bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · web...

32
MATERI BINTEK FASILITATOR LINGKUNGAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENSTRA MASYARAKAT TANGGAL 27 – 29 OKTOBER 2015

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

MATERI BINTEK FASILITATOR LINGKUNGAN

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENSTRA MASYARAKAT

TANGGAL 27 – 29 OKTOBER 2015

Bappeda Kota Surakarta

Page 2: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

MODUL 1SEKILAS PENYUSUNAN RENSTRA MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG Selain menjalankan mandat Undang Undang Nomor 25 tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau sering disebut dengan MUSRENBANG merupakan media konsolidasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang bersifat bottom up, serta merupakan ruang masyarakat Kota Surakarta mengapresiasikan hak dan kuwajibannya untuk berperan aktif dalam merencanakan pembangunan diwilayahnya sesuai dengan kebutuhannya.

Roh yang terkandung didalam 2 (dua) produk kebijakan tersebut diatas sangatlah baik dan menguntungkan masyarakat, dimana masyarakat diberikan peluang sebesar besarnya mengusulkan program bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun program kerjanya, sehingga program SKPD mampu menyentuh kebutuhan masyarakat, namun sangat disayangkan sejak 5 (lima) tahun terakhir atau tepatnya tahun 2009 roh yang melekat dalam MUSRENBANG semakin terdegradasi dan tereduksi makna dan tujuannya, hal ini diakibatkan oleh bergesernya pemaknaan terhadap proses perencanaan tahunan yang melibatkan masyarakat tersebut, berubah menjadi kegiatan yang besifat ritualitas semata, hal ini ditandai semakin menurunnya antusias masyarakat mengikuti proses MUSRENBANG, terutama ditingkat Kelurahan, menurunnya antusiasme dipicu oleh akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap implementasi perencanaan yang diharapkan, tidak sedikit usulan yang telah diakomodir dalam dokumen MUSRENBANGKEL tidak dapat direalisasikan, diakibatkan dominasi aktor/elit kelurahan yang lebih mengedepankan kepentingan kelompok dan kepentingan wilayah dari mana elit/aktor itu berasal, disisi lain program SKPD program kerja belum mampu secara optimal menjawab kebutuhan masyarakat, seolah dokumen MUSRENBANGKOT tidak pernah dibaca apa lagi menjadi rujukan SKPD dalam menyusun Rencana Kerjanyanya, dengan demikian pola perencanaan yang bersifat berkelanjutan dan komprehensif dan holistis berbanding terbalik menurut cita rasa pemangku kebijakan dan panitia pembangunan lokal kelurahan yang sudah dikuasai oleh ketamakan atas nama kepentingan dan kelompok tertentu, sehingga keluaran dari seluruh rangkaian hanya melahirkan kegiatan yang bersifat parsial, temporer dan tidak mampu menyentuh kebutuhan subtantif masyarakat.

Untuk mengembalikan roh partisipasi yang telah keluar dari tujuannya, maka diperlukan sebuah strategi yang tepat dengan metodologi dan mekanisme sesederhana mungkin dengan tanpa mengorbankan keluaran yang akan diraih, agar seluruh keluaran dari proses perencanaan berbasis partisipasi tersebut, tidak lagi bersifat parsial dan berkelanjutan serta mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara komprehensif dan holistik, sehingga implementasi seluruh program mampu menjawab serta menyentuh kebutuhan masyarakat terutama warga miskin, dengan demikian program/kegiatan yang dijalankan lebih mendepankan peyelesaian sumber pemiskinan dan kemsikinan

2

Page 3: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

ALUR KEGIATAN RENSTRA KELURAHAN

SOSIALISASI DI KELURAHAN

BINTEK FASLING

PENGUMPULAN DATA

PENYUSUNAN DOKUMEN

PERUMUSAN MASALAH

MERUNUT MASALAH

REMBUG WARGA

PEMETAAN MASALAH TK. KELPEMETAAN MASALAH TK. RW

B. RENCANA STRATEGIS MASYARAKAT (RENSTRAMAS)Untuk menjawab problematika sekaligus upaya mengembalikan maksud

dan tujuan utama perencanaan pembangunan berbasis partisipasi dengan menghasilkan program/kegiatan yang mampu menjawab kebutuhan substansi masyarakat terutama masyarakat miskin yang tersinergi, terintegrasi, komprehensif, holistik dan berkelanjutan, maka konsep penyusunan dokumen Perencanaan Strategis Masyarakat atau disingkat dengan RENSTRAMAS menjadi sangat penting.

Rencana Strategis Masyarakat (Renstramas) adalah sebuah proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan disatu wilayah kelurahan berdurasi 5 (lima) tahun dengan menggunakan metodologi pemetaan masalah sekaligus potensi penyelesaiannya secara partisipatif berjenjang dari tingkat RW sampai pada tingkat Kelurahan, dengan menggunakan instrument Participatory Poverty Assessment atau biasa disebut dengan Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP). Selanjutnya keluaran AKP tersebut diprioritaskan skala kebutuhan masyarakat dan diupayakan diselesaikan secara berkelanjutan selama 5 (lima) tahun, RENSTRAMAS diharapkan menjadi dokumen perencanaan pembagunan tingkat kelurahan yang kemudian diintegrasikan kepada kegiatan perencanaan tahunan yaitu MUSRENBANGKEL, adapun tahapan kegiatan secara rinci terurai sebagai berikut :1. SOSIALISASI

Sebelum rangkaian kegiatan penyusunan dokumen RENSTRA MASYARAKAT dimulai dimasyarakat, sekaligus untuk mendapatkan dukungan penuh dari pemangku wilayah maka harus diadakan sosialisasi terlebih dahulu, sosialisasi kegiatan ini diadakan di 2 (dua) level, yaitu dilevel tingkat kota dan level masing – masing kelurahan yang masing masing mempunyai makna tersendiri.Sosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan dengan peserta Lurah, LPMK dan Fasilitator Kelurahan, dengan tujuan menyampaikan tahapan penyusunan dokumen Rencana Strategis Masyarakat (RENSTRAMAS), yang diorganisir oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta

3

Page 4: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

FGD EKONOMI MASYARAKAT

FGD KESEHATAN

FGD PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN / KESENIAN

FGD PERMUKIMAN

FGD INFRASTRUKTUR

PLENO 2PLENO1

Mekanisme & management forum

Sedangkan sosialisasi di level kelurahan difasilitasi oleh Lurah dan LPMK yang diorganisir oleh Fasilitator Kelurahan dengan peserta : SKPD Kelurahan, LPMK, RW, RT, TOMAS, TOGA dan organisasi kemsyarakatan yang ada diwilayah kelurahan, adapun tujuan sosialisasi adalah penjelasan tahapan rencana kegiatan penyusunan Dokumen Rencana Strategis Masyarakat (RENSTRAMAS) dan membangun pemahaman arti penting RESNSTRAMAS bagi masyarkat,disepakatinya antara lain ;a. Nama calon faslitator lingkungan yang diusulkan oleh RW dan telah

disepakati oleh pengurus RT diwilayahnya, untuk mendapatkan Bintek FASLING

b. Penentuan waktu Bintek bagi Fasiltator Lingkunganc. Penentuan jadwal diselenggarakannya Pemetaan Masalah RW d. Pengumpulan data referensi penyusunan RENSTRA MASYARAKAT,

misalnya ; Profil Kelurahan, Renstra SKPD Kelurahan, PJM Nangkis PNPM MP, data Demografi dan lain sebagainya.

2. BINTEK FASLINGBukan hal mudah untuk memfasilitatasi pemetaan kebutuhan dasar masyarakat di dalam forum multi stakeholder yang cair, untuk itu agar keluaran yang didapatkan lebih optimal serta sesuai dengan tujuannya, maka dibutuhkan seorang fasilitator yang mampu mendinamisasi sera mengendalikan forum, untuk itulah calon Fasilitator Lingkungan (FASLING) harus dibekali beberapa tehnik dan strategi bagaimana menhidupkan susasana serta mampu membawa forum kepada aras dan tujuan diadakannya Pemetaan Masalah Tingkat RW, adapun materi yang diberikan pada peserta antara lain, terutama tehnik fasilitasi dan penguasaan forum dan penggunaan instrumen AKP, selain itu dengan asumsi bahwa seorang Fasling akan mampu menjalankan peran dan fungsinya terutama sebagai mediator dalam rangka mengendalikan forum agar tetap pada koridor tujuan utamanya, maka Fasling harus berasal dimana dia menjalankan peran dan fungsiny, dikarenakan kedepannya FASLING mempunyai peran peran lanjutan yaitu mendampingi masyarakat membedah dokumen RENSTRAMAS tingkat RW secara berkala pada saat MUSLING yang dilaksanakan pada setiap tahunnya.

4

Page 5: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

3. INVENTARISIR / PENGUMPULAN DATASebelum proses Pemetaan Masalah tingkat Kelurahan dan RW dilaksanakan, perlu disiapkan beberapa data sekunder antara lain : data Profil Kelurahan, data demografi Kelurahan, data oliet POKJA 1,2,3 dan 4 PKK Kelurahan, dokumen RENSTRA SKPD Kelurahan, Data Kemiskinan Kelurahan, Dokumen PJM Nangkis PNPM MP, daftar keorganisasian kemasyarakatan, dlsb. semua data tersebut akan digunakan untuk melakukan sandingan/referensi hasil pemetaan yang dihasil pada proses Pemetaan Masalah tingkat RW dan Kelurahan, selain itu akan dimanfaatkan pada saat penulisan dokumen RENSTRAMAS.

4. PEMETAAN MASALAH TINGKAT RWPemetaan Masalah Tingkat RW adalah forum stakeholders tingkat RW, dimana kepesertaannya merupakan utusan RT, terdiri dari masyarakatpenerima manfaat layanan sosial Pemerintah, keterwakilan Pengurus RT (1 orang), keterwakilan Pengurus PKK RT (1 orang) dan Keterwakilan Penduduk Miskin (3 orang). Maksud dan tujuan komposisi utusan tersebut untuk mendengarkan prolematika si miskin yang selama ini tertutup ruang dan akses untuk mengaktualisasikan persoalan yang dihadapinya, adapun keberadaan pengurus PKK maupun RT diharapkan mampu menterjemahkan problem komunal diwilayahnya.Pemataan Masalah Tingkat RW memetakan 5 kebutuhan dasar manusia dan, antara lain; Kesehatan, Pendidikan (termasuk Kebudayaan dan Kesenian), Permukiman, Ekonomi dan Infrastruktur, dengan menggunakan instrumen social mapping, untuk memudahkan tata kelola forum maka peserta forum tersebut dibagi 5 (lima) kelompok disesuaikan dengan jumlah isu yang akan dibedah dan dipertajam, data yang dihasilkan pemetaan tersebut akan menjadi data awal problematika tingkat RW, kemudian akan di runut dan di cross silang ditingkat kelurahan bersama sama hasil Pemetaan Masalah Tingkat Kelurahan untuk mendapatkan prioritas permasalahan Kelurahan.

