· web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan...

51
INDUSTRI VIII/1

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

INDUSTR

VIII/1

Page 2:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

I

Page 3:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah
Page 4:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

BAB VIII

I N D U S T R I

1. Pendahuluan

Memasuki tahun 1982 pembangunan sektor industri telah mencapai tahap yang semakin mantap. Hasil-hasil yang telah dicapai sejak Repelita I sampai dengan pertengahan Repeli- ta III telah mendorong usaha-usaha yang lebih tertuju pada penyempurnaan struktur dan pola industri nasional. Usaha- usaha ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan perluasan dan pembangunan baru proyek-proyek industri dasar atau in- dustri kunci, antara lain industri besi baja, industri aluminium, industri semen, industri pupuk, industri pulp dan kertas, serta industri karet.

Sampai dengan pertengahan tahun 1981/82 telah diper- siapkan 52 buah proyek industri kunci yang meliputi indus- tri kimia dasar, industri logam dasar dan perluasan bebe- rapa unit produksi aneka industri. Sebagian besar daripada industri-industri ini diharapkan selesai dan mulai bero-perasi menjelang akhir Repelita III. Dalam waktu dekat akan dimulai pula pembangunan dari kompleks-kompleks pe- trokimia dan usaha-usaha industri hilirnya.

Dalam proses pengembangan industri dasar tersebut se- kaligus telah diterapkan konsepsi wilayah-wilayah pusat pengembangan industri dan zona-zona industri sebagai ke- rangka pokok dan landasan untuk mendukung dan memperkokoh penyebaran industri hilir dan industri kunci. Dengan demi- kian akan dapat diletakkan landasan pengembangan industri nasional yang semakin kokoh dan berakar kepada kemampuan dalam negeri sendiri.

Pertumbuhan sektor industri sampai dengan pertengahan tahun 1981/82 terus berjalan dengan mantap dan telah mampu mengatasi beberapa kesulitan, antara lain yang disebabkan resesi dunia. Laju pertumbuhan masih cukup baik biarpun tidak setinggi seperti tahun sebelumnya. Kelangsungan pe-ngembangan sektor industri ditandai oleh terus meningkat- nya produksi hasil-hasil industri, mantapnya pengadaan dan harga barang-barang hasil produksi dalam negeri, baik un-

VIII/3

Page 5:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

tuk kebutuhan-kebutuhan sehari-hari maupun hari-hari besar serta terus meningkatnya kegiatan-kegiatan perluasan dan pembangunan proyek-proyek baru.

Dengan semakin kuatnya sektor industri, maka dalam usaha meningkatkan ekspor di luar minyak dan gas bumi, ekspor hasil-hasil industri semakin menjadi tumpuan harap- an. Meningkatnya angka-angka ekspor menunjukkan bahwa ha-sil-hasil industri mempunyai prospek yang cukup menggembi-rakan.

Kegiatan industri yang semakin meningkat akan menim-bulkan masalah-masalah baru, antara lain gangguan dan ba-haya. Untuk mengatasi masalah-masalah ini dan untuk meme-lihara lingkungan hidup yang sehat, usaha-usaha penentuan dan pembangunan wilayah industri terus dilakukan.

Mengingat struktur industri kecil yang masih tradi-sional, maka pengkaitan antara industri besar dan industri kecil masih terbatas pada hubungan Bapak angkat - Anak Angkat yang lebih banyak terpusat kepada pengadaan bahan baku dan pemasaran produk, namun belum merupakan kaitan yang terpadu berupa industri kecil sebagai sub-kontraktor tetap bagi industri besar. Persyaratan-persyaratan yang kerapkali dituntut oleh industri besar akan mutu, produk-tivitas dan kemampuan untuk mentaati jadwal-jadwal waktu bagi penyelesaian pekerjaan adalah ketentuan-ketentuan yang harus dapat dipenuhi oleh industri kecil, bilamana akan dijalin hubungan kerjasama yang lebih erat dan kekal. Maka bagi sektor-sektor industri kecil tertentu, terutama sektor logam, akan diusahakan perkembangan industri kecil modern, yang meskipun tetap merupakan usaha kecil namun mampu bekerja dalam struktur dan syarat kerja modern, de-ngan menjalankan proses-proses yang lebih teknis dengan mempergunakan alat-alat modern yang bercorak sederhana. Usaha-usaha tersebut akan dilakukan melalui Lingkungan Industri Kecil (LIK). Industri kecil modern yang lahir daripada usaha modernisasi secara berangsur-angsur ini akan menjadi jembatan yang kekal di dalam kaitan antara industri kecil dengan industri menengah dan besar. Hasil-hasil pertama dari usaha-usaha ini telah mulai tampak da- lam industri kendaraan bermotor, industri elektronika dan industri mesin.

VIII/4

Page 6:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Sementara itu telah dilakukan usaha-usaha untuk menata kembali struktur dan produk industri dengan jalan mengem-bangkan konsep rasionalisasi dan standardisasi. Dalam usa- ha ini telah dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain pen-ciutan type barang-barang yang dibuat, pembatasan jumlah unit usaha di dalam sektor-sektor tertentu, penyebaran pembangunan industri ke daerah-daerah serta penetapan standar-standar mutu dan ukuran barang. Dalam usaha stan-dardisasi tersebut hingga dewasa ini telah disusun Standar Industri Indonesia (SII) untuk 605 komoditi dan SII yangwajib berlaku meliputi 22 komoditi, antara lain semen, be- si beton, kabel listrik, seng gelombang, lampu pijar dan sebagainya. Langkah ini penting peranannya, karena di sam-ping melindungi konsumen, dapat merupakan alat untuk mem-batasi masuknya berbagai macam barang yang tidak mengun-tungkan pembangunan ekonomi dan sosial.

Selanjutnya arah dan prospek pembangunan industri ju- ga tergantung pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditem- puh dalam penanaman modal, baik melalui pola Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun tanpa melalui pola tersebut. Dalam memberikan arah bagi pembangunan industri serta terciptanya iklim industri yang lebih sehat dan dinamis, maka melalui pola PMA dan PMDN penanaman modal dilaksanakan berdasarkan Daftar Skala Prioritas (DSP) yang disusun tiap tahunnya. Melalui pola PMA dan PMDN ini dalam 3 tahun pertama Repelita III akan dibangun 530 buah proyek, terdiri dari 60 proyek PMA dan 470 proyek PMDN. Dilihat dari penyebaran lokasinya, seba-gian besar proyek-proyek ini masih berada di pulau Jawa, kemudian disusul oleh Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.

