bab ii tinjauan umum mengenai agency penagih dan … · 2017-04-01 · mengenai tata cara...

30
21 BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN KARTU KREDIT 2.1. Agency Penagih 2.1.1. Pengertian Agency Penagih Agency Penagih pada umumnya dikenal dengan sebutan “Debt Collectoryang berasal dari bahasa Inggris yaitu “debt” dan “collector”. “Debt” berarti hutang dan “collector” berarti pengumpul, sehingga Debt Collector dapat dikatakan sebagai pengumpul hutang atau penagih hutang. Namun istilah Debt Collector dianggap mencerminkan kriteria penagihan yang mengutamakan tindakan kekerasan dan dianggap tidak pantas digunakan pada bank-bank besar di Indonesia. Pihak BNI sendiri menyebutnya dengan sebutan “Agency Penagihan”. Agency Penagih adalah pihak ketiga yang menghubungkan antara kreditur dengan debitur dalam hal penagihan hutang kartu kredit. Penagihan tersebut hanya dilakukan apabila kualitas tagihan kredit yang dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan, macet, dan bermasalah. 18 Penggunaan jasa Agency Penagih biasanya terkait dengan hutang piutang yang telah memasuki kriteria kredit macet. Pada dasarnya tidak ada peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur tentang Agency Penagih di Indonesia, namun dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 dan Surat Edaran Bank Indonesia 18. Masrudi Muchtar, 2013, Debt Collector Dalam Optik Kebijakan Hukum Pidana, Aswaja Presindo, Yogyakarta, h. iii.

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

  21

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN

KARTU KREDIT

2.1. Agency Penagih

2.1.1. Pengertian Agency Penagih

Agency Penagih pada umumnya dikenal dengan sebutan “Debt Collector”

yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “debt” dan “collector”. “Debt” berarti

hutang dan “collector” berarti pengumpul, sehingga Debt Collector dapat

dikatakan sebagai pengumpul hutang atau penagih hutang. Namun istilah Debt

Collector dianggap mencerminkan kriteria penagihan yang mengutamakan

tindakan kekerasan dan dianggap tidak pantas digunakan pada bank-bank besar di

Indonesia. Pihak BNI sendiri menyebutnya dengan sebutan “Agency Penagihan”.

Agency Penagih adalah pihak ketiga yang menghubungkan antara kreditur dengan

debitur dalam hal penagihan hutang kartu kredit. Penagihan tersebut hanya

dilakukan apabila kualitas tagihan kredit yang dimaksud telah termasuk dalam

kategori kolektibilitas diragukan, macet, dan bermasalah.18 Penggunaan jasa

Agency Penagih biasanya terkait dengan hutang piutang yang telah memasuki

kriteria kredit macet.

Pada dasarnya tidak ada peraturan perundang-undangan yang khusus

mengatur tentang Agency Penagih di Indonesia, namun dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 dan Surat Edaran Bank Indonesia

                                                            18. Masrudi Muchtar, 2013, Debt Collector Dalam Optik Kebijakan Hukum Pidana,

Aswaja Presindo, Yogyakarta, h. iii.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

22

No.14/20/DPNP Perihal Prinsip Kehati-hatian bagi Bank Umum yang Melakukan

Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain mengatur

mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan

penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) yaitu pihak ketiga yang

secara umum masyarakat lebih mengenal dengan sebutan Agency Penagih.

Prinsip kerja Agency Penagih adalah bekerja berdasarkan kuasa dari

kreditur dalam penagihan hutang. Pasal 1792 KUHPerdata menyebutkan bahwa:

“Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang memberikan

memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya utnuk atas

namanya menyelenggarakan suatu urusan”. Hal tersebut mengartikan bahwa

Agency Penagih sebagai pihak ketiga bekerja atas kuasa dari bank yang

bersangkutan dalam hal penagihan hutang. Sehingga pekerjaan Agency Penagih

dianggap sah selama dalam proses penagihannya dilakukan dengan tata cara yang

tidak melawan hukum.

2.1.2. Sejarah Munculnya Agency Penagih

Pada umumnya, penggunaan istilah Agency Penagih dalam dunia

perbankan bukanlah hal yang baru. Penggunaan jasa Agency Penagih bukan hanya

diterapkan di Indonesia, diluar negeri pun juga jasa ini dipakai untuk menagih

hutang-hutang debitur yang menumpuk.

Debitor yang mengalami permasalahan dalam pembayaran dibagi atas

beberapa tingkat permasalahan yang mungkin kriteria ini digunakan di beberapa

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

23

bank, yaitu tunggakan 1 sampai dengan 7 hari, 8 sampai dengan 30 hari, 31

sampai dengan 150 hari, dan diatas 150 hari.19

a. Untuk tunggakan 1 sampai dengan 7 hari, biasanya masih melalui Desk

Collector yaitu karyawan-karyawan internal perusahaan yang bertugas

mengingatkan keterlambatan pembayaran kredit.

b. Untuk tunggakan hari ke-8 hingga hari ke-30, penagihannya dilakukan

oleh internal atau field collector.

c. Untuk tunggakan hari ke-31 hingga hari ke-150, penanganan mulai

dilakukan oleh problem account officer pada bank yang bersangkutan.

Setiap bank penanganannya berbeda-beda, ada yang masih dapat

dilakukan sendiri dengan karyawan internal mereka, ada pula yang sudah

melimpahkan kuasanya kepada pihak ke-3 yaitu Agency Penagih.

