library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab… · web view · 2013-09-17regresi...
TRANSCRIPT
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hotel
Hotel adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan yang khusus disediakan,
dimana setiap orang dapat menginap, makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas
lainnya dengan melakukan pembayaran (BPS Propinsi Sultra, 2011). Hotel menyediakan
serangkaian properti yang digunakan oleh setiap orang yang menginap dan pada saat
yang sama akan memberikan keuntungan untuk pemilik hotel. Fungsi utama dari sebuah
hotel yaitu menyediakan akomodasi penginapan. Sebuah hotel besar dikelola oleh
pengelola umum dan komite pelaksana yang terdiri dari pelaksana penting yang
mengepalai departmen utama. Pelaksana penting tersebut terdiri dari divisi direktur
kamar, makanan dan minuman, pemasaran dan penjualan, sumber daya manusia,
akuntan atau pengawasan dan teknisi atau fasilitas (Walker, 2010:122).
Hotel dapat diklasifikasikan menurut lokasi, harga dan jenis layanan yang
ditawarkan. Hal ini memungkinkan para tamu dapat membuat seleksi sesuai kriteria
pribadi. Hotel yang berada di tengah kota, memenuhi kebutuhan orang-orang yang
melakukan perjalanan untuk alasan bisnis maupun berlibur. Hotel yang berada di tengah
kota memberikan penawaran yaitu hotel dengan kelas mewah, skala menengah, bisnis,
ekonomi. Hotel yang berada di bandara merupakan salah satu klasifikasi yang
memberikan kemudahan bagi para tamu dalam menyeleksi hotel. Hal ini mempermudah
para tamu yang tiba di bandara dan berangkat dari bandara. Boutique hotels menawarkan
pengalaman menginap yang berbeda dengan hotel besar lainnya. Boutique hotels
memiliki arsitektur unik, gaya, ukuran dan dekorasi yang berbeda. Hotel konvensi
menyediakan fasilitas dan memenuhi kebutuhan kelompok untuk menghadiri dan
7
8
mengadakan konvensi. Terlepas dari segmen pasar, hotel konvensi juga menarik para
wisatawan musiman. Hotel konvensi memiliki banyak tempat serba guna di dalam
maupun di sekitar komplek hotel (Walker, 2010:100).
2.2. Regresi Linier Ganda
Regresi linier ganda menggambarkan hubungan antara satu variabel dependen
dengan variabel penjelas sebanyak k ( and , 2012). Dalam
regresi linier ganda, nilai dari variabel dependen untuk n pengamatan dengan
variabel penjelas dapat ditulis seperti persamaan (2.1) (Hayter, 2012: 608).
(2.1)
Keterangan :
yi = variabel dependen pada pengamatan ke-i (i = 1, 2, ... , n)
0 = konstanta
k = koefisien regresi ke – ( = 1,2, … , p)
xik = variabel penjelas ke- pada pengamatan ke-i (i = 1, 2, ... , n)
= residual yang diasumsikan homoskedastisitas, tidak terdapat autokorelasi, dan
berdistribusi normal dengan mean nol dan variance .
Persamaan (2.1) di estimasi menggunakan model pada persamaan (2.2).
(2.2)
9
Uji signifikansi parameter regresi dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji serentak dan
uji parsial.
1. Uji Serentak
Hipotesis yang digunakan dalam uji serentak sebagai berikut:
H0 : 1 = 2 = ... = k = 0
H1 : paling tidak ada satu
Persamaan (2.3) merupakan statistik uji serentak.
(2.3)
Pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung F (k, n-k-1) dengan k adalah
parameter maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi . Artinya paling sedikit ada satu k
yang tidak sama dengan nol. Pengambilan keputusan juga dapat melalui p-value dimana
H0 ditolak jika p-value < α.
