warta pemda edisi iv-juli 2011

16
WARTA PEMDA K A B U P A T E N P O N TI A N A K K A B U P A T E N P O N T I A N A K EDISI IV - JULI 2011 Naik Dango, Wujud Syukur kepada Jubata Wisata dan Budaya Halaman 12 Kabupaten Pontianak Juara Umum Menu 3B+A Wanita Berkarya Halaman 11 Langkah Maju Menuju Kabupaten Mempawah Warta Utama Halaman 8 Dua Tahun Pemerintahan Ria Norsan-Rubijanto Siap Berikan yang Terbaik Jabatan Struktural Halaman 3

Upload: zhoel-chaidir

Post on 13-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Majalah Pemda Mempawah

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

WARTA PEMDAK A B U P A T E N

P O N T I A N A KK A B U P A T E N P O N T I A N A KEDISI IV - JULI 2011

Naik Dango,Wujud Syukurkepada Jubata Wisata dan Budaya

Halaman 12

Kabupaten PontianakJuara Umum Menu 3B+A

Wanita Berkarya Halaman 11

Langkah Maju MenujuKabupaten Mempawah

Warta Utama Halaman 8

Dua Tahun Pemerintahan Ria Norsan-RubijantoSiap Berikan yang TerbaikJabatan Struktural Halaman 3

Page 2: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKSalam Redaksi 2

UsUlan tentang perubahan nama kabupaten Pontianak menjadi kabupaten Mem-

pawah telah lama di suarakan. Pun-caknya, wakil rakyat pun menyikap-inya dengan menggelar sejumlah rapat-rapat penting, dengan agenda pokok membahas tentang peruba-han nama kabupaten Pontianak.

Hasil dari serangkaian rapat tersebut akhirnya melahirkan sebuah nota kesepahaman (MoU) antara DPRD Kabupaten Pontianak dengan pemerintah daerah kabupaten Ponti-anak. Kesepahaman ini hadir sesuai dengan ketentuan Pasal 7 Ayat (2) dan (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Men-genai Perubahan Nama Daerah.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Ponti-anak tentang Penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-fraksi Dewan mengenai Perubahan Nama Kabupaten Pon-

tianak menjadi Kabupaten Mem-pawah, terdapat pernyataan sikap secara aklamasi dari enam fraksi di dewan bahwa seluruh anggota DPRD Kabupaten Pontianak dapat menerima perubahan nama Kabu-paten Pontianak menjadi Kabu-paten Mempawah.

Pernyataan ini diwujudkan dalam bentuk Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pontianak tentang Per-setujuan Perubahan Nama Kabu-paten Pontianak menjadi Kabu-paten Mempawah. SK DPRD ini di-tandatangani oleh pimpinan rapat Ketua DPRD Kabupaten Pontianak Rahmad Satria. Berkas keputusan DPRD ini selanjutnya diserahkan kepada Bupati Pontianak untuk ditindaklanjuti. Kini perjuangan menuju terciptanya indentitas baru itu telah memasuki babak final. Pengajuan berubahan nama kabu-paten Pontianak menjadi kabupaten Mempawah saat ini tinggal menung-

gu “restu” dari pemerintah pusat. Kita berharap, dalam waktu dekat, niat baik tersebut dapat segera ter-realisasikan.

Kabupaten Mempawah, Sebuah Identitas Baru

PENERBIT: Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Pontianak PELINDUNG/PENASEHAT: Bupati Pontianak PEMIMPIN UMUM: Sekretaris Daerah Kabupaten Pontianak PIMPINAN REDAKSI: Kepala Bagian Humas dan Protokol STAF REDAKSI: Suroto, SE, Rio Raziqin, S.Sos, Raditya Hardianto, A.Md, Soesatriyo Pringgo Digdo, S.Sos, Abdul Syukur DESAIN TATA LETAK: Zulkhaidir, A.Md ALAMAT REDAKSI: Sekretariat Daerah Kabupaten Pontianak Jl. Daeng Manambon Telp. (0561) 691136 Kode Pos 78911

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K

WARTA PEMDAKABUPATEN PONTIANAK

Daftar IsiSekapur Sirih Hal 2 Jabatan Struktural Hal 3Warta Pembangunan Hal 4Warta Utama Hal 8Lintas Kecamatan Hal 10Wanita Berkarya Hal 11Wisata dan Budaya Hal 12Warisan Alam Hal 13Warta PTPN XIII Hal 14Galeri Hal 15Sosok Hal 16

Drs. Sujoko, M.Si

Radio Suara Praja, Radio Kebanggaan

Kita Semua

Dialog Eksklusif, Selasa, pukul 20.00-22.00

Bintang Kecil, Sabtu, pukul 16.00-17.00

Ihwal Islam, Jumat, pukul16.00-17.00

Karaoke Live, Sabtu, pukul 20.00-22.00

Pantun Seru Radio Suara Praja (Panser Supra)

Jumat, pukul 14.00-16.00

Dangdut Ria, Setiap Hari, pukul 14.00-16.00

Program Acara Unggulan:

Page 3: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

MEMPAWAH-Bupati Ria Norsan bersama sejumlah pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pon-tianak menerima kunjungan kerja sepu-luh orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di aula Kantor Bupati Pontianak, Mem-pawah, Rabu (20/4).

Kunjungan yang dilakukan anggota de-

wan dari kabupaten penghasil kopi kelas dunia ini dilakukan guna mempelajari berbagi hal terkait urusan tata pemerin-tahan dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Pontianak. Ketua rombongan, Fauzan, berharap memperoleh tambahan pengetahuan dari Pemkab Pontianak untuk dijadikan referensi bagi Kabupaten Bener Meriah.

