· web viewkhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan...

62
KOPERASI DAN PEMASARAN DALAM NEGERI

Upload: others

Post on 20-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

KOPERASI DAN PEMASARANDALAM NEGERI

Page 2:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …
Page 3:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

B A B X

KOPERASI DAN PEMASARAN DALAM NEGERI A. KOPERASI

1. PendahuluanTujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan secara merata. Untuk mencapai tujuan itu harus diusahakan agar kegiatan-kegiatan peningkatan produksi, pemerataan pembagian hasil pembangunan dan kegiatan perluasan kesempatan kerja berjalan ber- sama dan seimbang.

Kegiatan-kegiatan tersebut hanya akan dapat dilaksanakan se- cara bersama dan seimbang kalau golongan ekonomi lemah dapat ber-partisipasi penuh dalam usaha-usaha pembangunan. Dengan demikian maka perlu sekali adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan dan langkah- langkah guna meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Demikianlah maka koperasi merupakan wahana yang mempunyai po- tensi yang sangat besar guna meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah berperanan aktif dalam usaha-usaha pembangunan dan untuk memperlancar usaha pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Kebijaksanaan dan langkah yang diambil ditujukan untuk memungkinkan koperasi berhasil dalam usaha meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan untuk memperlancar pembagian hasil-hasil pembangunan. Dalam hubungan ini ditekankan pada pembinaan kemampuan usaha koperasi, pengembangan organisasi,

493

Page 4:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

pembinaan tenaga pembina dan penelitian perkoperasian. Di bawah ini akan dijelaskan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut.

Hasil-hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan.a. Bimbingan usaha.Pembinaan kemampuan usaha koperasi meliputi

pendidikan da- lam bidang tatalaksana, dan pendidikan dalam bidang-bidang teknis

Page 5:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

seperti pembukuan, pergudangan; perkreditan dan lain-lain. Perkembangan hasil pendidikan akan diuraikan lebih lanjut dalam pembi- caraan mengenai pengembangan tenaga pembina koperasi.

Sejak tahun 1973 bagi BUUD dan KUD dibuka kesernpatan un- tuk melaksanakan pembelian beras dari para petani dalam rangka pengadaan untuk stock nasional. Langkah ini mempunyai dua tujuan. Pertama, untuk meningkatkan kemampuan usaha BUUD dan KUD. Dan kedua, untuk mendorong BUUD dan KUD berusaha meningkat- kan kesejahteraan para petani dengan jalan menjaga agar para petani memperoleh harga yang layak untuk hasil produksi yang dijualnya. Hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kebijaksanaan ini tampak dari Tabel X - 1.

TABEL X – 1PENGADAAN BERAS STOCK NASIONAL OLEH BUUD

DAN KUD1973/74 –

Pengadaan Beras

1976/77

Dana Kredit yang disediakan

Tahun JumlahBUUD/KUD Beras (ton)

JumlahBUUD/KUD Jutaan

Rupiah1973/74 1328 253.933 1.708 12.046,81974/75 1.786 348.645 1.924 18.637,81975/76 2.437*) 366.015*) 2.689 18.873,91976/77 2.385 216.009 3.035 17.990,7

*) Angka perbaikan.

494

Page 6:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Tampak dari tabel tersebut bahwa beras yang berhasil dikum- pulkan oleh BUUD dan KUD pada tahun 1973/74 berjumlah 253,9 ribu ton. Dalam tahun 1974/75 jumlah tersebut meningkat menjadi 348,6 ribu ton beras. Tahun 1975/76 meningkat menjadi 3660 ribu ton. Dalam tahun 1976/77 jumlah yang berhasil dikumpulkan 216,0

Page 7:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

ribu ton. Penurunan itu antara lain disebabkan karena pada tahun 1976/77 harga gabah di pasaran pada umumnya berada di atas harga dasar.

Dalam tahun-tahun tersebut, di samping melaksanakan usaha pembelian beras, BUUD dan KUD juga melaksanakan kegiatan seba- gai pengecer pupuk dan obat-obatan pertanian. Perkembangan hasil kegiatan tersebut tampak pada Tabel X — 2 di bawah ini.

TABEL X - 2PENYALURAN PUPUK DAN OBAT-OBATAN OLEH BUUD

DAN KUDMUSIM TANAM, 1973 — 1976/77

RealisasiMusim Tanam Jumlah Pupu

kObat-obatanBUUD/KUD (ton) (Kg/L)

M.T. 1973 1.035 67.930 —M.T. 1973/74*) 1.586 314.010 17.662M.T. 1974') 1.680 188.474 355.682M.T. 1974/75*) 2.222 411.953 961.787M.T. 1975*) 2.163 277.052 984.169M.T. 1975/76*) 2.586 384.888 1.910.113M.T. 1976 2.212 178.853 817.892M.T. 1976/77 2.544 332.619 1.644.653

Angka perbaikan.

