar, Op.cit., h. 135.

28

Nila, “Development Mathematical Creative Thinking Ability Problems On The Topics Of

Fractions For 7 Grade Student”, 1st Sea-DR Proceeding, ISBN: 978-602-17465-1-6, h.280.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

23

Silver memberikan indikator untuk menilai berpikir kreatif siswa yang mengacu

pada kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan melalui pemecahan masalah, sebagai

berikut:29

a. Siswa dikatakan fasih dalam memecahkan maslaah matematika, jika siswa

tersebut mampu menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam interpretasi,

metode penyelesaian atau jawaban masalah; kefasihan mengacu pada banyaknya

ide-ide yang dibuat dalam merespons sebuah perintah.

b. Siswa dikatakan fleksibilitas dalam memecahkan masalah matematika, jika

siswa tersebut mampu menyelesaikan masalah dalam satu cara, kemudian

dengan menggunakan cara lain siswa mendiskusikan sebagai metode

penyelesaian; fleksibiltas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika

merespons perintah.

c. Siswa dikatakan menemukan kebaruan dalam memecahkan masalah matematika

jika siswa tersebut mampu memeriksa beberapa metode penyelesaian atau

jawaban, kemudian membuat cara penyelesaian cara yang berbeda; kebaruan

merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespons perintah.

Lebih lanjut, Silver menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir

kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan "The Torrance Test of

Creative Thinking (TTCT)". Tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas

menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (novelty).

Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespons sebuah

perintah. Fleksibiltas tampak pada perubahan pendekatan ketika merespons

perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam mersepons perintah.

Alvini menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah berbagai cara melihat atau

melakukan sesuatu diklasifikasikan dalam empat komponen yaitu:30

29 Alimuddin, “Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Tugas-Tugas

Pemecahan Masalah”, Prosiding Seminar Nasional, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA,

Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009, M. 361.

30

Susiyati, “Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dalam Pemecahan Masalah”,

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung, Volume 1, 2014, ISSN:

2355-0473, h. 175.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

24

a. Kelancaran (fluency) membuat berbagai ide;

b. Kelenturan (flexibility) kelihaian memandang ke depan dengan mudah;

c. Keaslian (originality) menyusun sesuatu yang baru;

d. Elaborasi (elaboration) membangun sesuatu dari ide-ide lainnya.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas maka peneliti menggunakan indikator

berpikir kreatif menurut Silver, yang terbagi menjadi tiga indikator yaitu 1) fluency,

yang dapat diartikan sebagai kelancaran siswa dalam menyelesaikan masalah.

Kelancaran siswa ini dapat dilihat dari menjawab banyaknya masalah dalam

menyelesaikan masalah matematis biasanya masalah yang disajikan berupa masalah

non-rutin. 2) Flexibility, dapat diartikan sebagai keberagaman ide atau gagasan

siswa dalam menjawab masalah, keluwesan siswa dapat dilihat dari banyaknya

alternatif jawaban yang diberikannya, 3) Novelty, yang diartikan sebagai kebaruan

ide atau gagasan yang diberikan dalam menyelesaikan masalah yang disajikan.

Biasanya ide ini merupakan hal yang baru atau unik dan berbeda artinya ide tersebut

belum ditemukan sebelumnya.

2. Problem Solving

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-

metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah

memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara

rasional, lugas, dan tuntas.31

Beberapa riset mengemukakan bahwa pemecahan masalah

itu bagi otak sama seperti latihan aerobik bagi tubuh. Ia menciptakan eksplosi virtual

dari aktivitas, menyebabkan hubungan-hubungan terbentuk, neurotransmitter

diaktifkan, dan aliran darah meningkat.32

Sehingga pemecahan masalah tersebut

berkaitan dengan pengalaman siswa, dari pengalaman tersebut akan membantu siswa

dalam memecahkan masalah yang serupa maupun yang lebih tinggi dengan cara yang

berbeda.

31

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2011), h. 121. 32

Eric Jensen, Pembelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru, (Jakarta: PT. Indeks,

2011), h. 201.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

25

Pada permulaan dekade 1980-an, National Council of Teachers of Mathematics

(NCTM) menerbitkan sebuah dokumen berjudul An Agenda for Action:

Recomendations for School Mathematics of 1980s. Dokumen ini dirancang sebagai

acuan untuk perubahan pengajaran matematika. Rekomendasi pertamanya yang

mendapatkan perhatian dan sambutan yang luas yaitu pemecahan masalah harus

menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah. Pemecahan masalah telah menjadi

topik utama dari buku teks matematika yang baru.33

Pada dasarnya tujuan akhir

pembelajaran matematika ini dapat menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan

dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak dalam

bermasyarakat.

Memiliki keterampilan memecahkan masalah perlu dilatihkan sejak dini, agar siswa

SD memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah tersebut perlu dilatih

mengembangkan pemecahan masalah sejak awal masuk sekolah terutama pemecahan

masalah yang berkaitan dengan matematika.34

Selain itu menurut NCTM, memaparkan prinsip pembelajaran yaitu para siswa

harus belajar matematika dengan pemehaman, secara aktif membangun pengetahuan

baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.35

Adapun standar pemecahan soal

menurut NCTM yaitu semua siswa harus membangun pengetahuan matematika baru

melalui pemecahan soal.36

Biasanya masalah muncul pada saat/situasi yang tidak diharapkan atau muncul

karena akibat-akibat melakukan susatu pekerjaan, atau jika merencanakan suatu

kegiatan.37

Munculnya masalah tersebut dapat dikatakan/dijadikan sebagai masalah jika

kita mau menerima sebagai tantangan untuk diselesaikan, tetapi jika tidak mau

menerima sebagai tantangan berarti masalah tersebut bukan menjadi masalah yang

terselesaikan.

33 Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika Sebuah Buku Sumber Alat Peraga,

Aktivitas, dan Strategi Untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 61. 34

Endang Setyo, Sri Harmini, Matematika Untuk PGSD, (Bandung: Rosda Karya, 2012), h. 126. 35

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Edisi Ke- 6, (Jakarta: Erlangga,

2008), h. 3. 36

Ibid., h. 4. 37

Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 3.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

26

Menurut Hudoyo, suatu pertanyaan merupakan suatu permasalahan bila pertanyaan

itu tidak bisa dijawab dengan prosedur rutin, sedangkan pemecahan masalah adalah

proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Selanjutnya, penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun

aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain,

secara kreatif untuk menyelesaikan masalah masalah-masalah yang belum kita ketahui

penyelesaiannya ataupun masalah-masalah yang belum kita kenal.38

Ada beberapa alasan diajarkannya pemecahan masalah. Pehkonen mengkategorikan

menjadi 4 kategori, yaitu: 1) Pemecahan masalah mengembangkan keterampilan

kognitif secara umum, 2) Pemecahan masalah mendorong kreativitas, 3) Pemecahan

masalah merupakan bagian dari proses aplikasi matematika, 4) Pemecahan masalah

memotivasi siswa untuk belajar matematika.39

a. Pengertian Metode Problem Solving

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan

agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Di sisi lain metode merupakan upaya

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan yang nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah di tetapkan, dengan demikian strategi dapat

dilaksanakan dengan berbagai macam metode yang dipilih secara tepat.40

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode

dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai

masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk

dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.41

Menurut Krulik dan Rudnick mendefinisikan, problem solving sebagai, “the

means by which an individual uses previously acquired knowledge, skills, and

understanding to satisfy the demands of an unfamiliar situation. The student must

38

Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h.

126. 39

Mohammad Shilahudin, Op.cit., h. 2.

40

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.cit., h. 142. 41

Sudarmaji Lamiran, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,

2011), h. 55.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

27

synthesize what he or she has learned, and applly it to a new and different

situation".42

Sudirman mengatakan bahwa metode problem solving adalah suatu metode cara

penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan suatu masalah sebagai titik tolak

pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau

jawabannya oleh siswa. Metode problem solving adalah belajar memecahkan

masalah. Pada tingkat ini para anak didik belajar merumuskan memecahkan

masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau

membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang

telah dikuasainya. Menurut John Dewey, belajar memecahkan masalah itu

berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada

situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.43

Berdasarkan teori para tokoh di atas, memecahkan masalah itu merupakan

aktivitas mental yang tinggi. Perlu diketahui bahwa suatu pertanyaan merupakan

suatu masalah bergantung pada individu dan waktu. Artinya, suatu pertanyaan

merupakan suatu masalah bagi seorang anak, tetapi mungkin bukan masalah bagi

anak lain.

Bagi banyak pihak, terutama di kalangan penyelenggara pendidikan,

memandang bahwa pemecahan masalah (problem solving) bukanlah suatu hal yang

asing, karena menurut Hudojo memecahkan suatu masalah adalah suatu aktivitas

dasar bagi manusia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pemecahan masalah (problem solving)

adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih

peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah baik itu perorangan maupun

masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri dan atau bersama-sama.

42 Jamin Carson, “A Problem With Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching

Knowledge”, The Mathematics Educator, Vol. 17, No. 2, 2007, h. 7.

43

Ainul Yaqin, “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Standar Kompetensi Dasar-Dasar Kelistrikan Di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto”, Jurnal

Pendidikan Elektro, Vol. 02 No. 1, Tahun 2013, h. 239.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

28

Pembelajarannya adalah berorientasi investigasi dan penemuan yang pada dasarnya

adalah pemecahan masalah.

b. Jenis - Jenis dan Tahapan Problem Solving

Metode problem solving memiliki beberapa jenis dan tahapan yang berbeda-

beda sesuai dengan pendapat para ahli, di antaranya yaitu:44

Tabel 2.1

Metode Problem Solving

Steps In

Problem

Solving

John Dewey (1933) George Polya

(1988)

Stephen Krulik

Jesse Rudnick

(1980)

Confront Problem Understanding the

Problem

Read

Diagnose of Define

Problem Devising a Plan Explore

Inventory Several

Solutions

Carrying Out The

Plan Select a Strategy

Conjecture Consequences

of Solution Looking Back

Solve

Test Consequences Review and

Extend

Menurut John Dewey dalam bukunya How We Think, memecahkan suatu

masalah diperlukan lima tahapan yaitu:45

1) Define the Problem, (menentukan masalah) menentukan permasalahan yang

akan dihadapi.

2) Confront problem, (menghadapi masalah), menggolongkan permasalahan,

langkah kedua menyatukan permasalahan yang sudah dialami siswa

44 Jamin Carson, Op.cit., h. 8.

45 W.B. Pillsbury, John Dewey (1859-1952) A Biographical Memoir, (Washington D.C: National

Academy Of Science, 1957), h. 115-116.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

29

sebelumnya. Pengalaman siswa sebelumnya akan membantu menyelesaikan

permasalahannya.

3) Diagnose of define problem, (mendiagnosa masalah) langkah ketiga yaitu

mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

4) Conjecture consequences of solution, (memperkirakan dampak dari solusi)

memperkirakan alasan dan saran yang tepat dari banyaknya penyelesaian

permasalahan yang dihadapi individu sebelumnya. Memilih solusi yang

tepat adalah salah satu karakter pemikir yang baik.

5) Test consequences, (menguji akibat) perlu dilakukanya pengujian

berdasarkan eksperimen dan observasi apakah solusi bisa diterima atau

ditolak. Tahap kelima ini yaitu melakukan konfirmasi yang dapat dilakukan

dalam banyak bentuk. Seperti menggunakan tes akhir untuk menguji dan

melihat solusi tersebut bekerja. Hal ini diperlukan untuk pembuktian dari

solusi yang telah dipakai untuk memecahkan permasalahan.

Menurut Polya dalam bukunya How To Solve it untuk memecahkan suatu

masalah dalam matematika diperlukan empat tahap, yaitu:46

1) Understand the Problem, (memahami masalah), banyak murid yang tidak

memahami masalah dengan baik, karena mereka belum memahami secara

utuh dari permasalahan tersebut.

2) Devise a plan, (menyusun rencana), Polya mengatakan ada banyak cara

untuk memecahkan permasalahan. Kemampuan memilih strategi

pembelajaran merupakan pelajaran terbaik dalam memecahkan masalah.

3) Carry out the plan, (melaksanakan rencana), tahap ini merupakan tahapan

yang mudah dibanding menyusun rencana. Secara umum, hal yang

dibutuhkan adalah kesabaran. Sehubungan dengan pemecahan masalah yang

ada, jika pemecahan masalah tidaklah berhasil maka cobalah mengganti

dengan yang baru.

46

G. Polya, How To Solve It, A New Aspect of Mathematical Mehod Second Edition, (New Jersey:

Princeton University Press, 1957), h. 8-15.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

30

4) Look back, (mereview kembali) Polya mengatakan banyak yang dapat

diperoleh dengan melihat/mereview kembali apa yang telah dilakukan,

apakah bekerja atau tidak. Hal tersebut dapat kamu gunakan/prediksikan

strategi apa yang akan digunakan dalam memecahkan masalah nantinya.

Menurut Krulick dan Rudnick tahapan problem solving dibagi menjadi lima

bagian yaitu:47

1) Read, (membaca) ketika seseorang mengidentifikasi masalah. Pemecah

masalah melakukan dengan mencatat kata kunci apa yang menjadi

pertanyaan masalah tersebut, atau mengulang kembali permasalahan dengan

bahasa yang dapat dia pahami dengan mudah.

2) Explore, (mencari tahu), ketika seseorang mencari tahu solusi yang tepat

dari permasalahan. Tahap ini lebih tinggi dari tahapan sebelumnya, yaitu

siswa mengidentifikasi masalah dan memahami permasalahan dengan cara

yang paling mudah. Siswa menghubungkan masalah yang baru dengan

pengalamannya, sesuai dengan gambaran siswa seperti apa.

3) Select a strategy (memilih strategi) ketika seseorang menggambarkan secara

umum atau membuat hipotesa dari bagaimana siswa dalam menyelesaikan

permasalahan.

4) Solve the problem, (menyelesaikan permasalahan), salah satu metode yang

digunakan siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

5) Review and extend, (mereview dan memperluas), dimana siswa melakukan

verifikasi dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan metode/cara

pemecahan masalah tersebut.

Dari ketiga pendapat para ahli tersebut, bahwa metode problem solving

mengalami tahapan yang pada intinya sama. Pada tahap awal, siswa diajak untuk

menganalisis, mengeksplore dan mamahami suatu masalah yang dihadapinya.

Kemudian setelah siswa memahami permasalahan tersebut selanjutnya siswa harus

menentukan strategi apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut, setelah

menentukan strategi yang tepat siswa mengaplikasikannya/menerapkannya untuk

47

Jamin Carson, Op.cit., h. 8.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

31

memecahkan masalah yang ada, dan siswa melakukan pengecekkan ulang untuk

memastikan bahwa strategi yang digunakan cocok untuk masalah tersebut.

3. Membangun Kreatif Matematis Melalui Problem Solving

Mayer (Framework for PISA), menyatakan komponen-komponen penting dalam

kompetensi Pemecahan Masalah yaitu:48

1) berpikir kreatif, kegiatan kognitif yang

menghasilkan solusi untuk masalah yang baru; 2) berpikir kritis, menyertai berpikir

kreatif dan digunakan untuk mengevaluasi solusi yang mungkin.

Menurut Eggen, dalam pembelajaran matematika, setiap siswa dituntut untuk

menyelesaikan masalah baik dalam matematika maupun dalam bidang lain. Hal ini

dilakukan dalam upaya menugkatkan kemampuan berpikir matematika siswa dan

aplikasinya untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.49

Menurut Lesh dan Zawojewski, kegiatan matematika cenderung merupakan

aktivitas berpikir, oleh karena itu penggunaan kegiatan otak atau mind on activity

diperlukan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam matematika. Salah satu mind

on activity yang bisa digunakan untuk mengembangkan kreativitas (dalam berpikir)

siswa melalui kegiatan pemecahan masalah (problem solving). Menurut Killpatrick,

Swafford, dan Findell pemecahan masalah seringkali merujuk pada pemodelan dan

membutuhkan suatu pemikiran yang produktif tentang situasi masalah. Menurut

Halmos pemecahan masalah dipandang sebagai suatu keterampilan tingkat tinggi (high-

level skill) yang merupakan jantung dari matematika.

Dalam jurnal Nila pentingnya mengembangkan kemampuan matematika siswa

sebagai berikut:

mathematiccal creative thinking ability questions need to be developed so that

learners are familiar with such questions. With frequent practice learners with

creative questions that the students would be smart learners or gifted. Learners

are smart or talented have ability to recognize the relationship between ideas or

concepts and then make strategic planning to solve the problem in short, and

48

Vina Amilia, “Analisis Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematis Pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Universitas Sriwijaya PGSD”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Matematika (SNAPTIKA), Palembang, 16 Mei 2015, h. 210.

49

Yani Ramdani, “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMK di Kota Bandung”, Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi dan

Kesehatan, ISSN 2089-3852, EISSN 2303-2480, Vol 4, No. 1, 2014, h. 4.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

32

can have originality/novelty answer. Creativity needs to be developed because

with inability students have to think creatively so students can solve problems in

many different ways or divergent thinking. Guilford termed the creativity as the

production of divergent (divergent production) or often to be referred as

divergent thinking.50

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah

ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hwang et al. Berdasarkan

penelitiannya yang berjudul Multiple Representation Skills and Creativity Effects on

Mathematical Problem Solving Using a Multimedia Whiteboard, mereka

menyimpulkan bahwa kemampuan elaborasi, yang merupakan salah satu komponen

berpikir kreatif, merupakan faktor kunci yang menstimulasi siswa untuk mengkreasi

pengetahuan mereka dalam aktivitas pemecahan masalah51

. Menurut John Q. Easton

dalam IES (Institute of Education Science, 2012)52

mengatakan bahwa, “students who

develop proficiency in mathematical problem solving early are better prepared for

advanced mathematic and other complex problem-solving tasks”.