Pada pertemuan ini Bupati Ria Norsan memaparkan kondisi Kabupaten Ponti-anak dari sebelum pemekaran hingga mengalami dua kali pemekaran yakni dengan Kabupaten Landak dan Kabu-paten Kubu Raya. Bupati juga menjelas-kan berbagai program yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pontianak untuk memajukan daerah.

“Selain bertukar pengetahuan sebagai bahan perbandingan pembangunan daerah masing-masing, juga sebagai sa-rana menjalin silaturahmi antardaerah,“ harap Bupati Ria Norsan mengomentari kunjungan dari kabupaten yang meru-

pakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2003 silam.

Kabupaten Bener Meriah ini dikenal dengan produksi kopi yang cita rasanya sudah mendunia. Kopi unggulan berlabel “Gayo” ini dijual ke luar negeri, antara lain Amerika, Belanda, dan Jepang. Dahulu, kabupaten seluas 1.888,70 km2 yang terdiri atas tujuh kecamatan ini dikenal dengan Radio Rimba Raya, satu-satunya radio perjuangan Republik Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Radio ini mengudara menyiarkan berita ke-merdekaan negara Republik Indonesia ke berbagai negara pada tahun 1945.

Radio Rimba Raya merupakan siaran radio yang berhasil menyelamatkan Indonesia di ambang kritis ketika Ibu Kota Indonesia di Yogyakarta direbut Belanda, 19 Desember 1948. Saat itu, Belanda berhasil menguasai RRI yang biasa menyiarkan berita tentang ke-merdekaan Indonesia. (hms)

Siap Berikan yang TerbaikDua Tahun Pemerintahan Ria Norsan-Rubijanto

MEMPAWAH-Pemerintahan pas-angan Ria Norsan-Rubijanto (R2) kini telah memasuki tahun kedua. Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, Kamis (14/4) lalu kedua pimpinan daerah ini menggelar syukuran di Pendopo Rumah Dinas Bupati Pontianak. Selain di hadiri oleh segenap unsur pimpinan dinas/badan/kantor, acara tersebut juga di hadiri oleh ratusan anggota kelompok pengajian.

Pada kesempatan itu bupati Pontianak Ria Norsan mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat kabupaten Pontianak yang telah mau bersama-sama melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik fisik maupun non fisik. Meski secara umum pelaksanaan pembangunan di kabupaten Pontianak berlangsung dengan baik, namun Norsan mengaku kalau kerja keras itu belum maksimal.

Guna lebih menyempurnakan kerja-kerja pembangunan yang telah, se-dang, serta akan dilaksanakan, bupati meminta kepada semua pihak untuk bahu membahu dalam melaksanakan program-program pembangunan yang telah di gariskan dalam misi pemban-gunan kabupaten Pontianak. “Selaku pribadi, saya meminta maaf kepada

masyarakat kabupaten Pontianak karena kerja keras yang telah dilaku-kan selama ini mungkin belum maksi-mal dirasakan oleh rakyat. Kendati demikian, kedepannya saya berjanji untuk terus melakukan perbaikan kerja guna menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat kabupaten Ponti-anak,” kata Norsan.

Sementara itu wakil bupati Pontianak Rubijanto dalam kata sambutannya mengatakan, dalam melaksanakan

kerja-kerja pembangunan, semua ha-rus dilaksanakan dengan penuh seman-gat kebersamaan. Kesemua itu dapat dilaksanakan apabila semua pihak memiliki kesamaan visi dan misi dalam pembangunan. “Mari kita bangun kabu-paten Pontianak ini dengan semangat kebersamaan,” ajaknya. Sebagai wujud syukur, acara syukuran itu diisi ceramah agama dan pemberian santunan kepada anak yatim. Dalam yang dilakukan Bupati Ria Norsan. (hms)

DPRK Bener Meriah “Belajar” dari MempawahSoal Tapem dan Ormas

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKJabatan Struktural 3

Edisi IV - Juli 2011

Bantuan: Bupati Pontianak Ria Nor-san menerima kunjungan kerja DPRK Bener Meriah, Provinsi Aceh.

Potong Tumpeng: Bupati Pontianak memotong tumpeng dalam syukuran dua tahun Pemerintahan pasangan Ria Norsan dan Rubijanto.

Page 4: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

MEMPAWAH-Peringatan Hari Pendi-dikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2011 di Kabupaten Pontianak ditandai dengan upacara bendera di halaman Kantor Bu-pati Pontianak, Mempawah, Senin (2/5). Bupati Pontianak Ria Norsan langsung bertindak sebagai Inspektur pada upa-cara yang diikuti para guru se-Kabupaten Pontianak, para pelajar tingkat SD hingga SMA, PNS, unsur TNI dan Polri, organisasi kemasyarakatan, Muspida Kabupaten Pontianak, dan para pejabat Pemerintah Kabupaten Pontianak ini.

Menteri Pendidikan Nasional (Men-diknas) RI Muhammad Nuh dalam

MEMPAWAH-Bupati Pontianak Ria Norsan bertindak sebagai inspektur pada upacara peringatan Hari Ke-bangkitan Nasional (Harkitnas) ke-103 tahun 2011 di halaman Kantor Bupati Pontianak, Mempawah, Jumat (20/5). Cuaca yang panas tidak menghalangi kekhidmatan para peserta upacara yang terdiri atas para PNS, TNI, Polri, pelajar, dan Muspida Kabupaten Pontianak untuk mengikuti peringatan ini hingga usai.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tifatul Sembiring selaku Ketua Umum Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-103 Tanggal 20 Mei Tahun 2011 dalam sambutannya yang dibacakan Bu-pati Ria Norsan menyatakan pentingnya cara berpikir nasional dalam memban-gun Indonesia baru di masa depan. Cara berpikir nasional yang dimaksud adalah bagaimana mengutamakan kepentingan kehidupan nasional.

