documentww
DESCRIPTION
Wetted WallTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam industri kimia terjadi proses perpindahan massa. Proses
perpindahan massa terjadi berdasarkan pada perbedaan konsentrasi. Proses
perpindahan massa yang sering terjadi antara lain absorbsi, adsorbsi, distilasi,
leaching, ekstraksi, dan lain-lain. Salah satu jenis operasi yang paling sering
digunakan adalah absorbsi dengan alat yang disebut absorber. Setiap absorber
selalu bergandengan dengan alat yang disebut stripper.
Absorbsi merupakan suatu proses penyerapan solut pada campuran gas
dengan mengontakkannya pada solven yang berupa cairan secara menyeluruh.
Peristiwa absorbsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar
peranannya dalam proses industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan
kontak antara dua fasa.
Di dalam suatu kolom absorber, gas yang akan diserap dialirkan pada
bagian bottom kolom, sedangkan liquid atau pelarut dialirkan pada bagian top
kolom. Hal ini disebabkan karena gas lebih ringan dan mudah menyebar daripada
liquid, sehingga kontak antara liquid dan gas akan berlangsung dengan baik dan
juga mempengaruhi banyaknya gas yang diserap oleh pelarut atau liquid.
Secara umum absorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
adsorbsi fisika dan adsorbsi kimia. Pada absorpsi fisika, absorpsi disebabkan oleh
gaya Van der Waals yang ada pada permukaan absorbent. Panas absorpsi fisika
biasanya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan absorbent biasanya
lebih dari satu molekul.
Contoh aplikasi absorbsi dalam industri adalah pengolahan awal gas alam
pada PT PUSRI. Gas alam yang berasal dari PT PERTAMINA masih
mengandung gas CO2 yang sangat berbahaya pada tahap primary reformer karena
itu CO2 harus dihilangkan. Cara menghilangkannya adalah dengan mengasbsorbsi
gas CO2 dari gas alam dengan pelarut yang berupa larutan benfield. Aliran yang
terjadi dapat berupa aliran bersilangan ataupun berlawanan.
1
2
Jenis-jenis absorbsi adalah Packed Column, Wetted Wall Tower, Spray
Tower, Bubble Tower, dan Plate Tower. Liquid dengan lapisan film yang tipis
mengalir turun pada bagian dalam pipa vertikal dengan aliran gas co-current atau
countercurrent yang disebut dengan wetted wall tower. Seperti yang telah
digunakan pada studi teoritis perpindahan massa, karena permukaan interfacial
diantara fase dapat dikontrol dan mampu diukur. Di industri, alat ini digunakan
sebagai absorber hydrochloricacid, dimana absorbsi disertai oleh panas yang
sangat tinggi. Dalam keadaan ini wetted wall tower dikelilingi dengan aliran
cooling water.
Mengingat pentingnya perananan absorbsi dan penggunaan wetted wall
sebagai salah satu jenis absorbsi dalam suatu industri. Praktikum ini sangat
penting untuk dilakukan untuk dapat memahami prinsip kerja secara nyata.
1.2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1) Mengetahui prinsip dan cara kerja Wetted Wall Absorption Column
2) Mengetahui cara menghitung koefisien perpindahan massa dalam cair (kL)
3) Mengetahui aplikasi dari Wetted Wall Absorption Column
1.3. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui dan
membandingkan pemakaian laju aliran udara dan air yang berbeda pada Wetted
Wall Absorbtion Column dan besarnya Koefisien Perpindahan Massa (KL),
Reynold Number (Re) dan Sherwood Number (Sh).
1.4. Rumusan Masalah
Masalah yang akan terjawab melalui percobaan ini adalah:
1) Bagaimanakah pengaruh laju aliran udara pada Wetted Wall Absorbtion
Column terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number (Re)
dan Sherwood Number (Sh).
2) Bagaimanakah pengaruh laju aliran air pada Wetted Wall Absorbtion Column
terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number (Re) dan
Sherwood Number (Sh).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Absorbsi
Absorbsi merupakan operasi perpindahan massa yang melibatkan dua fasa
yaitu gas dan liquid. Absorbsi merupakan proses penyerapan absorbat (solut) dari
campurannya dengan absorban (solven). Peristiwa absorpsi adalah salah satu
peristiwa perpindahan massa yang besar peranannya dalam proses industri.
Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak antara dua fasa. Operasi ini
dapat terjadi secara fisika maupun kimia.
Peralatan yang digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang
digunakan dalam operasi distilasi. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan
menonjol pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut: Umpan pada
absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada distilasi umpan masuk
dari bagian tengah kolom. Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas
kolom di bawah titik didih, sedangkan pada distilasi cairan solven masuk
bersama-sama dari bagian tengah kolom. Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan
bersifat irreversible, sedangkan pada distilasi difusi yang terjadi adalah equimolar
counter diffusion. Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar
dibandingkan pada distilasi
Pemilihan solven umumnya dilakukan sesuai dengan tujuan absorpsi,
antara lain: Jika tujuan utama dari proses absorbsi adalah untuk menghasilkan
larutan yang spesifik atau khusus, maka solven ditentukan berdasarkan sifat dari
produk yang dihasilkan. Jika tujuan utama adalah untuk menghilangkan
kandungan tertentu dari gas, maka ada banyak pilihan yang mungkin. Misalnya
air, dimana merupakan solven yang paling murah harganya. Air juga merupakan
senyawa dengan kepolaran yang sangat tinggi. Kepolaran secara teori dilihat dari
kutub-kutub dipol. Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju
absorpsi dan menurunka kuantitas solven yang diperlukan. Umumnya solven yang
memiliki sifat yang sama dengan bahan terlarut akan lebih mudah dilarutkan.
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas yang
3
meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada banyak
solven yang terbuang. Solven yang korosif dapat merusak kolom. Penggunaan
solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan meningkatkan biaya operasi
kolom. Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi stabilitas
harga pelarut dan biaya operasi secara keseluruhan. Viskositas pelarut yang
rendah amat disukai karena akan terjadi laju absorpsi yang tinggi, meningkatkan
karakter flooding dalam kolom, jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahan
panas yang baik. Sebaiknya pelarut tidak memiliki sifat racun, mudah terbakar,
stabil secara kimiawi dan memiliki titik beku yang rendah.
2.2. Absorber
Absober adalah alat yang digunakan untuk menyerap sebagian energi dari
suatu pertikel. Absorber dapat dibuat dari berbagai macam material, tergantung
kebutuhan dan bahan bakunya. Kolom absorpsi adalah suatu kolom atau tabung
tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat
yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair atau absorben yang dikontakkan bersamaan dengan
fluida yang terkontaminasi absorbat.
Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada
semua reaksi kimia. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar
dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional
dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara
Proses absorbsi di berbagai industri diikuti dengan reaksi kimia. Reaksi
yang terjadi di dalam komponen absorbsi dengan reagent dalam cairan absorben
adalah reaksi secara umum. Terkadang reagent dan produk dari reaksi keduanya
dapat larut seperti absorbsi pada karbon dioksida dalam pelarut etanol atau pelarut
alkalin yang lain. Sebaliknya pembakaran gas yang terdiri dari sulfur dioksin
dapat dikontakkan dengan batu kapur untuk membentuk kalsium sulfat yang tidak
dapat larut. Gas absorpsi merupakan operasi di mana campuran gas dikontakkan
4
dengan cair yang bertujuan untuk melarutkan satu atau lebih komponen gas
sehingga terbentuk larutan gas dalam liquid. Sebagai contoh, gas dari produk coke
dicuci dengan water untuk melepaskan amonia kemudian dengan oil untuk
melepaskan benzena dan toluena. Pada operasi ini memerlukan perpindahan
massa substansi dari aliran gas ke likuid.
2.2.1. Struktur dalam Absorber
Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair. Bagian
tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga absorbat
yang diabsorbsi lebih lama karena waktu kontak yang terjadi akibat packed
lebih lama terhadap absorbant. Bagian bawah: Input gas sebagai tempat
masuknya gas ke dalam reaktor.