Pelimpahan kuasa tersebut dianggap perlu bagi pihak bank, karena tidak

mungkin jumlah karyawan internal yang sangat terbatas harus terus menerus

menagih hutang debitur.

Selain itu, Agency Penagih ini muncul ketika suatu bank tidak ingin

memilih jalur hukum perdata hanya untuk menagih hutang debiturnya sehingga

pihak bank lebih memilih penagihan dengan melalui pihak ketiga. Hotman Paris

Hutapea dalam seminar yang berjudul “Problematika Penagihan Utang” di Jakarta

pada Kamis, 28 April 2011 silam mengatakan bahwa mahalnya biaya perkara di

                                                            19. Diakses dari url: http://rynaldo-batubara.blogspot.co.id/2011/11/masih-tentang-

debt-collector.html pada hari Minggu, 7 Februari 2016 pukul 17.30 WITA.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

24

pengadilan disbanding total tunggakan nasabah, membuat bank lebih memilih

menggunakan jasa Agency Penagih.

2.1.3. Tugas Dan Wewenang Agency Penagih

Peran Agency Penagih dalam penagihan hutang kartu kredit memang

dianggap dapat menyelesaikan permasalahan hutang dengan cepat dan efisien.

Dan pada praktiknya, tidak sedikit bank yang menggunakan jasa ini dalam

penagihan hutangnya. Agency Penagih merupakan pihak ketiga yang diberikan

kuasa oleh sebuah bank dalam hal penagihan hutang debiturnya. Sehingga,

wewenang dari Agency Penagih hanyalah sebatas apa yang telah dilimpahkan dari

bank seperti menagih hutang, melacak keberadaan debitur, sampai dengan

tindakan penyitaan barang-barang debitur.

Sedangkan, tugas dari Agency Penagih itu sendiri adalah:20

1. Menangani penunggakan hutang kartu kredit nasabah bank yang

bersangkutan;

2. Bekerja secara efektif, cepat, tidak mengulur-ulur waktu dalam penagihan

hutang kartu kredit.

3. Menagih sesuai dengan batasan-batasan yang sudah ditetapkan.

2.1.4. Pengaturan Mengenai Agency Penagih Dalam Sistem Perbankan

Hingga saat ini, belum ada peraturan khusus yang mengatur secara rinci

mengenai Agency Penagih dalam sistem perbankan di Indonesia, namun Peraturan

Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank

                                                            20. Diakses dari url: http://ahliperbankan.com/peran-debt-collector-dalam-penagihan-

kredit-macet/ pada hari Minggu, 7 Februari 2016 pukul 18.02 WITA.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

25

Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat

Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) juncto Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 14/20/DPNP Perihal Prinsip Kehati-hatian bagi Bank Umum

yang Melakukan Peyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Lain,

setidaknya mengatur mengenai tata cara penagihan melalui pihak ketiga atau yang

biasa disebut Agency Penagih.

Dalam Pasal 17B Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/2012, disebutkan

bahwa dalam penagihan kartu kredit, bank penerbit wajib mematuhi pokok-pokok

etika penagihan hutang kartu kredit. Serta penerbit wajib menjamin bahwa

penagihan hutang kartu kredit tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam BAB IV angka 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

14/20/DPNP, disebutkan beberapa kewajiban bank dalam menerapkan kebijakan

dan prosedur mengenai penagihan kredit:

a. Menginformasikan kepada debitur apabila penagihan atas kewajiban

debitur telah diserahkan kepada Pihak Penyedia Jasa (PPJ);

b. Memastikan bahwa penagihan kredit oleh PPJ dilakukan dengan cara-cara

yang tidak melanggar hukum;

c. Menyusun etika penagihan kredit yang harus dituangkan dalam perjanjian

Alih daya;

d. Memastikan bahwa tenaga penagihan telah memperoleh pelatihan yang

memadai terkait dengan tugas penagihan dan etika penagihan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

26

e. Menatausahakan identitas setiap tenaga penagih;

f. Memastikan bahwa dalam melakukan penagihan PPJ mematuhi pokok-

pokok etika penagihan kredit yang dimuat dalam perjanjian Alih Daya,

antara lain:

1) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan ancaman,

kekerasan, dan/atau tindakan yang mempermalukan debitur;

2) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan tekanan secara

fisik maupun verbal;

3) Penagihan dilarang dilakukan pada pihak selain debitur;

4) Penagihan menggunakan sarana komunikasi dilarang dilakukan secara

terus menerus yang bersifat mengganggu;

5) Penagihan hanya dapat dilakukan pada pukul 08.00 sampai dengan

pukul 20.00 walayah waktu debitur;

6) Penagihan diluar waktu sebagaimana dimaksud pada angka 5) hanya

dapat dilakukan atas dasar persetujuan dan/atau perjanjian dengan

debitur;

7) Petugas penagih wajib menggunakan kartu identitas resmi yang

dikeluarkan oleh Bank, yang dilengkapi dengan foto diri yang

bersangkutan; dan

8) Penagihan hanya dapat dilakukan ditempat alamat penagihan atau

domisili debitur.

g. Bank wajib memastikan bahwa PPJ juga mematuhi etika penagihan yang

ditetapkan oleh asosiasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

27

2.2. Kredit dan Kartu Kredit

2.2.1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Italia yaitu Credere yang berarti kepercayaan.

