welcome to repository umj - repository umjrepository.umj.ac.id/988/1/proposal penelitian tali...

45
USULAN PENELITIAN JUDUL PENELITIAN PRAKTIK TRADISIONAL PEMOTONGAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN: STUDI KASUS PERSPEKTIF KESEHATAN DAN BUDAYA MASYARAKAT SUNDA TIM PENGUSUL KETUA : Dr. DEWI PURNAMAWATI, MKM 0404058003 ANGGOTA : 1. RR. ARUM ARIASIH, SKM, MKM 0330107902 2. EUIS SUSILAWATI, MKM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT i

Upload: others

Post on 04-Aug-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

USULAN PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN

PRAKTIK TRADISIONAL PEMOTONGAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN: STUDI KASUS PERSPEKTIF KESEHATAN DAN

BUDAYA MASYARAKAT SUNDA

TIM PENGUSUL

KETUA : Dr. DEWI PURNAMAWATI, MKM 0404058003

ANGGOTA : 1. RR. ARUM ARIASIH, SKM, MKM 0330107902

2. EUIS SUSILAWATI, MKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA

JAKARTA

2019

i

Page 2: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN UNGGULANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Judul Penelitian : Praktik Tradisional Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat: Studi Kasus Perspektif Kesehatan dan Budaya Masyarakat Sunda

Nama Bidang Unggulan : Kesehatan MasyarakatKetua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. Dewi Purnamawati, MKMb. NIDN : 0404058003c. Jabatan Fungsional : Lektord. Jabatan Struktural : Ketua Prodi Magister Kesmase. Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakatf. Alamat Institusi : Jl. KH. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat –

Tangerang Selatan g. Telepon/Faks/E-mail : 081319400463/[email protected] Peneliti (1)a. Nama Lengkap : Rr. Arum Ariasih, SKM, MKM b. NIDN : 0330107902c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Biaya yang diusulkan : Rp. 7.500.000,-Luaran tambahan : Rp. 2.500.000,-

Tangerang Selatan, Desember 2019 Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Peneliti,

(Dr. Dewi Purnamawati, MKM) (Dr. Dewi Purnamawati, MKM) NIDN. 0404058003 NIDN. 0404058003

Menyetujui, Menyetujui, Dekan FKM UMJ, Ka. UPT PPM FKM

(Dr. Andriyani) (Triana Srisantyorini, SKM, MKM) NIDN. 0307036001 NIDN. 0326047102

ii

Page 3: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………...................... iii

RINGKASAN………................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………

B. Rumusan Masalah ……………..…………………………...

1

3

C Tujuan Penelitian ……………………………………………. 4

D Manfaat Penelitian …………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 5

A. Konsep Tradisional………….…..………………………........ 5

B. Konsep Tali Pusat dan Perawatannya………………………… 10

C. Dukun Bayi…………………………………………………… 15

D. Kerangka Teori……………………………………………… 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 16

A. Kerangka Konsep .............................................................. 16

B. Definisi Istilah...................................................................... 16

C. Rancangan Penelitian ……………………………………...... 17

D. Waktu dan Tempat penelitian…………………….………… 17

E. Informan penelitian …………………………...…………….

F. Instrumen Penelitian ..…………….………...………..………

G. Pengolahan dan Analisis Data..........................................

17

18

18

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..................................... 19

A. Anggaran Dana .............................................................. 19

B. Jadwal Penelitian .......................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 21

iii

Page 4: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

RINGKASAN

Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di berbagai daerah di Indonesia. Angka kematia bayi di Jawa Barat mencapai 25 kematian per 1000 penduduk, dimana angka ini masih di atas dari angka kematian nasional. Hal ini berkaitan erat antara faktor medis dan non medis, seperti pertolongan dukun bayi dan paramedis yang kurang professional, faktor kemiskinan dan lingkungan yang keseluruhannya itu merupakan mata rantai yang berhubungan satu dengan lainnya. Tetanus Neonatorum merupakan penyebab umum kematian neonatal, di mana kurangnya kebersihan pada saat lahir dan perawatan tali pusat yang tidak bersih dan steril, selain itu banyak wanita tidak diimunisasi tetanus sehingga tidak dapat melindungi bayi saat lahir. Mayoritas kematian dari tetanus pada neonatal terjadi antara hari ketujuh dan kesepuluh setelah bayi lahir. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan pada pasien dan dukun bayi dengan wawancara mendalam didapatkan bahwa pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir menggunakan alat yang tidak bersih dan tidak steril, sehingga hal ini dapat mengakibatkan peningkatan infeksi pada tali pusat dan bisa menyebabkan tingginya Angka kematian pada bayi baru lahir. Berdasarkan fakta ini maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis Praktik Tradisional dalam pemotongan dan perawatan tali pusat bayi oleh dukun bayi di daerah Sunda, Jawa Barat.

iv

Page 5: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu dan bayi di berbagai daerah di Indonesia masih tinggi.

Hal ini berkaitan erat antara faktor medis dan non medis, seperti pertolongan

dukun bayi dan paramedis yang kurang professional, faktor kemiskinan dan

lingkungan yang keseluruhannya itu merupakan mata rantai yang berhubungan

satu dengan lainnya (Martaadisoebrata, 2010).

Menurut WHO (2016) lebih dari 7.500.000 kematian bayi di dunia terjadi

pada empat minggu pertama setelah lahir, 28% dari kematian neonatal ini terjadi

di negara berkembang, Secara keseluruhan ada 42 per 1000 kematian neonatal di

negara berkembang. Risiko kematian neonatal tertinggi di negara Afrika, terutama

di daerah sub-Sahara Barat, Afrika Tengah dan Timur yang memiliki antara 42

dan 49 kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Afrika Selatan dan

Utara memiliki angka kematian neonatal yang lebih rendah, dan kematian

neonatal yang diakibatkan oleh neonatus neonatorum berdasarkan data WHO

tahun 2015 untuk negara bagian Asia Tenggara sebanyak 581 bayi.

Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2017 mengalami

penurunan sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan pada tahun 2012

sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2017), untuk kasus Tetanus

Neonatorum di Indonesia tahun 2017 dilaporkan terdapat 25 kasus dari 7 provinsi

dengan jumlah meninggal 14 bayi atau Case Fatality Rate (CFR) sebesar 56%.

Jumlah kasus tetanus neonatorum pada tahun 2017 mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 33 kasus pada tahun 2016. Jumlah kasus

tetanus neonatorum terbanyak tersebar sama rata di tiga provinsi, yaitu Provinsi

Riau, Banten dan Kalimantan Barat. Provinsi dengan CFR 100% yaitu Provinsi

Aceh, Kalimantan Tengah dan Papua.

Laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, menyatakan bahwa

Angka Kematian Bayi sebesar 25,13 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017.

Adapun penyebab kematian bayi menurut WHO (2016), yaitu BBLR (17,9%),

1

Page 6: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Pneumonia (15,6%), Asfiksia dan trauma saat lahir (12%), Infeksi lain (9,6%),

Kelainan kongenital (8,7%), Diare (8,4%), Sepsis (7%), Cedera (6,1%), Malaria

(5,1%), NCDs (4,7%), Meningitis (1,7%), Campak (1,3%), HIV (1,2%) dan

Tetanus (0,7%). Tetanus Neonatorum merupakan penyebab umum kematian

neonatal, di mana kurangnya kebersihan pada saat lahir dan perawatan tali pusat

yang tidak bersih dan steril, selain itu banyak wanita tidak diimunisasi tetanus

sehingga tidak dapat melindungi bayi saat lahir. Mayoritas kematian dari tetanus

pada neonatal terjadi antara hari ketujuh dan kesepuluh setelah bayi lahir (WHO,

2016).

Gambaran kasus tetanus neonatorum menurut faktor risiko penolong

persalinan, yaitu sebanyak 13 kasus ditolong oleh penolong persalinan tradisional,

misalnya dukun (dukun bayi). Menurut cara perawatan tali pusat terdapat 11 bayi

yang dirawat menggunakan cara tradisional yang terkena penyakit ini. Menurut

alat yang digunakan untuk pemotongan tali pusat, terdapat 11 kasus menggunakan

gunting dan 6 kasus menggunakan bambu, dan sisanya menggunakan alat lain

atau tidak diketahui (Profil Kesehatan RI, 2017).

Pertolongan persalinan yang aman dan bersih dapat tercapai apabila ibu

bersalin mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan terlatih seperti bidan.

Namun yang terjadi sekarang adalah banyak ibu bersalin di Indonesia yang masih

menggunakan tenaga tidak terlatih yaitu dukun bayi. Beberapa kendala masih

ditemui didalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

kesehatan reproduksi antara lain adanya realita tentang kurangnya pengertian

tentang kesehatan reproduksi, kurang ketersediaan infrastruktur di setiap

kabupaten/kota, letak geografis, aspek sosial budaya serta tingkat sosial ekonomi

yang relatif terbatas (Saifuddin, 2010).

Pengaruh budaya terhadap status kesehatan masyarakat tidak bisa

diabaikan begitu saja, kesehatan merupakan bagian integral dari kebudayaan.

Hasil riset etnografi kesehatan tahun 2012 di 12 etnis di Indonesia

menunjukkan masalah kesehatan ibu dan anak terkait budaya kesehatan sangat

memprihatinkan. Keharusan untuk tetap bekerja keras sampai mendekati

persalinan bagi ibu hamil juga sangat membahayakan baik bagi ibu maupun

janinnya. Pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu yang ditipiskan

2

Page 7: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

dan berfungsi seperti pisau masih banyak digunakan untuk memotong tali

pusat bayi yang baru dilahirkan (Angkasawati, 2012).

Pengalaman ditolong oleh dukun bayi dapat berpengaruh besar bagi

seorang ibu hamil. Selain itu pengaruh budaya terhadap status kesehatan

masyarakat tidak bisa diabaikan begitu saja, salah satunya adalah praktik

pemotongan dan perawatan tali pusat. Pemotongan dan perawatan tali pusat

yang tidak steril akan mengakibatkan kesakiatan pada bayi bari lahir dan salah

satunya menyebabkan kejadian tetanus neonaturum. Hasil studi pendahuluan

pada bayi dengan tetanus neonaturum di kabupaten bogor menunjukkan bahwa,

dukun menggunakan peralatan dan metode tradisional yang tidak dapat

dipastikan dalam kondisi yang bersih dan steril. Praktik tradisional ini berkembang

sesuai budaya dan kepercayaan masyarakat setempat dan bervariasi antar daerah di

Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Angka Kematian Bayi di Jawa Barat sebesar 25,13 per 1000 kelahiran hidup

pada tahun 2017. Angka ini masih di atas angka kematian bayi di Indonesia. Salah

satu penyebab kematian bayi adalah tetanus neonatorum yang bisa disebabkan

dari praktik pemotongan tali pusat yang tidak aman yang dilakukan oleh dukun

bayi. Pengetahuan, kepercayaan, pengalaman, dan kebudayaan setempat sangat

mempengaruhi praktik seorang dukun bayi dalam melakukan pemotongan dan

perawatan tali pusat. Walaupun demikian beberapa praktik tradisional juga

memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan, karena bahan yang

digunakan berasal dari alam dan secara empiris memiliki kandungan yang

bermanfaat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana

praktik tradisional pemotongan dan perawatan tali pusat dukun bayi: studi kasus

perspektif kesehatan dan budaya masyarakat sunda.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mendalami cara tradisional pemotongan dan

perawatan tali pusat bayi oleh dukun di daerah Sunda

3

Page 8: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi cara tradisional pemotongan dan perawatan

tali pusat bayi oleh dukun bayi di daerah Sunda.

