· web viewuntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena...

71
ADMINISTRASI, TERTIB HUKUM DAN PENERANGAN

Upload: others

Post on 24-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

ADMINISTRASI, TERTIB HUKUM DAN

PENERANGAN

Page 2:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan
Page 3:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

B A B XVIII.

ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH

1. Pendahuluan.Sebagai dasar kebijaksanaan mandataris untuk menyeleng-

garakan penyempurnaan dan pambersihan aparatur negara adalah TAP MPRS No. XLI/MPRS/1968 tentang Tugas Pokok Kabinet Pembangunan (Panca Krida), khususnya Krida ke-5 yang berbunyi :

,,Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara me-nyeluruh Aparatur Negara dari tingkat Pusat sampai Daerah”.

Kecuali itu berbagai landasan-landasan hukum lainnya me-rupakan pedoman-pedoman yang senantiasa diperhatikan dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut terdahulu karena landasan-landasan hukum tersebut juga mengenai masalah aparatur negara. Pedoman-pedoman dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan penyempurnaan dan pembersihan aparatur negara adalah :1. TAP No. X/MPRS/1966, tentang ,,Kedudukan Semua

Lembaga-lembaga Negara tingkat Pusat dan Daerah, po- sisi dan fungsi yang diatur dalam Undang-undang Dasar 1945”.

2. TAP No. XXIII/MPRS/1966, tentang ,,Pembaharuan Kebi-jaksanaan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangun- an".

3. TAP No. XXI/MPRS/1966, tentang ,,Pemberian Otono- mi seluas-luasnya kepada Daerah, yo Nota 3/PIMP/1968, tanggal 27 Maret 1968 perihal ,,Pelaksamaan Ketetapan MPRS No. XXI/MPRS/1968”.Demikian pula diperhatikan :

1. TAP No. XX/MPRS/1966, tentang ,Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Repubdik Indonesia dan

655

Page 4:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia”.2. TAP No. XIX/MPRS/1966, tentang ,,Peninjauan Kembali

Produk-produk Legislatip Negara diluar Produk MPRS yang tidak sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945”.

3. TAP No. XIV/MPRS/1966, tentang ,,Pembentukan Panitia -Panitia Ad Hoc MPRS yang bertugas melakukan penelitian Lembaga-lembaga Negara menurut sistim Undang-undang Dasar 1945, Penyusunan Rencana Pelengkap Undang- undang Dasar 1945 dan Penyusunan Perincian Hak-Hak Azasi Manusia.

Berbagai dasar kebijaksanaan ini kemudian diperinci didalam langkah-langkah serta kegiatan-kegiatan penyempurnaan se- cara terus menerus, oleh karena penyempurnaan dan pembersihan aparatur negara memang merupakan proses yang kon- tinu. Pemecahan-pemecahan atas masalah-masalah tersebut dengan sendirinya, tidak dapat diharapkan hasilnya secara segera. OIeh karena itu kebijaksanaan, langkah dan kegiatan penyempurnaan disamping perlu mengakui suatu pola penyem-purnaan yang menyeluruh juga dilakukan dalam berbagai tahap serta dengan penentuan sasaran-sasaran secara berencana se- suai dengan penilaian urgensi serta prioritasnya.

Terakhir perlu disebutkan bahwa penyempurnaan administra- si negara erat hubungannya dan kait-mengkait secara langsung kepada usaha dan pelaksanaan rencana-rencana pembangunan nasional. Peranan daripada Administrasi Negara adalah sebagai prasarana yang penting dalam melaksanakan program-program pembangunan tersebut sebaik-baiknya sesuai dengan prioritas dan tahapan yang telah ditetapkan.

2. Masalah-masalah dibidang Administrasi Negara sebelum tahun 1966.

Keadaan administrasi negara antara tahun 1958 s/d 1965 menjurus kepada situasi yang tidak menguntungkan bagi pembangunan. Perkembangan lebih menuju kepada kwantitas daripada kwalitas, terdapat doublures serta kesimpang siuran

656

Page 5:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

fungsi, kewenangan dan tanggung jawab antara berbagai ba- dan dan lembaga negara. Keadaan pada waktu itu menunjuk - kan, bahwa terdapat ketidak jelasan dalam tugas pokok serta fungsi-fungsi berbagai Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Administrasi Negara lebih berorientasi kepada politik dari - pada berorientasi pembangunan. Aparatur Negara menjadi are- na percaturan politik kepartaian dan golongan-golongan kepen -tingan lainnya. Selain itu terjadi pengaburan tugas-tugas ekse -kutip, legislatip dan judikatip. Berbagai hal juga merupakan pe -nyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar 1945.

Dalam bidang kepegawaian, „spoil system” merajalela, baik dalam pengangkatan, penempatan, kenaikan pangkat dan se-bagainya. Penilaian terhadap pegawai tidak didasarkan atas prestasinya secara obyektif, malainkan semata-mata berda- sarkan pertimbangan-pertimbangan politik, golongan dan pri- badi yang sangat subyektif. Dengan demikian para pegawai merasa sulit untuk mengembangkan kariernya dengan sewa- jarnya dan kurang mendapatkan kepastian hukum dalam ke-dudukannya.

Pemborosan dan in-effisiensi terdapat dibidang keuangan dan materil.

Penggunaan dan pengurusan keuangan negara dan barang-barang milik negara dilakukan tanpa adanya prosedur adminis-trasi yang baik serta pengawasan yang effektif.

Dalam keadaan yang demikian administrasi pemerintah lebih merupakan beban bagi ekonomi daripada menunjang ekonomi. Hal ini juga disebabkan karena diabaikannya prinsip-prinsap effisiensi dan management yang rasionil. Kegiatan usaha banyak didasarkan atas subsidi-subsidi. Berkembangnya penyelewengan-penyelewengan serta korupsi, antara lain disebabkam oleh adanya etatisme dalam bentuk penguasaan lang- sung oleh negara atau dengan sistim pemberian jatah, lisensi atau ijin-ijin dan lain-lain. Kesemuannya ini tidak memberikan

Page 6:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

657

310383-(42).

Page 7:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

dorongan supaya kegiatan dikembangkan secara sehat dan wa- jar.

Jumlah pegawai pemerintah berkembang dengan pesat, na- mun penyebaranmya, macam-macamnya serta tingkat keah-lihannya tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan sektor-sektor yang diperlukan dalam pembangunan. Anggaran belanja pega- wai negeri dengan demikian menjadi beban yang besar bagi anggaran belanja negara. Walaupun demikian keadaan gaji pegawai negeri sangat menyedihkan akibat adanya inflasi ber -tahun-tahun. Dan keadaan yang terakhir ini dibarengi dengan adanya etatisme telah mengakibatkan kemunduran disiplin kerja, korupsi dan kurangnya orientasi pelayanan bagi masya rakat dari pegawai pemerintah.

Perbaikan yang sungguh-sungguh tidak pula dilakukan dibi - dang „Organization and Meihode”. Dengan demikian struktur serta tatacara dalam satuan-satuan badan pemerintah tidak menjadi effektif dan effisien.

Demikian pula banyak yang perlu disempurnakan dibidang administrasi keuangan dan administrasi peralatan dan perbe- kalan.

Perbaikan-perbaikan juga perlu dilakukan di bidang penyu- sunan anggaran, pembukuan, pertanggungan jawab dan penga-wasan keuangan. Tata cara dalam rangka pembelian barang un- tuk pemerintah, penjualan-penjualan, pemborongan dan tran- saksi transaksi lain juga memerlukan penyempurnaan-penyem-purnaan.

Banyak Perusahaan-perusahaan Negara karena diberikan posisi monopoli serta subsidi-subsidi, berkembang menjadi tidak effisien sehingga menjadi beban bagi negara dan masyarakat. Tujuan utama untuk memupuk dana tidak tercapai. Dilihat dari segi bentuk hukumnya terdapat pula keaneka-warnaan yang mempersulit pengurusannya.

Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah masih mempunyai berbagai kelemahan, terutama dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah. Desentralisasi (otonomi

Page 8:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

658

Page 9:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

daerah) dan dekonsentrasi pernerintahan antara Pusat dan Daerah juga lebih diperhatikan dari segi politis daripada atas penilaian kemampuan otonomi yang riil.