Tabel 2.1 Analysis Of Variance (ANOVA)
Sumber Degrees of freedom
(Df)
Sum of
Square
Mean
Square
F-Statistic p-value
Regresi k SSR MSR MSR/MSE P(Fk,n−k−1 > F)
Residual n-k-1 SSE MSE
Total n-1 SST
(2.5)
(2.6)
10
(2.7)
(2.8)
(2.9)
p-value yang kecil dalam Tabel 2.1 menunjukkan bahwa variabel dependen
berhubungan dengan setidaknya satu dari variabel penjelas (Hayter, 2012:612).
Persamaan (2.9) menunjukkan nilai proporsi variance variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel penjelasnya (Hill, Griffths and Lim, 2011:137).
11
2. Uji Parsial
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui apakah parameter tersebut telah
signifikan atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk uji parsial adalah sebagai berikut:
H0 : k = 0
H1 : k 0
Persamaan (2.4) merupakan statistik uji parsial.
(2.4)
Pengambilan keputusannya yaitu apabila |thitung| t(1-/2,n-k) atau p value < α maka
H0 ditolak pada tingkat signifikansi , artinya ada pengaruh terhadap model.
2.3. Uji Asumsi Klasik
Dalam model regresi ganda, terdapat asumsi klasik yang diperlukan untuk
mendapatkan estimator Ordinary Least Squared (OLS) yang bersifat Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE). Dalam uji asumsi klasik, terdapat empat uji yang harus
terpenuhi yaitu uji normalitas residual, uji autokorelasi residual, uji heteroskedatisitas
residual dan uji multikolinearitas (Rosadi, 2011:71-75).
2.3.1. Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Uji statistik yang
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (Priantinah dan kusuma, 2012). Hipotesis yang digunakan adalah:
12
H0 : Residual berdistribusi Normal
H1 : Residual tidak berdistribusi Normal
Statistik uji yang digunakan yaitu (Hyter, 2012:717):
(2.10)
dan (2.11)
Pengambilan keputusan adalah H0 ditolak jika dimana q adalah nilai
berdasarkan Tabel Kolmogorov Smirnov. Selain itu juga dapat melalui p-value, dimana
H0 ditolak jika p-value kurang dari α.
2.3.2. Uji Heteroskedastisitas Residual
Uji heterokedastisitas residual bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : residual variance konstan (homoskedastisitas)
H1 : residual variance berubah-ubah (heteroskedastisitas)
Untuk menguji heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Breusch-Pagan (BP) (Rosadi, 2011:73). Statistik uji yang digunakan yaitu:
(2.12)
13
Statistik BP berdistribusi dengan derajat bebas k yang merupakan banyaknya
variabel penjelas, tidak termasuk konstanta.
Pengambilan keputusan adalah H0 ditolak jika dimana adalah nilai
berdasarkan tabel chi-square. Selain itu juga dapat melalui p-value, dimana H0 ditolak
jika p-value kurang dari α.
14
2.3.3. Uji Autokorelasi Residual
Uji autokorelasi residual dilakukan untuk mengetahui residual bersifat
independen satu dengan yang lain. Pengujian yang dilakukan untuk menguji autokorelasi
dapat menggunakan uji Durbin-Watson. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Tidak autokorelasi residual pada variabel
H1 : Terdapat autokorelasi residual pada variabel
Statistik uji yang digunakan yaitu (Gujarati, 2003: 467):
(2.13)
Pengambilan keputusan jika atau tolak H0.
2.3.4. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar
variabel penjelas pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
korelasi diantara variabel penjelas. Untuk mengetahui suatu model terjadi
multikolinearitas, dapat digunakan matriks korelasi. Jika nilai korelasi antar variabel
penjelas ( ) melebihi 0,60 terdapat gejala multikolinieritas (Sunyoto, 2011:79).
Bentuk korelasi untuk matriks sebagai berikut:
15
Dimana dan
Selain itu, multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai tolerance atau l Variance
Inflation Factor (VIF). Untuk pengambilan keputusan dalam menentukan ada atau
tidaknya multikolinearitas yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0, 1 maka ada multikolinearitas dalam
model regresi.
2. Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0, 1 maka tidak ada multikolinearitas
dalam model regresi.
