bappelitbangda.bandungbaratkab.go.id · web viewhasil pengujian validitas kuesioner untuk kinerja...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan metode
kuesioner berkaitan dengan pengawasan keuangan daerah dan kinerja pemerintah
daerah, kuesioner di distribusikan kepada 30 SKPD yang menjadi sampel
penelitian. Setiap SKPD dipilih 3 orang responden untuk mengisi kuesioner
penelitian, yang kemudian akan diolah dengan menggunakan perhitungan statistik
menggunakan bantuan SPSS V.23.0 for windows.
4.1.1 Pengawasan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan secara statistik dengan
menggunakan pendekatan validitas dengan konstruk metode pearson product
moment dengan alat analisis berupa program Ststistical Package for the Social
Science (SPSS V23.0). Dasar dari pengambilan keputusan valid atau tidaknya
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner adalah:
1. Hasil r hitung (Correlation) harus positif dan lebih besar dari r tabel
(pearson product moment) yaitu sebesar 0,361
2. Nilai r hitung setiap pernyataan dapat dilihat pada Pearson Correlation/
r hitung dengan signifikasi 5%
52
53
3. Besarnya r tabel ditentukan dari Product Moment Pearson dengan melihat
dari N.
Hasil Pengujian validitas kuesioner untuk pengawasan keuangan daerah
(X).
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Keuangan Daerah
No Item Koefisien Validitas r tabel Keterangan 1. 0,747 0,361 Valid 2. 0,804 0,361 Valid3. 0,858 0,361 Valid4. 0,725 0,361 Valid5. 0,814 0,361 Valid6. 0,601 0,361 Valid7. 0,871 0,361 Valid
Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner 2019
Dari hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas di atas yaitu pengawasan
keuangan daerah (X) didapatkan koefisien validitas antara 0,747-0,871, dimana
item yang memiliki korelasi di atas 0,361 dikategorikan sebagai item valid dan
layak diuji sedangkan item yang memiliki korelasi di bawah 0,361 dikategorikan
sebagai yang tidak valid. Hasil di atas menunjukan bahwa nilai koefisien validitas
> 0,361 sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode cronbach’s
alpha. perhitungan koefisien keandalan alat ukur penelitian ini adalah dengan
menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS V23.0).
54
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengawasan Keuangan Daerah (X)
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
,888 7Sumber : Pengolahan Data SPSS Versi 23.0
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel pengawasan keuangan daerah
adalah sangat reliabel, karena nilai koefiseien relibailitas dimana Cronbach's
Alpha yaitu sebesar 0,888 atas pengawasan keuangan daerah (X).
3. Pengawasan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat
Berikut ini merupakan deskripsi mengenai hasil penelitian terhadap 30
skpd mengenai pengawasan keuangan daerah dan berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner terdiri dari 4 indikator dan 7 pertanyaan yang disebarkan kepada
pegawai yang terdapat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Bandung Barat.
Tabel 4.3
Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan Keuangan Daerah (X)
Pernyataan Frekuensi Skor
aktualSkor Ideal Persetase
SS S N TS STS1. 13 16 1 0 0 132 150 88,00%2. 18 10 2 0 0 136 150 90,67%3. 14 15 1 0 0 133 150 88,67%4. 15 14 1 0 0 134 150 89,33%5 15 14 1 0 0 134 150 89,33%6 11 15 4 0 0 127 150 84,67%7 13 15 2 0 0 131 150 87,33%
Jumlah 927 1.050 88,29%
55
Sumber : Data Diolah 2019
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil skor aktual sebesar 927 dan skor
ideal sebesar 1.050. Untuk mengetahui tanggapan responden atas kuesioner yang
diisi maka peneliti akan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Aktual = Skor AktualSkor Ideal x 100%
Skor Aktual = 9271.050 x 100%
= 88,29%
Berdasarkan hasil penelitian di atas, tanggapan responden mengenai
pengawasan keuangan daerah adalah 88,29%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengawasan keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten
bandung barat termasuk kedalam kategori sangat baik. Hasil perhitungan di atas,
kemudian digambarkan pada garis kontinum sebagai berikut:
Skor Skor
Minumum Maksimum
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat BaikKurang Baik
Gambar 4.1
Garis Kontinum Pengawasan Keuangan Daerah
Secara detail kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran
jawaban untuk item-item pernyataan variabel pengawasan keuangan daerah (X).
