library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1... · web viewlevel 1...
TRANSCRIPT
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori yang berkaitan dengan Database
Teori-teori database yang dibahas adalah teori sistem basis data,
database management system, siklus hidup aplikasi basis data, dan
metodologi perancangan basis data.
2.1.1. Pengertian Data
Menurut McFadden (1999,p5) data adalah fakta-fakta
tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan
disimpan pada media komputer.
Menurut Whitten et.al. (2007, p21), data adalah fakta
mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang
penting dalam organisasi.
Menurut Inmon (2005, p493) menyatakan bahwa data
adalah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah
media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun
pemrosesan dari pengertian otomatis dan presentasi dari informasi
yang dapat dimengerti oleh manusia.
2.1.2. Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg(2010,p65),Basis data adalah
kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika
serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
Menurut Inmon (2005, p493) tentang basis data adalah
sekumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan
(biasanya telah terkontrol dan memiliki redudansi yang terbatas)
berdasarkan suatu skema.
Menurut O'Brien (2005, p211) menyatakan bahwa basis
data adalah sebuah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang
7
8
secara logika saling berhubungan. Elemen data yang
mendeskripsikan entitas dan hubungan antar entitas.
2.1.3. Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg(2010,p54),sistem basis data
sebagai kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis
data bersama dengan Database Management System (DBMS).
Jadi, sistem basis data merupakan aplikasi yang dibuat
untuk membantu pengguna mengolah data yang terdapat dalam
basis data dengan sejumlah fungsi-fungsi yang telah disediakan.
2.1.4. Pengertian DBMS (Database Management System)
Menurut Connolly dan Begg(2010,p66), Database
Management System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak
yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara dan kontrol akses ke database.
2.1.5. Fasilitas DBMS (Database Management System)
Umumnya, sebuah DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut :
a. Data Definition Language
Data Definition Language (selanjutnya disingkat DDL)
memberikan fasilitas kepada pengguna untuk
menspesifikasikan tipe data dan strukturnya serta
batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke
dalam basis data tersebut.
b. Data Manipulation Language
Data Manipulation Language (selanjutnya disingkat
DML) memberikan fasilitas kepada pengguna untuk
menambah, mengedit, menghapus, dan memperoleh
kembali data.
c. Query Language
Query language memberikan fasilitas kepada pengguna
untuk mengakses data. Structured Query Language
(selanjutnya disingkat SQL) merupakan bahasa query
9
yang paling diakui dan secara de facto merupakan
standar bagi DBMS.
Pengendalian Akses ke dalam basis data, meliputi :
1) Keamanan Sistem : mencegah pengguna yang
tidak memiliki hak akses untuk memasuki basis
data.
2) Integritas Sistem : menjaga konsistensi data di
dalam basis data.
3) Pengendalian Share Data.
4) Backup and Recovery System : mengembalikan
data ke dalam kondisi semula apabila
terjadi kegagalan dalam perangkat keras ataupun
perangkat lunak.
5) Terdapat katalog yang dapat diakses pengguna
yang berisi deskripsi data dalam basis data.
d. Mekanisme View, berfungsi untuk menampilkan data
yang hanya diinginkan dan diperlukan oleh pengguna.
2.1.5.1. Komponen DBMS
Ada lima komponen utama dalam lingkungan DBMS (Connolly
dan Begg, 2010, p68), yaitu :
a. Perangkat keras
Perangkat keras menjangkau mulai dari komputer personal,
mainframe tunggal dan sebuah jaringan komputer.
b. Perangkat lunak
Komponen perangkat lunak merupakan perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan program aplikasi yang tergabung
dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan
apabila DBMS digunakan dalam jaringan.
c. Data
Komponen paling penting pada lingkungan DBMS, dilihat
dari sudut pandang pengguna akhir, adalah data. Data
10
bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan
komponen manusia. Basis data mencakup data operasional
dan metadata, ‘data mengenai data.
d. Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang
mengatur perancangan dan penggunaan dari basis
data.
e. Orang
Komponen terakhir dalam lingkungan DBMS adalah
orang.
Kita bisa mengidentifikasikan empat tipe orang
yang berpartisipasi dalam lingkungan DBMS yaitu :
1) Data and Database Administrators
2) Database Designers
3) Application Developers
4) End-Users
2.1.5.2. Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p77), keuntungan dari
DBMS adalah:
a. Kontrol atas redudansi atau perulangan data.
b. Konsistensi data.
c. Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih
banyak.
d. Meningkatkan integritas data.
e. Meningkatkan keamanan data.
f. Penetapan standarisasi pelaksanaan (format
data, penamaan dan prosedurupdate).
g. Pengurangan biaya, data operasional dijadikan satu
kemudian dibuat aplikasi dengan menggunakan
sumber data yang tunggal tersebut sehingga akan
mengurangi biaya.