Nilai VIF diperoleh dari persamaan (2.14) sebagai berikut (Asadi, Raoufa dan Nassiri,
2012):
(2.14)
Dimana:
j adalah perwakilan dari variabel penjelas ke-j. adalah koefisien determinasi untuk
regresi yang dibentuk antara variabel ke-j (variabel penjelas) sebagai variabel dependen.
16
Ketika terdapat multikolinearitas, model regresi yang ditetapkan oleh metode OLS
memiliki koefisien variabel yang stabilitasnya rendah sehingga hasil estimasi yang
diperoleh tidak dapat digunakan dengan baik. Selain itu, kesimpulan yang diperoleh dari
model regresi tidak sesuai (Yang, Biyun, and Ju, 2008).
2.4. Best Subset Regression
Dalam pembuatan model regresi, tidak tertutup kemungkinan model awal yang
diperoleh masih kurang optimal. Alasan pertama adalah terjadinya overspecified, yaitu
terlalu banyak variabel yang dimasukan ke dalam model. Alasan kedua, model tidak
mengandung variabel yang tepat. Dan alasan ketiga, model tidak memiliki hubungan
matematis yang benar (Freund, Wilson, and Sa, 2006). Terdapat beberapa metode untuk
menyeleksi variabel penjelas yang layak masuk dalam model sehingga diperoleh model
terbaik. Salah satu diantaranya yaitu Best Subset Regression (Hanum, 2011).
Best Subset Regression mengidentifikasi model regresi terbaik yang dapat
dibentuk dengan variabel penjelas. Selain itu, Best Subset Regression digunakan untuk
mengklasifikasi model terbaik (Asadi, Raoufar and Nassiri, 2012). Metode ini
merupakan cara yang efisien untuk mengidentifikasi model dalam mengestimasi variabel
dependen dengan beberapa variabel penjelas (Nirmalraj dan Malliga, 2011). Best Subset
Regression memulai pemilihan dengan model yang paling sederhana yaitu dengan satu
variabel penjelas. Selanjutnya dilanjutkan dengan variabel penjelas lain satu per satu
sampai didapat model yang memenuhi kriteria terbaik.
2.5. Statistik C-p Mallow
Statistik C-p Mallow dikembangkan oleh Colin Mallows sebagai alat dalam
menentukan estimasi untuk pengunaan jumlah variabel penjelas regresi. Statistik C-p
Mallow membandingkan ketepatan dan bias dari model penuh dengan model subset
17
terbaik dari jumlah variabel penjelas. Sebuah model dengan terlalu banyak variabel
penjelas dapat menghasilkan model yang tidak tepat. Sedangkan untuk model dengan
satu variabel penjelas terlalu sedikit sehingga dapat menghasilkan estimasi bias
(Nirmalraj dan Malliga, 2011). Pada statistik C-p Mallow, model yang baik memiliki
nilai statistik C-p Mallow mendekati jumlah parameter. Selain itu, diketahui juga model
dengan nilai C-p Mallow yang kecil yang akan digunakan (Lindsey dan Sheather,
2010:650-669).
Untuk menilai kebaikan model, digunakan mean squared error (MSE) dengan
varian dan biasnya. Persamaan (2.15) merupakan statistik C-p Mallow yang disarankan
oleh Colin Mallow.
C-p = – (2.15)
Dimana:
MSE adalah rata-rata kuadrat residual untuk model penuh, SSE (p) adalah jumlah
kesalahan kuadrat untuk model bagian yang mengandung p variabel penjelas, n adalah
ukuran sampel.
2.6. Regresi Ridge
Regresi Ridge dapat digunakan untuk mengatasi korelasi yang tinggi antara
beberapa variabel penjelas. Regresi Ridge merupakan metode estimasi koefisien regresi
yang diperoleh melalui penambahan konstanta bias c pada diagonal . Nilai c untuk
koefisien regresi ridge diantara 0 hingga 1. Meskipun metode ini menghasilkan estimasi
koefisien regresi yang berbias, estimator ini bisa mendekati nilai parameter yang
sebenarnya (Ohyver, 2011). Pada regresi ridge, variabel x dan y merupakan matriks dari
18
koefisien regresi standardized (Freund, Wilson, and Sa, 2011:216). Persamaan (2.16)
merupakan model regresi koefisien yang telah di standardized. Nilai estimasi regresi
ridge dapat diperoleh dari persamaan (2.17).
