file · web viewakhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat...

38
Tugas Makalah PENGUKURAN INTELIGENSI OLEH KELOMPOK 1 LA JUNAHARA LA ODE EDI WA ODE NURHALIMA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

Upload: tranduong

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Tugas Makalah

PENGUKURAN INTELIGENSI

OLEH

KELOMPOK 1

LA JUNAHARA

LA ODE EDI

WA ODE NURHALIMA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAU-BAU

2015

Page 2: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah pencipta dan pemelihara alam semesta

yang telah menerangi hambanya yang takwa dengan cahaya yang mendekatkan

kepada-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Pengukuran Inteligensi”

Solawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad saw. Dimana beliaulah yang telah membawa umatnya dari zaman

jahiliyah menuju zaman islam yang terang benerang. Akhir dari penutup

pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Amin....

Penulis

Page 3: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Balakang ................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Inteligensi ......................................................................

B. Faktor-Faktor Dalam Inteligensi .....................................................

C. Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi ...........................................

D. Jenis-Jenis Tes Inteligensi ...............................................................

E. IQ (Intelligence Quotient) ...............................................................

F. Macam-Macam Norma Tes Inteligensi ...........................................

G. Kegunaan Tes Inteligensi ................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inteligensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam psikologi.

Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna inteligensi.

Sebagian orang berpendapat bahwa inteligensi merupakan hal yang sangat penting

dalam berbagai aspek kehidupan.

Inteligensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak problem-

problem manusia yang berhubungan dengan inteligensi. Dalam dunia

pendidikanpun, inteligensi merupakan hal yang sangat berkaitan. Seolah-olah

inteligensi merupakan penentu keberhasilan untuk mencapai segala sesuatu yang

diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam semua bidang

kehidupan. Untuk mengetahui tentang apa itu inteligensi, akan dijelaskan lebih

lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pungukuran inteligensi?

2. Jelaskan bagaimana faktor-faktor dalam inteligensi?

3. Bagaimana sejarah perkembangan tes inteligensi?

4. Apa saja jenis-jenis inteligensi?

5. Bagaimana bentuk penjelasan IQ (Intelligence Quotient)?

6. Jelaskan macam-macam norma tes inteligensi?

7. Bagaimana cara kegunaan tes inteligensi?

Page 5: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

C. Tujuan

Adapun tujuan pengukuran inteligensi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian inteligensi.

2. Untuk memahami bagaimana faktor-faktor dalam inteligensi.

3. Untuk dapat mengetahui bagaimana sejarah perkembangan tes

inteligensi.

4. Untuk memahami jenis-jenis inteligensi.

5. Untuk bentuk penjelasan IQ (Intelligence Quotient)

6. Untuk mengetahui macam-macam bentuk norma tes inteligensi.

7. Untuk dapat memahami bagaimana cara kegunaan tes inteligensi.

Page 6: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inteligensi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah pandai, cakap,

pintar, cerdas dan istilah lain yang senada dengan hal tersebut. Di dalam psikologi

dikenal dengan istilah inteligensi. Istilah ini sekaligus dapat menggantikan

berbagai macam istilah yang ada hubungannya dengan kecerdasan. Istilah

inteligensi amat sukar didefinikan, terbukti dengan banyaknya definisi yang

dikemukakan oleh para ahli, sesuai dengan sudut pandangan masing-masing.

Untuk jelasnya berikut dikemukakan beberapa definisi inteligensi menurut para

ahli:

1. Terman mengemukakan bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan

untuk berpikir secara abstrak.

2. Woodworth berpendapat bahwa inteligensi mencakup kemampuan untuk

melihat suatu masalah dengan jelas dan lengkap, untuk menggunakan

pengalaman lampau guna memecahkan masalah tersebut, dan tindakan untuk

tidak segera menerima suatu pemecahan tanpa memeriksa kembali untuk

menyakinkan apakah masalah tersebut benar-benar terpecahkan

3. Wechsler mengemukakan bahwa inteligensi adalah keseluruhan kemempuan

anak untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta menyesuaikan diri

dengan lingkungan secara efektif.