b. Untuk mengidentifikasi cara tradisional pemotongan dan perawatan

tali pusat bayi oleh dukun bayi di daerah Sunda berdasarkan

kepercayaan.

c. Untuk mengidentifikasi cara tradisional pemotongan dan perawatan

tali pusat bayi oleh dukun bayi di daerah Sunda berdasarkan

pengalaman.

d. Untuk mengidentifikasi cara tradisional pemotongan dan perawatan

tali pusat bayi oleh dukun bayi di daerah Sunda berdasarkan

kebudayaan.

D. Manfaat

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi dalam bidang akademik dan sebagai rujukan dalam

penelitian selanjutnya yang sejenis.

2. Manfaat Bagi Panti

Sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan atau intervensi

kesehatan berdasarkan pendekatan budaya

4

Page 9: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tradisional

Tradisional erat kaitannya dengan kata “tradisi”. Tradisi merupakan suatu

tindakan dan kelakuan sekelompok orang dengan wujud suatu benda atau tindak

laku sebagai unsur kebudayaan yang dituangkan melalui fikiran dan imaginasi

serta diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang didalamnya

memuat suatu norma, nilai, harapan dan cita-cita tanpa ada batas waktu yang

membatasi (KKBI, 2010).

Penggunaan sembilu untuk memotong tali pusat sampai kini masih

dilakukan oleh bebeberapa dukun bayi (dukun bayi) terutama dipedesaan. Pada

masyarakat Sunda alat pemootng (sembilu) ini dikenal dengan hinis. Penelitian di

pedesaan Lombok juga memperlihatkan keadaan yang sama. Tali pusat bayi yang

baru lahir dipotong dengan cara menggunakan hinis yang terbuat dari irisan kulit

bambu yang diambil dari rangka atap rumah bagian depan. Soedarno (1998)

dalam Resa Ana (2009).

Pemotongan dan perawatan tali pusat dipengaruhi oleh kebiasaan

masyarakat (kebudayaan lokal) yang beberapa memiliki dampak merugikan

Sebagian besar dari para ibu bersalin untuk pemotongan dan perawatan tali

pusarnya menggunakan sembilu dan abu, hal ini menunjukkan bahwa mereka

telah terpapar oleh faktor resiko, yaitu alat pemotong dan bahan perawat tali pusar

tidak steril. Menurut hasil penelitian Dewi Rokhmah (2018) Alat pemotong tali

pusar yang tidak steril memberikan resiko 3,14 kali lebih besar untuk kejadian

Tetanus Neonatorum dibandingkan dengan alat pemotong tali pusar yang steril.

Tetanus Neonatorum terjadi karena Clostridium Titani masuk melalui tali pusar

sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses

persalinan yang tidak steril, baik dengan penggunaan alat pemotong maupun

bahan perawat tali pusar yang telah terkontaminasi.

5

Page 10: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Kebiasaan menggunakan alat dan obat tradisional yang tidak steril

merupakan faktor utama terjadinya Tetanus Neonatorum. Sementara itu, alasan

dukun menggunakan sembilu dan abu sebagai alat pemotong dan bahan perawat

tali pusar karena sudah menjadi kebiasaan (tradisi) menunjukkan bahwa mereka

masih memegang kuat tradisi yang telah terwariskan secara turun temurun itu

sehingga sulit bagi mereka untuk meninggalkannya. Hal ini sesuai yang telah

disebutkan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa tradisi merupakan salah satu aspek

budaya yang dapat mempengaruhi status dan perilaku seseorang. Ditambah lagi,

adanya keyakinan dari dukun bahwa hidup matinya seseorang ialah karena “sudah

waktunya”, bukan salah dukun. Mereka memberikan contoh bahwa selama ini

banyak juga yang selamat persalinannya meskipun ditolong oleh dukun.

Keyakinan ini juga menjadikan dukun semakin bertambah kuat dalam memegang

tradisi tersebut. Keyakinan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku terkait praktik

tradisional pemotongan tali pusat menurut teori L.Green (1980), yaitu:

a. Faktor yang mempengaruhi (Predisposing factor)

b. Faktor pemungkin (Enabling factor)

c. Faktor penguat (Reinforcing factor)

Ketiga faktor diatas merupakan suatu faktor yang dibutuhkan dalam suatu

kombinasi untuk memotivasi, memfasilitasi, dan menjaga perubahan pada

lingkungan, tetapi perubahan lingkungan dapat didukung dan dijaga melalui

faktor yang memfasilitasi secara langsung yang berhubungan dengan lingkungan.

a. Faktor yang mempengaruhi (Predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi

perubahan perilaku yang memberikan pemikiran rasional atau motivasi terhadap

suatu kegiatan, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya perilaku

seseorang. Adapun dalam menghadapi suatu perubahan, seseorang atau

masyarakat tentunya memiliki frekuensi yang berbeda-beda, ada yang lambat

maupun cepat. Pada konsep tradisonal itu sendiri, seseorang ataupun masyarakat

cenderung sulit untuk menerima adanya perubahan-perubahan. Praktik tradisional

pemotongan tali pusat yang dilakukan oleh dukun dukun bayi bisa membahayakan

6

Page 11: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

bayi yang berakibat kematian. Tehnik pemotongan tali pusat yang benar adalah

tidak langsung menggunakan instrument yang sudah disterilkan dan tali pusat

tidak langsung di potong, tetapi ditunggu 1 menit sampai tidak berdenyut,

fungsinya agar darah mengalir ketubuh bayi dan bayi tidak mengalami anemia.

