yoon gie

32
“Yoongie.. boleh aku memanggilmu seperti itu?”  Yoona menyeka sudut matanya yang basah sejak tadi. Pertemuan tak terduganya dengan Siwon hari ini benar-benar sangat membekas di hatinya. Serupa bayangan dan semua tentang Siwon yang selalu meninggalkan jejak nyata di dalam hidupnya. Yoona terus memikirkannya. Memikirkan sikap Siwon yang bahkan tak sudi sekalipun mengangkat wajah dan balas menatapnya. Siwon bahkan seperti tak ingin bicara dengannya. Dan itu.. tentu saja membuat hati Yoona semakin terluka. Luka yang sudah ada sejak Siwon pergi meninggalkannya tanpa kabar sedikit pun. Luka yang selalu ada sej ak Siwon menghilang dari dalam hidupnya. Luka yang sama membekas dan menjadi jejak nyata yang tak akan pernah bisa terhapus  begitu saja. Sekarang luka itu semakin terasa sakit saat melihat semua sikap Siwon padanya tadi dan bagaimana jelasnya kedekatan yang terjalin antara Siwon dan Tiffany.  Bahkan meski aku sanga t ingin melihatmu lagi, Oppa..   Aku sungguh tidak b erharap bisa melihatmu dengan cara seperti ini..  Yoona berusaha keras untuk menghalau derasnya airmata yang jatuh membasahi wajahnya saat ini. Meski ia tahu segala upayanya untuk menghentikan tangisannya ini tak akan pernah berhasil. Dia terlalu dalam terluka karena Siwon.. namun dia juga tak bisa mengel ak sedikit  pun bahwa dia juga terlalu dalam mencintainya. …. Siwon membuka pintu apartemen yang ia ti nggali itu dengan keras. Membuat  Nickhun yang sedang duduk santai menonton TV tersentak. “Ohh? Hyeong? Whae gerae?”  Nickhun langsung bangkit berdiri sambil menatap Siwon yang masuk kedalam apartemen mereka, di susul oleh Tiffany. Siwon tak menjawab. Wajahnya terlihat sangat sedih dan tertekan. “Whaeyo? Bukankah kau bertemu dengan Yoona tadi? Harusnya kau senang karena sudah bisa bertemu dengan- Tiffany memberikan isyarat melalui tatapan dinginnya pada Nickhun, seolah meminta agar namja itu diam dan berhenti bicara. Tentu saja Nickhun kembali terkejut dengan tatapan dingin yang Tiffany lemparkan kepadanya barusan. “Whae?” Tanya Nickhun, kali ini hanya melalui gerakan mulut tanpa suara. “J-  jadi.. yang tadi itu..” Siwon bergerak sedikit, menoleh dengan gerakan seolah menebak-nebak dimana kiranya posisi Tiffany sekarang. “Fany ya.. kau sengaja ingin mempertemukanku dengan Yoona? K-kau.. anni.. kalian sudah tahu dia ada disana, namun tetap memaksaku untuk pergi ke tempat itu?” “Siwon Oppa..” Tiffany bergerak, menyentuh pundak Siwon pelan. “Bukan seperti itu mak- 

Upload: raden-roro-lia-chairina

Post on 11-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Yoongie.. boleh aku memanggilmu seperti itu?Yoona menyeka sudut matanya yang basah sejak tadi. Pertemuan tak terduganya dengan Siwon hari ini benar-benar sangat membekas di hatinya. Serupa bayangan dan semua tentang Siwon yang selalu meninggalkan jejak nyata di dalam hidupnya. Yoona terus memikirkannya. Memikirkan sikap Siwon yang bahkan tak sudi sekalipun mengangkat wajah dan balas menatapnya. Siwon bahkan seperti tak ingin bicara dengannya.Dan itu.. tentu saja membuat hati Yoona semakin terluka.Luka yang sudah ada sejak Siwon pergi meninggalkannya tanpa kabar sedikit pun. Luka yang selalu ada sejak Siwon menghilang dari dalam hidupnya. Luka yang sama membekas dan menjadi jejak nyata yang tak akan pernah bisa terhapus begitu saja.Sekarang luka itu semakin terasa sakit saat melihat semua sikap Siwon padanya tadi dan bagaimana jelasnya kedekatan yang terjalin antara Siwon dan Tiffany.Bahkan meski aku sangat ingin melihatmu lagi, Oppa..Aku sungguh tidak berharap bisa melihatmu dengan cara seperti ini..Yoona berusaha keras untuk menghalau derasnya airmata yang jatuh membasahi wajahnya saat ini. Meski ia tahu segala upayanya untuk menghentikan tangisannya ini tak akan pernah berhasil.Dia terlalu dalam terluka karena Siwon.. namun dia juga tak bisa mengelak sedikit pun bahwa dia juga terlalu dalam mencintainya..Siwon membuka pintu apartemen yang ia tinggali itu dengan keras. Membuat Nickhun yang sedang duduk santai menonton TV tersentak.Ohh? Hyeong? Whae gerae? Nickhun langsung bangkit berdiri sambil menatap Siwon yang masuk kedalam apartemen mereka, di susul oleh Tiffany.Siwon tak menjawab. Wajahnya terlihat sangat sedih dan tertekan.Whaeyo? Bukankah kau bertemu dengan Yoona tadi? Harusnya kau senang karena sudah bisa bertemu dengan-Tiffany memberikan isyarat melalui tatapan dinginnya pada Nickhun, seolah meminta agar namja itu diam dan berhenti bicara. Tentu saja Nickhun kembali terkejut dengan tatapan dingin yang Tiffany lemparkan kepadanya barusan.Whae? Tanya Nickhun, kali ini hanya melalui gerakan mulut tanpa suara.J-jadi.. yang tadi itu.. Siwon bergerak sedikit, menoleh dengan gerakan seolah menebak-nebak dimana kiranya posisi Tiffany sekarang. Fany ya.. kau sengaja ingin mempertemukanku dengan Yoona? K-kau.. anni.. kalian sudah tahu dia ada disana, namun tetap memaksaku untuk pergi ke tempat itu?Siwon Oppa.. Tiffany bergerak, menyentuh pundak Siwon pelan. Bukan seperti itu mak-Lepas.. namun Siwon justru menyentak kasar tangan Tiffany di pundaknya. Wajahnya terlihat sangat marah sekarang.Kau tahu betul bahwa aku tak ingin lagi bertemu dia. Kau tahu betul bahwa selama ini aku mati-matian menahan diri untuk tidak mendengarkan suaranya, meski aku tahu, sudah sejak tiga tahun yang lalu ia menjadi penyanyi terkenal. Kau tahu betul bahwa aku benar-benar membatasi diriku sendiri untuk tahu semua tentangnya, hanya agar aku tak semakin dalam merindukannya. Tapi kenapa.. kenapa kau justru mempertemukanku dengannya, hah? Kenapa kau membuatku harus mendengar suaranya lagi? K-kenapa kau membuatku kembali merindukannya segila ini? Whae? Whae?!Oppa.. mata Tiffany ikut berkaca-kaca sekarang ketika melihat Siwon menangis usai berteriak padanya barusan. mianhae. Aku.. hanya ingin membuatmu bahagia.Anni.. jawab Siwon dingin usai ia bisa mengontrol emosinya lagi. aku tidak butuh semua ini. Aku tidak butuh belas kasihan kalian. Aku tidak butuh dia. Aku tidak butuh siapa-siapa!Siwon melangkah, dengan gerakan pelan seraya tangannya meraba-raba dinding yang bisa menuntunnya kembali ke kamarnya. Tiffany ikut bergerak, ingin menyentuh Siwon lagi dan membantu langkah sahabatnya itu.Fany.. jangan. Dia akan kembali emosi jika kau sentuh lagi. Biarkan saja.. namun Nickhun sudah lebih dulu mencegahnya. Namja itu memegangi lengan Tiffany erat-erat, membuat Tiffany menoleh padanya.Tapi, KhunArra.. Nickhun mengangguk pelan sambil memeluk lengan Tiffany sekarang. biarkan saja. Dia hanya perlu di diamkan sebentar dan di biarkan sendiri. Jangan ganggu dia. Eoh? Kkokjoma.Tiffany mendesah kecil mendengar ucapan Nickhun itu dan membiarkan sepupu Siwon ini membawanya duduk di sofa apartemen mereka. Keduanya tidak sadar bahwa di koridor yang membatasi living room dengan pintu keluar, sudah ada Jiwon disana dan mendengar semuanya.Wajah Jiwon terlihat tidak percaya saat menyadari bahwa idolanya.. bias tercintanya, Im Yoona, adalah yeoja yang sangat di cintai oleh Oppa kandungnya sendiri.Tapi kenapa.. kenapa kau justru mempertemukanku dengannya, hah? Kenapa kau membuatku harus mendengar suaranya lagi? K-kenapa kau membuatku kembali merindukannya segila ini?Jiwon meremas kedua tangannya erat ketika ia kembali mengingat kalimat yang diucapkan oleh Siwon barusan. Wajahnya masih terlihat kaget. Dia sungguh masih tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia dengar.Ia masih belum bisa mempercayai ini semua sepenuhnya..Beberapa hari kemudian...Yoona, Yuri, dan Jessica, terlihat tengah duduk berdampingan sambil melemparkan senyum pada seratus lima puluh orang yang beruntung yang memenangkan undian produk tertentu untuk bisa bertemu langsung dan meminta tanda tangan dari The Goddess. Acara yang digelar di salah satu mall ternama di Seoul itu berjalan tertib. Puluhan yeoja dan namja terlihat berbaris rapi menunggu giliran untuk bisa bertatap wajah langsung dengan idola mereka itu.Yoona terlihat berusaha untuk melemparkan senyuman semanis mungkin, meski sebenarnya ia sedang berada dalam kondisi hati yang buruk. Pertemuannya dengan Siwon beberapa hari yang lalu, itu benar-benar mempengaruhi mood-nya. Berkali-kali ia menahan diri untuk tidak mencari tahu dimana keberadaan Siwon sekarang. Berkali-kali juga ia menahan diri untuk tidak menangis jika bayangan Siwon hadir di dalam benaknya, tanpa peduli waktu dan dimana ia tengah berada.Seperti sekarang ini. Dia teringat Siwon lagi. Membuat matanya terasa panas dengan tiba-tiba.Oppa.. b-bisakah aku ke toilet sebentar? Yoona sudah tak tahan. Ia tidak bisa terus berdiam diri disini dan membuat semua orang menyaksikan ia menangis. Manager Oppa menatapnya sebentar, sebelum kemudian mengangguk.Gerae. tapi hanya lima menit saja. Cepatlah.Ne. Yoona pun bergegas bangkit dari duduknya. Dengan diikuti oleh dua orang bodyguard untuk tetap menjaganya meski tidak di jarak yang begitu dekat karena Yoona tidak menyukai hal itu. Beruntung acara masih belum dimulai dan semua fans itu juga masih belum bergerak maju kearah mereka. Lima menit ia rasa cukup untuk meredam airmata sialan yang terus memaksa ingin jatuh itu.Yoona menatap bayangan wajahnya sendiri dari kaca besar yang ada diatas wastafel. Terlihat murung dan sedih. Choi Siwon.. hanya dia yang bisa membuatnya terlihat menyedihkan seperti ini.Oppa.. apa.. apa kita bisa.. bertemu lagi? suara Yoona terdengar lirih dan nyaris terdengar seperti gumaman. Ia segera menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia pun menatap pantulan dirinya sekali lagi melalui cermin, sebelum kemudian ia bergegas menuju pintu keluar karena pasti kedua eonni-nya dan juga para fans-nya kini sedang menantinya.Namun baru beberapa langkah ia keluar dari dalam toilet..Ahh.. jweseonghaeyo..Seorang yeoja tak sengaja bertabrakan