linaherlinawati42.files.wordpress.com€¦  · web viewkorean fanfiction – all stars. 2. disusun...

337
KOREAN FANFICTION – ALL STARS 2 Disusun oleh Lina Herlinawati E-mail : [email protected] Twitter : @Lina42_hwelf (Lina Hw Sparkyu) Facebook : http://www.facebook.com/lina.sparkyu (Lina Herlinawati II) Blog : www.linaherlinawati42.wordpress.com FF | 1

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOREAN FANFICTION – ALL STARS

2

Disusun oleh

Lina Herlinawati

E-mail: [email protected]

Twitter: @Lina42_hwelf (Lina Hw Sparkyu)

Facebook : http://www.facebook.com/lina.sparkyu (Lina Herlinawati II)

Blog : www.linaherlinawati42.wordpress.com

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan hidayahNya buku yang berjudul “Korean Fanfiction – All Stars 2” dapat diselesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan semoga kita dapat syafa’atnya di yaumul qiyamah. Aamiin.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang saya sayangi karena meraka telah memberi semangat dan dukungan selalu. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak penulis asli yang ada di media sosial seperti fecebook, blog, wordpress, dll., yang telah memperbolehkan untuk saya salin tulisan-tulisan mereka ini.

Buku ini disusun hanya untuk dijadikan sebuah hiburan saja. Bagi yang gemar membaca dan menulis semoga dapat menjadi inspirasi.

Saya sangat menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat saya harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Dengan penyusunan buku ini semoga bermanfaat bagi saya selaku penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Indramayu, 18 April 2013

Penyusun,

Lina Herlinawati

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

5 Days with You 1

7 Years For... 18

WAMIL 22

My Ghost Girl 29

[Special Post For Kyuhyun's Birthday!] Twins 36

Me and My boss 42

I Will Forget 49

Friend and love 57

Are You Ok? 60

Limited To Dreams ,. ( Make I You Lover ) 65

Sweet moment 71

The Cat 75

Trio Crazy 88

Because The Games I Lose You 92

Never Say I love U 104

Tell Me, This Is Love! 109

Dating Super Junior Member 124

Dao Le Ming Tian (Blue Tomorrow) 135

Still Loving U 141

[SuHo’s Side] Genocide :: I Hate My Family 147

Age=Number 159

Try to Understand 167

What is Love 173

Do You Know What I Feel .. ? ~ HanKyung ~ 185

All My Love Is For You, Noona 188

Beautiful Kidnapping 194

Audisi 197

A Sweet Revenge 205

A Reason 215

Baekhyun, You Misunderstand 227

BaekYeol Kena Hukum 240

A Day On Exoplanet 252

THE STORY OF EXO WORLD: Manager Oh Manager 260

5 Days with You..

by ELF4SUJU in 로맨스 ♥ Romance, 공포 ♥ Horror, fanfiction, 한방 ♥ One Shot Tags: Eunhyuk, Hankyung, Sungmin . By : Fishy girl (pipit)

Pagi yang indah.Saatnya untuk menghirup udara baru. Hari ini adalah hari pertama Hankyung dan Dongsenganya Eunyuk, tinggal di tempat baru. Tepatnya di perumahan Areumdabda.

“Annyeonghaseyo !”

“ Annyeonghaseyo, Hyung !”

“Wah, dongsengku ini tumben sudah bangun?”

“Aku tau Hyung pasti capek setelah beres-beres seharian. Jadi Dongsengmu yang baik hati ini, ingin membuatkan sarapan untuk Hyungku tersayang.”Sambil nyengir kuda”

“Baiknya dongsengku ini …” sambil memiting eunyuk.

Lalu mereka duduk bersama dan sarapan pagi.

“Bagaimana pilihan rumahku, hyung?”

“ Lumayan. Tapi aku kepikiran tentang cerita orang-orang…” Hankyung memotong pembicaraannya.

“Tentang apa?” tanya hyuk penasaran.

“ Ah, tidak. Ya, sudah aku mau keluar jalan-jalan dulu.” ( sambil berdiri dari kursi makan dan berjalan keluar).

“Hei, Hyung kau mau kemana ?”

“Cari teman baru !” teriak Hankyung.

&&&&&&

Di luar Han berjalan sambil memikirkan satu hal. Tentang cerita orang-orang yang mengatakan bahwa daerah tempat tinggalnya angker. Memang didekat rumahnya sangat sepi bagaikan tidak berpenghuni. Bahkan seperti dia sendiri yang ada dan tinggal di daerah itu. Han antara percaya dan tidak percaya dengan berita itu.

“Eunyuk, seandainya bukan kau yang memilihkan tempat tinggal disini, pasti aku akan menolak meskipun gratis. Siapa yang mau tinggal di Perumahan seperti kuburan ini ?!” gerutu Hankyung.

Saat Han sedang menggerutu tidak karuan, seseorang menepuk pundaknya. Serentak Han kaget.

“Annyeong ! kamu baru pindah yah ?” kata gadis itu

“i..iya! “ jawab Han sambil tengok kanan kiri.

“Kamu kenapa ?”

“Aniyo..”

“Namaku Choi Je soo.” (sambil mengulurkan tangannya)

“Namaku Hankyung.”

Tangannya begitu dingin dan halus kata Hankyung dalam hati.

“Kamu tinggal disini ? dimana ?” tanya Hankyung.

“Ne.. Kamu sepertinya heran sekali melihatku? Memang wajahku seperti hantu ?”

“Gwaenchana… Mianhae Je Soo-ssi. Aku hanya kaget.”

“Aku tau, pasti blok sebelah sudah menceritakan hal-hal aneh kepada mu. Aku beri tau, jangan percaya omongan mereka. Aku juga waktu pindah kesini di racuni oleh cerita-cerita mereka. Tapi sudah 3 tahun aku hidup disini, tidak pernah ada yang aneh.”

“Gomaweo atas informasinya. Aku juga sebenarnya tidak terlalu percaya.”

Coz I can’t stop Thinking about you girl…

Suara ama masuk dari hp Hankyung. Dibacanya sms itu.

From : Eunyuk

Hyung .. kau dimana ? cepat pulang. Aku takut sendirian. Aku ingin cerita.

“ Ada-ada saja. Pasti dia sudah mendengar cerita-cerita itu” kata Han bicara sendiri.

“Hankyung-ssi ?!” sapa gadis itu.

“ oh, mianhae  Je soo. Sepertinya aku harus pulang. Adikku sudah mencariku. Mannašo bangabsŭmnida.” ( membungkuk).

“Apa kita dapt bertemu lagi ?”

“ mwŏ ?”

“ Aniyo. Mannašo bangabsŭmnida, Han-ssi”

“ Sampai besok!”

“Ne, sampai besok.”

Lalu Hankyung dan gadis itu berpisah. Ia sempat menoleh kebelakang. Gadis itu tersenyum manis kepadanya. Senyuman tulus namun sulit diartikan.

&&&&&

Di rumah Hankyung…

Eunyuk sudah menunggu Hyungnya dari tadi. Ia tampak tidak tenang.

“Hyung, kau kemana?”

“ Aku hanya jalan-jalan diluar.”

“ Hyung, lebih baik kita pindah rumah lagi”

“ Mwŏ ? sembarangan memang rumah bisa dibeli pakai daun apa?”

“Hyung, aku dengar dari tetangga kalau komplek ini…”

“Angker?!” Han memotong pembicaraan Eunyuk.

“Lebih tepatnya bersiluman. Katanya dia senang dengan pria-pria lajang dan tampan seperti kita ( narsis banget si Eunyuk ^0^).”

“ Dan akan menggambil nyawa kita agar mereka abadi ?!” Hankyung menambahkan sambil tertawa.

“Aish, kenapa kau malah tertawa?! Intinya seperti itu. Dan Aku tidak mau. Kalau begitu kau setuju kan?”

“Sireo!!!”

“Wae?”

“ Kau ini pabo. Kita hanya tertipu. Jika komplek ini angker, mengapa mereka masih tinggal disini ? lagi pula siapa yang memilih tempat ini?”

“ Aku. Tapi karena berbagai alasan dan…”

“ Sudah tidak usah kau pikirkan. Lagi pula, masa siluman takut siluman?” Canda Han sambil merangkul Dongsengnya itu.

“Sial kau! “ Lalu mereka tertawa bersama.

&&&&&&

Malam harinya di kamar Hankyung…

Hankyung tidak bisa tidur. Ia masih memikirkan sosok Je soo. Tiba-tiba saat Hankyung sedang berbalik badan…

“HUAAAA !” teriak Hankyung kaget karena di belakangnya ada sosok siluman monyet ^0^

“Hei…Hei… Hyung ini aku Eunyuk.”

“Dasar Monkey! Kau mengagetkanku saja. Kenapa kau ada disini ?”

“ Hyung aku tidur bersamamu malam ini yah?!” Eunyuk memelas.

“Kamu takut yah tidur sendiri ?”

“ Hehehe.. Tapi bolehkan?”

“ Ne! Tapi jangan mendengkur yah!”

“Ok, Bos !”

Hankyung kembali berbaring. Lalu ia menatap langit-langit. Hankyung msaih memikirkan gadis itu.

“Nyukie, aku mau cerita.”

“Mwŏ ?” Jawab Eunyuk sambil menguap.

“Tadi saat jalan-jalan aku bertemu dengan perempuan.”

“Mm.. lalu ?” kata Eunyuk yang mulai mengantuk.

“ Menurutmu dia hantu apa perempuan? Habis dia muncul tiba-tiba. Wajahnya pucat dan tangannya dingin.Tapi masa hantu muncul siang-siang? Bagaiman menurutmu ?”

GROK….GROK…GROK…

“Suara apa itu, Nyukie? Nyukie?”

Lalu Han melihat kearah Nyukie. Ternyata Nyukie sudah tidur dan mendengkur. Hankyung  jadi gondok.

“ Dasar monkey udah panjang-panjang cerita, ternyata pendengarnya udah menghalang buana di pulau kapuk.”

Akhirnya Hankyung memutuskan untuk tidur.

&&&&&&

Keesokan malam harinya…

Hankyung keluar rumah untuk membeli makan dirinya dan dongsengnya itu. Tempatnya memang agak jauh, jadi harus menggunakan mobil jika tidak ingin berjalan kaki di sepanjang rumah yang seperti tidak berpenghuni ini.

Padahal waktu menunjukkan pukul19.00. Tapi suasana sudah sangat sepi. Bulu kuduk Han pun meremang. Di cepatkannya mobil tersebut. Saat melewati rumah yang lalu saat bertemu dengan Je Soo, mobil Han pun berhenti tiba-tiba. Han pun turun dalam keadaan ketakutan. Suara anjing melolong membuat suasana semakin mencekam.

Saat sedang memeriksa mobil, pundak Han pun ditepuk. Hankyung tersentak kaget. Tapi ia tidak dapat menggerakan badannya. Namun semua menjadi mencair kembali, setelah suatu suara keluar.

“Han-ssi sedang apa?”

Hankyung membalikkan badannya.

“Oh,, Je Soo! Mobilku mogok. Dan aku harus membeli makanan untuk adikku.” Jawab Han lega karena telah mengetahui siapa yang menyapanya.

“Coba lagi. Jangan-jangan kamu yang mematikan mesinnya?!”

“Sepertinnya itu tidak mungkin. Je Soo apa yang sedang kau lakukan malam-malam?”

“Aku sedang jalan-jalan menghirup udara malam.”

“Kamu tidak takut? Disinikan sepi?”

“Bagiku sepi sudah menjadi kehidupanku.”

“Mwŏ ?”

“Gwaenchana.. sudah Han, kamu periksa mobilmu”

Hankyung pun menuruti perintah Je Soo. Ternyata apa yang dikatakan Je Soo pun benar. Mobilnya tidak mogok. Kemudian Han mengajak Je Soo ikut pergi bersamanya. Namun Je Soo menolak. Akhirnya mereka berpisah. Dari kejauhan tampak sosok Je Soo melambaikan tangannya yang pucat dengan senyum kesedihan.

&&&&&&

Pagi Hari…

Seperti biasa lari pagi sudah menjadi aktivitas rutin bagi Hnakyung. Di tempat kemarin, Hankyung kembali bertemu dengan Je soo. Mereka pun lari bersama dan saling bercerita banyak hal. Sampai di suatu taman mereka berhenti dan beristirahat.

“Je soo, coba kamu lihat orang-orang! Kok mereka selalu melihat kearah kita ? bisik Han.

“ Hankyung-ah, mungkin mereka pikir kita seperti artis dan aktor korea?!”

“Mwŏ ?”

Lalu mereka tertawa bersama. Han tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Han, aku mau tanya.”

“Mwŏ ?”

“Kamu mau tidak menjadi chingu ku selama 5 hari ini ?”

“Tentu bahkan selamanya.”

“Aniyo, Han. Aku hanya butuh kamu menjadi temanku selam 5 hari ini!” Je Soo menatap Han serius.

“Ne! tapi kenapa 5 hari ?

“Karena.. karena aku kesepian selama 5 hari ini. Dan mungkin setelah 5 hari ini kita tidak akan…”

Sebelum kata terakhir itu terucap, tanpa sadar Hankyung memeluk Je soo dengan eratnya. Entah apa ynag dipikirkannya hingga ia melakukan itu. Meskipun Han baru kenal dengan sosok Je Soo, tapi Han merasa tidak mau kehilangan Je Soo. Karena mungkin Je Soo adalah teman pertamanya. Atau di hatinya tumbuh perasaan lain. Mereka mengakhiri pelukan mereka. Dan melanjutkan percakapan.