Momentum Harkitnas diharapkan dapat menjadi energi dan inspirasi bagi penera-

Gerakan NasionalPendidikan Berbasis Karakter

sambutannya yang dibacakan Bupati Ria Norsan menyampaikan ucapan terima kasih pemerintah kepada segenap insan pendidikan. “Kami atas nama pemerin-tah menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya ke-pada seluruh insan pendidikan, pemer-intah daerah, organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya atas segala usaha, kepedulian, dan perhatian yang telah diberikan dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan.“

Pada upacara bendera yang disiarkan langsung Radio Suara Praja Mempawah itu Mendiknas mengungkapkan pent-ingnya pendidikan berbasis karakter. Karakter yang ingin dibangun, jelasnya, bukan hanya karakter berbasis kemu-liaan diri semata namun juga karakter kemuliaan sebagai bangsa, yakni kara-kter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara dengan pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan negara kes-atuan Republik Indonesia sebagai pila-rnya. Karena itu, tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 adalah “Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan

Bangsa“ dengan sub tema “Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti“.

Tema ini sekaligus upaya kembali pada hakikat pendidikan yang dulu ditekankan Bapak Pendidikan Nasional yaitu Ki Hajar Dewantara di mana ia mengatakan pen-didikan adalah daya upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran, dan jasmani anak didik.

Karenanya, Mendiknas mengajak para pemangku kepentingan untuk memberi-kan perhatian dan pendampingan yang lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan pe-rundangan, terutama di tengah perkem-bangan aktual di mana maraknya perilaku destruktif, anarkis, dan radikal.

Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional ini juga diisi dengan acara penyerahan bantuan dumptruck dari Bank Kalbar kepada Pemerintah Kabu-paten Pontianak sebagai bantuan untuk penanganan masalah sampah. Penyera-han ini dilakukan Direktur Utama Bank Kalbar Sudirman HMY kepada Bupati Pontianak Ria Norsan. (hms)

Kokohkan Karakter NasionalPeringatan HARKITNAS KE-103

pan nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta nilai kebersamaan yang dipelopori para pendahulu generasi negeri ini melalui gerakan “Boedi Oetomo“ di masa kini. Peringatan Harkitnas juga menjadi kesempatan merenung dan mengevaluasi sejauh mana semangat nasionalisme terimplementasi dalam se-tiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab perilaku masing-masing individu warga negara Indonesia dalam berma-

syarakat, berbangsa, dan bernegara. Di akhir sambutannya, Menkominfo

mengajak mengokohkan karakter na-sional yang merupakan jati diri bangsa. “Jangan sampai nilai-nilai luhur dari pen-dahulu kita yang telah tertanam dalam semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia hilang begitu saja, khususnya bagi generasi muda yang akan menen-tukan eksistensi bangsa di masa-masa yang akan datang.“ (hms)

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Pembangunan 4

Harkitnas: Bupati Pontianak Ria Norsan menjadi inspektur upacara peringatan Harkitnas ke-103.

Bantuan: Bupati Pontianak Ria Norsan mencoba kendaraan bantuan Bank Kalbar.

Page 5: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

MEMPAWAH-Bupati Ria Norsan membuka kegiatan “Sosialisasi dan Koordinasi Peraturan Bersama Menteri (PBM) Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 dan Surat Keputusan Bers-ama (SKB) Tiga Menteri Nomor 3 Tahun 2008“ di Gedung Pancasila,

Mempawah, Rabu (11/5). Acara yang digelar Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pontianak ini bertujuan meningkatkan kerukunan umat beragama secara berkesinambungan.

Ketua FKUB Kabupaten Pontianak Syarif Ismail Alqadrie menjelaskan, sosialisasi ini akan dilakukan hingga ke tingkat daerah paling bawah yakni desa. “Kita akan terus melakukan sosialisasi dan pembi-naan ke masyarakat terkait PBM dan SKB tersebut guna meningkatkan kerukunan umat beragama secara berkesinambungan, aman, tenteram, dan damai,“ jelasnya.

Bupati Ria Norsan sendiri berharap FKUB dapat memainkan peranannya sebagai motor terwujudnya kerukunan dan keharmonisan hidup antarumat beragama di Kabupaten Pontianak. “FKUB dibentuk masyarakat, sedangkan pemerintah daerah hanya memfasilitasi dan melakukan pembinaan,“ kata Ria Norsan.

Pada kesempatan itu Bupati Ria Norsan juga mengajak para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan saling bekerja sama dan meningkatkan kepedulian dalam pembinaan kerukunan umat beragama di Kabu-paten Pontianak. “Mari jalin persatuan dan kesatuan bangsa dan kerja sama yang baik antartokoh agama dan tokoh masyarakat agar bisa menjadi teladan masyarakat,“ pesannya. (hms)

FKUB Wadah KerukunanUmat Beragama

MEMPAWAH-Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Perlindungan Masyara-kat (Linmas) yang dirangkai dengan Hari Kesehatan Sedunia ke-47, HUT ke-15 Otonomi Daerah, dan Hari Menanam Pohon Tahun 2011 di Kabupaten Pontianak diperingati dalam sebuah upacara bendera yang berlangsung dengan khidmat di halaman Kantor Bupati Pontianak, Mempawah, Senin (25/4). Upacara dihadiri para pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak, unsur-unsur TNI, Polri, dan para pelajar SMA.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi dalam sambutannya yang dibacakan Inspektur Upacara Rahmad Satria menyatakan, perin-gatan Hari Otonomi Daerah adalah momentum untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai, sehingga kualitas penyelenggaraan otonomi daerah dapat terus diperbaiki terma-suk peningkatan dalam hal kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Mendagri menjelaskan, otonomi daerah telah memberikan solusi untuk mendorong kemajuan pem-bangunan daerah, di mana daerah diberikan kesempatan yang luas mengembangkan kreativitas dan inovasinya. ”Dalam kurun satu da-sawarsa pelaksanaan otonomi dae-rah, kita telah melihat penyeleng-

garaan pemer-intahan daerah yang lebih dina-mis, ekonomi daerah yang tumbuh dan berkembang lebih maju, den-gan berbasiskan potensi sumber daya, dan kearifan lokal masing-masing,” papar Mendagri.