5. PEMETAAN MASALAH TINGKAT KELURAHANPemetaan Masalah Tingkat Kelurahan merupakan bagian dari proses penyusunan Renstra Masyarakat, diharapkan didalam forum multi stakeholders ini akan melahirkan gambaran atas problematika 5 (lima) hak dasar masyarakat di wiliayah kelurahan yaitu; Kesehatan, Pendidikan (termasuk Kebudayaan dan Kesenian), Permukiman, Ekonomi dan Infrastruktur. Keluaran Pemetaan Masalah Tingkat Kelurahan akan digunakan sebagai bahan untuk merunut masalah yang disandingkan dengan keluaran Pemetaan Masalah Tingkat RW, sehingga hasil persandingan dari 2 (dua) kegiatan tersebut memudahkan masyarakat untuk memprioritaskan permasalahan yang harus diselesaiakan.Sedangkan kepesertaanya adalah keterwakilan organisasi kemasyarakatan di wilayah Kelurahan, tujuan diselenggarakan Pemetaan Masalah Tingkat Kelurahan adalah sebagai media klarifikasi untuk mendapatkan kevalidan data sekunder sekaligus untuk menemu kenali permaslahan yang belum tersaji atau terpetakan didalam data sekunder Kelurahan, disisi lain kegiatan Pemetaan Masalah Tingkat Kelurahan diharapkan menjadi pembanding / alat

5

Page 6: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

cross ceck atas temuan permasalahan yang didapatkan dalam Pemetaan Masalah Tingkat RW. Kepesertaan kegiatan Pemetaan Masalah Tingkat Kelurahan adalah keterwakilan dari seluruh organisasi kemasyarakatan yang ada diwilayah Kelurahan.sedangkan instrument pemetaan yang digunakan yaitu Diagram Venn dan Analisa Kecenderungan, tehnik penggunaannya terurai pada modul.

6. MERUNUT MASALAHMerunut masalah adalah proses kegiatan untuk melakukan sinkronisasi data yang didapatkan dari seluruh rangkaian Pemetaan Masalah Tingkat RW dan Kelurahan, dari sinkronisasi tersebut akan didapatkan program kegiatan unggulan sekaligus program yang mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat dilintas wilayah /RW. Kepesertaan Focuss Group Discussion ini diikuti oleh keterwakilan RW yang telah disepakati pada saat Pemetaan Masalah Tingkat RW dijalankan. Di dalam agenda kegiatan ini diharapkan sudah memunculkan nama calon perumus dokumen RENSTRAMAS, untuk menghasilkan draft dokumen yang objective maka struktur tim perumus sebaiknya adanya keterwakilan dari SKPD Kelurahan, LPMK, Organisasi kemasyarkatan dan utusan dari peserta Pemataan Masalah Tingkat RW, Faskel, PKK, RT maupun RW.

7. PASCA MUSRENBANG RENSTRA MASYARAKATTugas utama dari Tim Penyusun / Perumus Dokumen Renstramas adalah merumuskan seluruh hasil pemetaan dan data yang telah didapatkan untuk dirumuskan di dalam draft Dokumen RENSTRAMAS yang kemudian akan dibahas dalam Musrenbang Renstra Masyarakat yang dihadiri seluruh elemen masyarakat diwilayah Kelurahan, dan jika telah disepakati dalam proses Renstra Masyarakat maka dokumen tersebut ditanda tangani dan disahkan oleh Lurah dan LPMK sebagai penanggung jawab seluruh perencanaan pembangunan di Kelurahan dan fasilitator Klurahan.Setelah Dokumen disahkan, maka tugas Tim Perumus memilah program kegiatan di dalam dokumen RENSTRAMAS ke dalam dokumen RW, dokumen pilah tingkat RW ini diharapkan sebagai materi MUSYAWARAH LINGKUNGAN (MUSLING) Pra MUSRENBANGKEL disesuaikan dengan tahapan tahunan RENSTRAMAS.

6

Page 7: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

MODUL 2SOSIALISASI PROGRAM DI TINGKAT KELURAHAN

(ASSESSMENT KELURAHAN)

Sebelum sosialiasi program dilakukan, harus sudah ada konsolidasi antara Lurah, LPMK dan faskel, untuk mereview kembali Hasil Bintek yang difasilitasi Bappeda, membangun dukungan bersama serta mendapatkan update data sekunder.Sosialisasi Program di tingkat Kelurahan merupakan kegiatan pertama dalam proses penyusunan Renstramas. Hal ini penting untuk memberikan perspektif bersama pentingnya proses pemetaan masalah atau analisa kemiskinan partisipatif (AKP) yang akan dilakukan. Pemetaan Masalah bertujuan untuk menemukan berbagai persoalan wilayah dari pendapat masyarakat termasuk masyarakat penerima layanan/program khusus, sehingga diharapkan akan ditemukan solusi terbaik.

Tujuan :1. Untuk mendapatkan respon dan dukungan dari kelurahan atas rencana proses

penyusunan Renstramas;2. Sebagai media review dan evaluasi singkat mengenai perencanaan

pembangunan yang pernah berlangsung, dan harapan masyarakat terhadap program pembangunan pemerintah khsusunya tingkat kelurahan;

3. Diharapkan (bila memungkinkan) bisa menjadi media review dan klarifikasi atas gambaran dan kondisi umum wilayah kelurahan berdasarkan hasil perumusan data sekunder kelurahan.

Peserta:Proses sosialisasi ini akan melibatkan sekitar 30-45 orang yang terdiri dari:- Kepala kelurahan dan perangkat kelurahan lain- LPMK (ketua, sekretaris, seksi pembangunan)- PKK Kelurahan perwakilan tiap pokja- Ketua RW atau perwakilan pengurus RW- Karang Taruna- Tokoh Masyarakat- Faskel Monev- LKM

Kebutuhan- Rumusan data sekunder situasi dan kondisi kelurahan- Data stakeholder kelurahan- Kesepakatan dengan kelurahan yang dilakukan melalui pertemuan informal - Presentasi rencana kerja bersama (simpul kegiatan/alur kerja) yang akan

dilakukan

Alat dan Bahan:- Surat tugas tim inti untuk proses membangun kesepakatan dengan kelurahan- Laptop, LCD untuk presentasi dalam sosialisasi- ATK standar pertemuan

7

Page 8: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

PembukaanDipimpin oleh LurahLPMK menjelaskan pentingnya penyusunan Renstramas

Curah PendapatEvaluasi proses dan hasil MusrenbangKata Kunci : Pelibatan/partisipasi masyarakat;Pelibatan masyarakat miskin dan perempuan;Hasil musrenbang apakah menjawab Kebutuhan masyarakat. Target untuk mendapat dukungan pelaksanaan program dari stakeholder kelurahan yang Diundang.

