· web viewdiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu tingkat i, ii, dan iii yang disesuaikan...

154
APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

APARATUR NEGARA DANPENGAWASAN

PEMBANGUNAN

Page 2:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir
Page 3:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

BAB XXIV

APARATUR NEGARA DANPENGAWASAN PEMBANGUNAN

A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila guna me-wujudkan cita-cita bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 perlu didukung oleh aparatur negara dan sistem pengawasan pembangunan yang memiliki semangat pengabdian dan kemampuan profesional sehingga dapat memikul tanggung jawab dan mampu menjalankan fungsinya secara efisien dan efektif sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan memiliki kesetiaan pada kepentingan, nilai-nilai, dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh kare-na itu, pendayagunaan aparatur negara dan pengawasan pembangunan ditempatkan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi, kebijak-sanaan dan program pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan di seluruh tanah air dan dimaksudkan agar dapat dengan sebaik-baiknya mendukung dan menyelenggarakan fungsi pemerintahan

XXIV/3

Page 4:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

umum, serta dapat mendorong dan memperlancar pelaksanaan pem-bangunan yang efisien, efektif, bersih dan bertanggung jawab secara merata di seluruh pelosok tanah air.

Dalam rangka itu, pendayagunaan aparatur negara dan pengawas-an pembangunan dilakukan melalui upaya penyempurnaan dan pem-binaan keseluruhan unsur sistem administrasi negara yang pada pokoknya meliputi penataan organisasi, penyempurnaan ketatalaksa-naan, pemantapan sistem manajemen aparatur negara dan pengawasan pembangunan, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraannya sehingga memi-liki disiplin, kemampuan profesional, wawasan pembangunan, dan semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa, negara; dan tanah air. Pembangunan aparatur negara dan sistem pengawasan juga di-upayakan untuk meningkatkan hubungan kerja yang serasi antara aparatur pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, agar dapat lebih meningkatkan kualitas, efisiensi pelayanan, dan pengayoman kepada masyarakat, sehingga tercipta daya guna dan hasil guna pembangunan secara optimal, dan memantapkan perwu-judan Wawasan Nusantara.

Pada akhir Repelita V (1993/94), berbagai upaya pendayagunaan aparatur negara dan pengawasan pembangunan yang dilaksanakan secara berkelanjutan telah menghasilkan: (1) makin tertatanya organi-sasi kenegaraan, pemerintahan baik pemerintah pusat, daerah, dan desa serta hubungan pemerintah pusat dan daerah, termasuk pengem-bangan otonomi daerah berdasarkan asas dekonsentrasi, asas desen-tralisasi, dan asas medebewind; (2) makin tertib dan mantapnya mana-jemen pemerintahan umum dan pembangunan pada instansi pemerin-tah di pusat dan daerah, yang dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi pembangunan, serta partisipasi masyarakat; (3) makin man-

XXIV/4

Page 5:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

tapnya sistem perencanaan, penganggaran dan pembiayaan, serta pemantauan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan; (4) mening-katnya efisiensi dan efektivitas sistem dan pelaksanaan pengawasan pembangunan melalui pemantapan sistem pengawasan internal yang dilakukan oleh setiap pimpinan dan aparat pengawas fungsional pemerintah (APFP) melalui pengawasan melekat dan pengawasan fungsional, dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat dan lembaga pengawasan konstitusional yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka) dan DPR; serta menterpadukan pelaksanaan pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan ma-syarakat, disertai langkah tindak lanjutnya. Selain meningkatnya kuali -tas sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, makin me-ningkat pula (5) kemampuan instansi-instansi baik di pusat dan daerah yang bertugas di bidang tersebut dalam melaksanakan tugasnya yang didukung dengan makin meningkatnya kualitas dan disiplin pegawai negeri sipil.

Selama dua tahun pelaksanaan Repelita VI (1994/95-1995/96), pembangunan aparatur negara terus dilanjutkan dan ditingkatkan meliputi seluruh aspek sistem administrasi negara baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam pada itu, dilaksanakan pula berbagai kegiatan pendayagunaan pengawasan pembangunan yang diarahkan untuk terus menyempurnakan sistem pengawasan pembangunan, dan mening-katkan kegiatan dan kualitas pengawasan agar proses pembangunan dapat berjalan secara lebih efisien, efektif, dan mencapai hasil-hasil yang optimal.

Sebagai hasilnya, kondisi aparatur negara pada tahun kedua Repelita VI sudah semakin baik dan mantap dibandingkan dengan yang telah dicapai pada tahun pertama Repelita VI. Hal tersebut ditandai dengan antara lain: (1) makin mantapnya tatanan organisasi pemerintah pusat termasuk perwakilan RI di luar negeri, daerah, dan

XXIV/5

Page 6:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

desa, serta makin baiknya sistem hubungan pemerintah pusat dan daerah, dan semakin mantapnya upaya pengembangan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggungjawab dengan titik berat pada daerah tingkat II yang dilaksanakan berdasarkan asas pendelegasian tugas pelaksanaan (dekonsentrasi), penyerahan urusan (desentralisasi), dan tugas pembantuan (medebewind); (2) makin mantapnya sistem perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, sistem pemantauan dan pelaporan, serta sistem pengawasan pembangunan; (3) makin meningkatnya kemampuan instansi-instansi yang bertugas di bidang tersebut dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan baik di pusat maupun di daerah yang didukung dengan makin meningkatnya disiplin, kualitas sumber daya manusia aparatur negara, dan kesejahteraannya; (4) makin mantapnya pengelolaan kearsipan yang tidak saja menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di 'semua jenjang pengambilan keputusan, tetapi juga mampu menghasilkan arsip yang baik secara nasional sebagai identitas suatu bangsa; (5) makin meningkatnya kualitas penelitian di bidang aparatur negara dalam menghasilkan masukan bagi pengembangan kebijaksanaan dan penyempurnaan kelembagaan guna meningkatkan daya guns dan hasil guna aparatur negara dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan.

Di bidang pengawasan, dalam tahun kedua Repelita VI telah makin ditingkatkan pelaksanaan pengawasan pembangunan baik pengawasan fungsional, pengawasan melekat, maupun XXIV/6

Page 7:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pengawasan masyarakat. Dalam rangka itu telah dilakukan berbagai langkah pemantapan pengawasan yang menghasilkan, antara lain: (1) makin mantapnya program kerja pengawasan terpadu (PKPT) sebagai pedoman bagi seluruh pelaksanaan pengawasan fungsional oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP); (2) meningkatnya profesionalisme dari aparat pengawasan fungsional sehingga terlaksananya tugas-tugas pengawasan keuangan dan pembangunan yang

Page 8:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

efisien dan efektif; (3) meningkatnya jumlah pelapdran pelaksanaan program peningkatan pelaksanaan pengawasan melekat (P3 Waskat) tahunan oleh setiap instansi; (4) makin tajam, intensif, dan kritis pelaksanaan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat maupun lembaga pengawasan konstitusional, yaitu Bepeka dan DPR yang kesemuanya itu telah menghasilkan dampak yang positif.

B. APARATUR NEGARA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan aparatur negara dalam Repelita VI sesuai amanat GBHN 1993 adalah tertatanya manajemen aparatur negara untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kesejahteraan manusianya. Menjadi sasaran pula terwujudnya sistem administrasi negara yang makin andal, profesional, efisien, efektif, serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis dalam tatanan kehidupan nasional, regional, dan global serta mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan negara dan pembangunan; meningkatnya semangat pe-ngabdian dan kemampuan aparatur pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan, khususnya dalam melayani, mengayomi, mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan;

XXIV/7

Page 9:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

serta tanggap terhadap aspirasi masyarakat, per-masalahan, kepentingan, dan kebutuhan rakyat, terutama yang masih hidup dalam kemiskinan atau rakyat kecil. Sasaran lainnya adalah meningkatnya perwujudan otonomi daerah di tingkat II yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab; meningkatnya kemampuan kelembagaan dan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan fungsi dan peranan aparatur kecamatan dan pemerintahan desa dan kelurahan;

Page 10:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

serta makin mantapnya keterpaduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan seluruh aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah; terwujudnya kepegawaian negara yang berkualitas, memiliki kemampuan profesional, keahlian dan ke-terampilan, kepemimpinan, serta semangat pengabdian dan disiplin yang tinggi; taat dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; meningkatnya kesejahteraan pegawai negeri; serta terwujudnya sistem kearsipan yang andal.

Untuk mencapai berbagai sasaran dalam pembangunan aparatur negara tersebut, kebijaksanaan yang ditempuh pada pokoknya ialah meningkatkan disiplin aparatur negara; memantapkan organisasi ke-negaraan; mendayagunakan organisasi pemerintahan; menyempurnakan manajemen pembangunan; dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur negara, baik di pusat maupun di daerah.

Dalam Repelita VI kebijaksanaan pembangunan aparatur negara dijabarkan lebih jauh antara lain dalam empat program pokok dan tiga program penunjang. Program pokok meliputi program peningkatan prasarana dan sarana aparatur negara; program peningkatan efisiensi aparatur negara; program pendidikan dan pelatihan aparatur negara; program penelitian dan pengembangan aparatur negara. Sedangkan program penunjang mencakup program pengembangan informasi pemerintahan; program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan

XXIV/8

Page 11:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pengawasan; dan program pengembangan hukum administrasi negara.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Selama dua tahun Repelita VI, upaya peningkatan disiplin aparatur negara dilaksanakan melalui penghayatan, pengamalan, dan

Page 12:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pembudayaan nilai-nilai dan aturan kelembagaan, baik dalam sistem aparatur negara itu sendiri secara internal maupun dalam hubungan -nya dengan lingkungan eksternal dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan. Dalam rangka itu dilakukan pula upaya pembaharuan dan peningkatan pemasyarakatan dan pem-budayaan P-4. Disiplin aparatur juga ditingkatkan melalui pembinaan yang mencakup antara lain penerapan peraturan perundang-undangan yang menyangkut disiplin dan perbaikan gaji serta ketatalaksanaan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan pegawai.

Pendayagunaan kelembagaan (organisasi) pemerintahan yang meliputi organisasi pemerintah pusat yang terdiri atas departemen dan lembaga pemerintah nondepartemen (LPND); kantor menteri koor-dinator dan menteri negara; serta organisasi pemerintah daerah yaitu daerah tingkat I, daerah tingkat II, desa; serta koordinasi antara aparatur pemerintah dalam berbagai tahapan kegiatan pembangunan terus ditingkatkan. Dalam tahun kedua Repelita VI telah dilakukan berbagai upaya sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Peme-rintah (PP) No. 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada 26 Daerah Tingkat II Percontohan berupa peraturan-peraturan yang menyangkut bidang kelembagaan, kepega-waian, keuangan, perlengkapan, termasuk persiapan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pejabat/pegawai daerah yang bersangkutan.

Dengan adanya penyerahan urusan pemerintahan dan sekaligus merupakan penataan kembali penyerahan urusan pemerintahan sebagai-mana dimaksud dalam PP tersebut, diharapkan terjadi peningkatan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan kestabilan politik dan kesatuan bangsa, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan peningkatan penggalian segenap potensi dan sumber daya daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

XXIV/9

Page 13:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

masyarakat. Sejalan dengan itu, terus ditingkatkan pula pemantapan koordinasi perencanaan program dan proyek-proyek pembangunan dalam suatu dan antarsektor, dalam suatu dan antarwilayah, serta antara sektor dan wilayah, baik pada tingkat nasional maupun daerah termasuk peningkatan kualitas perencanaan, kemampuan satuan organisasi perencanaan, dan kemampuan profesional para perencana pada aparatur pereticanaan pembangunan daerah.

Dalam rangka penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi dan pengembangan serta peningkatan daya saing dunia usaha sampai dengan tingkat daerah, kebijaksanaan dan langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Untuk meningkatkan kualitas aparatur negara telah dilakukan penataan kembali sistem pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil (PNS). Berbagai program pendidikan dan pelatihan telah dikemas dan dikembangkan bagi para pemangku jabatan struktural, jabatan fungsional dan jabatan yang memerlukan pengetahuan teknis. Upayaupaya tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan kualitas sumber days manusia aparatur negara yang profesional, berdaya guna dan berhasil guna.

Langkah-langkah pendayagunaan aparatur negara dalam tahun pertama dan kedua Repelita VI tersebut direncanakan dan dilaksanakan secara konsisten dengan berdasarkan dan berpedoman pada berbagai kebijaksanaan pembangunan aparatur

XXIV/I0

Page 14:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

negara dalam Repelita VI. Pelaksanaan pendayagunaan tersebut diupayakan melalui program-program sebagai berikut.

Page 15:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

a. Program Pokok

1) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparatur Negara

Dalam tahun pertama Repelita VI pelaksanaan program ini diprioritaskan untuk melanjutkan pembangunan prasarana dan sarana yang langsung mendukung peningkatan mutu sumber daya manusia dalam rangka pemerataan pembangunan; memperluas dan mening-katkan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam rangka meningkat -kan taraf hidup dan memeratakan hasil-hasil pembangunan; serta menjaga dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sarana dan prasara-na yang telah dibangun. Program ini meliputi, antara lain, peningkat-an prasarana dan sarana termasuk kegiatan renovasi dan pemeliharaan yang lebih memadai dan sesuai dengan kemajuan teknologi, kebu-tuhan pembangunan, serta keadaan keuangan negara.

Sampai dengan tahun kedua Repelita VI, mengingat keterbatasan keuangan negara, hanya beberapa kegiatan pembangunan prasarana dan sarana gedung/kantor yang diprioritaskan untuk dibiayai dari anggaran pembangunan (DIP), yaitu antara lain: pembangunan gedung untuk pelayanan umum dan operasional seperti Rumah Sakit, Puskes-mas, Rumah Tahanan, Pos Penjagaan. Sedangkan pengadaan kendara-an bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan dan Kantor Kejaksaan; ambu-lan untuk rumah sakit; kendaraan kurir dan petugas lapangan. Permin-taan kendaraan operasional dinas perkantoran diseleksi secara ketat.

Mengecilnya peran pembiayaan pemerintah dalam pembangunan ekonomi, dan dengan keterbatasan keuangan negara untuk membiayai pembangunan gedung/kantor telah mendorong ditempuhnya berbagai sistem pembiayaan yang mengikutsertakan swasta, antara lain Built,

XXIV/11

Page 16:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Operate and Transfer (BOT); Built, Operate and Own (BOO); Built, Operate, Own and Transfer (BOOT); dan Built, Own and Lease (BOL); Serta dengan cara tukar menukar (ruilslag). Gedung/kantor yang telah dibiayai dengan cara tersebut dalam tahun 1994/95 dan tahun 1995/96 antara lain adalah pembangunan gedung/kantor di ling-kungan Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi; dan pem-bangunan proyek-proyek kilang LNG.