Sesuai dengan indikator dibawah ini:
20% 36,1% 52,1% 68,1% 84,1% 100%
88,29%
56
1) Evaluasi Terhadap Kegiatan
Tabel 4.4
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 1
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan anggaran dilakukan
(triwulan, semester, tahunan)
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 13 43%
Setuju 16 53%Netral 1 4%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan anggaran dilakukan
(triwulan, semester, tahunan)” 13 skpd atau 43% adalah responden yang
menjawab “sangat setuju”, sebanyak 16 skpd atau 53% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 1 skpd atau 4% menjawab “netral”. Dari data yang disajikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
pengelolaan anggaran dilakukan setiap triwulan, semester, tahunan.
2) Pemerintah yang bersih dan bebas KKN
Tabel 4.5
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 2
Pengawasan dilakukan secara efektif danefisien untuk mewujudkan pemerintah
daerah yang bersih dan bebas KKN
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
57
Sangat Setuju 18 60%Setuju 10 33%Netral 2 7%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“pengawasan dilakukan secara efektif danefisien untuk mewujudkan pemerintah
daerah yang bersih dan bebas KKN” 18 skpd atau 60% adalah responden yang
menjawab “sangat setuju”, sebanyak 10 skpd atau 33% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 2 skpd atau 7% menjawab “netral”. dapat disimpulkan bahwa
pengawasan dilakukan secara efektif dan efisien untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN.
3) Pencatatan berdasarkan bukti dan tepat waktu
Tabel 4.6
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 3
Setiap transaksi keuangan telah dicatat dan pencatatan dilakukan bedasarkan bukti
yang cukup dan telah di dokumentasikan dengan baik
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 14 47%
Setuju 15 50%Netral 1 3%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“setiap transaksi keuangan telah dicatat dan pencatatan dilakukan bedasarkan
58
bukti yang cukup dan telah di dokumentasikan dengan baik” 14 skpd atau 47%
adalah responden yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 15 skpd atau 50%
responden menjawab “setuju”, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab “netral”.
Dapat disimpulkan bahwa setiap transaksi keuangan telah dicatat dan pencatatan
dilakukan berdasarkan bukti yang cukup dan di dokumentasikan.
Tabel 4.7
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 4
Pencatatan transaksi keuangan dilakukan dengan tepat waktu dan diklasifikasikan
dengan benar
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 15 50%
Setuju 14 47%Netral 1 3%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“pencatatan transaksi keuangan dilakukan dengan tepat waktu dan
diklasifikasikan dengan benar” 15 skpd atau 50% adalah responden yang
menjawab “sangat setuju”, sebanyak 14 skpd atau 47% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab “netral”. Dapat disimpulkan bahwa
transaksi keuangan dicatat dengan tepat waktu dan diklasifikasikan dengan benar.
4) Sistem pengawasan pelaksanaan tugas
Tabel 4.8
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 5
Pengawasan keuangan dilakukan baik dari internal dan eksternal
59
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 15 50%
Setuju 14 47%Netral 1 3%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“pengawasan keuangan dilakukan baik dari internal dan eksternal” 15 skpd atau
50% adalah responden yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 14 skpd atau
47% responden menjawab “setuju”, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab “netral”.
Dapat disimpulkan bahwa pengawasan keuangan telah dilakukan secara internal
dan eksternal.