Dari pendapat para ahli di atas, menujukkan bahwa terdapat pengaruh dengan

diajarkanya siswa dengan pembelajaran berbasis pemecahan masalah dengan pola

berpikir siswa dalam menjawab dengan berbagai macam jawaban dari permasalahan

yang ada. Metode problem solving merupakan suatu aktivitas pemecahan masalah,

kemampuan berpikir kreatif sangat berperan dalam mengidentifikasi masalah,

mengeksplorasi berbagai metode, dan mengeksplorasi alternatif solusi. Berbagai

alternatif metode atau solusi tersebut harus dianalisis dan dievaluasi untuk selanjutnya

diimplementasikan. Solusi yang diperoleh juga perlu diverifikasi kesesuaiannya dengan

masalah yang diketahui. Sehingga, dengan diajarkannya metode problem solving

mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Pembahasan tentang pemecahan masalah (problem solving) tidak bisa dilepas dari

dua jenis, yaitu masalah rutin (routine problem) dan masalah tidak rutin (non-routine

50 Nila, Op.cit.

51 Ali Mahmudi, Op.cit., h. 9.

52

John Q. Easton, IES Improving Mathematical Problem Solving in Grades 4 Through 8,

(Washington, DC: National Center for Education Evaluation and Regional Assistance, Institute of

Education Sciences, U.S. Department of Education, 2012), h. 6.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

33

problem). Menurut IES “routine problems can be solved using methods familliar to

students by replicating previously learned methods in a step-by-step fashion. Non-

routine problems are problems for "which there is not a predictable, well-rehearsed

approach or pathway expilcitly suggested by the task, task instructions, or a worked-out

example".53

Dalam matematika, masalah memiliki makna yang lebih khusus. Tidak setiap soal

matematika dapat disebut masalah. Menurut Sumardyono suatu soal disebut masalah

paling tidak memuat 2 hal yaitu: 1) Soal tersebut menantang pikiran (challenging); 2)

Soal tersebut tidak otomatis diketahui cara penyelesaiaannya. Menurut Polya, masalah

dalam matematika diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: 1) soal mencari (problem to

find), yaitu mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak

diketahui dalam soal dan memeuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal; 2) Soal

membuktikan (problem to prove) yaitu prosedur untuk menentukan apakah suatu

pernyataan benar atau tidak.54

Masalah rutin (routine problem) adalah masalah yang cenderung melibatkan hafalan

serta pemahaman algoritma dan prosedur sehingga masalah rutin sering dianggap

sebagai soal level rendah. Masalah rutin (routine problem) biasanya merujuk pada soal

satu atau dua tahap (one or two step problem) yang hanya membutuhkan proses

reproduksi (yaitu mengulang suatu prosedur) dan menerapkan suatu konsep dan

prosedur yang sudah pasti. Sebaliknya, masalah tidak rutin dikategorikan sebagai soal

level tinggi karena membutuhkan penguasaan ide konseptual yang rumit dan tidak

menitik beratkan pada algoritma.

Masalah tidak rutin (non-routine problem) membutuhkan pemikiran kreatif dan

produktif serta cara penyelesaian yang kompleks. Jika mengacu pada definisi

pemecahan masalah yang disampaikan oleh Killpatrick, Swafford & Findell dan Lesh &

Zawojewski maka bisa kita simpulkan bahwa masalah yang digunakan dalam kegiatan

pemecahan masalah adalah masalah yang tidak rutin. Hal ini juga sesuai dengan

pendapat Schoenfeld yang mendefinisikan masalah (dalam pemecahan masalah)

53 Ibid., h. 11.

54 Mohammad Silahudin, “Jenjang Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika

Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa”, Jurusan Matematika, FMIPA, UNS, h. 3.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

34

sebagai suatu soal atau pertanyaan yang dihadapi oleh seseorang yang tidak memiliki

akses secara langsung (prosedur penyelesaian/berupa rumus yang sudah pasti) ke solusi

yang dibutuhkan.55

Dengan demikian dalam pembelajaran matematika, siswa dibiasakan untuk

memahami, menganalisis, mengevaluasi, mensintesis sampai membuat generalisasi

untuk suatu pemecahan masalah baik secara mandiri maupun kelompok. Guru sebagai

penunjang keberhasilan siswa dalam melakukan pemecahan masalah penting baginya

untuk menggunakan metode yang akan membantu siswa untuk mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah dan sikap berpikir kreatifnya. Penggunaan soal

bersifat non-routine akan membantu siswa menumbuhkan berbagai sikap pola berpikir

dan pandangan yang berbeda dibandingkan dengan yang biasanya, hal tersebut akan

membentuk pola pikir siswa yang akan menumbuhkan berbagai macam solusi yang

akan membantunya dalam menghadapi persoalan yang ada. Sehingga siswa yang

terbiasa dengan berpikir kreatif, akan lebih dapat mengatasi persoalan atau masalah

matematis dan masalah yang dihadapinya dalam bermasyarakat.

B. Landasan Konseptual

Sesuai dengan tujuan pemerintah penting bagi siswa diajarkan berpikir kreatif dan

berpikir kritis. Permasalahan mengenai berpikir kreatif ini menjadi salah satu fokus dalam

dunia pendidikan. Pada pembelajaran matematika kita dapat mengasah kreativitas siswa

melalui sikap berpikir kreatif siswa. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, penting

untuk mengembangkan kondisi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif matematis. Penggunaan metode pembelajaran juga ikut

berperan dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dengan pengondisian suasana

pembelajaran yang diciptakan, baik secara individu maupun berkelompok akan membantu

menumbuhkan sikap/afektif siswa, dan penting bagi guru untuk memberikan soal yang

bersifat pemecahan masalah atau berupa soal non-routine problem.

55 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran

Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 58.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

35

Penggunakan soal non-routine ini akan mengasah kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah yang ada. Siswa dapat menuangkan semua ide yang dimiliki siswa

dalam menyelesaikan pemecahan masalah tersebut. Siswa tidak akan merasa takut untuk

menyampaikan pendapatnya, siswa akan saling berdiskusi dan menyatukan pendapat

mereka. Soal non-routine akan membawa siswa dalam menemukan suatu pemecahan

masalah dari sisi yang berbeda, dari yang biasanya. Hal tersebut akan meningkatkan sikap

berpikir kreatif matematis siswa.

Dengan solusi permasalahan tersebut maka akan membantu siswa dalam meningkatkan

pola berpikir kreatif matematis siswa dalam pemecahan masalah yang akan dihadapinya

baik dalam pembelejaran maupun saat berada di masyarakat.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang

dilakukan oleh.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

36

1. Suryani, dengan judul Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Dengan Konsep Listrik Dinamis. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa dengan menggunakan metode problem solving dapat

meningkatkan keterampilan berpikir siswa serta kemampuan dalam menyimpulkan

secara logis terkondisi. Berdasarkan angket mengenai tanggapan siswa terhadap

pembelajaran siswa menunjukkan hampir seluruh siswa memberikan tanggapan

positif terhadap tindakan pembelajaran yang diterapkan.

2. Zainul Abidin (2013) dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Problem

Solving Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa di MA Manaratul Islam Jakarta

Selatan, yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

sosiologi yang menggunakan metode problem solving dengan siswa yang

menggunakan metode ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode

problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada pembelajaran

yang menggunakan metode ceramah.

3. Sebuah penelitian yang ditulis oleh Indra Syamsudin (2006) berjudul

Pengembangan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fisika Siswa yang menyimpulkan bahwa pengembangan metode

pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar.

Persamaan dari hasil penelitian sebelumnya mengenai metode problem solving

dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan hasil belajar siswa terhadap materi

pelajaran yang diajarkan. Perbedaan antara ketiga penelitian tersebut dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti, bahwa peneliti akan menindak lanjuti dengan

menggunakan metode problem solving dengan berpikir kreatif. Sehingga peneliti dapat

meneliti bagaimakah kemampuan siswa dengan menggunakan berpikir kreatif

matematis.

D. Hipotesis Penelitian

Dari deskripsi teori di atas bahwa pembelajaran pada materi luas bangun datar, dengan

menggunakan metode problem solving, menghasilkan kemampuan berpikir kreatif

matematis lebih tinggi.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al-Syukro Universal Ciputat yang

beralamat di Jl. Otista Raya Gang H. Maung No. 30, Ciputat Timur, Tangerang

Selatan, Banten 15411. Waktu penelitian, dilaksanakan pada semester ganjil pada

tanggal 17 Oktober 2016 sampai pada bulan 5 November 2016.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode quasi experiment (eksperimen semu). Metode penelitian eksperimen semu

atau quasi experimental yaitu metode yang tidak memungkin peneliti melakukan

pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi di sekolah. Dalam penggunaan

quasi eksperimen ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan

perlakuan atau treatment menggunakan metode probem solving disebut kelas

eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan atau treatment

disebut kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

desain Posttest-Only Control Design. Bentuk desain ini, dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Quasi Eksperimen

Kelompok Perlakuan Post Test

(R)E XE Y

(R)C - Y

Keterangan:

(R)E = Kelompok eksperimen

(R)C = Kelompok kontrol

XE = Perlakuan pada kelompok eksperimen

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

38

XC = Perlakuan pada kelompok kontrol

Y = Test akhir yang sama pada kedua kelompok

R = Proses pemilihan subjek secara random

Rancangan penelitian menggunakan posttest-only control design1 ini,

terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Pada

kelompok pertama/kelompok eksperimen diberi perlakuan (XE) dan kelompok yang

lain tidak (XC). Rancangan penelitian post test only yaitu tes yang diberikan di akhir

pembelajaran dengan tujuan agar dapat mengetahui perbedaan kemampuan berpikir

kreatif matematis antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen menggunakan metode problem solving sedangkan kelompok kontrol

menggunakan metode ceramah atau konvensional dalam pembelajaran.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah Al-Syukro.

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V dengan

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.2 Pertimbangan yang dipertimbangkan oleh peneliti

adalah siswa pada kelas V-SD sudah mampu berpikir secara abstrak, siswa lebih

mudah untuk diatur, dan siswa mampu berpikir secara kreatif matematis atau

berpikir tingkat tinggi. Sehingga sample sampel yang diambil berdasarkan tujuan

dari kebutuhan penelitian yang dilakukan.

Pengambilan kelas berdasarkan karakteristik kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa di kelas V-D sebagai eksperimen dengan jumlah siswa 25 siswa,

sedangkan kelas V-A sebagai kelas kontrol dengan jumlah 24 siswa.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed methods),

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114. 2 Ibid., h.126.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dalam

bentuk soal uraian. Data diperoleh dari hasil tes kedua kelas sampel dengan

memberikan tes terhadap kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk pemecahan

masalah dengan bentuk metode problem solving. Tes diberikan pada akhir pokok

bahasan materi bangun datar yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Peneliti membuat sendiri instrument tes dan sudah dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing serta telah diuji cobakan. Instrumen tes digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kreatif tersebut yang nantinya akan digunakan

sebagai instrumen tes uraian dalam penelitian. Instrumen tersebut disusun

berdasarkan indikator berpikir kreatif oleh Silver yang memiliki tiga indikator yaitu

fluency, flexibility dan novelty, dan menggunakan metode problem solving oleh G.

Polya yang memiliki empat tahapan yaitu understanding problem, devising a plan,

carry out a plan, dan looking back.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk memperoleh data. Instrumen penelitian yang

digunakan, diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen diuji cobakan pada kelompok yang bukan subyek penelitian. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes dan nontes.

1. Soal Tes

Soal tes yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan soal tes essay.

Soal dalam bentuk essay ini berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan

berpikir kreatis matematis siswa yang dicapai siswa sesudah melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving serta sebagai

pengukur keberhasilan pembelajaran tersebut.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan

berpikir kreatif matematis berbentuk soal uraian. Tes tersebut disusun

berdasarkan indikator berpikir kreatif Silver yaitu, berpikir lancar (fluency),

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

40

berpikir luwes (flexibility), dan kebaruan (novelty). Sebelum diujikan cobakan

kepada siswa, peneliti melakukan uji coba (validitas) soal, untuk melihat

kualitas dari soal tersebut. Setelah diuji cobakan data yang diperoleh dihitung

menggunakan Anates Versi 4.0, untuk mengetahui hasil dari uji coba soal

tersebut. Setelah dihitung kita dapat melihat soal tersebut bersifat valid atau

tidak dan kualitas dari soal tersebut.

Desain kisi-kisi instrument penelitian metode problem solving terhadap

berpikir kreatif siswa dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No Indikator Soal Indikator Pembelajaran Nomor Soal

1 Fluency

(Berpikir Lancar)

Siswa mampu menjawab pertanyaan

sebanyak yang bisa dikemukakannya. 1, 2

2 Flexibility

(Berpikir Luwes)

Siswa mampu menjawab pertanyaan

dengan berbagai cara penyelesaian

masalah

3, 4

3 Novelty

(Kebaruan)

Siswa mampu menemukan cara dan

penyelesaian masalah yang berbeda

dari yang lainnya

5, 6

2. Wawancara

Wawancara sebagai instrumen nontes, merupakan alat pengumpul data

untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat dari individu atau

responden. Pada pelaksanaannya peneliti melakukan wawancara yang bersifat

semistruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dengan tujuan untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam hal ini peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan tujuan penelitian yaitu untik

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

41

mendapatkan profil berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah

matematika dengan menggunakan metode problem solving.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Bahan tes diambil dari materi pelajaran matematika semester ganjil dengan

materi bangun datar. Sebelum melakukan tes, instrumen yang akan digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman dan pemacahan masalah matematis siswa

tersebut dilakukan ujicoba atau validitas soal terlebih dahulu. Validitas soal

dilakukan di sekolah Dharma Karya UT, kelas VI, pada tanggal 13 September 2016

dengan jumlah 32 siswa.

Setelah melakukan ujicoba soal, maka data diolah untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tes dengan

menggunakan program SPSS 22.0 dan Anates Versi 4.0 for Windows.

1. Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur. Interpretasi mengenai besarnya koefisien validitas

dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Validitas

Koefisien Interpretasi

0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)

0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi (baik)

0,40 < rxy ≤ 0,70 Sedang (cukup)

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah (kurang)

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

rxy < 0,20 Tidak Valid

Berdasarkan hasil uji coba di Dharma Karya UT kelas VI semester ganjil,

setelah dilakukan pengujian menggunakan Anates 4.0. Hasil uji validitas ini

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

42

dapat diinterpretasikan dalam rangkuman yang sudah disajikan pada Tabel 3.4

berikut ini:

Tabel 3.4

Interpretasi Uji Validitas Tes Berpikir Kreatif Matematis

No Soal Korelasi Interpretasi Signifikansi

1 0,676 Sedang Signifikan

2 0,663 Sedang Signifikan

3 0,582 Sukar Signifikan

4 0,466 Sedang -

5 0,507 Sedang -

6 0,602 Sedang Signifikan

Dari keenam butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan

pemahaman berpikir kreatif matematis siswa tersebut diperoleh 4 soal berpikir

kreatif matematis yang valid, dan memiliki validitas yang sedang atau cukup.

Artinya, semua soal memiliki validitas yang cukup baik. Untuk kriteria

signifikansi dari korelasi pada table di atas terlihat bahwa semua butir soal

bersifat signifikan. Selanjutnya berdasarkan hasil Anates 4.0 terdapat dua nomor

yang tidak valid yaitu nomor 4 dan 5 karena tidak mengindikasikan hasil

signifikansinya.

2. Realibilitas Instrumen

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang

memberikan hasil yang tetap sama (keajegan maupun konsisten). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan Anates Versi 4.0 untuk perhitungannya

seperti pada perhitungan validitas butir soal. Untuk menginterpretasikan derajat

reliabilitas instrument digunakan tolak ukur yang ditetapkan oleh Guilford

sebagai berikut:

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

43

Tabel 3.5 Kriteria Derajat Guilford

Nilai r11 Interpretasi

r11 < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang

0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk tes

pemahaman berpikir kreatif matematis diperolah tingkat reliabilitas sebesar

0,68, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes berpikir kreatif matematis

mempunyai reliabilitas yang tinggi untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa.

3. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut, membedakan antara

siswa yang pandai (kelompok unggul) dengan siswa yang kurang pandai

(kelompok asor). Langkah awal dari analisis daya pembeda ini dengan

memisahkan kelompok dengan skor tertinggi hingga terendah. Analisis daya

pembeda ini menggunakan Anates Versi 4.0. Klasifikasi daya pembeda butir

soal sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Evaluasi Butir Soal

Negatif – 10% Sangat buruk, harus dibuang

10% - 19% Buruk, sebaiknya dibuang

20% - 29% Cukup baik, kemungkinan perlu direvisi

30% - 49% Baik

50% - ke atas Sangat baik

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

44

Hasil perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan berpikir kreatif

matematis dengan menggunakan Anates Versi 4.0, sebagai berikut:

Tabel 3.7

Daya Pembeda Berpikir Kreatif Matematis

No Nomor Soal Presentase Interpretasi

1 1 41,67% Baik

2 2 37,50% Baik

3 3 25,00% Cukup Baik

4 4 37,50% Baik

5 5 29,17% Cukup baik

6 6 41,67% Baik

Dari table di atas menunjukkan 4 dari 6 soal (soal no 1, 2, 4, 6) memiliki

daya pembeda yang baik dan 2 soal (nomor 3 dan nomor 5) menunjukkan daya

pembeda yang cukup baik.

4. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Perlu adanya analisis tingkat kesukaran butir soal tes untuk menganalisis

kualitas soal yang diberikan kepada subject, apakah soal tersebut bersifat sangat

sukar, sukar, sedang, mudah, dan sangat mudah. Butir soal dikatakan baik jika

soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan dalam ujicoba soal

kemampuan soal berpikir kreatif matematis sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasi

0% - 15% Sangat sukar

16% - 30% Sukar

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

45

31% - 70% Sedang

71% - 85% Mudah

86% - 100% Sangat mudah

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Versi 4.0, diperoleh

tingkat kesukaran tiap butir soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis

sebagai berikut:

Tabel 3.9

Tingkat Kesukaran Butir Soal Berpikir Kreatif

No Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 1 45,83% Sedang

2 2 35,42% Sedang

3 3 29,17% Sukar

4 4 43,75% Sedang

5 5 35,42% Sedang

6 6 45,83% Sedang

Berdasakan tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat kesukaran rata-rata

setiap soal bersifat sedang dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda,

sedangkan soal nomor 3 bersifat sukar dengan tingkat kesukaran 29,17%

Hasil Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes yang telah diuji cobakan dapat

dilihat melalui table di bawah ini.