Page 7: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

4. Binet berpendapat bahwa inteligensi mengandung tiga kemampuan didalam

berpikir, yaitu;

a. Kemampuan untuk mempertahankan suatu arah tertentu. Artinya tetap

menjurus pada suatu tujuan.

b. Kemampuan untuk memilih cara-cara yang tepat dalam mencapai tujuan.

c. Kemampuan untuk menilai secara objektif perbuatan sendiri.

5. W. Stern memberikan definisi inteligensi sebagai suatu kapasitas yang

bersifat umum dari anak untuk menyesuaikan diri pada situasi baru.

6. Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa inteligensi adalah

keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah

serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif.

B. Faktor-Faktor Dalam Inteligensi

Faktor-faktor yang terdapat dalam inteligensi menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

1. Charles Spearman

Menurut Charles Spearman dalam inteligensi seseorang terdapat faktor

umum (G-factor) dan faktor khusus atau spesial (S-factor). Teorinya sering

disebut teori Dwi faktor. Faktor umum yang menentukan apakah seseorang itu

secara umum pandai atau lambat, dan faktor khusus yang menentukan kepandaian

seseorang di dalam bidang tertentu, misalnya dalam bidang teknik, matematika,

sejarah, dan sebagainya.

Page 8: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

2. Burt

Burt sependapat dengan Spearman tentang adanya faktor-G dan faktor-S

dalam inteligensi. Tetapi menurut Burt disamping kedua faktor tersebut, masih

ada faktor yang ketiga yaitu faktor kelompok (Cluster factor) yang disingkat

faktor-C. Faktor ini berfungsi pada sejumlah tingkah laku, yang berarti lebih luas

dari faktor-S dan lebih sempit dari faktor G.

3. Thurstone

Thurstone menolak adanya faktor G, dan menerima kedua faktor lainnya

yaitu faktor S (faktor khusus) dan faktor C (Cluster factor). Menurut Thurstone

faktor C terdiri dari tujuh faktor yang sering disebut primary mental abilities,

yaitu sabagai berikut:

1) Kemampuan verbal yaitu kemampuan untuk menghadapi materi verbal,

berpikir verbal dan menangkap hubungan antara konsep-konsep.

2) Kelancaran kata-kata yaitu kelancaran mengutarkan pikiran dalam kata-kata

3) Kermampuan angka yaitu kemampuan menggunakan pikiran melalui angka-

angka, dan memperhitungkan secara tepat dan cepat bahan-bahan yang

sifatnya kuantitatif.

4) Kemampuan keruangan yaitu kemampuan untuk melihat dimensi,

mengimajinasikan bentuk akhri suatu objek dengan melihat gambar

rancangannya.

5) Kecepatan persepsi yaitu kemampuan untuk mengenali persamaan dan

perbedaan antara objek-objek atau simbol-simbol secara cepat dan teliti hal

ini penting untuk kemampuan membaca.

Page 9: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

6) Kemampuan menalar yaitu kemampuan untuk memecahkan persoalan-

persoalan secara logis, kemampuan abstraksi, kemampuan hubungan antara

dua hal.

4. Thomson

Thomson tidak setuju dengan ketujuh faktor yang disebutkan oleh

Thurstone dan juga tidak setuju terhadap adanya faktor G dari faktor yang

masing-masing bebas dan berdiri sendiri-sendiri, tetapi faktor-faktor yang

berfungsi pada suatu saat tertentu hanyalah sebagian kecil saja dari keseluruhan

faktor-faktor yang ada.

Dari adanya berbagai pendapat tentang-tentang faktor-faktor didalam

inteligensi, mengakibatkan berkembangnya berbagai cara untuk menganalisis,

mempelajari dan mengukur inteligensi. Para ahli psikologi mempunyai cara

tersendiri sesuai dasar teori masing-masing.

C. Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Perintis dari tes intelegensi adalah seorang psikolog. Perancis Alfred

Binet. Pertama kali Binet bekerjasama dengan Henri dan yang terakhri adalah

Theodore Simon. Sehingga tes inteligensi yang dihasilkannya dikenal dengan tes

inteligensi Binet Simon.