Paparan FasilitatorKelurahan Atas Tahapan Penyusunan Renstramas

Kesepakatan Tindak Lanjut :Panitia Penyelenggara Musrenbang RenstramasJadual, agenda dan tempat pelaksanaan tahapan penyusunan Renstramas

Penutup, sekaligus Penyampaian Surat Edaran Lurah kepada Ketua RW

Alur Pertemuan Sosialisasi Kelurahan

8

Page 9: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

Alur Penyusunan Renstra Masyarakat

9

Page 10: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

Kemiskinan merupakan masalah yang hampir dialami oleh semua negara berkembang, terutama negara yang berjumlah penduduk besar. Bagi Indonesia, kemiskinan adalah masalah nasional, sehingga pemerintah berupaya memecahkan persoalan kemiskinan dengan berbagai program. Namun, pada umumnya, hasil program belum bisa dikatakan cukup berarti, karena jumlah orang miskin semakin bertambah, bahkan tetap menyisakan masalah.

Slogan Waras, Wareg, Wasis dan Mapan Papan, merupakan upaya Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka menanggulangi kemiskinan dikota ini, namun pada kenyataannya angka kemiskinan masih saja belum beranjak dari angka tahun tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan dalam perencanaannya masih bersifat parsial dan temporer serta tidak saling mendukung antara program satu dengan program yang lainnya. Demikian pula peran partisipasi masyarakat dalam upaya ini masih minim. Meskipun pada dasarnya media partisipasi telah disediakan dan dilaksanakan disetiap tahunnya melaui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

Maksud dan tujuan diselenggarakan Musrenbang sebagai sarana masyarakat untuk berperan aktif dan berpartisipasi merencanakan pembangunan diwilayahnya. Namun hasil Musrenbang dari tahun ke tahun, masih berkutat pada pembangunan fisik semata. Padahal ada yang lebih penting yaitu peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat miskin dan berkesinambungan. Dengan demikian supaya Musrenbang mampu menjawab kebutuhan masyarakat miskin, dibutuhkan keterlibatan masyarakat miskin yang selama ini jarang dilibatkan. Keberadaan masyarakat miskin dalam proses perencanaan merupakan hal yang penting, sebab yang tahu akan kebutuhannya adalah masyarakat miskin itu sendiri.

Dalam rangka mengoptimalkan dan memfokuskan hasil Musrenbangkel mengarah kepada percepatan penanggulangan kemisikinan, Tim Koordinasi Penganggulangan Kemiskinan Kota Surakarta menginisiasi Penyusunan Dokumen Renstra Masyarakat. Kenyataannya Musrenbangkel belum mampu menyentuh kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga diharapkan melalui penyusunan renstra masyarakat dapat lebih menstrukturkan dan memfokuskan hasil agar terjadi akselerasi/percepatan penanggulangan kemiskinan.

Strategi dan cara yang akan dilakukan dalam penyusunan RENSTRA MASYARAKAT, dengan cara mengidentifikasi dan memetakan permasalahan terkait dengan kemiskinan dan pemiskinan. Langkahnya melalui diskusi kelompok terbatas dengan seluruh warga masyarakat diutamakan masyarakat miskin. Diskusi dilakukan di tingkat kelurahan dan di setiap wilayah RW .

Temuan pemetaan/penggalian masalah ditingkat kelurahan dan RW ini merupakan bahan untuk proses analisa yang disebut proses Merunut Masalah. Merunut masalah yang dilakukan di tingkat kelurahan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sumber masalah. Sumber masalah yang ditemukan akan dianalisa untuk melihat dampak yang akan ditimbulkan pada 5 isu mendasar seperti pendidikan (termasuk Kebudayaan dan Kesenian), kesehatan, ekonomi, permukiman dan infrastruktur. Program dan kegiatan yang menimbulkan dampak terbanyak ke 5 isu akan menjadi skala prioritas. Daftar skala prioritas tersebut akan didokumentasikan k ke dalam RENSTRA MASYARAKAT.

Isi dari dokumen RENSTRA MASYARAKAT tersebut merupakan perencanaan penyelesaian permasalahan selama 5 tahun. Sudah barang tentu dokumen RENSTRA MASYARAKAT Tahun 2016 – 2021 disinkronkan dan disesuaikan dengan RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016 – 2021. Dokumen RENSTRA MASYARAKAT akan diterjemahkan dan dijabarkan ke dalam perencanaan

10

Page 11: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

pembangunan tahunan yaitu MUSREBANGKEL, sehingga musyawarah perencanaan pembangunan tahunan akan lebih efektif dan efisien. Sehingga Musrenbang tidak lagi asal usul namun membuka dan melakukan review dokumen RENSTRA MASYARAKAT. Termasuk melihat program kegiatan, mana yang telah dan mana yang belum dilaksanakan serta menambahkan program/kegiatan yang dianggap darurat atau bersifat force majeur.

