documentxc

2
Leukositosis mengacu pada naiknya jumlah leukosit. Hal ini biasa terjadi pada reaksi infeksi, dan terkadang merupakan indikasi pertama dari pertumbuhan neoplasma dari leukosit tersebut. Penyebab leukositosis dibagi menjadi 2, yaitu secara fisiologis dan patologis. Leukositosis fisiologis terjadi missal pada: - Olahraga (latihan fisik) - Stress emosi - Menstruasi - Masa persalinan (Obstetric Labor) Leukositosis patologis terjadi pada: - Infeksi Akut : Lokal dan umum. Lokal : Pneumonia, meningitis, abses. Umum : Demam rematik akut, sepsis, kolera. - Intoksikasi : Metabolik, keracunan, masuknya secara parenteral protein asing. Metabolik : uremia, asidosis, eklamasi, gout Keracunan oleh bahan-bahan kimia: obat-obatan dan racun, misal: Hg, epinefrin, racun kalajengking Masuknya secara parenteral protein-protein asing: vaksin - Perdarahan akut - Hemolisa akut - Nekrosis jaringan (Tahono,dkk., 1992) Leukositosis merupakan peningkatan jumlah leukosit yang melebihi range/kisaran jumlah normal leukosit per mikroliter. Adanya peningkatan jumlah salah satu tipe leukosit saja (misalnya peningkatan neutrofil) sudah dapat menyebabkan leukosistosis, atau disertai juga peningkatan jumlah komponen sel-sel leukosit yang lain. Peningkatan jumlah neutrofil sering menyebabkan leukositosis, dibanding dengan peningkatan jummlah sel-sel yang lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies hewan terhadap stres, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Haryono, 1993). 1. A. ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

Upload: rian0877

Post on 21-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ng

TRANSCRIPT

Page 1: Documentxc

 Leukositosis mengacu pada naiknya jumlah leukosit. Hal ini biasa terjadi pada reaksi infeksi, dan terkadang merupakan indikasi pertama dari pertumbuhan neoplasma dari leukosit tersebut.            Penyebab leukositosis dibagi menjadi 2, yaitu secara fisiologis dan patologis.Leukositosis fisiologis terjadi missal pada:

-          Olahraga (latihan fisik)-          Stress emosi-          Menstruasi-          Masa persalinan (Obstetric Labor)

Leukositosis patologis terjadi pada:-          Infeksi Akut    : Lokal dan umum.

Lokal   : Pneumonia, meningitis, abses.Umum             : Demam rematik akut, sepsis, kolera.

-          Intoksikasi       : Metabolik, keracunan, masuknya secara parenteral protein asing.Metabolik        : uremia, asidosis, eklamasi, goutKeracunan oleh bahan-bahan kimia: obat-obatan dan racun, misal: Hg, epinefrin, racun kalajengkingMasuknya secara parenteral protein-protein asing: vaksin

-          Perdarahan akut-          Hemolisa akut-          Nekrosis jaringan (Tahono,dkk., 1992)

Leukositosis merupakan peningkatan jumlah leukosit yang melebihi range/kisaran jumlah normal leukosit per mikroliter. Adanya peningkatan jumlah salah satu tipe leukosit saja (misalnya peningkatan neutrofil) sudah dapat menyebabkan leukosistosis, atau disertai juga peningkatan jumlah komponen sel-sel leukosit yang lain. Peningkatan jumlah neutrofil sering menyebabkan leukositosis, dibanding dengan peningkatan jummlah sel-sel yang lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies hewan terhadap stres, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Haryono, 1993).

1. A.  ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

 

Penyebab dan patofisiologi anemia normositik normokromAnemia normositik normokrom dapat terjadi karenaa. Hemolitikb. Pasca perdarahan akutc. anemia aplastikd. sindrom mielodisplasiae. alkoholismf. anemia pada penyakit hati kronik

Patofisiologi anemia ini terjadi karena pengeluaran darah / destruksi darah yang berlebih sehingga menyebabkan Sumsum tulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis. Sehingga banyak eritrosit muda (retikulosit) yang terlihat pada gambaran darah tepi. Jika retikulosit tidak ditemukan, maka dicurigai adanya anemia aplastik, anemia def besi dan b12 yang tidak diobati, terapi radiasi, masalah endokrin, kegagalan sumsum tulang, sindrom mielodisplasia, dan alkoholism.