library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1... · web viewlevel 1...

53
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang berkaitan dengan Database Teori-teori database yang dibahas adalah teori sistem basis data, database management system, siklus hidup aplikasi basis data, dan metodologi perancangan basis data. 2.1.1. Pengertian Data Menurut McFadden (1999,p5) data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Menurut Whitten et.al. (2007, p21), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam organisasi. Menurut Inmon (2005, p493) menyatakan bahwa data adalah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun pemrosesan dari pengertian otomatis dan presentasi dari informasi yang dapat dimengerti oleh manusia. 7

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori yang berkaitan dengan Database

Teori-teori database yang dibahas adalah teori sistem basis data,

database management system, siklus hidup aplikasi basis data, dan

metodologi perancangan basis data.

2.1.1. Pengertian Data

Menurut McFadden (1999,p5) data adalah fakta-fakta

tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan

disimpan pada media komputer.

Menurut Whitten et.al. (2007, p21), data adalah fakta

mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang

penting dalam organisasi.

Menurut Inmon (2005, p493) menyatakan bahwa data

adalah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah

media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun

pemrosesan dari pengertian otomatis dan presentasi dari informasi

yang dapat dimengerti oleh manusia.

2.1.2. Pengertian Basis Data

Menurut Connolly dan Begg(2010,p65),Basis data adalah

kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika

serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.

Menurut Inmon (2005, p493) tentang basis data adalah

sekumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan

(biasanya telah terkontrol dan memiliki redudansi yang terbatas)

berdasarkan suatu skema.

Menurut O'Brien (2005, p211) menyatakan bahwa basis

data adalah sebuah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang

7

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

8

secara logika saling berhubungan. Elemen data yang

mendeskripsikan entitas dan hubungan antar entitas.

2.1.3. Pengertian Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg(2010,p54),sistem basis data

sebagai kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis

data bersama dengan Database Management System (DBMS).

Jadi, sistem basis data merupakan aplikasi yang dibuat

untuk membantu pengguna mengolah data yang terdapat dalam

basis data dengan sejumlah fungsi-fungsi yang telah disediakan.

2.1.4. Pengertian DBMS (Database Management System)

Menurut Connolly dan Begg(2010,p66), Database

Management System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak

yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,

memelihara dan kontrol akses ke database.

2.1.5. Fasilitas DBMS (Database Management System)

Umumnya, sebuah DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut :

a. Data Definition Language

Data Definition Language (selanjutnya disingkat DDL)

memberikan fasilitas kepada pengguna untuk

menspesifikasikan tipe data dan strukturnya serta

batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke

dalam basis data tersebut.

b. Data Manipulation Language

Data Manipulation Language (selanjutnya disingkat

DML) memberikan fasilitas kepada pengguna untuk

menambah, mengedit, menghapus, dan memperoleh

kembali data.

c. Query Language

Query language memberikan fasilitas kepada pengguna

untuk mengakses data. Structured Query Language

(selanjutnya disingkat SQL) merupakan bahasa query

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

9

yang paling diakui dan secara de facto merupakan

standar bagi DBMS.

Pengendalian Akses ke dalam basis data, meliputi :

1) Keamanan Sistem : mencegah pengguna yang

tidak memiliki hak akses untuk memasuki basis

data.

2) Integritas Sistem : menjaga konsistensi data di

dalam basis data.

3) Pengendalian Share Data.

4) Backup and Recovery System : mengembalikan

data ke dalam kondisi semula apabila

terjadi kegagalan dalam perangkat keras ataupun

perangkat lunak.

5) Terdapat katalog yang dapat diakses pengguna

yang berisi deskripsi data dalam basis data.

d. Mekanisme View, berfungsi untuk menampilkan data

yang hanya diinginkan dan diperlukan oleh pengguna.

2.1.5.1. Komponen DBMS

Ada lima komponen utama dalam lingkungan DBMS (Connolly

dan Begg, 2010, p68), yaitu :

a. Perangkat keras

Perangkat keras menjangkau mulai dari komputer personal,

mainframe tunggal dan sebuah jaringan komputer.

b. Perangkat lunak

Komponen perangkat lunak merupakan perangkat lunak

DBMS itu sendiri dan program aplikasi yang tergabung

dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan

apabila DBMS digunakan dalam jaringan.

c. Data

Komponen paling penting pada lingkungan DBMS, dilihat

dari sudut pandang pengguna akhir, adalah data. Data

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

10

bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan

komponen manusia. Basis data mencakup data operasional

dan metadata, ‘data mengenai data.

d. Prosedur

Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang

mengatur perancangan dan penggunaan dari basis

data.

e. Orang

Komponen terakhir dalam lingkungan DBMS adalah

orang.

