yusbeta satrya - karya tulis

42
KARYA TULIS UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT (UPKP) TINGKAT III RENCANA KERJA PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGARUH MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA MADRASAH IBTIDAIYAH ASY SYUHADA OLEH 1. Nama : Yusbeta Satrya, S.Pd.I 2. NIP : 19750331 200701 2018 3. Jabatan : Guru 4. Nomor Ujian : 072 / UPKP/III/4/2014 Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP) Tingkat III Kementerian Agama Tahun Anggaran 2014

Upload: rian-ahmad

Post on 29-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Karya Tulis Untuk Kenaikan Tingkat

TRANSCRIPT

KARYA TULIS

UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT (UPKP)

TINGKAT III

RENCANA KERJA

PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGARUH

MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PADA MADRASAH IBTIDAIYAH ASY SYUHADA

OLEH

1. Nama : Yusbeta Satrya, S.Pd.I

2. NIP : 19750331 200701 2018

3. Jabatan : Guru

4. Nomor Ujian : 072 / UPKP/III/4/2014

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP) Tingkat III Kementerian Agama Tahun

Anggaran 2014

BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA

TAHUN ANGGARAN 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yusbeta Satrya, S.Pd,I

NIP : 19750331 200701 2018

Nomor Ujian : 072/UPKP/III/4/2014

Judul Karya Tulis Ilmiah : Peningkatan Pelaksanaan Tugas Guru Dan Pengaruh

Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Pada

Madrasah Ibtidaiyah Asy Syuhada

Telah disetujui dan disahkan sebagai karya tulis ilmiah dalam seminar ujian Dinas / Ujian

Penyesuaian Kenaikan Pangkat di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2014 Tahap III.

Jakarta, April 2014MengetahuiKepala SekolahMI ASY SYUHADA

Drs. H. ANWAR SANUSI, S.Pd.I

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan

Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya tulis ilmiah.

Penulis berusaha dengan sungguh-sungguh dalam melakukan penelitian, pengolahan dan

penganalisaan data, akhirnya dapat tersusun karya tulis ilmiah ini.

Dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis dapat bantuan dari

berbagai pihak, sehingga wajarlah jika penulis menyampaikan hormat dan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini. Oleh karena itu, maka penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada :

1. H. MUHAMMAD TOHIR selaku ketua yayasan Asy Syuhada

2. Drs. H. ANWAR SANUSI, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Asy Syuhada

3. Para dewan guru dan staf Tata Usaha MI Asy Syuhada, yang telah memberikan ijin

serta data kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini.

Akhirnnya dengan ucapan terima kasih yang tulus, disertai dengan doa semoga

ALLAH SWT selalu memberikan rahmat serta hidayahNya kepada kita semua, sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan segala kelebihan dan

kekurangannya.

Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Jakarta, April 2014Penulis

Yusbeta Satrya, S.Pd.I

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja...........................................................2

C. Identifikasi Masalah........................................................................................5

D. Rumusan Masalah...........................................................................................6

E. Pokok Masalah................................................................................................6

F. Kerangka Berfikir...........................................................................................7

G. Sistematika Penulisan.....................................................................................8

BAB II FAKTA DAN MASALAH

A. Keadaan Sekarang..........................................................................................9

B. Keadaan yang di inginkan............................................................................11

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Masalah...........................................................................................15

B. Pemecahan Masalah......................................................................................16

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................18

B. Saran – Saran................................................................................................18

C. Implikasi.......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam usaha mencapai tujuan, Kepala Sekolah menggunakan berbagai sumber yang

tersedia dengan cara yang efektif dan efisien. Kepala Sekolah tidak melakukan sendiri

kegiatan-kegiatannya, tetapi selalu memerlukan bantuan-bantuan tenaga orang lain. Oleh

karena itu Kepala Sekolah harus dapat menggerakkan bawahannya. Kesulitan akan timbul

karena setiap orang memiliki motif dalam dirinya, emosi, rasio serta kepentingan yang

berbeda, sehingga seorang Kepala Sekolah harus dapat membawanya ke arah pencapaian

tujuan yang dikehendaki oleh organisasi.

Tinggi rendahnya produktifitas kerja guru dalam suatu sekolah dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor dimana salah satu faktor tersebut adalah motivasi yang kuat pada dirinya.

Maka diharapkan produktifitas kerjanya pun akan tinggi. Akan tetapi kalau guru

melaksanakan tugas-tugasnya dilandasi oleh motivasi yang rendah maka sudah barang

tentu produktivitas kerjanya pun akan rendah pula.