Namun, kendati perkembangan otonomi daerah cukup signifikan, Mendagri tetap meminta pemerintah daerah memedomani berbagai regu-lasi yang telah disusun, antara lain PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem-bagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, guna meminimalkan tumpang tindih tugas dan wewenang penyelenggara-an pemerintahan daerah. Pemerintah daerah juga harus memahami dan melaksanakan PP Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pedoman Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Pemerintah daerah pun wajib melakukan evaluasi secara objektif terhadap capaian kinerja pelayanan publik secara lebih menyeluruh me-lalui penyusunan Evaluasi Peny-elenggaraan Pemerintahan Daerah yang tepat waktu sehingga hasilnya dapat menjadi masukan guna mem-perbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan yang ada. (hms)

Bupati: HIV/AIDS Wajib Kita Cegah

Otda Solusi MajukanPembangunan Daerah

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Pembangunan 5

Edisi IV - Juli 2011

Ria Norsan Rahmad Satria

MEMPAWAH-Merespons sekaligus langkah antisipasi terhadap menin-gkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pontianak yang hingga tahun 2010 telah mencapai 161 pen-derita, Bupati Ria Norsan melakukan rapat bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Pontianak di Ruang Rapat Bupati, Selasa (10/5).

Sekretaris Eksekutif KPA Kabu-paten Pontianak Westi Anas meyakini angka sesungguhnya penderita AIDS

di Kabupaten Pontianak jauh lebih banyak ketimbang yang telah terdata. “Karenanya sebelum terlambat kami mengimbau masyarakat berisiko untuk segera memeriksakan diri ke Klinik VCT Sahabat dr. Rubini, Mempawah. Gratis dan dijamin kerahasiaannya,“ kata Westi.

Sementara itu Bupati Ria Norsan yang juga Ketua Umum KPA Kabu-paten Pontianak meminta masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, yakni

tidak berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian, bekas pakai, dan tidak steril.

Kepada KPA, Bupati meminta terus melakukan upaya pencegahan penye-baran penyakit mematikan ini agar jumlah penderitanya tidak terus bert-ambah seraya menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Ponti-anak terhadap penanganan masalah HIV/AIDS ini. (hms)

Dialog: Bupati Pontianak, Ria Norsan berdialog dengan ang-

gota dan pengurus KPA Kabupaten Pontianak.

Page 6: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

Jalan Santai Bertabur Hadiah MEMPAWAH-Beragam hadiah

menarik memeriahkan acara jalan santai yang diadakan Pemerintah Kabupaten Pontianak, Jumat (29/4). Wakil Bupati Pontianak Rubijanto menjelaskan, acara ini selain sebagai upaya membudayakan pola hidup sehat, juga menjadi sarana keakra-ban dan silaturahmi antarpegawai negeri sipil dan masyarakat.

Pada acara yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Perlindungan Masyarakat (Linmas), Hari Kesehatan Sedunia ke-47, HUT ke-15 Otonomi Daerah, dan Hari Menanam Pohon Tahun 2011 ini panitia menyediakan berb-agai hadiah menarik seperti kulkas, televisi, kompor gas, sepeda, dis-

penser, handphone, dan lain-lain. Beragamnya hadiah ini tak pelak menjadi daya tari tersendiri bagi para peserta jalan santai yang terdiri atas anggota masyarakat dan para pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak beserta keluarganya.

Pada kesempatan tersebut Rubi-janto juga mempromosikan aktivitas bersepeda sebagai satu di antara pilihan olahraga yang sehat dan menyenangkan. Terkait banyaknya hadiah menarik yang disediakan pada acara ini, Rubijanto men-gungkapkan hal tersebut terlaksana berkat sumbangan masing-masing instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak. (hms)

MEMPAWAH-Guna memberi ruang ke-pada anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) untuk mengasah keterampilan dan belajar berani tampil, Radio Suara Praja (RSP) 91,2 FM Mempawah membuat terobosan men-arik. Setiap hari Sabtu mulai pukul 16.00-17.00 WIB stasiun radio milik Pemerintah Kabupaten Pontianak ini mengadakan acara bertajuk “Bintang Kecil“. Beragam aksi seni ditampilkan anak-anak TK ini dan disiarkan secara langsung oleh Radio Suara Praja Mem- pawah pada gelombang 91,2 FM.

“Kita in- gin mem-beri ruang k e p a d a anak-anak TK untuk mengasah k e t e r -a m p i l a n dan mel-at ih men- ta l berani tampil,“ jelas K a s u b b a g Humas Pemkab Pontianak, Suroto. Suroto menuturkan, acara ini merupakan wujud dari keinginan pemerintah daerah melalui Radio Suara Praja untuk menyentuh semua elemen masyarakat pendengar radio dari rentang usia dewasa, remaja, hingga anak-anak. Selama ini, ungkap Suroto, mata acara yang ada di RSP memang belum banyak mengakomodasi segmen pendengar usia anak-anak.

