untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk...

97
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA DASAR DI SUSUN OLEH REZA WAHYUDI 5215083402 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JANUARI 2012

Upload: nguyennhu

Post on 03-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL 

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA 

PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA DASAR

DI SUSUN OLEH

REZA WAHYUDI

5215083402

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JANUARI 2012

Page 2: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai meskipun

jauh dari sempurna. Peneliti berharap proposal penelitian ini, dapat diterima dan

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan.

Proposal penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA

DASAR karena dengan penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh

mana hasil belajar yang dicapai dalam pemberian tugas pekerjaan rumah.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan

baik dalam penyusunan maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat

peneliti atasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, terutama :

Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil.

Bapak Dr. Bambang Dharma Putra, M.Pd sebagai dosen pembimbing dalam

penelitian.

Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan

proposal penelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Page 3: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Jakarta, Desember 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Arti pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Page 4: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka perlu

diselenggarakan pendidikan. Dalam pendidikan terdapat tiga jalur pendidikan

yaitu, pendidikan informasi (informal) yang diselenggarakan di lingkungan

keluarga, pendidikan formal yang diselenggarakan di lingkungan sekolah, serta

pendidikan non formal yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat. Ketiga

jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dalam mewujudkan cita-cita nasional

melalui pendidikan. Jalur pendidikan formal terbagi lagi menjadi tiga jenjang,

yaitu pendidikan dasar, pendidikan pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Sedangkan pendidikan di Indonesia, terdapat pembagian satuan pendidikan yaitu

pendidikan umum yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

pendidikan kejuruan yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Sebagai lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan merupakan

lembaga pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bekerja

dalam bidang tertentu sesuai dengan keahliannya.

Dari uraian di atas nampak jelas tuntutan akan keberadaan pendidikan kejuruan

adalah untuk membentuk dan mengembangkan keahlian dan keterampilan,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu dan efisiensi kerja.

SMK melaksanakan kurikulum seperti yang ditetapkan pemerintah. Dimana telah

disusun program pendidikan dan pelatihan yang terbagi menjadi tiga yaitu :

Normatif, Adaptif dan Produktif. Untuk kategori Normatif di dalamnya mencakup

pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Kelompok Adaptif

adalah Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia dan Komputer. Sedangkan

kelompok produktif khususnya jurusan elektronika (audio-video) yaitu gambar

teknik, elektronika dasar, teknik audio, rangkaian listrik, komunikasi data, teknik

televisi dan audio, teknik digital dan lain sebagainya. Ketiga kurikulum yang

ditetapkan pemerintah tersebut saling melengkapi dan menunjang keterampilan

siswa terlebih lagi dalam kelompok kategori Adaptif dan Produktif. Salah satu

Page 5: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

sekolah yang menggunakan kurikulum tersebut adalah SMK Negeri 1Bekasi .

SMK Negeri 1Bekasi merupakan salah satu bagian dari pendidikan formal yang

memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu diantaranya yaitu Audio Video.

Program studi Audio Video mempunyai beberapa kompetensi yang seluruhnya

dijadikan judul mata diklat. Salah satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar

Elektronika dengan Standar Kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika.

Mata diklat ini diberikan pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang dapat

diterapkan untuk mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas,

menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan untuk

meningkatkan hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan

menggunakan model pembelajaran dengan model cooperative learning yang

bertujuan merangsang keaktifan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat mengalami

kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas sumber daya

manusia di dalamnya. Perkembangan kualitas sumber daya manusia tidak dapat

lepas dari perkembangan dan kualitas sebuah pendidikan. Pendidikan adalah hal

yang sangat mendasar dalam pembentukan kualitas sumberdaya manusia. Oleh

karena itu, untuk menciptakan sumberdaya manusia yang kreatif, inovatif, dan

produktif diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas. Sehingga perlunya

perbaikan-perbaikan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan

perkembangan dan perubahan zaman. Salah satu hal yang harus diperbaiki adalah

proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar merupakan suatu

kegiatan paling utama dalam pendidikan di sekolah. Dalam proses ini akan

Page 6: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

terciptanya tujuan pendidikan secara umum maupun tujuan khusus seperti

perubahan tingkah laku siswa menuju kearah yang lebih baik. Sehingga siswa

memiliki kemampuan dan dapat menghadapi perubahan dan tuntutan zaman,

dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan pokok. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

pendahuluan dilapangan terhadap guru dan beberapa siswa yang dilakukan

peneliti pada saat melaksanakan Program Latihan Profesi di SMK Negeri 1

Seluma di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan dengan jumlah siswa 40 orang,

diperoleh beberapa temuan bahwa dalam proses pembelajaran pada mata diklat

Elaektronika Dasar, yaitu :

1. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan metode penyampaian

materi didominasi dengan metode konvensional yaitu ceramah dan mencatat,

sehingga siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja.

2. Kurangnya interaksi dan aspek keterbukaan antara guru dengan siswa maupun

antara siswa dengan siswa sehingga segala kesulitan siswa dalam proses

pembelajaran tidak bisa diketahui oleh guru.

3. Sumber belajar dominan yang digunakan siswa adalah catatan yang diberikan

guru dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang mengarah pada upaya untuk

memberikan contoh-contoh penerapan materi yang diajarkan pada dunia nyata.

5. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.

6. Hasil belajar siswa sebagian besar tidak sampai pada kriteria ketuntasan

minimal (KKM), yaitu ≥70.

Tabel 1.1 Nilai UTS Mata Diklat

Elaktronika Dasar Pada Kelas X TKJ Di SMK Negeri 1

Tingkat Penguasaan Kategori

Page 7: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

80-100 Lulus amat baik

70-79 Lulus baik

60-69 Lulus cukup

50<59 Belum lulus Lulus rendah

0-50 Tidak lulus

Dari data di atas dapat dilihat bahwa siswa yang lulus dengan baik hanya 6 orang

atau 15%, dan siswa yang lainnya masih belum lulus. Hasil belajar siswa pada

mata diklat Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar dapat

disimpulkan bahwa prestasi yang dicapai masih sangat rendah. Untuk mencapai

hasil belajar yang optimal dan sesuai dengan tuntutan kurikulum diperlukan suatu

alternatif model pembelajaran dan penggunaan yang mengarah kepada

pembelajaran siswa aktif dengan harapan dapat meningkatkan penguasan konsep

dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa pada mata diklat

Elektronika Dasar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat

Elektronika Dasar supaya mencapai hasil yang sesuai dengan KKM adalah

dengan mengembangkan model pembelajaran kontekstual. Kontekstual adalah

konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata dalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena pada mata diklat

Elektronika Dasar menuntut siswa untuk berperan aktif. Sedangkan pembelajaran

kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya

mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Terdapat tujuh asas dalam

pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu

konstruktivisme, inquiri, questioning (bertanya), learning community (masyarakat

Page 8: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

belajar), modeling (pemodelan), reflection (refleksi), authentic assessment

(penilaian yang sebenarnya).

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menerapkan model

pembelajaran kontekstual ini dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang

ada dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga penulis

mengambil kajian: “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Elaktronika Dasar”. Untuk

menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas serta lebih terarahnya

penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model

Pembelajaran Kontekstual.

2. Mata diklat yang Elaktronika Dasar materi yang diajarkan adalah

3. Hasil belajar pada aspek kognitif yang akan diungkap meliputi prestasi

belajar siswa.

4. Kegiatan yang diteliti adalah aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam

proses kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latarbelakang yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis

merumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat mempengaruhi

perubahan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Diklat Elektronika

Dasar?”

Secara khusus permasalahan tersebut akan dikaji dalam penelitian ini dengan

rincian sebagai berikut :

Page 9: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran dengan model Kontekstual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dari aspek kognitif pada mata diklat Elektronika

Dasar?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan model Kontekstual pada mata diklat Menerapkan Teknik Elektronika

Dasar?