dengannya, membuat keduanya sama-sama terjatuh. Sebuah CD pun terlempar jatuh di antara mereka berdua. Yeoja yang menabraknya cepat-cepat bangkit sambil menyodorkan tangannya, bermaksud membantu Yoona berdiri.J-jweseonghaeyo, Eonni.. maaf.. aku jalan tidak lihat-lihat.. Ujarnya dengan nada menyesal. Yoona balas menatap yeoja itu sambil mengulum senyum. Diterimanya uluran tangan yeoja di depannya ini.Anniya. Gwenchana. Tidak perlu merasa menyesal seperti itu. Jawab Yoona sebelum kemudian matanya menangkap CD album The Goddess yang masih tergeletak di lantai. Yoona membungkuk dan meraih benda itu.Kau.. bagian dari mereka juga? Tanya Yoona sambil menatap yeoja di depannya ini. Maksudnya tentu apakah yeoja di depannya ini adalah bagian dari fans yang beruntung di luar sana. Namun sebagai jawaban, yeoja itu justru menggeleng pelan.Anniya. Aku tidak seberuntung mereka. Aku kesini awalnya hanya bermaksud melihat kalian dari jauh saja, seperti fans yang lain, yang tak bisa bertemu langsung dengan kalian. Namun ternyata aku malah bertemu Eonni disini.Yeoja itu tertawa kecil, membuat Yoona ikut tertawa.Jadi.. apakah kau ingin Eonni menandatangani album ini? Tanya Yoona sambil mengulum senyum. Tentu saja ucapan Yoona itu membuat yeoja tadi membulatkan matanya, kaget.O-ohh? J-jinja?Yoona tertawa pelan melihat reaksi yeoja cantik di depannya ini.Geraemnyeo.. angguk Yoona sambil meronggoh saku jaket yang ia kenakan, mengeluarkan pulpen. kalau begitu, siapa namamu?Yeoja di depannya terdiam sebentar, menatap Yoona yang terlihat serius akan menandatangani album miliknya itu.Sejujurnya.. album ini akan aku berikan untuk Oppa-ku. Dia.. dia sangat menyukai Eonni.Yoona mengangkat wajahnya dan menatap lagi kearah yeoja itu saat mendengar ucapannya.Oh? Gerae? Kalau begitu apakah Eonni harus menulis namanya di album ini?Namun dia tak lagi bisa melihat Eonni.Yeoja itu seperti tidak mendengarkannya. Ia justru kembali berbicara dan membuat Yoona terkejut mendengar ucapannya.N-ne?Oppa-ku.. dia.. mengalami kecelakaan serius beberapa tahun yang lalu. Dan benturan yang terjadi padanya, mengakibatkan trauma pada syaraf matanya. Dan.. yahh.. dia tidak bisa lagi melihat apapun. Dia.. tidak bisa lagi melihat Eonni.Yoona terdiam. Dia tidak tahu ada apa sebenarnya namun hatinya berdesir aneh dan terasa seperti di remas-remas ketika mendengar cerita dari yeoja dihadapannya ini.Sebelumnya.. dia selalu ingin mendengar suaramu. Namun semenjak ia kehilangan penglihatannya, dia menjadi menutup diri. Tak ingin mendengar suara Eonni lagi. Kejadian itu, benar-benar merubah hidupnya. Aku sungguh tidak suka.Yeoja didepannya terlihat mendesah dalam-dalam. Wajahnya terlihat sangat sedih.Lalu.. Yoona yang sejak tadi begitu tersentuh mendengarkan cerita yeoja di depannya ini, mencoba untuk mengontrol denyut jantungnya yang terus saja berdebar aneh. apa yang bisa Eonni lakukan?Tak ada.. yeoja di depannya itu kini balas menatapnya sambil berusaha tersenyum. aku hanya ingin membuat Eonni mendengar cerita ini saja.Ne? Yoona mengeryitkan keningnya, kembali merasa heran dengan maksud ucapan yeoja di depannya ini. maksudmu?Bukannya menjawab, yeoja tadi justru kembali tersenyum tipis.Eonni.. bisakah kau menuliskan sesuatu disini. Sesuatu seperti kata-kata menghibur dan menguatkan. Aku tahu, Oppa-ku tidak bisa melihatnya. Namun dengan adanya tulisan yang kau buat sendiri disana, mungkin saja itu bisa membuatnya bahagia.Yoona menatap lekat wajah yeoja yang baru ia sadari, benar-benar mirip dengan seseorang. Seseorang yang karena kemunculan tiba-tibanya di dalam benaknya tadi lah, yang membuatnya harus mengungsi sejenak ke dalam ruangan ini.Dalam beberapa detik, ia terdiam. Terus menatap wajah yeoja yang mengingatkannya pada Choi Siwon.Yoona-ssi.. apa yang anda lakukan? Mereka semua menanti anda.Suara salah seorang bodyguard yang tadi bertugas mengawalnya, terdengar, membuat Yoona tersadar sudah lebih dari lima menit ia meninggalkan kedua membernya dan para fans di luar sana.Ohh.. Ne.. mianhaeyo. Nggh.. kau..Jenny.. Panggil saja begitu.. Yeoja itu melemparkan senyumannya pada Yoona.Ahh, gerae. Jenny, eonni harus pergi sekarang.. dengan cepat Yoona menuliskan beberapa kalimat di album itu. titip salam pada Oppa-mu. Dan katakan padanya, tidak peduli ia bisa melihatku atau tidak, eonni akan tetap mencintainya. Kalau begitu Eonni permisi dulu. Annyeong.Yoona menyerahkan CD itu pada yeoja tadi dan langsung mengikuti langkah bodyguard yang bertugas mengawalnya itu. Ia terus melangkah dan tak sadar bahwa yeoja yang tanpa sengaja bertemu dengannya di toilet itu masih terus menatap kearahnya sambil mengulum senyum penuh arti.Dia membuka album yang sudah di bubuhi tanda tangan serta rentetan kalimat yang di tulis langsung oleh Yoona..Tidak peduli kau bisa melihatku atau tidak, aku akan tetap mencintaimu.Terimakasih sudah pernah menyukaiku. Kuharap itu tidak akan pernah berubah. :* Yoona.Yeoja itu, Choi Jiwon.. kembali mengulum senyum sambil menatap punggung ramping Yoona yang sudah menghilang di balik koridor toilet. Sebelumnya dia tidak percaya dengan ini namun untuk sekarang, dia benar-benar percaya takdir pasti akan berakhir baik untuk kebahagiaan Oppa-nya, dan juga idolanya tercinta..Look after my heart. Ive left it with you..Yoongbaby.. whae gerae? Kenapa kau seperti tak bersemangat begitu?Kwon Yuri menatap wajah Yoona yang memang terlihat lelah dan tak ceria pagi ini. Padahal harusnya dia bahagia karena minggu depan mereka bertiga akan terbang ke LA untuk memulai debut Internasional mereka disana. Sekarang pun sebenarnya mereka sedang menyiapkan beberapa perlengkapan yang nantinya akan mereka bawa selama menetap di negeri paman Sam itu. Bukanlah waktu sebentar satu tahun itu. Tentu saja dibutuhkan kesiapan yang matang selama mereka berada disana.Ahh.. anniya, Eonni.. Gwenchana. elak Yoona sambil tangannya bergerak memasukkan beberapa baju miliknya ke dalam koper.Eii.. tangan Yuri bergerak, menyentuh pergelangan tangan Yoona dan membawa dongsaengnya itu duduk di tepi ranjang. kau tahu? Kau ini tak pandai berbohong. Dan wajahmu itu.. Eonni tahu sudah sejak sebulan yang lalu, kau selalu memasang wajah seperti ini. Jebal.. ceritakan pada Eonni, sebenarnya kau ini kenapa? Mm?Anniya, Eonni.. Yoona menundukkan wajahnya, memainkan jemari tangannya sendiri. Aku baik-baik saja. Hanya.. ada sesuatu yang sedang kupikirkan.Sesuatu.. atau.. seseorang? Tanya Yuri dengan nada menggoda.Eoh? A-anni.. wajah Yoona bersemu merah dengan tiba-tiba mendengar ucapan Yuri itu. Yuri sendiri hanya bisa tertawa pelan melihat tingkah dongsaengnya ini.Apakah salah satu dari mereka yang bertemu dengan kita di teater sebulan yang lalu itu, adalah orang yang sangat penting untukmu?Wajah Yoona terlihat sangat terkejut mendengar ucapan Yuri ini. Dia langsung menatap Yuri yang kini sedang serius menatapnya.E-Eonni? Eo-eottohke arrayo?Jadi benar? senyuman di wajah Yuri semakin lebar sekarang. tentu saja Eonni tahu karena caramu menatap seseorang diantara mereka itu benar-benar berbeda.. Yuri sekarang mendekatkan tubuhnya lebih dekat pada Yoona.Namja yang kau panggil Siwon Oppa itu.. apakah, dia orangnya?Yoona terdiam lagi. Menundukkan kepalanya lagi. Yuri tersenyum kecil saat menyadari bahwa tebakannya itu benar adanya.Jadi dia.. namja yang membuat seorang Im Yoona menutup hati untuk puluhan namja idol diluar sana? Bahkan sampai berani menolak seorang raja drama korea, Lee Seunggi? (xD)Nada suara Yuri terdengar kembali menggoda Yoona saat ia menyebutkan nama namja yang memang pernah mengatakan rasa sukanya pada yeoja itu, namun dengan tegas Yoona menolaknya.A-anniyo, eonni.. bukan begitu. Aku.. aku hanya.. Yoona terlihat kesulitan untuk melajutkan ucapannya. Kembali Yuri tertawa kecil melihat tingkah dongsaengnya ini.Arrasseo. Eonni mengerti betul perasaanmu. Hatimu ada untuk Siwon dan hanya Siwon saja yang akan selalu berada disana. Mm, apakah.. kau benar-benar mencintainya?Yuri menatap Yoona lebih lekat. Sementara Yoona hanya bisa menghela nafas.Mollasseo. Aku tidak tahu apakah dia masih mencintaiku. Kata cinta itu bahkan tidak pernah terucap sekalipun di antara kami, meski dulu kami begitu dekat. Aku bahkan juga tidak tahu apakah dia masih mengingatku atau tidak.Ei.. yang Eonni tanyakan bukan apakah dia masih mencintaimu, tapi kau.. apa kau masih mencintainya?Yoona kembali mengangkat wajahnya dan balas menatap Yuri yang terus menatapnya.Ne. aku selalu mencintainya.Yuri kembali mengulum senyumnya.Kalau begitu temuilah dia.Ne? mata Yoona membulat mendengar ucapan Yuri itu. Dia terlihat sangat terkejut sekarang, membuat Yuri tak lagi mampu menahan tawanya.Geraeyeo. Temuilah dia. Kau lupa, kita akan berada di Amerika selama setahun. Tidak kah cukup rasanya waktu terus memisahkan kalian tanpa kepastian? Temuilah dia, Yoong.. karena jika waktu tak juga membawa dia kepadamu, maka biarkan kamu yang meminta waktu membawamu kepadanya. Dan inilah saatnya. Ada waktu yang cukup untuk kalian berdua sekedar bertatap wajah seperti dulu. Temuilah dia.. dan katakan, apa yang selama ini ingin sekali kau sampaikan kepadanya.Mata Yoona kembali terlihat berkaca-kaca mendengar ucapan Yuri itu.Tapi, Eonni.. Yoona meremas kedua tangannya gelisah. dia sepertinya sudah memiliki orang lain, yang lebih ia cintai.Maksudmu, yeoja yang bersamanya saat itu?Yoona mengangguk pelan. Tangan Yuri bergerak, mengacak rambut Yoona gemas.Aigoo.. apakah kau sudah yakin mereka berdua berpacaran?Tidak juga, sebenarnya.. Yoona terdiam sebentar, kembali teringat dengan kejadiaan di taman sekolah dan saat Siwon memeluk erat lengan Tiffany di dalam teater waktu itu.Tapi aku pernah melihat mereka berciuman dan.. saat itu.. di teater itu, Siwon Oppa memanggil Tiffany Eonni dengan kata.. Jhagiya.Yuri berdecak pelan. Menyadari kepolosan dongsaeng kesayangannya ini.Itu semua belum bisa menjadi bukti bahwa mereka berdua memiliki hubungan seperti yang kau pikirkan. Apa saat mereka berciuman, kau benar-benar melihatnya langsung? Maksud Eonni, dengan jarak yang dekat hingga kau bisa melihatnya dengan jelas. Dan.. jhagiya? Ya, Eonni bahkan sering memanggil Minho seperti itu. Lalu apakah itu bisa disebut bahwa kita memiliki sebuah hubungan special?Yuri menatap Yoona lagi. Choi Minho, adalah aktor yang bernaung di bawah agensi yang sama dengan mereka dan memiliki kedekatan yang intens dengan Yuri, meski sampai detik ini keduanya sama-sama mengatakan bahwa tidak ada hubungan spesial di antara mereka.Kembali Yoona terdiam. Berusaha mencerna semua yang Yuri katakan padanya.Temui dia, Yoona ya.. Eonni serius. Kalian harus bertemu dan bicara. Jangan terus memendam semuanya di dalam hati saja. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana perasaannya padamu jika terus diam seperti ini. Eoh?T-tapi, Eonni..Jangan ragu-ragu, Yoong.. Kau sudah kehilangannya satu kali. Jangan biarkan kau kehilangan orang yang sama untuk kedua kalinya.Yuri menatap Yoona serius, yang di balas Yoona dengan tatapan sama seriusnya.Pergilah. Temui dia.Yoona meremas kedua tangannya lagi, sebelum kemudian ia bergerak mengikuti apa yang di katakan oleh Yuri dan kata hatinya sendiri...If you remember me, then I dont care if everyone else forgets..Siwon tengah duduk bersantai di sofa living room sambil membaca sebuah buku dengan huruf braile ketika bel apartemennya berbunyi.Eoh? Nuguseyo? suara Kim ahjuma terdengar dari arah dapur, sebelum kemudian wanita separuh baya itu melangkah cepat menuju pintu. Siwon sendiri terlihat tidak peduli. Tangannya terus bergerak, meraba huruf-huruf timbul yang memenuhi buku di tangannya itu.Ah, agasshi.. apa ada yang bisa saya bantu? suara Kim ahjumma terdengar sopan.Annyeonghaseyo. Jonen Im Yoona imnida. Apakah benar ini benar kediaman Choi Siwon-ssi?Buku di tangan Siwon jatuh begitu saja begitu mendengar suara itu, lagi. Wajahnya kembali terlihat pucat dan bergetar. Andwe.. kenapa Yoona bisa ada disini? Kenapa dia tau bahwa dirinya ada disini?Ahh.. Ne. geunde, jweseonghamnida. Kalau boleh tahu, anda siapa?Yoona tersenyum lembut sambil membungkuk sopan.Saya teman lama Siwon Oppa. Bisakah saya bertemu dengannya? Sebentar saja..Kim Ahjumma, yang sangat terkesan dengan attitude yang diperlihatkan Yoona kepadanya, tentu tanpa berpikir apapun lagi segera mempersilahkan yeoja itu masuk.Jantung Siwon berdebar cepat ketika ia mendengar langkah kaki Yoona semakin dekat kearahnya. Kali ini ia tahu, dia tidak akan bisa lagi menghindar. Siwon segera menyelipkan buku yang tadi ia baca, di belakang punggungnya. Tangannya yang bergetar pun mulai memperbaiki letak kacamata yang ia kenakan dan mulai berusaha bersikap santai sambil menatap televisi yang menyala, seolah ia sedang menatap layar di depannya itu dengan seksama.Langkah Yoona sendiri yang tadi bergerak dengan begitu pasti, terhenti dengan sendirinya saat sekarang ia bisa melihat sosok Siwon dengan jelas. Namja yang ia cintai itu tengah duduk diatas sofa sambil menatap TV, bersikap seolah tidak peduli bahwa ia ada disana. Dan jujur saja, ini sangat menyakitkan untuk yoona. Namun dia sudah terlanjur berada disini.Dia tidak boleh mundur lagi.Siwon Oppa..Tangan Siwon mengepal saat Yoona memanggil namanya. Namun ia terus saja bersikap tidak peduli padanya. Ia jelas tak mungkin menoleh kearah Yoona dan membiarkan yeoja itu menatapnya lebih lekat karena sudah pasti kekurangannya sekarang, ketidak sempurnaannya yang sekarang, akan bisa dengan mudah terbaca oleh yeoja itu.Ahjumma.. kembalilah ke dapur.. Siwon meminta agar wanita itu untuk kembali ke dapur. Dia tentu tidak suka, saat nanti ia harus bersikap agak keras pada Yoona, Kim ahjumma akan menatapnya, atau mereka berdua, dengan tatapan iba.Ah, ne.. Permisi.Siwon tak menjawab. Ia terus berada dalam posisinya. Duduk sambil menatap layar TV.Oppa.. oraenmaneyo.. bagaimana kabarmu? Yoona mencoba menahan diri untuk tidak menangis ketika menyadari sikap Siwon semakin dingin padanya. Namja itu bahkan seperti tak sudi sedikit pun untuk menoleh dan menatap kearahnya.Kenyataan bahwa mungkin hanya ia saja yang merindukan Siwon, sementara namja itu sendiri bahkan mungkin sudah melupakannya, membuat hati Yoona semakin terasa sakit. Namun sekali lagi, dia sudah berada disini.Mereka berdua.. harus bicara.Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja.Yoona menatap Siwon yang masih tak mau balas menatapnya sambil perlahan duduk di sofa yang ada di samping tempat dimana Siwon tengah berada. Dari posisinya saat ini, Yoona bisa dengan jelas melihat wajah Siwon yang masih sama persis dengan apa yang selama ini ada dalam benaknya. Wajah itu masih sama seperti terakhir kali ia melihatnya. Bahkan menurutnya Siwon terlihat semakin tampan dengan kacamata tipis yang menghiasi wajahnya itu.Begitukah? Syukurlah kalau Oppa baik-baik saja selama ini. Yoona berusaha untuk bertahan disini. Berinisiatif untuk mencairkan kekakuan di antara mereka lebih dulu.J-jweseonghaeyo jika kedatanganku mengejutkan. Aku.. aku sangat merindukanmu. Aku mencari kabarmu kemana-mana, Oppa.. namun tak ada hasilnya. Kabar terakhir yang kudengar dari Sooyoung hanya.. Oppa tengah berada di London saat itu. Tapi sekarang aku lega karena akhirnya bisa melihat dirimu lagi.Yoona terus bicara sambil menatap Siwon yang masih saja tak memalingkan sedikit pun wajahnya, dan balas menatap padanya. Yoona mendesah, sambil menunduk dan memainkan jemari tangannya.Tapi sepertinya.. Oppa tak suka melihatku lagi. Sepertinya.. Oppa tak senang dengan pertemuan kita ini. Geraechi?Wajah Siwon mengeras dengan tangannya yang kembali mengepal. Namun dia tetap bersikeras untuk terus memasang wajah seperti itu. Memasang sikap seperti itu. Dia tahu, mungkin ini memang sangat menyakiti hati Yoona. Tapi percayalah.. hatinya pun sebenarnya jauh lebih terluka saat harus bersikap seperti ini.Apa yang pernah terjadi dulu, biarkan menjadi kenangan masa lalu. Kemarin dan sekarang.. semua sudah berubah. Berbeda. Tidak akan pernah lagi terlihat sama.Yoona mengangkat wajahnya lagi usai mendengar suara Siwon yang terdengar dingin itu. Ia bahkan masih saja menatap kelayar TV. Benar-benar bersikap seolah dia tidak pernah ada disana.Tapi kenangan yang tertinggal dalam sebentuk rasa, itu tidak akan pernah berubah.. Yoona menatap Siwon dengan mata yang mulai berkaca-kaca. tidak peduli meski Oppa menganggap semua kenangan diantara kita hanyalah sampah. Bagiku.. semua kenangan yang menyisakan jejak dalam sebentuk rasa, itu tidak akan pernah mudah berubah begitu saja.Wajah Siwon terasa sangat panas mendengar ucapan Yoona itu.Sampah? Anniya.. kenangan mereka bukanlah sampah baginya. Kenangan diantara mereka adalah nafasnya. Hidupnya. Detak jantungnya. Jika Siwon tidak berpegangan pada satu kenangan itu, maka sudah pasti ia lebih memilih menyerah saat dia divonis tak akan lagi bisa melihat indahnya warna dunia. Jika ia tidak berpegangan pada satu kenangan itu, sudah tentu ia tak akan ada disini hari ini. dan tak akan bisa mendengar suara Yoona lagi.Dan bagiku, rasa yang ada saat ini, saat aku bisa melihat wajah Oppa lagi, masih tetap sama seperti tujuh tahun yang lalu. Aku masih merasakan hal yang sama. Tidak peduli meski Oppa sendiri sudah merasakan hal yang berbeda.Gerae.. aku sudah merasakan hal yang berbeda sekarang.. nada suara Siwon terdengar dingin meski ada getar yang coba ia sembunyikan disana. dan perasaan yang begitu berbeda ini, yang membuatku bahkan enggan untuk sekedar balas menatapmu.Yoona meremas tangannya kuat saat mendengar ucapan Siwon itu. Ia bahkan tak menyadari airmata mulai mengalir pelan dari kedua sudut matanya. Sakit.. kata-kata Siwon itu begitu menyakitkan untuk dia dengar. Tujuh tahun waktu memisahkan mereka..Dan sepertinya itu memang merubah segalanya. Bahkan sikap hangat Siwon.. tidak lagi bisa ia temukan pada diri namja itu. Yoona benar-benar merasa kehilangan sosok namja yang selama ini selalu ia rindukan.Karena Choi Siwon yang ada di depannya sekarang.. benar-benar berbeda dengan Choi Siwon yang selama ini tinggal di dalam hati dan memori kepalanya.Sebegitu bencinya kah Oppa denganku sekarang? mata Yoona yang semakin dibasahi airmata kini mencoba untuk menatap Siwon, untuk terakhir kalinya.Aku.. tidak membencimu.. Siwon mengepalkan tangannya lagi. Berusaha menahan getar suaranya yang mulai terdengar serak. aku hanya merasa bersalah sekarang karena.. jujur saja.. aku sudah meninggalkan semua kenangan yang pernah terjadi diantara kita, sejak aku memutuskan untuk pergi darimu.Detik itu juga sebenarnya Siwon ingin menyumpahi dirinya sendiri. Dia tahu betul kata-katanya ini pasti akan menyakiti hati Yoona. Namun dia memang harus membuat yeoja itu menjauh. Dia bukan lagi Choi Siwon yang dulu Yoona kenal. Yang dulu selalu ada untuk Yoona dan juga melindunginya.Dia harus bisa membuat Yoona melupakannya.Biar dia saja yang mengingat Yoona. Karena semua itu sudah lebih dari cukup untuknya.Sementara itu airmata Yoona jatuh lagi. Cepat-cepat ia menyapunya dengan tangannya yang mungil sambil menatap lagi kearah Siwon dengan wajah sedihnya.Arrasseo.. Yoona bergerak bangkit. Dan Siwon bukannya tak tahu gerakan Yoona itu. Bunyi derit sofa tertangkap oleh indra pendengarannya. Ia bisa mendengar dengan jelas gerak Yoona yang kini sudah berada dalam posisi berdiri.Sepertinya tak ada gunanya juga aku berada disini sedangkan Oppa sudah tidak mengingatku lagi. Yoona kembali menatap wajah Siwon yang masih bersikap acuh padanya.Senang bisa melihatmu lagi, Oppa. Dan.. kuharap kau benar-benar bisa bahagia dengan Tiffany Eonni sekarang. Kalian.. yahh.. semoga kalian berdua bahagia. Aku.. permisi.Langkah