Terkait konsep, acara ini langsung dipandu oleh guru dari TK bersangkutan, sedangkan staf penyiar di RSP hanya bertugas sebagai pembawa acara. Pengisi acara berasal dari enam taman kanak-kanak yang ada di Kota Mempawah dan telah mengudara sejak Sabtu (7/5) lalu dengan TK Negeri Pembina, Mem-pawah, sebagai pengisi acaranya. (hms)

“Bintang Kecil“di RSP Mempawah

Perpusda Bukukan Cerpen Karya Peserta Lomba

MEMPAWAH-Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Ka-bupaten Pontianak mengadakan Lomba Menulis Cerita Pendek (cerpen) Tingkat SMP/Sederajat, SMA/Sed-erajat, dan Umum yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari-31 Maret 2011 lalu di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pontianak. Keluar sebagai pemenang lomba ini pada masing-masing kategori yakni Yessa Nalendra dengan cerpen ber-judul “Epilepsi“, Yayan Nurlian dengan cerpen berjudul “Pertemuan Terakhir“, dan Yeni Kurnia dengan cerpen ber-judul “Bingkai Usang“. Pengumuman para pemenang dilakukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabu-paten Pontianak, Senin (25/4).

Kegiatan lomba ini merupakan pelaksanaan pengembangan minat dan budaya baca guna meningkatkan pemberdayaan perpustakaan daerah bagi seluruh masyarakat termasuk

pelajar serta dalam rangka menggali potensi penulis berbakat dan menum-buhkan kreativitas menulis jenis ka-rangan berbentuk cerpen.

Ptl. Kepala Perpusda Kabupaten Pontianak Yohana Sari Margiani men-gungkapkan tingginya minat peserta pada lomba cerpen ini. ”Saya tidak me-nyangka cukup banyak peserta yang mengikuti lomba ini,” ujarnya. Yohana menjelaskan, Kabupaten Pontianak memiliki banyak cerpenis muda ber-bakat. Ia bahkan optimis penulis asal Kabupaten Pontianak mampu bersaing dengan penulis dari Pulau Jawa

Selain hadiah untuk para pemenag, pihak panitia memberi apresiasi berupa penghargaan khusus kepada sebelas orang penulis cerpen terbaik. Selain itu, panitia juga membukukan sebanyak 20 cerpen karya peserta dan menjadikannya sebagai koleksi di Perpustakan Daerah Kabupaten Pontianak. (hms)

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Pembangunan 6

Edisi IV - Juli 2011

Penyerahan: Ptl. Kepala Perpusda Kabupaten Pontianak, Yohana Sari Margiani menyerahkan buku kumpulan cerpen karya peserta lomba.

Ramai:Sejumlahpejabat dilingkungan PemkabPontianak mengikuti jalan santai.

Page 7: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

keg i a t an ke-LPTQ-an.

D a l a m sambutan-nya Bupati Ria Norsan m e n y o r -oti kiprah LPTQ yang menurut-nya jalan di tempat. Bupati Nor-san menilai Kabupaten

Pontianak memiliki potensi qari dan qariah yang baik namun belum di-tunjang dengan pembinaan yang maksimal. “Saya merasakan mulai tingkat kecamatan hingga kabupaten gaungnya kurang, padahal dulu sebe-lum pemekaran Kabupaten Pontianak selalu menjadi juara,“ katanya.

Terkait upaya pemerintah daerah mendongkrak kembali prestasi dae-rah terkait hal ini, Bupati Ria Norsan menyampaikan pihaknya menye-diakan hadiah naik haji bagi juara di MTQ Kabupaten Pontianak yang akan berlangsung di Kecamatan Segedong

tahun 2012 mendatang. Selain itu bagi para penghapal (hafiz) Quran, Bupati menjanjikan insentif bulanan sebesar Rp 1 juta bagi penghapal 10 juz, Rp 2 juta bagi penghapal 20 juz, dan Rp 5 juta bagi penghapal 30 juz Quran.

Menurunnya prestasi Kabupaten Pontianak diakui pengurus LPTQ Ka-bupaten Pontianak, Ismail. Ismail yang juga Ketua Panitia Pelaksana Rapat Koordinasi LPTQ mengungkapkan kegagalan Kabupaten Pontianak di be-berapa kegiatan MTQ/STQ belakangan ini. Padahal dulu, di era tahun 1990-an, Kabupaten Pontianak mampu meraih gelar juara umum lomba-lomba terse-but untuk tingkat Provinsi Kalimantan Barat.

Ismail menjelaskan, adanya keterba-tasan pelatih dan pembimbing sebagai imbas terjadinya pemekaran dengan Kabupaten Kubu Raya menjadi satu di antara sebab menurunnya prestasi Kabupaten Pontianak selain faktor regenerasi yang juga berjalan lambat. Maka itu, lanjutnya, perlu dirumuskan kebijakan pemerintah daerah melalui LPTQ Kabupaten Pontianak dalam melakukan optimalisasi dan revitalisasi pembinaan baik secara kelembagaan maupun pembinaan prestasi. (hms)

SUNGAI PINYUH-Kepala Desa Nusapati, Kazila, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah membangun jalan akses di Desa Nusapati khususnya di Jalan M. Yunus dan Sungai Sahang. “Kami mengu-capkan terima kasih kepada Pemkab Pontianak yang telah mengalokasikan dana ke daerah kami.“ Hal itu dis-ampaikannya usai Bupati Ria Norsan meresmikan Jalan Nusapati-Sungai Sahang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Jumat (6/5).

Kazila mengungkapkan, adanya jalan sepanjang 3 km ini membuat warganya mudah dalam membawa hasil pertanian dan perkebunan serta mempermudah akses pendidikan yang berimbas pen-ingkatan perekonomian masyarakat. “Dulu anak-anak sekolah melalui jalan yang becek sehingga menyulitkan terutama saat banjir datang. Sekarang

kondisi jalan sudah baik sehingga mer-eka tidak mengala-mi hambatan lagi,“ ujarnya senang.