Salah satu tugas penting Kepala Sekolah memberikan motivasi kerja kepada guru yang

ada di sekolahnya. Kepala Sekolah hendaknya secara optimal memberikan motivasi

kepada para guru, agar dengan demikian produktivitas kerja guru tersebut akan meningkat.

Bentuk motivasi itu dapat berupa moril dan dapat juga berupa bukan material.

Motivasi dalam bentuk material seperti: gaji, beras dan sebagainya. Dan bentuk

motivasi yang bukan materi dapat berupa pemberian penghargaan kepada guru yang

berprestasi kerja baik. Karena bentuk motivasi tersebut adalah sama-sama dibutuhkan guru

sebagai manusia dalam kehidupannya.

Kepala Sekolah harus dapat mendayagunakan setiap guru agar dapat bekerja secara

produktif sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi. Kepala Sekolah juga

harus dapat mengendalikan sejumlah manusia sebagai tenaga kerja untuk dapat

menimbulkan kesadaran yang datang dari dalam dirinya sendiri guna mewujudkan

pekerjaan secara terus menerus dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan

demikian di antara Kepala Sekolah dan Guru harus ada komunikasi yang efektif.

1

Dengan adanya komunikasi yang baik di antara Kepala Sekolah dengan guru, sudah

seharusnya seorang Kepala Sekolah sebagai motivator dapat mengetahui apa yang menjadi

motivasi gurunya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Sudah menjadi

kewajiban bagi seorang Kepala Sekolah untuk dapat meningkatkan prestasi kerja bagi para

gurunya.

Kepala Sekolah harus dapat memperkirakan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan

yang ada untuk dapat diusahakan pemenuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhan yang

dapat dipenuhi maka prestasi kerja dapat meningkat. Pemberian motivasi oleh Kepala

Sekolah kepada guru di MI ASY SYUHADA belum secara penuh terlaksana sehingga

berdampak negatif terhadap tingkat disiplin kerja guru dan produktifitas kerja, sehingga

tujuan organisasi yang telah direncanakan tidak dapat dicapai secara maksimal.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja

Perbuatan mendidik tidak boleh diadakan tanpa adanya kesanggupan dan tanpa

disadari. Selain daripada itu perbuatan-perbuatan harus bertujuan meningkatkan kesusilaan

anak didik. Jadi tugas pokok seorang guru adalah memberikan kebaikan kepada anak

didiknya yang bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai kebaikan anak di dalam arti

yang sebenar-benarnya seorang pendidik sebelum memulai sudah terlebih dahulu membuat

satuan kerja dan menyiapkan perangkat alat-alat untuk mengajar agar tidak keluar dari

materi yang diajarkannya kepada anak didik. Seorang pendidik dapat memberikan motivasi

kepada anak didiknya agar berkembang dengan baik.

Dasar pendidikan yang utama ialah rasa cinta kepada anak. Tanpa adanya rasa cinta

tidak akan mungkin pendidikan itu berhasil. Anaknya yang dimanja bukanlah didasari oleh

rasa cinta yang sesungguhnya. Anak yang dimanja tidak akan menjadi dewasa karena

terlalu banyak ditolong dan dilindungi oleh pendidik. Akhirnya anak tidak akan dapat

bertanggung jawab dan berdiri sendiri. Jadi tugas pendidik adalah turut mengawasi teman-

teman anaknya bergaul, mencarikan bacaan-bacaan yang baik, diajak melihat macam-

macam kesenian yang baik, tempat tinggal yang baik dan sebagainya. Jangan sampai anak-

anak didik dibiarkan dengan pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

2

Prof. Dr. M.J. Langeveld membedakan 6 macam tujuan di dalam pendidikan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

3. Tujuan Seketika

4. Tujuan Sementara

5. Tujuan Tidak Lengkap

6. Tujuan Perantara

Penjelasan

1. Tujuan Umum

Ini adalah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadap anak

didik. lalah membawa anak dengan sabar dan bertanggung jawab kearah

kedewasaan jasmani dan rohani.