Untuk dapat melaksanakan pembelian beras dan gabah dari para petani serta untuk rnelaksanakan penyaluran pupuk dan obat-obatan, BUUD dan KUD telah membangun sarana-sarana berupa gudang, lantai penjemuran, kios serta penggilingan padi dan mengusahakan tersedianya pembersih beras. Pada

495

Page 8:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

akhir tahun anggaran yang lalu BUUD dan KUD sebagai keseluruhan telah memiliki gudang seba- nyak 2.692 buah, lantai penjemuran 2.443 buah, penggilingan padi 893 buah, pembersih beras 166 buah dan kios 1.869 buah. Adapun perinciannya per daerah dapat dilihat dalam Tabel X - 3 .

Page 9:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 3DAFTAR INVENTARIS/PERALATAN YANG DIMILIKI BUUD DAN KUD

PER DESEMBER 1976

496

Page 10:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Dalam tahun 1975/76 usaha pengembangan koperasi perkebunan kopra dipergiat lagi. Perkembangan hasil usaha koperasi kopra selama dua tahun ini tampak dalam Tabel X — 4.

Pengembangan koperasi cengkeh akan dimulai dalam tahun 1977/78.

Perkembangan usaha koperasi perikanan dalam tahun-tahun yang lalu ditunjukkan dalam Tabel X — 5. Sebagai persiapan peningkatan kegiatan usaha pengembangan koperasi perikanan rakyat lebih lanjut telah diadakan penelitian di 19 lokasi di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jaya.

TABEL X — 4PERKEMBANGAN USAHA BUUD DAN KUD KOPRA,

1975 – 1977

*) Data per 15 Maret 1977

TABEL X — 5PERKEMBANGAN KOPERASI PERIKANAN RAKYAT,

1973 — 1976

*) Data semester I/1976

Page 11:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

497711417 (32)

Page 12:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Hasil usaha pembangunan koperasi kerajinan rakyat selama ta-hun-tahun 1973 - 1976 ditunjukkan dalam Tabel X - 6.

TABEL X — 6PERKEMBANGAN USAHA BUUD, KUD DAN KOPERASI

KERAJINAN RAKYAT, 1973 – 1976

*) Data semester I/1976

Mengenai perkembangan permodalan koperasi dapat dikemuka- kan hal-hal berikut. Modal sendiri setiap koperasi primer terutama diperoleh dari simpanan anggota. Perkembangan simpanan anggota selama tahun-tahun 1973 — 1976 ditunjukkan dalam Tabel X — 7. Dalam Tabel tersebut tampak bahwa simpanan anggota koperasi se- lama tiga tahun tersebut berkembang dengan lebih dari 100 persen. Jumlah simpanan anggota pada tahun 1973 berjumlah Rp. 6.788,1 juta. Pada tahun 1974 simpanan tersebut meningkat dengan 29,1 persen dan menjadi Rp. 8.766,5 juta. Pada tahun berikutnya mening- kat lagi dengan 52,7 persen sehingga menjadi Rp. 13.386,7 juta. Dan dalam tahun 1976 simpanan tersebut telah bertambah menjadi Rp. 14.836,9 juta.

Untuk memenuhi kebutuhan akan dana kredit koperasi-koperasi primer memperoleh kredit dari Bank

498

Page 13:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Rakyat Indonesia dengan ja- minan dari Lembaga Jaminan Kredit Koperasi. Dana yang disediakan untuk menjamin kredit bagi koperasi-koperasi primer tersebut sam- pai sekarang berjumlah Rp. 7.640,0 juta. Darn Tabel X — 8 tampak

Page 14:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 7SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI, 1973 — 1976

(dalam jutaan rupiah)

*) Data semester I/1976

bahwa dengan dana sejumlah Rp. 7.640,0 juta tersebut, Lembaga jaminan Kredit Koperasi sejak berdirinya telah dapat menjamin vo- lume kredit sebesar Rp. 301.076,1 juta.

Untuk pembelian beras dan gabah dari petani, BUUD dan KUD memperoleh kredit dengan syarat-syarat ringan dari BRI. Untuk memperoleh kredit ini tidak perlu disediakan jaminan. Dana kredit yang disediakan dalam tahun 1973/74 berjumlah Rp. 12.046,8 juta. Tahun 1974/75 kredit tersebut berjumlah Rp. 18.637,8 juta, dalam tahun berikutnya berjumlah Rp. 18.873,9 juta; dan dalam tahun 1976/77 berjumlah Rp. 17.990,7 juta.

