irasakita.files.wordpress.com€¦  · web viewsrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan...

16
TUGAS SENI TARI TARIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun Oleh : Atika Sari 8B/07 SMP N 01 WONOSOBO RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL JL.PEMUDA NO.7 TELP (0286) 321012 / FAX (0286) 324970 WONOSOBO 56311 WEBSITE: http://www.smp1wonosobo.sch.id

Upload: others

Post on 05-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

TUGAS SENI TARITARIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun Oleh : Atika Sari 8B/07

SMP N 01 WONOSOBO

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

JL.PEMUDA NO.7 TELP (0286) 321012 / FAX (0286) 324970 WONOSOBO 56311

WEBSITE: http://www.smp1wonosobo.sch.id

EMAIL : [email protected]

Page 2: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

1. Tari Serimpi (Tunggal Putri)

Tari Serimpi adalah sebuah tari tradisional Jawa Tengah yang diciptakan oleh Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820.Nama tarian ini sendiri pernah beberapa kali diubah oleh para sultan di Surakarta, sejalan dengan perkembangan sejarah: Tari Srimpi Sangupati (srimpi bekal untuk mati), Tari Srimpi Sangapati (srimpi bekal menjadi raja).Tarian ini biasanya dilakukan oleh dua orang perempuan dan diiringi oleh gamelan jawa. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai, merupakan ciri khas dari tari Serimpi.

2.Beksan Srikandhi-Suradewati (Pasangan Putri)Beksan ini merupakan salah satu tari klasik asal Yogyakarta yang cerita di dalamnya diambil dari Serat Mahabharata. Tari ini menceritakan tentang peperangan antara Dewi Srikandhi dan Dewi Suradewati. Suradewati merupakan adik dari Prabu Dasalengkara yang menginginkan Dewi Siti Sendari sebagai istrinya. Namun pada kenyataannya Dewi Siti Sendari telah terlebih dahulu dijodohkan dengan Raden Abimanyu.

Page 3: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Suradewati yang diutus oleh kakaknya untuk meminang Dewi Siti Sendari akhirnya berseteru dengan Dewi Srikandhi yang berada di pihak Raden Abimanyu. Akhirnya dalam peperangan tersebut Dewi Srikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.

Gambar diambil dari galeri UKM SwagayugamaModel : Widyaretna Suryaguritna dan Widyaretna Suryalaksita

3. Tarian srimpi sangopati (Kelompok putri-putri)

Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah sebutan bagi calon pengganti raja.

Ketika Pakubuwono IX memerintah kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1861-1893, beliau berkenaan merubah nama Sangapati menjadi Sangupati.

Page 4: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Hal ini dilakukan berkaitan dengan suatu peristiwa yang terjadi di masa pemerintahan beliau yaitu pemerintah Kolonial Belanda memaksa kepada Pakubuwono IX agar mau menyerahkan tanah pesisir pulau Jawa kepada Belanda. Disaat pertemuan perundingan masalah tersebut Pakubuwono IX menjamu para tamu Belanda dengan pertunjukan tarian srimpi sangopatiSesungguhnya sajian tarian srimpi tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sebuah hiburan semata, akan tetapi sesungguhnya sajian tersebut dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian Belanda, karena kata sangopati itu berarti bekal untuk mati. Oleh sebab itu pistol-pistol yang dipakai untuk menari sesungguhnya diisi dengan peluru yang sebenarnya. Ini dimaksudkan apabila kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan jiwanya. Maka ini tampak jelas dalam pemakaian “sampir” warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.Pakubuwono IX terkenal sebagai raja amat berani dalam menentang pemerintahan Kolonial Belanda sebagai penguasa wilayah Indonesia ketika itu.

