jamaltugas.files.wordpress.com · web viewsiswa / siswi smk (sekolah menengah kejuruan) yang...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Telekomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi jarak jauh
dengan menggunakan suatu sinyal listrik. Informasi disampaikan ke tujuan baik
melalui kawat penghantar berisolasi yang disebut saluran transmisi maupun melalui
udara tanpa menggunakan kawat penghantar, tetapi menggunakan gelombag radio.
Salah satu hasil teknologi komunikasi adalah telepon. Telepon adalah suatu
alat yang dapat menyampaikan informasi (suara) dalam dua arah yang mampu
memperdekat jarak maupun mempersingkat waktu. Pada komunikasi telepon, sinyal
suara harus terlebih dahulu diubah menjadi sinyal listrik (elektrik), karena sinyal
suara tidak dapat langsung disalurkan ke suatu tujuan pada jarak tertentu melalui
suatu kawat penghantar. Alat pengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik (elektrik)
tersebut disebut dengan transducer. Selanjutnya, pada sisi tujuannya, sinyal listrik
(elektrik) tadi harus diubah menjadi kebentuk aslinya seperti semula dengan
menggunakan transducer juga.
Saluran kabel yang digunakan untuk menyalurkan informasi ini haruslah cukup
konduktif
Penulis memilih judul “analisa kerja ruang MDF(main distribution frame)
Pada laporan ini penulis akan membahas mengenai analisa kerja ruang MDF(main
distribution frame)
1.2 Batasan Maslah
Penulis telah melakukan kegiatan PKL di PT.Telkom Indonesia tepatnya area
STO Turangga . dan di posisikan dalam divisi atau bagian PCAN selama satu
bulan yang berkaitan tentang penanggulangan gangguan di lapangan lalu di
1
bagian MDF selama satu bulan yang berkaitan tentang jarlokat(jaringan local
akses tembaga)berikut batasan-batasan masalah penulis seputar divisi.
1. Memantau pelaksanaan penyesuaian gangguan dan mencetak kesimpulan
atas hasil yang dicapai sebagai bahan pemeriksaan dan laporan.
2. Mengentry data untuk keperntingan mutasi-mutasi, pengaduan perbaikan-
perbaikan, dan penyambungan telepon.
3. Melaksanakan penyambungan dan pemutusan saluran MDF sesuai dengan
prosedur yang berlaku seperti :
a. Psb wire line
b. Psb speedy
c. Cabut aps
d. Bundling
4. Service point
1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan.
Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas akhir sekolah dan untuk menempuh UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan UAN
(Ujian Akhir Nasional) yang merupakan syarat dan ketentuan lulusnya masa
pendidikan siswa SMK, unumnya di Indonesia khususnya di SMK MedikaCom
Bandung. Siswa / Siswi SMK (sekolah menengah kejuruan) yang harus mengikuti
kegiatan pkl/prakerin di suatu instansi maupun perusahaan agar tamatan siswa
/siswi SMK dapat bersaing dan terjun di dalam dunia kerja sebagaimana fungsi
akademisnya masing-masing.dan penulis sebagai siswa SMK MedikaCom telah
melakukan kegiatan PKL/prakerin di PT. Telkom Indonesia DCS Bandung Timur
1.4 Lokasi Waktu Pelaksanaan.
Penulis melakukan kegiatan PKL/Prakerin di PT TELKOM Indonesia
Yang bertempat di JL.maskumambang no.4 bandung. Kegiatan pkl/prakerin
berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Dengan jam kerja dari pukul 07.30
sampai pukul 16.30 WIB (waktu Indonesia bagian barat)
2
1.5 Sistematika Penulisan Laporan.
Laporan ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika seperti di bawah ini:
BAB I: Pendahuluan.
Terdiri atas latar belakang, batasan masalah, maksud dan tujuan
penulisan,lokasi waktu pelaksanaan serta sistematika penulisan laporan
BAB II: Uraian Khusus.
Terdiri atas sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan
dan produk perusahaan .
BAB III: Tinjauan Pustaka
Teori-teori yang mendukung rancangan laporan
BAB IV : rancangan sistem dan implementasi.
Terdiri atas analisa sistem yang sedan berjalan , perancangan sistem
dan implementasi atau penerapan atas sistem yang di bangun
BAB V :kesimpulan saran
Terdiri atas kesimpulan dan saran untuk sekolah dan perusahaan
3
BAB II
RUANG LINGKUP DAN PROFIL INDUSTRI
2.1 Sejarah PT. TELKOM
PT. TELKOM Tbk adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang jasa pertelekomunikasian untuk umum dalam negeri. Pada
awalnya, PT. Telkom Tbk bemama "Post En Telegraf Dienst" yang didirikan pada
tahun 1884 dengan staf blod No. 52. Kemudian pada tahun 1906 diubah menjadi
"Post Telegraf en Telegraf dienst" (PTT) dengan starblod No. 395 dan sejak saat itu
disebut PTT. Selanjutnya pada tahun 1960, Pemerintah mengeluarkan peraturan
pemerintah pengganti UU No 19 tahun 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan
Negara, ternyata PTT memenuhi syarat untuk menjadi Perusahaan Negara (PN) dan
PERPU No. 240 tahun 1961, PTT berubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi.