11
h. Mempermudah pengoperasian data.
i. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data.
j. Meningkatkan produktivitas.
k. Meningkatkan pemeliharaan data melalui data
independence (data menjadi global).
l. Mengurangi kehilangan informasi dan intergritas
data.
m. Meningkatkan layanan Backup and Recovery.
2.1.5.3. Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p80), kerugian dari
DBMS adalah :
a. Kompleksitas.
b. Ukuran.
c. Biaya dari penggunaan DBMS.
d. Biaya penambahan perangkat keras.
e. Biaya pelatihan dan staff spesialis.
2.1.6. Structured Query Language
Menurut Connolly dan Begg (2010, p185), SQL
merupakan bahasa basis data yang mengijinkan pengguna untuk
membuat basis data dan struktur hubungan dalam basis data,
menampilkan tugas manajemen basis data (insert, menyediakan
modifikasi dan penghapusan data) dan menyediakan query yang
sederhana maupun kompleks. SQL merupakan contoh dari
transform-oriented language atau bahasa yang dirancang untuk
mengubah input menjadi output yang diinginkan pada suatu relasi.
2.1.6.1. Data Definition Language
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), DDL
merupakan bahasa yang mengijinkan pengguna untuk
menggambarkan dan memberikan nama terhadap entitas,
12
atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi,
dengan batasan-batasan integritas dan keamanan yang
dibutuhkan. DDL digunakan untuk mendefinisikan sebuah
skema atau untuk memodifikasi skema yang sudah ada
serta mengontrol akses data. DDL tidak bisa digunakan
untuk memanipulasi data. Operasi nya mencakup hal-hal
berikut:
a. CREATE (untuk membentuk basis data, table atau
index)
b. DROP (untuk mengubah struktur table)
c. ALTER (untuk menghapus basis data, table atau
index)
2.1.6.2. Data Manupulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92),
DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan
sekumpulan operasi untuk mendukung operasi
manipulasi data dasar terhadap data yang disimpan
di dalam basis data. Operasi manipulasi data
biasanya mencakup hal-hal berikut :
a. Memasukkan data baru ke dalam basis
data.
b. Modifikasi data yang disimpan di dalam
basis data.
c. Memperoleh data yang ada di dalam
basis data.
d. Menghapus data dari basis data.
Bagian dari DML yang melibatkan
perolehan data disebut query language. Query
language dapat didefinisikan sebagai bahasa tingkat
tinggi bertujuan khusus yang digunakan untuk
memenuhi permintaan yang beraneka ragam pada
data yang disimpan di dalam basis data. DML
13
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu DML
procedural dan DML non-procedural.
2.1.7. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram atau disingkat DFD merupakan suatu
penggambaran model yang memungkinkan profesional sistem untuk
menggambarkan sistem sebagai suatu susunan proses yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual
maupun terkomputerisasi.
Menurut Indrajani (2011, p11) Data Flow Diagram (DFD)
adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah
sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut.
Dalam DFD ini terdapat 4 komponen utama yaitu:
Tabel 2.1 4 Komponen DFD
Keterangan Komponen
DeMarco and Yourdan Symbols
Gane and Sarson Symbols
1. External Agents.Agen external mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi yang berada diluar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja sistem.
14
2. Process.Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau kondisi.3. Data Stores.Data stores adalah sebuah penyimpanan data.
4. Data Flow.Data flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) pada sebuah proses
Jenis-jenis DFD dibagi menjadi tiga tingkatan, dimana masing-
masing level tersebut menggambarkan detail dari level sebelumnya,
berikut penjelasan tiga jenis DFD tersebut :
1. Level 0 (Diagram Konteks)
Level ini merupakan sebuah proses yang berada di level pusat.
2. Level 1 (Diagram 0)
Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang
dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya
maksimum 7 proses untuk sebuah diagram konteks.
3. Level 2 (Diagram Rinci)
Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram level
1. Tanda * pada proses menandakan bahwa proses tersebut tidak
dapat dirincikan lagi. Penomoran yang dilakukan berdasarkan
urutan proses.
15
2.1.8. Flowchart Diagram
Menurut Indrajani (2011,p22), Flowchart merupakan
penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur
suatu program. Biasanya mempermudah penyelesaian masalah yang
khususnya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
Flowchart di bedakan menjadi 5 jenis flowchart, antara lain
system flowchart, document flowchat, schematic flowchart, program
flowchart, process flowchart. Masing-masing jenis flowchart akan di
jelaskan berikut ini.
1. System Flowchart
System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang
ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang
dikerjakan di sistem.
2. Document Flowchart
Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga
bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart
merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan
formulir termasuk tembusan-tembusannya.
3. Schematic Flowchart
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir
yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan
prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir
skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem,
16
juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan
lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini
adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang
paham dengan simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-
gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama
menggambarnya.
4. Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.
Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir
logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program
komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan
alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap
langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat-
logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar
berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir
program komputer terinci (detailed computer program flow-
chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi
program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh
pemrogram.
