adiksi.akt-unmul.id · web viewagar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak...

118
PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA, DAN SANKSIADMINISTRASI TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Samarinda ) Skripsi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Oleh: EVA STIANINGSIH NIM 1301035080 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN i

Upload: others

Post on 26-Jul-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA, DAN SANKSIADMINISTRASI TERHADAP PEMBAYARAN

TUNGGAKAN PAJAK (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Samarinda )

SkripsiSebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

EVA STIANINGSIHNIM 1301035080

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019

i

Page 2: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

ii

Page 3: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

iii

Page 4: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

iv

Page 5: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

RIWAYAT HIDUP

Eva Stianingsih lahir pada tanggal 22 Agustus 1995 di Gunung Intan, Kec.

PenajamPaser Utara, Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari dua

bersaudara dari Bapak Slamet Bintiaji (almarhum) dan Ibu Sugianti. Memulai

pendidikan tingkat dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Babulu 03 PenajamPaser

Utara dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama melanjutkan lagi Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri3 PenajamPaser Utara dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun yang sama melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 4PenajamPaser Utara dan menyelesaikan studi pada tahun 2013.

Melanjutkan Pendidikan Akademis pada tahun 2013 di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda dengan memilih jurusan Akuntansi.

Pada tahun 2016 melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XLII

pada instansi pemerintah yaitu Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Samarinda.

Samarinda, 3 Oktober 2019

Penulis

Eva Stianingsih

NIM 1301035080

v

Page 6: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

Karya ini kupersembahkan kepada:

Ayahanda (Almarhum) Slamet Bintiaji dan

Ibunda Sugianti,

Saudariku : Frim Nadiansyah yang tercinta

dan tersayang.

Terima kasih atas segala pengorbanan dan

kasih

sayang yang telah diberikan, semoga

segalanya

bernilai ibadah dan mendapat balasan

pahala yang berlipat dari

Allah SWT

vi

Page 7: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan dengan penuh syukur kehadirat Allah SWT,

karena atas segala petunjuk dan pertolongan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir menempuh pendidikan S1. Shalawat serta

salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat

yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan motivasi

dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini dengan keikhlasan serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

yang mendalam kepada :

1. Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si. selaku Rektor Universitas Mulawarman.

2. Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mulawarman.

3. Iskandar, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntasi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

4. Dr. H. ZakiFakhroni,M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

vii

Page 8: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

5. Yunus Tete konde, S.E., M.Si., Ak., CA., CPAI selaku Dosen Pembimbing I

dan Bapak AgusIwanKesuma, S.E., M.A selaku Dosen Pembimbing II, yang

senantiasa memberikan bimbingan, dukungan, arahan, perhatian serta bantuan

yang besar dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Hj. Isna Yuningsih, S.E., M.M., Ak., CA selaku Dosen Wali selama masa

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

7. Seluruh staf Jurusan maupun Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mulawarman Samarinda yang senantiasa memberikan pelayanan

yang baik.

8. Kedua orang tuaku Ayahanda Slamet Bintiaji (almarhum) dan Ibunda

sugianti, terima kasih atas doa yang tidak pernah putus

dariawalperkuliahanhinggapenulisanskripsiinidibuat.

9. Terimakasih kepada bibi saya Suhariyati dan paman saya Ibnu Sabil dan juga

keponakan saya Safa Bilqis Latifah atas supportnya selama ini, baik materil

maupun non meteril.

10. Terimakasih kepada pasangan saya Rovanda Asri yang telah memberikan

support dan semangat selama ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

11. Teman-teman saya yang lain : Anik, Luty, Fatimah dan tije walaupun jauh

tetapi selalu memberikan saya support dan dukungan penuh. Trimakasih

untuk semuanya.

viii

Page 9: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

12. Teman-teman Akt. Reg B angkatan 2013 khususnya: Aisah, Ajeng,Nung,

Jumi, dan maya, terima kasih atas segala support, bantuan dan kerja samanya

selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini dibuat.

13. Terimakasih kepada ibu dan bapak kos yang telah mensupport saya selama

ini.

Penulis menyadari kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karenanya kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan penulisan

skripsi ini di kemudian hari. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya, terima kasih

atas segala perhatiannya.

Samarinda, 3 Oktober 2019

Penulis

Eva Stianingsih

NIM 1301035080

ix

Page 10: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

ABSTRAK

Eva Stianingsih. 2019. Pengaruh Surat Teguran, Surat Paksa dan Sanksi Administrasi Terhadap Pembayaran Tunggakan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda). Dibawah bimbingan Yunus Tete Konde, S.E., M.Si., Ak., CA., CPAI dan Agus Iwan Kesuma, S.E., M.A. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh surat teguran, surat paksa, dan sanksi administrasi terhadap pembayaran tunggakan pajak. Metode penelitian yang digunakan dengan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah 28.581 surat dan sanksi yang diterbitkan kantor pelayanan pajak pratama samarinda dari bukan januari 2008 sampai dengan bulan desember 2016, dengan pengambilan sampel sebanyak 40 sampel. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, pengolahan data menggunakan program Spss versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel surat teguran dan surat paksa tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak, akan tetapi yang dominan mempengaruhi pembayaran pajak adalah sanksi administrasi.Saran berdasarkan penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah masih rendahnya kontribusi yang dihasilkan dari pelaksanaan penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa dan sanksi administrasi maka diperlukan kerja sama antara Fiskus dan masyarakat khususnya Wajib Pajak.

Kata Kunci : Surat Teguran, Surat Paksa, Sanksi Administrasi, Pembayaran Tunggakan Pajak.

x

Page 11: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

ABSTRACT

Eva Stianingsih. 2019. The effect of the warning letter, the letter forced, and administrativ sanctions againts the payment of tax arrears(Case Studies On KPP Pratama Samarinda).Under the guidance of Yunus Tete Konde S.E., M.Si., Ak., CA., CPAI and Agus Iwan Kesuma, SE., MA.This research was conducted to examine effect of the warning letter, the letter forced, and adminisrtrative sanctions against the payment of tax arrears. The research method was used by quantitative methods. The sample used was 28.581 letters and sanctions isssued by the tax office pratama samarinda from january 2008 to Desember 2016, by taking a sample of 40 samples. Analysis of study data using multiple linier regression analysis,processing data using SPSS version 22. The result of this study indicate that the variable the warning letter and the letter forced do not affect the payment of tax arrears.Suggestion based on this research is to overcome the problem of the low contribution generated from the implementation of tax collection with letters of reprimand, forced letters and administration sanctions so cooperation between the tax authorities and the public, especially taxpayers, is needed.

Key Words : Warning letter, Letter Forced, administrative sanctions, Tax Payment Arrears.

xi

Page 12: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN......................................................................… iiHALAMAN PENGUJI SKRIPSI...............................................................… iiiPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................... ivRIWAYAT HIDUP.......................................................................................... vHALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... viKATA PENGANTAR...................................................................................... viiABSTRAK......................................................................................................... xABSTRACK...................................................................................................... xiDAFTAR ISI......................................................................................................xiiDAFTAR TABEL .............................................................................................xivDAFTAR GAMBAR.........................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviBAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1........................................................................................................Latar Belakang..................................................................................................1

1.2........................................................................................................Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3........................................................................................................Tujuan Penelitian..............................................................................................5

1.4........................................................................................................Manfaat Penelitian...........................................................................................6

BABII KAJIAN PUSTAKA.............................................................................72.1 LandasanTeori....................................................................................7

xii

Page 13: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

2.1.1 Theory Planed Behavior............................................................72.2 Pajak....................................................................................................8

2.2.1 PengertianPajak.........................................................................82.2.2 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak...........................................8

2.3 Tunggakan Pajak.................................................................................9

2.4 Penagihan Pajak...................................................................................102.4.1Pengertian Penagihan Pajak........................................................102.4.2Dasar Penagihan Pajak...............................................................102.4.3Tindakan Penagihan Pajak..........................................................122.4.4Prosedur Penagihan Pajak..........................................................12

2.5 Surat Teguran......................................................................................13

2.6 Surat Paksa..........................................................................................14

2.7 Sanksi Administrasi............................................................................14

2.8 Penelitian Terdahulu............................................................................16

2.9 Kerangka Konsep................................................................................17

2.10 Hipotesis Penelitian...........................................................................18

2.11 Model Penelitian................................................................................22

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN........................................................23

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................23

3.2 Tempat Penelitian................................................................................24

3.3 Populasi dan Sampel............................................................................25

3.4. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data.....................................26

3.5 Analisis Data........................................................................................263.5.1 Uji Asumsi Klasik.....................................................................26

3.6 Analisis Regresi Linier Berganda........................................................29

3.7 Uji Hipotesis........................................................................................30

BAB IVHASIL PENELITIAN........................................................................32

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.....................................................324.1.1 Visi Misi dan Nilai....................................................................324.1.2 Kondisi Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda.............33

4.2 Deskripsi Data.....................................................................................34

4.3 Metode Analisis Data................................................................................364.3.1 Statistik deskriptif......................................................................364.3.6 Pengujian Asumsi Klasik...........................................................37