Hal ini berarti kepercayaan dari kreditur kepada debiturnya bahwa debitur akan

mengembalikan pinjaman serta bunganya sesuai dengan waktu atau hal lain yang

diperjanjikan oleh kedua belah pihak. Kredit yang berarti “kepercayaan” dalam

perspektif hukum dapat berarti:21

1) Bahwa perjanjian kredit oleh bank kepada nasabahnya yang terlebih

dahulu dibuatkan suatu perjanjian (hukum perjanjian) tidaklah berarti bank

tidak percaya dengan nasabahnya, tetapi perjanjian (kredit) tersebut

sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti (hukum pembuktian) bagi para

pihak apabila terjadi perselisihan di kemudian hari.

2) Bahwa perjanjian kredit yang dibuat antara bank dengan nasabahnya

adalah sarana untuk menuangkan segala macam jenis kesepakatan dan

persyaratan kredit yang ada, termasuk cara-cara pembayaran bagi

nasabahya dalam melaksanakan prestasinya.

Menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, kredit adalah semua jenis pinjaman

yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan

perjanjiann yang telah disepakati.22 Kredit adalah kemampuan untuk

                                                            21. H.R. Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit Dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, h. 22.

22. H. Malayu S.P. Hasibuan, 2011, Dasar-Dasar Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 87.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

28

melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu

janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.23

Istilah kredit dalam bahasa Belanda yaitu “Vertrouwen” dan dalam bahasa

Inggris yaitu “Trust” yang sama-sama berarti kepercayaan. Oleh karena itu

prinsip utama dalam pemberian kredit dalam suatu bank adalah prinsip

kepercayaan dan prinsip kehati-hatian. Dalam dunia perbankan, setiap pemberian

kredit hendaknya menghindari pemberian kredit yang spekulatif dan berisiko

tinggi. Sehingga haruslah terlebih dahulu melakukan analisis dari berbagai aspek

sebelum pemberian kredit untuk menghindari resiko-resiko yang akan terjadi.

Secara yuridis, ketentuan Pasal 1 butir 12 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya disebut UU Perbankan) dirumuskan

bahwa:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil

keuntungan.

Pengertian kredit dalam ketentuan Pasal 1 butir 5 Peraturan Bank

Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

adalah:

                                                            23. Astiko, 1996, Manajemen Perkreditan, Andi Offset, Yogyakarta, h. 5.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

29

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdaasarkan

persetujua atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga termasuk:

a. Cerukan (overdraft) yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang

tidak dibayar lunas akhir-akhir hari;

b. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak-piutang; dan

c. Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.

Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk

perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Dan sebagai

jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan

jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan. Kredit sangat

berperan penting bagi peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian,

sehingga dampaknya sangat terasa di masyarakat.

Pemberian kredit bank merupakan suatu perjanjian antara bank dengan

dengan nasabah (debitur). Perjanjian tersebut lahir berdasarkan kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dengan nasabah yang dalam praktiknya perjanjian

ini dinamakan “perjanjian kredit”. Perjanjian kredit yang sebagaimana dimuat

dalam pengertian kredit pada Pasal 1 angka 11 UU Perbankan disebutkan bahwa

bentuk hubungan hukum antara bank dengan nasabah peminjam dana adalah

kesepakatan pinjam-meminjam. Kelahiran pemberian kredit bank itu berdasarkan

kepada persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam (uang) antara bank

ssebagai kreditor dan pihak lain nasabah peminjam dana sebagai debitur dalam

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

30

jangka waktu tertentu, yang telah disetujui atau disepakati bersama dan pihak

peminjam berkewajiban untuk melunasi hutangnya dengan memberikan sejumlah

bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.24

Dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa “Perjanjian adalan

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang lain atau lebih”. Salim H.S dalam bukunya menjelaskan bahwa

perjanjian merupakan hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan

yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang lain

berkewajiban untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah

disepakatinya.25

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perjanjian kredit merupakan perjanjian

konsensuil antara debitur dengan kreditur yang melahirkan hubungan hutang

piutang dimana debitur berkewajiban membayar pinjaman yang telah diberikan

oleh kreditur berdasarkan ketentuan yang telah diperjanjikan dan disepakati oleh

kedua belah pihak. Dalam Buku III KUHPerdata, memang tidak diatur

sedemikian rupa perihal perjanjian kredit tersebut. Namun, berdasarkan asas

kebebasan berkontrak, para pihak dinyatakan bebas untuk menentukan isi dari

perjanjian kredit sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan sekepakatan kedua belah pihak, maka

perjanjian kredit itu lahir dan mengikat para pihak yang membuatnya.

                                                            24. Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Sinar Grafika,

Jakarta, h. 313.

25. Salim H.S, 2014, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, h. 27.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

31

Pada hakikatnya, bank memiliki prinsip-prinsip dalam pemberian kredit

terhadap nasabahnya yang dikenal dengan istilah prinsip 5c, yaitu:

1. Character

Prinsip ini melihat dari segi kepribadian nasabah. Prinsip ini menilai calon

nasabah apakah bisa dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan bank.

Aspek-aspek yang dinilai yaitu kejujuran, kecerdasan, kesehatan,

kebiasaan-kebiasaan, dan tempramen.