Sebetulnya sikap berani menentang Belanda dilandaskan atas peristiwa yang menyebabkan kematian ayahnya yaitu Pakubuwono VI (pahlawan nasional Indonesia) yang meninggal akibat hukuman mati ditembak Belanda saat menjalani hukuman dibuang keluar pulau Jawa saat Pakubuwono VI meninggal Pakubuwono IX yang seharusnya menggantikan menjadi raja saat itu masih berada didalam kandungan ibunda prameswari GKR Ageng disebabkan masih dalam kandungan usia 3 bulan maka setelah Pakubuwono ke VI meninggal yang menjadi raja Pakubuwono VII adalah paman Pakubuwono IX ketika Pakubuwono VII meninggal yang menggantikan kedudukan sebagai raja adalah paman Pakubuwono IX sebagai Pakubuwono VII. Baru setelah Pakubuwono VIII meninggal Pakubuwono menuruskan IX meneruskan tahta kerajaan ayahandanya Pakubuwono VI sebagai raja yang ketika itu beliau berusia 31 tahun.Setelah Pakubuwono IX meninggal 1893 dalam usia 64 tahun beliau digantikan putranya Pakubuwono X atas kehendak Pakubuwono X inilah tarian Srimpi Sangupati yang telah diganti nama oleh ayahanda Pakubuwono IX menjadi srimpi Sangapati , dengan maksud agar semua perbuatan maupun tingkah laku manusia hendaknya selalu ditunjukkan untuk menciptakan dan memelihara keselamatan maupun kesejahteraan bagi kehidupan. Hal ini nampak tercermin dalam makna simbolis dari tarian srimpi sangopati yang sesungguhnya menggambarkan dengan jalan mengalahkan hawa nafsu yang selalu menyertai manusia dan berusaha untuk saling menang menguasai manusia itu sendiri.

Salah satu kekayaan Keraton kasunanan Surakarta ini tengah diupayakan konservasinya adalah berbagai jenis tarian yang sering menghiasi dan menjadi hiburan pada berbagai acara yang digelar di lingkungan keraton. Dari berbagai jenis tarian tersebut yang terkenal sampai saat ini adalah tari Serimpi Sangupati. Penamaan Sangupati sendiri ternyata merupakan salah satu bentuk siasat dalam mengalahkan musuh.Tarian ini sengaja di tarikan sebagai salah satu bentuk politik untuk menggagalkan perjanjian yang akan diadakan dengan pihak Belanda pada masa itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar pihak keraton tidak perlu melepaskan daerah pesisir pantai utara dan beberapa hutan jati yang ada, jika perjanjian dimaksudkan bisa digagalkan.

Tarian Serimpi Sangaupati sendiri merupakan tarian yang dilakukan 4 penari wanita dan di tengah-tengah tariannya dengan keempat penari tersebut dengan keahliannya kemudian memberikan minuman keras kepada pihak Belanda dengan memakai gelek inuman.Ternyata taktik yang dipakai saat sangat efektif, setidaknya bisa mengakibatkan pihak Belanda tidak menyadari kalau dirinya dikelabui. Karena terlanjur terbuai dengan keindahan tarian ditambah lagi dengan semakin banyaknya minuman atau arak yang ditegak maka mereka (Belanda) kemudian mabuk. Buntutnya, perjanjian yang sedianya akan diadakan akhirnya berhasil digagalkan. Dengan gagalnya perjanjian tersebut maka beberapa daerah yang disebutkan diatas dapat diselamatkan.

Page 5: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Namun demikian yang perlu digarisbawahi dalam tarian ini adalah keberanian para prajurit puteri tersebut yang dalam hal ini diwakili oleh penari serimpi itu. Karena jika siasat itu tercium oleh Belanda, maka yang akan menjadi tumbal pertama adalah mereka para penari tersebut.Boleh dibilang mereka adalah prajurit di barisan depan yang menjadi penentu berhasil dan tidaknya misi menggagalkan perjanjian tersebut. Sehingga untuk mengaburkan misi sebenarnya yang ada dalam tarian tersebut maka nama tari itu disebut dengan Serimpi Sangaupati yang diartikan sebagai sangu pati.Saat ini Serimpi Sangaupati masih sering ditarikan, namun hanya berfungsi sebagai sebuah tarian hiburan saja. Dan adegan minum arak yang ada dalam tari tersebut masih ada namun hanya dilakukan secara simbol; saja, tidak dengan arak yang sesungguhnya.Perjanjian antara Keraton Kasunanan Surakarta dengan pihak Belanda tersebut yang terjadi sekitar tahun 1870-an.