Dalam tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan lanjutan beberapa sarana dan prasarana di berbagai Departemen/Lembaga baik di pusat maupun di daerah, antara lain, perbaikan gedung Auditorium Samania Sasanagraha pada Sekretariat JenderalMPR; pembangunan gedung kantor anggota DPR-RI tahap II, rehabilitasi gedung kantor, dan pengadaan peralatan/perlengkapan kantor Sekretariat Jenderal DPR-RI; pembangunan kantor Direktorat Jenderal Pembangunan Dae-rah, Departemen Dalam Negeri; pembangunan gedung Departemen Penerangan Pusat; lanjutan pembangunan gedung Arsip Nasional Pusat, dan Arsip Nasional Perwakilan Banda Aceh. Sedangkan pada tahun 1995/96 telah dilakukan pembangunan berbagai prasarana dan sarana fisik yang dianggap dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur negara, antara lain pembangunan gedung diklat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Pusat; pembangunan gedung kantor Depdikbud Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara; pembangunan gedung Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Sulawesi Utara; pem-bangunan rumah dinas Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Irian Jaya; lanjutan pembangunan gedung Kanwil BAKN di Medan; dan penyelesaian gedung diklat LAN Pejompongan di Jakarta.

Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana tersebut diman-faatkan juga untuk pemerataan usaha dengan lebih memberikan kemudahan kepada perusahaan golongan ekonomi lemah; peningkatan

XXIV/12

Page 17:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dalam arti kecepatan pengambilan keputusan dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemimpin proyek untuk menetapkan pemenang lelang; serta peningkatan industri dalam negeri, dengan mewajibkan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri, sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang pada tahun kedua Repelita VI telah disempurnakan kembali dengan Keppres Nomor 24 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dibandingkan dengan realisasi pengeluaran pembangunan untuk program yang sama dalam tahun terakhir Repelita V, dalam tahun pertama Repelita VI terjadi peningkatan anggaran sebesar 2,9 persen dari Rp253.367,6 juta menjadi sebesar Rp260.732 juta. Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI, pengeluaran pembangunan untuk Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparatur Negara adalah sebesar Rp314.504 juta atau meningkat sebesar 24,13 persen dari anggaran tahun 1993/94 atau 20,62 persen dari tahun anggaran 1994/95. Dengan demikian, jumlah seluruh pengeluaran pembangunan untuk program tersebut selama dua tahun Repelita VI adalah sebe-sar Rp575.236 juta atau 34,14 persen dari jumlah anggaran yang direncanakan untuk program tersebut selama Repelita VI yaitu sebesar Rpl.685.100 juta.

2) Program Peningkatan Efisiensi Aparatur Negara

XXIV/13

Page 18:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dayaguna dan hasil guna organisasi dan ketatalaksanaan pemerintahan, serta disiplin, dan tertib hukum aparatur negara dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Dalam tahun pertama dan kedua Repelita VI program ini dilaksanakan antara lain melalui kegiatan-

Page 19:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kegiatan pendayagunaan organisasi aparatur pemerintahan; penyempurnaan administrasi kebijaksanaan pembangunan; pemantapan sistem perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan; pengembangan sistem pemantauan dan pengendalian; pendayagunaan sistem manajemen informasi; penyempurnaan administrasi kepegawaian; peningkatan tertib hukum dalam aparatur negara; serta penyempurnaan administrasi umum dan kearsipan.

Pada. tahun terakhir Repelita V, telah dilakukan penataan kelembagaan (organisasi) pemerintah pusat sebanyak 33 satuan organisasi yang terdiri dari 2 departemen, 10 perwakilan RI di luar negeri, 21 lembaga pemerintah Non Departemen (LPND). Sedangkan dalam tahun pertama dan tahun kedua Repelita VI telah dilakukan penataan masing-masing sebanyak 12 satuan organisasi (terdiri dari 3 depar-temen, 4 perwakilan RI di luar negeri, dan 5 LPND), dan 11 satuan organisasi (terdiri dari 7 departemen, 4 perwakilan RI di luar negeri). Dengan demikian, selama dua tahun pelaksanaan Repelita VI, telah dilakukan penataan kelembagaan sebanyak 23 satuan organisasi.

Dalam tahun kedua Repelita VI, hal yang menonjol dilakukan dalam rangka penajaman pendayagunaan kelembagaan atas dasar per-kembangan penting terutama di bidang ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri adalah terbitnya Keppres Nomor 388/M Tahun 1995 tanggal 3 Desember 1995 yang menetapkan penggabungan Departemen Perdagangan dan Departemen XXIV/14

Page 20:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Perindustrian menjadi satu departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta mengganti nama jabatan Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan menjadi Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi. Penggabungan kelembagaan Departemen Perdagangan dan Perindustrian adalah merupakan bagian dari mata rantai kebijaksanaan pemerintah dalam menciptakan iklim pelayanan birokrasi yang dimaksudkan untuk mendorong kelancaran dan efisiensi pembangunan

Page 21:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

ekonomi, dimana sektor perdagangan dan industri diharapkan lebih mampu mendorong peningkatan devisa komoditi ekspor nonmigas. Mengenai perkembangan penataan sebagian organisasi pemerintah pusat sejak tahun terakhir Repelita V hingga tahun kedua Repelita VI dimuat dalam Tabel XXIV 1 disertai dengan keterangan tentang dasar hukum penataan organisasi tersebut.

Di samping itu, untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggungjawab yang dititikberatkan pada Daerah Tingkat II telah pula dilakukan pendayagunaan organisasi pemerintah daerah dan pendayagunaan hubungan pemerintah pusat dan daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974. Dalam rangka itu, pada tahun pertama Repelita VI antara lain telah ditetapkan PP No. 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Kepada 26 Daerah Tingkat II Percontohan. Kemudian dalam tahun kedua Repelita VI dimulal pelaksanan proyek percontohan kegiatan penyerahan sebagian urusan pemerintahan pusat di 26 (dua puluh enam) Daerah Tingkat II tersebut di seluruh Indone-sia, dan sekaligus menetapkan tanggal 25 April 1995 sebagai hari Otonomi Daerah.

Dalam hubungan ini, guns meningkatkan efisiensi pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan di daerah telah dilakukan penyerahan urusan secara nyata kepada 26 Daerah Tingkat II percontohan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tingkat I melalui sidang Paripurna DPRD Tingkat II termasuk penyerahan personil (kepegawaian), perlengkapan, dan pembiayaan. Bersamaan dengan itu dilakukan penghapusan Kantor Departemen dan Cabang Dings Tingkat I pada Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Dengan demikian nantinya hanya ada lembaga Dinas Tingkat II yang melaksa-nakan urusan pemerintahan di Daerah Tingkat II. Berkenaan dengan penyerahan urusan di bidang kepegawaian telah selesai dialihkan jenis

XXIV/15

Page 22:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kepegawaian Pusat golongan II/d ke bawah ke Daerah Tingkat II sebanyak 7.093 orang dan golongan III/a ke atas sebanyak 2.969 orang. Di bidang pembiayaan telah selesai dialihkan anggaran rutin yang selama ini digunakan oleh perangkat dekonsentrasi baik untuk belanja pegawai maupun nonbelanja pegawai. Sedangkan di bidang perlengkapan, pengalihan perlengkapan yang selama ini dimiliki dan dipakai oleh kantor departemen masih dalam proses penyelesaian karena pengalihan tersebut harus melalui prosedur pengalihan kekayaan negara kepada daerah.

Dalam rangka pendayagunaan administrasi kebijaksanaan pembangunan, pada tahun pertama Repelita VI telah ditetapkan PP No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing; UU Nomor 9 tahun 1994 yang mengatur Perubahan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan; UU Nomor 10 Tahun 1994 mengenai perubahan atas UU Pajak Penghasilan; dan UU Nomor 11 Tahun 1994 mengenai perubahan atas UU Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; serta UU Nomor 12 Tahun 1994 yang mengatur perubahan atas Pajak Bumi dan Bangunan, disertai paket-paket deregulasi dan debirokratisasi yang menunjang berkembangnya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan produksi, penanaman modal, perdagangan dalam dan luar negeri, serta peningkatan penerimaan pajak.

Selanjutnya dalam tahun kedua Repelita VI telah ditetapkan PP Nomor 42 Tahun 1995 tentang XXIV/16

Page 23:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Bea masuk, Bea masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas barang Mewah dan Pajak Penghasilan. Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan Hibah atau Dana Luar Negeri. Dalam rangka untuk meningkatkan dan memperluas investasi serta meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong ekspor non migas, maka

Page 24:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

keberadaan perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing perlu dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu telah ditetapkan PP Nomor 2 Tahun 1996 tentang Kegiatan Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing Di Bidang Ekspor dan Impor. Selanjutnya dalam waktu yang bersamaan telah ditetapkan pula PP Nomor 3 Tahun 1996 tentang Perlakuan Perpajakan Bagi Pengusaha Kena Pajak Berstatus Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor (EPTE) dan Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat (KB).

Dalam rangka peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tahun pertama Repelita VI, telah ditetapkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat yang dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunad seiring dengan tuntutan pertumbuhan pembangunan. Dalam tahun kedua Repelita VI, sebagai pelaksanaan Inpres tersebut dan sekaligus memacu peningkatan kualitas pelayanan masyarakat, ditetapkan kebijaksanaan mengenai penentuan unit kerja/kantor pelayanan terbaik balk di pusat maupun di daerah sebagai unit percontohan pelayanan sehingga akan menjadi teladan bagi unit kerja pelayanan lainnya dalam meningkat-kan mute pelayanan kepada masyarakat. Bagi unit percontohan pe-layanan yang dinilai telah memberikan pelayanan terbaik akan di-anugerahi penghargaan Abdisatyabakti oleh Presiden. Dui 52 unit/ kantor pelayanan yang diusulkan oleh instansinya (Departemen, LPND, POLRI, dan Pemda Tingkat I), 10 unit pelayanan yang terdiri dari 2 BUMN, 3 UPT/Instansi Vertikal, 1 POLRI, dan 4 Pemda Tingkat I menerima penganugerahan Piala

Page 25:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Abdisatyabakti. Sedangkan yang menerima piagam/sertifikat penghargaan adalah sebanyak 14 unit pelayanan

XXIV/17

Page 26:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

yang terdiri dari 1 BUMN, 3 UPT/Instansi Vertikal, 2 LPND, 1 POLRI, dan 7 Pemda Tingkat I ;

Untuk lebih mendayagunakan sistem perencanaan proyek-proyek pembangunan, dan lebih memantapkan upaya pencapaian sasaran-sasaran Repelita, pada tahun pertama Repelita VI, telah diupayakan tersusunnya sasaran repelita tahunan (Sarlita) yang menjabarkan sasaran-sasaran pembangunan dalam Repelita VI kedalam sasaran tahunan untuk setiap tahun anggaran bersangkutan. Dengan telah dikembangkannya Sarlita tersebut, maka sejak tahun kedua Repelita VI alokasi dana pembangunan APBN tidak hanya didasarkan pada DUP/DIP tahunan,tetapi juga didasarkan pada keseluruhan perspektif lima tahunan. Disamping itu, dalam rangka mendorong semangat desentralisasi telah diberikan kewenangan yang lebih besar kepada pejabat daerah dalam penyelesaian daftar isian proyek (DIP) untuk proyek-proyek dengan nilai Rp300 juta kebawah.

Dalam pada itu, pendayagunaan sistem pelaksanaan proyek-proyek pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kualitas, keter-tiban, dan kelancaran penyusunan ataupun perubahan dan pergeseran (revisi) anggaran yang diperlukan untuk mendayagunakan pelaksanaan pembangunan, termasuk penatausahaan dana bantuan luar negeri, serta pengadaan barang dan jasa. Sampai dengan tahun kedua Repelita VI telah dilakukan perbaikan sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran keuangan negara melalui penyempurnaan proses penen-tuan satuan harga, pemantapan standar dan tolok ukur berbagai ke -giatan, dan penyempurnaan sistem administrasi perpajakan, serta peningkatan keserasian dalam penyusunan APBN dan APBD.

Demikian pula sistem perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian proyek pembangunan yang diatur dalam Keppres tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus

XXIV/18

Page 27:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

menerus disempurnakan sehingga sejak PJP-I sampai saat ini telah diterbitkan sebanyak 16 buah Keppres tentang Pelaksanaan APBN, terakhir adalah Keppres No.24 Tahun 1995 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggar-an Pendapatan dan Belanja Negara. Beberapa ketentuan yang di-sempurnakan tersebut meliputi antara lain ketentuan mengenai pene-rimaan anggaran, tata cara penghapusan tanah milik negara, pedoman pelaksanaan anggaran, dan ketentuan tentang kualifikasi perusahaan, serta ketentuan pengadaan barang dan jasa dengan lebih mengutama-kan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri, serta usaha menengah dan kecil.

Untuk menjaga kesinambungan program-program pembangunan yang telah digariskan dalam Repelita VI dan menunjang berhasilnya pelaksanaan proyek-proyek pembangunan sebagaimana yang telah dituangkan dalam DIP atau dokumen lainnya yang disamakan, pe-mantauan dan pengendalian pelaksanaan proyek-proyek pembangunan terus ditingkatkan. Upaya tersebut terutama ditujukan agar pelaksana-an pemantauan dapat memberikan informasi yang diperlukan menge-nai perkembangan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan secara tepat, lengkap dan cermat. liengan demikian, apabila ada masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan, dapat diambil langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan bagi pengendalian pelaksanaan proyek sedini mungkin.

Langkah-langkah pendayagunaan kepegawaian dalam tahun kedua Repelita VI ditujukan untuk mewujudkan pegawai negeri sipil yang memiliki tingkat kemampuan profesional dan kesejahteraan yang memadai, semangat pengabdian dan disiplin yang tinggi dalam meng-emban tugas, serta didukung sistem administrasi dan informasi ke-pegawaian yang mantap. Pendayagunaan tersebut didasarkan pada UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian beserta peratur-

XXIV/19

Page 28:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

an pelaksanaannya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut telah dilakukan langkah-langkah penyempurnaan sistem pe-nentuan formasi dan pengadaan, pembinaan karier, pendidikan dan pelatihan, sistem penggajian, tunjangan dan kesejahteraan; serta pe-ngelolaan administrasi kepegawaian.

Agar satuan-satuan organisasi pemerintah dapat mempunyai juinlah dan mutu pegawai yang cukup dan sesuai dengan beban kerjanya maka dilakukan penetapan formasi. Penyusunan formasi di departemen, lembaga pemerintah nondepartemen, dan pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis jabatan. Jumlah formasi pada tahun terakhir Repelita V adalah sebanyak 65.000 orang, dan dalam tahun pertama Repelita VI ditetapkan tambahan formasi sebanyak 50.000 orang. Sedangkan jumlah formasi untuk tahun kedua Repelita VI adalah sebanyak, 60.333 termasuk formasi bersifat khusus kepada Propinsi Timor Timur sebanyak 2.000 orang.

Dalam kurun waktu Repelita VI diterapkan kebijaksanaan Zero Growth dimana penerimaan pegawai baru diupayakan untuk dibatasi sebanyak jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun atau meninggal dunia. Penambahan pegawai baru atau pengangkatan calon PNS, terutama diarahkan kepada Calon PNS yang akan diangkat dalam golongan II/a ke atas yang dilakukan secara ketat, selektif dan objektif oleh masing-masing instansi yang membutuhkannya sebagai realisasi tambahan formasi yang telah ditetapkan.