11

Page 12: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

MODUL 3PEMETAAN MASALAH TINGKAT RW (AKP tingkat RW)

Proses pemetaan masalah tingkat RW akanmenggunakan teknik social mapping atau pemetaan sosial. PesertaPertemuan ini akan dipimpin Ketua RW, difasilitasi oleh Fasilitator Lingkungan dan diikuti unsur yang terdiri dari :- Pengurus RT (minimal 1 orang tiap RT)- Pengurus PKK RT (minimal 1 orang tiap RT) diarahkan Bidang Kesehatan- Perwakilan masyarakat penerima layanan/program di masing – masing RT (3

orang) yang diutamakan Penduduk Miskin, terdiri dari perwakilan dari masing-masing isu, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan permukiman. Representasi peserta berbasis penerima program Jamkesmas / PKMS Gold, Bantuan Siswa Miskin / BPMKS Gold/Platinum dan Raskin / Raskinda.

- Peserta sebaiknya sudah memahami tujuan dari pertemuan, yaitu untuk melakukan pemetaan terhadap persoalan wilayah RWnya dan melakukan identifikasi permasalahan dan potensi di wilayahnya. (undangan menggambarkan tujuan pertemuan / disertai ToR singkat).

FasilitatorAgar proses pemetaan masalah di tingkat RW ini berjalan lancar, maka akan dipandu oleh Ketua RW dibantu secara teknis oleh Fasilitator Lingkungan.

Syarat fasilitator;- Orang yang memiliki ketrampilan fasilitasi dan dasar – dasar memimpin forum- Memahami analisa social dan gender- Telah mengikuti ToT Fasilitator Lingkungan dan memahami tujuan PPA dan

teknik yang akan digunakan- Memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan forum, atau cukup

dipercaya oleh masyarakat setempat.- Diutamakan memiliki perspektif hak asasi manusia yang kuat (termasuk hak

anak, gender, defable, lingkungan).

TeknikTeknik yang akan digunakan dalam proses Penggalian Persoalan Kemiskinan Partisipatif tingkat RW adalah Pemetaan Sosial. Pemetaan Sosial ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran persoalan mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum di wilayah yang dipetakan, sehingga memunculkan tema atau topic-topik tertentu yang perlu didalami. Hal yang penting yang akan dipetakan dalam Pemetaan Sosial adalah:

- Kesehatan : a. Gizi kurang pada balita dalam 5 tahun terakhir b. Bayi meninggal dalam 5 tahun terakhir c. Ibu hamil/melahirkan meninggal dalam 5 tahun terakhir d. Penyakit endemik yang paling banyak ditemukan e. Penyakit kronis (usia produktif 19 th s.d. 55 th)f. Penyakit kronis (lansia)g. Dissabilitas (penyandang cacat)

12

Page 13: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

- Pendidikan (termasuk Kebudayaan dan Kesenian) : a. Anak putus sekolah di usia 7-18 tahun b. Pendidikan informal yang dikembangkan oleh masyarakat (PAUD, Sanggar

Seni, PKBM, TPA, Sekolah Minggu)c. Lokasi anak-anak bermain dan persoalan yang muncul d. Kegiatan seni/budaya di masyarakat

- Perumahan : a. Pemukiman padat penduduk b. Ruang terbuka umum c. Rumah tidak layak huni d. Persoalan terkait pemukiman tak bersertifikat/penggunaan tanah negara

untuk pemukiman- Ekonomi :

a. Usaha ekonomi mikro (pedagang bubur/gorengan/latengan/es jus, dll)b. Usaha industri kecil (sablon, konveksi, tahu, kerupuk, sangkar burung,

shuttle cock, dll)c. Serapan tenaga kerja dari usaha produktif warga d. Persoalan terkait pengangguran (usia 19 th s.d. 55 th)e. Pemenuhan kebutuhan dan ketergantungan pada rentenir

- Infrastruktur : a. Banjir b. Saluran rusak/mampet c. Jalan rusak (berlubang/amblas)d. MCK Umum & Sarana Air Bersih

Alat dan Bahan yang akan digunakan- Peta buta masing-masing RW di tiap kelurahan. Setidaknya peta masing-masing

RW ini dicopy 5, sesuai dengan 5 bidang yang akan dirumuskan (akan disediakan)

- Peserta bisa diminta membawa kelengkapan data, missal: data posyandu, data RW tentang jumlah penerima bantuan, dsb

- Alat tulis seperti plano, metaplan warna-warni, spidol berbagai macam ukuran dan warna, selotip kertas.

- Tersedianya pertanyaan kunci (Key Question) untuk membantu proses. (Catatan: pertanyaan kunci bukan harga mati, hanya sekedar alat untuk membantu saja, jadi silakan lebih luwes namun tetap focus pada 5 isu yang menjadi persoalan).

Silabi Pertemuan untuk Penggalian Persoalan Kemiskinan Partisipatif tingkat RW

No Pokok Bahasan Materi Metode Durasi Alat/Bahan

1 Pembukaan Alur Proses, penjelasan pertanyaan kunci, dan cara pengisian form, pembagian peran dalam

Tutorial 10’ Presentasi proses diskusiPertanyaan kunciform

13

Page 14: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

No Pokok Bahasan Materi Metode Durasi Alat/Bahan

kelompok2 Pemetaan

Persoalan Partisipatif

Pembagian kelompok sesuai isu

Partisipatif sesuai minat

5’ Spidol besar, kertas plano

Klarifikasi peta (sebagai media pemantik diskusi substansi)

Diskusi kelompok

5’ 5 buah peta buta RW

Penggalian permasalahan per isuPenyusunan hasil diskusi

Diskusi kelompok dan Penulisan dalam form

60’ 5 buah Peta buta RWForm, spidol warna-warni

3 Penjelasan hasil

Penjelasan hasil Diskusi Pleno 30’

4 Penutup Tindak lanjut Paparan 10’ Power point alur

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam efektif

PERTANYAAN KUNCIPemetaan Masalah tingkat RW

Persoalan yang ditanyakan dibatasi sebagai persoalan yang terjadi di wilayah masyarakat RW bersangkutan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.1. Pengenalan Peta