(2.16)
(2.17)
Untuk memperoleh koefisien regresi standardized digunakan persamaan (2.18)
sampai persamaan (2.23) (Ryan, 1997:9:113).
= (2.18)
= (2.19)
= = (2.20)
Dimana
= (2.21)
= (2.22)
= (2.23)
19
Dimana:
= matriks korelasi, = vektor korelasi, c = nilai antara 0-1, I = matrixs identitas.
Umumnya sifat dari estimasi ridge memiliki variance yang minimum sehingga
diperoleh dari nilai VIF-nya yang merupakan diagonal utama dari matriks pada
persamaan (2.24) (Nanang, 2009). Pemilihan nilai VIF digunakan dengan memilih nilai
VIF yang mendekati nilai satu (Kutner, Nachtsheim, Neter, and Li, 2006:435).
(2.24)
Koefisien regresi , …, disebut dengan koefisien regresi
standardized. Pengembalian estimasi koefisien regresi ke dalam persamaan (2.1)
dilakukan dengan menggunakan hubungan dari persamaan (2.25) dan (2.26).
(2.25)
(2.26)
2.7. Bahasa Pemograman Java
Java dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh James Gosling di sun
Microsystem. Awalnya disebut Oak, yang dirancang pada tahun 1991 untuk digunakan
dalam chip tertanam dalam peralatan elektronik konsumen. Pada tahun 2005, berganti
nama java, itu didesain ulang untuk mengembangkan aplikasi internet (Liang, 2011:32).
Java adalah fitur lengkap yang pada umumnya merupakan bahasa pemrograman
yang bertujuan untuk digunakan dalam mengembangkan kuat aplikasi mission-critical.
20
Java layaknya C++ karena sama-sama bahasa pemrograman yang berorientasi objek
dimana pemrogramannya yang menggunakan kelas (class) untuk membentuk objek.
Java memungkinkan pengguna untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi di
internet untuk server, komputer desktop dan perangkat genggam kecil.
Spesifikasi bahasa Java dan Java application program interface (API)
menjelaskan standar bahasa java. Spesifikasi bahasa java merupakan definisi teknis dari
bahasa yang mencakup sintaks dan semantik dari bahasa pemrograman java. Sedangkan
Java API berisi kelas standar dan antarmuka untuk mengembangkan program java
(Liang, 2011:34).
Desain API untuk java GUI pemrograman adalah contoh penerapan object
oriented principle yang sangat baik. Ketika java diperkenalkan, kelas GUI yang
tergabung dalam sebuah perpustakaan dikenal sebagai Abstract Windows Toolkit
(AWT). AWT digunakan secara baik untuk mengembangkan antarmuka pengguna grafis
sederhana, tetapi tidak untuk pengembangan proyek lengkap GUI. Selain itu, AWT
rentan terhadap bug platform yang spesifik. AWT komponen antarmuka pengguna
digantikan oleh perpustakaan yang paling kuat, serbaguna, dan fleksibel yang dikenal
sebagai komponen Swing. Komponen Swing tergambar langsung pada kanvas
menggunakan kode java, kecuali untuk komponen subclass dari java.awt.window atau
java.awt.panel yang harus dipersiapkan menggunakan GUI asli pada platform tertentu
(Liang, 2011:430).
21
2.7.1. NetBeans
NetBeans merupakan sebuah proyek open-source yang sukses dengan pengguna
yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra (dan
terus bertambah). Produk dasar NetBeans adalah NetBeans Integrated Development
Environment (IDE) dan NetBeans Platform.