Untuk meningkatkan kegiatan perekonomian para pengusaha/ pedagang golongan ekonomi lemah dipedesaan telah disediakan kredit candak kulak bagi pedagang kecil/bakul di desa-desa. Kredit ini di-salurkan oleh BUUD dan KUD. Jumlah penyediaan kredit tersebut bagi masing-masing daerah yang dalam tahun 1976/77 memperoleh allokasi ditunjukkan dalam Tabel X — 9.

Dengan meningkatnya simpanan anggota, penyediaan jaminan kredit oleh LJKK serta penyediaan

Page 15:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

fasilitas perkreditan yang lain, maka modal koperasi telah meningkat sebagaimana terlihat pada Tabel X - 10. Pada tahun 1973 modal koperasi seluruhnya berjum-

499

Page 16:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 1SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI 1973 - 1976

500

Page 17:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 8REKAPITULASI DANA L.J.K.K., JAMINAN KREDIT DAN VOLUME

KREDIT YANG DIJAMIN

*) Angka diperbaiki

lah Rp. 21.858,7 juta dan pada tahun 1975 menjadi Rp. 38.816,9 juta. Selama tahun-tahun 1973, 1974 dan 1975 modal koperasi me-ningkat dengan 19,6 persen dan 48,5 persen. Pada akhir tengah tahun pertama tahun 1976 modal koperasi telah menjadi Rp. 44.215,0 juta.

Sebagai hasil dari langkah-langkah yang telah ditempuh dalam pembinaan wirausaha dalam bidang perkoperasian usaha koperasi selama ini berkembang pesat. Ini tampak dari Tabel X — 11. Dari tahun 1973, 1974 dan 1975 nilai usaha koperasi meningkat dengan 43,7 persen dan 63,4 persen. Pada tengah tahun pertama tahun 1976 nilai usaha koperasi berjumlah Rp. 86.423,6 juta.

b. Pembinaan organisasi.

Kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan dalam rangka pembinaan usaha koperasi seperti yang dipaparkan di atas juga dimaksudkan untuk membantu memperkokoh

Page 18:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

organisasi koperasi-501

Page 19:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 9KEGIATAN PELAKSANAAN PERKREDITAN CANDAK KULAK

PER TANGGAL 1 APRIL 1977

502

Page 20:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 10MODAL KOPERASI, 1973 — 1976

(dalam jutaan rupiah)

Tingkat 1973 1974 1975 1976 *)

Koperasi Primer 8.426,8 12.520,1 21.112,0 25.854,Pusat Koperasi 2.308,2 2.446,6 3.209,5

3.593,0Gabungan Koperasi

1.497,9 1.542,7 1.738,4 2.010,8Induk Koperasi 9.625,8 9.625,8 12.757,0 12.757,0

J u m l a h 21.858,7 26.135,2 38.816,9 44.215,0

*) Data Semester I/1976

TABEL X — 11VOLUME USAHA KOPERASI, 1973 — 1976 (dalam jutaan

rupiah)

Tingkat 1973 1974 1975 1976 *)

Koperasi Primer 27.612,1

49.438,3 90.232,856.410,3Pusat Koperasi 8.292,8 8.100,7

Gabungan Koperasi 7.893,9

10.969,1 13.315,08.428,9Induk Koperasi 19.700,

819.700,8 32.771,9

16.385,0

J u m l a h 61.513,3

88.401,0 144.420,486.423,6

*) Data Semester I/1976.

503

Page 21:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 2MODAL KOPERASI TAHUN 1973 – 1976

504

Page 22:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 3VOLUME USAHA KOPERASI, 1973 - 1976

505

Page 23:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

koperasi primer. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut, dalam usaha memantapkan perkembangan organisasi koperasi diselenggarakan juga jenis-jenis pendidikan yang lain.

Pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun ini memberikan hasil-hasil yang antara lain dapat dilihat dari Tabel X - 12.

TABEL X — 12

JUMLAH KOPERASI SELURUH INDONESIA, 1973 — 1976

Tingkat 1973 1974 1975 1976*)

Koperasi Primer 18.970

22.184 21.574

22.39Pusat Koperasi 683 655 666 678Gabungan Koperasi 127 126 137 130Induk Koperasi 15 15 12 12Jumlah 19.79

522.980 22.3

8923.2

14•) Data Semester I/1976.