2. Capacity

Merupakan penilaian berdasarkan bidang usaha dan kemampuan

manajerial dari calon debitur. Sehingga bank yakin akan memberikan

kredit kepada orang yang tepat dan meminimalisir terjadinya tindakan

wanprestasi dari calon debitur. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu

tidak layak dberikan kredit dalam skala besar. Demikian jika bisnisnya

menurun, maka kredit juga semestinya tidak diberikan. Kecuali jika

penurunan itu karena kekuangan biaya sehingga dapat diantisipasi bahwa

dengan tambahan biaya lewat peluncuran kredit, maka kinerja bisnis

tersebut dipastikan semakin membaik.26

3. Capital

Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki nasabah yang

memiliki usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang

dikelola oleh nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat

                                                            26. Rachmadi Usman, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h. 247.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

32

menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat pinjaman, lalu

seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Condition

Merupakan kondisi perekonomian yang mempengaruhi debitur pada saat

itu. Hal ini meliputi analisis terhadap variable perekonomian mikro,

menganalisis naik turunnya keadaan. Apabila keadaan ekonomi memburuk

seperti yang terjadi pada krisis ekonomi tahun 1997 atau krisis ekonomi

keuangan global tahun 2009, perbankan lebih berhati-hati dalam

memberikan kredit investasi maupun kredit konsumtif. Selain kondisi

perekonomian, bank juga mempertimbangkan keadaan politik dan

pemerintah secara umum karena hal tersebut berdampak pada kondisi

ekonomi.27

5. Collateral (Jaminan)

Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika mereka tidak dapat

memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak bank.

Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak

bank bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai

sebuah jaminan.

Dalam KUHPerdata, tidak terdapat ketentuan yang pasti mengenai bentuk

dari suatu perjanjian, artinya suatu perjanjian dapat bersifat tertulis maupun tidak

tertulis. Dalam perjanjian kredit juga tidak terdapat ketentuan bahwa perjanjian

kredit harus dalam bentuk tertentu. Namun, dalam praktik perbankan, perjanjian

                                                            27. Karmila, 2014, Kredit Bank, PT. Intan sejati Klaten, Klaten, h. 19.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

33

kredit umumnya dibuat secara tertulis karena perjanjian kredit secara tertulis

dianggap aman bagi para pihak. Dengan berbentuk tertulis, perjanjian tersebut

bersifat mengikat bagi para pihak dan apabila ada salah satu pihak yang

wanprestasi, maka hal itu dapat dipertanggung jawabkan.

Dasar hukum perjanjian kredit dapat dijumpai dalam:28

1. Instruksi Presidium Kabinet Nomor 15/IN/10/66 tentang Pedoman

Kebijakan di Bidang Perkreditan tanggal 3 Oktober 1966 juncto Surat

Edaran Bank Negara Indonesia Unit I Nomor 2/539/UPK/Pemb. Tanggal 8

Oktober 1966, Surat Edaran Bank Negara Unit I Nomor 2/649/UPK/Pemb.

Tanggal 20 Oktober 1966 dan Instruksi Presidium Kabinet Nomor

10/EK/2/1967 tanggal 6 Februari 1967, yang menyatakan bahwa bank

dilarang melakukan pemberian kredit dalam berbagai bentuk tanpa adanya

perjanjian kredit yang jelas antara bank dan nasabah atau Bank Sentral dan

bank-bank lainnya. Dari sini jelaslah bahwa dalam memberikan kredit

dalam berbagai bentuk wajib dibuatkan perjanjian atau akad kreditnya.

2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/162/KEP/DIR dan

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/7/UPPB tanggal 31 Maret 1995

tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan

Bank Bagi Bank Umum, yang menyatakan bahwa setiap kredit yang telah

disetujui dan disepakati pemohon kredit dituangkan dalam perjanjian

kredit secara tertulis.

                                                            28. Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 320.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

34

2.2.2. Pengertian Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai

yang digunakan untuk berbelanja. Kartu kredit merupakan salah satu fasilitas

perbankan yang memudahkan transaksi nasabah. Dengan kemudahan yang

diberikan dengan fasilitas kartu kredit tidak jarang banyak nasabah bank yang

berminat menggunakan fasilitas ini.

Menurut Kasmir, kartu kredit merupakan kartu plastic yang dikeluarkan

oleh bank atau lembaga pembiayaan lainya yang diberikan kepada nasabah untuk

dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan pengambilan uang tunai.29 Dari

pengertian yang diberikan oleh Kasmir, dapat disimpulkan bahwa kartu kredit

diterbitkan oleh bank atau lembaga pembiayaan lain yang digunakan sebagai alat

pembayaran di tempat-tempat tertentu yang mendukung fasilitas tersebut yang

tentunya hal ini memudahkan penggunanya. Menurut Dahlan Siamat, kartu kredit

atau credit card adalah jenis kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran

transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayaranya kembali

dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum

tertentu.30

Secara yuridis, pengertian kartu kredit dicantumkan dalam Pasal 1 angka 4

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 Tentang Penyelenggaraan

                                                            29. Kasmir, Op. cit, h. 170.

30. Dahlan Siamat, 1995, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta, h. 257.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

35

Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK), yang

menyebutkan:

Kartu kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan

pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk

transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana

kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer

atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran

pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan sekaligus (charge card)

ataupun dengan pembayaran secara angsuran.

Dari beberapa pengertia diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya,

kartu kredit diciptakan untuk memudahkan nasabahnya dengan cara kerja yang

telah diatur oleh Bank Indonesia. Dibandingkan dengan fasilitas kredit lainnya

yang ditawarkan di dunia perbankan, kartu kredit merupakan jenis kredit

tergolong yang paling mudah. Syarat pembuatannya juga sederhana, yaitu

fotokopi KTP, surat keterangan penghasilan, foto, dan surat keterangan lain

apabila diperlukan.