4. Golek Gambyong ( masal putri)

Tari Golek Gambyong,salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta dan merupakan satu-satunya tari golek yang berbentuk kelompok. Tari golek yang lain merupakan tari tunggal. Tari Golek Gambyong dicipta KGPA Mangkubumi, dan dibawakan oleh tiga orang penari, yang mempunyai peran sendiri-sendiri. Peran-peran itu adalah satu peran putri sebagai Golek, dua peran putra masing-masing menjadi kakang gambyong dan canthang balung. Khusus tari ini, belum pernah ditarikan oleh penari wanita. Para penari golek gambyong semua remaja putra. Pria menari tari putri, biasanya dipilih yang masih remaja dengan postur kecil atau sedang, serta mempunyai otot tangan halus.Tari golek gambyong mempunyai banyak keunikan, diantaranya :

- Ada peran canthang balung, yang sebenarnya bukan milik budaya Yogyakarta, karena sebenarnya yang mempunyai canthang balung adalah Kraton Kasunanan Sukarta.

- Adanya peran putri yang disebut golek, karena sebenarnya golek sendiri merupakan tari tunggal putri. Dalam tari Golek Gambyong, golek menjadi bagian dari tari.

Secara umum pengertian gambyong adalah sebuah tarian tunggal yang ada di Surakarta. Namun dalam tari gaya Yogyakarta Gambyong adalah nama salah satu peran yang ada dalam tari Golek Gambyong. Gambyong adalah suami Golek yang dalam tarian ini menggambarkan seorang suami yang tidak bertanggung jawab dalam menghidupi isteri, serta suka bermalas-malasan Peran Gambyong

Page 6: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

mempergunakan gerak gecul (gerakan yang bernuansa komikal). Gambyong merupakan gambaran orang yang ingin hidup enak tetapi tidak mau bekerja, kesukaannya hanya bersenang-senang. Busana yang dikenakan adalah : celana cindhen dengan model panji-panji, kain batik motif parang dengan model sapit urang, sabuk bara dengan kamus dan timang, berbaju beludru tanpa lengan, sampun gendalagiri, ikat kepala dengan destar yang bermodal nyinting asu nguyuh, kalung tanggalan, kelat bahu model ngangrangan, keris model gayaman, memakai kerincing(giring-giring) di kakinya.

Peran golek menggambarkan seorang wanita yang sudah bersuami. Makna dari kata golek berarti mencari. Jadi makna dari peran itu adalah pencarian tentang sesuatu. Peran golek dalam tari Golek Gambyong mempunyai makna agar para penonton mencari inti dari tari itu sendiri( jadi tidak hanya khusus pada peran golek). Secara keseluruhan struktur gerak peran golek sama dengan tari golek lain, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian awal atau maju beksan, bagian tengah atau inti beksan, dan bagian akhir atau mundur beksan. Busana yang dikenakan cenderung lebih tertutup, karena model kain yang dipakai dipergunakan memakai seredan dan bagian atas memakai baju . Serta memakai jamang elar( ikat kepala yang diberi hiasan dari bulu menthog)

Canthang balung merupakan tokoh antagonis dalam tari Golek Gambyong. Ia digambarkan sebagai tokoh yang unik. Keunikannya terlihat pada properti yang dibawanya yaitu tombak, tameng, pedang, keris, senapan,dan gada. Di dalam tari ini canthang balung berusaha mendekati serta mengambil golek. Usaha ini tidak pernah berhasil karena golek selalu mengelak dan tidak menanggapi. Disamping itu Gambyong sebagai suami golek selalu menghalangi-halangi. Ragam gerak yang dipakai canthang balung adalah gerak gecul.Kostum yang dipergunakan adalah : celana model panji-panji, kain batik dengan model sapit urang, sabuk, bara dan kamus timang, baju dengan lengan panjang, hiasan kepala berbentuk topi dengan model pacul gowang, kalung tanggalan, buntal,oren,keris dengan model gayaman, berkaos kaki, dan memakai giring-giring.Secara sepintas tari Golek Gambyong merupakan gambaran adannya suatu perselisihan. Pada awal penciptaan dan perkembangannya, di dalam Kraton sedang terjadi intrik politik yang terkenal dengan nama pergolakan terjadi antara Sultan Hamengku Buwana VII dan P. Suryengalaga, dan pihak ketiga yaitu Belanda. 

5. Topeng Klana Gagah (Tunggal Putra)

Tari topeng ini diadaptasi dari cerita Panji abad ke-15 dan

menggambarkan Raja Sewandana yang sedang dimabuk cinta pada Candrakirana.

Beksan Topeng Gunungsari-Surawasesa sajian Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

(YPBSM) Dalem Pujokusuman dalam Pentas Rutin Tari Klasik Gaya Yogyakarta di Keraton

Page 7: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Kasultanan Yogyakarta (Bangsal Srimanganti, Minggu, 21 Pebruari 2010).