3. Bagaimana peningkatan aktivitas guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar terhadap mata Elektronika Dasar pada saat diterapkan proses

pembelajaran dengan menggunakan model Kontekstual ?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar mencapai hasil yang

optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

siswa ditinjau dari aspek kognitif pada mata diklat Elektronika Dasar sehingga

diharapkan siswa dapat lulus sesuai dengan nilai KKM dengan menggunakan

model pembelajaran Kontekstual pada siswa kelas X Teknik Elektronika SMKN 1

Bekasi tahun ajaran 2010-2011. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa yang dicapai yang ditinjau

dari aspek kognitif setelah diterapkan kegiatan pembelajaran dengan model

Kontekstual pada mata Elektronika Dasar

2. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model Kontekstual pada mata diklat Elektronika Dasar

3. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas guru terhadap mata

diklat Menerapkan Teknik Elektronika setelah melakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan model Kontekstual.

Page 10: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasi

untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam upaya menyusun model

pembelajaran pada mata diklat Bahan-Bahan Listrik dengan model pembelajaran

kontekstual yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

sehingga pembelajaran lebih interaktif. Bagi siswa diharapkan dapat menimbulkan

interaksi yang baik diantara siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar

dan siswa mampu menerapkan konsep yang telah didapatkannya dalam

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bagi sekolah penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran disekolah.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dan

pengertian mengenai beberapa definisi yang digunakan antaralain sebagai

berikut :

1. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan suasana dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model

Pembelajaran Kontekstual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh

untuk menemukan materi yang dihubungkan dengan menerapkan dengan

kehidupan siswa.

2. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan suatu nilai yang diberikan kepada peserta

didik pada akhir suatu program pengajaran setelah siswa didik melewati

Page 11: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

serangkaian tes, yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah

diajarkan.

3. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis

membagi pembahasan menjadi lima bab. Sistematika dalam penyusunan

penelitian ini adalah sebagia berikut :

BAB I Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan mengenai:

latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat

penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, pada bab ini menguraikan mengenai: konsep belajar dan

pembelajaran, penelitian tindakan kelas, pembelajaran kontekstual.

BAB III Metode Penelitian, pada bab ini menguraikan mengenai: metode

penelitian, prosedur penelitian, paradigma penelitian, lokasi dan objek penelitian,

instrumen penelitian dan cara penggunaannya, teknik pengumpulan data, teknik

análisis data dan kriteria keberhasilan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini menguraikan

mengenai: deskripsi awal pratindakan, refleksi kegiatan awal pembelajaran,

penerapan model pembelajaran kontekstual di kelas dan pembahasan hasil

penelitian.

Page 12: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

BAB V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan

yang diambil dan saran yang diberikan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Salah satu hal utama yang dilakukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah

dengan belajar, dan dengan belajar akan terjadi proses interaksi individu dengan

lingkungannya. Secara formal interaksi tersebut dapat berupa siswa belajar di

sekolah, siswa akan berinteraksi dengan guru, dengan teman-temannya, dengan

buku-buku perpustakaan dan peralatan laboratorium, di rumah mereka

Page 13: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

berinteraksi dengan catatan-catatan siswa dan melaksanakan tugas dari guru.

Belajar akan berdampak pada perilaku, pandangan, dan pola pikir seseorang

terhadap suatu hal. Menurut Wina Sanajaya (2009:110) menyatakan bahwa

”belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan perilaku, aktivitas mental itu terjadi karena

adanya interaksi individu dengan lingkungan yang didasari”.

Menurut Oemar Hamalik (2005:28) menyatakan bahwa “Belajar merupakan

suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungannya.” Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi aspek-aspek

pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, etika

dan sikap. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar disebut hasil

belajar bersifat relatif menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Dari beberapa definisi mengenai belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses aktif perubahan tingkah laku dan kecakapan manusia

yang melalui berbagai pengalaman untuk memperoleh pengetahuan sebagai

proses kematangan. Sehingga dalam pendidikan, belajar merupakan kegiatan

pokok yang menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan Proses

belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau hasil kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru. Siswa akan berhasil belajar jika guru

mengajar secara efisien dan efektif. Itu sebabnya guru harus mengenal prinsip-

prinsip belajar agar para siswa dapat belajar aktif dan berhasil. Prinsip-prinsip

belajar dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengalaman Dasar

Pengalaman dasar berfungsi untuk mempermudah siswa dalammemperoleh

pengalaman baru. Siswa merasa sulit memahami suatu generalisasi jika ia belum

mempunyai suatu konsep sebagai pengalaman dasar.

2. Motivasi Belajar

Siswa akan melakukan perbuatan belajar untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan sebagainya. Jika memilih motivasi belajar, dorongan motivasi

Page 14: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

ini berguna tidak hanya untuk mendorong mereka belajar secara aktif, tetapi juga

berfungsi sebagai pemberi arah dan penggerak dalam belajar. Motivasi belajar

dapat tumbuh dari dalam diri sendiri, yang disebut dengan motivasi intrinsik,

motivasi belajar juga dapat timbut berkat dorongan dari luar seperti pemberian

angka, kerja kelompok, hadiah atau teguran yang disebut dengan mitivasi

ekstrinsik. Kedua motivasi ini berguna bagi siswa untuk belajar secara aktif.

3. Penguatan Belajar

Hasil belajar yang telah diperoleh siswa perlu ditingkatkan agar penguasan yang

tuntas. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang

dan melatih hal-hal yang telah dipelajari. Berdasarkan uraia di atas dapat diambil

kesimpulan, bahwa penyusunan dan pelaksanaan program belajar-mengajar

hendaknya memperhatikan beberapa prinsip belajar secara aktif.

4. Hasil Belajar

Nana Sudjana (dalam Kunandar, 2010:276) menyatakan bahwa “suatu akibat dari

proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”. Untuk

melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan

untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu materi atau belum.

Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi

pendidikan yang ditunjukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses

pendidikan serta kualitas kemampuan pererta didik sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Salah satu keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar adalah sebagai berikut :

Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari

dalam individu yang belajar yaitu siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi

Page 15: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain motovasi, perhatian,

pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Pencapaian tujuan belajar harus diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang

kondusif, hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa, adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep

dan keterampilan dan pembentukan sikap. Penulis berpendapat bahwa hasil

belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, proses penilaian

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru mengenai

kemajuan siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan belajar siswa melalui

kegiatan pembelajaran.

3. Aktivitas Siswa

Belajar yang baik harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik

maupun psikis. Kita tidak dapat memastikan bahwa siswa yang diam

mendengarkan penjelasan dari guru tidak berarti tidak aktif, demikian sebaliknya

belum tentu siswa yang secara fisik aktif, memeliki kadar aktivitas mental yang

tinggi pula. Kunandar (2010:277) mengungkapkan bahwa,”Aktivitas siswa adalah

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar

guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat

dari kegiatan tersebut”. Peningkatan aktivitas siswa, diantaranya meningkatkan

jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatkan jumlah siswa yang

bertanya dan menjawab, meningkatkan jumlah siswa yang paling berinteraksi

membahas materi pelajaran. Metode belajar yang bersifat partisipatoris yang

dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif,

karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan

belajar mengajar. Indikator aktivitas siswa yang diungkapkan oleh kunandar

(2010:277), dapat dilihat dari :

1. Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran.

Page 16: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

2. Aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa.

3. Mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui

pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa dalam belajar sangat

dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan, sedangkan

guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan pembelajaran

Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar tidak mungkin tercapai

tanpa adanya aktivitas siswa. Membentuk manusia yang kreatif dan bertanggung

jawab, dalam rangka ini penulis berusaha melatih dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual, sebab dengan model pembelajaran ini siswa dituntut

untuk lebih aktif dan bertanggung jawab.

B. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wina Sanjaya, 2010:9). Suharsimi

Arikunto (2010:3) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Wiriatmaja (dalam Tukiran

Taniredja, 2010:16) mengemukakan bahwa ”penelitian tindakan kelas adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian untuk mengangkat masalah-masalah yang

berada di dalam kelas yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pecermatan

kegiatan belajar berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Page 17: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Semua penelitian bertujuan untuk memecahkan suatu masalah tetapi untuk

penelitian tindakan kelas disamping tujuan tersebut tujuan yang utama dari

penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan

profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Menurut Mulyasa

(dalam Tukiran Taniredja, 2010:20) secara umum tujuan penelitian tindakan kelas

adalah :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya

kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan

tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan pengkajian secara

bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta

perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam

pembelajaran.

