website sma 2007

83

Upload: kintantya-qurrata-ayunin

Post on 23-Jun-2015

5.186 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Website Sma 2007
Page 2: Website Sma 2007
Page 3: Website Sma 2007

Kekayaan Negeriku,Negara Maritim

Buku Bacaan Bagi SiswaSekolah Menengah Atas ( SMA )

Dewan Maritim IndonesiaTahun 2007

Page 4: Website Sma 2007

Diterbitkan dan disebarluaskan oleh :SEKRETARIAT DEWAN MARITIM INDONESIA

Departemen Kelautan dan PerikananTahun 2007

Kekayaan Negeriku Negara MaritimFebruari 2007

Penyusun : Dr. Chandra Motik YD, MScKol. (Laut) Iskandar Sitompul, SEDrs. Tomo HS, M.SiBambang Harya JL, S.SiMohamad Armansyah, STNavy J. Watupongoh, SIK

Penerbit : Sekretariat Dewan Maritim IndonesiaGed. Mina Bahari I Dep. Kelautan dan Perikanan Lt. 3Jl. Medan Merdeka Timur No. 16Jakarta Pusat 10110

ISBN : 978-979-98773-1-4

ii

Page 5: Website Sma 2007

SAMBUTANMENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Dua pertiga wilayah negara Republik Indonesia terdiri dari perairan laut yang didalamnya terdapat + 17.504 pulau dan memiliki panjang pantai + 95.181 km. Oleh karenaitu Indonesia dikenal oleh dunia Internasional sebagai “Negara Kepulauan” terbesar didunia. Pulau-pulau yang ada disatukan oleh perairan laut menjadi Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI).

Sejak dahulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa dengan jiwa pelaut dan semangatkebaharian yang tinggi, sehingga mereka menyebut nenek moyang orang Indonesia adalahpelaut. Namun, sekarang pribahasa nenek moyangku pelaut tidak banyak dikenal olehpara siswa. Melalui buku bacaan ini saya mengajak anak-anak untuk lebih banyak membacabuku tentang keberadaan laut kita, sehingga lebih mengenal potensi sumberdaya alamyang terkandung di wilayah laut kita.

Buku “Kekayaan Negeriku Negara Maritim” ini, merupakan buku bacaan yangmengenalkan wawasan maritim sejak dini kepada generasi pewaris cita-cita perjuanganbangsa sebagai sumber insan pembangunan yang berjiwa maritim, yang pada gilirannyadiharapkan mampu menggali dan mengelola potensi kemaritiman Indonesia. Hadirnyabuku bacaan ini diharapkan bisa menjadi bahan pengetahuan bagi generasi penerusutamanya kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mempersiapkan dirimenjadi kader-kader yang berjiwa maritim di masa depan.

Saya percaya, buku ini merupakan sumbangsih untuk merubah pola pikir para siswaagar lebih cinta pada laut.

Menteri Kelautan danPerikanan

Freddy Numberi

iii

Page 6: Website Sma 2007

SAMBUTAN SEKRETARIS UMUM

DEWAN MARITIM INDONESIA

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa secara geografis Indonesia merupakansalah satu negara maritim di dunia, memiliki pulau sebanyak + 17.504 pulau, panjangpantai + 95.181 km dan memiliki luas wilayah perairan laut sebesar 5,8 juta km2. Lautmerupakan potensi sumberdaya maritim yang sangat kaya baik hayati, non hayati maupunenergi laut yang dapat dikelola untuk menambah devisa negara.

Atas dasar potensi dan kekayaan laut yang begitu besar, maka selayaknya Indonesiamemiliki visi kedepan sebagai Negara Kelautan yang jaya dan kuat di dunia.

Dengan rasa gembira saya menyambut baik prakarsa sekretariat Dewan MaritimIndonesia (DMI) untuk menyusun dan menerbitkan buku Berwawasan Maritim yangberjudul “Kekayaan Negeriku Negara Maritim” sebagai salah satu sarana sosialisasidalam mengembangkan nilai-nilai kemaritiman.

Saya berharap kiranya buku ini merupakan sumbangsih yang berharga dalampembekalan wawasan maritim kepada kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Semoga penerbitan buku ini bermanfaat.

Jakarta, Februari 2007Sekretaris Umum

Prof. Rizald Max Rompas, M.Agr

iv

Page 7: Website Sma 2007

KATA PENGANTAR

Buku pendidikan kemaritiman edisi ini merupakan penyempurnaan dari bukupendidikan maritim sebelumnya, terutama pada materinya yang lebih diarahkan padamateri kemaritiman. Materi pelajaran kemaritiman dalam buku ini merupakan wahanamembudayakan cinta maritim sejak dini kepada anak didik atau murid melalui lembagapendidikan, khususnya di lingkungan pendidikan tingkat menengah dan masyarakatumum.

Jiwa dan semangat maritim diharapkan dapat membangun dan membentuk sikapserta wawasan anak didik terhadap kondisi geografis Indonesia sebagai suatu negarakepulauan terbesar di dunia. Wilayah perairan laut Indonesia yang lebih luas daripadadaratannya tidak cukup hanya dikenal dan dimengerti saja, tetapi diperlukan adanyasuatu kesadaran untuk mencintai maritim. Perubahan sikap, perilaku dan pengetahuandasar tentang kemaritiman sangat diperlukan bagi pembinaan generasi mendatang. Dengandemikian wawasan dan pemahaman cinta maritim harus diajarkan dan dibiasakan sejakdini terhadap anak didik atau murid.

Materi buku bacaan pendidikan kemaritiman ini meliputi berbagai hal yaitu IkhtisarKemaritiman, perkembangan kemaritiman, lingkungan laut, pemanfaatan sumberdayaalam laut permasalahan lingkungan laut, pengelolaan lingkungan laut terpadu, dan wilayahlaut yurisdiksi nasional Indonesia. Melalui paket buku bacaan pendidikan kemaritimanini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang kemaritimanpada anak didik atau murid. Disamping itu hadirnya buku bacaan ini juga dapat dijadikanbahan literatur bagi para pendidik dalam memberikan pelajaran kemaritiman.

Semoga materi dalam buku pendidikan kemaritiman ini bermanfaat bagi parapembaca sekalian, dan sumbang saran pemikiran dari pembaca sekalian sangat diharapkansebagai upaya untuk lebih menyempurnakan buku bacaan kemaritiman di masa datang.

Penulis

v

Page 8: Website Sma 2007

HalSambutan Menteri Kelautan Dan Perikanan ..................................................... iiiSambutan Sekretaris Umum Dewan Maritim Indonesia .................................. ivKata Pengantar ..................................................................................................... vDaftar Isi ................................................................................................................ vi

BAB 1 IKHTISAR KEMARITIMAN ............................................................ 11. Pengertian Maritim Dan Kelautan .................................................. 1

1.1 Pengertian Kemaritiman ........................................................ 11.2 Pengertian Kelautan ............................................................... 11.3 Pengertian Bahari ................................................................... 2

BAB 2 PERKEMBANGAN KEMARITIMAN INDONESIA ...................... 32.1. Kejayaan Kerajaan Maritim Indonesia Sebelum

Kemerdekaan ................................................................................. 32.2. Keterpurukan Kemaritiman Indonesia ........................................... 52.3. Upaya Membangun Kembali Kejayaan Kemaritiman

Indonesia ........................................................................................ 6

BAB 3 LINGKUNGAN LAUT INDONESIA ................................................ 153.1 Geografi Laut Indonesia ................................................................. 153.2 Batasan dan Sifat-Sifat Wilayah Pesisir ......................................... 163.3 Pemintakat Lingkungan Laut ......................................................... 17

BAB 4 PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM LAUT .......................... 194.1 Potensi Sumberdaya Alam Hayati .................................................. 194.2 Potensi Sumberdaya Alam Non Hayati .......................................... 244.3 Industri Maritim ............................................................................. 314.4 Manfaat Sumberdaya Laut ............................................................. 334.5 Permasalahan Lingkungan laut ...................................................... 34

BAB 5 PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAUT TERPADU ................. 385.1 Prinsip Pengelolaan Terpadu ......................................................... 385.2 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan ............................................ 395.3 Upaya Pengelolaan ......................................................................... 40

BAB 6 WILAYAH LAUT YURISDIKSI NASIONAL INDONESIA .......... 496.1 Wilayah Laut Indonesia ................................................................. 496.2 Pulau - Pulau Terluar ..................................................................... 526.3 Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga ........................ 55

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 72

DAFTAR ISI

vi

Page 9: Website Sma 2007

BAB 1IKHTISAR KEMARITIMAN

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya terdiriatas lautan dan kaya akan sumberdaya alam laut. Kita sering melihat atau mendengaristilah kelautan dan kemaritiman. Ada yang menganggap bahwa istilah kemaritiman dankelautan mempunyai arti yang sama, tetapi sementara ada pendapat bahwa pengertiankelautan mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian kemaritiman, sehinggamasyarakat masih banyak yang belum memahami tentang kelautan dan kemaritiman itusendiri. Disamping ada istilah kemaritiman dan kelautan juga didapat istilah bahari, untukmengetahui lebih lanjut tentang perbedaan pengertian kemaritiman, kelautan dan baharidapat diuraikan di bawah ini:

1.1 Pengertian KemaritimanIstilah maritim berasal dari bahasa Inggris yaitu maritime, yang berarti navigasi,

maritim atau bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu negaramaritim atau negara samudera. Pemahaman maritim merupakan segala aktivitaspelayaran dan perniagaan/perdagangan yang berhubungan dengan kelautan ataudisebut pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa maritim adalah

Terminologi Kelautan dan MaritimTerminologi Kelautan dan MaritimTerminologi Kelautan dan MaritimTerminologi Kelautan dan MaritimTerminologi Kelautan dan Maritim

berkenaan dengan laut, yangberhubungan dengan pelayaranperdagangan laut.

Pengertian kemaritiman yangselama ini diketahui oleh masya-rakat umum adalah menunjukkankegiatan di laut yang berhubungandengan pelayaran dan perdagangan,sehingga kegiatan di laut yangmenyangkut eksplorasi, eksploitasiatau penangkapan ikan bukanmerupakan kemaritiman. Dalamarti lain kemaritiman berarti sempit ruang lingkupnya, karena berkenaan denganpelayaran dan perdagangan laut.

Sedangkan pengertian lain dari kemaritiman yang berdasarkan padatermonologi adalah mencakup ruang/wilayah permukaan laut, pelagik danmesopelagik yang merupakan daerah subur di mana pada daerah ini terdapat kegiatanseperti pariwisata, lalulintas, pelayaran dan jasa-jasa kelautan.

1.2 Pengertian KelautanLaut merupakan kumpulan air asin yang luas sekali di permukaan bumi yang

memisahkan pulau dengan pulau, benua dengan benua, misalnya Laut Jawa, danLaut Merah sedangkan lautan merupakan laut yang luas sekali, seperti Lautan

1

Page 10: Website Sma 2007

Atlantik, Lautan Pasifik. Lautan ini berarti menunjuk kata Ocean dalam bahasaInggris, seperti Pacific Ocean atau Atlantic Ocean, yang sering dikemukakan sebagaiSamudera Pasifik atau Samudera Atlantik, dengan demikian berarti kata Samuderasama dengan Lautan. Pengertian laut ini sama dengan pengertian laut menurut kamuslain, yaitu bahwa laut merupakan kumpulan air asin yang satu sama lain berkaitan,karena air laut tidak selalu asin, tetapi laut dilihat dari aspek dari suatu wilayahkedaulatan negara (yuridis) sebagai pemersatu bangsa Indonesia, bukan hanyasebagai penghubung antara pulau-pulau yang terbesar di perairan Indonesia. DalamKonvensi Hukum Laut 1982, tidak memberikan definisi tentang laut atau ‘sea’ secarajelas, tetapi ternyata meskipun tidak memberikan definisi laut mencakup pengertianyang sangat luas, yaitu seperti sea bed and subsoil, collisions at sea ‘ocean’ (misalnyaOcean floor, ocean space, oceanography, oceanology), marine (misalnya marineactivities, marine scientific research, marine environment, marine life, marinemammals, marine transmissions), maritime (misalnya maritime casualty, maritimetraffic), Coast (misalnya coastal states, opposite or adjacent coasts). Pengertianlaut harus mengacu kepada konvensi atau ketentuan hukum Internasional.

Penjabaran di atas dapat menjelaskan tetang kelautan yang terdiri dari katalaut dan lautan. Definisi kelautan yang tampak sangat luas termasuk mencakupistilah kemaritiman. Istilah kelautan dipakai karena istilah ini lebih luas dan bersifatpublik dari pada sekedar menggunakan istilah kemaritiman, sehingga pengertiankelautan adalah hal-hal yang berhubungan dengan laut. Laut dan kelautan dalamkamus tersebut tidak menunjuk kepada Konvensi PBB tentang hukum Laut 1982(UNCLOS). Secara terminologi pengertian kelautan mencakup aspek yang sangatluas yaitu termasuk ruang/wilayah udara di atas permukaan air laut, pelagik (daripermukaan sampai 200 m kolom air), mesopelagik (pelagik sampai kedalaman 500m), abisal (kedalaman 500 – 700 m) hingga mencapai dasar laut (under the sea)yang dikenal sebagai landas kontinen.

1.3 Pengertian BahariBahari berarti dahulu kala, kuno, tua sekali, (contoh: zaman bahari = zaman

dahulu), indah, elok sekali, mengenai laut, bahari, atau yang dilindungi, misalnyaraja bahari berarti raja yang dilindungi (oleh dewa - dewa). Sedangkan Kebaharianadalah segala sesuatu yang berhubungan dengan laut, dan kelautan. Orang yangbekerja di laut atau pelayaran, disebut pelaut. Kamus ini menerangkan bahwa salahsatu maksud dari kata bahari adalah laut, sehingga kalau orang mengatakan wisatabahari berarti wisata laut atau wisata yang berhubungan dengan laut atau wisatadengan objeknya laut.

Pendapat lain sama dengan di atas bahwa bahari berarti yang di lindungi,misalnya, Raja bahari adalah raja yang dilindungi, zaman bahari berarti zamandahulu. Arti lain bahari adalah sesuatu yang berhubungan dengan musim semi,bagus, cantik seperti bulan pendapat ini tidak memperlihatkan bahwa arti bahari ituberhubungan dengan laut.

2

Page 11: Website Sma 2007

BAB 2PERKEMBANGAN KEMARITIMAN INDONESIA

2. 1 Kejayaan Kerajaan Maritim Indonesia Sebelum KemerdekaanPara ahli sejarah bangsa Eropa pernah melontarkan pernyataan bahwa sebetulnya

nenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka yang datang dari Asia Tenggara(Indochina/Yunan) dalam dua gelombang migrasi besar-besaran, yaitu pada 5000 tahunSM dan pada 2000 tahun SM melalui laut dan dalam mengarungi perjalanan tersebutsumber penghidupan mereka sangat tergantung dari laut. Fakta prasejarah Cadas Guayang terdapat di pulau-pulau Muna, Seram dan Arguni yang diperkirakan berasal dari1000 tahun SM dipenuhi dengan lukisan perahu-perahu layar. Juga ditemukan beberapaartefak suku Aborigin di Australia yang diperkirakan berasal dari 2500 tahun SM serupayang ditemukan di pulau Jawa. Kenyataan ini memberikan indikasi bahwa jauh sebelumgelombang migrasi dari Indochina yang datang ke Indonesia, nenek moyang bangsa-bangsa Nusantara sudah berhubungan dengan suku Aborigin di Australia lewat laut.

Peninggalan prasejarah bekas kerajaan Merina yang didirikan oleh perantau dariNusantara ditemukan juga di Madagaskar, hal ini menunjukkan bahwa nenek moyangpenduduk Nusantara pada masa itu telah memiliki teknologi pembuatan perahu bercadikdan perahu layar yang mampu mengarungi samudera dengan medan yang sangat berat.Jejak prasejarah bercirikan istilah maritim juga ditemukan di wilayah rumpun bahasaAustronesia, di mana pengaruh istilah maritim bahasa Nusantara terasa sangat kuat dibandingkan dengan pengaruh rumpun bahasa lainnya. Bertolak dari bukti prasejarahnusantara itu memberikan indikasi bahwa nenek moyang bangsa Nusantara adalah aslipelaut dan pengembara, dan sejak ribuan tahun sebelum Masehi sudah mampu menghadapigelombang besar melewati samudera Pasifik dan samudera Hindia. Kenyataan sejarahini memperlihatkan bahwa bangsa nusantara adalah pelaut-pelaut ulung yang jejakkebudayaannya masih dapat diikuti sampai sekarang.

Pada jaman Hindu-Budha mulai menyebar kebudayaannya di kepulauan Nusantara,kerajaan-kerajaan di nusantarapun melakukan kegiatan maritim aktif, baik intra insularataupun ekstra insular, hingga ke India dan Cina. Kepulauan Nusantara waktu itumerupakan wilayah yang kaya dengan komoditas perdagangan, dan geoposisi wilayahnusantara merupakan posisi silang dimana terdapat jaringan komunikasi dan transportasimaritim (misalnya rute Cina -Taruma -India), ditandai dengan ditemukannya artefak Cinadan India di Situs Batu Jaya Karawang. Salah satu kerajaan Budha yang berada dikepulauan nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya berjaya berdasarkan visi kemaritimannyayang menguasai jaringan transportasi dagang, jaringan komoditas dan jaringan pelabuhanterutama di sekitar Selat Malaka. Selain itu pemerintahan maritimnya kuat dan efektifserta tercatat sebagai pemerintahan dengan kekuatan laut yang diperhitungkan.

Kebesaran Kerajaan Sriwijaya itu dibuktikan dengan berbagai penemuan prasastidiantaranya adalah Kedukan Bukit (605 C/683 M) di Palembang, Prasasti Talang Tuwo(606 C/684 M) di sebelah barat Palembang, Prasasti Kota Kapur (608 C / 686 M) dibagian barat Pulau Bangka, Prasasti-prasasti Siddhayatra di daerah Palembang, Prasasti

3

Page 12: Website Sma 2007

Telaga Batu (605 C / 683 M) di Palembang. Selain itu ada Prasasti Karang Birahi diJambi, Prasasti Ligor (679 C / 775 M) di Tanah Genting Kra, yang melengkapi penemuanbukti-bukti peninggalan sejarah bangsa pada masa lampau. Penemuan berbagai buktisejarah keberadaan Sejarah Sriwijaya ini sangat penting untuk mengetahui perjalananpanjang dan mata rantai sejarah Nusantara khususnya mengenai kemaritiman.

Di pulau Jawa terdapat kerajaan Hindu Majapahit yang mencapai puncakkejayaannya pun berdasarkan visi maritimnya. Wilayah kekuasaannya merupakan sebarankerajaan bawahan yang memiliki pelabuhan dan komoditas dagang vital terutama beras.Kapal-kapal dan pelaut-pelaut Jawa tercatat dalam kronik-kronik di mancanegara(Sukodaya-Thailand dan Pegu-Myanmar) sebagai manifestasi kejayaan negara maritimMajapahit yang juga menjadi pusat budaya dan peradaban di Nusantara. Selain itukekuatan maritimnya merupakan modal dasar untuk melakukan kolonisasi, ekspansi danpenetrasi budaya di zaman tersebut.

Hal ini terlihat ketika seorang putera bangsa yang bernama Mahapatih Gajah Madaingin menyatukan kerajaan-kerajaan kecil Nusantara di bawah koordinasi KerajaanMajapahit. Tidak dapat dikatakan apakah Mahapatih Gajah Mada berwawasan maritimatau tidak, tetapi apa yang telah dilakukan oleh orang besar tersebut merupakan sikapyang benar dalam konteks kebijakan Kerajaan Majapahit dalam wilayah perairanNusantara yang negeri pasalnya berjumlah berpuluh-puluh baik di pulau Sumatera maupundi pulau Kalimantan. Wawasan ini tentu saja memiliki implikasi yang menyangkut strategidan kebijakan kerajaan tersebut dalam pengelolaan serta pemanfaatan laut utamanyadalam masalah transportasi serta pertahanan wilayah Majapahit sebagai pusat kerajaanyang harus mampu meng-kordinasi negeri kekuasaannya serta melindungi diri dariserangan musuh. Sistem transportasi perhubungan laut Majapahit konon diambil aliholeh Pemerintahan Hindia Belanda ketika berkuasa di wilayah Nusantara. Melihat kepadakondisi ‘maritim’ Majapahit serta potensi laut yang luar biasa selain sebagai saranaperhubungan, maka orientasi masyarakat Nusantara secara total dialihkan menjadimasyarakat darat dan dipekerjakan sebagai tenaga paksa dan kerja rodi. Dengan demikian,semangat kebaharian masyarakat Nusantara terpadamkan oleh situasi dan kondisi sosio-ekonomi serta budaya yang dengan sengaja ditransformasi oleh Belanda demi kepentinganekonomi Belanda. Dengan langkah-langkah yang di lakukan terhadap penduduk asliNusantara, Pemerintah Hindia Belanda menjalankan visi kemaritimannya, yaitu denganmenguasai wilayah perairan Nusantara dari kawasan Utara: Ternate dan Tidore, kawasanTengah: Makasar, kawasan Selatan Batavia dan sepanjang Pantura (pantai Utara PulauJawa).

Sementara itu, kerajaan dan kesultanan Islam pesisir utara Jawa, Demak, Bintara,Tuban, Lasem dan Jepara melanjutkan tradisi maritim Majapahit sekaligus menyebarkan(prolifikasi) agama Islam dan menantang keberadaan kekuatan maritim Portugis yangmulai merajalela di Nusantara karena dorongan dinamika lingkungan ekonomi strategis(direbutnya Konstantinopel oleh Turki Osmani yang mengakibatkan terganggunyaperdagangan komoditas rempah-rempah dan barang mewah dari Asia). Pada masa yangsama, kerajaan Bantenpun berkembang menjadi kekuatan maritim yang mengendalikanwilayah barat Nusantara dan mengendalikan perdagangan lada.

4

Page 13: Website Sma 2007

Peran kekuatan maritim Demak digantikan oleh Mataram yang sampai abad ke -XVII masih dapat diperhitungkan sebagai negara maritim. Perubahan visi pemerintahandan kekalahan dalam persaingan melawan VOC (kompeni dagang Hindia Timur) membuatMataram kemudian menjadi lemah dan bervisi darat.

Abad ke-XVII ditandai juga dengan berjayanya kerajaan maritim Aceh yangmelanjutkan tradisi Sriwijaya menjadi kekuatan maritim yang mengendalikan alur lautperdagangan di sekitar Selat Malaka sampai awal abad ke-XVIII sebelum kemudiantidak lagi sanggup bersaing dengan kekuatan maritim imperialis barat Belanda dan Inggris.Di kepulauan Nusantara bagian Timur, Kesultanan Makasar dan konfederasi kerajaanetnis Bugis (Bone, Sawito, Luwu, Tanete dan lain-lain) yang berwawasan Maritim menjadidua kekuatan yang mengendalikan wilayah perdagangan dan wilayah komoditas. Sifatdiaspora (penyebaran) kedua kelompok etnis ini membuat mereka hadir dimana-manadan dapat mempertahankan budaya Maritimnya hingga sekarang, meskipun keduakerajaan tersebut pun tidak sanggup menghadapi kekuatan maritim imperialis Barat (VOCmaupun Belanda).

Untuk wilayah bagian timur terdapat Kesultanan Ternate dan Tidore, yang menguasaisumber komoditas sangat penting seperti rempah-rempah, dan mengendalikan pulaperdagangan dan jaringan transportasi serta komunikasi Wilayah Timur Nusantara. Tradisiinsularitas kedua kesultanan ini sangat terlihat dan merupakan satu ciri pemahamangeostrategi ’perfect isolation’ di Kepulauan Nusantara.

2.2 Keterpurukan Kemaritiman IndonesiaKejayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim pernah mengalami keterpurukan.

Hal ini terjadi setelah masuknya VOC ke Indonesia (1602 M-1798 M). Salah satu peristiwabersejarah hilangnya kejayaan tersebut adalah dengan keluarnya perjanjian Giyanti tahun1755 yang dilakukan oleh Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta. Kedua rajaketurunan Mataram tersebut menyerahkan perdagangan hasil bumi dan rempah-rempahdari wilayahnya kepada Belanda. Keputusan kedua raja yang telah dikendalikan olehBelanda tersebut memasung kemampuan maritim bangsa Indonesia. Akibatnya terjadiproses penurunan semangat dan jiwa maritim bangsa serta perubahan nilai-nilai sosialdalam masyarakat Indonesia yang semula bercirikan maritim menjadi sifat kedaratan.

Selain itu juga yang menyebabkan keterpurukan negara maritim Nusantara padaumumnya disebabkan karena ketidakmampuannya melawan kekuatan maritim yang lebihyang dan menggunakan teknologi yang lebih canggih, dan terjadi pula kemerosotankualitas sumberdaya manusia akibat berubahnya paradigma dari bangsa maritim menjadibangsa agraris yang berorientasi daratan (land minded). Sementara itu bangsa lain yangmenganut wawasan maritim memperkaya diri dan memperkuat diri dengan landasanfikir kolonialisme, imperialisme dan exploitation de l’homme par l’homme (dominasi,eksploitasi dan pengendalian). Sumber keterpurukan lain adalah lemahnya kepemimpinandan kenegarawanan para pemimpin Nusantara sehingga mudah terseret dalam krisis politikkratonik dan konflik internal yang tidak habis-habisnya. Hal lain yang perlu diperhatikanadalah dinamika lingkungan internasional pada waktu itu yang langsung tidak langsungmempengaruhi situasi konfliktual di kepulauan Nusantara, seperti kejayaan Turki Osmani,

5

Page 14: Website Sma 2007

perang maritim antara Belanda-Inggris-Perancis, munculnya Napoleon dan sebagainya.Keterpurukan ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita agar tidak mengulangi kesalahanyang sama.

2.3 Upaya Membangun Kembali Kejayaan Kemaritiman IndonesiaSejak dahulu bangsa Indonesia sudah tekenal sebagai bangsa bahari, bangsa yang

berani mengarungi lautan luas, dan merupakan bangsa besar yang disegani oleh negara-negara besar seperti India dan China yang berlayar dan berdagang dengan menggunakankapal sendiri hingga India dan China. Namun menjadi kenyataan sekarang, sungguhironis sekarang di dunia perdagangan Indonesia takluk bahkan oleh Singapura. Olehkarenanya perlu selalu dibangkitkan dan diingatkan tentang jiwa kebesaran bahari yangdahulu pernah ada dari kerajaan-kerajaan maritim, seperti kerajaan Sriwijaya.