Tabel 3.10

Hasil Rekapitulasi Instrumen Tes

Butir

Soal Validitas

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

Reliabilitas

Nilai Kriteria

1 Valid Sedang Baik Pakai

α = 0,68 Tinggi 2 Valid Sedang Baik Pakai

3 Valid Sukar Cukup

Baik Pakai

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

46

4 Tidak

Valid Sedang Baik Buang

5 Tidak

Valid Sedang

Cukup

Baik Buang

6 Valid Sedang Baik Pakai

Berdasarkan Tabel 3.10, terdapat empat soal yang valid yang dapat

digunakan sebagai instrument tes kemampuan berpikir matematis. Dari keempat

soal tersebut terdiri tiga soal yang berkriteria sedang dan satu soal berkriteria sukar.

Ditinjau dari daya pembeda soal, terdapat tiga soal yang berkriteria baik dan satu

soal berkriteria cukuup baik. Secara keseluruhan soal tes ini memiliki derajat

reliabilitas sebesar 0,68 yang masuk ke dalam kriteria tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti

berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitian tersebut, dalam

analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi uji prasyarat analisis (uji

normalitas dan uji homogenitas) kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.

Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang

diperoleh dari hasil posttest kedua kelompok, yaitu mean/rata-rata, media/nilai

tengah, modus, range/rentang, dan standar deviasi/simpangan baku. Dalam

penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 22 for

Windows version.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting sebab

teknik yang akan digunakan selanjutnya ditentukan normal atau tidaknya

distribusi populasi dimana sampel penelitian itu berasal. Analisis data ini

menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 22 for Windows version

dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Syarat

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

47

suatu data dapat dikatakan berditsribusi normal adalah jika signifikansi atau

Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05.3

b. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas

yang berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi tersebut

(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) homogen atau heterogen.

Analisis ini menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 22 for

Windows version yaitu menggunakan teknik Levene Statistic. Jika hasil uji

homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05

maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang

bersangkutan tersebut homogen.4

c. Uji Hipotesis

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dari data kedua kelompok

tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, apabila data berdistribusi

normal dan data homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini

digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh metode problem solving

terhadap berpikir kreatif matematis siswa.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program IBM

SPSS Statistic 22 for Windows Version yaitu dengan teknik analisis Paired

Sample T-Test.5 Taraf signifikansi sample bebas Paired Sample T-Test

adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji

kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian.

Nilai rata-rata kedua kelompok sig.(2-tailed) di bawah 0,05, maka hasilnya

signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya jika sig.(2-tailed) lebih besar

maka hasilnya tidak signifikan atau hipotesis ditolak.

3 V.Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 52.

4 Ibid., h. 109.

5 Ibid., h. 100.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

48

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 = Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas

eksperimen

µ2 = Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas kontrol

H0 = Tidak terdapat pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa

H1 = Terdapat pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al-Syukro Universal Ciputat. Peneliti

melakukan penelitian di kelas V, yaitu kelas V-A dan V-D. Kelas V-A sebagai kelas

kontrol dan kelas V-D sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberi

treatment atau perlakuan dengan menggunakan metode problem solving menurut teori

Polya dengan empat tahapan yaitu understanding problem (memahami masalah),

devising plan (membuat rencana), carry out plan (mengaplikasikan rencana), dan

looking back (melihat kembali/menelaah kembali). Sedangkan pada kelas kontrol tidak

menggunakan metode pembelajaran atau treatment khusus, hanya dengan metode

berceramah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 49 siswa. Jumlah

siswa kelas kontrol berjumlah 24 siswa sedangkan siswa kelas eksperimen berjumlah

25 siswa.

Materi yang diajarkan pada saat penelitian adalah materi bangun datar. Peneliti

melakukan pengajaran bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang,

layang-layang dan trapesium. Pembelajaran dilakukan selama 7 kali pertemuan, 6

pertemuan untuk pembelajaran menggunakan metode problem solving, sedangkan

pertemuan ke-7 untuk menguji kemampuan berpikir kreatif siswa dari kedua kelompok

tersebut dengan soal berbentuk uraian sebanyak 4 soal, setelah masing-masing diberi

perlakuan yang berbeda, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Data Hasil Penelitian Matematika Siswa

1. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen

Setelah diberikan perlakuan, kelas eksperimen menggunakan metode problem

solving, diakhir pembelajaran peneliti melakukan posttest untuk mengetahui

kemampuan berpikir kreatif matematis. Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh

data hasil posttest, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan IBM

SPSS Statistic 22 dan diperoleh hasil data statistik seperti di bawah ini:

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

50

Tabel 4.1

Deskripsi Data Statistik

Nilai Posttest KelasEksperimen

N Valid 25

Missing 0

Mean 75.40

Std. Error of Mean 2.815

Median 75.00

Mode 67

Std. Deviation 14.077

Variance 198.167

Range 50

Minimum 50

Maximum 100

Sum 1885

Berdasarkan table 4.1 di atas, merupakan hasil yang diperoleh dari hasil tes

akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dengan

menggunakan metode problem solving dengan jumlah siswa 25 siswa, memiliki

total nilai (sum) siswa sebesar 1885, nilai rata-rata siswa (mean) kelas eksperimen

sebesar 75,40, varians 198.167, standar deviasi sebesar 14.077. Selanjutnya, median

nilai kelas eksperimen sebesar 75, banyaknya nilai yang muncul (modus) sebesar 67

dan range kelas eksperimen sebesar 50. Nilai kelas eksperimen yang terendah

(minimum) yaitu sebesar 50 dan nilai tertinggi kelas eksperimen (maximum) adalah

100.

Selain itu adapun data statistik nilai posttest kelas eksperimen dalam bentuk

distribusi frekuensi yang menjelaskan berdasarkan frekuensi atau banyaknya siswa

berdasarkan nilai yang didapat. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada table 4.2 di

bawah ini:

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

51

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 50 2 8.0 8.0 8.0

58 1 4.0 4.0 12.0

67 8 32.0 32.0 44.0

75 5 20.0 20.0 64.0

83 4 16.0 16.0 80.0

92 2 8.0 8.0 88.0

100 3 12.0 12.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Berdasarkan table 4.2 di atas, diperoleh nilai sebanyak 25 dari masing-masing

siswa. Jika dilihat berdasarkan presentase nilai yang diperoleh, dapat dilihat

berdasarkan presentase nilai yang tertinggi dan terendah. Presentase frekuensi

tertinggi sebesar 32%, yaitu dengan nilai sebesar 67 dan jumlah siswa yang

memperoleh nilai 67 sebanyak 8 siswa. Artinya, nilai 67 ini merupakan nilai yang

paling banyak didapatkan oleh siswa. Presentase frekuensi terendah yaitu sebesar

4% yaitu dengan nilai sebesar 58 dan jumlah siswa yang memperoleh nilai 58

tersebut sebanyak 1 orang siswa. Artinya bahwa nilai 58 merupakan nilai yang

paling sedikit diperoleh oleh siswa kelas eksperimen.

Kemudian pada table 4.2 dapat dilihat pula berdasarkan nilai terendah dan nilai

tertinggi yang diperoleh siswa. Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen

yaitu 50, dengan presentasi sebesar 8% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai

sebesar 50 sebanyak 2 siswa. Sedangkan nilai tertinggi yaitu 100 dengan presentase

sebesar 12% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 3 orang siswa.

Sehingga pada kelas eksperimen nilai terendahnya sebesar 50 dan nilai tertingginya

sebesar 100.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

52

Selain table 4.2 distribusi frekuensi kemampuan nilai berpikir kreatif matematis

siswa kelas eksperimen di atas, kita juga dapat dilihat dalam bentuk histogram

sebagai berikut ini:

Gambar 4.1

Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen

Berdasarkan table 4.2 distribusi frekuensi dan gambar 4.1 grafik histogram

dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh range 50 sebanyak 3 siswa, range 60

sebanyak 8 siswa, range 70 sebanyak 5 siswa, range 80 sebanyak 4 siswa, range 90

sebanyak 2 siswa dan pada range 100 sebanyak 3 siswa.

2. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

Dari hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa, yang dalam pembelajarannya

menggunakan metode ceramah diperoleh nilai terendah yaitu 25 dan nilai tertinggi

75. Untuk lebih jelasnya deskripsi data kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa, disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi sebagai berikut ini:

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

53

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

Kontrol

N Valid 24

Missing 0

Mean 50.38

Std. Error of Mean 2.917

Median 50.00

Mode 42a

Std. Deviation 14.288

Variance 204.158

Range 50

Minimum 25

Maximum 75

Sum 1209

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi kemampuan berpikir kreatif

matematis kelas kontrol dengan jumlah sebesar 24 siswa. Jumlah nilai (sum) yang

diperoleh oleh kelas kontrol secara keseluruhan berejumlah 1209, nilai rata-rata

(mean) yang diperoleh sebesar 50.38, varians sebesar 204.158, dan standar deviasi

sebesar 14.288. Selanjutnya nilai tengah (median) dari nilai kelas kontrol sebesar

50, nilai yang paling banyak (modus) diperoleh kelas kontrol terdapat dua nilai yang

memiliki sama banyak yaitu nilai 42 dan nilai 50, dan range sebesar 50. Sedangkan

nilai tertinggi (maximum) yang dapat diperoleh kelas kontrol sebesar 75 dan nilai

terendahnya (minimum) yaitu nilai 25.

Selanjutnya sama dengan kelas eksperimen, selain table 4.3 peneliti juga

membuat data statistic untuk mengetahui jumlah nilai posttest siswa, yang diperoleh

kelas kontrol, dalam bentuk table distribusi di bawah ini:

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

54

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 25 1 4.2 4.2 4.2

33 4 16.7 16.7 20.8

42 5 20.8 20.8 41.7

50 5 20.8 20.8 62.5

58 3 12.5 12.5 75.0

67 4 16.7 16.7 91.7

75 2 8.3 8.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

Berdasarkan table 4.4 di atas, menunjukkan jumlah data yang diperoleh sebanyak

24 siswa. Jika dilihat berdasarkan presentase nilai yang diperoleh, dapat dilihat

berdasarkan presentase nilai yang tertinggi dan terendah. Berdasarkan table di atas

presentase nilai tertinggi dari table di atas sebesar 20,8% dan terdapat dua nilai yang

memperoleh presentase sama besar yaitu nilai 42 dan 50, dengan masing-masing

memiliki jumlah sebanyak 5 siswa. Selain itu pada nilai tersebut pula, siswa paling

banyak memperoleh nilai tersebut. Sedangkan frekuensi presentase terendah yaitu

sebesar 4,2% dengan nilai 25 sebanyak 1 siswa.

Dari table tersebut dapat dilihat pula berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi

yang diperoleh siswa. Nilai terendah kelas eksperimen yaitu 25 sebanyak 1 siswa

dengan frekuensi 4,2%. Sedangkan nilai tertinggi kelas control sebesar 75 sebanyak 2

siswa dengan presentase 8,3%.

Selain table 4.4 distribusi frekuensi kemampuan nilai berpikir kreatif matematis

siswa kelas kontrol, kita juga dapat lihat grafik histogram distribusi frekuensi kelas

kontrol di bawah ini:

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

55

Gambar 4.2

Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

Berdasarkan table 4.4 distribusi frekuensi dan gambar 4.2 dapat diperoleh siswa

yang memperoleh rentang nilai rentang 20 sebanyak 1 siswa, rentang nilai 30 sebanyak

4 siswa, rentang nilai 40 sebanyak 5 siswa, rentang nilai 50 sebanyak 8 siswa, rentang

nilai 60 sebanyak 4 siswa, rentang nilai 70 sebanyak 2 siswa. Sehingga siswa kelas

kontrol yang paling banyak berada direntang 50, siswa yang memperoleh rentang

tertinggi yaitu 70 hanya dua siswa, sedangkan siswa yang memperoleh rentang terendah

yaitu 10 sebanyak satu siswa.

3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Dari hasil yang sudah diperoleh peneliti membandingkan antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen. Perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis antara

kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan metode problem solving

dengan kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah

dapat dilihat pada table di bawah ini:

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

56

Tabel 4.5

Perbandingan Data Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistika

Posttest

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Siswa (N) 25 24

Mean 75,4 50,38

Median 75 50

Modus 67 42 dan 50

Minimum 50 25

Maksimum 100 75

Sum 1885 1209

Berdasarkan tabel 4.5, merupakan hasil posttest yang telah di lakukan. Adanya

perbedaan perhitungan statistik deskriptif yang signifikan antara kedua kelompok

ditunjukkan dari nilai tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 100 sedangkan nilai

tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 75. Begitu pula dengan nilai terendah posttest

dari kedua kelompok tersebut. Nilai terendah pada kelompok eksperimen 50 sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 25.

Sehingga dapat disimpulkan kemampuan berpikir kreatif matematis kelas

eksperimen dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah. Siswa

yang menggunakan metode problem solving akan membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

C. Pengujian Pesyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelas dengan menggunakan analisis

Independent Sample T-Test, diperlukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

57

Peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 22 untuk mengujicobakan data yang

sudah diperoleh.

1. Uji Normalitas

Sebelum menguji perbedaan rata-rata posttest dengan uji t, terlebih dahulu

kedua kelompok di uji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah penyebaran skor posttest kedua kelompok yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi bersifat normal atau tidak. Syarat suatu

data dikatakan berdistribusi normal jika signifkansi atau nilai > 0,05, maka data

dikatakan berdistribusi normal, diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan

tertentu. Taraf signifikansi atau nilai α = 0,05. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Pengujian normalitas ini menggunakan IBM SPSS Statistic 22 dengan

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Sehingga diperoleh data seperti di

bawah ini:

Tabel 4.6

Uji Normalitas Hasil Nilai Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil SPSS

Posttest

Siswa

Kelas Kolmogorov-Smirnov

Statistic Df Sig.

Eksperimen .165 25 .079

Kontrol .138 24 .200*

Pada table 4.6 di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil posttest kelas

eksperimen yaitu 0,79 dan taraf signifikansi hasil posttest kelas kontrol adalah

0,200, sedangkan hasil uji normalitas pada taraf signifikansi menujukkan α = 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena Berdasarkan data di

atas menujukkan bahwa pada kelas eksperimen mempunyai signifikansi 0,079 >

0,05, dan pada kelas kontrol menujukkan bahwa 0,200 > 0,05. Sehingga peneliti

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

58

dapat menarik kesimpulan bahwa H0 diterima, artinya data sampel dari populasi

kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas yang menunjukkan bahwa kedua kelompok

sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Selanjutnya, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji

Levene pada aplikasi IBM SPSS Statistic 22. Uji homogenitas ini dilakukan untuk

mengetahui sampel memiliki varians yang sama (homogen) atau berbeda

(heterogen). Sama halnya dengan uji normalitas, taraf signifikansi hasil perhitungan

α yang telah ditetapkan yaitu α = 0.05. Berikut ini adalah hipotesis dari uji

homogenitas:

H0 = Variansi nilai kedua kelas sama atau heterogen

H1 = Variansi nilai kedua kelas berbeda atau tidak homogen (heterogen)

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan IBM SPSS Statistic 22 diperoleh data

sebagai berikut ini:

Tabel 4.7

Uji Homogenitas Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada table 4.7 di atas dapat diketahui bahwa taraf signifikansi dari hasil posttest

siswa kelas eksperimen dan kontrol adalah 0,84. Hasil uji homogenitas pada taraf

signifikansi α = 0,05. Hal ini menujukkan bahwa H0 diterima artinya variansi nilai

kedua kelas sama atau bersifat homogen. Karena taraf signifikansi posttest kelas

eksperimen dan kontrol 0,84 > 0,05.

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

.056 1 47 .84

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

59

3. Uji T – Test

Setelah melakukan uji normalitas yang menujukkan bahwa kedua kelompok

sampel bersifat normal dan uji homogenitas yang menujukkan bahwa kedua

kelompok memiliki variansi yang sama, maka tahap selanjutnya melakukan uji

hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang telah

dirumuskan dapat diterima atau tidak. Berikut ini hipotesis yang diujikan yaitu:

H0 = Hipotesis nol, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan

menggunakan metode problem solving sama dengan kelompok siswa

yang tanpa menggunakan metode problem solving.

H1 = Hipotesis alternatif, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan

menggunakan metode problem solving lebih tinggi dari kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan metode ceramah.

Dalam uji hipotesis ini peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistic 22,

yaitu Paired Sample T-Test. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan

rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan metode Problem Solving dengan kelompok kontrol yang

menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.

Tabel 4.8

Uji Hipotesis Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Mean Std.

Deviation DF thitung ttabel

Sig.

(2 tailed)

Eksperimen 75.40 14.077 47 6.175 1.676

.000

Kontrol 50.38 14.288 .000

Pada kriteria uji hipotesis ini H0 akan diterima jika thitung < ttabel. Harga ttabel

diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α), sebaliknya H0 ditolak jika

thitung > ttabel. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa thitung > ttabel yaitu 6.175 > 1.676.

Maka kriteria yang memenuhi pada tabel di atas yaitu hipotesis H0 ditolak, dan H1

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

60

diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dari

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode ceramah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada

kelas eksperimen dengan rata-rata 75,40 sedangkan rata-rata kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa kelas kontrol sebesar 50,38. Sehingga rata-rata nilai

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol. Untuk lebih lanjutnya peneliti akan membahas soal posttest berdasarkan

indikator berpikir kreatif dan membahas hasil perhitungan rata-rata kemampuan

berpikir kreatif dan jumlah siswa berdasarkan rubrik berpikir kreatif yang telah dibuat

peneliti.

1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

Berdasarkan indikator berpikir kreatif menurut Silver terbagi menjadi tiga

indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu, fluency, flexibility, dan

novelty. Pada soal posttest yang telah siswa kerjakan terdapat empat soal, pada soal

nomor 1 dan 2 yaitu indikator fluency, pada nomor 3 yaitu indikator flexibility dan

pada nomor 4 yaitu novelty. Soal tersebut memiliki jawaban yang banyak atau

bervariasi dalam penyelesaian masalahnya, sesuai dengan kemampuan pemahaman

siswa dan cara pemecahan masalah tersebut.