Setelah itu tali pusat tidak di bubuhi apapun dan tidak dibungkus (Kemenkes RI,

2010).

Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan

kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain ataupun stimulus yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2010)

Kepercayaan adalah keyakinan dalam diri individu dalam kondisi yang

rentan bahwa orang yang dipercayai (trustee) akan menunjukkan perilaku yang

konsisten, jujur, bisa dipercaya, perhatian terhadap kepentingan orang yang

mempercayai (truster), mengupayakan yang terbaik bagi truster melalui sikap

menerima, mendukung, sharing, dan bekerja sama. (Mayer dkk, 1995 dalam Sitti

Nurhidayanti (2018)). Dukun bayi dianggap mampu menentramkan ibu hamil

yang akan melahirkan beserta keluarganya.

Rendahnya tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan kehamilan dan

persalinan (Notoatmodjo, 2010). Merujuk pada teori sosial kognitif, pengetahuan

serta pengalaman seseorang menjadikan orang tersebut dapat belajar dari

lingkungan sosial, sehingga perilaku yang akan dilakukannya sangat bergantung

pada sikap yang dibentuk dari pengetahuan dan pengalamannya.

Menurut Mubarak (2007) dalam Nurul Mukhlisah (2015), selain pendidikan

dan informasi, pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman dimana

pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang

baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

sangat mendalam dan membekas dalam emosi dan kejiwaannya dan akhirnya

dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. Sependapat dengan

Notoadmodjo (2010), pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh

7

Page 12: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal

tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan

menggunakan cara tersebut dan apabila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

Kondisi inilah terkadang dukun beranak menolong persalinan tanpa

memperhatikan keamanan, kebersihan dan mekanisme sebagaimana mestinya.

Sebagai akibatnya terjadi berbagai bentuk komplikasi dan dapat terjadi kematian

(Prawirohardjo, 2010).

b. Faktor Pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin merupakan suatu faktor yang memfasilitasi penampilan

dari suatu aksi atau tindakan individu atau organisasi. Faktor ini hakikatnya

mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka faktor ini

disebut faktor pemungkin. Faktor ini meliputi ketersediaan sumber daya,

keterjangkauan pelayanan kesehatan. Sebagian besar ibu yang terjangkau

aksesnya menuju sarana kesehatan memilih bidan untuk menolong persalinan.

Sebagian besar ibu yang tidak terjangkau aksesnya memilih dukun beranak untuk

menolong persalinannya.

c. Faktor Penguat (Reinforcing factors)

Faktor penguat merupakan suatu faktor yang mengikuti suatu perilaku yang

memberikan pemasukan secara berkala untuk pengulangan perilaku faktor ini

meliputi: keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, para pembuat

keputusan/undang-undang dan peraturan.

Pada kasus persalinan, dukun tidak hanya berperan saat proses tersebut

berlangsung, namun juga pada saat upacara-upacara adat yang dipercaya

membawa keselamatan bagi ibu dan anaknya seperti upacara tujuh-bulanan

kehamilan, tatobik (mandi dengan air panas) dan hatukahai (pendiangan di atas

bara api).

Upacara adat ini tentunya tidak sejalan dengan aktivitas medis dan

tidak dapat dilakukan oleh seorang bidan. Hal inilah yang menyebabkan dukun

memiliki tempat yang terhormat dan memperoleh kepercayaan lokal yang jauh

lebih tinggi dari pada bidan. Dukun dipercayai memiliki kemampuan yang

diwariskan turun-temurun untuk memediasi pertolongan medis dalam masyarakat.

8

Page 13: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Sebagian dari mereka juga memperoleh citra sebagai “orang tua” yang telah

“berpengalaman”. Profil sosial inilah yang berperan dalam pembentukan status

sosial dukun yang karismatik dalam pelayanan medis tradisional (Setyawati,

2010).

Secara medis penyebab klasik kematian bayi adalah infeksi, sepsis,

pneumonia dan diare. Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat

dan profesional dapat berakibat fatal bagi bayi. Namun, kefatalan ini sering

terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena

ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di

daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih

harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada di tangan

suami yang sering kali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi.

Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat

menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat (Imran, 2011).

Kebiasaan dan Adat Istiadat. Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang

merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini

dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah

berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui

berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh

masyarakat pada penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga

kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya

menguntungkan bagi kesehatan. Jika menemukan adanya adat yang sama

sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya

memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis

dengan masyarakat (Rukiah dan Yulianti, 2014).

Faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi

mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab akibat dan kondisi sehat sakit,

kebiasaan dan ketidaktahuan seringkali membawa dampak positif maupun negatif.

Rofi’i (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Kepercayaan Wanita Jawa

tentang Perilaku atau Kebiasaan yang dianjurkan dan dilarang selama Hamil di

Semarang menyatakan bahwa ibu hamil menyakini dampak apabila melakukan

perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan selama hamil seperti makan dicobek

9

Page 14: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

yang besar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

minyak kelapa, acara mitoni anak pertama akan memberikan kesehatan dan

keselamatan kepada bayi yang dikandung dan ibu akan mudah melahirkan.

Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya

penurunan angka kesehatan ibu (AKI). Untuk mencapai suatu kondisi yang

sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai

(Rukiah dan Yulianti, 2014). Di daerah pedesaan, orang Jawa kebanyakan masih

mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya

dilakukan di rumah.

Faktor ekonomi juga merupakan faktor yang memegang peranan penting

dalam kehidupan keluarga, terutama kehamilan, karena di mana-mana, kapan dan

siapa saja memerlukan kesiapan ekonomi, disamping kesiapan fisik, mental pada

ibu hamil dan kesiapan persalinan serta kepentingan bayinya. Sosial ekonomi

terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu

hamil (Rukiah dan Yulianti, 2014).

B. Konsep Tali Pusat dan Perawatannya

1. Pengertian

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah bagian dari plasenta yang

menghubungkan umbilicus janin dengan permukaaan fetal plasenta. Melalui

tali pusat ini darah kotor dari janin dialirkan ke plasenta dari janin dan darah

yang kaya oksigen dialirkan dari ibu ke janin (Saifuddin, 2010).

Tali pusat merupakan jalan masuk infeksi yang dapat dengan cepat

menyebabkan sepsis. Teknik perawatan yang bersih pada saat mengklem,

memotong dan mengikat tali pusat serta perawatan tali pusat selanjutnya

merupakan prinsip utama yang sangat penting untuk mencegah terjadinya

sepsis karena infeksi tali pusat memperlama waktu pelepasan tali pusat

(Bobbak, 2010).

2. Tehnik Perawatan Tali Pusat

a. Menurut Standar Kesehatan

Menurut standart Asuhan Persalinan Normal (APN) pada saat segera

bayi lahir akan dilakukan pemotongan tali pusat, sesuai JNPKR, Depkes

10

Page 15: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

RI, 2018, bahwa segera bayi lahir harus dikeringkan dan membungkus

kepala serta badan kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat harus

menggunakan klem disinfeksi tingkat tinggi atau steril dengan jarak kira-

kira 3cm dari umbilicus bayi. Setelah jepitan pertama dilakukan pengurutan

tali pusat bayi kearah ibu dengan memasang klem kedua dengan jarak 2cm

dari klem pertama. Dengan menggunakan tangan kiri di antara sela jari

tengah tali pusat dipotong diantara kedua klem.

Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti. Tali

pusat yang masih menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering

dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh

Jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali

pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan

lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus

dirawat, karena jika tidak dirawat maka dapat menyebabkan terjadinya

infeksi. Pengenalan dan pengobatan secara dini infeksi tali pusat sangat

penting untuk mencegah sepsis. Tali pusat yang terinfeksi umumnya merah

dan bengkak mengeluarkan nanah, atau berbau busuk. Jika pembengkakan

terbatas pada daerah <1 cm disekitar pangkal tali pusat, obati sebagai

infeksi tali pusat lokal atau terbatas. Bila disekitar tali pusat merah dan

mengeras atau bayi mengalami distensi abdomen, obati sebagai infeksi tali

pusat berat atau meluas (Sastrawinata, 2010).

b. Menurut Praktik Pemotongan Tali Pusat secara Tradisional

Zaman dahulu di daerah Jawa, setelah bayi lahir yang ditolong oleh

dukun bayi (Bayi), kalau memotong tali pusat (pusar) menggunakan sebilah

bambu tipis yang dibuat tajam (hinis/welat). Welat/Hinis ini menurut adat

harus dibuat baru atau diambil oleh bapak si bayi itu. Awalnya menurut

ilmu kedokteran, tindakan ini banyak menyebabkan bayi-bayi meninggal

karena infeksi tetanus, akhirnya dukun bayi mulai diarahkan untuk

menggunakan gunting dan atau pisau logam untuk memotong tali pusat

bayi. Akan tetapi masih saja terdapat lagi yang meninggal karena infeksi

tetanus. Setelah diselidiki, ternyata pisau bambu (welat/hinis) yang menurut

adat itu lebih baik digunakan untuk memotong tali pusat bayi yang

11

Page 16: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

cenderung bebas dari kuman penyakit tetanus, karena pisau bambu dibuat

baru setiap kali akan digunakan. Juga didapatkan bahwa bambu

mengandung enzim yang kenyataannya berguna untuk memperlambat

infeksi, lain hlnya dengan pisau logam, silet atau gunting yang digunakan

berkali-kali dan tidak dibersihkan. Beberapa diantaranya berkarat

(Oxorn,Harry, 2010).

c. Metode Lotus Birth

Lotus birth adalah sebuah metode melahirkan yang membiarkan tali

pusat dan plasenta tersambung terus sampai puput (terputus sendiri) secara

alami, tanpa di potong dan di jepit.

Pemotongan plasenta dipercaya akan menimbulkan rasa tidak nyaman

pada bayi dan menghilangkan kesempatan bayi untuk mendapatkan nutrisi

yang dan zat mineral yang masih terkandung dalam plasenta (ari-ari).

metode ini juga mempunyai gagasan yang sama yaitu back to nature.

Lotus birth sendiri adalah sebuah metode melahirkan yang

membiarkan tali pusat dan plasenta tersambung terus sampai puput (terputus

sendiri) secara alami, tanpa di potong dan di jepit. Pemotongan plasenta

dipercaya akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi dan

menghilangkan kesempatan bayi untuk mendapatkan nutrisi yang dan zat

mineral yang masih terkandung dalam plasenta (ari-ari).Manfaat menurut

para pelaku lotus birth, plasenta yang masih tersambung dengan bayi

dipercaya masih mensuplai bayi dengan nutrisi, mineral, oksigen yang

dibutuhkan oleh bayi.