NetBeans IDE merupakan sebuah lingkungan pengembangan untuk programmer
menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program. Netbeans IDE
ditulis dalam Java - namun dapat mendukung bahasa pemrograman lain. Terdapat
banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE. Netbeans IDE adalah sebuah produk
bebas dengan tanpa batasan bagaimana digunakan. NetBeans Platform merupakan
sebuah fondasi yang modular dan dapat diperluas yang dapat digunakan sebagai
perangkat lunak dasar untuk membuat aplikasi desktop yang besar (Anonim: 2013).
2.8. Rekayasa Perangka Lunak
Rekayasa perangkat lunak merupakan disiplin ilmu (engineering discipline)
yang berkaitan pada semua aspek dalam produksi perangkat lunak dari tahap awal
spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dalam definisi ini,
ada dua frase kunci.
1. Engineering discipline
Para pekerja (engineer) menerapkan teori, metode, dan alat-alat mana yang sesuai.
Namun, engineer menggunakannya secara selektif dan selalu mencoba untuk
menemukan solusi-solusi untuk masalah bahkan ketika tidak ada teori dan metode yang
berlaku.
22
2. All aspect of software production
Engineer perangkat lunak tidak hanya memperhatikan proses teknis dari
pengembangan perangkat lunak. Hal tersebut juga mencakup kegiatan seperti
manajemen proyek dan alat-alat pengembangan perangkat lunak, metode, dan teori
untuk mendukung produksi perangkat lunak.
Ada empat kegiatan mendasar yang umum untuk semua proses perangkat lunak.
Kegiatan-kegiatan ini adalah:
1. Spesifikasi perangkat lunak, di mana pelanggan mendefinisikan perangkat lunak
yang akan diproduksi dan kendala pada operasi.
2. Pengembangan perangkat lunak, di mana perangkat lunak ini dirancang dan
diprogram.
3. Validasi perangkat lunak, di mana perangkat lunak tersebut akan diperiksa untuk
memastikan bahwa itu merupakan permintaan dari pelanggan.
4. Evolusi perangkat lunak, di mana perangkat lunak tersebut dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan pelanggan dan persyaratan pasar (Sommervile, 2011:7-9)
Terdapat banyak proses model yang digunakan dalam rekayasa perangkat lunak.
Model proses ini secara terstruktur menunjukkan urutan proses dalam
pengembangan perangkat lunak. Model proses yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah model waterfall. Model waterfall adalah model klasik yang bersifat
sistematis yaitu berurutan dalam membangun perangkat lunak. Model proses
Waterfall digunakan jika kebutuhan dari klien telah terdefinisi dengan jelas serta alur
kerja yang akan dilakukan juga telah jelas. Langkah-langkah dalam membangun
23
perangkat lunak dengan model ini adalah sebagai berikut:
1. Requirements analysis and definiton, yaitu mengumpulkan kebutuhan dengan
lengkap lalu dianalisis dan didefinisikan.
2. System and software design,yaitu pengerjaan desain setelah semua kebutuhan telah
dikumpulan.
3. Implementation and unit testing,yaitu pengkodean menggunakan bahasa
pemrograman yang sudah ditentukan.
4. Integration and system testing,yaitu penyatuan unit-unit program kemudian
dilakukan pengujian secara menyeluruh.
5. Operation and maintenance,yaitu mengoperasikan program dilingkungannya dan
melakukan pemeliharaan (Sommervile, 2011:29-33)
Gambar 2.1 Waterfall Model
Sumber: SoftwareEngineering (2011)
2.9. Object Oriented Programming (OOP)
Menurut Liang (2011:288) Object-oriented programming (OOP) melibatkan
24
pemograman menggunakan objek-objek. Objek merupakan sebuah entitas yang dapat
diidentifikasi dengan jelas. Objek merepresentasikan perancangan software yang
berorientasi objek dilakukan dengan membagi fungsi-fungsi berdasarkan pembagian
tanggung jawab yang ditetapkan pada setiap class yang dibuat. Objek dari jenis yang
sama didefinisikan menggunakan class umum. Class merupakan rancangan yang
didefinisikan apa yang dimiliki dan apa yang dapat dilakukan oleh objek.