Terdapat beberapa jenis kartu kredit yang dapat dilihat dari berbagai sisi

antara lain, berdasarkan fungsinya kartu kredit dibedakan menjadi:31

1. Charge Card, merupakan kartu kredit dimana pemegang kartu harus

melunasi semua tagihan yang terjadi atas transaksinya sekaligus pada saat

jatuh tempo.

                                                            31. Kasmir, 2013, Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi, PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta, h.199.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

36

2. Kartu Kredit (Credit Card), merupakan kartu kredit dimana pemmegang

kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya secara cicilan

(angsuran) pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini, cicilan dapat disesuaikan

dengan kemampuan nasabah dan biasanya diatas minimal yang telah

ditetapkan.

3. Debit Card, merupakan kartu kredit yang pembayaran atas penagihan

nasabah melalui pendebitan rekening nasabah yang ada di bank pada saat

membuka kartu kredit. Dengan pendebitan tersebut, maka otomatis

rekeing nasabah akan berkurang sejumlah transaksi yang dilakukan

dengan kartu kreditnya.

4. Cash Card, merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat penarikan tunai

pada ATM ataupun langsung pada teller atau kasir bank.

5. Check Guarante Card, merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan

dalam penarikan cek dan dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai.

Ditinjau dari segi jangkauan wilayah penggunaannya, kartu kredit dibagi

menjadi 2 jenis yaitu:32

a. Kartu Kredit Lokal, merupakan kartu kredit yang hanya dilakukan dalam

suatu wilayah tertentu. Misalnya hanya berlaku disuatu Negara saja.

b. Kartu Kredit Internasional, merupakan kartu kredit yang dapat digunakan

di berbagai Negara, tergantung bank yang mengeluarkannya. Contoh: Visa

Card, Master Card, dll.

                                                            32. Ibid, h. 200.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

37

2.2.3. Perkembangan Kartu Kredit di Indonesia

Perkembangan bisnis kartu kredit di Indonesia kini makin semarak. Hal ini

terlihat dari terus bertambahnya jenis kartu kredit yang diterbitkan, meningkatnya

jumlah nasabah, dan melonjaknya jumlah kartu kredit beredar maupun nilai

transaksinya. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan bahwa kartu kredit

kini makin populer sebagai alat pengganti uang cash, bahkan telah menjadi bagian

dari gaya hidup masyarakat modern di Indonesia. Selain dipicu oleh

perkembangan lifestyle masyarakat di kota-kota besar, pertumbuhan bisnis kartu

kredit ini juga ditunjang oleh beragamnya program menarik yang ditawarkan

perusahaan penerbit, mengikuti selera dan kebutuhan nasabah yang makin

bervariasi.

Di Indonesia sendiri, sistem pembayaran dengan kartu kredit mulai dikenal

pada awal tahun 1970-an melalui American Express Card. Pada saat itu American

Express Card belum memasuki pasar Indonesia, namun menyediakan fasilitas

kepada para nasabahnya yang memiliki kartu yang diterbitkan diluar Indonesia.

Waktu itu sektor pariwisata di Indonesia sedang berkembang dan kedatangan

turis-turis asing ke Indonesia membawa kartu kredit sebagai pembayarannya

merupakan awal permunculan fasilitas kartu kredit di Indonesia.33

Pada tahun 1974, Master Card membukan afiliasinya di Indonesia.

Disusul oleh BCA yang pada tahun 1980 mulai memperkenalkan BCA Card

kepada para nasabahnya. Pada tahun 1984 lahirlah License Agreement dari Visa

                                                            33. Infobank 102, 1988, Kartu Kredit Bukan Sekedar Status Simbol, Yayasan

Pinandita, Jakarta, h. 6.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

38

International kepada Bank Duta sebagai bank yang pertama kali ditunjuk sebagai

penerbit Visa Card di Indonesia. Bank Duta merupakan pelopor pertama dalam

penyediaan fasilitas kartu kredit dengan penagihan dalam mata uang rupiah.

Kemudian disusul oleh Bank BII Visa Card yang terbit pada tahun 1988 dan

Citibank pada bulan Januari 1989 yang mengeluarkan Citivisa Card. Pesatnya

perkembangan kartu kredit di Indonesia, kemudian Menteri Keuangan

mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 Tanggal

20 Desember 1988, yang berdasarkan keputusan tersebut ditetapkan bahwa usaha

penerbitan kartu kredit dapat dilakukan juga oleh lembaga pembiayaan.

Berdasarkan data yang diperoleh, hingga Oktober 2010 jumlah perusahaan

penerbit kartu kredit di Indonesia tercatat ada sebanyak 20 perusahaan; lembaga

perbankan masih mendominasi bisnis kartu kredit ini, yaitu sebanyak 19 buah

bank, yang terdiri dari 4 bank asing, 1 bank campuran, 11 bank swasta nasional, 3

bank BUMN, dan 1 perusahaan pembiayaan. Sejumlah bank terkemuka sekaligus

yang menguasai pangsa pasar bisnis kartu kredit di Indonesia selama ini, di

antaranya Citibank, HSBC, BCA, BNI, Bank Mandiri, dan GE Finance. Jika

dilihat perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir, jumlah seluruh

perusahaan penerbit hingga Oktober 2010 tidak berbeda dengan tiga tahun lalu.

