€¦ · web viewmenurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,...
TRANSCRIPT
PANDUAN PELAKSANAAN MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
DI TENGAH PANDEMI COVID-19
SMP NEGERI 17 TANGERANG 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan panduan pelaksanaan MPLS di Tengah Pandemi
Covid-19. Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberi dukungan serta bantuannya sehingga panduan ini bisa selesai. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan hingga
terselesaikannya panduan ini.
Kami menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran,
masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca dan pengguna
panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam panduan ini, maka akan
dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan sempurnanya
panduan ini.
Tangerang, 10 Juli 2021
Kepala SMPN 17 Tangerang,
H. USMAN EFFENDI, S.Pd
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 2
C. Tujuan 3
BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment) 4
B. Pendidikan Keluarga 6
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 9
D. Pencegahan Covid-19 11
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Daring 16
F. Konsep MPLS “Health & Reward” 17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
1. Pra MPLS 21
2. Kegiatan MPLS 21
BAB IV INSTRUMEN EVALUASI
A. Kegiatan Spiritual 25
B. Kegiatan Sosial 27
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 35
D. Pengertian Perhatian Orang Tua 42
BAB V PENUTUP
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPenyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia telah mengalami banyak
perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, pelaksanaan pembelajaran termasuk penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Peserta Didik baru menyatakan bahwa pengenalan lingkungan sekolah dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik perlu dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan.
MPLS merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh peserta didik baru ketika masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar yang efektif, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Artinya, peserta didik baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah barunya akan tetapi juga pengenalan sekolah yang bersifat non fisik. Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016 bahwa penyelenggaraan MPLS di sekolah wajib melakukan kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif dan menyenangkan. Kegiatan MPLS dilarang mengarah pada perploncoan atau tindakan kekerasan lainnya (bersifat humanis). Konsep MPLS yang humanis, dinamis, menyenangkan, edukatif, dan bermakna sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia tengah mengalami Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Konsep PJJ ini juga akan diadopsi dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kondisi Pandemi seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS secara tatap muka. Oleh karena itu, tema dari kegiatan MPLS kali ini adalah “Menggali Kebaikan dan Potensi Diri dengan Maksimal dari Rumah”. Tema ini sejalan dengan situasi Pandemi bahwa peserta didik hendaknya senantiasa melakukan kebaikan, mengenali potensi diri, meningkatkan kompetensi, produktif dan terus belajar meskipun dari rumah. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan MPLS secara daring ini akan menyajikan konsep-konsep penting, seperti: mengutamakan penghargaan bukan hukuman, pendidikan keluarga, pengenalan lingkungan sekolah dari rumah, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan berbagai kegiatan edukatif lainnya. Kegiatan MPLS sepenuhnya akan dilaksanakan dari rumah menggunakan metode blended learning (kombinasi luring dan daring) dengan memanfaatkan beragam aplikasi, seperti: TV, siaran radio, aplikasi meeting, Learning Management System (LMS), dan media sosial. Penggunaan beragam aplikasi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi semua peserta didik tanpa terkecuali di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sehingga semua peserta didik baru dapat mengenal lingkungan sekolahnya yang baru.
Dengan demikian, perlu kiranya dibuat panduan penyelenggaraan MPLS di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Provinsi Banten sehingga pelaksanaan MPLS sesuai dengan tujuan nasional. Panduan ini sebagai dasar dalam membuat rencana
program MPLS di sekolah yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing.
B. Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan
pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
C. Tujuan Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:
1. mengenali potensi diri peserta didik baru; 2. membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya,
antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah; 3. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik
baru; 4. mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya; 5. menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
BAB II
KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment)Selama ini, masa pengenalan lingkungan sekolah selalui identik dengan kata
hukuman apabila peserta didik tidak dapat melakukan tugas tertentu. Seperti kebanyakan orang, peserta didik juga mengharapkan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil yang dicapainya. Penghargaan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan menumbuhkan motivasi eksternal untuk lebih mengembangkan diri dan belajar dari kesalahan. Dalam teori pembelajaran penghargaan/pujian diberikan kepada peserta didik manakala prestasinya baik maupun kurang baik kinerjanya. Hal ini disebabkan oleh penghargaan/pujian akan memberikan motivasi untuk selalu mengulangi perbuatan tersebut secara kontinyu. Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku peserta didik.
Kompri (2016: 291) menyatakan bahwa hukuman diartikan sebagai sanksi. Hukuman biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi bagi peserta didik. Akan tetapi, selama ini kita cenderung terfokuspada kesalahan-kesalahan peserta didik sehingga hukuman lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pemberian penghargaan. Menurut skinner jika pemberian hukuman dilakukan terus menerus tanpa diimbangi dnegan penghargaan maka akan muncul beberapa hal, seperti: hukuman dapat menimbulkan efek emosional yang tidak diharapkan, hukuman hanya dapat memberi tahu apa yang tidak boleh dilakukan, bukan yang harus dilakukan, dan hukuman seolah-olah membenarkan tindakan menyakiti orang lain.
Konsep “Reward No Punishment” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kedapa penghargaan atas segala capaian yang dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang dikukan dengan pemberian hukuman tertentu. Konsep ini mengajak dan membelajarkan peserta didik untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada kebaikan. Dampaknya, peserta didik akan bersemangat untuk berkompetisi dalam kebaikan. Artinya, jika selama pelaksanaan MPLS terdapat peserta yang melakukan hal-hal tertentu yang dianggap salah atau melanggar peraturan pemberian hukuman tetap dilakukan dengan memberikan “hukuman” berbasis kegiatan-kegiatan yang positif dan mengutamakan dialoq, diskusi, konstruktif, humanis dengan mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi peserta didik. Selanjutnya, memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan selama melakasanakan hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri peserta didik.
Konsep “Reward No Punishment” ini sangat erat kaitannya dengan penegakan disiplin khususnya dalam pelaksanaan MPLS. Konsep ini diadopsi berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Blandford (1998) tentang kebutuhan dasar yang diharapkan oleh peserta didik dari lingkungan sekolah seperti tercantum pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Kebutuhan Dasar Peserta Didik di Sekolah
No. Kebutuhan dasar
Apa yang diharapkan peserta didik/ Apa yang harus diberikan sekolah
1. Rasa aman Lingkungan yang aman dan nyaman2. Rasa memiliki Perhatian dari guru dan teman
berupa penerimaan, perhatian, penghargaan,pengakuan dan kasih sayang
3. Harapan Memastikan kemajuan belajar, membantu meningkatkan prestasi4. Kehormatan Perlakukan peserta didik sebagai anggota kelas/sekolah yang
kompeten dan berharga.Arahkan dan tugaskan peserta didik untuk melakukan tugas yang penting dan jagalah kesepakatan.
5. Kesenangan Berikan kegiatan yang menyenangkan.Berikan kesempatan untuk belajar kelompok.Tingkatka rasa humor
6. Kompetisi Hubungkan pengetahuan dengan situasi sehari-hariBerilah kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya
Pemenuhan kebutuhan dasar tersebut ditujukan untuk menghadirkan sikap displin yang natural dari peserta didik. Sekolah yang sudah berhasil menggunakan pendekatan sistem disiplin berbasis kebutuhan dasar peserta didik dapat melakukan langkah-langkah berikut.
1. perilaku yang diharapkan didefinisikan dengan jelas. Prilaku yang diharapkan dirumuskan dengan jelas, positif dan tepat. Contoh di kelas: hormati peserta didik yang lain, bertanggung jawablah, jagalah alat tulis, gunakan semestinya dan lain-lain.
2. Perilaku yang diharapkan diajarkan. Perilaku yang diharapkan diajarkan dalam konteks yang sesungguhnya. Misalnya menghormati peserta didik lain dengan mengacungkan tangan jika ingin bicara di kelas atau forum diskusi, mendengarkan dan melihat teman yang sedang berbicara.
3. Perilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara teratur. Misalnya, pemberian penghargaan pada peserta MPLS terbaik dengan pemberian “reward” dan dipresentasikan pada waktu event sosial atau upacara bendera.
4. Perilaku yang menyimpang dikoreksi secara proaktif. Sekolah diharapkan dapat membuat prosedur yang jelas untuk memberitahu bahwa prilaku tersebut tidak diharapkan dan langkah-langkah pencegahan ke depan dengan tetap mengusung konsep “Reward No Punishment”
5. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh ini dibuat bersama oleh tim. Pendekatan system disiplin ini diuji coba, disosialisasikan dan dimonitor keberhasilannya, serta dimodifikasi secara berkala.
6. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh harus didukung secara aktif oleh semua warga sekolah. Artinya, semua komponen sekolah harus berpartisipasi dalam penegakan system disiplin tersebut dimana kita fokus pada hal-hal baik yang diberikan penghargaan dan memodifikasi hukuman menjadi reinforcement positif bagi perkembangan peserta didik.
Dalam penerapan konsep “Reward No Punishment”, agar lebih banyak penghargaan yang dirasakan oleh peserta didik, diperlukan juga upaya pencegahan perilaku menyimpang bagi peserta didik. Menurut Slavin (2000), beberapa cara untuk mencegah perilaku menyimpang di sekolah, antara lain:a. Meningkatkan kualitas sekolah
Sesuaikan pembelajaran dengan peserta didik (contoh mengakomodasi berbagai motivasi peserta didik yang berbeda dan perkembangan peserta didik yang berbeda)
Berikan status tertentu bagi peserta didik yang kurang populer (peran khusus sebagai asisten atau totur sebaya).
Identifikasi dan remidi kekurangan secara awal.b. Tindak lanjuti semua penyimpangan prilaku dan penyebabnya
Identifikasi motivasi peserta didik yang melakukan prilaku menyimpang. Untuk perilaku menyimpang yang tidak disengaja, berilah penguatan cara
mengelola/ menguasai diri (contoh keterampilan sosial, cara memecahkan masalah).
Jika terjadi perilaku menyimpang maka prilaku menyimpang itu harus dikoreksi dengan cara sekecil mungkin intervensi. Tujuan utama adalah menangani perilaku menyimpang seefektif mungkin untuk menghindari gangguan sehingga pembelajaran dapat berlangsung lancar.
B. Pendidikan Keluarga
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya “abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan keluarga. Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama telah dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara sejak tahun 1935, sebagai bagian dari Tri Sentra Pendidikan, yaitu: alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (Ki Hajar Dewantara, 1997). Intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun) (world bank, 2013).
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak. pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran serta sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam membangun tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Herlen, et.all (2001) menyatakan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan sekolah termasuk MPLS, antara lain:
Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak Sikap dan perilaku anak lebih positif Meningkatkan kebiasaan belajar anak Meningkatkan prestasi akademik anak Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak Ornag tua merasa turut berhasil Meningkatkan kepercayaan diri orang tua Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan Meningkatkan moral guru Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan
Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
Gambar 2.1 Model Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat
Secara operasional model ini dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Bentuk penyederhanaan dari model kemitraan keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Model Sederhana Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah, Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan masyarakat. Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan dengan wali kelas, mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas inspirasi, membantu proses belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan orang tua tersebut, antara lain:
Beribadah Bersama sesuai agamanya Sarapan Bersama sebelum beraktivitas Berpamitan sebelum berpergian Menyambut anak saat pulang sekolah Memberitahu saat anak terlambat pulang Menjadi pendengar yang baik bagi anak Mendukung anak untuk belajar Memberikan rasa aman dan nyaman Menjalin komunikasi dengan sekolah Membiasakan hidup bersih dan sehat Melakukan kegiatan Bersama keluarga Mendukung minat dan potensi Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik untuk mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.
1. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik BaruKegiatan Wajib
Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali; Kegiatan pengenalan peserta didik.
Kegiatan Pilihan: Diskusi konseling; Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah; Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.
2. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain: kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana-prasarana sekolah.
Kegiatan Wajib Kegiatan pengenalan warga sekolah; Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars
sekolah, visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;
Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan memegang prinsip persamaan hak seluruh siswa;
Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.Kegiatan Pilihan Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas
toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu;
Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya (dilakukan secara daring dengan video/sketsa denah, dan lain-lain)
Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah; Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana
prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum; Kegiatan simulasi penanggulangan bencana; Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah; Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi,
termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundangundangan terkait.
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baruKegiatan Wajib
Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar peserta didik;
Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah pada sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun nonakademis.
Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kegiatan Pilihan: Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum
learning (speed reading, easy writing, mind mapping, super memory system);
Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman;
Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis lingkungan)
4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnyaKegiatan Wajib:
Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun; Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru
dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan saling menghargai, serta sportif.
Kegiatan Pilihan: Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang
kesenian, dan olahraga (secara daring) Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga
sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok (memanfaatkan media daring)
5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik. Kegiatan Wajib:
Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter; Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah; Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai
dengan nilai-nilai positif.
Kegiatan Pilihan: Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi,
cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air; Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan,
antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di sekolah;
Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.
D. Pencegahan Covid-19
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat dalam kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru tentang pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona (Latin : crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang mengelilingi permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus ke sel pernapasan.
Gambar 2.3 Struktur Virus Corona
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 pada manusia pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada pertengahan Desember 2019. Nama SARS-CoV-2 ini ditetapkan oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV) pada 11 Februari 2020 sebagai nama virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 juga dikenal sebagai coronavirus Wuhan atau virus pneumonia pasar makanan laut Wuhan (Wuhan seafood market pneumonia virus) dan disebut juga novel coronavirus.
Infeksi SARS-CoV-2 terjadi di jaringan dan saluran paru-paru yang menyebabkan peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan hingga membuat pernapasan menjadi lebih sulit, lalu berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis. Gejala COVID-19 dapat muncul dalam satu atau dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus . Gejala COVID-19 berupa demam ≥ 38 0C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada, dan sesak saat bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.
Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa orang hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah kasus infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi
positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam merespon infeksi COVID-19 tersebut.
COVID-19 dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari satu hari atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri, perlakuan mandi dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air putih. Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang diberikan pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19, karena antibiotik bekerja pada bakteri.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang
terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas
2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih 3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor
atau belum dicuci 4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita 5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter, terutama
dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam 6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang
tisu dan mencuci tangan hingga bersih 7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit 9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona 10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang 11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah
kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu, mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan virus
corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan, sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. Virus corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak pada bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk melarutkan lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang kerap kali muncul selama Pandemi Covid-19. Tabel 2.2 Istilah-Istilah dalam Kasus COVID-19
No Istilah Penjelasan
1 Wabah (outbreak) Tingkat kejadian penyakit yang lebih tinggi dari normal
2 Endemi Penyakit yang keberadaannya permanen di sebuah wilayah atau populasi
3 Epidemi Situasi dimana penyakit menyebar dengan cepat diantara banyak orang, dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya
4 Pandemi Penyakit yang lazim di seluruh negara, benua, atau seluruh dunia. Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar di wilayah yang luas