Tujuan penelitian tindakan kelas di atas dapat penulis simpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik

pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, disamping itu dengan

penelitian tindakan kelas tertumbuhkannya budaya meneliti dikalangan guru.

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan

yang tumbuh dari peneliti yaitu guru, karena guru adalah ujung tombak pelaksana

lapangan. Dengan penelitian tindakan kelas guru menjadi lebih mandiri yang

ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani

Page 18: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan.

Manfaat lainnya dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis

b. Menumbuhkan budaya meneliti

c. Menggali ide baru

d. Melatih pemikiran ilmiah

e. Mengembangkan keterapilan

f. Meningkatkan kualitas pembelajaran

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri

oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang

berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan

harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan

perilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan

menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan penelitian

tindakan kelas dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan

refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus berulang yang

di dalamnya terdapat empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan

sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

PelaksanaanSiklus 1

Perencanaan

Page 19: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:16)

Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat diuraikan

sebagi berikut :

1. Perencanaan (planning)

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Pada tahapan perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah

instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung. Secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai

berikut:

Pengamatan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Hasil Penelitian

Refleksi

Siklus 3

Siklus 2

Refleksi

Page 20: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi

di lapangan masalah bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting dan

bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalahpun harus

dalam jangkauan kemampuan peneliti.

Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan

melatarbelakangi penetilian tindakan kelas.

Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat

pertanyaan.

Memetapakan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa

rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai

alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling

menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.

Menemtukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan

indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang

dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

Membuat secara rinci rancangan tindakan. 20

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan scenario penerapan pembelajaran akan

diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatihkan

kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai

dengan skenarionya. Scenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan

tampak wajar. Rancangan tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan

serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan tersebut menjelaskan sebagai

berikut :

a. Langkah demi langkah yang akan dilakukan

b. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

Page 21: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

c. Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa

d. Rincian mengenai jenis media pembelajaran yang akan digunakan untuk

pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rincian bagaimana

menggunakannya.

3. Pengamatan atau Observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan

dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam

waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai

peneliti) melakukan poengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan

terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dengan melakukan

format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan

secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu serta

dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi

untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam penelitian tindakan

kelas mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas

tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka

dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi

kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga

permasalahan dapat teratasi.

5. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas

Jenis penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi 4, yakni (1) PTK diagnostik,

(2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK ekspremintal. Untuk lebih

jelas, berikut ditemukan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut :

1) PTK Diagnostik

Page 22: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan

menuntut penelitipeneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peniliti

mendiagnosa dan memasuki situasi yang terdapat didalam luar penelitian. Sebagai

contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran,

konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2) PTK Partisipan

Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK Partisipan ialah apabila orang yang akan

melaksanakan penelitian harus terlihat langsung dalam proses penelitian sejak

awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak

perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlihat, selanjutnya peneliti mementau,

mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan

melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan disekolah,

hanya saja disini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-

menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.

3) PTK Empiris

Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melakukan

sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang

terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsip nya proses penelitinya berkenan

dengan penyimpanan cacatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam

pekerjaan sehari-hari.

4) PTK Eksperimental

Yang dikategorikan PTK Eksperimental ialah PTK diselenggarakan dengan

berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien

didalam suatu kegiatan belajar-mengajar oleh peniliti. Di dalam kaitannya dengan

kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebihdari satu strategi atau

teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruktusional.

7. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Page 23: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Karakteristik penelitian tindakan kelas yang sekaligus dapat membedakannya

dengan penelitian formal adalah sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan kelas merupakan prosedur penelitian di kelas yang

dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami Guru berkaitan

dengan siswa di kelas itu. Ini berarti, bahwa rancangan penelitian diterapkan

sepenuhnya di kelas itu, termasuk pengumpulan data, analisis, penafsiran,

pemaknaan, perolehan temuan, dan penerapan temuan. Semuanya dilakukan di

kelas dan dirasakan oleh kelas itu.

2. Metode penelitian tindakan kelas diterapkan secara kontekstual, dalam arti

bahwa variabel-variabel yang ditelaah selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu

sendiri. Dengan demikian, temuan hanya berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak

dapat digeneralisasi untuk kelas yang lain. Temuan penelitian tindakan kelas

hendaknya selalu diterapkan segera dan ditelaah kembali efektifitasnya dalam

kaitannya dengan keadaan dan suasana kelas itu.

3. Penelitian tindakan kelas terarah pada suatu perbaikan atau peningkatan

kualitas pembelajaran, dalam arti bahwa hasil atau temuan penelitian penelitian

tindakan kelas itu adalah pada diri guru telah terjadi perubahan, perbaikan, atau

peningkatan sikap dan perbuatannya. Penelitian tindakan kelas akan lebih mudah

berhasil jika adanya kerjasama antara guru-guru di sekolah, sehingga mereka

dapat sharing mengenai permasalahan yang ada, dan apabila penelitian telah

dilakukan, selalu diadakan pembahasan perencanaan tindakan yang dilakukan.

Dengan demikain, penelitian tindakan kelas itu bersifat kolaborasi dan kooperatif.

4. Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan mudah diadaptasi. Dengan

demikian, maka cocok digunakan dalam rangka pembaharuan dalam kegiatan

kelas. Hal ini juga memungkinkan diterapkannya suatu hasil studi dan penelaahan

kembali secara berkesinambungan.

5. Penelitian tindakan kelas banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung

dari refleksi diri peneliti.

Page 24: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

6. Penelitian tindakan kelas sedikitnya ada kesamaan dengan penelitian

eksperimen dalam hal percobaan tindakan yang segera dilakukan dan ditelaah

kembali efektifitasnya. Oleh karena itu kaidah-kaidah dasar penelitian ilmiah

dapat dipertahankan terutama dalam pengambilan data, perolehan informasi,

upaya untuk membangun pola tindakan, rekomendasi dan lain-lain, maka

penelitian tindakan kelas tetap merupakan proses ilmiah.

7. Penelitian tindakan kelas bersifat situasional dan spesisifik, yang pada

umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus. Subyek penelitian sifatnya

terbatas, tidak representatif untuk merumuskan atau generalisasi. Penggunaan

metoda statistik terbatas pada pendekatan deskriptif tanpa inferensi.

C. Model Pembelajaran Kontekstual

1. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep tersebut, hasil

pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

mentransfer pengetahuan dari guru kesiswa. Strategi pembelajaran lebih penting

dari pada hasil, dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi

dibandingkan dengan memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai

sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota

kelas (siswa). Sesuai dengan asumsi yang mendasarinya, bahwa pengetahuan itu

diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain termasuk

guru, akan tetapi dari proses menemukan dan mengkontruksinya sendiri, maka

guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru

harus memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya. Siswa

Page 25: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

adalah organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk membangun

pengetahuannya sendiri. Kalaupun guru memberikan informasi kepada siswa guru

harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu agar lebih bermakna

untuk kehidupan mereka. Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam

belajar, perbedaan gaya tersebut dimanakan sebagai unsur modalitas belajar. Tipe

gaya belajar siswa dibagi kedalam tiga bagian yaitu sebagai berikut :

1. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya siswa akan lebih

cepat belajar dengan cara menggunakan indra penglihatannya.

2. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat

pendengarannya.

3. Tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, berkerja dan

menyentuh. Sehingga dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran kontekstual,

setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu

menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa.

2. Pengertian Kontekstual

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti “hubungan,

konteks, suasana dan keadaan”. (KUBI, 2002:519). Sehingga konntekstual dapat

diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.

Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Konteksual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorentasikan pada proses pengalaman secara

langsung. Menurut Depdiknas (2003:5) “kontekstual adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari”.

Page 26: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010:253) “kontekstual adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh

untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan mereka”.

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami dalam model pembelajaran

kontekstual, yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses pembelajaran diorentasikan pada proses

pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam pembelajaran kontekstual tidak

mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari

dan menemukan sendiri materi pelajaran.

2. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa agar menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan

kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan

materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu

akan bermakna fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinyaakan tertanam

erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

3. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan, artinya kontekstual bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu

dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa Melalui pembelajaran

kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat diintegrasikan

dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang

dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah. Dalam pembelajaran kontekstual,

guru mengkaitkan konteks dalam kerangka pembelajarannya guna meningkatkan

makna belajar bagi siswa. Selain itu siswa dituntut untuk dapat menangkap

Page 27: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

hubungan antara pengalaman disekolah dengan kehidupan nyata, bukan saja

berarti materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang

dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah

dilupakan.

3. Karakteristik Proses Pembelajaran Kontekstual

Menurut Wina Sandjaya (2010:254), terdapat lima karakteristik penting dalam

proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu :

1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas

dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan

diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh dan memiliki keterkaitan satu sama

lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan

menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu

diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari

secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan

yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya

dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang

diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu

dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),

artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan

dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

Page 28: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan

penyempurnaan.

4. Ciri-ciri Teori Pembelajaran Kontekstual

Adapun ciri-ciri teori pembelajaran secara kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Siswa dapat memproses materi pelajaran atau pengetahuan baru dengan cara

yang bermakna dalam rangka meningkatkan hasil belajar.

2. Materi pelajaran disampaikan dalam konteks yang berbagai dan bermakna

kepada siswa.

3. Guru mewujudkan berbagaian pembelajaran untuk menghasilkan pembelajaran

yang berkesan.

Gambar 2.2 Pengenalan Pembelajaran secara Kontekstual

5. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas

Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang

studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar,

langkahnya sebagai berikut :

Persekolaha

n

Pengalaman harian individu

Alam pekerja

Kehidupan masyarakat

Page 29: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar.

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

6. Asas-Asas Kontekstual

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh

asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Ketujuh asas kontekstual dapat dijelaskan

dibawah ini :

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat konstruktivisme

yang mulai digagas oleh Mark Baldawin dikembangkan dan diperdalam oleh Jean

Pigget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek

semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap

setiap objek yang diamatinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang

berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh

sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang

menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk mengintrepretasi objek

tersebut. Kedua faktor tersebut itu sama pentingnya. Dengan demikian

Page 30: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu

yang melihat dan mengkonstrusinya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran melalui

pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa

mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman

sebab pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun oleh individu.

Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang

bermakna. Atas dasar asumsi yang mendasari itulah, maka penerapan asas

konstruktivisme dalam pembelajaran melalui CTL, siswa didorong untuk mampu

mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.

2. Inkuiri (Menemukan)

Inkuiri merupakan asas kedua dari pembelajaran kontekstual yang artinya, proses

pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir

secara sistematis (Wina Sandjaya, 2010:263). Pengetahuan bukanlah sejumlah

fakta hasil mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan

demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah menyiapkan sejumlah materi

yang dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa

dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya

merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui

proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual,

mental, emosional, maupun pribadinya. Secara umum proses inkuiri dapat

dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: 1. merumuskan masalah, 2.

mengajukan hipotesis, 3. mengumpulkan data, 4. Menguji hipotesis berdasarkan

data yang ditemukan, 5. Membuat kesimpulan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Penerapan asas dalam proses pembelajaran kontekstual, dimulai dari

adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan

demikian, siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah

dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya siswa dapat mengajukan

hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan.

Page 31: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan observasi untuk

pengumpulan data. Manakala data telah terkumpul selanjutnya siswa dituntun

untuk menguji hipotesis sebagai dasar dalam merumuskan kesimpulan. Asas

menemukan seperti yang digambarkan diatas, merupakan asas yang penting dalam

pembelajaran kontekstual. Melalui proses berpikir yang sistematis seperti diatas,

diharapkan siswa memilki sikap ilmiah, rasional, dan logis, yang kesemuanya itu

diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya

dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan

menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan informasi

begitu saja, akan tetapi memancing siswa untuk menemukan sendiri. Karena itu

peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat

membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya. Menurut Wina Sandjaya (2010:264) dalam suatu pembelajaran yang

produktif kegiatan bertanya berguna untuk :

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi

pelajaran.

b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

d. Memfokuskan siswa terhadap sesuatu yang diinginkan.

e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

Sehingga dapat disimpulakan bahwa dalam setiap tahapan dan proses

pembelajaran bertanya hampir selalu digunakan. Olek karena itu, kemampuan

guru untuk mengembangkan teknik-teknik bertanya sangat penting.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Page 32: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam pembelajaran

kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama

dengan orang lain. Kerjasama ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik

dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi

secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain,

antara teman ataupun kelompok yang sudah memberi tahu kepada yang belum

tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya pada orang

lain.

Dalam kelas pembelajaran kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar

dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen,

baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat

dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang

cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki

kemampuan tertentu didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang

memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada orang lain.

5. Pemodelan (Modeling)

Menurut Sandjaya (2010:265) yang dimaksud dengan asas pemodelan adalah

“proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat

ditiru oleh setiap siswa”. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara

mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat

asing, guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, dan lain

sebagainya. Proses pemodelan tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat

juga

guru memanfaatkan siswa yang dianggap memilki kemampuan. Misalkan siswa

yang pernah menjadi juara dalam lomba puisi dapat menampilkan keahliannya di

depan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model.

Pemodelan, merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran kontekstual,

Page 33: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

sebab melalui pemodelan siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis-

abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dan

dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa

pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar

itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan

menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilkinya. Bisa terjadi melalui proses

refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau

menambah khazanah pengetahuannya Dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual, setiap berakhir proses pembelajaran,

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk “merenung” atau mengingat

kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa menafsirkan

pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalamannya

belajar.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh guru pada saat ini,

biasanya ditekankan kepada perkembangan aspek intelektual, sehingga alat

evaluasi yang digunakan terbatas pada penggunaan tes. Dengan tes dapat

diketahui seberapa jauh siswa telah telah menguasi materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kontekstual, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh

perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi juga proses belajar

melalui penilaian.

Menurut Wina Sanjaya (2010:266) Penilaian nyata (authentic assessment) adalah

proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini diperlukan untuk

mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman

belajar siswa memilki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik

intelektual maupun mental siswa Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas,

Page 34: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

maka penulis menerapkan pada penelitian ini untuk mengetahui indikator-

indikator penguasaan untuk kompetensi mengenal dan mengidentifikasi

komponen elektronika sebagai berikut:

1. Kontruktivisme

Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Sebagai

contoh aplikasi dalam penelitian ini adalah :

• Guru memberikan penjelasan mengenai kapasitor dalam kehidupan nyata

beserta aplikasinya. Contohnya penggunaan kapasitor untuk menyimpan muatan

dan energi, lampu kilat pada kamera memiliki kapasitor yang besar untuk

menyimpan energi tabung lampu, kapasitor mendapat muatan dari baterai selama

kurang lebih 30 detik. Ketika diperlukan dalam sekejap semua muatan akan keluar

dari tabung lampu sehingga lampu kilat menyala.

2. Inquiri

Pada tahap ini siswa dituntut untuk belajar dengan menggunakan keterampilan

berfikir kritis dalam proses pembelajaran khususnya pada kompetensi mengenal

dan mengidentifikasi komponen elektronika. Aplikasinya adalah sebagai berikut

ini :

• Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan

disampaikan sekarang untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahuinya

sebelum materi tersebut disampaikan.

• Siswa memberikan contoh penggunaan kapasitor dalam kehidupan sehari-hari

yang pernah dilihatnya.

3. Questioning (bertanya)

Pada tahap ini siswa dituntut untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa

dalam penguasaan materi pelajaran; membangkitkan motivasi siwa untuk belajar;

merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu; memfokuskan siswa pada

Page 35: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

sesuatu yang diinginkan; menyimpulkan sesuatu. Contoh aplikasinya adalah

sebagai berikut:

• Guru memancing siswa agar dapat menemukan sendiri mengenai kapasitor

mika

• Siswa bertanya mengenai fungsi dari kapasitor mika dan aplikasinya.