Lapangan usaha PN Pos dan Telekomunikasi berkembang sedemikian
pesatnya sehingga organisasi perubahan perlu ditinjau kembali hasilnya berdasarkan
keputusan pemerintah (PP. No. 29-30 tahun 1965), berdasarkan kepada keputusan
pemerintah tersebut, maka pada tahun 1965 dilaksanankan pemecahan PN Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua perusahaan yaitu : Perusahaan Pos dan Giro dan juga
Perusahaan Negara Telekomunikasi. Sesuai dengan surat keputusan Menteri
Perhubungan R.I No. SK. 129/U/1970 tanggal 28 April 1970, PN Telekomunikasi
yang didirikan pada tahun 1965 dilanjutkan sebagai Perusahaan Umum
Telekomunikasi yang disingkat PERUMTEL.
Keberadaan PERUMTEL dilakukan dengan Peraturan Pemerintah No 36
tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola Telekomunikasi untuk umum dalam
negeri dan luar negeri.
Pada akhir tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan membeli
seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam
4
rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang kemudian diubah statusnya menjadi
suatu BUMN berbentuk persero, selanjutnya pembelian saham tersebut dituangkan
saham bentuk Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1980.
Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk
umum, dengan peraturan pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan perubahan sistim
peraturan pemerintah No.22 tahun 1974 yakni menetapkan PERUMTEL sebagai
badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggaraan telekomunikasi untuk
umum dalam negeri dan PT. INDOSAT sebagai badan usaha yang diberi wewenang
untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk luar negeri (Internasional).
Dengan ditetapkan undang-undang No 3 tahun 1989 tentang telekomunikasi di
Indonesia, maka usaha penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia mendapat angin
segar dalam pengembangan dan pembangunannya, kemudian dalam rangka
penigkatan efesiensi dan efektivitas usaha jasa telekomunikasi, dengan peraturan
pemerintah No. 25 Tahun 1991 perusahaan telekomunikasi berubah statusnya
menjadi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia yang selanjutnya disebut PT.
TELKOM.
Dengan berubahnya status ini, maka makin terbukanya peluang bagi PT.
TELKOM untuk berbuat lebih baik lagi dalam usaha memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen jasa telekomunikasi di Indonesia.
Perubahan dilingkungan PT. TELKOM (persero) berlangsung seperti
perubahan dari jawatan persero sampai dengan perubahan publik, bahkan perubahan
secara makro meliputi penyelenggaran yang semula kini berubah menjadi monopoli.
Perubahan besar-besaran terjadi pada tahun 1995 meliputi :
- Restrukturisasi internal
- Kerja sama operasi
- Inisitial public offering
Sebagai hasil restrukturisasi, sejak 1 juli 1995 organisasi TELKOM terdiri dari
tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network, yang kedua-keduannya mengelola
bidang usaha.
Divisi regional ini menjadi pengganti struktur wilayah usaha telekomunikasi
5
(WITEL) yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan
jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa Sambungan Langsung Jarak Jauh
(SLJJ), dan Sambungan Langsung Internasional (SLI) melalui perhitungan
interkoneksi.
Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri
pengopersian jaringan transmisi jalur utama nasional.
Divisi regional TELKOM memiliki wilayah sebagai berikut :
a. Divisi I Sumatra.
b. Divisi II Jakarta Raya meliputi (Jabodetabek) Jakarta, Bogor, Depok
Tanggerang, Bekasi, Kerawang, dan Purwakarta.
c. Divisi III Jawa Barat minus Serang, Bogor, Kerawang dan Purwakarta.
d. Divisi IV Jawa Tenggah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
e. Divisi V Jawa Timur .
f. Divisi VI Seluruh Kalimantan.
g. Divisi VII Kawasan Timur Indonesia, terdiri dari Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku dan Irian Jaya.
Adapun yang termasuk Divisi penunjang adalah:
Divisi Riset Teknologi Inforrnasi (RISTI), yaitu:
a. Divisi Atelir
b. Divisi Properti
c. Divisi Pelatihan
d. Divisi Sistim Informasi
e. Divisi Pembangunan
Perkembangan terakhir berdasarkan keputusan Direksi TELKOM, mulai
tanggal 31 Desember 1996, TELKOM menambah dua divisi yaitu : Divisi
Multimedia sebagai pengelola bisnis dan juga Divisi Pembangunan sebagai divisi
penunjang.
Adapun ruang lingkup usaha dari masing-masing Divisi di PT. TELKOM dapat
diuraikan sebagai berikut :
6
1. Divisi Netwok
Yaitu divisi yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri
melalui pengoprasian jaringan transmisi jalur utama nasioanal. Penanganan Divisi
Network utamanya adalah untuk kepentingan Internal PT. TELKOM.