Class java menggunakan variabel untuk menentukan data field dan metode untuk
menentukan tindakan. Class juga menyediakan metode dengan tipe khusus yang dikenal
sebagai konstruktor yang dipakai untuk membuat objek baru. Konstruktor harus memiliki
nama yang sama sebagai class itu sendiri. Konstruktor diakses menggunakan keyword
new. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
Public class Circle1{
Public static void main(String[] args)
{
Circle1 circle1 = new Circle1();
System.out.println(“The area of the circle of radius” +circle1.radius+ ”is”
+circle1.getArea());
}
}
Secara garis besar, suatu bahasa pemrograman dapat dikatakan sebagai Object
Oriented Programming (OOP) apabila program tersebut mendukung konsep enkapsulasi
(encapsulation), polimorfisme (polymorphism), dan pewarisan (inheritance). Selain
konsep-konsep ini, ada beberapa konsep fundamental lainnya, seperti class, objek, dan
25
message.
26
2.10. Unified Modelling Language (UML)
Pemodelan sistem adalah proses pengembangan model abstrak dari suatu sistem,
dengan masing-masing model menyajikan pandangan berbeda atau perspektif sistem
itu. Pemodelan sistem umumnya merepresentasikan sistem menggunakan beberapa jenis
notasi grafis, yang sekarang hampir selalu didasarkan pada notasi dalam Unified
Modeling Language (UML).
UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menspesifikasikan,
memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan artefak dari sistem software,
begitu pula dengan model bisnis dan sisten non-software lain. UML secara universal
diterima sebagai pendekatan standar untuk mengembangkan model sistem perangkat
lunak. UML memiliki berbagai jenis diagram dan sebagainya mendukung terciptanya
banyak berbagai jenis model sistem. Terdapat use case modeling, activity diagram,
class diagram dan sequence diagram yang dapat mewakili suatu sistem.
2.10.1. Use Case Modeling
Use case modeling adalah sebuah pendekatan yang memfasilitasi pengembangan
yang berpusat pada pengguna. Terdapat dua bagian dalam use case modeling, yaitu use
case diagram dan use case narrative (Whitten dan Bentley, 2007 p245).
1. Use case diagram menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem dan
pengguna. Berikut bagian-bagian dari use case diagram :
a. Use Case
Use case merupakan pengidentifikasi model dan penggambaran fungsi sistem.
Use case digambarkan dalam bentuk elips mendatar yang memiliki keterangan
pada bagian atas, bawah, atau dalam dari elips tersebut.
27
b. Actor
Actor adalah user yang akan berinteraksi dalam sistem dengan melakukan use case
untuk bertukar informasi. Actor digambarkan dalam bentuk stick figure dengan
label peran actor tersebut dalam sistem.
c. Relationship
Relationship adalah hubungan dari dua symbol dalam use case diagram yang
digambarkan dalam bentuk garis.
Gambar 2.2. Contoh Use Case Diagram
Sumber: (Whitten dan Bentley, 2007)
2. Use Case Narrative merupakan salah satu bagian dari use case modeling yang
berisikan rincian dari setiap event dan menerangkan bagaimana user berinteraksi
dengan sistem selama event terjadi.
28
Gambar 2.3. Contoh Use Case Narrative
Sumber: (Sommervile, 2011)
2.10.2. Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan proses dari aktivitas dalam
suatu sistem. Activity diagram fleksibel, dapat digunakan selama analisis dan desain
(Whitten dan Bentley, 2007 p390). Terdapat beberapa notasi yang terlibat dalam activity
diagram, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Notasi-Notasi Activity Diagram
Notasi Keterangan
Initial Node
Notasi ini menggambarkan awal proses dari
activity diagram
Actions
Notasi ini menggambarkan sebuah aktivitas yang
jika disusun secara keseluruhan akan
menggambarkan keseluruhan aktivitas dalam
activity diagram.