5 Orang Tanpa Gejala (OTG)
Individu yang tidak menunjukkan gejala, namun tetap memiliki risiko tertular dari orang positif COVID-19
6Orang Sehat dalam Risiko (ODR)
Disebut Orang Sehat Dalam Pemantauan, adalah orang yang saat dan atau dalam 14 hari datang dari negara/wilayah terjangkit dan tidak ada gejala sakit
7Orang dalam Pemantauan (ODP)
Orang yang memiliki gejala panas badan atau gangguan saluran pernapasan ringan, dan pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan virus corona
8 Probable Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus
9Pasien dalam Pengawasan (PDP)
Orang yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan ringan atau berat, serta pernah berkunjung atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan COVID-19
10 Suspect Corona
Pasien yang diduga kuat terinfeksi COVID-19 dengan ciri-ciri sedang mengalami gejala-gejala dan juga pernah melakukan kontak dengan pasien yang dinyatakan positif terkena COVID-19
11 Pasien Positif Pasien yang sudah terbukti secara medis terinfeksi SARS-CoV-2 dalam
serangkaian uji lab
12 Pasien Negatif
Pasien yang terbukti secara medis tidak memiliki virus SARS-CoV-2 melalui uji lab. Untuk pasien yang sebelumnya positif dan dinyatakan sembuh, biasanya akan dinyatakan negatif setelah melakukan dua kali tes
13
Swab Test atau Uji Swab
Serangkaian pengujian dengan mengambil sampel ludah atau lendir di tenggorokan bagian belakang atau saluran pernapasan bawah untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona
14 Rapid Test
Metode uji cepat untuk melacak seseorang terinfeksi COVID-19 menggunakan teknologi yang mampu memberikan hasil hanya dalam waktu 30 menit serta tidak memerlukan instrumen yang rumit
15 Screening
Mengidentifikasi orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus untuk melihat apakah seseorang terjangkit virus itu, sering dengan mengukur suhu tubuh mereka
16 Spesimen Sampel dari seseorang yang diambil untuk mengetes ada tidaknya virus
corona di dalamnya
17
Viral Load Jumlah virus dalam sampel, terutama darah seseorang atau cairan tubuh lainnya yang biasanya diukur untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi
atau tidak
18 Droplet Tetesan atau cipratan yang dihasilkan oleh bersin, batuk maupun saat
berbicara
19 Inkubasi Waktu yang diperlukan untuk gejala muncul setelah seseorang terinfeksi
20 Lockdown
Sebuah wilayah/daerah/negara yang melakukan pengawasan ketat di semua area, mengunci masuk atau keluar dari suatu area untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19
21
Social Distancing
Cara atau imbuan yang dilakukan kepada masyarakat untuk menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar manusia, menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang
22
Physical Distancing Kebijakan menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar
23 Isolasi Menjauhkan orang-orang yang terinfeksi penyakit menular dari mereka yang
tidak terinfeksi
24 Karantina Orang yang tetap tinggal di rumah sehingga seseorang yang mungkin terpapar
tidak menularkan penyakit kepada orang lain
25
Karantina mandiri
Aktivitas yang menunjukkan bahwa seseorang secara sukarela mengurung diri mereka sendiri dengan tinggal di rumah agar dapat mencegah penyebaran penyakit
26
Work From Home (WFH)
Kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus corona dengan cara melakukan aktivitas bekerja dari rumah masing-masing
27 #Dirumahaja Gerakan untuk masyarakat Indonesia agar tidak melakukan aktivitas di luar
rumah jika tidak diperlukan dan menghindari membuat kerumunan
28 Antiseptik Zat yang dapat menghentikan atau memperlambat pertumbuhan
mikroorganisme
29 Hand sanitizer Cairan pembersih yang digunakan seseorang untuk membersihkan virus
dari tangannya untuk mengurangi risiko penularan virus
30 Cairan disinfektan
Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan dan membunuh kuman pada benda tak hidup yang umumnya digunakan untuk mensterilkan benda-benda dari pertumbuhan kuman dan bakteri
31 Imun Bentuk perlindungan diri pada tubuh yang memungkinkan seseorang tidak
mudah terserang suatu penyakit tertentu
32 Herd immunity
Kekebalan kelompok dengan cara pemberian vaksin secara meluas atau bila sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian besar orang dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut
33
Local Transmission
Penularan virus corona yang terjadi secara lokal atau di lokasi tempat pasien positif COVID-19 berada saat ini, misalnya seseorang yang terinfeksi atau tertular virus corona saat ia berada di Indonesia, tetapi ia juga tidak pernah memiliki riwayat perjalanan keluar negeri
34 Imported Case Kasus COVID-19 yang menimpa seseorang yang baru kembali dari luar
negeri, tanpa terkait dengan kluster manapun
35
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa pernyakit COVID-19 yang merebak dan dapat berkembang menjadi wabah penyakit
36
Flattening the Curve (Pelandaian Kurva)
Upaya memperlambat penyebaran COVID-19, sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber daya yang memadai bagi para penderita yang dapat dilakukan dengan social distancing, karantina, dan isolasi
37 Zona Hijau Negara atau wilayah tanpa kasus yang dikonfirmasi, atau tanpa ada
pelancong yang terinfeksi yang datang dari negara/wilayah lain
38 Zona Kuning Negara atau daerah dengan beberapa kasus penularan lokal, tetapi tanpa
kelompok penularan komunitas
39 Zona Oranye Negara atau wilayah dengan penyebaran kasus dalam status parah dan
berdekatan dengan zona merah atau dengan kelompok kecil
40 Zona Merah Negara atau wilayah yang telah mempertahankan transmisi komunitas
dengan pandemi yang sudah tidak terkendali
41
Alat Pelindung Diri (APD)
Alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya terhadap COVID-19
42
Hazmat Suit (Hazardous Materials Suit)
Hazmat suit dikenal sebagai setelan dekontaminasi, yaitu pakaian yang digunakan oleh tenaga medis untuk menghindari paparan virus SARS-CoV-2 atau media berbahaya
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Daring
Dalam persiapan pembelajaran/pengenalan lingkungan sekolah secara daring dan atau blended learning perlu dipersiapkan beberapa hal, seperti: sarana dan prasarana, platform atau moda pembelajaran, infrastruktur dan sumber daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan daring adalah pemahaman dan pemilihan platform pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Pemilihan platform juga harus memperhatikan setting belajar dan aktivitas pembelajaran. Setting pembelajaran terdiri dari pembelajaran sinkron (synchronous learning) baik sinkron langsung atau sinkron maya dan pembelajaran asinkron (asynchronous learning).
Menurut Fordham University, terdapat 3 jenis pembelajaran daring berdasarkan interaksi waktu peserta didik, yaitu:
1. Asynchronous Online CoursesPeserta didik tidak harus belajar secara real-time (live). Konten dan tugas sudah diberikan dalam jangka waktu tertentu dan peserta didik dapat menyesuaikan kapan saja. Biasanya interaksi dilakukan melalukan Q &A, discussion board, dan sebagainya.
2. Synchronous Online CoursesPeserta didik harus mengikuti kelas secara langsung dan dapat berinteraksi di saat yang bersamaan. Tipe seperti ini memungkinkan peserta didik dari manapun dapat berpartisipasi di saat yang bersamaan.
3. Hybrid CoursesTipe ini merupakan kombinasi kedua tipe di atas. Peserta didik dapat memilih mengikuti kelas real-time (langsung) dan juga recorded courses.
Berikut adalah gambaran penggunaan moda pembelajaran dengan setting sinkron dan asinkron.
Tabel 2.3 Setting dan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan AsinkronSetting Belajar
Sinkron AsinkronSinkron
Langsung (SL)Sinkron Maya
(SM)Asinkron Mandiri
(AM)Asinkron Kolaboratif (AK)
Aktivitas Pembelajaran Ceramah Diskusi Praktek Workshop Seminar Praktek lab Proyek
individu/ kelompok
dll
Kelas virtual Konferensi audio Web-based seminar (webinar)
Membaca (reading) Menonton (video, webcast) Mendengar (audio, audiocast) Studi daring Simulasi/praktek Latihan Role play Tes Publikasi.jurnal (wiki, blog, dll)
(disajikan dalam bentuk digital dan daring)
Partisipasi dalam diskusi melalui forum diskusi daring
Mengerjakan tugas individu/ kelompok melalui penugasan daring
Publikasi individu atau kelompok (melalui wiki, blog, dll)
Berdasarkan Tabel 2.3 tersebut, seorang guru dapat memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran atau kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah dengan memperhatikan setting dan aktivitas belajar yang diinginkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
F. Konsep MPLS “ Health & Reward”MPLS 2020 mengambil tema “ Menggali kebaikan dan Potensi Diri dengan
Maksimal dari Rumah”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dari rumah masing-masing dan dikendalikan dan dievaluasi secara blended (kombinasi luring dan daring) oleh panitia. Setelah diumumkan peserta didik baru di terima di sekolah, panitia akan menghubungi peserta didik baru untuk melakukan wawancara secara personal untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi serta bakat minat dari peserta didik baru tersebut. Dari hasil wawancara tersebut akan menjadi acuan panitia untuk memberi donasi kuota internet kepada peserta didik yang tidak mampu serta untuk panita dalam pendampingan bakat minat peserta didik baru. Setelah wawancara, dilakukan kegiatan Pra MPLS, yaitu: demo ekskul, pengenalan ruang, pengenalan tenaga pendidik dan kependidikan lewat video dan vlog video serta penjelasan tentang peraturan selama MPLS.
Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara daring dan kegiatan mandiri di rumah masing-masing dengan fokus pada praktek perbuatan baik di rumah masing-masing. Kegiatan MPLS ini ada yang bersifat langsung atau live dan ada juga yang bersifat record courses, ataupun gabungan dari keduanya. Jenis kegiatannya bisa berupa wawancara, belajar secara langsung, penugasan, praktek kebaikan, evaluasi diri, evaluasi orang tua, diskusi antar teman, diskusi peserta dengan pembina, diskusi antara peserta dengan orang tua dan diskusi antar angkatan serta peserta belajar untuk berani membuat sebuah keputusan.
Komponen evlauasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain: kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong, percaya diri, kepedulian dan toleransi. Peserta akan berkompetisi melakukan perbuatan baik di rumah masing masing yang setiap saat akan di rekam dan di kalkulasi oleh panitia dan selanjutnya peserta melakukan evaluasi diri beserta orang tuanya. Setiap hari akan
diumumkan 10 besar peserta terbaik dalam perbuatan baik di rumah masing masing yang akan diumumkan oleh panitia. Setelah tiga hari akan diumumkan peserta terbaik kegiatan MPLS pada saat inagurasi. Pada kegiatan MPLS ini, sekolah dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perbuatan baik peserta didik. Jika nilai kebaikan peserta MPLS dibawah KKM maka akan ada kegiatan perbaikan.