2. Divisi Multimedia
Yaitu divisi yang mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk
melayani masyarakat, langganan dan Internal PT. TELKOM, Intenet Provider,
Cooperate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan bisnis dan
masa depan yang ditandai dengan adanya konvergansi telepon, TV Kabel (Video
Comunication) dan Intrenet (Computer Comunication).
3. Divsi Sistem Informasi
Yaitu divisi yang menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan PT.
TELKOM maupun pihak lain, Sistem Informasi Management, Sistem Informasi
Kastemer (SISKA), Billing Coorperate Data Base, Interkoneksi Billing dan
proses Telepon sellular.
4. Divisi Riset Teknologi Informasi (RisT1)
Yaitu divisi yang melaksanakan riset dan penggembangan teknologi
te1ekomunikasi dan informasi untuk keperluan Internal PT. TELKOM, baik riset
pemgembangan produk baru, standarisasi perangkat, Ground Scenario Tecnology,
dan uji kaji laboratorium.
5. Divisi Properti
Yaitu divisi yang mengelola propertis, seperti tanah, gedung dan sarana lainnya
milik PT. TELKOM yang tidak berkaitan dengan alat produksi. Pengelolaan
propertis ini utamanya untuk kepentingan PT. TELKOM, namun bila
memungkinkan dapat melayani pihak lain.
7
6. Divisi Atelir
Yaitu divisi yang berfungsi sebagai repair center (pusat perbengkelan) bagi PT.
TELKOM yang meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku cadang
perangkat dan konsultasi teknis.
7. Divisi Pelatihan
Yaitu divisi yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT.
TELKOM untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas,
profesional dan berintegrasi.
8. Divisi Pembangunan
Yaitu divisi yang melaksanakan pembanggunan, rekontruksi jaringan, konsultasi
pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk keperluan PT. TELKOM.
Divisi pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang menjadi tanggung
jawab mitra KSO.
2.2 Tujuan dan Misi PT. TELKOM (Persero)
Perusahaan TELKOM (Persero) memiliki beberapa tujuan dalam melaksanakan
seluruh kegiatan-kegiatannya yaitu :
1. Sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan usahanya
berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan
pengembangannya dalam jangka panjang.
2. Sebagai pelaksana pembangunan yang melakukan kegiatan bersifat sosial dan
perintis dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
serta mendorong kegiatan ekonomis.
Tujuan dan misi diatas menunjukan komitmen yang kuat dari PT. TELKOM
(Persero) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia secara
umum.
8
2.3 Logo Perusahaan PT. TELKOM (Persero)
Setiap perusahaan atau badan usaha pasti mempunyai logo atau suatu benda
dengan ciri tertentu, yang mana logo tersebut mempunyai suatu makna tersendiri bagi
yang memilih bentuk dan coraknya, berikut akan dijelaskan mengenai logo PT.
TELKOM dan juga makna dari logo tersebut.
Gambar 2.1 logo PT TELKOM
Makna dari logo PT. TELKOM yang baru adalah:
Logo baru PT. TELKOM mencerminkan brand positioning ”Life Confident”
dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk
mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini
didukung oleh “service culture” baru yaitu: expertise, empowering, assured,
progressive dan heart.
Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel; Simplifikasi logo ini
terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini
merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selanjutnya disebut dengan “Life
9
in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti “committed 2U” yakni “the
world is in your hand”.
Makna simbol pada logo Telkom yaitu:
Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan
layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME
(Telecommunication, Information, Media & Edutainment).
Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini
mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan,
perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang
maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk
menggapai masa depan.
Makna Warna yang digunakan pada logo PT. Telkom :
Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang
tinggi.
Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan
dinamis.
Infinite Sky Blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan
inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
2.4 Maskot PT.Telkom
Dalam sebuah perusahaan, keberadaan maskot pun tidak kalah
pentingnya dengan adanya maskot tersebut, di harapkan masyarakat dapat
mengetahui ciri khas dari perusahaan tersebut. adapun maskot PT. Telkom
adalah sebagai berikut :
10
GAMBAR 2.2 MASKOT TELKOM
Arti Maskot PT. Telkom “Be Bee” adalah :
* Mahkota kenangan
* Antena ,sensitif terhadap segala keadaan dan perubahan
* Mata tajam dan cerdas
* Sayap ,kelincahan dan kepraktusan
* Tangan kuning,memberikan karya yang terbaik
Filosofi di balik sikap dan prilaku “Be Bee”
Lebah termasuk mahkuk sosial yang senang bekerjasama, pekerja
keras, mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan
fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi
berbagai pihak.di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda
keberadaanya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi
koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu.
Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat ,liar
dan kuat sehingga bisa bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi
tantangan alam. Lebah berpandangan jauh kedepan dengan merancang
bangunan sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan
menyimpan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah
berwarna biru merupakan penggambaran insan PT. TELKOM Indonesia.
11
BAB III
3.1 MDF(main distribution frame)
Main Distribution Frame atau disebut juga dengan Rangka pembagi utama
adalah susunan rangka dari pelat logam yang digunakan sebagai tempat untuk
menginstalasi Blok Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU). Blok terminal
rangka pembagi utama ini berfungsi sebagai titik sambung ujung kabel kearah
jaringan dan kearah sentral.