Penetapan formasi tersebut, selanjutnya

Page 29:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

ditindaklanjuti dengan pengadaan pegawai negeri untuk mengisi formasi yang lowong pada masing-masing satuan organisasi pemerintah. Jumlah realisasi pengangkatan calon pegawai negeri sipil dalam tahun terakhir Repelita V adalah sebanyak 51.186 orang, dan realisasi dalam tahun pertama dan

XXIV/20

Page 30:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kedua Repelita VI masing-masing sebanyak 47.783 orang dan 51.356 orang. Dengan pengadaan pegawai tersebut, maka jumlah pegawai negeri sipil meningkat hanya sekitar 0,75 persen dari 4.030.220 orang pada tahun pertama Repelita VI menjadi 4.060.432 orang pada tahun kedua Repelita VI.

Berdasarkan penyusunan formasi dan pengadaan pegawai sebagaimana tersebut di atas, perbandingan persentase jumlah PNS menurut golongan pada tahun terakhir Repelita V, tahun.pertama dan tahun kedua Repelita VI adalah sebagai berikut: (a) PNS golongan I, pada tahun 1993/94, 1994/95, dan 1995/96 masing-masing sebanyak 13,13 persen, 12,76 persen, dan 12,19 persen; (b) PNS golongan II,pada tahun 1993/94, 1994/95, dan 1995/96 masing-masing sebanyak 65 persen, 64,4 persen, dan 62,73 persen; (c) PNS golongan III, pada tahun 1993/94, 1994/95, dan 1995/96 masing-masing sebanyak 20,85 persen, 21,74 persen, dan 24,15 persen; (d) serta PNS golongan IV pada tahun 1993/94, 1994/95 dan 1995/96 masing-masing sebanyak,l persen, 1,04 persen, 0,93 persen. Dari data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah formasi dan pengadaan PNS untuk golongan I dan II menunjukkan penurunan sedangkan untuk PNS golongan III menunjukkan peningkatan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas cumber daya manusia di lingkungan aparatur pemerintah.

Dilihat dari tingkat pendidikan PNS, persentase jumlah PNS menurut tingkat pendidikannya pada tahun terakhir Repelita V, tahun pertama dan kedua Repelita VI menunjukkan perbaikan yaitu jumlah

XXIV/21

Page 31:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

PNS yang berpendidikan lebih tinggi meningkat, sedangkan yang berpendidikan dasar dan menengah menunjukkan penurunan. Perbandingan persentase masing-masing kelompok PNS berdasarkan tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut: (a) PNS berpendidikan dasar pada tahun 1993/94, 1994/95 dan 1995/96 masing-masing berjumlah

Page 32:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

11,3 persen, 11,08 persen, 10,83 persen; (b) PNS berpendidikan menengah (SLTP dan SLTA) pada tahun 1993/94, 1994/95 dan 1995/96 masing-masing berjumlah 70 persen, 80,3 persen, 69,36 persen, dan (c) PNS berpendidikan tinggi (Sarjana Muda, S1, S2, dan S3) pada tahun 1993/94, 1994/95 dan 1995/96 masing-masing berjumlah 18,7 persen, 18,21 persen, dan 19,81 persen. Selanjutnya, komposisi PNS berdasarkan pengelompokan lainnya seperti jenis kelamin, masa kerja, umur, kedudukan, status dan jenis kepegawaian, serta lokasi kerjanya dapat dilihat lebih jauh pada Tabel XXIV-2.

Dalam pada itu, selama Repelita V telah ditetapkan surat keputusan kenaikan pangkat sebanyak 3.851.754 SK termasuk 1.176.799 SK pada tahun 1993/94. Dalam tahun pertama Repelita VI telah diselesaikan sebanyak 481.327 SK, sedangkan pada tahun kedua Repelita sebanyak 593.781 SK.

Di samping itu, sebagai pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 1989 tentang Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS serta Pemberian Pensiun Janda/Dudanya yang berlaku sejak 1 Agustus 1989, telah diselesaikan surat keputusan pensiun otomatis sebanyak 28.706 pegawai pada 1993/94, 39.574 pegawai pada 1994/95, dan 53.580 pegawai pada tahun 1995/96. Kebijaksanaan penetapan pensiun otomatis tersebut diberlakukan bagi PNS golongan ruang IV/b ke atas yang akan memasuki masa pensiun. Dengan dilaksanakannya pensiun otomatis tersebut maka pengurusan pensiun PNS menjadi lebih cepat dan tepat.

Sebagai pelaksanaan UU No. 8 Tahun 1974, dan XXIV/22

Page 33:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

dalam rangka meningkatkan dan memantapkan pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja selama Repelita V telah ditetapkan sebanyak 51 peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian yang terdiri dari 32 buah Peratura.n Pemerintah dan 19 Keputusan Presiden. Sedangkan selama tahun pertama dan tahun kedua Repelita

Page 34:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

VI telah ditetapkan masing-masing sebanyak 10 peraturan perundang- undangan yang terdiri dari 5 PP dan 5 Keppres, dan 16 peraturan perundang-undangan yang terdiri dari 3 PP dan 13 Keputusan Presiden. Rincian peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagai-mana Tabel XXIV-3.

Dalam upaya meningkatkan profesionalisme, pengembangan dan jaminan karier serta prestasi pegawai negeri sipil, terus dikembangkan jabatan fungsional. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu dengan diberlakukannya PP No. 16 Tahun 1994, makin besar pula, peluang untuk menduduki jabatan fungsional yang merupakan jabatan yang didasarkan oleh tingkat keahlian/ keterampilan. Sampai dengan tahun terakhir Repelita V telah ditetapkan sebanyak 45 jabatan fungsional. Sedangkan dalam tahun pertama Repelita VI telah ditetapkan 3 (tiga) jabatan fungsional. Selanjutnya dalam tahun kedua Repelita VI tidak ada jabatan fungsi-onal dengan angka kreditnya yang ditetapkan. Dengan demikian sampai dengan tahun kedua Repelita VI telah ditetapkan sebanyak 48 jabatan fungsional.

Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil terus diupayakan, baik kesejahteraan berupa materi maupun non materi. Dalam hal kesejahteraan yang bersifat materi pemerintah senantiasa berusaha untuk menaikkan gaji dan tunjangan lainnya sesuai dengan kemampu-an keuangan negara. Pemerintah juga berusaha mempersempit atau melandaikan struktur penggajian pegawai negeri sipil sehingga tidak terjadi ketimpangan kesejahteraan diantara pegawai negeri sipil. Saat ini dengan diberlakukannya PP No. 15 Tahun 1993 perbandingan gaji pegawai negeri sipil terendah dengan tertinggi adalah 1:6,9. Dalam hubungan ini sejak bulan Januari 1995 bagi PNS Golongan I dan II

XXIV/23

Page 35:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

diberikan tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) sebesar 10 persen dari gaji pokok. Sedangkan bagi PNS Golongan III, IV, dan pejabat negara TPP diberikan mulai bulan April 1995. Kesejahteraan lain berupa pemberian tunjangan jabatan fungsional telah diberikan kepada para pejabat fungsional Pemeriksa Paten, Pemeriksa Merek, Arsiparis, Adikara Siaran, Andalan Siaran dan Teknisi Siaran yang diberikan terhitung mulai 1 April 1995. Di samping itu bagi PNS yang menghadapi resiko bahaya radiasi diberikan tunjangan bahaya radiasi. Bagi para guru (Tenaga Kependidikan), tunjangan yang berlaku se-lama ini dinaikkan rata-rata sebesar RplO.000,- setiap bulan.

Di samping kesejahteraan yang bersifat materi, kesejahteraan yang bersifat non materi juga diusahakan untuk dinikmati oleh pegawai negeri sipil, misalnya berupa penghargaan Satya Lencana serta berupa perpanjangan batas usia pensiun (BUP). Dalam tahun 1995/96 perpanjangan BUP telah diberikan kepada para pejabat fungsional seperti Pemeriksa Pajak, Penilai PBB, Pemeriksa Bea dan Cukai, Sandiman, Agen, dan Pamong Belajar.

Dalam rangka peningkatan pembinaan karier PNS, telah dilaksanakan penyederhanaan proses dan prosedur administrasi kepegawaian melalui pemberian kenaikan pangkat otomatis (KPO), ke-naikan pangkat secara langsung (KPSL), penetapan pensiun otomatis (PPO), serta pembayaran gaji dan pensiun melalui Bank dan Kantor Pos, yang kesemuanya dimaksudkan untuk peningkatan mutu

XXIV/24

Page 36:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pelayanan dan kesejahteraan PNS.

Pendayagunaan sistem manajemen informasi dimaksudkan untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pemantauan pe-laksanaan maupun pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan melalui penyediaan informasi yang lebih tepat, akurat, lengkap dan mutakhir yang dikelola dan di-

Page 37:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

olah secara efisien dan efektif melalui pemanfaatan teknologi informatika.Untuk meningkatkan efisiensi administrasi kepegawaian, dikembangkan sistem manajemen informasi kepegawaian. Pembahasan lebih lanjut mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan manajemen sistem informasi pada aparatur negara dapat dijumpai dalam Bab XXV: Sistem Informasi dan Statistik pada Lampiran Pidato ini.

Dalam Repelita V, telah disusun rencana pembangunan sistem informasi kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI). Selanjutnya pada tahun pertama Repelita VI, dimulai persiapan pembangunan SIMKRI dengan memanfaatkan teknologi komputer yang dapat menghubungkan BAKN Pusat di Jakarta dengan Kanwil-kanwil BAKN di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang, serta dengan berbagai instansi terkait antara lain Kantor Menpan, LAN, Departemen Keuangan, PT Taspen, Sekretariat Kabinet, Bappenas, dan Perum Husada Bhakti. Dengan demikian peremajaan informasi kepegawaian pada masing-masing instansi dapat terselenggara secara otomatis dan berkelanjutan.

Pada tahun kedua Repelita VI, dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian Republik Indonesia telah dilakukan pemasangan dan pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak di BAKN Pusat serta pelatihan bagi pettigas yang akan mengoperasikannya. Dengan pengembangan perangkat ini, diharapkan akan meningkat

XXIV/25

Page 38:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

ketepatan dan kecepatan pengolahan data dan penataan informasi PNS yang merupakan persyaratan mutlak bagi BAKN dalam menunjang misinya sebagai pengelola administrasi kepegawaian secara nasional.

Dalam kaitan ini, data historis setiap pegawai negeri sipil diupayakan untuk direkam yang pada gilirannya akan mampu menyediakan informasi aktual untuk menunjang kebutuhan (1) perumus-

Page 39:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

an kebijaksanaan pemerintah di bidang kepegawaian; (2) meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian oleh BAKN seperti peng-adaan pegawai, kepangkatan dan penggajian, dan pengurusan pensiun.

Dalam pada itu, untuk memperluas dan memantapkan pelayanan bagi pegawai negeri sipil sejak tahun pertama Repelita VI mulai dibangun Kanwil BAKN di Medan. Dengan tambahan tersebut akan terdapat 5 Kanwil BAKN. Dengan demikian, pengelolaan administrasi dan pembinaan PNS dapat lebih didesentralisasikan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kepegawaian antara lain untuk mempercepat proses kenaikan pangkat, pensiun dan mutasi kepegawaian lainnya.

Dalam rangka pendayagunaan kepegawaian, dilanjutkan upaya peningkatan dan pemantapan disiplin dan tertib hukum pegawai dengan kegiatan pembinaan disiplin yang makin terencana, terpadu, terarah, dan terukur. Untuk mendukung tingkat disiplin yang tinggi bagi pegawai negeri sipil, ditingkatkan upaya untuk mendorong aktualisasi Pancasila melalui pendekatan kontekstual, aktual, dan konsisten dalam segala lapisan masyarakat dan penyelenggara negara.

Dalam rangka. itu, Peradilan Tata Usaha Negara (Peratun) berperan panting untuk menjamin agar aparatur pemerintah senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat pada umumnya dan hak serta kewajiban asasi warga masyarakat pada khususnya. Jumlah perkara yang disampaikan kepada Pengadilan TUN dan Pengadilan Tinggi TUN XXIV/26

Page 40:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

dalam tahun kelima Repelita V berjumlah 1.249 perkara, sedangkan untuk tahun pertama dan tahun kedua Repelita VI masing-masing sebanyak 1.372 perkara dan 1.917 perkara. Jumlah perkara yang diselesaikan telah menunjukkan peningkatan yaitu 613 perkara (49 persen) pada tahun 1993/94, 701 perkara

Page 41:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(51,09 persen) pada tahun 1994/95, dan 794 perkara (41,32 persen) pada tahun 1995/96.

Selain itu, kasus pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri maupun yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil yang berpangkat pembina golongan ruang IV/a ke bawah dan pertimbangan kepada Presiden bagi pegawai negeri sipil yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980 dan mengajukan keberatan ke-pada Badan Pertimbangan . Kepegawaian sampai tahun 1993/94 masih tersisa sebanyak 483 kasus, dan pada tahun 1994/95 terdapat 94 kasus tambahan sehingga seluruhnya berjumlah 577 kasus. Dari jumlah tersebut, pada tahun 1994/95 telah diselesaikan sebanyak 107 kasus, sedangkan sisanya sebanyak 407 kasus belum terselesaikan. Namun dikarenakan 2 orang yang terlibat telah meninggal dunia maka sisa kasus pada tahun 1994/95 menjadi 405 kasus. Selanjutnya, pada tahun 1995/96 terdapat 90 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 495 kasus. Dari jumlah tersebut yang berhasil diselesaikan adalah sejumlah 103 kasus. Sedangkan sisanya sebanyak 392 kasus masih dalam proses penyelesaian. Menurunnya jumlah kasus tersebut menunjukkan pula peningkatan disiplin pegawai negeri sipil yang cukup baik.

Sebagai pelaksanaan Keppres Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah, telah ditetapkan 5 hari kerja hanya untuk DKI Jakarta dan beberapa Kotamadya dan Ibu-kota Propinsi di Pulau Jawa. Sedangkan bagi Propinsi Daerah Tingkat I dan Kantor-kantor Perwakilan Departemen/LPND serta Daerah Tingkat II dapat melaksanakan lima hari kerja jika benar-benar telah siap. Sistem kerja 5 hari tersebut disamping dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas aparatur, juga untuk me-ngembangkan pola pelayanan kepada masyarakat yang lebih tepat.

