ppn pada usaha advertising agency

73
MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN MATERI IKLAN PADA PERUSAHAAN JASA PERIKLANAN DENGAN STUDI KASUS PADA PT. INTI KREASITAMA MEDIA PARIWARA SEMARANG KERTAS KARYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Perpajakan / Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Disusun oleh : Raya Ajelita 04.31.0010 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008

Upload: arfi

Post on 24-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pajak Pertambahan Nilai

TRANSCRIPT

Page 1: PPN Pada Usaha Advertising Agency

MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN MATERI IKLAN

PADA PERUSAHAAN JASA PERIKLANAN DENGAN

STUDI KASUS PADA PT. INTI KREASITAMA MEDIA PARIWARA

SEMARANG

KERTAS KARYA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada

Program Studi Diploma III Perpajakan / Fakultas Ekonomi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Disusun oleh : Raya Ajelita 04.31.0010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2008

Page 2: PPN Pada Usaha Advertising Agency

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Raya Ajelita

NIM : 04.31.0010

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Diploma III Perpajakan

Judul : MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN

NILAI ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN

MATERI IKLAN PADA PERUSAHAAN JASA

PERIKLANAN DENGAN STUDI KASUS PADA PT. INTI

KREASITAMA MEDIA PARIWARA SEMARANG

Disetujui di Semarang, 4 Juni 2008

Pembimbing

( Agnes Arie MC, SE, Akt )

Page 3: PPN Pada Usaha Advertising Agency

iii

HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARYA

Kertas karya dengan judul :

Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan NIilai Atas Pembuatan Dan Pemasangan

Materi Iklan Pada Perusahana Jasa Periklanan Dengan Studi Kasus Pada PT. Inti

Kreasitama Media Pariwara Semarang

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Raya Ajelita

NIM : 04.31.0010

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggala 11 Juli 2008, dan dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai

gelar Ahli Madya Perpajakan.

Pembimbing, Koordinator Penguji,

( Agnes Arie MC, SE, Akt ) ( P. Rini Hastuti, SE, Msi, Akt )

Dekan Fakultas Ekonomi

( Drs. Sentot Suciarto, A, MP, Ph.D )

Page 4: PPN Pada Usaha Advertising Agency

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Raya Ajelita

NIM : 04.31.0010

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Diploma III Perpajakan

Menyatakan bahwa kertas karya ini adalah hasil saya sendiri. Apabila dikemudian

hari diketemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi dan atau bentuk kecurangan yang

lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dalam bentuk apapun dari Fakultas

Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Semarang, 11 Juli 2008

( Raya Ajelita )

Page 5: PPN Pada Usaha Advertising Agency

v

Motto

“ Bila engkau tidak bisa menjadi pohon cemara di bukit, jadilah belukar

yang indah di tepi parit. Bila engkau tidak bisa menjadi belukar, jadilah rumput

yang membuat jalan – jalan semarak. Bila engkau tidak bisa menjadi gurami,

jadilah teri yang indah ditambak. Bila engkau tidak bisa menjadi komandan,

jadilah prajurit yang tangguh. Bukan kebesaran yang menentukan menang atau

kalah, yang penting jadilah wajar, apa adamu dan menjadi dewasa “

Douglas Malloch

“ Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada

waktunya dan Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka “. Pengkotbah 3 : 1,11

Kupersembahkan bagi kedua orang tuaku yang tercinta

Page 6: PPN Pada Usaha Advertising Agency

vi

ABSTRAKSI

Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) yang dipungut berdasarkan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai ( value added ) yang timbul akibat dipakainya faktor – faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Maka PPN yang dikenakan pada akhirnya akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu pajak akan dibebankan kepada semua konsumen, tanpa memandang siapakah konsumen yang akan menanggung pajak. Demikian juga dengan Iklan, Iklan yang dipasang memiliki nilai tambah sehingga dikenakan PPN. PPN Jasa Iklan dikenakan 10 % dari Harga Jual atas pembuatan dan pemasangan materi iklan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang periklanan. Pajak yang dikenakan pada iklan bukan hanya PPN saja akan tetapi juga Pajak Reklame maupun Retribusi. Maka perusahaan dapat mengenakan PPN 10 % dari harga jual ( termasuk pajak reklame maupun retribusi ) maupun PPN 10 % dari harga jual ( setelah dikurangi dengan Pajak Reklame maupun retribusi ), tergantung kesepakatan bersama antara perusahaan dan klien yang tertuang dalam kontrak yang dalam pelaksanaannya menerbitkan Purchase Order / SPK ( Surat Perintah Kerja )

Page 7: PPN Pada Usaha Advertising Agency

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih karena atas

rahmat, berkat dan kasihnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kertas Karya

ini lewat bantuan dan dukungan dari orang tua, dosen pembimbing, teman – teman

dan masih banyak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan ungkapan

syukur dan terimakasih kepada semua saja yang telah mendukung dan membantu

dalam penyusunan Kertas Karya ini.

1. Syukur dan trimakasih pada Tuhan Yesus Kristus yang mencintai aku lewat

banyak orang yang telah dengan rela hati untuk membantuku.

2. Trimakasih kepada kedua orangtuaku yang telah senantiasa mendukung dan

memberi semangat.

3. Terimakasih kepada Tarekat Suster – suster St. Fransiskus yang telah

membiayai kuliah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

4. Terimakasih kepada Bapak Drs. Sentot Suciarto A, Ph D selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata Semarang

5. Terimakasih kepada Ibu Eny Trimeiningrum, SE; Msi, selaku Ketua Program

Studi DIII Perpajakan Unika Soegijapranata Semarang yang telah memberi

semangat dan dukungan bagi penulis.

Page 8: PPN Pada Usaha Advertising Agency

viii

6. Trimakasih kepada Ibu. Agnes Arie MC, SE, Akt, selaku Dosen Pembimbing

yang telah dengan sabar, dan dengan rela hati untuk memberi waktu, perhatian

pada penulis dalam penyusunan Kertas Karya ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik.

7. Trimakasih kepada Ibu Vivin, selaku staf DIII Perpajakan, yang dengan

kesabarannya, senantiasa membantu penulis dalam pengurusan administrasi

yang penulis butuhkan.

8. Terimakasih kepada Bapak Santoso selaku Direktur PT. Inti Kreasitama

Media Pariwara yang telah dengan rela hati memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengambil data yang dibutuhkan dalam penulisan kertas karya

ini sehingga dapat selesaia dengan baik.

9. Trimakasih kepada semua teman – teman DIII Perpajakan, yang banyak

membantu, memberi motivasi dan dukungan kepada penulis.

10. Trimakasih kepada siapa saja yang dalam kesempatan ini tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan.

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun atas

penyusunan Kertas Karya ini yang tentu masih jauh dari sempurna, dan semoga

Kertas Karya ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca.

Semarang, Juli 2008

Penulis

Page 9: PPN Pada Usaha Advertising Agency

ix

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul…………………………………………………………………………i

Halaman Persetujuan………………………………………………………………….ii

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………iii

Pernyataan Keaslian………………………………………………………………….iv

Motto dan Persembahan………………………………………………………………v

Abstraksi……………………………………………………………………………...vi

Kata Pengantar……………………………………………………………………….vii

Daftar Isi……………………………………………………………………...............ix

Daftar Lampiran……………………………………………………………………..xii

BAB I : PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah………………………………………1

II. Perumusan Masalah…………………………………………...4

III. Tujuan Penelitian……………………………………………...4

IV. Manfaat Penelitian…………………………………………….5

V. Sistemetika Penulisan…………………………………………5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Umum Pajak Pertambahan Nilai………………….7

II.1.1 Pengertian Dan Dasar Hukum………………………….7

II.1.2 Subyek Dan Obyek Pajak Pertambahan Nilai…………14

Page 10: PPN Pada Usaha Advertising Agency

x

II.2. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai……………………………..17

II.2.1 Penerimaan Negara……………………………………17

II.2.2 Pemerataan Beban Pajak………………………………18

II.2.3 Mengatur Pola Konsumsi……………………………...18

II.2.4 Mendorong Ekspor…………………………………….18

II.2.5 Mendorong Investasi…………………………………..19

II.2.6 Membantu Pengusaha Kecil…………………………...19

II.3 Yang Dikecualikan Dari Pengenaan PPN……………………24

II.3.1 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 %.................24

II.3.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Barang Kena

Pajak sebesar 0%............................................................25

BAB III : GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

III.1. Lokasi Penelitian…………………………………………….26

III.2. Maksud Dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha………………….27

III.3. Kegiatan Jasa Periklanan…………………………………….28

III.3.1. Jenis – jenis Iklan Yang Dipasang………………… 29

III.3.2. Jangka Waktu Pemasangan…………………………. 30

III.4. Metode Penelitian……………………………………………31

III.4.1. Jenis Data…………………………………………….31

III.4.2. Metode Pengumpulan Data…………………………..32

III.4.3. Teknik Analisis Data……………………………… 32

Page 11: PPN Pada Usaha Advertising Agency

xi

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

IV.1. Mekanisme Pengenaan PPN Pada Perusahaan Jasa

Periklanan……………………………………………………34

IV.1.1. Ketentuan Undang – Undang Pajak Pertambahan NIlai

Atas Jasa Periklanan…………………………………34

IV.1.2. Tarif Pemasangan Reklame………………………….36

IV.1.3. Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai…………38

IV.2. Pelaporan SPT Masa PPN…………………………………...54

BAB V : PENUTUP

V.1. Kesimpulan……………………………………………………..56

V.2. Saran……………………………………………………………58

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PPN Pada Usaha Advertising Agency

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Keterangan

Lampiran II : Bukti Penerimaan Surat

Lampiran III : Surat Setoran Pajak ( SSP )

Lampiran IV : Formulir 1107 SPT Masa PPN

Page 13: PPN Pada Usaha Advertising Agency

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula

dengan kebijakan – kebijakan dibidang perpajakan. Oleh karena itu pajak merupakan

fenomena yang senantiasa berkembang dimasyarakat. Undang – undang perpajakan

pun senantiasa disesuaikan dengan harapan akan semakin memudahkan Wajib Pajak,

mengingat betapa cepatnya Undang – undang Pajak berubah dari waktu ke waktu.