Tabel 4.9
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 6
Terdapat sistem pengawasan terhadap setiap pelaksanaan tugas
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 11 37%
Setuju 15 50%Netral 4 13%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“terdapat sistem pengawasan terhadap setiap pelaksanaan tugas” sebanyak 11
skpd atau 37% adalah responden yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 15
skpd atau 50% responden menjawab “setuju”, sebanyak 4 skpd atau 13%
60
menjawab “netral”. Dapat disimpulkan bahwa setiap pelaksanaan tugas terdapat
sistem pengawasan.
5) Laporan Keuangan SKPD sesuai standar akuntansi Pemerintah
Tabel 4.10
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 7
Laporan Keuangan SKPD yang terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, dan
catatan atas laporan keuangan disusun berdasarkan proses akuntansi dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP), dan disusun secara tepat
waktu.
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 13 43%
Setuju 15 50%Netral 2 7%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“laporan Keuangan SKPD yang terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, dan
catatan atas laporan keuangan disusun berdasarkan proses akuntansi dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP), dan disusun secara tepat
waktu” sebanyak 13 skpd atau 43% adalah responden yang menjawab “sangat
setuju”, sebanyak 15 skpd atau 50% responden menjawab “setuju”. Dari data yang
disajikan di atas, sebanyak 2 skpd atau 7% responden menjawab “netral”. Dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan setiap SKPD telah disusun secara tepat
waktu dan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (SAP).
61
4.1.2 Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan secara statistik dengan
menggunakan pendekatan validitas dengan konstruk metode pearson product
moment dengan alat analisis berupa program Ststistical Package for the Social
Science (SPSS V23.0). Dasar dari pengambilan keputusan valid atau tidaknya
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner adalah:
1. Hasil r hitung (Correlation) harus positif dan lebih besar dari r tabel
(pearson product moment) yaitu sebesar 0,361
2. Nilai r hitung setiap pernyataan dapat dilihat pada Pearson Correlation/
r hitung dengan signifikasi 5%
Bsarnya r tabel ditentukan dari Product Moment Pearson dengan melihat
dari N.
Hasil Pengujian validitas kuesioner untuk kinerja pemerintah daerah (Y):
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pemerintah Daerah
No Item Koefisien Validitas r tabel Keterangan 1. 0,703 0,361 Valid 2. 0,731 0,361 Valid3. 0,816 0,361 Valid4. 0,722 0,361 Valid5. 0,686 0,361 Valid6. 0,796 0,361 Valid7. 0,756 0,361 Valid
62
Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner 2019
Dari hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas di atas yaitu kinerja
pemerintah daerah (Y) didapatkan koefisien validitas antara 0,703-0,746, dimana
item yang memiliki korelasi di atas 0,361 dikategorikan sebagai item valid dan
layak diuji sedangkan item yang memiliki korelasi di bawah 0,361 dikategorikan
sebagai yang tidak valid. Hasil di atas menunjukan bahwa nilai koefisien validitas
> 0,361 sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode cronbach’s
alpha. perhitungan koefisien keandalan alat ukur penelitian ini adalah dengan
menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS V23.0).
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
,854 7
Sumber : Pengolahan data SPSS Versi 23.0
Dari tabel 411. dapat dilihat bahwa variabel kinerja pemerintah daerah
adalah sangat reliabel, karena nilai koefiseien relibailitas dimana Cronbach's
Alpha yaitu sebesar 0,854 atas kinerja pemerintah daerah (Y).
3. Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
Berikut ini merupakan deskripsi mengenai hasil penelitian mengenai
kinerja pemerintah daerah dan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terdiri dari
63
3 indikator dan 7 pertanyaan yang disebarkan kepada pegawai yang terdapat di
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Pernyataan
Frekuensi Skor aktual
Skor Ideal PersetaseSS S N TS STS
1. 7 19 4 0 0 123 150 82,00%2. 9 20 1 0 0 128 150 85,33%3. 8 20 2 0 0 126 150 84,00%4. 4 20 5 1 0 117 150 78,00%5 9 20 1 0 0 128 150 85,33%6 8 19 3 0 0 125 150 83,33%7 11 18 1 0 0 129 150 86,00%
Jumlah 876 1.050 83,43%Sumber : Data Diolah 2019
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil skor aktual sebesar 876 dan skor
ideal sebesar 1.050. Untuk mengetahui tanggapan responden atas kuesioner yang
diisi maka peneliti akan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Aktual = Skor AktualSkor Ideal x 100%
Skor Aktual = 8761.050 x 100%
= 83,43%
Berdasarkan hasil penelitian di atas, tanggapan responden mengenai
kinerja pemerintah daerah adalah 83,43%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pemerintah daerah pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten bandung barat
64
termasuk kedalam kategori sangat baik. Hasil perhitungan di atas, kemudian
digambarkan pada garis kontinum sebagai berikut:
Skor Skor
Minumum Maksimum
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat BaikKurang Baik
Gambar 4.2
Garis Kontinum Kinerja Pemerintah Daerah
Secara detail kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran
jawaban dari 30 skpd untuk item-item pernyataan variabel kinerja pemerintah
daerah (Y). Sesuai dengan indikator dibawah ini:
1) Ekonomi
Tabel 4.14
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 1
Program dilakukan dengan memanfaatkan uang sebaik mungkin dengan konsep
value for money yang berorientasi kepentingan publik.
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 7 23%
Setuju 19 63%Netral 4 14%
Tidak Setuju 0 0%
20% 36,1% 52,1% 68,1% 84,1% 100%
83,43%
65
Sangat Tidak Setuju 0 0%Total 30 100%
Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“program dilakukan dengan memanfaatkan uang sebaik mungkin dengan konsep
value for money yang berorientasi kepentingan publik” sebanyak 7 skpd atau 23%
adalah responden yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 19 skpd atau 63%
responden menjawab “setuju”, sebanyak 4 skpd atau 14% menjawab “netral”.
Dari data yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa program dilakukan
dengan memanfaatkan uang sebaik mungkin dengan konsep value for money yang
berorientasi kepentingan publik.
Tabel 4.15
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 2
Setiap program kerja yang dilaksanakan dan dikelola secara ekonomis agar
terhindar dari pemborosan anggaran
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 9 30%
Setuju 20 67%Netral 1 3%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“setiap program kerja yang dilaksanakan dan dikelola secara ekonomis agar
terhindar dari pemborosan anggaran” sebanyak 9 skpd atau 30% adalah responden
yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 20 skpd atau 67% responden menjawab
“setuju”. Dari data yang disajikan di atas, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab
66
“netral”. dapat disimpulkan bahwa setiap program kerja dilaksanakan dan dikelola
secara ekonomis.
2) Efektifitas
Tabel 4.16
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 3
Rencana kerja sudah digunakan sebagai komitmen untuk menyediakan
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 8 27%
Setuju 20 67%Netral 2 6%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“rencana kerja sudah digunakan sebagai komitmen untuk menyediakan
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan” 8 skpd atau 27% adalah responden yang
menjawab “sangat setuju”, sebanyak 20 skpd atau 6% responden menjawab
“setuju”. Dari data yang disajikan di atas, sebanyak 2 skpd atau 6% menjawab
“netral”. Dapat disimpulkan bahwa Rencana kerja sudah digunakan sebagai
komitmen untuk menyediakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan.
Tabel 4.17
67
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 4
Dalam melaksanakan program kerja, aparatur pemerintah memberikan kinerja
yang optimal dengan anggaran yang minimal
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 4 13%
Setuju 20 67%Netral 5 17%
Tidak Setuju 1 3%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“dalam melaksanakan program kerja, aparatur pemerintah memberikan kinerja
yang optimal dengan anggaran yang minimal” 4skpd atau 13% adalah responden
yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 20 skpd atau 67% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 5 skpd atau 17% menjawab “netral”, sebanyak 1 skpd atau 3%
responden menjawab “tidak setuju” Dapat disimpulkan bahwa aparatur
pemerintah daerah memberikan kinerja yang optimal dengan anggaran yang
minima dalam melaksanakan program kerja.