29
Flow
Notasi ini menggambarkan jalannya aktivitas
dalam activity diagram.
Decision/Merge
Notasi ini menggambarkan keadaan bersyarat,
yaitu decision dan merge.
1. Decision
Satu aliran akan masuk ke dalam decision dan
menghasilkan dua atau lebih aliran lainnya
yang merupakan hasil pilihan dari kondisi
yang ada.
2. Merge
Dua atau lebih aliran hasil dari decision akan
masuk ke dalam merge dan
menggabungkannya menjadi satu aliran.
Activity Final
Notasi ini menggambarkan akhir proses dari
activity diagram
30
Gambar 2.4. Contoh Activity Diagram
Sumber: (Whitten dan Bentley, 2007)
2.10.3. Class Diagram
Class diagram merupakan gambaran grafik struktur objek statis dari sistem
dimana kelas objek menunjukkan bahwa sistem terdiri dari hubungan antar kelas objek.
Pada sebuah kelas objek terdiri dari tiga elemen bagian yakni nama class, attribute, dan
method. Attribute merupakan karakteristik dari suatu objek kelas dan method
merupakan operasi/fungsi yang dapat dilakukan oleh kelas objek tersebut. Pada elemen
31
attribute dan method ada tiga visibility yang digunakan yakni public (+), private (-), dan
protect (#). Visibility public menunjukkan attribute atau method dapat dipanggil oleh
kelas objek yang lain. Visibility private menunjukkan attribute atau method hanya dapat
dipanggil oleh class objek yang bersangkutan, sedangkan visibility protect
menunjukkan hanya dapat dipanggil oleh class objek yang bersangkutan dan anak class
objek yang mewarisinya.
Terdapat keterikatan relasi, antara lain (Connolly & Begg, 2010: 385):
Relasi One-to-One (1:1)
Hubungan antara entitas yang paling banyak berpasangan dengan satu entitas saja.
Relasi One-to-Many (1:*)
Hubungan antar entitas di mana satu entitas dapat berhubungan dengan banyak entitas
lainnya. Contohnya entitas A dapat berhubungan banyak dengan entitas B tetapi entitas
B hanya dapat berhubungan dengan entitas A.
Relasi Many-to-Many (*:*)
Hubungan antar entitas di mana entitas C dapat berhubungan banyak dengan entitas D
dan entitas D dapat berhubungan banyak dengan entitas C.
32
Gambar 2.5. Contoh Class Diagram
Sumber: (Whitten dan Bentley, 2007)
2.10.4. Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan diagram yang menggambarkan interaksi antara
aktor dan sistem pada skenario use case. Berikut adalah Tabel 2.3. yang menunjukkan
notasi notasi yang ada dalam sequence diagram.
33
Tabel 2.3. Notasi-notasi Sequence Diagram
Nama Notasi Fungsi
1. Actor Sebagai sesuatu yang
berinteraksi pada sistem.
2. System Dilambangkan dengan kotak
yang berisikan nama
sistemnya. Tanda titik dua
menunjukkan urutan
pengerjaan pada sistem.
3. Lifelines
|
|
|
|
Garis vertical putus-putus
yang memanjang ke bawah
dari notasi aktor dan notasi
sistem, yang menunjukkan
urutan kehidupan sistem.
4. Activation Bar Bar/batang yang melewati
jalur hidup yang
menunjukkan periode waktu
ketika peserta aktif dalam
interaksi.
5. Input Message Digambarkan dengan anak
panah dari aktor menuju
: Name of System
34
sistem yang menunjukkan
adanya pesan/operasi yang
masuk ke sistem.
6. Output Message Digambarkan dengan anak
panah putus-putus dari sistem
ke aktor yang menunjukkan
message input telah
dikerjakan pada sistem.
7. Receiver Actor Aktor lain atau sistem
eksternal yang menerima
pesan dari sistem utama.
8. Frame Kotak yang menyertakan satu
atau lebih pesan untuk
membagi-bagi dari sebuah
urutan fragmen. Didalam
kotak tersebut terdapat
fragmen opsional yang
ditunjukkan dalam tanda
kurung siku.