Gambar 2.1. Alat absorbsi secara skematis
(Sumber: www.globalspec.com/reference/absorption-in-plate-columns&docid)
Keterangan:
(a) input gas
(b) gas keluaran
(c) pelarut
(d) hasil absorbsi
(e) disperser
(f) packed column
2.2.2. Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
5
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang
terjadi pada semua reaksi kimia. Campuran gas yang merupakan keluaran dari
reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi
kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan
massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air
sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran
dari absorber pada tingkat pertama mengandung larutan dari gas yang
dimasukkan tadi.
Gambar 2.2. Prinsip kerja kolom absorbsi
(Sumber: www.globalccsinstitute.com/advanced-aqueous-ammonia
Keterangan :
(a) gas keluaran
(b) gas input
(c) pelarut
(d) gas output
2.3. Tipe-tipe Kolom Absorpsi
Dalam perhitungan ukuran kolom absorpsi, satu faktor yang sangat penting
adalah nilai koefisien transfer atau tinggi unit transfer. Sementara itu kecepatan
aliran total gas dan cairan akan ditentukan oleh proses, hal ini penting untuk
menentukan aliran yang cocok per unit area yang melalui column. Aliran gas
dibatasi dengan tidak boleh melebihi kecepatan flooding, dan akan ada hasil drop
jika kecepatan cairan sangat rendah. Hal ini cocok untuk menguji pengaruh
kecepatan aliran gas dan cairan pada koefisien transfer, dan juga dalam
6
menyelidiki pengaruh variable, seperti: temperatur, tekanan, dan diffusitivitas.
Operasi perpindahan massa dilaksanakan di dalam tower yang di desain untuk
kotak dua fase peralatan ini diklasifikasi ke dalam 4 jenis utama yang metodenya
digunakan untuk menghasilkan kontak interfase.
2.3.1. Spray tower
Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar dimana gas mengalir dan
masuk serta kontak dengan liquid di dalam spray nozzles. Spray nozzles
didesain untuk aliran liquid yang mempunyai bilangan pressure drop besar
maupun kecil, untuk aliran cair yang mempunyai laju alir yang kecil maka
kontaknya harus besar. Laju aliran yang mempunyai drop falls menentukan
waktu kontak dan sirkulasinya. Serta dampak mass transfer antara dua fase
dan harus kontak terus-menerus. Hambatan pada transfer yaitu pada phase gas
dikurangi dengan gerakan swirling dari falling liquid droplets.
Spray tower digunakan untuk transfer massa larutan gas yang tinggi
dimana dikontrol laju perpindahan massa secara normal pada fase gas. Untuk
ketinggian yang rendah, efisiensi ruang spray kira-kira mendekati packed
tower, tetapi untuk ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi spray tower turun
dengan cepat. Sedangkan kemungkinan berlakunya interfase aktif yang sangat
besar dengan terjadinya sedikit penurunan, pada prakteknya ditemukan
ketidakmungkinan untuk mencegah hubungan ini dan selama permukaan
interfase efektif berkurang dengan ketinggian, dan spray tower tidak
digunakan secara luas. Spray tower dalam industri sangat jarang digunakan.
Jenis tipe absorbsi yang paling banyak digunakan adalah packed tower
ataupun plate tower.
2.3.2. Bubble Tower
Pada bubble tower ini gas terdispersi menjadi fase cair didalam fine
bubble. Small gas bubble menentukan luas area. Kontak perpindahan massa
terjadi didalam bubble formation dan bubble rise up melalui cairan. Gerakan
gelembung mengurangi hambatan liquid-phase. Bubble tower digunakan
dengan sistem dimana pengontrolan laju dari perpindahan massa pada fase
7
cair yang absorpsinya adalah relatif fase gas. Gambar ini menunjukkan
panjang kontak dan aliran phase mengalir didalam bubble tower.
Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi didalam bubble tower dan
juga alirannya berlawanan didalam tank bubble batch dimana gas ini
terdispensi didalam bottom tank.