Munculnya tes ini diawali dari adanya suatu kebutuhan oleh Pemerintah

Perancis (Menteri Pendidikan dan Pengajaran) akan adanya suatu alat yang dapat

membedakan antara anak-anak yang normal dan anak-anak yang terbelakang

mental. Untuk keperluan itu maka Alfred Binet diberikan kepercayaan untuk

Page 10: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

menyusun alat tersebut, dan dengan dibantu oleh Simon terbitlah tes yang

pertama Tes Binet-Simon pada tahun 1905.

Tes Binet Simon disusun berdasarkan tingkat kesulitannya dengan

demikian dapat mengukur tingkat perkembangan anak. Selain itu tes ini terdiri

atas bermacam-macam item dengan tujuan untuk mengukur faktor-faktor yang

kompleks dan faktor-faktor yang inti dalam inteligensi, yang disebutnya

Judgment. Mereka yang dapat digolongkan sebagai anak-anak yang normal,

sebaliknya yang gagal memenuhi syarat itu digolongkan sebagai anak yang

terbelakang mental.

Pada tahun 1908 Tes Biner Simon pertama kali direvisi dengan

mengadakan pengelompokkan item menurut tingkat umur. Jika seorang anak

dapat menjawab suatu tes untuk tingkatan umur 6 tahun, maka umur mental anak

tersebut adalah 6 tahun.

Dari segi perbedaan umur kronologi (umur kalender) dengan umur mental

anak, maka anak-anak dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:

1. Superior, dalam arti umur mental yang diroleh lebih tinggi dua tahun atau

lebih dari umur kalendernya.

2. Normal, dalam arti umur mental yang dapat diperoleh adalah sama atau

selisih satu tahun dengan umur kalendernya.

3. Inferior, dalam nama umur mental yang dicapai dua tahun lebih rendah dari

umur kalendernya.

Page 11: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Pada tahun 1911 diadakan revisi yang kedau kalinya. Inilah yang

merupakan puncak dari kerja Binet. Sebab pada tahun itu juga ia meninggal dunia

dalam usia 54 tahun.

Dalam revisi ini, umur mental anak tidak hanya berdasarkan pada yang

dijawab dengan benar, pada seri pertanyaan di atas umur mental dasar, dengan

memberi lagi nilai sebesar satu tahun penjumlah pertanyaan dalam seri tertentu.

Dengan demikian seorang anak yang dapat menjawab dengan betul 3 pertanyaan

dari 6 pertanyaan maka anak tersebut memperoleh tambahan umur mental

sebanyak 3/6 tahun.

Setelah revisi 1911, banyak sarjana yang menerjemahkan dan

mengadakan revisi terhadap tes Binet, terutama di Amerika Serikat. Antara lain

dari Levis M. Terman pada tahun 1916 yang dikenal dengan Stanford Binet

Inteligence Scale, yang selanjutnya pada tahun 1937 dilakukan revisi kembali

bersama dengan Merril.

Revisi Stanford memperkenalkan suatu konsep skoring yang baru yang

disebut Intelegensi Quotion (IQ) yaitu dengan membandingkan umur mental

(MA) dengan umur kelender (CA). Untuk mendapatkan bilangan bulat, hasil

perbandingan MA dengan CA dikalikan dengan 100.

Kelemahan dari tes Binet ialah bahwa tes itu adalah tes individual yang

hanya dapat melayani seorang anak saja pada suatu pelaksanaan tes. Hal ini

memerlukan waktu dan tenaga yang banyak sekalipun hasilnya memuaskan. Oleh

karena itu, beberapa psikolog Amerika segera mengadakan percobaan-percobaan

penyesuian bentuk tes untuk tes kelompok.