• Berdasarkan pertanyaan yang diajukan siswa, guru membimbing dan

mengarahkan siswa untuk menemukan materi tentang kapasitor mika.

4. Learning community (masyarakat belajar)

Konsep masyarakat belajar dalam kontekstual diperoleh melalui kerjasama

dengan orang lain, kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai berbentuk

kelompok belajar. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:

• Guru membagi siswa menjadi 10 Kelompok.

• Siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk membahas materi kapasitor.

• Guru membahas pendapat, informasi, dan masalah dari pengalaman siswa

mengenai kapasitor.

5. Modeling (pemodelan)

Dalam pemodelan siswa dituntut untuk dapat mengingat dan mengaplikasikan

peragaan yang telah dicontohkan guru. Contoh aplikasinya adalah sebagi berikut:

• Guru memberikan contoh fungsi dari kapasitor mika, yaitu untuk rangkaian

resonasi, filter untuk frekuensi tinggi dan rangkaian yang menggunakan tegangan

tinggi. Misalnya: radio pemancar yang menggunakan tabung transistor.

6. Reflection (pemodelan)

Dalam refleksi siswa dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah

dipelajarinya, dan siswa diberikan kebebasan untuk menafsirkan pengalamannya

Page 36: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

sendiri sehingga siswa dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.

Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:

• Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mengetahui bahwa aplikasi

dari kapasitor dapat mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,

mereka menjadi tahu bahwa lampu kilat pada kamera dan radio pemancar

merupakan aplikasi dari penggunaan kapasitor.

7. Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya)

Proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi megenai

perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa berupa pemberian evaluasi.

Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:

• Pelaksanaan evaluasi setelah kegiatan pembelajaran berakhir untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan.

7. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi

tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan

topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran,

media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan

kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi,

Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.

Page 37: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.

3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu

4. Pembutanan skenario tahap demi tahap kegiatan siswa

D. Evaluasi Belajar

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana

tujuan yang telah tercapai (Suharsimi Arikunto, 2009:19).

1. Subjek Evaluasi

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang

dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu

aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku (Suharsimi Arikunto,

2009:19). Contoh: Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau

pencapaian, maka subjek evaluasi adalah guru.

2. Sasaran Evaluasi

Sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan,

karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu (Suharsimi Arikunto,

(2009:20). Sasaran penilaian unsur-unsurnya meliputi: input, tranformasi, dan

output.

3. Prinsip Evaluasi

Terdapat satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu triagulasi

yang erat kaitannya antara tiga komponen adalah sebagai berikut:

1. tujuan pembelajaran

2. kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

3. evaluasi

Triagulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Page 38: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

tujuan

evaluasi KBM

Gambar 2.3 Bagan Trigulasi 42

Penjelasan dari bagan triagulasi diatas dalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar

disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak di capai. Dengan

demikian, anak panah menunjukan hubungan antara keduanya mengarah pada

tujuan dengan makna KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari

tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke

KBM.

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan

telah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi

menuju ke tujuan. Disisi lain, bila dilihat dari langkah dalam menyusun alat

evaluasi ia mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dan evaluasi

Dalam hal ini evaluasi harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM. Contoh:

jika kegiatan belajar mengajar dilakukan guru menitik beratkan pada

keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur keterampilan siswa bukan aspek

pengetahuan.

4. Jenis Evaluasi

Page 39: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Menurut fungsinya, evaluasi dibedakan ke dalam empat jenis, yaitu formatif,

sumatif, diagnostik, dan evaluasi penempatan. Evaluasi formatif menekankan

kepada upaya memperbaiki proses pembelajaran. Evaluasi sumatif lebih

menekankan kepada penetapan tingkat keberhasilan belajar setiap siswa yang

dijadikan dasar dalam penentuan nilai atau kenaikan nilai siswa. Evaluasi

diagnostik menekankan kepada upaya memahami kesulitan siswa dalam belajar,

sedangkan evaluasi penempatan menekankan kepada upaya untuk menyelaraskan

antara program dan proses pembelajaran dengan karakteristik kemampuan siswa.

Menurut caranya dibedakan atas dua jenis yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi

kualitatif. Evaluasi kualitatif biasanya lebih bersifat subjektif dibandingkan

dengan evaluasi kuantitatif. Evaluasi kuantitatif biasanya dilakukan apabila guru

ingin memberikan nilai akhir terhadap hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi

kualitatif dilakukan apabila guru ingin memperbaiki hasil belajar siswanya.

Menurut bentuknya dibedakan menjadi tes uraian dan tes objektif. Menurut

caranya dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Teknik non-test

biasanya digunakan untuk menilai proses pembelajaran, alat-alat khusus untuk

melaksanakan teknik non-test ini dapat dilakukan melalui pengamatan,

wawancara, angket, dan hasil karya ilmiah atau laporan.

5. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas poses belajar

mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapat dilihat dari

perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Perubahan tingkah laku yang

terjadi dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai

dengan tujuan dan isi program pembelajaran. Oleh karena itu, instrument evaluasi

harus dikembangkan dari tujuan dan isi program, sehingga bentuk dan format tes

sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar, serta porsinya sesuai dengan

keluasan dan kedalaman materi yang diberikan.

6. Fungsi Evaluasi

Page 40: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Adapun fungsi dari evaluasi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat

fungsi, yaitu:

1. Fungsi formatif, evaluasi dapat memberiikan umpan balik bagi guru sebagai

dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program

remedial bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

2. Fungsi sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

materi yang dipelajari, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan

kelulusan, dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Fungsi diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis,

fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.

4. Fungsi seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar

untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

7. Model Evaluasi Pembelajaran Kontekstual

Dalam penilaian pembelajaran kontekstual, siswa mendapat nilai secara individu

dan nilai secara berkelompok. Siswa bekerja sama dengan teman-temanya yang

dibentuk dalam kelompok. Sehingga siswa dapat saling membantu satu sama lain

dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan tes. Kemudian siswa mengerjakan

tes secara sendiri-sendiri dan nilai dinilai secara individu.

E. Materi Mata Diklat Elektronika Dasar

Mata Diklat Elektronika Dasar merupakan salah satu mata diklat produktif yang

wajib diikuti oleh siswa kelas X program keahlian Teknik Elektronika Di SMKN

1 Bekasi. Materi yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah Kapasitor,

dan uraian materi tersebut sebagai berikut :

1. Pengertian Kapasitor

Page 41: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Kapasitor / kondensator adalah komponen pasif, notasinya dituliskan dengan

huruf C berfungsi untuk menyimpan energy listrik dalammuatan listrik,

banyaknya muatan lisrik per detik dalam satuan Coulombs (C). Kemampuan

kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi yang satuannya adalah

Farad (F), pada umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan sebagai

berikut :

• 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)

• 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)

• 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)

Tegangan kerja pada kapasitor AC untuk non polar : 25 Volt ; 50 Volt ; 100 Volt ;

250 Volt ; 500 Volt,...

Tegangan kerja pada kapasitor DC untuk polar : 10 Volt ; 35 Volt ; 50 Volt ; 100

Volt ; 250 Volt.

Fungsi kapasitor dalam dalan suatu rangkaian adalah sebagai berikut :

• Sebagai filter atau penyaring

• Sebagai kopling.penghubung antara rangkaian

• Sebagai fine tuning

• Penyimpangan arus

2. Identifikasi dan Membaca Nilai

a. Jenis Kapasitor Berdasarkan Polaritasnya

• Kapasiator Non Polar

Kapasitor non polar adalah kapasitor yang elektrodanya tanpa

Page 42: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

memiliki kutup positif (+) maupun kutub negative (

pemasangannya terbalik maka kapasitor tetap bekerja.

disimbolkan sebagai berikut :

1 µF = 1.000 nF (nano Farad)

1 nF = 1.000 pF (piko Farad)

Tegangan kerja pada kapasitor AC untuk non polar : 25 Volt ; 50 Volt ; 100

Volt ; 250 Volt ; 500 Volt,...