Secara psikologis, lepasnya plasenta secara alami  akan mempunyai

dampak positif yaitu meminimalkan trauma bayi saat berpisah dari rahim

yang ditempati selama 9 bulan bersama plasenta. Merawat placenta supaya

tidak menimbulkan bau Plasenta tetap dibersihkan selama masih

tersambung dengan bayi, setelah itu dikeringkan dengan handuk dengan

cara di tepuk-tepuk. lalu plasenta disimpan dalam baskom yang ditaburi

garam laut dan minyak aroma terapi. Pemberian garam laut dan aroma

terapi diharapkan akan mengurangi bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh

plasenta.

12

Page 17: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Secara medis, metode persalinan ini didukung dengan adanya

penelitian yang menyebutkan bahwa delayed clamping (pemotongan tali

pusat yang ditunda) selama 1-2 menit akan memberikan manfaat klinis yang

lebih baik untuk bayi dibandingkan dengan early clamping (30 detik sampai

1 menit).

Tetapi beberapa ahli medis berpendapat plasenta yang terhubung

dengan bayi di luar rahim dalam jangka waktu lama akan menyebabkan

infeksi dan berpotensi membawa dampak yang “mematikan”. Plasenta lebih

rentan terinfeksi karena berisi darah yang merupakan sumber makanan

mikroba. Dalam waktu singkat setelah melahirkan, setelah tali pusat

berhenti berdenyut plasenta tidak memiliki sirkulasi dan pada dasarnya

jaringan yang mati”.

Memang sampai saat ini belum terbukti secara klinis bahwa lotus birth

berbahaya terhadap ibu maupun bayi, tapi mengingat tidak ada ‘benefit’

yang timbul dari metode ini, dan adanya potensi bahaya, lotus birth tidak

disarankan.

d. Burning Cord

Burning Cord adalah Penundaan pemotongan tali pusat beberapa

menit/jam lalu dipotong dengan menggunakan api, pada prinsipnya

perawatan tali pusat semuanya sama yaitu menjaga tetap kering dan bersih

(Monika, dkk 2014). Tujuannya adalah untuk mencegah infeksi dalam

lingkungan persalinan yang kurang steril. Selain itu filosofinya adalah

mengurangi trauma pada bayi dan menghindari pengenalan kekerasan pada

bayi baru lahir dan membantu memasukan unsur chi kedalam tubuh si

bayi.selain itu pemanasan yang dihasilkan oleh lilin akan mengurangi risiko

perdarahan dan masuknya infeksi kedalam tubuh bayi melalui tali pusat dan

ini yang akan mengurangi kecenderungan untuk menderita penyakit kuning,

selain menciptakan bayi yang kuat.

Cara Burning Cord adalah sebagai berikut :

1) Bungkus bayi dalam selimut biarkan tali pusat diluar dan gunakan

sepotong atau aluminium foil ini tujuannya untuk melindungi bayi

sehingga mereka tidak merasa panas.

13

Page 18: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

2) Pastikan mengambil jarak sekitar sekitar 5 inci dari tubuh bayi. Dan

ketika Anda membakarnya, talipusat akan terasa panas sebentar,

pastikan bara api tidak menyentuh kulit bayi (nah itu gunanya kardus

atau alumunium foil).

3) Bakar talipusat dengan menggunakan lilin

4) Pastikan talipusat terputus. Pegang dulu bekas talipusat yang terbakar

dan biarkan dingin

5) Butuh sekitar 10 menit untuk memotong tali pusat

C. Dukun Bayi

Dukun adalah seorang wanita yang telah berumur ± 40 tahun ke atas,

pekerjaan ini bersifat turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa

mendapat panggilan tugas ini (Wiknjosastro, 2010). Dukun bayi adalah seorang

yang ada pada umumnya wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki

keterampilan menolong persalinan secara tradisional. Dukun bayi merupakan

sosol yang sangat dipercaya dikalangan masyarakat, memberikan pelayanan

khususnya bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar (Meilani dkk, 2009).

Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi masih

menggunakan cara-cara tradisional yang dapat merugikan dan membahayakan

keselamatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008). Dukun sebagai penolong

persalinan memiliki pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam

kehamilan, persalinan, serta nifas yang sangat terbatas, oleh karena atau apabila

timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari

akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang

professional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu dan bayi sampai pada

kematian ibu saat bersalin (Wiknjosastro, 2010).

D. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan pendekatan teoritis, yaitu menurut teori dari

Lawrence Green (1980), Lawrence Green menggambarkan bahwa perilaku

seseorang atau masyarakat berkaitan dengan kesehatan individu/masyarakat

ditentukan oleh 3 faktor, yaitu Faktor Pendukung (Pengetahuan, Sikap,

Keyakinan, Nilai-nilai, Tradisi, dan faktor demografi); Faktor Pemungkin (Sarana

14

Page 19: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

dan Prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan); Faktor Penguat

(Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan atau Petugas lainnya, Dukungan keluarga,

Teman Sebaya, Guru, Tokoh Masyarakat dan Pemimpin atau Pengambil

Keputusan).