Jaka Tarub – Nawangwulan: Pada suatu hari anak muda yang bernama Jaka Tarub berburu

burung dan melihat bidadari cantik turun dari khayangan mandi di danau di hutan. Dia

bersembunyi dan mengintip bidadari Nawangwulan dan jatuh cinta. Ketika Nawangwulan sedang

mandi Jaka Tarub mencuri pakaiannya. Dia kembali ke tempat persembunyiannya dan membuat

keonaran untuk menakuti Nawangwulan. Tetapi Nawangwulan tidak bisa menemukan pakaiannya

dan tidak bisa kembali ke khayangan. Merasa sedih dan kesepian dia menangis. Jaka tarub

mengembalikan pakaiannya dan memeri nama Nawangwulan. Cerita ini merupakan bagian dari

legenda rakyat.

6. Tari Bambangan Cakil (Pasangan Putra)

Makna yang menyelubungi Tari Bambangan Cakil hanya bisa dicari dengan tidak melepaskan kisah awal yang dijadikan sumber acuan tarian tersebut, yaitu perang kembangan. Tari Bambangan Cakil ditampilkan mengikuti struktur tari wireng pada umumnya, yaitu Maju Beksan, Beksan Laras, Beksan Perang, Perang Ruket, dan Mundur Beksan. kedua ialah Tari Bambangan Cakil yang disajikan dalam bentuk petilan Perang Kembang yang diambil dari penyajian wayang orang.Tari Bambangan Cakil diawali adegan cakil dan raksasa yang menari dengan gaya masing-masing.Pada bentuk ketigadengan pola gerak perang hingga Cakil mati. tarian itu terkandung makna filosofis bahwa yang benar pasti menang. tarian itu memiliki makna yang dalam, yaitu kebenaran akan selalu menang.

7. Tari Serimpi -- Yogyakarta (Kelompok putra)

Page 8: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Suatu jenis tari klasik dari daerah Yogyakarta yang selalu dibawakan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.

Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia yaitu :1. Grama ( api)2. Angin ( Udara)3. Toya (air)4. Bumi ( Tanah)

Sebagai tari klasik istana di samping bedhaya, serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta. Serimpi merupakan seni yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton. Tema yang ditampilkan pada tari Serimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan antara baik dengan buruk, antara benar dan salah antara akal manusia dan nafsu manusia.Tarian Srimpi

Konon, kemunculan Srimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan.

Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Perpecahan ini juga berimbas pada tarian Srimpi walaupun inti dari tarian masih sama. Tarian Srimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi srimpi babul layar, srimpi dhempel, srimpi genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi srimpi anglir mendung dan srimpi bondan. Walaupun sudah tercipta sejak lama, tarian ini baru dikenal khalayak banyak sejak 1970-an. Karena sebelumnya terkekang oleh tembok keraton.

8. Reog Dhodhog (Masal Putra)

Reog Dhodhog – dari Piyaman Gunung Kidul sebagai salah satu seni tradisi yang hampir punah kembali dihadirkan dalam pertujukan Seni Tradisi Sepanjang Tahun di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Tarian

Page 9: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

tradisional yang mistis ini biasanya dipertontonkan pada acara Rasulan yang digelar masyarakat Gunung Kidul sebagai ucapan syukur atas keberhasilan panennya.

Koordinator Reog Dhodhog, Sumarwan menjelaskan tarian ini lebih dikenal dengan nama Reog Dhodhog Bergodo yang ditarikan 26 penari yang berpakaian prajurit ala tempo dulu baik tua maupun muda dan merupakan tarian perang mistis yang wajib ditarikan setiap ada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW atau Rasulan setahun sekali.

“Tarian ini wajib ditarikan karena merupakan wujud tarian rasa syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa dengan hasil panen yang mencukupi bagi warga Gunung Kidul setiap tahunnya, jika tidak dipentaskan niscaya akan ada musibah atau kejadian buruk yang menimpa warga,” paparnya.

Mengenai ceritanya sendiri, dikatakanya berasal dari kisah perang kerajaan yang dulu ada di Gunung Kidul yaitu antara Kubu Demang Woni Pawiro melawan kubu Demang Ronggo Senang yang kala itu memperebutkan daerah kekuasaan Kademanangan di Kota Wonosari dengan menggunakan tombak tradisional bernama Rotek maka tarian ini disebut Reog.