pelan Yoona terasa berdengung di telinganya. Namja itu memejamkan matanya. Menghalau airmata yang terus memaksa ingin tumpah. Tangannya mengepal semakin erat. Menahan rasa sakit yang begitu menggila, menghantam ulu hatinya.Aku mencintaimu, Oppa.Siwon langsung membuka matanya begitu mendengar ucapan Yoona itu. Namun lagi, dia memilih untuk tidak menoleh kearah Yoona yang memutuskan untuk berhenti sebentar dan berdiri dekat dengan koridor yang akan membawanya menuju pintu keluar.Kurasa.. ada yang tertahan di bibirku sejak tujuh tahun yang lalu, dan aku tidak mau itu terus tertahan disana lebih lama. Aku.. mencintaimu. Namun kurasa situasinya sudah berbeda sekarang jadi kau tak perlu membalas ucapanku. Aku hanya ingin kau tahu bahwa kebersamaan kita dulu, yang telah menumbuhkan rasa itu.Siwon menggigit bibirnya, memejamkan lagi kedua matanya. Dan Yoona, yang melihat tak ada reaksi apapun dari namja yang benar-benar ia cintai dengan sepenuh hati itu, tak lagi mampu menahan isak tangisnya. Sebelum Siwon benar-benar menoleh dan melihatnya terisak seperti itu, ia pun memilih untuk segera berlari keluar dari ruangan itu.Langkah cepat Yoona kali ini terdengar berdentum-dentum dalam kepala Siwon. Membuat namja itu melepaskan kacamatanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.Siwon merasa tangannya basah. Air yang mengalir dari sela jemari tangannya yang menutupi wajah, berjatuhan membasahi pahanya. Siwon pun menjauhkan tangannya itu dari wajahnya dan membiarkan airmata itu mengalir bebas, bahkan lebih deras dari airmata Yoona.Nado.. Siwon membiarkan isak tangisnya pecah keluar. nado saranghae, Yoongie.....Yoona menghempaskan tubuhnya di jok mobilnya yang berada di parkiran khusus tamu apartemen tempat tinggal Siwon sambil berusaha keras menghentikan tangisannya. Tapi tidak bisa. Airmata sialan ini terus saja mengalir tanpa henti dan terus membasahi wajah cantiknya. Apa yang terjadi hari ini memang benar-benar menyakitkan. Dia sungguh tidak percaya, bahwa waktu benar-benar merubah sikap Siwon kepadanya. Bahwa waktu benar-benar mampu membuat ia tak lagi mempunyai arti untuk Siwon. Dan membuat Siwon melupakannya.Saranghaeyo, Siwon Oppa.. suara Yoona terus terdengar bergetar. neomu saranghae.Yoona memejamkan matanya sebentar. Berusaha untuk menetralkan suasana hatinya. Dia tentu tidak mungkin memaksakan diri membawa mobil dalam kondisi seperti itu. Dan juga dia adalah idola. Tentu saja Yoona tak ingin ambil resiko jika sampai paparazzi melihatnya dalam kondisi seperti itu tengah membawa mobil ditengah kota yang mulai beranjak siang seperti sekarang.Apa yang pernah terjadi dulu, biarkan menjadi kenangan masa lalu. Kemarin dan sekarang.. semua sudah berubah. Berbeda. Tidak akan pernah lagi terlihat sama.Gerae.. perbedaan itu memang terlihat nyata. Cara Siwon memperlakukan dirinya benar-benar sudah berbeda. Yoona benar-benar harus terima ini. Menerima bahwa dihati Siwon, sudah tak ada tempat untuk dirinya lagi.Bahkan sepertinya Siwon juga sudah benar-benar menghapus namanya dari sana.Yeoja itu mendesah berat sambil mencengkram kemudi mobilnya. Ia menatap sebentar keluar jendela bersamaan dengan gerakan tangannya yang bergerak untuk menyalakan mesin mobil.Ohh dia, kan..Tiba-tiba matanya menangkap seseorang. Seorang yeoja yang ia kenal. Yeoja itu baru saja keluar dari dalam sebuah mobil audi R8 hitam yang di parkirkan tak jauh dari mobilnya berada.Anak itu.. rupanya dia tinggal disini juga.. Yoona tersenyum saat melihat yeoja tadi seperti tengah bersungut-sungut membuka bagasi mobil dan mengeluarkan banyak kantung belanjaan dari sana. Tiba-tiba pintu depan pengemudi terbuka. Diikuti oleh pintu sebelahnya.Mata Yoona terlihat mengerjap-ngerjap sesaat, ketika ia melihat sosok yang sangat familiar baginya, keluar dari dalam pintu pengemudi tersebut.Tangan Yoona meremas kuat gagang kemudi mobilnya ketika sekarang ia melihat yeoja yang ia kenal bernama Jenny itu sedang mendatangi seorang namja berambut pirang kecoklatan yang tengah menatapnya sambil tertawa menggoda. Mata Yoona tak bisa lepas menatap wajah yeoja cantik ber-eye smile yang berada di tengah-tengah mereka.Dia.. terlihat normal.. apakah Oppa yang di maksudkan oleh Jenny adalah namja itu? Tapi.. kenapa Tiffany Eonni juga bisa berada bersama mereka?Yoona terus mengamati mereka bertiga dengan seksama. Nickhun, namja yang tentu saja berambut pirang kecoklatan tadi terlihat sedang menjitak kepala Jiwon yang terus mengeluh dengan banyaknya belanjaan Oppa tercintanya. Tiffany yang ikut membantu Jiwon membawa barang belanjaan itu pun hanya bisa terkikik geli melihat keributan kecil kakak beradik itu. Mereka bertiga mulai bergerak melangkah masuk kedalam gedung apartemen dengan santai. Ketiganya benar-benar terlihat sangat akrab. Dan dari dalam mobil Yoona terus mengamati mereka semua.Ahh, mungkin mereka berdua adalah teman Tiffany Eonni.. Yoona mendesah pelan sambil kembali memasukkan kunci mobilnya. Beberapa detik kemudian, mobil mewah itu sudah mulai bergerak mundur, akan keluar dari area parkir khusus tamu yang ada di kawasan elit apartemen tersebut...Sejujurnya.. album ini akan aku berikan untuk Oppa-ku. Dia.. dia sangat menyukai Eonni...Yoona menginjak pedal rem dengan tiba-tiba saat ia teringat percakapannya dengan Jiwon yang ia kenal sebagai Jenny beberapa waktu yang lalu...Oh? Gerae? Kalau begitu apakah eonni harus menulis namanya di album ini?Namun dia tak lagi bisa melihat Eonni...Tangan Yoona di kemudi mobilnya kembali terasa bergetar. Tubuhnya pun tiba-tiba terasa di aliri air yang sangat dingin, yang membuatnya merasa sangat menggigil. Percakapannya dengan Jiwon saat itu.. kini satu per satu muncul dalam kepalanya...Oppa-ku.. dia.. mengalami kecelakaan serius beberapa tahun yang lalu. Dan benturan yang terjadi padanya, mengakibatkan trauma pada syaraf matanya. Dan.. yahh.. dia tidak bisa lagi melihat apapun. Dia.. tidak bisa lagi melihat Eonni...Yoona berusaha keras mengenyahkan semua suara Jiwon dari kepalanya. Berusaha keras untuk menyangkal kemungkinan yang bisa saja terjadi, ketika ia mulai mencocokkan sikap aneh Siwon yang tak sekalipun mau menatap kearahnya, dengan semua ini...Sebelumnya.. dia selalu ingin mendengar suara Eonni. Namun semenjak ia kehilangan penglihatannya, dia pun menutup diri. Tak ingin mendengar suara Eonni lagi. Kejadian itu, benar-benar merubah hidupnya. Aku sungguh tidak suka.Lalu.. apa yang bisa Eonni lakukan?Tak ada. Aku hanya ingin membuat Eonni mendengar ceritaku ini saja...Airmata Yoona kembali mengalir lagi, kali ini bahkan lebih deras saat ia mulai merasa bahwa mungkin saja yang Jenny maksudkan saat itu adalah..Choi Siwon. Siwon Oppa-nya. Namja yang sangat ia cintai.Yoona langsung memarkirkan mobil itu, di sembarang tempat. Dengan gerakan cepat ia menyambar syalnya yang saat pertama datang ke apartemen ini memang ia gunakan untuk menutupi sebagian wajahnya. Setelah itu ia pun segera keluar dan berlari masuk kedalam apartemen mewah itu lagi. Beruntung karena ia masuk melalui pintu belakang sehingga tak begitu banyak orang yang memperhatikannya...Eonni.. bisakah kau menuliskan sesuatu disini. Sesuatu seperti kata-kata menghibur dan menguatkan. Aku tahu, Oppa-ku tidak bisa melihatnya. Namun dengan adanya tulisan yang kau buat sendiri disana, mungkin saja itu bisa membuatnya bahagia...Yoona sudah berada di dalam lift. Tubuhnya terasa gemetar sekarang dengan airmata yang mengalir sangat deras. Berulang kali ia mengusap airmata itu dengan syal yang ia kenakan, namun tetap saja tangisannya itu tak bisa berhenti.Ia benar-benar takut sekarang.. takut kalau apa yang saat ini ada didalam pikirannya benar-benar menjadi kenyataan.Yoona terus meremas tangannya yang semakin basah. Terus berusaha meredam rasa gelisah dan ketakutan yang semakin nyata seiring dengan langkah kakinya yang kembali tertuju untuk membawanya kembali menemui Siwon..Sementara itu di apartemen..Hyeong.. uri wasseo..Suara Nickhun terdengar seiring dengan langkahnya yang bergerak masuk kedalam ruangan itu. Siwon terlihat masih duduk disofa, sambil berusaha untuk menghentikan isak tangisnya. Nickhun berhenti melangkah saat melihat kakak sepupunya itu menangis seperti ini.Oppa.. Tiffany yang masuk bersama dengan Jiwon segera melangkah cepat kearahnya. Dan Siwon, yang menyadari ada Tiffany di sampingnya, segera menghambur untuk memeluk sahabat terbaiknya itu.Whae gerae? Apakah telah terjadi sesuatu? Tanya Tiffany lembut sambil balas memeluk Siwon. Tangis namja itu semakin keras, membuat Tiffany bertukar pandang sejenak dengan Nickhun dan Jiwon yang juga sedang menatap kearahnya.D-dia.. dia datang, Fany ya.. suara Siwon terdengar sangat bergetar. Membuat Tiffany memalingkan wajahnya, kembali menatap Siwon.Dia? nugu?Y-Yoona..Wajah Tiffany terlihat terkejut. Dia langsung melepaskan tubuh Siwon yang sejak tadi memeluknya.Im Yoona? Dia kesini? Jinjja?Siwon mengangguk pelan, membiarkan airmatanya terus mengalir deras. Kembali Tiffany menoleh dan mendapati wajah Nickhun yang juga terlihat terkejut. Sedangkan Jiwon hanya berdiri diam. Meskipun dari ekspresi di wajahnya, yeoja itu terlihat sedang berpikir serius.Bunyi bel tiba-tiba saja terdengar, membuat Nickhun dan juga Jiwon menoleh kearah pintu secara bersamaan. Tiffany terlihat masih mencoba menenangkan Siwon yang masih saja tak bisa menghentikan tangisannya.Biar aku saja yang buka.. ucap Jiwon pada Nickhun sebelum kemudian ia melangkah cepat menuju pintu lalu dengan satu gerakan cepat ia mulai membukanya.Sedetik..Dua detik..Tiga detik..Jiwon masih berdiri terpaku di depan pintu, dengan mulut setengah terbuka saat melihat siapa yang sekarang berada di hadapannya.A-apakah.. Oppa yang saat itu kau ceritakan pada Eonni bernama.. Choi Siwon? Tanya Yoona tanpa basa-basi lagi. Wajahnya