Pada tahun 2007, jumlah perusahaan penerbit kartu kredit di Indonesia juga

tercatat sebanyak 20 perusahaan.

Peningkatan jumlah kartu kredit tersebut di atas berbanding lurus dengan

kenaikan jumlah transaksi belanja dengan menggunakan kartu kredit. Total nilai

transaksi belanja pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 53,8 triliun sedangkan total

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

39

nilai belanja selama tahun 2008 adalah sebesar Rp 103 triliun. Itu berarti bahwa

dalam kurun waktu hanya tiga tahun terjadi kenaikan nilai transaksi belanja

sebesar 91 %. Sedangkan kenaikan nilai transaksi belanja antara tahun 2006 ke

tahun 2007 adalah sebesar 29 % dan kenaikan nilai transaksi belanja dari tahun

2007 ke tahun 2008 adalah sebesar 34 %.34

2.2.4. Manfaat Dan Kerugian Kartu Kredit

Kemunculan kartu kredit pertama kali langsung menjadi suatu fenomena

di negeri ini, hingga sekarang pun masih terdapat pro dan kontra mengenai kartu

kredit. Terkait adanya pro dan kontra dari kartu kredit, hal itu berarti munculnya

kartu kredit telah membawa dampak positif juga negatif. Ada beberapa pihak

yang merasa dirugikan akibat keputusan sepihak pihak bank penerbit, ada pula

beberapa pihak yang berpendapat bahwa kartu kredit justru menguntungkan

pihaknya.

Mengenai manfaat kartu kredit itu sendiri, terdapat manfaat financial

maupun non financial. Manfaat tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:35

Pihak Terkait Manfaat

Financial Non Financial

Issuer a. Pendapatan bunga

b. Annual Fee

a. Cross selling other

product (insurance,

                                                            34. Flory Santosa, 2009, Pedoman Praktis Menghindari Perangkap Utang Kartu

Kredit, Forum Sahabat, Jakarta, h. 2.

35. Ibid, h. 23.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

40

c. Interchange fee

(transaction)

d. Other charges/ fee.

dll.)

b. Penggunaan jasa lain

oleh card holder.

c. Hubungan dengan

nasabah bank.

Card Holder a. Discount harga produk

yang dibeli

b. Utang dengan bunga

rendah atau tanpa

bunga

c. Mendapat bunga

tabungan.

a. Kenyamanan dan

keamanan

bertransaksi

b. Keluwesan cara

pembayaran

c. Keleluasaan

bertransaksi di

seluruh dunia

d. Menikmati barang

yang diinginkan

e. Tersedia dana

cadangan.

Acquirer a. Discount rate dari

merchant

b. Fee atas penempatan EDC

c. Cash advance fee.

a. Cross selling produk/

jasa layanan

perbankan kepada

merchant

b. Hubungan bisnis

dengan merchant.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

41

Merchant a. Omset penjualan dan

keuntungan

b. Meningkatkan cashflow.

c. Bisa lebih kompetitif

d. Pelayanan yang

optimal kepada

pelanggan

e. Mengurangi resiko

memegang uang

tunai.

Principle a. Transaction fee

b. Royalty

c. License fee

a. Brand product

worldwide.

Dengan segala kemudahan yang didapat oleh nasabah dengan

menggunakan kartu kredit, tidak heran jika penggunaan kartu kredit makin

melonjak. Selain mudah, penggunaan kartu kredit juga praktis dan memberikan

rasa aman kepada nasabah sehingga para nasabah tidak perlu was-was membawa

uang cash dalam jumlah banyak.

Meski memiliki berbagai keuntungan, ternyata penggunaan kartu kredit

juga dapat merugikan penggunanya jika ia tidak bisa mengatur penggunaannya

dengan baik. Adapun kerugian yang dialami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam

kartu kredit, antara lain:36

a) Kerugian bagi bank

                                                            36. Kasmir, 2013, Op.cit, h. 180.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

42

Jika terjadi emacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau

mengambil uang maka akan sulit untuk ditagih, mengingat persetujuan

penerbitan kartu kredit biasanya dilakukan tanpa jaminan benda-benda

berharga sebagaimana layaknya kredit. Bahkan untuk memperoleh kartu

kredit hanya dengan jaminan bukti penghasilan saja sudah cukup, sehingga

resiko tidak tertagih sangat besar.

b) Kerugian bagi nasabah

Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah

tidak mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja, sehingga kadang ada hal

yang tidak perlu dibeli. Kemudian kerugian nasabah juga disebabkan

adanya sebagian merchant yang membebankan biaya tambahan untuk

setiap kali transaksi.

Dengan adanya manfaat dan juga kerugian yang akan dialami oleh

pengguna kartu kredit, maka tentu saja penggun kartu kredit harus lebih pintar

mengatur transaksi penggunaannya. Gunakan seperlunya agar terhindar dari

hutang-hutang yang menumpuk.

2.2.5. Penagihan Hutang Kartu Kredit

Semua perjanjian kredit memiliki resiko yang tinggi, termasuk pula dalam

penggunaan kartu kredit. Penyebab munculnya permasalahan dalam kartu kredit

yaitu pemegang kartu kredit gagal memenuhi kewajibannya dalam membayar

angsuran pokok beserta bunga yang telah ditentukan. Macetnya pembayaran

angsuran ini termasuk dalam kriteria kredit bermasalah.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

43

Penyebab terjadinya kredit macet dapat dilihat dari beberapa faktor,

diantaranya:37

a. Faktor internal perbankan yang meliputi kelemahan dalam analisis kredit,

kelemahan-kelemahan kredit, agunan, sumber daya alam, teknologi, dan

kecurangan petugas bank.