4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda..............................................41

4.5 Uji hipotesis.........................................................................................434.5.1 Hasil Uji t...................................................................................43

xiii

Page 14: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

4.5.2 Hasil uji Koefisien determinasi.................................................444.6 Pembahasan.........................................................................................45

BAB V HASIL PENUTUP..............................................................................49

5.1Kesimpulan...........................................................................................49

5.2 Saran....................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................52

LAMPIRAN.......................................................................................................54

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penunggak Pajak............................................................... 3Tabel 1.2 Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa

dan Sanksi Administrasi............................................................... 4Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu...................................................................... 16Tabel 3.1 Kriteria Sampel.............................................................................. 25Tabel 4.1 Jumlah Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda................. 34Tabel 4.2 Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa

dan Sanksi Administrasi............................................................... 35Tabel 4.3 Statistik Deskriptif......................................................................... 36Tabel 4.4 Hasil Kolmogrov Smirnov............................................................ 37Tabel 4.5 Output Pengujian Multikolinieritas............................................... 39Tabel 4.6 Output Pengujian Autokorelasi..................................................... 41Tabel 4.7 Hasil Uji t...................................................................................... 42Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi................................................... 44

xiv

Page 15: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep.........................................................................18Gambar 2.2 Model Penelitian........................................................................ 19Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Samarinda........................... 32Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-P Plot.................................................... 36Gambar 4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas.............................................. 36Gambar 4.4 Output Pengujian Heteroskedastisitas........................................ 40

xv

Page 16: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa dan Sanksi Administrasi................................................................ 53

Lampiran 2. Output SPSS 22............................................................................... 54

xvi

Page 17: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

xvii

Page 18: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menganut Self AssesmentSystem dalam melaksanakan

pemungutan pajaknya, sistem pemungutan ini mempunyai arti bahwa besarnya

pajak terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak itu sendiri, yaitu masyarakat atau

Wajib pajak harus melaporkan secara teratur seluruh jumlah pajak yang telah

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada kenyataannya

usaha untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak sampai saat ini

belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak Wajib Pajak yang lalai untuk

membayar pajak bahkan tidak sedikit yang cenderung menghindari kewajiban

tersebut. Ini terbukti dengan adanya tunggakan pajak yang terjadi setiap tahun.

Sehubungan dengan hal itu, tindakan penagihan pun dilakukan. Tindakan

penagihan dilakukan, baik secara persuasif maupun secara represif. Artinya

tindakan penagihan diawali dengan Surat Teguran, tetapi bila Wajib Pajak tidak

mengindahkannya baru dilakukan tindakan secara paksa. Menurut Pasal 1 ayat (9)

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa, disebutkan bahwa: “Penagihan adalah serangkaian tindakan agar

Penanggung Pajak dapat melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan

menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan pajak seketika dan

1

Page 19: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, serta menjual barang yang telah disita”.

Setelah dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat

Ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud tersebut Wajib Pajak tetap tidak

melunasinya, maka dilakukan suatu tindakan penagihan aktif berupa penerbitan

Surat Teguran, Surat Peringatan, atau Surat Lain yang sejenis yang dimaksudkan

untuk menegur atau memperingatkan Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

Dalam melaksanakan tindakan penagihan pajak tidaklah selalu didahului

dengan pelaksanaan Surat Paksa, tetapi dapat langsung dengan melakukan

tindakan berupa penerbitan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus

tanpa perlu menunggu jatuh tempo pembayaran. Selanjutnya apabila penagihan

seketika dan sekaligus tidak direspon baik oleh Wajib Pajak maka akan

diterbitkan Surat Paksa. Surat Paksa (SP) adalah surat perintah untuk membayar

utang pajak dan biaya penagihan pajak.

Pemberian sanksi adminitrasi kepada wajib pajak yang terlambat menyetor

dan melaporkan SuratPemberitahuan (SPT) kemudian wajib pajak yang dilakukan

pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) sehingga mengakibatkan kurang bayar,

sanksi merupakan hukuman untuk orang yang melanggar peraturan, sehingga

dapat dikatakan bahwa sanksi perpajakan adalah hukuman untuk orang yang

melanggar peraturan dengan cara membayar uang. Penerapan dari sanksi

administrasi masih kurang tegas di Indonesia. Akibatnya masyarakat lebih

cenderung lalai dalam membayar pajak sehingga menambah jumlah penunggak

pajak (Anastasiia, 2011).

Page 20: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

3

Di Samarinda, tingkat kesadaran membayar pajak masih cukup rendah,

dengan menjadi peringkat ke dua di Kalimantan Timur dan Utara dengan jumlah

penunggak pajak sebanyak 12.077 wajib pajak. Banyak alasanyang dikemukakan

wajib pajak untuk menunda kewajibannya membayar pajak, satu di antaranya

krisis moneter yang dihadapi, namun KPP Pratama Samarinda mengambil

tindakan tegas menyita harta wajib pajak, bahkan ada yang ditindaklanjuti dengan

melaporkan wajib pajak yang tidak kooperatif dengan menangkap dan

memasukkan ke dalam penjara.

Sebagai gambaran surat yang dikeluarkan KantorPelayananPajak Pratama

Samarinda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda

Tahun Jumlah Penunggak Pajak Jumlah WP yang sudah melunasi

Jumlah WP yang belum melunasi

2008 506 455 512009 1435 1057 3782010 1696 1223 4732011 1882 1700 1822012 2452 2062 3872013 2478 1967 5112014 4317 2547 17702015 5708 4522 11862016 8669 5465 3208

Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Samarinda

Dari tabel 1.1 di ataskitadapatmelihatbahwajumlah penunggak pajak di KPP

Pratama Samarinda semakin meningkat dari tahun ke tahun, petugas pajak sudah

berupaya dalam memaksimalkan penagihan pajak dengan menerbitkan surat

teguran, surat paksa bahkan memberikan sanksi administrasi kepada Wajib Pajak

yang menunggak membayar pajak.

Page 21: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

4

Tabel 1.2 Surat Teguran, Surat Paksa dan Sanksi Administrasi dari Tahun 2008-2016 (Dalam Satuan Buah)

No Tahun Surat Teguran

(Buah)

Surat Paksa

(Buah)

Sanksi Administrasi

(Buah)

1 2010 2.273 5.724 722

2 2011 2.691 4.165 277

3 2012 460 508 391

4 2013 372 374 406

5 2014 905 885 1.830

6 2015 3.302 3.315 1.033

7 2016 1.286 1.286 3.539

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda (diolah, 2017)

Dari tabel 1.2 di atas kita dapat melihat bahwa jumlahsurat teguran, surat

paksa, dan sanksi administrasi mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2016. Jumlah Surat teguran tertinggi terjadi pada tahun 2011, yaitu

2.691 dan jumlah Surat teguran terendah terjadi pada tahun 2013, yaitu 372.

Jumlah Surat paksa tertinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu 5.724, jumlah Surat

paksa terendah terjadi pada tahun 2013, yaitu 374. Jumlah Sanksi administrasi

tertinggi terjadi pada tahun 2016, yaitu 3.539, jumlah Sanksi administrasi

terendah terjadi pada tahun 2011, yaitu 277. Hal tersebut menunjukkan bahwa

masih banyak wajib pajak yang enggan untuk membayar pajak sehingga hal

tersebut berpengaruh pada meningkatnya jumlah penunggakan pajak.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul: “Pengaruh Penagihan Pajak

Page 22: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

5

dengan Surat Teguran, Surat Paksa Sanksi Administrasi terhadap Pembayaran

Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Apakah penagihan pajak dengan Surat Teguran berpengaruh terhadap

Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda?

2. Apakah penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh terhadap

Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda?

3. Apakah penagihan pajak dengan sanksi administrasi berpengaruh terhadap

Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Teguran,

Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda.

2. Untuk menganalisa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa

Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda

3. Untuk menganalisa pengaruh penagihan pajak dengan Sanksi Administrasi

Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak di KPP Pratama Samarinda.

Page 23: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan opini pemikiran masyarakat agar lebih patuh dalam membayar pajak.

Serta menambah konsep dan teori dalam ilmu perpajakan, khususnya mengenai

pembayaran tunggakan pajak.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi masyarakat

Diharapkan dapat memberi informasi tentang besarnya penunggakan pajak

yang ada di wilayah Samarinda, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

masyarakat dalam membayar pajak.

b) Bagi Akademisi

Sebagai bahan perbandingan penelitian yang telah ada dan sebagai bahan

masukan dan rujukan bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang

sejenis.

c) Pengguna Kebijakan

Bagi kantor pelayanan pajak pratama Samarinda, dapat digunakan sebagai

bahan evaluasi atas hasil kinerja sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk mengambil keputusan dalam pengambilan kebijakan penagihan pajak

sehingga jumlah penunggakan pajak tidak cenderung meningkat serta

memperbaiki kinerja sehingga dapat berjalan lebih baik.