Gambar 2.3. Buble Cap Tray pada diameter colom yang besar
(Sumber: http://www.google.co.id/imgres?client=opera&rls)
2.3.3. Packed Column
Keuntungan dari penggunaan packed column: Pressure drop aliran gas
rendah. Hal ini yang menyebabkan penggunaan packed absorbtion tower
paling banyak dalam aplikasi industri dibandingkan dengan tipe kolom
absorbsi yang lain. Dapat lebih ekonomis dalam operasi cairan korosif karena
ditahan untuk packing keramik. Biaya kolom dapat lebih murah dari fase
kolom pada ukuran diameter yang sama. Cairan Hold up kecil.
2.3.4. Plate column
Penggunaan plate column lebih luas bila dibandingkan dengan packed
column secara special untuk destilasi. Keuntungan dari plate column adalah
sebagai berikut : mampu menyiapkan kontak lebih positif antara dua fase cair.
Dapat menangani cairan dengan lebih besar tanpa terjadi floading. Lebih
mudah dibersihkan.
2.3.5. Wetted-Wall Coloumn
Liquid dengan lapisan film yang tipis mengalir turun pada bagian dalam
pipa vertikal dengan aliran gas co-current atau countercurrent yang disebut
dengan wetted wall tower. Seperti yang telah digunakan pada studi teoritis
8
perpindahan massa, karena permukaan interfacial diantara fase dapat
dikontrol dan mampu diukur.
Di industri, alat ini digunakan sebagai absorber hydrochloricacid, dimana
absorbsi disertai oleh panas yang sangat tinggi. Dalam keadaan ini wetted wall
tower dikelilingi dengan aliran cooling water. Multi tube alat yang digunakan
untuk distilasi dimana liquid film dihasilkan pada bagian atas oleh kondensasi
parsial dari kenaikan vapour. Penurunan tekanan gas dalam tower ini mungkin
lebih lambat dari pada alat kontak gas liquid lainnya, untuk memberi
perlengkapan kondisi operasi.
Data yang paling baik mass-transfer antara luas permukaan pipa dan aliran
fluida sebaiknya digunakan wetted-wall column, alasan prinsip penggunaan
column ini adalah pengamatan perpindahan massa yaitu kontak luas
permukaan antara dua phase yang hasilnya bisa akurat.
2.4. Persamaan Dasar Wetted Wall Absorption Column
1) Koefisien Perpindahan Massa Untuk Aliran Gas
KC⋅D
D AB
ρB⋅I M
ρ = 0,23 Re0,83 Sc
0,44 (3)
2) Koefisien Perpindahan Massa Untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian dan
Peaceman)
k L⋅Z
DAB =
0 ,433⋅Sc0,5⋅( g⋅z3
μ2 )16⋅R
e0,4 (4)
Keterangan :
Z = panjang.
DAB= difusivitas massa antara komponen A dan B.
= densitas liquid B.
= viskositas liquid B.
g = percepatan gravitasi.
Sc = schmidt number.
Re = reynold number.
9
Pada wetted wall columns, cairan murni yang mudah menguap dialirkan
ke bawah di dalam permukaan pipa sirkular sementara itu gas ditiupkan dari atas
atau dari bawah melalui pusat inti pengukuran kelajuan penguapan liquid ke
dalam aliran gas diatas permukaan. Untuk menghitung koefisien PM untuk fase
gas, gunakan perbedaan gas-gas dan liquid menghasilkan variasi untuk. Untuk itu,
Sherwood dan Gilland menetapkan nilai-nilai untuk Re dari 2000 sampai 35000,
sc dari 0,6 sampai 2,5 dan tekanan gas 0,1 sampai 3 atm.
Hubungan data-data tersebut secara empirik adalah :
shav=0 , 023 Re0,83 sc13
(5)
Keterangan:
Sh = Sherwood number
Re = Reynold number
Sc = Schmidt number
Dalam beberapa operasi perpindahan massa, massa berubah antara dua
fase. Contohnya dalam peristiwa absorpsi. Salah satu alat yang digunakan untuk
mempelajari mekanisme yang terjadi dalam operasi perpindahan massa adalah
wetted wall column. Pada wetted-wall column, area kontak antara dua fase dibuat
sedemikian rupa. Dalam operasi ini aliran lapisan tipis liquid ( Thin Liquid Film)
sepanjang dinding kolom kontak dengan gas. Dalam percobaan ini gas yang
digunakan adalah udara biasa. Lama waktu kontak dengan gas dan liquid ini
relatif singkat selama operasinya normal. Karena hanya sejumlah kecil massa
yang terabsorpsi sedangkan liquid diasumsikan konstant (tidak berubah).