3) Efisiensi
Tabel 4.18
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 5
Setiap program, kegiatan, dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
dan prioritas untuk menciptakan suatu efektifitas
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 9 30%
Setuju 20 67%Netral 1 3%
68
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel 4.16 adalah presepsi responden tentang item pernyataan “setiap
program, kegiatan, dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan
prioritas untuk menciptakan suatu efektifitas” 9 skpd atau 30% adalah responden
yang menjawab “sangat setuju”, sebanyak 20 atau 67% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab “netral”. Dapat disimpulkan bahwa
setiap program, kegiatan, dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
dan prioritas.
Tabel 4.19
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 6
Program kerja yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan publik
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 8 27%
Setuju 19 63%Netral 3 10%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“program kerja yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan publik”
sebanyak 8 skpd atau 27% adalah responden yang menjawab “sangat setuju”,
sebanyak 19 skpd atau 53% responden menjawab “setuju”, sebanyak 3 skpd atau
10% menjawab “netral”. Dapat disimpulkan bahwa program kerja yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan publik.
69
Tabel 4.20
Presepsi Responden Tentang Pernyataan 7
Masyarakat merasakan langsung manfaat dari program kerja yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 11 37%
Setuju 18 60%Netral 1 3%
Tidak Setuju 0 0%Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 30 100%Sumber : Pengolahan Data Kuesioner (2019)
Dari tabel di atas adalah presepsi responden tentang item pernyataan
“masyarakat merasakan langsung manfaat dari program kerja yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah” sebanyak 11 skpd atau 37% adalah responden yang
menjawab “sangat setuju”, sebanyak 18 skpd atau 60% responden menjawab
“setuju”, sebanyak 1 skpd atau 3% menjawab “netral”. Dapat disimpulkan bahwa
Masyarakat merasakan langsung manfaat dari program kerja yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah.
70
4.1.3 Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2016:160). Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan
Kolgomorof –Smirnov (K-S) dan normal probability plots.
Tabel 4.21
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized
Residual
N 30Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation
3,15121173
Most Extreme Differences
Absolute ,108Positive ,078Negative -,108
Test Statistic ,108Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber : Pengolahan Data, 2019)
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorof Smirnov diketahui nilai
signifikan (Asymp. Sig 2-Tailed) 0,200 dan lebih dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
71
Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Pengolahan Data, 2019
Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan normal probability
plot yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresinya memenuhi
asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Pada gambar 4.3 menunjukkan tingkat
normal telah dicapai yang terlihat bahwa pada model regresi data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti dapat
disimpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi
normalitas dan model regresi yang layak untuk digunakan.
72
Berikut ini hasil pengujian normalitas dengan menggunakan grafik
histogram:
Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan Data, 2019
Pada gambar 4.4 menunjukkan grafik histogram memberi pola distribusi
yang tidak melenceng ke kiri ataupun melenceng ke kanan. Dalam hal ini data
menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa regresi nya memenuhi asumsi normalitas.
73
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui besar
kecilnya pengaruh pengawasan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
daerah. Persamaan regresi merupakan rumus y=a+bX. Dalam hal ini untuk
menghitung pengaruh pengawasan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
daerah dengan menggunakan program Statistic Program Social Science (SPSS)
V.23.0. hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear SederhanaCoefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,649 2,781 2,390 ,024
Pengawasan Keuangan Daerah ,667 ,127 ,704 5,252 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 23.0
Dari hasil regresi pada tabel tersebut, maka dapat dibentuk sebuah
persamaan linier sederhana sebagai berikut :
Y = 6,649 + 0,667 X
Persamaan diatas diartikan sebagai berikut :
α = 6,649 artinya jika pengawasan keuangan daerah (X) bernilai nol (0),
maka kinerja pemerintah daerah (Y) akan meningkat sebesar 6,649
satuan.
74
α = 0,667 artinya pengawasan keuangan (X) meningkat sebesar satu satuan
dan variabel lainnya konstan, maka kinerja pemerintah daerah (Y)
meningkat sebesar 0,667.