Page 24: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior (TPB) dipublikasikan oleh Ajzen, Theory of

Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku wajib pajak yang tidak patuh

(noncompliance) sangat dipengaruhi oleh variabel dari sikap, norma subjektif,

serta kontrol keperilakuan yang di persepsikan. Perilaku yang ditimbulkan oleh

individu muncul karena adanya niat. Ada tiga faktor yang mempengaruhi yaitu:

Behavioral Beliefs, Normative Beliefs dan Control Beliefs (Ajzen, 2012) .

Manusia pada umumnya mempunyai perilaku yang realistis, mereka

memperhitungkan dalam berperilaku berdasarkan informasi yang tersedia dan

mereka cenderung memikirkan dampak seperti apa yang akan terjadi atas tindakan

yang mereka lakukan.

Hubungan dari teori ini terhadap pembayaran tunggakan pajak adalah

rasionalitas akan mempengaruhi penentuan perilaku dalam melakukan

penunggakan pajak. Dalam konteks ini Wajib Pajak akan mempertimbangkan jika

diberikan surat teguran, surat paksa bahkan dikenakan sanksi administrasi. Selain

rasionalitas, lingkungan yang juga berpengaruh karena akan berhubungan dengan

norma subjektif yang berpengaruh pada keputusan perilaku. Teori ini sangat

relevan untuk menjelaskan terkait penunggak pajak, teori ini memberikan

pengertian dan pemahaman bahwa masyarakat dituntut melaksanakan kewajiban

kenegaraan dengan membayar pajak sehingga diterbitkan surat teguran, surat

7

Page 25: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

8

paksa dan bahkan sanksi administrasi bagi penunggak pajak. Hal tersebut dapat

dikaitkan dengan sistem perpajakan yang efisien dan efektif barupa sistem

dikeluarkannya surat teguran, surat paksa, dan sanksi administrasi bagi Wajib

Pajak yang melakukan penunggakan pajak sehingga memberikan motivasi kepada

Wajib Pajak agar tidak menunggak pajak dan membuat Wajib Pajak memiliki

keyakinan untuk taat pajak.

2.2 Pajak

2.2.1 Pengertian Pajak

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa :

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(Sutedi, 2013:3)menyatakan bahwa :

Pajak adalah prestasi pemerintah yang terutang melalui norma-norma

umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang

dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya adalah membiayai

pengeluaran pemerintah.

2.2.2 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak

Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak (saat pengakuan adanya

utang pajak), yaitu ajaran materiil dan ajaran formil.

Page 26: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

9

1. Ajaran Materiil

Ajaran materiil menyatakan bahwa timbulnya utang pajak dikarenakan

adanya undang-undang perpajakan. Sehingga WP dapat menentukan bahwa

dirinya mempunyai utang pajak atau tidaknya melalui peraturan peundangan

perpajakan tersebut. Ajaran ini konsisten pada penerapan self assesment system.

2. Ajaran Formil

Ajaran formil menyatakan SKP dikeluarkan oleh fiskus sehingga

menimbulkan utang pajak. Memberi keterangan apabila seseorang mempunyai

utang pajak serta jumlah yang harus dilunasi oleh WP. Jangka waktu pembayaran

pun diinformasikan oleh SKP tersebut. Ajaram ini konsisten dengan penerapan

official assesment system.

2.3 Tunggakan Pajak

Resmi (2011:40) menyatakan:

Tunggakan pajakadalah jumlah piutang pajak yang masih terutang pada

saat dikeluarkannya ketetapan pajak, dan jumlah piutang pajak yang belum

lunas yang sebelumnya dalam masa tagihan pajak, SKPKB, SKPKBT,

SKP, dan putusan banding.

Diana & Setiawati (2014:53)mendefinisikan :

Tunggakan pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi

administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam

SKP atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-

undangan Perpajakan.

Page 27: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

10

2.4 Penagihan Pajak

2.4.1 Pengertian Panagihan Pajak

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000:

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Mardiasmo (2011:125) menyatakan:

Penagihan pajak adalah penagihan yang dilaksanakan oleh fiskus pajak

karena WP tidak mentaati Undang-Undang tentang pelunasan pajak yang

terutang, dengan melaksanakan mengirim surat peringatan, teguran, paksa,

penyitaan, lelang, pencegahan, dan penyanderaan.

2.4.2 Dasar Penagihan Pajak

Sesuai Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, perubahan

ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan, bahwa Surat Ketepatan maupun Surat Keputusan yang

menjadi dasar penagihan pajak seperti berikut:

1. Surat Tagihan Pajak (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat pemberitahuan tentang tagihan pajak

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat yang didalamnya

berisi berapa besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

Page 28: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

11

kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah

yang masih harus dibayar oleh WP.

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) surat

pemberitahuan tentang adanya tambahan yang harus dilunasi oleh pihak WP.

4. Surat Keputusan Pembetulan

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan

tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam

surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat

Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan

Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat

Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian

Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan

Bunga.

5. Surat Keputusan Keberatan

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan apabila WP merasa

keberatan atas ketetapan pajak atas pemungutan atau pemotongan pihak ke

tiga.

6. Putusan Banding

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap

Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Page 29: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

12

2.4.3 Tindakan Penagihan Pajak

Dalam bidang administrasi perpajakan dikenal beberapa bentuk tindakan

penagihan yaitu penagihan pasif, penmagihan aktif dan penagihan dengan surat

paksa.

1. Penagihan pasif

Penagihan pasif adalah penagihan yang dilakukan oleh pihak kantor pajak

dengan memberi himbauan ataub pemberitahuan untuk WP agar melunasi

pembayaran pajak yang telah jatuh tempo waktu pembayarannya.

2. Penagihan aktif

Penagihan aktif adalah penagihan yang didasarkan pada STP, SKPKB,

SKPKBT dimana Undang-Undang telah menentukan tanggal jatuh tempo

pembayaran yaitu 1 bulan terhitung mulai dari STP, SKPKB, SKPKBT

diterbitkan.

2.4.4 Prosedur Penagihan Pajak

Pudyatmoko (2008:183) menyatakan bahwa langkah untuk penagihan pajak

secara aktif-represif itu dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Diterbitkannya surat teguran oleh pejabat yang berwenang dalam hal

menerbitkan surat teguran setelah lamanya 7 hari saat jatuh tempo

pembayaran.

2. Surat teguran diatas tidak diterbitkan dalam oleh penanggung pajak yang telah

disetujui untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang secara

mengangsur atau melakukan penundaan pembayaran pajak.

Page 30: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

13

3. Surat paksa.Pada jumlah utang pajak yang masih terutang dan tidak ada

pelunasan oleh WP setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak surat

teguran diterbitkan, maka akan diterbitkannya

4. Jika terjadi dimana utang pajak yang terutang tidak segera dilunasi oleh WP

setelah lewat waktu dua kali 24 jam sejak pada saat Surat Paksa diterbitkan

kepadanya, maka akan segera diterbitkan Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan

5. Jika WP yang mampunyai tunggakan telah dilakukan penagihan seketika dan

sekaligus, maka WP tersebut akan diberitahukan bahwa diterbitkannya surat

paksa tanpa harus menunggu tanggal yang akan dijatuhkan tempo yaitu 21

hari sejak adanya surat teguran diberitahukan.

6. Apabila utang pajak serta biaya penagihan ysng terutang oleh pihak WP tidak

ada keinginan untuk Melakukan pelunasan setelah lewat waktu 14 hari

terhitung tanggal pelaksanaan penyitaan, maka pihak pejabat mempunyai

wewenang untuk mengumumkan lelang.

7. Jika telah lewat waktu 14 hari namun tidak adanya niat untuk melunasi utang

pajak maka pejabat segera melakukan penjualan barang yang disita melalui

kantor lelang negara.

2.5 Surat Teguran

Menurut Undang-Undang N0.19 Tahun 2000 Pasal 1 ayat 10, menyatakan

bahwa “Surat teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat

yang diterbitkan Oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib

Pajak untuk melunasi utang pajaknya”. Penerbitan surat teguran, surat peringatan

Page 31: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

14

atau surat lain yang sejinis merupakan tindakan awal dari pelaksanaan penagihan

penerbitan surat paksa.

2.6 Surat Paksa

Pandiangan(2014:227) menyatakan bahwa : “Surat Paksa adalah surat

perintah yang ditunjukkan untuk WP agar membayar utang pajak serta biaya

penagihan pajak.”Surat Paksa diterbitkan fiskus (aparat pajak) kepada para wajib

pajak yang mempunyai tunggakan pajak. Wajib Pajak yang mempunyai

tunggakan pajak disebut Penanggung Pajak, sedangkan tunggakan pajak

selanjutnya disebut utang pajak yang harus dilunasi sesuai jangka waktu yang

telah ditetapkan oleh Undang-undang. Utang pajak yang tidak dilunasi dalam

jangka waktu yang ditentukan akan diterbitkan Surat Paksa dengan terlebih

dahulu diterbitkan surat teguran atau surat peringatan.

Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dinyatakan bahwa

Surat Paksa diterbitkan apabila :

1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah

diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.

2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan

sekaligus.

3. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum

dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

2.7 Sanksi Administrasi

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke 3 pengertian

sanksi administrasi adalah Pengenaan denda, bunga atau kenaikan atas

Page 32: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

15

ketidakpatuhan WP dalam menjalankan kewajiban administrasi perpajakan.

Sanksi administrasi bukan sebagai penghukum namun mengingatkan WP agar

lebih teliti dan berhati-hati.

Ada 2 macam Sanksi Perpajakan,

1.   Sanksi Administrasi yang terdiri dari:

a.    Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang

berkitan dengan kewajiban pelaporan.

b.    Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang

berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak

c.    Kenaikan adalah sanksi administrsi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang

harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur

dalam ketentuan material.

2.   Sanksi Pidana

Namun, pemerintah masih memberikan keringanan dalam pemberlakuan

sanksi pidana dalam pajak, yaitu bagi Wajib Pajak yang baru pertama kali

melanggar ketentuan Pasal 38 UU KUB tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai

sanksi administrasi. Pelanggaran Pasal 38 UU KUP adalah tidak menyampaikan

SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau

melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan

kerugian pada pendapatan negara.

Meski dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tindak pidana

di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun

terlampaui jangka waktu ini dihitung sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya

Page 33: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

16

masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak, atau berakhirnya tahun pajak yang

bersangkutan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis

Hasil Penelitian

1 Andi Marduati

(2012)

Pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Makssar Barat

alat analisis kualitatif

-Surat teguran dan surat paksa berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak.

2 Fadmawati R

Saupadang

(2012)

Pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Makssar Utara

regresi linier

sederhana

-Penagihan pajak dan surat paksa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Makassar Utara.

3 Nizar Rachman,

(2015)

PengaruhPenagihan Pajak Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

analisis regresilinier berganda

-Penagihan pajak dan surat paksa berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang.

4 Tessa Putri Wandira (2017)

Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran, Surat Paksa, Terhadap pnerimaan pajak

Analisis Regresi linier berganda

-Surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan pajak, baik secara parsial maupun simultan.

5 Dini arzharni Pengaruh Analisis -Penagihan pajak dan sanksi

Page 34: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

17

nurdin (2017) Penagihhan Pajak dan Sanksi Adfministrasi Terhadap Pencairan Tunggakan pajak

Regresi linier Berganda

administrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya

Sumber : Data Sekunder diolah tahun, 2018

2.9 Kerangka Konsep

Peran serta Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak

tentu sangat diharapkan sesuai dengan kerangka sistem self assesment yang dianut

dalam undang-undang perpajakan sejak tahun 1983 yang memberikan

kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Akan tetapi dalam kenyataannya,

masih banyak Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajibannya membayar utang

pajak sehingga menimbulkan tunggakan pajak. Untuk menegakkan ketentuan

undang-undang pajak yang ada maka dilakukan tindakan penagihan pajak.

Tindakan penagihan terhadap utang pajak yang dilakukan berdasarkan

Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat

Paksa mempunyai kekuatan hukum yang bersifat memaksa agar wajib pajak mau

melunasi utang pajaknya. Tindakan penagihan pajak berdasarkan urutan proses

dimulai dengan penerbitan surat teguran setelah 7 hari sejak tanggal jatuh tempo

pembayaran. Selanjutnya diterbitkan surat paksa setelah 21 hari sejak

diterbitkannya surat teguran serta sanksi administrasi dan akan diikuti dengan

penyitaan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dalam jangka

waktu 2 x 24 jam. Biasanya WP akan segera melunasi jika telah diberikan surat

paksa dan denda sanksi administrasi sebelum dilakukan penyitaan. Berdasarkan

Page 35: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

18

uraian penjelasan diatas dapat dituangkan dalam suatu skema kerangkan konsep

sebagai berikut:

Kerangka konsep penelitian ini digambarkan pada gambar di bawah ini

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

2.11 Hipotesis Penelitian

a. Pengaruh Surat Teguran terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak

Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa ketika akan melakukan

sesuatu, Wajib Pajak akan memiliki keyakinan tentang harapan normatif dari

Tunggakan Pajak

Penagihan Pajak

Surat Teguran Sanksi Administrasi

Pembayaran Tunggakan Pajak

Surat Paksa

Page 36: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

19

orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beluef).

Diterbitkannya surat teguran oleh pertugas pajak kepada Wajib Pajak akan

mempengaruhi sikap dan niat Wajib Pajak dalam membayar pajak. Hal ini sesuai

dengan bahasan dari Theory of Planned Behavior terkait niat berperilaku dari

Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Surat teguran bertujuan

untuk mengingatkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya dan hanya

bersifat persuasif karena belum ada sanksi hukum Dalam Undang-Undang No 19

tahun 2000 yang mengatur tentang penagihan pajak bahwa setelah lewat dari 7

hari jatuh tempo tunggakan pajak, tetapi wajib pajak belum melunasi utang pajak

maka akan diterbitkan surat teguran.

Penelitian yang dilakukan oleh Indra et al (2017) menjelaskan bahwa surat

teguran tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran tunggakan pajak.

Berbeda dengan penelitianMarduati(2012) menjelaskan bahwa hasil penelitiannya

surat teguran berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak, dimana jumlah

surat teguran yang diterbitkan oleh KPP Pratama sebagai pelaksana tindakan

penagihan pajak. PenelitianMarduati(2012)sejalan dengan penelitianRosyidi

(2014) yang menyimpulkan bahwa surat teguran berpengaruh terhadap

pembayaran tunggakan pajak.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan jika semakin banyak

surat teguran yang diterbitkan, maka semakin banyak pula Wajib Pajak yang

membayar tunggakan pajak dan sebaliknya jika semakin rendah surat teguran

diterbitkan, maka semakin rendah pula Wajib Pajak yang akan membayar pajak.

H1 : Surat teguran berpengaruh positif terhadap pembayaran tunggakan pajak.

Page 37: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

20

b. Pengaruh Surat Paksa terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak

Dalam Theory of Planned Behavior jika individu melakukan sesuatu yang

baik dalam bersikap dan berperilaku didasarkan pada niat dan rencana. Sesuai

dengan teori tersebut surat paksa bersifat memaksa Wajib Pajak yang akan

mempengaruhi dan mendorong individu untuk patuh dalam melaksanakan

pembayaran tunggakan utang pajak. Pengaruh surat paksa dapat dilihat seberapa

besar pemahaman ketentuan perpajakan dapat dipahami oleh Wajib Pajak,

dimengeti dipatuhi kemudian dilaksanakan. Tujuannya agar untuk meminimalisir

serendah mungkin banyaknya tunggakan pajak dan Wajib Pajak memahami

perilaku tersebut melanggar hukum dan tidak benar dilakukan. Agar memiliki

dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat

paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang penagihan

pajak.

Penelitian yang dilakukan olehRosyidi (2014)menyatakan bahwa penagihan

pajak dengan surat paksa berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak,

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukanMarduati(2012) yang

menyatakan surat paksa berpengaruh pada pembayaran tunggakan pajak.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan jika surat paksa yang

diterbitkan tinggi maka akan meningkatkan pembayaran tunggakan pajak. Dan

sebaliknya jika surat paksa yang diterbitkan rendah jumlahnya makan pembayaran

tunggakan pajak juga semakin rendah.

H2 : Surat Paksa berpengaruh positif terhadap pembayaran tunggakan pajak.

Page 38: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

21

c. Pengaruh Sanksi Administrasi terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak

Dalam Theory of Planned Behavior apabila seseorang akan bertindak

didasarkan pertimbangan adanya faktor memfasilitasi atau menghambat perilaku.

Apabila dihubungkan dengan teori tersebut adanya denda brypa sanksi

administrasi yang diberikan oleh pihak perpajakan akan membuat Wajib Pajak

akan melaksanakan pembayaran utrang pajaknya. Sanksi administrasi bertujuan

untuk menumbuhkan ketakutan akan kerugian finansial masyarakat jika

melakukan penunggakan membayar pajak. Landasan hukum mengenai sanksi

administrasi diatur dalam masing-masing pasal Undang-Undang Ketentuan

Umum Perpajakan. Sanksi Administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak

melakukan pelanggaran terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam Undang-

Undang Ketentuan Umum Perpajakan seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke 3 atas Undang-undang no. 6

tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurdin (2018)menyatakan bahwa Sanksi

administrasi berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan jika semakin tinggi sanksi

administrasi diterbitkan oleh petugas pajak maka akan cenderung meningkatkan

pembayaran tunggakan pajak. Dan sebaliknya jika semakin rendah sanksi

administrsi yang diterbitkan maka pembayaran tunggakan pajak juga semakin

menurun.

H3 : Sanksi Administrasi berpengaruh positif terhadap pembayaran tunggakan

pajak.