Dengan mulai meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menafsir dan menilai tingkat kesejahteraan, maka masalah lingkungan hidup perlu mendapat perhatian yang terus me-ningkat. Dalam rangka menangani pencemaran akibat kegiatan industri, telah disusun 8 Buku Pedoman yang berkaitan de-ngan masalah ini, serta dilakukan pengembangan peralatan pencegahan pencemaran bagi industri kecil dan memonitor sejauh mungkin tingkat pencemaran industri di beberapa daerah. Adapun bagi wilayah-wilayah pemusatan industri, khususnya industri dasar atau zona-zona industri, analisa dampak lingkungan telah merupakan usaha pelengkap yang mutlak.

VIII/5

Page 7:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Dengan segala langkah-langkah yang diusahakan terse- but, maka sektor industri pada akhirnya akan menjadi tu-lang punggung ekonomi yang bersama-sama dengan sektor per-tanian akan membangkitkan ekonomi nasional yang berimbang yang memiliki daya tumbuh yang mantap dan berkesinambung-an.

Berikut ini disajikan perkembangan beberapa jenis in-dustri dari bidang-bidang aneka industri, industri logam dasar, industri kimia dasar serta industri kecil dan pede-saan.

2. Aneka Industri

Suatu ciri khas bidang aneka industri adalah bahwa sektor ini menghasilkan barang-barang untuk memenuhi ber-macam-macam keperluan masyarakat luas. Dalam hubungan ini industri yang berkapasitas besar dengan teknologi modern diarahkan untuk melayani pesanan luar negeri, sedang in-dustri dengan teknologi padat karya diarahkan untuk meme-nuhi kebutuhan'dalam negeri.

Pembangunan di bidang aneka industri sejak tahun tera-khir Repelita II sampai dengan tahun ketiga Repelita III telah mencapai hasil-hasil yang cukup menggembirakan, se-bagaimana dapat dilihat dalam Tabel VIII-1, Tabel VIII-2 dan Grafik VIII-1. Seperti terlihat pada tabel tersebut, kelompok industri pangan terus mengalami kemajuan. Kenaik- an yang cukup menonjol dialami oleh produksi vetsin sebe- sar 27,9% dan minyak goreng sebesar 17,0%.

Produksi tepung terigu dalam tahun 1981/82 mengalami kenaikan sebesar 30,5%. Meningkatnya konsumsi tepung teri- gu menunjukkan adanya gejala pergeseran menu makanan ma-syarakat yang semakin beralih pada bahan pangan non-beras. Keadaan ini sesuai dengan program Pemerintah dalam rangka penganekaragaman bahan pangan untuk mengurangi ketergan-tungan akan beras sebagai makanan pokok sehari-hari.

Minyak goreng dan MSG (vetsin) merupakan komoditi yang berasal dari olahan bahan baku dalam negeri, yaitu minyak kelapa sawit dan molasse. Dengan terus meningkatnya pro-duksi komoditi-komoditi ini, maka semakin meningkat pula bahan yang di olah di dalam negeri.

VIII/6

Page 8:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

TABEL VIII - 1

PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,

1978/79 - 1981/82

No. Jenis barang Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82

Aneka Pengolehen Pangan:

1. Minyak Kelapa ton 319.100 452.030 610.000 480.0002. Minyak goreng ton 37.800 266.200 278.900 326.4003. Margarine ton 17.700 18.500 19.300 19.6004. Rokok Kretek juta batang 43.500 41.500 50.500 55.6005. Rokok Putih juta batang 25.700 28.600 33.400 28.4006. Vetein ton 21.600 20.000 26.200 33.5007. Sueu Kental Manis ribu peti 4.121 4.816 5.5013) 5.1848. Susu Bubuk ton 13.500 16.800 26.5013) 28.3009. Susu Cair ribu liter 3.383 5.940 8.5003) 9.200

10. Garam ton 261.8002) 703.000 690.0003) 285.800

Aneka Sandang :

11. Teketil ribu meter 1.576.000 1.910.000 2.027.300 2.094.00012. Benang Tenun bal 837.300 998.0003) 1.184.0003) 1.233.02413. Kulit Samak

a. Sapi/Kerbau ton 9.000 10.000 10.2003) 10.280

b. Kambing/Domba lembar 3.333.000 3.660.000 3.730.000 3.766.00014. Pakaian Jadi juta losin 14,4 16 17,6 19,4

Aneka Kimia dan Serat :

15. Sabun Cuci ton 218.525 202.850 212.992 207.80016. Sabun Mandi ton 16.104 22.116 28.308 29.81917. Detergen ton 44.245 46.457 54.3583) 63.05018. Tapal Gigi ribu tube 108.465 113.900 123.000 137.50019. Korek Api ribu kotak 539.770 553.000 586.240 664.80020. Crumb Rubber ton 861.549 571.586 611.239 337.10021. Ban Sepeda Luar ribu buah 7.763 7.375 7.596 7.67622. Ban Sepeda Dalam ribu buah 7.111 7.289 7.508 7.69523. Kotak karton ton 37.800 15.000 55.123 68.90624. Pipe PVC (dan fitting) ton 10.200 18.078 20.3383) 24.05425. Cat ton 33.229 42.720 49.178 50.860

Aneka Logam, AlatAngkutan dan Jasa :

26. Sepeda Motor buah 330.487 221.572 409.985 503.27327. Accu buah 690.000 1.747.200 3.319.680 3.651.60028. Radio buah 1.536.000 1.018.800 1.110.492 1.154.90029. TV Hitam Putih buah 687.600 574.000 631.400 643.62030. TV Berwarna buah 45.600 85.800 98.670 203.31131. Alat Pendingin buah 26.400 47.400 73.470 53.60432. Lemari Ee buah 90.000 99.600 134.460 138.49333. Lampu Pijar buah 30.360.000 29.901.600 33.788.808 36.491.90034. Mesin Jahit buah 600.000 477.600 525.360 551.62835. Battery Kering buah 420.000.000 462.000.000 526.740.000 263.570.00036. Kabel Listrik ton 15.720 17.400 3) 19.140 3) 18.68437. Alat Semprot buah 36.480 78.000 134.160 154.28438. Radio Casette Mobil buah -4) 560.500 616.550 672.03939. Kipes Angin Buah - 228.000 490.200 524.300

Aneka Bahan Bangunandan Umum:

40. Kayu lapis ribu m31) 424.0003) 575.0003) 1.144.6253) 1.609.88841. Kayu Gergajian ribu M3 1.800 5.671 7.362 7.77142. Geles dan Botol ton 63.700 68.400 77.300 84.830

1) Satuan yang diperbaiki2) Tidak termasuk Garam Rakyat 3) Angka diperbaiki 4) - = tidak terdapat data

VIII/7

Page 9:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

GRAFIK VIII – 1PRODUKSI ANEKA INDUSTRI

1978/79 – 1981/82

Page 10:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

VIII/8

Page 11:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VII – 1)

VII/9

Page 12:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VIII - 1 )