“kamu mau pergi kemana?”

“Aku akan pergi menemui appa. Jauh di sana..” sambil tersenyum menatap langit.

“Memang Appa mu tinggal dimana?”

“ Dia…”

Belum sempat Je Soo melanjutkan ucapannya, Hp Hankyung tiba-tiba berbunyi. Satu pesan masuk dari Dongsengnya.

From : Eunyuk

Cepat pulang, Hyung.  Aku lapar….

“Aish, mengganggu saja. Je Soo, sepertinya sudah siang. Sebaiknya kita pulang. Adikku sudah memanggilku.”

“Ne! Gomaweo untuk semuanya.”

“Gwaenchana. Mau aku antarkan pulang?”

“Tapi tidak masuk rumahku . Berantakan.”

“Ne !”

Han pun mengantarkan Je soo pulang. Ternyata rumah Je Soo tidak jauh dengan rumah pertama kali mereka bertemu.

Sesampainya di depan rumah Je soo.

“Gomaweo, Han!”

“Sama-sama Je Soo-ah!”

“Han. Aku ada satu permintaan lagi.”

“Mwŏ ?”

“Jika kamu ingin bertemu aku, tunggu saja di rumah pertama kali kita bertemu.”

“Tapi bagaimana kau bisa tahu, jika aku ingin bertemu denganmu? Bahkan kamu tidak memberikan nomor HP mu ?”

“Hatimu yang memberitahuku.” Je Soo pun tersenyum.

Hankyung hanya terdiam mendengar ucapan Je Soo. Antara tidak mengerti dan terhanyut oleh ucapannya.

“Han, aku masuk dulu yah! Aku capek. Annyeong..”

“Oh.. Ne! tersadar Hankyung.

“ Je Soo tunggu !” kata Hankyung lagi.

“Ada apa?”

“ Nanti malam, maukah kau pergi denganku jam 19.00?”

“OK! Kita bertemu di tempat biasa.”

“ Gomaweo!”

Hankyung pun pulang dengan hati senang..

&&&&&&

Malam Harinya…

Di tempat biasa Hankyung menunggu Je Soo. Tidak perlui menunggu lama, Je soo datang tepat pada waktunya. Je Soo terlihat sangat cantik dengan busana hitam yang ia gunakan. Membuat Hankyung terpana.

“Annyeong, Han-ssi!”

“ Annyeong, Je soo. Kamu terlihat sangat manis.”

Wajah Je Soo pun memerah.

“Geojinmal kau Hankyung!”

“ Aku serius.”

“ Jadi mau kemana kita ?”

“ Sudah ikut saja.”

Hankyung pun membuka pintu mobil untuk Je soo.

Mereka pun pergi ke sebuah caffe di pinggiran kota Seoul. Sebuah caffe sederhana tapi sangat indah. Caffe Out door yang dapat melihat keindahan langit di malam hari. Caffe ini milik teman Hankyung yaitu Yesung. Sayangnya, Hankyung tidak dapat bertemu dengan teman lamanya itu, karena Yesung sedang pergi ke Thailand mengurus caffenya disana.Mereka pun memesan makanan.

“Sungmin-ssi!” Hankyung memanggil salah satu pelayan caffe yang merupakan temannya juga.

Sungmin Pun menghampiri Hankyung.

“Hankyung-ah!, sudah lama kau tidak kesini ?”

“Mianhae, aku sibuk mengurusi pekerjaanku.”

“Kau tidak pernah berubah. Kau terlalu menyayangi pekerjaanmu dari pada memikirkan dirimu sendiri. Ingat umurmu, Hyung.”

“he..he..he.. kau bisa saja . Kata-katamu membuatku terlihat tua. Tenang saja Sungmin-ssi, cepat atau lambat aku akan menyusulmu . Satu Minggu ini aku sedang istirahat.”

“Bagus. Buka hatimu, Han. Ngomong-ngomong, kamu kesini sendiri?”

“Mwŏ ?” kau tidak melihat gadis cantik disampingku?”

“Kau bercanda?! Sudah kau mau pesan apa, Hyung?”

“Capuccino Late 2.”

“Hei, bung jangan terlalu banyak minum kopi! Yah.. tapi untuk kali ini tidak apa-apa. Tunggu yah..”

Sungmin pun pergi mengambil pesanan Hankyung. Sedangkan Hankyung masih bingung dengan perkataan Sungmin.Apa Sungmin tidak melihat Je Soo disampingnya? Apa Sungmin hanya bercanda?

“Han-ssi?”

“oh..ne…!”

“Mengapa kamu melamun?”

“aniyo..”

Tidak beberapa lama, Sungmin datang membawakan pesanan Hankyung.

“ 2 Capuccino Late”

“Gomaweo, Sungmin !”

Hankyung berdiri, Lalu mendekati Sungmin dan berbisik kepadanya.

“Sungmin-ssi, Bagaimana perempuan disampingku ?”

“Kenapa kau menanyakan hal itu lagi?”

“Karena kau belum menjawab pertanyaanku?!”

Sungmin tidak tahu harus menjawab apa. Tapi ia tidak mau membuat kecewa temannya itu. Dengan terpaksa ia harus berbohong.

“Iya dia sangat cantik” Kata Sungmin singkat.

“Hei, kenapa kamu? Jangan-jangan kamu iri yah?! Ingat istrimu dirumah.”

“Terserah. Tapi Hyung aku punya saran untukmu. Lebih baik kau mencari gadis lain. Hyung, kau pria yang baik, tampan dan mepan. Jangan seperti ini. sebaiknya kau harus banyak istirahat dan konsultasi ke dokter.Mianhae atas ucapanku. Aku harus kembali kerja.”

Sungmin lalu meninggalkan Hankyung yang terdiam mendengar ucapnnya. Hankyung lalu kembali duduk. Ia melamun.

“Memang aku salah berbicara? Kenapa Sungmin?” kata Hankyung dalam hati.

“Han?” Je soo menepuk pundak Hankyung.

“Eh,, Mianhae, Je soo-ssi!”

“Kamu kenapa lagi? Apa yang sebenarnya kamu bicarakan? Sepertinya tadi temanmu marah?”

“Gwaenchana. “

“Sepertinya temanmu tidak suka denganku?”

“Jangan berpikir seperti itu. Dia menyukaimu. Bahkan, dia berkata kamu gadis yang cantik.”

“Benar?”

“Ne..!”

“Syukurlah..” Je soo pun tersenyum.

Saat Je soo tersenyum, entah mengapa ada sesuatu yang masuk kerelung hati Hankyung. Hingga membuat wajah Hankyung memerah melihat Je soo tersenyum.

“Sepertinya aku mulai menyukainya.” Kata Hankyung dalam hati

&&&&&&

Singkat cerita. Waktu begitu cepat berlalu. Hari ini adalah hari ke-5 Hankyung dan Je soo bertemu. Ini juga menandakan hari terakhir mereka bersama.

Pagi Hari…

Di meja makan, Hankyung dan Eunyuk sedang sarapan.

“Hyung, sudah 5 hari yah kita tinggal disini.”

Tiba-tiba saja Hankyung tersedak. Ia teringat apa yang diucapkan Je soo.

“uhuk…uhuk…”

“Hyung, kau tidak apa-apa?” Eunyuk memberinya minum.

“Gomaweo, Hyuk! Aniyo!”

Setelah minum, Hankyung berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan Eunyuk.

“ Hei, Hyung kau mau kemana?”

“Ada urusan!”

Hankyung berlari menuju rumah tempat pertama kali mereka bertemu. Ia sadar, hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu.

Setelah sampai, Sayangnya ia tidak menemukan Je soo. Berjam-jam ia menunggu ditempat itu. Tapi Je soo tetep tidak kunjung tampak. Akhirnya Hankyung memutuskan untuk pulang. Namun ia memampirkan diri ke rumah Je soo, untuk menyelipkan kertas memo untuknya. Berharap Je Soo belum pergi.

To : Je Soo

From: Hankyung

Aku berharap kamu bisa datang jam19.00 nanti malam. Aku ingin berbicara sesuatu. Aku tunggu di tempat biasa.

&&&&&&&

Malam Harinya…

Hankyung melihat jam ditangannya. Jam 19.30. Sudah setengah jam yang lalu ia berdiri disini. Tapi Je Soo tidak kunjung tampak.

“Apa dia sudah pergi ? kenapa dia tidak berpamitan denganku ?” Hankyung mulai gelisah. Ia mulai kehilangan semangat. Saat ia benar-benar lelah menunggu dan beranjak pergi..

“Hankyung-ssi!”

Teriak seseorang dari jauh . Hankyung terdiam. Lalu ia membalikan badannya.

“Choi Je Soo?!”

Hankyung menghampiri Je Soo. Je soo terlihat sangat pucat dan lemah. Hankyung sedikit panik melihat keadaan Je Soo.

“Mianhae, Han aku terlambat.”

“Je Soo kamu tidak apa-apa? Wajahmu sangat pucat?!”

“Aniyo! Aku hanya sedikit lelah. Gwaenchana, Han-ssi.”

“ Kalau begitu, Je Soo ayo naik!” Hankyung menawarkan punggunnya.

“Gomaweo ! Aku masih kuat berjalan.”

“Ayolah.” Hankyung memaksa.

“Baiklah. Tapi aku berat.”

“Tidak masalah.”

Je Soo pun akhirnya naik ke punggung Hankyung. Hankyung membawanya sampai ke mobil.

“Gomaweo, yung!”

“sama-sama. Tapi kau sepertinya memang harus diet.” Canda Hankyung.

“Hua, Han jahat!” Je Soo memukul manja Hankyung.

“Mianhae. Aku cuman bercanda.” Hankyung mengacak lembut rambut Je soo.

Lalu mereka pun naik mobil menuju taman.

&&&&&&

Di taman…

Mereka berdua lalu duduk di bangku panjang taman. Suasana saat itu begitu romantis. Jutaan bintang bertaburan diangkasa.

“Malam yang indah yah!” kata Hankyung

“Iya. Sayang hari ini hari terakhir kita…”

Sebelum Je soo sempat menyelesaikan ucapannya, wajah Hankyung telah lebih dulu mendekat. Lalu Hankyung mengecup bibir Je Soo dengat hangat.

“Saranghaeyo, Choi Je Soo. Bolehkah aku menjadi chagiyamu?” bisik Hankyung.

Sejenak Je Soo terdiam. Lalu tiba-tiba saja, Je Soo mendorong tubuh Hankyung menjauhi dirinya.

“Mianhae Hankyung! Aku tidak bisa.”

“Wae?”

“ Karena.. karena aku tidak mencintaimu. Aku hanya menganggapmu sebagai chinguku.”

“Geojinmal! Tatap mataku. Kamu berbohongkan. Aku tau perasaanmu Je soo!”

Je Soo menutup telinganya. Iya tidak mau menatap Hankyung. Hankyung kemudian memeluk Je Soo.

“Katakan kau hanya berbohong.” Bisik Hankyung

Je Soo tidak kuat menahan air matanya. Akhirnya ia menangis. Ia ingin berkata yang sejujurnya. Tapi ia tidak dapat.

“Mianhae. Tapi aku benar-benar tidak bisa.”

“Wae Je Soo? Wae?” Sambil menyeka air mata Je Soo.

Hankyung melepas pelukannya. Ia ingintahu alasan Je Soo menolaknya,

“ Han, aku bukan gadis yang tepat untukmu. Aku hanya akan membuatma bersedih. Kita terlalu berbeda. Waktuku telah habis. Aku harus pergi. Dan mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi. Selamanya.”

“Aku tidak mengerti maksudmu Je Soo? Kau hanya pergi untuk bertemu Appamu kan?”

Je Soo hanya menggeleng. Je Soo lalu membalas kecupan hangat Hankyung.

“ Saranghaeyo Hankyung. Lupakan semuanya. Aku tidak ingin bersedih di malam terakhir kita. Kamu akan megerti besok. Sekarang maukah kau menjadi Chagiyaku sepanjang makam ini?” Je Soo tersenyum manis.

Hankyung hanya dapat mengangguk . Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. Sebuah kalung berliontin bintang.

“ Maukah kau memakainya untuk chagiyamu malam ini?”

“Ne..!”

Hankyung melingkarkan kalung itu dileher Je Soo. Lalu memberi satu lagi kecupan di kening Je Soo.

“ Gomaweo, Chagiya…”

Akhirnya mereka melewati berdua malam yang panjang bersama. Di bangku taman dengan dihiasi jutaan bintang di angkasa.

&&&&&&&

Coz I can’t stop thinking about you Girl… Suara Sms berbunyi…

Hankyung meraih Hp disaku celananya. Lalu ia membuka matanya perlahan. Sinar matahari menyilaukan matanya. Ia mulai tersadar.

“aku tertidur semalaman disini ? Je Soo? Je Soo?” Hankyung memanggilnya. Tapi tidak ada jawaban.

“ Pasti dia sudah  pergi.”

Hankyung mulai merilekskan badannnya. Merapikan pakainnya yang berantakan.Smsnya kembali berbunyi..

Coz I can’t stop thinking about you Girl…

From : Eunyuk

Hyung dimana kau ? aku khawatir… cepat hubungi aku.. Kau tidak dimakan silumankan? -_-

Hankyung tertawa membaca sma Dongsengnya.

