documentz
TRANSCRIPT
![Page 1: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/1.jpg)
A. Latar Belakang
Suatu negara merupakan suatu intitusi yang dibentuk oleh kumpulan manusia yang hidup
dalam suatu wilayah tertentu dengan orientasi atau pandangan yang sama yang terikat dan
taat terhadap aturan yang ada atau perundang-undangan serta memiliki pemerintahan. Negara
dibentuk berdasarkan suatu kesepakatan bersama yang memiliki tujuan untuk mengatur
kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa
teori mendukung dan menjelaskan terbentuknya suatu negara. Dalam pengadaan suatu
negara, bentuk negara sangat berpengaruh karena akan menyatakan susunan atau organisasi
negara secara keseluruhan, mengenai struktur negara yang meliputi segenap unsur-unsurnya
yaitu daerah, bangsa dan pemerintahannya. Bentuk, susunan dan sistem pemerintahan
tersebut tentunya tidak menyeluruh sama pada semua negara. Bentuk negara biasanya
merujuk pada rangkaian institusi yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara
untuk menegakkan kekuasaan atas suatu komunitas politik. Selain bentuk negara, suatu
negara memiliki unsur yang penting untuk berdiri atau merdeka yaitu yang bersifat
konstitutif yaitu meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat serta secara
deklaratif. Setelah mengetahui bentuk dari negara maka tujuan negara diharapkan dapat
tercapai dengan baik untuk menciptakan kesejahteraan bersama serta memberi manfaat
kepada seluruh bagian dari negara tersebut. Oleh karena itu, terdapat hubungan diantara
terbentuknya negara yang didukung oleh teori terbentuknya negara, bentuk negara, unsur
negara serta tujuan dari negara itu sendiri.
B. Asal Mula Negara
Dalam sejarahnya dunia dan manusia itu hidupnya dipisahkan dalam 2 periode yaitu
periode sebelum terbentuknya negara (pra negara) dan periode sesudahnya (pasca negara).
1. Pra Negara
Dalam periode sebelum ada negara (pra negara) manusia hidup di alam bebas dan
oleh karena itu disebut sebagai alamiah ( manusia in abstakto), hukum yang menguasai
kehidupan manusia in abstakto ialah hukum alam. Pada suatu saat manusia in abstarkto
ini sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian membuat suatu organisasi yang akhirnya
disebut negara.
![Page 2: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Pasca Negara
Berkebalikan dengan pra negara, pada periode ini telah terbentuk perjanjian atau
kesepakatan yang dibuat oleh manusia itu sendiri yang kemudian dijalankan secara
sistematis namun tetap dengan adanya perbaikan yang ada karena pada periode ini
keadaan alamiah telah sedikit terpengaruh.
Secara garis besar, teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok yaitu teori yang bersifat spekulasi dan teori yang bersifat Historis sosiologis.
Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori Kekuatan, dan
Teori Juridis. Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.
Teori yang bersifat Spekulatif
a. Teori Ketuhanan
Yaitu suatu teori yang menganggap bahwa asal mula negara dan kekuasaan
seorang penguasa adalah semata-mata berasal dari Tuhan. Pelopor teori ini antara lain
Agustinus, Thomas Aquino, dan Frederick Julius Sthal
Teori Ketuhanan (teokrasi) pada prinsipnya mengandung 3 pokok masalah :
1. Negara itu dibentuk dibawah kuasa Tuhan;
2. Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian Tuhan;
3. Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan selain kedaulatan Tuhan
b. Teori Kekuatan
Maksudnya, kekuatan menjadi sumber dan pencipta negara, negara dilahirkan
karena pertarungan kekuatan dimana yang paling kuat yang akan merupakan
pemenang dan sekaligus pembentuk negara. Faktor kekuatan itu juga dapat berupa
kekuatan ekonomi dan kekuatan otak.
Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig gunplowitz, Karl Marx, H.j.Laski, dan
Machiavelli.
Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :
1. Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk menindak
organisasi yang lemah
![Page 3: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat produksi
3. Negara adalah organisasi pemaksa
c. Teori Juridis
Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori patrialchal, teori
matrialchal, teori patrimonial, dan teori perjanjian masyarakat.
1. Teori patrialchal
Bahwa pemimpin pertama dari manusia itu adalah semula dari seorang bapak
yang merupakan kepala keluarga kecil, yang kemudian akan menjadi keluarga yang
lebih besar yang akhirnya membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat membentuk
suatu negara dengan garis bapak sebagai pimpinan
2. Teori Matrialchal
Teori matrialchal hampir sama dengan teori patrialchal, hanya garis ibu yang
menentukan
3. Teori Patrimonial
Teori patrimonial juga hampir sama dengan teori diatas, namun yang
menentukan adalah garis ibu dan bapak.
4. Teori perjanjian masyarakat/kontrak sosial/teori hukum alam
Pada pokoknya adalah negara merupakan hasil daripada perjanjian individu-
individu yang pada mulanya tidak mempunyai suatu organisasi pemerintah. Teori ini
berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara sekelompok manusia yang
tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk
mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupanbersama.
Teori yang bersifat Historis (Evolusi)
Teori yang evolusi atau teori historis ini merupakan teori yang menyatakan bahwa
lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial yang diperuntukkan guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, maka lembaga-lembaga itu tidak luput dari
pengaruh tempat, waktu, dan tuntutan-tuntutan zaman. Menurut teori yang bersifat
evolusi ini terjadinya negara adalah secara historis-sosio (dari keluarga menjadi negara).
![Page 4: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/4.jpg)
Termasuk dalam teori ini yang bersifat evolusi ini antara lain teori hukum alam.
Berdasarkan teori hukum alam ini, negara terjadi secara alamiah.
C. Tahap Terjadinya Negara
Terjadinya negara di bagi dalam 2 tahap diantaranya tahap 1 yaitu terjadinya negara
secara primer dan tahap 2 secara sekunder.
Perkembangan negara secara Primer melalui 4 tahap, yakni :
1. Gemeinscaft atau Genossenscaft
Suatu bentuk negara yang terdiri dari perkelompokan orang-orang yang menggabungkan
diri untuk memenuhi kepentingan bersama dan didasarkan pada persamaan. Bentuknya masih
sederhana, belum terorganisir, organ-organ seperti parlemen, kepala negara belum ada. Disini
yang nampak ialah unsur masyarakat paguyuban. Kedudukan antara individu sama dan segala
sesuatu diusahakan bersama secara gotong royong. Yang memimpin dalam masyarakat yang
homogen ini ialah siapa yang dianggap paling kuat (Primus Interpares). Disinilah pertama
kali bentuk dari negara yang paling sederhana sekali, titik tolaknya ialah “unsur rakyat”
2. Reich atau Rijk,.
Bentuk yang kedua ini lebih baik dari bentuk yang pertama. Bentuk negara yang
sederhana sudah mulai berkembang dengan mulai terlihat adanya pusat-pusat kekuasaan,
dimana diantara pemegang kekuasaan yang satu dengan yang lain mulai bertentangan, disini
siapa yang memegang kekuasaan berdaulat. Dalam tahap ini masih belum ada pemerintahan
yang tetap. Titik berlakunya adalah unsur “Pemerintahan yang berdaulat”
3. STAAT
Pengertian negara sekarang ini dimana unsur konstitutif (unsur pembentuk) dari suatu
negara sudah terpenuhi, serta pusat kekuasaan hanya ada satu. Dalam bentuk “staat” ini unsur
rakyat dan unsur pemerintah sudah pasti, dan unsur pemerintahan yang ada tidak bersaing
lagi. Disini batas-batas dari daerah sudah ditentukan. Dalam staat ini masih banyak sekali
adanya negara bukan atas kehendak rakyat, tetapi dipaksakan oleh penguasa dengan adanya
paksaan tersebut maka timbul gerakan-gerakan rakyat, gerakan tersebut merupakan “Natie”
untuk melepaskan tekanan-tekanan dari orang-orang yang berkuasa.