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Lawrence Green (1980)

15

Faktor Pemungkin:1. Jarak ke fasilitas kesehatan2. Pendapatan keluarga3. Biaya4. Ketersediaan sarana dan

prasarana5. Ketersediaan transportasi

Cara Tradisional Pemotongan Tali Pusat

Faktor Pendukung:

1. Pengetahuan 2. Kepercayaan3. Sikap4. Faktor demogafi ( Umur,

Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Jarak kehamilan)

Faktor Penguat:1. Dukungan Suami/Keluarga2. Dukungan Kader3. Dukungan Petugas Kesehatan4. Keterpaparan Informasi5. Tokoh Masyarakat

Page 20: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Peneliti dalam hal ini ingin menggali secara mendalam fenomena praktik

tradisional pemotongan tali pusat oleh dukun bayi dalam budaya masyarakat

Sunda. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan L Green (1980), terdapat

beberapa faktor yang melatarbelakangi praktik tradisional tersebut yang menurut

peneliti paling dominan dan diadopsi sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu

faktor pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan kepercayaan, maka peneliti

berharap dapat menemukannya pada saat pengambilan data dengan metode

wawancara mendalam.

Gambar 2. Kerangka Konsep

B. Definisi Istilah

1. Dukun bayi adalah seorang wanita yang dipercaya masyarakat untuk

membantu melahirkan bayi karena keterampilan yang didapat secara turun-

temurun.

2. Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar.

3. Tradisi pemotongan tali pusat adalah kebiasaan / cara yang digunakan untuk

memotong tali pusat bayi setelah lahir

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikteahui oleh responden tentang

praktik tradisional pemotongan tali pusat

16

1. Pengetahuan2. Kepercayaan3. Pengalaman4. Kebudayaan

CaraTradisional Pemotongan Tali

Pusat

Page 21: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

6. Pengalaman adalah peristiwa yang benar-benar pernah dialami oleh

responden.

7. Kepercayaan adalah sikap atau keyakinan responden pada orang lain

8. Kebudayaan adalah tradisi atau adat responden yang diyakini berasal dari

daerah tersebut

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengungkap gejala secara holistik-kontekstual (secara menyeluruh dan sesuai

dengan konteks/apa adanya) melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai

sumber langsung dengan instrumen kunci penelitian itu sendiri (Sugiyono, 2010).

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Sunda Jawa Barat yang meliputi beberapa

kabupaten di Jawa Barat. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-

Maret 2020.

E. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif sampel dilakukan dengan memilih beberapa

informan. Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang di manfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan

yang menjadi sumber informasi dalam penelitian kualitatif ini di ambil dengan

cara purposive sampling. Terutama terkait masalah praktik tradisional

pemotongan tali pusat oleh dukun bayi, informan untuk wawancara mendalam

adalah 6 orang dukun bayi (sebagai informan kunci) dan 3 orang ibu bersalin

(sebagai informan) dan penanggung jawab desa seorang Bidan Desa (sebagai

informan pendukung). Selain itu, terhadap informan yang telah di wawancara

dilakukan pula observasi.

Informan kunci yaitu seseorang yang secara lengkap dan mendalam

mengetahui informasi yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian.

Informan kunci ini, peneliti mengambil dukun yang mengetahui cara tradisional

pemotongan tali pusat oleh dukun bayi di beberapa kabupaten di Jawa Barat.

17

Page 22: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

F. Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa

pedoman wawancara, pedoman observasi, buku catatan dan alat perekam untuk

memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data tentang praktik

tradisional pemotongan tali pusat oleh dukun bayi.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain (Moleong, 2007).

Tehnik analisa data pada penelitian ini, mengguanakan Analisis Content/

Analisis isi yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi

suatu informasi yang didapatkan dari informan dan membandingkan hasil

penelitian dengan teori-teori yang ada

18

Page 23: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Anggaran Dana

Tabel 5.1 Anggaran Dana Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1 Perijinan Rp. 500.000

2 Pembuatan Instrumen Penelitian Rp. 500.000

3 Bahan Kontak Responden Rp. 750.000

4 Bahan Komunikasi Rp. 250.000

5 Dokumentasi Rp. 500.000

6 ATK Rp. 200.000

7 Penggandaan Rp. 300.000

8 Honorarium peneliti utama Rp. 600.000

9 Honorarium peneliti kedua Rp. 400.000

10 Analisis Data Rp. 500.000

11 Pembuatan Laporan Akhir Rp. 500.000

12 Pembuatan Manuskrip Rp. 500.000

13 Deseminasi Jurnal Rp. 2.000.000

Total Rp. 7.500.000

19

Page 24: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

B. Jadwal Rencana Kegiatan

Tabel 5.2 Jadwal Rencana Kegiatan

No Uraian KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16A. Pengurusan Perizinan1 Izin daerah (kepala dinas

setempat)2 Izin penelitian di Puskesmas

kecamatan & DesaB. Uji Instrumen dan RevisiC. Identifikasi Sampel sesuai

kriteria inklusiD. Pengumpulan Data

(Pelaksanaan Penelitian)E Pengolahan dan Analisa DataF. Penyusunan & Penggandaan

Laporan PenelitianG. Publikasi

20

Page 25: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

DAFTAR PUSTAKA

Angkasawati Tri Juni, et al. Laporan Penelitian Riset Etnografi Budaya.Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI; 2012.

Bobbak Lowdermilk, 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGCDepartemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Kemitraan Bidan dengan Dukun.

Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Petunjuk Teknis Terpadu Eliminasi Tetanus Neonatarum. Jakarta: Depkes.

Dep. Dik. Bud, 2010. KKBI. Balai Pustaka. Edisi V. Jakarta.