Page 13:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

VIII/10

Page 14:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(L an j u t an Gra f ik VII I - 1 )

VIII/11

Page 15:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

TABEL VIII - 2

VOLUME DAN NILAI EKSPOR BEBERAPA PRODUK ANEKA INDUSTRI,1979 - 1981

No. Jenis barang1979 1980 1981

Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Aneka Pengolahan Pangan:

1. Kaki kodok 2.657 7.183,9 1.612 4.754,2 2.776,1 9.430,4

2. Udang beku 33.739 198.427,6 30.471 177.894,4 23.603,9 156.459,73. Bungkil Kopra 316.978 41.284,3 394.328 47.377,1 321.836,5 35.757,3

4. Tepung Kelapa 1.499 1.684,1 1.013 1.215,0 -2)

__ 2)

5. Minyak Kelapa 20.708 14.809,8 40.607 22.809,5 3.502,8 1.534,26. Tapioka 709.644 68.888,7 386.053 42.724,6 432.616,9 32.844,87. Biji jambu mete 87 245,0 367 1.672,9 778,6 1.735,88. Kerupuk udang 1.841 2.650,0 2.551 3.921,4 3.187,7 5.605,19. Rokok kretek 87 859,0 124 1.360,8 203,0 2.416,510. Coklat olahan

Aneka Sandang:

4.987 12.204,9 10.289 19.660,-9 9.941,1 17.827,0

1. Benang tenun 1.458 3.931,0 992 3.148,1 507,1 1.753,5 2. Tekstil 5.2311) 32.577,01) 4.1181) 27.722,61) 3.446,5 22.938,1 3. Pakaian jadi 3.3281) 41.950,51) 7.7011) 85.037,01) 11.533,1 90.047,4 4. Batik 1.5171) 28.916,31) 1.6701) 15.423,21) 902,1 5.495,1

1) Angka diperbaiki 2) Tidak di ekspor

VIII/12

Page 16:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Sejak tahun pertama sampai tahun ketiga Repelita III produksi garam terus menurun tiap tahunnya. Dalam tahun ketiga bahkan telah menurun sebesar 58,6% dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Penurunan produksi yang menonjol ini disebabkan oleh curah hujan di atas normal selama tahun 1981, sedang proses produksi garam sangat tergantung pada sinar matahari.

Dalam tahun 1981/82 kelompok industri sandang mengala- mi tantangan antara lain kelesuan ekspor akibat adanya pembatasan impor tekstil dan pakaian jadi oleh negara ne-gara MEE dan perubahan prosentase Sertifikat Ekspor (SE). Di samping itu terdapat kenaikan harga bahan baku impor dan kejenuhan pemasaran di dalam negeri. Namun demikianproduksi beberapa komoditi masih mengalami peningkatan. Industri tekstil pada tahun 1981/82 meningkat dari 2.027,3 juta meter pada tahun 1980/81 menjadi 2.094,0 juta meter atau kenaikan sebesar 3,3%, industri benang tenun dari 1.184,0 ribu bal menjadi 1.233,0 ribu bal atau sebesar 4,1% dan industri pakaian jadi bahkan meningkat sebesar 10,2% atau dari 17,6 juta lusin menjadi 19,4 juta lusin.

Sementara itu produksi kulit samak dalam tahun 1981/82 hanya meningkat sedikit, yaitu 0,8% untuk kulit samak sapi dan kerbau, dan 1,0% untuk kulit samak kambing dan domba.

Berbeda dengan kelompok industri sandang, kelompok in-dustri barang-barang kimia dan serat pada umumnya mengalami perkembangan yang mantap. Sebagian besar komoditi dari kelompok industri ini produksinya meningkat dari 'tahun ke tahun. Dalam hubungan ini dapat dicatat produksi PVC, de-tergen, korek api, tapal gigi dan kotak karton. Dibanding- kan dengan produksi tahun sebelumnya, maka produksi komo-diti-komoditi ini pada tahun 1981/82 masing-masing mening- kat sebesar 18,3%, 17,5%, 13,4%, 11,8% dan 25,0%.

Seperti halnya dengan kelompok industri barang-barang kimia dan serat, kelompok industri barang-barang logam, alat angkutan dan jasa menunjukkan pula perkembangan yang menggembirakan.

Komoditi-komoditi dari kelompok industri ini pada umumnya mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya. Pada tahun 1981/82 produksi TV berwarna mencapai jumlah 203.311

VIII/13

Page 17:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

buah, TV hitam putih sebanyak 643.620 buah, radio sebanyak 1.154.900 buah dan radio casette mobil sebanyak 672.039 buah. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, maka ini berarti kenaikan masing-masing 106,1%, 1,9%, 4,0%, 9,0%.Demikian pula dapat dicatat produksi kipas angin se-banyak 524.300 buah atau suatu kenaikan sebesar 7,0%. Sepeda motor sebanyak 503.273 buah atau suatu kenai kan sebesar 22,8%. Gambaran perkembangan produksi ini menunjukkan adanya peningkatan taraf hidup dan pendapatan masyarakat sebagai hasil nyata pembangunan, sehingga sebagian penghasilannya sudah dapat disisihkan untuk membeli barang-barang di luar kebutuhan pokok yaitu pangan dan sandang. Pada produksi TV bahkan telah terjadi pergeseran dari TV hitam putih ke TV berwarna.

Di samping komoditi-komoditi tersebut diatas, industri alat semprot (sprayer) hama mengalami pula pertumbuhanyang pesat. Hal ini sejalan dengan pesatnya pembangunan di sektor pertanian. Produksi alat semprot meningkat dari tahun ke tahun selama tiga tahun pertama Repelita III. Jika pada akhir Repelita II produksi alat semprot baru mencapai 36.480 buah, maka pada tahun pertama Repelita III dapat dihasilkan 78.000 buah, pada tahun kedua Repelita 111 134.160 buah dan pada tahun ketiga Repelita III diha-silkan sebanyak 154.284 buah. Gambaran ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 113,8% dalam tahun 1979/80, 72,0% dalam tahun 1980/81 dan 15,0% dalam tahun 1981/82.

Sejalan dengan pesatnya laju pembangunan, maka bebe-rapa produk dari kelompok industri bahan bangunan dan ba-rang-barang mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Selama tiga tahun Repelita III produksi kayu lapis, kayu gergajian, gelas dan botol menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Jika pada akhir Repelita II produksi kayu lapis, kayu gergajian, gelas dan botol baru mencapai ma-sing-masing 424.000 ribu M3, 1.800 ribu M3 dan 63.700 ton, maka pada tahun ketiga Repelita III telah dapat dihasilkan 1.609.888 M3 kayu lapis, 7.771 ribu M3 kayu gergajian dan 84.830 ton gelas dan botol. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, maka pada tahun 1981/82 terjadi pening- katan produksi sebesar masing-masing 40,6%, 5,6% dan 9,7%.