Tujuan umum sering juga disebut: Tujuan akhir atau tujuan total atau tujuan

lengkap

2. Tujuan khusus

Tujuan ini sebetulnya merupakan penjelasan dari tujuan umum. Untuk menuju ke

tujuan yang umum tersebut di atas tiap-tiap anak tentu mempunyai jalannya

sendiri-sendiri.Semua anak tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari beberapa

kejadian antara lain

a) Tergantung dari sifat atau bakat dari pada anak didik

b) Tergantung dari kemungkinnan-kemungkinanyang ada di dalam keluarga itu

atau alam sekitar anak didik

c) Tergantung dari pada tujuan kemasyarakatan anak didik

d) Tergantung dari pada kesanggupan-kesanggupanyang ada pada pendidik

e) Tergantung dari pada tugas lembaga pendidikan

3. Tujuan Isidentil (Tujuan Seketika)

Tujuan ini merupakan tujuan tersendiri yang bersifat seketika ( memontil)

Contoh: Pada suatu ketika penduduk memanggil anak-anak untuk makan bersama,

diusahakansungguh sungguh harus datanng. Pada ketika itu mempunyai tujuan

supaya anak-anak dapat makan bersama dengan tertip dan sopan. Jadi mempunyai

maksud supaya anak-anak belajar makan dengan teratur. Lain kali memanggil

anak-anak untuk makan bersama, tetapi kali ini tidak mempunyai maksud apa-apa.

3

Yang penting ialah tugas lekas selesai dan semua lekas beres. Jadi kali ini tidak

ada tujuan apa-apa yang mengandung pendidikan. Jadi ketika pendidikan

mempunyai maksuduntuk mendidik disebut" Tujuan Seketika"

4. Tujuan Sementara

Tujuan ini seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat istirahat di dalam

perjalanan menuju ke tujuan umum.

Misalnya: Belajar berbicara,belajar berjalan, yang mempunyai hubungan erat

dengan masa perkembangan anak

5. Tujuan tidak lengkap.

Tujuan ini mempunyai aspek atau kpribadian manusia, sebagai fungsi kerohanian

pada bidang-bidang etika, keagamaan, estetika dan sikap social pada orang lain

6. Tujuan Perantara (Intermediair )

Tujuan inni sama dengan tujuan sementara, tetapi khusus mengenai pelaksanaan

teknis dari pada tugas belajar. Misalnya belajar membaca, belajar menulis yang

seolah-olah terlepas dari tujuan akhir, sehingga seakan-akan cara belajar mengeja

tidak terikat kepada pengalaman hidup tertentu. Tetapi sebetulnya hubungannya

sangat erat dengan tujuan akhir.

Keenam tujuan menurut Langeveld tersebut sebetulnya dapat kita sederhanakan

menjadi satu macam tujuan saja ialah " Tujuan Umum " . Dan mekmang semuannya

sudah tercakap di dalam tujuan umum.

Setiap pendidikan tentunya mempunyai tujuan. Baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang. Kemana anak akan di bawa dan sampai seberapa jauh perkembangan

anak akan di kembangkan. Tujuan pendidikan di Indonesia atau dengan jelasnya

disebut tujuan umum di indonesia sudah ditetapkan oleh "Majelis Permusyawaratan

Rakyat" Pada sidang umumnya tahun 1966 yang lalu, yaitu membentuk manusia

Pancasila sejati. Dalam ketetapan MPRS no XXVII/M.P.R.S./1966

Itu dicantumkan pula isi pendidikan, ssb :

4

1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan hidup

beragama

3. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan

3. Membina memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat

Menurut Crow dan Crow: Cita-cita pendidikan yang baik dan sehat ialah mendorong

anak didik untuk berfikir, jemih dan obyektif di dalam sesuatu yang bagaimanapun. Anak

didik akan secara bebas tanpa di paksa, mewujudkan cita-cita hidupnya kedalam tindakan-

tindakan yang nyata dan merasa bertanggung jawab atas sikap dan kelakuannya. Tanpa

perumusan tujuan pendidikan yang jelas seakan-akan belajar tanpa pedoman, sehingga

banyak kemungkinan belajar kearah yang sehat.

Perumusan tujuan pendidikan sebenarnya merupakan "Sari Pati" dari pada seluruh

renungann pendidikan. Tujuan umum pendidikan adalah pedoman umum bagi pendidik

untuk menentukann tujuan-tujuan khusus yang sifatnya sementara.

Tujuan khusus di sini misalnya : Pendidikan intelektuil, pendidikan jasmani,

pendidikan emosional, pendidikan kesusilaan dll.

Seseorang Pendidik didalam melakukan kegiatan seharhari-hari hendaknya terlebih

dahulu membuat perangkat alat pengajaran yang merupakan pungsi dari satuan kerjanya.

Yaitu membuat program pengajaran, membuat satuan pengajaran administarai kelas dll.

