widyo.staff.gunadarma.ac.idwidyo.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/5737/m.foto...ÐÏ à¡±...
TRANSCRIPT
Kegiatan Belajar 3
MENGOPERASIKAN KAMERA SLR
3.1 PendahuluanSelamat berjumpa kembali, akhirnya Anda sampai pada kegiatan belajar
3. Apakah Anda sudah siap untuk mengikuti uraian ini? Untuk itu jika Anda
mempunyai kamera SLR, Anda dapat menyiapkannya supaya Anda dapat
langsung mengetahui cara mengoperasikan kamera Anda. Tapi jika Anda belum
mempunyai kamera SLR, Anda bisa memahami uraian modul ini dengan
memperhatikan gambarnya.
Dalam kegiatan belajar 3 ini akan diuraikan bagaimana cara
mengoperasikan kamera untuk menghasilkan foto yang bagus sehingga Anda
dapat memahami langkah-langkah memotret dengan baik.
Tujuan Instruksional Umum
Modul ini dimaksudkan untuk membantu Anda dalam mengetahui cara
mengoperasikan kamera dengan memahami langkah-langkah yang diperlukan
untuk memotret.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan lebih memahami hal-hal
sebagai berikut:
Cara mengisi kamera
Cara memegang kamera
Cara memotret
Cara menggulung film
3.2 Uraian dan Contoh
Setelah mengenal berbagai jenis kamera yang ada dan cara kerjanya,
maka kita mengira-ngira untuk mengambil sebuah gambar. Hal yang paling
penting sebelum pengambilan gambar atau melakukan pemotretan adalah
melakukan persiapan-persiapan, daripada hanya sebuah teori.
Modul Perkuliahan Fotografi 1
Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memotret,
yaitu:
I. Mengisi Film
Untuk sebuah kamera, khususnya kamera SLR atau otomatis, format film
yang digunakan adalah standar yaitu 35 mm. Proses ataupun cara pengisian
film ke dalam kamera kurang lebih sama. Berikut ini langkah-langkah
pengisian film:
A. Langkah pertama adalah mempersiapkan yang akan kita isi.
B. Lepaskan kancing di bagian kamera dengan menarik tombol
rewind ke arah atas, setelah itu buka penuh ke arah kanan
C. Selongsongan film dimasukkan pada kamar film di bawah.
Tombol rewind dengan ujung spool (kumparan) pusat yang menonjol ke
bawah lalu dorong kembali ke bawah. Mungkin Anda harus memutarnya
sedikit agar ujung yang bercabang mencapai atau masuk ke dalam spool
di ujung kumparan. Tarik film keluar dari selongsongan sepanjang
punggung kamera agar mencapai ke spiodle take-up.
D. Setelah itu pastikan bahwa lubang-lubang di bagian bawah terikat
oleh gigi jendela.
E. Tutup punggung kamera yang ada, jika film dikokang terus maka
penghitung frame akan menunjuk angka 1 dan Anda siap untuk
mengambil gambar yang pertama.
Ketika Anda mengokang film, tombol rewind harus berputar juga
sebagai tanda bahwa film yang ada tertarik dari selongsongan film. Jika
tombol rewind tidak berputar, putar kembali tombol rewind secara perlahan-
lahan untuk memeriksa apakah film kendur. Jika tombol tidak bisa diputar
dengan mudah, dan tetap tidak bergerak ketika Anda menarik film, maka ada
yang salah. Gulung kembali untuk mengeluarkan film dan mulai lagi dari
awal.
Perhatikan gambar 1, cara pengisian film
1. Tarik tombol rewind dan buka punggung kamera
2. Masukkan selongsongan film
3. Tempelkan atau kaitkan ujungnya ke dalam take-up spool
4. Periksa gerakan gigi jendela]
5. Tutupi punggung kamera
Modul Perkuliahan Fotografi 2
6. Kokang film hingga mencapai angka 0 pada frame angka
7. Steel kecepatan film
Gambar 1
Modul Perkuliahan Fotografi 3
II. Memegang Kamera
Salah satu sebab paling umum mengapa gambar tidak tajam adalah
guncangan kamera, yaitu gerakan kamera saat pengambilan gambar. Saat
gambar diambil, gambar subjek diproyeksikan pada film oleh lensa. Jika
kamera bergerak meskipun tidak terasa, sementara shutter terbuka, maka
gambar yang ditempatkan pada film menghasilkan gambar ganda atau
banyak.
Dalam banyak kasus gerakan atau guncangan kamera begitu kecil
sehingga gambar yang sebenarnya berbeda tidak dapat dibedakan. Hasilnya
adalah penebalan garis lurus dan pembesaran detail sehingga gambar
menjadi kurang tajam dari yang sebetulnya mampu dihasilkan oleh kamera.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus selalu dilakukan. Peganglah
kamera dengan mantap sehingga tidak bergerak meskipun pada kecepatan
tinggi. Pada kecepatan yang lebih rendah maka resiko guncangan kamera
dengan sendirinya akan lebih besar.
Umumnya agar dapat memegang kamera dengan mantap, fotografer
harus berdiri tegak dengan kaki sedikit renggang sehingga berat badan
terbagi secara merata pada kedua kaki. Kamera dipegang dengan mantap tapi
tidak terlalu berat dengan kedua tangan dan lengan menjauhi badan serta
membentuk siku yang menekuk.
Perhatikan cara memegang kamera
Pegangan Horizontal dan Vertikal
pegangan termudah untuk gambar horizontal yaitu tangan kiri
memfokus dan menjalankan bukaan diafragma dan jarak lensa,
sedangkan tangan kanan memutar film dan melepas shutter.
Perhatikan pada gambar 2.2 pegangan untuk gambar vertikal,
seperti ditunjukkan berupa jari pertama atau tangan kanan menekan
shutter, dan jempol berfungsi untuk memutar film dan tangan kiri
berada di posisi bawah tangan kanan dengan memegang lensa.
Modul Perkuliahan Fotografi 4
Manfaatkan bantuan yang ada di sekitar Anda bisa dengan
menyandarkan kamera atau siku pada dinding, punggung kursi atau
menyandarkan pada pohon, tiang lampu ataupun yang lainnya atau bahkan
dengan bertiarap dan menopangkan siku di tanah. Terkadang anda dapat
menggunakan kaki tiga (tripod) pada sebuah kamera dan membiarkan
memotret sendiri dengan self timer.
Ingatlah bahwa gambar yang tidak tajam bisa dihasilkan oleh
penempatan gambar yang terpecah, karena itu sudut pandang yang makin
sempit dari lensa dengan focal length yang makin panjang dapat
menyebabkan gambar kabur dengan gerakan kamera l;ebih sedikit daripada
jika lensa focus atau focal length yang pendek.
Kamera harus dalam keadaan diam agar menghasilkan gambar yang
tajam. Guncangan kamera adalah musuh gambar yang tajam jadi usahakan
pegangan yang mudah dan mantap agar kamera dalam keadaan diam pada
saat gambar diambil.
Modul Perkuliahan Fotografi 5