Agar perkembangan sub-sektor aneka industri semakin meningkat pada tahun mendatang, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :

VIII/14

Page 18:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

a) peningkatan effisiensi per mesin dan per tenaga kerja untuk menekan biaya produksi;

b) pemantapan pemasaran dengan diversifikasi produk, pasaran, serta disain;

c) peneterapan standar, yaitu SII untuk pemasaran dalam negeri dan standar internasional untuk barang-barang yang di ekspor;

d) mendorong pengembangan industri yang banyak mengguna-kan komponen-komponen lokal.

Dengan pesatnya perkembangan sub-sektor aneka indus- tri, maka sejak beberapa tahun yang lalu komoditi-komoditi dari sub-sektor ini telah mulai memasuki pasaran ekspor. Ditinjau dari volume maupun nilai ekspor hasil aneka in-dustri menunjukkan gejala yang meningkat dalam tahun 1980 dan kecenderungan menurun dalam tahun 1981.

Perkembangan ekspor beberapa komoditi dari sub-sektor aneka industri dapat dilihat pada Tabel VIII-2.

Dalam tahun 1981 ekspor udang beku, bungkil kopra, mi-nyak kelapa, tapioka, coklat olahan, benang tenun, tekstil dan batik mengalami penurunan, akibat kelesuan pasaran du- nia. Dengan dijalankannya kebijaksanaan ekspor baru tahun 1982, masalah pemasaran diharapkan akan dapat teratasi.

3. Industri Logam DasarBidang industri ini meliputi kelompok-kelompok indus- tri

bahan logam dan produk dasar, industri motor mesin dan perlengkapan pabrik, industri peralatan listrik dan indus- tri alat angkutan.

Dalam tahun 1981/82 produksi di bidang industri logam dasar pada umumnya meningkat, meskipun tidak sebesar pe-ningkatan yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya. Hasil-hasil pelaksanaan pembangunan di bidang industri ini dalam tahun 1981/82 dapat dilihat dalam Tabel VIII-3 dan Grafik VIII-2.

Seperti terlihat pada Tabel VIII-3 kelompok industri bahan logam dan produk dasar menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan. Hampir semua komoditi dari kelompok indus-

VIII/15

Page 19:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah
Page 20:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

TABEL VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR

1978/79 – 1981/82

1) Angka diperbaiki2) BRT = Bruto Register Ton

VIII/16

Page 21:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

GRAFIK VIII – 2PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR

1978/79 – 1981/82

VIII/17

VIII/16

Page 22:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VII – 2)

VIII/18

VIII/18

Page 23:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VII – 2)

VIII/19

Page 24:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

VIIIJ20

tri ini mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya. Per-kembangan produksi di bidang industri ingot baja, besi be-ton, pipa baja, ekstrusi aluminium dan lembaran aluminium berlangsung dengan pesat. Pada akhir Repelita II baru di-hasilkan 80.000 ton ingot baja, 300.000 ton besi beton, 118.250 ton pipa baja, 2.800 ton ekstrusi aluminium dan 9.700 ton lembaran aluminium. Kecuali lembaran aluminium, produkai komoditi-komoditi tersebut meningkat pada tahun pertama Repelita III, sedang dalam tahun 1980/81 tercatat kenaikan untuk ke lima komoditi tersebut. Dalam tahun1981/82 produksi ingot baja mengalami kenaikan sebesar 9,8%, besi beton sebesar 4,9%, pipa baja 4,8%, ekstrusi aluminium sebesar 30,8% dan lembaran aluminium sebesar 16,2%.

Kenaikan produksi sebesar 9,8% atau tercapainya pro-duksi sejumlah 436.098 ton pada tahun 1981/82 bagi ingot baja sebetulnya tidak berarti ditinjau dari kebutuhan akan ingot/billet sebesar 780.000 ton. Rendahnya produksi ter-sebut disebabkan masih banyak ingot/billet yang di impor.Kini sedang dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi ma-salah tersebut.

Sementara itu, pemakaian besi sponge sebagai bahan ba- ku untuk pembuatan ingot/billet mulai berkembang sehingga produksinya meningkat dari 281.846 ton pada tahun 1980/81 menjadi 384.454 ton pada tahun 1981/82. Sebagian dari pro-duksinya telah di ekspor. Peningkatan perkembangan yang menonjol dari pipa baja disebabkan uaaha-usaha diveraifi-kasi.

Usaha-usaha untuk mengembangkan industri logam dasar terus dilakukan. Pada waktu ini sedang dibangun pabrik plat baja (hot rolled sheet) dan pembangunan pabrik baja lapis (cold-rolled sheet) sedang dalam persiapan. Kegiat- an industri plat baja yang berproduksi saat ini masih ber-bentuk pengerjaan pemotongan dan pembelahan plat baja gu-lungan. Plat baja yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik ini, pada tahun 1981/82 berjumlah 36.082 ton.

Kelompok industri motor, mesin dan peralatan pabrik menunjukkan perkembangan yang mantap.Seperti terlihat pada Tabel VIII-3 dan Grafik VIII-2 produksi mesin diesel pada tahun 1981/82 mencapai 69.446 buah atau meningkat sebesar

VIII/20

Page 25:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

103,5% jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya yang besarnya 34.126 buah. Pada tahun sebelumnya dialami peningkatan sebesar 36,5%. Peningkatan pesat ini disebab- kan oleh pemakaian mesin diesel produksi dalam negeri pada industri konstruksi jalan dan generating set.

Industri motor listrik juga menunjukkan perkembangan yang menonjol. Dalam tiga tahun pertama Repelita III produkainya meningkat dari tahun ke tahun dengan cukup pesat. Jika pada tahun pertama Repelita III baru dihasilkan 200 buah motor listrik, maka pada tahun kedua Repelita III produksinya melonjak naik sebesar 181,5% atau mencapai jumlah 563 buah. Pada tahun ketiga Repelita III dialami peningkatan sebesar 24,3%.

Industri mesin peralatan pabrik yang meliputi trans-formator dan generator menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat, hal mana sejalan dengan rencana perluasan daya lis- trik terpasang, termasuk program listrik masuk desa. Usa- ha-usaha ini merupakan akibat dari peningkatan kebutuhan pemakaian listrik per kapita dan perkembangan sektor in-dustri. Dalam hubungan ini dapat dicatat peningkatan pro-duksi transformator sebesar 66,9% dan generator 91,3%.