Tegangan kerja pada kapasitor DC untuk polar : 10 Volt ; 16 Volt ; 25 Volt ;

35 Volt ; 50 Volt ; 100 Volt ; 250 Volt.

Fungsi kapasitor dalam dalan suatu rangkaian adalah sebagai berikut :

Sebagai filter atau penyaring

Sebagai kopling.penghubung antara rangkaian

Sebagai fine tuning

Penyimpangan arus

Identifikasi dan Membaca Nilai-Nilai Kapasitor

Jenis Kapasitor Berdasarkan Polaritasnya

Kapasiator Non Polar

Kapasitor non polar adalah kapasitor yang elektrodanya tanpa memiliki kutup

positif (+) maupun kutub negative (-) artinya jika terbalik maka kapasitor tetap

bekerja. Kapasitor non polar disimbolkan sebagai berikut :

Page 43: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Gambar 2.4 Simbol Kapasitor Nonpolaritas

Tegangan kerja pada kapasitor AC untuk non polar : 25 Volt ; 50 Volt ; 100 ;16

Volt ; 25 Volt ;

Fungsi kapasitor dalam dalan suatu rangkaian adalah sebagai berikut :

Kapasitor non polar adalah kapasitor yang elektrodanya tanpa artinya jika

Kapasitor non polar

Berikut ini adalah jenis-jenis kapasitor nonpolar adalah sebagai berikut :

1. Kapasitor Variable (Varco)

Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitas-nya dapat diubah-ubah

sesuai keinginan. Oleh karena itu kapasitor ini di kelompokan ke dalam kapasitor

yang memiliki nilai kapasitas yang tidak tetap.

Gambar 2.5 Kapasitor Variable

2. Kapasitor Mika

Page 44: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Kapasitor ini mempunyai elektroida logam dan lapisan dielektrikum dari

polysteryne mylar dan teflon setebal 0,0064 mm. Digunakan untuk koreksi faktor

daya. Bentuk asli dari kapasitor mika adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 Kapasitor Mika

3. Kapasitor Keramik

Kapasitor ini menpunyai dielektrikum keramik. Kapasitor ini mempunyai oksida

logam dan dielektrikumnya terdiri atas campuran titanium-48 oksida dan oksida

lain. Kekuatan dielektrikumnya tinggi dan mempunyai kapasitas besar sekali

dalam ukuran kecil.

Gambar 2.7 Kapasitor Keramik

• Kapasitor Polar

Kapasitor polar elektrodanya mempunyai dua kutub, yakni kutub positif (+)

dan kutub negative (-), apabila kapasitor ini dipasang pada rangkaian

elektronika, maka pemasangannya tidak boleh terbalik. Salah satunya

contohnya adalah kapasitor elektrolit atau elko dan tantalum. Nilai kapasitas

maksimum dan kutub-kutubnya sudah tertera pada bodi komponen tersebut.

Page 45: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Contoh gambar kapasitor polar adalah sebagai berikut :

Gambar 2.8 Kapasitor Polar

b. Membaca Nilai-Nilai Kapasitor

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan

angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya.

Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar

100µF25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi

100 µF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25

volt.Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau

3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico farads).

Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi

kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua

menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor

pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 =

1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya. Contoh :

104 105 222

104 = 10 x 10.000 = 100.000 pF

= 100 nF 105 = 10 x 100.000

= 1.000.000 pF = 1.000 nF

Page 46: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

= 1 µF 222 = 22 x 100 = 2.200 pF = 2,2 nF atau = 2n2

Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya bisa diketahui berdasarkan warna

seperti pada resistor. Table 2.2 Kode Warna Kapasitor :

Warna Nilai

Hitam 0

Coklat 1

Merah 2

Orange 3

Kuning 4

Hijau 5

Biru 6

Ungu 7

Abu-Abu 8 50

Putih 9

Contoh Jika kapasitor polyster Sebagai berikut:

Coklat Hitam Orange Nilainya

1 0 3 103

103 = 10 x 1000

= 1000 pF

= 10 nF = 0,01 µF

3. Rangkaian Kapasitor

Page 47: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Rangkaian kapasitor bila dirangkai secara seri kapasitasnya akan berbanding

terbalik dengan nilai masing-masing, semakin banyak rangkaiannya semakin kecil

nilai kapasitasnya, tetapi tegangan kerjanya bertambah besar. Di bawah ini contoh

kapasitor yang dirangkai secara seri. Pada rangkaian kapasitor seri, berlaku

rumus:

V = V1 + V2 + … + Vn

Q = Q1 = Q2 = Qn

Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi

pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara

paralel.

Pada rangkaian kapasitor paralel, berlaku rumus:

V1 = V2 =V3 = Vn

Q = Q1 + Q2 + Q3 + Qn

CTOTAL = C1 + C2 + C3

Page 48: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

dengan jenis eksperimental yaitu apabila penelitian tindakan kelas

diselenggarakan dengan berupaya menerpkan berbagai teknik dan model secara

efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Di dalam kaitannya

dengan kegiatan belajar mengajar dimungkinkan terdapat lebih dari satu model

untuk mencapai tujuan instruksional, dengan diterapkannya penelitian tindakan

kelas ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang lebih efektif

dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas langkah utama yang harus dilaksanakan yaitu merencanakan,

melakukan tindakan, mengamati dan refleksi yang merupakan satu siklus dalam

penelitian tindakan kelas, siklus selalu berulang. Setelah siklus satu selasai jika

terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang

Page 49: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan

ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Permasalahan

pada mata diklat Elaktronika Dasar adalah pada saat proses pembelajaran, terlihat

bahwa siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena guru

masih menggunakan metode ceramah. Kesulitan siswa dalam pembelajaran

diantaranya kesulitan memahami materi yang telah disamapaikan oleh guru dan

siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru menganai

permasalahan yang dimilikinya. Karena hal tersebut penulis mengemukan

mengapa penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yaitu sebagai

berikut :

1. Bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran ditinjau dari aspek kognitif

pada mata diklat Elaktronika Dasar

2. Bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa sehingga siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

3. Adanya partisipasi dari peneliti ataupun guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penilitian tindakan kelas memiliki empat tahap. Keempat

tahap tersebut adalah: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

observasi (observation) dan refleksi (reflektion). Kegiatan-kegiatan ini disebut

dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum

menunjukkan tanda-tanda pemecahan masalah kearah perbaikan (peningkatan

mutu), kegiatan riset dialajutkan pada siklu kedua, dan seterusnya, samapai

peneliti merasa puas. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas jika terjadi

kenaikan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya. Aspek yang

diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan siswa pada mata diklat Elektronika

Dasar dengan penerapan model pembelajaran kontekstual untuk mengetahui

Page 50: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

tingkat kemajuan belajar yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Penelitian

ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga peneliti selalu bekerjasama

dengan guru mata pelajaran Elektronika Dasar, dimulai dari dialog awal,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau pemantauan

(observasi), perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan serta

evaluasi. Berikut penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan pada penelitian

tindakan kelas :

1. Dialog Awal

Dialog awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar permasalahan yang

terdiri pada saat pembelajaran berlangsung meliputi hasil belajar siswa dalam

mengajukan pertanyaan secara lisan di dalam kelas dan nilai rata-rata ulangan

harian kelas.

2. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Pada penelitian tindakan kelas dimana peneliti dan guru adalah orang yang

berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara

keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan

tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal

tersebut untuk mengurangi subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan yang

dilakukan pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah

instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung. Tindakan untuk pemecahan masalah yaitu menyusun rencana

tindakan termasuk revisi dan perubahan rencana yang hendak dilakukan dalam

pembelajaran Elektronika Dasar termasuk sistem penilaiannya yang mengacu

pada silabus. Dalam kaitan rencana disusun secara kolaboratif antara peneliti

dengan guru penguasaan Elektronika Dasar.

Hal yang perlu dilaksanakan pada tahap ini adalah :

Page 51: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

1. Menentukan kelas subjek yang akan diteliti, yaitu kelas X Elektronika di SMK

Negeri 1 Bekasi.

2. Menetapkan jumlah siklus, yaitu 3 siklus.

3. Menyiapkan metode mengajar berdasarkan model pembelajaran untuk tipe

siklusnya, yaitu berupa ceramah, demonstrasi, pemodelan, diskusi dan tanya

jawab.