“Sedangkan untuk dodhognya sendiri berasal dari alat musik yang digunakan yang menyerupai kendang namun hanya satu sisi saja yang berbunyi dhodhog maka disebut Reog Dhodhog,” imbuhnya.

Iringan yang digunakan menggunakan iringan tradisional klasik yang menggunakan alat-alat musik sederhana seperti dhodhog, gong, bendhe, angklung dan jogo yang hanya dimainkan oleh 5 orang pengrawit. “Ada juga Reog Dhodhog kreasi baru yang biasanya ditarikan anak muda, musiknya juga musik kreasi, namun kali ini yang ingin dipentaskan adalah Reog Dhodhog yang benar-benar asli yang berdurasi 30 menit” paparnya.

Diharapkan dengan adanya pertujukan seni tradisi reog Dhodhog yang kini tidak diminati anak muda ini dapat mengajak generasi muda untuk mencintai kesenian tradisionalnya. “Para generasi muda di desa saya tidak jalan atau tidak mau menarikan tarian ini yang kini hanya ditarikan orang tua saja, padahal dengan menarikan tarian ini mereka dapat nguri-nguri budaya,” pungkasnya.

9. Jatilan (Pasangan Putra-Putri)

Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa.Mengenai asal-usul atau awal mula dari kesenian jatilan ini, tidak ada catatan sejarah yang dapat menjelaskan dengan rinci, hanya cerita-cerita verbal yang berkembang dari satu generasi kegenerasi lain. Dalam hal ini, ada beberapa versi tentang asal-usul atau awal mula adanya kesenian jatilan ini,

Page 10: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

diantaranya adalah sebagai berikut. Konon, jatilan ini yang menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari bambu ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan, bahwa jatilan menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Adapun versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, raja Mataram untuk mengadapi pasukan Belanda.Pagelaran kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakanya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang dimainkan.Di samping para penari dan para pemain gamelan, dalam pagelaran jatilan pasti ada pawang roh yaitu orang yang bisa “mengendalikan”roh-roh halus yang merasuki para penari. Pawang dalam setiap pertunjukan jatilan ini adalah orang yang paling penting karena berperan sebagai pengendali sekaligus pengatur lancarnya pertunjukan dan menjamin keselamatan para pemainnya. Tugas lain dari pawang adalah menyadarkan atau mengeluarkan roh halus yang merasuki penari jika dirasa sudah cukup lama atau roh yang merasukinya telah menjadi sulit untuk dikendalikan.Selain melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti suara gamelan pengiring, para penari itu juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tidak dapat dinalar oleh akal sehat. Di antaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam seperti silet, pecahan kaca, menyayat lengan dengan golok bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit. Atraksi ini dipercaya merefleksikan kekuatan supranatural yang pada jaman dahulu berkembang di lingkungan kerajaan Jawa, dan merupakan aspek nonmiliter yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional jatilan ini seringkali juga mengandung unsur ritual karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang atau dukun melakukan suatu ritual yang intinya memohon ijin pada yang menguasai tempat tersebut yang biasanya ditempat terbuka supaya tidak menggangu jalannya pagelaran dan demi keselamatan para penarinya.Pagelaran ini seperti pagelaran seni yang lainnya yang umumnya mempunyai suatu alur cerita. Jadi biasanya jatilan ini membawakan sebuah cerita yang disampaikan dalam bentuk tarian. Saat ini tidak banyak orang yang melihat pertunjukan seni dari sisi pakem bentuk kesenian tersebut melainkan dari sisi hiburannya, yang mereka lihat dan lebih mereka senangi adalah bagian dimana para pemain jathilan ini seperti kerasukan dan melakukan atraksi-atraksi berbahaya. Jadi masyarakat melihat Jathilan sebagai sebuah pertunjukan tempat pemain kerasukan. Bukan sebagai pertunjukan yang ingin bercerita tentang suatu kisah.Kesenian jatilan yang dipertunjukan pada upacara adat Mbah Bergas diawali dengan kesenian warok-warokan, yaitu suatu bentuk kesenian yang berjudul Suminten Edan”. Lakon ini bercerita tentang Suromenggolo yang mempunyai anak bernama Cempluk. Suromenggolo mempunyai saudara seperguruan yang bernama Surobangsat. Surobangsat dan Suromenggolo telah lama tidak berjumpa