Dari Tabel X ― 12 terlihat bahwa jumlah koperasi dalam tahun- tahun 1973 sampai dengan tahun 1976 meningkat dari 19.795 menjadi 23.214 buah.

Penurunan yang terjadi antara tahun 1974 ― 1975 dan 1975 ― 1976 merupakan akibat daripada pelaksanaan kebijaksanaan integrasi horizontal yang dilaksanakan selama tahun-tahun tersebut. Dengan terlaksananya kebijaksanaan tersebut maka koperasi-koperasi yang terdapat dalam satu Unit Desa digabung menjadi satu BUUD dan KUD, sehingga masing-masing koperasi dapat menjadi satu kesatuan usaha yang dapat bekerja dengan segala usaha yang berdaya guna.

506

Page 24:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Dalam pembinaan perkoperasian, selama ini diutamakan BUUD dan KUD. Pengutamaan ini perlu sekali karena mengingat hal-hal berikut. Sebagian besar dari penduduk Indonesia hidup di pedesaan dan bermata-pencaharian di sektor pertanian, perkebunan rakyat, kerajinan dan perikanan.

Page 25:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X - 4JUMLAH KOPERASI SELURUH INDONESIA,

1973 - 1976

507

Page 26:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

BUUD dan KUD dikembangkan didaerah pedesaan dan terutama mencakup bidang pertanian. Memberikan perhatian khusus kepada pembinaan BUUD dan KUD berarti memberikan perhatian khusus terhadap lembaga yang diharapkan menjadi wahana utama untuk meningkatkan pendapatan bagian terbesar penduduk yang pada umum- nya berpendapatan rendah. Dengan demikian memberikan prioritas kepada pembinaan BUUD dan KUD, di samping sesuai dengan watak sosial koperasi juga sesuai dengan tujuan perataan pembagian hasil- hasil pembangunan. Khusus mengenai BUUD perlu selalu diingat bahwa badan ini merupakan bentuk transisi daripada Koperasi Unit Desa.

Perkembangan jumlah BUUD dan KUD sejak tahun 1973 ditun- jukkan dalam Tabel ― 13. Dalam tahun 1973 jumlah BUUD se- banyak 1.752 buah dan KUD berjumlah 609 buah. Dalam tahun 1976 BUUD berjumlah 1.213 buah dan KUD telah berjumlah 2.657 buah.

Perkembangan jumlah anggota BUUD dan KUD serta koperasikoperasi primer yang lain merupakan salah satu indikasi utama me- ngenai perkembangan kemampuan sistem koperasi dalam meningkat- kan partisipasi golongan ekonomi lemah dalam bidang pembangunan. Perkembangan jumlah anggota seluruh koperasi terlihat dari Tabel X ―14.

Dari Tabel tersebut ternyata bahwa kegiatan untuk pengembang- an anggota koperasi masih perlu sekali diintensipkan. Namun dari tabel tersebut juga tampak bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah anggota yang cukup ber-arti.

c. Pembinaan tenaga pembina.

Telah dikemukakan di atas bahwa pelaksanaan

Page 27:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

pendidikan pem-bina meliputi pembinaan tenaga di lingkungan Pemerintah dan di lingkungan Gerakan Koperasi. Dalam lingkungan Pemerintah pendi-dikan ini diberikan dengan menyelenggarakan kursus-kursus penyu- luhan koperasi, penilaian proyek, akuntansi, administrasi, perkreditan dan sebagainya.

508

Page 28:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 13JUMLAH BUUD DAN KUD DI SELURUH INDONESIA

1973 – 1976

509

Page 29:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 5JUMLAH BUUD DAN KUD DISELURUH INDONESIA

1973 – 1976

510

Page 30:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 14

JUMLAH ANGGOTA KOPERASI PRIMER, 1973 — 1976(dalam ribuan)

Jenis 1973

1974 1975 1976 *)

Koperasi di bidang Pertanian

513 3.358 6.179 6.179Koperasi bukan Pertanian 2.459 1.432 1.267 1.300

J u m l a h 2.972 4.790 7.446 7.479

*) Data semester 1/1976.

Jumlah tenaga pembina yang telah mengikuti kursus tersebut telah berkembang .seperti yang tampak dalam Tabel X — 15.

Perkembangan pendidikan untuk para pembina koperasi di lingkungan Gerakan Koperasi dapat dilihat dari Tabel X — 16 di bawah ini.