pun terlihat sama basah dan tertekannya seperti wajah Siwon di dalam sana. Jiwon masih saja berdiri diam. Bagaimana pun yeoja ini adalah idolanya. Dan tak ada fans mana pun yang tidak terkejut saat melihat idolanya, berdiri tepat di hadapannya, dengan wajah yang di basahi derai airmata.Yoona kembali mengepalkan tangannya saat ia semakin menyadari bahwa wajah yeoja di hadapannya ini memang benar-benar mirip sekali dengan Siwon. Dan sebelum Jiwon sempat bereaksi, ia sudah melangkah masuk kembali kedalam apartemen Siwon itu. Gerakan cepat Yoona itu langsung membuat Jiwon tersadar.Eoh? E-eonni.. andwe!!Jiwon segera berbalik dan mengejar langkah Yoona yang tentu saja tak butuh waktu lama untuk segera bisa berada di living room, tempat dimana Nickhun, Tiffany dan juga Siwon, berada disana.Eonni.. Jiwon berhasil menghalau lengan Yoona yang sebenarnya kini sedang berdiri terpaku melihat Siwon menangis terisak dalam pelukan Tiffany yang terus berusaha untuk menenangkannya. Nickhun, yang begitu menyadari ada orang lain di dalam apartemennya langsung mendekati mereka berdua.Nuguseyo? Tanya Nickhun dengan suara rendah. Ia menatap wajah Yoona lekat-lekat, seperti pernah melihat wajah ini sebelumnya.Oppa.. dia.. dia.. Im Yoona.. bisik Jiwon pelan, takut jika Siwon sampai mendengarnya.Mata Nickhun langsung membulat kaget.O-ommo!Pekikan tertahan Nickhun itu tentu saja membuat Tiffany menoleh dan wajahnya juga terlihat sangat terkejut saat melihat bukan hanya Nickhun dan Jiwon saja yang ada di ruangan ini.Tiffany menatap wajah Yoona yang terus di basahi airmata dengan tatapan yang begitu dalam. Tanpa sadar matanya pun terlihat ikut berkaca-kaca juga.Aku tidak akan membiarkan takdir terus mempermainkanmu, Oppa..Aku hanya ingin membuatmu bahagia..Tiffany memberi isyarat, agar Yoona mendekat. Yeoja itu, dengan mati-matian menahan rasa haru yang seperti akan meledak dalam dadanya, menuruti perintah Tiffany. Kini Yoona sudah berdiri persis di depan Siwon. Menatap wajah basah namja itu.Oppa.. berhentilah menangis.. bujuk Tiffany lagi, namun dengan tatapan yang kali ini tertuju pada wajah Yoona.Namun rupaya Siwon masih tak bisa membendung airmatanya.K-kenapa dia datang lagi, Fany ya? kenapa dia datang lagi, dan membuatku gila seperti ini? Jinjja, Fany.. ini menyakitkan. Tak lagi bisa melihatnya, ini benar-benar terasa sangat menyakitkan untukku.Siwon kembali menangis, keras. Dia tidak sadar bahwa di hadapannya Yoona tengah membungkam mulutnya dengan kedua tangan, hanya agar isak tangisnya tidak pecah keluar dan didengar oleh Siwon.Kau tahu betul betapa aku sudah terlalu terbiasa dengannya, sehingga sulit untukku mampu merubah kebiasaanku itu. Kau tahu betul bahwa aku tak bisa sedetik pun tidak memikirkannya. Merindukannya. Kau juga tahu betul aku selalu ingin mendengar suaranya. Tapi meski begitu, Fany.. aku tidak menginginkan dia datang padaku lagi. Aku tidak ingin dia datang padaku, berdiri di depanku, dan melihat keadaanku.Tiffany mengigit bibirnya, berusaha menahan isak tangis yang juga terasa ingin pecah mendengar ucapan Siwon.Nickhun mengusap wajahnya yang basah sambil memalingkan wajahnya, berusaha kuat untuk tidak menangis. Sedangkan Jiwon berusaha keras menahan tangisnya, meski matanya sudah terlihat berkaca-kaca.Aku tidak ingin ia berubah mengasihaniku, Fany ya.. kau tahu betul aku membenci hal itu. Tapi tadi.. dia bilang.. dia mencintaiku. Yeoja pabbo itu.. dia malah mengatakan dia mencintaiku, disaat aku mati-matian ingin melepasnya. Disaat aku mati-matian mencoba melarikan diri darinya. Apakah dia gila, eoh? Kenapa dia masih saja menyimpan rasa itu untukku? Untuk aku yang bahkan tak berani bermimpi untuk bisa memilikinya lagi.Siwon terus bicara. Benar-benar tidak menyadari bahwa Yoona berada tepat di hadapannya dan mendengar semuanya. Dan perasaan haru yang luar biasa itu semakin menyeruak didalam hati Yoona ketika mendengar semua kalimat yang keluar dari bibir Yoona.Hal ini membuat Yoona tak lagi mampu menompang tubuhnya sendiri.Dia jatuh terduduk, dengan kedua tangan menyentuh paha Siwon yang masih terus menangis di depan Tiffany.Siwon sedikit terkejut saat merasakan sepasang tangan terjatuh diatas pahanya.Fany ya.. Siwon memiringkan kepalanya sedikit sambil mengerjap beberapa kali, saat ia merasa bahwa tangan itu bukanlah tangan Tiffany.Kau yang bodoh, Choi Siwon..Isak yang akhirnya berhasil lolos dari bibir Yoona, terdengar memenuhi ruangan itu. Yoona mencengkram erat ujung sweater yang Siwon kenakan dengan erat, menahan Siwon yang terlihat terpaku ketika mendengar suara itu agar tidak bergerak menjauh.Kali ini, Yoona tak akan melepaskan Siwon lagi.Baboya. Jeongmal. Kau sungguh bodoh, Choi Siwon..Suara Yoona benar-benar bergetar karena bercampur dengan isak tangisnya yang terus memaksa untuk keluar. Wajah Siwon pucat. Sekujur tubuhnya pun kembali terasa bergetar saat tiba-tiba ia merasakan seseorang menghambur dan memeluk erat tubuhnya.Dia.. memang tidak bisa melihat apapun. Dia memang hanya bisa melihat satu warna saja dalam hidupnya yaitu hitam. Namun aroma ini begitu ia hafal. Begitu ia kenal.Yoona..Wajah Siwon terlihat merah dan matanya kembali berkaca-kaca. Dan bagi Yoona, yang kembali mendengar Siwon menyebut namanya, semakin membuat dirinya tak kuasa menahan tangisannya. Ia memeluk Siwon lebih erat. Memeluk satu-satunya orang yang ia cintai itu dengan begitu posesif, seolah ia tak akan pernah rela lagi melepasnya, dan kehilangannya.Tiffany menyeka sudut matanya yang basah, seraya beranjak bangkit dan memberikan ruang untuk Yoona meluapkan semua perasaannya pada Siwon melalui pelukan itu. Nickhun segera menghampiri Tiffany, dan tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.Tubuh Tiffany terasa menegang kaku. Dia menatap pergelangan tangan Nickhun yang kini melingkari pinggangnya. Tiba-tiba saja ia merasa ada sebuah perasaan yang aneh, yang merasuk begitu saja kedalam hatinya. Sebuah perasaan yang hanya pernah sekali ia rasakan dan ia berikan saat ia bersama Siwon,Kini kembali ia rasakan saat Nickhun sedang memeluknya.Mereka berdua itu.. kenapa begitu manis? Aku sungguh terharu.. ucap Nickhun sambil terus memeluk tubuh Tiffany yang masih terlihat kaku karena memang Tiffany masih sangat terkejut dengan apa yang Nickhun lakukan padanya sekarang.Jiwon tersenyum melihat tingkah Oppa-nya itu. Ini sangat nyata. Terlihat sangat jelas.Terlalu jelas terlihat jika Nickhun Horvecjkul menyukai Tiffany Hwang. Hanya saja Tiffany yang masih belum juga mampu menyadarinya.Kenapa kau sembunyikan ini semua dariku, Oppa? Kau sudah ada di kota ini sejak lama. Tapi kenapa kau tak pernah mencoba untuk datang padaku lagi?Yoona terus memeluk tubuh Siwon sambil menumpahkan semua rasa didalam hatinya. Rasa sesak dan haru yang membaur jadi satu. Rasa senang dan sedih yang ia rasakan dalam waktu bersamaan.K-karena aku bukan lagi Choi Siwon yang kau kenal dulu.. suara Siwon juga terdengar bergetar hebat. aku bukan lagi Siwon yang dulu.Anniya.. Yoona melepaskan pelukannya pada tubuh Siwon, beralih menatap wajah namja itu. Posisi duduk mereka saat ini membuat wajah mereka juga berada dalam jarak yang sangat dekat.Yoona menatap kedalam mata bulat berwarna coklat muda yang Siwon miliki itu. Mata yang sudah tak lagi mampu menangkap rupanya. Mata yang kini terlihat hampa karena telah kehilangan fungsi utamanya sebagai indra penglihat.Namun karena mata itu juga, yang membuat hati Yoona berdesir sejak pertama kali mereka berjumpa. Karena mata itu juga Yoona selalu merasa jantungnya berdetak kencang setiap kali mereka bertukar pandang. Karena mata itu juga, yang membuat Yoona pada akhirnya jatuh cinta padanya.Tidak ada yang berubah bagiku, Oppa.. Kau tetap Siwon Oppa yang kukenal dulu.Siwon menundukkan kepalanya, mencoba menahan suara tangisan yang semakin keras keluar dari bibirnya.Oppa.. tangan Yoona bergerak menyentuh dagu Siwon dan mengangkatnya agar Siwon kembali menegakkan wajahnya, lurus menghadapnya.Kau tetap Siwon Oppa yang sempurna untukku. Jebal.. aku sangat merindukanmu, Oppa. Aku.. sangat mencintaimu. Jadi biarkan aku tetap berada disisimu.Airmata Siwon jatuh membasahi tangan Yoona yang sedang memegangi kedua pipinya. Yoona tersenyum bersamaan dengan airmata yang juga terus jatuh membasahi wajahnya. Yeoja itu mendekatkan wajahnya, lebih dekat dengan wajah Siwon.Tiffany, Nickhun, terlebih lagi Jiwon, terlihat kaget dengan apa yang sekarang Yoona lakukan pada Siwon.Nggh.. lebih baik aku ke kamar.. Jiwon menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dengan wajah merona sambil bergegas masuk kedalam kamarnya. Tiffany dan Nickhun sendiri kini saling bertukar pandang sebelum kemudian mereka berdua sama-sama mengulum senyum.Yoona terus menempelkan bibirnya pada bibir Siwon yang hanya bisa terdiam sambil memejamkan matanya, menerima kecupan yang Yoona berikan kepadanya. Perlahan kecupan itupun berubah menjadi sebuah ciuman hangat. Airmata yang berjatuhan dari kedua mata mereka bersatu seiring dengan semakin dalamnya ciuman yang mulai mendapatkan balasan dari SiwonKkaja, Fany ya.. lebih baik kita biarkan mereka berdua.. Nickhun menggamit lengan Tiffany dan membawanya pergi menjauh dari ruangan itu. Tiffany menoleh kearahnya, sambil mengulum senyum dan mengangguk setuju. Nickhun balas tersenyum dan kini membawanya keluar dari ruangan itu.Perlahan Yoona melepaskan bibirnya dan bibir Siwon dan kembali memuaskan hasratnya, menatap wajah Siwon dengan leluasa. Yahh.. terlepas dari kenyataan bahwa Siwon kini tak lagi bisa melihat, wajah itu masih saja terlihat tampan mempesona dan membuatnya betah berlama-lama memandanginya.Saranghae, Oppa..Yoona kembali mengatakan kalimat itu. Membuat senyum diwajah Siwon kembali terukir. Tangannya pun bergerak, perlahan-lahan. Meraba setiap sudut wajah Yoona dengan lembut. Yoona sendiri membiarkan tangan Siwon bermain diwajahnya. Menikmati setiap sentuhan yang diberikan olehnya.Sepertinya wajahmu masih sama seperti dulu.. tangan Siwon terus meraba wajah Yoona dengan penuh perasaan. Membuat Yoona kembali tersenyum dan menangkap pergelangan tangan Siwon yang sedari tadi bermain diwajahnya.Memang tidak pernah ada yang berubah, Oppa.Senyum Siwon menghilang ketika mendengar jawaban Yoona itu. Ia seperti diingatkan dengan kenyataan yang ada saat ini diantara mereka. Ia pun berusaha untuk menarik tangannya lepas dari Yoona.Jebal, Oppa.. tapi seperti yang sudah ia katakan, Yoona tidak akan pernah melepaskan Siwon lagi. percaya padaku, tidak ada yang berubah diantara kita. Setidaknya, tidak dengan hati. Jadi kumohon biarkan aku terus memegang tanganmu seperti ini. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Oppa. Jebal. Jangan pernah memintaku menjauh darimu, karena aku sungguh tidak akan pernah mampu melakukan hal itu.Gerakan Siwon yang tadinya ingin menarik lepas tangannya dari Yoona perlahan berhenti. Yoona kembali tersenyum, mendekatkan wajahnya lagi dan mengecup mata kanan Siwon.Aku yang akan jadi matamu sekarang.. lalu ia mengecup sebelah kiri mata namja itu. aku tidak akan pernah jauh darimu lagi, Oppa. Tidak akan pernah membiarkanmu melalui semua ini sendirian lagi. Aku akan menjadi matamu. Aku yang akan menuntunmu kemana pun kau mau. Tinggalah bersamaku. Tetaplah disisiku. Seperti dulu.Kembali Siwon merasa matanya panas mendengar ucapan Yoona itu.Aku cacat, Yoongie.. Aku tidak pantas bersamamu.Dada Yoona terasa bergemuruh ketika mendengar Siwon akhirnya memanggilnya dengan nama itu lagi. Matanya kini ikut berkaca-kaca. Yoona memegangi kedua pipi Siwon yang kembali basah dengan kedua tangan hangatnya.Tidak, Oppa. Kau sempurna untukku. Hanya kau yang pantas untukku. Percayalah padaku, Oppa.. aku tidak bisa mencintai orang lain selain dirimu. Hidupku menjadi lengkap hanya jika kau yang mengisinya. Aku yang akan menyempurnakan kekuranganmu, Oppa.. dan membuat hidupmu kembali sempurna. Aku berjanji. Airmata Siwon mengalir lagi, membuat Yoona kembali memeluk tubuh Siwon. Merasakan aroma tubuh namja yang sudah sekian lama ia rindukan. Airmata itu kembali terasa hangat menyentuh pipinya ketika Yoona bisa merasakan Siwon membalas pelukannya...Satu minggu kemudian..Tiffany, Nickhun, Jiwon dan tentu saja Siwon, terlihat berada di bandara kebanggaan Korea Selatan, Incheon Airport, yang malam ini tak terlalu terlihat ramai, mengingat jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Bersama mereka kini juga ada Yoona, Jessica dan Yuri. Benar, The Goddess kini berada di tengah-tengah mereka. Mereka semua ada disini untuk mengantarkan ketiga yeoja itu yang dua jam lagi akan bertolak terbang menuju Los Angeles, Amerika. Rencana untuk melakukan debut internasional bagi girlband hallyu itu memang akhirnya benar-benar akan terlaksana sebentar lagi.Yoona melangkah ringan di samping Siwon, dengan tangan mereka yang saling bertautan sejak dalam perjalanan menuju kemari. Kali ini Siwon sengaja memakai kacamata berwarna gelap, untuk menutupi ketidaksempurnaannya karena biar bagaimana pun The Goddess begitu terkenal dan dia tak ingin, keberadaannya hanya akan membuat masalah bagi ketiga yeoja idola itu jika fans atau masyarakat sampai melihat Yoona, yeoja yang memiliki fans paling banyak itu, berjalan sambil bergandengan tangan dengan namja cacat seperti dirinya.Oppa baik-baik saja, kan? Yoona menoleh dan menatap kearah Siwon yang terlihat sedikit gugup. Tangan yang berada dalam genggamannya pun terasa dingin dan basah. Yoona bisa mengerti Siwon yang memang masih belum terbiasa berada ditempat seramai ini. Seminggu sudah mereka kembali dekat dan melalui hari bersama-sama. Bahkan sesibuk apapun Yoona, dia selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Siwon.Ne.. aku baik-baik saja. Kkokjoma. Jawab Siwon dengan disertai senyuman kecilnya. Senyum yang sangat Yoona sukai. Mereka berdua pun terus melangkah bersama menyusuri lobby bandara megah tersebut.Yuri dan Jessica terlihat santai berbincang di depan mereka. Begitu juga Tiffany dan Nickhun yang terlihat menikmati kebersamaan mereka bersama The Goddess. Terlebih lagi Choi Jiwon. Lebih dari apapun dia tentu saja merasa sangat bahagia dan bangga karena bisa melangkah dan berada begitu dekat dengan idolanya.Yoona menggenggam tangan Siwon lebih erat lagi sebagai respon atas jawaban namja itu padanya, membuat Siwon kembali menoleh kearahnya dan tersenyum.Yoona memalingkan wajahnya pada Tiffany dan Nickhun yang tanpa sengaja juga kini sedang menatapnya. Yoona memasang senyum penuh arti kearah KhunFany yang dibalas Nickhun dengan anggukan kecil disertai senyuman menggemaskan yang khas di wajahnya.Suara manager Oppa terdengar, memberitahukan agar mereka bersiap-siap.Siwon yang lebih dulu melepaskan tangannya dari genggaman tangan Yoona. Namja itu mendesah pelan, mulai merasa tidak rela harus melepaskan Yoona lagi, meski ia juga tahu Yoona pasti akan kembali padanya.Jaga dirimu baik-baik, Yoongie.. namun meskipun ada rasa tak rela dihatinya, Siwon tahu dia tidak boleh menahan langkah Yoona karena sebagai idola ini sudah pekerjaannya. Mereka sudah membicarakan ini sejak seminggu yang lalu. Satu tahun bukanlah waktu yang terlalu lama untuk membuat Siwon menunggu Yoona kembali.Aku pasti akan sangat merindukanmu disini.Yoona menatap wajah Siwon sambil mengulum senyum nakalnya saat mendengar ucapan kekasihnya itu. Nickhun dan Tiffany mendekat padanya sambil menarik sesuatu. Yoona mengambil apa yang dibawa oleh Tiffany sejak tadi sambil mengucapkan terimakasih tanpa suara. Yeoja itu tertawa pelan dan melemparkan senyum padanya.Ne.. tentu. Aku memang akan selalu merindukan Oppa disana.. tangan Yoona kini kembali bergerak, meraih dan menggenggam tangan Siwon lagi.Tapi sepertinya kali ini, aku tidak akan bisa menanggung rasa yang sama sekali lagi.. Yoona meremas lembut tangan Siwon. Menatap serius wajah namja itu meski Yoona tahu Siwon tidak bisa melihatnya.Karena itu.. aku ingin Oppa ikut bersamaku.Eoh?Wajah Siwon terlihat sangat terkejut saat mendengar ucapan Yoona itu. Dan seperti saat mereka berada di dalam living room apartemen Siwon seminggu yang lalu, namja itu kembali ingin menarik lepas tangannya dari genggaman Yoona.Tidak Oppa, jangan lepaskan. Aku sungguh tidak akan melepasmu lagi kali ini.. suara Yoona terdengar serius. Dia kembali meremas tangan Siwon.Aku sudah bilang, aku yang akan menjadi matamu. Aku yang akan menuntun Oppa kemana pun Oppa mau. Aku akan selalu ada di sampingmu, Oppa.. kapanpun dan dimanapun, aku ingin kita selalu bersama.Yoongie.. suara Siwon terdengar sangat bergetar ketika mendengar ucapan Yoona itu. Yoona menarik nafas pelan lalu kembali tersenyum menatap mata Siwon yang tertutupi oleh sebingkai kacamata indah disana.Aku tidak ingin kehadiranku menjadi beban untukmu.Anniya.. Yoona menggeleng cepat. Oppa tidak pernah menjadi beban untukku. Aku ingin selalu ada bersamamu, Oppa.. memelukmu setiap hari. Mendengar suaramu setiap hari. bersama kita akan menebus tujuh tahun waktu yang hilang, yang menjadi jeda dalam cerita hidup kita, dengan menciptakan lebih banyak lagi kenangan bahagia. Jebal Oppa.. sudah kubilang tetaplah bersamaku. Aku sungguh tak bisa jauh lagi darimu.Siwon terdiam. Dia tentu saja masih tidak percaya dengan semua yang ia dengar ini. Sementara itu Yoona terlihat mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaketnya dan menaruh benda itu ditangan SiwonIni tiket pesawat untukmu dan juga paspor milikmu. Di Amerika nanti kita akan menetap di rumah salah satu kerabatku. Nickhun Oppa dan Tiffany Eonni juga sudah menyiapkan semua perlengkapanmu selama kita nanti berada disana.. sekarang Yoona mengarahkan tangan Siwon untuk menyentuh travel bag berukuran sedang yang tadi di bawa oleh Nickhun.Semuanya sudah disiapkan, Oppa. Namun keputusan akhir tetap berada di tanganmu. Apakah kau benar-benar memutuskan untuk datang padaku, atau justru membiarkan waktu memisahkan kita lagi. Tapi sungguh.. aku sungguh berharap, bisa melalui sebelas jam lebih waktu selama di pesawat, dengan duduk berdampingan denganmu.Siwon meremas tiket dan paspor yang ada di tangan kanannya serta gagang travel bag miliknya, yang ia genggam di tangan kiri.Yoongie.. aku.. Siwon menggigit bibirnya. Ia berdiri menghadap kearah Jessica dan Yuri, serta Tiffany, Nickhun dan juga Jiwon yang sedang menatap mereka berdua.Datanglah padaku, Oppa.. Selama ini aku selalu menantimu untuk datang padaku.Siwon meremas lebih kuat tiket pesawat dan juga paspornya, seiring dengan tangan kirinya yang ia lepaskan dari gagang kopernya.Tangan itu ia gunakan untuk menggapai tangan Yoona, lalu mengenggamnya dengan remasan lembut.Kau tahu, kau mungkin akan menyesal karena sudah membawa aku yang buta ini ikut bersamamu. Tapi, sepertinya.. aku juga tidak akan sanggup menahan rasa rindu yang menggila itu, sekali lagi..Mata Yoona terasa panas dan mulai berkaca-kaca ketika mendengar ucapan Siwon tersebut. Genggaman tangan Siwon padanya pun terasa lebih erat sekarang.Siwon kembali tersenyum, meski di balik kacamatanya itu, sebenarnya ia tengah menangis terharu. Yoona balas menggenggam tangan Siwon lagi. Sekarang.. selama sepuluh jam di dalam pesawat nanti.. dan untuk hari hari selanjutnya..Dia akan terus menggenggam tangan Siwon seperti ini.Nickhun dan Tiffany bertukar pandang sambil mengulum senyum terharu. Wajah Tiffany terlihat memerah menahan tangis. Nickhun yang melihat ekspresi semacam itu singgah di wajah yeoja yang diam-diam ia cintai itu, kini memberanikan diri untuk meraih tangan Tiffany dan mengenggamnya, seerat genggaman tangan Yoona pada tangan Siwon sekarang.Tiffany menatap sebentar pada tangannya yang digenggam