Soal nomor 1 dan 2, siswa diharapkan mampu menjawab sebanyak mungkin

jawaban yang dapat siswa peroleh. Di bawah ini merupakan soal posttest nomor 1

dan 2.

1. Di dekat rumah saya ada pembuatan taman bermain berbentuk persegi

panjang dengan luas 500 m2. Berapakah kemungkinan ukuran taman

bermain tersebut?

2. Ali membuat bangun datar layang-layang dengan luas 120 cm2.

Tentukanlah ukuran layang-layang yang dapat dibuat Ali dalam berbagai

ukuran !

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

61

Setelah dilakukan posttest siswa kelas eksperimen dengan menggunakan

metode problem solving memiliki jawaban yang lebih banyak dan bervariasi

dibandingkan siswa kelas control.

Gambar 4.3 (a)

Hasil Jawaban Kelas Eksperimen No. 1

Gambar 4.3 (a) di atas merupakan hasil jawaban nomor 1 dan 2 dari kelas

eksperimen. Soal nomer 1 dan 2 ini merupakan soal berindikator fluency yang

artinya siswa dapat menjawab sebanyak yang mereka dapat temukan jawabannya.

Siswa kelas eksperimen memiliki variasi jawaban dengan menggunakan cara

penyelesaian yang berbeda-beda, seperti menggunakan desimal dan menggunakan

pecahan. Pada kelas eksperimen seluruh siswa mampu menjawab pertanyaan soal

nomer 1 dan 2 dengan sangat baik dan setiap siswa memiliki variasi jawaban yang

berbeda-beda.

Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol siswa mampu

menjawab dengan baik, namun siswa tidak menjawab sebanyak kelas eksperimen

dan jawaban siswa kurang begitu variatif tidak seperti kelas eksperimen yang

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

62

menggunakan desimal dan pecahan sebagai problem solving mereka. Untuk lebih

jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.3 (b) di bawah ini:

Gambar 4.3 (b)

Hasil Jawaban Kelas Kontrol No. 1

Gambar 4.3 (b) di atas menujukkan bahwa siswa mampu menjawab

pertanyaan dengan baik, namun banyak dari siswa yang melakukan perkalian

berulang seperti 10 x 50 dengan 50 x 10 dan yang lainnya. Hal tersebut terjadi

karena siswa belum terbiasa dengan menyelesaikan pemecahan masalah dari sudut

pandang yang berbeda. Berbeda dengan kelas eksperimen yang diajarkan dengan

menggunakan metode problem solving, sehingga siswa mampu memahami cara

menyelesaikan permasalahan dari sudut pandang yang berbeda dengan baik.

Selanjutnya pertanyaan nomor 3 dengan berindikator flexibility ini

merupakan soal yang bertipe sukar, karena membutuhkan pemahaman yang tinggi

dan cara pemecahan masalah yang baik. Soal nomor 3 yaitu seperti sebagai berikut:

3. Sebuah kain berukuran 5.400 m2 akan dibuat menjadi dua bentuk

bangun datar yang berbeda Tentukanlah ukuran dua bangun datar

tersebut, jika seluruh triplek habis terpakai !

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

63

Dari pertanyaan nomor 3 di atas menjelaskan bahwa kain berukuran 5.400

m2 akan dipotong menjadi dua bentuk bangun datar yang berbeda. Sama halnya

dengan bangun datar campuran, yang telah ditentukan bentuk bangun datarnya

kemudian siswa menentukan cara menyelesaikan dari bangun datar campuran soal

tersebut, pada soal ini siswa diminta untuk menentukan kedua jenis bangun datar

yang berbeda dan ukuran dari bangun datar tersebut sehingga diperoleh luas kain

dengan ukuran 5.400 m2. Sehingga siswa memiliki kebebasan untuk menentukan

bangun datar dan ukuran dari bangun datar yang akan dibuatnya.

Gambar (a) Gambar (b)

Gambar 4.4

Hasil Jawaban Kelas Eksperimen (a)

Dan Kelas Kontrol (b) No. 3

Dari gambar 4.4 (a) di atas merupakan hasil posttest siswa kelas eksperimen.

Sedangkan gambar (b) merupakan hasil posttest siswa kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen siswa menjawab dengan menggunakan 3 cara penyelesaian sedangkan

pada kelas kontrol siswa hanya mampu menjawab dengan 2 cara penyelesaian.

Sulitnya soal ini membuat siswa penasaran untuk menemukan cara atau

pemecahan masalah dari soal tersebut. Sehingga banyak siswa yang terpaku dengan

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

64

soal ini untuk menemukan cara penyelesaiannya dan waktu siswa menjadi terbuang.

Sehingga guru memberi anjuran kepada siswa untuk mengerjakan yang termudah

dahulu sebelum mengerjakan posttest. Siswa mengalami kesulitan karena siwa

kurang memahami soal tersebut, dan siswa tidak terbiasa dengan tipe soal bersifat

non-routine atau divergen tersebut.

Selanjutnya soal nomor empat merupakan soal yang berindikator novelty

(kebaharuan), soal tersebut sebagai berikut ini:

4. Hitunglah luas bangun datar di bawah ini dengan berbagai cara

penyelesaian !

Dari soal di atas merupakan sebuah bentuk bangun datar berbentuk persegi

panjang yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara penyelesaian. Dari soal

nomor 4 di atas, siswa dapat menentukan penyelesaian masalah dengan berbagai

cara penyelesaian. Siswa diajak untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda,

misalnya saja dari gambar di atas siswa melihat sebuah bangun datar trapesium,

persegi panjang, segitiga, segitiga siku-siku.

Pada gambar bangun datar di atas, merupakan bangun datar persegi panjang.

Namun peneliti memodifikasi bentuk persegi panjang tersebut, sehingga bentuk

persegi panjang tersebut dapat dipecahkan dengan berbagai macam cara

penyelesaian masalah. Misalkan siswa menyelesaikan dengan cara persegi panjang

20 cm x 16 cm, menyelesaikan dengan cara dua persegi panjang (10 cm x 16 cm) +

(10 cm x 16 cm), atau menggunakan dengan dua buah trapezium dan sebuah

segitiga, dan seterusnya. Setelah siswa menemukan sudut pandang tersebut maka

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

65

siswa barulah mulai menghitung bangun datar tersebut. Jika salah satu jawaban dari

cara penyelesaian yang mereka buat berbeda maka jawaban tersebut salah atau

kurang tepat.

Berikut ini merupakan hasil pekerjaan siswa pada nomor 4 dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol:

Gambar (a) Gambar (b)

Gambar 4.5

Hasil Jawaban Kelas Eksperimen (a)

Dan Kelas Kontrol (b) No. 4

Pada gambar 4.5 (a) merupakan hasil jawaban kelas eksperimen, siswa

mampu menjawab dengan menggunakan 3 cara penyelesaian masalah. Cara pertama

dengan menggunakan luas persegi panjang 20 cm x 16 cm, cara kedua yaitu

menggunakan luas segitiga (

2 x 20 cm x 6 cm = 60 cm

2) ditambah dengan luas 2

trapesium (( ) )

2 2 = 260 cm

2 kemudian dijumlahkan 60 cm

2 + 260 cm

2 =

320 cm2. Cara ketiga menggunakan luas segitiga (

2 x 20 cm x 6 cm = 60 cm

2)

ditambah dengan dua trapesium ( )

2 2 = 240 cm

2 dan sebuah persegi panjang

(1 cm x 20 cm) = 20 cm2. Jika di jumlahkan 60 cm

2 + 240 cm

2 + 20 cm

2 = 320 cm

2.

Sedangkan pada gambar 4.5 (b) merupakan hasil jawaban kelas kontrol.

Pada kelas kontrol siswa menjawab pertanyaan nomor 4 sebanyak 2 cara

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

66

penyelesaian namun pada cara penyelesaian ke 2 siswa masih belum tepat pada

penghitungan luas trapesium. Sehingga penyelesaian nomor 2 kuranglah tepat.

2. Level Berpikir Kreatif

Soal posttest ini menggunakan berpikir kreatif teori Silver. Silver

memaparkan tiga indikator berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty.

Setelah dilakukannya posttest siswa maka berikut ini adalah perbandingan dari rata-

rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdasarkan indikator berpikir kreatif matematis siswa.

Tabel 4.9

Perbandingan Nilai Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Berpikir Kreatif Matematis Siswa

No Indikator Nilai Rata – Rata Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Fluency (Kelancaran) 86.7 61.1

2 Flexibility (Fleksibel) 58.7 31.9

3 Novelty (Kebaharuan) 69.3 47.2

Berdasarkan table 4.9 di atas merupakan hasil rata-rata kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa berdasarkan indikator berpikir kreatif. Pada indikator

fluency kelas eksperimen mendapatkan nilai sebesar 86.7 sedangkan kelas kontrol

sebesar 61.1 pada indikator ini kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas

kontrol dengan perbedaan nilai sebesar 35.6.

Selanjutnya pada indikator flexibility kelas eksperimen sebesar 58.7

sedangkan kelas kontrol sebesar 31.9. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen lebih

unggul pada indikator flexibility dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan nilai kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar 26.8.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

67

Indikator yang ketiga yaitu novelty pada indikator ini siswa kelas eksperimen

memperoleh nilai rata-rata sebesar 69.3 sedangkan kelas control memperoleh nilai

sebesar 47.2 perbedaan nilai kedua kelas tersebut adalah 22.1.

Berdasarkan table 4.9 di atas menujukkan bahwa kemampuan berpikir

kreatif dari yang tertinggi ke rendah yaitu indikator fluency, novelty, dan flexibility.

Siswa mampu menjawab indikator fluency dengan baik karena siswa pada proses

pembelajaran sudah mulai terbiasa dengan mencari jawaban sebanyak yang dapat

mereka temukan, sehingga indikator fluency ini sesuai dengan tingkat kesukarannya

yaitu sedang.

Selanjutnya pada indikator novelty ini siswa juga sudah dapat menemukan

kebaruan dari sudut pandang yang berbeda, yang membuat perbedaan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol ini yaitu kecepatan siswa dalam menghitung dan

dalam memecahkan soal permasalahan yang ada.

Kemudian pada indikator terakhir yaitu flexibility. Pada soal flexibility ini

siswa mampu menjawab pertanyaan, namun akibat kurangnya pemahaman siswa

yang baik, siswa menjawab jawaban dengan kurang tepat. Tidak seperti soal nomor

satu dan dua, yang hanya menggunakan satu jenis bangun datar dan menentukan

ukurannya sebanyak yang siswa dapat temukan. Siswa menganggap soal nomor

empat tersebut, sama seperti soal nomor satu dan dua. Sehingga siswa hanya

menentukan ukuran luas pada satu ukuran tersebut ke dalam satu bangun datar,

sedangkan yang diminta dari luas tersebut di bagi menjadi dua bentuk bangun datar

yang berbeda. Sehingga soal ini sulit, karena siswa tidak terbiasa dengan tipe soal

tersebut.

Selanjutnya peneliti juga memaparkan jumlah siswa yang menjawab sesuai

dengan rubrik berpikir kreatif siswa. Berdasarkan rubrik penilaian yang telah

peneliti buat setelah dilakukan posttest, maka hasil dari posttest siswa tersebut

disesuaikan berdasarkan indikator level 0 – 3. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada

table di bawah ini:

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

68

Tabel 4.10

Jumlah Siswa Menjawab Soal

Berdasarkan Kriteria Penilaian Indikator Berpikir Kreatif

No

Soal Indikator

Jumlah Siswa Kelas Eksperimen

Level 3 Level 2 Level 1 Level 0

1 Fluency 18 7 0 0

2 Fluency 12 13 0 0

3 Flexibility 3 13 9 0

4 Novelty 5 17 3 0

Berdasarkan table 4.10 di atas, merupakan banyaknya jumlah siswa yang

menjawab berdasarkan rubrik berpikir kreatif yang telah dibuat peneliti. Dari table

di atas soal nomor 1 dengan indikator berpikir kreatif fluency banyaknya siswa yang

berada di level 3 yaitu sebanyak 18 siswa dan tidak ada siswa yang berada di level 1

dan 0. Soal nomor 2 masih dengan indikator fluency, siswa yang berada di level 3

yaitu sejumlah 12 siswa dan tidak ada siswa yang berada di level 0 atau 1.

Selanjutnya pada nomor 3 dengan indikator flexibility banyaknya siswa yang

berada di level 3 hanya terdapat 3 siswa. Siswa lebih mendominasi pada level 2,

banyak siswa yang hanya menjawab dengan 2 cara penyelesaian dengan benar.

Sedangkan pada nomor 4 dengan indikator novelty banyaknya siswa yang berada di

level 3 yaitu berjumlah 5 siswa. Siswa lebih mendominasi pada level 2, siswa hanya

menjawab dengan 2 cara penyelesaian dari bangun datar pada posttest dengan

benar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari table di atas yaitu pada indikator

fluency ini kelas eksperimen menduduki level 3, flexibility pada level 2 dan novelty

pada level 2. Selanjutnya bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan indikator

fluency pada kelas eksperimen lebih menonjol dibandingkan dengan indikator yang

lainnya. Indikator fluency ini memiliki posisi tertinggi pada kelas eksperimen dan

kelas control dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Tetapi ini tidak

memungkinkan bahwa indikator yang lainnya tidak berkembang. Hanya saja siswa

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

69

belum terbiasa dalam menggunakan metode problem solving terhadap berpikir

kreatif matematis siswa.

3. Proses Problem Solving

Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving ini dilakukan

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode problem solving terhadap

berpikir kreatif matematis siswa. Pembelajaran dengan menggunakan berpikir

kreatif sangat jarang dilakukan di sekolah dasar. Karena berpikir kreatif merupakan

salah satu berpikir tingkat tinggi. Dengan menggunakan metode problem solving ini

dapat membantu siswa dalam berpikir kreatif matematis.

Pembelajaran dilakukan dengan pemberian masalah, pemberian masalah ini

bertujuan agar siswa mampu memahami masalah dan menemukan cara

penyelesaian masalah dari masalah yang dihadapinya tersebut. Diawal pembelajaran

guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pelajaran bangun datar yang

sudah diajarkan di kelas sebelumnya. Guru melakukan tahapan ini agar siswa

mampu mengingat pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya. Sehingga siswa

akan mampu beradaptasi dengan baik pada pembelajaran dan metode pembelajaran

yang akan digunakan ke depannya.

Setelah melakukan tanya jawab kepada siswa, guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok kemudian memberikan lembar aktivitas siswa (LAS),

pemberian LAS ini akan membantu siswa dalam memahami permasalahan. Diawali

dengan mengisi soal yang bersifat konvergen atau non-routine problem. Setiap

lembar aktivitas siswa memiliki soal yang bersifat non-routine yang berbeda-beda

sesuai mata pelajaran yang diajarkan setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk

mencegah agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam pemahaman soal berpikir

kreatif dan siswa menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sebelum

masuk kepada soal yang bersifat routine problem atau memiliki banyak jawaban.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

70

Gambar. a Gambar b

Gambar 4.6

Jenis Lembar Kerja

Selain berupa soal yang bersifat non-routine pada gambar 4.6 (a) adapula

soal yang berisikan pembentukan konsep seperti gambar 4.6 (b). Soal yang

berbentuk pembentukan konsep ini bertujuan agar siswa memahami basic dari

bangun datar tersebut. Pembentukan konsep ini pada bangun datar layang-layang

(gambar b) dan trapezium. Karena pada dua bangun datar tersebut barulah diajarkan

pada kelas V, sehingga penting bagi siswa untuk memahami konsep awal dari

bangun datar tersebut.

Seperti gambar 4.7 (a) di bawah ini, merupakan hasil dari kurangnya

pemahaman siswa dalam memahami instruksi guru dalam membuat konsep bangun

datar layang-layang. Siswa yang memahami instruksi guru dengan baik akan

membuat bangun datar layang-layang dengan sempurna seperti gambar (b) 4.7

merupakan siswa yang berhasil dalam memahami dan mengikuti instruksi guru

dengan baik.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

71

Gambar a Gambar b

Gambar 4.7

Hasil Pembentukan Konsep Siswa

Pembentukan konsep ini juga melatih problem solving dan kreativitas siswa,

siswa memahami instruksi guru yang tertera di LAS, setelah memahami instruksi

guru, siswa membuat sketsa layang-layang dengan mengikuti langkah-langkah

instruksi yang tersedia, kemudian siswa menggunting, mengarsir dan menempelkan

hasil kerja yang siswa buat di lembar kerja yang sudah disediakan. Jika siswa

memahami instruksi dengan baik maka pembentukan konsep layang-layang akan

berhasil, jika siswa kurang memahami siswa akan salah membuat layang-layang.

Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam pembentukan konnsep

ini, karena guru sekolah terbiasa memberikan soal yang bersifat instant atau tidak

mementingkan pemahaman konsep awal siswa sebelum masuk ketahapan yang

lebih sulit. Sehingga siswa membutuhkan tingkat pemahaman dan penalaran yang

sangat tinggi untuk menyelesaikan pembentukan konsep awal tersebut.

Selanjutnya siswa mengerjakan soal yang bersifat non-routine pada lembar

berikutnya. Soal non routine atau berpikir kreatif ini menggunakan tahapan

pemecahan masalah Polya.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

72

Pada pembelajarannya siswa dihadapkan dengan soal berpikir kreatif. Soal

di bawah ini merupakan soal berpikir kreatif yang diberikan saat pembelajaran

berlangsung.

1. Sebuah layang-layang memiliki luas sebesar 240 cm2. Tentukanlah berbagai

ukuran layangan tersebut !

2. Ali membuat layangan yang berukuran 450 cm2. Tentukanlah berbagai

ukuran layangan Ali !