5. Process Flowchart
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir
yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga
17
berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam
suatu prosedur.
Berikut ini merupakan notasi atau symbol-simbol dalam
penggambaran flowchart yaitu:
Tabel 2.2 Notasi/Simbol Penggambaran Flowchart
Simbol Keterangan
Symbol Off-line Connector ( Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau proses dalam lembar/halaman yang lain)
Symbol Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama)
Symbol Process (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer)
Symbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer)
Symbol Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi)
Symbol Predefined Process (Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage)
Symbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program)
Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan)
Symbol Manual Input (Simbol untuk
18
pemasukan data secara manual on-line keyboard)
Symbol input-output (Symbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya)
Symbol magnetic-tape unit (Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic)
Symbol punched card (Simbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu)
Symbol disk and on-line storage (Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk)
Symbol display (Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya)
Symbol dokumen (Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)
2.1.9. Teori Database System Development Life cycle
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), siklus hidup
aplikasi database secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem
informasi. Penting untuk mengenali bahwa tahapan siklus hidup
aplikasi database tidak selalu berurutan, tetapi melibatkan beberapa
jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui loop feedback.
Berikut ditunjukkan tahapan daur hi dup aplikasi database pada
Gambar 2.1 di bawah ini.
19
Gambar 2.1 Siklus Hidup Basis Data
2.1.9.1. Database Planning (Perancangan Basis Data)
aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari
siklus hidup sistem database yang akan direalisasikan secara
efisiensi dan seefektif mungkin. (Connolly dan Begg 2010, p313).
2.1.9.2. System Definition (Definisi Sistem)
Menentukan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem
database, termasuk pandangan pengguna utama, penggunanya,
dan area aplikasi. Pandangan pengguna mendefinisikan apa yang
dibutuhkan dari sistem database dari perspektif peran pekerjaan
tertentu (seperti sebagai Manajer atau Supervisor) atau area
aplikasi enterprise (seperti pemasaran, personalia, atau pengontrol
stok). (Connolly dan Begg (2010, p316),)
20
2.1.9.3. Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan
Analisis Kebutuhan)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari
organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan
untuk sistem baru. Ada tiga pendekatan utama untuk mengelola
persyaratan sistem database dengan pandangan beberapa
pengguna, yaitu :
i. The centralized approach (Pendekatan terpusat)
ii. The view integration approach (Pendekatan integrasi tampilan)
iii. A combination of both approach (Kombinasi dari pendekatan
keduanya)
Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi ini, yang
disebut fact finding techniques. Terdapat lima teknik fact finding
yang umum digunakan :
a. Mempelajari dokumen.
b. Mewawancarai
c. Mengamati kegiatan perusahaan
d. Penelitian
e. Kuisioner
2.1.9.4. Database Design (Desain Basis Data)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), proses
menciptakan desain yang akan mendukung pernyataan misi
perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database yang
diperlukan. Terdapat dua pendekatan perancangan database, yaitu
i. Bottom-up
Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu,
sifat-sifat entitas dan relasi), yang melalui analisis
hubungan antara atribut, dikelompokkan ke dalam relasi
yang mewakili jenis entitas dan relasi antar entitas.
ii. Top-down
21
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data
yang berisi tingkat tinggi beberapa entitas dan relasi
kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down
untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan
dan atribut yang terkait.
Perancangan database terdiri dari tiga fase yaitu:
1. Conceptual database design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p322), proses membangun
suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan,
independen dari semua pertimbangan fisik.
2. Logical database design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p323), proses membangun
model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan
model data tertentu, tetapi independen dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
3. Physical database design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p523), proses pendeskripsian
implementasi basis data pada penyimpanan sekunder; proses itu
menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap
kendala integritas terkait dan tahapan keamanan.
2.1.9.5. DBMS Selection (Pemilihan DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), pemilihan
DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Jika tidak
ada DBMS yang sesuai maka bagian dari siklus hidup akan
membuat seleksinya yaitu antara konseptual dengan desain
logikal.
Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS :
i. Menetapkan kerangka referensi belajar .
ii. Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.
iii. Evaluasi produk.
Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan.
22
2.1.9.6. Application Design (Desain Aplikasi)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), desain user
interface dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses
database. Rancangan aplikasi dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
1. Transaction Design (Rancangan Transaksi)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p330), suatu tindakan,
atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user
atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi
database. Ada tiga tipe transaksi ini :
i. Retrieval transactions.
ii. Update transactions.
iii. Mixed transactions
2. User Interface Design Guidelines
i. Meaningful tittle.
ii. Comprehensive instruction
iii. Familiar field tables.
iv. Consistent use coler.
v. Error message for fields
vi. Completion signal.
2.1.9.7. Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), prototyping
adalah membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.
Sebuah prototipe adalah model kerja tidak secara normal yang
mempunyai semua fitur-fitur yang dibutuhkan atau yang
menyediakan semua fungsi dari sistem akhir. Prototipe harus
mempunyai keuntungan utama menjadi murah secara relatif dan
cepat untuk dibangun.