Bupati Ria Norsan sendiri mengung-kapkan rasa syu-kur atas selesainya pembangunan jalan yang dapat memu-dahkan akses masyarakat menuju Desa Peniraman dan Desa Galang ini. “Alhamdulillah pembangunannya dilaksanakan dengan baik dan saat ini sudah dapat digunakan masyarakat se-bagaimana mestinya. Mudah-mudahan dengan terealisasinya pembangunan ja-lan ini semakin meningkatkan aktivitas masyarakat setempat.“

Kepada masyarakat, Norsan mengin-gatkan agar selalu menjaga dan meme-

lihara hasi pembangunan tersebut agar tidak cepat rusak. “Saya minta kades bersama masyarakat bisa mengatur volume muatan truk yang masuk karena jika beban yang diangkut me-lebihi kekuatan badan jalan maka jalan ini usinya tidak akan sampai setahun,“ pesannya. Proyek jalan ini dikerjakan dengan dana APBN untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tahun 2010 sebesar Rp 1.083.723.000 dengan pelaksana PT Pitra Utama (hms)

Jalan Nusapati-Sungai SahangDi Resmikan

Juara MTQ Dihadiahi Naik Haji

MEMPAWAH-Bupati Ria Norsan membuka rapat koordinasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Pontianak di aula Kantor Bupati Pontianak, Mempawah, Selasa (10/5). Rapat yang dihadiri para camat, KUA, Kementerian Agama Kabupaten Pontianak, dan pengurus LPTQ Keca-matan se-Kabupaten Pontianak ini ber-tujuan merumuskan kebijakan Pemer-intah Kabupaten Pontianak dalam pembinaan terhadap LPTQ Kabupaten Pontianak dan LPTQ Kecamatan se-Ka-bupaten Pontianak serta meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi terhadap

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Pembangunan 7

Edisi IV - Juli 2011

Rakor: Bupati Pontianak, Ria Norsan membuka rapat koordi-nasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Pontianak.

Resmikan: Bupati Pontianak, Ria Norsan didampingi Camat Sui Pinyuh, M. Rizal, meresmikan Jalan Nusapati-Sungai Sahang.

Page 8: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

Perubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah sesungguhnya

menjadi wacana yang sejak lama disuarakan, khususnya oleh warga Kabupaten Pontianak. Belakangan, aspirasi ini semakin menguat. Mulai masyarakat umum, tokoh masyarakat, pejabat Pemerintah Kabupaten Pon-tianak, bahkan hingga pejabat Kota

Pontianak pun -yakni daerah yang memiliki nama serupa- ikut sumbang suara yang intinya menyetujui usulan perubahan nama tersebut.

Wacana perubahan nama daerah ini mencuat kembali terutama sejak berlangsungnya seminar budaya pada tanggal 1 Febuari 2011 yang bertempat di Gedung DPRD Kabupaten Pontianak. Saat itu, seminar yang narasumbernya terdiri atas para tokoh yakni Raja Mempawah Pangeran Ratu Mulawangsa Dr. Ir. Mardan Adijaya, M.Sc, Bupati Pontianak Drs. Ria Nor-san, M.M., M.H., Sinuhun Ratu Kencana Wangsa Dr. Ir. Arini Mariam, M.Sc, Pan-geran Nata Waskita Mahyudi Al Mudra, S.H., M.M., dan Dato Sri Paduka Astana Johanes Robini Marianto, O.P, meng-hasilkan beberapa rekomendasi dan satu di antara rekomendasinya ialah mengubah nama Kabupaten Pontianak menjadi (Kabupaten) Mempawah. As-pirasi ini lantas terus berkembang di masyarakat, yakni mengenai keingi-

nan adanya pembedaan penyebutan nama Kabupaten Pontianak dengan Kota Pontianak.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh DPRD Kabupaten Pontianak melalui Badan Legislasi Daerah. Serangkaian rapat intern, rapat kerja dengan unit kerja terkait dan mengikutsertakan staf ahli DPRD Kabupaten Pontianak, serta penegasan dalam bentuk nota kesepa-

haman (MoU) antara DPRD Kabupaten Pontianak dengan Bupati Pontianak mengenai Penetapan Program Legislasi Daerah Tahun 2011 pun dilakukan.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 7 Ayat (2) dan (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Mengenai Perubahan Nama Daerah, maka perlu dilakukan perubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah yang diusulkan DPRD Kabupaten Pontianak dengan dikeluarkannya keputusan DPRD Ka-bupaten Pontianak tentang perubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah. Keputusan tersebut diproses lebih lanjut oleh pemerintah daerah yang dalam hal ini keterlibatan legislatif dan ekseku-tif untuk mengiring proses adminis-trasi tersebut pada tingkat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat hingga akhirnya pada tingkat pemerintah pu-sat. Apabila perubahan nama tersebut dapat diterima oleh pemerintah pusat,

maka akan keluar produk hukum berupa Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah.

Setelah melalui serangkaian proses pembahasan, akhirnya pada Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Pontianak tentang Penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-fraksi Dewan mengenai Peruba-han Nama Kabupaten Pontianak men-jadi Kabupaten Mempawah, terdapat pernyataan sikap secara aklamasi dari enam fraksi di dewan bahwa seluruh anggota DPRD Kabupaten Pontianak dapat menerima perubahan nama Ka-bupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah. Pernyataan ini diwujud-kan dalam bentuk Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pontianak tentang Persetujuan Perubahan Nama Kabu-paten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah. SK DPRD ini ditandatan-gani oleh pimpinan rapat Ketua DPRD Kabupaten Pontianak Rahmad Satria. Berkas keputusan DPRD ini selanjutnya diserahkan kepada Bupati Pontianak untuk ditindaklanjuti.