Setelah melaksanakan pelaksanaan kegiatan MPLS secara daring/luring/kombinasi keduanya, setiap panitia berkewajiban untuk menilai hasil capaian dan tugas peserta didik. Untuk teknik penilaian dalam asesment terstruktur harus sesuai dengan jenis kegiatan, yang terdiri dari: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, atau angket. Instrumen penilaian yang digunakan harus mampu mengukur kemampuan peserta didik saat kegiatan daring dalam berbuat kebaikan dari rumah, seperti: penilaian proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dilakukan terhadap portofolio yang menggambarkan unjuk kerja peserta didik, dan penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi selama kegiatan MPLS daring. Setelah dilakukan penilaian, panitia berkewajiban untuk memberikan feed back atau balikan dan menyampaikan hasil belajar ke peserta didik. Kemudian, panitia juga dapat memberikan penghargaan pada peserta didik dengan proses belajar yang paling baik.
Kegiatan MPLS ini tentu tidak sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Konsep ini dapat diadopsi dan disesuaikan dengan lingkungan sekolah masing-masing. Hal terpenting dari penyelenggaraan MPLS ini adalah kesehatan dan keamnan peserta didik terutama dari penularan penyebaran virus Covid-19. Berikut adalah beberapa pilihan skenario yang dapat dilaksanakan dalam menerapkan konsep MPLS “ healt & reward”.
Tabel 2.4 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan DaringNo. Skenario Rekomendasi 1. Skenario 1
Peserta didik tidak memiliki gawai dan akses internet
Panitia dapat menyiapkan bahan/materi MPLS dalam bentuk print out/hard copy kemudian diberikan kepada orang tua melalui jasa kurir atau orang tua mengambil ke sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Hasil pekerjaan peserta didik dapat dikumpulkan ke sekolah dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Panitia dapat memberikan tugas-tugas MPLS dengan memanfaatkan tayangan televisi atau siaran radio dengan konten yang sesuai. Misalnya, siaran TVRI, Radio RRI, JTV dan lain-lain.
2. Skenario 2Peserta didik memiliki akses internet terbatas atau sinyal yang kurang mendukung
Panitia menyiapkan bahan/materi kedalam bentuk soft file (PDF) kemudian materi tersebut diberikan melalui WA atau kemungkinan lain orang tua ke sekolah untuk mengambil bahan/materi soft file kegiatan MPLS.
3. Skenario 3Panitia ingin merekam suara atau audio visual untuk kegiatan MPLS agar dapat diakses oleh peserta didik
Gunakan salah satu aplikasi berikut: a. Voice recorder di smartphone atau perekam audio
digital lainnya. b. Microsoft powerpoint kemudian gunakan fastone
capture (audio visual)c. Zoom atau webex meeting (audio visual)
4. Skenario 4Panitia sudah merekam materi pembelajaran atau sudah memiliki konten digital namun belum terbiasa menggunakan LMS (panitia
Unggah konten digital melalui Google form atau unggah ke WAG (Whatshapp grup).
dan peserta didik)5. Skenario 5
Panitia dan peserta didik sudah terbiasa menggunakan LMS (LMS) yang dibuat misalnya google classroom per pleton (kelompok MPLS).
Kemas konten digital atau materi dalam bentuk modul online dan video kemudian unggah ke LMS.
6. Skenario 6Panitia ingin melakukan diskusi secara online untuk kegiatan MPLS dan bahan penilaian sikap
Gunakan salah satu aplikasi berikut: a. Wa grup b. Telegramc. Line d. Discord forume. Diskusi online pada LMS
7. Skenario 7Panitia ingin melakukan kegiatan MPLS dengan live (sinkronous)
Gunakan salah satu aplikasi berikut. a. Google meetb. Zoom meetingc. Jitsid. Youtube Live Streaminge. Cisco Webex
8. Skenario 8Panitia ingin melihat perkembangan peserta didik, memberikan umpan balik dan evaluasi kegiatan
Gunakan salah satu aplikasi berikut: a. Gunakan google formb. Gunakan fitur Classwork-Assiggnment pada
Googel Classroom.
9. Skenario 9Panitia ingin memberikan materi berbasis kegiatan dan melihat peserta didik presentasi
Gunakan aplikasi berikut:a. Berikan materi di Youtube b. Membuat video untuk presentasi materi durasi
singkat kemudian diunggah misalnya di IG TV dan tag panitia MPLS.
Sembilan skenario tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan sekolah masing-masing. Skenario tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan MPLS baik secara luring, daring atau kombinasi keduanya dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan Covid-19.
BAB III
SRATEGI PELAKSANAAN
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang teknis pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19. Kegiatan MPLS dilakukan selama tiga hari yang terdiri dari Pra MPLS, MPLS dan kegiatan inagurasi.
1. Pra MPLSSetelah penerimaan peserta didik baru, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Pra MPLS
yang terdiri dari kegiatan wawancara dan sosialisasi peraturan MPLS. Jika mekanisme dilakukan secara daring, maka panitia MPLS sekolah dapat membuat daftar wawancara dengan menggunakan google form atau melalui grup Whatshapp. Akan tetapi, jika kegiatan wawancara dilakukan secara luring, maka panitia MPLS menyediakan daftar wawancara yang harus diisi oleh peserta didik baru (berbasis kertas).
Sebelum kegiatan wawancara, peserta didik baru telah terbagi ke dalam pleton-pleton dan dibuatkan grup Watshapp. Di dalam grup ini akan berisi panitia pendamping. Kegiatan wawancara dapat dilakukan di grup ini. Wawancara dilakukan untuk mengenal karakteristik dan kondisi dari peserta didik baru sehingga dapat digunakan sebagai pemetaan dalam menentukan mekanisme kegiatan MPLS bahkan kegiatan pembelajaran. Selain itu, hal-hal yang dapat digali dari kegiatan wawancara, antara lain: biodata peserta didik, pertanyaan awal seputar sekolah yang dituju, bakat dan minat, serta harapan yang diinginkan ke depan untuk sekolah masing-masing. Kegiatan awal inilah yang ditujukan untuk menggali potensi diri dari peserta didik baru.
Tahap kedua dari Pra MPLS adalah mensosialisasikan peraturan selama pelaksanaan MPLS. Sosialisasi peraturan MPLS dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami dan mengikuti serta mempersiapkan diri dalam menghadapi tugas-tugas yang akan diberikan baik dengan mekanisme sepenuhnya daring, luring atau kombinasi keduanya dengan tetap memegang dan menjalankan protokol Kesehatan Covid-19. Sosialisasi ini dapat juga diisi dengan penyampaian rencana kegiatan MPLS dari awal hingga evaluasi kegiatan. Pada tahap ini juga ditekankan perlunya pendampingan pelaksanaan kegiatan MPLS secara online ini mengingat orang tua memiliki peranan yang sentral untuk mengontrol, membimbing dan mengawasi kegiatan peserta didik di rumah.
2. Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS “health & reward” dimulai dengan kegiatan opening atau pembukaan secara daring. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing sekolah atau adanya Kerjasama antara sekolah-sekolah di Jawa Timur dengan Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan pembukaan MPLS peserta didik baru SMA/SMK se-Jawa Timur melalui siaran televisi atau live streaming Youtube. Setelah acara pembukaan, setiap sekolah dapat memulai kegiatan MPLS.
Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakanLuring Daring
Absensi kehadiran peserta didik baru
Daftar absen manual yang dapat diisi di sekolah dengan protokol Covid-19 dan penjadwalan tertentu
Absensi melalui google form atau via whatsapp grup/menggunakan aplikasi share live location
Pengenalan visi, misi, program, lingkungan sekolah, tata tertib, pengenalan stakeholders sekolah
Panitia menyediakan print out denah sekolah, stake holder sekolah, tata tertib, visi-misi kemudian diberikan kepada peserta didik melalui kurir atau difasilitasi di sekolah.
Pengenalan awal dapat menggunakan live conferences dimana melibatkan peserta didik, sekolah dan orang tua.
Pengenalan dapat menggunakan video yang selanjutnya diunggah ke kanal youtube sekolah sehingga dapat ditonton da dipelajari peserta didik kapan saja (saat kuota internet terpenuhi) dan dimana saja.
Video yang dibuat berupa video atau vlog eksplorasi lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, tata tertib, cara berpakaian dan lain-lain dapat diunggah di google drive
Pengenalan Ekstrakurikuler
Panitian menyediakan print out foto-foto masing-masing kegiatan ekstrakurikuler
Membuat file PDF ekstrakurikuler beserta nama dan gambar/foto kegiatan
Membuat video demo ekstrakurikuler yang melibatkan osis atau ketua ekstrakurikuler kemudian diunggah di kanal Youtube sekolah.
Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLSselanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi
untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakanLuring Daring
Pengenalan prestasi sekolah, guru, dan peserta didik
Panitia membuat daftar prestasi baik sekolah, guru, dan peserta didik
Menampilkan video, atau portofolio penghargaan yang pernah dirasih oleh guru dan peserta didik
Pemberian materi-materi yang penting dengan mendatangkan narasumber. Materi-materi tersebut, antara lain:
Wawasan wiyata mandala
Pramuka Kesadaran berbangsa dan
Pembuatan soft file materi berupa slide presentasi kemudian di prin out dan diberikan ke peserta didik. Peserta didik dapat menonton tayangan televisi, atau mendengar
Pemberian materi dapat menggunakan Teknik sinkronus atau live dengan menggunakan aplikasi meeting seperti zoom, webex, google meet dan lain-lain sehingga terjadi interaksi dua arah antara
bernegara Cara belajar yang efektif Pendidikan karakter Tata krama Anti narkoba Anti Bulying Antivradikalisme di
sekolah. Adiwiyata Covid-19 Toleransi beragama
siaran radio terkait topik tersebut dan membuat resumenya. Kemudian, dikumpulkan ke panitia di sekolah.
peserta MPLS dengan narasumber. Pada tahap inilah proses diskusi dapat dilakukan secara virtual.
Setiap akhir sesi, peserta didik diminta membuat resume kemudian dikumpulkan melalui WhatsApp grup atau diunggah di media sosial dalam bentuk poster digital sehingga mengedukasi generasi muda sekaligus masyarakat.
Pemberian “reward” the best of the day
Panitia dapat memberikan reward kepada peserta didik yang terbaik setiap harinya dalam menyelesaikan tugas-tugas atau kegiatan MPLS dengan memberikan hadiah berupa buku, alat tulis dan lain-lain
Pemberian reward dapat berupa kuota internet
Panitia membuat profile peserta didik kemudian diunggah di akun media sosial panitia MPLS sekolah.
Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLSAlternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang diberikan berupa tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap individu serta melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif kegiatan dalam tahapan ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakanLuring Daring
Mengisi jurnal kegiatan “perbuatan baik” sepanjang hari (spiritual, bakat minat, tata kram dan sopan santun)
Jurnal yang diprint oleh panitia kemudian setiap harinya peserta didik mengisi jurnal tersebut setiap kali mereka melakukan kebaikan, seperti: membantu orang tua, sholat berjamaan, membantu tetangga, menjenguk orang sakit, dan lain-lain
Jurnal dapat berupa google form yang diisi setiap harinya oleh peserta didik kemudian panitia merekap kegiatan kebaikan yang dilakukan oleh pserta didik.
Memberikan tugas-tugas individu seperti membuat rangkuman materi, membuat poster praktik baik di rumah, membuat protofolio tugas, membuat video atau vlog dan lain-lainnya sesuai tugas dari panitia MPLS masing-masing
Kegiatan dapat dilakukan menggunakan kertas atau buku catatan kemudian dikumpulkan ke sekolah
Tugas dapat dikumpulkan pada kantong tugas atau Learning management system yang telah dibuat misalnya google classroom pleton 1.
sekolahTugas pleton (kelompok) berupa diskusi memecahkan masalah global seperti Covid-19, membuat inagurasi pertunjukan pentas pleton secara virtual
Panitia dapat memberikan alternatif kegiatan serupa namun kolaborasi dilakukan antar peserta didik dengan keluarganya misalnya orang tua atau kerabatnya.
Membuat video inagurasi Bersama melalui aplikasi daring seperti Tiktok, melakukan diskusi Bersama di grup untuk menentukan kegiata berkelompok yang dapat dilakukan secara virtual
Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS
Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas berbuat kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Di akhir kegiatan MPLS akan dicari peserta MPLS terbaik selama kegiatan berlangsung dan akan diberikan penghargaan. Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria kelulusan MPLS, sekolah akan berkoordinasi dengan orang tua dan menetapkan mekanisme pelaksanaan MPLS ulang (remedial). Tahap terakhir adalah kegiatan evaluasi kegiatan baik dari peserta didik maupun orang tua untuk bahan pertimbangan regulasi atau kebijakan MPLS yang lebih baik.
Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS dari rumah. Orang tua menjadi fasilitator, pembimbing, pengontrol, pendamping sekaligus pengawas setiap aktivitas peserta didik. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk keberhasilan MPLS baik secara luring atau daring. Orang tua juga menjadi orang pertama yang memastikan kondisi kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan baik. Dengan demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan dan penghargaan.
BAB IVINSTRUMEN EVALUASI
Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan. Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatan-kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan pengemabangan bakat minat. A. Kegiatan Spiritual
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik. Kegiatan ini dapat diisi oleh peserta didik dengan jujur dan dipantau oleh orang tua. Indikator kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
A. Terhadap Tuhana. Beribadah tepat waktub. Membaca Kitab Sucic. Mengikuti dan atau ceramah keagamaand. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik
B. Terhadap orang tua a. Menghormati, menghargaib. Membantu pekerjaan orang tuac. Bersikap lembutd. Tidak mendahului berbicarae. Bicara dengan nada lembutf. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang dudukg. Meminta maaf
C. Terhadap Gurua. Mendahului memberi salamb. Tidak banyak bicara di depan guruc. Ternyum ketika bicara sama gurud. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanane. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelahf. Mendengarkan yang disampaikan gurug. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum fahama. (jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara
berbicara atau bersikap saat live conference).
D. Dalam berbicaraa. Berkata baik atau diamb. Yang penting-penting sajac. Tidak membiacarakan setiap yangg didengard. Tidak bicara hal-hal kotore. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benarf. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
E. Dalam berpakaiana. Mentup auratb. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajarc. Bersih, rapid. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempate. Tidak ber make up
Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama Islam)
HARI/TGL
SHALAT FARDHU BACA AL-
QUR’AN
SHALAT SUNNAH Ceramah
agama
Do.a yang dibac
aShub
uhDzuh
urAshar
Maghrib
Isya’
Rawatib
Tahajjud
Dhuha
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ket. Pengisian kolom:2, 3, 4, 5, 6, 9, 10 diisi centang (v jika melaksanakan, - jika tidak melaksanalan)7 ditulis Surah apa dan ayat berapa8 Ditulis Qabliyah/ba’diyah shalat apa11 tulis nama penceramah, topik, sumber tulis rangkuman isi (di lembar tersendiri)12 Do’a apa saja yang dibaca
Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-masing peserta didik. Kegiatan ini dapat dialkukan secara luring dan daring. Misalnya peserta didik mendengarkan ceramah keagamaan melalui radio atau menonton tayangan televisi. Sementara, MPLS konsep daring, panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan ceramah keagamaan.
Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
HATI/TGL Sikap menghormati/menghargai
Membantu pekerjaan
Sikap dan nada bicara
lembut
Meminta maaf Keterangan
1 2 3 4 5Kolom1, 2: ditulis bentuk sikap & bentuk bantuannya 3,4: Ditulis Iya atau Tidak
Table 4.3 Instrumen penilaian Tata Krama terhadap GuruNO SIKAP SELALU SERING KADANG-
KADANGTIDAK
PERNAH KET
1 Mendahului memberi salam
Beri tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
2 Tidak banyak bicara di depan guru
3 Tersenyum ketika berbicara sama guru
4 Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan
5 Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah
6 Mendengarkan yang disampaikan guru
7 Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham
Table 4.4 Instrumen penilaian tata krama Dalam berbicaraNO SIKAP SELALU SERING KADANG-
KADANGTIDAK
PERNAH KET
1 Berkata baik atau diam Beri tanda centang
(√) pada kolom yang sesuai
2 Bicara yang penting-penting saja
3 Tidak membiacarakan setiap yang didengar
4 Tidak bicara hal-hal kotor
5 Tidak memancing perdebatan, walau kita benar
6 Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
Table 4.5 Instrumen Penilaian Tata Krama dalam BerpakaianNO SELALU SERING KADANG-
KADANGTIDAK
PERNAH KET
1 Menutup aurat Beri tanda centang (v) pada kolom
yang sesuai2 Pantas sesuai kapasitasnya
sebagai pelajar3 Bersih, rapi4 Warna, corak disesuaikan
dengan seragam sekolah setempat
5 Tidak bermake up
B. Kegiatan SosialPengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta didik melalui penilaian diri dan orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan pekerjaan
Komponen Penilaian Kejujuran meliputi : a. Tidak berbohongb. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulanganc. Tidak menjadi plagiatd. Mengungkapkan perasaan apa adanyae. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenangf. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang adag. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat
Table 4.6 Instrumemn Penilaian Sikap KejujuranKriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
dan kepada siapapun
Baik (B) 3 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
Cukup (C) 2 kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru, temendan kepada siapapun
Kurang (K) 1 Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
Nama peserta didik : . . . . . . . . Kelas : . . . . . . . . Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
2 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
3 Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
4 Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun
2. Sikap disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Komponen Penilaian Disiplin Meliputi :a. Hadir tepat waktu saat kegiatan MPLS atau pembelajaranb. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau satuan pendidikanc. Mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukand. mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar
Table 4.7 Instrumemn Penilaian Sikap DisiplinKriteria sko
rIndikator
Sanagat Baik (SB)
4 Selalu datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran
Baik (B) 3 Sering datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran
Cukup (C) 2 Kadang datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran
Kurang (K) 1 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran
Nama peserta didik : . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti proses pembelajaran/kegiatan MPLS
2 Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
3 Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti proses pembelajaran
4 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displindalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa
Komponen Penilaian Tanggung Jawab meliputi :a. Melaksanakan tugas individu dengan baikb. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukanc. Tidak menyalahkan atau menuduh orang lain tanpa bukti akuratd. Mengembalikan barang pinjamane. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukanf. Menepati janjig. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri.h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakantanpa disuruh atau diminta
Table 4.8 Instrumemn Penilaian Sikap Tanggung JawabKriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB)
4 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Baik (B) 3 Sering melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Cukup (C) 2 Kadang melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Kurang (K) 1 Tidak pernah melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Nama peserta didik : . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
2 Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
3 Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
4 Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
Komponen Penilaian Toleransi meliputi :a. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat b. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat c. Dapat menerima kekurangan orang laind. Dapat memaafkan kesalahan orang laine. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinanf. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan oranglain agar dapat memahami orang lain lebih baik. h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru
Table 4.9 Instrumemn Penilaian Sikap ToleransiKriteria Sko
rIndikator
Sangat Baik (SB)
4 Selalu Menghormati pendapat teman, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Baik (B) 3 Sering Menghormati pendapat temen suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Nama peserta didik : . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Selalu Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
2 Sering Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
3 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
4 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas
Komponen Penilaian gotong royong meliputi :a. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau satuan pendidikanb. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatanc. Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatand. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalane. Aktif dalam kerja kelompokf. Tidak mendahulukan kepentingan pribadig. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat atau pikiran antara diri sendiri
dengan orang lainh. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
Table 4.10 Instrumen Penilaian Sikap Gotong RoyongKriteria Sko
rIndikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Nama peserta didik : . . . . . . . . .Kelas : . . . . . . . . Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek Pengamatanskor
1 2 3 4
1 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
2 Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
3 Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
4 Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah lakuKomponen Penilaian Sopan Santun meliputi :a. Menghormati orang yang lebih tuab. Tidak berkata kotor, kasar, dan takaburc. Tidak meludah di sembarang tempatd. Tidak menyela atau memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepate. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lainf. Memberi salam, senyum, dan sapa (3S)g. Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lainh. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan
dengan baikTable 4.11 Instrumemn Penilaian Sikap Sopan Santun
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Nama peserta didik : . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek Pengamatan
skor
1 2 3 4
1 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
2 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
3 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
4 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
7. Sikap percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuandiri sendiri untuk melakukan tindakan atau kegiatan
Komponen Penilaian Percaya Diri meliputi :
a. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragub. Mampu membuat keputusan dengan cepatc. Tidak mudah putus asad. Tidak canggung dalam bertindake. Berani presentasi didepan kelasf. Berani berpendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan
Table 4.12 Instrumen Penilaian Sikap Percaya DiriKriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Baik (B) 3 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Cukup (C) 2 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Kurang (K) 1 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Nama peserta didik : . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan : . . . . . . . . .
Materi pokok : . . . . . . . . .
No Aspek Pengamatanskor
1 2 3 4
1 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
2 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
3 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
4 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Petunjuk penyekoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Menggunakan media :
1. Daring 2. Luring : WA, kirim lewat kurir
C. Pengenalan Lingkungan sekolah (Contoh SMP Negeri 17 Tangerang)SMA Negeri 3 Tangerang, yang beralamat di Jalan Sultan Agung Utara Nomor 7 Kota
Tangerang, lahir pada tanggal 8 Agustus 1952 berdasarkan Surat Keputusan Menteri PP dan K Nomor 3418/B tertanggal 8 Agustus 1953. Pada saat itu bernama SMA B II Negeri Tangerang.
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tangerang atau dikenal dengan Bhawikarsu merupakan sekolah unggulan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu/berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah. Profil siswa SMA Negeri 3 Tangerang diharapkan dapat menjadi siwa yang memiliki sumber daya yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang dapat dibanggakan.
SMA Negeri 3 Tangerang juga merupakan sekolah yang dideklarasikan mendapat predikat sebagai juara 1 Sekolah Ramah Anak di provinsi Jawa Timur. Sekolah Ramah anak diharapkan mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
VISI SMAN 3 Tangerang
Visi SMA Negeri 3 Tangerang adalah menjadi sekolah unggul yang memiliki civitas akademika yang beriman, bertaqwa, berakhlaqul karimah, dan berprestasi serta berperan aktif dalam era global, dan peduli pada lingkungan.
MISI SMAN 3 Tangerang Misi SMA Negeri 3 Tangerang adalah:
1. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama;2. Membudayakan iklim sekolah yang religius dan bermartabat;3. Menumbuhkembangkan prestasi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan
mampu bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional;4. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar nasional pendidikan serta
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah;
5. Menerapkan managemen partisipatif-profesional sebagai bagian dari managemen mutu dengan penguasaan bahasa asing khususnya bahasa inggris;
6. Menumbuhkembangkan budaya literasi untuk menjawab tantangan global;7. Membudayakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan sehat;8. Melestarikan lingkungan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
MOTTOSMAN 3 TangerangPada awalnya motto asli SMA Negeri 3 Tangerang berbunyi: “bertaqwa-belajar-bekerja-berjuang”, dan merupakan hasil karya peserta didik SMA Negeri 3 Tangerang pada bulan Juli 1967. Kemudian motto tersebut digubah oleh Bapak Rahardjo (pengajar Bahasa Indonesia) ke dalam bahasa Sansekerta menjadi: “Bhatya-widagdha-karya-sudhira”. Resmi ditetapkan pada HUT ke-17 SMA Negeri 3 Tangerang, yang jika diuraikan adalah:
Bhaktya : berbakti, bertakwaWidagdha : berilmu pengetahuan, belajar, bergunaKarya : bekerjaSudhira : berani, berjuang, berteguh hati.
Pengubahan ke dalam bahasa Sansekerta bertujuan agar motto memiliki nilai puitis dan estetis serta emosional artistic. Motto tersebut kemudian popular dengan singkatan Bhawikarsu.
MARS SMAN 3 TANGERANG ★★★
Quote:cipt: Widya Cahyono Sasmoko Adi (Alm.)