Desentralisasi dan otonomi daerah baru dapat berjalan secara tebih wajar jika otonomi tersebut bersifat riil. Dengan demikian maka daerah akan mampu untuk membiayai penyelenggaraan tugas-tugas daerah sendiri maupun yang diperolehnya melalui perimbangan keuangan antara daerah dan Pusat. Disamping itu masuh terdapat kesimpang-siuran karena banyaknya badan-badan Pemerintah Pusat di Daerah. Akibatnya ialah bahwa koordinasi kegiatan usaha dalam bidang-bidang tertentu di daerah menjadi lebih sulit.

Kelemahan lain ialah bahwa masih kurang banyaknya perha-tian diberikan untuk menyempurnakan badan-badan ilmu penge -tahuan, penelitian, survey iserta penyelenggaraan statistik. Hasi1 usaha badan-badan ini sangat penting agar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dapat lebih dipertanggung jawabkan.

Mengingat bahwa kekacauan-kekacauan dibidang administrasi dan aparatur negara meliputi hampir semua bidang, maka usa- ha-usaha perbaikan dan penyempurnaannya haruslah dilakukan secara menyeluruh dan berencana dengan urut-urutan prioritas yang disesuaikan dengan tahap-tahap dalam pelaksanaan pem-bangunan.

3. Landasan-landasan serta sasaran penyempurnaan admi nistrasi negara.

Hal-hal yang tersebut terdahulu disebabkan terutama karena selama beberapa tahun tata cara pembangunan Indonesia me-ngalami eksperimen tata penyelenggaraan serba negara (etatisme). Dimana bagian terbesar kegiatan ekonomi diatur dan dilaksanakan oleh negara. Terbatasnya tenaga ahli dan ketrampilan serta langkanya modal menyebabkan bahwa ekspe-rimen ini menghasilkan in-effisiensi dan kemerosotan ekonomi yang cukup parah. Dan oleh karena itu sejak tahun 1966 diusa-

Page 10:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan
Page 11:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

hakan perubahan dan peranan pemerintah yang didasarkan atas azas serba negara menjadi peranan pemerintah sebagai pemim- pin dan pendorong pembangunan.

Landasan penyempurnaan dan penertiban administrasi negara adalah berbagai Ketetapam MPRS seperti disebutkan terdahulu. Atas dasar landasan-landasan tersebut kemudian disusun saran- saran penyempurnaan sebagai berikut :a. Kembali mendudukkan fungsi lembaga-lembaga negara se -

suai dengan semangat dan ketentuan Undang-undang Dasar 1945;

b. Meningkatkan daya guna seluruh aparatur negara dalam memberikam pelayanan yang sebesar-besarnya pada masya-rakat (public service) ;

c. Administrasi pemerintah tidak hanya menjalankan tugas - tugas umum pemerintah tetapi perlu ditingkatkan sehingga mampu melaksanakan tugas pembangunan. Oleh karena itu perlu meningkatkan effisiensi dan effektivitas administrasi dan aparatur pemerintah bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;

d. De-etatisme dan de-bimokratisasi. Fungsi dan peranan apa- ratur pemerintah dalam pembangunan ialah memberikan pengarahan dan dorongan hingga kegiatan-kegiatan dan daya kreasi masyarakat dapat berkembang secara optimal, tanpa penguasaan serta pengurusan langsung dalam segala kegiatan masyarakat;

e. Orientasi kepada tugas pokok. Yaitu dasar bagi penyusunan organisasi dan penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah adalah pelaksanaan tugas-tugas pokoknya;

f.. Pendekatan fungsionil (fungsiunalisasi) dan depersonalisasi;

g. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dalam rangka tugas-tugas serta fungsi-fungsi pemerintahan, teru - tama dibidang-bidang atau program-program pembangunan yang merupakan prioritas;

660659

Page 12:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

h. Sistim karier bagi kepegawaian negara yang dihubungkan dengan sistim jasa (merrit system), yaitu orientasi kepada penghargaan atas dasar prestasi kerja;

i. Pembersihan aparatur negara dari unsur G-30-S/PKI.1. Landasan bagi perubahan-perubahan di bidang adminis -

trasi negara yang pokok, khususnya administrasii ekonomi/pem-bangunan ialah Ketetapan MPRS No. XXIII tahun 1966.

Hal-hal yang penting sebagai landasan penyempurnaan admi-nistrasi negara adalah Bab I pasal 7:

Dalam demokrasi ekonomi tidak ada tempat bagi ciri-ciri negatif sebagai berikut:(a) Sistim “free-fight liberalism” yang menumbuhkan eksploi-

tasi terhadap manusia dan bangsa lain dan yang dalam sejarahnya di-Indonesia telah menimbulkan dan memper-tahankan kelemahan strukturil dalam posisir Indonesia di -Ekonomi dunia;

(b) Sistim "etatisme" dalam mana negara beserta aparatur ekonomi negara berdominasi penuh dan yang mendesak serta mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit eko- nomi di duar sektor negara;

(c) Monopoli yang merugikan masyarakat.Bab IV. Peranan Pemerintah, yang pokok isinya antara lain

:,,Baik dalam periode penanggulangan kemerosotan ekonomi

maupun dalam masa pembangunan ekonomi, maka Pemerintah memegang peranan positif dengan bertolak kepada ketentuan serta jiwa Undang-undang Dasar 1945”.

,,Disamping menguasai dan melaksanakan sendiri berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi maka Pemerintah berkewajiban un- tuk membimbing sektor non Pemerintah .................................”.

,,Keseluruhan kegiatan Pemerintah ........... .................. tercermindalam program ekonomi jangka pendek ............................................dan jangka panjang”. Rencana jangka pendek „tercermin dalam APBN”.

Page 13:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

661

Page 14:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

„Dalam menjalankan peranannya dibidang ekonomi, maka Pemerintah harus lebih menekankan pengawasan arah-kegiatan ekonomi dan bukan pada penguasaan yang sebanyak mungkin dari kegiatan-kegiatan ekonomi. Dalam rangka ini sangat perlu diselenggarakannya de-birokratisasi dari sistim pengawasan dan de-konsentrasi dalam management perusahaan-perusahaan Negara”.

„Prinsip-prinsip effisiensi harus menjadi patokan dalam ke-giatan Pemerintah di bidang ekonomi, dengan pengertian bahwa penyimpangan dari prinsip-prinsip ini wajib dikenakan sanksi”.

2. Perubahan-perubahan penting yang kedua adalah dengan dimulainya serangkaian kebijaksanaan untuk stabilisasi dan re-habilitasi ekonomi. Ini dimulai dengan laporan Pemerintah kepa- da DPR-GR dan penjelasannya tentang rehabilitasi dan stabili - sasi ekonomi, 10 July 1966, disusul kemudian dengan keterangan Pemerintah dalam rangka stabilisasi ekonomi 17 September 1966. Kemudian keluar berbagai peraturan-peraturan 3 Okto- ber 1966 dan landasan formilnya yaitu Instruksi Presidium Ka-binet No. 21/EK/IN/11/66 serta lampirannya mengenai Pokok-pokok Kebijaksanaan Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi Kabinet AMPERA tanggal 3 Nopember 1966.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan rangkaian peraturan-per-aturan yang diuraikan diatas, yang untuk mudahnya disebut ,,Rangkaian Peraturan 3 Oktober 1966” merupakan suatu perubahan yang penting dan menyeluruh dibidang ekonomi dan administrasi pembangunan, yaitu dengan usaha menanggulangi dan menggairahkan sektor-sektor ekonomi penting seperti eks- por. Dengan cara memberikan rangsangan untuk peningkatan ekspor tanpa memperberat beban administrasi Pemerintah, yaitu dengan menggunakan mekanisme pasar dan harga. Per -ubahan-perubahan administratif lain mengenai bidang ekspor ialah perubahan-perubahan dibidang kewenangan-kewenangan administrasi secara lebih tegas dari berbagai badan pemerin- tah serta dengan mengurangi prosedur administrasi yang ber -kelebihan. Kebijaksanaan anggaran belanja dan perkreditan juga

662

Page 15:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

dikaitkan kepada masalah tersebut. Kecuali aitu juga dilakukan perbaikan dalam sistim dan tata cara penyelenggaraan impor yang ditujukan supaya komposisi impor lebih baik dan untuk keperluan peningkatan penerimaan negara dari bea-bea impor.