Ada dua strategi prototipe yang akhir-akhir sering digunakan :
i. Requirements prototyping, menggunakan sebuah prototipe
untuk mendiktekan persyaratan dari sebuah usulan sistem
basis data dan setelah semua persyaratan selesai maka
23
prototipe dibuang.
ii. Evolutionary prototyping, menggunakan usulan yang sama,
perbedaan yang penting adalah prototipe tidak dibuang
tetapi dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem
basis data.
2.1.9.8. Implementation (Implementasi)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333),
implementasi adalah realisasi fisikal dari basis data dan desain
aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan :
i. Data Definition Language (DDL) yaitu sebuah bahasa yang
mengijinkan DBA
atau user untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut,
dan relasi yang
dihubungkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas terkait
dan kendala keamanan.
ii. Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan bahasa
generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) yaitu bahasa
pemrograman tingkat tinggi seperti yang digunakan pada SQL dan
QBE.
iii. Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis
data, yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation
Language (DML) yaitu bahasa yang menyediakan seperangkat
operasi untuk mendukung operasi dasar manipulasi data pada data
yang ada dalam database. Pada DBMS, terpancang dengan sebuah
bahasa pemrograman seperti Visual Basic (VB), VB.net, Phyton,
Delphi, C, C++, C#, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal.
Keamanan dan integrity control dari sistem juga
diimplementasikan. Beberapa kontrol ini diimplementasikan
menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin butuh batasan luar
dalam menggunakan DDL.
24
2.1.9.9. Data Conversion and Loading (Pengubahan dan Pemuatan
Data)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data
Conversion and Loading adalah mentransferkan beberapa data
yang ada ke dalam database baru dan mengkonversikannya ke
beberapa aplikasi yang ada untuk menjalankanya pada database
baru tersebut.
2.1.9.10. Testing (Uji Coba)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing
adalah proses menjalankan sistem basis data dengan maksud
menemukan kesalahan. Pengujian juga harus mencakup
kegunaan dari sistem basis data. Idealnya, sebuah evaluasi harus
dilakukan terhadap spesifikasi kegunaannya. Contoh kriteria
yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi meliputi :
1. Learnability, berapa lama waktu yang dibutuhkan
pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem.
2. Performance, seberapa baik respon sistem sesuai praktek
kerja pengguna.
3. Robustness, seberapa toleransinya sistem dari kesalahan
pengguna.
4. Recoverability, seberapa baik sistem pulih dari kesalahan
pengguna.
5. Adaptability, seberapa dekat sistem terkait dengan satu
model pekerjaan
Setelah pengujian selesai, sistem basis data siap untuk
‘ditandatangani’ dan diserahkan pada pengguna.
2.1.9.11. Operational Maintenance (Perawatan Operasional)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), Operational
Maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan
instalasi sistem basis data berikut. Tahap pemeliharaan ini
melibatkan dua kegiatan yaitu :
25
i. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja turun ke bawah
tingkat yang dapat diterima, tuning atau reorganisasi basis
data mungkin diperlukan.
ii. Memelihara dan meningkatkan sistem basis data melalui
tahap-tahap sebelumnya dari siklus hidup.
2.1.10. Normalisasi
Normalisasi adalah teknik desain database, yang dimulai dengan
memeriksa hubungan (disebut dependensi fungsional) antara atribut.
Atribut menjelaskan beberapa properti. dari data atau hubungan antara
data yang penting bagi perusahaan. Normalisasi menggunakan
serangkaian tes (digambarkan sebagai bentuk normal) untuk membantu
mengidentifikasi pengelompokan optimal untuk atribut ini untuk akhirnya
mengidentifikasi himpunan relasi yang cocok yang dapat mendukung
kebutuhan data perusahaan. Connolly dan Beg(2010,p438)
Terdapat beberapa tahapan dalam proses normalisasi :
a. Unnormalized Form (UNF)
sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih
repeating groups.
b. First Normal Form (1NF)
sebuah relasi di dalam mana titik potong setiap baris
dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai.
Untuk mengubah unnormalized table menjadi first
normal form (1NF), kita harus mengidentifikasi dan
menghilangkan repeating groups dari tabel serta kolom
yang dapat dihitung.
c. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form (2NF) dibuat berdasarkan konsep
full fuctional dependency. Second Normal Form
(2NF) adalah sebuah relasi yang berada dalam first
normal form dan setiap atribut non-primary-key secara
penuh bergantung secara fungsional pada primary key.
d. Third Normal Form (3NF)
26
sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF dimana tidak
ada atribut non-primary-key yang bergantung secara
transitif terhadap primary key. Proses normalisasi dari
relasi 2NF ke 3NF melibatkan penghapusan
ketergantungan transitif. Jika terdapat ketergantungan
transitif, kita menghilangkan atribut yang bergantung
secara transitif dari relasi dengan menggantikan atribut
dalam relasi yang baru bersamaan dengan duplikasi
dari determinannya.
e. Boyce-Code (BCNF)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p398), suatu
relasi disebut memenuhi bentuk normal boyce-codd jika penentu
(determinan) adalab candidat key. BCNF adalab bentuk
normal sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk normal
ketiga berkemungkinan masih memiliki anomali sehingga
perlu dinormalisasi lebih jauh. Suatu relasi yang memenuhi
BCNF selalu memenuhi 3NF tetapi tidak untuk sebaliknya.