Perlu dikemukakan bahwa kegiatan pendidikan di bidang perkoperasian selama ini dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Peme- rintah Daerah dan Gerakan Koperasi.

d. Penelitian perkoperasianPenelitian atau survey yang telah dilakukan guna

memperoleh informasi untuk dasar kebijaksanaan dan untuk persiapan penyusun- an sesuatu proyek pembangunan dari tahun 1975/76 sampai dengan tahun 1976/77 antara fain mencakup persiapan pengembangan kope- rasi perikanan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jaya,

persiapan pengembangan koperasi pertanian di daerah 511

Page 31:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

trans- migrasi pasang surut dan non pasang surut, persiapan pengembangan koperasi tebu rakyat dan panili, persiapan pembangunan Farmers Cooperative Centre di Luwu, persiapan pemasaran karet rakyat di

Page 32:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 8JUMLAH ANGGOTA KOPERASI PRIMER

1973 – 1976

512

Page 33:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 15PENDIDIKAN TENAGA PEMBINA DI LINGKUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL KOPERASI,1973/74 — 1976/77

*) Pembina tingkat I dan II Kredit Candak KulakSumatera Utara, pengembangan koperasi lada di Sumatera Selatan dan persiapan pemasaran sapi kereman di Wonosobo, Semarang, Bantul, Lumajang dan Magetan.

B. PEMASARAN DALAM NEGERI

1. PendahuluanYang dimaksudkan dengan pemasaran adalah segala

kegiatan yang dilaksanakan untuk menyampaikan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan sarana produksi dari produsen ke konsumen. Pemasaran barang-barang konsumsi dan bahan-bahan sarana produksi mencakup kegiatan pemasaran dari kota yang satu ke kota yang lain, dari kota-

513711417 (33)

Page 34:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X ― 16PENDIDIKAN TENAGA KADER DARI LINGKUNGAN

GERAKAN KOPERASI1973/74 ― 1976/77

Jenis Pendidikan 1974/75

1975/76 1976/77

1. Manager BUUD/KUD/KOP

647

727 999 4632. Juru buku 36

7134 676 520

3. Petugas pembelian Pemasaran

— — — —

4. Petugas gudang — — — 40

5. Petugas pupuk/obat-obatan

59 77 589 173

6. Kepala Bagian Kredit — — ― 533

7. Pengamat Perkreditan — — ― 533

8. Masinis RMU 249

33 ― —9. Pengurus BUUD/KUD/KOP

584

609 1.279 46610. Kader BUUD/KUD/

KOPERASI 4.094

4.761 3.163 5.548

11. Badan Pemeriksa — — — 160

J u m l a h 6.341 6.706 8.436

kota ke pedesaan dan sebaliknya, dari daerah yang satu ke daerah yang lain, dari pulau yang satu ke pulau yang lain dan kegiatan pe- masaran ke luar negeri.

Di samping itu kegiatan pemasaran juga meliputi kegiatan- kegiatan yang dimaksudkan untuk menjembatani pemisahan antara waktu produksi sesuatu bahan dan waktu pemanfaatannya.

Kebijaksanaan dalam bidang pemasaran mempunyai beberapa tujuan. Pertama, menjamin keseimbangan antara persediaan dan per-mintaan akan barang-barang dan bahan-bahan pada tingkat harga yang wajar. Kedua, peningkatan kelancaran pemasaran barang-ba- rang, baik barang-barang sarana produksi maupun barang-barang konsumsi. Ketiga,

Page 35:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

meningkatkan daya guna sistim pemasaran barang-barang di dalam negeri pada umumnya.

514

Page 36:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Keempat, memperluas pasaran bahan-bahan dan barang-barang hasil produksi dalam negeri, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sesuai dengan peranan bahan atau barang yang bersangkutan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan kebutuhan industri dalam negeri serta peranannya dalam menentukan pendapatan para produ- sen.

Akhirnya perlu disebutkan juga tujuan kebijaksanaan pemasaran yang lain yang tidak kalah penting dibanding dengan tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas. Yaitu meningkatkan perkembangan wira usaha dalam bidang perdagangan. Sehubungan dengan hal ini akan ditingkatkan pula peranan pedagang golongan ekonomi lemah dalam sistim perdagangan di negara kita.

2. Langkah-langkah Kebijaksanaan dan Hasil-hasil Pelaksanaannya

a. Penyelenggaraan stock nasionalUntuk menjaga keseimbangan antara penawaran

dan permintaan akan barang-barang dan bahan-bahan industri dalam tahun 1976/77 dilaksanakan juga penyediaan sarana penyangga nasional. Pelaksa- naan kebijaksanaan itu telah berhasil menjaga kemantapan harga barang-barang kebutuhan pokok dan bahan-bahan penting. Kebijak- sanaan tersebut, di samping meliputi beras dan gula, juga meliputi beberapa jenis bahan penting yang lain. Misalnya pupuk, semen, besi beton, kertas koran, aspal dan bahan obat-obatan. Pelaksanaan kebijaksanaan tersebut berhasil menelorkan keadaan seperti digam- barkan di dalam tabel-tabel di

515

Page 37:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

bawah ini.Tabel-tabel X — 17 dan X — 18 masing-masing

menunjukkan perkembangan harga semen di beberapa kota dan harga besi beton di Jakarta selama tahun-tahun 1973/74, 1974/75, 1975/76 dan 1976/77.