Replay : Eunyuk

Aku baik-baik saja. Kau tahu aku bertemu siluman cantik. Bahkan aku melewati malam bersamanya. Hehehe. Iya aku akan pulang setelah urusannku selesai.

Coz I can’t stop thinking about you Girl…

From : Eunyuk

Hei bercandamu tidak lucu.. cepat pulang Firasatku tidak enak…

Hankyung tidak mengubris sms dari Dongsangya itu. Padahal firasat Dongsengnya itu benar. Sebelum Hankyung menutup Hpnya, matanya tertuju oleh satu draft di Hpnya. Lalu ia membukannnya.

To: ……

Hankyung-ssi gomaweo untuk semuannya.Mianhae aku pergi tanpa pamitan denganmu. Aku harus pergi. Aku harap kamu dapat melupakanku dan melanjutkan hidupmu. Mianhae aku tidak jujur. Jika kamu ingin mengetahui kebenarannnya,. Datanglah kerumahku. Saranghaeyo Hankyung-ssi

-Je Soo-

Hankyung menutup Hpnya. Ia mengadahkan wajahnya ke sinar matahari.

“ Je Soo kau telah pergi. Apa aku harus mengetahui semua kebenarannya?. Meskipun sebenarnya aku sudah tau.”

Han Lalu berdiri dan beranjak menuju mobilnya. Ia pun berangkat ke rumah Je Soo.

&&&&&&&

Di rumah Je soo…

“Annyeonghaseyo?!”

“Tunggu sebentar.” Terdengar suara dari dalam rumah.

Pintu terbuka. Tampak sosok wanita paruh baya membuka pintu.

“Annyeonghaseyo?! Ada yang bisa saya bantu anak muda?”

“ Apakah ini benar rumah Choi Je Soo?”

Wanita itu seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Hankyung. Ia terdiam sejenak. Lalu ia mempersilakan Hankyung masuk.

Di dalam Rumah..

“ Silakan duduk anak muda.:

“Gamsahamnida”

“aku ingin mengambil sesuatu sebentar.”

“ oh, Ne !”

Tidak beberapa lama wanita itu datang membawa sebuah buku kecil dan membawa secangkir minuman.

“ Silakan diminum.”

“Gamsahamnida”

“ Nak, Hankyung…”

“Gimana ajjusi bisa tau nama saya?” Hankyung memotong pembicaraan.

“Je Soo. Dia pasti menemuimukan ?! Dia menitipkan pesan untukmu.”

Wanita itu memberikan buku yang dipegannnya kepada Hankyung.Hankyung membuka buku itu.

07-11-09

Dear Diary..

Kenapa Appa harus cepat pergi meninggalkan aku dan Umma ??

12-11-09

Dear Diary..

Beberapa hari kemarin kepalaku sangat sakit. Bahkan aku sempat mimisan. Apa yang terjadi denganku?

15-11-09

Dear Diary..

Aku tidak bisa menerima ini semua.. Apa yang harus aku lakukan? Appa aku tidak mau meninggalkan umma.. Aku ingin menangis. Dokter memfonisku mengidam kanker otak stadium 3.. Aku harus meninggalkan semuanya.. Aku harus meninggalkan tim basketku.. Dan aku harus di kemo seminggu sekali. Dan kau tau biaya Kemo sangat mahal. Umma maafkan aku..

17-11-09

Umma bekerja untuk membiayai terapi kemoku. Aku kasihan kepadanya. Aku hanya menyusahkannya. Aku sudah berbicara kepada Umma, bahwa aku tidak usah di Kemo. Tapi umma malah menangis..

19-11-09

Hari ini adalah hari pertama aku Kemo.. ternyata rasanya sakit. Rambutku rontok. Dan aku sangat mual dan pusing. Sampai kapan aku seperti ini ? lebih baik aku pergi bersama Appa. Tapi aku tidak mau meninggalkan umma sendirian

01-01-2010

Dear Diary…

Happy New Year.. Appa yang di surga dan Ummaku yang tercinta. Maaf tulisanku acak-acakan. Kepalaku masih pusing dan aku begitu mual setelah terapi. Bahagia karena aku masih dapat menikmati tahun baru bersama umma meskipun di rumah sakit

03-01-2010

Dear Diary…

Kepalaku begitu sakit. Aku tidak tahan. Appa cepat bawa aku pergi.Aku tidak kuat

10-01-2010

Dear Diary…

Aku pasrah. Aku sudah stadium akhir. Dokter juga sudah angkat tangan. Umurku sudah bisa dihitung. Entah aku harus senang atau sedih. Umma jangan bersedih lagi. Sebentar lagi umma akan bebas..

13-01-2010

Dear Diary… Akhirnya aku bisa melihat Umma tersenyum. Ia tersenyum mendengar cerita tentang mimpiku. Aku bermimpi bertemu seorang pria. Ia begitu tampan dan baik hati. Hankyung… itu namanya.Pabonya aku ini. Aku kan hanya mimpi >.<

Hankyung tidak percaya ada namanya di buku milik Je Soo. Lalu kemudian ia kembali membacanya

14-01-2010

Aku kembali membuat umma menangis. Ini semua salahku. Seharusnya aku pintar menyembunyikan sprayku yang penuh darah. Umma aku mohon jangan menangis lagi. Tuhan, aku tidak kuat melihat Umma seperti ini…

15-01-2010

Dear Diary…

Apa dia benar-benar pangeranku ? aku kembali bermimpi tentangnnya.

16-01-2010

Dear diary, meskipun ini hanya mimpi. Tapi begitu nyata. Kau tahu didalam mimpiku, kami lari pagi bersama. Dan di taman, ia memeluku dengan hangat. Perasaan ini begitu nyata. Kami berpelukan cukup lama ^0^. Malam harinya, ia mengajaku kencan pertama >///<. Seandainya ini bukan mimpi. Mungkin aku begitu bodoh menyukai pria dalam mimpiku yang tidak nyata.

SARANGHAEYO Hankyung…

Hankyung sedikit tersenyum membacanya…

17-01-2010

Miracle Diary… kata dokter kondisiku sedikit membaik. Ini semua berkat Hankyung ( masih ingat pangeran dalm mimpiku?) Gomaweo Hankyung ^0^

18-01-2010

Dear Diary.. aku tahu ini hanya mimpi. Aku tidak boleh terbuai dalam mimpi. Dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Namun aku tolak..Ia memeluku dan mengecup bibirku . Ini terasa nyata.  Tapi aku sadar esok aku tidak dapat bertemu dengannya dalam mimpiku lagi…. Appa sudah tersenyum kepadaku tadi… Aku tahu sudah saatnya..

19-01-2010

Umma maafkan akukarena aku harus meninggalkan umma sendirian. Appa telah menjemputku Umma. Ini semua yang terbaik untuk kita. Jaga dirimu Umma. Aku mohon jangan menangis. Aku bahagia sekarang bersama Appa. Umma aku titip surat ini untuk Hankyung. Aku tau dia nyata Umma. Kelak ia akan datang ke rumah.Umma selamat tinggal. Je Soo sayang Umma…

Lalu diary itu habis. Hankyung menutup diary itu. Ia peluk diary itu dengan erat. Kemudian wanita itu kembali berbicara.

“ Kau sangat berarti untuknya. Han, terimakasih karena kau telah memberi kebahagiaan didetik-detik terakhir hidupnya. Relakan dia. Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu. Semoga sekarang ia tenang di sana.”

Hankyung mengambil surat itu… Ia lalu membacanya. Tanpa terasa air matanya mengalir membasahi pipinya.

Dear Hankyung,

Gomaweo untuk semuanya. Terimakasih selama 5 hari ini kau membuatku bahagia. Kau menemaniku di detik-detik terakhir hidupku di dunia. Bahkan kau memberiku semangat dan kekuatan untuk aku hidup lebih lama.Demi untuk bertemu dengan Chagiya Hankyungku yang nyata. Terimakasih karena kau telah membuatku merasakan jatuh cinta dan first kissing yang indah. Maaf karena telah membohongimu dan menyakitkan hatimu karena kenyataan ini. Aku harap kau dapat melupakanku dan kembali melanjutkan hidupmu.

Semoga kita dapat bertemu kembali di dunia yang abadi… I Need you…

SARANGHAEYO CHAGIYA…

-Je Soo-

&&&&&&

Hankyung mengambil Hp di saku celananya. Lalu ia mengirim pesan kepada Dongsengnya..

To: Eunyuk

Maaf  aku tidak bisa pulang. Dongsengku jaga dirimu baik-baik. Kau tau, seharusnya aku menurutimu untuk pindah rumah. Karena aku sekarang telah terjerat oleh sosok siluman cantik. Dan dia telah mengambil cintaku dan hatiku untuk pergi bersamanya. Maaf Dongsengku aku mengecewakanmu.

>>Send<<

&&&&&&

“ Je Soo tunggu aku. Aku akan menyusulmu. KITA AKAN BERSAMA SELAMANYA.Tunggu aku…”

Hankyung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dengan sengaja, ia menabrakan mobilnya ke pembatas jalan. Sehingga mobilnya terbalik. Lalu..

“ Chagiya bangun ! Selamat datang di dunia yang abadi..”

>>>>THE END<<<

7 Years for….

by shalof in 로맨스 ♥ Romance, fanfiction, 한방 ♥ One Shot Tags: Cho Kyuhyun

“Excuse me, do you need something?” seorang pramugari dengan seragam biru sapphirenya bertanya padaku sambil menyunggingkan sebuah senyum. Aku membalas senyumnya dan menggeleng.“No, thank you…”“Do you feel uncomfortable?” tanyanya lagi.Aku menggeleng. “No, it’s very comfy here. What’s wrong?”“I’m curious, it’s still 12 hour to go and it’s already late. But you haven’t slept at all. I’m afraid you’d feel uncomfortable.”Aku tersenyum pada perhatiannya. “Oh, no. I am feeling so excited of my trip. It’s been 7 years since the last time I visited Korea.”“Oh, I’m so sorry.. Good night.”“Yeah, it’s fine. Good night.”

Aku menatap ke jendela. Langit malam yang cukup cerah. Hanya 12 jam lagi aku akan dapat bertemu dengannya. Dengan orang yang paling ingin kutemui selama 7 tahun ini.Shin Sooran.Namanya Shin Sooran. Dan dia adalah sahabatku sejak kelas 1 SMP. Dia seorang gadis yang cantik, periang, dan penuh perhatian. Aku sangat mengagumi Sooran yang baik hati dan suka menolong. Ia bagai malaikat di mataku.Aku menyukainya. Mungkin rasa ini telah berubah menjadi cinta semenjak lama. Semenjak aku meninggalkannya demi beasiswa yang kukejar. Semakin hari aku semakin mencintainya. Hebatnya, sampai sekarang, aku belum memberitahukannya perihal ini. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaanku.Takdir seakan memihakku saat dua minggu lalu aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari Sooran. Ia menyuruhku untuk segera pulang ke seoul karena ia punya sebuah kejutan untukku.Langsung saja aku memesan sebuah tiket pulang. Dan kini, di sinilah aku. Dalam pesawat yang akan membawaku bertemu lagi dengan cinta pertamaku.

***

Bandara Incheon yang ramai membuatku sedikit pusing. 7 tahun meninggalkan korea, aku sedikit terperangah dengan perubahan yang terjadi. Seoul semakin modern dan penuh sesak oleh para commuter maupun penduduk asli.Aku berjinjit melihat lihat, mencari Sooran yang berjanji akan menjemputku di bandara ketika aku sampai. Tapi aku tak melihat sosoknya. Mungkin ia belum datang.Aku melirik jam tanganku ketika sebuah tangan menepuk bahuku. Aku menoleh dan melihat seorang wanita cantik dengan blus putih dan rok biru bermotif dan scarf senada melingkar di lehernya. Sejenak aku terkesima melihat kecantikan gadis itu.“Hei Hyun oppa!” wanita itu menyapa dengan nama kecilku. Dan hanya satu orang yang memanggilku dengan nama itu.“Ran? Sooran?”Wanita itu tersenyum. “Ne, Sooran imnida! Do you remember me, Mr Cho KyuHyun, or should I call you Mr. businessman?”Refleks aku memeluknya dengan sangat erat. Aku begitu merindukan Sooran. Dan kini melihatnya lagi, membuat jantungku berdegup lebih kencang karena rasanya hatiku ingin meloncat keluar saking senangnya.“Aish, kau ini tidak berubah!” katanya sambil merapikan scarfnya yang sedikit lecek. Aku hanya nyengir mendengarnya.“Kau tidak bisa membayangkan bagaimana aku merindukanmu!” kataku penuh semangat. Tak perduli beberapa orang melihat ke arahku yang berisik megungkapkan isi hati.“Iya iya, aku juga rindu pada Hyun oppaku! Sangat rindu!” kata Sooran sambil tersenyum.Hyun oppaku? Aku tertegun mendengarnya. Baru kali ini aku mendengar ia memanggilku dengan akhiran ‘ku’ seakan akan aku adalah miliknya. Yah, hatiku memang seutuhnya miliknya.“Ayo kita ke parkiran..” ajaknya sambil menggamit tanganku. Dengan sebelah tangan lain aku menarik koperku yang lumayan berat.“Hei, kau sudah betah memakai cincin ya sekarang?” kataku ketika menangkap pandang sebuah cincin melingkar di jari manisnya.“Oh, ini.. ya, aku mulai membiasakan diri.. memang kenapa?” tanyanya polos. Aku hanya tersenyum. Mengingat masa lalu. Aku, Sooran, dan sebuah kenangan.“Aku teringat cincin dari bunga yang aku berikan padamu ketika kecil dulu. Kau kan selalu alergi pada perhiasan, dan cincin bunga itulah cincin pertama yang tahan kau pakai..” kenangku sambil mengejeknya. Yah, cincin bunga itu. Pasti sekarang sudah entah kemana perginya.“Hhahhaa.. iya juga ya.. sayang cincin bunga tak bisa bertahan lama..” dari nadanya, aku dapat mendengar penyesalan Sooran.“Kau mau aku menggantinya dengan cincin asli?” pancingku. Aku ingin tahu apa yang aku rasakan ini juga sama ia rasakan. Aku ingin memastikannya.“Maksudmu oppa?”“Eum~~ ya kau mengerti maksudku.. aku..” aku sedikit tergagap, aku terlalu malu untuk mengakuinya secara gamblang.“Hei!” Sooran melepaskan gamitannya padaku dan melambaikan tangannya ke suatu arah ketika kami sampai di parkiran. “Ayo Hyun oppa! Aku pertemukan dengan tunanganku..”