Dalam Undang - undang Ketentuan Umum Dan tata Cara Perpajakan ( UU

KUP ) terbaru yaitu UU KUP no. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan UU KUP no.28 tahun 2007, yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2008,

dijelaskan mengenai pengertian dari pajak yaitu kontribusi wajib kepada Negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –

undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian pajak

tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap warga Negara mempunyai kewajiban

untuk membayar pajak, sebab pajak merupakan bagian penting dari penerimaan

Negara yang terbesar untuk mendanai APBN. Pajak menjadi motor penggerak

kehidupan ekonomi masyarakat, karena sumber Keuangan Negara tidak lagi semata

– mata dari penerimaan Negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya

untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan Negara. Dengan demikian

Page 14: PPN Pada Usaha Advertising Agency

2

penerimaan Negara dari sektor perpajakan semakin dioptimalkan untuk menjalankan

roda pemerintahan.

Mengingat pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam peran

sertanya menanggung pembiayaan Negara, maka dituntut kesadaran warga Negara

untuk memenuhi kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan. Dari sebab itu akhir –

akhir ini pemerintah semakin giat menggalakkan masyarakat untuk sadar pajak,

antara lain dengan membuat iklan baik di media cetak maupun media elektronik,

seperti yang ditayangkan di televisi, di mana dikatakan bahwa pajak menjadi sumber

dana untuk subsidi BBM, pendidikan, pembangunan sarana dan prasarana umum, dan

lain – lain, oleh karena itu dihimbau kepada masyarakat untuk sadar pajak, dengan

alasan jika mau menikmati fasilitas tentu harus mau membayar pajak.

Untuk itu pemerintah juga memberi kemudahan kepada Wajib Pajak dalam

pembayaran atau perhitungan pajaknya, misalnya dengan membagi system

pemungutan pajak menjadi tiga bagian yaitu Official Assesment System, Self

Assesment System dan Withholding system. Dalam Official Assesment System

pemerintah yang menentukan besarnya pajak terutang. Self Assesment System

memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk

menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak

yang harus dibayar. Sedangkan Withholding System memberi wewenang kepada

pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak. Jadi seyogyanya tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak taat

pajak. Selain itu pemerintah terutama dari Direktorat Jendral Pajak berupaya untuk

Page 15: PPN Pada Usaha Advertising Agency

3

memperbaiki kinerjanya sehingga diharapkan semakin memberikan rasa keadilan

bagi para Wajib Pajak.

Jenis pajak yang menjadi sumber pendapatan Negara antara lain, Pajak

Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Badan, Pajak Pertambahan Nilai dan

lain sebagainya. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas lebih lanjut

mengenai Pajak Pertambahan Nilai, sebab menurut penulis Pajak Pertambahan Nilai

merupakan jenis pajak yang paling banyak memberi sumbangan pemasukan bagi

pendapatan Negara. Hal itu disebabkan oleh karena Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )

yang dipungut berdasarkan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 merupakan pajak

yang dikenakan terhadap pertambahan nilai ( value added ) yang timbul akibat

dipakainya faktor – faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan,

menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian

pelayanan jasa kepada para konsumen. Maka PPN yang dikenakan pada akhirnya

akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu pajak akan dibebankan kepada semua

konsumen, tanpa memandang siapakah konsumen yang akan menanggung pajak.

Misalnya ketika kita berbelanja, semua produk yang sudah melalui proses pengolahan

terkena Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan 10 % dari harga jual. Dari banyak

produk yang dikenai PPN, jasa iklan pun tak luput dari pengenaan Pajak Pertambahan

Nilai, karena jasa iklan secara umum bertujuan untuk memperkenalkan produk

tertentu pada masyarakat, itu artinya iklan memiliki nilai tambah. Dari sebab itu

penulis akan lebih memfokuskan pembahasan PPN dalam bidang Pajak Pertambahan

Nilai atas Jasa Periklanan.

Page 16: PPN Pada Usaha Advertising Agency

4

Sebagian besar dari masyarakat, tidak begitu mengetahui tentang Pengenaan

Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Periklanan, sebab umumnya masyarakat lebih

mengenal pengenaan pajaknya atas Pajak Daerah atau Retribusi. Dalam buku – buku

yang membahas tentang Pajak Pertambahan Nilai pun PPN atas jasa iklan tidak

begitu banyak dibahas. Untuk itulah penulis merasa penting untuk membahas lebih

mendalam mengenai PPN Jasa Iklan dengan judul “ MEKANISME PENGENAAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN

MATERI IKLAN PADA PERUSAHAAN JASA PERIKLANAN DENGAN STUDI

KASUS PADA PT. INTI KREASITAMA MEDIA PARIWARA SEMARANG“

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Mekanisme Pengenaan PPN atas pembuatan dan

pemasangan materi iklan?

2. Bagaimana Pengenaan tarif atas PPN Iklan?

3. Bagaimana Pelaporan SPT Masa PPN Iklan?

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah :

Page 17: PPN Pada Usaha Advertising Agency

5

1. Untuk mengetahui mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas

Iklan.

2. Untuk mengetahui pengenaan tarif atas PPN Iklan dan cara

perhitungannya.

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan SPT masa PPN Iklan

I.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang PPN

Iklan pada perusahaan jasa periklanan.

2. Bagi pembaca, menambah pengetahuan tentang bagaimana mekanisme

pengenaan PPN Iklan.

3. Bagi subjek pajak dalam hal ini khususnya PT. Inti Kreasitama Media

Pariwara yang bertindak sebagai Pengusaha Kena Pajak, semakin

mengetahui seluk beluk tentang PPN Iklan, sehingga hal itu dapat

digunakan sebagai pertimbangan bila dianggap perlu dalam kaitannya

dengan pengenaan PPN Iklan.

4. Bagi Kantor Pelayanan Pajak, dapat menjadi masukan dan

pertimbangan.

I.5. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan sistematika dapat dibagi ke beberapa bab, yaitu :

Page 18: PPN Pada Usaha Advertising Agency

6

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan teori-teori pajak terutama

yang berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai.

BAB III : GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran secara umum

mengenai Subyek dan Obyek Penelitian, juga tentang metodologi

penelitian yang digunakan.

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menyajikan pembahasan tentang subyek

dan obyek yang telah diteliti oleh penulis, serta mekanisme pengenaan

PPN Iklan

BAB V : KESIMPULAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran.

Page 19: PPN Pada Usaha Advertising Agency

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Pengertian Umum Pajak Pertambahan Nilai

II.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum

1. Pengertian Umum

Pajak Pertambahan Nilai sebenarnya telah lama dikenal walaupun dalam

berbagai nama. Ditinjau dari sejarahnya pajak penjualan telah diterapkan di Eropa

pada abad pertengahan, seperti di Belanda, Spanyol, Jerman, Prancis, dan lain – lain.

Prancis sebagai Negara pertama yang mengadopsi Pajak Pertambahan Nilai (

Value Added Tax / VAT ) tahun 1994 di tingkat pedagang besar yang akhirnya

diperluas sampai pada penyerahan barang yang dilakukan pada tingkat pedagang

eceran. Vietnam sebagai Negara dilingkungan Asia pertama kali menerapkan VAT,

yaitu tahun 1993. Kemudian diikuti oleh Negara lain seperti Korea tahun 1977, Cina

tahun 1984. Sedangkan Indonesia menerapkan VAT pada awal April 1985 bersamaan

dengan Negara lainnya, yaitu Turki. Akhirnya negara asia lainnya menyusul yaitu

India tahun 1986 dan Philipina tahun 1988.

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas

konsumsi di dalam negeri ( di dalam Daerah Pabean ), baik konsumsi barang maupun

konsumsi jasa. Oleh karena itu barang yang tidak dikonsumsi di dalam Daerah

Pabean ( diekspor ), dikenakan pajak dengan tarif 0 % ( nol persen ).

Page 20: PPN Pada Usaha Advertising Agency

8

Sebaliknya, atas impor barang dikenakan pajak yang sama dengan produksi barang

dalam negeri. Sesuai dengan pertimbangan ekonomi, social dan budaya, tidak semua

jenis barang dan jasa dikenakan pajak.

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan hanya terhadap pertambahan nilainya saja

dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pertambahan

nilai itu sendiri timbul karena digunakannya factor – factor produksi pada setiap jalur

perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan

barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Semua biaya untuk

mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah

kerja, dan laba perusahaan merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar

pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. ( Waluyo, 2004 )

2. Sifat, Tipe dan Prinsip Pemungutan

1) Sifat Pemungutan

a)PPN sebagai Pajak Objektif

Pungutan PPN ini mendasarkan objeknya tanpa memperhatikan

keadaan diri Wajib Pajak.