Tabel X 19 menunjukkan realisasi pengadaan dan penyalur- an beberapa barang penting di seluruh Indonesia tahun 1975 dan 1976 dalam rangka pengadaan stock nasional.

Page 38:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 17PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN SEMEN

DI MEDAN, JAKARTA DAN SURABAYA1973/74 – 1976/77

(Rp/Zak)

516

Page 39:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 7PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA ECERAN SEMEN DI

MEDAN, JAKARTA, SURABAYAAPRIL 1976 – Maret 1977

517

Page 40:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X ― 18

PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN BESI

BETON

DI JAKARTA,

1974/75 ― 1976/77

(Rp/Kg)

1974/75

1975/76

1976/77

April 195,41

184,81

152,20

M e i 202,80

177,19

152,24

J u n 204,79

153,39

152,23

J u 1 i 196,88

149,84

152,24

Agustus 189,50

149,85

152,24

September 188,26

149,82

152,24Oktober 184,7

8149,8

2152,24

Nopember 183,81

149,85

152,24

Desember 182,74

149,85

152,24Januari 182,7

2151,8

1152,24

Pebruari 182,80

151,76

136,78M a r e t 182,7

9152,2

2Selanjutnya dalam Tabel-tabel X – 20, X – 21, X – 22

dan X –23 ditunjukkan perkembangan harga-harga minyak goreng, gula pasir, minyak tanah dan tekstil, di beberapa kota selama tahun- tahun 1973/74, 1974/75, 1975/76 dan 1976/77. Khusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi.

518

Page 41:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran.

Suatu hal penting yang dapat menimbulkan ketidak lancaran dalam pemasaran barang-barang dan bahan-bahan adalah faktor ke-

Page 42:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

GRAFIK X – 8PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN BESI BETON DI JAKARTA

1974/75 – 1976/77

519

Page 43:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 19REALISASI PENGADAAN DAN PENYALURAN BEBERAPA BARANG PENTING

DALAM RANGKA STOCK NASIONAL1975 - 1976

*) Data dari bulan Januari s/d Nopember**) Data dari bulan Januari s/d Desember***) Hanya pupuk Bimas dan Imas

520

Page 44:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 20PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN MINYAK GORENG

DI MEDAN. JAKARTA DAN SURABAYA1973/74 – 1976/77

(Rp/Botol)

521

Page 45:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 21PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN GULA PASIR

DI MEDAN. JAKARTA DAN SURABAYA1973/74 – 1976/77

(Rp/Kg)

522

Page 46:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 22PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN MINYAK TANAH

DI MEDAN, JAKARTA DAN SURABAYA1973/74 – 1976/77

(Rp/botol)

*) Rp/Liter

523

Page 47:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X – 23PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA ECERAN TEKSTIL KASAR

DI MEDAN, JAKARTA DAN SURABAYA1973/74 – 1976/77

(Rp/Meter)

524

Page 48:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

kurangan fasilitas penyimpanan. Perkembangan fasilitas pergudang- an selama ini kurang dapat mengimbangi perkembangan kebutuhan. Di antara gudang-gudang yang adapun banyak yang kurang meme- nuhi syarat. Demikianlah, maka untuk meningkatkan kelancaran pemasaran barang-barang diambil kebijaksanaan untuk mendorong pembangunan gudang-gudang.

Dalam pembahasan mengenai pangan dan gizi serta dalam pembicaraan mengenai koperasi telah dikemukakan hasil-hasil pemba- ngunan gudang-gudang beras dan gabah yang telah dicapai. Dengan adanya hasil-hasil tersebut maka banyak gudang-gudang yang selama ini dipergunakan untuk menyimpan beras dan gabah dapat diper- -gunakan untuk keperluan lain.

Selanjutnya dalam tahun 1975/76 seperti tampak pada Tabel X — 24 telah dibangun juga gudang-gudang pupuk, meliputi 36 unit seluas 51.840 m2, tersebar di daerah-daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Kalimantan Selatan. Dalam tahun 1976/77 gudang-gudang tersebut siap dipakai. Dengan terselesaikannya gudang tersebut penyimpanan pupuk di tingkat ka-bupaten bertambah dengan kapasitas 126.000 ton.