Apakah batas-batas RW yang tertuang dalam peta sudah tepat? (silakan cek dan tandai apa dan dimana batas-batas RW)

Apakah batas-batas RT yang tertuang dalam peta sudah tepat? (silakan cek dan tandai apa dan dimana batas-batas wilayah RT )

Bangunan apa yang dapat digunakan sebagai penanda di wilayah RW ? (Tandai bangunan yang menjadi sarana umum yang bisa menandai wilayah/sebagai penanda wilayah)

(Hasil klarifikasi Peta ini merupakan dasar yang digunakan sebagai panduan dalam mendiskusikan kelima isu berikutnya. Tulislah nama RW dan kelurahan di atas peta)

14

Tips :Ajaklah peserta untuk lebih familier dengan peta

(peserta mampu membangun imaginasi antara situasi faktual ke dalam peta)1. Mintalah beberapa peserta menunjukkan dimana mereka tinggal 2. Membuat penanda lingkungan yang ada di wilayahnya (Misal : masjid, gereja, atau

ciri khas lain) dan digambar di peta dengan simbol 3. Melakukan cross cek atas batas-batas lingkungan (RT dan RW sudah tepat/belum)4. Peta boleh dicoret-coret sebagai penanda

Page 15: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

2. Fasilitator membagi peserta kedalam 5 kelompok issu yang akan dipetakan yaitu : kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan permukiman. ( + 5 Menit )- Tiap kelompok dipastikan ada perwakilan RT, yang akan menjadi nara

sumber tentang persoalan dilingkungan RT masing-masing- Mintalah masing-masing kelompok menentukan pemandu proses FGD,

Pencatat proses (Form identifikasi), dan penggambar peta.- Bagi masing-masing kelompok dengan ATK sesuai dengan kebutuhan

kelompoknya. (peta buta, pertanyaan kunci, symbol dan form identifikasi serta ATK berupa : plano, spidol warna-warni, Metaplan)

3. Masing-masing kelompok mendiskusikan sesuai dengan topic pembahasan. ( + 60 – 70 menit)- Posisi duduk peserta diskusi melingkari peta, sehingga setiap peserta akan

mampu menunjukkan lokasi masalah dipeta- Mintalah peserta menjawab pertanyaan kunci yang telah dibuat. (Peserta

boleh menambahkan masalah yang dirasakan mengganggu lingkungan, meskipun tidak ada di pertanyaan kunci)

- Peserta membuat penanda dipeta dengan symbol yang telah disepakati. (boleh membuat symbol baru bila ada masalah yang tidak ada di pertanyaan kunci)

- Disarankan untuk melakukan pemetaan seluruh masalah ke dalam peta terlebih dahulu

- Tiap peta dituliskan juga di bagian peta yang kosong yaitu : Keterangan symbol dan nama anggota kelompok diskusi.

4. Masing-masing kelompok melakukan diskusi lebih dalam atas hasil pemetaan yang telah dituangkan kedalam peta dengan mengisi form pemetaan masalah.

a. Situasi InfrastrukturKode Peta : In1) Dimanakah jalan utama/akses utama untuk keluar masuk RW ? (Tulis

dalam peta, ‘jalan utama’)2) Apa saja dan dimana sarana umum di RW seperti WC umum, pasar, tempat

ibadah, akses air bersih, dan sarana-sarana umum lain berada? Apa masalah masing-masing? (Sepakati lambang untuk masing-masing sarana umum dan beri keterangan legenda peta di bawah)Misal:- WC umum : segi empat- Saluran mampet : dua garis- Pasar : bintang- Tempat ibadah : segi tiga

15

• Apa yang dimaksud miskin?• Dimana kemiskinan itu terjadi?• Kenapa kemiskinan itu terjadi?• Siapa Saja yang miskin?• Kapan kemiskinan terjadi?• Bagaimana kemiskinan terjadi?

(5 W + 1 H)

Page 16: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

3) Apa ada lokasi yang sering banjir saat terjadi hujan? Dimana lokasinya? (Beri arsiran warna orange/jingga)

4) Dimana titik-titik lokasi yang sering mengalami genangan yang cukup lama bila hujan? (beri arsiran warna merah)

5) Dimana lokasijalan-jalan yang sudah rusak dan perlu diupayakan untuk segera dilakukan pembenahan/perbaikan?(beri arsiran warna hijau)

6) Dimana lokasi drainase/saluran air yang mampat/bermasalah?(beri arsiran warna biru)

b. Situasi Kesehatan Kode Peta : Ks1) Apakah ditemukan kasus gizi kurang/buruk pada balita? kalau ada berapa

jumlahnya, dimana lokasinya. (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)

2) Apa ditemukan kasus bayi meninggal. Bila ya, kenapa, berapa dan dimana. (bayi meninggal bukan karena kecelakaan, tapi karena penyakit. Sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)

3) Apa ditemukan kasus ibu hamil/melahirkan meninggal. Bila ya berapa dan dimana

4) (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)5) Penyakit endemic apa yang paling banyak ditemukan di wilayah RW ini

(demam berdarah, malaria, diare, ISPA, kolera, mata, dsb). Kapan saja terjadi, berapa yang terkena, dimana lokasinya?