Page 39: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

22

2.10 Model Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 variabel independen yaitu,

surat teguran (X1), surat paksa (X2), dan sanksi administrasi (X3) sedangkan satu

variabel dependen yaitu, pembayaran tunggakan pajak (Y), adapun model

penelitian yang dimaksud sebagaimana sebagai gambar berikut ini :

Gambar 2.2 Model Penelitian

Pembayaran Tunggakan Pajak

(Y)

Surat Paksa (X2)

Sanksi Administrasi

(X3)

Surat Teguran (X1)

Page 40: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu variabel dependen, dan

tiga variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah pembayaran tunggakan pajak pada kantor pelayanan pajak yang

dinotasikan sebagai Y. Variabel pembayaran tunggakan pajak di lihat dari jumlah

penunggak pajak dan berapa jumlah wajib pajak yang melunasi hutang pajak yang

telah di terbitkan.Variabel independen, merupakan variabel-variabel yang

mempengaruhi variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini

dinotasikan sebagai X yang terdiri dari:

1. Surat Teguran (X1)

Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh KPP untuk menegur atau

memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Variabel ini

di ukur dengan dilihat dari banyaknya jumlah surat teguran yang diterbitkan

selama periode tahun 2008-2016 dalam per triwulan di KPP Pratama Samarinda.

Peneliti mengambil sampel data pertriwulan adalah agar lebih terlihat pengaruh

dari pengeluaran surat teguran, dimana peneliti mengambil sampel data dari tahun

2008-2016.

23

Page 41: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

24

2. Surat Paksa (X2)

Surat paksa adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh KPP dan

dilakukan oleh juru sita untuk memaksa Wajib Pajak melunasi utang pajak dalam

jangka waktu tertentu. Variabel ini diukur dengan melihat dari banyaknya jumlah

surat paksa yang diterbitkan selama periode tahun 2008-2016 dalam pertriwulan

di KPP Pratama Samarinda. Peneliti mengambil sampel data pertriwulan adalah

agar lebih terlihat pengaruh dari pengeluaran surat paksa, dimana peneliti

mengambil sampel data dari tahun 2008-2016.

3. Sanksi Administrasi (X3)

Sanksi adminstrasi (X3) dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan

pelanggaran terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam Undang-Undang

Ketentuan Umum Perpajakan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No.

16 Tahun 2009 tentang perubahan ke 3 atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983.

Pengukuran variabel sanksi administrasi dilihat dari banyaknya jumlah Wajib

Pajak yang mendapatkan sanksi administrasi dalam per triwulan selama periode

tahun 2008-2016 di KPP Pratama Samarinda. Peneliti mengambil sampel data

pertriwulan adalah agar lebih terlihat pengaruh dari penerbitan sanksi

administrasi, dimana peneliti mengambil sampel data dari tahun 2008-2016.

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kantor Pelayanan Pajak Pratama

Samarinda yang beralamat di jalan. MT Haryono No. 17, Air Putih Samarinda

Ulu, Kalimantan Timur. Tempat penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan

Page 42: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

25

bahwa baik data maupun informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh serta

relevan dengan pokok permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang memiliki tunggakan

pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda. Metode penentuan sampel

yang digunakan adalah sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sehingga sampel yang diambil

oleh peneliti adalah Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak per triwulan

selama 9 tahun dari tahun 2008 - 2016 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Samarinda.

Tabel 3.1 Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Sampel

1 Wajib Pajak yang diterbitkan surat teguran oleh KPP

Pratama Samarinda periode tahun 2008-2016.

40

2 Wajib pajak yang diterbitkan surat paksa oleh KPP Pratama

Samarinda periode tahun 2008-2016.

40

3 Wajib Pajak yang diterbitkan sanksi administrasi oleh KPP

Pratama Samarinda periode tahun 2008-2016.

40

4 Jumlah wajib pajak yang melunasi tunggakan pajak di KPP

Pratama Samarinda untuk periode tahun 2008-2016

40

Jumlah Sampel 160

Sumber: Data Diolah Peneliti, 2019

Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah

disebutkan di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 40

sampel pada masing-masing variabel.

Page 43: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

26

3.4 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh langsung dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda berupa

laporan kinerja seksi penagihan serta data-data yang terkait.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adlah

dokumentasi. Pengumpulan data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang

merupakan data olahan dari instansi terkait. Selain itu, data yang digunakan untuk

mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain

yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5 Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda, yaitu alat statistik yang dipergunakan untuk mengatahui pengaruh

antara satu atau beberapa variabel independen terhadap variabel

dependen.Aplikasi perangkat lunak yang digunakan dalam menganalisis data pada

penelitian ini adalah SPSS versi 22.

Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan dalam membantu peneliti meringkas hasil

penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kesimpulan secara umum dari data

yang didapatkan. Statistik deskriptif menurut Ghozali (2013:174) yaitu

mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang hasil pengamatan terhadap

kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena secara kuantitatif.

Page 44: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

27

3.6 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukandengan melihat analisis grafik atau uji statistik

untuk mendapatkan residual atau tidaknya uji asumsi klasik normalitas. Pada

grafik , dapat dideteksi pada tabel histogram. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

berasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Menurut Ghozali (2013:160). ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat analisis grafik atau uji

statistik. Jika menggunakan grafik, normalitas dapat dideteksi dengan melihat

tabel histogram. Untuk jumlah sampel yang kecil dapat dibantu dengan melihat

normal probability plot, membandingkan distribusi kumulatif data asli dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2013:160-161). Untuk

menguji normalitas residual pada uji statistik dapat digunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan membuat hipotesis:

H0: Data residual terdistribusi normal

HA: Data residual tidak terdistribusi normal

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

Page 45: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

28

variabel independen sama dengan nol. Menurut (Ghozali, 2013:160-161) untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah

sebagai berikut :

a. Nilai R Square (R²) yang dihasilkan oleh perkiraan suatu model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel dependen tersebut tidak

signifikan dipengaruhi oleh variable-variabel independen.

b. Menganalisis matrik korelasi variable-variabel independen. Terindikasi adanya

multikolinieritas, jika antar variable independen terdapat korelasi yang tinggi

(umumnya > 0.90). Tetapi, tidak adanya korelasi yang tinggi antar variablel

independen bukan berarti model tersebut tidak terindikasi multikolinieritas.

Multikolinieritas terjadi disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau

lebih variable independen.

c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai toleransi dan lawannya (2)

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen yang mana yang dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Toleransi mengukur kevariabilitasan variabel independen yang terpilih, yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai toleransi

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai

cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah

nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus

menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

3. Uji Heteroskedastisitas

Page 46: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

29

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai

ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2013:139).

Menurut Ghozali (2013:139) dengan melihat grafik plot (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID) dapat dideteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Pola

tertentu yang timbul teratur menunjukkan terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi penelitian. Untuk memperkuat uji scatterplot terdapat cara lain yaitu

dengan pengujian statistik uji park. Apabila variabel independen memiliki tingkat

signifikasinya melebihi 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2013:110).

3.7 Analisis Regresi Liniear Berganda

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda yaitu suatu model yang digunakan untuk menganalisis lebih dari satu

Page 47: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

30

variable independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y : Pembayaran Tunggakan pajak

a : Konstanta

b1 : koefisien regresi variabel surat teguran

b2 : koefisien regresi variabel surat paksa

b3 : koefisien regresi variabel sanksi administrasi

X1 : surat teguran

X2 : surat paksa

X3 : sanksi administrasi

e : error term

3.8 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Uji t digunakan menguji pengaruh variabel independen

masing-masing. Dengan menggunakan t tabel, pada uji t, nilai t yang dihitung

akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel. Apabila nilai thitung lebih besar dari

ttabel, hipotesis awal diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, apabila besarnya nilai

thitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis awal (Ha) ditolak dan Ho

diterima (Ghozali, 2013:178).

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Page 48: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

31

Koefisien dterminasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi vaiabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan

kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variabel-

variabel dependen terbatas. Nilai mendekati 1, berarti semua variabel dependen

dapat diterangkan oleh variabel-variabel independen(Ghozali, 2013:177).

Page 49: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kantor Pelayanan Pajak Pratama samarinda sebelumnya bernama Kantor

Inspeksi Pajak, dengan adanya modernisasi di DJPsesuai dengan Peraturan menteri

keuangan No.67/PMK.01/2008. Kantor Pelayanan PajakPratama Samarinda terletak

di Jalan M.T Haryono Nomor 17 Samarinda. Adapun wilayah yang menjadi wilayah

kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda terdiri dari 10 Kecamatan, yaitu

kecamatan Loajanan Ilir, Kecamatan Palaran, Kecamatan samarinda Kota,

Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan samarinda

Utara, Kecamatan Sambutan, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Sungai

Pinang.

4.1.1 Visi Misi dan Nilai

Visi

Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di Wilayah Asia

Tenggara.

Misi

Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-

Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara

demi kemakmuran rakyat.

