documentx2

2
Sampai sekarang tidak ada konsensus yang dicapai dalam menentukan alat skrining malnutrisi yang paling baik untuk mengidentifikasi pasien berisiko ma yang dirawat di rumah sakit. Berbagai penelitian telah menunjukkan pe proporsi pasien yang beresiko mengalami malnutrisi. Penggunaan alat skrining y berbeda dan beragam dapat menjadi penjelasan untuk berbagai temuan ya berbeda. Menerapkan alat yang berbeda menghambat perbandingan prevalens malnutrisi antara seting, kelompok pasien, dan negara yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini membandingkan alat skriningyang komprehensif yaitu MS!, "#S $%%$ dan alat skrining malnutrisi yang cepat dan mudah yaitu MS!, S"&', M"&(S). &lat skrining tersebut adalah alat skrining yan biasa digunakan dalam menegakkan malnutrisi, penurunan berat badan yang tidak disengaja dan BM* rendah pada suatu sampel rumah sakit rawat inap. +elima alat skrining tersebut dinilai dari kevalidan kriteria yang digunakan dan perkiraan malnutrisi yang muncul. Metode : esain Penelitian dan Pasien Pada - april $%% , seluruh pasien rawat inap dewasa /012 tahun3 diminta untuk berpartisipasi dalam utch "ational PrevalenceMeasurement of 4are Problem /5P63, yang merupakan skrining cross sectional mengenai malnutrisi ter penyakit /Meijers et al.$%%23. Pasien yang menjadi pengecualian adalah pasien yang tidak mungkin untuk diukur berat badannya, jika mereka hamil, demensia, tidak sadar, tidak stabil klinis atau jika mereka tidak dapat berbahasa 7erman. Pasien yang me edema atau dehidrasi juga menjadi pengecualian karena memberi data yang tidak dapat dipercaya dalam berat badan mereka. Pasien berusia % tahun atau lebih didefinisikan sebagai pasien lansia. Seorang perawat dan ahli gi8i terlatih me setiap pasien menggunakan alat skrning malnutrisi cepat(dan(mudah /MS!, S"&' and M"&(S)3 dan alat skrining malnutrisi yang komrehensif /MS! dan "#S $%%$3. esain penelitian adalah sesuai dengan eklarasi 9elinski dan telah dibuktikan review kelembagaan : niversity Medical 4enter. Status "utrisi

Upload: adelia-rochma

Post on 06-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

esehatan

TRANSCRIPT

Sampai sekarang tidak ada konsensus yang dicapai dalam menentukan alat skrining malnutrisi yang paling baik untuk mengidentifikasi pasien berisiko malnutrisi yang dirawat di rumah sakit. Berbagai penelitian telah menunjukkan perbedaan proporsi pasien yang beresiko mengalami malnutrisi. Penggunaan alat skrining yang berbeda dan beragam dapat menjadi penjelasan untuk berbagai temuan yang berbeda. Menerapkan alat yang berbeda menghambat perbandingan prevalensi malnutrisi antara seting, kelompok pasien, dan negara yang berbeda.Oleh karena itu, penelitian ini membandingkan alat skrining yang komprehensif yaitu MUST, NRS 2002 dan alat skrining malnutrisi yang cepat dan mudah yaitu MST, SNAQ, MNA-SF. Alat skrining tersebut adalah alat skrining yang biasa digunakan dalam menegakkan malnutrisi, penurunan berat badan yang tidak disengaja dan BMI rendah pada suatu sampel rumah sakit rawat inap. Kelima alat skrining tersebut dinilai dari kevalidan kriteria yang digunakan dan perkiraan resiko malnutrisi yang muncul.

Metode: Desain Penelitian dan PasienPada 4 april 2006, seluruh pasien rawat inap dewasa (18 tahun) diminta untuk berpartisipasi dalam Dutch National Prevalence Measurement of Care Problem (LPZ), yang merupakan skrining cross sectional mengenai malnutrisi terkair penyakit (Meijers et al.2008).Pasien yang menjadi pengecualian adalah pasien yang tidak mungkin untuk diukur berat badannya, jika mereka hamil, demensia, tidak sadar, tidak stabil secara klinis atau jika mereka tidak dapat berbahasa Jerman. Pasien yang menderita edema atau dehidrasi juga menjadi pengecualian karena memberi data yang tidak dapat dipercaya dalam berat badan mereka. Pasien berusia 60 tahun atau lebih didefinisikan sebagai pasien lansia. Seorang perawat dan ahli gizi terlatih mengukur setiap pasien menggunakan alat skrning malnutrisi cepat-dan-mudah (MST, SNAQ and MNA-SF) dan alat skrining malnutrisi yang komrehensif (MUST dan NRS 2002). Desain penelitian adalah sesuai dengan Deklarasi Helinski dan telah dibuktikan oleh review kelembagaan VU University Medical Center. Status NutrisiStatus nutrisi diukur sama dengan praktik sehari-hari : kami mengukur berat badan seluruh pasien (mengenakan pakaian dalam ruangan dengan penerangan cukup, dan tidak menggunakan sepatu) dalam skala kalibrasi (SECA 880, dalan kilogram ke desimal terdekat). Pasien juga diminta untuk melaporkan berat badan mereka biasanya (datu, tiga dan 6 bulan lalu) dan tinggi badan. Jika psien tidak mengetahui tinggi badan mereka, maka diukur (SECA 220, dalam sentimeter ke desil]mal terdekat). Jika pasien melaporkan telah kehilangan berat badan kami bertanya apakah penurunan berat badan itu tidak disengaja. Atas dasar data ini kami mendefinisikan definisi kita tentang gizi buruk:Pasien yang menderita malnutrisi parah (severe malnutrition) ketika terdapat kondisi berikut : BMI 5% selama satu bulan terakhir atau kehilangan berat badan secara tidak disengaja .10% selama 6 bulan terakhir. Pasien yang termasuk dalam moderate malnutrition jika kehilangan berat badan dengan tidak disengaja sebesar 5-10% selama 6 bulan terakhir, dengan BMI independent. Untuk pasien lansia (60 tahun) titik cut-off untuk BMI