Kita bisa mengidentifikasikan empat tipe orang

yang berpartisipasi dalam lingkungan DBMS yaitu :

1) Data and Database Administrators

2) Database Designers

3) Application Developers

4) End-Users

2.1.5.2. Keuntungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77), keuntungan dari

DBMS adalah:

a. Kontrol atas redudansi atau perulangan data.

b. Konsistensi data.

c. Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih

banyak.

d. Meningkatkan integritas data.

e. Meningkatkan keamanan data.

f. Penetapan standarisasi pelaksanaan (format

data, penamaan dan prosedurupdate).

g. Pengurangan biaya, data operasional dijadikan satu

kemudian dibuat aplikasi dengan menggunakan

sumber data yang tunggal tersebut sehingga akan

mengurangi biaya.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

11

h. Mempermudah pengoperasian data.

i. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data.

j. Meningkatkan produktivitas.

k. Meningkatkan pemeliharaan data melalui data

independence (data menjadi global).

l. Mengurangi kehilangan informasi dan intergritas

data.

m. Meningkatkan layanan Backup and Recovery.

2.1.5.3. Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p80), kerugian dari

DBMS adalah :

a. Kompleksitas.

b. Ukuran.

c. Biaya dari penggunaan DBMS.

d. Biaya penambahan perangkat keras.

e. Biaya pelatihan dan staff spesialis.

2.1.6. Structured Query Language

Menurut Connolly dan Begg (2010, p185), SQL

merupakan bahasa basis data yang mengijinkan pengguna untuk

membuat basis data dan struktur hubungan dalam basis data,

menampilkan tugas manajemen basis data (insert, menyediakan

modifikasi dan penghapusan data) dan menyediakan query yang

sederhana maupun kompleks. SQL merupakan contoh dari

transform-oriented language atau bahasa yang dirancang untuk

mengubah input menjadi output yang diinginkan pada suatu relasi.

2.1.6.1. Data Definition Language

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), DDL

merupakan bahasa yang mengijinkan pengguna untuk

menggambarkan dan memberikan nama terhadap entitas,

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

12

atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi,

dengan batasan-batasan integritas dan keamanan yang

dibutuhkan. DDL digunakan untuk mendefinisikan sebuah

skema atau untuk memodifikasi skema yang sudah ada

serta mengontrol akses data. DDL tidak bisa digunakan

untuk memanipulasi data. Operasi nya mencakup hal-hal

berikut:

a. CREATE (untuk membentuk basis data, table atau

index)

b. DROP (untuk mengubah struktur table)

c. ALTER (untuk menghapus basis data, table atau

index)

2.1.6.2. Data Manupulation Language

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92),

DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan

sekumpulan operasi untuk mendukung operasi

manipulasi data dasar terhadap data yang disimpan

di dalam basis data. Operasi manipulasi data

biasanya mencakup hal-hal berikut :

a. Memasukkan data baru ke dalam basis

data.

b. Modifikasi data yang disimpan di dalam

basis data.

c. Memperoleh data yang ada di dalam

basis data.

d. Menghapus data dari basis data.

Bagian dari DML yang melibatkan

perolehan data disebut query language. Query

language dapat didefinisikan sebagai bahasa tingkat

tinggi bertujuan khusus yang digunakan untuk

memenuhi permintaan yang beraneka ragam pada

data yang disimpan di dalam basis data. DML

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

13

dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu DML

procedural dan DML non-procedural.

2.1.7. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau disingkat DFD merupakan suatu

penggambaran model yang memungkinkan profesional sistem untuk

menggambarkan sistem sebagai suatu susunan proses yang

dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual

maupun terkomputerisasi.

Menurut Indrajani (2011, p11) Data Flow Diagram (DFD)

adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah

sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut.

Dalam DFD ini terdapat 4 komponen utama yaitu:

Tabel 2.1 4 Komponen DFD

Keterangan Komponen

DeMarco and Yourdan Symbols

Gane and Sarson Symbols

1. External Agents.Agen external mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi yang berada diluar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja sistem.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

14

2. Process.Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau kondisi.3. Data Stores.Data stores adalah sebuah penyimpanan data.

4. Data Flow.Data flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) pada sebuah proses

Jenis-jenis DFD dibagi menjadi tiga tingkatan, dimana masing-

masing level tersebut menggambarkan detail dari level sebelumnya,

berikut penjelasan tiga jenis DFD tersebut :

1. Level 0 (Diagram Konteks)

Level ini merupakan sebuah proses yang berada di level pusat.

2. Level 1 (Diagram 0)

Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang

dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya

maksimum 7 proses untuk sebuah diagram konteks.

3. Level 2 (Diagram Rinci)

Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram level

1. Tanda * pada proses menandakan bahwa proses tersebut tidak

dapat dirincikan lagi. Penomoran yang dilakukan berdasarkan

urutan proses.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

15

2.1.8. Flowchart Diagram

Menurut Indrajani (2011,p22), Flowchart merupakan

penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur

suatu program. Biasanya mempermudah penyelesaian masalah yang

khususnya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Flowchart di bedakan menjadi 5 jenis flowchart, antara lain

system flowchart, document flowchat, schematic flowchart, program

flowchart, process flowchart. Masing-masing jenis flowchart akan di

jelaskan berikut ini.

1. System Flowchart

System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang

menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.

Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang

ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang

dikerjakan di sistem.

2. Document Flowchart

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga

bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart

merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusan-tembusannya.