Bangsa Indonesia tampaknya mulai sadar dan memandang penting bahwa kejayaankemaritiman perlu diraih dan ditumbuhkan kembali. Hal ini terbukti dengan adanyaberbagai upaya yang telah dilakukan semenjak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini.Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dapat dikemukakan pada uraian di bawah ini:a. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Rakyat Indonesia yang telah menjadi satu bangsa ingin hidup dalam satu kesatuankenegaraan, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ditinjau dari aspekwilayah laut, kita mengambil alih seluruh bekas wilayah pemerintahan HindiaBelanda yaitu seluruh pulau-pulau dengan kedaulatan teritorial 3 mil laut sehinggaluas wilayah laut hanya 0,5 juta km2.Kiranya momentum dari Proklamasi Kemerdekaan merupakan waktu yang tepatuntuk melihat kembali jati diri kita sebagai bangsa maritim dan sebagai negarakepulauan terbesar di dunia. Sudah sesuaikah pembangunan bangsa yang telah kitalaksanakan selama ini dengan jati diri kita sebagai bangsa maritim? Dalam hal inikita perlu mengingat dan belajar pada sejarah kejayaan maritim Indonesiasebelumnya agar bisa tercapai suatu negara maritim yang baru yang kuat dan tangguhyang disegani oleh negara-negara di dunia.

b. UUD 1945Semenjak diproklamirkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan dari negarakita dan terkait dengan pengelolaan sumberdaya kelautan di Indonesia dalam pasalyang terdapat dalam undang-undang ini belum diatur secara jelas seperti terlihatpada pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alamyang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Memasuki era reformasi negara Indonesia baru adakejelasan dalam Undang-undang dengan mengalami beberapa kali perubahan atauamandemen yang terkait dengan pengaturan pengelolaan sumberdaya kelautan diIndonesia, seperti dapat dilihat pada Amandemen IV UUD 1945 pada Bab IX Amengenai wilayah negara yang terdapat pada pasal 25 A menyatakan “bahwa NegaraKesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

6

Page 15: Website Sma 2007

nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan denganundang-undang”. Dengan mengacuh pada Undang-undang ini maka sebagai negarakepulauan sudah menjadi kewajiban kita untuk membangun sektor maritim bagikepentingan bangsa secara keseluruhan.

c. Deklarasi DjoeandaBangsa Indonesia yang berpotensi menjadi negara dan kekuatan maritim terbesar,di masa kepemimpinan Presiden Soekarno, telah mengeluarkan suatu deklarasi yangdikenal dengan Deklarasi Djoeanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember1957. Pada dasarnya konsep Deklarasi itu memandang bahwa kepulauan Indonesiamerupakan wilayah pulau-pulau, wilayah perairan, dan dasar laut di dalamnyasebagai suatu kesatuan historis, geografis, ekonomis, dan politis. Dengan adanyakonsep ini, maka wilayah perairan nusantara yang tadinya merupakan wilayah lautlepas kini menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia yang berada di bawahkedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya Deklarasi Djoeandaini secara yuridis dituangkan dalam Undang-undang No. 4 Prp. Tahun 1960 tentangPerairan Indonesia, dan telah memungkinkan Indonesia menyempurnakan luas wilayah-nya melalui UU No. 5 1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) termasuk di dalamnyaintegrasi Timor Timur; UU No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dan UUNo. 61 tahun 1998 tentang penutupan Kantung Natuna dan Keluarnya Timor Timur.Adapun naskah Deklarasi Djoeanda secara lengkap dapat diketemukan sebagaiberikut :

NASKAH DEKLARASI DJOEANDAKABINET PERDANA MENTERI

REPUBLIK INDONESIA JAKARTAPENGUMUMAN PEMERINTAH

MENGENAIWILAYAH PERAIRAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dewan menteri, dalam sidangnya pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 1957membicarakan soal wilayah perairan Negara Republik Indonesia.Bentuk geografi Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang terdiri dari (beribu-ribu) pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri.Bagi keutuhan territorial dan untuk melindungi kekayaan Negara Indonesia semuakepulauan serta laut terletak di antaranya harus dianggap sebagai suatu kesatuanyang bulat.Penentuan batas lautan territorial seperti termaktub dalam “Territoriale Zee enMaritieme Kringen Ordonantie 1939” Stbl.1939 No.442 artikel 1 ayat (1) tidak lagisesuai dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, karena membagi wilayahdaratan Indonesia dalam bagian-bagian terpisah dengan territorialnya sendiri-sendiri.Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itu maka Pemerintah menyatakan bahwa”segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau

7

Page 16: Website Sma 2007

bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidakmemandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayahdaratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripadaperairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara RepublikIndonesia. Lalu lintas yang damai diperairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asingdijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dankeselamatan negara Indonesia”.Penentuan batas lautan territorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yangmenghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia.Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur selekas-lekasnya dengan Undang-undang.Pendirian Pemerintah tersebut akan diperhatikan dalam konperensi internasionalmengenai hak-hak atas lautan yang akan diadakan dalam bulan Pebuari 1958 diJenewa.

Jakarta, 13 Desember 1957PERDANA MENTERI

ttd.H.DJUANDA

d. Konvensi Hukum laut 1982Pada masa pemerintahan Presiden Suharto, untuk memperoleh pengakuan dari duniainternasional telah dilaksanakan perjuangan yang terus menerus di foruminternasional dan regional, sehingga pada tahun 1982 di Teluk Montego, Jamaika,terdapat 119 negara yang menandatangani Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982atau disebut juga United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS 1982),yang di dalamnya memuat sembilan buah pasal mengenai perihal ketentuan tentangPrinsip “Negara Kepulauan”. Salah satu pasal dalam Prinsip Negara Kepulauandengan memandang bahwa laut bukan sebagai alat pemisah, melainkan justru sebagaialat yang menyatukan pulau-pulau yang satu dengan lainnya. Prinsip-prinsip tentangfungsi laut sebagai alat pemersatu atau fungsi laut sebagai faktor integritas wilayahinilah yang kemudian hari menjadi wawasan kebangsaan negara Indonesia yaituyang dikenal dengan wawasan nusantara.Pengakuan dunia internasional ini ditindaklanjuti dengan diterbitkannya UU No.17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa - Bangsa tentangHUKUM LAUT 1982. Ratifikasi ini merupakan tindaklanjut dari gagasan negarakepulauan yang pada 28 tahun lalu dicetuskannya Deklarasi Djoeanda pada tanggal13 Desember 1957. Sejak itu Indonesia mempunyai kewajiban dan tanggungjawabuntuk melaksanakan Konvensi HUKUM LAUT PBB tahun 1982, dengan konvensiini selanjutnya harus dijadikan pedoman dalam penyusunan instrumen hukumnasional agar dapat menjamin penerapannya secara keseluruhan.

8

Page 17: Website Sma 2007

e. Deklarasi BunakenSejak Deklarasi Bunaken ditandatangani oleh Presiden RI pada puncak kegiatanTahun Bahari Internasional 1998 (TBI ’98) telah menegaskan bahwa mulai 26September 1998 visi pembangunan dan persatuan nasional Indonesia diarahkanberorientasi ke laut. Kegiatan TBI ‘98 merupakan program UNESCO - PBB bahwatahun 1998 sebagai Tahun Bahari Internasional sekaligus pencanangan upaya PBBdan bangsa Indonesia untuk menyadarkan umat manusia akan arti penting dari lautdan lingkungan kelautan sebagai warisan bersama umat manusia.Deklarasi Bunaken pada dasarnya secara tegas menyatakan 2 hal pokok yaitukesadaran bangsa Indonesia akan geografik wilayahnya dan kemauan yang besardari bangsa Indonesia untuk membangun kelautan. Kesadaran geografik adalahkesadaran bangsa Indonesia untuk memahami dan menyadari akan kondisi objektifwadah kepulauan Indonesia yang dua pertiga bagian wilayahnya mengembalikankondisi ekonomi Nasional, yang sedang menyelesaikan berbagai krisis ini.Adapun isi Deklarasi Bunaken secara lengkap dapat dikemukakan sebagai berikut:

DEKLARASI BUNAKEN

Menyadari bahwa:1. Laut adalah karunia Tuhan yang harus kita lindungi, pelihara dan lestarikan

lingkungannya.2. Laut Nusantara bersama darat dan udara diatasnya merupakan ruang dan wadah

kesatuan dan persatuan bangsa yang harus kita bela dan pertahankankeutuhannya.

3. Laut yang mengandung kekayaan alam beraneka ragam merupakan potensiyang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan seluruhmasyarakat Indonesia.

4. Laut adalah peluang, tantangan dan harapan untuk masa depan persatuan,kesatuan dan pembangunan bangsa Indonesia.

Maka dengan ini, atas nama seluruh bangsa Indonesia, saya menyatakan bahwa:1. Mulai saat ini Visi Pembangunan dan persatuan nasional Indonesia harus juga

berorientasi kelaut.2. Semua jajaran pemerintah dan masyrakat hendaknya juga memberikan

perhatian untuk pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan potensikelautan Indonesia.

Bunaken, 26 September 1998Presiden Republik Indonesia,

ttd.Bacharuddin Jusuf Habibie

9

Page 18: Website Sma 2007

f. Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999Pada masa pemerintahan orde baru, sebagai landasan dalam pembangunan Indonesiaberpedoman kepada amanat GBHN. Pada masa GBHN tahun 1973 sampai tahun1998 pembangunan di bidang kelautan kurang mendapat perhatian dari pemerintah,sehingga pembangunan kelautan masih jauh tertinggal dengan pembangunan disektor lain. Namun seiring dengan reformasi pembangunan terbukti sektor kelautantelah mulai diperhatikan pemerintah, hal ini dengan adanya kebijakan pembangunandi bidang kelautan sebagaimana diamanatkan dalam GBHN tahun 1999 yangdiarahkan pada upaya sebagai berikut:1). Peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan sesuai

kemampuan lestari sumber daya ikan dan daya dukung lingkungan;2). Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, kelautan dan perikanan,

khususnya nelayan dan petani ikan kecil;3). Pengelolaan lingkungan kawasan perairan tawar, pesisir, pulau-pulau kecil

dan lautan;4). Peningkatan peran laut sebagai pemersatu bangsa (perekat antar nusa) dan

budaya bahari.Kemudian strategi pembangunan maritim yang akan ditempuh adalah meliputi:1). Memanfaatkan sumberdaya maritim secara optimal, efesien, dan berkelanjutan;2). Memberdayakan sosial-ekonomi masyarakat pesisir;3). Menerapkan penggunaan IPTEK yang ramah lingkungan dan manajemen

professional pada setiap mata rantai usaha bidang kelautan dan perikanan;4). Mengembangkan dan memperkuat jaringan ekonomi;5). Mengembangkan dan memperkuat sistem informasi maritim;6). Membangun dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif;7). Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya maritim;8). Merehabilitasi ekosistem habitat pesisir dan laut;9). Mengembangkan sistem dan mekanisme hukum serta kelembagaan nasional

dan internasional;10). Menanamkan wawasan kelautan kepada seluruh masyarakat;11). Pengelolaan kawasan-kawasan maritim yang berpotensi konflik terutama di

wilayah perbatasan antar negara.Berdasarkan arah kebijakan pembangunan sebagaimana dituangkan dalam GBHN1999, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memperhatikanpembangunan di bidang kelautan dan telah menetapkan strategi dalam mengelolasumberdaya maritim.

g. Pembentukan Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan dan LembagaDewan Maritim IndonesiaSeiring dengan reformasi pembangunan, timbul tuntutan untuk mencari kebijakanpembangunan yang baru dan kebutuhan untuk membangun bidang kelautan sangat

10

Page 19: Website Sma 2007

besar. Implikasinya maka tahun 1999 pada Kabinet Reformasi di bawahpemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan komitmennya terhadappembangunan kelautan. Komitmen pemerintah pembangunan di bidang maritimmakin menampakan harapan cerah dengan telah dibentuknya Departemen EksplorasiLaut dan Perikanan (DELP) yang sekarang menjadi Departemen Kelautan danPerikanan (DKP), dalam menjalankan tugasnya memiliki keterbatasan tugas danfungsinya dalam mengelola sektor kelautan, untuk itu dalam rangka mengkoor-dinasikan permasalahan kelautan yang selama ini dalam pengelolaannya masihbersifat sektoral dibentuk lembaga Dewan Maritim Indonesia (DMI) berdasarkanKeppres No. 161 tahun 1999. DMI bertugas membantu Presiden RI dalam menetap-kan kebijakan umum di bidang kelautan. Dalam melaksanakan tugasnya DMImenyelenggarakan fungsi (a) merumuskan kebijakan kewilayahan nasional,eksplorasi, pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan di bidang kelautan dalamrangka pembangunan yang berkelanjutan (b) memberikan pertimbangan kepadaPresiden mengenai hal-hal tersebut di atas, dan hal-hal lain atas permintaan Presiden(c) melakukan konsultasi dengan lembaga terkait, baik pemerintah maupun nonpemerintah dalam rangka keterpaduan kebijakan di bidang kelautan (d) mencaripemecahan masalah dan mengevaluasi kebijakan di bidang kelautan. Kedua lembagatersebut diharapkan menjadi suatu lembaga yang mampu menjadi wadah untukmengelola sektor kelautan yang mempunyai potensi yang sangat besar, sehingga kedepan dapat meningkatkan devisa negara yang pada gilirannya dapat meningkatkankesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

h. Seruan Sunda KelapaPada tanggal 27 Desembar 2001, dalam rangka upacara Peringatan Hari NusantaraTahun 2001, bertempat di Pelabuhan Rakyat Sunda Kelapa Jakarta, telahdicanangkan “Seruan Sunda Kelapa” oleh Presiden RI Megawati Sukanoputri yangpada intinya seruan tersebut mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bersama-sama membangun kekuatan maritim/kelautan, dengan berlandaskan pada kesadaranpenuh bahwa bangsa Indonesia hidup di negara kepulauan terbesar di dunia, denganalam laut yang kaya akan berbagai sumberdaya alam.Isi Seruan Sunda Kelapa meliputi 5 pilar program dalam pembangunan untuk menujunegara maritim sejati. Adapun 5 pilar program tersebut meliputi: Membangunkembali wawasan bahari, Menegakkan kedaulatan secara nyata di laut,Mengembangkan industri dan jasa maritim secara optimal dan lestari bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, Mengelola kawasan pesisir, laut dan pulau kecil, danMengembangkan hukum nasional di bidang maritim.Adapun naskah Seruan Sundah Kelapa secara lengkap dapat dikemukakan sebagaiberikut:1. Membangun kembali wawasan bahari, melalui:

a) Pendidikan Nasional;b) Perencanaan pembangunan yang seimbang antara matra darat dan laut;

dan

11

Page 20: Website Sma 2007

c) Pengembangan dan upaya lain untuk memasyarakatkan nilai-nilai budayabahari.

2. Menegakkan kedaulatan secara nyata di laut, melalui:a) Peningkatan kemampuan pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum

di laut; danb) Partisipasi masyarakat.

3. Mengembangkan industri dan jasa maritim secara optimal dan lestari bagisebesar-besarnya kemakmuran rakyat, antara lain:a) Perikanan, yang meliputi budidaya, penangkapan secara terkendali, dan

pengolahan hasil perikanan;b) Wisata bahari;c) Pelayaran nasional, penerapan asas cabotage, pembangunan armada dan

pemberdayaan pelayaran rakyat;d) Energi dan sumberdaya mineral, dengan lebih mengintensifkan eksplorasi

dan eksploitasi dasar laut termasuk landas kontinen;e) Industri perkapalan, konstruksi dan bangunan laut serta pantai.

4. Mengelola kawasan pesisir, laut dan pulau kecil untuk menciptakanpertumbuhan ekonomi secara serasi dan berkelanjutan.

5. Mengembangkan hukum nasional di bidang maritim.

Jakarta, 27 Desember 2001PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttdMEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Dengan seruan ini, kesadaran bangsa melalui pemerintah mengajak seluruh bangsaIndonesia untuk bersama-sama membangun kekuatan maritim/kelautan, melalui 5pilar program dalam pembangunan untuk menuju negara maritim sejati.

i. Gerbang Mina BahariSelain perlu dibangunnya pilar-pilar pendukung untuk menjadi negara maritim, yangberisi tentang : Wawasan Maritim, Kedaulatan Nyata di laut, Industri Maritim,Tata Ruang Maritim dan Sistem Hukum Maritim. Sebagaimana diamanatkan dalamSeruan Sunda Kelapa Presiden RI pada tahun 2003 juga mencanangkan program“Gerbang Mina Bahari” di Provinsi Gorontalo yang secara serentak dan terpadudirencanakan, dilaksanakan dan dikendalikan diseluruh Indonesia, diharapkanseluruh kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan yang selama ini telahdilaksanakan secara sektoral dapat dilaksanakan dengan terintegrasi danterkoordinasi, sehingga pembangunan kelautan dan perikanan akan berjalan efektif.

12

Page 21: Website Sma 2007

Gerbang Mina Bahari dilaksanakan bersifat lebih khusus di bidang IndustriPerikanan, Pelayaran dan Wisata Bahari dibandingkan dengan Seruan Sunda Kelapayang bersifat lebih umum. Adapun Misi Gerbang Mina Bahari adalah melakukanpercepatan implementasi pembangunan kelautan dan perikanan untuk mengatasikrisis ekonomi menuju Indonesia yang maju dan makmur melalui pemanfaatansumber daya kelautan dan perikanan secara optimal, berkelanjutan dan berkeadilan.Tujuan pelaksanaan Gerbang Mina Bahari, antara lain:1. Meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir

lainnya.2. Meningkatkan penerimaan devisa Negara dan kontribusi terhadap PDB.3. Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.4. Meningkatkan konsumsi ikan dan penyediaan bahan baku industri di dalam

negeri.5. Memelihara kelestarian sumberdaya hayati perairan beserta ekosistemnya.Dengan adanya Gerbang Mina Bahari diharapkan terjadi percepatan pembangunankelautan dan perikanan secara sistematis dan terukur, yang dilakukan oleh seluruhunsur, baik yang ada di Departemen Kelautan dan Perikanan, KementerianKebudayaan dan Pariwisata, Departemen Perhubungan, maupun lintas sektoral yangdidukung oleh seluruh elemen bangsa guna meningkatkan ekonomi masyarakat,dan mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional.

j. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2005 tentang PemberdayaanPelayaran Nasional.

Selama ini Industri pelayaran kita masih terpuruk, dimana + 96 % angkutanlaut ekspor impor dan 50 % angkutan domestik dilayani kapal bendera asing.Akibatnya pelayaran tradisionalpun semakin melemah. Keterpurukan ini tidak hanyaberdampak ekonomi, tetapi juga bermakna sebagai tanda “kedaulatan yang lemah”,mengingat bendera asing pada kapal mencerminkan kedaulatan asing.

Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden(Inpres) Nomor 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Pelayaran Nasional, yang berisitentang strategi pembangunan pelayaran nasional untuk mewujudkan visi pelayarannasional yang menjadi “tuan rumah di negeri sendiri”, bisnis yang terintegrasisecara vertikal dan horizontal, dan antara modern dengan tradisional.Program yang diperlukan, antara lain :1. Pemberlakuan “Cabotage”, yaitu hak pelayaran domestik oleh perusahaan,

kapal, dan awak dalam negeri;2. Pembangunan armada niaga dan pelayanan pelabuhan;3. Membangun keterkaitan antar jasa pelayaran dengan sistem produksi dan

ekspor impor Indonesia; dan4. Membangun kesepakatan antar provinsi dalam menyusun sistem pelayaran

dan pelabuhan nasional;

13

Page 22: Website Sma 2007

5. Faktor kunci keberhasilan untuk membangun industri pelayaran, antara lain;6. Pemberlakuan “Cabotage” secara konsekuen;7. Kemudahan kredit, fiskal (pajak), dan tarif pelayanan pelabuhan;8. Sistem dan prosedur investasi, industri, dan perjanjian tarif dan perdagangan

nasional bilateral, dan Internasional yang menyeluruh;9. Kemampuan manajerial mengintegrasikan bisnis pelayaran dengan sistem

produksi, dan ekspor impor.Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2005 tentangPemberdayaan Pelayaran Nasional, dapat disimpulkan bahwa pemerintah telahmenyadari akan pentingnya potensi pelayaran nasional dalam mendukungperekonomian nasional.

14

Page 23: Website Sma 2007

BAB 3LINGKUNGAN LAUT INDONESIA

3.1 Geografi Laut IndonesiaBagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin, kita sebut dengan istilah “laut”,

sedangkan laut yang sangat luas dan diapit oleh benua-benua, yang di sebut denganistilah “samudera”. Di permukaan bumi terdapat 3 (tiga) samudera utama, yaitu SamuderaAtlantik, Pasifik dan Hindia. Sebagai tambahan, masih ada 2 (dua) buah nama samudera,yaitu Samudera Artika (perairan yang mengelilingi kutub utara) dan Samudra Antartika(perairan yang terletak di sepanjang daratan kutub selatan).

Indonesia sebagai negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik danSamudera Hindia. Laut-laut Indonesia yang terletak antara Sabang sampai Merauke,dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bagian, yaitu:a. Laut Cina Bagian Selatan. Yang termasuk kedalam kelompok ini ialah laut Jawa,

selat Sunda, selat Karimata, selat Gaspar, selat Bangka dan selat Malaka. Padaumumnya, kelompok laut dan selat ini memiliki kejelukan (kedalaman) yang dangkal.Dasar dari pada kelompok laut ini adalah Paparan Sunda yang permukaannya hampirrata. Istilah “paparan” itu sendiri berarti dasar laut yang datar dan dangkal.

b. Laut Sulu, yang berbentuk basin (lembah) empat persegi panjang dengan bagianterjeluk (terdalam) sekitar 5.580 m dan semakin ke Timur semakin jeluk.

c. Perairan jeluk Kawasan Timur Indonesia (KTI). Laut yang termasuk kedalamkelompok ini ialah: Laut Sulawesi, selat Makasar, laut Flores, laut Maluku, lautHalmahera, laut Seram, laut Banda, laut Sawu dan laut Timor.

d. Paparan Arafura, yang menghubungkan daratan Papua dengan daratan Australia.Selat yang terdapat antara Papua dan Australia disebut selat Tores.

e. Bagian perairan Samudra Hindia. Pada bagian ini, terdapat basin-basin (lembah didasar laut) besar, yaitu terdapat di sebelah Barat pulau Sumatera dan sebelah Selatanpulau Jawa. Selain basin-basin tersebut, di bagian ini terdapat juga palung (jurangdalam di dasar laut) yang memanjang dan sejajar pantai Barat Sumatera, pantaiSelatan Jawa, dan pantai Selatan pulau-pulau di Nusa Tenggara. Diantara palung-palung tersebut, terdapat palung yang dikenal sebagai Palung Ganda Sunda yaknidua buah palung dengan bagian terjeluk masing-masing 5.160 m dan 7.450 m.Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan laut yang mudah

terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputidaratan dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia.Wilayah ini bukan hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatanperikanan dan pertanian, tetapi juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam,seperti mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang indah, yang dapatdimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagaialur pelayaran.

15

Page 24: Website Sma 2007

3.2 Batasan dan Sifat-Sifat Wilayah PesisirWilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke

arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapatpengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut yang dicirikanoleh jenis vegetasi yang khas. Wilayah pesisir juga merupakan suatu wilayah peralihanantara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline) maka suatu wilayahpesisir memiliki 2 macam batas (boundaries), yaitu batas sejajar garis pantai (long shore)dan batas tegak lurus terhadap garis pantai (cross shore). Batas wilayah pesisir ke arahlaut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah paparan benua (continental shelf),dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di daratseperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatanmanusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik karena merupakan tempatpertemuan pengaruh antara darat, laut dan udara (iklim). Pada umumnya wilayah pesisir,khususnya perairan estuaria, mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi, kaya akan unsurhara dan menjadi sumber zat organik yang penting dalam rangkai makanan di laut. Namundemikian, perlu dipahami bahwa sebagai tempat peralihan antara darat dan laut, wilayahpesisir ditandai oleh adanya gradient perubahan sifat ekologi yang tajam, oleh karena itumerupakan wilayah yang peka terhadap gangguan akibat adanya perubahan lingkungandengan fluktuasi di luar normal. Dari segi fungsi, wilayah pesisir merupakan zonapenyangga (buffer zone) bagi hewan-hewan migrasi.

Akibat pengaruh aktifitas manusia yang meningkat, seperti pencemaran minyakhasil kegiatan eksploitasi tambang minyak di lepas pantai serta transportasi minyak,buangan limbah pemukiman dan industri, perairan pesisir akan mengalami tekanan(stress), yang mengarah pada menurunnya kualitas lingkungan wilayah pesisir karenaterganggu keseimbangan alami. Apalagi ditambah dengan penangkapan ikan yangberlebihan (over fishing) dan pengrusakan ekosistem koral secara fisik.

Wilayah pesisir terbagi menjadi dua subsistem, yaitu daratan pesisir (shoreland),dan perairan pesisir (coastal water), dimana keduanya berbeda tapi saling berinteraksi.Secara ekologis, daratan pesisir sangat kompleks dan mempunyai nilai sumber dayayang tinggi. Namun demikian yang perlu diperhatikan adalah sistem perairan pesisir danpengaruhnya terhadap perairan pesisir dan pengaruhnya terhadap daya dukung (carryingcapacity) ekosistem wilayah pesisir. Pengaruh daratan pesisir terhadap perairan pesisirterutama terjadi melalui aliran air (run off). Perairan pesisir secara fungsional terdiridari perairan estuaria (estuaria regime), dan perairan samudera (oceanic regime). Perairanestuaria adalah suatu perairan pesisir yang semi tertutup, yang berhubungan bebas denganlaut, sehingga dengan demikian estuaria dipengaruhi oleh pasang surut, dan terjadi pulapercampuran yang masih dapat diukur antara air laut dengan air tawar yang berasal daridrainasi daratan (Odum, 1971). Perairan pantai meliputi laut mulai dari batas estuaria kearah laut sampai batas paparan benua atau batas teritorial. Sedangkan perairan samuderameliputi semua perairan ke arah laut terbuka dari batas paparan benua atau batas teritorial.Klasifikasi wilayah pesisir menurut komunitas hayati yaitu: (1) Ekosistem litoral yang

16

Page 25: Website Sma 2007

terdiri dari pantai dangkal, pantai batu, pantai karang, pantai lumpur; (2) Hutan payau;(3) Vegetasi terna rawa payau; (4) Hutan rawa air tawar; dan (5) Hutan rawa gambut.

3.3 Pemintakatan Lingkungan LautIstilah “pemintakatan” merupakan terjemahan dari istilah “zonasi”, yang artinya

adalah pemisahan suatu ruang lingkungan kedalam bagian-bagiannya (mintakat-mintakatnya). Karena lingkungan laut terdiri dari bagian dasar laut dan kolom air yangada di atasnya, maka laut dapat dibagi kedalam 2 (dua) mintakat utama, yakni mintakatpelagik dan mintakat bentik. Mintakat pelagik meliputi seluruh kolom air, sedangkanmintakat bentik meliputi seluruh lingkungan dasar.

3.3.1. Mintakat PelagikMintakat pelagik ini mencakup kolom air mulai dari permukaan dasar laut sampaiparas (permukaan) laut. Kita akan membahas mintakat pelagik ini, baik secarahorizontal maupun secara vertikal.Secara horizontal, mintakat pelagik terdiri dari mintakat Neritik dan mintakatOseanik. Pembagian ke dalam 2 (dua) jenis mintakat ini adalah berdasarkan sifatfisiografik. Mintakat neritik merupakan wilayah lingkungan perairan yang terletakdiatas landas benua, sedangkan mintakat oseanik merupakan wilayah lingkunganperairan yang terletak di luar landas benua. Kejelukan yang tegas membatasi antarakedua mintakat tersebut sebetulnya tidak ada, tetapi batas kedua mintakat tersebutdapat diperkirakan berada pada kejelukan antara 150-200 m. Perbedaan secarakimiawi antara kolom air pada mintakat neritik dan mintakat oseanik adalah bahwamintakat neritik memiliki kandungan hara yang lebih berlimpah dibandingkandengan mintakat oseanik, sedangkan perbedaan secara fisika adalah bahwa mintakatneritik lebih tinggi kandungan sedimennya sehingga penembusan cahayanya lebihdangkal. Hal ini terjadi karena mintakat neritik lebih dekat ke darat sehingga lebihbanyak mendapatkan kiriman berbagai zat terlarut yang mengalir dari darat ke laut.Secara vertikal, mintakat pelagik terdiri dari: mintakat Epipelagik, Mesopelagik,Batipelagik dan Abisopelagik. Pembagian kedalam 4 (empat) jenis mintakat iniadalah berdasarkan sifat kejelukan. Sifat keempat mintakat tersebut adalah:a. Mintakat epipelagik merupakan bagian kolom air paling atas. Ketebalan

mintakat ini hampir sama dengan ketebalan lapisan penembusan cahaya yangefektif untuk fotosintesis, yaitu sekitar 200 m. Oleh karena itu mintakatepipelagik disebut juga sebagai mintakat Fotik.

b. Mintakat mesopelagik terletak dibawah mintakat epipelagik, yaitu terletakantara kejelukan 200-1000 m. Karena letaknya dibawah mintakat fotik makamulai dari mintakat mesopelagik sampai kepada mintakat abisopelagik, disebutsebagai mintakat Afotik. Artinya, pada mintakat ini tidak terdapat kegiatanyang menghasilkan produksi primer dan mintakat mesopelagik dihuni olehkonsumen primer yang memanfaatkan detritus (jasad renik) yang turun darilapisan yang lebih dangkal.

17

Page 26: Website Sma 2007

c. Mintakat batipelagik meluas dari kejelukan 1000 m sampai kejelukan 4000 matau sama dengan kejelukan dasar laut jeluk. Sifat-sifat fisiknya seragam.

d. Mintakat abisopelagik meluas ke bagian-bagian terjeluk dari samudra dandisebut juga sebagai mintakat palung. Biota air yang hidup di mintakat inimengalami kegelapan karena tidak ada cahaya, suhu dingin dan tekanan airyang tinggi. Di perairan abisopelagik ini tidak ada cahaya kecuali cahaya yangberasal dari hewan-hewan laut (bioluminescence).

3.3.2.Mintakat BenthikMintakat bentik yang merupakan mintakat dasar laut, terbagi kedalam mintakatlitoral dan mintakat abisal.Mintakat litoral meluas mulai dari garis pasang tertinggi sampai ke pinggir paparanbenua. Garis batas antara mintakat litoral dengan mintakat abisal biasanya terletakpada kejelukan 200 m dan sekaligus merupakan batas kemampuan tembus sinarmatahari. Mintakat litoral masih dapat dibagi lagi ke dalam 3 (tiga) mintakat utama,yaitu terdiri:a. Mintakat Atas-Litoral, yang merupakan bentangan pantai diatas mintakat litoral.