Fungsi dari satuan pengajaran tersebut agar pendidik didalam member suatu mated

pengajaran tidak keluardari apa yang akan disampaikan kepada anak didiknya. Karena

sudah tercantum dalam suatu pengajaran dan program pengajaran.

C. Identifikasi Masalah

Penulis mengambil judul diatas dengan bedasarkan alasan : Bahwa motivasi memegang

peranan penting pada setiap orang didafam melaksanakan segala aktifitasnya, baik yang

berada di lingkungan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian bawahan

dapat sepenuhnya terpusatkan pada pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan

produktivitas kerja.

5

Demikian besar Peranan motivasi dalam meningkatkan produktifitas kerja guru

sehingga kepala sekolah harus dapat membangkitkan dan memberikan motivasi yang besar

dan berat dalam memberikan motrvasi ini dia harus dapat mengetahui segala keinginan dan

kebutuhan dan setiap bawahan, sehingga dengan terpenuhinya keinginan dan kebutuhan

tersebut maka setiap bawahan dapat bekerja semaksimal mungkin. Bedasarkan latar

belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap Produktifitas kerja Guru di

MI. ASY SYUHADA.

2. Bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan produktifitas

kerja guru.

3. Apa saja yang dilakukan oleh kepala Sekolah dalam Upaya meningkatkan

produktifitas kerja guru.

4. Adakah pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap produktifitas kerja guru.

5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap produktifitas

kerja guru.

D. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Tugas pokok dan fungsi

satuan kerja telah diuraikan diatas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru ?

2. Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap produktifitas kerja guru ?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap produktifitas kerja guru?

E. Pokok Masalah

Bedasarkan latar belakang tersebut yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi

pokok masalah adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya Motivasi dari kepala Sekolah terhadap kinerja Guru

2. Seberapa besar perhatian kepala Sekolah terhadap produktifitas kerja guru.

6

4. Sejauh mana peranan kepala sekolah memberikan motivasi terhadap produktifitas

kerja guru.

F. Kerangka Berfikir

Motivasi adalah masalah pokok dalam mengelola manusia, dimana banyak orang

berusaha mempelajari soal motivasi dengan menerapkan hasil perkembangan ilmu-ilmu

sosial, banyak hal tercapai yang mempunyai nilai praktis, namun masih banyak hal yang

memerlukan penelitian secara lebih meluas dan mendalam.

Dalam literatur dan praktek manajemen banyak kita jumpai berbagai pendekatan

motivasi dimana ada yang mengutamakan hubungan individu dengan organisasi, serta hak

dan tanggung jawab terletak pada kedua belah pihak, ada yang mengutamakan pendekatan

psikologis dan ada pula yang lebih mementingkan penghargaan yang bersifat finansial atau

material untuk motivasi.

Sondang P. Siagian dalam bukunya " Filsafat adminitrasi" menginventaris alat-alat

yang berkaitan dengan motivasi yakni:

1. Jelaskan tujuan organisani kepada setiap orang yang ada dalam organisasi

2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta menerima hak tujuan

tersebut

3. Jelaskan filsafat yang dianutpimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-

kegiatan organisasi

4. Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi

5. Jelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di tempuh pimpinan organisasi dalam

usaha pencapaian tujuan

6. Jelaskan peranan apa yang diterapkan pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh

setiap orang

7. Tentukan pentingnya kerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

diperlukan

8. Perlakukan setiap bawahan sebagai mannusia dengan penuh pengertian

9. Berikan penghargaan dan pujian kepada karyawan yang kurang mampu bekerja

7

10. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi, tujuan pribadi

orang tersebut akan tercapai semaksimal-semaksimalnya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam karya tulis ilmiah ini peffiilis akan menguraikan hasil penilitian tentang

pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap produktifitas kerja guru di

MI ASY SYUHADA. Seluruh isi karya tulis ilmiah ini diuraikan dalam -dalam bab demi

bab, yang masing - masing bab terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini disajikan tentang: Latar Belakang Masalah, Tugas Pokok dan Fungsi

satuan Kerja, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pokok Masalah, Kerangka

Berfikir, Sistematika Penulisan.

BAB II FAKTA DAN MASALAH

Dalam bab ini disajikan tentang : Keadaan Sekarang, keadaan yang di inginkan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis masalah, Pemecahan Masalah,.

BAB IV PENUTUP

Pada bab terakhir dari karya tulis ilmiah ini adalah penutup yang terdiri dari

kesimpulan, Saran, Implikasi, Daftar Pustaka.