Main Distribution Frame berada dalam suatu ruangan yang biasanya terletak
dibawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat atau pada ruangan
didepan/di samping ruang sentral telepon untuk gedung STO tidak bertingkat.
Dibawah MDF terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi, yang
berguna untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum
didistribusikan ke MDF.
MDF merupakan perangkat yang sangat vital dari sistem jaringan kabel,
karena dari sinilah titik awal akses pelanggan dari jaringan komunikasi telepon. Dari
MDF dimungkinkan adanya perubahan-perubahan terhadap nomor pelanggan, kabel
primer serta urat kabel primer. Disamping itu, fungsi dari MDF itu sendiri adalah
sebagai interface antara sentral jaringan.
Secara umum fungsi dari MDF adalah:
1.Sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.
3.Sebagai tempat pengamanan saluran.
4.Service point
5.Psb wireline
6.Bundling
12
7.cabut aps , cabut aps terbagi atas 3 bagian yaitu:
- cabut speedy saja tetapi mash berlangganan telepon
- cabut telepon
- cabut speedy dan telepon
Serpo (Service point)
Pada kegiatan yang dilakukan ini adalah menerima pengaduan gangguan dari
pelanggan baik yang datang ke Plasa maupun melalui telepon ke bagian pengaduan.
Data-data yang harus diperoleh dari pelanggan antaralain ; nama, alamat, jenis
gangguan. Kemudian data – data itu dimasukkan ke SISKA untuk diproses.
PSB WIRELINE
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan data – data yang
diperlukan PT. Telkom untuk menginput data, pelanggan harus mengisi dan
memberikan foto copy KTP, materai dan administrasi untuk biaya pasang
telepon dirumah.setelah persyaratan terpenuhi barulah menarik kabel jumper wire
dari terminal blok EQN ke keterminal blok primer
PSB speedy
Pelanggan yang ingin berlangganan speedy ( internet ) di rumah dan data-data
yang diperlukan PT. Telkom untuk menginput data, pelanggan harus mengisi dan
memberikan foto copy KTP, dan administrasi untuk biaya pasang speedy dan
pemasangan speedy pelanggan sebaiknya memiliki telepon rumah. Tetapi Pelanggan
bisa memilih paket speedy yang telah disedikan oleh Telkom. Setelah persyaratan
terpenuhi barulah proses pemasangan speedy dilakukan dengan menarik kabel jumper
wire dari terminal blok EQN ke terminal blok horizontal dan dari terminal blok
vertical menuju terminal blok primer
13
Bundling
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan speedy secara bersamaan
dan data – data yang diperlukan telkom untuk menginput data, pelanggan harus
mengisi formulir dan memberikan foto copy ktp, materai dan administrasi untuk
biaya pasang speedy dan telepon rumah. Setelah persyaratan terpenuhi barulah proses
pemasangan speedy dan telepon dilakukan dengan menarik kabel jumper wire dari
terminal blok EQN ke terminal blok horizontal dan dari terminal blok vertical menuju
terminal blok primer
Cabut APS (atas permintaan sendiri)
Cabut APS adalah pencabutan sambungan telepon atas permintaan pelanggan
karena sesuatu hal seperti:Rumah kosong, Pindah Rumah, Rumah dijual, Tarif mahal,
Tagihan terlalu besar, Faktor ekonomi atau ganti dengan Telkom Flexi.
Adapun syaratnya antara lain :
a. FotoCopy KTP pelanggan yang masih berlaku.
b. Bukti Pembayaran/Rekening telepon terkakhir
c. Mengisi dan menandatangani Formulir yang telah disediakan
setelah persyaratan terpenuhi barulah pencabutan dilakukan
pencabutan terbagi tiga yaitu:
1.cabut speedy saja tetapi mash berlangganan telepon
Cara pencabutan speedy saja yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire dari
terminal blok EQN ke keterminal blok horizontal dan dari terminal blok primer ke
terminal blok vertical setelah pencabutan speedy dilakukan dilakukan penormalan
kembali ketelepon biasa dengan cara memasang kabel jumper wire dari terminal blok
EQN ke keterminal blok primer
14
2.cabut telepon
Cara pencabut telepon yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire dari
terminal blok EQN dan terminal blok primer
3.cabut speedy dan telepon
Cara cabut speedy dan telepon yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire dari
terminal blok EQN dan terminal blok horizontal dan dari terminal blok primer ke
terminal blok vertical
3.2 Gambaran Jaringan Lokal Secara Umum
Saluran yang dipasang dari saluran telepon menuju langganan disebut
saluran langganan, sedangkan saluran yang dipasang pada suatu daerah sentral
disebut fasilitas saluran lokal. Fasilitas saluran lokal disini indentik dengan jaringan
kabel lokal. Jaringan kabel lokal adalah suatu jaringan kabel yang dipasang dan
dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan suatu
sentral yang ada pada suatu wilayah. Gambar 3.1 dibawah ini akan memperlihatkan
struktur umum dari kabel jaringan lokal.