1. Kelemahan dalam analisis kredit.

1) Analisis kredit tidak berdasarkan data akurat.

2) Informasi kredit tidak lengkap.

3) Kredit terlalu sedikit.

4) Kredit terlalu banyak.

5) Jangka waktu kredit terlalu lama.

6) Jangka waktu kredit terlalu pendek.

2. Kelemahan dalam dokumen kredit.

1) Data mengenai kredit tidak didokumentasi dengan baik.

2) Pengawasan atau fisik dokumen tidak dilaksanakan dengan baik.

3) Kelemahan dalam supervise kredit.

1) Bank kurang pengawasan atau usaha nasabah secara continue dan

teratur.

2) Terbatasnya data dan informasi yang berkitan dengan

penyelamatan dan penyelesaian kredit.

3) Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat waktu.

4) Jumlah nasabah terllu banyak.

                                                            37. Mahmoedin, 2004, Kredit Bermasalah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, h. 51.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

44

5) Nasabah terpencar.

6) Kecerobohan petugas bank.

1) Bank terlalu kompromi.

2) Bank tidak mempunyai kebijakan perkreditan yang sehat.

3) Petugas bank terlalu menggampangkan masalah.

4) Persaingan antar bank.

5) Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu.

6) Terus memberikan pinjaman pada usaha yang siklusnya menurun.

7) Tidak diasuransikan.

7) Kelemahan kebijaksanaan kredit.

1) Prosedur kredit terlalu panjang

2) Kelemahan bidang agunan.

1) Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik.

2) Nilai agunan tidak sesuai.

3) Agunan fiktif.

4) Agunan sudah dijual.

5) Pengikatan agunan lemah.

6) Kelemahan sumber daya manusia.

1) Terbatasnya tenaga yang ahli di bidang penyelamatan penyelesaian

kredit.

2) Pendidikan dan pengalaman pejabat kredit sangat terbatas.

3) Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan

penyelesaian dan penyelamatan kredit.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

45

4) Terbatasnya tenaga ahli utuk analisis kredit.

7) Kelemahan teknologi.

1) Terbatasnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pekerjaan

teknis.

2) Keterbatasan bank dalam hal teknis, seperti: manajemen secara

baik, pengawasan secara continue, administrasi yang rapi.

8) Kecurangan petugas bank.

1) Petugas bank terlibat kepentingan pribadi.

2) Disiplin pejabat kredit dalam menerapkan sistem dan prosedur

kredit rendah.

b. Faktor internal nasabah yang meliputi: kelemahan karakter nasabah,

kemampuan nasabah, musibah yang dialami nasabah, kecerobohan

nasabah, dan manajemen nasabah.

1. Kelemahan karakter nasabah.

1) Nasabah tidak mau tau atau memang tidak beritikad baik.

2) Nasabah kalah judi.

3) Nasabah menghilang.

2. Kelemahan kemampuan nasabah.

1) Tidak mampu mengembalikan kredit karena terganggunya

kelancaran usaha.

2) Kemampuan usaha nasabah yang kurang.

3) Teknik produksi yang sudah ketinggalan jaman.

4) Kemampuan pemasaran tidak memadai.

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

46

5) Pengetahuan terbatas.

6) Pengalaman terbatas.

7) Informasi terbatas.

c. Faktor eksternal seperti situasi ekonomi yang negatif, politik dalam negeri

yang merugikan, politik negara lain yang merugikan, situasi alam yang

merugikan, dan peraturan pemerintah yang merugikan.

1. Situasi ekonomi yang negatif.

1) Globalisasi ekonomi yang berdampak negatif.

2) Perubahan kurs mata uang.

2. Situasi politik dalam negeri yang merugikan.

1) Pergantian pejabat tertentu.

2) Hubungan diplomatik dengan negara lain.

3) Adanya gejolak sosial.

3. Politik negara lain yang merugikan.

1) Proteksi oleh negara lain.

2) Adanya pemogokan buruh diluar negeri.

3) Adanya perkembangan politik di negara lain.

4) Kebijakan dari industry luar negeri dengan menjatuhkan harga

barangnya sehingga memukul harga pokok dalam negeri.

4. Situasi alam yang merugikan.

1) Faktor alam yang berkibat negatif.

2) Habisnya sumber daya alam.

5. Peraturan pemerintah yang merugikan.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

47

1) Membatasi jumlah supermarket atau mall di daerah tertentu.

2) Menutup usaha tertentu untuk melindungi pengusaha kecil.

d. Faktor kegagalan bisnis senantiasa muncul diluar kemampuan para pihak

seperti aspek hubungan, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek

pemasaran, aspek teknis produksi, aspek keuangan, dan aspek sosial

ekonomi.

e. Faktor ketidakmampuann manajemen adalah pencatatan tidak memadai,

informasi biaya tidak memadai, modal jangka panjang tidak cukup, gagal

mengendalikan biaya, overheadcost yang berlebihan, kurangnya

pengawasan, gagal melakukan penjualan, investasi berlebihan, kurang

menguasai teknis, dan perselisihan antara pengurus.