Kedua soal tersebut merupakan soal berpikir kreatif. Diharapkan siswa dapat

menyelesaikan dan menemukan solusinya dengan menggunakan metode problem

solving yang sudah diberikan. Setelah siswa memahami soal di atas, siswa

berdiskusi bersama anggota kelompok yang lainnya untuk mengetahui

permasalahan yang harus diselesaikannya. Setelah siswa mengetahui apa yang harus

dilakukannya siswa menuliskan langkah kerjanya ke dalam kolom – kolom

penyelesaian masalah yang sudah disediakan seperti di bawah ini:

Gambar 4.8 (a)

Tahap Understanding Problem

Siswa menuliskan permasalahan ke dalam kolom understanding problem,

apa saja yang menjadi permasalahan dari kedua soal tersebut. Seperti gambar di atas

siswa menuliskan apa yang menjadi permasalahannya. Yang dapat siswa pahami

dari soal di atas adalah kedua soal tersebut merupakan bangun datar layang-layang,

nomor satu memiliki luas layang – layang sebesar 240 cm2 dan nomor dua yaitu

layang – layang dengan luas 450 cm2. Selain jawaban di atas ada pula siswa yang

menuliskannya dalam bentuk diketahui. Seperti gambar di bawah ini:

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

73

Gambar 4.8 (b)

Tahap Understanding Problem

Setelah siswa memahami permasalahan, siswa menuliskan permasalahan

tersebut dengan membuat diketahui dan ditanya pada soal. Pada gambar di atas

siswa menuliskan juga yang ditanya pada kedua soal tersebut, yaitu menentukan

berbagai ukuran dari luas layang – layang.

Pada tahap kedua ini, setelah siswa mengetahui permasalahan yang ada

siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan menentukan cara penyelesaian dari

permasalahan yang dihadapinya.

Gambar 4.9

Tahap Devising Plan

Seperti gambar 4.9 siswa menuliskan rumus apa yang akan digunakan untuk

menyelesaikan soal luas layang-layang tersebut. Adapula siswa yang menuliskan

rumus luas dan keliling layang-layang tersebut.

Setelah siswa menyelesaikan tahap kedua, tahap selanjutnya yaitu tahap

ketiga. Tahap ketiga yaitu carry out plan, yaitu melakukan rencana yang sudah

dibuatnya. Seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.10

Tahap Carry Out Plan

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

74

Siswa menjawab permasalahan dengan rencana yang sudah dibuatnya.

Siswa menghitung ukuran dari layang – layang tersebut berdasarkan luas bangun

layang – layang yang sudah ditentukan. Pada gambar 4.10 siswa menjawab

sebanyak jawaban yang dapat mereka temukan. Siswa mampu menjawab satu soal

tersebut lebih dari lima jawaban, meski begitu variasi jawaban siswa masih belum

terlihat.

Selanjutnya pada tahap terakhir yaitu looking back, tahap terakhir ini untuk

menguji kembali kemampuan siswa apakah sudah memahami pembelajaran dengan

benar, pada tahap looking back ini diberikan soal yang hampir serupa cara

penyelesaiannya. Berikut ini adalah soal pada tahapan looking back:

Gambar 4.11

Tahap Looking Back

Sama dengan tahapan sebelumnya, siswa menjawab dengan berbagai

jawaban yang dapat mereka temukan. Seperti gambar di atas merupakan hasil kerja

siswa. Pada gambar di atas siswa masih belum memahami permasalahan dengan

baik. Pada soal di atas merupakan soal berindikator flexibility. Soalnya yaitu sebuah

layang-layang dengan luas 300 cm2 dibagi menjadi dua bagian sama besar, berarti

sebuah layang-layang yang terbagi menjadi dua berbentuk segitiga dan luas segitiga

tersebut memiiki luas sama besar sebesar yaitu 150 cm2. Namun siswa mengalami

kesulitan dalam menjawab. Sehingga guru masih perlu membimbing siswa dalam

pengerjaan masalah tersebut.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

75

Pada akhir pertemuan pembelajaran, guru melakukan pembuatan tangram.

Pembuatan tangram ini dibagi menjadi dua tangram, yaitu tangram berkelompok

dan tangram individu. Tangram ini menggunakan tahapan Polya. Pada pembuatan

tangram berkelompok ini tahapan pertama, setelah siswa diberikan lembar aktivitas

yang berisikan tahapan pembuatan tangram. Siswa memahami tahapan pada LAS

dan guru menjelaskan cara kerja pembuatan tangram secara berkelompok tersebut.

Tangram kelompok ini dilakukan seperti lomba, kelompok yang tercepat dan sesuai

dengan model yang guru berikan maka dialah pemenangnya.

Guru memberikan waktu pengerjaan selama 10 menit. Kemudian guru

menujukkan desain yang akan dibuat oleh siswa secara berkelompok selama 1

menit. Masing-masing kelompok memperhatikan desain yang ditunjukkan oleh

guru. Kelompok yang tidak fokus akan mengalami kesulitan dalam memahami

bentuk tangram tersebut.

Kedua, setelah siswa memahami masalah yang diberikan oleh guru, siswa

saling bekerjasama satu sama lain, ada kelompok yang membuat sketsanya terlebih

dahulu, ada yang membagi tugas setiap anggota kelompok membuat bangun datar

yang akan dibuat, dan ada kelompok yang langsung mengerjakannya tanpa

membuat rencana terlebih dahulu. Keaktifan siswa sangat terlihat bagi kelompok

yang memahami masalah dengan baik dan kerjasama yang baik, sedangkan

kelompok yang tidak memahami masalah dengan baik akan bertanya-tanya kepada

anggota kelompok yang lainnya hal apa yang harus dilakukan terlebih dahulu atau

mengobrol dengan temannya.

Ketiga, setelah menyusun sebuah rencana siswa mulai menggambar sketsa,

membuat bangun datar, memperkirakan ukuran bangun datar, dan menempelkan

bangun datar di lembar kerja. Pada tahap ini juga, imajinasi siswa saling bertukar

satu sama lain untuk menyatukan keinginan siswa yang satu dengan yang lainnya

supaya saling berkaitan dan tangram sesuai dengan yang guru perlihatkan. Setelah

selesai maka masing-masing kelompok mengumpulkan hasil tangram yang sudah

dibuatnya. Berikut ini merupakan hasil tangram yang dibuat secara kelompok.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

76

Kelompok (1) Kelompok (2) Kelompok (3) Kelompok (4)

Gambar 4.12

Hasil Tangram Kelompok Kelas Eksperimen

Gambar 4.8 di atas merupakan hasil kerja kelompok 1- 4, masing-masing

kelompok memiliki hasil yang berbeda-beda. Dari keempat kelompok, yang

pertama mengumpulkan yaitu kelompok 1, kemudian kelompok 3, 2 dan yang

terakhir 4. Dari hasil tangram di atas yang paling mendekati yaitu kelompok 2 dan

kelompok 1. Kelompok 3 hampir mendekati karena pada bagian kaki pada tangram

berbeda bentuk dan ukuran bangun datar yang kurang proporsional seperti bagian

kepala yang terlalu besar dan kaki terlalu kecil. Sedangkan kelompok 4, jauh dari

menyerupai karena kelompok 4 kurang memperhatikan model tangram yang sudah

ditunjukkan oleh guru dan kurangnya kerjasama antar anggota kelompok. Sehingga

siswa hanya membuat sesuai apa yang diingatnya saja.

Keempat, setelah membuat tangram secara berkelompok, guru meminta

siswa membuat tangram kembali secara individu. Tangram ini sesuai imajinasi

mereka tanpa ada ketentuan tertentu dan dengan waktu kurang dari 25 menit.

Tangram dinilai berdasarkan banyaknya bangun datar, banyaknya jenis bangun

datar, kerapihan tangram tersebut dan tingkat kesulitan tangram. Tidak sedikit dari

siswa yang hanya membuat tangram dengan tingkat kesukaran mudah. Banyak

siswa yang belum terbiasa dengan mencoba sesuatu yang baru, banyak siswa yang

hanya membuat tangram berbentuk rumah atau pohon. Di bawah ini merupakan

hasil tangram siswa (individu):

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

77

Gambar (a) Gambar (b) Gambar (c)

Gambar (d)

Gambar 4.13

Hasil Tangram Individu

Setelah siswa menyelesaikan tangramnya, siswa menjelaskan tangram apa

yang telah dibuatnya, dan bentuk bangun datar apa sajakah yang digunakan dalam

membuat tangram tersebut. Banyak siswa yang termotivasi ketika melihat temannya

membuat tangram yang bagus darinya. Sehingga banyak siswa yang ingin membuat

ulang kembali tangram tersebut.

Terlepas dari tangram, lembar aktivtas selanjutnya siswa melakukan

pengayaan dari pelajaran yang sudah mereka terima dan dikerjakan secara individu.

Ketika proses pengerjaan berlangsung banyak dari mereka yang terpusat hanya pada

soal yang dapat mereka jawab saja. Ketika siswa sudah menemukan cara

penyelesaian dari masalah tersebut, maka siswa terus mencoba menemukan cara

yang lainnya. Sehingga siswa lupa akan soal-soal berikutnya. Di akhir pembelajaran

guru membahas kembali hasil kerja siswa. Siswa selalu diingatkan untuk tidak

terpaku pada soal dan menggunakan waktu untuk menyelesaikan soal dengan sebaik

mungkin.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

78

4. Temuan Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif ini merupakan salah

satu dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kreatif mampu

mengasah kemampuan siswa dalam menjawab dengan berbagai cara penyelesaian

masalah, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan solusi

dari permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan

berpikir kreatif atau berpikir divergen, erat hubungannya dengan soal bertipe

terbuka atau non-routine problem, soal dengan berbagai macam cara penyelesaian

masalah.

Kreativitas memiliki arti yang sangat banyak dan memiliki definisi yang

berbeda bagi setiap individu. Dalam pembelajaran matematika, kreativitas yang

dimaksud yaitu kemampuan siswa dalam menghasilkan berbagai macam cara dalam

memecahkan suatu persoalan. Namun tidak hanya kemampuan dalam menemukan

berbagai jawaban saja, pembelajaran matematika juga dapat melihat kreativitas

dalam bidang seni atau menghasilkan produk, seperti pembuatan tangram yang

dilakukan peneliti. Dari hasil pembuatan tangram dapat dilihat tingkat kesukaran

pembuatan tangram tersebut dan variasi dari bentuk dan ukuran bangun datar yang

dibuatnya. Pembuatan tangram tidak berpengaruh terhadap hasil kognitif siswa,

karena pembuatan tangram berpengaruh pada imajinasi dan kreativitas siswa yang

menghasilkan suatu produk dalam bentuk design.

Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving berkaitan

dengan kemampuan berpikir kreatif. Siswa yang terbiasa dengan pembelajaran

dengan menggunakan berpikir kreatif akan memiliki pandangan yang berbeda

dalam menyelesaikan masalah. Pembelajaran berpikir kreatif akan terasa sulit jika

siswa tidak terbiasa, karena siswa lebih terbiasa dengan cara guru dalam pengajaran

menggunakan metode ceramah dan atau menyelesaikan masalah seperti yang ada

pada contoh dalam buku. Sedangkan pembelajaran berpikir kreatif ini memadukan

antara kemampuan siswa yang dimiliki sebelumnya dengan kemampuan siswa

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

79

dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Problem solving ini akan membantu

siswa mengembangkan berpikir kreatif siswa, karena problem solving lebih

mengarahkan kepada steps pembelajaran yang mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa salah satunya kemampuan berpikir kreatif.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan,

diantaranya adalah:

1. Penelitian ini hanya diajukan untuk pembelajaran matematika pada pokok bahasan

luas bangun datar, sehingga belum bisa digeneralisasikan dengan materi bahasan

lainnya.

2. Kurang terbiasanya siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode

problem solving dan penggunaan soal berpikir tingkat tinggi dalam proses

pembelajarannya, sehingga sulit bagi siswa untuk beradaptasi dalam proses

pembelajaran.

3. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan masih

terdapat siswa yang mendominasi saat kegiatan diskusi kelompok dilakukan.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode problem

solving dan berpikir kreatif matematis menggunakan teori Silver, diperoleh rata-rata

nilai berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu, indikator

fluency memperoleh nilai rata-rata sebesar 86,7, indikator flexibility memperoleh nilai

rata-rata sebesar 58,7 dan indikator novelty memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,3.

Dari ketiga indikator tersebut rata-rata yang paling tinggi adalah indikator fluency.

Kemudian diperoleh pula rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 75,40 dan

rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol sebesar 50,38, maka diperoleh thitung (6,175) >

ttabel (1,676). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi guru, metode problem solving perlu mendapat perhatian dan tanggapan, untuk

dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat membantu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Bagi peneliti, diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif siswa di setiap jenjang. Berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kreatif,

yang menjadi tolak ukur penilaian PISA dalam menilai kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa, sehingga perlunya diajarkan sejak dini. Sehingga siswa akan terbiasa

dalam memecahkan permasalahan yang ada, dan siswa mampu memiliki berbagai

macam solusi permasalahan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

81

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Nahrowi dan Maulana. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI Press.

2006.

Alimuddin. “Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui

Tugas-Tugas Pemecahan Masalah”. 16 Mei. Prosiding Seminar Nasional,

Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIP. UNY: Yogyakarta. 2009.

Amilia, Vina. “Analisis Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah

Matematis Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Universitas Sriwijaya PGSD”. 16

Mei Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SNAPTIKA).

Palembang: UNSRI. 2015.

De Bono, Edward. Revolusi Berpikir Edward de Bono. Bandung: Kaifa. 2007.

Carson, Jamin. “A Problem With Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching

Knowledge”. The Mathematics Educator. Vol. 17. No. 2. 2007.

Easton, John Q. IES Improving Mathematical Problem Solving in Grades 4 Through 8.

Washington, DC: National Center for Education Evaluation and Regional

Assistance, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. 2012.

Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21 (Kritis MI, EI, SQ, AW & Seuccessful

Intelligence Atas IQ). Bandung: Alfabeta. 2005.

G. Polya. How To Solve It, A New Aspect of Mathematical Mehod Second Edition. New

Jersey: Princeton University Press. 1957.

Hamzah, Ali, dan Muhlisarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.

Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Herawati, Afriana. “Penerapan Pembelajaran Pohon Matematika Pada Materi Bangun

Datar Segitiga dan Segiempat Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa Kelas VII-5 SMP Negeri 13 Balikpapan”. KNPM V Himpunan Matematika

Indonesia, UNM. 2013.

Jensen, Eric. Pembelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: PT.

Indeks, 2011.

Lamiran, Sudarmaji. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaraya. 2011.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

82

Lidinillah, “Muiz. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar” Makalah

disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Profesionalisme Guru SD Kecamatan

Kawaly Kota Tasikmalaya. Maret. Kampus Tasikmalaya: UPI. 2006.

Kompas, “Literasi Siswa Membaik Pemahaman Bidang Sains, Matematika dan

Memambaca Meningkat”, 7 Desember. Kompas, Jakarta: 2016.

Mahmudi, Ali. “Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif”. Disampaikan pada

konferensi Nasional Matematika XIV. 24-27 Juli. Palembang: UNSRI. 2008.

Munandar, S.C. Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:

PT Gramedia. 1999.

Nila. “Development Mathematical Creative Thinking Ability Problems On The Topics

Of Fractions For 7 Grade Student”. 1st Sea-DR Proceeding, ISBN: 978-602-

17465-1-6. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengejaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2004.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak

Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010.

Ramdani, Yani. “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMK di Kota Bandung” Prosiding

SNaPP2014 Sains, Teknologi dan Kesehatan. ISSN 2089-3852, EISSN 2303-

2480, Vol. 4, No. 1. 2014.

Riani, Puspa. “Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan

Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Pembelajaran Konvensional di SMPN 4 Padangsidimpuan”. Jurnal Pendidikan

Matematika Paradigma, Vol. 8 No. 3. 2015.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana. 2008.

Setyo, Endang dan Sri Harmini. Matematika Untuk PGSD. Bandung: Rosda Karya. 2012.

Shilahudin, Mohammad. “Jenjang Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa”. Surabaya: UNS.

2013.

Siswono, Tatag Eko Yuli. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan

Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa

University Press. 2008.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

83

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

2010.

Sobel, Max A. dan Evan M. Maletsky. Mengajar Matematika Sebuah Buku Sumber Alat

Peraga, Aktivitas, dan Strategi Untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA. Jakarta:

Erlangga. 2004.

Sudaryono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: LIC. 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

methods). Bandung: Alfabeta. 2013.

Solso, Robert L. Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. 2007.

S. C. Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

S. T. Negroho dan B, Harahap. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

1999.

Sujarweni, V. Wiratna. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2015.

Supardi U.S. “Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran Matematika”. Jurnal

Formatif 2(3): 248-262, ISSN: 2088-351X. Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

2013.

Susiyati. “Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dalam Pemecahan

Masalah” Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi.

Volume 1, 2014, ISSN: 2355-0473. Bandung: STKIP.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Rosdakarya.

2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

2011.

Tridaya, Tomi. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah” Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3, Vol. 1

No. 1. 2012.

Van de Walle, John A. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Edisi Ke- 6. Jakarta:

Erlangga. 2008.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

84

Yaqin, Ainul. “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Standar Kompetensi Dasar-Dasar Kelistrikan Di SMK Negeri 1 Jetis

Mojokerto”. Jurnal Pendidikan Elektro, Vol. 02. No. 1. 2013.

Yuliana, Eli. “Pengembangan Soal Open Ended Pada Pembelajaran Matematika Untuk

Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Matematka (SNAPTIKA). 16 Mei. Palembang. 2015.

W.B. Pillsbury. John Dewey (1859-1952) A Biographical Memoir. Washington D.C:

National Academy Of Science. 1957.

Wardono. “The Innovative Realistic Learning Model With Character Education And

PISA Assessment to Improve Mathematics Literacy”. ICMSE. 2014.

W. Khoiri. “Problem Based Learning Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif” UJME 2 (1),

Juruan Matematika FMIPA UNNES. 2013.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematik Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

85

LAMPIRAN

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

86

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 5D

Nama Sekolah : SD Islam Al Syukro Universal Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V – D (Lima) / 1

Pokok Bahasan : Luas dan Keliling Bangun Datar

Alokasi Waktu : 14 x 35 menit (7 Pertemuan)

Pertemuan ke-1

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Melatih menyelesaikan soal bangun datar persegi dan persegi panjang dengan

berbagai jawaban (berpikir kreatif)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa lebih dapat memahami pelajaran bangun datar persegi dan persegi panjang

2. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi

3. Siswa memiliki sikap berpikir kreatif terhadap masalah yang dihadapi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mengulas kembali bangun datar persegi dan persegi panjang.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

87

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk ke dalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

(5 kelompok)

3. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

Understanding Problem

4. Guru memberikan stimulus pembelajaran.

a. Masih ingatkah kamu bangun datar yang

sudah kamu pelajari?

b. Bangun datar apa sajakah itu?