8

BAB II

FAKTA DAN MASALAH

A. Keadaan Sekarang

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap produktifitas kerja guru adalah

Motivasi. Kalau Motivasi pegawai kuat dalam Melakukan tugas- tugas /pekerjaannya,

maka Produktifitas kerja guru pun diharapkan akan tinggi. Oleh karena itulah sudah

seyogyanya pimpinan sekolah memperhatikan pemberian motivasi secara optimal kepada

guru yang ada disekolahnya. Motivasi adalah Motif Intern yang menyebabkan orang

berperilaku seperti yang mereka lakukan kebutuhan akan menimbulkan motif selanjutnya

mengarah pada perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kebutuhan yang ada pada diri orang itulah yang mengarahkan/mendorong perilaku

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi kalau seseorang merasa suatu kebutuhan akan

dapat dipenuhi dengan melakukan suatu kegiatan, maka dia dengan sungguh-sungguh

melakukan kegiatan tersebut. Karena dengan melakukan kegiatan tersebut dia akan dapat

memenuhi kebutuhannya itu.

Menurut Sondang P. Siagian kebutuhan pokok manusia adalah sbb:

1. Kebutuhan phisiologis

2. Kebutuhan keamanan dan kesehatan

3. Kebutuhan sosial

4. Kebutuhan penghargaan

5. Kebutuhan akan pengembangan

1. Kebutuhan phisiologis

Kebutuhan phisiologis berupa pangan, sandang, papan, istirahat, udara segar.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini merupakan salah satu dari pada

bentuk-bentuk kelakuanyang merupakan alas an yang paling nyata, Maslow mengingatkan

pada kita bahwa kebutuhan-kebutuhan ini mempunyai kekuatan yang luar

9

biasa dalam mempunyai kekuatanuntuk menarik individu kembali pada suatu pola

kebutuhan-kebutuhan yang mendadak menjadi lebih kuat. Tingkan pemuasan

kebutuhan telah dapat pemuasan secukupnya, dan kebutuhan yang baru inilah yang

mendominasi sikap tingkah laku yangsebenarntya.

2. Kebutuhan keamanan dan kesehatan

Individu dalam memenuhi kebutuhan ini berusaha menghindari, bahaya, ancaman dan

kehilangan. Bagi orang dewasa kebutuhan inni luas dan dalam dunia pegawai

membutuhkan keamanan dalam pekerjaan yaknidi^ngin terhindardari ancaman pemecatan,

kecuali itu juga ingn hidupnya terjamin sesudah pension atau berhenti bekerja.

Menurut Sondang P.Siagian kebutuhan keamanan megarah pada dua bentuk :

a). Kebutuhan akan keamanan jiwa, bagi pimpinan organisasi berarti keamanan jiwa di

tempat pekerjaan pada waktu jam kerja. Dalam arti luas sikap manusia yang

membutuhkan keamanan jiwa dimanapun dia berada.

b). Kebutuhan akan keamanan harta, di tempat pekerjaan dan pada waktu jam kerja

3. Kebutuhan sosial.

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan keterlibatan (belonging), pergaulan,

pengalaman, persahabatan dan kasih orang yang ingin di kasihi dan mengasihi orang lain,

Orang ingin menjadi anggota dari bebefapa kelompok sosial, individu-individu berusaha

memenuhi kebutuhan ini dengan cara-cara yang dapat di terima oleh masyarakat.

Menurut Sondang P. Siagian sosial ini meliputi hal-hal sbb :

a) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dimana ada hidup dan bekerja

(sense of blonging).

b) Kebutuhan akan perasaan dihormati,karna setiap manusia merasa dirinya penting

(sense of importance).

c) Kebutuhan akan peranikut serta (sense of participation).

10

d) Kebutuhan akan perasaan berhasil atau gagal ( sense of achievement).

4. Kebutuhan Penghargaan

Orang mempunyai harga diri yaag tinggi dan mempunyai rasa percaya diri sendiri,

dimana mereka merasakan cukup mampu untuk menjalankan peranannya dalam

masyarakat.

Kebutuhan ini ada dua macam:

a) Kebutuhan yang bertalian dengan harga diri, yang mencakup kebutuhan akan

percaya diri sendiri, kebutahan akan kebebasan, kemampuan dan pengetahuan.

b) Kebutuhan yang berhubungan dengan reputasi, yang meliputi kebutuhan akan

kedudukan, penghargaan, respek dari orang lain.

Dengan perkataan lain, kebutuhan ini mencakup keinginan nilai pribadi dan keinginan

mengenai penghargaan dalam berbagai bentuk yang datang dari luar.

