yayasan widya bhakti sekolah menengah atas · pdf filemodul bahasa indonesia kelas xii ... b....
TRANSCRIPT
MODUL BAHASA INDONESIA
KELAS XII
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Disusun oleh :
Cicilia Ingga Kusuma, S.Pd.
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA
TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected]
043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
HURUF KAPITAL
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.
Contoh :
a. Dia membaca buku.
b. Pekerjaan itu akan selesai dalam waktu satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :
a. Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
b. “Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat.”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contoh :
a. Islam
b. Kristen
c. Yang Mahakuasa
4. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pernama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh :
a. Haji Agus Salim
b. Sultan Hasanuddin
c. Mahaputra Yamin
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh :
a. Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
b. Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh :
a. Wakil Presiden Adam Malik
b. Gubernur Irian Jaya
c. Profesor Supomo
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat.
Contoh :
a. Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ?
b. Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh :
a. Amir Hamzah
b. Dewi Sartika
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh :
a. mesin diesel
b. 10 volt
c. 5 ampere
7. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contoh :
a. bangsa Indonesia
b. suku Sunda
c. bahasa Inggris
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh :
a. mengindonesiakan kata asing
b. keinggris-inggrisan
8. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh :
a. tahun Hijriah d. perang Bubat
b. bulan Agustus e. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. hari Jumat
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh :
a. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
b. Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh :
a. Asia Tenggara e. Kali Lamat
b. Banyuwangi f. Danau Toba
c. Gunung Semeru
d. Jalan Diponegoro
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi
yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh :
a. berlayar ke teluk
b. pergi ke arah tenggara
c. mandi di kali
C. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Contoh :
a. garam inggris
b. gula jawa
c. kacang bogor
d. pisang ambon
10. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Contoh :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan,
serta nama dokumen resmi.
Contoh :
a. menurut undang-undang yang berlaku.
b. kerja sama antara pemerintah dan rakyat.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh :
a. Perserikatan Bangsa-Bangsa
b. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh :
a. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
b. Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh :
a. Sdr. saudara
b. S.Pd. sarjana pendidikan
c. S.S sarjana sastra
14. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama istilah kekerabatan
(bapak, ibu, saudara, adik) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata
sapaan.
Contoh :
a. Tanya ibu kepada ayah, “Kapan Bapak akan berangkat?”
b. Kata paman kepada kami, “Memang benar, Paman akan ke Jepang.”
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan.
Contoh :
a. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
b. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh :
a. Surat Anda telah kami terima.
b. Sudahkah Anda tahu?
PENULISAN KATA
4 macam kata yang harus diperhatikan penulisannya, yaitu kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, dan kata gabung atau gabungan kata.
a. Penulisan Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan atau akhiran.
Contoh :
Kita semua anak Indonesia.
Ayah pergi ke Jakarta.
b. Penulisan Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contoh :
dikelola
menengok
penetapan
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
Contoh :
bertepuk tangan
bertanggung jawab
memberi tahu
3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh :
menggarisbawahi
menyebarluaskan
dilipatgandakan
4) Jika salah satu unsur gabungan kata itu tidak dapat berdiri sendiri
sebagai sebuah kata, maka gabungan kata itu ditulis serangkai
sebagai sebuah kata.
Contoh :
antarkota
nonbaku
introspeksi
semiprofesional
*CATATAN
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung ( - ).
Contoh :
Non-Indonesia, pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata
yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Contoh :
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
c. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang adalah sebuah bentuk sebagaimana hasil dari mengulang
sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Bentuk kata ulang ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh :
anak-anak
ramah-tamah
porak-poranda
d. Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata atau kata gabung adalah bentuk yang terdiri atas dua
buah kata atau lebih.
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh :
duta besar
kambing hitam
mata pelajaran
2) Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contoh :
acapkali, adakalanya, bagaimana, barangkali, bilamana, olahraga,
dukacita, darmawisata, kacamata, sukarela, hulubalang, daripada,
peribahasa, nonbaku.
PELULUHAN /K/, /T/, /S/, /P/
Dalam kaidah tata bahasa Indonesia, kata dasar yang diawali dengan fonem
/k/,/t/,/s/,/p/ akan mengalami peluluhan jika mendapat imbuhan men- atau pen-.
Fonem /k/ luluh menjadi /ng/; fonem /p/ luluh menjadi /m/; fonem /t/ luluh menjadi
/n/; fonem /s/ luluh menjadi /ny/.
Contoh :
1. a. Lelaki itu ikut mengkudeta pemerintahan yang sah. (salah)
b. Lelaki itu ikut mengudeta pemerintahan yang sah. (benar)
2. a. Ayah akan mempaku lukisan ini di dinding. (salah)
b. Ayah akan memaku lukisan ini di dinding. (benar)
3. a. Nabi Yusuf pandai mentafsirkan mimpi. (salah)
b. Navi Yusuf pandai menafsirkan mimpi. (benar)
4. a. Kita harus selalu mensucikan hati. (salah)
b. Kita harus selalu menyucikan hati. (benar)
PENGECUALIAN
memproduksi
memprotes
mensponsori
mentranskripsikan BENAR
pengklasifikasian
penspesialisasian
A. PELULUHAN /C/
Kata dasar berawalan fonem /c/ yang ditambah dengan imbuhan men- tidak
mengalami peluluhan.
Contoh :
1. a. Kami menyintai ibu dan ayah. (salah)
b. Kami mencintai ibu dan ayah. (Benar)
2. a. Seorang anak akan menyontoh perilaku orangtuanya. (salah)
b. Seorang anak akan mencontoh perilaku orangtuanya. (benar)
3. a. Dokter menyairkan larutan gula dan garam. (salah)
b. Dokter mencairkan larutan gula dan garam. (benar)
B. IMBUHAN BER-
Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, awalan ber- yang melekat pada kata
dasar berfonem awal /r/ dan kata dasar yang suku kata pertamanya mengandung
unsur /er/, akan berubah menjadi be-.
Contoh :
1. a. Badanku berrasa sakit. (salah)
b. Badanku berasa sakit. (benar)
2. a. Kakek berrumah di tepi danau. (salah)
b. Kakek berumah di tepi danau. (benar)
3. a. Hendri berkerja sejak pagi. (salah)
b. Hendri bekerja sejak pagi. (benar)
4. a. Lembaran soal berterbangan karena tertiup angin. (salah)
Lembaran soal beterbangan karena tertiup angin. (benar)
Daftar Pustaka :
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta : Balai Pustaka.
R. Ahmad S. dan Hendri P. 2015. Mudah Menguasai Bahasa Indonesia.
Bandung : CV Yrama Widya.