Mintakat ini dapat mengalami siraman air laut pada saat air pasang, sehinggakadang-kadang disebut mintakat siraman.

b. Mintakat Tengah-Litoral, yang membentang mulai dari garis pasang rata-ratateratas sampai surut rata-rata terbawah dan sering disebut sebagai mintakatpasut (pasang surut) atau mintakat teritip. Mintakat ini mengalami kekeringandan perendaman di sebagian waktu dalam sehari.

c. Mintakat Bawah-Litoral, yang terletak di bawah mintakat pasut dan selaluterendam di bawah permukaan laut, sehingga disebut pantai terendam. Mintakatini membentang sampai ke pinggir paparan benua.

Mintakat abisal meluas mulai dari pinggir paparan benua sampai ke bagian dasarlaut terjeluk dari samudra. Kebanyakan lingkungan dasar abisal ini menyerupaibahan lumpur dan jarang sekali yang berupa benda-benda keras seperti batu. Dasarsamudra jeluk terdiri dari endapan kapur, terutama dari kerangka Foraminifera,endapan silika, terutama dari kerangka diatom, dan lempung merah di dasar yanglebih jeluk dengan tekanan air luar biasa besarnya sehingga membuat zat-zat lainmudah sekali terlarut. Mintakat abisal ini 82 % berkejelukan 2.000 m sampai 6.000m dengan suhu yang stabil antara 40C dan 1,20C.

18

Page 27: Website Sma 2007

BAB 4PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM LAUT

4.1 Potensi Sumberdaya Alam HayatiSumberdaya alam laut hayati adalah merupakan sumberdaya yang dapat pulih

(Renewable Resources) atau merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui misalnya:sumber daya perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), mangrove, dan terumbu karang.

Potensi sumberdaya hayati seperti jenis ikan pelagis kecil terdapat hampir di semuakawasan perairan Indonesia terutama Laut Jawa dan Selat Sunda, Laut Flores dan SelatMakassar, Laut Arafuru, dan Samudera Hindia. Sementara jenis ikan demersal banyakterdapat di perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan, Laut Jawa dan Selat Sunda, danLaut Arafuru, yang jumlahnya diperkirakan mencapai masing-masing sebesar 655.700ton, 431.200 ton dan 246. 800 ton per tahun. Sementara perikanan udang, terutama terdapatdi perairan Arafuru dan Samudera Hindia yang memiliki potensi masing-masing sebesar21.500 ton dan 12.500 ton per tahun. Komoditi perikanan lainnya yang bernilai ekonomitinggi adalah kepiting bakau dan rajungan, yang dapat di temui di hampir seluruh kawasanperairan Indonesia. Jenis ikan karang memiliki potensi yang cukup besar pula, mencapai52.224 ton per tahun, dimana lokasi yang memiliki potensi tertinggi terdapat di wilayahperairan selatan pulau Sulawesi yakni sekitar 11.914 ton per tahun. Sementara untukjenis perikanan laut lainnya seperti jenis moluska dan penyu laut, merupakan potensiyang memiliki keanekaragaman yang tinggi yang tersebar di seluruh perairan Indonesia.

Disamping jenis ikan, di periaran Indonesia juga terdapat jenis rumput laut sepertiEuchema, Hypnea, Gracilaria, Gelidium, Sargassum, dan Turbinaria. Jenis Euchema danGracilaria telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir Indonesia, terutamamasyarakat di Kepulauan Riau, Lampung, Kepulauan Seribu, Bali dan Lombok, Flores,Sumba, dan Sulawesi. Potensi sumberdaya hayati lainnya yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha marikultur (maricul ture), yang dikelompokkan menjadi duajenis kegiatan yakni budidaya berbasis laut (marine based aquaculture) dan budidayatambak (landbased aquaculture).

Adapun wilayah pengembangan perikanan (WPP) meliputi Selat Malaka, Laut CinaSelatan, Laut Jawa, Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram sampaiTeluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, Laut Arafura dan Samudera Hindia.

Kemudian untuk penyebaran potensi jenis-jenis sumberdaya alam hayati laut dapatdigolongkan menjadi 11 jenis. Adapun penyebaran potensi jenis-jenis sumberdaya alamhayati laut tersebut:1). Pelagis Besar

Kelompok pelagis besar meliputi jenis-jenis ikan antara lain: tuna besar dan cakalang,tongkol, tenggiri, setuhuk, Ikan Pedang, layangan, dan Cucut.Luas sebaran total ikan tuna besar dan ikan cakalang di Perairan Indonesia masing-masing adalah sebesar 4.158.000 km2 yang terbesar di Samudera Indonesia(1.792.000 km2), Selat Makasar-Laut Flores (605.000 km2), Laut Banda (327.000

19

Page 28: Website Sma 2007

km2), Laut Seram-TelukTomini (440.000 km2), LautAra fura (172.000 km2) danLaut Sulawesi -LautanPasifik (822.000 km2).Luas sebaran total ikanTongkol di Perairan Indo-nesia adalah sebesar 4.820.000 km2 yang tersebar diSamudera Indonesia (1.792.000 km2), Laut Jawa (400.000 km2), Selat Makasar-Laut Flores (605.000 km2),Laut Banda (327.000 km2),Laut Arafura (429.000 km2)dan Laut Sulawesi - Laut

Wilayah Pengembangan Perikanan (WPP) danWilayah Pengembangan Perikanan (WPP) danWilayah Pengembangan Perikanan (WPP) danWilayah Pengembangan Perikanan (WPP) danWilayah Pengembangan Perikanan (WPP) dan

Potensi SumberdayaPotensi SumberdayaPotensi SumberdayaPotensi SumberdayaPotensi Sumberdaya

Pasifik (827.000 km2).Luas sebaran ikan Tenggiri di Perairan Indonesia adalah sebesar 4.558 km2 yangtersebar di Samudera Indonesia (1.792.000 km2), Laut Jawa (400.000 km2), SelatMakasar-Laut Flores (605.000 km2), Laut Banda (327.000 km2), Laut Seram-TelukTomini (400.000 km2), Laut Arafura (172.000 km2) dan Laut Sulawesi-Lautan Pasifik(822.000 km2).Luas sebaran total ikan-ikan setuhuk, ikan pedang, layanan dan cucut di perairanIndonesia adalah sebesar 4.158.000 km2 yang tersebar di Samudera Indonesia(1.792.000 km2), Selat Makasar-Laut Flores (605.000 km2), Laut Banda (327.000km2), Laut Seram-Teluk Tomini (440.000 km2), Laut Arafura (172.000 km2) danLaut Sulawesi-Lautan Pasifik (822.000 km2).

2). Pelagis KecilKelompok pelagis kecil meliputi jenis-jenis ikan antara lain: alu-alu, layang, selar,tetengkek, daun bambu, sunglir, julung-julung, teri, japuh, tembang, lemuru, parang-parang, terubuk, kembung, ikan terbang, belanak dan kacang-kacang. Luas sebarantotal ikan pelagis kecil di perairan Indonesia sebesar 3.433.000 km2 yang tersebardi Samudera Indonesia (454.000 km2), Selat Malaka (92.000 km2), Laut Cina Selatan(550.000 km2), Laut Jawa (400.000 km2), Selat Makassar dan Laut Flores (473.000km2), Laut Banda (220.000 km2), Laut Seram dan Teluk Tomini (306.000 km2),Laut Arafura (438.000 km2) serta Laut Sulawesi dan Lautan Pasifik (500.000 km2).

3). DemersalKelompok demersal meliputi berbagai jenis ikan, antara lain: peperek, bloso,

manyung, biji nangka, kurisi, swangi, gulamah, bawal, layur, senangin/kuro, lencam,kakap merah, kakap putih, pari, sembilang, bintal landak, kue, gerot-gerot, buluayam, kerong-kerong, payus (sillago), etelis dan remang. Luas sebaran total di

20

Page 29: Website Sma 2007

perairan Indonesia sebesar 1.726.000 km2, yang tersebar di Samudera Indonesia(115.000 km2), Selat Malaka (80.000 km2), Laut Cina Selatan (558.000 km2), LautJawa (392.000 km2), Selat Makassar dan Laut Flores (109.000 km2), Laut Banda(9.000 km2), Laut Seram dan Teluk Tomini (81.000 km2), Laut Arafura (329.000km2) serta Laut Sulawesi dan Lautan Pasifik (53.000 km2).

4). Udang dan Crustaceae LainnyaLuas sebaran total udang penaeid di perairan Indonesia sebesar 604.000 km2, yangtersebar di Samudera Indonesia (95.000 km2), Selat Malaka (55.000 km2), LautCina Selatan (112.000 km2), Laut Jawa (114.000 km2), Selat Makassar dan LautFlores (23.000 km2), Laut Banda (15.000 km2), Laut Seram dan Teluk Tomini (23.000km2), Laut Arafura (119.000 km2) serta Laut Sulawesi dan Lautan Pasifik (48.000km2). Sedangkan untuk sebaran lobster di perairan Indonesia sebesar 6.799.000km2, yang tersebar di Samudera Indonesia (1.542.000 km2), Selat Malaka (703.000km2), Laut Cina Selatan (598.000 km2), Laut Jawa (870.000 km2), Selat Makassardan Laut Flores (1.078.000 km2), Laut Banda (646.000 km2), Laut Seram dan TelukTomini (452.000 km2), Laut Arafura (212.000 km2) serta Laut Sulawesi dan LautanPasifik (698.000 km2).

5). Kerang-Kerangan (Bivalva), Molusca, Teripang dan Cumi-CumiLuas sebaran total cumi-cumi di perairan Indonesia sebesar 28.255.000 km2, yangtersebar di Samudera Indonesia (3.745.000 km2), Selat Malaka (1.863.000 km2),Laut Cina Selatan (2.697.000 km2), Laut Jawa (5.042.000 km2), Selat Makassardan Laut Flores (3.883.000 km2), Laut Banda (51.000 km2), Laut Seram dan TelukTomini (7.128.000 km2), Laut Arafura (3.394.000 km2) serta Laut Sulawesi dan

Sembilan Wilayah Pengelolaan PerikananSembilan Wilayah Pengelolaan PerikananSembilan Wilayah Pengelolaan PerikananSembilan Wilayah Pengelolaan PerikananSembilan Wilayah Pengelolaan Perikanan

Lautan Pasifik (452.000 km2).6). Ikan karang

Luas sebaran total ikankarang di perairan Indonesiasebesar 1.830.000 km2, yangtersebar di Samudera Indo-nesia (243.000 km2), LautCina Selatan (299.000 km2),Laut Jawa (129.000 km2),Selat Makassar dan LautFlores (455.000 km2), LautBanda (356.000 km2), LautSeram dan Teluk Tomini(125.000 km2), Laut Arafura(62.000 km2) serta LautSulawesi dan Lautan Pasifik (161.000 km2).

7). Ikan HiasLuas sebaran total ikan hias di perairan Indonesia sebesar 1.830.000 km2, yangtersebar di Samudera Indonesia (243.000 km2), Laut Cina Selatan (299.000 km2),

21

Page 30: Website Sma 2007

Laut Jawa (129.000 km2), Selat Makassar dan Laut Flores (455.000 km2), Laut Banda(356.000 km2), Laut Seram dan Teluk Tomini (125.000 km2), Laut Arafura (62.000km2) serta Laut Sulawesi dan Lautan Pasifik (161.000 km2).

8). Padang LamunLamun (sea grass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikandiri untuk di bawah permukaan air laut. Lamun hidup diperairan dangkal agakberpasir, sering juga dijumpai di ekosistem terumbu karang. Sama halnya denganrerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebat di dasarlaut yang masih terjangkau oleh sinar matahari dengan tingkat energi cahaya yangmemadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknyaseperti pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumputyang tumbuh menjalar di bawah permukaan dasar laut.

Di wilayah perairan Indonesia terdapat sedikitnya 7 marga dan 13 spesieslamun, antara lain marga Hydrocharitaceae dengan spesiesnya Enhalus Acoroides.Penyebaran ekosistem padang lamun di Indonesia mencakup perairan Jawa,Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusatenggara dan Irian Jaya. Didunia, secara geografis lamun ini tampaknya memang terpusat di dua wilayah yaituIndo Pasifik Barat dan Karibia.Keberadaan padang lamun di lingkungan pesisir berfungsi sebagai berikut:a. Sistem perakaran lamun yang padat dan saling menyilang dapat menstabilkan

dasar laut dan mengakibatkan kokoh tertanamnya lamun dalam dasar laut.b. Padang lamun berfungsi juga sebagai perangkap sedimen yang kemudian

diendapkan dan distabilkan.Kegunaan dari padang lamun seperti padang lamun segar merupakan makanan bagiikan duyung (yang sebenarnya bukan jenis ikan, melainkan hewan menyusui), penyulaut, bulu babi dan beberapa jenis ikan. Padang lamun juga merupakan daerahpenggembalaan (grazzing ground) yang penting bagi hewan-hewan laut. Ikan lautlainnya dan udang tidak makan daun segar melainkan serasah (detritus) dari lamun.Detritus ini dapat tersebar luas oleh arus ke perairan di sekitar padang lamun. Padanglamun merupakan habitat bagi bermacam-macam ikan (umumnya ikan berukurankecil) dan udang.

9). Rumput LautPotensi rumput laut (algae) di perairan Indonesia dapat diamati dari potensi lahanbudi daya rumput laut yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi usaha rumputlaut di Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan potensi produksi sebesar482.400 ton per tahun.Sampai saat ini, rumput laut hanya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakatpesisir terutama sebagai bahan pangan, seperti untuk lalapan, sayur, acar, manisandan kue. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai obat. Pemanfaatan untuk industridan sebagai komoditas ekspor baru berkembang pesat dalam beberapa dasawarsa

22

Page 31: Website Sma 2007

terakhir ini, meskipun ada catatan yang menunjukkan bahwa perdagangan rumputlaut dengan Cina sudah berlangsung sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.Pemanfaatan rumput laut untuk industri terutama disebabkan oleh senyawa kimiayang terkandung didalamnya, khususnya karagenan, agar dan algin. Karagenanmerupakan bahan kimia yang dapat diperoleh dari berbagai alga merah sepertiGelidium, Gracilaria, dan Hypnea; sedangkan algin adalah bahan yang terkandungdalam alga coklat seperti Sargasum.

10). Hutan MangroveHutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang pentingdi wilayah perairan pesisir. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedianutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macambiota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegahintrusi air laut, dan lain sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai fungsiekonomis penting seperti penyedia kayu, pemanfaatan daunnya bagi bahan bakuobat-obatan, dan lain-lain. Ada lebih dari 70 macam kegunaan pohon mangrovebagi kepentingan umat manusia, baik produk langsung seperti: bahan bakar, bahanbangunan, alat tangkap ikan.Disamping itu, ekosistem hutan mangrove juga memberikan manfaat tidak langsung,yakni terutama sebagai habitat bagi bermacam-macam binatang seperti binatanglaut (udang, kepiting, dan beberapa jenis ikan), serta binatang melata lainnya.Potensi hutan mangrove yang mempunyai banyak fungsi di khawatirkan semakinrusak dan mengecil. Hal ini disebabkan antara lain karena perubahan hutan mangrovemenjadi tambak, atau peruntukan lain (industri dan pemukiman), juga karenapenebangan oleh masyarakat. Apabila kecenderungan semakin mengecilnya hutanmangrove tidak segera memperoleh perhatian dan penanganan yang seriusdikhawatirkan akan semakin berat tingkat kerusakannya sehingga dapatmempengaruhi tingkat produktivitas perikanan (tambak dan tangkap) danmengganggu fungsi-fungsi lain dari hutan mangrove.

11). Terumbu KarangTerumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satukekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang tak ternilai harganya.Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebihdari 60.000 km2 yang tersebar luas dari perairan kawasan Barat Indonesia sampaikawasan Timur Indonesia. Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbukarang dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairandibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Manfaat yang terkandungdalam terumbu karang sangat besar dan beragam. Berdasarkan estimasi, jenismanfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua,yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat terumbu karang yang langsungadalah sebagai habitat bagi sumberdaya ikan, batu karang, pariwisata, wahanapenelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya. Sedangkan yang termasuk dalampemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahanabrasi pantai, sebagai tempat makan biota laut dan lain sebagainya.

23

Page 32: Website Sma 2007

Dalam strategi dunia mengenai konservasi (IUCN/UNEP/WWF, 1980) terumbukarang diidentifikasi sebagai salah satu komponen utama yang sangat penting sebagaipenunjang berbagai macam kehidupan yang dibutuhkan dalam produksi makanan,kesehatan dan berbagai aspek kehidupan manusia serta dalam pembangunan yangberkelanjutan.Terumbu karang melindungi pantai, kawasan pemukiman, lahan pertanian, pantaiwisata dan pelabuhan dari hempasan dan keganasan badai, sebagai penahan erosigelombang laut, serta mendukung terbentuknya pantai berpasir.Selain itu juga terumbu karang menjadi sumber devisa yang diperoleh dari penyelamdan kegiatan wisata bahari lainnya. Bahkan dewasa ini berbagai jenis biota yanghidup di ekosistem terumbu karang atau mollusca yang hidup di ekosistem initernyata banyak mengandung berbagai senyawa bioaktif (bioactive substance) yangmempunyai potensi besar sebagai bahan obat-obatan, makanan dan kosmetika. Selainitu terumbu karang yang merupakan salah satu keanekaragaman yang unik menjadidaya tarik tersendiri dan menjadi perhatian besar bagi para ahli, mahasiswa,perusahaan farmasi dan lain sebagainya untuk dijadikan obyek penelitian.

4.2 Potensi Sumberdaya Alam Non HayatiSumberdaya alam laut non-hayati termasuk potensi sumberdaya tidak dapat pulih

(Renewable Resources) yang artinya merupakan sumberdaya yang tidak dapatdiperbaharui misalnya: minyak bumi, gas dan mineral, serta bahan tambang lainnya.Untuk lebih jelasnya, yang termasuk dalam sumberdaya alam non hayati dapat dikemukanseperti dibawah ini:1). Bahan Bangunan (Pasir, Krikil, Batu Belah)

Pasir dan kerikil pada umumnya berasal dari produk gunung api muda seperti laharpiroklastika, hasil kegiatan erupsi seperti Gunung Agung, Gunung Batur dan GunungBujan-Bratan, dan oleh proses sedimentasi yang diendapkan ke tempat yang lebihrendah seperti pedataran aluvium, pesisir pantai dan lepas pantai.Sumber bahan bangunan tersebut dapat dibedakan berdasarkan prosespembentukannya seperti terdapat pada dua lokasi yaitu di Bali Utara (Pasir, Krikildan Batu Belah) dimana pasir yang diendapkan di wilayah pantai dan lepas pantaidi dominasi oleh pasir vulkanik berwarna abu-abu sampai hitam. Pasir tersebutdapat di bedakan atas tiga jenis pasir, yaitu pasir abu-abu, pasir beton, batu apungdan pasir besi (magnetik). Keberadaan sedimen ini terdapat di sekitar Mungga.Endapan pasir abu-abu merupakan tipe pasir yang paling umum didapat. Biasanyaditemukan di pedataran pantai, pesisir dan sedikit di daerah lepas pantai. Endapanini terdapat di daerah sepanjang pantai, terutama ditemukan yang kualitasnya bagusdi daerah seperti antara Buleleng dan Sangsit. Masyarakat setempat telahmemanfaatkannya sebagai campuran bahan bangunan. Adapun kerikil telah banyakdigunakan sebagai bahan campuran pembuatan jalan yang ditemukan di sepanjangpantai, terutama sebelah timur yaitu antara daerah Sambirenteng sampai Jompong.Batu belah di daerah pedataran Bali Utara didapatkan di daerah Tanjung Ngis, dipinggir jalan raya Buleleng Karang Asem, diambil dari beberapa bukit yang tersusun

24

Page 33: Website Sma 2007

atas batuan beku berstruktur mengulit bawang (spheroidal veathering) yang menjadibatuan sumbernya.

Lokasi lainnya terdapat di Perairan Bangka (Pasir dan Kerikil) dimana bahanbangunan di daerah ini (Pulau Kelapan - Tanjung Berikat dan utara Pulau Bangkasekitar Lubuk Besar dan Bangau) ditafsirkan berasal dari bermacam-macam jenisendapan antara lain endapan sungai purba, endapan koluvium, alluvial dan pelapukangranit. Pasir dan kerikil ditafsirkan berasal dari endapan sungai purba yang bersifatlepas biasanya kaya akan kasiterit, secara umum merupakan bahan bangunan terbaikterdapat antara Pulau Kelapan - Tanjung Berikat. Sedangkan bahan bangunan berasaldari endapan koluvium dan pelapukan granit terdiri dari fragmen granit bercampurdengan lempung kaolin, berwarna abu-abu keputihan dan sebagian fraksi kasardiselimuti atau bercampur dengan lempung kaolin. Keterdapatan pasir dan kerikilsekitar Tanjung Beriga disebabkan karena adanya zona endapan sungai purba.Pemetaan dasar laut menggunakan metoda seismik pantul dangkal dan percontohaninti memperlihatkan kehadiran sungai purba besar kemungkinan Sungai Sunda purba.

2). Pasir BesiLokasinya di beberapa daerah di Pulau Jawa, Bali dan Lombok Endapan pasir besi(magnetit) terdapat di Indonesia umumnya di daerah pantai Sumatera Barat danpantai selatan P. Jawa. Penambangan pasir besi telah dilakukan oleh PT. AnekaTambang di sekitar pantai Cilacap yang merupakan komoditi ekspor ke Jepang.Endapan ini biasanya terdiri dari mineral magnetit yang berasal dari hasil denudasi,erosi dan erupsi gunung api yang kemudian ditransportasikan oleh sisitim fluvialdan diendapkan di daerah pantai. Batuan gunung api tersebut termasuk gunung apimuda dan gunung api tua yang dikenal sebagai Formasi Andesit Tua (Old AndesiteFormation).Endapan pasir besi di daerah pantai Cilacap ditafsirkan berasal dari KompleksPegunungan Selatan termasuk gunung api muda dan tua (Formasi Andesit Tua)kemudian tererosi dan ditransportasikan oleh Kali Serayu dan diendapkan ke pantaiCilacap. Hasil penelitian prosentase pasir besi di dasar laut Pantai Cilacapmenunjukkan kadar yang lebih rendah dan berfluktuasi dibandingkan dengan yangterdapat sepanjang pantai yaitu berkisar dari beberapa persen sampai 45 persen.Zona yang diperkirakan mempunyai kadar yang cukup tinggi tersebar padakedalaman laut antara (3-8 meter) dengan pola sebaran melengkung mirip denganbentuk pematang pantai di darat.Pasir besi di daerah Cilacap sebagian besar digunakan sebagai bahan campuranuntuk pembuatan semen. Dalam pembuatan semen diperlukan pasir besi sebagaibahan imbuhan sekitar 1 persen dari jumlah produksi semen.Di Bali Utara, kadar mineral berat paling tinggi terdapat pada pantai sekitar Bangkah,prosentase mineral beratnya mencapai 99.894 persen, dengan kadar mineral magnetik97.77 persen. Daerah lain yang berpotensi mineral berat dengan prosentase cukuptinggi terdapat diantara Yehsanih dan Bondalem yaitu 88.201 persen dan 56.751persen. Pada lokasi-lokasi tertentu kandungan mineral besi dapat dinilai ekonomis,

25

Page 34: Website Sma 2007

yaitu di sekitar Bangkah kadar mineral berat cukup tinggi hampir 100 persen, dengankandungan magnetit mencapai 97 persen, tapi di daerah lain kadarnya menurun.Berarti keterdapatan mineral berat tersebut hanya bersifat sementara, sedangkanusaha eksplorasinya hanya dapat disarankan di tempat terakumulasinya mineralberat yaitu daerah sekitar Bangkah saja, dimana terdapat batuan sumbernya.Dampak negatif dari penambangan pasir besi sedikitnya ada dua yakni: pertama,pada daerah dataran pesisir akan terjadi kerusakan berupa lubang-lubang bekasgalian yang perlu direklamasi agar morfologi tanah kembali seperti semula. Kedua,pada daerah pantai (beach) selain terjadi kerusakan morfologi juga akan terjadikehilangan pasir yang menurunkan ketahanannya sebagai benteng penahan erosipantai. Hal ini tidak akan terjadi di daerah yang dikenal sebagai pantai stabil,sehingga diperlukan antisipasi terhadap penambangan pasir besi tersebut.

3). Pasir Kuarsa/Pasir LautPasir Kuarsa/Pasir Laut terdapat di lokasi di Perairan Belitung (Tanjung Binga danPulau Bulu); Bangka (Pulau Timor dan barat Tanjung Berikat); Dumai - Riau.Endapan pasir kuarsa yang ditemukan di dasar laut ini bersifat lepas, putih, putihkeabu-abuan, sampai putih kemerahan dan prosentase kuarsa tinggi tersebar sekitarTanjung Binga dan Pulau Bulu. Di perairan Bangka tersebar di utara Pulau Timordan barat Tanjung Berikat. Endapan pasir kuarsa sekitar Perairan Belitung danTanjung Berikat umumnya berwarna kuning, putih sampai coklat kekuningan denganpemilahan yang buruk Data pengeboran menunjukkan cadangan pasir kuarsa yangbesar yaitu barat Tanjung Pandan dan rekaman seismik menunjukkan arahpengendapan berasal dari arah Pulau Belitung. Cadangan endapan pasir kuarsa yangcukup besar ditemukan di perairan Dumai Selat Malaka pada kedalaman laut 85 mdalam bentuk pasir dan kerikil seluas 7750 km2.Pasir kuarsa yang lokasinya di daerah Propinsi Riau, karena kualitasnya baik (seringdisebut sebagai pasir laut) dan jarak yang relatif dekat maka merupakan bahankomoditi ekspor yang penting ke negara tetangga (Singapore dan Malaysia) terutamadigunakan untuk bahan reklamasi pantai.

4). EmasBeberapa lokasi perairan tempat ditemukannya sumber emas, adalah sebagai berikut:a. Bengkulu

Pada endapan pasir lepas di daerah pedataran pantai Bengkulu, di selatan TalangAmpat diperoleh hasil analisis emas dan perak dengan kadar emas cukup tinggi.Sedangkan hasil analisis kimia beberapa contoh di Muara A. Bengkulu, Tebetdan Muara A. Limau menunjukkan kehadiran butiran emas dan perak dengankadar rendah.

b. Lombok Barat (Kawasan Pesisir Pelangan dan Teluk Blongas)Kawasan pesisir Pelangan, Lombok Barat bagian utara dicirikan oleh endapankerikil pasiran coklat yang secara mikroskopis terlihat mengandung emas danperak berupa jejak butiran halus emas mirip urat mikro. Di lain pihak di bagianutaranya yaitu di pesisir Teluk Blongas juga ditemukan indikasi urat emas

26

Page 35: Website Sma 2007

pada endapan pantai kerikil pasiran. Studi lanjut ternyata terbukti bahwakandungan emasnya cukup tinggi dan yang tertinggi di dekat muara SungaiSlodong.

c. Pelabuhan RatuSebaran emas ditemukan di Perairan Pelabuhan Ratu bagian pantai palingselatan. Kondisi geologi menunjukkan bahwa endapan itu berasal tidak jauhdari sumbernya yaitu emas epitermal dari Formasi Andesit Tua yang tersebarsepanjang Sumatera, Jawa dan Lombok.

d. Teluk SemangkoStudi endapan emas letakan telah dilaksanakan di perairan Teluk Semangkooleh PPGL yang menunjukkan data kandungan emas di dasar laut sampai 0.63ppm. Sedimentologi data memperlihatkan bahwa endapan tersebutkemungkinan diendapkan dalam lingkungan energi rendah.

e. Kalimantan Selatan (Pulau Laut)Emas dan perak didapatkan di Perairan Pulau Laut dimana sebaran butirannyadiendapkan di alur selat, juga ditemukan endapan kaolin. Kandungan emashasil analisis percontohan comot (grab) dari dasar laut, cukup tinggi tetapikadar peraknya sangat rendah.

5). Batu Apung (Pumice)Batu Apung terebar di beberapa lokasi seperti di bawah ini :a. Bali Utara

Keterdapatan batu apung di kawasan pesisir Bali Utara ditemukan bersama-sama dengan pasir vulkanik, berasal dari hasil erupsi gunung api muda yangdijumpai di daerah sekitar Mungga dan Tanjung Pekurenan.

b. Lombok BaratData mengenai batu apung di daerah pantai dan perairan Lombok Baratmenunjukkan bahwa butiran batu apung yang ditemukan umumnya berukuranpasir sampai kerikil. Prosentase batu apung yang ditemui hanya beberapa persendari berat total seluruhnya. Lokasi pantai yang mengandung batu apung yangcukup prospek yaitu sekitar kota Mataram dan beberapa lokasi dasar laut cukupbanyak mengandung batu apung umumnya dekat muara - muara sungai besarseperti K. Dodokan, K. Baba, K. Janggik dan K. Meninting.