Aspirasi Perubahan NamaUsulan perubahan nama dari Kabu-

paten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah dalam kenyataannya tak cuma datang dari masyarakat dan aparatur pemerintahan daerah di Ka-bupaten Pontianak saja. Pemerintah Kota Pontianak pun bahkan sangat mendukung perubahan nama ini.

”Ide yang sangat cemerlang,” kata Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Mochamad Akip. Bahkan, Akip berharap ide ini dapat segera terealisasi. Selama ini, jelas Akip, kata “Pontianak” sering menjadi penyebab tumpang-tindih dan salah persepsinya orang-orang yang ti-dak mengetahui. Misalnya, terkait ma-salah wilayah, data, dan kebijakan.

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak Rahmad Satria menjelaskan, peng-gantian nama dimaksudkan untuk lebih memfokuskan pembangunan karena selama ini anggaran maupun program pusat yang seharusnya untuk Kabu-paten Pontianak ternyata lebih banyak terserap ke Kota Pontianak, disebabkan kedua daerah yang bertetangga dan bernama mirip.

Rahmad menuturkan, kondisi ka-bupaten/kota di Kalimantan Barat

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Utama 8

Edisi IV - Juli 2011

Langkah Maju MenujuKabupaten Mempawah

Serah Terima: Bupati Pontianak, Ria Norsan menerima hasil rapat paripurna dari Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria.

Page 9: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta Utama 9

Edisi IV - Juli 2011

Daftar Fraksi Dewan Pada Penyampaian Pendapat Akhir mengenaiPerubahan Nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah

memang memang tidak seideal ka-bupaten/kota lainnya khususnya yang berada di pulau Jawa di mana dekat dengan pusat pemerintahan. Di Jawa, jelasnya, kabupaten dan kota yang bernama sama tidak menjadi masalah karena dengan letaknya yang berdeka-tan pusat pemerintahan, seluruh ka-bupaten/kota mendapatkan perhatian yang relatif seimbang.

Rahmad juga menjelaskan, pe-rubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi (Kabupaten) Mempawah disebabkan adanya faktor historis di mana dulunya Kabupaten Pontianak yang terdiri atas Kabupaten Pontianak sekarang, Landak, dan Kubu Raya, beribu kota di Kecamatan Sungai Raya, kemudian dipindahkan ke Kecamatan Mempawah. Setelah Landak dan Kubu Raya memisahkan diri dan membentuk kabupaten, sudah selayaknya nama Kabupaten Pontianak dikembalikan ke

nama asal yakni Mempawah. Bupati Ria Norsan sendiri menyambut

baik perubahan nama ini. Ia berharap perubahan nama daerah membawa dampak positif dalam segala aspek bagi masyarakat dan daerah. “Mudah-muda-han berdampak positif di segala bidang kehidupan masyarakat dan daerah. Baik dari aspek pemerintahan, pembangu-nan, maupun sosial kemasyarakatan,” harapnya. Ria Norsan meminta pihak-pihak terkait secara aktif mengawal pengusulan perubahan nama daerah ini sehingga dapat terealisasi sebagaimana diharapkan.

Secara historis, Kabupaten Pontianak yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 1965, telah ditetapkan ibu kotanya adalah Mem-pawah. Lebih khusus di sini diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Pem.20/6/10 Tanggal 8 September 1951 yang membagi admi-nistratif Kalimantan Barat yang baru di mana wilayah-wilayah dimaksud adalah swapraja-swapraja Pontianak, yaitu Mempawah, Landak, dan Kubu, dengan pengecualian adalah Kota

Pontianak. Kemudian berdasarkan Keputusan

Menteri Pemerintahan Umum Otonomi Daerah Nomor Des.51/1/9-11 Tanggal 5 Febuari 1963, telah diadakan peminda-han Ibu Kota Kabupaten Pontianak yang dulunya berkedudukan di Pontianak ke Mempawah.

Kemudian, guna menyikapi aspirasi yang berkembang di masyarakat agar secara umum Provinsi Kalimantan Barat lebih maju, dilakukanlah peme-karan Kabupaten Daerah Tingkat II Pontianak yang diawali dengan pembentukan Kabupaten Landak ber-dasarkan UU Nomor 55 Tahun 1999 dan pemekaran kedua berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat.

Akhirnya kita semua berharap agar proses perubahan nama daerah ini dapat berjalan dengan lancar, tak saja karena faktor historis dan sosiologis kemasyarakatan, namun juga terkait dengan kepentingan pembangunan daerah dan berbagai aspeknya sehingga pada gilirannya nanti upaya pencapaian masyarakat Kabupaten Pontianak yang berkualitas dan sejahtera sebagaimana yang dicita-citakan dapat berjalan den-gan optimal. (hms)

No. Nama Fraksi Juru Bicara

1. PDIP Martinus, SE., M.Si

2. Gohan Romy Zakaria

3. P2KB M. Zaldi Arpan

4. Demokrat Widdiansyah, SE

5. Rakyat Bersatu Darwis, SH

6. PPP M.A. Muhammadyah

Page 10: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

SIANTAN-Bupati Ria Norsan bersama sejumlah pejabat terkait di lingkun-gan Pemerintah Kabupat-en Pontianak melakukan panen padi perdana ber-sama masyarakat di Du-sun Raden Wijaya, Desa Jungkat, Kecamatan Si-antan, Selasa (19/4). Padi yang dipanen di lokasi persawahan Parit Latong itu berjenis hibrida.