35
Gambar 2.6. Contoh Sequence Diagram
Sumber: (Whitten dan Bentley, 2007)
2.10.5. Model-View-Controller
Model-View-Controller (MVC) merupakan sebuah arsitektur perangkat lunak
yang memisahkan antara logika aplikasi dari antarmuka penggunanya sehingga
memungkinkan untuk pemeliharaan dan pengembangan secara independen. MVC
memisahkan data aplikasi ( Model ) dari tampilannya ( View ) dan cara memprosesnya
( Controller ) (Taftazani, R dan Rochim, F, 2012).
Gambar 2.5. Contoh Model-View-Controller
Sumber: (Sommervile, 2011)
36
2.11. Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh dari interaksi manusia dan
komputer (Shneiderman et.al., 2010). Interaksi manusia dan komputer berhubungan
dengan evaluasi antarmuka pemakai (user interface). Antarmuka pemakai adalah
sebagian sistem komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer.
Menurut Haesen (2009), Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang
akan dibangun. Storyboard banyak digunakan untuk membangun sebuah websites,
perangkat lunak, dan proyek media seperti iklan, film, dan lain-lain. Storyboard dapat
membantu untuk mendefinisikan parameter pada sumber dan waktu yang tersedia,
mengorganisir dan fokus pada cerita, mengetahui media apa yang baik digunakan untuk
setiap cerita, dan memprediksi mas alah yang akan terjadi pada perangkat lunak.
Storyboard terdiri dari scenes yang berkaitan satu sama lain dan urutan visualisasi di
skenario narrative. Visualisasi ini membuat narrative story lebih terperinci dan jelas.
2.12. R-Language
R-Language merupakan perangkat lunak yang tersedia di bawah persyaratan dari
GNU General Public License Free Software Foundation dalam bentuk sumber kode.
Perangkat lunak ini berjalan pada berbagai sistem operasi, termasuk Windows, Mac OS,
UNIX, dan sistem serupa, termasuk FreeBSD dan Linux. R adalah bahasa dan
lingkungan untuk komputasi statistik dan grafis, menyediakan berbagai macam metode
statistik (analisis time series, model linier dan nonlinier, uji statistik klasik, dan
sebagainya) dan teknik grafis (Cryer and Chan, 2004:423).
R telah menjadi platform fleksibel dan kuat untuk melakukan analisis statistik.
Untuk mendapatkan software ini, dapat mengunjungi situs web di www.r-project.org.
37
Sintaks R secara umum ekuivalen dengan perangkat lunak statistika komersial S+ untuk
sebagian besar keperluan analisis statistika, pemograman dengan R hampir identik
dengan pemograman S+ (Rosadi, 2011:2). Terdapat beberapa alasan lain untuk lebih
memilih menggunakan R daripada perangkat lunak statistik lain nya yaitu dengan
melihat kelebihan dari perangkat lunak R. Menurut Rosadi (2011:2-3), kelebihan dari R
adalah:
1. Portabilitas
Jika memilih perangkat lunak ini, pengguna bebas untuk mempelajari dan
menggunakannya sampai kapan pun.
2. Multiplatform
R merupakan sistem operasi multiplatform, lebih kompatibel daripada perangkat
lunak statistika mana pun yang pernah ada.
3. Umum dan berada di barisan terdepan
Berbagai metode analisis statistik (metode klasik maupun metode baru) telah
diprogramkan ke dalam R-Language. Dengan demikian, perangkat lunak ini dapat
digunakan untuk berbagai macam analisis statistika, baik pendekatan klasik maupun
pendekatan statistika modern.
4. Dapat deprogram
Pengguna dapat memprogramkan metode baru atau mengembangkan modifikasi
dari fungsi-fungsi analisis statistika yang telah ada dalam sistem R.
5. Bahasa berbasis analisis matriks.
R-Language sangat baik untuk melakukan pemograman dengan basis matriks.
6. Fasilitas grafik yang relative baik.