60 menit

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

88

c. Apa sifat dari bangun datar tersebut?

5. Guru menjelaskan kembali materi persegi dan

persegi panjang

6. Guru memberikan LAS pembelajaran kepada

siswa

Devise a Plan & Carry out a Plan

7. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi

bersama kelompoknya

8. Guru membantu kelompok yang kesulitan

9. Setelah selesai mengerjakan LAS, guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya

Looking Back

10. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya

11. Guru dan siswa membahas bersama soal yang

telah dikerjakannya

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-2

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

89

Indikator

Melatih menyelesaikan soal bangun datar segitiga dan jajargenjang dengan

berbagai jawaban (berpikir kreatif)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami pelajaran bangun datar segitiga dan jajargenjang

2. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi

3. Siswa memiliki sikap berpikir kreatif terhadap suatu masalah yang dihadapi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mengulas kembali bangun datar segitiga dan jajargenjang

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

5 Menit

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

90

kompetensi yang diharapkan.

Inti

Understanding Problem

1. Guru melakukan stimulus berupa review materi

yang sudah diajarkan sebelumnya (Segitiga dan

Jajargenjang).

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

(5 kelompok)

4. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

5. Guru mengingatkan kembali pelajaran bangun

datar segitiga dan jajargenjang.

Devise a plan & Carryout a plan

6. Guru memberikan LAS pembelajaran kepada

siswa.

7. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi

bersama kelompoknya.

8. Guru membantu kelompok yang kesulitan

Looking Back

9. Setelah selesai mengerjakan LAS, guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya

10. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya

60 menit

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang

5 Menit

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

91

Pertemuan ke-3

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapezium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Menyebutkan sifat bangun datar layang-layang

Menentukan rumus bangun datar layang-layang

Melatih menyelesaikan soal bangun datar layang-layang dengan berbagai

jawaban

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun datar layang-layang

2. Siswa mengetahui rumus bangun datar layang-layang

3. Siswa menunjukkan sikap berpikir kreatif dalam menjawab soal yang diberikan

D. MATERI PEMBELAJARAN

Memahami luas dan keliling bangun datar layang-layang

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), Kertas HVS, Pensil warna

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

92

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

Understanding a Problem

1. Guru melakukan stimulus berupa review materi

yang sudah diajarkan sebelumnya.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

(5 kelompok)

4. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

5. Guru memberikan LAS kepada siswa

Devise a plan & Carryout a plan

6. Siswa menyimak pelajaran dari guru dan

mengikuti langkah pembelajaran yang sudah

tertera di LAS

7. Siswa mengerjakan LAS yang sudah diberikan

8. Guru melakukan komunikasi kepada siswa terkait

materi pembelajaran bangun datar layang-layang

60 menit

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

93

9. Guru memantau kelompok yang mengalami

kesulitan

Looking Back

10. Setelah selesai mengerjakan LAS, guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya

11. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang

5 Menit

Pertemuan ke-4

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Menyebutkan sifat bangun datar trapezium

Menentukan rumus luas dan keliling bangun datar trapezium

Melatih menyelesaikan soal bangun datar trapesium dengan berbagai jawaban

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun datar trapesium

2. Siswa mengetahui rumus bangun datar trapesium

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

94

3. Siswa menunjukkan sikap berpikir kreatif dalam menjawab soal yang diberikan

D. MATERI PEMBELAJARAN

Memahami luas dan keliling dari trapesium

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), kertas HVS, Pensil warna

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

Understanding a Problem

1. Guru melakukan stimulus berupa review materi

yang sudah diajarkan sebelumnya.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

60 menit

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

95

(6 kelompok)

4. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

5. Guru memberikan LAS kepada siswa.

Devise a plan & Carryout a plan

6. Siswa menyimak pelajaran dari guru dan

mengikuti steps pembelajaran yang sudah tertera

di LAS

7. Siswa mengerjakan LAS yang sudah diberikan

8. Guru melakukan komunikasi kepada siswa terkait

materi pembelajaran bangun datar trapesium

9. Guru memantau kelompok yang mengalami

kesulitan

Looking Back

10. Setelah selesai mengerjakan LAS, guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya

11. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-5

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

96

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Membuat sketsa dari berbagai macam bentuk bangun datar

Menghitung luas bangun datar campuran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami bangun datar campuran dengan mudah

2. Melatih siswa dalam meningkatkan kreatifitas

3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengerjakan bangun datar campuran

D. MATERI PEMBELAJARAN

Melatih kreativitas siswa melalui pembuatan tangram

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), Kertas HVS, pensil warna,

penggaris, pensil

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

97

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

Understanding a Problem

1. Guru melakukan stimulus berupa review materi

yang sudah diajarkan sebelumnya.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

(6 kelompok).

4. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

5. Guru menjelaskan pelajaran yang akan

disampaikan yaitu membuat tangram.

6. Siswa menyimak penjelasan guru.

Devise a Plan & Carry out a Plan

7. Guru memberikan LAS

8. Siswa mengikuti tahapan yang sudah tertera di

LAS

9. Siswa membuat sketsa tangram yang akan

dibuatnya

10. Guru memberikan arahan untuk membuat tangram

sesuai ukuran yang diinginkan murid

60 menit

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

98

11. Guru melakukan komunikasi terkait tangram yang

dibuat siswa

12. Setelah siswa selesai membuat sketsa tangram,

siswa mewarnai tangram tersebut dan siswa

menghitung luas dari tangram yang telah

dibuatnya.

Looking Back

13. Setelah selesai, guru meminta beberapa siswa

untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya

14. Siswa mempresentasikan tangramnya dan hasil

luas tangram yang telah dibuatnya

15. Guru mengulas tangram

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya pada hari ini.

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-6

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Memahami pelajaran bangun datar dengan mudah

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

99

Melatih siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami bangun datar dengan mudah

2. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mereview materi bangun datar

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti Understand a Problem

1. Guru melakukan stimulus berupa review materi 60 menit

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

100

yang sudah diajarkan sebelumnya.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

(6 kelompok).

4. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-

masing.

5. Guru menjelaskan pelajaran yang akan

disampaikan yaitu menguji kemampuan siswa.

Devise a Plan & Carry out a Plan

6. Siswa bersama kelompoknya saling bekerjasama

untuk menyelesaikan soal yang diberikan.

7. Guru memantau siswa atau kelompok yang

mengalami keseulitan.

Looking Back

8. Setelah selesai, guru meminta masing-masing dari

kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaan

yang sudah dilakukan di depan kelas

9. Guru memberikan arahan kepada siswa

10. Guru membahas kembali jawaban yang sudah di

jawab oleh siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya.

2. Guru bersama murid melakukan doa .

5 Menit

Pertemuan ke-7

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

101

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Memahami pelajaran bangun datar dengan mudah

Melatih siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami materi bangun datar dengan mudah

2. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Uji pemahaman materi bangun datar

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa 5 Menit

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

102

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

Inti

1. Guru memberikan soal ujian kepada siswa.

2. Siswa membaca petunjuk sebelum mengerjakan.

3. Setelah selesai mengerjakan, guru membahas soal

yang belum dipahami dengan baik dan

memberikan masukan kepada siswa seputar

materi pembelajaran.

60 menit

Penutup 1. Pada akhir pembelajaran guru bersama murid

melakukan doa bersama sebelum pulang. 5 Menit

Tangerang, 20 October 2016

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

103

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL 5A

Nama Sekolah : SD Islam Al Syukro Universal Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V – A (Lima) / 1

Pokok Bahasan : Luas dan Keliling Bangun Datar

Alokasi Waktu : 14 x 35 menit (7 Pertemuan)

Pertemuan ke-1

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Menghitung luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menyelesaikan soal luas dan keliling bangun datar persegi dan

persegi panjang

2. Siswa mampu menghitung luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi

panjang dengan benar

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

104

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mengulas kembali bangun datar persegi dan persegi panjang

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan

disampaikan

3. Siswa mencatat pelajaran yang disampaikan guru

4. Guru membentuk siswa dalam beberapa

kelompok

5. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku

60 menit

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

105

cetak atau lks yang sudah disediakan

6. Siswa saling berdiskusi dalam mengerjakan soal

yang diberikan

7. Guru mengoreksi jawaban siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-2

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Menghitung luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menghitung luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang

2. Siswa menyelesaikan soal luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mengulas kembali bangun datar segitiga dan jajargenjang.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

106

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan

disampaikan

3. Siswa mencatat pelajaran yang disampaikan guru

4. Guru membentuk siswa dalam beberapa

kelompok

5. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku

cetak atau lks yang sudah disediakan

6. Siswa saling berdiskusi dalam mengerjakan soal

yang diberikan

60 menit

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

107

7. Guru mengoreksi jawaban siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang

5 Menit

Pertemuan ke-3

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapezium dan layang-layang

3.2. Menyelesai\kan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Mengidentifikasi sifat dan rumus dari bangun datar layang-layang

Melatih menyelesaikan soal luas dan keliling bangun datar layang-layang

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun datar layang-layang

2. Siswa mengetahui rumus bangun datar layang-layang

3. Siswa mampu menyelesaikan soal luas dan keliling bangun datar layang-layang

D. MATERI PEMBELAJARAN

Memahami luas dan keliling bangun datar layang-layang

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

108

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), Kertas HVS, Pensil warna

2. Sumber Belajar : Lusia Triastuti dan P. Sunardi. 2009. BSE. Matematika

untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan

disampaikan

3. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan

guru

4. Guru membentuk siswa dalam beberapa

kelompok

5. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku

cetak atau lks yang sudah disediakan

6. Siswa saling berdiskusi dalam mengerjakan soal

60 menit

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

109

yang diberikan

7. Guru mengoreksi jawaban siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang

5 Menit

Pertemuan ke-4

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Mengidentifikasi sifat dan rumus dari bangun datar trapesium

Melatih menyelesaikan soal luas dan keliling bangun datar layang-layang

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun datar trapesium

2. Siswa mengetahui rumus bangun datar trapesium

3. Siswa menyelesaikan soal luas dan keliling dari bangun datar trapezium

D. MATERI PEMBELAJARAN

Memahami luas dan keliling dari trapesium

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

110

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), kertas HVS, Pensil warna

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan

disampaikan

3. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan

guru

4. Guru membentuk siswa dalam beberapa

kelompok

5. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku

cetak atau lks yang sudah disediakan

6. Siswa saling berdiskusi dalam mengerjakan soal

60 menit

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

111

yang diberikan

7. Guru mengoreksi jawaban siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-5

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Membuat sketsa dari berbagai macam bentuk bangun datar

Menghitung luas bangun datar campuran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami bangun datar campuran dengan mudah

2. Melatih siswa dalam meningkatkan kreatifitas

3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengerjakan bangun datar campuran

D. MATERI PEMBELAJARAN

Melatih kreativitas siswa melalui pembuatan tangram

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

112

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa), Kertas HVS, pensil

warna,penggaris, pensil

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan materi pelajaran yang

akan disampaikan

2. Guru menyampaikan materi pembelajaran yaitu

membuat tangram

3. Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan yang

diberikan oleh guru

4. Siswa membuat tangram sesuai dengan keinginan

mereka

5. Setelah membuat tangram siswa menghitung

60 menit

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

113

jumlah luas dari tangram yang mereka buat

6. Guru menilai hasil pekerjaan mereka

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya pada hari ini.

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-6

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Memahami pelajaran bangun datar dengan mudah

Melatih siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menghitung luas dan keliling bangun datar dengan benar

2. Siswa dapat memahami bangun datar dengan mudah

D. MATERI PEMBELAJARAN

Mereview materi bangun datar

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

114

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru menjelaskan tujuan materi pelajaran yang

akan disampaikan

2. Guru membentuk siswa dalam beberapa

kelompok

3. Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan

4. Siswa saling bekerja kelompok untuk

mengerjakan soal yang telah diberikan

5. Siswa saling bekerjasama antar teman

sekelompoknya

6. Setelah selesai mengerjakan soal latihan, siswa

mengumpulkan tugasnya

60 menit

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

115

7. Siswa bertanya kepada guru tentang soal yang

belum dimengerti

8. Guru membahas soal bersama siswa

Penutup

1. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa

merefleksi aktivitas pembelajaran yang sudah di

lakukannya pada hari ini.

2. Guru bersama murid melakukan doa bersama

sebelum pulang.

5 Menit

Pertemuan ke-7

A. STANDAR KOMPETENSI (SK)

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan

masalah

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

Indikator

Memahami pelajaran bangun datar dengan mudah

Melatih siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami materi bangun datar dengan mudah

2. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Uji pemahaman materi bangun datar

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

116

E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Problem Solving

Model : Cooperative Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Alat dan Media : LAS (Lembar Aktivitas Siswa)

2. Sumber Belajar : Tim Bima Matematika. 2006. Senang Belajar Matematika 5

SD Kelas V. Jakarta: Yudhistira.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam saat masuk kedalam kelas.

2. Guru mengajak semua siswanya untuk berdoa

menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa atau melakukan absensi kehadiran siswa.

4. Guru menyampaikan indikator pencapaian

kompetensi yang diharapkan.

5 Menit

Inti

1. Guru memberikan soal ujian kepada siswa

2. Siswa membaca petunjuk sebelum mengerjakan

3. Siswa mengerjakan soal latihan secara individu

4. Setelah selesai mengerjakan, guru membahas

kembali materi bangun datar yang belum

dipahami oleh siswa

5. Guru menilai hasil pekerjaan siswa

60 menit

Penutup 1. Pada akhir pembelajaran guru bersama murid

melakukan doa bersama sebelum pulang. 5 Menit

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

117

Tangerang, 20 October 2016

Mengetahui

Ade Shodiqin, S.Sos

Kepala Sekolah

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

118

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa

Bangun Datar Nama :

Kelas :

Tanggal :

Petunjuk !

Bacalah doa sebelum mengerjakan soal. Cermat dan telitilah dalam menjawab pertanyaan

di bawah ini. Periksa kembali jawabanmu.

1. Di dekat rumah saya ada pembuatan taman bermain berbentuk persegi panjang dengan

luas 500 m2. Berapakah kemungkinan ukuran taman bermain tersebut ?

2. Ali membuat bangun datar layang-layang dengan luas 120 cm2. Tentukanlah ukuran

layang-layang yang dapat dibuat Ali dalam berbagai ukuran !

3. Kakek memiliki kebun sawit dengan luas berukuran 2.000 m2. Dapatkah kamu

menentukan berapa sajakah ukuran tanah kakek dalam bentuk bangun datar yang

berbeda tersebut, jawab sebanyak yang kamu bisa !

4. Sebuah kain berukuran 5.400 m2 akan dibuat menjadi dua bentuk bangun datar yang

berbeda. Tentukanlah ukuran dua bangun datar tersebut, jika seluruh triplek habis

terpakai !

5. Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah luas bangun tersebut dengan berbagai cara

penyelesaian !

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

119

6. Hitunglah luas bangun datar di bawah ini dengan berbagai cara penyelesaian !

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

120

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL

Standar Kompetensi : Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannnya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 3.1. Menghitung luas trapezium dan layang-layang

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

No Indikator

Soal

Indikator

Pembelajaran Butir Soal Soal

1

Fluency

(Berpikir

Lancar)

Siswa mampu

menjawab

pertanyaan

sebanyak yang

bisa

dikemukakannya.

1, 2

1. Di dekat rumah saya ada pembuatan taman bermain berbentuk persegi

panjang dengan luas 500 m2. Tentukanlah berbagai ukuran taman

bermain tersebut?

Jawab :

Luas taman 500 m2, maka ukuran taman tersebut:

Persegi panjang : p x l = 25 m x 20 m

= 50 m x 10 m

= 125 m x 4 m

= 62,5 m x 8 m

2

Flexibility

(Berpikir

Luwes)

Siswa mampu

menjawab

pertanyaan

dengan berbagai

cara penyelesaian

masalah

3,4

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

121

3 Novelty

(Kebaruan)

Siswa mampu

menemukan cara

dan penyelesaian

masalah yang

berbeda dari

yang lainnya

5,6

= 31,25 m x 16 m

2. Ali membuat bangun datar layang-layang dengan luas 120 cm2.

Tentukanlah berbagai ukuran layang-layang yang dibuat Ali

Jawab :

Layang-layang = ½ x d1 x d2 = 120 cm2

= ½ x 80 cm x 3 cm

= ½ x 60 cm x 4 cm

= ½ x 24 cm x 10 cm

= ½ x 40 cm x 6 cm

3. Kakek memiliki kebun sawit yang berukuran 2.000 m2. Tentukanlah

berbagai macam ukuran tanah kakek dengan berbagai macam bangun

datar?

Jawab:

a. Persegi Panjang: p x l = 200 m x 10 m

= 50 m x 40 m

= 80 m x 25 m

b. Segitiga: ½ x a x t = ½ x 200 m x 20 m

= ½ x 50 m x 80 m

= ½ x 100 m x 80 m

c. Jajargenjang: a x t = 50 m x 40 m

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

122

= 25 m x 80 m

= 100 m x 20 m

d. Trapesium : ½ x (jumlah sisi sejajar) x t

= ½ x (35 m + 15 m) x 80 m

= ½ x (65 m + 35 m) x 40 m

= ½ x (25 m + 45 m) x 50 m

4. Sebuah triplek berukuran 5.400 m2 akan dibuat menjadi dua bentuk

bangun datar yang berbeda. Tentukanlah ukuran dua bangun datar

tersebut, jika seluruh triplek habis terpakai !