Gambar 3.1 Struktur umum kabel jaringan lokal
Jaringan kabel lokal itu terdiri dari:
15
TeleponRosetKTBDPRKMDF
1. Kabel Primer (Prymary Cable)
2. Kabel Sekunder (Secondary Cable)
3. Saluran Penanggal (Drop wire)
4. Saluran Rumah Pelanggan (Indoor Cable)
1. Kabel Primer
Kabel primer adalah saluran kabel yang ditarik dari terminal Main
Distribution Frame (MDF) sampai dengan terminal rumah kabel (RK) atau sampai
dengan terminal sambung dikotak pembagi atau Distributing Point (DP) pada daerah
catu langsung.
Kabel primer dalam proses penanamannya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
kabel yang langsung di tanam dalam tanah tanpa memakai pipa pelindung yang di
sebut kabel tanah tanam langsung (KTTL), dan juga kabel yang ditarik dalam pipa
yang di sebut Kabel Duct.
a. Kabel tanah tanam langsung (KTTL)
- Terdiri dari beberapa kawat penyalur listrik, yang masing-masing diisolir,
kemudian diikat berkelompok dan dibungkus oleh selubung timah hitam (Load
Mantel).
- Kabel ini direntangkan dari sentral telpon sampai lokasi pelanggan.
16
- Cara penanaman kabel adalah dengan menggali tanah, meletakkan langsung
kabel tersebut dibawah permukaan tanah, dan kemudian menimbunnya kembali
dengan tanah.
b. Kabel Duct
- Jenis kabelnya mirip dengan kabel tanah tanam langsung.
- Cara penanamannya, dengan memasukkan kabel tersebut ke dalam pipa (duct),
dan pipa ini ditanam dibawaah tanah.
- Pipa duct ini terbuat dari pipa paralon yang tahan terhadap air dan juga
kelembaban tanah.
- Pada jarak-jarak tertentu dibuat lubang sambung (man hole), yang merupakan
tempat penarikan kabel.
- Jarak antara man hole dengan mah hole yang lainnya adalah sekitar 200 m.
- Man hole juga berfungsi sebagai tempat perbaikan kabel yang rusak.
Perbedaan kedua kabel ini adalah hanya pada pemakaian pelindung mekanis
pada kabel, pelindung kabel ini terbuat dari pita atau plat baja yang melilit sepanjang
kabel, yang dapat mengerut dan memanjang untuk memberikan perlindungan
mekanis pada kabel dari benturan benda tajam atau keras, serta sekaligus sebagai
pelindung elektris terhadap tegangan asing yang datang dari luar. Pada kabel Duct
tidak terdapat pelapis dari baja yang melilit disepanjang kabel, sedangkan pada kabel
tanah tanam langsung pelapis baja ini akan digunakan untuk mencegah kerusakan
pada kabel tersebut.
17
MDF RK
DP
RK DP
DP
DP
Dibawah ini adalah gambar mengenai jaringan kabel primer.
Gambar 3.2 Jaringan Kabel Primer
2. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang ditarik atau dipasang dari suatu rumah
kabel (RK) sampai dengan terminal dikotak pembagi (Distributing Point). Karena
daerah rumah kabel tersebut sudah ditentukan, maka kabel sekunder ini dapat
diartikan sebagai kabel yang mencatu secara langsung pada sebuah distributing point
(DP) dari terminal output rumah kabel.
Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau ditarik diatas
tanah (kabel udara) yang ditambat diatas tiang. Dibawah ini adalah gambar mengenai
jaringan kabel sekunder.
Gambar 3.3 Jaringan Kabel Sekunder
18
MDF
DP
DP
3. Saluran Penanggal (Drop Wire)
Saluran penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP dengan terminal blok
yang ada di rumah pelanggan. Jenis kabel yang digunakan sebagai kabel penanggal
ini umumnya adalah drop-wire, baik drop-wire yang menggunakan penguat atau
drop-wire tanpa menggunakan penguat.
4. Saluran Rumah (Indoor Cable)
Saluran rumah atau instalasi kabel rumah adalah saluran yang ditarik dari
Kotak Terminal Batas (KTB) dirumah pelanggan sampai dengan roset pesawat
telepon yang bersangkutan.
Jaringan Catu Langsung
Pada jaringan catuan langsung ini, pelanggan mendapat pencatuan saluran dari
distributing point (DP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan terminal main
distribution frame (MDF), tanpa melalui terminal rumah kabel (RK). Berikut gambar
mengenai jaringan catuan langsung.
Gambar 3.4 Jaringan Catuan Langsung
19
MDF
DP
DP
RK
Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan Catuan Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para
pelanggan dicatu dari distributing point (DP) terdekat, yang dihubungkan terlebih
dahulu dengan Rumah Kabel (RK), kemudian akan diteruskan ke terminal main
distribution frame (MDF). Penyambungan saluran dari distributing point (DP)
menuju ke rumah kabel (RK) adalah sama halnya dengan jaringan catuan langsung.