Dewi Rokhmah, dkk.2018. Dukun Bayi dan Kejadian Tetanus. Jurnal Perilaku dan Promosi Kesehatan. Vol. 1, No. 1, April 2018: 54-62

Farrer Helen. 2010. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Green, L. 1989. Health Promoting Planning, and Educational and Environmental Approach, Mayfield Publishing Company 1991

Girija Sankar, 2014. Birth Attendants in Haiti Provide Life-Saving Services to Young Mothers. Mother and Child article

Julie M. Herlihy (2014). Local Perceptions, Cultural Beliefs and Practices That Shape Umbilical Cord Care: A Qualitative Study in Southern Province, Zambia. Article  in  PLoS ONE · November 2013

Kemenkes RI. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Lawrence, Arunibebi Lamawal (2015). Umbilical Cord Care Practices by Traditional Birth Attendants in Yenagoa, Nigeria. IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) e-ISSN: 2320–1959.p- ISSN: 2320–1940 Volume 4, Issue 2 Ver. I (Mar.-Apr. 2015), PP 92-96

Lopez, C dan P, Shanley. 2004. Riches of the Forest: Food, Spices, Crafts and Resins of Asia. Cifor. Bogor. Indonesia

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:EGC

21

Page 26: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Martaadisoebrata. 2010. Bunga Rampai: Obstetri Dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Mara Ipa, dkk. 2016. Praktik Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan Dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal Kespro Vol.1

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchtar Rustam, 2010. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 2010

Oxorn, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi ... Jakarta : Yayasan Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Pandiangan, F,J (2011). Perawatan Bayi Baru Lahir Menurut Perspektif Budaya Suku Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Jurnal Universitas Sumatera Utara.

Resa Ana Dina (2009). Gambaran Epidemiologi Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Kabupaten Serang Tahun 2005 – 2008. Skripsi FKM UI

Saiffudin A.B, 2010,. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Ed I, Cet 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo.

Salmah, 2008. Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC

Sajogyo & Pudjiwati, S. 2010. Sosiologi Pedesaan, Gajah Mada University press, Yogyakarta.

Sastrawinata, Sulaiman, 2010, Obstetri Fisiologi, Bandung : EGC

Setiawati, Gita. 2010. Modal Sosial Dan Pemilihan Dukun Dalam Proses Persalinan: Apakah Relevan?. Makara, kesehatan vol 14, no.1 Juni 2010 : 11-16.

Sri Eny Setiowati, 2016. Pengasingan Wanita Melahirkan Suku Naulu di Dusun Rohua Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Riset Kesehatan,5(1),2016,14-20

Sri Rahayu Yusnita Situmorang (2019). The Uniqueness of Newborn Health Care in The Batak Toba Community. Volume 1, Issue 2, August 2019, pp.79-88 International Journal of Advances in Social and Economics

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprabowo. 2006.Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,1(3),112-121.

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

22

Page 27: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

Wiknjosastro, H, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi, 2010. Ilmu Kebidanan, Ed 5, Cet 10. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

WHO, 2016. Maternal Mortality in 2000: Esti mates Developed by WHO UNICEF and UNFPA Geneva: WHO, 2016

23

Page 28: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

A. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Lama menjadi dukun:

B. Pertanyaan wawancara kepada informan kunci (Dukun)

1. Dapatkan ibu ceritakan bagiamana ibu bisa menjadi dukun?

Probing: Sejak kapan? Adakah ilmu khusus/turun temurun? Pernah ikut

pelatihan atau tidak

2. Bagimana persaan ibu menjadi seorang dukun bersalin?

3. Bisa Ibu ceritakan budaya di Sunda tentang perawatan tali pusat?

4. Bisa Ibu ceritakan apa saja alat yang dibutuhkan untuk membantu

persalinan terutama pada saat memotong tali pusat?

Probing: asal muasal, adakah budaya/kepercayaan? Bgm cara

mendapatkan? ada aturan khusus? Bgm dampaknya dengan kesehatan?

5. Bisakan ibu ceritakan tentang perawatan tali pusat?

Probing: asal muasal, adakah budaya/kepercayaan? Bgm cara

mendapatkan? ada aturan khusus? Bgm dampaknya dengan kesehatan?

6. Bisakah Ibu ceritakan bagaimana pengalaman Ibu dalam menolong

persalinan terutama pada saat memotong dan merawat plasenta?

7. Apakah pernah mendengar tentang Tetanus? Bisakah Ibu

menceritakannya?

8. Selama membantu persalinan apakah ada kejadian yang tidak diinginkan?

24

PEDOMAN WAWANCARAPENELITIAN TENTANG PRAKTIK TRADISIONAL PEMOTONGAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

OLEH DUKUN: STUDI KASUS PERSPEKTIF KESEHATAN DAN BUDAYA MASYARAKAT SUNDA

Page 29: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

C. Pertanyaan wawancara kepada informan (ibu bersalin)

1. Bisaah Ibu ceritakan bagaiman pandangan ibu tentang persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi?

2. Bagaimana perasaan yang Ibu rasakan ketika melahirkan ditolong oleh

dukun bayi?

3. Dari pengalam Ibu tindakan yang seperti apa yang dukun lakukan ketika

memotong dan merawat tali pusat?

4. Bisakah Ibu ceritakan kelebihan dan kekurangan yang dirasakan ketika

ditolong bersalin oleh dukun bayi?

25

Page 30: Welcome to Repository UMJ - Repository UMJrepository.umj.ac.id/988/1/Proposal Penelitian Tali Pusat... · Web viewbesar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi

SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

Nama Jabatan Tugas

Dr. Dewi Purnamawati,

MKM

Ketua Peneliti Bertanggung jawab terhadap

keseluruhan pelaksanaan penelitian dari

penyusunan proposal, protokol,

instrumen, kegiatan lapangan, serta

penyampaian laporan hasil penelitian

Rr. Arum Ariasih,

SKM., MKM

Anggota 1 Bertanggung jawab terhadap

penyusunan instrumen penelitian,

pelaksanaan pengumpulan data dan

penyusunan pelaporan

26