Dewasa ini produksi industri mesin konstruksi jalan berupa mesin pemecah batu dan mesin penggilas jalan. Kare- na mesin-mesin ini berbentuk alat-alat besar, perkembang-annya tidak menunjukkan suatu trend tertentu. Setelah mengalami penurunan produksi yang cukup tinggi pada tahun 1980/81, yaitu industri mesin penggilas jalan sebesar 29,8% dan industri mesin pemecah batu sebesar 70,0%, maka pada tahun 1981/82 produksi komoditi-komoditi tersebut meningkat lagi dengan menonjol. Mesin penggilas jalan me-ngalami peningkatan sebesar 36,4% dan mesin pemecah batu 166,7%.

Produksi industri mesin dan peralatan pertanian, meli-puti antara lain traktor tangan, traktor mini, mesin pe-rontok padi, huller dan pompa irigasi.Pada tahun 1981/82 produksi traktor mini mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu 66,1%, dibandingkan dengan produksi pada ta- hun 1980/81. Sebaliknya traktor tangan yang relatif lebih murah harganya pada tahun 1981/82 produksinya meningkat

VIII/21

Page 26:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

sebesar 22,5% atau dari 877 buah pada tahun 1980/81 men-jadi 1.074 buah pada tahun 1981/82.Produksi mesin penum-buk/perontok padi tahun 1981/82 mencapai 523 buah, sedang pada tahun sebelumnya hanya dihasilkan 243 buah; yang ber- arti peningkatan sebesar 115,2%. Sebaliknya industri hul- ler mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun, dan pada tahun 1981/82 penurunan mencapai 42,3%.

Berbeda dengan industri mesin konstruksi, industri peralatan telekomunikasi berkembang sejalan dengan kegiat- an perluasan sambungan telepon dan jaringan SLJJ. Industri Sentral Telepon Otomat dan PABX pada tahun 1981/82 melon-jak produksinya dari 2.832 buah pada tahun 1980/81 menjadi 37.120 buah pada tahun 1982/83. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1.210,7% pada tahun 1981/82.

Kelompok industri alat angkutan mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Produksi kendaraan bermotor roda em- pat, yang mencakup kendaraan niaga, kendaraan serba guna, kendaraan penumpang dan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) sejak akhir Repelita II hingga tahun ketiga Repeli- ta III terus meningkat. Pada tahun 1981/82 jumlah kendara- an yang dihasilkan mencapai 209.896 buah atau 23,4% lebih tinggi dari produksi tahun sebelumnya yang berjumlah 170.087 buah. Di samping itu industri alat angkutan telah pula melakukan perluasan kegiatan dengan membangun indus- tri kereta api. Dalam tahun 1981/82 telah dapat dihasilkan 20 buah gerbong barang dan 1 buah prototype gerbong penum-pang. Untuk lebih dapat mengembangkan industri perkereta-apian, maka sejak tahun 1981 pengelolaan pembuatan gerbong kereta api telah dialihkan secara resmi kepada suatu per-usahaan industri kereta api (INKA).

Kegiatan pembuatan kapal di dalam negeri, sampai de-ngan tahun 1980 masih lesu. Dengan adanya kebijaksanaan pengadaan kapal sebanyak 101 buah pada tahun 1981/82, maka produksi kapal pada tahun tersebut mencapai 28.873 BRT atau 5,0% lebih tinggi dari produksi pada tahun 1980/81 yang besarnya 27.500 BRT. Untuk reparasi kapal, pada tahun 1981/ 82 telah dilaksanakan kegiatan reparasi sebesar 849.000 BRT, hal mana menunjukkan adanya kenaikan sebesar 8,6% jika dibandingkan dengan reparasi pada tahun 1980/81 sebesar 782.000 BRT. Kapasitas terpasang dari dok dan

VIII/22

Page 27:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

shipway yang tersedia didalam negeri adalah sebesar 82.700 BRT per tahun dengan kemampuan reparasi 1.000.000 BRT per tahun. Pelaksanaan reparasi sebanyak 849.000 BRT pada tahun 1981/82 berarti bahwa 84,9% dari kemampuan yang tersedia telah dapat dipergunakan.

Sementara itu produksi industri kapal terbang meliputi produksi pesawat terbang dan helicopter. Pada tahun 1981 /82 telah dihasilkan 12 buah helicopter dan 17 pesawat terbang.

4. Industri Kimia Dasar

Ciri-ciri industri kimia dasar adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi, penggunaan tek-nologi maju yang telah tinggi, penggunaan skala ekonomi minimum, keperluan akan tenaga kerja trampil dengan keah-lian yang tinggi dan umumnya padat modal. Selama periode Repelita I dan Repelita II, pertumbuhan industri kimia dasar telah memungkinkan diadakannya kaitan ke hulu dengan dibangunnya induatri dasar yang menghasilkan bahan baku yang diperlukan oleh industri-industri hilir baik industri menengah, maupun industri kecil.

Peranan industri kimia dasar dalam meningkatkan sum-bangan sektor industri dalam masa Repelita III adalah sangat penting. Untuk mencapai tujuan tersebut telah diambil langkah-langkah untuk membangun industri hulu, meningkat kan keterkaitan antar industri dan perintisan engineering. Dengan langkah-langkah tersebut industri kimia dasar akan dapat memperkuat struktur induatri yang pada gilirannya dapat meningkatkan sumbangan sektor industri terhadap per-ekonomian nasional aecara lebih mantap.

Dalam rangka usaha pembangunan induatri kunci atau hu- lu, maka dalam tahun pertama Repelita III telah diselesai kan studi-studi kelayakan, yang pada umumnya didahului oleh studi nasional. Dalam mengembangkan pembangunan dila-kukan usaha-usaha pengembangan kaitan-kaitan strategis, seperti kaitan dengan penyediaan bahan baku, berikut kait- an transpor, dukungan penyediaan energi yang dikaitkan de-ngan diversifikasi energi, dukungan penyediaan tenaga na-

VIII/23

Page 28:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

sional dan regional, sistem distribusi tingkat nasional dan regional dan sistem infrastruktur. Di aamping itu di-perhatikan pula kaitan-kaitan timbulnya dampak ekonomi yang meliputi tumbuhnya industri hilir, induatri kecil dan usaha jasa serta berkembangnya wilayah karena pertumbuhan pemukiman baru beserta dampak sosialnya yang keseluruhan- nya akan menghasilkan zona industri.

Berdasar hasil-hasil studi tersebut diataa pada dewasa ini sedang dilakukan perluasan dan pembangunan baru indus-tri-industri kunci yang meliputi industri pupuk, bahan ak- tif pestisida, industri pulp dan kertas, industri semen dan industri ban. Sementara itu terus dilakukan usaha-usaha untuk membangun industri petrokimia hulu, yang mencakup pusat-pusat olefine dan aromatik.

Selanjutnya dapat dicatat pula persiapan-persiapan yang dilakukan dalam rangka pembangunan industri soda ash yang merupakan bagian terpadu dengan proyek pusat olefine. Di samping itu dilakukan pula persipan-peraiapan pembangu- nan garam industri di Kupang dan industri asam belerang yang merupakan bagian terpadu dari proyek fosfat yang de- wasa ini sedang dibangun di kompleks PT Petrokimia Gresik.