Satu contoh perubahan besar lainnya ialah administrasi me -ngenai penyelenggaraan dana devisa yang tidak dilakukan lagi dengan penjatahan secara langsung. Disinipun turut diperan- kan mekanisme harga dan pasar. Semua hal tersebut perlu perubahan dalam administrasi anggaran belanja. Anggaran Belanja diusahakan untuk menjadi alat guna mendisiplinir kegiatan-kegiatan dan sebagai program daripada kegiatan pe -merintah. Dalam kebijaksanaan ini dimulai dengan penyeleng-garaan anggaran belanja yang seimbang. Dengan suatu kebi -jaksanaan subsidi dan harga yang baru dan yang terkaitkan dalam penyusunan anggaran belanja maka diusahakan untuk lebih menyehatkan pengusahaan perusahaan-perusahaan nega- ra menjadi lebih effisien. Bidang lain yang mendapat perubah- an-perubahan administratif secara cukup penting adalah dibi- dang perkreditan. Kredit-kredit dimaksudkan supaya lebih terarah dan terkendalikan. Hal ini disebabkan oleh karena kredit-kredit yang tidak sehat merupakan sumber utama dari- pada inflasi. Dan yang terakhir adalah usaha untuk menyeder -hanakan aparatur pemerintah yang pada waktu sebelumnya telah berkembang menjadi kurang lebih Seratus Menteri men- jadi 23 Menteri.

Suatu kelompok perubahan besar yang dimaksud untuk mengkonsolidasi kebijaksanaan stabilisasi dan rehabiditasi eko -nomi terdahulu diadakan pada tanggal 28 Juli dan 4 Agustus 1967. Intinya ialah perubahan-perubahan administratif di bi- dang ekspor (untuk melancarkan ekspor) dan impor. Ini me -nyangkut penetapan kembali BE, kredit untuk impor, penetapan kembali nilai lawan rupiah, penyederhanaan prosedur ekspor dan impor.

Page 16:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

3. Landasan formil yang ketiga dalam rangka perubahan dan penyempurnaan bidang administrasi negara (pembangun-

663

Page 17:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

an) ini adalah adanya Pola Dasar Rencana Pembangunan Lima Tahun.

Yang tercantum mengenai kebijaksanaan dibidang adminis- trasi pemerintahan dalam pola dasar itu antara lain sebagai berikut: ,,Untuk menjamin hasil maksimal dari pelaksanaan rencana pembangunan maka penyempurnaan administrasi pe-merintahan merupakan suatu keharusan. Dalam hubungan ini maka perlu dilakukan pembinaan strukturil, organisatoris, per -sonalia, mental dan pendidikan serta sistim gaji dalam admi-nistrasi pemerintahan sehingga mampu menjalankan fungsinya selaku lembaga pembangunan yang aktif dan efektif. Dalam menjalankan fungsi pembangunan, adalah penting apabila aparatur pemerintahan memberikan pengarahan serta dorong- an kepada pembangunan tanpa penguasaan dan pengurusan langsung. Campur tangan langsung oleh aparatur pemerintah terutama mengatur perusahaan-perusahaan harus sangat di - batasi. Kepada perusahaan-perusahaan harus diberi kesempat- an untuk memungkinkan perombakan institusionil yang mem-berikan kemampuan pertumbuhannya secara maksimal. Disam-ping pelaksanaan usaha-usaha administrasi Pemerintah tidak kurang pentingnya adalah peningkatan pengawasan dan kon- trol yang lebih ketat dari lembaga-lembaga kontrol yang syah kedudukan hukumnya”.

Secara lebih terperinci rencana maupun kebijaksanaan di-bidang administrasi pemerintah dan aspek-aspek administrasi dalam pelaksanaan pembangunan dikemukakan dalam Bab V Rencana Pembangunan Lima Tahun (Keppres No. 319/1968).

Dalam Bab V tersebut nyata tergambarkan bahwa perenca- naan pembangunan yang disusun berorientasi kepada pelaksa-naannya. Masalah penyempurnaan administrasi negara dikait - kan secara langsung dalam rangka usaha merealisir rencana pembangunan.

Salah satu hal penting dalam tata penyelenggaraan peren- canaan pembangunan adalah bahwa rencana jangka menengah akan dituangkan dalam rencana-rencana operasionil tahunan.

Page 18:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

664

Page 19:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Dan rencana operasionil tahunan ini akan merupakan suatu alat yang lebih efektif bagi pelaksanaan rencana. Didalam rencana tahunan itu terkemukakan pentingnya rencana-rencana proyek serta pengkaitannya rencana fisik ini dengan rencana anggar- an belanja.

Didalam menanggapi masalah administrasi negara penyem-purnaan-penyempurnaan ditujukan kepada :a. Penyempurnaan strukturil organisasi;b. Penyempurnaan proseduril;c. Penyempurnaan kepegawaian;d. Penyempurnaan keuangan;e. Penyempurnaan Administrasi Peralatan dan Perbekalan; f. Penyempurnaan Administrasi Statistik;g. Penyempurnaan Administrasi Perusahaan Negara;h. Penyempurnaan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Admi-

nistrasi Negara.Demikianlah dasar-dasar dan sasaran pokok daripada pe-

nyempurnaan serta penertiban administrasi negara.

4. Langkah-langkah dan hasil-hasil penyempurnaan admi- nistrasi negara.

1. Lembaga-lembaga Negara Tertinggi.Dibidang ini telah dilakukan berbagai langkah langkah dan

usaha untuk menempatkan kembali kedudukan Lembaga-lem-baga Negara Tertinggi yaitu MPR(S), DPR(GR), Mahkamah Agung, Dewan Pertimbangan Agung, Badan Pemeriksa Ke-uangan kedalam kedudukannya yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar 1945. Hal ini didasarkan atas Ketetapan MPRS No. X/MPRS,/1966. Kecuali itu juga ditertibkan dan disempurnakan hubungan kekuasaan antara lembaga serta pertanggungan-jawab masing-masing berdasar- kan Undang-undang Dasar 1945.

Dalam perkembangannya dapat disampaikan hal-hal yang penting sebagai berikut :

Page 20:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

665

Page 21:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

a. Dengan telah diselesaikannya Pemilihan Umum tahun 1971dapat dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat dan MajelisPermusyawaratan Rakyat. Hal ini adalah amat pentingoleh karena dengan demikian lembaga-lembaga negara ter-tinggi tersebut ditempatkan kembali kedudukannya sesuaidengan ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar 1945.

b. Mengenai Mahkamah Agung telah dikeluarkan KeppresNo. 38 tahun 1968 mengenai pengangkatan Hakim-hakim Agung.

c. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung dilakukan ber-dasarkan UU No. 3 tahun 1967. Dan dengan KeppresNo. 61 tahun 1968 dilakukan pengangkatan anggota-ang-gota Dewan tersebut.

d. Badan Pemeriksa Keuangan juga telah mengalami suatupengembalian kepada fungsinya yang wajar serta penyem-purnaan personalianya sedangkan Undang-undang No. 17 tahun 1965 tentang Pembentukan BPK dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan perlu diadakan peninjauan kembali.Sejak tahun 1969 Badan Pemeriksa Keuangan telah mulaimemeriksa tanggung jawab keuangan negara yang dilaku- kan oleh Pemerintah. Koreksi-koreksi oleh Badan Pemerik- sa Keuangan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari Pemerintah.

e. Sebelum itu berbagai lembaga seperti Front Nasional, KO- TRAR dan lain-lain yang tidak sesuai lagi dengan Undang- undang Dasar 1945 telah dinyatakan bubar.2. Aparatur penyempurnaan administrasi negara.Untuk menanggapi masalah penyempurnaan administrasi

negara khususnya dibidang aparatur pemerintahan telah di - bentuk suatu Panitia Pembantu Presiden di bawah pimpinan dan tanggung jawab Menteri Tenaga Kerja Kabinet AMPERA. Dasar kerja bagi Panitia tersebut adalah Instruksi Presidium Kabinet AMPERA No. 01/U/TN/8/1966 tanggal 15 Agustus

Page 22:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

1966, tentang Pedoman Kerja Kabinet AMPERA.

666

Page 23:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Dalam perkembangan selanjutnya Panitia tersebut ditinjau dan disesuaikan kembali keanggotaannya. Hasil peninjauan dan penyesuaian itu kemudian dituangkan kedalam Keppres No. 266 tahun 1967, tanggal 28 pesember 1967 tentang Team Pembantu Presiden untuk Penertiban Aparatur dan Adminis - trasi Pemerintahan (Team PAAP).

Menjelang persiapan penyusunan Repelita pada tahun 1968 dan 1969 pemerintah membentuk pula suatu Proyek (Panitia Koordinasi) Effisiensi, Aparatur Ekonomi Negara dan Apa- ratur Pemerintahan (Proyek 13) dalam rangka proyek-proyek koordinasi berdasarkan Keppres No. 16 tahun 1968 yang ke-mudian diperbaharui dengan Keppres No. 199 tahun 1968.

Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan krida ke 5 Kabinet Pembangunan, maka dalam Kabinet tersebut pada tahun 1969 telah diadakan pula Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara (MENPAN) dengan tugas mengkoordinir kegiatan-kegiatan penertiban dan penyempur- naan aparatur pemerintahan.

Proyek 13 kemudian diganti dengan sektor Penyempurnaan dan Penertiban Administrasi Pemerintahan (P) yang antara lain tugasnya adalah menyempurnakan administrasi pemerin- tahan agar mampu melaksanakan Repelita. Dimaksudkan de- ngan sektor-sektor ini dapat ditingkatkan pengendalian ope -rasionil pembangunan lima tahun berdasarkan Keppres No. 18 tahun 1969. Sektor P tersebut pada intinya terdiri dari Wakil -wakil Lembaga Administrasi Negara, Bappenas, Kantor Urus- an Pegawai, Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, De-partemen Tenaga Kerja dan lain-lain.

Dalam Kabinet Pembangunan (yang diperbaharui) berda- sar Keppres No. 64 tahun 1971 juga tetap diadakan se- orang Menteri Negara yang membantu Presiden dalam me-nyempurnakan dan pembersihan aparatur negara. Guna men- jaga agar setiap perubahan dalam rangka penyempurnaan aparatur dan administrasi negara tetap terkoordinir dengan baik, maka tiap-tiap Departemen dan Lembaga dalam usaha- nya untuk lebih menyempurnakan aparatur dan administrasi

Page 24:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

667

Page 25:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

di lingkungan masing-masing mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan Menteri Negara Penyempurnaan dan Pember- sihan Aparatur Negara.

3. Perbaikan Aparatur Pemerintahan Tingkat Pusat dan Daerah.

Usaha-usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan apa- ratur pemerintahan tingkat pusat, hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta aparatur pemerintah daerah.

Langkah pertama ialah menyederhanakan jumlah Departe - men dan Lembaga non departemental tingkat pusat dari kurang lebih 100 Menteri pada bulan Judi 1966 telah dibentuk Kabinet AMPERA dengan 27 Menteri dan 24 Departemen.

Dengan Keppres No. 170 tahun 1966 telah dirumuskan struktur dasar organisasi dan bidang tugas dari departemen-departemen Kabinet AMPERA. Hal ini kemudian di1engkapi dengan Keputus-an Presidium Kabinet No. 15/U/Kab/8/1966 tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi, wewenang, dan tata kerja Sekretariat Jen-deral, Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal pada Depar - temen-departemen dalam Kabinet AMPERA. Hal ani merupa- kan suatu perubahan penting dengan membedakan antara unsur-unsur pembantu pimpinan dan unsur-unsur pelaksana.

Kemudian dikeluarkan puna Keputusan Presidium Kabinet No. 75/U/KEP/II/69, tentang struktur organisasi dan pem- bagian tugas Departemen-departemen. Didalam keputusan ini diusahakan suatu pembagian wewenang dan tanggung jawab yang lebih baik diantara Departemen-departemen.

Keputusan Presiden No. 170 tahun 1966 tersebut terdahulu kemudian diubah/ditambah dengan Keputusan Presiden No. 39 tahun 1969 berhubung t erbentuknya Kabinet Pembangunan.

Pada tingkat pengambilan keputusan tertinggi mengenai ke -kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan, keserasian dilaku- kan dalam Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 177 tahun 1966. Dewan ini tidak saja memberi perhatian pada masalah-masalah perencanaan tetapi juga masalah pelaksanaan pembangunan. Perincian Dewan

668

Page 26:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

dalam Sub-Sub Dewan dan perumusan tugas pokok Sub-Sub Dewan diatur dalam Keputusan Presidium Kabinet No. 14/EK/ KEP/8/1966 yakni Sub Dewan Distribusi, sub Dewan Produksi dan Sub Dewan Moneter. Dewan ini dipimpin langsung oleh Pre -siden.

Tentang Lembaga-lembaga non departemental tingkat pusat dapat dikemukakan perubahan fungsi, organisasi, personalia da -ripada Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dengan Keppres No. 80/1967. Pada tahun itu telah pula dilaku- kan perubahan-perubahan organisasi, fungsi, persoinalia dari- pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kantor urusan pegawai, Lembaga Adminigtrasi Negara, Badan Pemeriksa Keuangan diusahakan peningkatan pelaksanaan fungsinya.

Suatu team yang bersifat teknis penasehatan dibidang kebi-jaksanaan-kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan telah di -bentuk sejak tahun 1966 yaitu Team Ahli Ekonomi pada SPRI Ketua Presidium Kabinet yang kemudian menjadi SPRI Pj. Presiden. Sesudah penyusunan Kabinet Pembangunan Team Ahli Ekonomi direorganisir dan diperluas anggotanya, dengan Keputusan Presiden No. 195 tahun 1968. Tugas Team Ahli Eko-nomi adalah untuk mengikuti perkembangan keadaan ekonomi, membahas masalah-masalah ekonomi dan mengajukan pertim-bangan-pertimbaingan masalah ekonomi kepada Presiden, baik dimdnta ataupun tidak.

Pada tahun 1969 dengan Keppres No. 80 tahun 1969 telah di -adakan pengaturan tentang Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai bagian organik Departemen Pertahanan Ke-amanan beserta tugas dan tanggung jawabnya. Da1am hal ini yang penting adalah pengembalian Kepolisian Negara Republik Indonesia pada kedudukan, tugas pokok serta fungsi-fungsinya yang wajar yang dipusatkan kepada pemeliharaan serta pembi- naan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pada tahun 1970 telah pula disederhanakan pengaturan kem- bali kedudukan, tugas pokok dan fungsi berbagai aparatur ne - gara seperti :

Page 27:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

669

Page 28:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

a. Penegasan kedudukan serta fungsi Kejaksaan dalam rangka struktur kekuasaan Pemerintahan.

b. Pengalihan tanggung jawab pelayanan pelabuhan dari ABRI kepada aparatur sipil.

c. Penegasan dan perincian tugas Asislten-asisten Pribadi Presiden.

Pada tahun 1968 telah dilakukan pula berbagai penertiban dan penyederhanaan kantor-kantor Perwakilan Republik Indo-nesia di Luar Negeri.

Penyempurnaan Struktur Organisasi Departemen Dalam Negeri yang meliputi tugas-tugas asisten staf Pimpinan Depar-temen, Sekretaris Jenderal, dan Direktorat Jenderal telah di-tetapkan dengan Keppres No. 54 tahun 1970.

Dengan Keputusan Presiden No. 29 tahun 1971 telah ditetap-kan tentang penyempurnaaan pokok-pokok organisasi dan tata kerja Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Daerah. Keputusan tersebut dikeluarkan dengan pertimbangan agar usaha-usaha serta langkah-langkah dalam rangka pengaturan hukum diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih tertib, lancar dan effisien.

Pada tahun 1971 dibentuk Dewan Pertahanan Keamanan Nasional untuk membantu Pemerintah dalam merumuakan ke-bijaksanaan-kebijaksanaan dibidang pertahanan keamanan dalam jangka panjang, yang serasi dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang usaha-usaha untuk kemakmuran rakyat.

Penyempurnaan struktur organisasi Lembaga Administrasi Negara tetah ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 5 ta- hun 1971. Dengan disempurnakannya organisasi LAN ini di-harapkan Lembaga tersebut dapat menjalankan fungsi dan tu -gasnya dengan lebih baik, dalam usahanya untuk memelihara meningkatkan dan mengembangkan daya guna dan hasil guna administrasi negara, hingga tercapai kelancaran jalannya pe -merintahan dalam arti yang seluas-luasnya.

Pada tahun 1972 dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1972 telah diadakan peninjauan kembali serta penegasan tugas

670

Page 29:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

pokok serta fungsi Kantor Urusan Pegawai yang diubah pula namanya menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). I

Berbagai penyempurnaan institusionil juga dilakukan dibi - dang aparatur pengerahan penerimaan negara. Hal ini teruta- ma mengenai bidang perpajakan Kecuali perbaikan sistim dan tatacara penyelenggaraan perpajakan juga disempurnakan or-ganisasi dan administrasi perpajakan. Hal ini dilakukan antara lain dengan Keputusan Presiden No. 2 tahun 1971 tentang Pe-robahan dan atau penambahan truktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada Departemen Keuangan. Hal yang kurang lebih sama dilakukan dibidang Bea Cukai. Kecuali itu suatu sis- tim administrasi tarif baru dinyatakan berlaku sejak akhir ta- hun 1972 yaitu sistim klasifikasi Brussel (Brussel Tarif No -menclature).