5. Kebutuhan Akan Pengembangan

Kebutuhan ini mencakup akan kebutuhan untuk dapat kreatif dan dapat terus

berkembang dalam arti luas. Orang normal ingin terus maju karena itu ingin

merealisasikan potensinya sampai tingkat setinggi-tingginya, sehingga dia dapat

melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Abraham Maslow, menjelaskan yang lima macam kebutuhan tersebut di atas tadi

merupakan dasar manusia sebagai sesuatu hirarki, dimana kebutuhan yang satu harus

terpenuhi dahulu, barulah kebutuhan dari tingkat yang lebih tinggi. Para pimpinan sulit

sekali menerapkan teori kebutuhan ini terhadap pegawai karena sifat dan tingkat kebutuhan

terus berubah-ubah.

B. Keadaan yang diinginkan

Perilaku seseorang bisa diatur dengan kekuatan atau dengan dipaksa, yang

akanmelahirkan rasa takut dalam diri orang kalau dia tidak menjalankan sesuatu dengan

kehendak pemimpin. Perilaku ini tidak bertahan lama, karena unsur paksaan atau rasa takut

tidak ada,maka individu akan kembali memperhatikan perilaku yang tidak diinginkan.

Oleh sebab itu yang menjadi masalah pokok adalah bagaimana menciptakan dan

memelihara iklim yang baik dalam suatu lingkungan kerja yang melahirkan dari diri

11

pegawai sendiri suatu kekuatan yang mengarahkan agar dia mau bersedia dengan sepenuh

hati dan mampu mengembangkan tenaga dan pikirannya, serta menciptakan prestasi yang

tinggi. Dalam perkataan lain, bagaimana memotivasi pegawai supaya dengan kemauan

sendiri dan kesediannya roelakukan pekerjaan yang produktif.

Setiap pimpinan hams dapat mengendalikan para bawahannya dengan cara mengenal

karakter bawahannya sehingga pimpinan tersebut dapat membentuk dan membina tim

kerja produktif dengan dijiwai oleh semangat kerjasama, membina dan memupuk

hubungan baik antara pimpinan dengan bawahannya sangat penting dalam meningkatkan

produktifitas kerja baik.

Keinginan yang di harapkan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya meliputi:

1. Keadaan tempat kerja

2. Jaminan social/kesejahteraan sosial

3. Incentive

4. Kepemimpinan/leadership

5. Disiplin

6. Penilaian prestasi

7. Latihan dan pengembangan pegawai (training and education)

Penjelasan:

1. Keadaan tempat kerja

Dalam memiliki letak kantor perlulah pertimbangan keadaan lingkungan sekitar,

maupun sarana transportasi

2. Jaminan sosial/kesejahteraan social

Jaminan social diberikan sebagai balas jasa atas partisipasi para pegawai kepada

perusahaan/organisasi diluar gaji. Jaminan tersebut dapat berupa:

a) Pakaian dinas

b) Kendaraan dinas

c) Jaminan kesehatan

d) Cuti pegawai berupa: cuti tahunan, cuti melahirkan, cuti sakit, dana bantuan

pegawai, yaitu dana yang diberikan kepada para pegawai yang dianggap

12

memerlukannya. Dana ini dapat berbentuk sumbangan/pinjaman.

3. Incentive.

Program Incentive menipakan suatu hal yang sangat baik untuk mendorong gairah

kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

4. Kepemimpinan/leadership

Menurut M. Karyadi dalam bukunya menemukan fungsi kepemimpinan adalah sbb:

a) Fungsi perencana

b) Fungsi pengembangan loyalitas

c) Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan rencana

d) Fungsi memandang kedepan

e) Fungsi pengambilan keputusan

f) Fungsi memberi anugrah

5. Disiplin

Disiplin suatu kantor dapat digunakan baik bila terlihat

a) Para pegawai datang ke kantor dengan teratur dan tepat waktunya.

b) Para pegawai berpakaian baik dan sopan pada waktu bekerja

c) Para pegawai menggunakan alat kantor dengan hati-hati

d) Para pegawai menghasilkan jumlah dan kwalitas yang memuaskan dan mengikuti

cara kerja yang di tentukan

e) Para pegawai menyelesaikan pekerjaan dengan semangat kerja yang baik

6. Penilaian prestasi

Penilaian prestasi dimaksut untuk mengetahui kinerja seorang pegawai. Tujuan dari

penilaian prestasi:

1. Membantu pengembangan evaluasi supervisor mengenai nilai-nilai si pegawai

2. Untuk niendapatkan keterangan-keterangan mengenai kemajuan pegawai-

13

pegawai baru atau mereka yang sedang di latih

3. Untuk mengidentifikasi bidang-bidang mana yang membutuhkan latihan-latihan

4. Untuk mencari orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang-bidang

tertentu

5. Untuk mengetahui pegawai fesgaimana pandangan anggota pimpinan mengenai

hasil pekerjaannya

6. Guna membenarkan kenaikan upah dalam batas-batas yang telah ditetapkan

7. Latihan dan pengembangan pegawai (Training and education)

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum program training and education yaitu

menyangkut :

a) siapa yang akan dilatih dan dikembangkan

b) isi dari latihan dan pengembangan pegawai

c) siapa yang menyelenggarakan program latihan dan pengembangan pegawai

itu diselenggarakan.

Keuntungan dari program latihan dan pengembangan pegawai yang teratur akan

dapat

a) Bagi pegawai yang bersangkutan

Program latihan dan pengembangan pegawai yang atur akan dapat:

1. Mempertinggi kepuasan bekerja pegawai, karena tiap pegawai akan

mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

2. Mempertinggi kecakapan, daya kerja pegawai dalam melakukan

tugasnya.

3. Memberikan kemungkinan yang lebih banyak kepada pegawai yang

bersangkutan untuk naik kejenjang jabatan yang lebih tinggi

b) Bagi dinas/instansi yang bersangkutan

1. Memperoleh pegawai yang cakap

2. Mempertinggi moral pegawai

Dengan hal-hal yang telah tsb, diatas maka untuk meningkatkan produktifitas para

pegawai akan lebih meningkat dan bermutu baik di dalam bekerja.

14

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Masalah

Pada dasarnya kepribadian sesorang berbeda-beda dalam pendidikan,pengalaman dan

emosi. Usaha untuk mengenal sifat dan Hakekat Manusia itu sudah dilakukan sejak

purbakala, sehingga lahirlah banyak pendapat para ahli pikir. Ada pendapat yang

menyatakan bahwa manusia itu pada dasarnya tidak mau bekerja, sukar dikendalikan

dengan tangan keras.

Pendapat lain yang bersifat optimis manyatakan manusia itu pada dasarnya dapat

diajak kerjasama dan akan melakukan pekerjaan yang baik, kalau manusia itu dimasukan

dalam suatu iklim dan yang dapat memotivasi kesediaanya untuk bekerja. Perbedaan

pendapat ini dapat tercemin dalam kebijaksanaan dan tindakan manajemen untuk dapat

meningkatkan produktivitas.

Produktivitas merupakan ukuran efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang

tersedia digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa secara ekonomis. Peningkatan

produktivitas tidak dapat dipisahkan dari peranan manusia sebagai tenaga kerja. Kali ini

karna manusia merupakan factor utama dan penentu keberhasilan sekolah. Upaya

peningkatan produktivitas pada akhirnya adalah upaya peningkatan sumber daya manusia,

bagaimana sekolah dapat meningkatkan produktivitas kerja guru dan karyawannya.

Peningkatan produktivitas kerja guru juga hanya akan berhasil jika guru itu sendiri

memiliki kemauan dan sikap mental yang dinamis. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh, Payaman Simanjuntak yakni:

Produktivitas mengandung pengertian sikap mental dan tenaga kerja yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan harus lebih baik dari hari kemarin dan hari

esok harus lebih baik dari hari ini.

Dengan demikian untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang di harapkan selain di

tunjang dengan sarana yang lengkap, suasana kerja yang nyaman dan motifasi

15

kerja yang cukup juga perm diimbaagi dengan sikap mental yang dinamis dari

karyawannya.

Tinggi rendahnya tingkat produktivitas guru ditentukan antara lain oleh factor

pendidikan, keterampilan, pengalamaa, fisik dan lingkungan tempat kerja yang sangat erat

kaitannya dengan masalah kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Sekolah yang

mengharapkan produktivitas kerja guru dan karyawanya tinggi harus memperhatikan dan

mencari cara-cara yang paling tepat, guna mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Untuk itu perlu penyempurnaan dalam manajemen personalia, dalam hal ini upaya

menangani masalah keguruan, agar sumber daya manusia dapat digunakan lebih efektif

dan efisien. Semakin tinggi motifasi yang diberikan oleh kepala sekolah semakin tinggi

pula produktivitas kerja seorang guru atau karyawan dimana mereka melaksanakan tugas

serta tanggung jawab yang diembannya.