XXIV/27

Page 42:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Peningkatan efisiensi aparatur negara diupayakan melalui pendayagunaan administrasi umum dan kearsipan yang meliputi aspek administrasi perkantoran, keuangan dan materiil, persuratan dan dokumentasi kearsipan agar lebih mampu menunjang peningkatan kelancaran dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan dilingkungan instansi pemerintah serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Selama tahun pertama dan tahun kedua Repelita VI, pembinaan di bidang kearsipan dilakukan antara lain melalui kegiatan penataran, pelatihan kearsipan, bimbingan teknis dan temu karya Tim Pembinaan Kearsipan. Dalam tahun terakhir Repelita V kegiatan ini diikuti oleh 1.371 orang dari 53 instansi pemerintah. Sedangkan dalam tahun pertama dan tahun kedua Repelita VI, kegiatan pembinaan tersebut masingmasing diikuti oleh 184 orang dari 23 instansi pemerintah, dan 285 orang dari 62 instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Dalam tahun terakhir Repelita V, di bidang konservasi kearsipan telah djlaksanakan akuisisi 105 ml (meter lari) arsip tekstual/konvensional dari instansi pemerintah dan swasta/perorangan, 5 reel arsip media baru/film, dan 2.135 kaset video. Dalam tahun pertama Repelita VI dilakukan akuisisi 124 ml arsip tekstual/konvensional, 1 reel arsip media baru/film, dan 53 kaset video. Sedangkan dalam tahun kedua Repelita VI, dilakukan akuisisi 537 ml arsip tekstual/ konvensional, 60 reel arsip media baru/film, dan 380 lembar foto. Dengan demikian, selama dua tahun Repelita VI, telah dilakukan akuisisi sebanyak 661 XXIV/28

Page 43:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

ml arsip tekstual/konvensional, 61 reel arsip media baru/film dan 53 kaset video, serta 380 lembar foto.

Jumlah anggaran pembangunan program peningkatan efisiensi aparatur negara pada tahun 1995/96 adalah sebesar Rp70.376 juta, mengalami kenaikan sebesar 149,6 persen dibandingkan tahun 1994/ 95 sebesar Rp30.603 juta. Dengan demikian, jumlah anggaran untuk program tersebut selama dua tahun Repelita VI sebesar Rp106.979

Page 44:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

juta atau 53,2 persen dari rencana anggaran untuk program tersebut selama Repelita VI yaitu sebesar Rp201.130 juta.

3) Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk meningkatkan kualitas, disiplin, keteladanan, pengetahuan dan keterampilan pegawai negeri. Upaya tersebut semakin ditingkatkan dan dimantapkan dalam Repelita VI. Dalam tahun pertama dan kedua Repelita VI dilakukan kegiatan-kegiatan pendidikan kedinasan dan pelatihan aparatur negara, yang mencakup kegiatan penyempurnaan sistem, materi kurikulum dan silabus, serta sasaran diklat aparatur negara; peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri; peningkatan pengetahuan tenaga widyaiswara; peningkatan diklat pembekalan bagi PNS yang akan memasuki usia pension; dan peningkatan efisiensi, koordinasi penyelenggaraan diklat luar negeri serta kerjasama luar negeri dalam bidang diklat.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan, mutu dan produktivitas kerja pegawai diselenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) pegawai negeri sipil baik melalui diklat prajabatan; diklat dalam jabatan yang terdiri dari diklat struktural, diklat fungsional, dan diklat teknis; maupun program gelar (S2 dan S3) di dalam dan di luar negeri.

Diklat prajabatan ditujukan untuk memberikan orientasi kepada calon PNS berkenaan dengan

Page 45:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kedudukan nantinya sebagai PNS sehingga mengerti dan menghayati kewajiban dan hak-haknya. Sesuai dengan Keppres No. 30 Tahun 1981 tentang Latihan Prajabatan, setiap calon PNS diwajibkan mengikuti diklat Prajabatan. Diklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang di -

sesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III.

XXIV/29

Page 46:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Dalam tahun terakhir Repelita V diktat Prajabatan telah diikuti oleh 18.816 orang, terdiri dari Prajabatan Tingkat I sebanyak 1.994 peserta, Tingkat II sebanyak 13.509 peserta dan Tingkat III sebanyak 3.313 peserta. Sedangkan dalam tahun pertama Repelita VI diklat Prajabatan diikuti oleh 19.535 peserta terdiri dari Prajabatan Tingkat I sebanyak 649 peserta, Tingkat II sebanyak 15.489 peserta dan Tingkat III sebanyak 3.397 peserta. Dalam tahun kedua Repelita VI, Keppres No. 30 Tahun 1981 telah disempurnakan dengan Keppres No. 5 Tahun 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil, yang mengatur kembali pendidikan dan pelatihan Prajabatan bagi calon pegawai negeri sipil. Dalam tahun 1995/96 diklat Prajabatan telah diikuti oleh calonpegawai negeri sipil sebanyak 32.241 peserta terdiri dari Prajabatan Tingkat I berjumlah 1.634 peserta, Tingkat II berjumlah 18325 peserta dan Tingkat III berjumlah 12.282 peserta termasuk 9.655 peserta yang telah meng-ikuti diklat prajabatan gaya baru.

Untuk lebih mendayagunakan diklat struktural telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 yang dimaksudkan untuk memantapkan pembinaan karier PNS serta meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang substansi maupun kepemimpinannya, dan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya. Pada tahun pertama Repelita VI pelaksanaan diklat Administrasi Umum (ADUM), Staf XXIV/30

Page 47:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (SPAMA), Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah (SPAMEN), serta Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (SPATI) masih mengikuti pola lama termasuk titelaturnya. Dalam tahun pertama Repelita VI telah diselenggarakan diklat SEPADA, SEPALA, SEPADYA, dan SESPA/SESPANAS masingmasing sebanyak 1.603 orang, 6.890 orang, 5.266 orang, dan 766

Page 48:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

orang. Dalam tahun kedua Repelita VI, telah mulai dilaksanakan diklat ADUM, SPAMA, dan SPAMEN masing-masing diikuti sebanyak 6.527 orang, 5.011 orang, dan 1.081 orang (Tabel XXIV-4).

Untuk diklat fungsional, antara lain telah dilaksanakan diklat perencanaan pembangunan nasional (PPN) yang meliputi antara lain diklat Perencanaan Jangka Panjang, Perencanaan Proyek-proyek Pembangunan, Perencanaan Proyek-proyek Pertanian Agro Industri, dan diklat Perencanaan Proyek-proyek Transportasi. Peserta diklat PPN pada tahun 1993/94, 1994/95 dan 1995/96 masing-masing berjumlah 123 peserta, 121 peserta, dan 122 peserta. Kursus Teknik dan Manajemen Perencanaan Pembangunan (TMPP) bagi staf perencana Bappeda Tingkat II dari seluruh Indonesia pada tahun terakhir Repelita V, dalam tahun pertama dan kedua Repelita VI masing-masing diikuti sebanyak 393 peserta, 122 peserta, dan 115 peserta. Perkembangan jumlah peserta diklat fungsional pada tahun kelima Repelita V hingga tahun kedua Repelita VI dapat dilihat pada Tabel XXIV 5.

Penyelenggaraan diklat aparatur negara di dalam maupun di luar negeri Iebih ditingkatkan dengan menserasikan dan menterpadukan kegiatan diklat di luar negeri dengan diklat dalam negeri serta upaya meningkatkan kemampuan lembaga diklat aparatur negara di dalam negeri. Di samping itu, dilakukan pula upaya peningkatan efisiensi, koordinasi penyelenggaraan diklat luar negeri serta kerja sama luar negeri dalam bidang diklat.

Dalam rangka peningkatan kualitas aparatur melalui diklat, dilakukan penyempurnaan terhadap berbagai kurikulum diklat meliputi baik kurikulum diklat struktural maupun diklat fungsional. Guna memperkuat peranan unit-unit diklat di

Page 49:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

departemen/LPND dan daerah, serta untuk lebih mendayagunakan jabatan fungsional widyaiswara yang telah ditetapkan sejak tahun 1985, pengetahuan widya-

XXI V/31

Page 50:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

iswara ditingkatkan antara lain melalui dildat belajar mengajar, diklat pola kerja terpadu, ceramah-ceramah umum, dan diktat motivasi berprestasi bagi widyaiswara.

Bagi PNS yang akan memasuki masa persiapan pensiun diberikan pula diktat pembekalan dalam bidang keahlian dan keterampilan yang bermanfaat bagi yang bersangkutan setelah memasuki masa pensiun.

Untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap. aparatur pemerintah di berbagai bidang pembangunan telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendidikan kedinasan. Upaya tersebut dimaksudkan untuk lebih menyiapkan dan menyesuaikan mutu tenaga dengan bidang tugasnya agar dapat terus menerus mengikuti dan menguasai cara-cara pengelolaan yang berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi. Untuk itu, dalam tahun kedua Repelita VI telah dilaksanakan pendidikan kedinasan meliputi berbagai bidang pengetahuan dan keahlian sesuai dengan kebututian instansi pemerintah yang bersangkutan. Jumlah mahasiswa peserta program ini ditingkat pendidikan tinggi secara keseluruhan mencapai sekitar 150 ribu orang. Mahasiswa tersebut tersebar di berbagai lembaga pendidikan yang berada di bawah pengelolaan berbagai Departemen dan LPND antara lain di Departemen Dalam Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Kesehatan, Badan Pertanahan Nasional, Lembaga Administrasi Negara. Rincian lebih lanjut dapat diikuti pada Bab XVII tentang Pendidikan dan Olahraga, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam Lampiran Pidato ini.

Page 51:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Jumlah anggaran pembangunan program pendidikan dan pelatih-an aparatur negara pada tahun 1995/96 adalah sebesar Rp107.167 juta meningkat 1,1 persen, dibanding tahun 1994/95 sebesar Rp108.357 juta. Sehingga jumlah anggaran pembangunan selama dua tahun

XXIV/32

Page 52:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Repelita VI adalah sebanyak Rp215.524 juta atau 16,9 persen dari seluruh rencana anggaran program tersebut dalam Repelita VI yaitu sebanyak Rpl.276.520 juta.

4) Program Penelitian dan Pengembangan Aparatur Negara

Untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna aparatur negara, dan memantapkan sistem administrasi pembangunan diperlukan dukungan yang tepat dalam kebijaksanaan dan langkah-tangkah penelitian di bidang aparatur negara. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam merumuskan strategi dan kebijaksanaan pendaya-gunaan aparatur secara tepat, memberikan informasi yang diperlukan bagi kebutuhan analisa dan penilaian pelaksanaan pembangunan, serta mengidentifikasikan perkembangan-perkembangan baru di bidang administrasi pembangunan. Dalam tahun terakhir Repelita V pene-litian-penelitian tentang administrasi dan aparatur negara yang telah dilaksanakan oleh departemen/LPND, dan perguruan tinggi antara lain meliputi penelitian tentang kemampuan Bappeda dalam mengkoor-dinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerah dalam menyongsong Repelita VI; penelitian tentang efektivitas hubungan kerja Dati II dengan Kecamatan dalam sistem pemerintahan daerah; penelitian tentang kebijaksanaan pemerintah dan masalah pemindah-tanganan/penggunaan kekayaan negara; penelitian tentang pelaksanaan pengawasan melekat; penelitian tentang tipologi formasi Daerah Tingkat II seluruh Indonesia.

Selanjutnya sejak tahun pertama sampai dengan tahun kedua Repelita VI penelitian-penelitian tentang administrasi dan aparatur negara yang telah dilaksanakan antara lain penelitian tentang pening-katan kualitas sumber daya manusia; penelitian tentang otonomi manajemen daerah; kajian tentang . peningkatan pelayanan umum dan pembiayaan di bidang investasi; penelitian tentang kebijaksanaan pe-

XXIV/33

Page 53:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

nanaman modal; penelitian tentang kebijaksanaan di bidang kepe-gawaian; studi tentang persepsi masyarakat terhadap pegadaian; pene-litian tentang pengembangan metode pemasyarakatan dan pembuda-yaan P-4; penelitian tentang otomatisasi arsip; studi tentang kebutuhan perangkat kebijaksanaan perdagangan; studi tentang perkembangan permintaan, penawaran dan penyaluran semen, dan kayu; penelitian tentang penyempurnaan sistem pengelolaan anggaran; studi tentang penerapan teknik pemasaran modern dalam penyempurnaan sistem distribusi; kajian tentang perkembangan dan prospek ekspor non migas; penelitian tentang kebijaksanaan perumahan dan permukiman; penelitian tentang modernisasi birokrasi dalam PJP-II; penelitian tentang peningkatan pelayanan umum dan pembiayaan di bidang investasi; penelitian tentang peran Desa Pelopor/Desa Pancasila dalam pembudayaan P-4; penelitian tentang dampak pemasyarakatan P-4 bagi warga negara yang telah mengikuti penataran P-4; studi banding sistem perencanaan untuk persiapan rolling plan; studi pendahuluan pengembangan model makro regional; penelitian tentang sistem pembiayaan operasional dan pemeliharaan dalam penyusunan struktur APBN; studi pengembangan bank perkreditan rakyat (BPR) dan kaitannya dengan usaha kecil; studi perumusan kebijaksanaan politik luar negeri dan hubungan antar bangsa; serta pengkajian per -kembangan dan prospek ekspor non migas Indonesia.

Jumlah anggaran pembangunan program penelitian dan pengem-bangan aparatur negara pada tahun 1995/96 adalah sebesar Rp41,509 juta, meningkat sebesar 24,7 persen dibandingkan tahun 1994/95 sebesar Rp33.282 juta. Dengan demikian, jumlah anggaran untuk program tersebut selama dua tahun Repelita VI sebesar Rp74.791 juta atau 35,4 persen dari rencana anggaran untuk program tersebut selama Repelita VI yaitu sebesar Rp210.940 juta.

XXIV/34

Page 54:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

b. Program Penunjang

1) Program Pengembangan Informasi Pemerintahan

Program ini ditujukan untuk mendayagunakan pemanfaatan teknologi informatika pada aparatur negara, dan mampu secara optimal menyediakan informasi yang tepat, akurat, lengkap dan mutakhir, baik untuk perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pemantauan pelaksanaan maupun pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen telah menyusun rencana pembangunan sistem informasi.

Dalam rangka pembangunan sistem informasi manajemen dalam negeri (SIMDAGRI) yang terpadu, pada tahun 1994/95 dilanjutkan dan disempurnakan sistem informasi yang telah dibangun dalam periode sebelumnya khususnya Repelita V seperti aplikasi manual pendapatan daerah (Mapatda), sistem informasi pemilihan umum (SIPU), komputerisasi kartu tanda pengenal penduduk (KTP) di daerah, serta sistem informasi pembangunan daerah (SIMBANG-DA). Kegiatan lainnya adalah pembangunan sistem informasi manajemen kependudukan (SIMDUK) yang sudah dalam tahap persiapan untuk uji coba; pembangunan sistem informasi manajemen potensi wilayah (SIMPOWIL) yang baru dalam tahap perumusan kebutuhan sistem; perumusan kebutuhan sistem informasi manajemen kepegawaian; serta pelaksanaan Mapatda tahap II secara terpadu yang mencakup 20 propinsi, 65 kabupaten dan 11 kotamadya, yang pada dasarnya memberikan informasi mengenai pendapatan daerah dan upaya peningkatannya. Dalam rangka menunjang upaya penanggulangan kemiskinan terutama untuk mengidentifikasi jumlah penduduk miskin absolut dan desa tertinggal, pembangunan Sistem Informasi manajemen desa tertinggal (SIM-IDT) yang dimulai pada tahun

XXIV/35

Page 55:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pertama Repelita VI dilanjutkan dan dikembangkan dalam tahun kedua Repelita VI. Dalam tahun kedua Repelita VI program pengembangan informasi pemerintahan dilanjutkan secara selektif yang antara lain meliputi kegiatan penyusunan buku-buku petunjuk pelaksanaan pengembangan dan pengoperasian aplikasi-aplikasi yang akan diterapkan. Disamping itu dilakukan pula peningkatan sumber daya manusia terutama diarahkan pada peningkatan personalia pranata komputer melalui diklat, penataran baik di pusat maupun di daerah.