Bentuk normal pertarna hingga ketiga merupakan bentuk
normal yang umum digunakan. Artinya, babwa pada
kebanyakan relasi hila ketiga bentuk normal tersebut telab
dipenuhi maka persoalan anomali tidak akan muncullagi. Bentu
normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal
ketiga. Bentuk normal 4NF dan SNF hanya dipakai pada kasus -
kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung ketergantungan
banyak nilai.
2.1.11. Metodologi Perancangan Basis Data
2.1.11.1.Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010,p467), perancangan
konseptual basis data adalah suatu proses membangun sebuah
model dari informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Langkah-langkah perancangan basis data konseptual:
1. Mengidentifikasi tipe entitas
27
Bertujuan untuk mengidentifikasi tipe entitas utama yang
dibutuhkan oleh pengguna. Untuk mengidentifikasikan tipe
entitas dapat dilakukan dengan menelusuri kata benda, objek
utama yang ada dalam prosedur sistem yang berjalan. Setelah
tipe entitas diidentifikasi, dilakukan pemberian nama yang
berarti dan jelas kepada pengguna dan mencatat nama dan
deskripsi entitas dalam kamus data. Jika entitas dikenal
dengan nama berbeda, nama tersebut menunjuk kepada
sinonim atau alias, yang dicatat dalam kamus data (Connolly
dan Begg, 2010, p471).
Gambar 2.2 Contoh Kamus Data Entity
2. Mengidentifikasi tipe relasi
Bertujuan untuk mengidentifikasi relasi yang penting
diantara tipe entitas yang telah diidentifikasi. Untuk
mengidentifikasikan tipe entitas dapat dilakukan dengan
menelusuri kata kerja yang ada dalam prosedur sistem yang
berjalan (Connolly dan Begg, 2010, p472).
Gambar 2.3 Contoh Kamus Data Relasi
28
3. Mengidentifikasi dan menggabungkan atribut dan entitas
atau relasi
Bertujuan untuk menggabungkan atribut dan tipe entitas
atau relasi yang sesuai yaitu dengan mengidentifikasi
simple/composite attribute, single/multi-value attribute dan
derived attribute. Setelah atribut diidentifikasi, dilakukan
pemberian nama yang berarti kepada pengguna, kemudian
mencatat beberapa informasi untuk tiap atribut (Connolly
dan Begg, 2010, p474).
Gambar 2.4 Contoh Kamus Data Atribut
4. Menentukan domain atribut
Bertujuan untuk menentukan domain atribut dalam model
data konseptual.
5. Menentukan atribut primary key dan candidate key
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk
setiap tipe entitas dan bila ada lebih dari satu candidate key,
perlu memilih sebuah primary key. Acuan dalam memilih
suatu primary key diantara banyak candidate key, antara
lain:
a. Merupakan candidate key dengan jumlah set paling
sedikit.
b. Merupakan candidate key yang nilainya jarang sekali
29
berubah.
c. Merupakan candidate key dengan jumlah karakter
paling sedikit.
d. Merupakan candidate key dengan jumlah paling
sedikit dari nilai maksimumnya (untuk tipe atribut
dengan tipe numerik).
e. Merupakan candidate key yang paling mudah
digunakan dari sudut pandang pengguna.
6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling
concept (optional)
Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan dari
enhanced modeling concept,seperti specialization,
generalization, dan composition.
7. Mengecek model redundansi
Bertujuan untuk mengecek adanya redudansi dalam model
data dan menghilangkannya jika ada.
8. Menvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna
Bertujuan untuk memastikan bahwa model konseptual
lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view.
9. Mengecek model data konseptual terhadap pengguna
Bertujuan untuk mengecek model data konseptual dengan
pengguna untuk meyakinkan bahwa model tersebut adalah
representasi yang benar dari view. Jika terdapat anomali
pada model data, kita harus melakukan perubahan yang
pantas, yang mungkin membutuhkan langkah sebelumnya.
Proses ini berlangsung terus sampai pengguna siap untuk
’sign-off’ model menjadi representasi yang benar
sebagai bagian dari perusahaan yang dimodelkan.
2.1.11.2. Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2010,p490), langkah kedua
adalah membangun perancangan logikal basis data merupakan
30
proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam
sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model data yang
spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu dan
pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Langkah pokok dari
perancangan basis data logikal untuk relational model mencakup :
1. Menghilangkan fitur yang tidak kompatibel dengan model
relasional (optional) Bertujuan untuk memperbaiki model
data konseptual lokal dengan menghilangkan fitur yang
yang tidak kompatibel dengan model relasional.