Page 12: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Pada tahun 1917 Amerika Serikat terlibat dalam perang Dunia 1 dan sibuk

mengadakan pemilihan calon-calon militer. Maka pemerintah meminta kepada

ahli psikologi untuk membuat tes guna tujuan di atas. Hasilnya ialah tes Anny

Alpha dan Army Beta. Army alpha diperuntukan bagi calon-calon tentara yang

dapat membaca dan menulis serta dapat berbahasa inggris denga baik, sedangkan

Army Beta diperuntukan bagi calon-calon tentara yangt tidak dapat membaca dan

menulis serta tidak dapat berbahasa inggris dengan baik.

Selain tes Binet Simon dan revisi-revisnya serta tes Army Alpha dan Army

Beta, berkembang pula jenis tes inteligensi yang lain diantaranya:

1. Tes Wechsler, (WAIS dan WISC)

2. Tes Progressive Matrices (CPM, SPM dan APM)

3. Culture Fair Inteligensi Tes (CFIT)

4. Goodenough Draw A Man Test (DAM)

5. Dan sebagainya.

D. Jenis-Jenis Tes Inteligensi

Ada berbagai jenis tes inteligensi. Ada tes inteligensi untuk anak, ada tes

inteligensi untuk orang dewasa. Ada yang diberikan secara individual, ada yang

secara kelompok. Ada yang diberikan secara lisan dan ada yang secara tertulis.

Dalam kenyataannya, apa yang diukur oleh suatu tes inteligensi belum

tentu sama dengan apa yang diukur tes inteligensi yang lain, sekalipun keduanya

bermaksud mengukur inteligensi. Hal ini disebabkan karena ada kemungkinan

landasan teori tentang inteligensi dari tes inteligensi yang satu berbeda dengan

Page 13: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

landasan teori dari tes inteligensi yang lain. Ada kemungkinan juga dasar

pengukuran yang digunakan berbeda.

Sehubungan dengan apa yang diukur oleh tes inteligensi ada beberapa

jenis tes inteligensi:

1. Tes inteligensi umum yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum

yang mengenai taraf inteligensi umum dari seseorang.

2. Tes inteligensi khusus yang hanya memberikan keterangan yang satu segi

atau faktor yang spesifik dari inteligensi (tes bakat khusus)

3. Tes inteligensi differensial yang memberikan gambaran mengenai

kemampuan seseorang di dalam berbagai-bagai segi atau faktor inteligensi

yang memungkinkan didapatnya profil atau gambaran segi-segi kekuatan dan

kelemahan dari berfungsinya inteligensi seseorang.

Dengan demikian jelas bahwa tes inteligensi yang biasanya dianggap

hanya mengukur inteligensi umum, tidak demikian adanya.

Tes inteligensi umum yang bertujuan memberikan gambaran tentang taraf

inteligensi umum seseorang pada umumnya berdasarkan pada teori Spearman.

Menurut Spearman pengukuran kemampuan umum yang terbaik adalah melalui

persoalan-persoalan yang membutuhkan kemampuan menalar yang abstrak. Tes

inteligensi defferensial memberikan keterangan tentang kemampuan di dalam satu

atau berbagai segi atau faktor intilegensi yang pada umumnya di dasarkan pada

teori.

Berbeda dengan tes inteligensi umum yang hanya memberikan keterangan

tentang taraf inteligensi umum, maka tes inteligensi differensial memungkinkan

Page 14: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

untuk mengukur segi atau faktor inteligensi yang bermacam-macam sehingga

dapat memperhatikan segi-segi kekuatan dan kelemahan dari berfungsinya

inteligensi seseorang. Sehingga dapat dilihat bahwa si A kemampuan

inteligensinya tingga, tetapi kemampuan mengenai angka rendah. Si B

kemampuan mengenai angka tinggi, kemampuan ingatannya juga tinggi, tetapi

kemampuan verbalnya rendah.

Di atas telah dikemukakan bahwa dasar pengukuran yang digunakan dapat

berbeda-beda dari tes inteligensi yang satu dengan tes inteligensi yang lain.