Dalam pemberian kartu kredit oleh penerbit kartu kredit belum

sepenuhnya memperhatikan manajemen resiko pemberian kredit. Perlunya

perhatian terhadap aspek kehati-hatian dan aspek perlindungan konsumen dalam

penyelenggaraan kegiatan APMK, membuat bank akan selalu melakukan

penagihan atas transaksi yang dilakukan. Penagihan tersebut tentunya memiliki

standar penagihan yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

14/2/PBI/2012 serta Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/20/DPNP.

Prosedur pembayaran tagihan kartu kredit dirumuskan dalam perjanjian

penerbitan kartu kredit, sebagai berikut:38

                                                            38. Johannes Ibrahim, 2004, Kartu Kredit: Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan,

PT. Refika Aditama, Bandung, h. 68-69.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

48

1) Pemberitahuan tagihan akan dikirim oleh Bank setiap sebulan sekali

kepada pemegang kartu. Pemegang kartu wajib untuk membayar tagihan

tersebut seluruhnya atau paling tidak sebesar minimum pembayaran pada

tanggal jatuh tempo. Pemberitahuan penagihan akan dilakukan setelah

tenggang waku tertentu seperti yang dituangkan dalam perjanjian. Bank

penerbit akan menagih kepada pemegang kartu sejumlah transaksi.

2) Bilamana terjadi kesalahan/keberatan terhadap tagihan dalam

pemberitahuan tagihan, maka keberatan harus diajukan secara tertulis

dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak tanggal cetak lembar

pemberitahuan tagihan.

3) Segala kerugian yang timbul atas kesalahan/keberatan terhadap tagihan

yang pemberitahuannya diterima bank setelah tanggal jatuh tempo adalah

tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemegang kartu.

4) Besar minimum pembayaran dihitung berdasarkan presentase dan jumlah

tagihan yang tercantum pada rekening tagihan, atau sekurang-kurangnya

Rp. 50.000,-. Besarnya presentase tersebut ditetapkan oleh bank.

5) Bila pemegang kartu tidak melakukan pembayaran seluruh tagihannya,

maka bank akan mengenakan bunga yang besarnya ditetapkan oleh bank

dari seluruh tranasaksi yang dilakukan dan atas transaksi berikutnya, yang

akan diperhitungkan dalam pemberitahuan tagihan bulan berikutnya.

6) Tagihan atas penggunaan kartu tambahan adalah tanggung jawab

sepenuhnya dari pemegang kartu utama dan akan ditagih bersama-sama

dalam satu tagihan. Dalam hal pembatalan kartu tambahan oleh kartu

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

49

utama, tagihan akan tetap menjadi beban kartu utama sebelum bentuk fisik

kartu tambahan diterima kembali oleh bank dalam keadaan terpotong

menjadi dua.

7) Bila setelah tanggal jatuh tempo pemegang kartu tidak membayar tagihan

atau membayar kurang dari minimum pembayaran, maka akan dikenakan

denda keterlambatan yang dihitung berdasarkan presentase dari jumlah

minimum pembayaran atau sekurang-kurangnya Rp. 25.000,-. Besarnya

presentase tersebut akan ditetapkan oleh Bank. Keterlambatan pembayaran

tagihan juga dapat menyebabkan penolakan transaksi, dan pemblokiran

kartu secara otomatis.

8) Pembayaran dengan cek/bilyet giro dinyatakan efektif setelah cek/cilyet

giro berhasil diuangkan oleh Bank. Penolakan cek/bilyet giro dengan

alasan apapun akan dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan oleh bank.

9) Semua perhitungan bunga dapat berubah sesuai dengan kebijakan Bank

tanpa diperlukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pemegang kartu.

10) Untuk menjamin pelunasan pembayaran seluruh tagihan berkenaan dengan

penggunaan kartu, pemegang kartu berjanji akan mengikatkan diri bahwa

harta kekayaannya baik berupa benda bergerak maupun benda tidak

bergerak ataupun rekening Bank yang ada ataupun yang akan ada di

kemudian hari merupakan suatu jaminan pelunasan kewajiban pemegang

kartu kepada Bank dan oleh karenanya Bank diberi hak untuk melakukan

tindakan-tindakan sesuai pertimbangan atas benda tersebut.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AGENCY PENAGIH DAN … · 2017-04-01 · mengenai tata cara pelaksanaan alih daya, termasuk salah satunya kegiatan penagihan hutang oleh Perusahaan Penyedia

50

11) Jika pemegang kartu tidak melakukan kewajiban pembayaran, maka

pemegang kartu dengan ini member hak dan kuasa kepada Bank untuk:

a. Mendebet rekening giro/tabungan/deposito atau jenis simpanan lainnya

yang dimiliki pemegang kartu di Bank.

b. Mencairkan jaminan yang ada pada Bank.

c. Meminta/melakukan penagihan pembayaran melalui jasa pihak ketiga.

d. Memanggil pemegang kartu melalui media massa.

e. Dengan cara-cara lain yang dianggap layak oleh Bank.

Bilamana pemegang kartu akan bepergian lebih dari satu bulan maka pemegang

kartu diwajibkan memberi instruksi yang jelas mengenai bagaimana tagihannya

akan diselesaikan. Di dalam hal pemegang kartu melalaikan kewajibannya maka

segala risiko yang timbul menjadi beban dan tanggungjawab pemegang kartu

sendiri, dan dengan ini pemegang kartu membebaskan Bank untuk melakukan

segala tindakan hukum yang dianggap baik sesuai dengan pertimbagan Bank

sendiri.