2. Menentukan relasi untuk model data logikal lokal
Bertujuan untuk menciptakan relasi untuk model data logikal
lokal yang mewakili entitas, relationship, dan atribut yang
sudah diidentifikasi.
3. Menvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Bertujuan untuk menvalidasi relasi dalam model data logikal
lokal dengan menggunakan teknik normalisasi.
4. Menvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna
Bertujuan untuk memastikan bahwa relasi dalam
model data logikal lokal mendukung transaksi yang
dibutuhkan view, juga bahwa tidak ada error dalam relasi
yang telah dibuat.
5. Menentukan integrity constraint\
Bertujuan untuk menetapkan integrity constraint yang
diberikan dalam view.
6. Mengecek model data logikal lokal dengan pengguna
Bertujuan untuk memastikan model data logikal lokal dan
dokumen pendukung yang menjelaskan model data adalah
representasi yang benar dari view. Apabila pengguna merasa
tidak puas dengan model tersebut maka dilakukan
pengulangan kembali langkah-langkah sebelumnya jika
diperlukan.
31
2.1.11.3.Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses
memproduksi sebuah deskripsi mengenasi implementasi
dari basis data yang berada di secondary storage,
mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks
yang digunakan untuk pengaksesan data yang efisien dan
penggabungan beberapa batasan dan sistem keamanan.
Menurut Connolly dan Begg (2010,p542), langkah ketiga
adalah menerjemahkan model data logikal global untuk
target DBMS mencakup:
a. Merancang relasi dasar
Bertujuan untuk memutuskan bagaimana
menggambarkan relasi dasar yang diidentifikasi
dalam model data logikal global pada target DBMS.
b. Merancang representasi dari derived data
Bertujuan untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan derived data yang ada dalam
model data logikal global pada target DBMS.
c. Merancang enterprise constraint
Bertujuan untuk merancang enterprise constraint
untuk target DBMS.
Langkah keempat adalah merancang representasi fisikal,
mencakup:
a. Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk memahami fungsionalitas dari transaksi yang
akan dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi
yang penting.
b. Memilih organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk
setiap relasi dasar. Dalam banyak kasus yang ada, suatu
relasional DBMS akan memberikan sedikit bahkan tanpa
pilihan dalam memilih organisasi file, walaupun beberapa akan
mempunyai indeks yang spesifik. Jika DBMS yang dituju tidak
memperbolehkannya
32
c. Memilih indeks
Bertujuan untuk menentukan bilamana penambahan indeks
dapat meningkatkan tampilan indeks.
d. Memperkirakan kebutuhan disk
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang disk yang
diperlukan oleh basis data. Perkiraan kebutuhan disk sangat
bergantung pada DBMS yang dituju dan perangkat keras yang
digunakan untuk mendukung basis data. Secara umum,
perkiraan dilakukan berdasarkan ukuran tiap tuple dan jumlah
tuples dalam relasi.
Langkah kelima adalah merancang user views, dengan
tujuan merancang user views yang telah diidentifikasi selama
tahap pengumpulan dan analisis dari aplikasi daur hidup basis
data.
Langkah keenam adalah merancang mekanisme
keamanan, dengan tujuan merancang kebutuhan keamanan
untuk basis data yang diinginkan pengguna. Beberapa sistem
menawarkan fasilitas keamanan yang berbeda dari
sistem yang lainnya. Relasional DBMS biasanya
menyediakan dua macam keamanan basis data antara lain :
1. Keamanan sistem
Keamanan sistem menutupi pengaksesan dan penggunaan
basis data pada tingkat sistem, seperti nama dan kata kunci.
2. Keamanan data
Keamanan basis data adalah suatu mekanisme yang
memproteksi basis data dari suatu kejadian baik yang
disengaja maupun tidak.
Langkah ketujuh adalah mempertimbangkan penggunaan
redundansi yang terkontrol. Langkah ini bertujuan untuk
menentukan apakah pengenalan pengontrolan redudansi
dengan mengendurkan aturan normalisasi dapat
meningkatkan unjuk kerja sistem.
Langkah kedelapan adalah mengawasi dan
mengurus sistem operasional. Langkah ini bertujuan untuk
33
memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk
kerja sistem untuk memperbaiki keputusan perancangan yang
tidak sesuai atau menggambarkan kebutuhan pengguna.
Hasil akhir perancangan fisikal basis data adalah suatu proses yang
mendeskripsikan suatu implementasi dari suatu basis data pada media
penyimpanan. Hal ini mendeskripsikan suatu relasional dan struktur
penyimpanan dan metodologi pengaksesan data oleh pengguna yang
efisen, selama batasan integritas dan pengukuran keamanan.