Dalam rangka usaha untuk memperkokoh struktur industri, maka dalam melaksanakan pembangunan industri kunci telah dicakup usaha-usaha kegiatan industri yang saling berkaitan antara lain

industri pupuk fosfat dengan pembangunan pabrik asam fosfat, asam sulfat, yang sekaligus dapat menghasilkan gypaum untuk industri semen dan aluminium fluorida un- tuk industri aluminium;

industri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah dapat diwujudkan suatu pola produksi kimia yang berlandaskan pada pemusatan-pemusatan tertentu daripada industri kimia hulu yang dapat menimbulkan indus- tri hilir. Kegiatan ini telah mulai tersebar di seluruh Indonesia pada tempat-tempat dimana permintaan akan pro-duk-produk kimia hilir itu ada. Dalam pelaksanaannya ke-

VIII/24

Page 29:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

TABEL VIII - 4

PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR,1978/79 - 1981/82

No. Jenis barang Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82

1. Pupuk Urea ton 1.437.242 1.827.000 1.985.099 2.006.6502. Pupuk Z.A. ton 141.000 147.854 180.780 195.1973. Pestisida ton 9.128 20.812 25.671 33.5764. Kertas ton 155.203 214.155 232.000 246.5875. Ban Luar Kendaraan Bermotor buah 2.540.401 2.898.398 3.320.000 3.816.8716. Ban Luar Sepeda Motor/Scooter buah 1.658.157 2.070.480 2.319.700 2.801.2627. Bahan Peledak ton 1.550 1.870 718 4808. Sintetik Resin ton 14.025 31.027 51.168 57.1759. Semen ton 3.629.003 4.705.109 5.851.759 6.844.24110. Kaca Polos ton 51.428 67.263 106.172 89.91911. Soda ton 8.456 17.572 18.830 15.63912. Asam Sulfat ton 24.522 50.900 39.816 37.23813. Aluminium Sulfat ton 18.788 12.900 15.419 17.73914. Zat Asam m3 7.182.000 6.177.000 8.070.504 9.471.31615. Asam Arang m3 3.485 2.167 4.664 3.94416. Acetylene m3 335.000 246.689 511.552 534.47117. Zinc Oxida ton 810 1.127 1.329 73118. Asam Chlorida ton 5.320 11.000 10.950 9.60919. Serat Sintetis ton - 72.982 89.068 111.975

VIII/25

Page 30:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

GRAFIK VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR

1978/79 – 1981/82

VIII/26

VIII/26

Page 31:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VIII – 3)

VIII/27

Page 32:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

(Lanjutan Grafik VIII – 3)

VIII/28

Page 33:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

giatan tersebut telah menimbulkan zona-zona industri de- ngan penggerak utama industri kimia dasar.

Sebagai hasil daripada usaha-usaha yang dilakukan, ma- ka industri kimia dasar sejak akhir Repelita II hingga ta- hun ketiga Repelita III menunjukan pertumbuhan yang terus meningkat. Selama tahun 1981/82 kelompok industri agro-ki- mia mengalami kenaikan produksi sebesar 6,0%, kelompok in-dustri sellulosa dan karet 8,0%, industri kimia organik 20,0% dan industri kimia anorganik 17,0%. Perkembangan kegiatan dalam bidang industri kimia dasar dalam tahun 1981/82 dapat dilihat pada Tabel VIII-4 dan Grafik VIII-3.

Industri kimia dasar berperan penting dalam menunjang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, yakni pangan, papan, sandang dan pendidikan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan, kegiatan pengembangan industri pupuk dan pestisida terus ditingkatkan. Hasil daripada usaha ini adalah per-kembangan produksi yang terus meningkat.

Seperti terlihat pada Tabel VIII-4 dan Grafik VIII-3 produksi pupuk urea pada akhir Repelita II baru mencapai 1.437.242 ton. Selama tiga tahun Repelita III produksinya meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1981/82 dihasilkan 2.006.650 ton pupuk urea. Dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya tidak terdapat peningkatan yang sub-stansial yaitu hanya sebesar 1,1%. Produksi pupuk Z.A. me-ngalami perkembangan yang meningkat. Selama tahun 1981/82 dihasilkan 195.197 ton pupuk Z.A., yang berarti 8,0% lebih tinggi dari produksi tahun 1980/81. Pada saat ini kapasi- tas tersebut sedang ditingkatkan inenjadi 400.000 ton/tahun dengan pelaksanaan perluasan PT Petrokimia Gresik tahap II.

Mengenai industri pestisida, pada akhir Repelita II baru diproduksi 9.128 ton. Pada tahun pertama, kedua dan ketiga Repelita III produksinya terus meningkat hingga mencapai 33.576 ton pada tahun 1981/82. Dibandingkan de-ngan produksi pada tahun sebelumnya, maka pada tahun 1981/ 82 telah terjadi kenaikan sebesar 30,8%. Industri pesti-sida sampai saat ini hanya merupakan suatu industri hilir formulasi saja, dimana bahan baku, yaitu bahan aktif masih sepenuhnya di impor. Pada tahun 1981 dimulai pelaksanaan pembangunan bahan aktif tersebut oleh PT.Petrokimia Gresik.

VIII/29

Page 34:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan papan dan pembangunan lainnya, maka pertumbuhan induatri semen juga digalakkan. Kegiatan perluasan dan pembangunan pabrik-pabrik baru te- rus dilaksanakan. Hasil daripada usaha ini adalah terca-painya kapasitas terpasang secara nasional dalam tahun 1981 sebesar 8.500.000 ton/tahun. Sasaran yang ingin dicapai adalah 17.000.000 ton/tahun pada tahun 1985/86. Dengan usaha-usaha ini produksi semen tiap tahun meningkat dengan menonjol. Jika pada akhir Repelita II produksi baru mencapai 3.629.003 ton semen, maka pada tahun ketiga Repelita III telah dihasilkan 6.844.241 ton. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya sebesar 5.851.759 ton, terjadi kenaikan sebesar 17,0%.

Di samping industri semen, industri kaca juga berperan dalam menunjang pemenuhan papan. Pada akhir Repelita II produksi kaca baru berjumlah 51.428 ton. Selama tahun ke-tiga Repelita III telah dicapai hasil sebesar 89.919 ton. Namun demikian dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sela- ma tahun ketiga Repelita III terjadi penurunan produksi sebesar 15,3%.

Industri yang menunjang pemenuhan sandang adalah in-dustri serat sintetis. Bahan ini baru mulai diproduksi pa- da tahun pertama Repelita III. Pada tahun ketiga Repelita III, produksinya mencapai 111.975 ton. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun kedua yang besarnya 89.068 ton, maka selama tahun ketiga Repelita III terdapat peningkatan sebesar 25,7%.