***

“Kau sudah bertunangan, Sooran?” tanyaku pada Sooran ketika kami hanya tinggal berdua karena orang yang tadi diperkenalkan Sooran sebagai tunangannya, Lee Sungmin, sedang membeli bunga untuk ibunya.“Ya, appa menjodohkanku dengan sungmin..” jawab Sooran singkat.Aku masih tak mempercayainya. “Jadi ini kejutan yang kau maksud?”Sooran mengangguk lemah.“Kau menyetujuinya begitu saja?”“Ah, Hyun oppa, tak ada alasan untuk menolak pinangan dari sungmin, dia pria yang baik..” kata Sooran tanpa melihat wajahku. Ia memilin-milin ujung bajunya yang kini mulai kusut.“Begitukah?” tanyaku masih tak yakin.Sooran mengangguk.“Lalu apa kau mencintainya??” tanyaku lagi. Ingin memastikan apa yang masih menjadi tanda tanya di benakku. Aku belum rela melihat Sooran mencintai lelaki lain. Aku tak bisa kehilangan cintaku begitu saja.“Kenapa oppa bertanya seperti itu?”Skak matt.Mau tidak mau aku terpancing mendengar pertanyaan seperti itu. Tapi aku takkan mengalah. Aku sudah melintasi benua demi bisa bertemu kembali dengannya. “Aku.. beri aku satu alasan mengapa kau mau dijodohkan dengannya.. karena aku tak bisa menerima alasan apapun yang tidak masuk akal..”“Apa maksud oppa sih? Aku tak mengerti..” Sooran berusaha memalingkan wajahnya dari tatapanku.Kutarik tangannya, ia tetap berpaling. Tak kehabisan akal, kutengokkan kepalanya hingga menatap ke arahku.“I love you, since the first time I saw you back in high school… I love you, since I gave you the flower ring… I love you since I left you for the scholarship… till now, after seven years, I love you… The one and only Shin Sooran..”(aku mencintaimu, sejak pertama aku melihatmu ketika di sekolah dulu.. aku mencintaimu, sejak aku memberikanmu cincin bunga.. aku mencintaimu, sejak aku meninggalkanmu untuk mengejar beasiswa.. sampai sekarang, setelah 7 tahun berlalu, aku mencintaimu.. satu-satunya Shin Sooran..)

***

Sh*t!Seharusnya aku tak usah pulang saja! Seharusnya aku tetap tinggal di London dan melupakan Sooran. Kini, melihat Sooran dengan sungmin membuatku ingin berteriak!Penantianku selama 7 tahun berakhir dengan kesedihan dan kesia-siaan. Aku membenci diriku yang sama sekali tak bisa mengontrol perasaan ini. aku benci diriku!The coward kyuhyun who can’t save his love!Aku melempar batu kecil ke aliran sungai Han. Riaknya menemani sepiku di tengah malam ini. Aku frustasi menghadapi ini semua. Aku benci, aku muak! Aku ingin Sooran bersamaku, melihatku, hanya untukku.Rasanya aku ingin melompat ke sungai itu untuk tenggelam. Aku ingin melupakan semua hal ini. aku ingin melupakan Sooran. Namun faktanya, semakin aku mencoba untuk membencinya, aku semakin mencintainya. Lebih dan lebih mencintainya.Sebuah tangan menepuk pundakku. Tanpa menoleh pun aku sudah tahu bahwa Sooranlah yang berdiri di belakangku. Wangi parfum dan auranya sangat kukenal“Hyun oppa..” katanya dengan suara lemah.Aku tak menjawab.“Oppa..”Aku masih tak bergeming.“Hyun oppa..” katanya lagi. aku tak tahan mendengar suara rajukannya.“Apa?” kataku ketus.“Kau marah padaku?”“Tidak..”“Lalu kenapa seperti ini? kau tidak lagi menganggapku sebagai sahabatmu, hah?” suara Sooran sedikit meninggi. Tampaknya ia kesal mendapatiku mengacuhkannya.“Selamanya..” kataku parau, “kau adalah sahabatku..” dan juga cintaku..“Maka itu, jangan seperti ini. aku membutuhkanmu di hari pertunanganku esok..”Tuhan, teganya ia meminta hal itu padaku setelah ia mengetahui perasaanku padanya bukanlah perasaan dari seorang sahabat, melainkan dari pria terhadap wanita. Apakah penolakannya tadi siang tidak cukup? Apakah ia ingin melihatku semakin menderita?“Aku tahu kau mungkin menganggapku coward, tapi maaf, aku takkan bisa menghadiri pesta pertunanganmu.. aku akan pulang besok ke London..”“Hyun oppa..”Aku tak menjawab.. ia memanggilku lagi.“Hyunnie oppa..”Sooran mengangsurkan sebuah kotak kaca, aku meliriknya sedikit dan kulihat kotak itu berisi sebuah bunga yang sudah kecoklatan karena layu. Aku ingat! Itu adalah cincin yang aku buat dan aku berikan untuknya. Dia masih menyimpannya. Bentuk bunga itu masih bagus dan lengkap meski termakan usia.“Kau bahkan tak mau memasangkan cincin bunga ini pada calon tunanganmu di pesta pertunangan kita besok, oppa?”

***

Dua tahun kemudian…

Pagi yang cerah diiringi dengan sinar mentari yang hangat. Kubuka mataku dengan perlahan. Menyesap harumnya udara pagi yang masuk melalui celah jendela.Semalam aku bermimpi tentang Sooran, gadis yang dua tahun lalu membuatku patah hati karena pengakuannya bahwa ia telah ditunangkan dengan pria lain. Aku menghela nafas panjang. Lalu kulirik seseorang yang tidur di sampingku.Gadisku sedang tertidur, tampak sangat nyaman dibuai mimpi. Kuelus pipinya dan kukecup puncak kepalanya. ia mengerang sedikit dan membuka matanya.“morning chidori…” sapaku seperti biasa.“hmm~ Hyun.. kau sudah bangun?”Aku tersenyum menatap mentariku. Ia mendekat ke arahku dan memelukku. kupeluk balik badannya yang mungil dan sangat pas di badanku.Gadis yang dua tahun lalu membuatku patah hati, adalah gadis yang sama dengan gadis yang kini berada dalam dekapanku. Shin Sooranku kini telah berganti menjadi Cho Sooran.Sebuah tangisan membuat sooran melepaskan pelukanku. Tapi aku menariknya kembali.“hyun~ lepas, dia sudah bangun..”“hmm~” kataku tetap tak mau melepaskannya.“Hyun~ ayolah..”Aku melepas sooran dan menutup kupingku dengan bantal demi meredan suara tangis yang semakin kencang. “aiish~ Chihyun, apa kau tak bisa membiarkan eomma dan appamu barang sedetik saja?”“hhaha~ hyun hyun, umurnya baru setahun, mana mungkin ia mengerti? Lagipula kau ini, siapa suruh punya anak buru-buru kalau kau masih mau memelukku tiap pagi tanpa diganggu?”

..The End..

WAMIL

oleh Super junior fanfiction (Catatan) pada 17 April 2013 pukul 21:53

Title: Wamil?

FF | 201

 Cast:

·        KimJong Woon

·        Kim MinJi

Sub Cast:

·        ChoiSiwon

Lenght: Oneshoot

Genre: Romance

Rating: G

Author: AnggiLiaIndah Safitr

Wamil?

Seoul, 5 mei 2013

“Super Junior Yesung tidak menginginkan banyak kesedihan di hati para fansnya saat ia pergi wajib militer.” Bibir mungil gadis itu terus bergerak bebas. Kedua matanya ia halangi dengan sebuah kacamata. Sesekali ia mendengus kesal membaca −postingan− yang ada dilayar laptopnya. “Super Junior Yesung memilih tanggal 6 bulan mei untuk wajib militerya.” Kembali bibirnya tergerak. Dan kali ini matanya melebar. Kemudian ia berteriak dan segera meraih ponsel yang ada disamping laptopnya.

“Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi-“

Beep!

Dengan kesal ia melempar ponselnya entah kemana. Kemudian ia membanting tubuhnya diatas ranjang besar yang tengah ia duduki. Ia memejamkan matanya pelan, lalu perlahan kembali membuka matanya dan tersenyum.

“Sampai kapan kauakan seperti ini Yesung-ah...” Gumamnya. Kemudian ia membalikkan badannya dan Tap! Ia menatap sebuah jam digital dengan angka 24.00 dan tanggal 24 agustus 2012. “Aku mengingatnya...”

Seoul, 23 Agustus 2012

“Apa? Kau akandatang?” Yesung berteriak saat ia menempelkan ponsel ditelinganya. Dan terlihatia mendengarkan dengan teliti apa yang seseorang katakan di sebrang. “Tidak! Aku akan pulang malam ini! Jangan datang! Aku mohon!”

“Apa kau malu?”

Tiga kata yang keluar dari speaker ponselnya membuat mata Yesung terbelalak lebar. Dan ia mendesis pelan merutuki ponsel itu.

“Tidak! Aku samaseka-“ beep! “Argh! Sial. Kenapa sangat susah untuk menjelaskan.” Yesung tidak henti merutuk sambil memandangi ponsel yang ia genggam. Sebuah cake besar yang berdiri manis diatas meja seolah tidak ada harganya sekarang. Sebelas laki-laki termangu dan hanyabisa menatap bosan kakaknya yang masih sibuk dengan ponselnya.

Seorang darisebelas laki-laki, berpostur tinggi tegap menghampiri Yesung dan kemudianmemeluknya dari belakang. Pemandangan yang sudah biasa di apartement ini.Seorang adik memeluk kakaknya.

“Hyong? Kau bertengkar lagi?” Tanyaseorang adiknya..

“Aku akan pulang.Siwonnie. Tolong bereskan dorm.” JawabYesung sambil berlalu pergi meninggalkan Siwon dan sontak membuat siwon uring-uringan.

Yesung keluardari dorm dan dengan cepat memacu kendaraannya. Ia melirik sebuah jam digital di bagian depan mobilnya. Dan kemudian berdecak kesal. Tangannya erat menggenggam stir mobil dan sesekali melirik trotoar dan... apa yang ia lihat sekarang?

“Argh. Tidak bisakah kau diam dirumah Nyonya Kim.” Ia tersenyum kesal. Tanpa fikir panjang ia memutar stir mobilnya. Ia mengendarai mobilnya pelan dan terus membuntuti seorang wanita yang ia sebut ‘nyonya kim’. “Haha. Tubuhnya sangat kecil, pantas saja jika aku peluk rasanya sama seperti memeluk tiang di dorm.” Lanjutnya dan terkekeh dengan sendirinya. Kemudian Yesung sedikit menginjak gas mobilnya dan menginjak rem tepat di samping jalan wanita itu. Lalu ia sedikit membuka jendela mobilnya.

“Nyonya Kim. Kau melanggar peraturan nomor dua. Cepat pulang atau nanti malam lampu tidur akunyalakan.” Yesung berkata tanpa menatap wanita yang ia ajak bicara. Dan yang diajak bicara hanya menekuk wajahnya kesal.

“YA! Bodoh sekali kau! Sudah berapa hari kau tidak pulang huh! Dan sejak kapan ada peraturan nomor dua!” teriak wanita itu.

Yesung meliriknya tajam lalu menunjuk sebuah tempat duduk tepat disamping ia duduk sekarang dan dengan cepat wanita itu memasuki mobil Yesung.

“Huh. Sangat dingin.” Ujar wanita itu. Dengan pelan ia menggosokkan kedua telapak tangannya. Dan sesekali melirik Yesung yang duduk diam disampingnya. “Tidak bisakah kau berhenti memandangi istrimu?”

“Egois sekali.”Gumam Yesung. Ia melihat istrinya yang tengah menggosokkan kedua telapak tangannya dan terkekeh pelan. “Kemari.” Yesung membuka kancing jas-nya dan memegang leher jas itu.

“Kemana?” Tanya istrinya lengkap dengan wajah polosnya. Mendengar itu, Yesung meraih bahu kanan istrinya dan pelan ia menyenderkan kepala istrinya di bahunya lalu memasang jas di tubuh istrinya.