3. Schematic Flowchart

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir

yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan

prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir

skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem,

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

16

juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan

lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini

adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang

paham dengan simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-

gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama

menggambarnya.

4. Program Flowchart

Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang

menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.

Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.

Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir

logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program

komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan

alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap

langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat-

logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar

berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir

program komputer terinci (detailed computer program flow-

chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi

program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh

pemrogram.

5. Process Flowchart

Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir

yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

17

berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam

suatu prosedur.

Berikut ini merupakan notasi atau symbol-simbol dalam

penggambaran flowchart yaitu:

Tabel 2.2 Notasi/Simbol Penggambaran Flowchart

Simbol Keterangan

Symbol Off-line Connector ( Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau proses dalam lembar/halaman yang lain)

Symbol Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama)

Symbol Process (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer)

Symbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer)

Symbol Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi)

Symbol Predefined Process (Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage)

Symbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program)

Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan)

Symbol Manual Input (Simbol untuk

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

18

pemasukan data secara manual on-line keyboard)

Symbol input-output (Symbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya)

Symbol magnetic-tape unit (Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic)

Symbol punched card (Simbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu)

Symbol disk and on-line storage (Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk)

Symbol display (Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya)

Symbol dokumen (Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)

2.1.9. Teori Database System Development Life cycle

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), siklus hidup

aplikasi database secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem

informasi. Penting untuk mengenali bahwa tahapan siklus hidup

aplikasi database tidak selalu berurutan, tetapi melibatkan beberapa

jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui loop feedback.

Berikut ditunjukkan tahapan daur hi dup aplikasi database pada

Gambar 2.1 di bawah ini.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

19

Gambar 2.1 Siklus Hidup Basis Data

2.1.9.1. Database Planning (Perancangan Basis Data)

aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari

siklus hidup sistem database yang akan direalisasikan secara

efisiensi dan seefektif mungkin. (Connolly dan Begg 2010, p313).

2.1.9.2. System Definition (Definisi Sistem)

Menentukan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem

database, termasuk pandangan pengguna utama, penggunanya,

dan area aplikasi. Pandangan pengguna mendefinisikan apa yang

dibutuhkan dari sistem database dari perspektif peran pekerjaan

tertentu (seperti sebagai Manajer atau Supervisor) atau area

aplikasi enterprise (seperti pemasaran, personalia, atau pengontrol

stok). (Connolly dan Begg (2010, p316),)

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

20

2.1.9.3. Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan

Analisis Kebutuhan)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), proses

mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari

organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan

menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan

untuk sistem baru. Ada tiga pendekatan utama untuk mengelola

persyaratan sistem database dengan pandangan beberapa

pengguna, yaitu :

i. The centralized approach (Pendekatan terpusat)

ii. The view integration approach (Pendekatan integrasi tampilan)

iii. A combination of both approach (Kombinasi dari pendekatan

keduanya)

Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi ini, yang

disebut fact finding techniques. Terdapat lima teknik fact finding

yang umum digunakan :

a. Mempelajari dokumen.

b. Mewawancarai

c. Mengamati kegiatan perusahaan

d. Penelitian

e. Kuisioner

2.1.9.4. Database Design (Desain Basis Data)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), proses

menciptakan desain yang akan mendukung pernyataan misi

perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database yang

diperlukan. Terdapat dua pendekatan perancangan database, yaitu

i. Bottom-up

Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu,

sifat-sifat entitas dan relasi), yang melalui analisis

hubungan antara atribut, dikelompokkan ke dalam relasi

yang mewakili jenis entitas dan relasi antar entitas.

ii. Top-down

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

21

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data

yang berisi tingkat tinggi beberapa entitas dan relasi

kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down

untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan

dan atribut yang terkait.

Perancangan database terdiri dari tiga fase yaitu:

1. Conceptual database design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p322), proses membangun

suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan,

independen dari semua pertimbangan fisik.

2. Logical database design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p323), proses membangun

model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan

model data tertentu, tetapi independen dari DBMS tertentu dan

pertimbangan fisik lainnya.

3. Physical database design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p523), proses pendeskripsian

implementasi basis data pada penyimpanan sekunder; proses itu

menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang

digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap

kendala integritas terkait dan tahapan keamanan.

2.1.9.5. DBMS Selection (Pemilihan DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), pemilihan

DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Jika tidak

ada DBMS yang sesuai maka bagian dari siklus hidup akan

membuat seleksinya yaitu antara konseptual dengan desain

logikal.

Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS :

i. Menetapkan kerangka referensi belajar .

ii. Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.

iii. Evaluasi produk.

Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan.

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

22

2.1.9.6. Application Design (Desain Aplikasi)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), desain user

interface dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses

database. Rancangan aplikasi dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

1. Transaction Design (Rancangan Transaksi)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p330), suatu tindakan,

atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user

atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi

database. Ada tiga tipe transaksi ini :

i. Retrieval transactions.

ii. Update transactions.

iii. Mixed transactions

2. User Interface Design Guidelines

i. Meaningful tittle.

ii. Comprehensive instruction

iii. Familiar field tables.

iv. Consistent use coler.

v. Error message for fields

vi. Completion signal.