6). Mineral Radioaktif (Zirkon)Lokasinya di Pulau Serutu (Kalimantan Barat) dan sekitar perairan Bangka-Belitung.Pasir pantai Pulau Serutu lebih kurang 10 km selatan pulau Karimata terdiri daripasir menengah berwarna kuning dengan indikasi kehadiran mineral zirkon. Mineralzirkon tersebut yang ditemukan di Perairan Bangka-Belitung, sangat rendahprosentasenya tetapi merupakan mineral berat yang paling umum, berwarnatransparan sampai kekuningan dan bentuk-bentuk butirnya bervariasi mulai daribulat, prismatik dengan terminasi piramidal, dan bentuk butir tajam tidak beraturan.Bentuk prismatik mendominasi dan pada umummya mengandung inklusi opak.Keterdapatan zirkon tersebut berasal dari selatan P. Bangka - P. Belitung.

27

Page 36: Website Sma 2007

7). GaramPembuatan garam dengan bahan air laut dilakukan oleh penduduk setempat denganmenggunakan kerangka kayu. Lokasi pembuatan garam terletak di Desa TanjungGulah pada pantai maju dengan memanfaatkan areal berm yang luas. Lokasipembuatan garam juga terdapat di Desa Munti, Tianyar dan Tg. Sukadane.

8). TitaniumTitanium merupakan mineral yang penting untuk bahan pembuatan logam khusussebagai bahan campuran untuk kapal terbang dan roket dan untuk alat pemotong.Titanium secara alamiah tersebar sebagai Ilmenit (FeTiO3) dan Rutil (TiO3), terkenalkarena kekerasannya dan daya tahan yang resistan terhadap abrasi dan umumnyaterdapat sebgai pasir gisik pantai. Sebaran mineral titanium di gisik pantai ditemukanpada beberapa daerah umumnya bertekstur pasir halus sampai menengah yaitu diperairan Cilacap, Bangka, Belitung dan Karimata.

9). Lempung kaolinPenyebaran Lempung Koalin ini tersebar dibeberapa lokasi seperti di TanjungBerikat dan Tanjung Siantu, Perairan Bangka Belitung. Endapan lempung kaolin didasar laut ini pada umumnya berasal dari pelapukan batuan terobosan granit terdiridari lempung dan lanau kaolin dengan warna bervariasi dari kuning, merah jambu,hijau sampai kebiruan. Endapan ini tersebar di sekitar Tanjung Berikat, TanjungSiantu, Pulau Liat, Pulau Lepar dan tenggara Pulau Gaspar. Data pemboranmenunjukkan bahwa seismik reflektor tipe “bebas reflektor” umumnya berupalempung kaolin, rekaman seismik tersebut menunjukkan cadangan lempung kaolinyang besar di sebelah barat Tanjung Pandan.Kaolin terbentuk dari aluminium silikat disebabkan proses pelapukan atau prosesmalihan hidrotermal terutama pada batuan mengandung alkali felspar atau plagioklasasam. Kaolin seperti telah diketahui, telah banyak digunakan sebagai bahan dalamindustri keramik, tekstil, kertas, karet dan cat, dan juga sebagai bahan campuranuntuk bahan poles.

10). SideritUntuk Siderit lokasinya di Tanjung. Berikat, Bangka dan Karimata Mineral sideritberwarna coklat kemerahan sampai opak dengan bentuk bulat lonjong dicirikandengan bentuk bulat kembar ditemukan di utara Tg. Berikat. Butir ini pada umumnyamerupakan fraksi kasar dari endapan kaolin berbercak abu-abu.

11). Kromit/KromiumLokasinya di Perairan Sulawesi, Halmahera, Kaltim, P. Laut, P. Sebuku, pantaiutara Papua. Metal kromium digunakan dalam jumlah besar untuk pembuatan logamkhusus terutama logam anti karat. Di Indonesia Bagian Barat kromit biasanyaberasosiasi dengan ofiolit terutama batuan ultra basa. Untuk lokasi dan sebarandetrital kromit diperkirakan terdapat di sepanjang pantai Kalimantan Timur dan P.Laut.

28

Page 37: Website Sma 2007

12). Endapan Timah (Kasiterit) dan Mineral BeratPengolahan data seismik, batimetri, magnet, percontohan dasar laut dan analisamineral menunjukkan bahwa daerah bagian tengah perairan Bangka - Belitung kearah selatan merupakan daerah prospek untuk bahan galian lepas pantai. Lokasiprospek tersebut antara lain sekitar Cekungan Berikat menerus ke arah selatan dekatP. Kelapan; perairan P. Lepar - P. Liat - P. Mendanau dan sekitar perairan pesisir P.Belitung utara. Cekungan sekitar core 45 (Utara P. Kelapan) merupakan lokasiprospek untuk bahan bangunan dan endapan timah letakan, cekungan tersebut dapatdi definisikan sebagai Cekungan Mineral Terbarukan. Rekaman seismik dan datapercontohan dasar laut menunjukkan pola endapan sungai, dicirikan oleh polareflektor seismik tipe pengisian sungai (channel fill) yang diendapkan secaraberulang-ulang pada lokasi yang sama. Jika dilakukan penambangan (pengerukan),maka dapat diantisipasi bahwa dalam waktu relatif singkat cekungan itu akan terisikembali oleh endapan mineral.

13). Migas (Minyak dan Gas)Sektor migas ini merupakan salah satu sub-sektor yang diharapkan dapat menjadilokomotif pertumbuhan ekonomi di masa depan. Di sektor minyak dan gas bumi,sumberdaya terbesar di 60 cekungan Tersier yang diperkirakan sebesar 66,8 jutabarel minyak dan 266,7 trilun kaki kubik gas, sedangkan sisa cadangan terbuka danpotensial berjumlah 9,5 juta barel minyak dan 114,8 trilun kaki kubik gas. Migas,sebagian besar dihasilkan oleh endapan-endapan Tersier tradisional terutama dariKawasan Barat Indonesia.Minyak bumi terdapat dalam cekungan sedimen. Cekungan sedimen di Indonesiaberjumlah sekitar 60 cekungan dan sebagian besar terdapat di daerah lepas pantai.Dalam kaitannya dengan prospek migas, dari 60 cekungan sedimen di Indonesia 21cekungan sedimen diantaranya berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengantingkat prospektivitasnya yang bervariasi. Sebagian besar cekungan (63 persen)telah dieksplorasi, dengan rincian 14 sudah berproduksi, 10 belum berproduksi,sedang sisanya belum ada penemuan. Dewasa ini terdapat 8 kilang minyak dan 5terminal minyak besar di daerah pantai seperti di Laut Jawa, Selat Malaka, dankepulauan Natuna.

14. Energi KelautanIndonesia sebagai negara kepulauan dengan sekitar 70 persen wilayahnya terdiridari laut mengandung sumber energi yang cukup menjanjikan yang dapat diolahdan dikelola untuk kebutuhan pembangunan nasional. Pada kenyataannya,persediaan energi (minyak bumi, LNG, batubara dan sebagainya) diperkirakan akanhabis dalam waktu dekat. Oleh karena itu perlu dipikirkan teknologi pemanfaatansumber energi alternatif lainnya terutama sumber energi dari laut.Informasi mengenai sumberdaya energi kelautan dirasakan minim, tetapi secarasubstansi merupakan kontribusi penting untuk meningkatkan perkembangan ekonomidi Indonesia. Telah diantisipasi bahwa cadangan sumberdaya energi semakinberkurang dari waktu ke waktu terutama minyak dan gas bumi, oleh sebab itu perludicari sumberdaya energi pengganti ter-utama yang berasal dari sumberdaya kelautan

29

Page 38: Website Sma 2007

seperti Gambut, Konversi Energi Panas Samudera/Ocean Thermal EnergyConversion (OTEC), Panas Bumi (Geothermal), Ombak dan Pasang Surut.OTEC bekerja berdasarkan perbedaan suhu air laut di permukaan biasanya panasterhadap suhu dingin air laut di bawah permukaan atau dasar laut sebagai sumberenergi panas untuk menghasilkan pembangkit listrik. Berbagai keuntungan yangdiperoleh dari pembangkit tenaga listrik OTEC antara lain mempunyai sifat yangdapat diperbaharui (renewable), berwawasan lingkungan, biaya operasi relatif kecil,disamping itu air minum dapat diproduksi secara tidak langsung. Sumber air dingindari perairan dalam dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan akuakultur (perikanan)karena air ini kaya akan nutrien dan bebas dari penyakit.Lokasi potensi OTEC diperkirakan terdapat Bali, Pelabuhan Ratu, Ujung Kulon,Pantai selatan Bali, Pantai Barat dan Selatan Sumatra. Hasil penelitian geologi andgeofisika pesisir dan laut menunjukkan empat kawasan di daerah Perairan BaliUtara yang mempunyai prospek untuk lokasi OTEC yaitu Bondalem - Tg. Gulah;Tembok - Penuktukan;Indonesia merupakan suatu busur kepulauan dengan busur magma yang rapat berupagunung api aktif. Gejala panasbumi berkaitan dengan busur volkanik dan busurpulau sebagai tektonik lempeng. Jadi Indonesia mempunyai potensi energi panasbumi yang besar dan sebagian telah dieksploitasi di daerah daratan. Panas bumisebagai salah satu energi alternatif, diperkirakan mempunyai potensi sumberdayasebesar 20.000 MWe, yang terbesar di punggung pegunungan, terutama di KawasanBarat Indonesia.Energi Ombak adalah energi yang memanfaatkan ombak sebagai pembangkit tenagalistrik. Kriteria penentuan lokasi didasarkan pada ombak yang sifatnya tidak pecahsampai ke pantai dan tinggi gelombangnya minimal dua meter dari muka air lautrata-rata. Selain itu kedalaman laut dekat pantai minimal 1,28 kali tinggi gelombang.Jadi ada tiga parameter penting: kondisi gelombang, batimetri dan topografi.Lokasi energi ombak seperti telah dirancang oleh BPPT bekerjasama denganPemerintah Norwegia dan untuk pertama kalinya akan diuji coba di Teluk Baron,Yogyakarta. Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Ombak (PLTO) iniberkapasitas 5 MW dan waktu pembangunannya direncanakan akan memakan waktudua tahun. PLTO Baron nantinya akan menggunakan teknologi yang sama denganPLTO di Norwegia yaitu Metoda Tap Chan (Tappered Channel). Metoda inidigunakan sebuah tappered channel untuk merubah tenaga gelombang menjaditenaga potensial dalam sebuah bak penampung air di daerah pantai. Air dalampenampung dipakai untuk memproduksi listrik dengan cara seperti pembangkittenaga listrik tenaga air. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tempatuntuk pembangunan pembangkit listik tenaga ombak adalah: Kebutuhan listrik,keadaan gelombang dan kondisi pantai.Penggunaan energi pasang surut sudah diusahakan manusia sejak lama. Secaraekonomis, lokasi pembangkit tenaga listrik pasang surut harus mempunyai perbedaan

30

Page 39: Website Sma 2007

tinggi air pasang dan air surut (tidal range) lebih besar dari 5 meter. Disamping itu,air pasang harus mengalir melalui suatu saluran kecil (inlet) kedalam suatu tempatpenampung (misalnya lagun) yang mempunyai daya tampung besar. Pada saluranmasuk dirancang suatu dam dilengkapi dengan pintu-pintu yang bisa dibuka danditutup selama air pasang. Pada saat air surut pintu-pintu tersebut dibuka sehinggaair mengalir dari lokasi-lokasi penampungan ke laut. Turbin yang bekerja bolakbalik yang dipasang pada dam dapat berputar pada air pasang dan surut untukmenggerakkan generator listrik. Pembangkit tenaga listrik yang tertua dan palingberhasil di dunia adalah yang terdapat pada sungai La Rance di Perancis. Disiniperbedaan air pasang dan air surut (tidal range) berkisar antara 9 - 13 meter. Energidari gelombang pada umumnya digolongkan pada energi berkualitas rendah. Dengankemajuan teknologi yang ada biaya yang diperlukan untuk memperoleh energi listrikdari gelombang masih jauh lebih tinggi dibanding listrik yang diperoleh dari PLTA.Akan tetapi, diharapkan dengan perkembangan teknologi di masa depan serta energigelombang ada sepanjang waktu, pemanfaatan energi gelombang perlu dicermatilebih lanjut.

4.3 Industri MaritimIndustri maritim merupakan salah satu industri penting yang dipilih sebagai satu

dari beberapa ujung tombak industri berbasis teknologi dan menjadi bagian dari strategiglobalisasi demi melancarkan pembangunan dalam negeri dan kemajuan perananIndonesia dalam persaingan internasional. Industri maritim Indonesia sangat berpotensidalam menjawab tantangan masa depan dan memberi nilai tambah yang cukup tinggiuntuk produk-produk transportasi laut yang dapat menghasilkan tambahan devisa ekspor.Yang termasuk dalam industri maritim ini antara lain adalah:a) Industri pariwisata bahari, hal ini didukung oleh potensi menjadi tujuan wisata

bahari terbesar di dunia, karena kawasan maritim Indonesia merupakan bagianterbesar dari kawasan Aseanarean, yang jauh lebih kaya dibandingkan kawasanlain seperti Mediteranean dan Caribbean. Dalam kawasan Aseanarean (yangkonsepnya diajukan oleh Singapura), Indonesia memiliki kontribusi paling besardan Singapura menjadi pusat tujuan wisata ASEAN. Kawasan Aseanarean tersebut,ingin dikembangkan melalui penyiapan kawasan dan event development(pengembangan acara-acara yang berkaitan dengan wisata bahari).

b) Industri perikanan, yang saat ini kontribusinya masih sangat kecil terhadappendapatan nasional dan kurang mensejahterakan rakyat. Nelayan-nelayan diIndonesia tetap miskin, bahkan secara statistik nelayan merupakan penduduktermiskin, padahal luas pantai di Indonesia sangat besar.

c) Industri pelayaran, saat ini sekitar 96% angkutan ekspor impor dan 50% angkutandomestik masih dilayani oleh kapal-kapal berbendera asing. Oleh karena itu,hendaknya sekurang-kurangnya kita dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri,melalui penerapan asas cabotage serta pembangunan kembali armada niaga moderndan tradisional.

31

Page 40: Website Sma 2007

Untuk membangun industri perikanan di negara kita, Mantan Menteri Kelautandan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja pernah mengatakan bahwa ia bisa merealisasikanribuan hektar tambak dengan cara big push dan menjadikan stakeholders sebagaishareholders. Pada dasarnya sumberdaya laut dapat merupakan sebuah potensi yangmenghasilkan devisa yang cukup besar. Pemberdayaan sumberdaya laut itu dapatdilakukan dengan cara melakukan pendekatan dengan para nelayan, misalnya melakukanpemberdayaan kepada kelompok nelayan miskin, lalu diusahakan untuk bisamengorganisasikan diri. Setelah para nelayan terorganisir dengan baik, dicarikanprofesional manajemen sehingga dapat membantu nelayan tersebut membuat suatu proyekuntuk mengembangkan potensi sumberdaya laut. Proyek nelayan yang dibantupengelolaannya oleh profesional manajemen itu hasilnya akan dibagikan kepadamasyarakat, Pemda, dan profesional manajemennya. Apabila proyek seperti ini dapatterlaksana, diharapkan dapat mensejahterakan kehidupan nelayan.

Konsepsi pengembangan wisata bahari Indonesia mempunyai potensi sebagai daerahtujuan wisata terbesar di dunia. Untuk lebih mengembangkan pariwisata bahari sepertisurfing, diving, snorkling, fishing, dan sebagainya tersebut, di rencanakan akan dibangunlima buah port of entry, yaitu di Batam, Sabang, Jakarta, Biak, dan Benoa. Selain itu,hendaknya aturan yang ada dibuat lebih mudah dan tidak dilakukan pemeriksaan di setiappelabuhan. Untuk menunjang rencana tersebut (bersamaan dengan telah diberlakukannyaotonomi daerah), Pemda bisa membuat aturan bersama tentang event development sertamenyiapkan kawasan-kawasan wisata bahari. Pada dasarnya dunia internasional telahmulai mengenal kualitas wisata bahari yang terdapat di nusantara. Misalnya saja sepertiMentawai yang terkenal dengan gelombang untuk surfer, bahkan sampai mengeluarkanaturan kepemilikan gelombang karena keunikannya.

Namun sebaliknya, terdapat juga daerah tujuan wisata yang memiliki potensi besar,tetapi promosinya tidak dilakukan secara gencar. Misalnya, objek wisata Pulau Moyo diSumbawa Barat. Di lokasi tersebut terdapat sebuah pulau yang menampilkan keindahantropikal Indonesia. Objek wisata tersebut sangat digemari, sehingga untuk datang kesana harus melakukan pemesanan tempat sampai dengan enam bulan sebelumnya. Suasanayang dihadirkan oleh objek wisata itu sangat alami, fasilitas istirahat hanya menggunakantenda-tenda alami serta tidak terdapat saluran telepon. Biaya yang dikeluarkan untukpengembangan objek wisata ini adalah berupa kapal pesiar sebagai sarana transportasidari Pulau Sumbawa/Pulau Lombok dan biaya untuk pemasaran. Untuk pemasaran bisadilakukan kerja sama dengan sektor tertier dari luar negeri. Contoh lain dari sebuahpulau tropis yang sangat indah terletak di Sangir Talaud. Pulau tersebut hanya ditempatioleh sekitar 200 kepala keluarga. Penduduk hanya menghuni sebagian dari pulau tersebut,sedangkan bagian lainnya dapat dijadikan sebagai objek wisata alami. Modal untukpengembangan pulau tersebut di antaranya berupa konstruksi, transportasi dan keamananseperti patroli dan sebagainya. Konsepsi pengembangan tidak menekankan agar kepalakeluarga memiliki saham mayoritas.

Untuk pengembangan pelayaran, ada hal yang bisa kita lakukan misalnya adalahmengubah sistem pelabuhan, seharusnya tidak boleh lagi menggunakan sistem revenuecentres, seperti yang selama ini dilakukan. Potensi penguasaan transportasi laut oleh

32

Page 41: Website Sma 2007

pelayaran nasional sangat besar. Besarnya permintaan hanya dapat diselesaikan denganmentransformasikan kepemilikannya dari armada asing kepada armada nasional. Perluada aksesibilitas atau intervensi pelaku usaha maritim nasional di dalam menguasaibarang-barang angkutan milik pemerintah dan swasta lewat transportasi laut. Industrigalangan kapal, perlu didukung dengan penciptaan industri pendukung berskala rumahtangga (UKM) untuk pembuatan komponen kapal dari dalam negeri. Industri pendukungini perlu diciptakan dan di besarkan guna mendapatkan level harga kapal yang murahsecara nasional di bandingkan dengan negara-negara lain secara regional seperti Malaysia,Singapore, Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea.

Dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun ke depan diharapkan strukturpendanaannya akan lebih meyakinkan sehingga perbankan nasional akan legowomendukung dengan lebih rasional. Jika kondisinya sudah menjadi lebih baik maka langkahyang harus ditempuh adalah perlunya mengatur jaringan pelayanan industri maritimdengan strategi multifokus, yaitu kluster perdagangan luar negeri dan kluster perdagangandomestik.

4.4 Manfaat sumberdaya lautManfaat sumberdaya laut bagi kehidupan manusia sangat banyak, antara lain sebagai

sumber pangan, obyek wisata, media tranportasi, sumber bahan tambang dan sumberminyak dan gas (migas). Untuk lebih jelasnya manfaatnya dapat dikemukakan sepertidibawah ini:1. Sumber Pangan

Berbagai jenis biota laut telah menjadi bahan pangan manusia baik berupa tumbuhan(misalnya rumput laut) maupun hewan (tripang, kerang, udang, penyu, cumi-cumidan ikan). Berbagai jenis ikan mulai dari ikan demersal (hidup di dekat dasar laut)sampai ikan pelagis (hidup di dekat permukaan) banyak yang ditangkap nelayanuntuk kemudian dijadikan bahan pangan manusia.

2. Obyek WisataKeindahan bentang alam laut yang dilengkapi dengan pemandangan pesisir pulaubaik pulau kecil maupun pulau besar, merupakan daya tarik wisata tersendiri.Perjalanan wisata menelusuri laut dengan berbagai jenis kapal pesiar, sangat menarikminat banyak wisatawan. Disamping keindahan alam di atas permukaan laut, jugaterdapat keindahan alam yang tersimpan di dasar laut dangkal, yakni berupakeindahan terumbu karang. Wisata bahari bawah laut ini banyak digemari wisatawanasing terutama yang memiliki kepandaian menyelam.

3. Media TransportasiDi Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, transportasi laut memegang perananpenting. Transportasi laut ini biasanya dilakukan dengan menggunakan sarana perahudari berbagai jenis dan ukuran, serta menggunakan kapal, baik berupa kapalpenunmpang maupun kapal barang. Salah satu alasan bahwa penggunaan transportasilaut ini banyak diminati orang terutama untuk penghubung kota-kota pelabuhanantar pulau yang berjauhan, ialah karena transportasi laut jauh lebih murah

33

Page 42: Website Sma 2007

dibandingkan dengan transportasi udara, oleh karena itu transportasi laut sangatpenting terutama bagi perjalanan yang tidak dikejar waktu.

4. Sumber Bahan TambangAda beberapa jenis bahan tambang yang berasal dari laut, diantaranya ialah timahdan pasir. Indonesia memiliki tambang timah (bauksit) yang diambil dari dasar lautdi daerah pulau Bangka dan pulau Belitung, sedangkan penambangan pasir lautberada di wilayah propinsi Riau. Penambangan pasir yang tepatnya berada dikabupaten Karimun, kabupaten kepulauan Riau dan kota Batam, dimaksudkan untukdiekspor ke Singapur dan Malaysia. Pasir tersebut digunakan untuk dijadikan bahanreklamasi pantai atau menjadi bahan urugan. Reklamasi merupakan upaya teknologiyang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi keterbatasanlahan. Dengan mengurug laut sampai kedalaman tertentu, maka akan terbentuk lahanberupa daratan buatan yang dapat digunakan untuk mendirikan berbagai bangunanseperti perumahan, perkantoran, pertokoan, taman, industri dan lain sebagainya.Biasanya itu dilakukan dalam rangka mewujudkan konsep pembangunan kota pantai(water front city).

4.5 Permasalahan Lingkungan LautKita menyadari bahwa bumi ini termasuk laut diciptakan untuk siap memenuhi

segala kebutuhan hidup manusia. Tetapi dalam hal pemanfaatan ciptaan tersebut,kerusakan lingkungan adalah sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari. Untuk dapatmeminimalkan tingkat kerusakan tersebut, sebaiknya kita memahami masalah kerusakanlingkungan tersebut, khususnya lingkungan laut.

Kerusakan fisik lingkungan, hampir semuanya disebabkan oleh aktifitas manusiaatau bencana alam. Misalnya akibat aktifitas manusia mengembangkan banyak industriyang menghasilkan efek samping berupa gas rumah kaca, maka terjadilah kerusakanlapisan ozon di angkasa, karena menipisnya lapisan ozon maka daya saring atmosfirterhadap sinar matahari untuk jatuh ke bumi menjadi menurun pula. Akibatnya, terjadilahefek pemanasan global. Salah satu dampak dari pemanasan global tersebut teramati olehsalah satu satelit bahwa sebuah gunung es di kutub Selatan mencair. Diperkirakan gununges yang mencair tersebut, seluas 3250 km2 atau seluas pulau Lombak dengan ketebalan200 meter. Ini berarti bahwa akibat dari pemanasan global sedikit demi sedikit akanmeningkatkan permukaan air laut.

Adapun contoh kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bencana alam ialahgejala alam tsunami. Selama kurun waktu 1600M-1999M, Indonesia telah mengalami105 kejadian tsunami. Tsunami merupakan gejala alam yang berupa gelombang lautyang besar dan kebanyakan (90 %) disebabkan oleh gempa tektonik dan sebagian kecil(10%) disebabkan oleh letusan gunung api dan land slide.

Aktifitas hidup manusia yang menyebabkan kerusakan fisik lingkungan laut dapatberasal dari aktifitas di laut (20%) dan aktifitas di darat (80%). Unsur lingkungan fisiklaut tersebut dapat berupa unsur hayati dan non-hayati.

34

Page 43: Website Sma 2007

a). Penurunan Kualitas Air lautAktifitas manusia di darat yang dapat merusak kualitas air laut adalah aktifitas yangberhubungan dengan penggundulan hutan dan pembuangan limbah. Penggundulanhutan dapat menyebabkan terjadinya erosi. Dengan kejadian erosi tersebut berartibutir-butir tanah dari daratan terangkut oleh limpasan air (run off) dan kemudianterjadi sedimentasi yang dapat menyebabkan laut menjadi dangkal atau tertutupnyasebagian terumbu karang oleh padatan berupa Lumpur. Karena adanya partikelLumpur tersebut, air laut yang asalnya jernih dapat berubah menjadi keruh.Faktor penyebab rusaknya kualitas air laut yang berupa limbah, dapat berupa limbahpadat dan limbah cair. Kebiasaan orang membuang sampah ke sungai danterangkutnya secara alami sampah-sampah oleh limpasan air hujan, dapatmenyebabkan limbah padat menumpuk atau mengapung di perairan pantai dan seringmengganggu pelayaran terutama pelayaran tradisional. Sedangkan pembuanganlimbah cair terutama dari pabrik yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu limbah,dapat mengakibatkan rusaknya kualitas air laut, misalnya kualitas air laut di telukJakarta terutama di beberapa perairan pantai yang dekat dengan muara sungai.Berdasarkan analisa laboratorium, diketahui bahwa kandungan unsur air raksa (Hg)dan arsen (As) melampaui ambang batas, bahkan beberapa jenis kerang tercemaroleh logam berat tersebut. Demikian juga halnya yang terjadi di teluk BuyatMinahasa dan Kali Wonoayu Surabaya. Selanjutnya aktifitas manusia di laut yangdapat merusak kualitas air laut adalah aktifitas yang berhubungan denganpenambangan, tumpahan minyak (spill oil) dan pembuangan limbah (dumping).Penambangan yang dilakukan di laut, seperti penambanngan pasir yang dilakukandi Kabupaten Karimun, Kabupaten Kepulauan Riau dan Kota Bintan, dapat meng-ganggu kualitas air laut. Dengan adanya penambangan ini, kekeruhan air lautkhususnya di sekitar lokasi penambangan tersebut menjadi meningkat dan meng-ganggu kehidupan biota laut di wilayah itu.Tumpahan minyak (spill oil) dapat berasal dari anjungan lepas pantai, dari kapaltanker, dari kapal penumpang maupun kapal barang, serta dari berbagai alattransportasi yang berada di pelabuhan. Tumpahan minyak dapat berupa pencemaranrutin dari aktifitas tersebut atau disebabkan oleh adanya peristiwa kecelakaan(tabrakan atau kandas) sebuah kapal.Dumping merupakan istilah yang menunjukkan kepada kegiatan membuang limbahke laut. Beberapa zat yang diizinkan untuk dibuang ke laut selama mengikuti tatacaradan persyaratan yang ditetapkan ialah: Arsen, berilium, krom, nikel, vanadium,seng, kuprum, plumbum, senyawa organosilikon, sianida, fluor, pestisida, kontainerdan besi buangan atau sisa/potongan. Beberapa zat yang dilarang untuk dibuang kelaut dengan metode apapun adalah: Senyawa organohalogen, air raksa, cadmium,plastik dan bahan sintetik lain yang tidak mudah rusak, minyak mentah (crude oil)dan limbahnya, hasil pengilangan minyak, minyak bumi, sisa residu minyak bumidan bahan radioaktif. Dalam pelaksanaan dumping tersebut masih ada kemungkinanyang tidak sesuai dengan persyaratan dan ketentuan. Oleh karena itu dampaknyaterhadap lingkungan masih mengkhawatirkan.