“Apa masih dingin?” Yesung memeluk erat wanita disampingnya. Dan istrinya hanya tersenyum manja dipelukannya. Jam digital di mobil Yesung menunjukkan angka 24.00.Melihat itu istrinya bangkit dari pelukan Yesung dan segera mengalungkan lengannya ke leher Yesung.

“Saengi lChukkae.” Ucap Istrinya tanpa menjawab pertanyaan Yesung sebelumnya. “Aku...Kim MinJi. Bersumpah untuk selalu mencintaimu. Mencintaimu apa adanya.Mencintaimu saat kau ada disampingku. Dan mencintaimu saat kau tidak ada disampingku. Akan menyajikan sup hangat untuk sarapan dan menjagamu juga anak-anakmu.” Bisik MinJi pelan tepat di telinga Yesung dan Yesung bergidik ngeri mendengar perkataan istrinya yang menjurus kearah −menggoda− itu. Yesung tersenyum lalu memeluk tubuh MinJi dan mencium puncak kepalanya. 

“Jagalah kesehatanmu. Jagalah matamu. Dan jagalah bibirmu.” Yesung tersentak saat mendengar kata ‘bibir’ dari mulut MinJi.

“Mwo? Bibir?”

MinJi terkekeh melihat ekspressi diwajah suaminya. Kemudian ia menggaruk rambutnya dan menjauh dari pelukan Yesung.. “Aish... tidak bisakah kau diam saat kupeluk huh?” lanjut Yesung lalu kembali memeluk MinJi.

“Aku melihat Musikal KyuHyun. Dan dia mencium seorang wanita. Aku fikir suatu saat kau akan seperti itu.” Ujar MinJi lirih. Kepalanya ia redamkan di dada bidang milik Yesung,dan Yesung membelai lembut rambut MinJi. “Tapi jika itu pekerjaanmu. Tidakapa-apa, aku rela.”

“Mwo? Jadi kaurela bibir suamimu ini dibagi?” Setelah mengucapkannya, Yesung menjitak pelan kepala MinJi dan MinJi meringis pelan..

“Aish. Ah!Bagaimana kabar Leeteuk Oppa? Apa dia baik-baik saja?”

“Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya hm?” Yesung menatap MinJi Intens dan MinJi hanya tertawa geli melihat tatapan Yesung.

“Aku menyukainya.”

“MWO?”

“Ani! Adikku terus menanyakan kabarnya. Dia mengidolakan Leeteuk Oppa.” Jelas MinJi yang mengundang anggukan dari Yesung.

“Baik... Dia sangat baik.” Setelah mengatakan perkataan itu dengan pelan Yesung mencengkram kedua bahu MinJi. Seakan ia memerintahkan Istrinya agar menatapnya saat ini.“Aku mungkin akan pergi sepertinya. Apa yang akan kau lakukan?” Lanjutnya.

Mendengar ucapan Yesung, MinJi meringis dan menyilangkan kedua tangannya. “Apa aku harus menangis? Hahah kau bodoh!”

“Ya! Mungkin fans-ku akan menangisi ku dan bersedih selama dua tahun!” Teriak Yesung dan hanya dijawab tawa oleh MinJi. “Tidak bisakah kau sedikit serius?” Teriak Yesung untuk yang kedua kalinya. Melihat suaminya yang seperti itu, dengan cepat MinJi memeluknya.

“Dua tahun...jika aku mengandung seorang anak, anak itu tidak akan melihat ayahnya untuk satu tahun. Jika aku tidak mengandung... aku akan bosan menunggumu sendirian.” MinJi merengek dengan nada manja. Dan Yesung berdecak mendegar perkataannya. Lalu Yesung memeluk MinJi erat.

“Jadi? Kau mau mengandung sebelum aku pergi wajib militer?” tanya Yesung dan hanya dijawab sebuah anggukan oleh MinJi. “Akan aku usahakan.” Yesung melepas pelukannya kemudian menunjuk pipinya.

“Mwo?”

“Cium aku?” Ucap Yesung.Kemudian ia memejamkan matanya dan chu~ MinJi mencium pipi Yesung. “Baiklah...Kita pulang nyonya Kim.”

Wamil?

Seoul,5 mei 2013

Lamunannya buyar ketika ia mendengar suara ponselnya. ponsel yang sebelumnya ia lempar entah kemana kini tidak ia temukan. Ia turun dari ranjang besarnya dan membungkukkan badannya untuk sekedar memastikkan. Adakah benda mungil itu disana? Dan gotcha! Raut wajah yang semula kesal kini terdapat sebuah lengkungan dibibirnya.

“Yoboseyo?” Ia dengan cermat memperlakukan telinganya. Berusaha menangkap apa yang keluar dari speaker ponselnya. dan hanya terdengarsuara tidak jelas disana. “nuguseyo? Tidakbisakah kau berhenti mempermainkan ku huh?”

“MinJi-ah. Cepat ke depan televisi. Aku akanlive di stasiun A.” Akhirnya. Orang itu mengucapkan beberapa kalimat. MinJi tersenyum mendengar sebuah suara yang tak asing ditelinganya.

“Arra. Apakah kau masih di- “

Beep!

Mulut yang awalnya masih sedikit terbuka, kini perlahan tertutup membentuk sebuah bibir yang indah. Ia mendengus pelan lalu kembali meletakkan ponselnya. Dengan malas ia kembali naik keatas ranjang dan menyalakan televisinya. Ia dengan cermat memandangi pemandangan yang ada di dalam televisi dan. Ia membaca sebuah nama acara di televisi itu.

“Idol Army?” ucapnya. Sebelah matanya menyipit. Lalu ia menyangga kepalanya dengan tangan kirinya. Dan kepalanya kembali terangkat setelah melihat sesosok laki-laki didalam acara itu.

“Annyeong Haseyo. Super Junior Yesung Imnida.Disini saya bicara sebagai Kim Jong Woon. Terimakasih telah mempercayai kusebagai seorang Yesung selama 7 tahun terakhir. Terimakasih telah menangisi kusaat aku sakit, terimakasih sudah tertawa bersamaku ketika aku senang. Aku akanpergi selama 2 tahun besok. Apakah kalian masih mencintaiku? Tidak? Ah, aku sangat kecewa.”  MinJi tersenyum miring mendengar laki-laki yang tidak lain tidak bukan itu Suaminya sendiri. Lalu ia meraih remote televisinya dan menekan tombol volume +.

“Jika iya, aku sangat berterimakasih. Aku sangat menyayangkan karena telah melewatkan Amerika serikat dan elf diseluruh dunia. Tetap ikuti Super Junior walaupun Lead Vocal hanya tersisa dua orang.Dan... disini aku akan mengumumkan bahwa sebentar lagi aku akan menjadi seorang Ayah. Aku merasakannya. Hahah.”  MinJi mengerutkan dahinya dan menutup mulutnya ketika melihat Yesung hasil USG nya minggu lalu. Terdapat sebuah makhluk hidup yang belum jelas wujudnya disana. Butiran bening mengalir dari ujung matanya.

“Lihat? Aku akan menjadi seorang Ayah bukan? Maafkan aku semuanya. Aku tidak memberi tahu semua ini pada kalian sebelumnya. Aku telah menikah dengan seorang gadis tahun lalu. Dan kini ia sudah mengandung seorang anak hasil jerih payahku.”  MinJi tertawa geli mendengar perkataan suaminya. Dengan lembut ia mengelus perutnya yang masih terlihat seperti wanita normal itu.

”Aku menginginkan kalian menjaganya dan anak dari seorang idol Yesung. Aku mohon..terimakasih atas waktu kalian. Semoga hari kalian menyenangkan dan... jaga Junior Yesung ... MinJi-ah Saranghae” Sebuah love sign membuat MinJi tersenyum di tengah tangisan haru nya. Ia menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Kemudian terdengar sebuah tanda bahwa pesan suara masuk ke dalam ponsel MinJi.

“Bagaimana? Kau menyukainya? Aku akan pulang setelah selesai merapikan pakaian dan barang-barangku di dorm. Tunggu aku ne. Saranghae”  Lagi... sebuahlengkungan indah dibibirnya terlihat. Ia mendesis pelan dan menggelengkan kepalanya.

“Bagaimana bisa kau muncul sebelum Ayahmu berangkat wajib militer huh?” Sebuah pertanyaan ia ajukan. Ia terkekeh pelan saat merasakan geli yang diakibatkan oleh sepasang tangan yang melingkar pelandi perutnya.

“Oppa...”

“Bagaimana kabarmu? Dan Yesungku? Huh?” Laki-laki yang tadi muncul ditelevisi kini tengah memeluknya manja. MinJi memegang kedua tangan Yesung seolah-olah ia tidak mau lepas dari pelukansuaminya.

“Cepat sekali kau datang?” Mendengar perkataan istrinya, Yesung melepas tangan istrinya dan kemudian berdiri dihadapan sang istri. “Mau apa kau? Huh?”

“Wae? Aku hanya ingin menciumnya.” Yesung menunjuk perut MinJi saat ia mengatakan kalimat akhirnya.

“Kau tidak menciumku?” MinJi menunjukbibirnya dengan jari telunjuknya. Lalu Yesung tertawa geli, dan dengan cepat iamengecup bibir istrinya.

“Apa kau mau lagi?”

“Cukup...” Jawab MinJi dan tersenyum. Iamemandangi wajah suaminya yang terlihat sangat lelah. Ia merapihkan rambut suaminya. Yang kini hanya tersisa sedikit. “Kau tetap terlihat tampan.” Yesung tersenyum mendengar perkataan istrinya. “Aku tidak menyangka jika sekarang aku benar-benar mengandung anakmu...”

Seoul,1 april 2013.

Terlihat pemandangan yang −ekhem− wajaruntuk sebuah kamar milik pasangan suami istri. Selimut tebal menutupi sebagian tubuh seorang laki-laki. Rambutnya terlihat sangat berantakan dan tangannya melingkari perut seorang wanita. Sinar matahari yang lolos dari jendela kamar itu membuat sang wanita sedikit membuka matanya. Ia tersenyum mendapati laki-laki disampingnya tertidur pulas. Lalu dengan hati-hati ia menyibak poni yang menutupi rambut laki-laki yang bisa disebut suaminya itu. Ia menyentuh mata suaminya dengan pelan. Menuruni hidung suaminya dengan jari telunjuknya. Lalu mencubit pelan hidung suaminya itu.

“Eung... MinJi-ah...”

“Cepat bangun. Kau tidak melupakan janji bukan? Kau akan datang ke Mobit hari ini Oppa...” ucapnya tanpa bangkit dari tempatnya. Bukannya malah bangun, tetapi laki-laki itu malah semakin erat memeluk MinJi. “Yesung...“

“Arra...”kedua mata sipitnya kini sedikit terbuka. Yesung tersenyum melihat wajah MinJi. “Indah sekali.” Mendengar perkataan Yesung, MinJi menyentil dahi yang jaraknya sangat dekat itu.

“Haha... cepat kau mandi Oppa.”

“Tunggu, apa belum ada hasil? Apa kau tidak merasakan mual? Atau menginginkan sesuatu? Atau membenci ku? Atau apa?” Pertanyaan Yesung membuat MinJi tersentak. Lalu ia tersenyum dan menggeleng pelan.

“Mual? Aku merasakannya akhir-akhir ini.Tapi aku- ah! Entahlah. Cepat kau mandi... nanti akan aku cek.” Jawab MinJi. Yesung memperlihatkan senyum nakal-nya. Dan semakin mendekatkan wajahnya.]

“Ayo kita cek?.” Yesung semakin erat memeluk MinJi dan MinJi juga makin hoby untuk menyentil dahinya.

“Aish... tunggu disini. Aku akan mengeceknya. Arra?”  Mendengar perkataan MinJi, Yesung hanya bisa mengangguk dan membiarkannya untuk pergi kekamar kecil.

MinJi dengan lunglai melangkahkan kakinya dan duduk tenang di kloset. Ia terlihat sangat tegang. Lalu ia melihat alat test kehamilan yang sudah ia pasang. Dan... apa yang sekarang ia lihat?

“OPPA!!DUA GARIS!!!”  teriakan itu membuat Yesung loncat dari ranjangnya dan kemudian berlari kearah kamar kecil.

“Cepat keluar!! Aku ingin melihatnya!!!”Tidak lama setelah itu. Sesosok wanita cantik keluar dari pintu kamar kecil dan dengan cepat menunjukkan benda kecil dengan dua garis itu. “YEOBO! KITA BERHASIL!!!” dengan cepat ia memeluk MinJi dan menggendongnya keluar kamar kecil. Kemudian membawanya kedepan sebuah kaca besar.

“wae? Kau menangis?” segera Yesung menurunkan Istrinya dan memandangnya.

“Aku sangat bahagia...” Ucap MinJi di tengah isakannya. Mendengar itu Yesung memeluk MinJi Erat. “Jangan terlalu erat... ingat anak kita.”

“Ahaha Arraso...”

Wamil?

Seoul,6 mei 2013

Tampan. Seorang laki-laki dengan seragam militernya terlihat sangat tampan. Terdapat papan nama di seragamnya. ‘Kim JongWoon’. Badannya berdiri tegap dan kemudian memberikan sebuah hormat militer dihadapan banyak media dan fans di depannya. Setelah itu ia bersujud didepan mereka.