Misalnya tes inteligensi umum ada yang mendasarkan pengukurannya pada:

1. Usia mental (MA) = Mental Age.

2. Skor atau nilai standar, berkisar 0 - 60 dan 0 – 100, dan sebagainya.

3. IQ (Inteligensi Quotient)

Mengenai IQ ini, harus berhati-hati dalam menafsirkannya, karena ada

dua macam IQ yang berbeda, yaitu developmental IQ atau ratio IQ dan Deviation

IQ, yang dasar pengukurannya berbeda. Mengenai hal IQ ini akan dibicarakan

tersendiri dari dalam uraian selajutnya.

Uraian-uraian mengenai tes inteligensi di atas menunjukkan bahwa jenis

tes inteligensi, landasan teori, serta dasar pengukuran tes inteligensi dapat berbeda

dari tes inteligensi yang satu dengan tes inteligensi yang lain, sehingga dalam

penafsiran hasil tes inteligensi kita harus hati-hati.

Untuk mencegah kekeliruan penafsiran harus diketahui norma dari tes

inteligensi yang digunakan dalam pengukuran tersebut untuk dapat mengetahui

landasan teori beserta dasar pengukurannya.

Page 15: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Beberapa jenis tes inteligensi antara lain:

1. Tes Binet Simon

2. Tes WAIS (Wechsher Adult Intelligence Scale) dan WISC (Wechsher

Inteligence Scale For Children)

3. Tes Progressive Matrices (Coloured Progressve Matrices, Standard

Progressive Matrices, dan Advance Progressve Matrices)

4. CFIT (Culture Fair Inteligence Tes) dari Cattel.

5. TIKI (Tes Inteligensi Kolektif Indonesia)

6. Tes mengambar orang dari Florence L Gooddenough, ( DAM), dan

sebagainya.

E. IQ (Intelligence Quotient)

Pada umumnya laporan dari hasil tes inteligensi akan dinyatakan dalam

bentuk skala IQ. IQ adalah suatu skala atau nilai yang diperoleh melalui

pengukuran tes inteligensi. Penafsirannya akan tergantung dari cara pengukuran

yang dilakukan. Mengukur inteligensi tidaklah sama dengan mengukur panjang

atau berat suatu benda, karena skala yang dipakai pada pengukuran panjang dan

berat adalah skala ratio, sedangkan skala yang dipakai untuk mengukur ter IQ

adalah skala interval.

Skala interval mempunyai ciri-ciri:

1. Mempunyai satuan ukuran yang berjarak sama;

2. Memupunyai titik nol perjanjian (titik nol yang relatif).

Page 16: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Pada skala interval memeng dapat dilakukan penjumlahan dan

pengurangan skor akan tetapi karena titik nol-nya relatif, maka tidak dapat

dilakukan perkalian dan pembagian. Nilai IQ tidak mempunyai arti mutlak,

artinya tidak dapat dikatakan bahwa seorang yang mempunyai IQ = 150, berarti

mempunyai inteligensi dua kali lipat dari seseorang yang IQnya = 75. Tidak juga

dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami kenaikan IQ dari 100 menjadi

120, inteligensinya bertambah 20 %. IQ sebagai norma relatif sifatnya, ia

menyatakan perbandingan hasil tes seseorang dengan persetasi rata-rata atau

kelompok standar (IQ penyimpangan) atau ia menyatakan perbandingan hasil tes

seseorang dengan presetasi kelompok yang sebaya (IQ perbandingan). Karena IQ

merupakan suatu hasil pengukuran, ia juga dipengaruhi kesalahan-kesalahan

dalam pengukuran antara lain, tester yang melakukan pengukuran, alat tes yang

dipakai, testi (anak yang mengerjakan tes) dan situasi pada saat pelaksanaan tes.

Karena itu dalam mengartikan kemampuan umum (IQ) seseorang harus dilakukan

dengan hati-hati, maka banyak faktor yang mempengaruhi pengukuran suatu IQ

makin kurang dapat dipercaya.