2.1.9.7. Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), prototyping

adalah membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.

Sebuah prototipe adalah model kerja tidak secara normal yang

mempunyai semua fitur-fitur yang dibutuhkan atau yang

menyediakan semua fungsi dari sistem akhir. Prototipe harus

mempunyai keuntungan utama menjadi murah secara relatif dan

cepat untuk dibangun.

Ada dua strategi prototipe yang akhir-akhir sering digunakan :

i. Requirements prototyping, menggunakan sebuah prototipe

untuk mendiktekan persyaratan dari sebuah usulan sistem

basis data dan setelah semua persyaratan selesai maka

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

23

prototipe dibuang.

ii. Evolutionary prototyping, menggunakan usulan yang sama,

perbedaan yang penting adalah prototipe tidak dibuang

tetapi dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem

basis data.

2.1.9.8. Implementation (Implementasi)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333),

implementasi adalah realisasi fisikal dari basis data dan desain

aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan :

i. Data Definition Language (DDL) yaitu sebuah bahasa yang

mengijinkan DBA

atau user untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut,

dan relasi yang

dihubungkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas terkait

dan kendala keamanan.

ii. Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan bahasa

generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) yaitu bahasa

pemrograman tingkat tinggi seperti yang digunakan pada SQL dan

QBE.

iii. Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis

data, yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation

Language (DML) yaitu bahasa yang menyediakan seperangkat

operasi untuk mendukung operasi dasar manipulasi data pada data

yang ada dalam database. Pada DBMS, terpancang dengan sebuah

bahasa pemrograman seperti Visual Basic (VB), VB.net, Phyton,

Delphi, C, C++, C#, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal.

Keamanan dan integrity control dari sistem juga

diimplementasikan. Beberapa kontrol ini diimplementasikan

menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin butuh batasan luar

dalam menggunakan DDL.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

24

2.1.9.9. Data Conversion and Loading (Pengubahan dan Pemuatan

Data)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data

Conversion and Loading adalah mentransferkan beberapa data

yang ada ke dalam database baru dan mengkonversikannya ke

beberapa aplikasi yang ada untuk menjalankanya pada database

baru tersebut.

2.1.9.10. Testing (Uji Coba)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing

adalah proses menjalankan sistem basis data dengan maksud

menemukan kesalahan. Pengujian juga harus mencakup

kegunaan dari sistem basis data. Idealnya, sebuah evaluasi harus

dilakukan terhadap spesifikasi kegunaannya. Contoh kriteria

yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi meliputi :

1. Learnability, berapa lama waktu yang dibutuhkan

pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem.

2. Performance, seberapa baik respon sistem sesuai praktek

kerja pengguna.

3. Robustness, seberapa toleransinya sistem dari kesalahan

pengguna.

4. Recoverability, seberapa baik sistem pulih dari kesalahan

pengguna.

5. Adaptability, seberapa dekat sistem terkait dengan satu

model pekerjaan

Setelah pengujian selesai, sistem basis data siap untuk

‘ditandatangani’ dan diserahkan pada pengguna.

2.1.9.11. Operational Maintenance (Perawatan Operasional)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), Operational

Maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan

instalasi sistem basis data berikut. Tahap pemeliharaan ini

melibatkan dua kegiatan yaitu :

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

25

i. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja turun ke bawah

tingkat yang dapat diterima, tuning atau reorganisasi basis

data mungkin diperlukan.

ii. Memelihara dan meningkatkan sistem basis data melalui

tahap-tahap sebelumnya dari siklus hidup.

2.1.10. Normalisasi

Normalisasi adalah teknik desain database, yang dimulai dengan

memeriksa hubungan (disebut dependensi fungsional) antara atribut.

Atribut menjelaskan beberapa properti. dari data atau hubungan antara

data yang penting bagi perusahaan. Normalisasi menggunakan

serangkaian tes (digambarkan sebagai bentuk normal) untuk membantu

mengidentifikasi pengelompokan optimal untuk atribut ini untuk akhirnya

mengidentifikasi himpunan relasi yang cocok yang dapat mendukung

kebutuhan data perusahaan. Connolly dan Beg(2010,p438)

Terdapat beberapa tahapan dalam proses normalisasi :

a. Unnormalized Form (UNF)

sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih

repeating groups.

b. First Normal Form (1NF)

sebuah relasi di dalam mana titik potong setiap baris

dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai.