Sistem informasi kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI) yang direncanakan pads Repelita V, dan mulai dibangun pada tahun 1994/95 dengan pemasangan perangkat keras di Kantor BAKN Pusat, pelatihan bagi petugas yang akan mengoperasikannya, serta pengembangan program aplikasi untuk pengolahan data pegawai PNS dan penunjang fungsi administratif yang menjadi tugas pokok BAKN dilanjutkan pengembangannya pada tahun kedua Repelita VI, antara lain melalui pengembangan beberapa macam paket aplikasi yang diarahkan untuk menunjang manajemen kepegawaian.

Untuk menopang pembangunan pangan dan pertanian dalam tahun pertama Repelita VI telah dikembangkan sistem informasi pangan terpadu (SIPADU), melalui kerjasama Departemen Pertanian, BPS dan BULOG. Sistem tersebut mencakup dua kelompok besar yaitu: (1) sistem informasi administrasi yang dirancang untuk menunjang dan XXIV/36

Page 56:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

memperlancar operasional Departemen Pertanian sehari-hari dalam rangka pelaksanaan manajemen moderen. Sistem ini terdiri dari lima komponen yaitu: (a) sistem informasi manajemen keuangan (SIMKEU); (b) sistem informasi manajemen perlengkapan (SIMKAP); (c) sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG); (d) sistem informasi penelitian khusus (SIMSUS); dan (e) sistem monitoring proyek (SIMPRO); dan (2) sistem informasi statistik dikembangkan untuk dapat menyediakan berbagai data statistik pertani-

Page 57:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

an. Untuk memudahkan operasionalisasi sistem tersebut, pada tahun kedua Repelita VI telah dilaksanakan pemasyarakatan melalui ber-bagai pelatihan baik yang dilaksanakan di Pusdata maupun di berbagai unit baik di pusat maupun di daerah khususnya di lingkup Departemen Pertanian.

Berbagai upaya lai .nnya dalam pengembangan informasi pe-merintahan dapat dilihat dalam Bab XXV tentang Sistem Informasi dan Statistik, dalam Lampiran Pidato ini.

2) Program Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem dan pelaksa-naan pengawasan yang efisien dan efektif melalui upaya peningkatan kualitas pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Untuk itu telah dilakukan langkah-langkah pendayagunaan melalui kegiatan antara lain: (1) pemutakhiran dan penyusunan pedoman pengawasan; (2) penyusunan rencana induk pengawasan dan rencana kerja peng-awasan tahunan; (3) pemantapan pelaksanaan operasional pengawas-an; dan (4) dukungan terhadap pengawasan yang dilakukan oleh ma-syarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan masing-masing untuk mengantisipasi dan menyerasikannya dengan perkembangan yang cepat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, dan ke-lembagaan, khususnya yang menyangkut sistem, metode, dan pro-sedur pelaksanaan pengawasan, peningkatan koordinasi pelaksanaan pengawasan keuangan negara dan pembangunan antaraparat peng-awasan fungsional, serta memenuhi tuntutan keterbukaan. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan sistem dan pelak-sanaan pengawasan dapat dilihat secara rinci dalam butir C.1. dalam bab ini.

XXIV/37

Page 58:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

3) Program Pengembangan Hukum Administrasi Negara

Program ini ditujukan untuk menunjang kegiatan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan melalui penyempurnaan secara terus menerus ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan perundang-undangan dalam penyusunan kebijaksanaan administrasi dan pembangunan, Serta pe-mantapan pelaksanaannya.

Dalam tahun pertama Repelita V telah disahkan rancangan undang-undang (RUU) menjadi undang-undang 13 buah, meliputi antara lain (1) UU Nomor 2 Tahun 1994 tentang Tambahan dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1993/94; (2) UU Nomor 3 Tahun 1994 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1991/92; (3) UU Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan Kota-madya Dati II Palu; (4) UU Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas; dan (5) UU Nomor 2 Tahun 1995 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1995/96. Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI telah dihasilkan RUU menjadi UU sebanyak 12 buah, meliputi antara lain: (1) UU Nomor 3 Tahun 1995 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Bengkulu, Palu, Kendari, dan Kupang; (2) UU Nomor 4 Tahun 1995 tentang Tambahan dan Perubahan atas Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1994/95; (3) UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; (4) UU Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, (5) UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Peraturan Pemerintah yang diterbitkan pada tahun 1994/95 berjumlah 45 buah, antara fain : (1) PP Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; (2) PP Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural; (3) PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang

XXIV/38

Page 59:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; (5) PP Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Perusahaan Modal.

Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Pasangan Usahanya.

Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI telah diterbitkan Peraturan Pemerintah sebanyak 60 buah antara lain; (1) PP Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada 26 (dua puluh enam) Daerah Tingkat II Percontohan; (2) PP Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri; (3) PP Nomor 17 Tahun 1995 tentang Pemindahan Sisa Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1994/95 ke Tahun Anggaran 1995/96; (4) PP Nomor 26 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik; (5) PP Nomor 46 tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Pada tahun pertama Repelita VI telah diterbitkan sebanyak 81 Keputusan Presiden diantaranya (1) Keppres Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara di Bandar Lampung, Samarinda dan Denpasar; (2) Keppres Nomor 47 Tahun 1994 tentang Badan Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional; (3) Keppres Nomor 52 Tahun 1994 tentang Perincian Anggaran Belanja Pembangunan Tahun Anggaran 1994/95; (4) Keppres Nomor 6 Tahun 1995 tentang Tim Evaluasi Pengadaan; (5) Keppres Nomor 13 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Dana Pinjaman Luar Negeri.

Pada tahun kedua Repelita VI telah diterbitkan sebanyak 98 Keputusan Presiden, antara lain; (1) Keppres Nomor 20 Tahun 1995 tentang Pembentukan Pengadilan Negara Manatuto; (2) Keppres Nomor 23 Tahun 1995 tentang Tunjangan Tenaga Pendidikan; (3)

XXIV/39

Page 60:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Keppres Nomor 28 Tahun 1995 tentang Perpanjangan Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil yang Menduduki Jabatan Pemeriksa Pajak; (4) Keppres Nomor 38 Tahun 1995 tentang Tunjangan Arsiparis (5) Keppres Nomor 51 Tahun 1995 tentang pengangkatan Pegawai Badan Urusan Logistik menjadi Pegawai Negeri Sipil; (6) Keppres Nomor 388/M tahun 1995 mengenai penggabungan 2 (dua) departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, dan mengganti jabatan Menteri koordinator Bidang Industri dan Perdagangan menjadi Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi; (7) Keppres Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil;

Instruksi Presiden yang telah ditetapkan dalam tahun 1994/95, adalah (1) Inpres Nomor 2 Tahun 1994 tentang Peningkat-an Penataran Pedoman Penghayatan dan Pancasila; dan (2) Inpres Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat.

Dalam tahun kedua Repelita VI (1995/96) telah dikeluarkan sebanyak 8 buah Instruksi Presiden, antara lain; (1) Inpres Nomor 2 Tahun 1995 mengenai kemudahan Atas Impor Mesin dan Peralatan Beserta bahan Baku/Penolong Dalam rangka Restrukturisasi Usaha; (2) Inpres Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan; (3) Inpres Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan I idustri Mobil Nasional; (4) XXIV/40

Page 61:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Inpres Nomor 3 Tahun 1996 tentang Harga Dasar Pembelian Cengkeh oleh Koperasi Unit Desa dari Petani Cengkeh.

Berbagai upaya dalam pengembangan hukum administrasi negara dapat dilihat pula dalam Bab XX tentang Hukum, dalam Lampiran Pidato ini.

Page 62:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

C. PENGAWASAN PEMBANGUNAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pendayagunaan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dalam Repelita VI adalah sebagai berikut.

Penyesuaian serta penyederhanaan berbagai prosedur pelaksanaan pembangunan, khususnya yang sertalian dengan pengadaan barang dan jasa, pengajuan dan persetujuan revisi anggaran, penggunaan hasil produksi dalam negeri, bentuk dan persetujuan kontrak, peran serta pengusaha golongan ekonomi lemah, pemantauan dan pelaporan serta pertanggungjawabannya.

Pengambilan keputusan yang lebih terdesentralisasi sehingga mempercepat pengambilan keputusan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan pelaksanaan.

Koordinasi penyusunan rencana pelaksanaan pembangunan yang makin mantap, baik sektoral maupun regional, dan sistem pemantauan, pelaporan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaannya, serta terwujudnya sistem komunikasi yang mantap melalui pengembangan dan peningkatan sistem jaringan informasi yang sudah ada. Sejalan dengan itu, juga merupakan sasaran pendayagunaan sistem pelaksanaan pembangunan adalah meningkatnya keserasian dan keterpaduan pelaksanaan kebijaksanaan, program, dan proyek sektoral dan yang bersifat lintas sektoral,

XXIV/41

Page 63:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

regional, lintas daerah, dan lintas lembaga, baik yang sumber dananya dari APBN maupun APBD.

Efisiensi dan efektivitas sistem pelaksanaan dan pengawasan keuangan negara dan pembangunan yang meningkat dan makin terpadu serta konsisten melalui pemantapan sistem pengawasan internal

Page 64:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

dan eksternal, peningkatan keterpaduan pengawasan melekat, peng-awasan fungsional, dan pengawasan masyarakat disertai pemantapan tindak lanjut hasil pengawasan tersebut. Sasaran lainnya adalah man-tapnya sistem-dan mekanisme pengawasan yang mendorong adanya sinergi pengecekan dan pengujian silang dari pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat terhadap pengawasan melekat sehingga pengawasan melekat membudaya dalam sistem manajemen pemerin-tahan dan pembangunan serta dapat berperan sebagai tulang punggung pengawasan internal Pemerintah dan menjadi unsur yang pokok dalam upaya mencegah tindakan yang tercela.

Kemampuan teknis dan manajerial sumber daya manusia aparatur pemerintahan yang meningkat, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta dalam memberikan pelayanan kepada masya-rakat dan dunia usaha. Dengan meningkatnya kemampuan tersebut, mutu, efisiensi dan perumusan kebijaksanaan, pengendalian dan peng-awasan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan kepada dunia usaha dan masyarakat dapat lebih ditingkatkan.

Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, kebijaksanaan yang ditempuh dalam Repelita VI mencakup pendayagunaan keseluruhan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang dilakukan sedini mungkin sejak tahap perencanaan, meliputi pemantapan koor-dinasi, kerja sama, dan hubungan kelembagaan; pemantapan sistem perencanaan penyusunan program dan anggaran; peningkatan kualitas sumber daya manusia; penyempurnaan sistem pemantauan, pengen-dalian dan pertanggungjawaban; serta peningkatan keterpaduan dan konsistensi pelaksanaan pengawasan pembangunan.

Untuk meningkatkan efiensi pelaksanaan pembangunan nasional, peranan lembaga yang melaksanakan fungsi pemeriksaan, pengawas-an, dan pengendalian perlu makin dikembangkan. Dalam hubungan

XXIV/42

Page 65:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

ini, terutama Badan Pemeriksa Keuangan, wajib meningkatkan ke-giatannya sesuai dengan wewenang dan fungsinya yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk mencapai berbagai sasaran pendayagunaan sistem pe-laksanaan dan pengawasan pembangunan tersebut di atas, dikembang-kan berbagai program sehingga pelaksanaan pembangunan berjalan secara efisien dan efektif. Karena sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan merupakan wahana penunjang keberhasilan pembangun-an seluruh sektor dan merupakan tanggung jawab seluruh jajaran aparatur, program penyempurnaan sistem pelaksanaan dan pengawas-an pembangunan yang terdiri dari pendayagunaan sistem pelaksanaan pembangunan, dan pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawas-an, pada dasarnya dilaksanakan di semua bidang dan sektor.

Untuk menunjang pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pem-bangunan sehingga pembangunan nasional terselenggara secara lebih efisien dan efektif, serta untuk melaksanakan dan mencapai berbagai sasaran pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan pem-bangunan, kebijaksanaan pembangunan di bidang pengawasan dijabar-kan dalam program pokok dan program penunjang.

Program pokok mencakup program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan; serta program pembinaan dan pemasya-rakatan pengawasan. Sedangkan program penunjang mencakup pro-gram pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pengawasan; program pengembangan informasi pengawasan; serta program penerapan dan penegakan hukum.

XXIV/43

Page 66:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Dengan berbagai kebijaksanaan, program pokok dan program penunjang tersebut di atas, sistem dan pelaksanaan pengawasan keuangan negara dan pembangunan diharapkan dapat makin mantap dan terpadu serta konsisten. Di samping itu, melalui berbagai kegiatan itu diharapkan berkembang budaya pengawasan yang bersemangat preventif, edukatif, korektif, aktif, dan akurat, sehingga terjalin pengertian dan kerja sama yang objektif dan proporsional antara pengawas dan pejabat atau petugas yang diawasi; dan pengawasan berkembang meujadi bagian dari sistem dan kegiatan manajemen yang efektif. Dengan demikian, tercipta sinergi pengawasan keuangan negara dan pembangunan-secara berkelanjutan.

Pada tahun kedua Repelita VI telah dilaksanakan hal-hal sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sistem dan pelaksanaan pengawasan, baik pengawasan fungsional maupun pengawasan melekat. Dengan meningkatnya kualitas sistem dan pelaksanaan pengawasan tersebut, diupayakan,terwujudnya sistem pelaksanaan pembangunan yang efisien, efektif, bersih, dan ber-XXIV/44

Page 67:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

tanggung jawab.

Sampai dengan tahun kedua Repelita VI keterpaduan pelaksanaan pengawasan fungsional, yang dilakukan sejak tahap perencanaan

Page 68:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kegiatan operasionalnya, menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pengawasan melekat, pelaksanaan dan sistemnya terus menerus dimantapkan antara lain melalui penyempurnaan petunjuk pelaksanaan Waskat dan pembuatan laporan P3 Waskat tahunan dan realisasi tindak lanjutnya. Pada tahun pertama Repelita VI pedoman pelaksanaan Waskat disempurnakan dan mulai berlaku secara efektif pada tahun kedua Repelita VI dengan kewajiban kepada setiap instansi setiap tahunnya untuk menyusun program peningkatan pelaksanaan Waskat. Di samping itu, ditingkatkan pula pemasyarakatan pengawasan melekat melalui program budaya kerja. Dengan upaya tersebut, di-harapkan Waskat dapat membudaya dalam sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan serta dapat berperan sebagai tulang punggung pengawasan internal Pemerintah dan menjadi unsur yang pokok dalam upaya mencegah tindakan-tindakan tercela.