Jawab:

a. Persegi dan Persegi Panjang

Persegi: 30 m x 30 m = 9.000 m2

Persegi Panjang: 20 m x 150 m = 4.500 m2

Luas Total: 9.000 m2 + 4.500 m

2 = 5.400 m

2

b. Persegi Panjang dan Segitiga

Persegi Panjang: 20 m x 200 m = 4.000 m2

Segitiga: ½ x 40 m x 70 m = 1.400 m2

Luas Total: 4.000 m2 + 1.400 m

2 = 5.400 m

2

c. Layang-layang dan Persegi Panjang

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

123

Layang-Layang: ½ x 60 m x 80 m = 2.400 m2

Persegi Panjang: 50 m x 60 m = 3.000 m2

Luas Total: 2.400 m2 + 3.000 m

2 = 5.400 m

2

d. Trapesium dan Jajargenjang

Trapesium: ½ x (80 m + 65 m) x 40 m = 3.000 m2

Jajargenjang: 60 m x 40 m = 2.400 m2

Luas Total: 3.000 m2 + 2.400 m

2 = 5.400 m

2

e. Persegi Panjang dan Jajargenjang

Persegi Pannjang: 24 m x 150 m = 3.600 m2

Jajargenjang: 60 m x 30 m = 1.800 m2

Luas Total: 3.600 m2 + 1.800 m

2 = 5.400 m

2

f. Layang-layang dan Segitiga

Layang-layang: ½ x 50 m x 120 m = 3.000 m2

Segitiga: ½ x 80 m x 60 m = 2.400 m2

Luas Total: 3.000 m2 + 2.400 m

2 = 5.400 m

2

5. Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah luas bangun tersebut.

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

124

Jawab :

a. Cara 1 (Segitiga, Jajargenjang)

L. Jajargenjang = 16 cm x 15 cm = 240 cm2

L. Segitiga = ½ x 15 cm x 20 cm = 150 cm2

L Seluruh = 240 cm2 + 150 cm

2 = 390 cm

2

b. Cara 2 (Trapesium)

L. Trapesium = ½ x (16 cm + 36 cm) x 15 cm = 390 cm2

c. Cara 3 (Persegi Panjang, Segitiga)

L. PP = 16 cm x 15 cm = 240 cm2

L. Segitiga 1, 2 = ½ x 10 cm x 15 cm x 2 = 150 cm2

L. Seluruh = 240 cm2

+ 150 cm2

= 390 cm2

6. Hitunglah luas bangun datar di bawah ini dengan berbagai cara

penyelesaian

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

125

Jawab :

a. Cara 1 (Persegi Panjang)

L. Persegi Panjang = panjang x lebar = 16 cm x 20 cm = 320 cm2

b. Cara 2 (Segitiga, Trapesium, Persegi Panjang)

L. Segitiga = ½ x alas x tinggi = ½ x 16 cm x 6 cm = 48 cm2

L. Trapesium = ½ x (13 cm+ 19 cm) x 8 cm x 2 = 256 cm2

L. Persegi Panjang = panjang x lebar = 16 cm x 1 cm = 16 cm2

Luas Total = 48 cm2 + 256 cm

2 + 16 cm

2 = 320 cm

2

c. Cara 3 (Segitiga, Trapesium)

L. Segitiga = ½ x alas x tinggi = ½ x 16 cm x 6 cm = 48 cm2

L. Trapesium = ½ x (14 cm + 20 cm) x 8 cm x 2 = 272 cm2

Luas Total = 48 cm2 + 272 cm

2 = 320 cm

2

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

126

Lampiran 5

RELIABILITAS TES

Rata-Rata = 6,84

Simpang Baku = 2,58

KorelasiXY = 0,52

Reliabilitas Tes = 0,68

No. Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 Adel 3 4 7

2 2 Naurah 4 1 5

3 3 Khaira 4 4 8

4 4 Dienova 4 3 7

5 5 Aqyella 3 4 7

6 6 Keira 1 3 4

7 7 Najma 4 5 9

8 8 Salma 3 4 7

9 9 Adam 4 7 11

10 10 Nadira 4 3 7

11 11 Irsyad 6 4 10

12 12 Pangeran 4 3 7

13 13 Maritza 1 2 3

14 14 Medio 3 2 5

15 15 Aida 4 5 9

16 16 Salvina 2 2 4

17 17 Fadlureza 3 4 7

18 18 Abka 1 2 3

19 19 Sheiva 3 2 5

20 20 Indira 3 1 4

21 21 Dias 2 2 4

22 22 Keysa 3 4 7

23 23 Annisa 4 7 11

24 24 Keyla 2 2 4

25 25 Azar 3 5 8

26 26 Harasta 3 3 6

27 27 Nova 8 6 14

28 28 Arie 3 3 6

29 29 Dafie 3 3 6

30 30 Azlansyah 4 3 7

31 31 Farel 4 6 10

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

127

Lampiran 6

Kelompok Unggul dan Asor

Kelompok Unggul

No.

Urut

No.

Subyek

Kode/Nama

Subyek

No Soal Skor

1 2 3 4 5 6

1 27 Nova 3 3 2 1 3 2 14

2 9 Adam 2 2 1 2 1 3 11

3 23 Annisa 1 1 2 3 1 3 11

4 11 Irsyad 2 2 1 1 3 1 10

5 31 Farel 2 1 1 3 1 2 10

6 7 Najma 2 1 1 2 1 2 9

7 15 Aida 2 2 1 1 1 2 9

8 3 Khaira 2 1 1 2 1 1 8

Rata – Rata Skor 2,00 1,63 1,25 1,88 1,50 2,00

Simpang Baku 0,53 0,74 0,46 0,83 0,93 0,76

Kelompok Asor

No.

Urut

No.

Subyek

Kode/Nama

Subyek

No Soal Skor

1 2 3 4 5 6

1 19 Sheiva 1 1 1 1 1 0 5

2 6 Keira 1 1 0 1 0 1 4

3 16 Salvina 1 0 1 1 0 1 4

4 20 Indira 1 0 1 0 1 1 4

5 21 Dias 1 1 0 1 1 0 4

6 24 Keyla 0 0 0 1 2 1 4

7 13 Maritza 0 1 1 0 0 1 3

8 18 Abka 1 0 0 1 0 1 3

Rata – Rata Skor 0,75 0,50 0,50 0,75 0,63 0,75

Simpang Baku 0,46 0,53 0,53 0,46 0,74 0,46

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

128

Lampiran 7

TINGKAT KESUKARAN & DAYA PEMBEDA

Daya Pembeda

Jumlah Subyek = 31

Klp atas/bawah (n) = 8

Butir Soal = 6

Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

No

No.

Butir

Soal

Rata-

Rata

Unggul

Rata-

Rata

Ansor

Beda SB

Unggul

SB

Ansor

SB

Gabungan t DP (%)

1 1 2,00 0,75 1,25 0,53 0,46 0,25 5,00 41,67

2 2 1,63 0,50 1,13 0,74 0,53 0,32 3,47 37,50

3 3 1,25 0,50 0,75 0,46 0,53 0,25 3,00 25,00

4 4 1,88 0,75 1,13 0,83 0,46 0,34 3,33 37,50

5 5 1,50 0,63 0,88 0,93 0,74 0,42 2,08 29,17

6 6 2,00 0,75 1,25 0,76 0,46 0,31 3,99 41,67

Tingkat Kesukaran

Jumlah Subyek = 31

Butir Soal = 6

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran

1 1 45,83 Sedang

2 2 35,42 Sedang

3 3 29.17 Sukar

4 4 43,75 Sedang

5 5 35,42 Sedang

6 6 45,83 Sedang

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

129

Lampiran 8

Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total

Jumlah Subyek = 31

Butir Soal = 6

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0,676 Signifikan

2 2 0,663 Signifikan

3 3 0,582 Signifikan

4 4 0,466 -

5 5 0,507 -

6 6 0,602 Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:

df (N-2) P = 0,05 P = 0,01

10 0,576 0,708

15 0,482 0,606

20 0,423 0,549

25 0,381 0,496

30 0,349 0,449

40 0,304 0,393

50 0,273 0,354

60 0,250 0,325

70 0,233 0,302

80 0,217 0,283

90 0,205 0,267

100 0,195 0,254

125 0,174 0,228

>150 0,159 0,208

Bila Koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

130

Lampiran 9

REKAP ANALISIS BUTIR

Rata-Rata = 6,84

Simpang Baku = 2,58

Korelasi XY = 0,52

Reliabilitas Tes = 0,68

Butir Soal = 6

Jumlah Subyek = 31

No No Btr

Asli T DP (%)

T.

Kesukaran Korelasi

Sig.

Korelasi

1 1 5,00 41,67 Sedang 0,676 Signifikan

2 2 3,47 37,50 Sedang 0,663 Signifikan

3 3 3,00 25,00 Sukar 0,582 Signifikan

4 4 3,33 37,50 Sedang 0,466 -

5 5 2,08 29,17 Sedang 0,507 -

6 6 3,99 41,67 Sedang 0,602 Signifikan

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

131

Lampiran 10

Lembar Aktivitas Siswa 1

Persegi dan Persegi Panjang Pada lembar ini kalian akan belajar :

1. Menghitung luas & keliling persegi dan

persegi panjang

2. Menghitung luas campuran bangun datar

Nama Kelompok :

1. . . . . .

2. . . . . .

3. . . . . .

4. . . . . .

Petunjuk !

Kerjakanlah soal di bawah ini bersama anggota kelompokmu, jawablah pertanyaan tersebut dengan

berbagai jawaban yang kamu peroleh.

No Soal Luas Keliling

1.

Persegi

a. Sisi = 8 cm

b. Sisi = 12 cm

c. Sisi = 15 cm

2.

Persegi Panjang

a. P = 8 cm; L = 7 cm

b. P = 15 cm; L = 6

cm

c. P = 18 cm ; L = 8

cm

Ingatkah Kamu

Rumus …

Persegi Luas = Keliling =

Persegi Panjang Luas = Keliling =

AYO

KERJAKAN

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

132

Sebuah kertas berukuran 800 cm2, akan dipotong menjadi

persegi panjang dan persegi. Tentukanlah ukuran dari kedua

bangun datar tersebut jika seluruh kertas habis terpakai ?

Berdasarkan rumus yang kamu tulis, dapatkah kamu

menyelesaikan masalah berikut?

LOOKING

BACK

CARRY OUT

PLAN

UNDERSTANDING

PROBLEM

DEVISING PLAN

Diketahui :

Jelaskan langkah-langkahnya !

Bagaimana kamu menyelesaikannya ?

Jika kertas tersebut di bagi menjadi 3 bangun datar, dapatkah kamu

menentukan berbagai ukuran dari bangun datar tersebut?

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

133

Jawablah pertanyaan di bawah ini

Tentukanlah luas dan keliling bangun datar di bawah ini

Diketahui :

Bagaimana kamu menyelesaikannya ?

Jelaskan langkah-langkahnya

!

Dari bangun datar campuran di atas, dapatkah kamu menyelesaikan soal tersebut dengan cara

yang berbeda dari yang sudah kamu lakukan?

DEVISING

PLAN

LOOKING BACK

UNDERSTANDING

PROBLEM

CARRY OUT

PLAN

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

134

Lembar Aktivitas Siswa 2

Persegi dan Persegi Panjang Pada lembar ini kalian akan belajar :

1. Menghitung luas & keliling Segitiga

dan Jajargenjang

2. Menghitung luas campuran bangun

datar

Nama Kelompok :

1. . . . . .

2. . . . . .

3. . . . . .

4. . . . . .

Petunjuk !

Kerjakanlah soal di bawah ini bersama anggota kelompokmu, jawablah pertanyaan tersebut

dengan berbagai jawaban yang kamu peroleh.

No Soal Luas Keliling

1

Segitiga

a. a = 18 cm; t = 10 cm;

sisi miring = 28 cm

b. a = 8 dm; t = 12 cm;

sisi miring = 15 cm

c. a = 7 m; t = 8 dm; sisi

miring = 18 dm

2

Jajargenjang

a. a = 20 cm; t = 8 cm; sisi

miring = 18 cm

b. a = 18 cm; t = 12 cm;

sisi miring = 22 cm

c. a = 13 dm; t = 15 dm;

sisi miring = 220 cm

Ingatkah

Kamu Rumus

Segitiga

Luas =

Keliling

Jajargenjang

Luas =

Keliling =

AYO

KERJAKAN

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

135

1. Diketahui luas segitiga adalah 72 cm2. Tentukanlah

berbagai ukuran segitiga tersebut !

2. Diketahui luas jajargenjang yaitu 56 dm2. Tentukanlah

berbagai ukuran dari jajargenjang tersebut

Berdasarkan rumus yang kamu tulis, dapatkah kamu

menyelesaikan masalah berikut?

LOOKING

BACK

CARRY OUT

PLAN

Apa yang kamu ketahui?

UNDERSTA-

NDING

PROBLEM

DEVISING PLAN

Langkah apa yang kamu lakukan?

Lakukanlah langkah-langkahmu

Jika sebuah luas triplek sebesar 128 m2, dapatkah kamu membuat

triplek tersebut menjadi dua bangun datar segitiga dan jajargenjang?

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

136

Hitunglah luas bangun datar di

bawah ini dan jawablah dengan

berbagai cara

UNDERSTANDI

NG PROBLEM

LOOKING

BACK

CARRY OUT

PLAN

DEVISING

PLAN

Dari bangun datar campuran di atas, dapatkah kamu menyelesaikan soal

tersebut dengan cara yang berbeda dari yang sudah kamu lakukan?

Jelaskan langkah-langkahnya

!

Bagaimana kamu menyelesaikannya ?

Diketahui :

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

137

Lembar Aktivitas Siswa 3

Layang-layang Pada lembar ini kalian akan belajar :

1. Menghitung luas & keliling layang-

layang

Nama Kelompok :

1. . . . . .

2. . . . . .

3. . . . . .

4. . . . .

Petunjuk !

Kerjakanlah soal di bawah ini bersama anggota kelompokmu, jawablah pertanyaan tersebut

dengan berbagai jawaban yang kamu peroleh.

Perhatikanlah Gurumu, ikuti langkah di bawah ini :

1. Gambarlah sebuah segitiga sembarang pada kertas HVS yang

sudah disediakan (tinggi segitiga sama dengan lebar HVS)

2. Warnailah bagian yang tidak termasuk dalam segitiga

3. Guntinglah arsiran tersebut sesuai pola yang sudah dibentuk

4. Satukanlah bagian yang terarsir dengan pola segitiga

sembarang yang sudah dibuat sehingga membentuk cerminan

5. Bentuk bangun datar apakah itu?

Jawablah pertanyaan

di bawah ini

Bangun datar apakah yang kamu peroleh?

Apakah rumus yang dapat kamu peroleh?

Luas =

Keliling =

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

138

TEMPELAH HASIL KARYAMU

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

139

No

. Soal Luas Keliling

1.

Diketahui

AB=AD= 10

cm; BC=CD=

18 cm; AC =

32 cm; BD =

18 cm

2.

Diketahui

EF=EH=

22 cm;

FG=HG=

32 cm;

EG= 40

cm; FH=

35 cm

3.

Diketahui

JL= 26 cm;

KI= 32 cm;

JI=IL= 40

cm; JK=KL=

28 cm

AYO KERJAKAN

1. Sebuah layang-layang memiliki luas sebesar 240 cm2.

Tentukanlah berbagai ukuran layangan tersebut

2. Ali membuat layangan yang berukuran 450 cm2. Tentukanlah

berbagai ukuran layangan Ali

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

140

DEVISI-

NG

PLAN

UNDERSTA

-NDING

PROBLEM

CARRY

OUT

PLAN

LOOKING

BACK

Jika sebuah layang-layang dengan luas 300 cm2 di bagi menjadi dua

bagian sama besar. Berapakah ukuran kedua bagian tersebut?

Apakah yang dapat kamu ketahui?

Tuliskan langkah pengerjaannya !

Lakukanlah cara pengerjaannya

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

141

Lembar Aktivitas Siswa 4

Trapesium Pada lembar ini kalian akan belajar :

1. Menghitung luas & keliling trapesium

Nama Kelompok :

1. . . . . .

2. . . . . .

3. . . . . .

4. . . . .

Petunjuk !

Kerjakanlah soal di bawah ini bersama anggota kelompokmu, jawablah pertanyaan tersebut

dengan berbagai jawaban yang kamu peroleh.

Ikuti Langkah-langkah di bawah ini

Gambar 1

1. Siapkan HVS A4, gambarlah 1 buah segitiga siku-siku

dengan tinggi sama panjang dengan kertas HVS

2. Berilah warna pada bangun datar yang bukan bagian dari

segitiga

3. Guntinglah bangun datar segitiga

4. Apakah nama bangun datar yang kamu warnai?

Gambar 2

1. Siapkan HVS A4, gambarlah 2 buah segitiga siku-siku.

Masing-masing segitiga memiliki tinggi yang sama dengan

HVS dan memiliki alas yang berbeda ukuran.

2. Berilah warna pada bangun datar yang bukan bagian dari

segitiga.

3. Guntinglah kedua bangun datar segitiga tersebut

4. Apakah nama bangun datar yang kamu warnai?

Gambar 3

1. Siapkan HVS A4, gambarlah 2 buah segitiga siku-siku

dengan ukuran yang sama (tinggi segitiga berbeda dengan

alas)

2. Berilah warna pada bangun datar yang bukan bagian dari

segitiga

3. Guntinglah kedua bangun datar segitiga

4. Apakah nama bangun datar yang kamu warnai?

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

142

Tempelah Hasil Karyamu

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

143

Petunjuk: Hitunglah masing-masing luas dan keliling bangun datar di bawah ini

Luas = Luas =

Keliling = Keliling =

Apakah nama bangun datar yang kamu buat?

Apa rumus dari bangun datar tersebut?

Luas =

Keliling =

AYO KERJAKAN

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

144

1. Sebuah trapezium memiliki luas sebesar 600 cm2. Tentukanlah berbagai

ukuran dari trapezium tersebut

2. Hitunglah luas trapezium di bawah ini dengan benar

AYO

KERJAKAN

UNDERSTAND-

ING PROBLEM

DEVISING

PLAN

Apa yang dapat kamu pahami?

Bagaimana langkah pengerjaannya?

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

145

CARRY

OUT PLAN

LOOKING

BACK

Dari bangun datar di atas dapatkah kamu mengerjakannya dengan menggunakan

berbagai penyelesaian masalah?

Tuliskan dan lakukan langkah rencana kerjamu !

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

146

Lembar Aktivitas Siswa 5

Bangun Datar Pada lembar ini kalian akan :

Membuat tangram

Nama :

Kelas :

Petunjuk !

Ikutilah langkah-langkah di bawah ini kemudian, hitung luas yang kamu peroleh dari gambar

yang telah kamu buat.