Dalam rangka menunjang kegiatan di bidang pendidikan, industri kertas mempunyai peranan penting, sehingga usaha-usaha peningkatan produksi terus didorong. Kapasitas ter-pasang industri pulp dan kertas pada saat ini adalah 170.000 ton/tahun kertas budaya, 170.000 ton/tahun kertas industri dan 1.500 ton/tahun kertas lain-lain. Pada waktu ini sedang dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas nasi-onal tersebut. Kertas budaya sedang ditingkatkan dari170.000 ton/tahun menjadi 382.000 ton/tahun dengan pem-bangunan PN Leces III dan IV dengan kapasitas masing-ma- sing 78.000 ton/tahun kertas tulis dan cetak serta 90.000 ton/tahun kertas koran. Proyek-proyek ini akan selesai masing-masing pada akhir tahun 1983 dan akhir tahun 1984. Disamping itu kini sedang dibangun perluasan pabrik kertas

VIII/30

Page 35:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Goa dengan kapasitas produksi 28.000 ton/tahun dan per- luasan di beberapa perusahaan swasta. Kertas industri se-dang ditingkatkan kapasitasnya dari 170.000 ton/tahun men-jadi 347.000 ton/tahun. Dalam hubungan ini antara lain akan dibangun Proyek Kertas Kraft di Cilacap dengan kapa-sitas produksi 90.000 ton/tahun, yang diharapkan akan se-lesai pada tahun 1986. Hasil daripada usaha-usaha untuk mendorong perkembangan industri pulp dan kertas adalah pertumbuhan produksi yang terus meningkat, seperti terli- hat pada Tabel VIII-4. Jika pada akhir Repelita II baru dihasilkan 155.203 ton kertas, maka pada tahun ketiga Re-pelita III telah dapat diproduksi 246.587 ton kertas dan pada tahun kedua 232.000 ton kertas. Dengan demikian ter-dapat kenaikan sebesar 6,3% dalam tahun ketiga Repelita III.

Mengingat peranan industri ban dalam menunjang. kegiat- an pengangkutan, perkembangan industri ini juga ditingkat- kan perkembangannya. Dalam tahun 1981 kapasitas nasional terpasang dari industri ban sedan/truck adalah 4.335.000 buah/tahun. Kapasitas nasional terpasang tersebut akan di-tingkatkan menjadi 8.000.000 buah/tahun. Dalam hubungan ini sedang dilakukan pembangunan perluasan tahap I bebera- pa pabrik ban. Dengan perluasan tahap I, direncanakan akan dapat dicapai 3.675.000 buah ban/tahun. Selanjutnya dengan perluasan tahap II yang sedang disiapkan, diharapkan akan dapat dihasilkan ban pesawat terbang, ban kendaraan mili-ter, conveyor belt, dan lain-lain.

Begitu pula akan terus dikembangkan industri ban sepe- da motor/scoter. Kapasitas nasional terpasang dari ban sepeda motor/scoter pada waktu ini adalah 4.000.000 buah/ tahun. Kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi 7.700.000 buah/tahun pada tahun 1985/86 melalui perluasan pabrik-pabrik. Seperti industri kimia dasar lainnya industri ban mengalami perkembangan yang terus meningkat. Selama tahun1981/82 industri ban luar kendaraan bermotor meningkat produksinya sebesar 15,0% jika dibandingkan dengan produk- si tahun sebelumnya. Industri ban luar sepeda motor/scoo- ter mengalami peningkatan produksi yang lebih tinggi sela- ma tahun 1981/82, yaitu sebesar 20,8%.

VIII/31

Page 36:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

YIII/32

5. Industri Kecil

Sejak permulaan Repelita III, industri kecil telah menempati posisi yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Pertumbuhan industri kecil diarahkan untuk meng- isi jalur-jalur pemerataan dan sekaligus berperan untuk memperkokoh struktur industri. Ditinjau dari segi pertum-buhan, dimasa yang akan datang industri kecil diharapkan akan mampu memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), aambil menunjang pertumbuhan sektor-sektor lainnya seperti pertanian, perumahan, perhu-bungan dan transmigrasi.

Dalam usaha meningkatkan sektor non-minyak, industri kecil merupakan salah satu sektor yang potenaial. Bahkan sektor ini sangat cocok sebagai lapangan usaha untuk pe-ngembangan bentuk-bentuk kerjasama yang berazaskan keke-luargaan, seperti koperasi, sistem Bapak Angkat, dan se-bagainya. Pengembangan industri kecil juga mempunyai ber-bagai nilai sosial antara lain dalam melestarikan seni bu-daya bangsa. Kepentingan-kepentingan yang demikian luas mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kebi-jaksanaan yang lebih efektif serta meningkatkan bantuan kepada industri kecil dari tahun ke tahun. Bantuan diberi- kan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bantuan secara tidak langsung telah dilakukan melalui kegiatan penciptaan iklim usaha dengan tujuan terbentuknya lingkungan yang serasi bagi industri kecil untuk mendorong pertumbuhannya. Dalam hubungan ini telah ditetapkan ber-bagai cabang usaha dan produk yang dicadangkan untuk terus ditingkatkan sesuai dengan jangkauan kemampuan industri kecil. Dalam rangka memberikan kemudahan kepada industri kecil, saat ini telah ditetapkan prosedur perizinan yang lebih sederhana. Dalam tatacara ini kepada industri kecil hanya diberikan surat Tanda Pendaftaran oleh Kandep setem-pat. Selain itu ditingkatkan pula usaha-usaha agar berba- gai sistem perkreditan seperti Kredit mini/midi, KIK/KMKP, dan lain-lain dimanfaatkan oleh industri kecil. Hasil dari usaha-usaha ini cukup menggembirakan. Baik jumlah nasabah maupun nilai kredit terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 1978 jumlah nasabah untuk KIK dan KMKP ba- ru berjumlah masing-masing 6.482 orang dan 14.949 orang, pada t a h u n 1 9 8 1 j u m l a h t e r s e b u t t e l a h m e n i n g k a t m e n j a d i

VIII/32

Page 37:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

masing-masing 11.736 orang dan 29.315 orang. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mancakup 10.841 untuk KIK dan 27.019 untuk KMKP, maka pada tahun 1981 telah terdapat ke-naikan sebesar 8,3% untuk KIK dan 8,5% untuk KMKP. Dilihat dari nilai kredit yang diberikan pada tahun 1981 telah disalurkan Rp 39.509 juta untuk KIK dan Rp 67.962 juta un- tuk KMKP. Dalam tahun 1978 jumlah tersebut baru meliputi Rp.15.090 juta untuk KIK dan Rp 24.656 juta untuk KMKP. Perkembangan tersebut perlu ditingkatkan lagi mengingat jumlah yang belum memanfaatkan kredit masih jauh lebih be- sar dari yang telah mendapat kredit. Untuk mengatasi masa-lah ini Pemerintah telah mengambil langkah-langkah, antara lain dengan membantu membuatkan studi kelayakan kredit dan memberikan rekomendasi kredit kepada bank.