Kecepatan falling film sebenarnya tidak dipengaruhi oleh proses difusi. Pada
proses ini terjadi perpindahan massa dan perpindahan momentum. Perpindahan
massa terjadi akibat perbedaan konsentrasi sedangkan perpindahan momentum
terjadi karena adanya pergerakan fluida. Persamaan differensial untuk
perpindahan momentum;
dτ yx
dy+ρg=0
(6)
10
Keterangan:
= shear stress
= density
g = gravitasi
y = jarak
Persamaan untuk profil kecepatan:
V x=ρgδ2
μ [ y6−1
2 ( yδ )
2 ] (7)
Keterangan:
Vx = kecepatan arah x
= tebal film
= viskositas
Kecepatan maksimum;
V max=ρgδ 2
2 μ (8)
Keterangan :
Vmax = kecepatan maksimum
Absorpsi gas adalah operasi di mana campuran gas dikontakkan dengan
liquid untuk tujuan melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan
larutan gas dalam liquid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari
fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada
kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan
sistem gas-liquid. Ada dua jenis absorbsi berdasarkan komponen fluida yaitu:
1) Sistem Dua Komponen
Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah
menguap, yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas
yang larut disebut kelarutan gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada.
11
Pada T tetap, kelarutan gas akan bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang
sama. Gas yang berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda. Pada umumnya
kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.
2) Sistem Multikomponen
Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas
tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
a) Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak berubah,
dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
b) Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.
c) Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa
operasi lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk
sekunder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi
pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas,
sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian
bawah serta tower packing.
Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang cukup besar
untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu. Zat cair yang
masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan encer zat terlarut di
dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor, sehingga pada
operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam. Gas yang
mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian yang
terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian
berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang
12
luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua
fase. Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:
a) Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara
b) Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat.
c) Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan
terlalu tinggi.
d) Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas.
e) Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang
akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan
konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju
optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya
operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan. Bila gas hanya
diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara
menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut
menyebabkan naiknya suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan
suhu turun. Efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di
dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu
bergantung pada laju penyerapan zat terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut,
serta perpindahan kalor antara kedua fase. Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan
4 cara yang berbeda yaitu:
1) Menggunakan koefisien individual.
2) Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
3) Menggunakan koefisien volumetrik.
4) Menggunakan koefisien persatuan luas.
Keempat cara dapat digunakan untuk keadaan yang berbeda, dalam artian
tergantung pada fase baik gas atau zat cair yang akan diolah, rasio kedua atau tiap-
tiap senyawa,tingkat perubahan konsentrasi, sehingga laju dari absorpsi dapat
ditentukan menggunakan koefisien seperti yang dituliskan dan dijelaskan diatas.
13
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu:
1) Kolom Deoksigenator.
2) Pump.
3) Compressor.
4) Sensor probe.
5) Tanki Penampung air.
6) Flowmeter udara.
7) Flowmeter air.
Bahan yang digunakan, yaitu:
1) Air.
2) Udara.
3.2. Prosedur Percobaan
1) Tekan tombol power, lalu tekan tombol supply.
2) Tekan tombol pump 1 untuk mengalirkan air dari bak penampung ke kolom
deoksigenator
3) Atur flowmeter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan.
4) Bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pump 2 yang berfungsi
untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmeter dan sensor probe, dimana alat
ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O2 yang terserap dari inlet.
5) Kemudian air akan mengalir ke puncak Wetted Wall Absorption Colomn dan
selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer yang berupa
lapisan tipis (film).
6) Bersamaan dengan itu tekan tombol compressor untuk mengalirkan udara
secara counter current ke dalam Wetted Wall Absorption Coloumn. Udara
yang dialirkan oleh Compressor sebelumnya masuk dalam flowmeter udara
untuk menghitung laju alir udara.
14
7) Kemudian air yang sudah bebas O2 masuk ke sensor probe untuk menghitung
O2 outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO meter.
15
16
17
18
19