32

Page 50: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

33

Gambar 4.1Struktur Organisasi KPP Pratama Samarinda

Sumber: Subbagian Umum KPP Pratama Samarinda

4.1.2 Kondisi Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda

Berikut kondisi data mengenai kondisi tunggakan pajak di KPP Pratama

Samarinda yang disajikan dalam tahun 2008 sampai 2016:

KepalaKantor

Subbagian Umum Kelompok Jabatan Nasional

Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pelayanan

Seksi Penagihan Seksi Pemeriksaan

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi I

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi II

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi III

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi IV

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Page 51: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

34

Tabel 4.1 Jumlah Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda

Tahun Jumlah Penunggak Pajak Jumlah WP yang sudah melunasi

Jumlah WP yang belum melunasi

2008 506 455 512009 1435 1057 3782010 1696 1223 4732011 1882 1700 1822012 2452 2062 3872013 2478 1967 5112014 4317 2547 17702015 5708 4522 11862016 8669 5465 3208

Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Samarinda

Dari tabel di atas dapat dilihat tunggakan pajak di KPP Pratama

Samarinda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, tunggakan pajak

yang ada di KPP Pratama Samarinda berasal dari STP/SKPKB/SKPKBT yang

belum lunas dan telah lewat tanggal jatuh tempo, Surat Keputusan Pembetulan,

Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan peninjauan Kembali yang

menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah. Penambahan

jumlah tunggakan berasal dari kenaikan teriwulan berjalan.

4.2 Deskripsi Data

Sebelum melakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis terlebih

dahulu akan dijabarkan data yang akan diolah mengenai jumlah surat teguran,

surat paksa, dan sanksi asministrasi yang diterbitkan serta pembayaran tunggakan

pajak yang di lihat dari jumlah Wajib Pajak yang melunasi atas pajak yang

terutang didasarkan pada STP, SKPKB, SKPKBT di Kantor Pelayanan pajak

Pratama Samarinda dari tahun 2008 sampai 2016.

Page 52: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

35

Tabel 4.2 Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan, Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan, Jumlah Sanksi Administrasi yang Diterbitkan dan Pembayaran Tunggakan pajak (Tahun 2007-2016)

Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan

(Buah)

Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan

(Buah)

Sanksi Administrasi

(Buah)

Pembayaran Tunggakan Pajak

(Orang)2007Triwulan 1 250 216 160 474Triwulan 2 159 86 63 433Triwulan 3 137 134 105 323Triwulan 4 112 85 54 4352008Triwulan 1 142 103 112 192Triwulan 2 64 44 124 134Triwulan 3 49 36 21 27Triwulan 4 110 81 97 1062009Triwulan 1 99 53 104 228Triwulan 2 165 70 214 275Triwulan 3 261 57 195 208Triwulan 4 110 26 253 4132010Triwulan 1 701 111 186 273Triwulan 2 1635 364 274 301Triwulan 3 1.705 765 328 289Triwulan 4 2.273 4.433 342 3572011Triwulan 1 560 419 378 529Triwulan 2 2.035 568 274 358Triwulan 3 1.122 738 344 340Triwulan 4 825 589 475 4352012Triwulan 1 367 280 328 523Triwulan 2 100 52 144 760Triwulan 3 47 37 125 351Triwulan 4 81 4 108 4312013Triwulan 1 211 67 196 485Triwulan 2 77 76 70 413Triwulan 3 118 18 105 353Triwulan 4 112 67 94 7182014Triwulan 1 249 137 253 356Triwulan 2 188 119 174 725Triwulan 3 286 255 242 754Triwulan 4 394 182 382 7472015Triwulan 1 866 595 1.200 1.085Triwulan 2 1.179 1.084 1.044 943Triwulan 3 838 701 835 1.050Triwulan 4 935 419 955 1.444

Page 53: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

36

2016Triwulan 1 607 307 744 734Triwulan 2 318 238 212 2.534Triwulan 3 368 112 395 821Triwulan 4 329 293 318 1.422

Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Samarinda (data diolah)

4.3 Metode Analisis Data

4.3.1 Statistik Deskriptif

Perolehan data dari kuantitatif akan dipaparkan sebagai variabel-variabel

terkait dalam penelitian. Data-data yang telah tersedia akan disajikan dalam

bentuk tabel statistik deskriptif agar mempermudah dalam menjelaskan hasil

penelitian. Berikut disajikan data-data dari variabel dalam penelitian dengan

pendekatan tabel statistik deskriptif dengan bantuan Software SPSS versi 22.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pembayaran_Tunggakan_Pajak 557.42 465.069 40

Surat_Teguran 569.98 794.207 40

Surat_Paksa 302.05 408.441 40

Sanksi_Administrasi 303.55 277.074 40Sumber : Output Program SPSS 22, 2019

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan

adalah sebanyak 40 sampel. Selain itu, dalam tabel diatas

menunjukkan :Rata-rata jumlah pembayaran tunggakan pajak adalah 557.42

dengan standar deviasi 465.069. Rata-rata jumlah surat teguran 569.98

dengan standar deviasi 794.207. Rata-rata jumlah surat paksa adalah 302.05

dengan standar deviasi 408.441. dan Rata-rata jumlah sanksi administrasi

adalah 303.55 dengan standar deviasi 277.074.

Page 54: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

37

4.3.2 Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen variabel

dependen yaitu surat teguran, surat paksa, dan sanksi administrasi dan

pembayaran tunggakan pajak (Y) keduanya memiliki distriubusi normal atau

tidak. Uji normalitas dapat dilihat dengan menggunakan analisis grafik, yaitu

histogram dan Normal Probality plot.

Tabel 4.4Hasil Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal

Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 6.82490160

Most Extreme

Differences

Absolute .119

Positive .119

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .751

Asymp. Sig. (2-tailed) .626Sumber : output SPSS 22, 2019

Berdasarkan tabel 4. bahwa nilai kolmogrov-semirnov z sebesar 0,751 dan

nilai signifikansi (Asymp.sig 2-tailed) diatas 0,05 yiatu sebesar 0,626 jadi dapat

disimpulkan bahwa residual telah berdistribusi normal, sehingga uji normalitas

terpenuhi. Hasil uji kolmogrov-semirnov ternyata terlihat. Selain dengan uji

Page 55: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

38

kolmogrov-semirnov kita juga bisa melihat uji normalitas dengan menggunakan

grafik PP-Plots dan histogram.

Berikut ini gambar grafik uji normalitas pada grafik pp-plot:

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-P Plot

Sumber : Output SPSS 22, 2019

Page 56: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

39

Gambar 4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS 22, 2019

. Pada gambar 4.2 grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang diolah adalah data yang berdistribusi normal yang

artinya uji normalirtas terpenuhi.

. Berdasarkan gambar 4.3 pada grafik histogram, residual data telah

menunjukkan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna.

2. Uji Multikolinieritas

Untuk menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai

VIF pada model regresi. Apabila nilai VIF > 5, terjadi multikolinieritas.

Sebliknya, jika VIF < 5, tidak terjadi multikolinieritas.

Untuk analisisnya dengan SPSS, disajikan output pada tabel “Coefficients”

berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Surat_Teguran .133 7.526

Surat_Paksa .116 8.647

Sanksi_Administrasi .698 1.433

Sumber : Output Program SPSS 22, 2019

Page 57: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

40

Pada tabel diatas menunjukkan bahwaSurat teguran mempunyai

nilai tolerance 0,133, surat paksa mempunyai nilai tolerance 0,116, sanksi

administrasi mempunyai nilai tolerance 0,698 dan surat teguran

mempunyai nilai VIF 7,526, surat paksa mempunyai nilai VIF 8,647, dan

sanksi administrasi mempunyai nilai VIF 1,433. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem

multikolinieritas karena nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance

inflation factor) di bawah 10.

3. Uji heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan hasil

output SPSS melalui grafik scatterplot antar Z prediction (ZPRED) yang

merupakan variabel bebas dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel

terkait. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil scatterplot dapat dilihat

pada gambar berikut;

Gambar 4.4 Output Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber: Output Program SPSS 22, 2019

Page 58: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

41

Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2013: 141).

4. Uji Autokorelasi

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi

dengan uji Durbin-watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai Durbin-Watson dibawah -2 (DW < -2) berarti autokorelasi positif

b. Nilai Durbin-Watson berada diantara -2 dan 2 (-2 < DW <2) berarti tidak

terjadi autokorelasi.

c. Nilai durbin-Watson diatas 2 (DW > 2) berarti terjadi autokorelasi negative

Tabel 4.6 Output Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.651

Sumber: Output Program SPSS 22, 2019

Dari hasil olah data diatas, ditemukan Durbin-watson test yaitu 1.651 dan

DW berada di antara -2 dan 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

tidak terjadi autokorelasi.

4.4 Hasil Analisis Regresi Linier berganda

Page 59: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

42

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh signifikan antara dua atau lebih varabel bebas terhadap variabel terikat

baik secara parsial maupun simultan. Berdasarkan hasil perhitungan melalui

SPSS versi 22 diperoleh output sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 358.409 104.186 3.440 .001

Surat_Teguran -.205 .233 -.350 -.882 .384

Surat_Paksa .244 .485 .214 .503 .618

Sanksi_Administrasi .798 .291 .476 2.743 .005

Sumber: Output Program SPSS 22, 2019

Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = 358,409 – 0,205 X1 + 0,244 X2 + 0,798 X3 + ɛ

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Koefisien regresi pada variabel surat teguranberarah negatif sebesar -0,205 hal

ini berarti jika variabel surat teguran bertambah satu satuan maka variabel

pembayaran tunggakan pajak berkurang sebesar 0,205 satuan atau sebesar

20,5%.