Dalam usaha membantu dibidang pemasaran, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan melalui Keppres 14A tahun 1980, Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1982, serta kebijaksanaan sektoral lainnya telah memberikan dampak yang positif kearah perkembangan yang diharapkan. Langkah-langkah lainnya dalam mengatasi pemasaran adalah mengikut sertakan pengusaha industri kecil dalam pameran baik di luar maupun di dalam negeri. Di samping itu juga diberikan bantuan-bantuan untuk meningkatkan mutu dan disain hasil produksi. Dengan langkah-langkah tersebut pasaran ekspor akan lebih terbuka bagi industri kecil. Nilai ekspor hasil-hasil kerajinan dari tahun ke tahun tercantum dalam Tabel VIII-5.

Sistem Bapak angkat telah diterapkan sejak awal Repelita III. Pada dasarnya sistim ini ditujukan untuk me-ngatasi kesulitan yang dihadapi oleh industri kecil dalam hal pengadaan bahan baku/peralatan, pemasaran maupun pe-ningkatan ketrampilan. Sistim ini diterapkan dalam rangka menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara in-dustri kecil dengan industri menengah dan industri besar. Usaha ini ternyata telah membuahkan beberapa hasil yang positif. Manfaat yang dirasakan langsung oleh para pengu-saha industri kecil dengan adanya sistim bapak angkat ada- lah terjaminnya kontinuitas produksi maupun standar hasil produksi sebagai akibat dari terjaminnya kelancaran bahan baku/penolong baik dalam jumlah maupun mutu dan terjamin- nya pasaran bagi hasil produksi.

VIII/33

Page 38:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

VII1/34

Tanggapan dari para pengusaha industri menengah dan besar cukup menggembirakan, hal mana dapat dilihat dari jumlah bapak angkat yang terus meningkat. Sampai saat ini telah tercatat 35 perusahaan baik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara maupun swasta yang menjadi bapak angkat bagi industri kecil, sedang sampai dengan tahun 1980/81 baru tercatat 15 perusahaan.

Bentuk lain daripada kerjasama antara industri kecil dengan industri menengah dan besar adalah bentuk sub-con-tracting. Walaupun sub-contracting tidak dapat diterapkan untuk semua jenis industri, namun kerjasama semacam ini telah menjadi semakin penting dalam suatu tata industri modern. Sistim sub-contracting saat ini terutama telah berkembang pada industri komponen kendaraan bermotor dan komponen elektronika yang meliputi komponen logam, karet, kayu, plastik dan sebagainya.

Penciptaan iklim lainnya dalam menunjang pengembangan industri kecil adalah kebijaksanaan perpajakan yang meli-puti antara lain bea masuk, harga patokan impor, pajak/ retribusi dan sertifikat ekspor. Langkah ini dimaksudkan untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap saingan dari luar negeri dan untuk mendorong ekspor.

TABEL VIII - 5

NILAI EkSPOR INDUSTRI/KERAJINAN RUMAH TANGGA,1978 - 1981

Tahun Jumlah(ribu US$)

1978 14.663

1979 116.929

1980 146.328

1981 133.946

VIII/34

Page 39:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Untuk mengangkat industri kecil kepada taraf yang da- pat memanfaatkan kebijaksanaan penciptaan iklim tersebut diatas, maka Pemerintah memberikan bantuan langsung kepada para pengusaha dan pengrajin industri kecil, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras. Maksud utama dari- pada bantuan-bantuan ini ialah untuk merangsang para peng-usaha agar dapat bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna, yang pada akhirnya dapat tumbuh dan berdiri sendiriserta mampu bersaing di pasaran.

Dalam rangka bantuan perangkat lunak telah diberikan bantuan berupa nasehat teknis dan management, pendidikan dan latihan, studi dan penelitian, promosi dan pemasaran dan informasi. Sedangkan bantuan perangkat keras diberikan berupa mesin dan peralatan, bahan baku/penolong dan contoh mesin serta peralatan. Bantuan ini diberikan kepada pengu- saha industri kecil, baik yang ada di sentra maupun non sentra, melalui koperasi atau organisasi pengusaha. Bantu- an untuk peralatan/mesin diberikan dalam bentuk unit per-contohan, sedang untuk bahan baku bantuan diberikan seba- gai bahan produksi. Pada saat ini terdapat kurang lebih 2.000 sentra yang tersebar diseluruh propinsi. Dari jumlah tersebut telah dibina 595 sentra dalam tahun 1981/82, se-, dangkan bantuan peralatan menjangkau 260 sentra dan bantu- an bahan baku 168 sentra.

Sejak tahun 1980/81 telah dilaksanakan pula suatu bentuk bantuan terpadu, berupa Lingkungan Industri Kecil (LIK) dan Perkampungan Industri Kecil (PIK). LIK dimaksud- kan untuk industri kecil yang sudah agak besar dan lebih maju dan yang telah berwujud badan usaha formal. PIK di-maksudkan untuk industri-industri kecil yang berlokasi di pedesaan. Dengan demikian pada PIK tempat tinggal dan tem- pat usaha tidak terpisah. Sampai saat ini tedapat 16 buah LIK yang tersebar di 26 propinsi, dari 16 LIK ini 6 LIK telah beroperasi, yaitu di Yogyakarta, Magetan, Tegal, Semarang, Sidoardjo dan Bandung. Sementara itu sedang di-bangun PIK di 3 daerah, yaitu di Gunung Sempu, Jakarta dan Sukabumi.

Untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap pengusaha industri kecil., di beberapa daerah telah didirikan perang- kat-perangkat pelayanan, antara lain Pusat Pengembangan

VIII/35

Page 40:  · Web viewindustri semen dengan pembangunan pabrik grinding me-dia, kertas kraft, refractory, dan lain-lain. Selanjutnya dalam rangka pengembangan bidang industri kimia dasar, telah

Industri Kecil (PPIK), yaitu di Medan, Padang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Banjarmasin dan Jakarta. Disam ing itu telah didirikan Unit-unit Pe-layanan Teknis (UPT) di sentra-sentra industri kecil.

Perangkat personil terus pula ditingkatkan, baik dalam jumlah maupun kemampuan. Sampai dengan tahun 1981/82 telah dididik sebanyak 1.503 TPL (Tenaga Penyuluh Lapangan) dan 262 TPLS (Tenaga Penyuluh Lapangan Spesialis)

VIII/3 VIII/36