Tetapi penyambungan seterusnya dari rumah kabel (RK) menuju ke terminal main
distribution frame (MDF) dilakukan tidak tetap atau melalui kabel jumper. Jaringan
catuan tidak langsung seperti ini banyak digunakan pada pemakaian saluran di kota-
kota dengan jumlah pelanggannya yang besar dan lokasi kota tersebut jauh dari
sentral telekomunikasi. Berikut ini adalah gambar mengenai jaringan catuan tidak
langsung.
Ket: pelanggan
Gambar 3.5 Jaringan Catuan tidak Langsung
20
3.3 Fungsi Masing-Masing Jaringan Lokal
Struktur Umum Jaringan kabel lokal terdiri dari Main Distribution Frame
(MDF), Rumah Kabel (RK), Distributing Point (DP), Kotak Terminal Batas (KTB)
dan Roset.
1. Main Distribution Frame (MDF)
Main Distribution Frame atau disebut juga dengan Rangka pembagi utama
adalah susunan rangka dari pelat logam yang digunakan sebagai tempat untuk
menginstalasi Blok Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU). Blok terminal
rangka pembagi utama ini berfungsi sebagai titik sambung ujung kabel kearah
jaringan dan kearah sentral.
Main Distribution Frame berada dalam suatu ruangan yang biasanya terletak
dibawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat atau pada ruangan
didepan/di samping ruang sentral telepon untuk gedung STO tidak bertingkat.
Dibawah MDF terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi, yang
berguna untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum
didistribusikan ke MDF.
MDF merupakan perangkat yang sangat vital dari sistem jaringan kabel,
karena dari sinilah titik awal akses pelanggan dari jaringan komunikasi telepon. Dari
MDF dimungkinkan adanya perubahan-perubahan terhadap nomor pelanggan, kabel
primer serta urat kabel primer. Disamping itu, fungsi dari MDF itu sendiri adalah
sebagai interface antara sentral jaringan.
21
Dibawah ini adalah contoh gambar Main Distribution Frame, dan juga
gambar kerangka MDF bila dilihat dari arah samping.
Gambar 3.6 Main Distribution Frame atau Rangka Pembagi Utama
Gambar 3.7 Kerangka MDF dilihat dari arah samping
22
2. Rumah Kabel (RK)
Rumah kabel merupakan suatu unit perangkat telekomunikasi yang
didalamnya terdiri dari terminal-terminal yang menghubungkan kabel-kabel primer
dengan kabel-kabel sekunder. Dimana rumah kabel adalah titik terminasi akhir dari
kabel primer dan titik terminasi awal dari kabel sekunder menuju ke kotak pembagi
distributing point (DP). Oleh karena itu rumah kabel merupakan titik sambung antara
kabel primer dengan kabel sekunder.
Adapun Fungsi dari RK ini adalah:
a. Sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.
b. Tempat pembagi kabel besar (Primer) menjadi beberapa kabel kecil (Sekunder).
c. Tempat untuk melakukan penjamperan antar terminal blok disisi kabel primer.
d. Tempat untuk melakukan pengetesan untuk melokalisir gangguan.
e. Flexibelitas saluran.
Gambar 3.8Struktur Rumah Kabel (RK)
23
Gambar 3.9 Rumah Kabel KAP 2400 pair Dua Pintu, Depan dan Belakang
3. Kotak Pembagi atau Distribution Point (DP)
Kotak pembagi atau distributing point merupakan unit terminal kabel yang
berfungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel
distribusi atau penanggal yang ditempatkan pada tiang, pada dinding atau dibawah
tanah.
Adapun Fungsi dari DP ini adalah:
a. Sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan saluran
penanggal.
b. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.
c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah rumah pelanggan.
Dibawah ini adalah gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas 10
pasang kabel dan juga gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas 20
pasang kabel.
24
Gambar 3.10 DP
4. Kotak Terminal Batas (KTB)
Kotak terminal batas merupakan titik penyambungan antara saluran penanggal
dengan saluran kabel rumah. Kotak terminal batas biasanya berada di dinding luar
rumah pelanggan yang berfungsi sebagai terminal akhir dari saluran penanggal (drop
wire).
Fungsi dari KTB yaitu:
a. Terminal yang menghubungkan saluran distribusi dengan instalansi kabel
rumah.
b. Tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan yang terjadi.
5. Roset
Roset merupakan terminal sambung antara instalansi kabel rumah dengan
pesawat telepon. Terminal ini biasanya menjadi satu dengan pesawat telepon. Roset
dipasang pada papan roset dan ditempel pada dinding dekat dengan pesawat telepon.
25
gambar 3.11 roset
Fungsi dari roset yaitu:
a. Tempat untuk melakukan pengetesan saluran dalam melokalisir gangguan.
b. Flexibelitas saluran.