oleh Nickhun, sebelum kemudian ia kembali menatap wajah namja berwajah cute yang kini sedang melemparkan tatapannya pada Yoona dan Siwon, di depan mereka. Tiffany mengulum senyum, dan secara perlahan, ia mula membalas genggaman tangan Nickhun.Seperti ada puluhan kupu-kupu yang terbang di dalam perut Nickhun ketika ia merasakan Tiffany mulai membalas genggaman tangannya.Jessica dan Yuri juga terlihat ikut terharu saat menyaksikan dongsaeng kesayangan mereka itu berhasil menyakinkan namja yang ia cintai untuk ikut bersama mereka. Mereka berdua merasa sangat bangga dan salut pada kegigihan Yoona untuk menyakinkan Siwon bahwa bukan kesempurnaan fisik yang ia cari, tapi kesempurnaan hati. Juga pada kesetiaannya pada sosok namja di depan mereka ini, dimana Yoona telah menghabiskan waktu selama tujuh tahun dengan menjaga hatinya untuk satu nama. Untuk satu namja saja.. namja yang kini berada dan berdiri tepat di depan mereka.Kkaja guys.. kita tak memiliki banyak waktu tersisa..Suara manager Oppa kembali terdengar mengingatkan mereka. Sekarang sudah saatnya untuk mereka bertiga, ahh anniya.. berempat dengan Siwon, untuk segera mengikuti langkahnya. Manager Oppa menatap kearah Siwon sebentar sebelum kemudian ia mengulum senyum maklum. Ia merasa tidak keberatan dengan keputusan Yoona mengajak namja itu pergi bersamanya. Mereka telah membicarakan hal ini dan asalkan Yoona tetap bisa menjaga dirinya dan tetap focus pada semua schedule dan kontrak yang mengikat dirinya, manager Oppa merasa tidak memiliki alasan untuk menolaknya.Siwon bergerak pelan, menebak-nebak dimana arah Tiffany, Nickhun dan juga Jiwon kini tengah berada. Yoona segera membantunya.Tangan Tiffany bergerak menepuk pundak Siwon pelan.Sekarang Oppa sudah temukan kebahagiaanmu. Jangan pernah melepasnya lagi.Siwon menggerakkan tangannya, menggenggam tangan Tiffany yang masih menepuk- nepuk pundaknya.Neo-ddo. Kau juga harus segera temukan kebahagiaanmu sendiri, Tiffany..Tiffany tertawa pelan dan mengangguk, meski sadar bahwa Siwon tentu saja tidak bisa melihatnya.Siwon kemudian berpamitan singkat dengan Nickhun dan Jiwon, yang berjanji akan segera datang ke Los Angeles untuk menemuinya, sebelum kemudian ia mengikuti langkah Yoona yang kini tengah melingkarkan tangan di lengannya sambil menuntun langkahnya. Berdua mereka melangkah ringan memasuki pintu keberangkatan.Aigo.. mereka terlihat serasi sekali.. Nickhun menatap iri kearah punggung Yoona dan Siwon yang mulai menjauh meninggalkan mereka. Jiwon sendiri berdiri sedikit menjauh karena ia mendapat telepon dari kekasihnya yang mengeluh tak bisa tidur malam ini.Ne.. sejak dulu mereka memang terlihat sangat serasi seperti itu. jawab Tiffany sambil melemparkan senyumannya kearah Yoona dan Siwon yang terus melangkah menjauh dari mereka.Cerita mereka akhirnya berakhir bahagia. Owh, aku sungguh bersyukur sekali.. Nickhun menghembuskan nafas leganya dengan wajah yang juga terlihat sangat senang.Tiffany menatap wajah Nickhun, lekat. Entah kenapa hatinya memintanya untuk terus menatap wajah tampan namja yang berdiri begitu dekat dengannya itu. Sejak Nickhun memeluk tubuhnya seminggu yang lalu di apartemen, sejak saat itu juga Tiffany mulai merasakan hal yang berbeda di hatinya untuk Nickhun.Hal yang dulu hanya pernah ia rasakan saat berada di dekat Siwon.Hu-um.. cerita mereka berakhir dengan happy ending.. Tiffany masih menatap wajah Nickhun dalam-dalam. dan sekarang giliran cerita kita.Ne?Nickhun menoleh dan sedikit terkejut saat melihat tatapan Tiffany begitu lekat menatapnya. Yeoja ber-eye smile itu tertawa pelan ketika melihat wajah kaget Nickhun yang terlihat sangat menggemaskan.Aigo.. wajahmu itu.. Tiffany mencubit pipi Nickhun dengan lembut sambil terus tertawa. Dia sungguh seolah tak menyadari kalau tindakannya itu membuat wajah Nickhun berubah warna, dan jantungnya berdebar-debar.Kkaja.. Tiffany meraih tangan Nickhun, menggenggamnya, lalu menariknya menuju pintu keluar bandara. Namja itu terus saja menatap tangannya yang digenggam oleh Tiffany dengan wajah tersipu malu. Ia bahkan mulai terlihat salah tingkah.Tiffany sendiri bukannya tidak menyadari hal itu. Namun ia memilih diam saja dan menikmati moment ini.Jadi, mau mengisi cerita bersamaku?Setelah hampir semenit tak ada suara, Tiffany akhirnya melemparkan pertanyaan itu. Langkah Nickhun mendadak berhenti, membuat Tiffany juga mau tidak mau ikut berhenti melangkah.M-maksudmu?Tiffany menatap wajah menggemaskan Nickhun itu sambil menggelengkan kepala pelan dan berdecak kecil. Dan tanpa pernah Nickhun duga sebelumnya, bahkan dalam mimpi pun dia tak pernah membayangkannya, Tiffany tiba-tiba saja mengecup pipinya.Namja yang juga memiliki eye smile memikat itu kini merasa tubuhnya seolah melayang usai mendapatkan kecupan semacam itu dari yeoja yang telah merebut hatinya itu.Sudah mengerti maksudku?Nickhun masih terperangah dengan apa yang baru saja Tiffany lakukan kepadanya. Yeoja itu sendiri hanya bisa tertawa geli melihat wajah Nickhun yang memerah dan terlihat shock. Butuh beberapa detik bagi Nickhun, untuk bisa segera tersadar dari keterkejutannya ini.Tiffany, masih dengan tawa menghiasi wajahnya, terus menggerakkan langkahnya pergi meninggalkannya yang masih berdiri terpaku. Nickhun menatap punggung Tiffany sambil mengelus pipinya tepat dimana bibir mungil yeoja itu menempel disana. Mata indahnya mengerjap-ngerjap beberapa saat.F-Fany ya.. panggil Nickhun seraya menggerakkan tubuhnya untuk segera bergerak menghampiri Tiffany lagi.Tiffany membalikkan tubuhnya dan tersenyum lebar menatap Nickhun yang semakin mempercepat langkahnya.Sekarang giliran cerita kita.Nickhun merasa ada kehangatan yang tak bisa dijabarkan melalui kata-kata, yang kini terasa merasuk ke dalam hatinya ketika mendengar ucapan Tiffany itu. Kini ia sudah berdiri, di depan Tiffany lagi.Tiffany menyodorkan tangannya, membuat Nickhun menatap tangan itu. Senyuman menawan dan eye smile yang memikat langsung menghiasi wajah tampan Nickhun ketika ia menerima tangan yang Tiffany sodorkan padanya.Ne.. sekarang giliran kita.Nickhun menarik lepas tangannya, beralih dengan melingkarkan tangan Tiffany pada lengannya yang keras dan berotot. Namja itu menatap Tiffany lagi sambil mengulum senyum cute. Tiffany kembali tertawa. Keduanya kembali melanjutkan langkah dengan ringan, dengan santai, dengan tubuh yang saling bersentuhan satu sama lain.Cerita tentang mereka berdua memang baru saja akan di mulai. Namun mereka percaya, serupa takdir yang pernah mempertemukan Yoona dengan Siwo, lalu membuat keduanya saling jatuh cinta, takdir juga akan melakukan hal serupa pada mereka.Cerita ini juga bahkan belum dimulai untuk bisa mengetahui bagaimana nanti akhirnya.Tapi seperti waktu yang terus menjaga jejak cinta antara Siwon dan Yoona, meski tujuh tahun lamanya mereka berpisah, seperti itu juga waktu akan membiasakan mereka bersama.Bukankah cinta itu ada, karena terbiasa?Tiffany dan Nickhun, memang belum mengawali cerita mereka dengan pernyataan cinta apapun. Namun dengan ini..Dengan begini saja..Dengan tubuh Nickhun yang perlahan mulai merangkul tubuh Tiffany, dan dengan tangan Tiffany yang terus melingkar, memeluk erat lengannya, Itu sudah lebih dari cukup untuk mereka...Tujuh tahun kemudianLeicester Square, London, U.K..Suasana taman yang berada di pusat kota itu terlihat cukup ramai sore ini. Taman yang luas dan sangat asri itu memang menjadi tempat favorit warga London untuk bersantai sambil menikmati pemandangan yang hijau. Jam besar yang menjadi kebanggaan dan jati diri kota ini, Big Ben, tampak berdiri dengan gagahnya tidak jauh dari tempat ini berada. Semilir angin musim gugur yang sejuk menjadikan suasana di taman itu menjadi nyaman dan membuat orang-orang yang kebetulan berada di taman ini menjadi semakin betah.Di sebuah bangku yang berada di sudut taman itu, terlihat sepasang wanita dan pria tengah duduk berdampingan. Tangan si pria melingkari pundak wanita itu yang sejak tadi menaruh kepalanya di atas dada bidang pria yang berada tepat di sampingnya itu.Apa kau tidak kedinginan?Suara lembut pria itu terdengar merdu di telinganya. Wanita berwajah cantik dengan mata bulat kecoklatan itu menggeleng pelan sambil mengulum senyum. Kepalanya masih bersandar di atas dada bidang pria itu, seiring dengan gerakan tangannya yang semakin erat melingkari tubuh pria yang ia cintai ini.Setelah ini kita akan pergi kemana? Tanya wanita muda tadi sambil mendongak sedikit agar bisa menatap wajah kekasihnya.Makan malam di tempat biasa. Akan ada perayaan kecil dari fans Manchester United di sekitar Big Ben jadi suasana di tempat itu nanti malam pasti akan lebih meriah.Ah, begitukah? Senyum terukir di wajah wanita tadi. Pria di sampingnya ikut tersenyum.Tapi sebelumnya kita harus singgah ke Middlesex terlebih dahulu. Ada berkas yang tertinggal disana.Pria itu kembali bersuara yang kemudian di respon oleh wanita yang masih memeluknya itu dengan anggukan kepala ringan.Jangan terlalu memforsir pekerjaan. Aku tidak ingin Oppa sakit.Wanita tadi kembali mendongak dan menatap lembut kedalam mata coklat muda milik pria di sampingnya yang di hiasi oleh sebuah kacamata.Tidak akan. Hans harus pergi ke Liverpool besok jadi Oppa diminta untuk mengambil alih tugas mengurus pasiennya.. Pria itu tersenyum menatapnya. kau tahu, kita berhutang banyak padanya jadi sudah kewajiban Oppa untuk membantu segala apapun yang tidak bisa ia kerjakan seorang diri.Arraseo.. wanita tadi mendesah pelan. jika bukan Dokter Hans yang menangani operasi Oppa disini, mungkin sampai saat ini Oppa tidak akan pernah bisa melihat wajahku lagi.Pria itu, Choi Siwon, tersenyum lagi kearah wanita di sampingnya, Im Yoona, saat ia mendengar kalimat itu terlontar dari bibirnya. Satu tahun setelah ia berada di Los Angeles untuk menemani Yoona