2. Koefisien regresi pada variabel surat paksa berarah positif sebesar 0.244 hal ini

berarti jika variabel surat paksa bertambah satu satuan maka variabel

Page 60: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

43

pembayaran tunggakan pajak bertambah sebesar 0,244 satuan atau sebesar

24,4%.

3. Koefisien regresi pada variabel sanksi administrasi berarah positif sebesar

0,798, hal ini berarti jika variabel sanksi administrasi bertambah satu satuan

maka variabel pembayaran tunggakan pajak bertambah sebesar 0,798 satuan

atau sebesar 79,8%.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

4.5.1 Hasil Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel dependen. Uji t digunakan menguji pengaruh variabel

independen masing-masing. Dengan menggunakan ttabel, pada uji t, nilai t

yang dihitung akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel. Apabila nilai

thitung lebih besar dari ttabel, hipotesis awal diterima dan HO ditolak.

Sebaliknya, apabila besarnya nilai thitunglebih kecil dari nilai ttabel maka

hipotesis awal (Ha) ditolak dan HO diterima (Ghozali, 2013: 179).

Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.7 dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh Surat Teguran Terhadap Pembayaran

Tunggakan Pajak

Hasil uji hipotesis 1 yang ditunjukkan pada tabel 4.7, variabel surat teguran

mempunya thitung sebesar -0,882. Hal ini berarti Ha ditolak sehigga dapat dikatakan

bahwa surat teguran tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak

karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel 2,031 (-0,882<2,031).

Page 61: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

44

2. Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh Surat Paksa Terhadap Pembayaran

Tunggakan pajak

Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel 4.6, variabel surat paksa

mempunyai thitung sebesar 0,503. Hal ini berarti Ha ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa surat paksa tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan

pajak karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel 0,503 (0,503<2,031).

3. Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh Sanksi Administrasi Terhadap

Pembayaran Tunggakan Pajak

Hasil hipotesis 3 yang di tunjukkan pada tabel 4.6, variabel sanksi

administrasi mempunyai thitung2,743. Hal ini berarti Ha diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa sanksi administrasi berpengaruh positif terhadap pembayaran

tunggakan pajak karena nilai thitung lebih besar dari ttabel 2,031 (2,743>2,031).

4.5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan kemampuanvariabel-

variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variabel-variabel dependen

terbatas. Nilai mendekati satu, berarti hampir semua variabel dependen dapat

diterangkan oleh variabel-variabel independen (Ghozali, 2013:177).

Page 62: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

45

Model Summaryb

Model RR

SquareAdjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .495a .245 .182 420.66090 .245 3.890 3 36 .017

Tabel 4.8Hasil Uji Koefisien DeterminasiSumber: Output Program SPSS 22, 2019

Berdasarkan tabel model summery di atas menunjukkan bahwa nilai

koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,245 dan nilai koefisien determinasi

yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,182. Hal ini berarti 24,5%

dari pembayaran tunggakan pajak bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen

(surat teguran, surat paksa dan sanksi administrasi). Sedangkan sisanya (100% -

24,5% =75,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini. Nilai R2 yang kecil dalam penelitian ini menandakan kemampuan

variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variabel-variabel

dependen terbatas karena yang mempengaruhi pembayaran tunggakan pajak

dalam penelitian ini hanya variabel sanksi administrasi (X3).

4.6 Pembahasan

Page 63: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

46

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda mengenai pengaruh surat

teguran, surat paksa dan sanksi administrasi terhadap pembayaran tunggakan

pajak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Surat Teguran Terhadap Pembayaran Tunggakan pajak

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

surat teguran terhadap pembayaran tunggakan pajak, dilihat berdasarkan

nilai signifikan lebih dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin

tingginya surat teguran yang diterbitkan oleh KPP Pratama Samarinda

maka tidak meningkatkan Wajib Pajak dalam membayar tunggakan pajak.

Adanya sikap seperti ini terkait dengan theory of planned behaviour

bahwa perilaku wajib pajak yang tidak patuh sangat dipengaruhi oleh niat

mereka yang tidak ada niatan membayar pajak. Adanya surat teguran tidak

merealisasikan pembayaran tunggakan pajak terlaksana seperti yang

diharapkan oleh petugas pajak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra et al (2017) yang

menyatakan bahwa surat teguran tidak berpengaruh terhadap pembayaran

tunggakan pajak. Dan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan

oleh Ningsih (2008) juga menjelaskan bahwa surat teguran tidak berpengaruh

terhadap pembayaran tunggakan pajak.Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hidayat et al(2016)yang dari penelitian ini

mereka mendapatkan hasil bahwa surat teguran tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pembayaran tunggakan pajak.

Page 64: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

47

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa WP tidak takut adanya surat

teguran, para penunggak pajak ini masih saja membiarkan utang pajak

mereka tidak dilunasi karena tidak ada beban atau kerugian secara

finansial atas diterbitkannya surat teguran. Jadi dapat disimpulkan bahwa

diterbitkannya surat teguran tidak meningkatkan pembayaran tunggakan

pajak.

2. Pengaruh Surat Paksa Terhadap Pemmbayaran Tunggakan Pajak

Hasil penelitian menyatakan tidak terdapat pengaruh antara surat paksa

terhadap pembayaran tunggakan pajak, dilihat berdasarkan nilai signifikan lebih

dari 0,05. Sikap para penunggak pajak ini terkait dengan theory planned

behaviour bahwa WP tidak patuh serta kontrol keperilakuan yang dipersepsikan.

Perilaku Wajib Pajak yang tidak kooperatif terhadap tindakan penagihan menjadi

penyebab tidak berpengaruhnya jumlah surat paksa yang diterbitkan terhadap

pembayaran tunggakan pajak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat et al

(2016) yang menyatakan bahwa surat paksatidak berpengaruh terhadap

pembayaran tunggakan pajak dan penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2008)juga menjelaskan bahwa

surat paksa tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak.Hasil

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehIndra et al(2017) yang

menyatakan bahwa surat paksa berpengaruh negatif terhadap pembayaran

tunggakan pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih(2008)juga

Page 65: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

48

menjelaskan bahwa surat paksa berpengaruh negatif terhadap pembayaran

tunggakan pajak.

Hal ini membuktikan bawa semakin banyak surat paksa yang diterbitkan

oleh KPP Pratama Samarinda, maka tidak meningkatkan pembayaran tunggakan

pajak. Hal itu terjadi sebab pada dasarnya Wajib Pajak belum memiliki kesadaran

dan belum memiliki rasa takut atau khawatir terlebih sampai diterbitkannya sanksi

administrasi. Kondisi ini karena surat paksa masih tidak membuat para penunggak

pajak ini mengalami kerugian secara finansial dan hampir sama seperti

diterbitkannya surat teguran, tetapi surat paksa ini bersifat lebih memaksa para

penunggak pajak agar membayar tunggakan pajaknya. Dari hasil penelitian, surat

paksa ini masih tidak terlaksana sebagaimana yang diinginkan para petugas pajak.

3. Pengaruh Sanksi Administrasi Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara

parsial antara sanksi administrasi terhadap pembayaran tunggakan pajak

dilihat berdasarkan nilai signifikan kurang dari 0,05.Theory of planned

behavior relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam

memenuhi pembayaran tunggakan pajaknya. Motivasi dari dalam diri

Wajib Pajak dapat ditingkatkan dengan adanya sosialisasi perpajakan

untuk menambah pengetahuan Wajib Pajak. Sanksi pajak yang dikenakan

juga dapat membuat Wajib Pajak enggan untuk melanggar peraturan

perpajakan, karena Wajib Pajak akan memiliki tekanan akibat dari sanksi

sehingga memotivasi Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran

tunggakan pajak serta terbentuklah intensi untuk patuh membayar pajak.

Page 66: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

49

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurdin

(2018)menyatakan administrasi berpengaruh positif terhadap pembayaran

tunggakan pajak.

Adanya sanksi administrasi membuat penunggak pajak merasa

terbebani secara finansial dikarenaka semakin lama utang pajak dibiarkan

maka akan semakin bertambah sanksi yang dibebankan. Cara ini sangat

merealisasikan untuk membuat WP yang mempunyai tunggakan akan

berusaha melunasi besaran utang pajak mereka jika mereka tidak ingin

semakin dirugikan atas banyaknya sanksi yang diberikan. Adanya sanksi

administrasi WP akan berusaha sebisa mungkin untuk melunasi besaran

utang pajak mereka. Hal ini membuktikan bahwa sanksi administrasiakan

meningkatkan Wajib Pajak dalam membayar tunggakan pajak.

Dengan adanya sanksi administrasi tersebut maka Wajib Pajak

menjadi lebih waspada atau berhati-hati dalam membayar pajak karena ada

konsekuensinya yang harus ditanggung jika tidak menghitung, melapor,

dan menyetorkan pajak dengan sebagaimana mestinya.Dengan

diterbitkannya sanksi administrasi maka pembayaran tunggakan pajak

mengalami peningkatan.