Untuk mengubah unnormalized table menjadi first

normal form (1NF), kita harus mengidentifikasi dan

menghilangkan repeating groups dari tabel serta kolom

yang dapat dihitung.

c. Second Normal Form (2NF)

Second Normal Form (2NF) dibuat berdasarkan konsep

full fuctional dependency. Second Normal Form

(2NF) adalah sebuah relasi yang berada dalam first

normal form dan setiap atribut non-primary-key secara

penuh bergantung secara fungsional pada primary key.

d. Third Normal Form (3NF)

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

26

sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF dimana tidak

ada atribut non-primary-key yang bergantung secara

transitif terhadap primary key. Proses normalisasi dari

relasi 2NF ke 3NF melibatkan penghapusan

ketergantungan transitif. Jika terdapat ketergantungan

transitif, kita menghilangkan atribut yang bergantung

secara transitif dari relasi dengan menggantikan atribut

dalam relasi yang baru bersamaan dengan duplikasi

dari determinannya.

e. Boyce-Code (BCNF)

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p398), suatu

relasi disebut memenuhi bentuk normal boyce-codd jika penentu

(determinan) adalab candidat key. BCNF adalab bentuk

normal sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk normal

ketiga berkemungkinan masih memiliki anomali sehingga

perlu dinormalisasi lebih jauh. Suatu relasi yang memenuhi

BCNF selalu memenuhi 3NF tetapi tidak untuk sebaliknya.

Bentuk normal pertarna hingga ketiga merupakan bentuk

normal yang umum digunakan. Artinya, babwa pada

kebanyakan relasi hila ketiga bentuk normal tersebut telab

dipenuhi maka persoalan anomali tidak akan muncullagi. Bentu

normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal

ketiga. Bentuk normal 4NF dan SNF hanya dipakai pada kasus -

kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung ketergantungan

banyak nilai.

2.1.11. Metodologi Perancangan Basis Data

2.1.11.1.Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2010,p467), perancangan

konseptual basis data adalah suatu proses membangun sebuah

model dari informasi yang digunakan oleh perusahaan.

Langkah-langkah perancangan basis data konseptual:

1. Mengidentifikasi tipe entitas

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

27

Bertujuan untuk mengidentifikasi tipe entitas utama yang

dibutuhkan oleh pengguna. Untuk mengidentifikasikan tipe

entitas dapat dilakukan dengan menelusuri kata benda, objek

utama yang ada dalam prosedur sistem yang berjalan. Setelah

tipe entitas diidentifikasi, dilakukan pemberian nama yang

berarti dan jelas kepada pengguna dan mencatat nama dan

deskripsi entitas dalam kamus data. Jika entitas dikenal

dengan nama berbeda, nama tersebut menunjuk kepada

sinonim atau alias, yang dicatat dalam kamus data (Connolly

dan Begg, 2010, p471).

Gambar 2.2 Contoh Kamus Data Entity

2. Mengidentifikasi tipe relasi

Bertujuan untuk mengidentifikasi relasi yang penting

diantara tipe entitas yang telah diidentifikasi. Untuk

mengidentifikasikan tipe entitas dapat dilakukan dengan

menelusuri kata kerja yang ada dalam prosedur sistem yang

berjalan (Connolly dan Begg, 2010, p472).

Gambar 2.3 Contoh Kamus Data Relasi

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

28

3. Mengidentifikasi dan menggabungkan atribut dan entitas

atau relasi

Bertujuan untuk menggabungkan atribut dan tipe entitas

atau relasi yang sesuai yaitu dengan mengidentifikasi

simple/composite attribute, single/multi-value attribute dan

derived attribute. Setelah atribut diidentifikasi, dilakukan

pemberian nama yang berarti kepada pengguna, kemudian

mencatat beberapa informasi untuk tiap atribut (Connolly

dan Begg, 2010, p474).

Gambar 2.4 Contoh Kamus Data Atribut

4. Menentukan domain atribut

Bertujuan untuk menentukan domain atribut dalam model

data konseptual.

5. Menentukan atribut primary key dan candidate key

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk

setiap tipe entitas dan bila ada lebih dari satu candidate key,

perlu memilih sebuah primary key. Acuan dalam memilih

suatu primary key diantara banyak candidate key, antara

lain:

a. Merupakan candidate key dengan jumlah set paling

sedikit.

b. Merupakan candidate key yang nilainya jarang sekali

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

29

berubah.

c. Merupakan candidate key dengan jumlah karakter

paling sedikit.

d. Merupakan candidate key dengan jumlah paling

sedikit dari nilai maksimumnya (untuk tipe atribut

dengan tipe numerik).

e. Merupakan candidate key yang paling mudah

digunakan dari sudut pandang pengguna.

6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling

concept (optional)

Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan dari

enhanced modeling concept,seperti specialization,

generalization, dan composition.

7. Mengecek model redundansi

Bertujuan untuk mengecek adanya redudansi dalam model

data dan menghilangkannya jika ada.

8. Menvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi

pengguna

Bertujuan untuk memastikan bahwa model konseptual

lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view.

9. Mengecek model data konseptual terhadap pengguna

Bertujuan untuk mengecek model data konseptual dengan

pengguna untuk meyakinkan bahwa model tersebut adalah

representasi yang benar dari view. Jika terdapat anomali

pada model data, kita harus melakukan perubahan yang

pantas, yang mungkin membutuhkan langkah sebelumnya.

Proses ini berlangsung terus sampai pengguna siap untuk

’sign-off’ model menjadi representasi yang benar

sebagai bagian dari perusahaan yang dimodelkan.