Page 21: PPN Pada Usaha Advertising Agency

9

b)PPN sebagai Pajak Tidak Langsung

Sifat ini menjelaskan bahwa secara ekonomis beban PPN dapat

dialihkan kepada pihak lain. Namun dari segi yuridis tanggung

jawab penyetoran pajak tidak berada pada penanggung pajak

(pemikul beban)

c)Pemungutan PPN Multi Stage Tax

Pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai jalur produksi

maupun jalur distribusi dari pabrikan, pedagang besar, sampai

dengan pengecer.

d)PPN dipungut dengan menggunakan alat bukti Faktur Pajak

Credit Method sebagai metode yang digunakan dengan konsekuensi

Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan faktur pajak sebagai bukti

pemungutan PPN

e)PPN bersifat netral

Netralitas ini dapat dibentuk karena adanya 2 ( dua ) factor :

1. PPN dikenakan atas konsumsi barang atau jasa.

2. PPN dipungut menggunakan prinsip tempat tujuan

f)PPN tidak menimbulkan pajak ganda

Page 22: PPN Pada Usaha Advertising Agency

10

g)PPN sebagai pajak atas konsumsi pajak dalam negeri penyerahan

Barang atau Jasa Kena Pajak dilakukan atas konsumsi dalam negeri

2) Tipe Pemungutan

Tipe Pemungutan atau perlakuan perolehannya barang modal dapat

diklasifikasikan dalam :

a) Consumption Type Value Added Tax

Pada tipe ini semua pembelian yang digunakan untuk produksi

termasuk barang modal dikurangkan dari nilai tambahnya sehingga

memberikan sifat netral PPN atas pola produksi.

b) Net Income Type Value Added Tax

Pada tipe ini tidak dimungkinkan adanya pengurangan pembelian

barang modal dari dasar pengenaan. Pengurangan tersebut

diperkenankan hanya sebesar penyusutan yang ditentukan pada saat

menghitung net income dalam rangka penghitungan PPh. Cara ini

berakibat pengenaan pajak dua kali atas barang modal.

Page 23: PPN Pada Usaha Advertising Agency

11

c) Gross Product Type Value Added Tax

Tipe ini menyatakan bahwa pembelian barang modal tidak

diperkenankan sama sekali untuk dikurangkan dari dasar pengenaan

pajak. Akibatnya sama saja yaitu barang modal dikenakan pajak dua

kali yaitu pada saat pembelian dan dilakukan melalui hasil produksi

yang dijual kepada konsumen.

3) Prinsip Pemungutan

Dari mekanisme pemungutan PPN, terdapat 2 ( dua ) prinsip pemungutan

yaitu :

a).Prinsip Tempat Tujuan ( Destination )

Pada prinsip ini PPN dipungut ditempat barang atau jasa tersebut

dikonsumsi.

b).Prinsip Tempat Asal ( Origin Principle )

Pada prinsip tempat asal ini diartikan bahwa PPN dipungut ditempat

asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi.

( Waluyo, 2004 )

Page 24: PPN Pada Usaha Advertising Agency

12

3. Undang – undang PPN dan Perubahan – perubahannya.

Pajak Tidak Langsung yang dikenakan atas adanya suatu perbuatan yang

menyebabkan adanya lalu lintas barang ( pajak objektif ) sudah mulai diterapkan di

Indonesia sejak tahun 1950

Tabel 2-1 : Undang – Undang PPN Dan Perubahannya

NAMA PUNGUTAN MULAI BERLAKU

Pajak Peredaran

Pajak Penjualan 1951

Pajak Pertambahan Nilai 1984

1950

1951

1985

( Rusdji, 2007 )

Dengan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 mulai dipungut Pajak

Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Perbedaan utama Pajak

Pertambahan Nilai dari Peredaran dan Pajak Penjualan 1951 adalah tidak adanya

unsur pajak berganda. Sesuai dengan namanya, Pajak dikenakan atas pertambahan

nilai ( value added ) yang diberikan kepada barang yang dihasilkan atau diserahkan.

Pajak yang dipungut dengan sendirinya terbebas dari unsur pengenaan pajak

berganda. Hal ini dimungkinkan karena diterapkannya pengenaan Pajak Pertambahan

Nilai dengan tarif yang sama ( 10 % ) dan adanya mekanisme kredit pajak.

Sejak berlakunya Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai No. 8 Tahun

1983, sejak itu juga UU PPN semakin disempurnakan dengan adanya perubahan

undang – undang PPN dari waktu ke waktu, yaitu :

Page 25: PPN Pada Usaha Advertising Agency

13

1. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983

Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan

Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264.

Ditetapkan tanggal 31 Desember 1983. Mulai berlaku pada tanggal 1

Juli 1984

2. Undang – undang Nomor 11 Tahun 1994

Undang – undang Nomor 11 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas

Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan

Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 61, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3568.

Ditetapkan tanggal 9 November 1994. Mulai berlaku pada tanggal 1

Januari 1995. Undang – undang ini dapat disebut “ Undang – undang

Perubahan Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “

Page 26: PPN Pada Usaha Advertising Agency

14

3. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000

Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua

Atas Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak

Pertambahan Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986.

Ditetapkan pada tanggal 2 Agustus 2000. Mulai berlaku pada tanggal

1 Januari 2001. Undang – undang ini dapat disebut “ Undang – undang

Perubahan Kedua Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “

( Rusdji, 2007 )

II.1.2 Subyek dan Obyek Pajak Pertambahan Nilai

1. Subyek Pajak

Subyek Pajak Pertambahan Nilai adalah Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) yaitu

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak ( BKP ) dan atau

penyerahan Jasa Kena Pajak ( JKP ) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang –

undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang

memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

2. Obyek Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :

Page 27: PPN Pada Usaha Advertising Agency

15

a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Syarat – syaratnya adalah :

• Barang berwujud yang diserahkan merupakan BKP.

• Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan BKP tidak

berwujud.

• Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean.

• Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau

pekerjaannya.

b.Impor Barang Kena Pajak.

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Syarat – syaratnya adalah :

• Jasa yang diserahkan merupakan JKP;

• Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean;

• Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau

pekerjaannya.

d.Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah

Pabean di dalam Daerah Pabean.

Page 28: PPN Pada Usaha Advertising Agency

16

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean.

f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

g.Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan

usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya

digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.

h.Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk

diperjualbelikan ( bukan inventory ) oleh Pengusaha Kena Pajak,

sepanjang Pajak Masukan yang dibayar pada saat perolehannya

menurut ketentuan dapat dikreditkan.

( Mardiasmo, 2003 )

Penyerahan Barang Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan Barang

Kena Pajak; Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya

dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud;

Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenakan pajak berdasarkan Undang –

undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang –

undang Nomor 18 tahun 2000; sedangkan Daerah Pabean adalah wilayah Republik

Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta

Page 29: PPN Pada Usaha Advertising Agency

17

tempat – tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang

didalamnya berlaku Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

( Rusdji, 2007 ).

II.2.Fungsi Pajak Pertambahan Nilai

Fungsi Pajak Pertambahan Nilai antara lain adalah :

1. Penerimaan Negara

Salah satu fungsi pemungutan pajak yang umum adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah. Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi Budgeter.

Begitupula Pajak Pertambahan Nilai, sebagai pajak Negara, penghasilan yang

diperoleh dari pemungutan pajak, dipergunakan sebagai sumber pembiayaan

Negara, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Negara. Sejak diterapkan, Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai telah

cukup berperan sebagai sumber penerimaan utama yang semakin meningkat

baik jumlah maupun jumlah relatifnya apabila dibandingkan dengan

penerimaan Negara lainnya.

Page 30: PPN Pada Usaha Advertising Agency

18

2. Pemerataan Beban Pajak

PPN dikatakan sebagai tambahan atau koreksi untuk Pajak Penghasilan ( PPh

). Karena Pajak Penghasilan ( PPh ) mengadakan pengecualian Subyek Pajak,

ada Subyek Pajak yang dibebaskan dari pengenaan pajak. Dengan

diadakannya PPN, subyek pajak yang terbebaskan pada PPh, secara tidak

langsung menjadi penanggung pajak melalui konsumsi yang dilakukannya.

Dengan demikian, beban pajak akan terbebani pada setiap orang, tanpa

pengecualian. PPN dalam hal ini berperan sebagai alat untuk meratakan beban

pajak.

3. Mengatur Pola Konsumsi

PPN juga disebut sebagai pajak atas konsumsi, yang menjadi pemikul beban

pajak ini adalah Konsumen. Oleh karena itu PPN dapat juga dijadikan alat

untuk membentuk pola konsumsi, dengan mengenakan pajak atas barang –

barang tertentu, dan tidak mengenakan pajak atas barang lainnya sesuai

dengan yang diinginkan. Dengan demikian pola konsumsi masyarakat

diharapkan dapat dipengaruhi dan diarahkan.

4. Mendorong Ekspor

Untuk mendorong dan meningkatkan daya saing barang ekspor di pasaran luar

negeri, tarif atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar 0 %.

Page 31: PPN Pada Usaha Advertising Agency

19

5. Mendorong Investasi

Dalam system Pajak Pertambahan Nilai, pajak yang dibayarkan atas perolehan

atau impor barang modal, dibebaskan / dapat diminta kembali. Pembebasan /

pengembalian PPN Barang Modal diharapkan akan mendorong Investasi.

6. Membantu Pengusaha Kecil

Dengan mengecualikan Pengusaha Kecil dari kewajiban memungut PPN,

diharapkan akan lebih membantu pengusaha kecil mengembangkan usahanya.

( Rusdji, 2007 )

II.3 Yang dikecualikan dari Pengenaan PPN

Sesuai dengan pertimbangan ekonomi, social, dan budaya, tidak semua jenis

barang dan jasa dikenakan pajak. Semua barang yang merupakan hasil pertanian,

perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan hasil agraria lainnya yang tidak

diproses, bukan merupakan sarana pengenaan pajak.

Jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 yaitu :

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung

dari sumber jenisnya terdiri ;

a. Minyak mentah ( crude oil ) ;

b. Gas Bumi;

c. Panas bumi;

Page 32: PPN Pada Usaha Advertising Agency

20

d. Pasir dan kerikil;

e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan

f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih

perak serta bijih bauksit.

2. Barang – barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat

banyak jenisnya terdiri :

a. Beras;

b. Gabah;

c. Jagung;

d. Sagu;

e. Kedelai; dan

f. Garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium.

3. Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, restoran, rumah makan,

warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang

dikonsumsi ditempat maupun tidak, tidak termasuk makanan dan

minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering, dan

4. Uang, emas batangan, dan surat – surat berharga.

( Waluyo, 2004 )

Page 33: PPN Pada Usaha Advertising Agency

21

Sedangkan kelompok jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 Tanggal 22 Desember

2000 adalah :

1. Jasa dibidang pelayanan kesehatan medik, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;

b. Jasa dokter hewan;

c. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi dan

fisiotherapi;

d. Jasa kebidanan dan dukun bayi;

e. Jasa paramedic dan perawat; dan

f. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium

kesehatan, dan sanatorium.

2. Jasa dibidang pelayanan social, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa pelayanan Panti Asuhan dan Panti Jompo;

b. Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial;

c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan;

d. Jasa Lembaga Rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial;

e. Jasa pemakaman termasuk krematorim; dan

f. Jasa dibidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.

Page 34: PPN Pada Usaha Advertising Agency

22

3. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko, yang jenisnya meliputi:

a. Jasa perbankan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam

Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentan Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 10 Tahun

1998 kecuali jasa penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan

surat berharga, jasa penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak ( perjanjian ), serta anjak piutang;

b. Jasa asuransi, tidak termasuk broker asuransi; dan

c. Jasa Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi.

4. Jasa dibidang keagamaan, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa pelayanan rumah ibadah;

b. Jasa pemberian kotbah atau dakwah; dan

c. Jasa lainnya dibidang keagamaan.

5. Jasa dibidang pendidikan, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa

penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan

luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan

akademik dan pendidikan professional; dan

b. Jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus – kursus.

Page 35: PPN Pada Usaha Advertising Agency

23

6. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan

termasuk jasa dibidang kesenian yang tidak bersifat komersial seperti

pementasan kesenian tradisional yang diselenggarakan secara cuma –

cuma.

7. Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan yaitu jasa penyiaran

radio atau televise yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta

yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan

komersial.

8. Jasa dibidang angkutan umum di darat dan di air yaitu jasa angkutan

umum di darat, di laut, di danau, dan di sungai yang dilakukan oleh

pemerintah atau swasta

9. Jasa dibidang tenaga kerja, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa tenaga kerja;

b. Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga

kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja

tersebut; dan

c. Jasa penyelenggaraan latihan tenaga kerja.

Page 36: PPN Pada Usaha Advertising Agency

24

10. Jasa dibidang perhotelan, yang jenisnya meliputi :

a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya dihotel, rumah

penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan

kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan

b. Jasa persewaan ruang untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel,

rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

11. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum, yang jenisnya meliputi jenis – jenis jasa yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pendirian Izin Mendirikan

Bangunan ( IMB ), pemberian izin usaha perdagangan ( SIUP ),

pemberian nomor pokok wajib pajak ( NPWP ), pembuatan kartu tanda

penduduk (KTP)

( Waluyo, 2004 )

II.3 Tarif Pajak

Tarif Pajak Pertambahan Nilai

II.3.1 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 % ( sepuluh persen )

Page 37: PPN Pada Usaha Advertising Agency

25

Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang Kena

Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga

mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan daftar penggolongan

barang atau penggolongan jasa dengan tarif yang berbeda sebagaimana

berlaku pada Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

II.3.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak

sebesar 0 % ( nol persen )

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang

Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak

yang diekspor atau dikonsumsi diluar Daerah Pabean, dikenakan Pajak

Pertambahan Nilai dengan tarif 0 % ( nol persen ). Pengenaan tarif 0 % ( nol

persen ) bukan berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Dengan demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar dari barang yang

diekspor tetap dapat dikreditkan.

( Waluyo, 2004 )

Page 38: PPN Pada Usaha Advertising Agency

BAB III

GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

III.1. Lokasi Penelitian

PT. Inti Kreasitama Media Pariwara yang menjadi tempat penelitian penulis,

didirikan pada tanggal 29 Oktober 2003 dan berkedudukan di Kompleks Pertokoan

Jurnatan C – 7, dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan Nomor

Pengukuhan : Pem-80/WPJ.10/KP.0603/2003, dan saat ini dengan berbagai

pertimbangan yang tidak dapat penulis uraikan dalam Tugas Akhir ini, PT. Inti

Kreasitama Media Pariwara untuk sementara berkantor di Jl. Hasanudin G 7 B.

Perusahaan ini didirikan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha dibidang Jasa

Periklanan, yang melayani masyarakat dan para pengusaha yang ingin memasarkan

produknya kepada khalayak umum. PT. Inti Kreasitama Media Pariwara merupakan

perusahaan milik pribadi yang 96 % kepemilikan saham dimiliki oleh Bapak Santoso.

Jumlah karyawan yang ada yaitu 7 orang, yang masing – masing bertugas untuk : 1

orang bagian marketing, 1 orang bagian perpajakan, 1 orang bagian pengurusan ijin

ke Pemkot, 1 orang bagian disain, 1 orang bagian foto, 1 orang bagian penerima

order, dan 1 orang bagian administrasi, dengan direkturnya Bapak Santoso.

Sedangkan yang lainnya merupakan tenaga harian / borongan yang bertugas untuk

memasang spanduk atau umbul – umbul, dan lain sebagainya.

Page 39: PPN Pada Usaha Advertising Agency

27

III.2. Maksud Dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha

Maksud dan tujuan Perseroan ini didirikan ialah berusaha dalam bidang –

bidang

a. Perdagangan umum, termasuk impor, ekspor, interinsulair dan local,

dalam segala macam barang yang dapat dilakukan;

b. Keagenan atau perwakilan, distributor, grosir, leveransir, supplier dan

penyalur, dalam segala macam barang yang dapat dilakukan;

c. Segala macam jasa, termasuk jasa periklanan ( advertising ) dan jasa

pemasarannya, kecuali jasa hukum dan pajak

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat

melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

a. Melakukan segala pekerjaan yang bersangkutan dan yang dapat

memperkembangkan usaha – usaha tersebut di atas, semuanya dalam arti

kata seluas – luasnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan pihak lain dengan mendapat komisi.

Page 40: PPN Pada Usaha Advertising Agency

28

b. Berhak turut serta mengambil bagian atau mempunyai kepentingan dalam

perusahaan – perusahaan atau Badan Hukum lainnya yang mempunyai

maksud dan tujuan sama atau hampir sama dengan maksud dan tujuan

Perseroan ini, semuanya itu dengan memperhatikan Undang – Undang

dan peraturan – peraturan pemerintah.

III.3. Kegiatan Jasa Periklanan

Secara umum kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa Periklanan

dalam hal ini PT. Inti Kreasitama Media Pariwara adalah menerima dan memasang

iklan seperti Spanduk, Umbul – umbul/ Vertical Banner/T-Banner/x-Banner, Neon

Box, Baliho, Coverboard ( Vinyl ), Billboard.

Untuk Pemasangan Iklan, kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan

adalah :

a. Mengurus perijinan ke Pemerintah Kota (dalam hal ini Pemerintah Kota

Semarang )

b. Membayar Pajak Reklame ke Pemerintah Kota

c. Membayar Retribusi ke pemerintah kota , baik iklan yang dipasang

mingguan, bulanan maupun tahunan, sebab setiap pemasangan iklan akan

selalu diikuti dengan kewajiban membayar retribusi.

Page 41: PPN Pada Usaha Advertising Agency

29

III.3.1. Jenis – jenis iklan yang dipasang

1. Spanduk

Spanduk terbuat dari bahan kain atau MMT yang berbentuk persegi

panjang dan dipasang pada panggung – panggung spanduk yang tersedia,

namun dapat juga dipasang di luar panggung spanduk.

2. Umbul – umbul / T- Banner /Vertikal Banner / X- Banner.

Umbul – umbul / T-Banner / Vertikal banner / X-Banner digolongkan

dalam jenis yang sama, yang membuat namanya berbeda adalah model

atau bentuk yang berbeda. Umbul – umbul terbuat dari bahan kain,

dipasang pada bambu yang ditancapkan ditepi –tepi jalan dan berkibar –

kibar, T- Banner / Vertikal Banner terbuat dari bahan kain maupun dari

bahan MMT, T- Banner / Vertikal Banner berbentuk kotak, sedangkan X-

Banner berbentuk X, terbuat dari bahan MMT.

3. Neon Box

Neon Box merupakan jenis iklan yang dilengkapi lampu di dalamnya,

dapat dibuat baik dari satu sisi maupun dua sisi, bentuknya bisa bermacam

– macam sesuai permintaan pembeli.

Page 42: PPN Pada Usaha Advertising Agency

30

4. Baliho atau Billboard

Baliho dapat dikatakan sama dengan Billbord, yang membedakannya

adalah dari segi ukuran, Baliho berukuran 4 x 6 m sedangkan Billboard di

atas 4 x 6 m dengan type Frontlite atau Backlite

5. Coverboard dan Vinyl

Coverboard dan Vinyl adalah media yang dipasang pada konstruksi

Baliho atau Billboard yang sewaktu waktu dapat diganti sesuai dengan

permintaan perusahaan yang bersangkutan. Coverboard merupakan iklan

bulanan, sedangkan Vinyl merupakan materi yang dipasang pada

konstruksi billboard atau baliho yang dikontrak selama setahun.