4. Menyusun rencana pembelajaran yang akan diterapkan setiap siklus.

5. Menyiapkan sumber belajar.

6. Menentukan observer, dan alat bantu observer.

7. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan peneliti refleksi.

8. Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.

3. Tindakan (Action)

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan

diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja telah “dilatihkan” kepada si

pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan

skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanankan dengan baik dan tampak

wajar. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan hendaknya

dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (1)

langkah demi langkah kegiatan yang dilakukan, (2) kegiatan yang seharusnya

dilakukan oleh guru, (3) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (4)

rincian tentang media pembelajaran yang akan digunakan dan cara

menggunakannya, (5) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan

data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

Peneliti menggunakan model pembelajaran kontekstual ditujukan untuk

memperbaiki keadaan atau proses dan hasil pembelajaran serta sistem

penilaiannya. Pelaksanaan tindakan yang direncanakan terbagi dari beberapa

siklus penelitian. Setiap siklus pelaksanan pembelajaran disesuaikan dengan

Page 52: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

waktu pada program semester dan jadwal pelajaran dikelas. Beberapa kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya.

2. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

3. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

4. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

5. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

1. Siklus pertama

Keberhasilan suatu tindakan akan ditentukan dengan perencanaan yang matang,

oleh karena itu pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yaitu :

1) Menetapkan jumlah siklus, yaitu tiga siklus. Materi pada setiap siklus adalah

sub pokok bahasan dari mata pelajaran Elektronika Dasar yaitu mengenai dasar-

dasar elektronika. Dimana setiap siklusnya dilakukan satu kali tatap muka

pembelajaran.

2) Merancang program pembelajaran, yang meliputi rencana pembelajaran seperti

silabus, RPP, dan soal-soal latihan.

3) Menetapkan cara observasi, yaitu dengan menggunakan format observasi yang

telah disiapkan sebelumnya dimana observasi dilaksanakan secara bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan. Format observasi yang digunakan berupa :

a) Lembar observasi aktivitas guru, digunakan untuk melihat kegiatan guru

selama proses belajar mengajar.

b) Lembar observasi aktivitas siswa, digunakan sebagai alat observasi untuk

melihat kegiatan siswa pada proses belajar mengajar.

Page 53: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

c) Catatan di lapangan, digunakan untuk mendeskripsikan dan mencatat temuan

penting aktivitas guru dan siswa selama proses pemebelajaran berlangsung.

4) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, dengan cara mendiskusikan hasil

pelaksanaan tindakan dengan obsever serta hasilnya dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing setelah selesai pelaksanaan tindakan dan observasi untuk

setiap siklusnya.

2. Siklus Kedua

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama dan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun untuk

siklus kedua. Tahapan proses pembelajaran pada siklus kedua sama seperti

pembelajaran siklus pertama. Pada akhir siklus akan diberikan evaluasi untuk

mengetahui hasil belajar kognitif.

3. Siklus Ketiga

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ketiga akan dilaksanakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, sampai permasalahan terselesaikan

sesuai waktu yang telah dialokasikan. Tahapan proses pembelajaran pada siklus

ketiga sama seperti pembelajaran siklus kedua.

4. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun,

termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Instrumen yang umum dipakai adalah lembar observasi dan catatan di lapangan

pada setiap siklus yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak

dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian

tindakan berlangsung, reaksi siswa, atau petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai

bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

Page 54: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

5. Refleksi (Reflection)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian yang dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Langkah refleksi ini

berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses,

problem, dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan strategik.

6. Evaluasi

1. Melaksanakan evaluasi hasil belajar melalui tes objektif setelah proses

pembelajaran berlangsung.

2. Melaksanakan analisis terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan

menganalisis hasil belajar.

3. Melaksanakan refleksi berupa perumusan masalah yang harus diatasi beserta

rencana tindakan untuk dijadikan pedoman dalam menyusun tindakan untuk

siklus kedua dan siklus ketiga.

C. Paradigma Penelitian

Untuk memperjelas langkah penelitian serta alur berpikir seorang penulis, maka

diperlukan adanya paradigma penelitian kemudian dijabarkan dalam penjabaran

penelitian. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat sadar, bersifat

sistematik dan terarah pada terjadinya proses belajar. Siswa merupakan subjek

belajar di dalam proses belajar mengajar. Belajar merupakan interaksi antara

siswa dengan subjek didik dengan guru sebagai penghajar, keberhasilan proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah penggunaan model

pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran kontekstual merupakan salah satu

strategi yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran Elektronika Dasar karena

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Semakin banyak

interaksi yang terjalin oleh siswa dalam berfikir dan menjawab berarti tingkat

pengetahuan siswa juga lebih tinggi, sehingga jika siswa dapat berinteraksi,

Page 55: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

berfikir dan menjawab dengan baik diharapkan hasil belajar yang dicapai akan

lebih meningkat. Paradigma penelitian yang dilakukan ditunjukkan dalam bagan

pada

D. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bekasi yang berlokasi di Jl.

Ahmad Yani Kota Bekasi. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah

siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Rencana tindakan:

• Menetapkan model

pembelajaran,

• Menetapkan metode mengajar dan media mengajar Orientasi dan observasi

pada SMKN 1 Bekasi

• Latar belakang

• Guru dan siswa

• Kegiatan pemebelajaran

• Sumber pembelajaran

• Kurikulum

Kegiatan pratindakan

• Menetapkan metode penelitian

• Menyusun rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual

Identifikasi masalah

Pelaksanaan tindakan

siklus I Pelaksanaan tindakan

Page 56: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

siklus II Pelaksanaan tindakan

siklus III Analisis refleksi

tindakan siklus I Analisis refleksi

tindakan siklus II Analisis refleksi tindakan

siklus III Observasi & evaluasi

Pelaksanaan tindakan

siklus II Observasi & evaluasi

Pelaksanaan tindakan

siklus I Observasi & evaluasi

Pelaksanaan tindakan

siklus III Rencana revisi

tindakan siklus II Rencana revisi

tindakan siklus III Evaluasi seluruh tindakan

Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai observer yang mengamati proses

belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual, sedang

peserta standar kompetensi yang akan diteliti adalah peserta standar kompetensi

SMKN 1 Bekasi kelas X jurusan Teknik Elektronika, sebanyak 40 orang yang

terdiri dari 17 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Penelitian ini dilakukan

secara kolaborasi antara peneliti yang bertindak sebagai guru, serta guru mata

pelajaran yang berperan sebagai observer.

E. Instrumen Penelitian dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam penelitian ini

sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas adalah

sebagai berikut :

Page 57: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

1. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar aktivitas siswa selama proses pembelajaran

melalui model pembelajaran kontekstual. Lembar observasi ini difokuskan pada

keaktifan siswa, situasi siswa dalam kelas, respon siswa terhadap interaksi dalam

diskusi, dan aktivitas siswa sesuai tahap-tahap model pembelajaran kontekstual.

2. Lembar Wawancara

Wawancara terhadap guru dan siswa pada awal dan akhir kegiatan tentang kesan,

tanggapan, kelebihan dan kendala penerapan model pembelajaran kontekstual.

3. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan berebentuk uraian yang diberikan pada masing-masing

berupa soal evaluasi pada setiap siklus. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat

peningkatan kemampuan penguasaan siswa terhadap materi yang telah

dibelajarkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data diperlukan beberapa teknik tertentu. Mengingat

informasi yang diperlukan sifatnya beragam, maka beragam pula teknik-teknik

yang digunakan. Data atau informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh melaui

teknik wawancara, observasi, dan evaluasi.

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjaring data

berupa aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual. Kegiatan observasi pada proses

pembelajaran ini dilakukan oleh satu sampai tiga orang observer. Sebelum

Page 58: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

digunakan, pedoman observasi ini sebelumnya akan dikonsultasikan pada

pembimbing setelah mendapatkan persetujuan dapat digunakan dalam penelitian.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci data untuk

melengkapi data hasil observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara kepada

guru, kepala sekolah, dan fasilisator yang berkolaborasi. Wawancara dilakukan

terhadap guru mata pelajaran yang berkenan dengan model pembelajaran

kontekstual. Melalui wawancara ini diharapkan dapat memperoleh masukan untuk

melengkapi dan memperkuat analisis data yang diperoleh melalui model

pembelajaran kontekstual.