Mari Membuat Tangram

Perhatikanlah gurumu

Ikutilah langkah-langkah di bawah ini:

1. Siapkan pensil, penggaris, penghapus, dan

pensil warna

2. Gambarlah sketsa tangram menggunakan

pensil terlebih dahulu

3. Tangram terbuat dari 7 atau lebihbangun

datar yang di gabungkan (berbeda jenis

maupun sama)

4. Sebelum membuat, ukurlah dengan teliti

setiap bagian dari bangun datar yang dibuat

5. Warnai tangram tersebut sesuai keinginanmu

6. Setelah selesai, hitunglah luas sketsa tangram

yang kamu buat

7. Presentasikanlah hasil kerjamu di depan

kelas

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

147

TANGRAM-KU

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

148

TANGRAM-KU

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

149

Lembar Soal

Bangun Datar Pada lembar ini kalian akan :

Mereview pelajaran bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, trapezium,

dan layang-layang

Nama :

Kelas :

Petunjuk !

Kerjakanlah soal di bawah ini dengan baik dan benar. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

berbagai jawaban yang kamu peroleh. Berdoalah sebelum memulai mengerjakan. Selamat

Mengerjakan.

1. Sebuah kebun pisang berbentuk persegi panjang dengan luas sebesar 360 m2. Tentukanlah

berbagai ukuran dari kebun pisang tersebut

2. Andi membuat layang-layang dengan luas yaitu 450 cm2. Tentukanlah berbagai ukuran

layangan yang dibuat Andi

3. Sebuah tanah memiliki luas sebesar 150 m2, setengah dari tanah tersebut akan dibuat taman

dan sisanya akan ditanami bunga. Tentukanlah berbagai ukuran dari kedua tanah tersebut

dengan berbagai macam bentuk bangun datar

4. Hitunglah luas bangun datar di bawah ini

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

150

Lampiran 11

Lembar Kerja Siswa

Bangun Datar Nama :

Kelas :

Tanggal :

Petunjuk !

Bacalah doa sebelum mengerjakan soal. Cermat dan telitilah dalam menjawab pertanyaan di

bawah ini. Periksa kembali jawabanmu.

1. Di dekat rumah saya ada pembuatan taman bermain berbentuk persegi panjang dengan luas

500 m2. Berapakah kemungkinan ukuran taman bermain tersebut ?

2. Ali membuat bangun datar layang-layang dengan luas 120 cm2. Tentukanlah ukuran layang-

layang yang dapat dibuat Ali dalam berbagai ukuran !

3. Sebuah kain berukuran 5.400 m2 akan dibuat menjadi dua bentuk bangun datar yang berbeda.

Tentukanlah ukuran dua bangun datar tersebut, jika seluruh triplek habis terpakai !

4. Hitunglah luas bangun datar di bawah ini dengan berbagai cara penyelesaian !

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

151

Lampiran 12

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Luas Bangun Datar

Aspek yang

Diukur

Butir

Soal Respons Siswa terhadap Soal atau Masalah Skor

Berpikir

Lancar

(Fluency)

1

Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Siswa mampu memberikan 1-2 jawaban berbeda dari soal

yang diberikan secara tepat dan logis

1

Siswa mampu memberikan 3-4 jawaban berbeda dari soal

yang diberikan secara benar dan logis

2

Siswa mampu memberikan 5 atau lebih jawaban dari soal

yang diberikan dan memiliki jawaban yang berbeda (unik)

secara benar dan logis

3

2

Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Siswa menjawab dengan 1-2 jawaban pemecahan masalah

yang berbeda dan jawaban yang logis

1

Siswa menjawab dengan 3-4 jawaban pemecahan masalah

yang berbeda, terdapat keunikan dalam jawaban dan jawaban

yang logis

2

Siswa menjawab 5 atau lebih jawaban, dengan pemecahan

masalah yang berbeda, terdapat keunikan dalam jawaban,

dan jawaban yang logis

3

Berpikir

Fleksibel

(Flexibility)

3

Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Siswa menjawab dengan 1-2 jenis bangun datar dengan

ukuran yang berbeda, dan jawaban yang dihasilkan yaitu

jawaban yang logis

1

Siswa menjawab dengan 3-4 jenis bangun datar yang

berbeda, dengan beberapa ukuran yang berbeda atau terdapat

jawaban yang unik dan jawaban yang dihasilkan yaitu

jawaban yang logis

2

Siswa menjawab dengan 5 atau lebih jenis bangun datar yang

berbeda, dengan beberapa ukuran yang berbeda atau terdapat

beberapa jawaban yang unik dan jawaban yang dihasilkan

yaitu jawaban yang logis

3

4

Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Siswa menjawab dengan 1-2 jawaban pemecahan masalah

yang berbeda dan jawaban yang logis 1

Siswa menjawab dengan 3-4 jawaban pemecahan masalah

yang berbeda dan atau terdapat keunikan dalam jawaban dan

jawaban yang logis

2

Siswa menjawab dengan 5 atau lebih jawaban pemecahan

masalah yang berbeda dan atau terdapat keunikan dalam

jawaban dan jawaban yang logis 3

Berpikir 5 Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

152

Kebaruan

(Novelty)

Siswa menjawab pertanyaan dengan satu cara penyelesaian 1

Siswa menjawab pertanyaan dengan beberapa rumus dan 2

jawaban pemecahan masalah 2

Siswa menjawab pertanyaan dengan beberapa rumus dan

menjawab dengan 3 cara 3

6

Siswa tidak menjawab pertanyaan 0

Siswa menjawab pertanyaan dengan satu cara pemecahan

masalah 1

Siswa menjawab pertanyaan dengan 2 cara yang berbeda 2

Siswa menjawab pertanyaan dengan 3 cara yang berbeda dan

atau adanya jawaban yang unik 3

Rumus Penilaian Tes Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata indikator berpikir kreatif

matematis seluruh siswa, sebagai berikut:

Rumus : S =

x 100

Keterangan :

S = Nilai yang dicari

R = Total nilai seluruh siswa perindikator

N = Skor maksimum perindikator dikalikan dengan jumlah siswa

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai akhir berpikir kreatif matematis siswa

berdasarkan rubrik penilaian, sebagai berikut:

Rumus : S =

x 100

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes tersebut

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

153

Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa

Level Presentase

Jawaban Keterangan

Level 3

(Sangat Kreatif) 76 – 100

Siswa mampu memenuhi ketiga aspek indikator berpikir

kreatif dalam memecahkan masalah.

Level 2

(Kreatif) 56 – 75

Siswa memenuhi kedua indikator berpikir kreatif dalam

memecahkan masalah.

Level 1

(Cukup Kreatif) 26 – 55

Siswa mampu menunjukkan salah satu indikator berpikir

kreatif dalam memecahkan masalah.

Level 0

(Kurang Kreatif) 00 – 25

Siswa tidak atau belum mampu menunjukkan salah satu

dari ketiga aspek indikator berpikir kreatif.

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

154

Lampiran 13

Uji Validitas dan Normalitas Soal

Kelas Eksperimen

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

HASIL 25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

HASIL Mean 75.40 2.815

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 69.59

Upper Bound 81.21

5% Trimmed Mean 75.44

Median 75.00

Variance 198.167

Std. Deviation 14.077

Minimum 50

Maximum 100

Range 50

Interquartile Range 16

Skewness .208 .464

Kurtosis -.379 .902

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HASIL .165 25 .079 .932 25 .099

a. Lilliefors Significance Correction

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

155

Lampiran 14

Uji Validitas dan Normalitas Soal

Kelas Kontrol

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

NILAI 24 100.0% 0 0.0% 24 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

NILAI Mean 50.38 2.917

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 44.34

Upper Bound 56.41

5% Trimmed Mean 50.34

Median 50.00

Variance 204.158

Std. Deviation 14.288

Minimum 25

Maximum 75

Range 50

Interquartile Range 23

Skewness .151 .472

Kurtosis -.922 .918

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI .138 24 .200* .946 24 .219

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

156

Lampiran 15

Uji Homogenity

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.056 1 47 .814

ANOVA

NILAI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7668.375 1 7668.375 38.132 .000

Within Groups 9451.625 47 201.098

Total 17120.000 48

Group Statistics

FAKTOR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NILAI EKSPERIMEN 25 75.40 14.077 2.815

KONTROL 24 50.38 14.288 2.917

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

157

Lampiran 16

Independent Sample t-test

Levene’s Test

For Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

Difference

Lower Upper

Nilai

Equal

Variances

Assumed

.056 .0814

6.175 47 .000 25.025 4.053 16.872 33.178

Equal

Variances

Not

Assumed

6.173 46.850 .000 25.025 4.054 16.869 33.181

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

158

Lampiran 17

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

159

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

160

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

161

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

162

Lampiran 18

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

163

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

164

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

165

Lampiran 19

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

166

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

167

Lampiran 20

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

168

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

169

Lampiran 21

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

170

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

171

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

172

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

173

Lampiran 22

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

174

Lampiran 23

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

175

Lampiran 24

UJI REFERENSI

NAMA : Arif Rahman K

NIM : 1112018300059

FAKULTAS : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

JURUSAN : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa Pada Materi Geometri Datar

PEMBIMBING : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd

NO JUDUL REFERENSI PARAF

1

Afriana Herawati, “Penerapan Pembelajaran Pohon

Matematika Pada Materi Bangun Datar Segitiga dan

Segiempat Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII-5 SMP Negeri 13

Balikpapan”, KNPM V Himpunan Matematika

Indonesia, UNM, Juni 2013, h. 505, 506.

2

Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 (Kritis

MI, EI, SQ, AW & Seuccessful Intelligence Atas

IQ), (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 258.

3

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 100,

109, 110, 185.

4

Ainul Yaqin, “Pengaruh Metode Pembelajaran

Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Standar Kompetensi Dasar-Dasar Kelistrikan

Di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto”, Jurnal

Pendidikan Elektro, Vol. 02 No. 1, Tahun 2013, h.

239.

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

176

5

Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik

Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran

Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 56,

58.

6

Ali Hamzah dan Muhlisarini, Perencanaan dan

Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), h. 37, 142.

7

Ali Mahmudi, Pemecahan Masalah dan Berpikir

Kreatif, disampaikan pada konferensi Nasional

Matematika XIV, UNSRI Palembang, 24-27 Juli

2008, h. 6, 9.

8

Alimuddin, “Menumbuh Kembangkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Melalui Tugas-Tugas

Pemecahan Masalah”, Prosiding Seminar Nasional,

Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA,

Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009, M.

361.

9 Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de

Bono, (Bandung: Kaifa, 2007), h. 24.

10

Eli Yuliana, “Pengembangan Soal Open Ended

Pada Pembelajaran Matematika Untuk

Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Matematka (SNAPTIKA), Palembang, 16 Mei 2015,

h. 165.

11

Elly Mersina Mursidik, dkk, “Analisis Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa SD dalam Memecahkan

Masalah Matematika Open-Ended Ditinjau dari

Tingkat Kemampuan Matemtika”, Jurnal LPPM,

Vol. 2 No. 1 Januari, 2014, h. 7

12 Endang Setyo, Sri Harmini, Matematika Untuk

PGSD, (Bandung: Rosda Karya, 2012), h. 126.

13

Eric Jensen, Pembelajaran Berbasis Otak

Paradigma Pengajaran Baru, (Jakarta: PT. Indeks,

2011), h. 201.

Page 194: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

177

14 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran

Matematika, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 126.

15

G. Polya, How To Solve It, A New Aspect of

Mathematical Mehod Second Edition, (New Jersey:

Princeton University Press, 1957), h. 8, 15.

16

Jamin Carson, “A Problem With Problem Solving:

Teaching Thinking Without Teaching Knowledge”,

The Mathematics Educator, Vol. 17, No. 2, 2007, h.

7, 8.

17

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar

dan Menengah Edisi Ke- 6, (Jakarta: Erlangga,

2008), h. 3.

18

John Q. Easton, IES Improving Mathematical

Problem Solving in Grades 4 Through 8,

(Washington, DC: National Center for Education

Evaluation and Regional Assistance, Institute of

Education Sciences, U.S. Department of Education,

2012), h. 6, 11.

19

Kompas, “Literasi Siswa Membaik Pemahaman

Bidang Sains, Matematika dan Memambaca

Meningkat”, Kompas, Jakarta, 7 Desember 2016.

20

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik

Evaluasi Pengejaran, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 112.

21

Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar

Matematika Sebuah Buku Sumber Alat Peraga,

Aktivitas, dan Strategi Untuk Guru Matematika SD,

SMP, SMA, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 61.

22

Mohammad Shilahudin, Jenjang Kreativitas Siswa

Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau

Dari Kemampuan Matematika Siswa, UNS, h. 2.

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2011), h.

1, 121.

Page 195: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

178

24

Muiz Lidinillah, Strategi Pembelajaran Matematika

di Sekolah Dasar, (Kota Tasikmalaya: UPI, 2006),

h. 1.

25 Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah

Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 3.

26

Nila, “Development Mathematical Creative

Thinking Ability Problems On The Topics Of

Fractions For 7 Grade Student”, 1st Sea-DR

Proceeding, ISBN: 978-602-17465-1-6, h. 280.

27

Nita Harrisah, “Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa SD yang Memperoleh

Pembelajaran Model LAPS-H”, Antologi UPI,

2016, h. 3

28

Puspa Riani, “Perbedaan Peningkatan Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian

Belajar Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Pembelajaran Konvensional di SMPN 4

Padangsidimpuan”, Jurnal Pendidikan Matematika

Paradigma, Vol. 8 No. 3, 2015, h. 3, 4.

29 Robert L. Solso, Psikologi Kognitif Edisi

Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 444, 445.

30

S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan

Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia,

1999), h. 17, 135.

31 S. C. Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak

Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 9.

32

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 142.

33

S. T. Negroho dan B, Harahap, Ensiklopedia

Matematika, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 1999),

h. 185.

34

Sudarmaji Lamiran, Strategi Pembelajaran Sekolah

Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011),

h. 55.

35 Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: LIC, 2014), h. 320, 321.

Page 196: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

179

36

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,

Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114, 126.

37

Supardi U.S. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses

Pembelajaran Matematika, Universitas Indraprasta

PGRI, Jurnal Formatif 2(3): 248-262, ISSN: 2088-

351X, h. 254, 255, 256.

38

Susiyati, “Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Matematik dalam Pemecahan Masalah”, Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Siliwangi Bandung, Volume 1, 2014, ISSN: 2355-

0473, h. 175.

39

Tatag Eko Yuli Siswono, Model Pembelajaran

Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif, (Unesa University Press, 2008), h. 21, 28,

31.

40

Tomi Tridaya, Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis

Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3,

Vol.1 No.1, 2012, h. 23.

41

Vina Amilia, “Analisis Kesulitan Dalam

Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah

Matematis Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar,

Universitas Sriwijaya PGSD”, Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Matematika (SNAPTIKA),

Palembang, 16 Mei 2015, h. 210.

42

V.Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian,

(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 52, 100,

109.

43

Wardono, “The Innovative Realistic Learning

Model With Character Education And PISA

Assessment to Improve Mathematics Literacy”,

ICMSE, 2014, M-310.

44

W.B. Pillsbury, John Dewey (1859-1952) A

Biographical Memoir, (Washington D.C: National

Academy Of Science, 1957), h. 115, 116.

Page 197: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

180

45

W. Khoiri, “Problem Based Learning Berbantuan

Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif”, UJME 2 (1), Jurusan Matematika FMIPA

UNNES, 2013, h. 117.

46

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,

2008), h. 230.

47

Yani Ramdani, “Pengaruh Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif Siswa SMK di Kota Bandung”,

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi dan

Kesehatan, ISSN 2089-3852, EISSN 2303-2480,

Vol 4, No. 1, 2014, h. 4.

48

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi

Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman

Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 36.

Jakarta, 08 Februari 2017

Pembimbing

Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP. 19790601 200604 2 004

Page 198: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Arif Rahman K, NIM. 1112018300059. “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

181

Lampiran 25

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Arif Rahman K, nama panggilan Arif. Bertempat tinggal di

Bintaro, dan tinggal bersama Ayah yang bernama Margino, Ibu bernama

Sunarni, Kaka Permpuan bernama Galih dan Kaka Ipar bernama Arief.

Tentunya dua orang yang berharga yaitu mamih dan papih yang sudah seperti

orang tua kedua yang selalu memberi nasehat baik & buruknya perilakunya

yang tidak atau belum dapat tersampaikan oleh orang tuanya.

Pendidikannya bermula, di TK Kartini, SDN 08 Pagi, SMPN 178,

dan SMAN 86 Jakarta Jurusan IPA. Arif merupakan seorang anak terakhir dari dua orang

bersaudara. Berasal dari keluarga teknik arsitektur yang akhirnya Arif dijuruskan ke dalam Ilmu

Keguruan. Tentunya memiliki cita-cita sebagai seorang arsitek seperti ayah dan kakaknya, namun

lain cerita ia dijuruskan oleh ayahnya untuk masuk ke dalam keguruan. Sedih dan senang

dirasakannya atas keputusan ayahnya tersebut. Namun prinsipnya yang selalu dipegang dari

ayahnya yaitu, “Lakukanlah sesuatu tersebut hanya untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha

Esa” dan “Dimanapun kamu berada selalu lakukanlah yang terbaik untuk dirimu dan kebaikan

banyak orang”.

Arif memiliki tiga orang istimewa yang sudah seperti keluarga, yang bermula dari SD

hingga sekarang. Jika orang banyak mengartikannya sebagai sahabat, Arif tidak ingin

menggunakannya, karena sahabat memiliki masa dan waktu, yang dapat hilang sewaktu-waktu. Ia

sangat selektif terhadap berteman, tapi tidak memilih-milih dalam pertemanannya. Paling tidak

suka dengan orang yang membedakan seseorang dengan orang lain hanya karna kasta atau status

social, dan paling tidak suka dengan orang-orang yang hanya besar mulut tanpa menggunakan

kecerdasannya untuk berpikir. Meski manusia tidak ada yang sempurna, namun semua orang

berhak memilih untuk mencapai kesempurnaan tersebut untuk kebaikan masing-masing pribadinya.

Demikian deskripsi singkat dari penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Apabila terdapat salah penulisan mohon dimaafkan, dan jika terdapat kritik dan saran dapat dikirim

melalui email penulis di bawah ini. Terimakasih.

E-Mail : [email protected]