2.1.12. Entity Relationship Diagram (ERD)
Pengertian ERD Menurut Conolly (2005,p354) adalah
Penggambaran dari sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara
kerja dari suatu perusahaan atau organisasi yang bebas dari
ambiguitas, ERD digunakan untuk mengidentifikasi data yang akan
disimpan diolah dan di ubah untuk mendukung aktifitas bisnis suatu
organisasi.
2.2. Teori yang berkaitan dengan Penelitian
Teori yang berkaitan dengan penelitian adalah teori pemasaran, teori penjualan,
dan teori yang berhubungan dengan web.
2.2.1. Teori Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2007,p6) adalah suatu
proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.
o Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong(2007,p6) adalah seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul.
34
o Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2007,p23) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya
Kotler menglasifikasikan empat unsur dari alat-alat bauran
pemasaran yang terdiri atas 4P dalam pemasaran barang, diantaranya
adalah:
1. Produk (product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, dibeli, digunakan dan dikonsumsi. Istilah
produk mencakup benda fisik, jasa, kepribadian, tempat,
organisasi atau ide. Keputusan mengenai produk mencakup
kualitasm\, keistimewaan, jenis merk dll.
2. Harga (Price)
Merupakan unsur terpenting kedua dalam bauran pemasaran
setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, penjualan
sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan pengeluaran biaya
saja.
3. Tempat (Place)
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan
dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan
tempat yang tepat dimanapun konsumen berada.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah aktifitas mengkomunikasikan keunggulan
produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya.
2.2.2. Pengertian Web
Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p24), Web
adalah sebuah aplikasi internet. Web menyediakan sebuah cara
yang mudah dalam mengakses informasi dan menjalankan
35
program-program yang disimpan pada komputer-komputer yang
dihubungkan oleh internet.
2.2.3. Internet
Menurut Ellsworth dan V. Ellsworth (1997, p4) internet
adalah jaringan yang merubah cara orang berkomunikasi,
berinteraksi, dan mendefinisikan komunitas.
Sehingga dapat disimpulkan internet adalah sebuah
jaringan global yang menghubungkan komputer-komputer yang
saling berhubungan untuk melakukan komunikasi dan
interaksi,dan terjadi pertukaran informasi melewati kabel,
satelit, maupun frekuensi radio.
2.2.3.1. HTTP
Menurut Connolly dan Begg (2005,p999), HTTP adalah
protokol yang digunakan untuk memindahkan halaman web
melalui internet. HTTP menggambarkan bagaimana klien dan
server berkomunikasi. HTTP adalah suatu orientasi objek yang
umum, protokol yang tidak menetap untuk memancarkan
informasi antara server dan klien. HTTP berdasarkan paradigma
request-response. Transaksi HTTP meliputi tahapan dibawah ini :
Koneksi
Klien membuat sebuah koneksi dengan Web server.
Request
Klien mengirim pesan request kepada Web server.
Response
Web server mengirim response kepada klien.
Close
Koneksi ditutup oleh Web server.
2.2.4. Uniform Resource Locator
Menurut Musciano dan Kennedy (2006, p163),
36
Uniform Resource Locator (selanjutnya disingkat URL)
adalah sebuah alamat lengkap yang mempunyai semua yang
dibutuhkan sistem untuk menemukan dokumen dan server pada
web. Sistem web untuk pengalamatan dokumen hypermedia,
dan bagian-bagian dokumen, adalah serupa dengan
penggunaan alamat IP untuk mengalamatkan simpul- simpul
internet. Setiap sumber web dialamatkan dengan sebuah URL
yang unik.
2.2.5. HTML
Menurut Connolly dan Begg (2005,p1001), HTML
adalah dokumen yang mengatur bahasa-bahasa yang digunakan
untuk mendesain kebanyakan halaman web. HTML adalah
suatu sistem untuk marking-up, tagging, sehingga dokumen
tersebut dapat dipublikasikan ke web.
2.2.6. CSS
Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu
bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa
komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur
dan seragam. Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat
tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTMLdan
XHTML.
2.2.7. PHP Hypertext Processor
PHP merupakan suatu script bahasa pemrograman yang
dijalankan pada sisi server, yang disisipkan pada dokumen
HTML untuk memberikan kemampuan pada halaman web
tersebut untuk menampilkan content yang diminta oleh pemakai
(Castagnetto et.al., 2000, p8).
2.2.8. Electronic Commerce (E-commerce)
Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa dengan
37
menggunakan media elektronik. Selain dari yang telah disebutkan di atas,
kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis.
Kesimpulannya, "e-commerce is a part of e-business".
Menurut Kalakota dan Whinston (1996, p18), e-commerce
merupakan metodologi bisnis modern yang mampu memenuhi kebutuhan
organisasi dan konsumen dengan mengurangi pengeluaran tetapi mampu
meningkatkan kualitas barang, pelayanan yang baik dan kecepatan dalam
pelayanan.