6) (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)7) Dimana lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah dan apa

ada masalah di lokasi tersebut dengan kesehatan? (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)

16

Page 17: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

c. Situasi Pendidikan (termasuk Kebudayaan dan Kesenian)Kode Peta : Pd1) Apakah ada anak usia sekolah (7-18 tahun) yang putus sekolah/tidak

sekolah? dimana? (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)2) Dimana lokasi pendidikan informal yang dikembangkan oleh masyarakat,

dan apa masalahnya? Misal PAUD, TK, kursus ketrampilan, sanggar, taman bacaan, kelompok kesenian.dsb. (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol untuk lokasi pendidikan informal. Catat masalah masing-masing dalam form)

3) Dimana lokasi (tempat/ruang public, tempat yang dikelola khusus, dsb) anak-anak sering bermain (missal: lapangan, taman, TPA)? Apa masalah yang muncul? (sepakati symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol untuk lokasi anak-anak bermain. Masalah yang muncul ditulis dalam form)

17

Penyakit Endemik

Page 18: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

d. Situasi EkonomiKode Peta : Ek1) Apa ada usaha ekonomi kecil yang ada dilingkungan RW? Berapa

jumlahnya dan dimana saja? (gunakan symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol Beri arsiran/lingkaran warna hijau untuk lokasi usaha ekonomi kecil. Catat masalah yang muncul dalam form)

2) Dari usaha produktif diatas, apakah ada usaha produktif yang dikelola oleh perempuan. Bila ada, dimana lokasinya? (gunakan symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol)

3) Dimana lokasi kantong-kantong penduduk miskin, dan persoalan apa yang sering dihadapi?(gunakan symbol dan tuliskan jumlah disamping symbol, persoalan tulis dalam form)

4) Dimana kantong pemukiman yang banyak tergantung pada rentenir, dan apa masalah yang terjadi?(gunakan symbol dan tuliskan persoalan dalam form)

18

Kegiatan Seni/Budaya

Page 19: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

e. Situasi PemukimanKode Peta : Pm1) Dimana lokasi pemukiman yang padat penduduk dan apa masalah yang

muncul?(gunakansymbol dan tuliskan persoalan dalam form.diarsir wilayah/lokasi/kantong padat penduduk).

2) Dimana saja ruang terbuka umum di RW anda dan apa masalah yang muncul? (gunakan symbol)

3) Dimana saja terdapat rumah tidak layak huni di RW anda dan apa masalah yang muncul? (gunakan symbol dan catat masalah dalam form)

4) Dimana saja terdapat kantong pemukiman magersari dan apa masalah yang muncul ?(gunakan symbol dan catat masalah dalam form)

5) Dimana saja terdapat pemukim informal / tak bersertifikat /tanah negara dan apa masalah yang muncul? (gunakan symbol dan catat masalah dalam form)

6) Dimana lokasi lahan-lahan yang digunakan untuk pertanian, dan apa masalah yang muncul?(gunakan symbol dan catat masalah dalam form)

Keterangan umum:- Peta sudah tersedia dengan disertai keterangan - Tanda arsiran bisa diganti dengan melingkari lokasi dengan warna yang

sesuai. Hal ini disesuaikan dengan bahan dan besarnya peta, serta

19

Page 20: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

kemudahan dalam membaca peta bila terjadi dalam satu wilayah tertentu yang mengalami beberapa persoalan.

20

Page 21: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

Contoh Form Pemetaan Masalah RWPEMETAAN MASALAH TINGKAT RW (FORM XI)

RW : .....................................................................Kalurahan : .....................................................................Kecamatan : .....................................................................Bidang : INFRASTRUKTUR

TOPIK/BAHASAN 1: ..........

Uraian Masalah Lokasi Masalah Mengapa masalah tersebut terjadi

Upaya yang Pernah Dilakukan Masyarakat

Upaya yang Pernah Dilakukan Pemerintah, CSR, Dll.

1 2 3 4 5

         

Surakarta , ………… 2016

Mengetahui,1. Ketua RW …2. FasLing RW …

…………………..…………………..

Perwakilan Peserta :1. Pengurus RT …2. Pengurus PKK RT ….3. Keterwakilan Penduduk Miskin

……………………………………..…………………..

21

Page 22: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

DAFTAR SKALA PRIORITAS TINGKAT RW (FORM XII)

RW : .....................................................................Kelurahan : .....................................................................Kecamatan : .....................................................................Bidang : INFRASTRUKTUR

Topik / BahasanDampak yang Ditimbulkan

dari MasalahAlternatif Pemecahan

Masalah Daftar Skala Prioritas

1 2 3 4 

     

      

Surakarta , ………… 2016

Mengetahui,3. Ketua RW …4. FasLing RW …

…………………..…………………..

Perwakilan Peserta :4. Pengurus RT …5. Pengurus PKK RT ….6. Keterwakilan Penduduk Miskin

……………………………………..…………………..

22

Page 23: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

Keterangan Form Pemetaan Masalah RW1. Masalah :

- Persoalan yang muncul dalam diskusi, yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai hal yang mengganggu

- Tuliskan Masalah dengan kalimat yang jelas dan konkrit. - Penulisan Masalah tidak cukup hanya dengan satu kata kunci, perlu

penjelasan. Missal : PAUD; minum-minuman keras; . Tidak cukup menjelaskan permasalahan. Tuliskan dengan, misalnya:

Banyak anak-anak usia 3-5 tahun yang belum mendapatkan pendidikan usia dini.

Banyak pemuda minum-minuman keras hampir tiap malam, mereka sering mengganggu warga yang lewat.

2. Lokasi Masalah : - Tempat dimana persoalan tersebut terjadi. - Tuliskan wilayah RT, bila perlu sebutkan ciri-ciri atau batas yang lebih

memudahkan orang untuk mengenal wilayah lokasi tersebut.- Misal:

RT 01, sepanjang parit di Gang Mercusuar RT 01, jalan depan rumah Bp Sungkono sampai depan Masjid Al

Iklas Sekitar lapangan sepakbola di RT 02

3. Bagaimana masalah tersebut terjadi : Penyebab atau alasan sehingga muncul persoalan tersebut.Misalnya:Belum ada PAUD dan semacamnya, pernah diusulkan pada tahun 2009 tapi belum disetujui dengan alasan lebih penting untuk membiayai saluran yang rusak dan mampet.