Kegiatan pengawasan fungsional dalam Repelita VI dilakukan dengan lebih intensif dan terpadu, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dan mem-berikan arahan sasaran pemeriksaan yang lebih tepat, ditetapkan program kerja pengawasan tahunan (PKPT) sebagai pedoman bagi seluruh pelaksanaan pengawasan fungsional. Dengan demikian, pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah (APFP) dapat makin diarahkan kepada penilaian mengenai keseluruhan tanggung jawab suatu pimpinan , instansi serta efisiensi dan efektivitas dari unit kerja yang

XXIV/45

Page 69:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

diperiksa. Di samping itu, jugs telah dibentuk Forum Komunikasi Pengawasan antar Aparat Pengawasan fungsional Pemerintah yang merupakan upaya untuk lebih meningkatkan koordinasi Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.

Selanjutnya dalam rangka memantapkan sistem pengawasan keuangan negara dan pembangunan, telah disusun rencana strategis yang merupakan landasan bagi seluruh kegiatan APFP dalam Repelita

Page 70:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

VI. Strategi tersebut menggariskan bahwa pelaksanaan pengawasan oleh APFP haruslah menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang kom-prehensif, namun tetap bersifat selektif seraya memanfaatkan sinergi pengawasan yaitu meningkatkan efektivitas pengawasan melalui kerjasama antar APFP.

Dengan ditetapkannya PKPT dan rencana strategis yang meru-pakan landasan bagi seluruh kegiatan APFP yang didukung oleh aparat pengawasan fungsional yang semakin besar jumlahnya dan penggunaan perangkat komputer, meningkatnya jumlah hari pe-meriksaan, dan meningkatnya anggaran perjalanan dinas, maka pe-laksanaan pengawasan fungsional pada Repelita VI telah berjalan lebih lancar. Pendayagunaan PKPT makin dimantapkan pada tahun kedua Repelita VI, dengan rencana kegiatan pemeriksaan dan waktu untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lama dari yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya serta cakupan pemeriksaan yang lebih komprehensif.

Rencana kegiatan pemeriksaan reguler pada tahun pertama Repelita VI (1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1995) adalah 51.961 atau naik 9,96 persen dari rencana kegiatan pemeriksaan pada akhir Repelita V yang berjumlah 47.248. Dari rencana penugasan pada tahun pertama Repelita VI tersebut telah direalisasikan sebanyak 54.581 penugasan pemeriksaan atau 105,04 persen dari yang direncanakan. Kemudian dalam tahun kedua Repelita VI dari 52.197 rencana kegiatan pemeriksaan reguler sampai dengan Desember 1995 telah direalisir sebanyak 12.928 penugasan atau 27,33 persen (ter -masuk realisasi penugasan pemeriksaan di luar PKPT). Di samping rencana kegiatan pemeriksaan reguler juga terdapat rencana kegiatan pemeriksaan khusus. Dari rencana pemeriksaan khusus sebanyak 433 penugasan pada tahun kedua Repelita VI, realisasi penugasan sampai dengan 31 Desember 1995 mencapai jumlah sebanyak 1.456 penu -

XXIV/46

Page 71:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

gasan pemeriksaan atau naik sebesar 336,26 persen. Adapun uraian objek pemeriksaan dan data perbandingan rencana kegiatan pemerik-saan dan realisasi penugasan pemeriksaan dapat dilihat dalam Tabel XXIV-6.

Dalam rangka pengawasan fungsional, pemeriksaan terhadap laporan keuangan BUMN, BUMD, dan badan usaha lainnya dilaku-kan secara rutin, untuk menilai apakah badan-badan usaha tersebut dapat bekerja atas dasar anggaran yang telah ditetapkan, dan me-nyampaikan pertanggungjawaban keuangan secara tertib. Pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan berbagai badan usaha tersebut setiap tahunnya telah dapat makin cepat diselesaikan. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan proyek yang memperoleh bantuan luar negeri. Untuk meningkatkan peman-faatan dan Jaya serap proyek-proyek berbantuan luar negeri tersebut maka pemeriksaan akuntan terhadap peEtanggungjawaban keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri mendapatkan prioritas.

Dalam tahun pertama Repelita VI hasil pemeriksaan atas laporan keuangan BUMN/BUMD menunjukkan bahwa sistem dan laporan akuntansi BUMN/BUMD telah berkembang cukup baik, tercermin dengan semakin banyaknya jumlah laporan keuangan badan usaha yang memperoleh pernyataan pendapat akuntan wajar tanpa penge-cualian (WTP) dan wajar dengan pengecualian (WDP). Adapun rincian jumlah jenis pendapat akuntan sampai dengan akhir tahun per -tama Repelita VI (1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1995) adalah sebagai berikut: WTP sebanyak 405 laporan; WDP sebanyak 186 laporan; dan Tidak Menyetujui/Menolak Memberikan Pendapat sebanyak 65 laporan. Dari hasil pemeriksaan atas laporan keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri juga diketahui kinerja dan akuntabilitas yang semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan per-nyataan pendapat akuntan WTP sebanyak 594 laporan; WDP se -

XXIV/47

Page 72:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

banyak 88 laporan; dan Tidak Menyetujui/Menolak Memberikan Pendapat sebanyak 13 laporan.

Dalam tahun kedua Repelita VI sampai dengan akhir Desember 1995 jumlah BUMN/BUMD yang mendapatkan WTP sebanyak 308 laporan; WDP sebanyak 71 laporan; dan Tidak menyetujui/Menolak Memberikan Pendapat sebanyak 39 laporan. Sedangkan dari hasil pemeriksaan atas 299 laporan keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri yang mendapat pernyataan pendapat akuntan WTP sebanyak 258 laporan; WDP sebanyak 38 laporan; dan Tidak Menyetujui/ Menolak Memberikan Pendapat sebanyak 3 laporan. Rincian lebih lanjut mengenai pernyataan pendapat akuntan atas laporan keuangan BUMN/BUMD dan proyek berbantuan luar negeri tersebut dapat dilihat pada Tabel XXIV-7.

Dalam pada itu, BPKP juga menerbitkan Laporan Tanpa Pernyataan Pendapat sebanyak 180 Laporan Hasil Peremeriksaan (LHP), yang terdiri dari: (1) Pemeriksaan Kinerja sebanyak 118 LHP; (2) Pemeriksaan Operasional sebanyak 14 LHP; (3) Pemeriksaan Intern sebanyak 1 LHP; (4) Pemeriksaan Pengadaan Barang sebanyak 10 LHP; (5) Pemeriksaan Khusus Kontraktor Minyak Asing sebanyak 9 LHP; dan (6) Pemeriksaan Dukungan sebanyak 28 LHP.

Temuan-temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dari segi keuangan pada dasarnya dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: (1) kasus yang menimbulkan kerugian negara; (2) kasus kewajiban penyetoran kepada negara; dan (3) kewajiban penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

Page 73:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Kasus-kasus yang menimbulkan kerugian negara yang diduga mengandung unsur tindak pidana diteruskan ke Kejaksaan Agung, sedangkan yang tidak mengandung unsur tindak pidana dilakukan

XXIV/48

Page 74:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

tuntutan ganti rugi/penarikan kembali atas kerugian negara. Penang-gung jawab kasus penyetoran kepada negara diminta untuk segera melaksanakan setorannya kepada Kas Negara/Kas Daerah/Kas BUMN/BUMD. Sedangkan untuk kasus-kasus mengenai kewajiban penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, pimpinan unit yang diperiksa diminta untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Walaupun kasus-kasus pada saat ditemu-kan tidak/belum nampak merugikan keuangan negara, namun perlu ditindaklanjuti sebab bilamana dibiarkan berkembang dapat menimbul-kan kasus-kasus lainnya yang dapat berdampak merugikan keuangan negara.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan dalam tahun pertama Repelita VI (sampai dengan 31 Maret 1995) berjumlah 41.965 LHP, sedangkan temuan pemeriksaan pada periode tersebut berjumlah 92.658 temuan. Dalam tahun kedua Repelita VI (sampai dengan 31 Desember 1995) dari jumlah 51.761 LHP, temuan pe-meriksaannya berjumlah 64.465 temuan. Rincian lebih lanjut mengenai realisasi penerbitan laporan dan jumlah temuan hasil peme-riksaan dapat dilihat pada Tabel XXIV-8.

Kegiatan pemeriksaan tahunan APFP yang didukung dengan pe-mantauan secara intensif dan ditindaklanjuti oleh para atasan yang ber-tanggung jawab telah menghasilkan penyelamatan uang negara sebesar Rp408,150 miliar pada tahun pertama Repelita VI (1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1995). Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI (1 April 1995 sampai dengan 31 Desember 1995) telah berhasil diselamatkan uang negara sejumlah Rp761,674 miliar. Disamping itu, koreksi-koreksi audit yang menghasilkan penerimaan negara pada tahun pertama Repelita VI (1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1995) adalah Rp260,030 miliar; dan pada tahun kedua Repelita VI (1 April 1995 sampai dengan 31 Desember 1995) sejumlah Rp323,651

XXIV/49

Page 75:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

miliar. Rincian mengenai tindak lanjut penyelamatan uang negara dan koreksi audit dapat dilihat pada Tabel XXIV-9.

Dalam pada itu, salah satu indikator keberhasilan pengawasan ialah terlaksananya dengan tuntas tindak lanjut hasil-hasil pengawasan fungsional oleh pimpinan departemen/LPND yang bersangkutan. Untuk itu, agar pimpinan departemen/LPND memperoleh informasi mengenai perkembangan hasil pengawasan di departemen/LPND yang dipimpinnya, maka setiap triwulan kepada departemen/LPND disam-paikan Laporan Triwulan Hasil Pengawasan. Laporan Triwulan Hasil Pengawasan. ini dapat dijadikan bahan bagi pimpinan departemen/ LPND dalam mengambil langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Temuan pemeriksaan yang telah disampaikan kepada para Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen/Pimpinan Instansi lainnya dan para pejabat yang berwenang dalam tahun per-tama Repelita VI (1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1995), terdiri dari: (a) temuan yang mengandung kasus kerugian negara dengan nilai Rpl .618,430 miliar; dan (b) temuan yang mengandung kewajiban penyetoran kepada negara dengan nilai Rpl.189,362 miliar; dan (c) temuan kasus kewajiban penyempurnaan kelembagaan, pelaksanaan, dan kepegawaian sebanyak 61.252 temuan. Dalam tahun kedua Repelita VI (1 April 1995 sampai dengan 31 Maret 1995) adalah sebagai berikut: (a) temuan yang mengandung kasus kerugian negara (bukan tindakan pidana dan dikenakan tuntutan ganti rugi) dengan nilai Rp77,604 miliar; dan (b) temuan yang mengandung ke-wajiban penyetoran kepada negara dengan nilai Rp607,318 miliar; dan (c) temuan kasus kewajiban penyempurnaan kelembagaan, pelak-sanaan, dan kepegawaian sebanyak 28.318 temuan. Rincian mengenai jumlah nilai temuan pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel XXIV-10.

XXIV/50

Page 76:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Sejalan dengan pemantapan sistem pengawasan fungsional ter-sebut, dilakukan pula penyempurnaan sarana pengawasan melekat (Waskat) berupa penyempurnaan kelembagaan dan peningkatan disi-plin dan budaya kerja setiap unsur aparatur, termasuk aparatur peng-awasan fungsional, sehingga secara keseluruhan aparatur pemerintah dapat berfungsi secara makin efisien dan efektif. Upaya peningkatan pelaksanaan Waskat pada Repelita VI, dilakukan melalui program pembinaan budaya kerja di instansi-instansi pemerintah di pusat maupun daerah, termasuk BUMN/BUMD, diikuti dengan pemasyara-katannya untuk meningkatkan etos kerja, produktivitas, dan men-dorong terwujudnya aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang sesungguhnya. Di samping itu telah pula dilakukan penyempurnaan petunjuk pelaksanaan Waskat dan peningkatan pem-buatan laporan P3 Waskat tahunan dan realisasinya.

Dalam rangka pengawasan melekat tersebut, jumlah instansi yang diwajibkan menyampaikan Program Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan Melekat (P3 Waskat) dan realisasi tindak lanjut Waskat (TL P3 Waskat) pada tahun pertama Repelita VI sebanyak 271 instansi. Dalam hubungan ini, sejak tahun pertama Repelita VI, Perguruan Tinggi Negeri dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dikelompokkan menjadi satu dengan departemen teknis pembinanya masing-masing yaitu Departe-men Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama. Dalam tahun kedua Repelita VI jumlah instansi yang wajib menyampaikan P3 Waskat dan realisasi tindak lanjut Waskat (TL P3 Waskat) sertambah satu instansi LPND yaitu Bapedal, sehingga jumlah instansi menjadi 272 buah.

Dalam tahun pertama Repelita VI, dari 271 instansi pemerintah yang wajib membuat Laporan P3 Waskat, terdapat 127 instansi atau 46,86 persen yang telah menyampaikan P-3 Waskat. Kemudian pada tahun kedua Repelita VI (sampai dengan tanggal 31 Desember 1995)

XXIV/51

Page 77:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

dari 272 instansi yang yang wajib membuat Laporan P3 Waskat telah 202 instansi atau 74,26 persen yang menyampaikan P3 Waskat.

Instansi-instansi yang telah menyampaikan TL Waskat tahun pertama Repelita VI dari sejumlah 271 instansi, barn 92 instansi atau 33,9 persen. Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI, dari 272 instansi (sampai dengan 31 Maret 1995) baru 45 instansi atau 16,54 persen yang telah menyampaikan TL Waskat sebagaimana tampak dalam Tabel XXIV 11.

Fenomena dan kecenderungan belum berjalan dan berfungsinya Waskat secara optimal, masih tetap merupakan tantangan yang di-upayakan untuk diatasi dimasa yang akan datang.

Dalam pada itu, pengawasan masyarakat telah semakin meluas dan membudaya, antara lain dengan semakin sertambahnya jumlah kotak pengaduan di berbagai departemen dan instansi, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Demikian pula yang dilakukan melalui lembaga legislatif, maupun media massa serta berbagai jalur lainnya.

Sejak Tromol Pos 5000 dibuka pada Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI pada bulan April 1988 sampai dengan tahun kedua Repe-lita VI (per 31 Desember 1995) telah diterima surat/informasi/peng-aduan atau keluhan dari masyarakat sebanyak 127.913 surat. Keadaan ini mencerminkan besarnya perhatian masyarakat. dalam memberikan informasi mengenai keadaan dan kegiatan aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Dari jumlah tersebut, setelah diteliti diketahui bahwa terdapat 121.042 Surat (94,63 persen) yang berkadar pengawasan, sedangkan sisanya sebanyak 6.871 surat (5,37 persen) tidak berkadar pengawasan. Dari surat-surat yang berkadar pengawasan, yang layak disalurkan kepada instansi terkait dengan sasaran utama atasan langsung terlapor (dalam

XXIV/52

Page 78:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

rangka Waskat) ataupun aparat pengawasan fungsional (Wasnal) adalah sejumlah 92.338 surat (76,29 persen), dan yang tidak layak-salur dan merupakan tindasan dari surat yang tujuannya sudah tepat pada instansi yang berwenang sebanyak 28.704 surat (23,71 persen).