“Berhati-hatilah...” Ucap MinJi lirih saat melihat suaminya tengah sujud di hadapan banyak media dan fans. Ia menundukkan wajahnya. Kemudain ia rasakan sebuah pelukan hangat menerpa tubuhnya.

“Jagalah kesehatanmu. Jagalah matamu.jagalah bibirmu. Dan anakmu.” Ujar orang yang kini tengah memeluknya. MinJi tersenyum mendengar perkataannya.

“Anak kita.” Yesung melepas pelukannya dan kemudian mencium kelopak mata kiri MinJi. Dan lalu mencium perut MinJi.

“aku pergi...” MinJi mengangguk. Dan kemudian Yesung melangkah menjauh dari tempat dimana MinJi berdiri sekarang. Ia menengok dan memberikan hormat militernya. Dan MinJi melakukan hal yang sama, memberikan hormat kepada sang kapten rumah tangganya.

END

My Ghost Girl

by ELF4SUJU in 로맨스 ♥ Romance, 공포 ♥ Horror, 한방 ♥ One Shot Tags: Donghae, Eunhyuk, Heechul, Kangin, Ryeowook, Shindong, Siwon

Eunhyuk berlari kecil melewati taman dekat dorm Suju. Biasanya dia lari pagi bersama Siwon, tapi berhubung Suju M lagi ada kerjaan di China, jadi hari ini dia lari sendirian.

Hik, hik,

Tiba-tiba punggung Eunhyuk terasa merinding. ‘Apaan tuh? Aku salah denger atau…’ Eunhyuk mempercepat larinya.

Hik, hik,

Eunhyuk semakin mempercepat larinya, jantungnya berdetak cepat. Tapi tiba-tiba dia menghentikan larinya. Terpaku. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya. Satu sosok wanita berambut sebahu terisak dihadapan Eunhyuk. Eunhyuk berjalan pelan, bersikap seakan dia tidak melihat sosok itu.

“Hei,” panggil sosok itu. Eunhyuk tetap berjalan pelan. “Kamu dapat melihatku kan?” tanya wanita itu. Eunhyuk menelan ludah. Dia berhenti berjalan. Wanita itu melayang rendah ke depan Eunhyuk. Eunhyuk dapat merasakan aura dingin menerpa tubuhnya. “Kamu dapat melihatkukan?” sekarang Eunhyuk dihadapkan kepada wajah cantik-pucat seorang wanita. Eunhyuk menggeleng. ‘Bagaimana bisa seorang hantu seperti dia aku bilang cantik?’

“Jangan bohong, kamu dapat melihatku kan?” tanya wanita itu lagi, salah pengertian terhadap tindakan Eunhyuk. “Ne, aku dapat melihatmu, apa yang kamu mau?” Eunhyuk balik bertanya, mengumpulkan segenap keberaniannya. “Boleh aku mengikutimu?” tanya wanita itu lagi. “Mwot? Anio!” tolak Eunhyuk.

“Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, seharusnya aku belum mati,” pinta wanita itu. “Kamu adalah roh tersesat, mana ada orang normal yang mau menerimamu,” balas Eunhyuk. Kemudian dia menutup mulutnya, takut membuat hantu dihadapannya tersinggung.

Sebaliknya, hantu itu memandang Eunhyuk dengan tatapan sedih. “Aku benar-benar tidak tahu, ketika aku sadar rohku sudah terpisah dari tubuhku,” kata hantu itu. “Kalau begitu, kembali saja ke tubuhmu,” balas Eunhyuk. Hantu itu menggeleng. “Aku tidak tahu bagaimana caranya, aku bahkan tidak tahu dimana tubuhku sekarang,” kata Hantu itu. “Bagaimana bisa? Apa kamu ingat dimana rumahmu?” tanya Eunhyuk.

Hantu itu menggeleng lagi. “Aku tidak ingat apapun, tapi sepertinya aku tidak berasal dari sini, di sini terlalu asing. Mungkin bahkan aku bukan dari negara ini,” jawab hantu itu. “Kalau begitu, kamu darimana?” tanya Eunhyuk. Hantu itu lagi-lagi hanya menggeleng. “Ada hal yang kamu ingat?” tanya Eunhyuk. Hantu itu berpikir sebentar. “Ada, aku ingat di negara asalku ada sebuah bangunan tinggi yang ada emas di atas bangunan tersebut,” jawab hantu itu. “Aku tidak tahu dimana itu,” gumam Eunhyuk.

Hantu itu mendekatkan wajahnya ke wajah Eunhyuk. Eunhyuk mundur beberapa langkah. “Jadi, apa aku boleh mengikutimu?” tanya Hantu itu. “Anio! Kamu tidak boleh mengikutiku,” Eunhyuk menggeleng. “Aku tidak mau diikuti hantu,” tolak Eunhyuk. Hantu itu menghela nafas. “Arasso?” tanya Eunhyuk. Hantu itu mengangguk. Eunhyuk menghela nafas lega.

“Sebenarnya aku tidak mau memaksa, tapi,” tiba-tiba Eunhyuk merasa tubuhnya kaku, tidak dapat digerakkan. “Kalau seandainya kamu tidak membolehkanku mengikutimu, aku akan mengutukmu,” Eunhyuk merasa ada sesuatu yang membelit tubuhnya, dan sekujur tubuhnya terasa dingin. “Aku akan membuatmu tidak bahagia,” ucap hantu itu dengan suara rendah. Eunhyuk merinding mendengarnya. “Ba-baiklah, kamu boleh mengikutiku,” kata Eunhyuk, menyerah.. Hantu itu langsung tersenyum dan melepaskan Eunhyuk.

“Namaku Ara,” kata hantu itu memperkenalkan diri. “Eunhyuk,” jawab Eunhyuk, singkat. Ara berusaha mengingat sesuatu, tapi dia tidak bisa. “Kenapa kamu memaksa untuk mengikutiku?” tanya Eunhyuk. “Karena hanya kamu yang dapat melihatku,” jawab Ara. “Kamu maukan membantuku mengetahui alasan aku keluar dari tubuhku dan bagaimana cara aku kembali lagi ke tubuhku?” tanya Ara. Eunhyuk mengangguk. “Tentu saja aku akan membantu, jika tidak kamu pasti akan mengutukku,” gerutu Eunhyuk. “Maafkan aku, aku terpaksa,” Ara membungkuk. “Masih banyak yang ingin aku lakukan di hidupku,” lanjut Ara.

~~~

Sejak saat itu, Ara selalu mengikuti Eunhyuk kemanapun dia pergi. Ke studio latihan, saat rekaman radio, ke acara show yang dibintangi Eunhyuk. Ara selalu melayang rendah di atas Eunhyuk.

~~~

“Hyuk,” panggil Ara.. Eunhyuk menengadah, Ara melayang turun. “Siapa itu?” tanya Ara, menunjuk sosok yang sedang balik memandang Eunhyuk dari seberang studio. “Itu Siwon, kenapa?” tanya Eunhyuk. “Aku merasa aura aneh ketika didekatnya,” jawab Ara sambil bergidik. “Lagipula, entah kenapa aku merasa dia bisa melihatku,” lanjut Ara. “Tidak mungkin, kalau memang dia bisa melihatmu, dia akan bertanya,” kilah Eunhyuk. Ara terdiam. “Mungkin dia tidak bisa melihatku, tapi aku yakin dia dapat merasakan kehadiranku,” gumam Ara.

~~~

Eunhyuk mulai terbiasa dengan keberadaan Ara. Meski dia tetap tidak suka jika Ara berjalan melewatinya. Itu menimbulkan perasaan dingin yang aneh setiap kali Ara melakukannya. Ara biasanya melakukan itu untuk menggoda Eunhyuk ketika Eunhyuk sedang berada di depan anggota Suju yang lain.

~~~

“Aish,” gumam Eunhyuk ketika Ara melewatinya. Mereka sedang di asrama setelah selesai latihan. “Ada apa hyung?” tanya Ryeowook, penasaran. “A-anio,” balas Eunhyuk. “Hyung, akhir-akhir ini kamu aneh,” kata Ryeowook, memandang Eunhyuk. “Maksudmu?” tanya Eunhyuk. Ryeowook mengangkat bahu. “Yah, akhir-akhir ini kamu suka berbicara sendiri, dan wajahmu terlihat semakin pucat,” jelas Ryeowook. ‘Benarkah aku terlihat pucat?’ pikir Eunhyuk, bingung. “Kamu seperti orang kerasukan atau apa,” gumam Ryeowook sambil berjalan meninggalkan Eunhyuk.

“Apakah kamu berniat mencelakakan aku?” tanya Eunhyuk ketika dia yakin Ryeowook sudah tidak dapat mendengarnya. Ara menatap Eunhyuk tidak percaya. “Kamu tidak mempercayai aku?” tanya Ara. Eunhyuk menggeleng. “Kamu hanyalah hantu, dan aku tidak tahu apa maksudmu sebenarnya,” jawab Eunhyuk.

Ara menghela nafas dan melayang ke atas sofa dan duduk. “Kalau aku menceritakan apa yang aku ingat, apakah kamu mau mempercayaiku?” tanya Ara. Eunhyuk ikut duduk di sofa. “Aku tidak tahu,” gumamnya pelan. “Aku hanya ingat bahwa saat itu aku mau menyeberang, kemudian ada sebuah suara keras dari arah kiriku, dan setelah itu, aku tidak ingat lagi,” jelas Ara.

“Aku tidak dapat mengingat apapun, ketika sadar, aku melayang-layang entah dimana. Aku melihat orang berlalu lalang di sekitarku, mereka menembusku! Kamu nggak akan pernah merasa sefrustasi ini, ketika orang-orang tidak ada yang menyadari kehadiranmu,” lanjut Ara. “Kemudian aku tiba di taman itu dan aku bertemu denganmu,” Ara memandang ke arah Eunhyuk. “Bagaimana caraku membuatmu mempercayaiku?” tanya Ara.

Eunhyuk terdiam, berpikir.. “Kamu bisa membawaku terbang?” tanya Eunhyuk. Ara terdiam.. “Kurasa bisa, kenapa?” Ara balik bertanya. “Bawa aku terbang,” pinta Eunhyuk. “Aku ingin sesekali merasakan kebebasan,” lanjutnya. Ara berpikir, bimbang. Kemudian dia mengulurkan tangan. “Ayo,” ajak Ara. Dengan ragu-ragu, Eunhyuk menerima uluran tangan Ara, kemudian dia menggenggam tangannya. ‘Seperti menggenggam sesuatu yang tidak nyata,’

Ara membawa Eunhyuk terbang, kemanapun Eunhyuk mau. Mereka berkeliling Seoul, melihat-lihat tempat yang tidak pernah dilihat Eunhyuk sebelumnya. Ara melepaskan pegangannya, Eunhyuk meluncur turun dengan kecepatan tinggi dari ketinggian 5000 mdpl.

“AAAAAA!!!” Eunhyuk berteriak keras. Ara tertawa dan meraih tangan Eunhyuk lagi, menghentikan gerakan Eunhyuk. “Kamu mau membuatku mati?” pekik Eunhyuk. “Tidak, sekarang kamu mempercayaiku?” tanya Ara. Eunhyuk mendelik ke arah Ara. “Neo micyeseyo,” gumamnya. Ara tertawa.

Mereka turun di sebuah bukit yang dipenuhi oleh bunga. Mereka bermain-main, Eunhyuk menunjukkan gerakan dancenya dan rapnya. Ara mengikuti gaya Eunhyuk. Eunhyuk tertawa-tawa melihat gerakan aneh yang dibuat Ara. Ara cemberut dan membuang muka. “Mana ada hantu yang ngambek seperti itu,” kata Eunhyuk. Ara tetap membuang muka.

“Neoreul cheoeum bon geu soonganeul saenggakhae han soongan gaseumi mooneohyeosseoji. Jiweobeorigien, neon janinhagedo neomoo areumdawoon saram,”

Ara menoleh mendengar Eunhyuk bernyanyi. “You are my angel, whisper softly dajeonghan soksagimeun “I love you, everyday”,” Eunhyuk menyanyikan lagu ‘Angela’ sedangkan Ara melongo mendengarnya.

“Aku pikir kamu hanya bisa ngerap,” ujar Ara. Eunhyuk langsung menggetok kepala Ara yang tentu saja langsung menembus. “Enak saja!” kata Eunhyuk. Dia berbaring. Ara mengikutinya. “Kamu capek?” tanya Ara. Eunhyuk menghela nafas. “Terkadang melelahkan, harus bersikap seperti apa yang orang lain inginkan,” kata Eunhyuk, dia memejamkan matanya. “Kenapa kamu nggak beristirahat sebentar saja?” tanya Ara. “Kalau aku berhenti sejenak saja, mereka akan menyadari bahwa aku nggak sempurna dan mereka akan berbalik meninggalkanku,” jawab Eunhyuk.

“Aku nggak akan begitu,” kata Ara, cepat. Ara berguling mendekati Eunhyuk. Eunhyuk menatap Ara yang balik menatapnya dengan matanya yang transparan. Sesaat Ara terlihat seperti akan menghilang. Eunhyuk mengulurkan tangan, berusaha menggapai Ara. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Ara, bingung. “Kamu terlihat seperti akan menghilang,” jawab Eunhyuk. “Lalu kenapa? Bukannya kamu senang kalau aku menghilang?” Ara tertawa. “Nggak akan ada yang mengutukmu,” Ara memandang ke arah langit, melamun.