2.1.11.2. Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2010,p490), langkah kedua

adalah membangun perancangan logikal basis data merupakan

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

30

proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam

sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model data yang

spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu dan

pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Langkah pokok dari

perancangan basis data logikal untuk relational model mencakup :

1. Menghilangkan fitur yang tidak kompatibel dengan model

relasional (optional) Bertujuan untuk memperbaiki model

data konseptual lokal dengan menghilangkan fitur yang

yang tidak kompatibel dengan model relasional.

2. Menentukan relasi untuk model data logikal lokal

Bertujuan untuk menciptakan relasi untuk model data logikal

lokal yang mewakili entitas, relationship, dan atribut yang

sudah diidentifikasi.

3. Menvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Bertujuan untuk menvalidasi relasi dalam model data logikal

lokal dengan menggunakan teknik normalisasi.

4. Menvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna

Bertujuan untuk memastikan bahwa relasi dalam

model data logikal lokal mendukung transaksi yang

dibutuhkan view, juga bahwa tidak ada error dalam relasi

yang telah dibuat.

5. Menentukan integrity constraint\

Bertujuan untuk menetapkan integrity constraint yang

diberikan dalam view.

6. Mengecek model data logikal lokal dengan pengguna

Bertujuan untuk memastikan model data logikal lokal dan

dokumen pendukung yang menjelaskan model data adalah

representasi yang benar dari view. Apabila pengguna merasa

tidak puas dengan model tersebut maka dilakukan

pengulangan kembali langkah-langkah sebelumnya jika

diperlukan.

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

31

2.1.11.3.Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses

memproduksi sebuah deskripsi mengenasi implementasi

dari basis data yang berada di secondary storage,

mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks

yang digunakan untuk pengaksesan data yang efisien dan

penggabungan beberapa batasan dan sistem keamanan.

Menurut Connolly dan Begg (2010,p542), langkah ketiga

adalah menerjemahkan model data logikal global untuk

target DBMS mencakup:

a. Merancang relasi dasar

Bertujuan untuk memutuskan bagaimana

menggambarkan relasi dasar yang diidentifikasi

dalam model data logikal global pada target DBMS.

b. Merancang representasi dari derived data

Bertujuan untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan derived data yang ada dalam

model data logikal global pada target DBMS.

c. Merancang enterprise constraint

Bertujuan untuk merancang enterprise constraint

untuk target DBMS.

Langkah keempat adalah merancang representasi fisikal,

mencakup:

a. Menganalisis transaksi

Bertujuan untuk memahami fungsionalitas dari transaksi yang

akan dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi

yang penting.

b. Memilih organisasi file

Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk

setiap relasi dasar. Dalam banyak kasus yang ada, suatu

relasional DBMS akan memberikan sedikit bahkan tanpa

pilihan dalam memilih organisasi file, walaupun beberapa akan

mempunyai indeks yang spesifik. Jika DBMS yang dituju tidak

memperbolehkannya

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

32

c. Memilih indeks

Bertujuan untuk menentukan bilamana penambahan indeks

dapat meningkatkan tampilan indeks.

d. Memperkirakan kebutuhan disk

Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang disk yang

diperlukan oleh basis data. Perkiraan kebutuhan disk sangat

bergantung pada DBMS yang dituju dan perangkat keras yang

digunakan untuk mendukung basis data. Secara umum,

perkiraan dilakukan berdasarkan ukuran tiap tuple dan jumlah

tuples dalam relasi.

Langkah kelima adalah merancang user views, dengan

tujuan merancang user views yang telah diidentifikasi selama

tahap pengumpulan dan analisis dari aplikasi daur hidup basis

data.

Langkah keenam adalah merancang mekanisme

keamanan, dengan tujuan merancang kebutuhan keamanan

untuk basis data yang diinginkan pengguna. Beberapa sistem

menawarkan fasilitas keamanan yang berbeda dari

sistem yang lainnya. Relasional DBMS biasanya

menyediakan dua macam keamanan basis data antara lain :

1. Keamanan sistem

Keamanan sistem menutupi pengaksesan dan penggunaan

basis data pada tingkat sistem, seperti nama dan kata kunci.

2. Keamanan data

Keamanan basis data adalah suatu mekanisme yang

memproteksi basis data dari suatu kejadian baik yang

disengaja maupun tidak.

Langkah ketujuh adalah mempertimbangkan penggunaan

redundansi yang terkontrol. Langkah ini bertujuan untuk

menentukan apakah pengenalan pengontrolan redudansi

dengan mengendurkan aturan normalisasi dapat

meningkatkan unjuk kerja sistem.

Langkah kedelapan adalah mengawasi dan

mengurus sistem operasional. Langkah ini bertujuan untuk

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

33

memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk

kerja sistem untuk memperbaiki keputusan perancangan yang

tidak sesuai atau menggambarkan kebutuhan pengguna.

Hasil akhir perancangan fisikal basis data adalah suatu proses yang

mendeskripsikan suatu implementasi dari suatu basis data pada media

penyimpanan. Hal ini mendeskripsikan suatu relasional dan struktur

penyimpanan dan metodologi pengaksesan data oleh pengguna yang

efisen, selama batasan integritas dan pengukuran keamanan.