Dalam tes-tes psikologis (termasuk tes inteligensi), yang dijadikan skala

untuk mengukur perbedaan-perbedaan individu disebut dengan norma. Norma

dibuat berdasarkan prestasi dari suatu kelompok standar pada suatu tes psikologis

tertentu sehingga norma antara tes yang satu dengan tes yang lain dapat berbeda-

beda. Menghubungkan hasil tes seseorang dengan kelompok standar dimana ia

dapat digolongkan ke dalam kelompok tersebut, merupakan suatu cara untuk

dapat menafsirkan hasil tes (skor tes) anak. Namun suatu hal yang harus diingat

Page 17: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

bahwa kelompok yang prestasi hasil tesnya yang dijadikan norma haruslah betul-

betul standar yang artinya kelompok tersebut harus mempunyai ciri-ciri yang

sama/mewakili dari populasi yang menjadi tujuan penyusunan norma tersebut.

F. Macam-Macam Norma Tes Inteligensi

Pada umumnya dikenal dua macam norma pada tes inteligensi yaitu:

1. Norma perkembangan (developmental norms)

Norma perkembangan dipakai pada tes-tes yang bertujuan untuk mengukur

tingkat perkembangan seorang anak sebagai contoh norma yang dipakai dalam tes

Binet Afired mengemukakan istilah umum mental untuk mengutahui tingkat

perkembangan mental anak. Istilah tersebut menjadi populer dan kemudian oleh

L.M.Terman (1911) di perkenalkan IQ perbandingan atau ratio IQ dengan cara

membandingkan umum mental dengan umum kalender dengan rumus sebagai

berikut:

IQ sama dengan MA per CA kali 100, berdasarkan rumus anak yang

umum mentalnya sama dengan umum kalendernya akan mendapatkan IQ= 100,

Sehingga dapat dikatakan anak tersebut berkembang mentalnya normal. Konsep

IQ perbandingan ternyata mempunyai beberapa kelemahan, sehingga

perkembangan selanjutnya diganti IQ penyimpangan

2. Norma dalam kelompok (within group norms)

Norma ini antara lain menghasilkan penyimpangan (deviation IQ). Disebut

deviasi IQ karena perhitungannya berdasarkan besarnya penyimpanan seorang

dari nilai rata-rata kelompok akan mendapatkan IQ =100, sedangkan anak yang

Page 18: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

hasil tesnya satu deviasi standar di atas nilai rata-rata akan mendapat IQ = 130 dan

seterusnya. Seorang yang hasil tesnya satu deviasi standar di bawah rata-rata akan

mendapat IQ = 85 dan seterusnya. Untuk jelasnya skala IQ penyimpangan dari

Wechsler misalnya dapat digambarkan hubungan diantara berbagai jenis skor tes

dalam distribusi norma sebagai berikut.

Persentase terbesar di dalam kelompok terdapat pada IQ antara 85 dan

115, yaitu sebesar 68,26 %. Mereka itu dapat digolongkan orang-orang yang

norma. Persentase terkecil terdapat pada kedua daerah diujung grafik, yaitu

sebesar 0,13% atau hanya 13 orang dari 10.000 orang di mana mereka dapat

digolongkan orang-orang luar biasa, yaitu orang-orang yang mendapat IQ = 145

ke atas orang-orang jenius, sedangkan orang-orang yang mendapat IQ = 65 ke

bawah adalah orang-orang yang sangat terbelakang.

Skala penyimpangan tersebut diatas dipergunakan pada tes WAIS maupun

WISC berdasarkan pada skala ini, inteligensi dapat digolongkan seperti tabel

berikut:

Pengolongan IQ menurut Wechsier dan Depdikbud

Batas IQ pada setiap

golongan

Pengolongan menurut

wechsier

Pegolongan menurut

depdikbud

128-ke atas Very supiori Sangat supior

120-127 supiori supior

111-119 Bring normal Di atas rata-rata

91-100 average Rata-rata

Page 19: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

80-90 Duil,normal Dibawah rata-rata

66-79

65 ke bawah

Bordeline

Mental defective

Lambat belajar

Keterbelakangan mental

Apabila dilihat pengolongan inteligensi dari Wechsler tidak mengikuti

batas-batas daerah seperti tertera pada grafik, tetapi penyimpangannya tidaklah

banyak. Tiga golongan, yaitu Dull norma, Average dan Bright norma (dari IQ 80-

IQ 119) mencakup daerah tengah 68,26% lebih sedikit. Jadi dalam populasi

orang-orang yang termasuk ke dalam tiga golongan inteligensi tersebut adalah

yang terbanyak.