![Page 5: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Demokratie Natie atau negara-negara nasional
Hasil dari bentuk staat yang merupakan perkembangan negara bukan secara historis,
akan tetapi secara kewajaran dan berkembangnya tersebut adalah karena tingkat
peradaban/kecerdasan yang sudah meningkat dan maju. Perkembangan negara semacam ini
disebut perkembangan secara Prima, dan perkembangan bentuk negara ini hanya sampai pada
bentuk Demokratie natie, sedangkan adanya diktatur hanya merupakan variasi dari
Demokratie natie dan timbulnya diktatur tersebut adalah antara lain karena adanya keputusan-
keputusan negara yang diambil secara cepat tanpa menghiraukan kepentingan masyarakat
yang lain.
Terjadinya negara secara sekunder
Terjadinya negara secara sekunder terjadi dilingkungan masyarakat yang sudah
bernegara, yang diperlukan hanya pengakuan. Hal ini terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Pengakuan secara de facto, pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada, bersifat
sementara, disini tidak dirasakan adanya keperluan yang mendesak untuk
mengadakan hubungan dengan bangsa atau negara lain. Biasanya mengenai
hubungan dagang saja.
2. Pengakuan secara de jure, bersifat tetap serta mempunyai arti yang lebih luas
kerena pengakuan oleh negara lain cakupannya lebih luas antara lain diadakan
hubungan kebudayaan, politik, ekonomi, dan sebagainya. Pengakuan de jure
biasanya di tandai juga dengan adanya hubungan diplomatik.
D. Tujuan Negara
Tujuan dari negara yang satu dengan yang lain berbeda-beda disebabkan oleh penguasa
negara yang sedang memerintah. Negara berdiri bertujuan untuk mencapai
kebahagiaan bersama semua orang yang masuk dalam organisasi negara tersebut. Tujuan
negara bermacam-macam antara lain:
a. Untuk memperluas kekuasaan
![Page 6: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/6.jpg)
Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa kekuasaan berarti kebenaran, dan
dengan bertambahnya kekuasaan berarti akan bertambahnya kemajuan di lapangan lain.
Negara kekuasaan menghendaki agar negaranya menjaadi besar dan jaya. Untuk
mencapai tujuannya maka rakyat dijaadikan alat untuk perluasan, kepentingan
orang perseorangan ada di bawah kepentingan bangsa dan negara.
b. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum segala kekuasaan dari alat-
alat pemerintahan berdasarkan atas hukum, semua orang harus tinduk kepada hukum,
sebab hukumlah yang berkuasa dalam negara tersebut.
c. Untuk mencapai kesejahteraan umum
Negara bertujuan ingin mewujudkan kesejahteraan umum. Negara dipandang
sebagai alat yang dibentuk manusia untuk mencapai tujuan bersama, yakni suatu tatanan
masyarakat yan gdidalamnya ada kebahagiaan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat negara itu.
Tokoh- Tokoh yang Mengemukakan Tujuan Negara
1) Roger H. Soltau
Tujuan negara adalah mengembangkan agar rakyat berkembang serta mengembangkan
daya sebebas mungkin.
2) J. Baren
Mengklasifikasikan tujuan negara dalam dua hal :
a. Tujuan sebenarnya yaitu memelihara keamanan, ketertiban dan penyelenggaraan
kepentingan umum.
b. Tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri yang berkuasa untuk tetap berada
dalam kedudukannya.
3) Aristoteles
Negara bertujuan menyelenggarakan hidup yang baik dari warga negaranya.