Tentang pemerintah daerah serta hubungan antara pemerin tah pusat dan pemerintah daerah beberapa hal penting dapat dikemukakan.

Kedudukan Gubernur/Kepala Daerah telah lebih ditegaskan sebagai administratur pembangunan didaerah. Gubernur/Ke- pala Daerah juga turut bertanggung jawab atas kelancaran proyek-proyek dan kegiatan usaha pembangunan (Nasional dan Daerah) yang berada didaerahnya masing-masing. Hal ini telah dinyatakan dalam briefing Presiden kepada para Guber- nur pada tahun 1967. Juga didalam Instruksi Presiden No. 05 tahun 1967.

Dengan Instruksi Presidium Kabinet AMPERA No. 48 tahun 1967 telah diadakan penertiban dan penyederhanaan instansi -instansi vertikal pemerintah pusat yang ada didaerah. Dengan Undang-undang No. 9 tahun 1967 telah dibentuk Propinsi Beng -kulu, kemudian dengan Undang-undang No. 4 tahun 1968 telah dibentuk Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dan se -lanjutnya dengan Undang-undang No. 12 tahun 1969 telah di -bentuk Propinsi Otonom Irian Jaya dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Jaya. Pembentukan Propinsi dan

671

Page 30:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Kabupaten tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan Ke-tetapan MPRS No. XXI/MPRS/1966 tentang pemberian oto- nomi seluas-luasnya kepada Daerah.

Masalah effisiensi dan penegasan serta pelaksanaan fungsi badan-badan/lembaga-lembaga pemerintah ditanggapi dalam tahun 1973 dengan suatu penelitian berbagai Departemen-departemen dan Lembaga-lembaga pemerintah mengenai ru- musan tugas pokok serta fungsi, struktur organisasi, hubungan kerja (termasuk penegasan fungsi Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal), instansi-instansi vertikal didaerah, per - wakilan diluar negeri dan badan-badan ekonomi khususnya perusahaan-perusahaan negara dalam lingkungan suatu orga- nisasi pemerintah. Hasil daripada penelitian dan penelaahan ini akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan hal-hal seperti tersebut dalam tujuan penelitian itu dari Depar -temen-departemen/Lembaga-lembaga pemerintah. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara ber-samia-.sama dengan Departemen-departemen maupun Lembaga-lembaga Pemerintah yang diteliti, dengan koordinasi MENPAN selaku Ketua Sektor „P”.

4. Penyempurnaan tata hubun;gan kerja antara berbagai lembaga.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan tata hubungan kerja diantara lembaga-lembaga negara dan badan- badan pemerintah hingga tugas pemerintahan dapat terlak- sana dengan lebih baik. Tata hubungan kerja dapat menyang- kut antara lembaga-lembaga negara tertinggi dan antara Lem- baga-lembaga negara tersebut dengan pemerintah atau badan- badan pemerintahan, ada pula tata hubungan kerja yang disem -purnakan dengan maksud melancarkan proses perencanaan dan pengendalian operasionil pembangunan. Hal yang juga penting lainnya dibidang ini adalah penyusunan keserasian tata hu - bungan kerja antara lembaga/badan pemerintahan guna me- nunjang pelaksanaan suatu program usaha yang merupakan

672

Page 31:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

prioritas dalam pembangunan. Dan yang terakhir terdapat ber-bagai masalah penyempurnaan tata hubungan kerja yang menjangkut hubungan koordinasi institusionil dan keserasian prosedur-prosedur dibidang pelaksanaan anggaran pembangun- an, penanaman modal, kredit investasi, bantuan luar negeri dan lain-lain.

Tetang masalah yang pertama dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut.

Kerjasama antara pemerintah dan DPR telah dapat terus menerus ditingkatkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan da- lam Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini khususnya dilaksana - kan dibidang pemrosesan anggaran pendapatan dan belanja negara.

Dari Dewan Pertimbangan Agung pemerintah senantiasa mendapatkan bahan-bahan pertimbangan yang bermanfaat me-ngenai berbagai masalah penting. Dan ini telah menjadi bahan bagi penyempurnaan-penyempurnaan oleh pemerintah. Dari an-taranya dapat dikemukakan pendapat yang sangat berharga yang diterima pemerintah dari Komisi IV yang dibentuk dari DPA pada tahun 1970 dalam rangka pemberantasan korupsi.

Keserasian usaha dan kebijaksanaan pada tingkat pemerin- tahan tertinggi dilakukan didalam rapat-rapat Kabinet dan De- wan Stabilisasi Ekonomi Nasional.

Supaya terdapat koordinasi yang lebih baik antara badan- badan pemerintah pusat, badan-badan vertikal pusat di daerah dan aparatur pemerintah daerah sendiri dalam rangka peren- canaan dan pelaksanaan pembangunan (termasuk evaluasi dan pengawasan), maka telah diadakan pedoman hubungan kerja dan tanggung jawab aparatur tingkat pusat dan daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yaitu dengan In -struksi Presiden No. 4 tahun 1969.

Dalam rangka pengendalian operasionil ini sesungguhnya telah pula dikeluarkan tatacara koordinasi pelaksanaan pem-

673

310383-(43).

Page 32:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan
Page 33:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

bangunan dalam Keputusan Presiden No. 16 tahun 1968 yang diperbaharui dengan Keppres No. 199 tahun 1968 dan kemu- dian diubah dengan. Keppres No. 18 tahun 1969.

Mengenai tata hubungan kerja dalam proses perencanaan pembangunan, kecuali penyempurnaan badan perencanaan pusat seperti telah disebutkan terdahulu dilakukan pula pem -bentukan dan peningkatan dari pada unit-unit perencanaan pada Departemen-departemen/lembaga-lembaga operasionil. Berbagai usaha juga telah dilakukan untuk membentuk unit - unit perencanaan pada pemerintah daerah.

Dalam proses perencanaan dan penyusunan anggaran terus menerus ditingkatkan kerjasama antara Bappenas dan Depar-temen Keuangan cq. Dimektorat Jenderal Anggaran serta unit- unit perencanaan/keuangan dari Departemen-departemen/Lem-baga-lembaga operasionil. Hal ini penting terutama dalam rangka pengembangan perencanaan operasionil tahunan khususnya dalam rangka perencanaan pragram-program serta proyek-proyek pembangunan serta anggaran untuk suatu tahun tertentu.

Mengenai tata hubungan yang menyangkut pengaturan koordinasi institusionil dan keserasian prosedur-presedur dari program-program usaha pembangunan yang memperoleh prio- ritas dapat dikemukakan beberapa hal yang penting.

Salah satu sektor yang mendapatkan perbaikan-perbaikan cukup fundamentil adalah di bidang administrasi perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dan di bidang administrasi lalu lintas devisa. Rangkaian peraturan-peraturan 28 Juli 1967 dan selanjutnya rangkaian peraturan 17 April 1970 dan 10 Desember 1970 merupakan penyempurnaan-penyempurnaan yang bersifat adminiatratif. Pada pokoknya intipati perubahan ialah dimana pemerintah mengurangi cara-cara penyeleng-garaan/pengurusan yang langsung, menghilangkan monopoli, mengurangi mata rantai institusionil yang redundan dan berbagai kebijaksanaan yang merangsang dengan mengguna-

674

Page 34:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

kan mekanisme pasaran sebagai alat pengarah kegiatan. Tujuannya ialah supaya penyelenggaraan ekspor lebih lancar dan meningkat dan menjadi lebil sehatnya kamposisi impor. Demikian pula penyederhanaan sistim nilai penukaran valuta asing dan administrasinya. Matarantai institusionil yang harus dilampaui di bidang ekspor berkurang banyak. Rejim devisa dapat dilepaskan.

Dalam perbaikan sistim perdagangan luar negeri yang ber- sifat menyeluruh ini kecuali adanya perbaikan-perbaikan dalam kebijaksanaan (yang bersifat merangsang dan dikait - kan secara konsisten dengan kebijaksanaan terhadap berbagai sektor pembangunan lainnya) telah pula disusun penyempur- naan institusionil dan prosedur-prpsedur pelaksanaannya yang perlu ditempuh dalam melakukan ekspor dan impor tersebut.

Contoh perbaikan administrasi inu menunjukkan approach administrasi pembangunan dalam praktek.

Penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusionil maupun proseduril secara terus menerus juga dilakukan di bidang penyelenggaraan intensifikasi per- tanian dengan program Bimas. Disini diserasikan kemampuan dan inisiatif berorganisasi para petani, penyuluhan pertanian, penyaluran dan penyediaan berbagai bahan-bahan seperti pupuk, pestisida dan lain-lain, penyediaan dan administrasi kredit melalui Bank Rakyat Indonesia. Dan akhir-akhir ini sedang diperkembangkan pula Badan Usaha Unit Desa seba- gai bentuk organisasi ekonomi petani guna menampung kegiatan-kegiatan dalam rangka program Bimas. Pengaruh dari pada program ini bukan saja meningkatkan. produksi pertanian ataupun cara-cara bertani yang lebih maju dengan menggunakan alat-alat maupun bahan-bahan, tetapi juga merupakan suatu kemajuan dalam tata cara penyelenggaraan yaitu misalnya diintrodusirnya sistim perbankan mengganti ijon, dan cara mengkalkulasi serta penghitungan-perhitungan yang lebih maju.

675

Page 35:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Namun demikian pengamatan dan penyempurnaan dibidang ini masih harus secara terus menerus ditingkatkan. Karena berbagai keyakinan masih menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan didalam pelaksanaannya.

Sektor lain yang memperoleh perhatian penyempurnaan administrasi penyelenggaraannya ialah dalam lapangan pro- gram Keluarga Berencana. Program meliputi kegiatan dari berbagai badan dan lembaga pemerintah dan bahkan kegiatan-kegiatan usaha swasta. Koordinasi penyelenggaraan serta keserasian kebijaksanaan dilakukan melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 8/1970.

Penyempurnaan tata hubungan kerja juga dilakukan untuk lebih menertibkan sistim pengelolaan pelabuhan-pelabuhan. Hal ini dimulai dengan adanya penertiban pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan dari penertiban terutama adalah pengamanan pemasukan keuangan negara. Dengan Keputusan Presiden No. 61 tahun 1971 telah dibentuk Team Penertiban Pelabuhan Tanjung Priok. Team ini telah mendekati permasalahan secara interdepartemental untuk memecahkan berbagai masalah pela- buhan tersebut. Banyak hambatan-hambatan telah dapat diatasi sebagai hasil kerja team. Tugas team tersebut kemudian diperluas dengan penertiban terhadap pelabuhan- pelabuhan Belawan, Palembang, Semarang, Tanjung Perak/ Surabaya, Ujung Pandang, Bitung dan pelabuhan-pelabuhan penting lainnya yang dianggap perlu. Perluasan tugas team tersebut diatur dengan. Keputtusan Presiden No. 92/1972, sedangkan nama Team Penertiban Pelabuhan. Tanjung Priok dirubah menjadi Team Penertiban Pelabuhan-pelabuhan.

Golongan penyempurnaan tata hubungan kerja yang ke- empat adalah mengenai penyempurnaan tata hubungan kerja di bidang pelaksanaan anggaran pembangunan, penanaman modal, penyediaan kredit investasi, administrasi bantuan luar negeri dan lain-lain.

676

Page 36:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Hal-hal ini merupakan sarana bagi kelancaran pelaksanaan pembangunan bidang bidang lainnya.

Sejak tahun 1967 telah diadakan berbagai perbaikan yang substansil dalam administrasi pembiayaan pembangunan dan pengawasan keuangan negara. Penyediaan anggaran pemba-ngunan termasuk anggaran pembangunan kepada sektor per -bankan ditingkatkan kearah orientasi kepada program. Dan sejak tahun anggaran 1969/1970 klasifikasi penyediaan ang- garan pembangunan tidak lagi secara departemental melainkan secara fungsionil yaitu menurut program yang akan dilakukan. Dan penentuan program ini disesuaikan pula dengan sasaran -sasaran dan prioritas-prioritas dari pada Repelita. Penyediaan biaya yang berorientasi kepada program diperinci dalam biaya-biaya sesuatu proyek yang menjadi bagian dari suatu program tertentu.

Disini bertemu proses perencanaan proyek dengan proses penyusunan anggaran pembangunan. Penyediaan biaya untuk suatu proyek perlu dilakukan atas dasar suatu rencana kerja yang jelas. Rencana kerja proyek ini dituangkan dalam Daftar Isian Proyek (DIP) dan harus disetujui bersama oleh Bappenas dan Departemen Keuangan.

Tata cara kerja dalam pemrosesannya, jadwal waktu kerja, bentuk program kerja proyek (DIP) telah mengalami penyem-purnaan secara terus-menerus.

Supaya terdapat ketentuan dan kesesuaian dalam pelak- sanaan anggaran belanja negara prosedur di bidang ini juga telah mengalami penyempurnaan secara terus-menerus. Kepu -tusan Presiden No. 132 tahun 1968 diganti dengan Keputusan Presiden No. 33 tahun 1969 kemudian disempurnakan dalam Keputusan Presiden No. 24 tahun 1970, seterusnya dengan Keputusan Presiden No. 14 tahun 1971 dan dewasa ini dengan Keputusan Presiden No. 28 tahun 1972.

Pada intinya selalu diperhatikan keseimbangan antara kelan-caran pelaksanaan kegiatan fisik dan pembiayaan sesuatu

677

Page 37:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

proyek dengan tetap terjamin adanya pengawasan menghindari kebocoran-kebocoran.

Hal yang sama juga dilakukan mengenai tata hubungam kerja dan prosedur-prosedur di bidang penanaman modal dalam ne- geri maupun asing. Dewasa ini sedang dilakukan suatu peneli- tian untuk menyempurnakan lagi koordinasi institusionil serta prosedur-prosedur dibidang ini.

Berbagai usaha juga secara terus menerus dilakukan untuk menyempurnakan keserasian tata hubungan kerja, prosedur-prosedur termasuk persyaratan-persyaratan di bidang penya- luran kredit dan bantuan luar negeri serta kredit investasi.

5. Penyempurnaan dibidang kepegawaian.Masalah-masalah dan usaha penyempurnaan kepegawaian ne-

gara meliputi berbagai bidang seperti perubahan orientasi ke - arah sikap dan sifat pelayanan terhadap masyarakat, penyem-purnaan di bidang penentuan kebutuhan (formasi) dari pegawai untuk suatu unit atau bidang kegiatan pemerintah tertentu, hal ini erat hubungannya dengan masalah komposisi pegawai negeri dan masalah-masalah pengadaan (recruitment). Kecuali itu perlu disempurnakan pembinaan karir dan cara-cara peni - laian kerja (performance rating) peningkatan mutu melalui program pendidikan dan latihan yang effisien, penyempurnaan system penggajian yang lebih berorientasi kepada prestasi, masalah pemensiunan, yaitu dalam sistim pemberian pensiun yang lebih adil serta, cara yang lebih mudah. Demikian pula perlu secara terus menerus diusahakan penyempurnaan dan pe-nertiban administrasi kepegawaian serta peraturan perundang-undangan.

Segala hal yang disebut itu ialah dalam rangka pembinaan sistim karir bagi kepegawaian negara yang dihubungkan sistim jasa (merrit system), yaitu orientasi kepada penghargaan atas dasar pretasi kerja.

Perbaikan-perbaikan di bidang kepegawa ian juga telah dilaku-kan oleh karena merupakan perencana dan pelaksana daripada

678

I

Page 38:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

pembangunan. Undang-undang Pokok Kepegawaian No. 18/1961 pada waktu ini sedang diusahakan perubahan dan penyempur -naannya. Suatu Rencana Undang-undang untuk itu sedang di-siapkan, yaitu Rancangan Undang-undang tentang ketentuan Pokok Kepegawaian Negeri.

Dapat dimasukkan dalam rangka ini ialah pencabutan Pera- turan Presiden No. 2/1959 dengan dikeluarkannya Undang- undang No. 2/1970 serta peraturan pelaksanaannya berupa Peraturan Pemerintah No. No. 6/1970 tentang pengaturan ke-hidupan politik pejabat-pejabat negara dalam rangka pembi- naan sistim kepegawaian negeri Republik Indonesia.

Datam usaha untuk membina dan menjamin adanya pegawai-pegawai yang berkemampuan tinggi, bersih, berwibawa serta setia kepada Falsafah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Pemerintah dan Halluan Negara dan Program-programnya, te- lah dibentuk KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KORPRI)) dengan Keputusan Presiden No. 82 tahun 1971. KORPRI adalah satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh pegawai Republik Indonesia diluar kedinasan, gana lebih meningkatkan pengabdiannya dalam mengisi kemer-dekaan dan pelaksanaan pembangunan.