Disamping skala IQ dari Wechsler masih banyak tes inteligensi lain yang

mempunyai skala IQ yang berbeda-beda misalnya skala IQ dari Terman, sehingga

penafsiran IQ pada suatu tes tidak sama dengan penafsiran IQ pada tes yang lain.

Berdasarkan pembahasan norma dan skala IQ dapat disimpulkan bahwa IQ

sifatnya relatif, karena:

a. Skala IQ dibuat berdasarkan prestasi kelompok standar tertentu pada suatu tes

inteligensi. Hal ini berarti bahwa skala IQ hanya berlaku pada populasi yang

diwakili oleh kelompok standar tertentu.

b. Skala IQ tergantung dari tes yang digunakan.

c. Norma tes termasuk skala IQ pada suatu saat dapat menjadi usang. Misalnya

karena adanya perubahan-perubahan sosial lainnya. Sehingga perlu sekali

norma tes diteliti kembali setelah dipakai dalam jangka waktu tertentu.

Page 20: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

G. Kegunaan Tes Inteligensi

Pada tahun 1905 di Paris, tes inteligensi anak yang pertama dari Alfred

Binet dan Theodore Simon di susun berdasarkan kebutuhan guna membedakan

anak-anak sekolah ke dalam golongan anak-anak norma dan anak-anak

terbelakang materi. Sampai saat ini tes inteligensi umum masih digunakan untuk

tujuan tersebut, yaitu utnuk mengadakan seleksi pendahuluan. Dengan seleksi ini

dapat ditemukan secara disini anak-anak ini.

Akhir-akhir ini, di samping anak-anak yang terbelakang mental, tes

inteligensi juga mulai banyak digunakan untuk menemukan anak-anak yang

memiliki kecerdasan yang sangat tinggi, jauh di atas anak rata-rata. Karena anak

yang tinggi taraf inteligensinya cepat menangkap dan mengerti pelajaran-

pelajaran, maka banyak waktu luang yang sering kali digunakan untuk

mengganggu anak-anak lain. Untuk anak-anak golongan ini membutuhkan kelas

khusus atau sekolah khusus.

Tes inteligensi dapat pula digunakan untuk mendaignosis apa yang

menjadi penyebab dari kegagalan anak di sekolah. Guru dan para orang tua anak

di sekolah dasar yang pelajaranya kurang lancar dan prestasinya rendah sering

menghadapi problema yang cukup membingungkan dan sulit, yaitu apakah

prestasi rendah tersebut disebabkan oleh inteligensi anak yang rendah ataukah

oleh faktor-faktor lain. Seperti kurangnya motivasi belajar, keadaan lingkungan

yang buruk, baik keluarga maupun sekolah, atau kelainan-kelainan fisik seperti

kelainan ketajaman penlihatan, pendengaran dan sebagainya.

Page 21: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Untuk memecahkan persoalan-persoalan dan keluhan-keluhan semacam

ini tes inteligensi dapat membantu menemukan penyebab rendahnya prestasi,

khususnya kelainan terdapat pada bidang mental. Selain itu, tes inteligensi juga

banyak di gunakan dalam seleksi misalnya dalam seleksi masuk suatu sekolah,

baik pada tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Seleksi penerimaan murid baru ini

dibutuhkan karena dalam kenyataannya:

1. Masih kekurangan sekolah, sehingga jumlah lulusan tidak sebanding dengan

jumlah sekolah atau kelas yang tersedia.

2. Mutu dan kriteria nilai rapor dari sekolah yang satu berbeda dengan sekolah

yang lain.

Untuk keperluan seleksi, tujuan utama adalah memilih anak yang terbaik

sesuai kebutuhan sekolah di antara pelamar dengan mengunakan alat yang telah

distandardisir, valid, dan variabel, dalam hal ini tes inteligensi umum, dengan

mencari suatu patokan nilai yang akan menentukan anak yang dapat diterima dan

anak yang tidak dapat diterima.