III.3.2. Jangka waktu pemasangan

1. Spanduk umumnya dipasang selama 7 hari atau 14 hari, bila diperlukan

dapat diperpanjang.

2. Umbul – umbul / T-Banner / Vertikal Banner pada umumnya juga

dipasang selama 7 hari atau 14 hari, sedangkan Vertikal Banner dapat

dipasang tahunan.

3. Baliho atau Billboard pada umumnya bersifat tahunan, namun dapat juga

dikontrak dalam jangka waktu bulanan..

Page 43: PPN Pada Usaha Advertising Agency

31

4. Coverboard dipasang bulanan sesuai dengan event yang ingin

disampaikan oleh perusahaan yang memakai jasa iklan kepada

masyarakat, sedangkan Vinyl tidak ada jangka waktu, tergantung pada

perusahaan yang memakai jasa iklan.

Sebagai Pengusaha Kena Pajak, PT. Inti Kreasitama Media Pariwara wajib

untuk memungut PPN, maka setiap transaksi pemasangan iklan PT. Inti Kreasitama

Media Pariwara akan menerbitkan Faktur Pajak Standar, yang menjadi Pajak

Masukan bagi pembeli.

III.4. Metode Penelitian

III.4.1.Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya

sumber-sumber yang secara tidak langsung diperoleh oleh penulis seperti

misalnya data penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara untuk tahun

2007, hasil sumber kepustakaan dari buku-buku Pajak Pertambahan Nilai,

Surat Edaran Dirjen Pajak, Keputusan Menteri Keuangan dan literatur lainnya

yang berhubungan dengan penelitian untuk menunjang dalam pembuatan

Tugas Akhir penulis.

Page 44: PPN Pada Usaha Advertising Agency

32

III.4.2.Metode Pengumpulan Data

Di dalam penyusunan Laporan Kertas Karya ini, data yang penulis dapat

merupakan sekunder, dimana penulis memperoleh data melalui:

1. Observasi

Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan fakta – fakta yang tampak (

kasat mata ). Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti (PT. Inti

Kreasitama Media Pariwara).

2. Dokumenter

Tehnik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen – dokumen tertulis

.Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku atau literatur yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti dan dari dokumen-dokumen yang didapat dari

perpustakaan.

III.4.3.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:

Page 45: PPN Pada Usaha Advertising Agency

33

1. Teknik deskriptif kualitatif

Yaitu teknik analisis yang menggambarkan serta menganalisis data

berdasarkan teori yang ada serta kenyataannya. Teknik ini digunakan

untuk menganalisis pengenaan PPN Iklan antara teori yang ada serta

kenyataannya yang dilakukan pada perusahaan PT. Inti Kreasitama Media

Pariwara.

2. Teknik deskriptif kuantitatif

Yaitu teknik analisis yang menggambarkan serta menganalisis data

dengan menggunakan penghitungan angka-angka. Dalam pembahasan ini,

teknik tersebut digunakan untuk mengetahui mekanisme pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai atas Jasa Iklan dan bagaimana perhitungannya.

Page 46: PPN Pada Usaha Advertising Agency

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

IV.1. Mekanisme Pengenaan PPN Pada Perusahaan Jasa Periklanan.

IV.1.1 Ketentuan Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa

Periklanan

Kegiatan Perusahaan Periklanan dapat terdiri dari ( SE 10/98 ) :

1. Pembuatan Materi Iklan

2. Pemasangan Iklan di Media

3. Konsultasi

Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10 / PJ.3 / 1998

tanggal 15 Juni 1998 ditegaskan bahwa kegiatan perusahaan periklanan terdiri atas :

Tabel 4-1 : Kegiatan Perusahaan Periklanan

PEMBERI

JASA

PENERIMA

JASA KEGIATAN PERLAKUAN PPN

Pembuatan materi

iklan oleh Perusahaan

Periklanan

Terutang PPN dengan DPP

sebesar penggantian yang

diterima.

Perusahaan

Periklanan Klien

Pembuatan materi

iklan oleh pihak

ketiga.

Terutang PPN dengan DPP

sebesar tagihan kepada klien (

tagihan dari Perusahaan Media +

fee )

Page 47: PPN Pada Usaha Advertising Agency

35

Pemasangan Iklan di

media

Terutang PPN dengan DPP

sebesar tagihan kepada klien (

tagihan dari Perusahaan Media +

fee )

Konsultasi Terutang PPN dengan DPP

sebesar penggantian yang

diterima.

Spot Bonus, dari

Media TV

Terutang PPN dengan DPP

sesuai dengan harga pasar.

Pemasangan Iklan di

Media

Terutang PPN dengan DPP

sebesar penggantian yang

diterima.

Perusahaan

Media

Perusahaan

Periklanan

Spot Bonus Terutang PPN dengan DPP

sesuai dengan harga pasar.

Pihak

Ketiga

Perusahaan

Periklanan

Pembuatan Materi Terutang PPN dengan DPP

sebesar penggantian yang

diterima.

( Sukarji, 2006 )

Page 48: PPN Pada Usaha Advertising Agency

36

IV.1.2. Tarif Pemasangan Reklame

1. Faktor yang mempengaruhi penentuan harga iklan.

1. Bahan yang dipakai ( Kain / MMT ).

2. Ukuran.

3. Lokasi Pemasangan

4. Jangka Waktu Pemasangan

5. Besarnya Pajak Reklame maupun Retribusi yang harus dibayar

2. Tarif Pemasangan Reklame

Tarif Pemasangan Reklame sangat dipengaruhi oleh tarif pajak reklame dan

retribusi yang ditentukan oleh pemerintah kota. Pada Desember 2007 tarif pajak

reklame dan retribusi di wilayah kota semarang mengalami kenaikan, seiring dengan

kenaikan tersebut maka tarif pemasangan reklame pun mengalami kenaikan.

Tarif Pemasangan Reklame yang ditentukan oleh PT. Inti Kreasitama Media

Pariwara sehubungan dengan adanya kenaikan tarif pajak reklame dan retribusi

tersebut di wilayah Semarang per tanggal 07 Desember 2007 adalah :

Page 49: PPN Pada Usaha Advertising Agency

37

Tabel 4-2 : Tarif Pemasangan Reklame KELAS JALAN

JENIS & BAHAN

SIMPANG

LIMA

CENTRAL

BISNIS BISNIS KELAS A,B,C

SPANDUK ( bahan kain )

Jangka waktu 7 hari

Jangka waktu 14 hari

SPANDUK ( bahan MMT )

Jangka waktu 7 hari

Jangka waktu 14 hari

UMBUL – UMBUL ( kain )

Jangka waktu 7 hari

Jangka waktu 14 hari

UMBUL TEGAK/VERTIKAL

BANNER

BERUKURAN 1 X 3 M

Jangka waktu 7 hari

Jangka waktu 14 hari

Jangka waktu 1 tahun

BERUKURAN 1 X 4 M

Jangka waktu 7 hari

Jangka waktu 14 hari

Jangka waktu 1 tahun

RP. 195.000/L

RP. 385.000/L

RP.9.600.000/L

RP. 145.000/L

RP. 280.000/L

RP. 250.000/L

RP. 500.000/L

RP. 95.000/L

RP. 175.000/L

RP. 135.000/L

RP. 265.000/L

RP.6.500.000/L

RP. 180.000/L

RP. 350.000/L

RP.8.600.000/L

RP. 145.000/L

RP. 280.000/L

RP. 250.000/L

RP. 500.000/L

RP. 80.000/L

RP. 155.000/L

RP. 110.000/L

RP. 215.000/L

RP.4.500.000/L

RP. 145.000/L

RP. 285.000/L

RP.6.000.000/L

RP. 145.000/L

RP. 280.000/L

RP. 250.000/L

RP. 500.000/L

RP. 70.000/L

RP. 135.000/L

RP. 90.000/L

RP. 175.000/L

RP.3.600.000/L

RP. 120.000/L

RP. 230.000/L

RP.4.800.000/L

Page 50: PPN Pada Usaha Advertising Agency

38

( PT. Inti Kreasitama Media Pariwara, 2007 )

IV.1.3 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai

Cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah dengan

mengalikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai ( 10 % atau 0 % untuk ekspor Barang

Kena Pajak ) dengan Dasar Pengenaan Pajak ( DPP )

Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai

ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai

dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang

ini merupakan Pajak Keluaran ( Penjualan ) yang dipungut oleh Pengusaha Kena

Pajak sedangkan Pembelian yang dilakukan menjadi Pajak Masukan

( Waluyo, 2004 )

Berikut data penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara dari Januari 2007 s/d

Agustus 2007.