‘Aish, kenapa denganku? Kenapa aku tidak mau kehilangan dia? Bukankah dia meminta bantuanku agar dia bisa kembali ke tubuhnya? Tapi kenapa aku malah tidak mau dia meninggalkanku?’

Akhirnya mereka kembali ke asrama.

“Hyung, kemana saja kamu?” tanya Ryeowook, khawatir. “Ah, Hyukkie sekarang mendingin, dia sudah bosan bermain denganku,” kata Donghae sambil memeluk Ryeowook. Eunhyuk tertawa mendengarnya.. “Aku nggak gitu kok, Hae,” Eunhyuk mengacak-acak rambut Donghae, lembut. “Aku memasak sea food malam ini, tapi karena hyung nggak suka, aku juga memasak daging,” kata Ryeowook saat Eunhyuk mau masuk ke kamar. “Jangan lupa makan ya,” kata Ryeowook. Eunhyuk mengangguk tanpa menoleh.

Ara mengikuti Eunhyuk ke kamar dan melewati Ryeowook. Ryeowook merinding seketika. “Kenapa wookie?” tanya Donghae, melihat sikap aneh dongsaengnya. “Entahlah,” jawab Ryeowook. “Apa hyung tidak merasa, akhir-akhir ini aura Eunhyuk-hyung aneh sekali, mengerikan,” tanya Ryeowook. “Maksudmu, dia seperti diikuti sesuatu?” Donghae balik bertanya. “Dia juga suka membaca buku-buku tentang hal mistis akhir-akhir ini,” tambah Ryeowook. “Ah, aku tahu, buku yang mengenai roh yang keluar dari tubuh ya? Aku jadi ngeri sama Hyukkie,” kata Donghae, bergidik. Ryeowook mengangkat bahu.

“Uwah, kerang!” seru Ara ketika Eunhyuk membuka tutup saji di atas meja makan. “Aku suka sekali kerang, sudah lama nggak makan kerang,” kata Ara. “Aku mau makan kerang,” lanjutnya. “Aish, berisik sekali kamu,” gerutu Eunhyuk. “Lagipula mana mungkin hantu memakan kerang?” Eunhyuk mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan daging. “Uwh,” Ara cemberut.

Eunhyuk memakan dagingnya. “Memang lebih enak daging,” katanya. “Bagaimana kalau aku merasukimu dan memakan kerangnya?” usul Ara. “Apa? Tidak mau,” tolak Eunhyuk. “Ayolah, sebentar saja, satu gigit saja,” rengek Ara. “Hey, kamu ini, sudah mengikutiku, sekarang mau merasukiku, jangan-jangan kamu mau merebut tubuhku lagi,” kata Eunhyuk. “Apa? Enak saja kamu bicara!” seru Ara, kesal. “Lagipula, siapa sih yang mau ngerebut tubuh kamu, bau gitu,” Ara memeletkan lidahnya. Eunhyuk langsung menggetok kepala Ara. “Ih, mentang-mentang nggak bisa nyentuh seenaknya main getok-getok,” protes Ara.

“Boleh ya?” pinta Ara. Eunhyuk menghela nafas. Akhirnya dia mengangguk. “Aku hanya akan merasuki sedikit, jadi kesadaranmu akan tetap terjaga,” kata Ara meyakinkan. Akhirnya rohnya memasuki tubuh Eunhyuk. Eunhyuk menyendok sesuap kerang. “Enak!” serunya. Heechul yang kebetulan lewat melihatnya.

“Lho, Hyukkie, bukannya kamu nggak suka kerang?” tanya Heechul. Eunhyuk mengangguk. Ara langsung keluar dari tubuh Eunhyuk. “Gomawo,” katanya, pelan. Sedangkan, Eunhyuk, dia langsung memuntahkan kerang yang tadi dimakannya. “Hoek,” Heechul menggeleng melihatnya. “Sudah tahu nggak suka seafood, kenapa masih tetep dimakan?” Heechul menepuk pelan punggung Eunhyuk.

Muka Eunhyuk langsung pucat. “Uhuk, uhuk, hoek,” Eunhyuk langsung berlari ke arah kamar mandi dan muntah. “Ada apa?” tanya Ryeowook. “Eunhyuk makan kerang dan sekarang muntah-muntah, bisa panggilkan dokter?” Heechul berlari melewatinya, menuju kamar mandi. “Dia kan memang nggak suka kerang, kenapa dimakan? Padahal aku sudah memasakkan daging,” gumam Ryeowook. “Hyuk, kenapa?” Donghae ikut berlari ke kamar mandi.

Tubuh Eunhyuk langsung lemas, Heechul menahannya agar tidak jatuh. “Bantu aku membawanya ke kamar,” pinta Heechul. “Wookie, sudah telpon dokter belum?” tanya Heechul. Ryeowook menggeleng dan segera pergi menelpon dokter.

~~~

“Alergi kerang?!” sahut Heechul, Donghae, Ryeowook, Eeteuk, dan Siwon bersamaan. Ara yang ikut mendengar apa yang dijelaskan dokter merasa bersalah. Dokter mengangguk dan membereskan alat-alatnya. “Tolong jangan biarkan dia memakan kerang lagi, dia hampir mati kalau kalian terlambat menelpon,” kata Dokter sambil beranjak pergi.

“Kami tahu kalau kamu nggak suka seafood, tapi kami nggak tahu kalau ternyata kamu alergi kerang,” kata Eeteuk, khawatir. “Lagipula kamukan memang nggak suka sama seafood, ngapain coba kamu makan kerang?”  tanya Heechul. Eunhyuk hanya tersenyum lemah. Siwon memandangnya tajam. “Sudah, sudah, lebih baik kita membiarkannya istirahat,” Eeteuk mendorong semua orang keluar ruangan.

Wajah Eunhyuk terlihat pucat. “Ra,” panggilnya pelan. “Ya,” Ara langsung melayang turun ke tepi ranjang Eunhyuk. “Aku baik-baik saja, jangan menyalahkan diri,” kata Eunhyuk pelan. Suaranya tersengal dan hampir tidak terdengar. “Tapi,” “Kamu nggak tahu kalau aku punya alergi kerang,” potong Eunhyuk. “Kenapa kamu nggak ngasih tahu aku?” tanya Ara. “Karena kamu mau makan kerang,” Eunhyuk tersenyum lemah, kemudian dia tertidur pulas.

Ara menjaga Eunhyuk dan melakukan hal-hal yang bisa dia lakukan. Meskipun nggak banyak, karena dia nggak bisa menyentuh barang-barang. Dia sendiri merasa aneh kenapa sebelumnya dia bisa membawa Eunhyuk terbang tapi tidak dapat menyentuh benda lain.

“Kau yang menyebabkannya seperti itu kan?” tanya seseorang, sinis. Ara menoleh, kaget. Tapi Ara memutuskan untuk tidak berbicara, karena menurutnya orang itu tidak dapat melihat Ara. “Aku tahu kamu di sini, aku dapat merasakan kehadiranmu,” kata Siwon, mendekati pinggir ranjang. Ara bergeser sedikit agar tidak tersentuh Siwon.

“Apa maumu sebenarnya?” tanya Siwon. “Kamu mau membuatnya mati perlahan ya?” Siwon tetap berbicara. “Pertama kamu membuatnya lelah, kemudian kamu membuatnya hampir mati,” Siwon menatap ke arah Ara, seakan dia dapat melihatnya. “Kalau kamu mau mencari orang untuk menemanimu meninggalkan dunia ini, carilah orang lain,” kata Siwon. Dia meninggalkan Ara dan Eunhyuk di kamar.

“Aku bukannya ingin merasukinya seperti ini,” isak Ara. “Kenapa menangis?” tanya Eunhyuk, terbangun. “Maafkan aku,” gumam Ara. “Ada apa?” tanya Eunhyuk, tidak mengerti. “Maaf,” kata Ara. Eunhyuk manatap Ara, bingung. “Ara,” ucapannya tertahan. “Kamu menghilang,” bisiknya. Ara menatap tubuhnya. Dia mulai menghilang!

“Eunhyuk,” panggil Ara, dia mencoba meraih tangan Eunhyuk. “Ara,” Eunhyuk juga berusaha menggapai tangan Ara. Tapi tidak berhasil. Tubuh Ara semakin menghilang. Ara tersenyum tipis. “Selamat tinggal,” bisiknya. “Ara!” Eunhyuk menjulurkan tangannya, tapi Ara sudah menghilang. Dia menunduk, menangis.

‘Kenapa tidak pernah aku sadari sebelumnya? Kenapa tidak kukatakan sebelumnya?’

“Hyuk, ada apa?” tanya seseorang.

~~~

Di dalam mobil, perjalanan menuju Hotel

“Wah, itu apa namanya?” tanya Ryeowook, terpesona. “Mana?” Eeteuk melihat ke arah yang ditunjuk Ryeowook. “Oh, itu, itu namanya monas,” jawab Eeteuk. “Katanya emas yang ada di atasnya emas asli lho,” lanjut Eeteuk. “Wuah, bagaimana kalau sebelum pulang konser kita ke sana?” tanya Kangin. “Kau ini, mendengar emas sedikit langsung tertarik,” ledek Eeteuk.

Eunhyuk memandang ke arah monas. “Aku ingat di negara asalku ada sebuah bangunan tinggi yang ada emas di atas bangunan tersebut,” Eunhyuk teringat oleh kata-kata Ara. ‘Disinikah tempat itu? Tapi negeri ini begitu luas, siapa yang tahu dia dimana? Dan apakah dia masih hidup?’ pikir Eunhyuk. ‘Lagipula, itu sudah lama sekali, sudah setahun yang lalu,’ Eunhyuk menghela nafas.

Donghae menoleh ke arahnya. “Kenapa, Hyuk? Kamu tertarik?” tanya Donghae, menaruh kepalanya di pundak Eunhyuk. Eunhyuk menggeleng. “Perjalanannya melelahkan,” jawab Eunhyuk. Siwon yang melihatnya merasa tidak enak.

‘Pasti Eunhyuk masih memikirkan gadis hantu itu,’ pikirnya. Semenjak ditinggal Ara, Eunhyuk lebih banyak diam dan menyendiri. Siwon sudah menceritakan apa yang dia katakan pada Ara dan sudah minta maaf karena sudah mengatakannya. Awalnya, Eunhyuk marah pada Siwon tapi kemudian dia memaafkan Siwon. Siwon sendiri, merasa tertarik akan hal ini dan membaca banyak buku tentang hal-hal mistis. Dan dia mengetahui kenapa hanya Eunhyuk yang dapat melihat Ara. Karena Aura mereka sama.

“Gwecanayo?” tanya Siwon, menepuk pundak Eunhyuk, pelan. “Gwecana,” Eunhyuk menggeleng. “Kamu masih mengingatnya?” tanya Siwon. Eunhyuk tidak menjawab dan hanya mengangguk. “Lupakan dia,” kata Siwon. Eunhyuk menggeleng. “Dia bilang dia tidak akan meninggalkanku,” gumam Eunhyuk.

~~~

“Lelah ya,” sahut Donghae. Eunhyuk mengangguk. Mereka sudah selesai show dan akan makan di luar. Hanya Eunhyuk, Donghae, Eeteuk, Kangin, Shindong, dan Ryeowook. Yang lain memilih untuk tidur. “Mau makan dimana?” tanya Ryeowook. “Kita makan di pinggir jalan yuk,” ajak Eeteuk, menunjuk tenda-tenda di pinggir jalan. “Makan apa nih?” tanya Kangin. “Coba, ada banyak pilihan, nasi uduk, pecel lele, pecel ayam, aduh, itu makanan apaan sih?” tanya Shindong, menoleh ke arah teman-temannya. Semua mengangkat bahu, nggak tahu.

“Ada seafood tuh, satu-satunya pilihan aman, gimana?” Eeteuk menunjuk salah satu tenda. “Hyuk kan nggak bisa makan seafood,” Ryeowook mengingatkan. “Nggak apa-apa, ada kwetiau, aku makan kwetiau aja,” kata Eunhyuk, tersenyum. Mereka akhirnya masuk ke tenda.

“Uwah, kerang!” seru seseorang dibelakang Eunhyuk. Eunhyuk menoleh. “Aku suka sekali kerang, sudah lama nggak makan kerang,” kata orang itu. “Aku mau makan kerang,” lanjutnya. Eunhyuk menatap wajah orang itu. masih cantik, tapi tidak pucat seperti pertama kali dia melihatnya. Eunhyuk langsung mendekati gadis itu.

“Ara,” panggilnya, pelan. Ara menoleh. “Maaf, siapa ya?” tanya Ara, bingung. “Eunhyuk,” jawab Eunhyuk. Orang disebelahnya langsung menyikut lengan Ara. “Itu kan Eunhyuk, anggota super junior yang paling kamu sukain,” bisik orang itu. Ara menggeleng. “Maaf, aku nggak tahu,” katanya, menyesal. Eunhyuk merasa hatinya nyeri. “Bisa kita bicara sebentar?” tanya Eunhyuk. Ara memandang ragu ke arah temannya. “Temanmu bisa bergabung dengan hyung-hyungku, mereka akan menjaganya,” Eunhyuk langsung menunjuk ke arah anggota super junior yang lain yang langsung melambaikan tangan. “Baiklah,” kata Ara akhirnya.

