web viewserangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada dasarnya pengukuran bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
sifat-sifat fisik, kimia dan biolgi dari suatu benda atau suatu keadaan/proses, atau
untuk mengatur sesuai dengan informasi yang diinginkan. Bantuan alat atau
dalam hal ini alat ukur dan instrument diperlukan untuk mentransformasikan
informasi tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk ditanggapi oleh indera
manusia. Tidak diketahui secara pasti, sejak kapan kegiatan ukur-mengukur
dimulai. Akan tetapi tak dapat dipungkiri bahwa gejala dan kegiatan alam hanya
diketahui melalui kegiatan pengukuran, meskipun dimulai dengan cara yang
masih sederhana dengan menggunakan panca indera pengelihatan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan dalam makalah ini adalah: Apakah definisi pengukuran , instrumen
ukur dan penjelasan tentang alat ukur listrik ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai definisi
pengukuran, instrument ukur dan penjelasan tentang alat ukur listrik.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan berguna sebagai referensi untuk belajar dalam
mata kuliah sistem pengukuran.
2. Bagi Dosen
Makalah ini diharapkan berguna sebagai referensi penunjang dalam
pembelajaran matakuliah sistem pengukuran.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran (measurement)
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran
dalam bentuk angka (kwantitaif). Secara umum (sederhananya) adalah
membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui harganya dengan besaran lain
yang telah diketahui nilainya.
2.2 Alat Ukur
Alat untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel. Prinsip kerja
alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan dengan cermat dan sesuai
dengan pemakaian yang telah direncanakan. Contoh alat ukur untuk dimensi
panjang mistar , roll meter ,dll.
2.3 Instrumen
Instrumen adalah alat ukur yang mempunyai sifat KOMPLEK, yang minimal
terdiri atas komponen:
a) Transducer atau Elemen Pengindera.
b) Pengkondisi Sinyal Tercakup
1. Amplifier/penguat.
2. Peredam, dan
3. Penyaring.
c) Unit Keluaran Analog (skala jarum dll) atau peraga digital atau monitor.
Bentuk Sistem Pada Instrumen
2.4 Terminologi dan Definisi
2.4.1 Ketelitian (accuracy)
2
Masukan
Power
Tranduser Pengkondisi sinyal
Penunjukan peragaan
Keluaran
Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan
terhadap harga sebenarnya dari obyek yang diukur.
2.4.2 (precision)
Tingkat kesamaan nilai pada sekelompok pengukuran atau sejumlah nilai
dimana pengukuran dilakukan secara berulang-ulang dengan instrumen yang
sama.
2.4.3 Sensitivitas (sensitivity)
Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap perubahan
variabel masukan yang diukur.
2.4.4 Kalibrasi (calibration)
Serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan alat ukur atau menunjukkan nilai yang diabaikan bahan ukur
dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang tertelusuri ke
standar nasional dan atau international.
2.4.5 Koreksi (correction)
Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur
untuk mengkompensasi penambahan kesalahan sistematik.
2.4.6 Ketidakpastian Pengukuran (uncertainty)
Perkiraan atau taksiran rentang dari nilai pengukuran dimana nilai
sebenarnya dari besaran obyek yang diukur (measurand) terletak.
2.4.7 Tranduser
Bagian dari alat ukur untuk mengubah atau mengkonveksikan suatu
bentuk energi atau besaran fisik yang diterimanya (sensing elemen) kedalam
bentuk energi lain. Sehingga diolah oleh peralatan berikutnya.
2.4.8 Sensor
Bagian/elemen dari alat ukur yang secara langsung berhubungan dengan
obyek yang terukur (elemen perasa)
2.4.9 Rentang ukur (range)
Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas.
2.4.10 Jangkauan (span)
Beda modulus antara dua batas rentang nominal dari alat ukur, contoh :
rentang nominal -10 V sampai 10 Volt. Jangkauan 20 Volt.
3
2.5 Sistem Pengukuran
Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital : Sinyal
analog berbentuk fungsi kontinyu, misalnya penunjukan temperatur dalam
ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala
elektronik. Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu
berhubungan dengan waktu. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 penunjuk analog dan digital
2.6 Alat Ukur Listrik Analog
Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan.
Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan
kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup
pengatur jarum penunjuk. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini .
Gambar 2.2 Alat Ukur Analog
4
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan
putar yang diatur kekencangannya .Jika terlalu kencang jarum akan terhambat,
jika terlalu kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk
sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol meter. Untuk lebih jelas bisa
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.3 Penunjuk jarum pada alat ukur analog
2.7 Multimeter Analog
Multimeter salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan
kelistrikan dan bidang Elektronika. Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran,
yaitu
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran
tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500 V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas
ukur 0-50 μA dan 0-15 A, pengukuran arus
listrik AC 0-15 A.
2. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω-1MΩ.
Dan dijelaskan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.4 Alat ukur multimeter analog
5
2.8 Alat Ukur Digital
Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus
miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya
listrik mW sampai kapasitansi nF. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.5 Tampilan pada alat ukur digital
Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok
diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog
to digital converter,mikroprosesor, alat cetak, dan display digital.
Gambar 2.6 Proses pada alat ukur digital
Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada
tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7. Sinyal digital terdiri
atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1
bertegangan atau ON.
6
Gambar 2.7 Tampilan display alat ukur
digital dan alat ukur digital
2.9 Alat Ukur Elektrodinamik
Alat ukur elektrode memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus
yang dipasang, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan putar terhubung
dengan poros dan jarum penunjuk Interaksi medan magnet belitan arus dan belitan
tegangan menghasilkan sudut penyimpangan jarum penunjuk sebanding dengan
daya yang dipakai beban:
P=V . I . cosθ (2.1)
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
7
Gambar 2.8 Belitan pada alat ukur elektrodinamik ada dua jenis
Pemasangan wattmeter dengan notasi terminal 1, 2, 3, dan 5. Terminal 1-3
terhubung ke belitan arus wattmeter, terhubung seri dengan beban. Terminal 2-5
terhubung ke belitan tegangan Wattmeter. Terminal 1-2 dikopel untuk
mendapatkan catu tegangan suplai tegangan. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.9 Pemasangan pada terminal alat ukur elektrodinamik
Pemasangan terminal meter tidak boleh tertukar, karena akibatnya meter tidak
berfungsi. Untuk pengukuran daya besar, di mana arus beban besar dapat
digunakan trafo CT untuk menurunkan arus yang mengalir belitan arus wattmeter.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
8
Gambar 2.10 Alat ukur elektrodinamik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
alat ukur dan instrument diperlukan untuk mentransformasikan informasi
tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk ditanggapi oleh indera manusia.
Tidak diketahui secara pasti, sejak kapan kegiatan ukur-mengukur dimulai. Akan
tetapi tak dapat dipungkiri bahwa gejala dan kegiatan alam hanya diketahui
melalui kegiatan pengukuran, meskipun dimulai dengan cara yang masih
sederhana dengan menggunakan panca indera pengelihatan.
9
10