Tabel 4-3 : Penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara

NO. KETERANGAN JENIS IKLAN JLH JANGKA HARGA PPN WAKTU JUAL

JANUARI 1 SPANDUK 50 14 HARI 8.250.000 825.000 2 BALIHO,TAHAP I 1 1 TAHUN 33.000.000 3.300.000 3 BALIHO,TAHAP I 1 1 TAHUN 23.500.000 2.350.000

PPN yang terutang = Tarif PPN X Dasar Pengenaan Pajak

Page 51: PPN Pada Usaha Advertising Agency

39

6.475.000 FEBRUARI 4 SPANDUK 10 14 HARI 8.250.000 825.000 5 VB, TAHAP III 100 1 TAHUN 36.332.940 3.633.294 4.458.294 MARET 6 SPANDUK 10 14 HARI 8.250.000 825.000 7 VB 16 1 TAHUN 43.000.000 4.300.000 5.125.000 APRIL 8 BILLBOARD 1 1 TAHUN 220.000.000 22.000.000

9 BALIHO,TAHAP II 1 1 TAHUN 12.000.000 1.200.000

10 BALIHO,TAHAP II 1 1 TAHUN 24.000.000 2.400.000

11 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 12 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 13 SPANDUK 10 7 HARI 871.000 87.100 14 SPANDUK 50 14 HARI 8.250.000 825.000

15 NEON BOX, THP II 1 1 TAHUN 1.475.000 147.500

16 SPANDUK 10 14 HARI 1.880.000 188.000 17 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 18 SPANDUK,UU,VB 180 11.163.750 1.116.375 19 VB, TAHAP I 60 1 TAHUN 156.600.000 15.660.000 20 VB, TAHAP II 60 1 TAHUN 156.600.000 15.660.000 59.612.975 MEI JUNI

21 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 22 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 23 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 24 SPANDUK 20 7 HARI 1.880.000 188.000 25 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 26 SPANDUK 10 7 HARI 564.000 56.400 27 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 28 X BANNER 18 1.350.000 135.000 29 X BANNER 17 1.275.000 127.500 30 X BANNER 10 750.000 75.000 31 UU 25 7 HARI 1.381.250 138.125 32 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 1.378.025 JULI

33 BALIHO 1 30 HARI 5.000.000 500.000

Page 52: PPN Pada Usaha Advertising Agency

40

34 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 35 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 36 SPANDUK 6 7 HARI 564.000 56.400 37 SPANDUK,UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 38 SPANDUK, UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 39 SPANDUK, UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 40 BALIHO 1 1 TAHUN 46.000.000 4.600.000 41 BALIHO 1 1 TAHUN 46.000.000 4.600.000 42 BALIHO 1 1 TAHUN 47.000.000 4.700.000 43 SPANDUK 18 7 HARI 1.692.000 169.200 44 SPANDUK 7 7 HARI 658.000 65.800 45 SPANDUK 7 7 HARI 658.000 65.800 46 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 47 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 48 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 49 SPANDUK, UU 60 7 HARI 3.927.500 392.750 50 SPANDUK, UU 60 7 HARI 3.777.500 377.750

51 NEON BOX, THP II 1 1 TAHUN 1.375.000 137.500

52 VB TAHAP II 1 1 TAHUN 2.750.000 275.000 53 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 16.965.950 AGUSTUS

54 UMBUL - UMBUL 60 7 HARI 3.000.000 300.000

55 BILLBOARD, THP II 1 1 TAHUN 7.250.000 725.000

56 BILLBOARD 1 1 TAHUN 247.500.000 24.750.000

57 SPANDUK, UU 120 7 & 14 HARI 11.200.000 1.120.000

58 UMBUL - UMBUL 50 2 HARI 3.750.000 375.000 59 BALIHO 2 30 HARI 10.000.000 1.000.000 60 SPANDUK 10 7 HARI 14.358.000 1.435.800 61 SPANDUK 10 7 HARI 1.012.500 101.250 62 SPANDUK 6 7 HARI 607.500 60.750 63 SPANDUK 10 7 HARI 1.012.500 101.250 64 VB TAHAP I 1 TAHUN 28.934.009 2.893.401 32.862.451

Penjualan bulan Januari terdiri dari Penjualan Spanduk dan Baliho.

1. Spanduk 50 lbr, jangka waktu 14 hari:

Biaya Pemasangan Rp. 165.000,00 x 50 lbr = Rp. 8.250.000,00

Page 53: PPN Pada Usaha Advertising Agency

41

PPN = Rp. 8.250.000,00 x 10 % = Rp. 825.000,00

2. Baliho Tahap I , jangka waktu 1 tahun.

Harga Kontrak Tahap I = Rp. 33.000.000,00

PPN 10 % = Rp. 33.000.000,00 x 10 % = Rp. 3.300.000,00

3. Baliho Tahap I , jangka waktu 1 tahun.

Harga Kontrak Tahap I = Rp. 23.500.000,00

PPN 10 % = Rp. 23.500.000,00 x 10 % = Rp. 2.350.000,00

Maka PPN Keluaran bulan Januari 2007 yang dilaporkan pada bulan Februari 2007

adalah sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 3.300.000,00 + Rp. 2.350.000,00 ) =

Rp. 6.475.000,00

Penjualan bulan Februari terdiri dari Penjualan Spanduk dan Vertikal Banner.

1. Spanduk MMT Ukuran Jumbo 10 lbr, jangka waktu 14 hari :

Biaya Pemasangan : ( Rp. 412.500,00 x 2 ) x 10 lbr = Rp. 8.250.000,00

PPN = 10 % x Rp. 8.250.000,00 = Rp. 825.000,00

2. Vertikal Banner ( tahunan ), 100 lbr, tahap III ( tidak termasuk pajak reklame

dan retribusi )

Harga Kontrak Tahap III = Rp. 36.332.940,00

PPN = Rp. 36.332.940,00 x 10 % = Rp. 3.633.294,00

Page 54: PPN Pada Usaha Advertising Agency

42

Maka PPN Keluaran bulan Februari 2007 yang dilaporkan pada bulan Maret 2007

adalah sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 3.633.294,00 ) = Rp. 4.458.294,00

Penjualan bulan Maret terdiri dari Penjualan Spanduk dan Vertikal Banner.

1. Spanduk MMT Ukuran Jumbo 10 lbr, jangka waktu 14 hari:

Biaya Pemasangan : ( Rp. 412.500,00 x 2 ) x 10 lbr = Rp. 8.250.000,00

PPN = 10 % x Rp. 8.250.000,00 = Rp. 825.000,00

2. Vertikal Banner 16 lbr, jangka waktu 1 tahun :

Harga Jual = Rp. 43.000.000,00

PPN = Rp. 43.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.300.000,00

Maka PPN Keluaran bulan Maret 2007 yang dilaporkan pada bulan April 2007 adalah

sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 4.300.000,00 ) = Rp. 5.125.000,00

Penjualan bulan April terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal

Banner, Neon Box, Baliho, Billboard.

1. BillBoard 1 bh, Jangka waktu 1 tahun :

Harga Jual = Rp. 220.000.000,000

PPN = Rp. 220.000.000,00 x 10 % = Rp. 22.000.000,00

2. Baliho Tahap II, jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap II = Rp. 12.000.000,00

PPN 10 % = Rp. 12.000.000,00 x 10 % = Rp. 1.200.000,00

Page 55: PPN Pada Usaha Advertising Agency

43

3. Baliho Tahap II , jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap II = Rp. 24.000.000,000

PPN = Rp. 24.000.000,00 x 10 % = Rp. 2.400.000,00

4. Spanduk 15 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00

PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00

5. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

6. Spanduk 10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 87.100,00 x 10 lbr = Rp. 871.000,00

PPN = Rp. 871.000,00 x 10 % = Rp. 87.100,00

7. Spanduk 50 lbr, jangka waktu 14 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 165.000,00 x 50 lbr = Rp. 8.250.000,00

PPN = Rp. 8.250.000,00 x 10 % = Rp. 825.000,00

8. Neon Box tahap II, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak tahap II = Rp. 1.475.000,00

PPN = Rp. 1.475.000,00 x 10 % = Rp. 147.500,00

9. Spanduk 10 lbr, jangka waktu 14 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 188.000,00 x 10 lbr = Rp. 1.880.000,00

PPN = Rp. 1.880.000,00 x 10 % = Rp. 188.000,00

Page 56: PPN Pada Usaha Advertising Agency

44

10. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

11. Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal Banner, 180 lbr, jangka waktu 7 hr :

Biaya Pemasangan Spanduk ( 10 lbr ) = Rp. 93.995,00 x 10 lbr

= Rp. 939.950,00

Biaya Pemasangan Umbul – Umbul + Vertikal Banner ( 170 ) =

Rp. 60.140,00 x 170 lbr = Rp. 10.223.800,00

PPN = (Rp. 939.950,00 + Rp. 10.223.800,00 ) x 10 % = Rp. 1.116.375,00

12. Vertikal Banner tahap I , jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap I = Rp. 156.600.000,00

PPN = Rp. 156.600.000,00 x 10 % = Rp. 15.660.000,00

13. Vertikal Banner tahap I, jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap I = Rp. 156.600.000,00

PPN = Rp. 156.600.000,00 x 10 % = Rp. 15.660.000,00

Maka PPN Keluaran bulan April 2007 yang dilaporkan pada bulan Mei 2007 adalah

sebesar : ( Rp. 22.000.000,00 + Rp. 1.200.000,00 + Rp. 2.400.000,00 + Rp.

141.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 87.100,00 + Rp. 825.000,00 + Rp. 147.500,00 +

Rp. 188.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 1.116.375,00 + Rp. 15.660.000,00 + Rp.

15.660.000,00 ) = Rp. 59.612.975,00

Page 57: PPN Pada Usaha Advertising Agency

45

Penjualan bulan Mei tidak ada.

Penjualan bulan Juni terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, X-Banner.

1. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

2. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00

PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00

3. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

4. Spanduk 20 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 20 lbr = Rp. 1.880.000,00

PPN = Rp. 1.880.000,00 x 10 % = Rp. 188.000,00

5. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

6. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 56.400,00 x 10 lbr = Rp. 564.000,00

PPN = Rp. 564.000,00 x 10 % = Rp. 56.400,00

Page 58: PPN Pada Usaha Advertising Agency

46

7. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan :Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

8. X-Banner, 18 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi ) :

Biaya Pemasangan dan pembuatan:Rp. 75.000,00 x 18 lbr = Rp. 1.350.000,00

PPN = Rp. 1.350.000,00 x 10 % = Rp. 135.000,00

9. X-Banner, 17 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi ) :

Biaya Pemasangan dan pembuatan: Rp. 75.000,00 x 17 lbr = Rp. 1.275.000,00

PPN = Rp. 1.275.000,00 x 10 % = Rp. 127.500,00

10. X-Banner, 10 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi )

Biaya Pemasangan dan pembuatan : Rp. 75.000,00 x 10 lbr = Rp. 750.000,00

PPN = Rp. 750.000,00 x 10 % = Rp. 75.000,00

11. Umbul – umbul, 25 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 55.250,00 x 25 lbr = Rp. 1.381.250,00

PPN = Rp. 1.381.250,00 x 10 % = Rp. 138.125,00

12. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00

PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00

Page 59: PPN Pada Usaha Advertising Agency

47

Maka PPN Keluaran bulan Juni 2007 yang dilaporkan pada bulan Juli 2007 adalah

sebesar : ( Rp. 94.000,00 + Rp. 141.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 188.000,00 + Rp.

94.000,00 + Rp. 56.400,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 135.000,00 + Rp. 127.500,00 + Rp.

75.000,00 + Rp. 138.125,00 + Rp. 141.000,00 ) = Rp. 1.378.025,00

Penjualan bulan Juli terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal

Banner, ,Neon Box, Baliho.

1. Baliho, 1 bh, jangka waktu 30 hari :

Harga Jual = Rp. 5.000.000,00

PPN 10 % = Rp. 5.000.000,00 x 10 % = Rp. 500.000,00

2. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

3. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

4. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 56.400,00 x 10 lbr = Rp. 564.000,00

PPN = Rp. 564.000,00 x 10 % = Rp. 56.400,00

2. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00

PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00

Page 60: PPN Pada Usaha Advertising Agency

48

3. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00

PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00

4. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00

PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00

5. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :

Harga Jual untuk 1 th = Rp. 46.000.000,00

PPN = Rp. 46.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.600.000,00

6. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 th :

Harga Jual untuk 1 th = Rp. 46.000.000,00

PPN = Rp. 46.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.600.000,00

7. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 th :

Harga Jual untuk 1 th = Rp. 47.000.000,00

PPN = Rp. 47.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.700.000,00

8. Spanduk 18 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 18 lbr = Rp. 1.692.000,00

PPN = Rp. 1.692.000,00 x 10 % = Rp. 169.200,00

12. Spanduk 7 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 7 lbr = Rp. 658.000,00

PPN = Rp. 658.000,00 x 10 % = Rp. 65.800,00

Page 61: PPN Pada Usaha Advertising Agency

49

13. Spanduk 7 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 7 lbr = Rp. 658.000,00

PPN = Rp. 658.000,00 x 10 % = Rp. 65.800,00

14. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

15. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

16. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00

PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00

17. Spanduk, Umbul – umbul, 60 lbr, jangka waktu 7 hari :

Spanduk ( 10 ) = Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

Umbul – umbul ( 50 ) = Rp. 59.750,00 x 50 lbr = Rp. 2.987.500,00

PPN = ( Rp. 940.000,00 + Rp. 2.987.500,00 ) x 10 % = Rp. 392.750,00

18. Spanduk, Umbul – umbul, 60 lbr, jangka waktu 7 hari :

Spanduk ( 10 ) = Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

Umbul – umbul ( 50 ) = Rp. 56.750,00 x 50 lbr = Rp. 2.837.500,00

PPN = ( Rp. 940.000,00 + Rp. 2.837.500,00 ) x 10 % = Rp. 377.750,00

19. Neon Box, 1 bh, jangka waktu 1 tahun, tahap II

Harga Kontrak tahap II = Rp. 1.375.000,00

Page 62: PPN Pada Usaha Advertising Agency

50

PPN = Rp. 1.375.000,00 x 10 % = Rp. 137.500,00

20. Vertikal Banner 1 bh, Tahap II, jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap II = Rp. 2.750.000,00

PPN = Rp. 2.750.000,00 x 10 % = Rp. 275.000,00

21. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00

PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00

Maka PPN Keluaran bulan Juli 2007 yang dilaporkan pada bulan Agustus 2007

adalah sebesar : ( Rp. 500.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 56.400,00 +

Rp. 138.250,00 + Rp. 138.250,00 + Rp. 138.250,00 + Rp. 4.600.000,00 + Rp.

4.600.000,00 + Rp. 4.700.000,00 + Rp. 169.200,00 + Rp. 65.800,00 + Rp. 65.800,00

+ Rp. 94.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 141.000,00 + Rp. 392.750,00 + Rp.

377.750,00 + Rp. 137.500,00 + Rp. 275.000,00 + Rp. 94.000,00 ) = Rp.

16.965.950,00

Penjualan bulan Agustus terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal

Banner, Baliho, Billboard.

1. Umbul - umbul 60 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 45.000,00 x 60 lbr = Rp. 2.700.000,00

Biaya Jasa : Rp. 5.000,00 x 60 lbr = Rp. 300.000,00

PPN = ( Rp. 2.700.000,00 + Rp. 300.000,00 ) x 10 % = Rp. 300.000,00

Page 63: PPN Pada Usaha Advertising Agency

51

2. Billboard, 1 bh, jangka waktu 1 th, Tahap II

Harga Kontrak Tahap II = Rp. 7.250.000,00

PPN = Rp. 7.250.000,00 x 10 % = Rp. 725.000,00

3. Billboard, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :

Harga Jual = Rp. 247.500.000,00

PPN = Rp. 247.500.000,00 x 10 % = Rp. 24.750.000,00

4. Spanduk 40 lbr, 7 hari, Umbul – umbul, 80 lbr, jangka waktu 14 hari :

Spanduk : Rp. 85.000,00 x 40 lbr = Rp. 3.400.000,00

Umbul – umbul : Rp. 90.000,00 x 80 lbr = Rp. 7.200.000,00

Biaya Jasa : Rp. 5.000,00 x 120 lbr =Rp. 600.000,00+

Total = Rp.11.200.000,00

PPN = Rp. 11.200.000,00 x 10 % = Rp. 1.120.000,00

5. Umbul – umbul, 50 lbr, jangka waktu 2 hari :

Biaya Pemasangan Umbul – umbul = Rp. 70.000,00 x 50 lbr = Rp

3.500.000,00

Biaya Jasa = Rp. 5.000,00 x 50 lbr = Rp. 250.000,00

PPN = (Rp.3.500.000,00 + Rp. 250.000,00 ) x 10 % = Rp. 375.000,00

6. Baliho, 2 bh, jangka waktu 30 hari :

Harga Jual = Rp. 5.000.000,00 x 2 bh = Rp. 10.000.000,00

PPN = Rp. 10.000.000,00 x 10 % = Rp. 1.000.000,00

7. Spanduk 10 lbr, 7 hr, Umbul – umbul 100 lbr, jangka waktu 14 hari :

Spanduk = Rp. 101.300,00 x 10 lbr = Rp. 1.013.000,00

Page 64: PPN Pada Usaha Advertising Agency

52

Umbul – umbul = Rp. 133.450,00 x 100 lbr = Rp. 13.345.000,00

PPN = (Rp.1.013.000,00 + Rp. 13.345.000,00 ) x 10 % = Rp. 1.435.800,00

8. Spanduk, 10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 101.250,00 x 10 lbr = Rp. 1.012.500,00

PPN = Rp. 1.012.500,00 x 10 % = Rp. 101.250,00

9. Spanduk, 6 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan = Rp. 101.250,00 x 6 lbr = Rp. 607.500,00

PPN = Rp. 607.500,00 x 10 % = Rp. 60.750,00

10. Spanduk, 10 lbr, jangka waktu 7 hari :

Biaya Pemasangan : Rp. 101.250,00 x 10 lbr = Rp. 1.012.500,00

PPN = Rp. 1.012.500,00 x 10 % = Rp. 101.250,00

11. Vertikal Banner Tahap I, jangka waktu 1 tahun :

Harga Kontrak Tahap I = Rp. 28.934.009,00

PPN = Rp. 28.934.009,00 x 10 % = Rp. 2.893.401,00

Maka PPN Keluaran bulan Agustus 2007 yang dilaporkan pada bulan September

2007 adalah sebesar : ( Rp. 300.000,00 + Rp. 725.000,00 + Rp. 24.750.000,00 + Rp.

1.120.000,00 + Rp. 375.000,00 + Rp. 1.000.000,00 + Rp. 1.435.800,00 + Rp.

101.250,00 + Rp. 60.750,00 + Rp. 101.250,00 + Rp. 2.893.401,00 ) = Rp.

32.862.451,00

Page 65: PPN Pada Usaha Advertising Agency

53

Dari data tersebut diatas, harga jual sudah termasuk pajak reklame dan

retribusi, dan juga terjadi perbedaan harga walaupun jumlah dan jangka waktu

pemasangan sama. Hal itu disebabkan oleh perbedaan tempat lokasi pemasangan,

lokasi pemasangan yang berbeda, akan berbeda juga pengenaan tarif pajak reklame

maupun retribusinya, misalnya lokasi Simpang Lima yang merupakan kawasan

khusus akan sangat berbeda harganya dengan lokasi di Jl Jendral Sudirman.