~~~

Eunhyuk menceritakan semuanya kepada Ara. Bagaimana mereka bertemu, hari-hari mereka bersama, dan bagaimana mereka berpisah. Ara hanya diam mendengarkan. “Aku tahu kamu pasti tidak percaya,” kata Eunhyuk, putus asa. Ara menggeleng. “Maaf, aku tidak dapat mengingat apapun,” katanya, memandang ke arah jalan raya.

“Saat itu aku mau menyeberang jalan. Dan karena tidak memperhatikan jalan, aku ditabrak oleh sebuah mobil. Aku terlempar sejauh 5 meter dan membentur jalan. Aku tidak ingat apapun. Ketika aku sadar, aku berada di kamar yang asing bagiku, orang-orang yang tidak aku kenal. Maaf, aku tidak dapat mengingatmu,” jelas Ara.

Eunhyuk menghela nafas. “Jadi kamu tidak mempercayaiku?” tanya Eunhyuk. Ara menggeleng. “Aku mempercayaimu, karena meski otakku tidak dapat mengingat siapa dirimu, tubuhku dapat mengingatnya,” kata Ara, tersenyum. “Apa maksudmu?” tanya Eunhyuk, bingung. “Di sini,” Ara memegang dadanya. “Aku dapat merasakan jantungku berdebar keras. Di dalam sini, aku merasa hangat dan nyaman,” Ara tersenyum kepada Eunhyuk. “Hanya dengan duduk disebelahmu,” kata Ara, pelan.

“Ara, saranghaeyo, jangan tinggalkan aku lagi,” Eunhyuk langsung memeluk Ara dan menangis. “Aku tidak akan meninggalkanmu,” balas Ara.

The End

by : Ra

[Special Post For Kyuhyun's Birthday!] Twins

by ELF4SUJU in 로맨스 ♥ Romance, 미스테리 ♥ Mystery, 비극 ♥ Tragedy, fan fiction, fanfiction, 한방 ♥ One Shot Tags: Cho Kyuhyun, FFWC, Super Junior

Author            : Chocholia (chocholia.wordpress.com)

Title                : Twins

Cast                : Cho Kyuhyun

                          Cho Kyujin

                          Cho Hyunji

Genre             : Family, Tragic, Mistery

Note                : Happy Birthday Honey~ Kadonya nanti aja dirumah ya… lol

                          And a lot of thanks to SJFF for posting the absurd FF like this…

So Happy reading and say no to Plagiat! ^^

***

“Kyujin-ah, gwenchana?”

Pria tinggi berkacamata itu lagi-lagi menjatuhkan tumpukan buku-bukunya. Laki-laki yang memiliki paras sama persis dengannya namun minus kacamata itu pun membantu mengangkatnya berdiri dan ikut membereskan barang-barangnya yang berjatuhan.

“Kau melamun lagi?” Tanya Kyuhyun. “Bukankah sudah berkali-kali kubilang, kau tidak boleh berada di duniamu sendiri ketika berada di lingkungan yang banyak orang seperti ini.”

“Mian…” Jawab Kyujin nyaris berbisik.

Kyuhyun menatap kembarannya itu dengan lembut. Sambil merapikan anak-anak rambut yang menutupi wajah Kyujin, pria itu pun berujar , “Apa kau takut? Tenang saja kali ini nenek tidak akan memarahimu. Aku yang akan membelamu lagi nantinya. Trust me, eum…”

Kyujin mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun. Akhirnya dia berusaha memaksakan diri tersenyum untuk sekedar menenangkan hati saudara kembarnya.

Cho Kyuhyun dan Cho Kyujin, adalah kedua anak kembar identik yang berasal dari keluarga pengusaha kaya di Korea Selatan. Mereka berdua sudah yatim piatu sejak kecil. Ayah dan ibunya tewas saat mengendarai mobil saat bersama dengan mereka. Beruntung  kedua anak itu selamat dari kecelakaan tersebut. Dan si kembar akhirnya tumbuh dibawah pengasuhan Nenek mereka yang bernama Cho Hyunji.

Kerajaan bisnis keluarga Cho bergerak di bidang property, retail dan juga pendidikan. Dan sekolah dimana Kyuhyun dan Kyujin menimba ilmu itu termasuk milik dari yayasan keluarga mereka.

Cho Kyuhyun orang selalu menganggapnya si sulung. Dikarenakan kelahirannya yang 5 menit lebih cepat dibandingkan dengan adiknya. Memiki tubuh tinggi, wajah tampan, berhidung mancung dan mata berwarna hitam legam. Dia terlihat lebih dewasa dibanding Kyujin, juga lebih berani dan percaya diri. Selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya dan juga dijadikan idola oleh para gadis-gadis disekitarnya.

Dan Cho Kyujin, dia adalah sisi kebalikan dari Kyuhyun. Dia terlihat lebih rapuh, pemalu dan sering gugup. Wajahnya sama persis dengan Kyuhyun, hanya saja dia selalu mengenakan kacamata besar dengan bingkai berwana hitam. Kyujin sebenarnya juga anak yang cerdas, hanya saja dia tidak mendapatkan prestasi sebagus Kyuhyun.

Kyuhyun hebat dalam pelajaran sekolah, olahraga dan juga pergaulan. Hanya satu hal yang dikuasai Kyujin dan itu tidak dapat dilakukan Kyuhyun, yaitu bermain biola. Dan pria muda ini selalu memainkannya secara diam-diam di sebuah ruangan yang tidak terpakai dibelakang rumahnya.

Saat ini mereka berdua sudah menginjak usia 17 tahun. Seminggu lagi si kembar akan merayakan hari jadi mereka tersebut. Dan setiap mendekati hari ulang tahunnya, entah mengapa Kyujin selalu terlihat gelisah melebihi biasanya. Dia memang tidak begitu menyukai keramaian. Tapi dia juga membenci sendirian. Dia hanya akan tenang saat Kyuhyun atau neneknya berada didekatnya.

***

“Ini sudah ketiga kalinya Kyujin terjatuh saat pelajaran berkuda.” Ujar sang kepala sekolah sembari menegakkan tubunya dengan tujuan menunjukan wibawanya. Dia membuat suaranya agar terdengar lebih berat agar menarik perhatian wanita berusia 65 tahun dihapannya.

Wanita itu adalah Cho Hyunji. Usianya yang hampir mencapai kepala tujuh tersebut tak membuat wajahnya mengusut. Dia terlihat lebih muda 15 tahun dibanding dengan wanita seusianya. Iris hitam dan sorot matanya yang tajam dia wariskan kepada kedua cucunya. Dia tahu pria dihadapannya sedang berusaha menarik perhatiannya. Namun itu akan menjadi sia-sia saja. Karena pria pertama dan terakhir yang mengisi hatinya adalah suaminya Lee Donghae.

“Lalu apa kau menemukan kejanggalan dengan kudanya?”

“Aku rasa iya, karena ditubuh bagian belakang kuda tersebut ditemukan sebuah luka seperti bekas ditusuk oleh sesuatu.”

“Siapa saja orang yang berada disitu?”

“Ada teman-teman sekelasnya tentunya, tapi saat itu disekitar Kyujin tidak terdapat siapapun selain dirinya. Dia terlihat sedang mencoba menaiki kuda sendiri. Tapi sebenarnya ada yang aneh dengan ini karena setahuku Kyujin sudah trauma dengan pelajaran berkuda.”

“Apa kata Kyujin mengenai itu?”

“Dia bilang Kyuhyun yang membantunya menaiki kuda, tapi tiba-tiba saja kudanya marah dan mengamuk.”

Hyunji terdiam sesaat dan terpekur. Dia menyesali sifat cucunya yang lemah sehingga dengan mudah dibully orang lain. Dan menurutnya itu bukanlah sifat asli dari keluarganya. Berkali-kali dia mencoba berbicara dengan Kyunji tapi cucunya itu selalu terlihat ketakutan dan sikap seperti itu membuatnya kesal.

“Kami sudah memberikan perhatian penuh pada Kyunji sejak anda mengatakan kelemahan yang dimiliki anak itu. Dan kami sudah berusaha untuk memperhatikan setiap gerakan orang-orang yang berada disekitar Kyunji. Tapi entah kenapa kami selalu mengalami jalan buntu saat mengusut mengenai masalah ini.”

Sejak kecil memang Kyunji selalu menjadi magnet oleh hal-hal sial. Selain tiga kali terjatuh dari kuda, dia juga pernah dua kali hampir tenggelam saat berlibur bersama teman-temannya. Dan diliburan yang sama dia juga hampir terpeleset dari tebing saat hendak mengambil syalnya yang tersangkut. Yang terparah dan menyisakan trauma tersendiri untuknya adalah saat ulang tahunnya yang ketujuh. Dia hampir saja membakar dirinya sendiri karena tidak sabar menyalakan lilin ulang tahun di malam sebelum perhelatan itu dimulai. Beruntung saat itu salah satu babysitternya sedang terbangun dan dengan segera memadamkan api ditubuhnya.

“Cari tahu alibi semua orang di sekolah ini saat kecelakaan itu berlangsung! Walaupun Kyujin tidak terluka saat ini, tapi ini bisa terjadi lagi nanti dan mungkin lebih parah. Dan jangan sampai orang luar dan media tau mengenai Kyunji!” Perintah Cho Hyunji sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan tersebut.

***

Seminggu sudah berlalu, dan hari ini adalah hari perayaan ulang tahun kedua pewaris ‘Cho corperation’. Semua tamu penting diundang, relasi bisnis, para pejabat dan juga keluarga para selebritis pun akan datang keperhelatan ini nantinya. Sebuah aula dihotel  yang juga milik keluarga Cho itu pun dihias dan ditata seindah mungkin untuk menyambut tamu-tamu penting tersebut. Ruangan dengan tema serba putih itu menyajikan hidangan masyarakat kalangan atas. Kaviar yang disajikan dengan wine kelas satu yang berasa dari perkebunan anggur Yunani. Chef-chefnya pun langsung didatangkan dari berbagai negara seperti Italia, Indonesia dan Perancis itu pun turut menambah kelas dari acara ini.

Cho Hyunji memerintahkan dua pegawainya untuk mengawasi Kyujin khusus untuk hari ini. Karena Hyunji khawatir, seperti tahun-tahun sebelumnya Kyunji selalu diliputi perasaan ketakutan berlebihan saat hari ulang tahunnya tiba. Semenjak peristiwa pembakaran dirinya orang-orang selalu menganggap kalau anak itu memiliki kepribadian lain yang selalu berusaha menyakiti dirinya sendiri.

Hyunji sudah beberapa kali membawa anak itu ke Psikolog-psikolog ternama. Namun semuanya mengatakan hal yang sama, bahwa Kyunji memiliki karakter yang berbeda di dalam tubuhnya. Multiple Personality Disorder atau MPD. Salah satu karakter didalam tubuhnya selalu berusaha menyakiti dirinya sendiri, dan kemungkinan itu terjadi akibat pemberontakan karena kelemahan jiwanya. Dan kesimpulan itu didapatkan karena Kyujin selalu mengatakan orang yang mirip dirinyalah yang selalu berusaha menyakitinya. Hyunji sering merasa berputus asa terhadap cucunya tersebut. Padahal dia berharap kalau kedua cucunya yang akan mewarisi kerajaan bisnisnya. Tapi sepertinya itu hal yang sangat tidak mungkin mengingat kelabilan emosi yang dimiliki Kyunji.

Kyunji tidak takut dengan pesta, kue ulang tahun atau api. Saat pesta berlangsung dia masih bisa menekan rasa takutnya. Justru setiap sebelum prosesi itulah dia akan merasa tubuhnya bergetar hingga giginya bergemeletukan. Biasanya dia akan lari ke ruangan pribadinya untuk bermain biola dan semuanya akan terasa baik kembali.

Kyuhyun sudah siap dengan pakaian formalnya. Dengan kemeja yang dilapisi tuxedo berwarna hitam dia menghampiri kamar Kyunji yang berada disamping kamarnya. Tidak ada penjaga disana. Pria itu mengetuk beberapa kali kamar tersebut namun tidak ada jawaban. Lalu Kyuhyun masuk dan menemukan saudara kembarnya tengah memperbaiki senar biolanya.

“Milik siapa itu?” Tanya Kyuhyun, ada nada tidak suka didalamnya.

Kyunji menoleh dan tersenyum tipis lalu berkata, “Ini milikku. Tadi putus saat aku memainkannya”

“Sejak kapan kau main biola? Bagaimana bisa aku tidak tahu? Apa nenek tahu tentang ini?”

“Sudah 5 tahun belakangan ini. Mianhe Kyuhyun-ah, aku belum begitu lancar memainkannya. Makanya aku tidak percaya diri menunjukkannya padamu.”

Kyuhyun menatap tajam kearah Kyunji yang masih sibuk dengan aktifitas perbaikannya. Lalu dia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

“Lebih baik kau hentikan hobimu yang satu ini. Apa kau tidak tahu kalau nenek tidak menyukai biola?”

“Benarkah? Tapi aku…”

“Aku turut menyesal Ji-ya, tapi aku harus mengatakannya padamu sekarang. Atau nenek akan semakin membencimu.”

“Otteoke? Sebenarnya aku… baiklah kalau begitu.”

“Anak pintar, jadi berikan benda itu padaku. Aku akan menyembunyikannya agar nenek tidak bisa menemukannya. Kau bersiaplah, sebentar lagi kita dijemput.”

Kyuhyun keluar dari kamar itu sambil membawa biola yang menjadi teman Kyunji selama bebe