SISKA ( Sistem Informasi Kastamer )
Sistem Informasi Kastamer (SISKA) suatu aplikasi yang berfungsi untuk
mengelola data-data yang ada mulai dari data jaringan, data pelanggan, data service
level guaranty for customer (Segmentasi layanan), dan data abonemen pelanggan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan komunikasi yang mengakibatkan
bertambahnya para pelanggan telkom, maka dirasa perlu ada aplikasi baru sebagai
inovasi untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap pelanggan
terutama pelanggan pada Cluster Corporate dan bisnis disamping tidak mengabaikan
pelayanan prima kepada pelanggan Residensial dan Sosial.
SISKA adalah sebuah aplikasi internal telkom yang mengelola data pelanggan
dengan sekuritas dan akurasi data yang tinggi, dengan demikian hal ini menjadi
masalah mengingat operasional harian kerja untuk penanganan gangguan dan
instalasi, administrasi pelanggan telah di serahkan ke pihak ke-3 (tiga) sebagai
langkah efektifitas dan efisiensi operasional keuangan perusahaan. Sementara mereka
yang berhak untuk mengakses data-data SISKA hanya dikhususkan untuk Karyawan
TELKOM, Manfaat SISKA antara lain sebagai berikut :
26
1. Meningkatkan mutu pelayanan data jaringan
2. Pemrosesan alamat billing yang cepat dan akurat
3. Pengumpulan tagihan yang cepat dan akurat
4. Optimalisasi petugas jaringan
COC ( Control Operational Center )
COC data yang hampir sama dengan SISKA namun COC juga mengambil data
dari SISKA, yang berguna untuk mengontrol menejemen se-Jawa Barat atau se-
Indonesia secara online (dari internet), isi dari COC diantaranya :
1. Gangguan yang terdiri dari :
- Gangguan in progress
- Gangguan tunda dalam jam
- Gangguan tunda dalan hari
- Produktifitas STO
- Produktifitas regu
- Gangguan ulang
- MTTR gangguan
- Avg. Time Fault Process
- Penyelesaian gangguan regu
- Matriks gangguan
- PSB terganggu
- Grafik gangguan
27
2. Komersial yang terdiri dari :
- Statistic PSB
- Monitoring Aktivasi Speedy
- Monitor PSB Speedy
- SLG PSB
- Pengekringan POTS
- Rekap PSB fitur
- Perm. Modif fitur
- Rekap MTTI PSB
- Permintaan belum PS
- Daftar Buka Isolir APS
- Abodemen ISDN dan LC
- Matrix PSB fitur
- Grafik Komersial
3. Teknikal yang terdiri dari :
- Rekap KJM Sistem
- Rekap KJM WLL
- Rekap KJM FCL
- Detail DCL
- Detail Tie Line
28
- Kap. Kabel tembaga
- SUCC
- Ratio occupansi cabinet
- Rekap prime non. DCL
- Potensi jaringan sekunder
- Rekap potensi jaringan
- Stub jaringan sekunder
- Catetan pelanggan per-Rk
Microtest
Microtest atau yang disebut gagang telepon, digunakan untuk mengecek tone
atau nada nomor pelanggan. Cara kerja microtest yaitu dengan menempelkan
konektor microtest pada port terminal blok primer dengan menekan tombol
119 atau 141 lalu dengarkan nada nomor pelanggan
Tang potong
Berfungsi untuk memotong jumper wire
Inserting tool
Untuk mengkoneksikan jumper wire pada setiap port terminal blok
Tone checker
Berfungsi untuk mencari ujung kabel atau port yang telah tersambung dengan
cara menempatkan alat tone checker (female) pada port terminal blok dan mencari
ujung yang lainnya dengan menggunakan tone checker(male)
29
Jumper Wire
Adalah kawat sambungan yang digunakan sebagai penghubung antara
terminal blok, baik di MDF(main distribution frame) maupun di rk(rumah kabel)
Isolir
Isolir berfungsi untuk memblokir arus listrik pada port terminal blok EQN maka yang
aktif hanya sentral sampai EQN dan jaringan menuju pelanggan tidak akan aktif
30
BAB IV
4.1. analisis sistem kerja.
4.1.1. SISKA (system informasi customer)
Siska sebagai sistem informasi customer sebagai pengganti siskamaya.
SISKA adalah sebuah program yang di gunakan oleh PT. Telkom Indonesia dalam
melakukan pencarian , perbaikan ,trouble shooting psb(pasang sambungan baru).