Selain disebabkan oleh lokasi, juga oleh nilai PO ( Phurcase Order ), apabila

dalam PO tersebut biaya pemasangan, fee agency, pajak reklame maupun retribusi

dipisah, maka Pajak Reklame yang dibayarkan oleh perusahaan ke Pemkot,

disesuaikan dengan estimasi harga Pajak Reklame yang ada di PO, dibuktikan dengan

bukti pembayaran Pajak Reklame. Apabila Pajak Reklame yang dibayarkan lebih

rendah dari estimasi Pajak Reklame yang ada di PO, maka nilai PO akan mengalami

penurunan, dan harga tersebut yang akan dikenai PPN, jadi pajak reklame maupun

retribusi dikenakan PPN. Pemisahan harga tersebut dilakukan untuk memudahkan

perusahaan pembeli jasa iklan dalam pemotongan PPh Pasal 23, karena PPh Pasal 23

hanya dikenakan atas Jasanya saja. Dari data diatas juga terdapat penjualan iklan

yang tidak dikenai pajak reklame dan retribusi seperti penjualan X-Banner, hal itu

disebabkan karena yang membeli adalah pemungut ( dalam hal ini DPKD Kota

Semarang )

Selain itu terdapat harga jual yang didalamnya tidak termasuk pajak reklame

maupun retribusi, yang juga disebabkan oleh karena adanya pemisahan harga, yang

mengacu pada kontrak yang disepakati bersama antara perusahaan dan klien

Page 66: PPN Pada Usaha Advertising Agency

54

( biasanya terjadi pada pemasangan iklan yang bersifat tahunan ). Dalam kasus ini

PPN dikenakan 10 % atas harga jual dikurangi pajak reklame dan retribusi, jadi pajak

reklame dan retribusi tidak dikenakan PPN, yang dibuktikan dengan bukti

pembayaran pajak reklame maupun retribusi.

IV.2 Pelaporan SPT Masa PPN

PT. Inti Kreasitama Media Pariwara merupakan perusahaan jasa yang menjual

iklan, dari sebab itu setiap ada transaksi pembelian, perusahaan menerbitkan Faktur

Pajak Standar. Faktur Pajak Standar tersebut menjadi pajak masukan pada pembeli

dan pajak keluaran bagi penjual. Setiap penerbitan Faktur Pajak dalam suatu periode (

bulan / masa ) wajib untuk dilaporkan pada bulan berikutnya.

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 pasal 3

ayat ( 3 a ) disebutkan bahwa : Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (

dua puluh ) hari setelah akhir Masa Pajak, sedangkan dalam pasal 7 ayat ( 1 )

disebutkan bahwa apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka

waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 3 ) atau batas waktu perpanjangan

penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 4 )

dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 500.000,00 ( lima ratus ribu

rupiah ) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Pelaporan SPT masa PPN, perusahaan hanya membayar PPN Keluaran,

sedangkan untuk PPN Masukan hampir tidak ada. Hal itu disebabkan oleh karena

pada pemasangan iklan seperti spanduk, umbul – umbul, dan lain sebagainya,

Page 67: PPN Pada Usaha Advertising Agency

55

pembelian peralatan yang digunakan untuk membeli kawat, bambu, paku, bensin dll

lebih banyak menggunakan nota biasa yang bukan merupakan Faktur Pajak, dengan

demikian tidak dapat dikreditkan dan perusahaan hanya membayarkan PPN yang

telah dipungut berdasarkan penerbitan Faktur Pajak dalam suatu masa atau periode.

Penerbitan Faktur Pajak pada PT. Inti Kreasitama Media Pariwara belum mencapai

30 Faktur Pajak per bulan, maka perusahaan masih menggunakan pelaporan manual

dan belum menggunakan e-SPT sesuai dengan PERATURAN DIREKTUR

JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 146 /PJ./2006 pasal 1 ayat 3 :

SPT adalah Surat Pemberitahuan, yaitu :

1. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menerbitkan tidak lebih dari 30

(tiga puluh) Faktur Pajak Standar dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT

Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) baik dalam bentuk formulir kertas

(hard copy) maupun dalam bentuk data elektronik;

2. Bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 30 (tiga puluh) Faktur Pajak

Standar dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT Masa PPN dalam bentuk

data elektronik.

Page 68: PPN Pada Usaha Advertising Agency

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Dari uraian – uraian sebelumnya yang telah diuraikan oleh penulis dalam

Kertas Karya ini dapat penulis simpulkan bahwa :

1. Mekanisme Pengenaan PPN atas Jasa Iklan

PT. Inti Kreasitama Media Pariwara yang dalam hal ini telah

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dengan nomor

pengukuhan : Pem-80/WPJ.10/KP.0603/2003, wajib memungut PPN

dengan menerbitkan Faktur Pajak yang menjadi bukti Pajak Masukan

bagi pembeli, dan menyetorkan PPN terutang, serta melaporkannya

dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN dengan Dasar Pengenaan

Pajaknya adalah total nilai PO ( Phurchase Order ), atau harga jual,

atau harga kontrak maupun terminj ( tahap ).

2. Pengenaan PPN Jasa Iklan Yang Diterapkan Oleh Perusahaan

Dasar pengenaan PPN yang dilakukan oleh perusahaan ada 4 ( empat )

macam yaitu :

Page 69: PPN Pada Usaha Advertising Agency

57

1. 10 % x Harga Kontrak

Biaya pemasangan iklan, pasang bongkar, konstruksi, fee agency,

pajak reklame dan retribusi dikenakan secara global menjadi satu

kesatuan sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak dan tidak ada

penyesuaian estimasi pajak reklame maupun retribusi .

2. 10 % x Harga jual per terminj ( tahap )

Biaya per terminj dikenakan pada pemasangan iklan yang bersifat

tahunan, sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak. Pada tahap I,

biasanya adalah pembayaran awal meliputi pemasangan,

konstruksi, pengurusan ijin, pajak reklame dan retribusi sedangkan

tahap II merupakan pembayaran diakhir menjelang masa kontrak

tersebut habis.

3. 10 % x Harga Jual ( dikurangi dengan pajak reklame dan retribusi)

Pada kasus ini kwitansi dipisah sesuai dengan yang tertuang dalam

kontrak, maka yang dikenakan PPN adalah harga jual dikurangi

pajak reklame dan retribusi yang dibuktikan dengan bukti

pembayaran pajak reklame dan retribusi ke Pemkot. Jadi pajak

reklame dan retribusi tidak dikenakan PPN.

Page 70: PPN Pada Usaha Advertising Agency

58

4. 10 % x nilai PO

Pada kasus ini PPN dikenakan dari seluruh total nilai PO, setelah

disesuaikan dengan pembayaran Pajak Reklame.

3. Pelaporan SPT Masa PPN Iklan

Pelaporan SPT Masa PPN Iklan dilaporkan paling lambat tanggal 20

bulan berikutnya dalam suatu masa pajak. Bagi PT. Inti Kreasitama

Media Pariwara yang penerbitan Faktur Pajaknya belum mencapai 30

dalam satu masa pajak, masih menggunakan Pelaporan Manual,

sedangkan melebihi 30, wajib menggunakan e-SPT sesuai dengan

peraturan perundang – undangan yang berlaku.

V. 2. Saran.

1. Minimnya sumber maupun literatur yang didapat oleh penulis dalam

penulisan Kertas Karya ini, karena sedikitnya buku yang membahas

PPN atas Jasa Iklan ( kalaupun ada hanya membahas secara singkat ),

maka penulis berharap dengan adanya penulisan kertas Karya ini,

dapat menjadi inspirasi bagi penulis lain untuk lebih banyak

membahas soal PPN Jasa Iklan, sehingga masyarakat ataupun

pembaca yang berkepentingan dalam dunia periklanan maupun yang

tidak berkepentingan, dapat semakin memahami Mekanisme

Page 71: PPN Pada Usaha Advertising Agency

59

Pengenaan Pajak atas Iklan sehingga penerimaan negara dari PPN

Iklan dapat semakin dioptimalkan.

2. Setiap pemasangan iklan selain terutang PPN juga terutang Pajak

Reklame dan Retribusi, jadi selain memberi masukan bagi pemerintah

pusat karena PPN adalah pajak pusat juga memberi masukan bagi

pemerintah daerah, maka dengan adanya tulisan ini, penulis berharap

agar pemerintah daerah tidak memasang tarif pajak reklame maupun

retribusi yang terlalu tinggi, karena dunia usaha sangat membutuhkan

jasa iklan untuk memasarkan produknya sehingga dikenal oleh

masyarakat, sebab harga iklan yang tinggi juga akan mempengaruhi

pada harga jual produk yang akan dipasarkan pada masyarakat.

3. Surat Pemberitahuan Masa PPN merupakan sarana yang diberikan

kepada Wajib Pajak untuk dapat mempertanggungjawabkan

kewajibannya dalam membayar PPN terutang dalam suatu masa pajak.

Kekeliruan dalam penulisan angka akan sangat mempengaruhi besar

kecilnya pajak terutang, yang juga dapat menyebabkan Pajak Lebih

Bayar atau Kurang Bayar, oleh sebab itu penulis berharap agar Wajib

Pajak dalam hal ini Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dimana wajib

untuk memungut PPN, agar menyetorkan dan melaporkan PPN

terutang dengan teliti dan benar.

Page 72: PPN Pada Usaha Advertising Agency

60

4. Dengan adanya e-SPT semakin memudahkan Wajib Pajak dalam

pelaporan SPT masa PPN, maka penulis berharap Wajib Pajak dapat

memanfaatkan dengan sebaik – baiknya sarana yang sudah disediakan

oleh Direktorat Jendral Pajak, karena dengan e-SPT, kekeliruan atau

kesalahan dalam penulisan dapat diminimalkan.

Page 73: PPN Pada Usaha Advertising Agency

DAFTAR PUSTAKA

_______,2006.Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 146 /PJ./2006 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT MASA PPN)

_______,2007.Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Andi Offset, Yogjakarta.

Rusdji, Muhamad. 2007. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Gramedia, Jakarta.

Sukarji, Untung.2006. Pajak Pertambahan Nilai. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Waluyo. 2004. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.