Page 11: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

sehingga ia mengunjungi Suromenggolo. Surobangsat mempunyai anak yang bernama Gentho. Surobangsat bermaksud menjodohkan Gentho dengan cempluk. Namun Suromenggolo tidak setuju. Kemudian terjadilah pertarungan antara keduanya. Surobangsat kalah setelah Suromenggolo mengeluarkan aji-aji pamungkas yang berupa kolor.Setelah pertunjukan warok-warokan selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan tarian oleh pasukan buto yang berjumlah sepuluh orang penari. Tarian ini sebagai kreasi atau sebagai perkembangan dari pertunjukkan jatilan untuk lebih memeriahkan pertunjukan jatilan dan menarik perhatian warga untuk menyaksikan. Gerakan-gerakan tarian ini sangat dinamis dan enerjik, gerakan yang serempak para penari membuat para penonton terpesona.Aksesoris yang dipakai para penari antara lain gelang kaki, gelang tangan, dan topeng buto yang berwujud hewan-hewan seperti harimau, domba, dan singa. Gerakan yang sangat cepat dan lincah dari para penari membuat gelang kaki yang mereka pakai menimbulkan irama yang rancak.Setelah pertunjukan tarian buto selesai kemudian dilanjutkan tarian jatilan. Jumlah penari jatilan ada sepuluh orang. Aksesoris yang digunakan antara lain gelang tangan, gelang kaki, ikat lengan, kalung (kace), mahkota (kupluk Panji), dan keris. Makna dari busana dan aksesoris yang digunakan adalah meniru tokoh Panji Asmarabangun, yaitu putra dari kerajaan Jenggala Manik. Dalam pertunjukan jatilan ini juga ada tiga pawang yang bertugas untuk mengatur, menjaga dan menjamin lancarnya pertunjukan, pawang-pawang ini juga bertugas untuk menyadarkan para penari yang kerasukan.Dalam pertunjukan jatilan juga disediakan beberapa jenis sesaji antara lain pisang raja satu tangkep, jajanan pasar yang berupa makanan-makanan tradisional, tumpeng robyong yaitu tumpeng robyong yang dihias dengan kubis, dawet, beraneka macam kembang, dupa Cina dan menyan, ingkung klubuk (ayam hidup) yang digunakan sebagai sarana pemanggilan makhluk halus dan lain-lain.Jatilan yang ditampilkan dalam upacara adat Mbah Bergas merupakan sajian dari Paguyuban Kesenian Kuda Lumping Putra Manunggal. Paguyuban ini didirikan sekitar pada tahun 1992. Para penari jatilan berserta penabuh gamelan kurang lebih berjumlah empat puluh orang. Mereka berlatih setiap satu bulan sekali pada pertengahan bulan (biasanya pada malam minggu). Cerita yang disajikan adalah mengadopsi dari Jatilan klasik, yaitu tentang cerita tokoh Kresna. Sedangkan pada warok-warokan selain menampilkan cerita “Suminten Edan” juga mengambil cerita dari babad-babad Jawa, antara lain perang Prabu Baka dengan para Buto.

10.Tari Golek Manak (Pasangan Putra)

Tari Golek Manak disebut juga Beksa Golek Menak atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.

Page 12: irasakita.files.wordpress.com€¦  · Web viewSrikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya, sementara Dewi Suradewati takluk dalam kekalahannya.. Gambar diambil dari

Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Beksa Golek Menak bersumber dari cerita Menak Cina.Proses penciptaan dan latihan untuk melaksanakan ide itu memakan waktu cukup lama. Pagelaran perdana dilaksanakan di keraton pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, karena tata busana masih dalam bentuk gladi resik. Hasil pertama dari ciptaan sultan tersebut mampu menampilkan tipe tiga karakter yaitu :

1. Tipe karakter puteri untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli,2. Tipe karakter putra halus untuk Raden Maktal,3. Tipe karakter gagah untuk Prabu Dirgamaruta.

Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan, yaitu perang antara Dewi Sudarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan Raden Maktal.Bahasa yang digunakan dalam dialog adalah bahasa bagongan. Busana yang dikenakan para penari mengacu pada busana Wayang Golek Menak Kayu, semua tokoh berbaju lengan panjang, sedangkan cara berkain menerapkan cara rampekan, kampuhan, cincingan, serta seredan disesuaikan dengan tokoh yang dibawakan.