Siska merupakan sebuah sistem informasi untuk menangani bisnis proses
seperti pelayanan ,validasi datek(data technik),gangguan ,pasang baru dan lain lain
yang di gunakan di lingkungan internal PT. Telkom. Aplikasi SISKA ini
menggunakan text base sebagai user interfacenya dan kurang nyaman dalam hal
penyediaan informasi maupun untuk monitoring dan pelaporan
4.2 implementasi
1. psb speedy
pemasangan speedy dilakukan dengan menarik kabel jumper wire dari terminal
blok EQN ke terminal blok horizontal dan dari terminal blok vertical menuju terminal
blok primer
Gambar 4.1 terminal blok EQN
31
Gambar 4.2 terminal blok horizontal
Gambar 4.3 terminal blok vertical
Gambar 4.4 terminal blok primer
2. Psb Wireline
Pemasangan telepon dilakukan dengan menarik kabel jumper wire dari
terminal blok EQN ke keterminal blok primer
32
3. Bundling
Bundling adalah proses pemasangan speedy dan telepon secara bersamaan
dilakukan dengan menarik kabel jumper wire dari terminal blok EQN ke
terminal blok horizontal dan dari terminal blok vertical menuju terminal blok
primer
4. Cabut APS (atas permintaan sendiri)
pencabutan terbagi tiga yaitu:
1.cabut speedy saja tetapi mash berlangganan telepon
Cara pencabutan speedy saja yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire
dari terminal blok EQN ke keterminal blok horizontal dan dari terminal blok
primer ke terminal blok vertical setelah pencabutan speedy dilakukan
dilakukan penormalan kembali ketelepon biasa dengan cara memasang kabel
jumper wire dari terminal blok EQN ke keterminal blok primer
2.cabut telepon
Cara pencabut telepon yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire dari
terminal blok EQN dan terminal blok primer
3.cabut speedy dan telepon
Cara cabut speedy dan telepon yaitu dengan cara mencabut kabel jumper wire
dari terminal blok EQN dan terminal blok horizontal dan dari terminal blok
primer ke terminal blok vertical
33
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Manfaat Praktik Industri
Setelah melakukan Praktik Industri, penulis merasa mendapat manfaat yang
diperoleh sebagai berikut :
a. Penulis telah mengenal dan mengerti tentang sistem kerja yang digunakan dalam
perusahaan.
b. Penulis merasa mendapat tambahan pengalaman dalam menghadapi setiap
masalah kerja yang Penulis hadapi, terutama setelah mendapatkan tugas.
c. Penulis telah mendapatkan pengalaman mengenai Datek wireline dan speedy,
minimal dalam hal pemasangan kabel jumper wireline, speedy,bundling dan
pencabutan aps telepon,speedy dan keduanya
d. Penulis telah mendapat tambahan pengetahuan mengenai Instalasi Kabel Rumah
(IKR).
5.1.2. Informasi Yang Diperoleh Dari Praktik Industri
Dari pelaksanaan Praktik Industri beberapa informasi yang dapat penulis peroleh
adalah sebagai berikut :
a. Pentingnya penerapan ilmu yang didapatkan di sekolah dengan pelaksanaan
praktik di dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Sistematik kerja PT. TELKOM turangga
34
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM merupakan
Perusahaan pengelola layanan jasa informasi dan telekomunikasi serta sebagai
perusahaan penyedia jasa yang melayanai jasa telekomunikasi dalam bentuk jaringan
telekomunikasi secara lengkap ( full service and network provider ) yang terbesar di
Indonesia. Jenis layanan yang diberikannya adalah layanan jasa telepon kabel
(wireline) berupa Telepon Rumah Telkom ( TRT ) dan layanan jasa telekomunikasi
tanpa kabel ( wireless ) berupa FLEXI, dan sebagai penyedia layanan jasa internet
serta jasa multimedia lainnya baik secara langsung maupun melalui perusahaan
asosiasi, dan produk data dimaksud adalah layanan jasa Internet yaitu Telkomnet
Instan dan SPEEDY.
PT. Telkom senantiasa melayani segala keluhan pelanggan dengan sebaik baiknya
dan memeberikan layanan terbaiknya kepada seluruh pengguna jasa telekomunikasi
sesuai tolak ukur.
PT. Telkom telah menetapkan semua sistem operasional kerja secara online melalui
internet ( LAN / MAN dan WAN ), sehingga dapat mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan setiap pekerjaan.
5.2. SARAN UNTUK SEKOLAH DAN SARAN UNTUK INDUSTRI
5.2.1. Saran untuk Sekolah
Setelah melakukan Praktik Industri, beberapa saran yang perlu penulis sampaikan
untuk sekolah adalah sebagai berikut :
1) Apabila memungkinkan, pihak sekolah bisa selalu mengawasi Praktikan
maupun siswa yang melakukan Praktik Industri di tempat industri lain.
2) Disarankan untuk menjalin komunikasi yang lebih dekat dengan pihak industri
35
sehingga siswa lebih terpromosikan kepada Pihak Industri.
3) Pembimbing yang ditunjuk sekolah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan
profesionalismenya demi kelancaran kegiatan prakerin
5.2.2. Saran untuk Industri
Setelah menjalankan Praktik Industri di PT. TELKOM Sindanglaya, Penulis
merasa perlu untuk menyampaikan saran, antara lain sebagai berikut:
1.) Dengan adanya pengaruh yang berarti dari pelayanan jasa telekomunikasi
terhadap kepuasan pelanggannya, maka pihak perusahaan harus terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanannya untuk terciptanya keputusan pelanggan yang
maksimum baik secara kualitas maupun kuantitas.
2.) Perusahaan yang bergerak dalam jasa telekomunikasi harus terus meningkatkan
mutu pelayanan maupun produk yang ditawarkan. Karenan kepuasan konsumen
merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
36