Page 67: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji t didapat t hitung untuk surat teguran -0,882 sedangkan t tabelnya

sebesar 2,031. Karena t hitung lebih kecil dari t tabelnya yakni -0,882 <

2,095 sehingga dalam penelitian ini menerima Ho dan menolak Ha yang

menunjukkan bahwa pelaksanaan penagihan pajak dengan surat teguran

tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pajak pada KPP

Pratama Samarinda.

2. Hasil uji t didapat t hitung untuk surat paksa sebesar 0,503 sedangkan t

tabelnya yakni 2,031. Karena t hitung lebih kecil dari t tabelnya -

0,503<2,031 sehingga dalam penelitian ini menerima Ho dan menolak Ha

yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penagihan pajak dengan surat

paksa tidak berpengaruh terhadap pembayaran tunggakan pada KPP

Pratama Samarinda.

3. Hasil uji t didapat t hitung untuk sanksi administrasi sebesar 2,743

sedangkan t tabelnya yakni 2,031. Karena t hitung lebih besar dari t

tabelnya 2,743>2,031 sehingga dalam penelitian ini Ha diterima sehingga

dapat dikatakan bahwa sanksi administrasi berpengaruh positif terhadap

pembayaran tunggakan pajak pada KPP Pratama Samarinda.

49

Page 68: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

5.2 Saran

Saran penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengatasi masalah masih rendahnya kontribusi yang dihasilkan dari

pelaksanaan penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa dan sanksi

administrasi maka diperlukan kerjasama dengan cara merealisasikan

program sensus perpajakan nasional yang dapat menjaring potensi pajak

yang belum tergali, dengan program sensus ini diharapkan seluruh

masyarakat mengetahui dan memahami masalah perpajakan serta

sekaligus dapat membangkitkan kesadaran dan kepedulian, suka rela

menjadi Wajib Pajak dan membayar pajak.

2. Untuk mengatasi kendala-kendala yang sering dihadapi oleh seksi

penagihan dalam pelaksanaan penagihan pajak, yaitu dengan memberikan

bimbingan, penyuluhan, dan sosialisi berbagai kebikjakan perpajakan pada

Wajib Pajak sehingga kendala-kendala tersebut diharapkan dapat

diminimalisir untuk tahun mendatang.

3. Diharapkan aparat pajak melakukan tindakan tegas seperti melakukan

penyitaan bahkan tindakan pidana terhadap Wajib Pajak yang tidak

kooperatif sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada dan berlaku di

Indonesia.

4. Dikarenakan sanksi administrasi menjadi faktor pendukung tertinggi, KPP

Pratama Samarinda disarankan memaksimalkan kegiatan pemeriksaan

pajak, supaya penerimaan pajak dari sanksi administrasi terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya.

Page 69: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

51

5. Disarankan kepada Wajib Pajak agar dapat membayar pajak sesuai dengan

ketentuan berlaku demi terciptanya stabilitas ekonomi sebagai penunjang

kesejahteraan Negara.

Page 70: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

DAFTAR PUSTAKA

Anastasiia, R. (2011). Mengenal Sanksi Pajak. Retrieved from https://aviantara.wordpress.com/2011/04/18/mengenal-sanksi-pajak/

Ajzen, I. (2012). Theory Of Planned Beavior.

Diana, A., & Setiawati, L. (2014). Perpajakan Teori dan Peraturan Terkini. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hidayat, T., Fatahurrazak, & Ratih, A. E. (2016). Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bintan(Periode 2013-2015).

Ikbal, M. (2015). Metodelogi Penelitian. Samarinda.

Indra, R. R., Yulistia, R., & Darmayanti, Y. (2017). Pengaruh Tindakan Penagihan Pajak Aktif Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di KPP PRATAMA PADANG.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Marduati, A. (2012). Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tuinggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Universitas Hasanuddin Makassar.

Ningsih, W. (2008). Analisis Pengaruh Surat Teguran, Surat Paksa dan Penyitaan Monitery Asset di Bank Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pelaksanaan Penagihan Pajak Pada Kanwil DJP Jakarta Barat).

Nurdin, D. A. (2018). Pengruh Penagihan Pajak Dan Sanki Adminitrasi Tehadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung Periode 2012-2016).

Pandiangan, L. (2014). Administrasi Perpajakan Pedoman Praktis Bagi Wajib Pajak Di Indonesia. (S. Saat, Ed.). Surabaya: Penerbit Erlangga.

Pudyatmoko, S. (2008). Hukum Pajak. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rachman, N. (2015). Pengaruh Penagihan Pajak Dan Surat Paksa Terhadap penerimaan pajak (Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang).

52

Page 71: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Resmi, S. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus. (E. S. Suharsi, Ed.) (Edisi 6 Bu). Jakarta: Salemba Empat.

Rosyidi, F. (2014). Pengarh Pengihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Lingkungan KANWIL DJP Jawa Tengah I Dan Jawa Tengah II. Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No., 12.

Saupadang, F. R., Thoeng, R., & Aziz, M. N. (2012). Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara.

Sutedi, A. (2013). Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika.

Page 72: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Lampiran-lampiran

Lampiran 1: Jumlah penunggak pajak, surat teguran, surat paksa, dan

sanksi administrasi

Jumlah Penunggak Pajak di KPP Pratama Samarinda

Tahun Jumlah Penunggak Pajak

Jumlah WP yang sudah melunasi

Jumlah WP yang belum melunasi

2008 506 455 51

Page 73: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

2009 1435 1057 3782010 1696 1223 4732011 1882 1700 1822012 2452 2062 3872013 2478 1967 5112014 4317 2547 17702015 5708 4522 11862016 8669 5465 3208

Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Samarinda

Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan, Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan, Jumlah Sanksi Administrasi yang Diterbitkan dan Pembayaran

Tunggakan Pajak(Tahun 2007-2016)

Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan

(Buah)

Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan

(Buah)

Sanksi Administrasi

(Buah)

Pembayaran Tunggakan Pajak

(Orang)2007Triwulan 1 250 216 160 474Triwulan 2 159 86 63 433Triwulan 3 137 134 105 323Triwulan 4 112 85 54 4352008Triwulan 1 142 103 112 192Triwulan 2 64 44 124 134Triwulan 3 49 36 21 27Triwulan 4 110 81 97 1062009Triwulan 1 99 53 104 228Triwulan 2 165 70 214 275Triwulan 3 261 57 195 208Triwulan 4 110 26 253 4132010Triwulan 1 701 111 186 273Triwulan 2 1635 364 274 301Triwulan 3 1.705 765 328 289Triwulan 4 2.273 4.433 342 3572011Triwulan 1 560 419 378 529Triwulan 2 2.035 568 274 358Triwulan 3 1.122 738 344 340Triwulan 4 825 589 475 435

Page 74: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

2012Triwulan 1 367 280 328 523Triwulan 2 100 52 144 760Triwulan 3 47 37 125 351Triwulan 4 81 4 108 4312013Triwulan 1 211 67 196 485Triwulan 2 77 76 70 413Triwulan 3 118 18 105 353Triwulan 4 112 67 94 7182014Triwulan 1 249 137 253 356Triwulan 2 188 119 174 725Triwulan 3 286 255 242 754Triwulan 4 394 182 382 7472015Triwulan 1 866 595 1.200 1.085Triwulan 2 1.179 1.084 1.044 943Triwulan 3 838 701 835 1.050Triwulan 4 935 419 955 1.4442016Triwulan 1 607 307 744 734Triwulan 2 318 238 212 2.534Triwulan 3 368 112 395 821Triwulan 4 329 293 318 1.422

Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Samarinda (data diolah)

Lampiran 2: Output SPSS 22

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pembayaran_Tunggakan_Pajak 557.42 465.069 40

Surat_Teguran 569.98 794.207 40

Surat_Paksa 302.05 408.441 40

Sanksi_Administrasi 303.55 277.074 40

Page 75: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.82490160

Most Extreme

Differences

Absolute .119

Positive .119

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .751

Asymp. Sig. (2-tailed) .626

Page 76: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Page 77: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Surat_Teguran .133 7.526

Surat_Paksa .116 8.647

Sanksi_Administrasi .698 1.433

Uji Heteroskedastisitas

Page 78: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.651

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 358.409 104.186 3.440 .001

Surat_Teguran -.205 .233 -.350 -.882 .384

Surat_Paksa .244 .485 .214 .503 .618

Sanksi_Administrasi .798 .291 .476 2.743 .005

Hasil Uji F

Page 79: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang

53

ANOVAb

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2064862.320 3 688287.440 3.890 .017a

Residual 6370401.455 36 176955.596

Total 8435263.775 39

Model Summaryb

Model RR

SquareAdjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .495a .245 .182 420.66090 .245 3.890 3 36 .017

Hasil Uji Determinasi (R Square)

Page 80: adiksi.akt-unmul.id · Web viewAgar memiliki dasar hukum yang kuat, pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan surat paksa didasarkan dengan perundang-undangan perpajakan di bidang