Kami Putra-Putri SMA Neg'ri Tiga TangerangTaat 'kan peraturan, tegakkan persatuan
Biar badai t'rus menghantam, ku tak pernah kenal m'nyerahItulah jiwa pelajar yang setia
Bhaktya ... Widhagda Karya SudhiraS'bagai dasar hidup bahagia
Ku tak pernah lengah akan tugas s'bagai pelajarMenjunjung tinggi peradaban bangsa
Dengan tekad yang bulat pelajar siap siagaMembela kebenaran, membenci kejahatan
Itulah jiwa yang terpendam di dalam kalbukuBerkat didikan yang agung dan mulya
Damai ... sejahtera tujuankuUntuk mencapai hidup yang baru
Ku 'kan tuntut ilmu untuk kepentingan negaraTuhan 'kan membimbing para umat-Nya
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (LURING)Aspek Yang Dinilai: Alasan memilih sekolah Pengenalan lingkungan sekolah Prestasi sekolah
Petunjuk pengisian angket :1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V)3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.4. Pedoman nilai: 1 = Tidak Setuju 2 = Cukup Setuju 3 = Setuju 4 = Sangat Setuju
Identitas Pribadi Nama :Jenis Kelamin :Agama :Kelas :Tanggal pelaksanaan :
Table 4.13 Instrumen Pengenalan Lingkungan SekolahNo. Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4
Memilih SMA Negeri 3 Tangerang1. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena dekat dengan rumah
saya 2. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena sekolah favorit 3. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena fasilitas sekolah lengkap 4. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena memiliki gedung yang
aman dan nyaman5. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena mengikuti saran orang
tua 6. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena mengikuti saran teman 7. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena banyak prestasi yang
diraih sekolah 8. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena perpindahan tugas orang
tua 9. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena banyak prestasi yang
diraih oleh siswa secara akademis maupun non akademik 10. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena program OSIS yang
menarik dan spektakurikuler Pengenalan Lingkungan SMP Negeri 17 Tangerang
11. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMP Negeri 17 Tangerang 12. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMP Negeri 17 Tangerang 13. Saya tahu tanggal lahir SMP Negeri 17 Tangerang 14. Saya tahu arti motto SMP Negeri 17 Tangerang 15. Saya tahu dan hafal mars SMP Negeri 17 Tangerang 16. Saya tahu fasilitas yang ada di SMP Negeri 17 Tangerang 17. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMP Negeri 17
Tangerang
18. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi, multimedia, dan perpustakaan di SMP Negeri 17 Tangerang
19. Saya tahu ruang administrasi SMP Negeri 17 Tangerang Prestasi SMP Negeri 17 Tangerang
20. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah ramah anak 21. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah adiwiyata tingkat
nasional 22. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi juara 1 SMA Award bidang
akademik 23. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah Rujukan 24. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah percontohan SKS
terbarukan
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (DARING)Aspek Yang Dinilai: Alasan memilih sekolah Pengenalan lingkungan sekolah Prestasi sekolah
Petunjuk pengisian angket :1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X)3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
Identitas Pribadi Nama :Jenis Kelamin :Agama :Kelas :Tanggal pelaksanaan :1. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena dekat dengan rumah saya
A. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju2. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena sekolah favoritA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju3. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena fasilitas sekolah lengkapA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju4. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena memiliki gedung yang aman dan
nyamanA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju5. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena mengikuti saran orang tuaA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju6. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena mengikuti saran temanA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju7. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena banyak prestasi yang diraih sekolahA. Sangat setujuB. Setuju
C. Cukup setuju D. Tidak setuj8. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena perpindahan tugas orang tuaA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju9. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena banyak prestasi yang diraih oleh
siswa secara akademis maupun non akademikA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju10. Saya memilih SMP Negeri 17 Tangerang karena program OSIS yang menarik dan
spektakurikulerA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju11. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju12. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju13. Saya tahu tanggal lahir SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju14. Saya tahu arti motto SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju
15. Saya tahu dan hafal mars SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju
16. Saya tahu fasilitas yang ada di SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju17. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. Setuju
C. Cukup setuju D. Tidak setuju18. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi, multimedia, dan
perpustakaan di SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju19. Saya tahu ruang administrasi SMP Negeri 17 TangerangA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju20. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah ramah anakA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju21. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasionalA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju22. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi juara 1 SMA Award bidang akademikA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju23. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah RujukanA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setuju24. Saya tahu SMP Negeri 17 Tangerang menjadi sekolah percontohan SKS terbarukanA. Sangat setujuB. SetujuC. Cukup setuju D. Tidak setujuE.
D. Pengertian Perhatian Orang Tua
Setiap orang tua pastilah mengharapkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Untuk itulah orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Orang tua dari lapisan manapun pasti menginginkan keberhasilan anaknya dalam belajar. Salah satu peranan orang tua adalah melalui perhatian.
Dalam kaitannya dengan pengertian perhatian bahwa perhatian orang tua merupakan pemusatan atau konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang ditujukan kepada anak-anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik maupun non fisik.
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK (LURING)
Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dinilai:
PERHATIAN ORANG TUA
Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Intensitas Pendampingan Siswa Pantauan Belajar Siswa Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor
yang tersedia3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4Baik : 3Cukup baik : 2Kurang baik : 1
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Item Pernyataan
Table 4.14 Instrumen Perhatian orang TuaNo.
Pernyataan 1 2 3 4
1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum belajar.
2. Orangtua membuatkan ruang/tempat untuk belajar.
3. Fasilitas belajar saya seperti buku dan peralatan sekolah lainnya selalu dipenuhi orang tua.
4. Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang.
5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya belajar.
6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh bapak/ibu guru.
7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan prestasi belajar yangbaik.
8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.
9. Orang tua tidak keberatan membelikan buku- buku materi pelajaran
10. Orang tua memberikan semangat untuk terus giat belajar.
11. Orang tua memberikan tanggapan saat saya berbicara tentang pelajaran di sekolah.
12. Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan prestasi belajar yangbaik.
13. Orang tua saya bangga ketika saya menjadijuara kelas.
14. Saya tidak mendapatkan pujian dari orangtua ketika nilai rapor saya baik.
15. Orang tua saya menegur saya bila tidakmematuhi jadwal belajar.
16. Orangtua saya mengurangi jadwalbermain saya jika nilai rapor turun.
17. Orang tua saya mematikan televisi danradio ketika saya sedang belajar.
18. Orang tua saya menjelaskan cara-carabelajar yang efektif.
19. Orang tua saya mengajarkan saya untukdisiplin dalam belajar.
20. Orangtua saya sering mencontohkan bahwa orang-orang yang sukses sekarangini berawal dari tekun belajar.
21. Orang tua saya disiplin dalam menetapkanjadwal belajar saya.
22. Pada saat saya sedang belajar, tidak adakeributan atau pertengkaran yang terjadi di rumah.
23. Orang tua saya mendampingi saya ketikabelajar.
24. Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga bimbingan belajar agar tidakmengalami kesulitan dalam belajar.
25. Orang tua melakukan konsultasi denganguru mengenai masalah belajar saya.
26. Orang tua memberikan semangat ketikasaya menghadapi masalah dalam belajar
27. Orangtua menekankan kejujuran dalam mengerjakan soal.
28. Orang tua mengingatkan saya untuk menghargai pendapat teman saat belajar bersama.
29. Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu belajar dan menuntut ilmu hingga liang lahat/meninggal dunia.
30. Saat belajar sampai larut malam, orang tua mendampingi saya.
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK (DARING)
Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dinilai:
PERHATIAN ORANG TUA
Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Intensitas Pendampingan Siswa Pantauan Belajar Siswa Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor yang tersedia
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4
Baik : 3
Cukup baik : 2
Kurang baik : 1
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Item Pernyataan
Angket Perhatian Orang Tua1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebelum belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik2. Orang tua membuatkan ruang/tempat untuk belajar.A. Sangat baik
B. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
3. Fasilitas belajar saya seperti buku dan peralatan sekolah lainnya selalu dipenuhi orang tua.
A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik4. Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh bapak/ibu guru.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan prestasi belajar yang
baik.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik9. Orang tua tidak keberatan membelikan buku- buku materi pelajaranA. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
10. Orang tua memberikan semangat untuk terus giat belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik11. Orang tua memberikan tanggapan saat saya berbicara tentang pelajaran di sekolah.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
12. Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan prestasi belajar yang baik.