TABEL X — 24PEMBANGUNAN GUDANG-GUDANG PUPUK,

1975/76

Page 49:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

525

Page 50:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Kebutuhan akan tambahan fasilitas pergudangan masih sangat besar, teristimewa di daerah-daerah pedesaan. Karena itu kebijak- sanaan untuk mendorong pembangunan gudang-gudang di daerah pedesaan masih. terus diperlukan.

c. Peningkatan daya guna sistim pemasaranDalam rangka memperkembangkan prasarana

kelembagaan dan peningkatan daya guna pemasaran maka diambil langkah-langkah berikut :

(1) Dalam tahun 1975/76 telah disusun konsep standar kon- sensus barang ekspor yang meliputi 35 jenis komoditi. Dalam tahun 1976/77 kegiatan tersebut dilanjutkan dan dapat tersusun konsep standar konsensus untuk 20 jenis komoditi. Dad standar-standar konsensus tersebut dengan SK Menteri Perdagangan No. 266 /Kp/X/76 telah ditetapkan standar mutu barang-barang ekspor untuk 49 ko- moditi. Dengan standar mutu barang-barang tersebut Para produsen akan-

memperoleh kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan kwalitas yang mereka hasilkan. Sedang para konsumen akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh barang dengan kwalitas yang diinginkan pada tingkat harga yang wajar.

(2) Dalam tahun 1976/77 penyusunan undang-undang tera masih diteruskan dengan melaksanakan penyempurnaan-penyempur- naan yang diperlukan. Setelah selesai penyempurnaan itu segera akan diajukan ke DPR untuk disyahkan sebagai undang-undang. Ran- cangan peraturan-peraturan pelaksanaan tehnisnya juga telah diper-siapkan.

Untuk meningkatkan ketertiban dalam pengukuran 526

Page 51:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

barang-ba- rang yang diperdagangkan, selain penyempurnaan undang-undang tera, juga telah ditingkatkan penyediaan saran kemetrologian dan peningkatan peneraan ulang alat-alat ukur yang dipakai dalam perdagangan. Di samping itu untuk memperluas pelayanan tera ulang dan untuk pengawasan serta pengembangan kegiatan-kegiatan ke-

Page 52:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

metrologian telah ditingkatkan pula kemampuan tenaga-tenaga penera pada kantor-kantor metrologi di daerah. Selanjutnya dewasa ini telah dipersiapkan pembukaan dinas-dinas tera baru di daerah yang belum ada.

(3) Rancangan undang-undang daftar perusahaan telah selesai disusun dan segera diajukan ke DPR. Rancangan peraturan pelak- sanaan juga telah dipersiapkan.

(4) Dalam tahun 1976/77 ini juga telah dipersiapkan per- aturan pelaksanaan dari undang-undang barang.

d. Pameran DagangSebagaimana tahun-tahun sebelumnya, usaha

memperluas pa- saran barang-barang produksi dalam negeri dalam tahun 1976/77 juga diujudkan dalam bentuk penyelenggaraan pameran dagang.

Dalam tahun 1975/76 sebanyak 100 perusahaan ikut serta dalam kegiatan pameran dagang, sedang dalam tahun 1976/77 kegiatan ini diikuti oleh 152 perusahaan yang berasal dari berbagai daerah di- seluruh Indonesia.

Secara bertahap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan akan di- perluas sehingga pameran dagang ini akan merupakan suatu pusat pelayanan, pengarahan dan bimbingan bagi para produsen/peng- usaha, pusat pengembangan desain, pusat informasi dan pusat pene- litian din analisa pasar. Di pameran ini para pengusaha, pedagang dan industriawan diharapkan akan memperoleh informasi untuk mengetahui selera konsumen, harga bahan-bahan, cara pengemasan, cara pembayaran, cara pengiriman dan lain-lain.

527

Page 53:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Di samping pengunjung dari dalam negeri, pameran dagang yang diselenggarakan dalam tahun 1976/77 juga memperoleh perhatian dari pihak luar negeri.

e. Pengembangan usaha niaga

Dalam rangka pengembangan usaha niaga ini dalam tahun 1976/77 tetap dilanjutkan serta dikembangkan kebijaksanaan-kebijak-sanaan yang telah dilakukan dalam tahun-tahun sebelumnya.

Page 54:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

(1) Pengakhiran kegiatan dagang asing

Pasal 6 ayat a Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang pe- nanaman modal dalam negeri menetapkan bahwa bidang perdagang- an terbuka bagi kegiatan asing sampai dengan tanggal 31 Desember 1977. Dalam hubungan ini, mulai tahun yang lalu telah diambil langkah-langkah persiapan untuk pelaksanaan ketentuan tersebut.