35

Page 44: Website Sma 2007

b). Gejala OverfishingJumlah ikan maksimum yang terdapat didalam laut pada suatu wilayah tertentudisebut dengan istilah potensi maksimum, sedangkan jumlah ikan yang bolehditangkap dengan masih mempertahankan kelestariannya disebut potensi lestari.Udang hampir mengalami over fishing di seluruh perairan Indonesia. Ikan karangmengalami over fishing di perairan laut Jawa, selat Makasar, laut Flores, laut Bandadan samudera Hindia. Ikan demersal mengalami over fishing di perairan selat Malakadan laut Arafuru. Ikan pelagis kecil mengalami over fishing di perairan selat Malakadan Laut Jawa, sedangkan ikan pelagis besar mengalami over fishing di perairanlaut Sulawesi dan samudera Pasifik. Penangkapan ikan dengan menggunakan alattangkap yang tidak selektif serta penggunaan bom dan racun sianida terutama untukikan karang, dapat menyebabkan cepat tercapainya gejala over fishing tersebut.

c). Kerusakan Terumbu KarangIndonesia memiliki terumbu karang seluas 85.707 km2 yang tersebar di seluruhperairan pantai dan merupakan 14% dari terumbu karang dunia, dengan perinciansebagai fringing reefs seluas 14.542 km2; barrier reefs (50.223 km2); oceanic platformreefs (1.402 km2) dan atolls (19.540 km2). Hewan dari filum Coelenterata ini,menyuguhkan keindahan bagi mereka yang ingin menikmatinya. Hewan yangnampak seperti tumbuh-tumbuhan ini, musuh utamanya adalah manusia dan binatanglaut “mahkota duri” (Acanthaster planci).Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir saat ini, seperti pertanian, industri,pengerukan pantai, penambangan karang, penangkapan ikan (terutama ikan hias)dengan bahan peledak dan racun (KCN), sedimentasi, serta didukung denganperistiwa-peristiwa alam seperti badai, gempa bumi, kenaikan suhu (El Nino), dapatmengganggu ekosistem terumbu karang. Selanjutnya hewan bintang laut berduriatau Acanthaster sp., merupakan salah satu predator penting pada ekosistem terumbukarang. Jenis ini memakan polip karang hingga merusak ekosistem terumbu karangsecara keseluruhan, karena dapat menghabiskan 1 km2 karang dalam waktu kurangdari 1 minggu, sehingga dapat dibayangkan dampak yang akan terjadi bila terdapat2 atau lebih bintang laut tersebut pada suatu perairan karang. Pada saat ini,berdasarkan persen tutupan karang hidup dilaporkan bahwa kondisi terumbu karangsebanyak 39% rusak, 34% agak rusak, 22% baik dan hanya 5% yang sangat bagus.

d). Kerusakan MangroveEkosistem hutan mangrove juga mengalami penurunan yang cukupmengkhawatirkan Luas hutan mangrove di Indonesia dari tahun ke tahun selalumengalami penurunan. Penyebab penurunan luasan mangrove tersebut adalah karenaadanya peningkatan kegiatan yang mengubah hutan mangrove menjadi peruntukanlain, seperti: pembukaan tambak, pengembangan kawasan industri, dan pemukimandi kawasan pesisir serta penebangan hutan mangrove untuk kebutuhan kayu bakar,arang dan bahan bangunan. Konversi mangrove menjadi tambak secara besar-besaran

36

Page 45: Website Sma 2007

terjadi di propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, JawaTengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Sementara itu, pengubahan lahanmangrove menjadi kawasan industri dan pemukiman umum terjadi di kawasan padatpenduduk seperti: DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi Jawa Barat, Jawa Tengah danJawa Timur.Rusaknya ekosistem mangrove dan terumbu karang telah mengakibatkan penurunankualitas lingkungan sumberdaya ikan serta erosi pantai. Penurunan kualitaslingkungan ini, menyebabkan banyak tambak tidak berfungsi dengan baik, rusaknyatempat pemijahan ikan (spawning ground), berkurangnya populasi benur dan nener,serta berkurangnya daerah asuhan ikan (nursery ground). Erosi pantai juga diperburuk oleh perencanaan dan pengembangan wilayah pesisir yang tidak tepat,pengambilan pasir pantai untuk reklamasi dan hotel, dan kegiatan-kegiatan lainyang bertujuan untuk menutup garis pantai dan perairannya.

e). Kerusakan Padang LamunEkosistem lamun terletak diantara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistemmangrove dan ekosistem terumbu karang. Dengan letak yang berdekatan, duaekosistem pantai tropik tersebut, ekosistem lamun tidak terisolasi atau berdiri sendiritetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut. Meski berbagai manfaat dapatkita ambil dari lamun, namun padang lamun hidup di lingkungan yang rawan(stressed ecosystem) yang disebabkan oleh pengaruh pasang surut dan run off. Pasangsurut dapat menyebabkan tersingkap dan munculnya lamun ke permukaan,sedangkan run off atau limpasan air dari daratan dan hempasan gelombang lautdapat menyebabkan pengendapan sedimen yang berlebihan dan erosi/abrasi. Namun,ancaman terbesar berasal dari aktifitas manusia: Limbah industri dan lahan pertanianyang dibawa oleh aliran sungai, Jalur pelayaran, dimana propellor kapal motor dapatmerusak daun-daun lamun, Penambangan pasir, baik di sungai maupun di laut,Pemakaian alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, dan Ancaman akibataktifitas manusia, seringkali tidak hanya mengganggu fungsi ekologis, tetapi jugamenghilangkan ekosistem akibatnya keanekaragaman plasma nutfah menjadi hilang.

37

Page 46: Website Sma 2007

BAB 5PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAUT TERPADU

Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, kita memahami bahwa bumi initermasuk laut Indonesia dengan segala unsur lingkungan yang ada di dalamnya diciptakanuntuk siap memenuhi segala kebutuhan hidup manusia khususnya bangsa Indonesia.Kemudian kita memanfaatkan sumberdaya laut Indonesia tersebut baik sebagai sumberpangan, obyek wisata, media tranportasi, sumber bahan tambang dan sumber minyakdan gas (migas). Tetapi dalam hal pemanfaatan sumberdaya tersebut, kerusakanlingkungan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Masalahnya, kalau kerusakan ituberlangsung terus tanpa dikendalikan secara baik, maka akan terjadi kelangkaansumberdaya bahkan mungkin akan musnah. Sementara di sisi lain jumlah manusianyaadalah tetap bahkan mungkin bertambah, maka akibat yang harus diderita oleh bangsaIndonesia ialah hidup ini menjadi semakin susah dan kehidupan itu sendiri terancamkeberlanjutannya. Untuk mengatasi agar hal tersebut tidak terjadi dan kita dapatmemanfaatkan secara optimal karunia Tuhan berupa sumberdaya laut yang sangat berhargatersebut, maka kita perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan laut secara terpadu.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata “pengelolaan” berarti pengurusan,penyelenggaraan, atau manajemen. Ketika kata “pengelolaan” digandeng dengan kata“lingkungan hidup” menjadi “pengelolaan lingkungan hidup”, maka menurut Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1ayat 2 menyebutkan: “pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu pemanfaatan,penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembanganlingkungan hidup”. Adapun tujuan pengelolaan lingkungan hidup, menurut pasal 4, ialahtercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup, terwujudnyamanusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup, terkendalinya pemanfaatansumberdaya secara bijak, dan terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untukgenerasi sekarang dan mendatang. Dalam hubungan dengan lingkungan laut sebagai obyekyang akan dikelola, maka dapat dikatakan bahwa tujuan utama pengelolaan lingkunganlaut adalah terlaksananya pembangunan yang berhubungan dengan unsur-unsurlingkungan laut secara berkelanjutan.

5.1 Prinsip Pengelolaan TerpaduModel pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan dapat dibedakan kedalam dua

model pengelolaan, yaitu pengelolaan secara sektoral dan pengelolaan secara terpadu.Pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara sektoral pada dasarnya hanya berkaitandengan satu jenis sumberdaya/ekosistem, untuk memenuhi tujuan tertentu (sektoral),seperti sektor: perikanan, pariwisata, pertambangan, industri, permukiman, perhubungandan sebagainya. Dalam pengelolaan sektoral ini, dampak lintas sektor dan daerahseringkali terabaikan. Akibatnya model perencanaan dan pengelolaan sektoral inimenimbulkan berbagai dampak yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, sertadapat mematikan sektor lain.

38

Page 47: Website Sma 2007

Perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu, memilikipengertian bahwa pengelolaan tersebut dilakukan melalui tahap penilaian secaramenyeluruh, perumusan tujuan dan sasaran, kemudian melaksanakan kegiatanpemanfaatannya untuk mencapai hasil pembangunan yang optimal dan berkelanjutan.Perencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan secara terus menerus dan dinamis,dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspirasi masyarakatpengguna (stakeholders) serta pemanfaatan yang sudah ada bahkan meliputi aspek konflikkepentingan. Keterpaduan perencanaan serta pengelolaan wilayah pesisir dan lautan,seyogianya mencakup 4 (empat) aspek, yaitu keterpaduan ekologis, keterpaduan sektoral,keterpaduan disiplin ilmu dan keterpaduan pelaku (Stakeholder).

5.2 Prinsip Pembangunan BerkelanjutanKonsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan oleh Komisi Dunia tentang

Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development),yaitu pada tahun 1987. Setahun kemudian, konsep pembangunan berkelanjutan tersebutsudah termuat dalam GBHN 1988, yaitu menjadi kebijaksanaan pembangunan yangberkelanjutan. Adapun ciri-ciri dari pembangunan yang berkelanjutan ini, ialah:a. Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan

kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidaklangsung.

b. Memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dalam arti memanfaatkan sumberdaya alam sebanyak alam dan tekonologi pengelolaan mampu menghasilkannyasecara lestari.

c. Memberi kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya di daerah untukberkembang bersama-sama, baik dalam kurun waktu yang sama maupun dalamkurun waktu yang berbeda secara sambung menyambung.

d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasoksumberdaya alam, melindungi serta mendukung perikehidupan secara terus menerus.

e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memperhatikan kelestarian fungsi dankemampuan ekosistem untuk mendukung perikehidupan, baik masa kini maupunmasa yang akan datang.Pada tanggal 3 Juni sampai 14 Juni 1992, di Rio de Janeiro, Brasil, telah di laksanakan

sebuah konferensi internasional yang membahas tentang lingkungan hidup danpembangunan (United Nations Conference on Environment and Development, UNCED).Kejadian tersebut merupakan konferensi terbesar yang pernah ada dalam abad ke XX,karena untuk pertama kalinya sebanyak lebih dari 100 kepala negara dan kepalapemerintahan berkumpul membicarakan masalah lingkungan dan pembangunan.Konferensi ini melibatkan 30.000 peserta yang terdiri dari: pemerintah, swasta, pengusaha,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.

Hasil konferensi tentang lingkungan hidup dan pembangunan tersebut adalahDeklarasi Rio. Deklarasi (pernyataan) ini terdiri dari 27 prinsip yang intinya merupakan

39

Page 48: Website Sma 2007

satu pola pembangunan berwawasan lingkungan dan menetapkan prinsip-prinsip tentanghak-hak dan kewajiban umat manusia terhadap lingkungan. Prinsip-prinsip tersebutkemudian dikembangkan kedalam Agenda 21 (agenda untuk abad 21). Agenda ini memuatprogram kerja yang menjabarkan lebih lanjut Deklarasi Rio. Selanjutnya, penjabarandari Agenda 21 yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat Tinggi Bumi tersebut telahdituangkan di dalam Agenda 21 Indonesia dan sekaligus merupakan program serta strategipengelolaan lingkungan yang menggambarkan gagasan pembangunan berkelanjutan diIndonesia.

Agenda 21 Indonesia dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yakni: (1)pelayanan masyarakat, (2) pengelolaan limbah, (3) pengelolaan sumberdaya tanah, dan(4) pengelolaan sumberdaya alam. Tiga sub agenda telah di rumuskan dalam agenda keempat (pengelolaan sumberdaya alam) tersebut, yaitu: (1) konservasi keanekaragamanhayati, (2) pengembangan bioteknologi, dan (3) pengelolaan terpadu wilayah pesisir danlautan.

5.3 Upaya PengelolaanUpaya yang dilakukan untuk mengelola (memanfaatkan, menata, memelihara,

mengawasi, mengendalikan, memulihkan dan mengembangkan) lingkungan laut tersebutpada dasarnya merupakan jalan keluar dari permasalahan lingkungan seperti yang telahdijelaskan pada bab sebelumnya.

5.3.1. Upaya Pengelolaan Kualitas Air LautUpaya pengelolaan untuk mengatasi masalah penurunan kualitas air laut, dapatdilakukan sesuai dengan sumber dampaknya yang terdiri dari: penggundulan hutan,limbah padat dan limbah cair, penambangan, tumpahan minyak (spill oil), dandumping.1). Penggundulan Hutan

Kegiatan penebangan hutan harus dapat dikendalikan sedemikian rupa agarpengaruhnya terhadap kualitas air, volume, dan debit aliran air di DAS wilayahpesisir dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk menekan gangguan terhadapkondisi ekosistem hutan, maka pengusahaan hutan hendaknya meliputiperencanaan yang baik tentang: (a) jalan pengangkutan kayu yang ditempatkandan dikelola dengan baik, (b) metode pemotongan kayu yang tepat, (c) metodepengangkutan kayu yang sesuai, (d) adanya zona penyangga / buffer zone disepanjang aliran sungai, dan (e) tindakan pengawasan untuk tidak mencemariair pada saat pengawetan kayu.

2). Limbah Padat dan Limbah CairBerbagai cara atau metode untuk penerapan sistem pembuangan limbah padatantara lain adalah: (1) pembuangan secara terbuka (oven disfossal/dumping);(2) penimbunan dengan tanah (sanitary landfill); (3) kompos (composting);dan (4) pembakaran (incinerator). Namun, penggunaan cara-cara yang dapatmencegah/menekan terjadinya pencemaran air dan lingkungan masih sedikit

40

Page 49: Website Sma 2007

mendapat perhatian. Padahal, di wilayah pesisir khususnya, penggunaan cara-cara yang dapat mengatasi masalah dampak buangan limbah padat tersebut,perlu mendapat perhatian yang utama.Pemilihan dan penentuan lokasi pembuangan harus dilakukan sedemikian rupa,sehingga tidak mencemari badan air di wilayah pesisir. Penerapan cara iniharus mendapat pengawasan ketat sehingga dalam operasinya mampumencegah terjadinya pencemaran badan air dan merusak lingkungan daerahvital.Limbah cair (sewage) yang berasal dari permukiman/rumah tangga, umumnyaakan bercampur dengan limbah industri dan limpasan air hujan. Perairan pantaiyang menerima masukan limbah cair tersebut secara terus menerus, akanmengalami peningkatan kandungan unsur hara, bahan organik, bakteri patogendan bahan beracun lainnya, sebagai akibat dari pada kemampuan pemurnianalami perairan pantai tersebut yang terbatas. Kasus seperti ini umum dijumpaidi perairan pantai dari kota-kota besar, dan bukan hanya mencemari melainkansampai merusak ekosistem perairan pantai itu sendiri.Penempatan instalasi pengolahan limbah cair, lokasi pembuangan dan pipadistribusinya, seharusnya tidak menimbulkan gangguan terhadap daerah vital.Sistem atau tehnik pengolahan limbah perlu diperbaiki untuk memenuhi standarefluent. Disamping itu juga perlu dilakukan pemusatan pengolahan limbah.

3). PenambanganDalam rangka pengamanan, sebagai upaya untuk memperkecil dampak yangtimbul sebagai akibat penambangan pasir laut, melalui TP4L (Tim PengendaliPengawasan Pengusahaan Pasir Laut) telah diterbitkan Keputusan MenteriKelautan dan Perikanan No: Kep.33/Men/2002 tanggal 8 Agustus 2002 tentangZonasi Wilayah Pesisir dan Laut untuk Kegiatan Pengusahaan Pasir Laut; danKeputusan Menteri Kelautan dan Perikanan selaku Ketua TP4L Nomor No.01/K-TP4L/VIII/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Pedoman Pengendaliandan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.Dalam pelaksanaan pengusahaan penambangan pasir laut, seharusnyamemperhatikan pemintakatan (zonasi) wilayah. Dalam pemintakatan tersebut,suatu wilayah dibagi kedalam Mintakat (zona) Perlindungan dan Mintakat(zona) Pemanfaatan, yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:a. Mintakat Perlindungan merupakan mintakat terlarang untuk kegiatan

penambangan, yang meliputi: kawasan pelestarian alam; kawasan suakaalam; kawasan perlindungan ekosistem pesisir dan pulau kecil (tamanlaut daerah, kawasan perlindungan mamalia laut, suaka perikanan, migrasibiota laut, terumbu karang, kawasan pemijahan ikan dan biota lautlainnya); perairan dengan jarak < 2 mil laut di hitung pada saat surutterendah; perairan dengan kedalaman < 10 meter diukur dari surutterendah; (usulan dari Dishidros TNI-AL dan Ditjen Hubla): instalasi

41

Page 50: Website Sma 2007

dan 500 meter kanan-kiri kabel dan pipa bawah laut, ALKI (Alur LautKepulauan Indonesia) dan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran).

b. Mintakat Pemanfaatan dibagi menjadi Mintakat Pemanfaatan Bersyaratseperti TSS (Traffic Separation Scheme), STS (Ship to Ship Transfer),alur lalu lintas pelayaran, wisata bahari, kawasan penangkapan ikantradisional, lokasi latihan TNI-AL dan tempat pembuangan mesiu,mintakat pengeboran lepas pantai dan mintakat pengambilan bendaberharga.

4). Tumpahan Minyak (oil spill )Untuk mengatasi masalah lingkungan apabila terjadi tumpahan minyak di lautbaik yang berupa pencemaran rutin dari aktifitas anjungan lepas pantai, darikapal tanker, dari kapal penumpang maupun kapal barang, serta dari berbagaialat transportasi yang berada di pelabuhan maupun yang di sebabkan olehadanya peristiwa kecelakaan (tabrakan atau kandas) kapal, saat ini sedangdilakukan proses penyelesaian suatu Rancangan Keputusan Presiden tentangPenanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (NationalContingency Plan for Oil Spill /NCP) dengan melibatkan unsur terkait sepertiDitjen. Perhubungan Laut, PERTAMINA, Ditjen Minyak dan Gas Bumi, Dep.Kelautan dan Perikanan, Dep. Keuangan, dan lain-lain.

5). Dumping.Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1999 tentang PengendalianPencemaran dan /atau Perusakan Laut, pasal 18 bahwa dumping di laut wajibmendapat izin Menteri Negara Lingkungan Hidup dan tata cara dumpingditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Sehubungandengan hal tersebut, maka pelaku kegiatan yang menghasilkan limbah untukmembuang limbahnya ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri negaraLingkungan Hidup.Sehubungan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, dimana kewenangan akaneksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut kurang dari12 mil berada dibawahh koordinasi Pemerintah daerah Propinsi, Kabupatendan Kota, maka pemberian izin dumping ke laut berada dibawah pemerintahdaerah yang dalam hal ini Gubernur atau Bupati dan Walikota, dengan syaratperaturan daerah yang mengatur tentang tata cara dumping ke laut telah tersediadan diundangkan. Tata cara dumping di Laut yang memuat persyaratan teknisdumping dan lokasi dumping, diperlukan dalam rangka: melindungi ekosistempesisir dan laut dari pencemaran dan atau perusakan akibat dumping; mencegahterjadinya pencemaran dan kerusakan laut; memberikan panduan bagi kalangandunia usaha dalam pengelolaan limbahnya apabila berencana untuk membuanglimbahnya ke laut dan sebagai rujukan bagi Pemerintah Daerah Propinsi,Kabupaten/Kota dalam pengelolaan limbah yang akan di dumping ke laut.

42

Page 51: Website Sma 2007

Dumping yang dipersyaratkkan dalam Perarturan Pemerintah No. 19 tahun1999, akan mengacu kepada London Dumping Convention (LDC) 1972,walaupun sampai saat ini Indonesia belum meratifikasinya, dimana di dalamnyaterdapat pembatasan jenis limbah yang boleh dibuang dan yang dilarang untukdibuang.

5.3.2. Upaya Pengelolaan Over fishingKelebihan penangkapan ikan (overfishing), dapat dibagi dalam beberapa tipetergantung pada tingkat keseriusannya seperti dapat dilihat dibawah ini:a. Pertama, recruitment overfishing, yaitu kondisi ikan-ikan muda (juvenile) yang

ditangkap secara berlebihan sehingga tidak ada pertumbuhan stok ikan dewasayang berasal dari ikan dengan kelompok usia yang lebih muda.

b. Kedua, biologically overfishing, yaitu kondisi penangkapan ikan yang telahmencapai tahap hasil melebihi batas tangkapan maksimum lestari (MSY).

c. Ketiga, economically overfishing yaitu adanya upaya penangkapan ikan secaraberlebihan melalui investasi armada penangkapan secara besar-besaran, namunhasil tangkapan ikan yang diperoleh secara agregat hanya pada tingkat suboptimum (lebih rendah dari tingkat maksimum yang dapat dihasilkan).

d. Jika ketiga tipe overfishing tersebut tetap berlangsung, maka tipe overfishingyang keempat sangat besar peluangnya untuk terjadi. Tipe yang keempattersebut dikenal dengan nama Malthusian overfishing. Dalam perikanan, berartiada sedikit ikan yang tersedia di laut dan diperebutkan oleh banyak nelayan.

Malthusian overfishing terjadi ketika pemerintah sebagai manajer sumberdayaperikanan tidak mampu dan tidak berhasil menata dan mengelola kegiatanpenangkapan ikan yang dilakukan oleh rakyatnya. Akibatnya, setiap nelayanberkompetisi secara bebas dan timbulah daya kreasi setiap orang untuk men-dapatkan ikan dalam jumlah banyak dan cepat. Daya kreasi ini diwujudkan dengandihasilkanya atau direkayasanya metode dan tehnik menangkap ikan yang cepatdan secara ekonomi efisien, namun ternyata justru merusak dan merugikanlingkungan. Metode dan tehnik yang dimaksud, biasanya berkisar di sekitarpenggunaan bom, dinamit, racun, aliran listrik, serta alat-alat penangkap ikankontemporer. Hal itu biasanya dilakukan dengan pertimbangan bahwa, jika tidakdilakukan, orang lain yang akan melakukannya. Malthusian overfishing adalahperlombaan untuk meraih keuntungan dengan cara yang salah dan membawa dampakkerugian bagi semua orang.Para peneliti ekonomi sumberdaya dari International Center for Living AquaticResource Management (ICLARM) berpendapat bahwa kelebihan penangkapan ikan(over fishing) merupakan akibat dari tidak dilakukannya pengelolaan (manajemen)sumberdaya perikanan secara baik. Oleh karena itu, manajemen sumberdayaperikanan merupakan jantung pembangunan perikanan. Manajemen sumberdayaperikanan dengan pengertian sebagai suatu kumpulan tindakan (aksi) yangterorganisasi untuk mencapai tujuan, dilaksanakan di setiap negara sesuai dengan

43

Page 52: Website Sma 2007

tujuan dan prioritas manajemen yang bergantung pada latar belakang ekonomi, sosial,budaya, teknologi dan politik.Indonesia telah menempatkan manajemen sumberdaya perikanan pada visi(pandangan) pembangunan perikanan dan kelautannya. Visi pembangunan perikananIndonesia adalah mewujudkan usaha perikanan produktif dan efisien berdasarkanpengelolaan sumberdaya perikanan secara bertanggungjawab. Sementara itu, padabagian Ketentuan Umum Undang-undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan,dikatakan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya yang bertujuanagar sumberdaya itu dapat dimanfaatkan secara optimal dan berlangsung terusmenerus.Beberapa pendekatan yang mungkin dilakukan dalam memanfaatkan sumber dayaikan secara optimal dan berkelanjutan adalah: pembatasan alat tangkap, pelaranganalat tangkap, pengendalian upaya penangkapan ikan, penutupan daerah penangkapan,penutupan musim penangkapan, pemberlakuan kuota.

5.3.3. Upaya Pengelolaan Terumbu KarangEkosistem terumbu karang memiliki kemampuan yang baik dalam hal memperbaikidan memperbaharui sendiri bagian-bagian yang rusak. Tentu saja hal itu terjadi,apabila habitat dan berbagai macam formasi terumbu karang serta faktor lingkunganyang mempengaruhinya terpelihara dengan baik. Seperti ekosistem alam lainnya,terumbu karang tidak memerlukan campur tangan langsung manusia untukkelangsungan hidupnya. Bahkan kegiatan manusia itu sendiri justru banyak memberitekanan terhadap keberadaan terumbu karang. Dalam hal ini, perlu dilakukanlangkah-langkah preventif.Di bawah ini terdapat beberapa pedoman dalam rangka memberi peluang yang lebihbesar terhadap kelangsungan hidup terumbu karang yang berkualitas tinggi yaitu:1). Jangan melakukan pengerukan atau aktifitas lainnya yang menyebabkan

teraduknya sedimentasi dan membuat air menjadi keruh terutama di arah huludari terumbu karang.

2). Hindarkan pencemaran dan peningkatan nutrin ke dalam ekosistem terumbukarang. Penempatan lokasi industri yang jauh dari zona terumbu karang dapatmeminimalkan resiko terjadinya pencemaran.

3). Hentikan penggunaan bahan peledak dan bahan beracun sebagai alat penangkapikan karang.

4). Promosikan dan kontrol kegiatan pariwisata dengan cara memberikan wawasanbahwa terumbu karang merupakan aset nasional yang tidak dapat dinilai denganuang.

5). Menyadarkan masyarakat pengguna tentang pentingnya ekosistem terumbukarang dan bahaya yang mengancam kelestariannya serta mengikutsertakanmasyarakat pengguna dalam pengelolaannya.

6). Lakukan rehabilitasi terhadap terumbu karang yang telah mengalami kerusakandengan sistem transplantasi.

44

Page 53: Website Sma 2007

5.3.4. Upaya Pengelolaan MangrovePada kondisi khas di mintakat pasang surut di daerah tropis, mangrove mempunyaikemampuan untuk tumbuh dengan cepat, membentuk struktur hutan yang kompleksdan memiliki produktivitas tinggi. Namun ekosistem ini sangat sensitif terhadapfaktor-faktor seperti sirkulasi air, salinitas, dan aspek fisika-kimia dari mediahidupnya. Konservasi ekosistem dan sumberdaya di dalamnya dapat dilakukandengan mencegah terjadinya perubahan-perubahan nyata dari faktor-faktor tersebutdi atas. Penting untuk diperhatikan bahwa banyak hal yang dapat mengubah faktor-faktor tersebut, yang berasal dari luar ekosistem mangrove. Karenanya, konservasidan pemanfaatan mangrove bergantung sepenuhnya pada perencanaan yang terpadudengan mempertimbangkan kebutuhan ekosistem mangrove.Tindakan yang perlu segera dilakukan untuk menanggulangi kerusakan mangrove,adalah sebagai berikut:1). Penetapan jalur hijau pantai sesuai dengan Keppres No.32 Tahun 1990 tentang

kawasan Lindung.2). Menetapkan lokasi-lokasi prioritas untuk rehabilitasi. Lokasi tersebut

digolongkan kedalam golongan kritis dan super kritis.3). Penetapan tataguna ruang mangrove yang meliputi kawasan lindung dan

kawasan budidaya sebagai acuan bersama bagi instansi pemerintah tingkatpusat dan daerah serta masyarakat, untuk memanfaatkan kawasan hutanmangrove secara berkelanjutan.

5.3.5. Upaya Pengelolaan Padang LamunPadang lamun dan hewan yang berasosiasi dengannya mempunyai kemampuanalamiah untuk bertahan dan hidup pada kondisi normal, atau sesuai dengan kondisilingkungannya yang khas. Pedoman pengelolaan merupakan kebutuhan dasar yangdiperlukan untuk mempertahankan kondisi tersebut. Oleh karena itu, maka tindakan-tindakan yang dilakukan di wilayah pesisir, harus mempertimbangkan danmemasukkan pedoman-pedoman sebagai berikut:1). Pengerukan dan penimbunan seharusnya dihindari pada lokasi yang didominasi

oleh padang lamun.2). Usulan pembangunan di wilayah pesisir (seperti pelabuhan, dermaga/jetty)

yang mengubah pola sirkulasi air, seharusnya dirancang untuk menghindariatau meminimalkan erosi atau penumpukan di sekitar daerah padang lamun.

3). Prosedur pembuangan limbah cair seharusnya diperbaharui dan diubah sesuaidengan kebutuhan untuk mencegah limbah yang merusak masuk ke dalampadang lamun.

4). Skema-skema pengalihan aliran air yang dapat mengubah tingkat salinitasalamiah harus dipertimbangkan akibatnya terhadap komunitas padang lamun.

5). Lakukan tindakan untuk mencegah tumpahan minyak mencemari komunitaspadang lamun.

45

Page 54: Website Sma 2007

6). Rekonstruksi padang lamun di perairan dekat tempat yang sebelumnya adapadang lamun.