4. Upaya yang pernah dilakukan oleh masyarakat : - Hal-hal yang pernah dilakukan oleh masyarakat dalam mengatasi

persoalan. Tuliskan kegiatan ataupun program yang dilakukan oleh masyarakat baik individu maupun kelompok untuk mengatasi masalah secara swadaya.

- Masyarakat yang dimaksud adalah individu, kelompok, perkumpulan-perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat, institusi di lingkup RT dan RW seperti PKK dan Karang Taruna tingkat RT/TW, termasuk kegiatan dan program swadaya RT dan RW sendiri.

- Misalnya: PKK menjalankan program berdasar sumber dana dari PNPM, DPK dan APBD, maka ini bukan swadaya (bukan kegiatan masyarakat, tapi masuk dalam kegiatan pemerintah / point 5)

5. Upaya yang Pernah Dilakukan oleh Pemerintah : - Bentuk kegiatan atau program apa yang pernah dilakukan untuk

mengatasi masalah- Sebutkan pemerintah tingkat mana (kelurahan atau kota), dari dinas

mana. - Bila pihak luar atau swasta selain pemerintah, sebutkan juga organisasi

atau perusahaan mana - Sebutkan kapan upaya tersebut dilakukan, sebutkan juga tahun

pelaksanaan

23

Page 24: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

ToR PEMETAAN MASALAH RW

MENGAPA PERLU PENGGALIAN PERSOALAN KEMISKINAN PARTISIPATIF

Kemiskinan telah menjadi masalah besar yang dihadapi negeri ini, tekanan krisis ekonomi yang terjadi dirasakan belum pulih sepenuhnya dan jumlah serta sebaran keluarga miskin dan kemiskinan semakin luas. Di sisi lain berbagai upaya pemerintah dalam melakukan penanggulangan kemiskinan, masih terpisah-pisah, belum ada keberlanjutan yang baik, dan terkesan tergantung proyek.

Sistem perencanaan pembangunan tidak terintegrasi dengan strategi penanggulangan kemiskinan yang dijalankan. Seringkali kita melihat tidak ada perubahan besar untuk mengurangi angka kemiskinan. Sistem perencanaan pembangunan yang selama ini berjalan yaitu Musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) ternyata belum mampu menjawab persoalan dasar yaitu kemiskinan. Setelah 12 tahun berjalan, ternyata tidak memberikan perubahan yang berarti. Sebaliknya, justru kualitas kemiskinan semakin meningkat dan masyarakat sudah mulai jenuh untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan tersebut.

Musrenbangkel sudah mulai kehilangan ruh partisipasinya, dimana dari proses pelaksanaan sampai pada hasilnya sering didominasi oleh elit kelurahan. Hal ini berakibat pada perencanaan yang dihasilkan sangat parsial dan tidak mempunyai prespektif pembangunan yang berkelanjutan. Dominasi tokoh timbul karena lemahnya informasi di tingkat masyarakat, sehingga masyarakat miskin kurang mendapat tempat untuk menyampaikan usulan dan berargumentasi secara sepadan dengan kelompok dominan.

Faktor lain lemahnya hasil perencanaan masyarakat adalah tidak dilakukannya proses pemetaan kemiskinan untuk memotret situasi dan kualitas kemiskinan di lingkungan. Sehingga dokumen yang dihasilkan tidak mampu menyentuh persoalan dasar dari kemiskinan itu sendiri, padahal dukungan pembiayaan untuk Dana Pembangunan kalurahan (DPK) cukup besar, yaitu 9 – 10 miliar per-tahun.

Melihat dari persoalan tersebut diatas dibutuhkan sebuah inovasi untuk proses pengawalan rencana pembangunan yang disusun secara serius bersama masyarakat. Perlu ada pengawalan bersama agar usulan dapat benar-benar diserap SKPD dalam Rencana Kerja (Renja) masing-masing Dinas.

Hal tersebut dapat dicapai apabila ada perbaikan kualitas perencanaan masyarakat yang mampu menjawab persoalan kemiskinan warganya. Proses perbaikan tersebut harus dilakukan dari level paling bawah yaitu Rukun tetangga (RT) sampai tingkat Kota. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah penataan kelembagaan masyarakat yang akan mengawal system perencanaan sampai di tingkat kota. Inovasi yang akan dilakukan dalam penyusunan Renstra Masyarakat ini antara lain:1. Focus pada persoalan 5 hak dasar (ekonomi, pendidikan (termasuk Kebudayaan

dan Kesenian), kesehatan, perumahan, dan infrasturktur).2. Dilakukan dengan melibatkan perwakilan masyarakat yang memahami 5 hak

dasar masyarakat tersebut

24

Page 25: bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewSosialisasi dilevel kota difasilitasi oleh Bappeda sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan

3. Memikirkan, melibatkan, mendengarkan kepentingan pihak-pihak yang rentan terhadap kemiskinan dan 5 persoalan hak dasar tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah: perempuan, anak-anak, lansia, dan difable.

4. Bukan belanja masalah sebanyak-banyaknya, namun merunut masalah, sehingga diketahui penyebab masalah dan akibatnya.

5. Melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan persoalan yang khusus terjadi di wilayah yang bersangkutan, misalnya bantaran sungai, tempat pembuangan sementara (TPS), daerah industri, dsb. Tergantung dengan keunikan/karakteristik masing-masing wilayah.

Penggalian persoalan kemiskinan secara partisipatif yang dimulai dari tingkat terbawah (lingkungan RT dan RW) menjadi sangat penting, karena di tingkat inilah masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang paling memahami atas persoalannya. Hasil dari pertemuan tingkat RW ini yang akan menjadi dasar panduan perunutan masalah, dan menjadi Renstra Masyarakat.

25