2.1.12. Entity Relationship Diagram (ERD)

Pengertian ERD Menurut  Conolly (2005,p354) adalah

Penggambaran dari sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara

kerja dari suatu perusahaan atau organisasi yang bebas dari

ambiguitas, ERD digunakan untuk mengidentifikasi data yang akan

disimpan diolah dan di ubah untuk mendukung aktifitas bisnis suatu

organisasi.

2.2. Teori yang berkaitan dengan Penelitian

Teori yang berkaitan dengan penelitian adalah teori pemasaran, teori penjualan,

dan teori yang berhubungan dengan web.

2.2.1. Teori Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2007,p6) adalah suatu

proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan

dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak

lain.

o Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong(2007,p6) adalah seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

34

o Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2007,p23) bauran pemasaran adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai tujuan pemasarannya

Kotler menglasifikasikan empat unsur dari alat-alat bauran

pemasaran yang terdiri atas 4P dalam pemasaran barang, diantaranya

adalah:

1. Produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk diperhatikan, dibeli, digunakan dan dikonsumsi. Istilah

produk mencakup benda fisik, jasa, kepribadian, tempat,

organisasi atau ide. Keputusan mengenai produk mencakup

kualitasm\, keistimewaan, jenis merk dll.

2. Harga (Price)

Merupakan unsur terpenting kedua dalam bauran pemasaran

setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, penjualan

sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan pengeluaran biaya

saja.

3. Tempat (Place)

Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan

dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan

tempat yang tepat dimanapun konsumen berada.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah aktifitas mengkomunikasikan keunggulan

produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk

membelinya.

2.2.2. Pengertian Web

Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p24), Web

adalah sebuah aplikasi internet. Web menyediakan sebuah cara

yang mudah dalam mengakses informasi dan menjalankan

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

35

program-program yang disimpan pada komputer-komputer yang

dihubungkan oleh internet.

2.2.3. Internet

Menurut Ellsworth dan V. Ellsworth (1997, p4) internet

adalah jaringan yang merubah cara orang berkomunikasi,

berinteraksi, dan mendefinisikan komunitas.

Sehingga dapat disimpulkan internet adalah sebuah

jaringan global yang menghubungkan komputer-komputer yang

saling berhubungan untuk melakukan komunikasi dan

interaksi,dan terjadi pertukaran informasi melewati kabel,

satelit, maupun frekuensi radio.

2.2.3.1. HTTP

Menurut Connolly dan Begg (2005,p999), HTTP adalah

protokol yang digunakan untuk memindahkan halaman web

melalui internet. HTTP menggambarkan bagaimana klien dan

server berkomunikasi. HTTP adalah suatu orientasi objek yang

umum, protokol yang tidak menetap untuk memancarkan

informasi antara server dan klien. HTTP berdasarkan paradigma

request-response. Transaksi HTTP meliputi tahapan dibawah ini :

Koneksi

Klien membuat sebuah koneksi dengan Web server.

Request

Klien mengirim pesan request kepada Web server.

Response

Web server mengirim response kepada klien.

Close

Koneksi ditutup oleh Web server.

2.2.4. Uniform Resource Locator

Menurut Musciano dan Kennedy (2006, p163),

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

36

Uniform Resource Locator (selanjutnya disingkat URL)

adalah sebuah alamat lengkap yang mempunyai semua yang

dibutuhkan sistem untuk menemukan dokumen dan server pada

web. Sistem web untuk pengalamatan dokumen hypermedia,

dan bagian-bagian dokumen, adalah serupa dengan

penggunaan alamat IP untuk mengalamatkan simpul- simpul

internet. Setiap sumber web dialamatkan dengan sebuah URL

yang unik.

2.2.5. HTML

Menurut Connolly dan Begg (2005,p1001), HTML

adalah dokumen yang mengatur bahasa-bahasa yang digunakan

untuk mendesain kebanyakan halaman web. HTML adalah

suatu sistem untuk marking-up, tagging, sehingga dokumen

tersebut dapat dipublikasikan ke web.

2.2.6. CSS

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu

bahasa pemrograman web  untuk mengendalikan beberapa

komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur

dan seragam. Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat

tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTMLdan

XHTML.

2.2.7. PHP Hypertext Processor

PHP merupakan suatu script bahasa pemrograman yang

dijalankan pada sisi server, yang disisipkan pada dokumen

HTML untuk memberikan kemampuan pada halaman web

tersebut untuk menampilkan content yang diminta oleh pemakai

(Castagnetto et.al., 2000, p8).

2.2.8. Electronic Commerce (E-commerce)

Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa dengan

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

37

menggunakan media elektronik. Selain dari yang telah disebutkan di atas,

kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis.

Kesimpulannya, "e-commerce is a part of e-business".

Menurut Kalakota dan Whinston (1996, p18), e-commerce

merupakan metodologi bisnis modern yang mampu memenuhi kebutuhan

organisasi dan konsumen dengan mengurangi pengeluaran tetapi mampu

meningkatkan kualitas barang, pelayanan yang baik dan kecepatan dalam

pelayanan.