Untuk itu perlu peningkatan produktivitas melalui motifasi yang diberikan oleh kepala

sekolah. Sebaliknya semakin rendah motifasi yang diberikan oleh kepala sekolah semakin

rendah pula produktivitas kerja seorang guru atau karyawan.

B. Pemecahan Masalah

Dari permasalah - permasalahan yang timbul di lingkungan kerja atau lembaga

organisasi lain, untuk mencari solusinya melalui pendekatan. Adapun pendekatan lebih

jelas ada tiga macam motivasi,yakni:

1. Motivasi berlandaskan sikap kaku

Motivasi ini berlandaskan pengertian tentang sifat dan hakekat manusia yang

merupakan seperangkat tujuan pribadi yang ditentukan sendiri .

2. Motivasi yang berlandaskan rasa takut

Motivasi ini membuat orang terpaksa melakukan sesuatu dengan cara tertentu, karena

yang bersangkutan takut akan konsekuensinya kalau dia melakukan dengan cara lain,

misalnya: seorang anak tidak menurut kehendak orang tua, dia d8pukuli sehingga si

anak lebih hati-hati dalam tindak tanduknya.

16

3. Motivasi Bedasarkan insentif dan rangsangan

Motivasi ini berupa penghargaaa a&s suatu perbuatan ,pujian,promosi dan kompensasi

(GAJI).

4. Dengan memberikan jaminan social bagi pegawai sebagai balas jasa atas

partisipasinya kepada perusahaan atau organisasi

5. Memberikan incentive kepada pegawai untuk mendorong gairah kerja yang sungguh-

sungguh dalam melaksanakan tugasnya

6. Memberikan kemungkinan yang lebih banyak kepada pegawai yang bersangkutan

untuk naik kejenjang jabatan yang lebih tinggi

7. Memberi pelatihan-pelatihan bagi pegawai agar lebih cakap dalam bekerja, terampil,

dll.

8. Memberikan latihan bagi pegawai yang kurang mampu dalam bekerja

9. Memberikan lanjutan atau pinjaman kepada pegawai yang dianggap memerlukannya.

10. Pimpinan menciptakan keadaan tempat kerja yang balk bagi bawahannya serta

menjalin hubungan kerja yang harmois dilingkungan kerja.

17

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Hasil Analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Seorang pimpinan seharusnya dapat memberikan motivasi kepada bawahanya.

Agar dapat bawahan tersebut melakukan kegiatan atau meningkatkan

produktivitas kerja.

2. Seorang pimpinan harus dapat mengenal karakter bawahanya sehingga dia dapat

membentuk dan membina tim kerja yang produktif dengan dijiwai semangat

kerjasama.

3. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan iklim kerja yang baik pada

bawahannya agar tercipta suasana kerja yang produktif

B. Saran - Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada guru secara terus

menerus dan berkesinambungan dalam upaya mepingkatkan produktifitas kerja

guru.

2. Kepala sekolah hendaknya selalu meningkatkan kemampuan profesionalisme

serta membuka diri untuk dikritik dan mendengafkan keluhan -keluhan maupun

saran — saran guru.

3. Guru hendaknya secara sadar dan terbuka menerima upaya yang di lakukan

kepala sekolah dalam mengadakan pembinaan, untuk meningkatkan kinerja dan

profesionalisme mereka.

18

C. Implikasi

Dari uraian di atas maka dapat di implikasikan .pada dasarnya produktifitas kerja guru

akan tinggi, jika kepala sekolah da|»t menyesuaikan diri dengan perilaku

kepemimpinannya. Produktivitas kerja guru akan tumbuh, bila mana kepala sekolah

mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari personil yang di pimpinnya, tanpa harus

kehilangan kewibawaannya. Memiiiki toleransi yang tinggi, bersikap tegas dan Bijaksana.

Guru yang memiiiki Motivasi kerja yang tinggi akan bekerja dengan penuh tanggung

jawab, bersungguh - sungguh, tidak mempehitungkan waktu, mereka akan selalu berusaha

agar siswannya memiiiki sikap yang baik serta prestasi belajar yang baik.

19

DAFTAR PUSTAKA

Karyadi, M. 1991. Kepemimpinan. Bogor: Poleteia

Kusriyanto, Bambang. 1996. Peningkatan Produktivitas Karyawan. Seri Management No. 95. Jakarta: PT. Pustaka Buaran Pressindo

Moenir, AS. 1991. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Pegawai. Jakarta : Gunung Agung

Moekijat. 1994. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni

20