5.3.6 Upaya Pengelolaan Benda-benda Berharga yang berasal dari Barang MuatanKapal Tenggelam (BMKT) di Dasar LautAkhir-akhir ini kita sering mendengar atau membaca berita-berita tentang penemuankeramik dari perairan Nusantara oleh para nelayan. Ini suatu kenyataan, bahwaperairan laut kita memiliki tinggalan kapal karam yang sangat kaya. Keberadaantinggalan tersebut mendorong timbulnya kegiatan pencarian harta karun di dasarlaut, baik secara legal maupun ilegal. Sebagian dari tinggalan yang telah diangkat,baik berupa keramik, barang-barang logam, batangan emas, dan sebagainya telahberpindah ke luar negeri, dan sebagian lainnya menjadi milik swasta yang tersimpandiberbagai koleksi. Penemuan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penyelaman,beberapa dilakukan secara profesional. Kegiatan ini, dilandasi untuk mencari barang-barang muatan kapal karam yang menjanjikan terutama di pasaran global. Padaawalnya eksplorasi kapal karam belum seberapa menggema seperti sekarang, selainproses perijinannya susah, memerlukan investasi dana yang sangat besar, lokasiyang sangat sulit, juga kurangnya sumberdaya manusia yang dapat diandalkan dalamkegiatan tersebut. Akibatnya eksplorasi ini banyak dilakukan oleh para pakar asingbekerjasama dengan pihak swasta lokal, yang boleh jadi dilandasi perhitungan profitdan keuntungan. Mau melakukan eksplorasi apabila itu dipandang memiliki nilaiekonomi yang tinggi, sehingga biasanya barang-barang yang memiliki nilai keciljarang dikelola sebagaimana mestinya.

Pada dasarnya tinggalan itu memiliki nilai sejarah dan ekonomis baik padamasa lalu maupun masa kini. Sebagai historical dan scientific value dari segi ilmupengetahuan dan sejarah, menggambarkan proses pelayaran dan perdagangan baiklokal maupun regional dalam konteks jamannya. Dengan demikian tinggalan inimerupakan sumberdaya budaya yang memerlukan penanganan secara ilmiah agarbermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya; sedangkanekonomic (commercial) value : dalam konteks masa kini barang-barang muatankapal-karam mengandung nilai komersial tinggi, terutama muatan keramiknya. Jenisbarang muatan kapal kuno menjadi komoditi yang memiliki pasar tersendiri, baikdi dalam maupun di luar negeri. Dengan demikian tinggalan ini merupakan asetyang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Di satu sisi, sebagian daritinggalan kapal karam dan muatannya termasuk dalam kategori benda cagar budayayang perlu dilindungi, di sisi lain tinggalan tersebut Jalur pelayaran merupkan asetyang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu, untukmengakomodasi kedua kepentingan itu, maka diterbitkan aspek legal yang berkaitandengan pengelolaan tinggalan sejenis dengan penangan khusus oleh Panitia Nasionalyang beranggotakan institusi dari departemen-departemen terkait. Tinggalan inimemberikan bukti-bukti lebih kongkret tentang rangkaian proses pendistribusianbarang dari tempat pembuatan (produsen) ke konsumen dan fungsinya sebagai barang

46

Page 55: Website Sma 2007

komoditi. Dari serangkaian eksplorasi yangtelah dilakukan, misalnya kapal karam diperairan Belitung dengan berbagai jenismangkuk dan cawan Changsha ware abadke-9; muatan Tang cargo ini diperkirakanbernilai US$ 6-10 juta. Tidak jauh darilokasi itu, ditemukan Intan Wreck diperolehkurang lebih 7300 keramik dan lebih dari6000 barang komoditi lainnya. Muatankeramik paling banyak berwarna putihkebiruan (telur asin) yang lebih dikenal

Changsa WareChangsa WareChangsa WareChangsa WareChangsa Ware

dengan Qingbai ware kualitas bagus abad ke-10an. Masih berdekatan dengan kedua kapal itu tenggelam, ditemukan Java wreck yang memuat barang-barang hijauseladon lebih biasa disebut Longquan ware abad ke-10-11.

Sebagai data banding, jenis-jenis keramik dan barang komoditi lainnya dalamkapal-kapal itu juga ditemukan dalam penelitian arkeologi di lokasi yang dianggapsemasa atau menjadi wilayah kekuasaan Sriwijaya, sehingga dapat dipastikan bahwabarang-barang tersebut antara lain untuk konsumen Sriwijaya. Ini menunjukkanbahwa banyak kapal yang berlayar memuat jenis yang sama pada jamannya, tetapiternyata tidak seluruh kapal sampai ke tempat yang dituju, tetapi karena sesuatu haltenggelam dalam pelayarannya. Kapal karam lainnya yang dieksplorasi yaitu diperairan utara Cirebon dengan barang-barang penuh hiasan masa Dinasti Tang jenisYue-Five Dinasti-Song Utara abad ke-9-10 an. Juga diperoleh muatan kapal karamKarang Cina, keramik dari Cina Selatan terutama Dinasti Yuan abad ke-13-14 jenisguci bertutup, buli-buli, piring; sebagian besar seladon hijau. Temuan kapal karamdi Pulau Buaya, yang sebagian besar jenis keramik yang dimuat berasal dari masaSong Yuan abad ke-12-14, juga tidak jauh berbeda dengan bukti-bukti kapal karamlainnya. Hasil pelelangan kapal karam Geldermalsen dengan Nanking cargonyayang tenggelam di perairan Kepulauan Riau, sebagian besar memuat keramik CinaDinasti Qing abad ke-18; dilelang di Balai Lelang Christie dapat menghasilkankurang lebih US$ 17 jutaan.

Eksplorasi kapal karam Tek Sing yang memuat barang keramik Cina abad ke-19an antara lain berupa mangkuk, Keramik Thailand (atas), Keramik Vietnam(bawah) piring, cepuk, figurine, sendok, menghasilkan kurang lebih US$ 15 juta;dan masih banyak lagi azet US dolaran yang menunggu di perairan Nusantara. Azetsiapakah itu?

Ditemukannya kapal karam di perairan Blanakan, Subang membuktikan adanyapengangkutan barang keramik selain Cina. Dari kapal ini diperoleh keramik-keramikberbagai jenis dari Thailand Sawankhalok dan Sukhothai serta Vietnam. Inimanandakan bahwa ternyata muatan kapal karam tidak hanya keramik dari Cina,tetapi dari negara produsen keramik lainnya pun juga ditemukan. Temuan tinggalankapal karam yang hingga kini belum di eksplorasi secara profesional antara lain diwilayah pantai Tuban, walupun banyak yang telah ditemukan dari penelitian

47

Page 56: Website Sma 2007

arkeologi, misalnya mangkuk Cina SelatanSong-Yuan abad ke-12-14 juga keramik utuhdan pecahan dalam bentuk piring, guci danbotol mercury.

Dari wilayah Nusantara bagian timur,diberitakan adanya temuan beberapa guci danpiring keramik di perairan Selayar, SulawesiSelatan oleh nelayan; namun eksplorasibelum dilakukan, mungkin tidak men-janjikan. Pada tahun 70an wilayah Selayardikenal sebagai gudangnya keramik, terjadipenjualan secara besar-besarnya yang diperoleh dari penggalian liar di kuburan kuna.Dari penelitian arkeologi dibuktikan bahwafungsi keramik di pulau ini antara lain sebagaibekal kubur. Bukti lain yang kami anggapcukup menarik adanya jenis cepuk Qingbaiabad ke-12-13an, dimana di bagian dalam

Barang Muatan Kapal KaramBarang Muatan Kapal KaramBarang Muatan Kapal KaramBarang Muatan Kapal KaramBarang Muatan Kapal Karam

terdapat patung orang bersenggama. Jenis ini juga menjadi muatan kapal Java wreckdan ditemukan pula di Sanur Bali, pada waktu penduduk membuat fondasi purapribadi, keramik ini juga berkonteks dengan kubur. Apakah ini berarti pesanankhusus?

Keberadaan kapal karam itu menggambarkan bagaimana barang-barangkomoditi itu diangkut dari pusat produksinya (kiln/tungku pembakaran), kemudiandibawa ke pelabuhan, untuk selanjutnya di kapalkan. Setelah proses pengapalanselesai, kapal laut berlayar selama beberapa lama menuju salah satu bandar, antaralain Nusantara ataupun negara lainnya yang juga melalui Nusantara. bukti ini dengansendirinya merupakan data primer yang dapat menunjukkan berlangsungnya jalurperdagangan dan bukti yang sangat relevan untuk mengungkapkan kegiatanperniagaan kuno.

48

Page 57: Website Sma 2007

BAB 6WILAYAH LAUT YURISDIKSI NASIONAL INDONESIA

6.1 Wilayah Laut IndonesiaIndonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan mempunyai luas wilayah laut

sebesar 5.8 juta km2, yang terdiri atas 3.1 juta km2 merupakan perairan teritorial Indonesiadan 2.7 km2 merupakan perairan laut Zona Ekonomi Eksklusif. Disamping itu Indonesiamemiliki panjang pantai sebesar 95.181 km, yang merupakan pantai terpanjang ke empatdi dunia setelah Rusia.

Sesuai dengan Konvensi Hukum Laut 1982, Indonesia memiliki beberapa rejimlaut yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan dalam kaitannya denganpengelolaan sumber daya kelautan, baik bagi Indonesia sendiri maupun dengan negaratetangga. Secara prinsip rejim laut tersebut meliputi 4 bagian yaitu:a) Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh bagi Indonesia atau dikenal sebagai

wilayah kedaulatan Indonesia yang meliputi Laut Pedalaman, Laut Nusantara danLaut Teritorial

b) Wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang dikandung sertamemiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal tertentu yang meliputi wilayahperairan Zona Tambahan, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), dan Landas Kontinen

c) Wilayah laut, di mana Indonesia memiliki kepentingan namun tidak memilikikedaulatan kewilayahan ataupun kewenangan dan hak berdaulat atas laut tersebut,meliputi wilayah perairan laut lepas dan dasar laut internasional di luar LandasKontinen Indonesia.

d) Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh berarti bahwa di wilayah ini Indonesiamemiliki kedaulatan mutlak atas ruang udara dan dasar laut serta tanah di bawahnyayang meliputi:1) Perairan Pedalaman

Merupakan bagian dari wilayah perairan Nusantara. Pada wilayah ini Indonesiamemiliki kedaulatan mutlak dan kapal-kapal asing tidak mempunyai hak lintas.Ketentuan mengenai penetapan perairan Pedalaman telah diatur di KonvensiHUKUM LAUT 1982, namun hingga saat ini Indonesia belum menetapkanperairan Pedalaman tersebut.

2) Perairan NusantaraBagian luar perairan Pedalaman adalah perairan Kepulauan (Nusantara).Wilayah perairan ini dapat dipahami sebagai laut yang terletak di antara pulau,dibatasi atau dikelilingi oleh garis pangkal, tanpa memperhatikan kedalamandan lebar laut tersebut. Pada wilayah perairan Nusantara ini kapal asingmemiliki hak lintas berdasarkan prinsip Lintas Damai (innocent passage) danbagi kepentingan pelayaran internasional kapal asing juga mempunyai haklintas melalui sea lanes atau lebih dikenal sebagai Alur Laut KepulauanIndonesia (ALKI). Indonesia telah menetapkan 3 ALKI berdasarkan PP No.

49

Page 58: Website Sma 2007

37 tahun 2002. Adanya hak lintas kapal asing berdasarkan prinsip Lintas Damaidan lintas ALKI ini, membedakan antara hak dan kewenangan antara perairanPedalaman dan perairan Nusantara.

3) Laut TeritorialAdalah wilayah perairan di luar perairan Nusantara yang lebarnya tidakmelebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal. Di wilayah laut ini Indonesiamemiliki kedaulatan penuh. Seperti halnya yang berlaku di wilayah perairanNusantara, kapal-kapal asing memiliki hak lintas berdasarkan Lintas Damaidan hak lintas melalui ALKI yang merupakan kelanjutan ALKI yang telahditentukan pada perairan Nusantara.Sedangkan jenis wilayah laut kedua bagi sebuah negara kepulauan meliputi

wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang dikandung sertamemiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal tertentu yang mencakup:a) Zona Tambahan

Di luar laut Teritorial terdapat laut di mana Indonesia mempunyai kewenangan-kewenangan tertentu. Zona Tambahan dapat ditetapkan sampai dengan 12 millaut di luar laut teritorial atau sampai dengan 24 mil laut diukur dari garispangkal. Pada zona ini, Indonesia memiliki hak untuk dapat melaksanakankewenangan tertentu dalam mengontrol pelanggaran terhadap aturan-aturandi bidang bea cukai/pabean, keuangan, karantina kesehatan, pengawasanimigrasi, dan menjamin pelaksanaan hukum di wilayahnya. Pada saat ini sedangdibahas rancangan pengaturan Zona Tambahan.

b) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)Konvensi HUKUM LAUT 1982 pasal 55 dan 56 ayat 1a menyebutkan bahwaZEE adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut Teritorial,lebar zona ini tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal. Di perairan ZEEIndonesia memiliki hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi, konservasidan pengelolaan sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati yangterdapat di kolom air. Hak berdaulat lainnya adalah berkenaan dengan kegiatanuntuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi pada zona tersebut, sepertiproduk energi dari air, arus dan angin.Di samping hak berdaulat atas kekayaan alam yang terkandung di kolom air,Indonesia di zona ini mempunyai kewenangan untuk memelihara lingkunganlaut, mengatur dan mengijinkan penelitian ilmiah kelautan, serta memberikanijin pembangunan pulau buatan, instalasi, dan bangunan laut lainnya.

c) Landas KontinenKonvensi HUKUM LAUT 1982 telah menetapkan bahwa Landas Kontinendengan pengertian yuridis. Kewenangan suatu negara pantai atas kekayaanalam yang terkandung di dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah dibawah permukaan yang terletak di luar laut Teritorial, sepanjang kelanjutanalamiah daratannya hingga pinggiran luar tepian kontinen (continental margin),atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar Laut

50

Page 59: Website Sma 2007

Teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepian kontinen tidak mencapaijarak tersebut (pasal 76 ayat 1). Selanjutnya negara pantai memiliki kesempatanuntuk menetapkan batasan luar Landas Kontinen lebih lebar dari 200 mil lautdiukur dari garis pangkal dengan ketentuan berikut:1. Lebar maksimum tidak boleh lebih dari 350 mil laut diukur dari garis

pangkal2. Tidak melebihi 100 mil laut diukur dari garis kedalaman 2500 m3. Tidak melebihi lebar 60 mil laut dari kaki lereng kontinen4. Garis terluar dengan titik-titik ketebalan batu endapan adalah paling

sedikit 1% dari jarak terdekat antara titik-titik terluar dan kaki lerengkontinen

Ketentuan tersebut di atas mengisyaratkan bahwa dalam penetapan batasLandas Kontinen, Indonesia memiliki kepentingan menyangkut (1) batas landaskontinen dengan negara tetangga yang berhadapan atau berdamping yangdilakukan dengan persetujuan atas dasar hukum internasional, (2) batas landaskontinen hingga 200 mil dari garis pangkal dan (3) kemungkinan dapatdiajukannya batas landas kontinen di luar 200 hingga maksimal 350 mil lautdari garis pangkal atau 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 m.Penambahan wilayah Landas Kontinen ini tidak berlaku secara otomatis, akantetapi perlu diajukan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia kepadaCommission on the Limits of the Continental Shelf - PBB. Pengajuan harusdilakukan dengan menyertakan peta-peta yang didukung argumentasiberdasarkan riset ilmiah tentang geodesi, geofisika dan geologi untukmenentukan batas luar paparan benua (Outer limit of the Continental Shelf)Indonesia.Terdapat 3 (tiga) kawasan di lepas pantai laut dalam yang berpotensi untukdiajukan oleh Indonesia sebagai Indonesian Outer Limit of the ContinentalShelf (IOCS), 2 (dua) di antaranya berada di Samudera Hindia dan satu diLautan Pasifik. Berdasarkan UNCLOS, batas jatuh tempo pengajuan tersebutadalah bulan Mei tahun 2009.

d) Laut LepasDi wilayah perairan Laut Lepas di luar batas ZEE Indonesia memiliki 2 (dua)kepentingan. Pertama, di kolom air dalam kaitannya pengelolaan sumber dayahayati dan untuk menjaga kelestarian sumber daya tersebut, pasal 63 dan 64Konvensi HUKUM LAUT 1982 menetapkan adanya keterkaitan yang eratantara pengelolaan dan eksploitasi kekayaan hayati di ZEE dan di Laut Lepasdi luarnya. Pengaturan ini khususnya menyangkut jenis perikanan‘mengembara’ (stradding stock) dan bermigrasi secara jauh (higly migratoryspecies) seperti tuna. Dalam kaitannya ini, Indonesia memiliki kepentingansecara pro aktif dalam mengelola perikanan di Laut Lepas terutama di kawasanSamudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kedua, di daerah dasar laut dan tanahdi bawahnya di luar batas Landas Kontinen, terdapat Daerah Dasar LautInternasional yang pengelolaannya dilakukan oleh Badan Otorita Dasar Laut

51

Page 60: Website Sma 2007

Internasional (International Seabed Authority ISBA) yang berkantor diKingston, Jamaica. Indonesia memiliki kepentingan untuk aktif memantauperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penambangan dan prosesingmineral di dasar laut di luar Landas Kontinen. Kepentingan saat ini difokuskanpada usaha melindungi agar produksi dan harga mineral khususnya tembagadan nikel yang sebagian berasal dari darat, tidak mendapatkan saingan yangmematikan dari mineral sejenis yang dihasilkan dari dasar laut.

Yurisdiksi Perairan Indonesia (sumber : J. Rais:2001)

6.2 Pulau-Pulau TerluarSebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504 pulau baikpulau besar maupun pulau kecil. Pulau-pulau tersebut sebagian telah berpenghunidan ada juga yang belum berpenghuni. Disamping itu pulau-pulau tersebut masihada yang belum memiliki nama. Dari puluhan ribu pulau tersebut terdapat 92 pulauterluar, dimana terdapat 12 pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negaratetangga yaitu: Pulau Rondo, P. Berhala, P. Nipa, P. Sekatung, P. Marore, P. Miangas,P. Marampit, P. Fani, P. Fanildo, P. Baras, P. Batek, dan P. Dana. Adapun nama-nama pulau terluar secara lengkap dengan posisi garis lintang dan bujur serta titikdasarnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Pulau-Pulau Terluar Yang Berbatasan LangsungDengan Negara Tetangga

1. Rondo 060 04’ 30” U 95006’45” T India danThailand NAD Tdk ada

2. Berhala 030 46’ 38” U 99030’03” T Malaysia SUMUT Tidak ada

No.Nama Pulau

Posisi NegaraTetangga

Provinsi PendudukLintang Bujur

52

Page 61: Website Sma 2007

Adapun profil ke-12 pulau terluar secara lengkap dapat dikemukakan sebagai berikut:1. Pulau Rondo terdapat di Kelurahan Ujung Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten

Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau ini terletak di ujung utara Pulau Weh,merupakan pulau terluar strategis di ujung barat Indonesia yang menjadi jalurpelayaran internasional, berbatasan dengan India, tidak dihuni tetap dan hanya dihunioleh petugas jaga mercusuar. Kekayaan alam berupa perikanan dan terumbu karang,rawan pencurian ikan (illegal fishing).

2. Pulau Sekatung terdapat di Desa Air Payang, Kelurahan Pulau Laut, KecamatanBunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Riau. Terletak di utara KepulauanNatuna, masuk Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan Vietnam,termasuk gugusan Pulau Natuna selain Pulau Sedanau, Bunguran, dan Midai, luasnyasekitar 0,3 kilometer persegi. Tidak berpenghuni, sering digunakan sebagaipersinggahan nelayan lokal dan asing, potensi berupa perikanan dan terumbu karang,rawan illegal fishing.

3. Pulau Nipa terdapat di Desa Pemping, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam,Provinsi Riau. Pulau kecil tak berpenghuni yang berbatasan dengan Singapura, 80persen merupakan batuan karang mati dan 20 persen batuan berpasir. Luas dataranlonjong ini sekitar 60 hektar, di sekitar pulau ini dijadikan penambangan pasir.Akibatnya, terjadi abrasi yang mengancam tenggelamnya pulau di tengah pelayaranlalu lintas internasional yang frekuensinya tinggi.

4. Pulau Berhala terdapat di Kecamatan Tanjungbintang, Kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera Utara. Berada di Selat Malaka yang berbatasan dengan Malaysia,tak berpenghuni, luas sekitar 2,5 kilometer persegi dan di kelilingi hamparan terumbukarang. Memiliki kekayaan alam berupa keindahan terumbu karang bawah laut danhutan tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi, rawan illegal fishing dan effectiveoccupation dari negara tetangga.

5. Pulau Marore terdapat di Kecamatan Tabukan, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.Merupakan salah satu pulau kecil di Laut Sulawesi dan berbatasan dengan Filipina.Memiliki penduduk sekitar 640 jiwa, luas sekitar 214,49 ha, termasuk gugusan

No.Nama Pulau

Posisi NegaraTetangga

Provinsi PendudukLintang Bujur

3. Nipa 010 09’ 13” U 103039’11” T Singapura Riau Tidak ada4. Sekatung 040 47’ 38” U 108000’39”T Vietnam Riau Tidak ada5. Marore 040 44’14” U 1250 28’ 42” T Philipina SULUT Ada6. Miangas 050 34’ 02” U 1260 34’ 54” T Philipina SULUT Ada7. Marampit 040 46’ 18” U 1270 08’ 32” T Philipina SULUT Ada8. Fani 010 04’ 28” U 1310 16’ 49” T Palau Papua Tdk ada9. Fanildo

(PP.Mapia) 000 56’ 22” U 1340 17’ 44” T Palau Papua Tdk ada10. Bras 000 55” 57” U 1340 20’ 30” T Palau Papua Ada11. Batek 090 15’ 30” S 1230 59’30” T TimorLeste NTT Tdk ada12. Dana 100 50’ 00” S 1210 16’57” T Australia NTT Tdk ada

53

Page 62: Website Sma 2007

Pulau Kawio, merupakan wilayah khusus di perbatasan Filipina yang disebut checkpoint border crossing area, rawan illegal fishing.

6. Pulau Miangas terdapat di Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten KepulauanTalaud, Sulawesi Utara. Merupakan salah satu gugusan Kepulauan Nanusa yangberbatasan langsung dengan Filipina, luas sekitar 3,15 kilometer persegi. Jarak PulauMiangas dengan Kecamatan Nanusa sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipinahanya 48 mil. Ada penduduknya yang mayoritas Suku Talaud, perkawinan denganwarga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi. Dilaporkan mata uang yang merekagunakan adalah peso, jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 678 jiwa, sudah adalistrik dari PLTD 10 KVA. Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677, sejauhini Filipina yang sejak tahun 1891 memasukkan Miangas dalam wilayahnya sudahmenerima Pulau Miangas sebagai wilayah Indonesia berdasarkan keputusanMahkamah Arbitrase Internasional. Rawan terorisme dan penyelundupan.

7. Pulau Marampit terdapat di Kecamatan Pulau Karatung, Kabupaten Talaud, SulawesiUtara. Salah satu pulau di Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Filipina, ber-penghuni dengan jumlah penduduk sekitar 1.436 jiwa, luas pulau 12 kilometerpersegi, pulau terluar yang dibatasi Samudra Pasifik di sebelah utara dan timur.Sarana navigasi pelayaran dan dermaga hingga kini belum terpasang, rawan abrasikarena berhadapan dengan laut lepas, rawan illegal fishing dan effective occupationdari negara tetangga.

8. Pulau Batek terdapat di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Utara,Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Merupakan pulau terluar yang berbatasanlangsung dengan Timor Leste, berada di perbatasan antara wilayah KabupatenKupang, NTT, dan Oekusi, Timor Leste, luas sekitar 25 ha. Menjadi tempat bertelurpenyu-penyu serta lokasi migrasi lumba-lumba. Untuk mencapainya cukup mudahkarena perairan di sebelah utaranya merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia(ALKI) jalur 3 yang menjadi jalur pelayaran internasional, rawan illegal fishingdan effective occupation dari negara tetangga.

9. Pulau Dana terdapat di Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Kupang, NusaTenggara Timur. Terletak di sebelah selatan Pulau Rote yang merupakan pulau terluarberbatasan dengan Australia. Letaknya strategis karena menjadi pintu masuk jalurpelayaran internasional (ALKI jalur 3), tidak berpenghuni, jarak dengan KotaKupang 120 kilometer dan dengan Pulau Rote 4 kilometer. Untuk mencapainyabisa ditempuh dengan perahu motor, rawan illegal fishing dan effective occupationdari negara tetangga.

10. Pulau Fani terdapat di Kecamatan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua.Pulau terluar yang berbatasan dengan Republik Palau, termasuk gugusan Pulau-pulau Asia. Ada penghuninya, luas wilayah sekitar sembilan kilometer persegi. Jarakke Kota Sorong 220 kilometer dan dapat dicapai dengan kapal motor selama 35jam. Penduduknya lebih sering berinteraksi dengan negara tetangga, rawan illegalfishing dan effective occupation dari negara tetangga. Kondisi: berbatasan dengannegara Palau, tidak ada suar, dan tidak berpenduduk.

11. Pulau Fanildo terdapat di Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua.Salah satu gugusan Pulau Mapia, pulau tak berpenghuni yang berbatasan dengan

54

Page 63: Website Sma 2007

Republik Palau, luas sekitar 0,1 kilometer persegi yang sekelilingnya merupakanpantai berpasir dan hamparan terumbu karang. Jarak dengan ibu kota Biak Numfor280 kilometer. Untuk mencapai pulau ini bisa dengan menggunakan pesawat udaradan kapal laut rute Jakarta-Biak-Mapia, rawan illegal fishing dan effectiveoccupation dari negara tetangga.

12. Pulau Bras terdapat di Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi.Terletak di ujung utara Pulau-pulau Mapia, berbatasan dengan Republik Palau,luasnya 3,375 kilometer persegi, jarak Pulau Bras dengan Kabupaten Biak Numfor280 kilometer dan dengan Pulau Supiori 240 kilometer yang dapat dicapai denganperahu motor. Dihuni sekitar 50 jiwa penduduk, potensial untuk wisata terumbukarang, mata pencaharian nelayan dan membuat kopra, rawan abrasi dan rawanillegal fishing serta effective occupation dari negara tetangga.Untuk mengetahui gambaran lebih jelas tentang pulau-pulau terluar Indonesia yangberbatasan dengan negara tetangga dapat dilihat pada peta berikut:

Peta Wilayah Perairan Indonesia yang Berbatasan dengan Negara TetanggaSumber: Dep.KP Tahun 2003

6.3 Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga.Negara Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar secara geografis

dilingkupi dan berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti India, Vietnam,Singapura, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Australia, dan negara Republik Palau. Karenaberbatasan dengan negara tetangga sudah barang tentu masalah batas antar negara harusmenjadi perhatian khusus. Batas negara dianggap penting karena tidak jarang masalahbatas negara menjadi pemicu konflik antar negara yang disebabkan oleh tidak jelasnyabatas wilayah suatu negara. Perjanjian tersebut umumnya dilakukan pemerintah berupaperjanjian bilateral, multilateral, maupun hanya sebatas MoU. Untuk mengetahui lebihjelas tentang batas maritim Indonesia dengan negara tetangga dapat dikemukakan padauraian berikut:

55

Page 64: Website Sma 2007

a. Batas Maritim antara Indonesia dengan IndiaPerjanjian Batas Maritim antara Indonesia dengan India dilakukan melalui PerjanjianGaris Batas Landas Kontinen antara Pemerintah RI dengan India ditanda tanganipada tanggal 8 Agustus 1974 di Jakarta dan perjanjian tersebut menyetujui 4 (empat)titik koordinat yaitu: Titik Koordinat 1, berada pada posisi 060 38’30”LU dan 0940

38’00”BT, Titik Koordinat 2, berada pada posisi 060 30’00” LU dan 0940 32’24”BT, Titik Koordinat 3, berada pada posisi 060 16’12” LU dan 0940 24’ 12” BT, danTitik Koordinat 4, berada pada posisi 060 00’00” LU - 0940 10’18” BT. PemerintahRepublik Indonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan Keputusan Presiden RI

Garis Batas Landas Kontinen AntaraGaris Batas Landas Kontinen AntaraGaris Batas Landas Kontinen AntaraGaris Batas Landas Kontinen AntaraGaris Batas Landas Kontinen AntaraRepublik Indonesia dengan Republik India,Republik Indonesia dengan Republik India,Republik Indonesia dengan Republik India,Republik Indonesia dengan Republik India,Republik Indonesia dengan Republik India,

Perpanjangan Garis Landas KontinenPerpanjangan Garis Landas KontinenPerpanjangan Garis Landas KontinenPerpanjangan Garis Landas KontinenPerpanjangan Garis Landas Kontinenantara Republik Indonesia denganantara Republik Indonesia denganantara Republik Indonesia denganantara Republik Indonesia denganantara Republik Indonesia dengan

Republik IndiaRepublik IndiaRepublik IndiaRepublik IndiaRepublik India

No. 51 Tahun 1974 tanggal 25September 1974 dan diratifikasidengan Keppres No. 26 Tahun 1977tanggal 14 April 1977, selanjutnyamengenai lokasi perbatasan terletakdi daerah antara P. Rondo dan P.Breueh dengan P. Nicobar. Untukmenjadi perhatian pemerintah RIyaitu mengenai batas ZEE di kawasanini belum ditetapkan sehinggamembuka peluang terjadinya illegalfishing.