berkarir disana, Siwon memang pada akhirnya menjalani sebuah operasi mata di Inggris. Sebelumnya berkali-kali Siwon menolak untuk di operasi karena memang presentasi keberhasilannya sangatlah tipis kecuali jika ia mendapatkan donor mata. Namun atas bujukan Yoona dan desakan yang terus ia dapatkan dari orang-orang penting di sekitarnya, akhirnya Siwon memutuskan untuk menjalani operasi itu. Dan berhasil Operasi yang hanya memiliki presentasi keberhasilan yang kurang dari tiga puluh persen itu pada akhirnya berhasil ia lalui berkat campur tangan dari Hans William, seorang dokter ahli syaraf mata yang saat itu menangani dirinya. Siwon akhirnya bisa melihat lagi dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Middlesex University dengan mengambil jurusan kedokteran. Dan dua tahun yang lalu, ia akhirnya mendapat kepercayaan dari Hans untuk bekerja dengannya di Middlesex Hospital, membantu dirinya, di sela kesibukan Siwon yang masih melanjutkan studi-nya untuk bisa menjadi seorang ahli syaraf mata seperti Hans yang masih akan memakan waktu beberapa tahun lagi.Kita memang harus selalu bersyukur dan berterimakasih padanya..Siwon membelai lembut pundak Yoona sebelum kemudian ia melirik kearah Big Ben yang berada di sebelah kanan taman.Sudah terlalu sore.. Kkaja.. lebih baik kita pergi sekarang. Perlahan dokter muda tadi bergerak bangkit dari duduknya, namun masih sambil merangkul tubuh Yoona.Wanita itu mengangguk dan tersenyum, sebelum kemudian ia menatap kearah kiri pundaknya dimana seorang namja mungil berusia lebih dari dua tahun tengah asyik bermain bersama dengan koleksi mobil-mobilannya.Shi Yoon kemarilah.. Appa mengajak kita pulang sekarang..Yoona merentangkan tangannya sambil tersenyum lebar, ketika Choi Shi Yoon, putra kesayangan mereka itu kini terlihat melangkah tertatih kearahnya. Meskipun mereka berada di negeri orang, namun Yoona dan juga Siwon sama-sama tidak ingin menghilangkan tata karma dan budaya tanah kelahiran mereka, Korea, dalam mengasuh putra pertama mereka ini.Aigo.. anak Appa Siwon mengelus kepala putranya dengan lembut ketika sudah berada dalam dekapan Yoona. Choi Shi Yoon tersenyum kearahnya, memperlihatkan dimple smile yang sama memikatnya dengan yang di miliki oleh kedua orang tuanya. Mata bulat cemerlangnya pun terlihat berbinar. Bocah menggemaskan itu merentangkan tangannya kearah Siwon, tanda jika ia ingin agar pria itu yang menggendong tubuhnya.Ah, Shi Yoon mau di gendong sama Appa, ne? Tanya Siwon yang di balas Shi Yoon dengan sebuah anggukan kecil. Pria itu tertawa ringan sambil bergerak meraih tubuh putranya. Im Yoona menatap wajah kedua pangerannya itu dengan senyuman. Dengan gerakan ringan wanita itu menghampiri tumpukan mainan putranya dan mulai merapikannya. Setelah itu ia kembali menghampiri Siwon yang terlihat tengah bercanda dengan putra kesayangannya.Sudah selesai? Tanya Siwon sambil menatap wajah rupawan istrinya itu. Im Yoona mengangguk. Siwon mengulum senyumnya. Sebelah tangan ia gunakan untuk menyangga tubuh Shi Yoon yang berada dalam gendongannya sementara sebelah tangan lainnya yang bebas ia gunakan untuk merangkul tubuh istrinya. Bersama mereka mulai melangkah meninggalkan taman itu, menuju tempat dimana Porsche black and silver miliknya berada.Apakah Jessica dan Yuri sudah mengabarimu, Jhagiya? Tanya Siwon sambil menatap wajah Yoona. Istrinya itu menggeleng pelan. Gerak kaki keduanya terlihat melangkah dalam gerak yang seirama.Belum. Sepertinya mereka masih di pesawat. Yoona mendesah pelan. Tiga tahun yang lalu adalah saat dimana ia memutuskan untuk menarik diri dari dunia keartisan dengan memilih untuk keluar dari The Goddess. Meski publik sangat menyayangkan keputusannya itu, namun baik Jessica maupun Yuri selalu mendukungnya. Mereka tahu apa yang paling Yoona butuhkan dan itu adalah dengan selalu berada disisi Choi Siwon. Agensi mereka sendiri juga tidak memiliki kuasa untuk melarangnya karena selain itu semua adalah kemauan Yoona sendiri, kontrak kerja diantara kedua belah pihak juga telah berakhir. Yoona pun memutuskan untuk menyusul Siwon ke London dan langsung menerima ajakan pria itu untuk menikah.Oppa sendiri.. apakah Tiffany eonni sudah memberi kabar?Anni.. jawab Siwon pelan. sepertinya mereka juga masih berada di dalam pesawat. senyum terkulum diwajahnya kemudian, ketika membayangkan akan bertemu dengan Tiffany lagi dengan status yang telah berbeda karena Tiffany Hwang telah menjadi bagian dari keluarga besarnya saat memutuskan untuk menikah dengan Nickhun. Perjalanan kedua sejoli itu ke kota ini juga adalah untuk berbulan madu.Langkah kaki keduanya masih bergerak dalam satu irama. Shi Yoon terlihat mulai tertidur dalam gendongan Siwon, membuat Yoona tersenyum geli sambil memperbaiki jaket tebal yang di gunakan oleh putranya itu.Siwon mengamati gerakan lembut tangan Yoona yang tengah mengelus wajah putra kesayangan mereka itu. Wajahnya menghangat. Ia tidak pernah menyangka bahwa Yoona benar-benar akan menepati janjinya dulu yang ia ucapkan kepadanya. Janji untuk menyempurnakan kekurangan Siwon saat itu, dan janji untuk memberikan kehidupan yang sempurna baginya.Keduanya terus melangkah sampai akhirnya mereka tiba di depan pintu mobil. Secara hati-hati Siwon meletakkan putranya yang tengah terlelap itu di jok belakang sebelum kemudian ia sendiri masuk kedalam mobil, diikuti pula oleh Yoona.Ah kenapa dingin sekali di dalam sini.. Tangan Yoona bergerak untuk menyalakan pemanas yang ada di dalam mobil itu. Ia kemudian menoleh ke belakang untuk memastikan jaket yang di kenakan Shi Yoon masih terpasang dengan baik.Siwon menatap wajah istrinya yang sangat lembut, setia, dan penuh kasih sayang itu dengan tatapan yang benar-benar di lumuri oleh cinta.Yoona ya..Suara lembut suaminya itu membuat Yoona yang masih memperhatikan wajah damai Choi Shi Yoon yang terlelap, segera menarik wajahnya dan menatap wajah Siwon.Ne?Gomawo, sudah memberikan kehidupan sesempurna ini, untukku. Wajah Siwon terlihat semakin hangat sekarang, begitu juga dengan hatinya.Yoona sendiri juga merasakan wajahnya hangat. Tangannya bergerak, menyentuh wajah tampan suaminya.Siwon tersenyum lagi, menangkap tangan Yoona yang tengah mengusap wajahnya, diiringi dengan gerakan tubuhnya yang secara perlahan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Yoona. Mata keduanya sama-sama terpejam saat merasakan bibir mereka bersentuhan.Aku tidak memberikannya..Kesempurnaan itu ada karena kita melalui ini semua bersama-sama.Siwon melepaskan tautan bibir mereka, namun masih dalam jarak yang sangat dekat. Mata mereka kini terkunci satu sama lain. Dalam beberapa detik yang terasa selamanya, keduanya sama-sama membiarkan mata mereka yang berbicara.Caramu yang mau berdamai dengan ketidaksempurnaan itulah yang membuat cinta ini terlihat sempurna. Jadi seharusnya tak perlu ada kata terima kasih, karena itu semua layak kau terima.Siwon menangkup wajah Yoona dengan kedua tangannya lagi dan kembali memberikan kecupan ringan di bibir istrinya.Unggg eo-mmaSuara imut Choi Shi Yoon terdengar di belakang mereka, membuat Im Yoona dengan cepat menarik wajahnya dan melepaskan tautan bibirnya dengan suaminya itu. Wanita muda yang semakin terlihat cantik menawan dengan aura keibuannya itu menoleh kearah putranya. Bocah laki-laki itu masih memejamkan matanya dan wajah tidurnya itu benar-benar terlihat menggemaskan.Dia masih tidur? Tanya Siwon yang juga ikut menoleh ke belakangan. Yoona mengangguk.Hu-um.. sepertinya tadi Shi Yoon hanya mengigau.Bahkan dalam tidur pun hanya namamu yang ia sebut.. keluh Siwon pelan. Wajahnya terlihat sedikit sedih. Jadwalnya yang padat antara harus kuliah dan juga bekerja di Middlesex Hospital memang sedikit banyak mengorbankan waktunya untuk bisa bermain dengan putranya itu.Tapi ketika ia terjaga, bukankah ia juga hanya ingin dekat denganmu, hum? Dia bahkan hanya ingin Oppa yang menggendongnya seperti tadi. jawab Yoona sambil melemparkan senyum malaikatnya itu. Ucapan Yoona itu tentu saja berhasil membuat wajah Siwon yang tadinya bersedih terlihat cerah kembali.Kau benar..Siwon menoleh sekali lagi kearah Shi Yoon sebelum kemudian ia menegakkan tubuhnya, bersiap untuk menyalakan mesin mobilnya.Oppa akan segera menyelasaikan pendidikan Oppa agar waktu yang tersedia tidak harus selalu terbuang di luar rumah. Setelah itu kita pasti akan bisa menghabiskan waktu seperti hari ini lebih sering lagi.Cinta tidak pernah di maksudkan untuk selalu menyempurnakan, namun ikhlas untuk menerima ketidaksempurnaan juga di haruskan. Bukan hanya untuk saling melengkapi, namun juga harus dapat saling mengisi.Yoona kembali tersenyum mendengar ucapan suaminya itu.Gwenchana. Tidak perlu terburu-buru. Kita masih memiliki banyak waktu. ucapnya dengan suara lembut.Benar.. mereka masih memiliki banyak sekali waktu yang bisa mereka lalui bersama-sama. Jadi seharusnya Siwon memang tidak perlu terburu-buru. Wanita itu mulai menggerakkan tangannya, menyentuh pergelangan tangan Siwon dan menautkan jemari tangan mereka. Cincin emas putih yang masih terlihat berkilauan secara tidak sengaja bergesekan ketika jemari tangan mereka bersentuhan.Siwon menggerakkan wajahnya lagi kearah Yoona saat mendengar jawaban istrinya, namun kali ini ia hanya mendaratkan ciuman ringan di pipi putih wanita itu.Saranghae.Hela nafas Siwon terasa menggelitik telinganya. Wajah Yoona merona. Bahkan meskipun mereka telah hidup bersama sebagai sepasang suami istri selama hampir tiga tahun dan telah mendengarnya selama ratusan kali, tetap saja satu kata itu mampu membuat hatinya bergetar seperti sekarang.Nado.Keduanya tertawa ringan. Siwon segera menyalakan mesin mobilnya dan mulai membawanya melaju meninggalkan lapangan parkir Leicester Square, masih dengan jemari tangan mereka yang saling bertaut satu sama lain.