Dari 92.338 surat layak salur yang berkadar pengawasan, yang telah disalurkan.kepada instansi terkait sebanyak 91.669 surat (99,28 persen) dan yang masih dalain pembahasan sebanyak 669 surat (42,92 persen). Kemudian dari surat yang telah disalurkan kepada instansi terkait yang telah diolah sebanyak 91.167 surat (99,45 persen) dan yang belum diolah sebanyak 669 surat (0,72 persen).

Dari surat yang telah disalurkan, setelah dilakukan dilakukan pengecekan di lapangan oleh aparat/atasan langsung (Waskat) ataupun oleh aparat pengawasan fungsional (Wasnal) diperoleh tanggapan se-banyak 52.042 surat (57,08 persen), sedangkan sisanya sebanyak 39.125 surat (42,92 persen) belum memperoleh tanggapan. Dari jumlah tersebut, tanggapan instansi penerima penyaluran yang mengan-dung kebenaran sebanyak 16,203 surat (31,1 persen), yang tidak mengandung kebenaran sebanyak 23.479 surat (45,1 persen), dan masih dalam penelitian di instansi sebanyak 12.360 surat (23,8 persen). Sedangkan dari tanggapan atas pengaduan yang diterima yang mengandung kebenaran sebanyak 16,203 surat, sebanyak 13.318 surat (82,2 persen) mempunyai status selesai (sudah ada tindak lanjutnya) dan sebanyak 2.885 surat (17,8 persen) masih dalam status monitor (belum ada tindak lanjutnya). Adapun permasalahan-permasalahan yang menonjol adalah: (1) masalah kepegawaian/ketenagakerjaan (24,8 persen) antara lain permasalahan pelanggaran PP Nomor 30 Tahun 1980, masalah kepangkatan, pensiun/ tunjangan, pelanggaran PP Nomor 45 Tahun 1990 jo. PP No. Tahun 1983 dengan objek terlapor menonjol adalah aparat Departemen, aparat Pemda Tingkat II, dan aparat Kanwil Departemen; (2) masalah korupsi/pungli (25,5

XXIV/53

Page 79:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

persen) antara lain manipulasi milik negara, pemotongan/penyalah-gunaan dana anggaran, penyelewengan dalam pelaksanaan proyek, pungutan liar, dan penggelapan/penguasaan tanpa hak atas kekayaan milik negara dengan objek terlapor yang menonjol adalah aparat Desa/ Kelurahan, aparat Pemda Tingkat II, dan Aparat Kanwil Departemen; (3) masalah pelayanan masyarakat (9,2 persen) antara lain menyangkut pelayanan di bidang kelistrikan, perbankan/asuransi, pelayanan fasilitas sosial/umum, dan fasilitas telekomunikasi dengan objek terlapor dominan adalah BUMN/BUMD (PLN, Telkom, BRI/BTN, perusahaan asuransi, dan PDAM), aparat Pemda Tingkat II, dan aparat Departemen Teknis yang bertanggungjawab; (4) masa-lah pertanahan/perumahan (10,0 persen) antara lain ganti rugi tanah/tanaman tumbuh/bangunan yang tidak sesuai atau tidak diberikan, sengketa/ ketidakjelasan hak atas tanah, dan pensertifikatan tanah dengan objek terlapor yang dominan adalah aparat Pemda Tingkat II, perorangan/ pengusaha swasta, dan aparat Kanwil BPN/Departemen serta BUMN/ BUMD; dan (5) masalah penyalah-gunaan wewenang (13,2 persen) antara lain perbuatan aparatur pemerintah/negara yang dinilai merugikan masyarakat dan tindakan sewenang-wenang aparatur dengan objek terlapor adalah aparat Desa/Kelurahan, aparat Pemda Tingkat II, aparat Kanwil Departemen, dan aparat Kecamatan.

Untuk lebih mendorong dilaksanakannya penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah secara baik, pada tahun pertama Repelita VI kepada seluruh aparat pengawasan di departemen/LPND telah disampaikan pedoman penyusunan laporan hasil evaluasi akunta-bilitas serta pelaksanaan pengawasan. Penilaian terhadap laporan ter-sebut meliputi aspek kelengkapan dan Cara penyajian informasi/data yang dilaporkan, tingkat pencapaian target tahunan (rata-rata fisik dan keuangan) dan ketepatan waktu penyampaian laporan. Dalam tahun

XXIV/54

Page 80:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kedua Repelita VI, laporan hasil evaluasi akuntabilitas telah mulai di -lakukan pada tingkat departemen dan beberapa LPND.

Dalam rangka pengawasan legislatif, pendapat dan masukan Dewan Perwakilan Rakyat yang antara lain disampaikan melalui rapat kerja dengan Pemerintah diperhatikan secara sungguh-sungguh; demikian pula hasil pemeriksaan tahunan (HAPTAH) yang disampai-kan Bepeka.

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan berbagai upaya pengawasan tersebut di atas, dilakukan penertiban operasional. Hasil pengawasan dan penertiban operasional dalam tahun terakhir Repelita V sampai dengan tahun kedua Repelita VI dapat diikuti pada Tabel XXIV 12.

2) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Pengawasan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan makna dan arti pentingnya pengawasan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara lebih lancar, tepat, dan menyeluruh. Kegiatan-kegiatan dalam program ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan prakarsa dan peran aktif aparat pengawasan, pimpinan/atasan langsung dan masyarakat, dengan tujuan untuk mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksana-an pengawasan keuangan negara dan pembangunan.

Dalam tahun pertama Repelita VI, dalam rangka lebih meman-tapkan pembinaan dan pemasyarakatan pengawasan, telah diterbitkan beberapa buku petunjuk dan buku pedoman antara lain: (1) Pedoman Umum Pemeriksaan APFP; (2) Aturan Perilaku Pemeriksa BPKP; (3) Pedoman Penggunaan Teknik Sampling Statistik; (4) Pedoman Pe-rencanaan Pemeriksaan Operasional; (5) Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tindak Lanjut HasiI Pengawasan; (6) Pedoman

XXIV/55

Page 81:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Penanganan Penggantian Kerugian Negara; (7) Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan; (8) Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Ope-rasional; (9) Pedoman Penilaian Efektivitas Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/D; dan (10) Petunjuk Penilaian Sistem Informasi Akun-tansi (SIA) BUMN/D bagi Pemeriksa BPKP.

Dalam tahun kedua Repelita VI diterbitkan pedoman Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional. Dalam pada itu, Bepeka juga menerbitkan Standar Audit Pemerintah untuk digunakan oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah di samping norma pemeriksaan yang sudah ada.

Di samping itu, dalam tahun pertama Repelita VI telah diterbitkan laporan-laporan hasil penelitian dan pengembangan berupa: (1) Kebijaksanaan Pengawasan dan Proses Pengembangan Perencanaan oleh APFP; (2) Pengendalian Manajemen terhadap penerimaan Bantu-an Luar Negeri; dan (3) Pedoman Penelitian Puslitbang Sistem Peng-awasan BPKP. Dalam tahun kedua Repelita VI penelitian yang dilaku-kan oleh BPKP antara lain: (1) Aspek-aspek Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah Bidang Pelayanan Masyarakat Langsung; (2) Dampak Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Terhadap Efisiensi dan Efektifitas Instansi Pemerintah; (3) Pengawasan Melekat Dalam Kait-annya dengan Ekonomi Biaya Tinggi; (4) Pengungkapan Aspek Lingkungan Hidup dalam Laporan Tahunan BUMN; (5) Pelaksanaan Audit Atas Aspek-aspek Lingkungan Hidup; dan (6) Pemahaman Akuntabilitas di Lingkungan Pejabat Pemerintah/BUMN. Sedangkan penelitian lainnya yang dilakukan diluar BPKP antara lain adalah studi peningkatan aparatur pengawasan dan pengkajian penyempurnaan metode operasional pemeriksaan fungsional.

Dalam rangka pemantapan tata kerja di bidang pengawasan dalam tahun kedua Repeli ta VI telah dilakukan: (a) pembuatan pe -

XXIV/56

Page 82:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

tunjuk pelaksanaan penyusutan di' Departemen Luar Negeri, dan Per-wakilan Luar Negeri RI; (b) Penyempurnaan uraian tugas pejabat struktural dan non struktural di Inspektorat Jenderal Departemen Luar Negeri; (c) Penerbitan Petunjuk Pelaksanaan tentang Pengawasan/ Pemeriksaan.

a. Program Penunjang

1) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Pengawasan

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam jumlah yang cukup merupakan faktor kunci bagi terlaksananya tugas-tugas pengawasan keuangan dan pembangunan yang efisien dan efektif. Dengan kondisi administrasi pemerintahan yang makin baik pada segi penatausahaan dan pertanggungjawaban kekayaan negara, maka peng-awasan dititikberatkan kepada aspek-aspek manajerial kegiatan pe-merintahan umum dan pembangunan. Hal ini menuntut peningkatan profesionalisme dari aparat pengawasan fungsional, yang dapat di-capai antara lain melalui kegiatan diktat karier, diktat profesi, dan diktat profesi paralel.

Program penunjang ini dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan mutu sumber daya manusia pada aparatur pengawasan termasuk peningkatan profesionalisme, keahlian, keterampilan, dan kemantapan sikap mental aparat pengawas agar mampu melaksanakan pengawasan, menafsirkan hasil pengawasan, dan menyusun langkah tindak lanjut yang diperlukan secara tepat. Pelaksanaan dan hasil kegiatan diktat dalam program ini dikaitkan pula dengan upaya peningkatan produktivitas dan perkembangan karier aparatur peng-awasan. Untuk lebih meningkatkan mutu pengawasan, dalam

XXIV/57

Page 83:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

rangkaian program ini dilakukan pula kegiatan penyuluhan pengawasan bagi aparat pengawasan fungsional dan masyarakat.

Dalam Repelita VI, telah dilaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan bagi aparat pengawasan baik diklat jangka pendek (nongelar) maupun diklat jangka panjang (program gelar). Pendidikan dan pelatihan yang diberikan antara lain berupa pendidikan dan pelatihan teknik pemeriksaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan metode, teknik, dan manajemen pengawasan pembangunan.

Dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme aparat pengawas maka aparat pengawas yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan-jangka pendek pada tahun pertama Repelita VI berjumlah 4.454 orang. Untuk diklat jangka panjang, (program S2) dalam tahun pertama Repelita VI baru pada tahap seleksi calon-calon yang memenuhi syarat. Dalam tahun kedua Repelita VI sampai dengan Desember 1995 aparat pengawas yang telah dikirim\untuk mengikuti pelatihan jangka pendek sebanyak 4.340 orang. Sedangkan untuk pe-latihan jangka panjang masih dalam proses seleksi. Jenis pelatihan jangka pendek yang telah dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP antara lain: (1) Pemeriksaan Operasional; (2) Komputer Eksekutif; (3) Komputer Audit; (4) Penataran Pengusutan/Penyidikan; (5) Pelatihan Profesi Berkelanjutan (PPL) bagi Pemeriksa Keuangan Negara Tingkat Pelaksana; (6) PPL bagi Pemeriksa Keuangan Negara Tingkat Ketua Tim; (7) PPL bagi Pemeriksa Keuangan Negara Tingkat Pengawas; (8) PPL bagi Pemeriksa Keuangan Negara XXIV/58

Page 84:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Tingkat Pembantu Penanggung Jawab; (9) Penataran Sistem Informasi; (10) Penataran Standar Akuntansi Pemerintah; (11) Dasar-dasar Pemeriksaan; (12) Penataran Akuntansi dan Aplikasinya; (13) Pemeriksaan Fisik; (14) diklat Fraud and Auditing; (15) Pengantar Akuntansi; (16) Psikologi Pemeriksaan. Selain itu, telah dikem-bangkan juga pendidikan dan pelatihan melalui pelatihan di kantor

Page 85:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

sendiri yang dirancang dan dilaksanakan oleh instansi-instansinya sendiri di bawah pengawasan pimpinan di unit kerja masing-masing.

2) Program Pengembangan Sistem Informasi Pengawasan

Program pengembangan sistem informasi pengawasan dimaksud-kan untuk meningkatkan ketersediaan dan mutu informasi pengawasan yang diperlukan dan dipadukan dengan kebijaksanaan, perencanaan, pemantauan, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan. Dalam upaya itu, pemanfaatan teknologi informasi makin dimantapkan agar peng-awasan dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif serta hasil pengawasan dapat disampaikan secara cepat dan makin meningkat mutunya, sehingga langkah tindak lanjut yang diperlukan dapat dilaku-kan lebih cepat dan tepat pula. Dalam rangka pengembangan sistem informasi pengawasan maka dalam tahun pertama Repelita VI telah dilakukan analisis kebutuhan atas pengembangan sistem informasi pengawasan yang merupakan master plan pengembangan sistem informasi pengawasan. Dalam tahun kedua Repelita VI sebagai ke-lanjutan dari analisis kebutuhan dilakukan kegiatan Desain dan Implementasi Fungsi Auditing dengan Pilot Project BPKP Perwakilan DKI (satu fungsi dari 15 fungsi yang harus dikembangkan). Dengan dikembangkannya sistem informasi pengawasan ini diharapkan pada saatnya nanti sistem informasi ini dapat dijadikan landasan bagi seluruh aparat pengawas dalam pemilihan sasaran pengawasan secara tepat sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui oleh pimpinan untuk segera diambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

3) Program Penerapan dan Penegakan hukum

Program Penerapan dan Penegakan hukum, terutama bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam rangka

XXI V/59

Page 86:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, termasuk dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. Kegiatan yang dilakukan meliputi antara lain, kajian kebijaksanaan penyempurnaan administrasi keuangan negara dan pengawasan pembangunan serta pemantapan peraturan perundang-undangan yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas operasional di bidang pengawasan dan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.

Dalam tahun pertama Repelita VI, telah dilakukan kajian masalah investasi dan analisis kebijaksanaan keuangan dan pembangunan. Dari kajian tersebut dihasilkan Pedoman Analisis Kebijaksanaan Keuangan dan Pembangunan yang digunakan untuk menunjang tugas operasional pengawasan: Di samping itu, dilakukan pula pemeriksaan khusus atas temuan-temuan pemeriksaan kasus yang merugikan negara, serta yang berasal dari berita media massa dan permintaan bantuan pemeriksaan dari instansi lain (Kejaksaan dan Kepolisian).