A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik13. Orang tua saya bangga ketika saya menjadi juara kelas.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik14. Saya tidak mendapatkan pujian dari orang tua ketika nilai rapor saya baik.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik15. Orang tua saya menegur saya bila tidakmematuhi jadwal belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
16. Orang tua saya mengurangi jadwal bermain saya jika nilai rapor turun.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik17. Orang tua saya mematikan televisi dan radio ketika saya sedang belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik18. Orang tua saya menjelaskan cara-cara belajar yang efektif.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik19. Orang tua saya mengajarkan saya untuk disiplin dalam belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik20. Orang tua saya sering mencontohkan bahwa orang-orang yang sukses sekarang ini
berawal dari tekun belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik21. Orang tua saya disiplin dalam menetapkan jadwal belajar saya.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baik
D. Kurang baik22. Pada saat saya sedang belajar, tidak ada keributan atau pertengkaran yang terjadi di
rumah.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik23. Orang tua saya mendampingi saya ketika belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik24. Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga bimbingan belajar agar tidak mengalami
kesulitan dalam belajar.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik25. Orang tua melakukan konsultasi dengan guru mengenai masalah belajar saya.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik26. Orang tua memberikan semangat ketika saya menghadapi masalah dalam belajarA. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
27. Orang tua menekankan kejujuran dalam mengerjakan soal.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik28. Orang tua mengingatkan saya untuk menghargai pendapat teman saat belajar bersama.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik29. Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu belajar dan menuntut ilmu hingga liang
lahat/meninggal dunia.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik30. Saat belajar sampai larut malam, orang tua mendampingi saya.A. Sangat baikB. BaikC. Cukup baikD. Kurang baik
E. Prestasi, Minat dan Bakat
INSTRUMEN PRESTASI, BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK (LURING)
Mengungkap Bakat, Minat dan Prestasi Peserta DidikPedoman Need Assesment (Menggunakan Angket)Tujuan: Mengetahui apakah yang menjadi bakat, minat, dan perhatian siswa
Aspek yang dinilai: BAKAT
Hasil Belajar peserta didik Kebiasaan peserta didik di sekolah Tingkat kreativitas siswa Kreasi apa yang dibuat
MINAT Ekstrakurikuler apa yang di ikuti Apa yang menjadi Cita-cita peserta didik Apa yang menjadi kegemaran peserta didik
Petunjuk pengisian angket :1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor yang
tersedia3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4Baik : 3Cukup baik : 2Kurang baik : 1
Identitas Pribadi Nama :Jenis Kelamin :Agama :Kelas :Tanggal pelaksanaan :Item Pertanyaan
Table 4.15 Instrumen Prestasi, Minat dan Bakat
No. Aspek Yang DinilaiSkor
1 2 3 41. Hasil belajar saya selama ini sangat baik2. Orang-orang terdekat saya selalu mendukung dalam meningkatkan hasil
belajar 3. Saya selalu mendapatkan nilai terbaik dalam setiap mata pelajaran4. Saya sering mengerjakan kegiatan non akademik di sekolah5. Saya selalu senang dalam menjalani aktifitas di sekolah6. Saya sering berkunjung ke fasilitas kegiatan non akademik saat di
sekolah
7. Saya bergabung ke dalam komunitas untuk meningkatkan kreativitas8. Saya sering berkreativitas dengan komunitas yang saya ikuti9. Saya sering berkreasi10. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler11. Saya sangat senang dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler 12. Saya sudah mulai mengarahkan diri untuk meraih cita-cita13. Apa yang menjadi kegemaran siswa di sekolah14. Mata pelajaran apa yang disukai siswa15. Nilai yang saya dapatkan dalam mata pelajaran tersebut tinggi 16. Saya merasa senang dalam mengikuti pelajaran tersebut17. Saat ada waktu luang di rumah, saya berusaha meluangkan waktu
semaksimal mungkin untuk belajar atau membaca buku atau artikel secara mandiri
18. Dalam belajar saya ingin mencapai prestasi yang tinggi 19. Saya belajar ketika akan ulangan saja 20. Apabila ada yang kurang saya fahami saya akan berusaha bertanya
kepada guru atau narasumber lain yang lebih faham 21. Saya selalu semangat untuk mengikuti mata pelajaran di sekolah 22. Saya berusaha keras mengerjakan tugas/latihan/ujian sesulit apapun
dengan kemampuan diri sendiri
ANGKET BAKAT, MINAT DAN PERHATIAN PESERTA DIDIK (DARING)Mengungkap Bakat, Minat dan Prestasi Peserta DidikPedoman Need Assesment (Menggunakan Angket)Tujuan: Mengetahui apakah yang menjadi bakat, minat, dan perhatian Peserta Didik
Aspek yang dinilai: BAKAT
Hasil Belajar Peserta Didik Kebiasaan siswa di sekolah Tingkat kreativitas siswa Kreasi apa yang dibuat
MINAT Ekstrakurikuler apa yang di ikuti Apa yang menjadi Cita-cita siswa Apa yang menjadi kegemaran siswa
Petunjuk pengisian angket :1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X)
3. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang mengandung alternatif - alternatif pilihan dan tulislah jawaban pada titik yang tersedia.
4. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
Identitas Pribadi Nama :Jenis Kelamin :Agama :Kelas :Tanggal pelaksanaan :
1. Bagaimana prestasi siswa selama di sekolah?a. Rendahb. Cukupc. Baikd. Sangat Baike. .............
2. Siapa yang berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa?a. Diri sendirib. Temanc. Orang tuad. Gurue. .............
3. Mata pelajaran apa yang mendapatkan nilai terbanyak?a. Matematikab. IPAc. IPSd. Bahasae. .............
4. Apa yang sering dikerjakan siswa di sekolah ?
a. Ke Perpusb. Bermain basketc. Bermain Bolad. Ke ruang keseniane. ...........................
5. Bagaimana siswa menjalani aktifitasnya di sekolah?a. Serius dalam mengikuti pelajaran di kelasb. Lebih menyenangi pelajaran praktikc. Lebih menyukai belajar di luar kelasd. Lebih senang bercanda di dalam kelase. ...........................
6. Dimana tempat yang paling sering dikunjungi siswa saat di sekolah?a. Perpusb. Musholahc. Lapangan olah ragad. Ruang keseniane. ....................
7. Bagaimana upaya siswa dalam menampilkan kreativitasnya?a. Membuat grup musikb. Menulis artikel/cerpen/puisi di madingc. Membuat karya tulis remajad. Mengikuti kegiatan rohis di sekolahe. ................
8. Apa yang sering dilakukan siswa dalam meningkatkan kreatifitasnya?a. Menyanyi di acara sekolahb. Menjadi pengurus madingc. Membuat karya ilmiahd. Ikut kesenian rebanae. ................
9. Kreatifitas apa yang sering dibuat oleh siswa?a. Membuat lagu-lagu untuk kelompok musiknyab. Membuat karya ilmiahc. Menulis artikel di Madingd. Memenangkan lomba di bidang olahragae. ................
10. Seberapa sering siswa berkreasi?a. Setiap Bulanb. Setiap Akhir semesterc. Setiap Minggud. Setiap tahune. ................
11. Kreasi apa yang sering dibuat siswa?a. Membuat lagu-lagu untuk kelompok musiknyab. Membuat karya ilmiahc. Menulis artikel di Madingd. Memenangkan lomba di bidang olahragae. ................
12. Kegiatan ekstra apa yang diikuti siswa?a. Kelompok Belajar Ilmu Eksakb. TIKc. Musik / Tarid. Olahraga
e. ............13. Bagaimana perasaan siswa saat mengikuti kegiatan tersebut?
a. Senangb. Sedihc. Terpaksad. Sangat senange. ...........
14. Apa yang menjadi cita-cita siswa?a. Guru / PNSb. Atlitc. Polisi / TNId. Senimane. ..............
15. Apakah siswa sudah mulai mengarahkan diri untuk meraih cita-citanya?a. Sudah sangat terarahb. Sudah terarahc. Masih dalam prosesd. Belume. .........
16. Apa yang menjadi kegemaran siswa di sekolah?a. Olahragab. Kesenianc. Bidang ilmu pengetahuan (penelitian)d. Bidang kesehatan (PMR)e. ...............
17. Mata pelajaran apa yang disukai siswa?a. Matematikab. IPAc. IPSd. Keseniane. ............
18. Bagaimana nilai mata pelajaran yang di sukai siswa?a. Sangat memuaskanb. Memuaskanc. Cukup Memuaskand. Kurang memuaskane. ..............
19. Bagimana perasaan siswa dalam mengikuti pelajaran yang disukai siswa?a. Sangat senangb. Senangc. Cukup senangd. Kurang senange. ..............
BAB VPENUTUP
Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS secara daring di tengah pandemi Covid-19. Buku panduan ini disusun sevagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa pengenalan orientasi peserta didik secara daring di tengah Pandemi Covid-19. Pada akhirnya, dengan menerapkan MPLS daring atau pun luring di tengah Pandemi kita semua tetap berhapar peserta didik baru dapat mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik dan terjalin kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal menggali kebaikan dan potensi diri dengan maksimal dari rumah. Hal ini dapat mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak. Anak atau peserta didik akan tetap produktif, bahagia, semangat belajar di tengah pandemi. Semoga panduan ini dapat digunakan dan dapat bermanfaat bagi seluruh warga sekolah SMA/SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
REFERENSI
Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan
nasional. Dewantara, K. H. (1977). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur
Taman Siswa. Fulan, Michael, 2003. The Moral Imperative of School Leadership. Thousand Oaks,
California: Corwin Press. Skinner, B.F. (1976). Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo B.S. Jakarta : Kencana Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon
Rujukan Internet https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus https://id.wikipedia.org/wiki/SARS-CoV-2 https://www.merdeka.com/dunia/mengungkap-arti-covid-19-nama-baru-virus-
corona-pengganti-ncov-2019.html https://www.liputan6.com/bola/read/4214575/saat-pandemi-corona-covid-19-27-
istilah-populer-yang-harus-dimengerti-dari-novel-sampai-viral-load