4) Charles E. Miriam
Tujuan negara adalah mencapai keamanan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan umum.
![Page 7: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/7.jpg)
5) Plato
Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial.
Teori tentang Tujuan Negara
a. Teori Fasisme
Fasisme berasal dari kata Fascio yang artinya kelompok. Kelompok ini
menamakan dirinya Fascio de combattimento yang artinya barisan tempur. Dalam
Undang-undang dasar, negara fasis harus diciptakan suatu kesatuan kehendak di lapangan
kesusilaan, politik, dan ekonomi. Rakyat harus memiliki ideologi negara sedalam-
dalamnya untuk menjelma sebagai bangsa fasis. Pemimpin negaralah yang menentukan
tujuan negara, mengendalikan cita-cita, dan tujuan negara sentralistik
Tujuan negara fasis adalah ”Imperium Dunia” pemimpin bercita-cita untuk
mempersatukan semua bangsa di dunia menjaadi satu tenaga atau kekuatan bersama
b. Teori Individualisme
Teori ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi barat, kurang lebih pada
abad XVII dan XVIII. Teori ini muncul sebagai anti klimaks dari penguasa monarki
absolut. Mereka berkeinginan mendapatkan liberte, egalite, dan fraternite. Mereka juga
membanggakan pemikiran-pemikiran rasionalisme dan humanisme sebagai buah dari
revolusi Perancis dan revolusi industri. Individualisme atau liberalisme dalam arti luas
dapat dikatakan sebagai usaha perjuangan menuju kebebasan. Dalam bidang ekonomi
liberalisme baru muncul di abad XIX dipelopori oleh Adam Smith. Teori ini banyak
diterapkan di sebagian besar negara-negara Eropa dan Amerika.
c. Teori Sosialisme
Kelahiran sosialisme terkait erat dengan kapitalisme yang sudah sangat
eksploitatif. Sosialisme menentang kemutlakan milik perseorangan dan menyokong
pemakaian milik tersebut untuk kesejahteraan umum. Perkembangan sosialisme muncul
di daratan Eropa setelah revolusi industri, guna menghindari penghisapan ekonomi oleh
segelintir orang (kaum kapitalis).
![Page 8: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/8.jpg)
Paham ini berkembang di Eropa Timur, pada umumnya dengan Uni Soviet
(sekarang telah bubar) sebagai kiblatnya. Sosialisme dengan banyaknya muatan politik
berubah bentuk menjadi komunisme. Menurut teori sosialisme negara mempunyai hak
campur tangan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan demi
tercapainya tujuan negara yaitu memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan
merata bagi setiap anggota masyarakat.
d. Teori Integralistik
Paham integralistik ingin menggabungkan kemauan rakyat dan penguasa (negara)
kebersamaan. Alasannya, paham dan anggota-anggotanya saling terkait sehingga
membentuk satu kesatuan yang organis. Teori ini dipeloposri oleh B. De Spinoza, Adam
Miller dan Hegel.
Gagasan paham integralistik di Indonesia pertama kali dikemukakan oleh Dr.
Soepomo pada sidang BPUPKI tahun 1945. Menurut Soepomo paham integralistik
merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia
yang bersifat kekeluargaan (paguyuban). Dengan demikian semangat kekeluargaan dan
kebersamaan ini merupakan ciri integralistik Indonesia. Gagasan Soepomi ini kemudian
menjadi dasar terbentuknya tujuan negara RI .
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan negara kesatuan RI secara ekspilisit dapat dilihat pada pembukaan UUD 1945
pada alenia 4 diantaranya berbunyi:
“.........melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka....”
Dari bunyi alinea 4 tersebut dapat dilihat bahwa tujuan dibentuknya negara RI adalah :
1) Melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) Memajukan kesejahteraan umum
![Page 9: DocumentZ](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db91c550346aa9a9a232e/html5/thumbnails/9.jpg)
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
E. Unsur Negara