Dalam upaya penerapan dan penegakan hukum, maka temuantemuan hasil pengawasan yang mengandung unsur-unsur tindak pidana umum diserahkan kepada Kepolisian, untuk temuan-temuan yang mengandung unsur-unsur tindak pidana khusus diserahkan kepada Kejaksaan Agung, sedangkan untuk temuan-temuan yang bersifat manajerial atau penyimpangan ketataksanaan disampaikan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai bahan tindak lanjut pembinaan yang diperlukan. Di samping itu, Kejaksaan Agung juga melakukan operasi intelejen yustisial sesuai dengan

XXIV/60

Page 87:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

kewenangan Kejaksaan dalam upaya menangani kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi.

Temuan-temuan yang mengandung tindak pidana khusus yang diserahkan kepada Kejaksaan Agung dalam tahun kedua Repelita VI periode April sampai dengan Desember 1995 berasal dari: (a) Tromol

Page 88:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

Pos 5000 sebagai tindak lanjut penanganan kasus yang berasal dari pengaduan masyarakat sebanyak 3 kasus; (b) temuan yang diserahkan BPKP sebanyak 61 kasus; (c) Temuan yang berasal dari aparat Fungsional Intern (Itjen) sebanyak 68 kasus; (d) kasus-kasus yang semula berupa tindak pidana umum dan tindak pidana korupsi setelah diteliti oleh Polri dan cukup memenuhi unsur tindak pidana korupsi ditindaklanjuti oleh Kejaksanaan Agung dengan melakukan penyidikan berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Korupsi sebanyak 13 kasus; dan (e) temuan hasil operasi intelejen yustisial Kejaksaan yang mengungkapkan dan menangani kasus yang berindikasikan tindak pidana korupsi sebanyak 51 kasus.

Hasil temuan aparat pengawasan maupun temuan Kejaksaan dan POLRI yang telah ditindaklanjuti dengan operasi yustisi untuk kasus tindak pidana korupsi selama tahun 1995/96 sebanyak 657 kasus termasuk sisa kasus tahun lalu yang belum diselesaikan. Kerugian negara akibat tindak pidana korupsi yang ditangani Kejaksaan selama tahun 1995/96 sampai dengan Desember 1995 adalah sebesar Rp274 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1994/95 sampai dengan Desember 1994 sebesar Rp1.188 miliar, menunjukkan penurunan. Hal ini dikarenakan kerugian keuangan negara pada tahun yang lalu adalah kerugian negara yang disebabkan oleh tindak pidana korupsi di Bapindo. Sedangkan keuangan negara yang berhasil diselamatkan selama periode 1995/96 (sampai dengan Desember 1995) tercatat Rp333 miliar belum termasuk hasil pampasan dalam perkara tindak pidana korupsi Bapindo.

Kerugian negara sejumlah tersebut di atas tidak seluruhnya ber-asal dari dana-dana APBN/APBD, tetapi termasuk juga kerugian ne-gara yang diderita oleh badan-badan hukum swasta yang mengguna-kan modal atau kelonggaran dari negara yang diklasifikasikan dalam UU Nomor 3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagai kerugian negara.

XXIV/61

Page 89:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 1PENATAAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

APARATUR PEMERINTAH1993/94, 1994/95 – 1995/96

XXIV/62

Page 90:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

Penataan Undang-Undang/PP/KeppresNo Departemen/LPND Pembentukan Baru Penghapusan Penyempurnaan

9. Badan KebijaksanaanPerumahan Nasional

---- ---- Perubahan atas KeppresNo.8 Tahun 1985 ten-Tang Badan Kebijaksa-Naan Perumahan seba-Gaimana telah diubahDengan Keppres No.8Tahun 1989

Keppres No. 68/1993Tanggal 31 Juli 1993

10. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

---- ---- Perubahan atas KeppresNo.35 Tahun 1975 ten-Tang Badan Perencana-an Pembangunan Na-sional sebagaimanatelah dua kali diubahterakhir dengan Keppres No.7 Tahun 1988

Keppres No. 73/1993Tanggal 11 Agustus 1993

11. Departemen Luar Negeri Pembukaan Kedutaan BesarRI di Kiev, Ukraina, dan diTashken, Republik Usbekis-tan

---- ---- Keppres No. 88/1993Tanggal 20 September1993

12. Arsip Nasional ---- ---- Penyempurnaan Kedu-Dukan, Tugas Pokok,Fungsi, Susunan Orga-Nisasi dan Tata KerjaArsip Nasional

Keppres No.92/1993Tanggal 11 Oktober 1993

13. Departemen Luar Negeri ---- ---- Pengaktifan kembaliKedutaan Besar RIDi Phom Penh, Kamboja

Keppres No.93/1993Tanggal 20 Oktober 1993

14. Dewan Penerbangan Antariksa Nasional RI

---- ---- Penyempurnaan Orga-Nisasi Dewan Pener-Bangan dan AntariksaNasional RI

Keppres No.99/1993Tanggal 26 Oktober 1993

15. Badan Urusan Logistik (BULOG)

---- ---- Penyempurnaan Orga-Nisasi Bulog

Keppres No. 103/1993Tanggal 4 Nopember1993

16.Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

---- ---- Penyempurnaan Orga-Nisasi BKKBN

Keppres No. 109/1993Tanggal 9 Nopember1993

17. Departemen Luar Negeri Pembukaan Konsulat Jen-Deral RI di Johnesburg,Afrika Selatan

---- ---- Keppres No.2/1994Tanggal 17 Januari 1994

18. Departemen Luar Negeri ---- ---- Peningkatan KonsulatRI di Penang, MalaysiaMenjadi Konsulat Jen-deral

Keppres No.10/1994Tanggal 23 Februari 1994

XXIV/63

Page 91:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

Penataan Undang-Undang/PP/KeppresNo Departemen/LPND Pembentukan Baru Penghapusan Penyempurnaan

19. Sekretariat Jenderal DPR-RI

---- ---- Penyempurnaan Orga-nisasi Sekretariat Jen-deral DPR-RI

Keppres No. 13/1994Tanggal 28 Pebruari 1994

20. Departemen Perindustrian ---- ---- Penyempurnaan Orga-Nisasi DepartemenPerindustrian

Keppres No. 14/1994Tanggal 2 Maret 1994

21. Departemen Pekerjaanumum

---- ---- Penyempurnaan Orga-Nisasi Departemen Pekerjaan Umum

Keppres No. 18/1994Tanggal 26 Maret 1994

22. Departemen Luar Negeri ---- ---- Peningkatan KonsulatRI di San Fransisco,Amerika Serikat danKonsulat RI di Marseilles,Prancis menjadi Kon-Sulat Jenderal

Keppres No.21/1994Tanggal 4 April 1994

23. Departemen Keha-kiman

Pembentukan PengadilanTata Usaha Negara di Ban-Dar Lampung, Samarinda,Dan Denpasar

---- ---- Keppres No.22/199Tanggal 4 April 1994

24. Lembaga Penerba-Ngan dan AntariksaNasional (LAPAN)

---- ---- Perubahan atas KeppresNo.33 Tahun 1988Tentang Lembaga Pener-Bangan dan AntariksaNasional

Keppres No.24/1994Tanggal 15 April 1994

25. Badan Kebijaksana-An dan Pengenda-Lian PembangunanPerumahan dan Pe-Mukiman Nasional

Pembentukan Badan Peng-Endalian Pembangunan pe-Rumahan dan PemukimanNasional

---- ---- Keppres No. 37/1994Tanggal 30 Mei 1994

26.Badan Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional (BAPERJANAS)

Pembentukan Badan Pertim-Bangan Jabatan Tingkat Na-Sional

---- ---- Keppres No. 47/1994Tanggal 6 Juli 1994

27. Departemen Luar Negeri Pembukaan Kedutaan BesarRI di Pretoria, Afrika SelatanDan Konsulat Jenderal RI diCape Town, Afrika Selatan

---- ---- Keppres No.53/1994Tanggal 18 Juli 1994

28. Lembaga Sandi Negara ---- ---- Penyempurnaan Orga-nisasi Lembaga Sandi Negara

Keppres No.54/1994Tanggal 18 Juli 1994

29. Departemen Luar Negeri Peningkatan KonsulatRI di Bombay, IndiaMenjadi Konsulat Jen-deral

Keppres No.72/1994Tanggal 21 Oktober 1994

XXIV/64

Page 92:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

Penataan Undang-Undang/PP/KeppresNo Departemen/LPND Pembentukan Baru Penghapusan Penyempurnaan

30. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

(BAPEDAL)

---- ---- Penyempurnaan Orga-nisasi . Badan Pengen-dalian Dampak Ling-kungan

Keppres No. 77/1994Tanggal 22 Nopember1994

31. Departemen Luar Negeri Pembukaan Kedutaan Besar RI di Bratislava, Slowakia

---- ---- Keppres No. 85/1994Tanggal 12 Desember1994

32. Departemen Keuangan ---- ---- Penyempurnaan Orga-nisasi Departemen Keuangan

Keppres No.2/1995Tanggal 26 Januari 1995

33. Departemen Sosial Pembentukan PengadilanTata Usaha Negara di Ban-Dar Lampung, Samarinda,Dan Denpasar

---- Penyempurnaan Orga-nisasi Departemen Sosial

Keppres No.2/1995Tanggal 26 Januari 1995

34. Departemen Luar Negeri ---- ---- Peningkatan KonsulatRI di Melbourne, Victoria,Australia, Menjadi Kon-Sulat Jenderal RI

Keppres No.17/1995Tanggal 28 Maret 1995

35. Departemen Luar Negeri Pembukaan Konsulat RI diJohor Baru, Malaysia

---- ---- Keppres No. 18/1995Tanggal 28 Maret 1995

36. Departemen Keha-kiman

Pembukaan Pengadilan Negara Manatuto

---- ---- Keppres No. 20/1995Tanggal 21 April 1995

37. Departemen Luar Negeri Pembukaan Konsulat RI diKhartoum, Sudan

---- ---- Keppres No.35/1995Tanggal 26 Mei 1995

38. Departemen Luar Negeri Pembukaan Konsulat RI diSongkhla, Thailand Selatan

---- ---- Keppres No.36/1995Tanggal 5 Juni 1995

39. Departemen Luar Negeri Pembukaan Konsulat RI diHavana, Cuba

---- ---- Keppres No.43/1995Tanggal 26 Juni 1995

40. Badan Urusan Logistik(BULOG)

---- ---- Penyempurnaan Orga-nisasi Bulog

Keppres No.50/1995Tanggal 12 Julir 1995

41. Departemen TransmigrasiDan Pemukiman PerambahHutan

---- ---- Perubahan atas KeppresNo.15 Tahun 1984 ten-tang Susunan Organisa-si Departemen Sebagai-mana telah dua puluhempat kali diubah, ter-akhir dengan KeppresNo.2 Tahun 1995

Keppres No.61/1995Tanggal 29 Agustus 1995

42. Departemen Luar Negeri Pembukaan Kedutaan BesarRI di Bairut, Lebanon

---- ---- Keppres No.70/1995Tanggal 2 Oktober 1995

XXIV/66

Page 93:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

Penataan Undang-Undang/PP/KeppresNo Departemen/LPND Pembentukan Baru Penghapusan Penyempurnaan

43. Departemen PerindustrianDan Perdagangan

Menggabungkan Departe-Men Perindustrian dan De-Partemen PerdaganganMenjadi Departemen Per-Industrian dan Perdagangan

---- ---- Keppres No. 388/M/1995Tanggal 6 Desember1995

44. Departemen PerindustrianDan Perdagangan

---- ---- Perubahan atas KeppresNo. 15 Tahun 1984 ten-Tang Susunan Organisa-Si Departemen sebagai-Mana telah dua puluhLima kali diubah, terakhirDengan Keppres No. 61Tahun 1995

Keppres No. 2/1996Tanggal 2 Januari 1996

45. Departemen PerindustrianDan Perdagangan

---- ---- Perubahan atas KeppresNo. 15 Tahun 1984 ten-Tang Susunan Organisa-Si Departemen sebagai-Mana telah dua puluhenam kali diubah, terakhirDengan Keppres No. 2Tahun 1996

Keppres No.6/1996Tanggal 31 Januari 1996

46. Departemen Kehakiman Pembentukan PengadilanNegeri Bitung.

---- ---- Keppres No.24/1996Tanggal 19 Maret 1996

XXIV/66

Page 94:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 2KOMPOSISI PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN DAERAH

1993/94, 1994/95 – 1995/96(Orang)

Page 95:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

XXIV/67

Page 96:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 3PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH DITETAPKAN

SEBAGAI PERATURAN PELAKSANAAN DARIUNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1961 DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 19741993/94, 1994/95 – 1995/96

XXIV/68

Page 97:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan XXIV – 3)

XXIV/69

Page 98:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan XXIV – 3)

XXIV/70

Page 99:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

(Lanjutan XXIV – 3)

XXIV/71

Page 100:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 4JUMLAH PESERTA DIKLAT ADUM

DAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL1993/94, 1994/95 – 1995/96

(orang)

1) Mengacu kepada PP No. 14 tahun 1994

XXIV/72

Page 101:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 5JUMLAH PESERTA KURSUS-KURSUS

PROGRAM PERENCANAAN NASIONAL1993/94, 1994/95 – 1995/96

(orang)

XXIV/73

Page 102:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 6RENCANA KEGIATAN PEMERIKSAAN DAN

REALISASI PENUGASAN PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEHAPARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL

1993/94, 1994/95 – 1995/96(kasus)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)

XXIV/74

Page 103:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 7PENERBITAN PERNYATAAN PENDAPAT AKUNTAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN DARI BUMN/BUMD DAN PROYEK BERBANTUAN LUAR NEGERI1993/94, 1994/95 – 1995/96

(laporan)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)

XXIV/75

Page 104:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 8REALISASI PENERBITAN LAPORAN DAN

JUMLAH TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN YANG DILAKUKANOLEH APARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL PEMERINTAH

1993/94, 1994/95 – 1995/96

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)

XXIV/76

Page 105:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 9HASIL TINDAK LANJUT PENYELAMATAN UANG NEGARA

DAN HASIL KOREKSI AUDIT BPKP1993/94, 1994/95 – 1995/96

(dalam Miliar Rupiah)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)

XXIV/77

Page 106:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 10JUMLAH NILAI TEMUAN PEMERIKSAAN

OLEH APARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL1993/94, 1994/95 – 1995/96

(dalam Miliar Rupiah)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)

XXIV/78

Page 107:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 11REALISASI PENYAMPAIAN PROGRAM PELAKSANAAN PENGAWASAN (P3)

DAN TINDAK LANJUT (TL) WASKAT1993/94, 1994/95 – 1995/96

(Instansi)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1995/96 (31 Desember 1995)3) Setlemtertina adalah Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara

XXIV/79

Page 108:  · Web viewDiklat ini terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Tingkat I, II, dan III yang disesuaikan dengan golongan pegawai yaitu Golongan I, II, dan III. XXIV/29 Dalam tahun terakhir

TABEL XXIV – 12HASIL PENGAWASAN DAN PENERTIBAN DI LINGKUNGAN APARATUR

PEMERINTAH1993/94, 1994/95 – 1995/96

1) Data diperbaiki2) Setlemtertina adalah Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara

XXIV/80