Untuk keperluan penjurusan atau penyaluran dalam pendidikan, seperti

dalam jurusan IPA,IPS, dan Bahasa di SMU dan sekolah kejurusan (SMK) serta

penentuan apakah seseorang sesuai atau kurang sesuai untuk suatu pekerjaan

tertentu sebaiknya tidak hanya menggunakan tes inteligensi umum saja, tetapi

menggunakan tes psikologis lain seperti tes inteligensi differensial yang

memberikan gambaran tentang kemampuan didalam faktor-faktor interligensi

yang bermacam-macam, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, dan sebagainya.

Page 22: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

Keberhasilan seseorang di dalam pendidikan atau pekerjaan tidak hanya

ditentukan oleh taraf inteligensi saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain,

seperti faktor lingkungan, kepribadian, motivasi, dan minat. Memang secara

umum dikatakan bahwa kemungkinan berhasil pada suatu pendidikan bagi

seseorang yang mempunyai taraf inteligensi yang tinggi adalah lebih besar dari

pada kemungkinan keberhasilan bagi anak yang mempunyai taraf inteligensi yang

lebih rendah, tetapi tidak selalu taraf inteligensi searah dengan prestasi belajar.

Karena itu taraf inteligensi yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan

seseorang, bila tidak didukung oleh kecerdasan emosional dan faktor-faktor

lainya. Dari hasil-hasil penelitian terbukti hanya sekitar 20% sumbangan faktor

inteligensi terhadap keberhasilan seseorang dalam studinya, maupun dalam

pekerjaanya.

Page 23: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

.

Page 24: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian inteligensi merupakan salah satu konsep yang mempelajari

psikologi mencakup istilah yang meliputi: pandai, cakap, pintar dan

cerdas.

2. Faktor-faktor yang terdapat dalam inteligensi menurut para ahli yaitu

adalah sebagai berikut:

a. Charles Spearman

b. Burt

c. Thurstone

d. Thomson

3. Sejarah perkembangan tes inteligensi ini ada seorang ilmuwan dari

negara prancis yang bernama Alfred Binet ia meneliti pengukuran

inteligensi seorang anak yang cerdas dengan anak yang keterbelakangan

mental.

4. Jenis-jenis tes inteligensi ada berbagai jenis tes inteligensi untuk anak,

ada tes inteligensi untuk orang dewasa. Ada yang diberikan secara

individual, ada yang secara kelompok

5. IQ adalah suatu skala atau nilai yang diperoleh melalui pengukuran tes

inteligensi. Penafsirannya akan tergantung dari cara pengukuran yang

dilakukan

Page 25: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

6. Ada dua macam norma pada tes inteligensi yaitu:

a. Norma perkembangan (developmental norms).

b. Norma dalam kelompok (within group norms).

7. tes inteligensi juga mulai banyak digunakan untuk menemukan anak-

anak yang memiliki kecerdasan yang sangat tinggi, jauh di atas anak rata-

rata.

B. Saran

Sebagai saran dari makalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apabila seorang guru atau konselor sudah menemukan inteligensi

peserta didik maka harus memberikan bimbingan belajar yang baik di

dalam situasi belajar, sehingga setiap peserta didik dapat belajar dengan

efisien dan mencapai pertimbangan yang optimal.

2. Seorang guru konselor harus meningkatkan pendidikan untuk anak didik

demi masa depan yang lebih baik.

3. Seorang guru harus bisa mengetahui latar belakang peserta didik karena

salah satu faktor membuat siswa bermasalah.

4. Seorang guru harus mampu membangun komunikasi dengan baik

sehingga inteligensinya peserta didik dapat bertumbuh dan berkembang

positif.

Page 26: file · Web viewAkhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.... Penulis. ... Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi

DAFTAR PUSTAKA

Guilford, J.P. 1967. The Nature Of Human Intelligence. New York:

Mcgrawhill.