Disamping melakukan per-janjian batas landas kontinen,Indonesia juga melakukan perjanjianmengenai garis batas landas kontinendengan pemerintah Republik Indiayang merupakan perpanjangan GarisBatas Landas Kontinen tahun 1974,perjanjian ini ditandatangani di NewDelhi pada tanggal 14 Januari 1977,perjanjian tersebut menyepakati 9(sembilan) titik koordinat yaitu TitikKoordinat 1, berada pada posisi 060

38’ 30” LU dan 0940 38’ 00” BT, TitikKoordinat 2, berada pada posisi 070

02’ 24” LU dan 0940 55’ 37” BT, TitikKoordinat 3, berada pada posisi 070

40’ 06” LU dan 0950 25’45” BT, TitikKoordinat 4, berada pada posisi 070

46’ 06” LU dan 0950 31’ 12” BT, TitikKoordinat 5, berada pada posisi 060 00’ 00” LU dan 0940 10’ 18” BT, Titik Koordinat6, berada pada posisi 050 25’ 20” U dan 0930 41’ 12” T, Titik Koordinat 7, berada

56

Page 65: Website Sma 2007

pada posisi 040 27’ 34” LU dan 0920 51’ 17” BT, Titik Koordinat 8, berada padaposisi 040 18’ 31” LU dan 0920 43’ 31” BT, dan Titik Koordinat 9, berada padaposisi 040 01’ 40” LU dan 0920 23’ 55” BT. Selanjutnya pemerintah RepublikIndonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan Keputusan Presiden RI No. 26Tahun 1977 tanggal 4 April 1977.

b. Batas Maritim antara Indonesia dengan Thailand

Penetapan Titik Pertemuan Tiga GarisPenetapan Titik Pertemuan Tiga GarisPenetapan Titik Pertemuan Tiga GarisPenetapan Titik Pertemuan Tiga GarisPenetapan Titik Pertemuan Tiga GarisBatas di Laut AndamanBatas di Laut AndamanBatas di Laut AndamanBatas di Laut AndamanBatas di Laut Andaman

Perjanjian batas maritim antaraIndonesia dengan Thailand dilakukanmelalui perjanjian garis batas landaskontinen antara Pemerintah RI denganPemerintah Thailand, di setujui dan ditandatangani di Bangkok pada tanggal17 Desember 1971. Pemerintah RepublikIndonesia telah meratifikasi perjanjianini dengan Keputusan Presiden RI No.21 Tahun 1972 tanggal 11 Maret 1972.Garis Batas Landas Kontinen RepublikIndonesia dengan Kerajaan Thailandpada bagian Utara Selat Malaka danLaut Andaman ini adalah garis lurusyang ditarik dari titik Koordinat Nomor1 yaitu 060 21,8’ LU dan 0970 54,0’ BTmenuju ke arah Barat sampai ke TitikKoordinat Nomor 2 yaitu 070 05,8’ LUdan 0960 36.5’ BT. Negara Thailandmengumumkan Zona Ekonomi Eksklusifdengan Royal Proclamation 23 Pebruari1981, yang isinya sebagai berikut : “Theexclusive Economy Zone of Kingdom ofThailand is an area beyond and adjacentto the territorial sea whose breadthextends to two hundred nautical milesmeasured from the baselines use formeasuring the breadth of the TerritorialSea”.

Pada prinsipnya Proklamasi ZEEdimaksud tidak menyebutkan tentangpenetapan batas antar negara. Di tinjaudari segi geografis maka daerah yangmemungkinkan timbulnya sengketaperbatasan datam pengelolaan sumber- Penetapan Garis Batas Landas KontinenPenetapan Garis Batas Landas KontinenPenetapan Garis Batas Landas KontinenPenetapan Garis Batas Landas KontinenPenetapan Garis Batas Landas Kontinen

sumber perikanan adalah di bagian Selatan Laut Andaman atau di Bagian Utara

57

Page 66: Website Sma 2007

Selat Malaka. Letak yang sebenarnya dari titik-titik koordinat tersebut di laut akanditentukan dengan suatu cara yang disetujui bersama oleh pejabat-pejabat yangberwenang dari kedua pemerintah. Selanjutnya perundingan mengenai batas wilayahZEE antara negara RI dengan negara Thailand untuk tingkat teknis I telah dilaksanakan pada tanggal 13 - 15 Agustus 2003 di Jakarta.

Di samping melakukan perjanijan batas landas kontinen, Indonesia jugamelakukan perjanjian mengenai penetapan suatu garis batas dasar laut antara keduanegara di Laut Andaman (Jakarta, 11 Desember 1975) dengan pemerintah KerajaanThailand.

Batas daerah yang ditetapkan terletak di Laut Andaman dan sebagai kelanjutantitik batas sesuai Persetujuan 17 Desember 1971 dan telah diratifikasi dengan

Penetapan Suatu Garis Batas DasarPenetapan Suatu Garis Batas DasarPenetapan Suatu Garis Batas DasarPenetapan Suatu Garis Batas DasarPenetapan Suatu Garis Batas DasarLaut Antara Kedua Negara Di LautLaut Antara Kedua Negara Di LautLaut Antara Kedua Negara Di LautLaut Antara Kedua Negara Di LautLaut Antara Kedua Negara Di Laut

AndamanAndamanAndamanAndamanAndaman

Keppres No. 21 Tahun 1972 tanggal 11Maret 1972, dan untuk batas daerah dasartaut antara Indonesia dan Thailand di LautAndaman adalah garis lurus yang ditarikdari titik koordinat A 070 05,8’ LU - 0960

36,5' BT (merupakan titik akhir dari garisbatas antara kedua negara sebagaimanatersebut dalam persetujuan antarapemerintah RI dengan PemerintahKerajaan Thailand tentang penetapangaris batas landas kontinen antara keduanegara di bagian Utara Selat Malaka, yangditanda tangani di Bangkok pada tanggal17 Desember 1971) ke arah barat laut ketitik koordinat L 070 46,1' LU - 0950 33,1'BT. Selanjutnya perlu ditetapkan batasZEE di kawasan tersebut untuk mencegahillegal fishing yang dilakukan paranelayan kedua belah pihak.

c. Batas Maritim antara Indonesia dengan MalaysiaPerjanjian batas maritim antara Indonesia dengan Malaysia dilakukan melalui

perjanjian Garis Batas Landas Kontinen antara Pemerintah RI dengan Malaysiadilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 1969, perjanjian tersebut menyetujui 25 (duapuluh lima) titik koordinat yang terletak di daerah perbatasan yaitu:1. Selat Malaka (Titik 1-10), Titik Koordinat 1, pada posisi 050 27’ 00” U - 0980

17’ 30” T, Titik Koordinat 2, pada posisi 040 55’ 42” U - 0980 41’ 30” T, TitikKoordinat 3, pada posisi 030 59’ 36” U - 0990 43’ 36” T, Titik Koordinat 4,pada posisi 030 47’ 24” U - 0990 55’ 00” T, Titik Koordinat 5, pada posisi 020

41’ 30” U - 1010 12’ 06” T, Titik Koordinat 6, pada posisi 020 15’ 24” U - 1010

58

Page 67: Website Sma 2007

46’ 30” T, Titik Koordinat 7, pada posisi 010 55’ 12” U - 1020 13’ 24” T, TitikKoordinat 8, pada posisi 010 41’ 12” U - 1020 35’ 24” T, Titik Koordinat 9,pada posisi 010 19’ 30” U - 1030 03’ 54” T,dan Titik Koordinat 10, pada posisi010 15’ 00” U - 1030 22’ 48” T.

2. Laut Cina Selatan, dekat Semenanjung Malaka (Titik 11-20), yaitu TitikKoordinat 11, pada posisi 010 23’ 54” U - 1040 29’ 30” T, Titik Koordinat 12,pada posisi 010 38’ 00” U - 1040 53’ 00” T, Titik Koordinat 13, pada posisi 010

54’ 24” U - 1050 05’ 12” T, Titik Koordinat 14, pada posisi 020 22’ 30” U - 1050

01’ 12” T, Titik Koordinat 15, pada posisi 020 55’ 12” U - 1040 51’ 30” T, TitikKoordinat 16, pada posisi 030 50’ 06” U - 1040 46’ 30” T, Titik Koordinat 17,pada posisi 040 03’ 00” U - 1040 51’ 54” T, Titik Koordinat 18, pada posisi 050

04’ 42” U - 1050 28’ 48” T, Titik Koordinat 19, pada posisi 050 40’ 36” U - 1040

47’ 06” T, Titik Koordinat 20, pada posisi 060 05’ 48” U - 1050 49’ 12” T.3. Laut Cina Selatan Bagian Barat Laut P. Kalimantan (Titik 21-25), yaitu Titik

Koordinat 21, pada posisi 020 05’ 00” U - 1090 38’ 48” T, Titik Koordinat 22,pada posisi 030 00’ 00” U - 1090 54’ 30” T, Titik Koordinat 23, pada posisi 040

40’ 00” U - 1100 02’ 00” T, Titik Koordinat 24, pada posisi 050 31’ 12” U - 1090

59’ 00” T, Titik Koordinat 25, pada posisi 060 18’ 12” U - 1090 38’ 36” TSelanjutnya Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi perjanjian inidengan Keputusan Presiden RI No. 89 Tahun 1969 tanggal 15 November 1969.

Garis Batas Landas Kontinen antaraGaris Batas Landas Kontinen antaraGaris Batas Landas Kontinen antaraGaris Batas Landas Kontinen antaraGaris Batas Landas Kontinen antaraPemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia,Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia,Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia,Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia,Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia,

dan Pemerintah Kerajaan Thailanddan Pemerintah Kerajaan Thailanddan Pemerintah Kerajaan Thailanddan Pemerintah Kerajaan Thailanddan Pemerintah Kerajaan Thailand

Dasar hukum yang diperguna-kan bagi perundingan ini adalahKonvensi Hukum Laut 1958mengingat perundingan tentangUNCLOS III baru di mulaipada tahun 1976. Selanjut nyabatas Landas Kontinen ini ditafsirkan oleh Malaysia sebagaigaris batas ZEE (sesuai dengandeklarasi yang dibuat olehMalaysia pada saat ratifikasiUNCLOS 1982). Malaysiamenggunakan P. Jarak dan P.Perak dalam menarik garispangkalnya. Dengan demikian, tampaknya Malaysia beranggapan garis batasZEE sudah selesai. Kemudian Pemerintah Republik Indonesia menghendakiagar garis batas ZEE ditetapkan terpisah (berdasarkan UNCLOS 1982), yaknidengan median line, karena garis batas Landas Kontinen tidak dapat ditetapkansekaligus sebagai batas ZEE mengingat rejim yang mengatur keduanya berbeda.Selain itu, penarikan garis pangkal Malaysia juga tidak sesuai dengan

59

Page 68: Website Sma 2007

konfigurasi pantai serta menyalahi ketentuan maksimal yang diperkenankan,100 mil laut. Perundingan penetapan batas ZEE belum pernah dibicarakansecara tersendiri sejak tahun 1997, dan juga perundingan batas maritim RI-Malaysia tingkat teknis dilaksanakan di Bali, tanggal 22-23 Maret 2005.Di samping melakukan perjanijan batas landas kontinen, Indonesia jugamelakukan perjanjian mengenai batas laut wilayah melalui perjanjian garisbatas laut wilayah antara Pemerintah RI dengan Malaysia dilaksanakan/disetujui pada tanggal 17 Maret 1970, perjanjian tersebut menyetujui/menyepakati 8 (delapan) titik koordinat yang terletak di Selat Malaka, yaitu:Titik Koordinat 1, pada posisi 020 51,6’ U - 1010 00,2’ T, Titik Koordinat 2,pada posisi 020 41,5’ U - 1010 12,1’ T, Titik Koordinat 3, pada posisi 020 15,4’U - 1010 46,5’ T, Titik Koordinat 4, pada posisi 010 55,2’ U - 1020 13,4’ T, TitikKoordinat 5, pada posisi 010 41,2’ U - 1020 35’ T, Titik Koordinat 6, padaposisi 010 19,1’ U - 1030 02,1’ T, Titik Koordinat 7, pada posisi 010 19,5’ U -1030 03,9’ T, Titik Koordinat 8, pada posisi 010 15’ U - 1030 22,8’ T.

Batas Landas Kontinen RI - MalaysiaBatas Landas Kontinen RI - MalaysiaBatas Landas Kontinen RI - MalaysiaBatas Landas Kontinen RI - MalaysiaBatas Landas Kontinen RI - Malaysia

Pemerintah Republik Indo-nesia telah meratifikasiperjanjian ini dengan UURepublik Indonesia No.2Tahun 1971, tanggal 10Maret 1971. Garis batas lautwilayah antara Indonesiadengan Malaysia ini adalahgaris yang menghubungkantitik-titik koordinat yangditetapkan berdasarkankesepakatan bersama, dangaris batas laut wilayahIndonesia dan laut wilayahMalaysia adalah garis tengahsarna jarak dari garis-garisdasar kedua negara dan untukselat yang lebarnya tidak lebih dari 24 mil laut, maka garis batas laut di tarikdi tengah-tengah selat yang diukur dari garis-garis dasar yang di tetapkanmenurut ketentuan-ketentuan pada Konvensi Jenewa tahun 1958. Selanjutnyapenentuan titik koordinat tersebut, di tetapkan berdasarkan garis dasar yangditentukan oleh masing-masing negara. Kemudian mengenai garis batas lautwilayah Indonesia adalah garis yang menghubungkan titik-titik koordinat no.5,6,7 dan 8, sedangkan batas laut wilayah Kerajaan Malaysia adalah garisyang melalui titik-titik koordinat no.5,7, dan 8, untuk sementara enclave areasebagai akibat di hubungkannya titik-titik koordinat no. 5,6, dan 7 berstatus

60

Page 69: Website Sma 2007

sebagai perairan bebas. Perlu menjadi perhatiaan saat ini adalah mengenaimasuknya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan menjadi bagian dari Malaysia perluditetapkan kembali titik dasar di Pulau Sebatik dan Pulau Gosong Makasar.

d. Batas Maritim antara Indonesia dengan SingapuraPerjanjian batas maritim antara Indonesia dengan Singapura dilakukan melalui

perjanjian garis batas laut wilayah antara Pemerintah RI dengan Singapuradilaksanakan yang di Jakarta, pada tanggal 25 Mei 1973. Perjanjian tersebutmenyetujui 6 (enam) titik koordinat yang terletak di Selat Singapura, yaitu: TitikKoordinat 1, pada posisi 010 10’ 46,0” U - 1030 40’ 14,6” T, Titik Koordinat 2, padaposisi 010 07’ 49,3” U - 1030 44’ 26,5” T, Titik Koordinat 3, pada posisi 010 10’17,2” U - 1030 48’ 18,0” T, Titik Koordinat 4, pada posisi 010 11’ 45,5” U - 1030 51’35,4” T, Titik Koordinat 5, pada posisi 010 12’ 26,1” U - 1030 52’ 50,7” T, TitikKoordinat 6, pada posisi 010 16’ 10,2” U - 1040 02’ 00,0” T.

Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan UU.No.7 Tahun 1973, tanggal 8 Desember 1973 (Lembaran Negara RI No. 3018).Penentuan titik-titik koordinat pada batas laut wilayah Indonesia dan Singapura

Batas Laut Wilayah RI – SingapuraBatas Laut Wilayah RI – SingapuraBatas Laut Wilayah RI – SingapuraBatas Laut Wilayah RI – SingapuraBatas Laut Wilayah RI – Singapura

ini, didasarkan pada prinsip samajarak antara dua pulau yang ber-dekatan, dan untuk Pengesahan titik-titik koordinat tersebut di atas didasarkan pada kesepakatan keduapemerintah. Isi pokok perjanjian iniadalah Garis Batas Laut WilayahIndonesia dan Laut WilayahSingapura di Selat Singapura yangsempit (lebar lautnya kurang dari 15mil) adalah garis yang terdiri darigaris-garis lurus yang ditarik darititik koordinat no.1 sampai dengantitik koordinat nomor 6. PerjanjianPenetapan Titik-titik KoordinatBatas Perairan Indonesia dan Singapura ini dilakukan sebelum dilangsungkanKonvensi Hukum Laut tahun 1982. Berkaitan dengan hal itu masih diperlukanpenetapan batas maritim untuk daerah-daerah yang terletak dari titik No.1 (+ 18Nm) ke arah barat dan dari titik No.6 (+ 28,8 Nm) ke arah timur serta akan menjaditrilateral agreement antara Indonesia, Singapura dan Malaysia.

e. Batas Maritim antara Indonesia dengan VietnamPerjanjian batas maritim antara Indonesia dengan Vietnam dilakukan melaluiperundingan penetapan Batas Landas Kontinen antara RI dengan Vietnam yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2003 di Hanoi Vietnam. Perundingan inimenyepakati 6 (enam) titik koordinat sebagai garis batas landas kontinen kedua

61

Page 70: Website Sma 2007

Negara, yaitu : Titik Koordinat 20,pada posisi 060 05’ 48” U - 1050 49’12” T, Titik Koordinat H, pada posisi060 15’ 00” U - 1060 12’00” T, TitikKoordinat H1, pada posisi 060 15’ 00”U - 1060 19’01”T, Titik Koordinat A4,pada posisi 060 20’ 59.88” U - 1060

39’ 37.67” T, Titik Koordinat X1,pada posisi 060 50’ 15” U - 1090 17’13” T, Titik Koordinat 25, pada posisi060 18’ 12” U - 1090 38’ 36” T. NamunPemerintah Indonesia belummeratifikasi perjanjian ini, dan untukselanjutnya perlu penetapan batasZEE RI - Vietnam.

f. Batas Maritim antara Indonesia dengan PhilipinaSejauh ini Batas Maritim Indonesia dengan Filipina belum ditetapkan, pertemuanpertama bilateral yang melibatkan kedua negara dalam rangka batas maritim adalahpertemuan Joint Working Group on Maritime and Ocean Affairs Indonesia - Filipinapada Tanggal 1 - 5 Desember 2003 di Manila.Jika meneliti kedudukan geografis kedua negara, maka perjanjian perbatasan yangyang harus dibuat adalah Zona Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif dan LandasKontinen. Hal ini disebabkan jarak pulau terluar kedua negara lebih dari 24 millaut. Pada umumnya batas maritim antara Indonesia dan Filipina hampir seluruhnyaterletak di Laut Sulawesi dan hanya sebagian terletak di Laut Mindanau dan LautMaluku Utara.Panjang garis batas landas kontinen maupun garis batas Zona Ekonomi EksklusifIndonesia - Filipina di Laut Sulawesi lebih kurang 510 mil laut, dan luas ZonaEkonomi Eksklusifnya sekitar 81.980 mil laut persegi.Jarak terlebar antara pantai yang berhadapan sekitar 315 mil laut dan jarak terpendek39 mil laut antar Pulau Marore di Indonesia dan Pulau Saranggani di Filipina.Selain itu permasalahan yang muncul mengenai wilayah kedua negara yaitudicantumkanya pulau Miangas (Palmas) ke dalam Konstitusi Filipina, walaupundalam putusan Mahkamah Internasional tahun 1928, pulau Miangas ditetapkanmenjadi wilayah Hindia Belanda, sehingga menurut hukum internasional sudahsecara resmi menjadi milik Indonesia. Keputusan ini kemudian dikuatkan dengantidak dijadikannya Pulau Miangas sebagai penentuan titik dasar Filipina,sebagaimana diatur dalam Undang-undang Filipina. Kondisi ini kemudian diperkuatpula dengan adanya perjanjian lintas batas dan ekstradisi yang menyatakan bahwaPulau Miangas merupakan pulau Indonesia.

Batas Landas Kontinen RI - VietnamBatas Landas Kontinen RI - VietnamBatas Landas Kontinen RI - VietnamBatas Landas Kontinen RI - VietnamBatas Landas Kontinen RI - Vietnam

62

Page 71: Website Sma 2007

g. Batas Maritim antara Indonesia dengan PalauRepublik Palau yang berada di sebelah .timur laut Indonesia, secara geografis terletakpada 06° 51' LU dan 135° 50' - 134° 50' BT adalah negara kepulauan berbentukfederasi dengan 16 negara bagian dengan luas wilayah daratan + 500 km2. RepublikPalau terdiri dari pulau-pulau, di antaranya Pulau Babelthuap dengan ibukotanyaKoror. Berdasarkan konstitusi Tahun 1979, Republik Palau mempunyai yurisdiksidan kedaulatan pada perairan pedalaman dan laut teritorialnya sampai selebar 200mil laut, diukur dari garis pangkal lurus kepulauan, sedang tentang cara-carapenarikannya secara terinci diatur dalam Fishery Zona and Regulations of ForeignFishing.Sebenarnya Zona Perikanan Palau ditetapkan di dalam Title 27 Palau Nation Code,yang menetapkan bahwa Lebar Laut Teritorialnya adalah 3 mil laut, diukur darigaris pangkal. Republik Palau juga memiliki Zona Perikanan yang Diperluas(Extended Fishery Zone) yang berada di luar dan berbatasan dengan Zona PerikananEksklusif yang lebarnya 200 mil laut diukur dari garis pangkal. Pada zona tersebutPemerintah Palau sebenarnya memiliki kewenangan yang eksklusif untuk melakukanpengelolaan, konservasi dan pengaturan sumber kekayaan hayati sejauh yang diakuioleh Hukum Internasional.Apabila Palau melakukan penarikan garis Zona Perikanan yang Diperluas (ExtendedFishery Zone) 200 mil laut sesuai dengan Rezim Zona Ekonomi Eksklusif, makakemungkinan akan terjadi tumpang tindih antara Zona Ekonomi Eksklusif RI denganzona Perikanan yang diperluas Republik Palau. Maka diperlukan penetapan batas-atas maritim antar kedua negara agar diperoleh kepastian bagi kedua negara dalammengelola sumberdaya kelautannya secara optimal dan berkesinambungan.

h. Batas Maritim antara Indonesia dengan Papua NuginiPerjanjian Garis Batas Tertentu antara Pemerintah RI dengan Papua New Guineaditandatangani di Jakarta pada tanggal 12 Februari 1973 dan diratifikasi olehPemerintah Republik Indonesia melalui UU No.6 Tahun 1973 tanggal 8 Desember1973. Antara lain:a. Mengatur penetapan batas Dam cise sebelah Utara dan Selatan Sungai Fly

berdasarkan prinsip Thalweg (alur pelayaran) sebagai batas alamiahberdasarkan perjanjian yang dibuat pemerintah Kolonial Belanda dan Inggrisdi kawasan tersebut.

b. Menetapkan Garis Batas Laut Wilayah di selatan Irian Jaya.c. Menetapkan Garis Batas Dasar Laut (Landas Kontinen) di selatan Irian Jaya.Di dalam Undang-undang tersebut ditetapkan 16 titik koordinat, termasuk sebelahselatan Sungai Flay, yaitu:- Titik Koordinat 1, pada posisi 20 35’ 39” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 2, pada posisi 20 40’ 42” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 3, pada posisi 30 04’ 27” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 4, pada posisi 30 14’ 02” U dan 1410 00’ 00” T.

63

Page 72: Website Sma 2007

- Titik Koordinat 5, pada posisi 30 55’ 22” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 6, pada posisi 40 08’ 41” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 7, pada posisi 40 54’ 54” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 8, pada posisi 50 38’ 33” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 9, pada posisi 60 52’ 39” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 10, pada posisi 60 19’ 32” U dan 1410 00’ 00” T.- Titik Koordinat 11, pada posisi 60 53’ 27” U dan 1410 01’ 10” T.- Titik Koordinat 12, pada posisi 70 49’ 29” U dan 1410 01’ 10” T.- Titik Koordinat 13, pada posisi 80 25’ 46” U dan 1410 01’ 10” T.- Titik Koordinat 14, pada posisi 90 07’ 33” U dan 1410 01’ 10” T.- Titik Koordinat B1, pada posisi 90 08’ 08” U dan 1410 01’ 10” T.- Titik Koordinat B2, pada posisi 90 23’ 00” U dan 1400 52’ 00” T.- Titik Koordinat B3, pada posisi 90 24’ 30” U dan 1400 49’ 30” T.- Sungai Fly, pada posisi 60 19’ 24” U dan 1410 01’ 00” T.- Sungai Fly, pada posisi 60 53’ 32” U dan 1410 01’ 10” T.Persetujuan Batas Maritim dan Kerjasama dengan Papua New Guinea ditandatanganidi Jakarta dan telah diratifikasi dengan Keppres No.21/1982, antara Lain:a. Meneruskan Titik C2 pada Perjanjian RI - Australia tahun 1971.b. Menetapkan sekaligus sebagai garis batas ZEE RI - PNG.c. Pengakuan timbal balik atas Hak Tradisional para nelayan kedua negara untuk

metakukan penangkapan ikan di perairan pihak lainnya.Batas maritim selanjutnya di pantai Utara Irian Jaya dalam, yaitu: Titik KoordinatC1, pada posisi 30 24’ 23” U dan 1410 00’ 00” T, Titik Koordinat C2, pada posisi 20

08’ 30” U dan 1410 01’ 30” T, Titik Koordinat C3, pada posisi 10 04’ 33” U dan 1410

24’ 00” T, Titik Koordinat C4, pada posisi 010 01’ 35” U dan 1400 48’ 35” T, TitikKoordinat C5, pada posisi 000 44’ 10” dan 1400 49’ 10” T yang ditetapkan dalamPerjanjian Maritim Indonesia - PNG tahun 1980, Menjadi catatan bagi kedua negaraadalah perlu ditetapkan luas daerah di mana hak-hak tradisional tersebut dapatdilakukan termasuk bentuk/sifat kegiatan yang diperbolehkan.

i. Batas Maritim antara Indonesia dengan AustraliaPerjanjian batas maritim antara Indonesia dengan Australia dilakukan melaluiPersetjuan Garis Batas dan Dasar Laut Tertentu Antara Pemerintah RepublikIndonesia dengan Pemerintah Commonwealth Of Australia Canberra, 16 Maret 1977)dan persetujuan ini Pemerintah Indonesia belum diratifikasi. Daerah yang ditetapkanbatasnya terletak di kawasan Samudera Hindia sebelah Selatan P. Roti dan kawasanmaritim antara P. Jawa dan P. Christmas. Perjanjian ini melanjutkan PersetujuanLandas Kontinen Tahun 1971 dan 1972 (26 titik).Dalam menetapkan garis batas ZEE yang permanen untuk menggantikan ProvisionalFisheries Surveilance and Enforcement Line (PFSEL) tahun 1981 yang ditetapkanberdasarkan median line dan terdapat sedikit perbedaan pada hak atas wilayah laut

64

Page 73: Website Sma 2007

24 mil di Ashmore Reef. Sebagaidampak dari perubahan status TimorTimur, pihak Australia pada Juli 2001telah mengajukan usulan amandemenyang intinya menghapuskan garisbatas ZEE (l28 - Z36) di atas “CelahTimor”. Pemerintah Indonesia masihmengkaji usulan ini, utamanya untukmelihat Trijunction points (titiksekutu) yang belum dirundingkanoleh 3 (tiga) Negara yaitu Indonesia,Australia dan Timor Leste titik Z28dan Z36.Di samping melakukan perjanijanPersetujuan Garis Batas dan Dasar Laut Tertentu, Indonesia juga melakukanperjanjian mengenai perjanjian garis batas landas kontinen antara Pemerintah RIdengan Australia yang dilaksanakan di Canbera, pada tanggal 18 Mei 1971.Perjanjian tersebut menyetujui 16 (enam belas) titik koordinat yang terletak di daerahperbatasan sebagai berikut :