(2) Penertiban dan pengawasan terhadap dagang asing

Dalam tahun 1976/77 juga mulai diadakan persiapan untuk penertiban dan peningkatan pengawasan Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing. Penertiban den pengawasan terhadap perusahaan perdagangan asing itu perlu dilakukan guna memperluas kesempatan bagi pengusaha/tenaga nasional serta guna meningkatkan ketram- pilan mereka dan dengan demikian menjadi semakin mampu untuk bertindak selaku penyalur/agen nasional dan atau penyalur/agen daerah.

Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing selaku agen penjual- an dan agen pabrik di luar negeri diperkenankan melakukan kegiatan pemasaran, seperti riset pemasaran, survei, pengawasan penjualan dan promosi penjualan, tetapi tidak diperkenankan melakukan peng-imporan dan penjualan. Perwakilan selaku agen pembelian diper- kenankan melakukan pembelian dan ekspor melalui eksportir na- sional.

Dewasa ini terdapat kira-kira 200 perwakilan perusahaan perdagangan asing. Di antara mereka dari Jepang yang jumlahnya ter- besar, lebih dari 70. 528

Page 55:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

Belanda dan Jerman menduduki tempat yang sama, sekitar 20. Amerika Serikat, Inggris dan Perancis masing- masing sekitar 10. Sisanya terdiri atas perwakilan dari perusahaanperusahaan Hongkong, Singapura, Italia, Korea Selatan, Australia, Swis dan lain-lainnya.

(3) Pembinaan usaha leasing

Sebagai salah satu hasil perkembangan industri di negara kita para usahawan produsen telah terdorong untuk mencari dan menum-

Page 56:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

buhkan pasaran dengan berbagai cara bagi hasil produksinya. Salah satu akibat dari kegiatan itu ialah adanya pertumbuhan usaha "lea- sing" barang dan alat. Kegiatan leasing meliputi sewa beli, jual beli secara angsuran serta sewa menyewa.

Sejak tahun 1976/77 telah diambil langkah-langkah pembinaan dan pengembangan kegiatan "leasing". Dalam hubungan ini ke- giatan yang telah dilaksanakan adalah mempersiapkan landasan dan pengaturan hukum yang diperlukan bagi pengembangan usaha ter- sebut.f. Peningkatan peranan pedagang golongan ekonomi lemah

Dalam tahun 1976/77 usaha meningkatkan peranan pedagang golongan ekonomi lemah tetap memperoleh prioritas utama.

Persoalan yang dihadapi oleh pedagang-pedagang golongan ekonomi lemah meliputi banyak hal. Yang terpenting diantaranya ada- lah persoalan-persoalan ketrampilan dan persoalan fasilitas perkre- ditan. Juga banyak diantara mereka yang masih menghadapi per- soalan tempat berdagang.

Menyadari akan adanya persoalan tersebut sejak akhir Repelita I diambil langkah-langkah untuk menyediakan Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen atau yang dikenal sebagai KIK dan KMKP. Dalam bab lain dikemukakan bagaimana perkembangan pelaksanaan kebijaksanaan

Kebijaksanaan untuk meningkatkan ketrampilan mereka sejak tahun 1975/76 mulai terujud dalam langkah-langkah yang kongkrit. Sejak tahun itu untuk mereka telah dilaksanakan penataran dan disediakan kesempatan untuk berkonsultasi.

Dari Tabel X — 25 tampak bahwa selama tahun-529

Page 57:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

tahun 1975/76 dan 1976/77 sebanyak 1.708 pedagang telah memperoleh kesempat- an untuk mengikuti penataran dan sebanyak: 1.285 pedagang telah berkesempatan untuk memperoleh konsultasi.

Demi kepentingan para pedagang golongan ekonomi lemah dalam tahun 1976/77 dikeluarkan Inpres Pasar. Inpres tersebut bertujuan

Page 58:  · Web viewKhusus mengenai perkembangan harga beras telah dikemukakan dalam bab mengenai pangan dan gizi. b. Peningkatan daya hasil dan daya guna pemasaran. …

TABEL X — 25PEMBINAAN PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH,

1975/76 — 1976/77(orang)

membantu Pemerintah-pemerintah Daerah agar mampu memugar dan membangun pasar dengan cara-cara pembiayaan yang memungkinkan para pedagang golongan ekonomi lemah memperoleh tempat berdagang yang menguntungkan usaha perdagangannya.

530