Tentang masalah formasi kepegawaian negeri pada tahun- tahun 1967, 1968 telah dilakukan berbagai. usaha sepertii keten -tuan tentang pendaya-gunaan pegawai, penyusunan DSPP (Daf- tar susunan pegawai dan Peralatan) serta pembentukan Team Kerja Kepegawaian.

Penentuan formasi kepegawaian pada waktu yang lampau selalu terlambat sekali keluar penetapannya. Untuk tahun 1972/ 1973 formasi kepegawaian negeri bagi masing-masing Departe -men dan Lembaga pemerintah telah dapat ditetapkan secara lebih pagi yaitu pada bulan Mei 1972. Penentuan formasi dise-rasikan dengan anggaran belanja kepegawaian dan tidak lagi hanya mengikuti anggaran belanja. Memang harus diakui bah- wa dalam penetapan formasi belum dapat dilaksanakan ber- dasar norma-norma penentuan pegawai negeri yang disusun

Page 39:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

679

Page 40:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

secara rasioni1 berdasar jenis, sifat dan volume pekerjaan yang dibebankan kepada masing-masing satuan organisasi lembaga pemerintah. Sekarang sedang dilakukan suatu penelitian ten- tang kriteria-kriteria formasi yang rasionil tersebut.

Langkah-langkah yang diambil mengenai soal komposisi dan pengadaan kepegawaian pada tahun 1971/1972 dan 1972/1973 telah menunjukkan adanya perubahan kenaikan prosentase pada Golongan II, Golongan III dan Golongan IV, sedangkan Golong- an I menurun. Kecenderungan ini menggambarkan perkembang- an yang lebih baik, (Lihat Tabel XVIII - 1).

Pada tahun 1972/1973 telah dimulai sistim Daftar Isian Ke- giatan (DIK) dalam penyusunan anggaran rutin. Hal ini di -maksudkan juga supaya penentuan kebutuhan pegawai dapat dilakukan secara lebih rasionil.

Untuk lebih merasionilkan formasi dan komposisi kepegawai - an pada tahun 1972 telah diadakan ketentuan-ketentuan dibi- dang pengadaan (recruitment) yaitu penerimaan pegawai di -utamakan pada golongan II dan golongan III (sarjana-sarjana) serta untuk sektor-sektor yang memang benar-benar perlu ter -masuk untuk guru-guru. Dengan tekanan penerimaan pada tenaga sarjana dimaksudkan pula untuk meningkatkan mutu kepegawaian.

Mengenai pendidikan dan latihan pegawai negeri telah di- adakan penelitian-penelitian untuk menyempurnakan tata pe -nyelenggaraannya sehingga lebih effisien dan efektif.

Berdasar Keputusan Presiden No. 5 tahun 1971, kemudian lebih ditegaskan lagi dalam Keputusan Presiden No. 34 tahun 1972, telah dilakukan perbaikan tentang tugas koordinasi dan tanggung jawab di bidang pendidikan dan latihan khususnya bagi pegawai negeri. Tugas tersebut dibebankan kepada Lem- baga Administrasi Negara. Pendidikan dan latihan pegawai negeri kini dilihat juga dari seluruh proses administrasi kepe -gawaian yaitu sejak penerimaan, penempatan, pendidikan dan latihan, promosi, pensiun dan pemberhentian. Pendidikan dan latihan kepegawaian meliputi pendidikan, preservice training, in service training dan perencanaan bea-siswa.

Page 41:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

680

Page 42:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Tabe1 XVIII - 1.

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEGAWAI NEGERI SIPIL

1969 – 1972

Golongan F O R M A S I P E R B A N D I N G A N *)

Gaji 31-3-1969 31-3-1970 31-3-1971 31-3-1972 31-12-1972 31-3-1969 31-3-1970 31-3-1971 31-3-1972 31-12-1972IV 3.613 3.812 4.203 4.394 4.774 0,7 0,7 0,8 0,8 0,9

III 37.659 38.748 46.540 44.680 51.605 7,2 7,3 8,7 8,3 9,5

II 197.795 199.486 204.874 229.502 242.428 38 38 38,4 43 43,7

I 281.525 282.093 277.771 256.118 243.473 54,1 54 52,1 47,9 45,9

Jumlah 520.592 524.139 533.388 534.694 542.280 100% 100% 100% 100% 100%

Catatan :Angka-angka tersebut diatas adalah berdasarkan laporan yang diterima dari masing-masing Departemen/Lembaga non-Dep./Sekretariat Lembaga2 Negara.

*) % dari jumlah pegawai pada tahun yang bersangkutan.

681

Page 43:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

GRAFIK VIII – 1

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEGAWAI NEGERI SIPIL.1969 – 1972

Page 44:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

682

Page 45:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Dua program pendidikan dan latihan kepegawaian yang pen- ting dan juga telah digariskan dalam Repelita Pertama (BAB X) dapat dikemukakan sebagai berikut :1) Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA). Ini di -

maksudkan untuk pembinaan kemampuan administrasi dan management tingkat tinggi bagi pejabat-pejabat pimpinan. Dan dikemudian hari penataran ini menjadi persyaratan bagi promosi.

2) Program Perencanaan Nasional yang dimaksudkan untuk menciptakan perencana-perencana (dalam arti luas), dengan memberikan pengetahuan dasar dan berbagai tehnik yang diperlukan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pemba-ngunan.

Mengenai masalah gaji terdapat dua unsur usaha penyempur- naan, yaitu perbaikan dan penyempurnaan dalam sistim penye - diaan gaji serta usaha secara bertahap menaikkan tingkat ke -sejahteraan pegawai. Di lain pihak terdapat suatu faktor pem - batas yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk gaji dan upah pegawai negeri. Terutama jika dilihat sebagai bagian dari selu - ruh anggaran belanja negara.

Sejak tahun 1967 telah dilakukan beberapa kali kenaikan- kenaikan gaji, tambahan gaji bulan ke 13 dan ke 14 untuk tahun 1969, dan untuk tahun 1970 telah diberikan suatu tambahan penghasilan dalam bentuk tunjangan kerja sebesar 50 prosen sebulan dari jumlah penerimaan gaji sebelumnya. Kecuali itu de- ngan lebih terdapatnya stabilitas dalam harga-harga juga me- rupakan kenaikan terhadap nilai riil gaji. Perbaikan-perbaikan penerimaan pensiun juga terus dilakukan.

Mengenai gaji ini telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1967 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia tahun 1968 (PGPS 1968). Sebagai usaha pe-nyempurnaan terhadap peraturan-peraturan sebelumnya. Ke- cuali itu telah pula dikeluarkan Undang-undang No. 11 tahun 1969 tentang Pensiun-Pegawai dan Pensiun-Janda/Duda Pega- wai.

Page 46:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

683

Page 47:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Usaha menyempurnakan secara marginal penyediaan gaji su- paya lebih berorientasi kepada prestasi dikaitkan sekaligus de- ngan pemberian kanaikan gaji bagi para pegawai negeri. Hal ini dilakukan pada pemberian kenaikan gaji 1 April 1972 yaitu se-besar 100 prosen dari gaji pokok mereka, dengan tambahan gaji minimum sebesar Rp. 1.000,-.

Pada tahun 1973 juga akan dilakukan perbaikan-perbaikan. Khususnya dalam pemberian kenaikan gaji yang akan berlaku mulai tanggal 1 April 1973. Cara seperti yang telah dilaksana- kan pada tahun 1972 kembali dipakai yaitu dengan memberikan tunjangan tambahan sebesar 100 prosen-dari gaji pokok. Peru-bahan yang marginal lagi dalam sistim penyediaan gaji ini akan dilakukan dengan membatasi jumlah tunjangan anak sampai 3 yang berlaku bagi kelahiran baru sejak dimulainya peraturan tersebut.

Dengan Instruksi Presiden No. 12 tahun 1970 telah diputuskan bahwa para pegawai negeri sipvl yang pada tanggal 1 Juli 1971 telah mencapai umur 56 tahun diberhentikan dengan hor mat dengan mendapat hak pensiun.

Dengan dasar UU No. 11 tahun 1969 telah dapat diadakan perbaikan pemberian pensiun.

Sampai dengan akhir Januari 1973 dari sejumlah 221.059 pen-siunan telah diselesaikan penyesuaian pensiunannya sejumlah 218.796 pensiunan. Untuk meningkatkan pemrosesan pensiun yang didesentralisir pada tahun 1972 telah pula diselenggarakan penataran bagi pejabat-pejabat yang mengurus soal pensiun.