Laut Arafura ( Titik A 1 - A 12)- Titik Koordinat A1, pada posisi 090 52’00”LS – 1400 29’ 0” BT.- Titik Koordinat A2, pada posisi 100 24’00”LS – 1390 36’00” BT.- Titik Koordinat A3, pada posisi 100 50’00”LS – 1390 2’ 00” BT.- Titik Koordinat A4, pada posisi 100 24’00”LS – 1380 38’00” BT.- Titik Koordinat A5, pada posisi 100 22’00”LS – 1380 35’00” BT.- Titik Koordinat A6, pada posisi 100 09’00”LS – 1380 13’00” BT.- Titik Koordinat A7, pada posisi 090 57’00”LS – 1370 45’00” BT.- Titik Koordinat A8, pada posisi 090 08’ 00”LS – 1350 29’ 00” BT.- Titik Koordinat A9, pada posisi 090 17’ 00”LS – 1350 13’ 00” BT.- Titik Koordinat A10, pada posisi 090 22’ 00”LS – 1350 03’00” BT.- Titik Koordinat A11, pada posisi 090 25’ 00”LS – 1340 50’ 00” BT.- Titik Koordinat A12, pada posisi 080 53’ 00”LS – 1330 23’ 00” BT.Perairan Selatan P. Irian ‘Titik B1 - B2)- Titik Koordinat B1, pada posisi 090 24’ 30” LS – 1400 49’ 30” BT- Titik Koordinat B2, pada posisi 090 23’ 00” LS – 1400 52’ 00” BTPerairan Utara P. Irian (Titik C1 - C2).- Titik Koordinat C1, pada posisi 020 08’ 30” LS – 1410 01’ 30” BT- Titik Koordinat C2, Disesuaikan dengan Equiditance

Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan KeputusanPresiden RI No. 42 Tahun 1971. Persetujuan ini diberlakukan di kedua negara sejaktanggal 8 November 1973. Garis batas Dasar Laut antara Indonesia dan Australia di

Batas Landas Kontinen RI - AustraliaBatas Landas Kontinen RI - AustraliaBatas Landas Kontinen RI - AustraliaBatas Landas Kontinen RI - AustraliaBatas Landas Kontinen RI - Australia

65

Page 74: Website Sma 2007

Pantai Utara Pulau Irian (New Guinea), adalah garis lurus yang ditarik dari titikperbatasan antara Irian Barat (wilayah Indonesia) dan Irian Timur (wilayah Papua)ke titik koordinat C1 dan titik koordinat C2 dengan ketentuan menarik garis lurustersebut ke arah utara (C2) adalah dengan prinsip sama jarak (Equidistance). Keduapemerintah dalam persetujuan tersebut tidak mengatur penetapan batas daerah DasarLaut masing-masing yang terletak di sebelah Barat 1330 23' 00" BT dan menundapenyelesaian masalah ini untuk dibahas dalam pembicaraan lanjutan yang akandiadakan pada waktu yang akan disetujui oleh kedua belah pihak.Di Pantai Selatan Pulau Irian (New Guinea) sebelah Barat 1400 49' 30" BT, batasantara daerah laut yang berbatasan dengan dan termasuk Republik Indonesia dandaerah yang berbatasan dengan dan termasuk Irian Timur dengan Selatan (Territoryof Papua) adalah garis lurus sebagaimana digambarkan di peta (terlampir), yangmenghubungkan titik 090 24' 30" S, 1400 49' 30" T (titik B1) dengan titik 090 52' 00"S, 1400 29' 00" T (titik A1). Garis batas ini kemudian dilanjutkan dengan Persetujuan1972. Hak atas perikanan tradisional nelayan RI untuk melakukan kegiatanpenangkapan ikan di wilayah-wilayah tertentu Australia (5 daerah) ditetapkan dalamMoU tahun 1974.Perjanjian antara Pemerintah RI dan Australia tentang Penetapan Batas Dasar LautTertentu di Daerah Laut Timor dan Laut Arafura adalah sebagai tambahan dankelanjutan Persetujuan tanggal 18 Mei 1971. Persetujuan ini dilaksanakan di Jakartapada tanggal 9 Oktober 1972 dan diratifikasi dengan Keputusan Presiden RI No. 66Tahun 1972 tanggal 4 Desember 1972. Daerah yang ditetapkan batasnya adalah:1. Sebelah Selatan Kep.Tanimbar Laut Arafura (A13-A16), yaitu

- Titik Koordinat A13, pada posisi 080 53’ 00” S – 1330 23’ 00” T.- Titik Koordinat A14, pada posisi 080 54’ 00” S – 1330 14’ 00” T.- Titik Koordinat A15, pada posisi 090 25’ 00” S – 1300 10’ 00” T.- Titik Koordinat A16, pada posisi 090 25’ 00” S – 1280 00’ 00” T.

2. Sebelah Selatan P. Roti serta P. Timor (A17-A25).- Titik Koordinat A17, pada posisi 100 28’ 00” S – 1260 00’ 00” T.- Titik Koordinat A18, pada posisi 100 37’ 00” S – 1250 41’ 00” T.- Titik Koordinat A19, pada posisi 110 01’ 00” S – 1250 19’ 00” T.- Titik Koordinat A20, pada posisi 110 07’ 00” S – 1240 34’ 00” T.- Titik Koordinat A21, pada posisi 110 25’ 00” S – 1240 10’ 00” T.- Titik Koordinat A22, pada posisi 110 26’ 00” S – 1240 00’ 00” T.- Titik Koordinat A23, pada posisi 110 28’ 00” S – 1230 40’ 00” T.- Titik Koordinat A24, pada posisi 110 23’ 00” S – 1230 26’ 00” T.- Titik Koordinat A25, pada posisi 110 35’ 00” S – 1230 14’ 00” T.

Di Laut Arafura, garis batas ini menyambung dengan garis batas yang dibuatberdasarkan Persetujuan tahun 1971 (A1 - A12). Untuk sisa wilayah laut di sebelahSelatan P. Timor pada tahun 1989 ditetapkan pengaturan sementara dengan TraktatCelah Timor.

66

Page 75: Website Sma 2007

j. Batas Maritim antara Indonesia dengan Timor LesteDengan berdirinya Timor Leste sebagai negara merdeka, maka perlu adanya kajiantentang bentuk batas laut antara Republik Indonesia dengan Timor Leste. Bentukbatas wilayah laut tersebut dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Perlu adanya Titik-titik Dasar baru di pulau-pulau sebelah utara Timor Leste(Pulau Alor, Pulau Wetar, Pulau Kisar, dan Pulau Serwatu), karena 5 titik dasaryang berada di selatan pantai Timor Leste, otomatis tidak berlaku lagi (TD -110, TD - 111, TD - 112, TD - 113 dan TD - 114).Batas wilayah perairan ditentukan secara equidistance antara garis pangkalkedua negara, perlu pula ditentukan pula batas lautnya.Oikusi sebagai wilayah Timor Leste yang terpisah secara geografis, perlu puladitentukan batas wilayah lautnya.

Perjanjian batas maritim antara Indonesia dengan Timor Leste dilakukan melaluiperjanjian kerja sarna antara Indonesia dengan Australia di celah Timor (TimorGap Treaty) secara otomatis tidak berlaku lagi, sehingga batas RI - Australia - TimorLeste di daerah ini perlu ditentukan kembali secara trilateral. Daerah batas maritimyang perlu ditetapkan terletak di sebelah utara di antara Selat Ombai dan Selat Letiyang erat kaitannya dengan penetapan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia).Pada Tanggal 14 September 2000 RI - UNTAET telah menandatangani persetujuantentang pembentukan Komisi bersama perbatasan. Hasil yang telah dicapai adalahpembentukan 6 sub komite teknis di bidang: Manajemen Perbatasan, Lalu LintasOrang dan Barang, Kerjasama Polisi Lintas Batas, Keamanan Perbatasan PelintasBatas dan Demarkasi Perbatasan.

k. Batas Maritim antara Indonesia dengan Thailand dan MalaysiaPerjanjian batas maritim antara Indonesia Thailand dan Malaysia dilakukan melaluiperjanjian garis batas landas kontinen antara Pemerintah RI, Malaysia dan Thailanddisetujui dan ditandatangani di Kuala Lumpur pada tanggal 21 Desember 1971.Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan KeputusanPresiden RI No. 20 Tahun 1972 tanggal 11 Maret 1972. Perjanjian ini menyepakati7 (tujuh) titik koordinat, yaitu :- Titik Koordinat 1, pada posisi 050 57’ LU – 0980 01,5’ BT.- Titik Koordinat 2, pada posisi 060 21,8’ LU – 0970 54’ BT.- Titik Koordinat 3, pada posisi 070 5,8’ LU – 0960 36,5’ BT.- Titik Koordinat 4, pada posisi 050 27’ LU – 0980 17,5’ BT.- Titik Koordinat 5, pada posisi 060 18’ LU – 0990 06,7’ BT.- Titik Koordinat 6, pada posisi 060 16,3’ LU – 0990 19,3’ BT.- Titik Koordinat 7, pada posisi 060 18,4’ LU – 0990 27,5’ BT.Di mana titik Koordinat No. 1 adalah titik sekutu (Trijunction Point) pada koordinat050 57' U - 0980 01,5 ‘ T. Untuk titik koordinat nomor 1 adalah titik awal yangdiakui oleh ketiga negara, di mana dari titik awal inilah ditarik Garis Batas landas

67

Page 76: Website Sma 2007

Kontinen ke arah masing-masing Negara, dan titikkoordinat Nomor 1, 2 dan 3adalah titik koordinat bataslandas kontinen antaraIndonesia dan Thailand, yangditarik dari titik No.1 (titikawal) ke arah Barat Laut,menuju ke titik No.2 dan titikNomor 3.Batas Landas Kontinen antaraIndonesia dan Malaysia adalahgaris lurus yang di tarik darititik bersama (titik No.1) keTitik Koordinat No.4 yang telahdi sepakati bersama padatanggal 27 Oktober 1969(periksa gambar). Titik Koor-

Persetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikIndonesia, Pemerintah Malaysia, DanIndonesia, Pemerintah Malaysia, DanIndonesia, Pemerintah Malaysia, DanIndonesia, Pemerintah Malaysia, DanIndonesia, Pemerintah Malaysia, Dan

Pemerintah Thailand Tentang Penetapan GarisPemerintah Thailand Tentang Penetapan GarisPemerintah Thailand Tentang Penetapan GarisPemerintah Thailand Tentang Penetapan GarisPemerintah Thailand Tentang Penetapan GarisBatas Landas KontinenBatas Landas KontinenBatas Landas KontinenBatas Landas KontinenBatas Landas Kontinen

Persetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikPersetujuan Antara Pemerintah RepublikIndonesia, India,Dan Thailand TentangIndonesia, India,Dan Thailand TentangIndonesia, India,Dan Thailand TentangIndonesia, India,Dan Thailand TentangIndonesia, India,Dan Thailand Tentang

Penetapan Titik Pertemuan Tiga Garis BatasPenetapan Titik Pertemuan Tiga Garis BatasPenetapan Titik Pertemuan Tiga Garis BatasPenetapan Titik Pertemuan Tiga Garis BatasPenetapan Titik Pertemuan Tiga Garis BatasDi laut AndamanDi laut AndamanDi laut AndamanDi laut AndamanDi laut Andaman

dinat Nomor 1, 5, 6 dan 7 ini adalah batas landas kontinen antara Malaysia danThailand, yaitu garis lurus yang ditarik dari titik bersama (No.1) menuju ke arahTimur ke Titik Koordinat No.5, selanjutnya ke titik Koordinat No.6 dan seterusnyamenuju Titik Koordinat Nomor 7, dan untuk batas lEE di kawasan ini belumditetapkan sehingga membuka peluang terjadinya illegal fishing.

l. Batas Maritim antara Indonesia dengan India dan ThailandPersetujuan Antara PemerintahRepublik Indonesia, PemerintahRepublik India, Dan PemerintahKerajaan Thailand TentangPenetapan Titik Pertemuan TigaGaris Batas Dan Penetapan GarisBatas Ketiga Negara Di LautAndaman (New Delhi, 22 Juni1978, diratifikasi dengan KeppresNo. 24 Tahun 1978 tanggal 16Agustus 1978).Titik koordinat No. 1 pada posisi070 47’ 00” LU - 0950 31’ 48”BTadalah titik pertemuan tiga garisbatas antara Indonesia, India danThailand yang terletak di Laut

68

Page 77: Website Sma 2007

Andaman. Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan India adalah garis lurusyang ditarik dari titik pertemuan (No.1) menuju kearah Barat Daya sampai ke titikNo. O pada posisi 070 46’ 06” LU - 0950 31’ 12” BT yang berada di Laut Andaman(Berdasarkan persetujuan tanggal 14 Januari 1977 di New Delhi, tentang perjanjianGaris Batas Landas Kontinen kedua negara).Titik koordinat X pada posisi 070 48’ 00” LU - 0950 32’ 48” BT adalah titik batasLandas Kontinen India dengan Thailand dan garis lurus yang ditarik dari titikkoordinat pertemuan (No.1) ke arah Timur Laut menuju titik X (disebut dalampersetujuan India dan Thailand di Laut Andaman) adalah garis Batas LandasKontinen antara India dan Thailand. Garis Batas Landas Kontinen Indonesia danThailand adalah garis lurus yang ditarik dari titik pertemuan “X“ (titik koordinatX) ke arah Tenggara, sampai titik koordinat L, pada posisi 070 46’ 06“ U - 0950 33’06“ T (titik koordinat sesuai pada perjanjian Indonesia dan Thailand tentangpenetapan Garis Batas Dasar Laut di Laut Andaman pada tanggal 11 Desember1973. Penentuan titik-titik koordinat Landas Kontinen di atas disahkan sebelumberlakunya Konvensi Hukum Laut Th. 1982. Lokasi yang ditetapkan batasnya diLaut Andaman melanjutkan Persetujuan 1974 (RI - India) dan Persetujuan 1975(RI - Thailand).

Ilustrasi Wilayah Perairan di Selat SingapuraIlustrasi Wilayah Perairan di Selat SingapuraIlustrasi Wilayah Perairan di Selat SingapuraIlustrasi Wilayah Perairan di Selat SingapuraIlustrasi Wilayah Perairan di Selat Singapura

m. Batas maritim Indonesia denganMalaysia dan SingapuraBatas maritim Indonesia yangberkaitan dengan Negara Malaysiadan Singapura adalah batas lautteritorial di Selat Singapura. Bataslaut teritorial yang melibatkandengan dua negara tetangga ter-sebut terletak di Selat Singapurabagian barat dan Selat Singapurabagian timur. Batas Laut Teritorialdi Selat Singapura meliputikawasan Selat Singapura bagianbarat dan Selat Singapura bagiantimur. Untuk Selat Singapurabagian barat hanya memerlukankesepakatan tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. Untuk garis bataslaut teritorial di Selat Singapura bagian timur terdapat masalah yang berkaitan denganstatus kepemilikan atas karang Horsburg, yang diklaim oleh Malaysia dan Singapura.Kasus status kepemilikan karang Horsburg tersebut telah di serahkan ke MahkamahInternasional untuk penyelesaiannya.

69

Page 78: Website Sma 2007

n. Batas Maritim Indonesia dengan Malaysia dan VietnamKawasan Batas Maritim Indonesia yang berbatasan dengan negara Malaysia danVietnam adalah pada kawasan laut Cina Selatan. Batas-batas maritim Indonesiayang berbatasan dengan Malaysia dan Vietnam di kawasan Laut Cina Selatan adalahbatas landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif.Indonesia dan Malaysia telah mengadakan perjanjian batas landas kontinen di LautCina Selatan pada tanggal 27 Oktober 1969. Penetapan garis batas landas kontinendi Laut Cina Selatan bagian barat menggunakan prinsip median line yang telahdimodifikasi, antara garis pangkal Indonesia dan garis pangkal Malaysia diSemenanjung Malaka yang terdiri dari 11 titik koordinat, yaitu titik paling selatanadalah titik 11 dan titik paling utara adalah titik 20. Sedangkan penetapan bataslandas kontinen di Laut Cina Selatan bagian timur menggunakan prinsip equidistance yang telah dimodifikasi pada pantai yang dianggap berdampingan yang terdiridari 5 titik yaitu titik paling selatan adalah titik 21 dan titik paling utara adalah titik25. lndonesia dan Vietnam telah memulai perundingan sejak tahun 1978. Pada awalJuni 2003 di Bali telah dilakukan perundingan formal dan akhirnya dicapaikesepakatan mengenai batas landas kontinen Indonesia - Vietnam yang dituangkandalam naskah akhir persetujuan yang ditandatangani tanggal 26 Juni 2003 di HoChi Minh, Vietnam. Garis batas landas kontinen yang disepakati adalah garis yangmenghubungkan titik 20 dan titik 25 (titik perjanjian batas landas kontinen Indonesia- Malaysia) dan titik-titik H-H1-A4-X1. Sehingga penetapan batas landas kontinenIndonesia-Malaysia-Vietnam sudah diselesaikan.Batas Zona Ekonomi Eksklusif antara Indonesia dan Vietnam sejauh ini belumditetapkan. Batas Zona Ekonomi Eksklusif yang berbatasan dengan negara Malaysiajuga belum dilakukan penetapan, sehingga batas-batas zona ekonomi eksklusif yangbersifat trilateral ini perlu juga ditangani untuk dilakukan penetapan. Batas maritim

Ilustrasi Wilayah Perairan di Laut SulawesiIlustrasi Wilayah Perairan di Laut SulawesiIlustrasi Wilayah Perairan di Laut SulawesiIlustrasi Wilayah Perairan di Laut SulawesiIlustrasi Wilayah Perairan di Laut Sulawesi

Indonesia - Malaysia - Vietnamyang belum ditetapkan adalahtitik bersama Zona EkonomiEksklusif di Laut Cina Selatan.

o. Batas Maritim Indonesiadengan Malaysia dan PhilipinaBatas maritim Indonesia yangberbatasan dengan Malaysia dansekaligus Filipina adalah zonaekonomi eksklusif dan landaskontinen yang terletak padakawasan Laut Sulawesi.Penetapan batas baik zona

70

Page 79: Website Sma 2007

ekonomi eksklusif dan landas kontinen pada kawasan ini yang secara trilateral antaraIndonesia, Malaysia dan Filipina belum pernah di laksanakan. Kawasan ini baikkawasan zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen cukup luas meliputi lebihdari 82.980 mil laut dan lebih dari 500 millaut panjangnya. Sebagai langkah awaldalam upaya untuk kepastian pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dikawasan ini perlu dilakukan penegasan batas maritim dengan negara-negara tetanggatersebut.

p. Batas Maritim Indonesia dengan Papua Nugini dan AustraliaKawasan Batas Maritim Indonesia yang berbatasan dengan negara Papua NewGuniea dan Australia adalah kawasan Laut Arafura.Batas maritim antara Indonesia dan Papua New Guniea telah ditetapkan pada saatPapua New Guniea masih menjadi negara protektorat Australia yaitu tanggal 12Februari 1973, sehingga setelah Papua New Guniea merdeka tanggal 16 September1975, perlu dikaji lagi penetapan batas antara kedua negara. Batas-batas maritimyang perlu ditetapkan antara 2 negara adalah batas zona ekonomi eksklusif, landaskontinen, dan laut teritorial. Batas laut teritorial dan landas kontinen antara Indonesiadan Papua New Guniea di Laut Arafura yang telah ditetapkan adalah titik B3 sampaititik A3, yang ditentukan dengan prinsip equidistance. Sedangkan untuk batas zonaekonomi eksklusif antara dua negara belum ditetapkan.Batas maritim antara Indonesia dan Australia meliputi batas zona ekonomi eksklusifdan landas kontinen. Batas landas kontinen Indonesia - Australia sudah selesaiditetapkan untuk semua segmen dengan total panjang landas kontinen yangditetapkan adalah 893,65 millaut. Sedangkan untuk batas zona ekonomi eksklusifbelum semua segmen ditetapkan terutama di Laut Arafura bagian timur.Indonesia - Papua New Guinea - Australia mempunyai trijunction point untukpenetapan batas landas kontinen ketiga negara yaitu titik A3. Sedangkan batas zonaekonomi eksklusif antara 3 negara belum ditetapkan terutama di Laut Arafura bagiantimur, sehingga perlu dilakukan perundingan secara trilateral atau bisa masing-masing dilakukan perundingan bilateral terlebih dahulu.

q. Batas Maritim Indonesia dengan Australia dan Timor LesteWilayah perairan Indonesia memiliki perbatasan maritim secara trilateral denganAustralia dan Timor Leste meliputi batas Zona Ekonomi Eksklusif dan batas LandasKontinen di wilayah Laut Timor. Sampai saat ini Indonesia belum pernahmengadakan perjanjian batas maritim Indonesia dengan Timor Leste dan Australiasecara trilateral. Dalam menetapkan Batas Maritim antara Indonesia, Timor Lestedan Australia pada wilayah Laut Timor perlu dicari dan ditetapkan terlebih dahuluTitik Bersama (Trijunction Point) antara Indonesia, Timor Leste dan Australia.

71

Page 80: Website Sma 2007

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, James, M. 1981. “Anthropology of Fishing”. In Bernard J. Siegel, Alam R.Beals dan Stephen A. Tyler (eds). Annual Review of Anthropology. Vol. 10 : 275-316, Palo Alto.

Akimichi, Tomoya. 1991. Coastal Foragers in Transition. Senri Ethnological StudiesNo. 42, National Museum of Ethnology.

Andersen, R. dan Cato Wadel. 1982. North Atlantic Fishermen: Anthropological Essayson Modern Fishing. Newfoundland Social and Economic Research, MemorialUniversity of Newfoundland.

Bavinck, Marten. 1984. Small Fry: The Economic of Petty Fishermen in Northern SriLanka. VU Uitgeverij/Free University Press. Amsterdam.

Betke, F. 1985. “Modernization and Socio Economic Change in The Coastal Marinefisheries of Java: Some Hypotheses”. Paper. Sociology of Development Research.Centre University Bieleveld.

Brown, B. E. 1997. Integrated Coastal Management : South Asia. University of NewcastleUpon Tyne. United Kingdom.

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir danLautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Dahuri, R., 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah :Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumbedaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor.

Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Dewan Maritim Indonesia. 2003.Indonesia Negara Maritim.

Danusaputro Mr. St. Munadjat. 1982. Wawasan Nusantara.Dewan Maritim Indonesia. 2004. Naskah Akademik Rancangan Undang-undang tentang

Kelautan.Dewan Maritim Indonesia. 2003. Laporan Semiloka Kebijakan Nasional Bidang

Kemaritiman.Direktori dewan Maritim Indonesia. 2004.Menuju Membangun Negara Maritim Dewan

Maritim Indonesia. 2003.Kajiaan Penunjang Rancangan Undang-undang Maritim tentang Sistem Pertahanan

Keamanan Laut.Forman, S. 1967. “Cognition and The Catch : The Location of Fishing Spots in a Brazilian

Coastal Village”. Ethnology 6 (4): 417-426.Ginkel, Rob van dan Jojada Verrips. 1988. Introduction. Dalam Maritime Anthropological

Study, Vol. 1 (2) 1988.

72

Page 81: Website Sma 2007

Harris, Marvin. 1968. The Rise of Anthropologi Theary. Crowell, New York. 1987. TheSacred Cow and the Abiminable Pig : Riddles of on Food and Culture. Simon &Schuster: New York.1999. Theories of Culture in Postmodern Times. Rowman &Littlefield Publishers, Inc. New York.

Hasjim Djalal, 1995. Indonesia and the Law of Sea.Horridge, Adrian. 1986. Sayling Craft of Indonesia. Oxford: Oxford Univ.Press.Jhon Pieres. 2001. Pengembangan Sumber Daya Kelautan (Laut, Territorial dan Perairan

Indonesia, Dr. A. Hamzah, SH).Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru. Jakarta.Lampe, Munsi, Darmawan salman, dan Ansar Arifin. 1996/1997. “Studi Analisa Sosial -

COREMAP Propinsi Sulawesi Selatan”. Laporan penelitian, Buku 1 dan 2.Universitas Hasanuddin - PPT - LIPI. Jakarta. Proyek Dibiayai Bank Dunia.1997/1998. “Studi Analisa Sosial - COREMAP Propinsi Sulawesi Selatan”. Laporanpenelitian, Buku 1 dan 2. Universitas Hasanuddin - PPT - LIPI. Jakarta, Proyekdibiayai oleh Bank Dunia.

Lampe, Munsi, Mardiana, dan Ramli A.T.2000. “Studi Pemanfaatan Sumberdaya Lautdalam Rangka Optimasi Zonasi Taman Nasional Taka Bonerate”. Laporan penelitian.Universitas Hasanuddin Bekerjasama COREMAP LIPI, Jakarta.

Lineton, J. 1975a. “An Indonesian Society and Its Universe: A Study of the Bugis ofSouth Sulawesi (Celebes) and their Role Within A Wider Social and EconomicSystem”. Disertasi. School of Oriental and African Studies, University ofLondon.1975b. “Pasompe “Ugi”: Bugis Migrants and Wanderers”. Archipel 10:173-201.

Macknight, C.C. 1976. The Voyage to Marege ; Macassan Trepangers in NorthernAustralia. Melbourne University Press, Melbourne.

Masyhuri. 1996. Menyisir Pantai Utara. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta -Perwakilan KITLV.

Mattulada. 1985. Manusia Bawahan dalam Menejemen. Makalah dalam SeminarMenejemen Pembangunan Menurut Budaya Bangsa Indonesia, Sanur, 20-21Sept.1985.

Moka, Willem. 1995. “Penjajakan Awal Mengenai Kondisi terumbu Karang Di Kep.Spermonde, Taka Bonerate dan Pulau-Pulau Sembilan”. Laporan Penelitian. PusatStudi Lingkungan Universitas Hasanuddin, U. Pandang.

Motik, Chandra Y Dan Associates (Advokates Dan Solicitors-Legal Consultants). 2007.Makalah. Kerajaan Sriwijaya (Sebuah Kejayaan di masa lampau).

Nur Indar dan Lampe. 2002. Sistem-sistem Tradisional Sebagai Institusi DalamPengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya di Wilayah Pesisir. Laporan Penelitian. DirjenKelembagaan Departemen Perikanan dan Kelautan RI.

73

Page 82: Website Sma 2007

Paeni, Mukhlis. 1985. Memahami Kebudayaan Maritim di Sulawesi Selatan. Makalahdisajikan dalam Seminar Kebudayaan Maritim, Fakultas Sastra Unhas.

Palsson, Gisli. 1991. Coastal Economies, Cultural Accounts: Human Ecology andIcelandic Discourse. Manchester University Press.

Pernetta , J. C. dan Elder, D. L. 1993. Cross-sectoral; Integrated Coastal Area Planning(CICAP): Guidelines and Principles for Coastal Area Development. IUCN. Switzerland.

Pernetta, J. C., dan J. D. Milliman, 1995. Land-Ocean Interactions in the Coastal Zone:Implementation Plan. The International Geosphere-Biosphere Programme. Stockholm.

Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan. 2004. Laporan Perumusan Kebijakan MaritimSebagai Pemersatu Bangsa.

Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan. 2004. Laporan Perumusan Kebijakan tentangPenguatan Kelembagaan.

Rompas M Rizald., Navy Watupongoh, S.IK, Synthesa Praharani, S.IK. 2004. PenyusunanScenario Planning Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Papua.

Soselisa, Hermin. 1999. Sasi in Maluku: Communal Property and Communal Rights inMarine Resource Management. Paper to be presented at the “Conference on LegalComplexity, Ecological Sustainability and Social Security in the Management andExploitation of Land and Water Resources in Indonesia.” Padang, 6-9 Sept. 1999.

Sutherland, H. 1987. “ Tripang and Wangkang. The China Trade of Eightreenth CenturyMakassar, 1972-1820”. Makalah. Diajukan Pada Konferensi Tentang Trade, Societyand Belief in South Sulawesi, Leiden, 2-6 Nopember 1987

Sorensen, J. C., dan Mc.Creary, 1990. Coast: Institutional Arrangements for Managing CoastalResources. University of California of Barkeley.

Southern Cross University, 1997. Coastal Tourism : A Manual for Sustainable Development.Department of the Environment. Camberra.

Supit Hengky. 2004. Teropong Kajian Tata Kelautan Indonesia.Ushijima dan Cynthia Neri Zayas. 1991-1993. Fishers of the Visayas: Visayas Maritime

Anthropological Studies. CSSP Publication. University of the Philippines.UNESCO. 1993. COASTS : Managing Complex Systems. UNESCO Environment and

Development Briefs.World Commission on Environment and Development (WCED), 1987. Our Common Future.

Oxford University Press., New York. p.400.Zerner, Charles. 1994. “Tracking Sasi: The Transformation of A Central Moluccan Reef

Management Institution in Indonesia”. West Hartford, Connecticut.

74

Page 83: Website Sma 2007