Nilai konstanta (a) adalah 6,649 menandakan bahwa kinerja pemerintah
daerah tanpa adanya pengawasan keuangan daerah adalah 0.
Hasil koefisien regresi variabel pengawasan keuangan daerah (X) bernilai
positif yaitu 0,667 artinya bahwa setiap peningkatan pengawasan keuangan daerah
maka peningkatan kinerja pemerintah daerah sebesar 0,667 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap.
3. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen yaitu pengaruh pengawasan keuangan
daerah (X) dengan variabel dependen yaitu kinerja pemerintah daerah (Y).
Adapun perhitungan korelasi ini menggunakan program Statistic Program Social
Science (SPSS) 23 dengan perhitungannya sebagai berikut :
Tabel 4.23
Tabel Uji Korelasi PearsonCorrelations
Pengawasan
Keuangan Daerah
Kinerja Pemerintah
Daerah
Pengawasan Keuangan Daerah Pearson Correlation 1 ,704**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
Kinerja Pemerintah Daerah Pearson Correlation ,704** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Pengolah Data SPSS versi 23.0
75
Dari pembahasan hasil perhitungan korelasi di atas dan output didapat
koefisien korelasi sebesar 0,704 untuk kinerja pemerintah daerah yang artinya
menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara pengawasan keuangan daerah
dengan kinerja pemerintah daerah.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa beasr variabel
independen pengawasan keuangan daerah (X) berpengaruh terhadap kinerja
pemerintah daerah (Y), maka digunakan rumus koefisien determinasi dengan hasil
berikut:
Tabel 4.24
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 ,704a ,496 ,478 3,20699
a. Predictors: (Constant), Pengawasan Keuangan Daerahb. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 23.0
KD =R2 x 100%
=(0,704)2 x 100%
=49,56%
Dengan demikian hasil indvidu maka dapat diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 49,56% yang menunjukan bahwa pengawasan keuangan
daerah memberikan pengaruh sebesar 49,56% terhadap kinerja pemerintah daerah.
76
5. Uji t
Uji signifikansi secara parsial (uji-t) digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan antara variabel independen dan dependen, yaitu dengan menguji
seberapa pengaruh pengawasan keuangan daerah (X) terhadap kinerja pemerintah
daerah (Y) secara parsial. Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 5%. Maka
rumusan uji t hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : = 0 pengawasan keuangan daerah tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah.
Ha : ≠ 0 pengawasan keuangan daerah memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah.
Kriteria uji sebagai berikut :
1. Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak (tidak berpengaruh).
2. Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima (berpengaruh).
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis parsial ini adalah
uji t. Nilai ttabel yang digunakan nilai kritis dalam uji t adalah sebesar 2,048 yang
diperoleh dari tabel t dengan α 5% dan df (n(30)-k(1) untuk uji dua pihak.
Rangkuman hasil pengujian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.25
Hasil Pengujian Hipotesis Parsial (uji-t)
Model thitung ttabel Sig. A Keterangan Kesimpulan
X Y 5,252 2,048 0,00 0,05 H0 ditolak Signifikan
Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 23.0
77
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan jika thitung
sebesar 5,252 dan ttabel sebesar 2,048 maka dapat disimpulkan bahwa thitung>ttabel
yang berarti variabel pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pengawasan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat
Pengawasan keuangan daerah diukur dengan indikator evaluasi terhadap
kegiatan, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, pencatatan berdasarkan bukti
dan tepat waktu, sistem pengawasan pelaksanaan tugas, laporan Keuangan SKPD
sesuai standar akuntansi pemerintah. Berdasarkan evaluasi model pengukur,
keseluruhan 7 pernyataan tersebut memenuhi syarat validitas. Dari hasil pengujian
reliabilitas, semua pernyataan memenuhi syarat reliabilitas dan dipertahankan
dalam model.
Dari bukti empiris di atas, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan
pemahaman pegawai di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Bandung Barat memiliki pengawasan keuangan daerah yang baik. Karena
jawaban responden pada umumnya ada pada “setuju”.