2.2.9. Delapan Aturan Emas ( 8 Golden Rules )

Interaksi Manusia dan Komputer memiliki 8 aturan emas yang

ditulis dalam buku Designing the User Interface (Shneiderman, 2010,

pp88-89). Delapan aturan emas desain antar muka dari Shneiderman telah

diterima dengan baik sebagai petunjuk yang baik untuk desain antar muka.

Delapan aturan emas tersebut yaitu :

1. Berusaha untuk konsisten (Strive for consistency)

Urutan tindakan yang konsisten diperlukan dalam situasi yang serupa.

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. Selain itu,

konsistensi juga diperlukan dalam pemilihan warna, layout, kapitalisasi,

huruf. 

2. Memenuhi kegunaan yang universal (Cater to universal usability)

Kenali kebutuhan dari pengguna yang beragam dan desain untuk

plastisitas, memfasilitasi transformasi konten. Perbedaan pengguna

pemula dan ahli, rentang usia, penyandang cacat, dan keragaman

teknologi masing-masing memperkaya spectrum persyaratan yang

menjadi panduan perancangan. Menambahkan fitur untuk pengguna

pemula, seperti penjelasan, dan fitur untuk pengguna ahli, seperti jalan

pintas dan perpindah yang lebih cepat, bias memperkaya perancangan

antarmuka dan meningkatkan kualitas sistem yang dirasakan pengguna.

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

38

3. Memberikan reaksi yang informatif (Offer informative feedback)

Untuk setiap tindakan yang sering dilakukan, dapat diberikan umpan

balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang

penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya

muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu

memasukkan data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan (Design

dialog to yield closure) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam

suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik

yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan

sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

5. Mencegah kesalahan (Prevent errors)

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat

melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat

mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang

sederhana dan mudah dimengerti untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya (Permit easy reversal of

actions)

Hal ini dapat mengurangi kegelisahan pengguna karena mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak

takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa

digunakan.

7. Support internal locus of control

Pengguna yang berpengalaman ingin menjadi pengontrol antarmuka 

dan antarmuka merespon tindakan mereka. Mereka tidak ingin

dikejutkan dengan perubahan yang tiba-tiba, dan mereka merasa

terganggu dengan urutan pemasukan data yagn membosankan,

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

39

kesulitan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, dan

ketidakmampuan untuk menghasilkan hasil yang mereka harapkan.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek (Reduce short-term

memory load)

Karena manusia mempunyai keterbatasan untuk memproses informasi

dalam ingatan jangka pendek, maka desainer harus menghindari

antarmuka yang mengharuskan pengguna untuk mengingat informasi

dari satu layar untuk digunakan di layar berikutnya.

2.3. Hasil Penelitian atau Produk Sejenis

Dari hasil penelitian yang kita amati, terdapat tugas akhir yang

membahas tentang sistem pelayanan haji dan umroh. Berikut adalah hasil

penelitian kami:

Tugas akhir karya Ivan Nurcahya dari Universitas Komputer Indonesia

dengan judul ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

INFORMASI PELAYANAN HAJI DAN UMROH BERBASIS WEB

PADA CV.SHAFIRA MULYA WISATA BANDUNG. Sistem

Informasi pelayanan haji dan umroh merupakan sebuah sistem yang

digunakan untuk proses pendaftaran dan pengolahan data calon jemaah,

untuk mendukung operasional pelayanan. Dengan seiringnya

perkembangan teknologi informasi , kebutuhan akan informasi saat ini

semakin meningkat seperti halnya dalam meningkatnya kinerja

perusahaan dalam mengelola informasi. Namun dalam hal ini pelaksanaan

Sistem informasi pelayanan haji dan umroh pada CV.Shafia Mulaya

Wisata Bandung masih mengalami beberapa kendala, seperti dalam hal

proses pendaftaran calon jemaah, pencarian data calon jemaah dan

pembuatan laporan . Metode penelitian yang dilakukan meliputi observasi

dan mengadakan wawancara langsung kepada bagian pelayanan serta

menggunakan studi kepustakaan yang relevan dengan masalah yang

dihadapi. Untuk desain penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif dan metode action. Dalam perancangan penelitian ini metode

pendekatan yang digunakan adalah metode perancangan terstruktur yang

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

40

memiliki karakteristik berorientasi pada proses atau prosedur dan aliran

data, metode pengembangan menggunakan prototipe, alat yang digunakan

untuk merancang sistem yaitu flowmap, diagram kontek,data flow

diagram dan kamus data. Program ini dibuat menggunakan PHP,

sedangkan perangkat lunak yang dipilih untuk merancang aplikasi ini

adalah Macromedia 8 dengan XAMPP. Dirancang dan dibangunnya

sistem informasi pelayanan haji dan umroh berbasis web ini untuk

memudahkan proses pendaftaran calon jemaah, pencarian data calon

jemaah dan pengolahan data untuk pembuatan laporan agar dapat tersaji

dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya pelayanan haji dan umroh

berbasis web diharapkan calon jemaah dapat melakukan pendaftaran haji

atau umroh secara online.

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewLevel 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

41