3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus, evaluasi yang

diberikan dimaksudkan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan siswa

dalam menempuh pembelajaran dengan model kontekstual, dengan kata lain

untuk mengetahui keefektifan penggunaan model kontekstual dalam

meningkatkan kemampuan penguasaan materi pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

Menganalisa data berarti memilah, mengelompokkan atau menggolongkan data

menurut jenis, sifat atau bentuknya sehingga hasilnya dapat dibaca, dimengerti,

dan dimaknai. Tegasnya analisis dapat membantu peneliti dalam menarik

kesimpulan sehingga jawaban masalah penelitian dapat ditemukkan. Prosesnya

meliputi, pengelompokkan hasil pengamatan dengan menghitung frekuensi, tanda

cek, menghitung skor evaluasi dan seterusnya. Untuk kepentingan analisis data

hasil observasi penelitian ini digunakan teknik statistik deskriptif (prosentase,

perhitungan rata-rata). Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan analisis

deskriptif.

Page 59: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

a. Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran Analisis hasil pengamatan

selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenal

aktivitas guru dan siswa.

1) Aktivitas siswa

Prosentase rata-rata aktivitas siswa di dalam kelompok (%)

A =

X 100 %

2) Aktivitas guru

Prosentase rata-rata aktivitas guru (%)

X =

X 100 %

Keterangan :

A = prosentase aktivitas siswa (%)

B = jumlah frekuensi aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelompok

C = jumlah frekuensi seluruh aktivitas siswa di dalam kelompok

X = prosentase aktivitas guru yang dilakukan

Y = jumlah frekuensi aktivitas guru yang dilakukan

Z = jumlah frekuensi seluruh aktivitas guru

Page 60: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Selanjutnya data akan dibagi kedalam lima kategori skala, dapat dilihat

dari table dibawah ini:

66

Tabel 3.1. Klarifikasi Aktivitas Siswa dan Aktivitas Guru

Prosentase Kategori

80 % < Sangat Tinggi

60 % - < 80 % Tinggi

40 % - < 60 % Sedang

20 % - < 40 % Rendah

< 20 % Sangat Rendah

Sumber : Laksmini (Hermansyah, 31: 2007)

b. Analisis Hasil Tes

Data hasil tes belajar berisi uraian untuk menghindari pengundian pilihan jika

berupa soal pilihan ganda. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan

transkrip setiap instrumen kegiatan atau hasil kerja siswa.

Tabel 3.2 Tingkat keberhasilan aspek kognitif

Nilai KATEGORI

90 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Baik

75 ≤ nilai < 90 Baik

55 ≤ nilai < 75 Cukup

Page 61: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

30 < nilai < 55 Kurang

0 ≤ nilai ≤ 30 Sangat Kurang

(Gunawan dalam Dany Maulana, 2008: 37)

c. Penskoran hasil tes

Setiap bentuk tes berbeda teknik penskorannya apalagi kalau jumlah itu

bervariasi. Untuk tes objektif seperti benar salah, isian, menjodohkan, dan

lain-lainnya. Penskoran berbeda dengan cara penskoran tes subyektif. Selain

itu jumlah dan rentang tes perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan

penskoran yang konsisten. Pada umumnya rentang skor yang serung 67

digunakan untuk tes subyektif adalah 0 s/d 100, karena penelitian ini hanya

menggunakan beberapa butir tes dengan rentang 0 s/d 25, maka penskorannya

dilakukan dengan pembobotan.

H. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah,

dengan menggunakan gain absolute (selisih antara pra siklus dan siklus) kurang

dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan dikatakan

gain rendah. Misalnya, siswa memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan siswa yang

memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain absolute

menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis

seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal

ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat

Page 62: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

dari pada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki

gain absolute sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Hake

(1998) mengembangkan sebuah alternative untuk menjelaskan gain yang disebut

gain ternomalisasi (normalize gain). Gain ternomalisasi (N-gain) diformasikan

dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini :

N − Gain =

Skor Posttest − Skor Pretest

Skor Ideal − Skor Pretest

Katagori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

skor > 0,70 Tinggi

0,30 < skor ≤ 0,70 Sedang

skor ≤ 0,30 Rendah

I. Indikator Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam penemuan dan pengujian serta peningkatan kualitas

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual, diharapkan

Page 63: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

akhirnya akan bermuara pada peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif,

aktivitas siswa dan aktivitas guru. Kriteria pembelajaran dikatakan berhasil jika :

1. Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dikatakan berhasil jika nilai atau rata-

rata ≥ 70 (70%).

2. Aktivitas siswa dikatakan behasil jika nilai atau rata-rata ≥ 70 (70%).

3. Aktivitas guru dikatakan berhasil jika nilai atau rata-rata ≥ 80 (80%).

Page 64: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data di lapangan dan penelitian tindakan kelas terhadap

siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bekasi Program Keahlian Elaktronika dapat

disimpulkan sebagai berikut

1. Peningkatan kemampuan pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yang tertuang dalam nilai

hasil belajar untuk setiap siklusnya terjadi peningkatan walaupun dalam kategori

sedang. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan rata-rata N-Gain untuk setiap

siklusnya dimulai dari siklus I yaitu 0,29 (rendah), dilanjutkan pada siklus II

menjadi 0,36 (sedang) dan terakhir dari siklus III menjadi 0,49 (Sedang). Dari

penelitian ini ditemukan adanya hubungan aktivitas belajar siswa denga hasil

belajar. Hal ini ditunjukan oleh data-data observasi mulai dari siklus I, siklus II

dan siklus III yang menggambarkan pada setiap siklusnya terjadi peningkatan

aktivitas belajar dan diiringi dengan peningkatan hasil belajar siswa.

2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas, aktivitas siswa secara

keseluruhan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, pada siklus I, skor

rata-rata keaktifan siswa adalah 52% yang dikategorikan sedang, pada siklus II

Page 65: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

terjadi peningkatan menjadi 66% yang dikategorikan tinggi dan pada siklus III

terjadi peningkatan menjadi 84% yang dikategorikan sangat tinggi.

3. Secara keseluruhan aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan yang mengunakan lembar

observasi aktivitas guru. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas guru adalah 60%

berada pada kategori sedang, pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan

menjadi 79% berada pada kategori tinggi dan pada siklus III aktivitas guru terus

meningkat menjadi 90% berada pada kategori sangat tinggi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan pada penelitian ini, ada beberapa rekomendasi

yang dapat disampaikan oleh peneliti antara lain adalah sebagai berikut :

1. Model penbelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang berlangsung

secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa. Sehingga dalam setiap kegiatan

pembelajaran harus melibatkan siswa baik dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran sehingga didapat revisi dan perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

2. Pada guru diharapkan untuk mengembangkan model pembelajaran kontekstual

dengan memperbaiki kekurangan-kekurangannya untuk kegiatan pembelajaran

selanjutnya.

3. Pada siswa khususnya siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan

diharapkan dapat mempertahankan aktivitas siswa dan hasil belajar sehingga lebih

baik lagi, dan dapat mengaplikasikan pada mata diklat lainnya.

4. Pada sekolah khususnya di SMK Negeri 1 Seluma untuk menunjang kegiatan

pembelajaran hendaknya sumber-sumber belajar dan literatur harap dilengkapi

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.

Page 66: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh

Daftar Pustaka

Fakultas Teknik. 2009. Buku Pedoman Skripsi/ Komprehensif/ Karya Inovatif

(S1). Jakarta : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usana

Offset Printing

Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam Pembelajaran, Jakarta : Pustekkom

Dikbud dan CV Rajawali

Hamalik, Oemar.1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.

Penerbit Mandar Maju. Bandung.

Hasan, Chalijah. 1984. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan . Al ikhlas

Surabaya.

Joni,T. Raka.1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Karya anda. surabaya

Page 67: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦ · Web viewpenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat elektronika dasar. di susun oleh