4.2.2 Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
Kinerja pemerintah daerah diukur dengan indikator ekonomi, efektifitas,
dan efisiensi berdasarkan model pengukuran, keseluruhan 7 pernyataan tersebut
78
memenuhi syarat validitas. Dari hasil pengujian reliabilitas, semua pernyataan
memenuhi syarat reliabilitas dan dipertahankan dalam model.
Dari bukti empiris di atas, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan
pemahaman pegawai di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Bandung Barat memiliki kinerja pemerintah daerah yang baik. Karena jawaban
responden pada umumnya ada pada “setuju”.
4.2.3 Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengawasan keuangan daerah
(X) terhadap kinerja pemerintah daerah (Y) dengan total pengaruh 49,56% yang
artinya pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kinerja
pemerintah daerah. Semakin baik pengawasan keuangan daerah, akan semakin
meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi,
didapat koefisien korelasi sebesar 0,667 untuk kinerja pemerintah daerah yang
artinya menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara pengawasan keuangan
daerah dengan kinerja pemerintah daerah. Sedangkan Berdasarkan uji-t terdapat
pengaruh antara pengawasan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
daerah, hal ini dikarenakan nilai hitung thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Fifit Purnama dan Nardiansyah (2016),
Yulia Petra Harvianda R. Adri Satriawan Surya, SE, MA, Ak Nur Azlina, SE,
M.Si, Ak (2014), Made Budi Sastra Wiguna, Gede Adi Yuniartha, Nyoman Ari
79
Surya Darmawan (2015), bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
pengawasan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah Kabupaten
Bandung Barat, maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa :
1. Pengawasan keuang daerah pada Pemerintahan Kabupaten Bandung
Barat telah dilaksanakan dengan baik, dimensi evaluasi mendapat rata-
rata skor tinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor terendah
yakni dimensi sistem pengawasan. Dari data yang diperoleh
pengawasan keuangan daerah pada pemerintahan Kabupaten Bandung
Barat termasuk pada kategori baik.
2. Kinerja pemerintah daerah kabupaten bandung barat telah
dilaksanakan dengan baik, dimensi kualitas pelayanan memperoleh
skor rata-rata tinggi dan skor rata-rata terendah terdapat di dimensi
alokasi biaya. Dari data yang di peroleh kinerja pemerintah daerah
pada pemerintahan kabupaten Bandung Barat dikategorikan cukup
baik.
3. Pengawasan keuangan daerah memiliki pengaruh dengan arah positif
terhadap kinerja pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat. Dari
hasil tersebut dapat diartikan bahwa pengawasan keuangan daerah
80
81
semakin membaik maka akan menyebabkan semakin membaiknya
juga kinerja pemerintah daerah, dan juga berlaku sebaliknya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk dapat
meningkatkan pengawasan keuangan daerah dan meningkatkan kinerja
pemerintah daerah. Berikut ini penulis mengajukan saran, diantaranya :
1. Bagi Satuan Kinerja Perangkat Daerah (SKPD)
1. Aparatur pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan dimensi
kegiatan sistem pengawasan sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan
sistem pengawasan ini berupa adanya sistem pengawasan terhadap
setiap pelaksanaan tugas.
2. Dalam kinerja pemerintah daerah, pemerintah sebaiknya dapat
melaksanakan prinsip alokasi biaya menjadi lebih baik lagi, agar
anggaran yang diberikan dapat digunakan dengan sebaik mungkin, dan
program kerja yang direncanakan dapat selesai sesuai waktu yang di
telah ditargetkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
1. Dapat menjadi bahan referensi dan mengembangkan lebih jauh
mengenai pengaruh pengawasan keuangan daerah terhadap kinerja
pemerintah daerah.
2. Dalam penelitian hanya menggunakan satu variabel independen
pengawasan keuangan daerah untuk peneliti selanjutnya diharapkan
82
untuk menambah variabel-variabel yang akan mempengaruhi
peningkatan kinerja pemerintah daerah.