2.2.9. Delapan Aturan Emas ( 8 Golden Rules )
Interaksi Manusia dan Komputer memiliki 8 aturan emas yang
ditulis dalam buku Designing the User Interface (Shneiderman, 2010,
pp88-89). Delapan aturan emas desain antar muka dari Shneiderman telah
diterima dengan baik sebagai petunjuk yang baik untuk desain antar muka.
Delapan aturan emas tersebut yaitu :
1. Berusaha untuk konsisten (Strive for consistency)
Urutan tindakan yang konsisten diperlukan dalam situasi yang serupa.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. Selain itu,
konsistensi juga diperlukan dalam pemilihan warna, layout, kapitalisasi,
huruf.
2. Memenuhi kegunaan yang universal (Cater to universal usability)
Kenali kebutuhan dari pengguna yang beragam dan desain untuk
plastisitas, memfasilitasi transformasi konten. Perbedaan pengguna
pemula dan ahli, rentang usia, penyandang cacat, dan keragaman
teknologi masing-masing memperkaya spectrum persyaratan yang
menjadi panduan perancangan. Menambahkan fitur untuk pengguna
pemula, seperti penjelasan, dan fitur untuk pengguna ahli, seperti jalan
pintas dan perpindah yang lebih cepat, bias memperkaya perancangan
antarmuka dan meningkatkan kualitas sistem yang dirasakan pengguna.
38
3. Memberikan reaksi yang informatif (Offer informative feedback)
Untuk setiap tindakan yang sering dilakukan, dapat diberikan umpan
balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya
muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu
memasukkan data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan (Design
dialog to yield closure) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam
suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik
yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan
sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Mencegah kesalahan (Prevent errors)
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sederhana dan mudah dimengerti untuk penanganan kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya (Permit easy reversal of
actions)
Hal ini dapat mengurangi kegelisahan pengguna karena mengetahui
kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak
takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa
digunakan.
7. Support internal locus of control
Pengguna yang berpengalaman ingin menjadi pengontrol antarmuka
dan antarmuka merespon tindakan mereka. Mereka tidak ingin
dikejutkan dengan perubahan yang tiba-tiba, dan mereka merasa
terganggu dengan urutan pemasukan data yagn membosankan,
39
kesulitan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, dan
ketidakmampuan untuk menghasilkan hasil yang mereka harapkan.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek (Reduce short-term
memory load)
Karena manusia mempunyai keterbatasan untuk memproses informasi
dalam ingatan jangka pendek, maka desainer harus menghindari
antarmuka yang mengharuskan pengguna untuk mengingat informasi
dari satu layar untuk digunakan di layar berikutnya.
2.3. Hasil Penelitian atau Produk Sejenis
Dari hasil penelitian yang kita amati, terdapat tugas akhir yang
membahas tentang sistem pelayanan haji dan umroh. Berikut adalah hasil
penelitian kami:
Tugas akhir karya Ivan Nurcahya dari Universitas Komputer Indonesia
dengan judul ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI PELAYANAN HAJI DAN UMROH BERBASIS WEB
PADA CV.SHAFIRA MULYA WISATA BANDUNG. Sistem
Informasi pelayanan haji dan umroh merupakan sebuah sistem yang
digunakan untuk proses pendaftaran dan pengolahan data calon jemaah,
untuk mendukung operasional pelayanan. Dengan seiringnya
perkembangan teknologi informasi , kebutuhan akan informasi saat ini
semakin meningkat seperti halnya dalam meningkatnya kinerja
perusahaan dalam mengelola informasi. Namun dalam hal ini pelaksanaan
Sistem informasi pelayanan haji dan umroh pada CV.Shafia Mulaya
Wisata Bandung masih mengalami beberapa kendala, seperti dalam hal
proses pendaftaran calon jemaah, pencarian data calon jemaah dan
pembuatan laporan . Metode penelitian yang dilakukan meliputi observasi
dan mengadakan wawancara langsung kepada bagian pelayanan serta
menggunakan studi kepustakaan yang relevan dengan masalah yang
dihadapi. Untuk desain penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dan metode action. Dalam perancangan penelitian ini metode
pendekatan yang digunakan adalah metode perancangan terstruktur yang
40
memiliki karakteristik berorientasi pada proses atau prosedur dan aliran
data, metode pengembangan menggunakan prototipe, alat yang digunakan
untuk merancang sistem yaitu flowmap, diagram kontek,data flow
diagram dan kamus data. Program ini dibuat menggunakan PHP,
sedangkan perangkat lunak yang dipilih untuk merancang aplikasi ini
adalah Macromedia 8 dengan XAMPP. Dirancang dan dibangunnya
sistem informasi pelayanan haji dan umroh berbasis web ini untuk
memudahkan proses pendaftaran calon jemaah, pencarian data calon
jemaah dan pengolahan data untuk pembuatan laporan agar dapat tersaji
dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya pelayanan haji dan umroh
berbasis web diharapkan calon jemaah dapat melakukan pendaftaran haji
atau umroh secara online.
41