Masalah laun yang terus menerus diperlukan penyempurnaan- nya adalah dibidang penertiban administrasi kepegawaian. Ten- tang hal ini dapat dikemukakan bahwa mengenai pengumpulan data kepegawaian perorangan hasil yang dicapai pada tanggal 31 Maret 1972 meliputi 337.374 pegawai, atau kira-kira 60 pro- sen dari jumlah seluruh pegawai pemerintah pusat. Dari data- data ini kini telah terdapat gambaran keadaan pegawai menurut susunan umur, pendidikan, kelamin dan lain-lain. Dari peneliti-

Page 48:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

684

Page 49:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

an-penelitian tentang angka-angka pegawai pemerintah pusat terdapat angka-angka sebagai berikut: 531.126 pegawai peme-rintah pusat, 5.229 pegawai pemerintah pusat di Irian Jaya, dan kurang lebih 34.000 pegawai pemerintah pusat yang diper-bantukan pada daerah-daerah otonom. Namun demikian angka -angka tersebut masih perlu diteliti kembali. Pada tahun 1972 dilakukan penertiban-penertiban tentang administrasi kepega-waian ini antara lain di Departemen Agama.

Demikian pula diusahakan penegasan pengdinasan pegawai -pegawai yang di Irian Jaya.

Pada tahun 1973 akan diselenggarakan suatu sensus kepega-waian yang secara bertahap akan dilakukan menyeluruh. Hal ini dapat disebutkan sebagai suatu usaha besar di bidang kepega-waian negeri.

6. Perusahaan-perusahaan negara.Penertiban dan penyempurnaan organisasi dan management

Perusahaan-perusahaan Negara ditujukan agar Perusahaan- perusahaan Negara tidak lagi menjadi beban pemerintah.

Kecuali itu diusahakan meningkatkan effisiensi kerjanya de -ngan memberikan otonomi operasionil yang lebih besar kepada perusahaan-perusahaan dan memberikan dasar-dasar hukum yang lebih sesuai dengan sifat usaha perusahaan-perusahaan tersebut. Yaitu misalnya PT-PT bagi perusahaan yang sifatnya komersiil.

Pada tahun 1967 dengan Instruksi Presiden No. 17 tahun 1967 telah dimulai langkah-langkah persiapan untuk menertibkan dan manyederhanakan setiap usaha-usaha negara kearah tiga bentuk pokok usaha negara, ialah : Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan. Kemudian dikeluarkan Ins-truksi Presiden No. 18 tahun 1967 tentang Inventarisasi Keka-yaan Perusahaan-Perusahaan Negara.

Kemudian dengan Perpu No. 1 tahun 1969 yo Undang-un-dang No. 9 tahun 1969 (UU No. 9 tahun 1969, tentang Pene-

685

Page 50:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

tapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang-Undang) ditetapkan bahwa usaha-usaha negara ber- bentuk perusahaam dibedakan dalam: Perusahaan Jawatan (Perjan) yang tunduk kepada IBW (Undang-undang Perusa- haan Indonesia jaman Belanda), Perusahaan Umum (Perum) yang tunduk kepada Undang-undang No. 19 Prp. tahun 1960 dan Perusahaan Perseroan (Persero) yang tunduk kepada KUHP (seperti yang telah diubah dan ditambah).

Dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 diberikan ketentuan-ketentuan pengalihan bentuk Perusahaan Negara (PN) menjadi Persero. Dengan Keputusan Presiden No. 64 tahun 1969 telah dibentuk Team Penilaian Pengalihan bentuk Perusahaan Negara menjadi Persero.

Pada bulan Maret 1972 dari 139 PN maka yang diusulkan untuk menjadi Persero sejumlah 93 dan yang kemudian telah disetujui berjumlah 68. Diantaranya untuk 57 perusahaan telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah mengenai pembentuk-annya. Disamping itu 21 PT Negara menurut ketentuan Per- aturan Pemerintah No. 12 tahun 1969, telah pula dijadikan Persero. Semua ini menunjukkan kegiatan usaha untuk mem-percepat pengalihan PN yang sifatnya komersiil menjadi Per - sero-persero.

Untuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di - atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan ne - gara serta penggunaan dana-dana dan laba dari saham negara, maka telah direorganisir Direktorat Jenderal Moneter pada Departemen Keuangan untuk lebih dapat menampung masa- lah-masalah tersebut.

Pada tahun 1971 telah lebihh dapat ditertibkan landasan hu -kumnya PN PERTAMINA dengan diundangkannya UU No. 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.

686

Page 51:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Dalam rangka penyempurnaan KUHD telah dapat diselesai - kan Undang-undang No. 4 tahun 1971 yang menghapuskan pembatasan hak persero dalam Perseroan-perseroan.

7. Pengawasan dan penertiban-penertiban administrasi.Berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah telah diambil

untuk menyempurnakan cara-cara pengawasan secara lebih efektif.

Penempatan kembali Badan Pengawas Keuangan sesuai de-ngan fungsinya, dan peningkatan fungsi Dirjen Pengawasan Keuangan Negara dari Departemen Keuangan merupakan usaha-usaha dalam rangka itu. Untuk pelaksanaan pengawas- an bagi masing-masing Departemen ditegaskan fungsi dari pada Inspektur-inspektur Jenderal. Dengan itu dimaksudkan dapat lebih ditertibkan administrasi dari kegiatan penyim- panan-penyimpanan.

Kecuali itu cara kerja atas dasar-dasar standard-standard tertentu dan rencana-rencana yang lebih rapi merupakan pula sarana pengawasan. Sistim DIP dan DIK, berbagai standar- disasi pekerjaan maupun barang merupakan alat-alat peng-awasan pendahuluan.

Kecuali itu pula dikeluarkan ketentuan-ketentuan pengawas- an mengenai pengurusan barang-barang inventaris dalam Ins-truksi Presiden No. 69 tahun 1970 dan inventarisasi barang-barang milik negara/kekayaan negara dengan Instruksi Presiden No. 3 tahun 1971.

Kecuali itu berbagai prosedur mengenai keharusan tender, cara pelelangan dan lain-lain terus disempurnakan.

Bagi para pejabat-pejabat tinggi dan pejabat teras lainnya diwajibkan untuk melakukan pendaftaran kekayaan pribadi secara berkala, dan pelunasan kewajiban membayar pajaknya masing-masing.

Usaha-usaha lain adalah penertiban-penertiban terhadap hu-tang-hutang kepada negara oleh perusahaan/badan-badan dan perorangan yang dilakukan oleh Team Penertiban Keuangan

687

Page 52:  · Web viewUntuk menyelenggarakan administrasi hal-hal tersebut di- atas, lebih-lebih karena menyangkut penggunaan dana-dana yang disisihkan sebagian atau seluruhnya dari kekayaan

Negara (Pekuneg). Mengingat kebijaksanaan Pemerintah da- lam pengamanan dan penertiban keuangan negara telah dapat dituangkan dalam berbagai keputusan dan instruksi yang pe -laksanaannya serta koordinasinya dipertanggung-jawabkan secara fungsionil kepada Menteri-menteri dan Pimpinan Lem- baga Pemerintah yang bersangkutan, menurut bidangnya ma- sing-masing, maka Team PEKUNEG diangg.ap telah selesai tugasnya dan dibubarkan berdasarkan Keputusan Presiden No. 3 tahun 1973.

Team Pemberantasan Korupsi telah dibentuk untuk me- nanggapi masalah-masalah penyelewengan. Pada tahun 1970 juga telah dibentuk Komisi IV oleh Pemerintah dan meng- angkat Dr. Moh. Hatta sebagai penasehat Presiden untuk ma- salah korupsi. Laporan Komisi IV telah disampaikan kepada pemerintah. Dalam laporan diusulkan berbagai kegiatan pre- ventip dan represip untuk menanggulangi dan mengurangi masalah-masalah korupsi.

Telah pula disahkan Undang-undang No. 3 tahun 1971 ten- tang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dibidang kepe -gawaian penertiban-penertiban dilakukan dalam rangka Team Screening yang dibentuk atas dasar S.K. Pangkopkamtib No. 028/1968 yo S.K. Pangkopkamtib No. 010 tahun 1969. Tugas Team Screening adalah penertiban/pembersihan per - sonil apparatur pemerintah/negara terhadap G. 30 S./PKI.

Dalam rangka penertiban administrasi pegawai telah pula dilakukan tindakan dibidang kepegawaian di Departemen Aga- ma dan Departemen Keuangan.

668