Bupati berharap pan-en perdana yang dilak-sanakan ini dapat memo-tivasi para petani agar lebih optimal mengelola lahan pertanian yang di-miliki. Bupati juga men-gajak semua pihak terkait menerap-kan dan mengembangkan berbagai teknologi yang dapat mendukung pro-gram peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Pontianak. “Kepada Kepala UPTD Pertanian, penyuluh pertanian termasuk para KTNA (Kontak Tani/Ne-layan Andalan) tingkat desa/kecamatan maupun kabupaten agar berperan aktif dan bisa mendukung program pertanian

di Kabupaten Pontianak,“ pesannya.Beberapa waktu lalu, Kabupaten

Pontianak mendapatkan program food estate di Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan. Terkait hal itu, Bupati akan mencanangkan areal pertanian meli-puti Kecamatan Siantan dan Segedong secara bertahap hingga 2014.

Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Pontianak juga diwujudkan antara lain

melalui program UP FMA (Unit Pengelola Farmer Managed extention Activ-ities). Program pelatihan yang di Kabupaten Ponti-anak telah dilaksanakan sejak tahun 2008 ini ber-tujuan meningkatkan wa-wasan dan pengetahuan di bidang pertanian. Me-lalui program ini diharap-kan para penyuluh perta-nian selaku pelaku utama mampu menolong dan mengorganisasi dirinya dalam mengakses infor-masi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sehingga bisa meningkatkan kuali-

tas usaha dan kesejahteraannya.Kepala Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan (BKPP) Kabupat-en Pontianak Ridwan Rusli menjelaskan, hasil dari program pelatihan UP FMA berjalan baik dan dapat diaplikasikan masyarakat. ”Kita berharap melalui UP FMA taraf hidup masyarakat petani semakin meningkat dan kesejahteraan bisa tercapai,” kata Ridwan. (hms)

MEMPAWAH-Pekan Raya Antibar X Tahun 2011 dimulai. Plt. Sekda Kabupaten Pontianak Gusti Ramlana mewakili Bupati Pontianak Ria Norsan membuka secara resmi pelaksanaan

pusat keramaian ta-hunan yang pelak-sanaannya telah memasuki tahun ke-10 ini di Desa Antibar, Keca-matan Mempawah Timur, Kabupat-

en Pontianak, Sabtu (28/5). Gusti Ramlana menyatakan Pemkab Pon-tianak me-n y a m b u t baik kegiatan yang diada-kan guna

meningkatkan perekonomian ma-syarakat dan ajang keakraban serta silaturahmi warga ini. Kegiatan ini juga akan dimeriahkan dengan berbagai acara hiburan rakyat, seni budaya, dan pasar murah.

Gusti Ramlana menjelaskan, kegiatan PRA ini dapat menjadi sarana promosi yang bisa memperkenalkan berbagai potensi daerah baik berupa makanan, minuman, maupun kerajinan. Dia juga berharap agar ke depannya daerah-dae-rah lain di Kabupaten Pontianak mengikuti ajang ini guna mempromosikan produk unggulan daerahnya masing-masing.

Pada kesempatan itu Gusti Ramlana mengingatkan kepada panitia dan ma-syarakat agar selalu menjaga nama baik daerah dengan meningkatkan pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat melawan hukum dan norma agama. “Mudah-mudahan kegiatan PRA ini dapat berjalan tertib, aman, dan

lancar,“ harapnya.PRA ini dibuka secara simbolis dengan

pembelahan buah kelapa yang dilaku-kan Gusti Ramlana dengan didampingi Kepala Desa Antibar, Aryadi M. Nuh dan Ketua Panitia Pelaksana, Tabrani Ali. Pekan Raya Antibar atau PRA sejak lama telah menjadi simbol yang identik den-gan masyarakat Kabupaten Pontianak khususnya warga Desa Antibar.

Dalam pelaksanaannya PRA ini dira-maikan ratusan pedagang dari berbagai daerah di Kalimantan Barat yang hadir menggelar dagangannya yang terdiri atas berbagai macam barang keperluan masyarakat. Pada PRA X tahun 2011 ini sendiri sebanyak 115 kios pedagang ikut berpartisipasi.

Selain hiburan dan pasar murah, pada PRA X ini juga diadakan berbagai perlombaan seperti karaoke, panjat pinang, tepuk bantal, dan festival anak muslim. (hms)

Pekan Raya Antibar X Dibuka

Pemda Komit LaksanakanRevitalisasi Pertanian

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKLintas Kecamatan 10

Gusti RamlanaGusti Ramlana

Panen: Bupati Ria Norsan melakukan panen padi perdana di Dusun Raden Wijaya, Desa Jungkat, Kecamatan Siantan.

Page 11: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

SUKADANA-Tim kabupaten Ponti-anak tahun ini kembali merebut juara umum di lomba cipta menu 3B+A (Be-ragam, Bergizi, Berimbang dan Aman). Dalam kegiatan yang di gelar di acara Prestasi Kencana 2011 se-Kalimantan Barat, di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Selasa (5/7) lalu, tim tangguh ini mengangkat tema pangan berbasis sumber daya lokal.

Sesuai dengan tema acara, bahan baku pangan yang di olah pun berasal dari kekayaan alam asli daerah, sep-erti Kaladi Bol, Daun Alisadikin, Daun Mami, Sawi Rusa, Daun Kerokot, Daun Kaca-kaca, Buah Mundu, Buah Lakum, Buah Mengkudu, Buah Getah, dan lain sebagainyaAdapun menu masakan itu antara lain Goreng Tabuta (tabu buah getah), Nasi Beras Jali dan Keribang, Sayur Beramban Suri, Pepes Tuba Alisadikin, Jus Mundu, Kue Bola Ipah Serundeng Patin, Bingka Ikan Selai Mengkudu, Kakap Gulung Sambung Nyawa, Tumis Sasa, dan lain-lain.

Lahirnya ragam menu 3B+A ini menu-rut Erlina tidak hadir dengan serta mer-ta. Semua melalui proses yang cukup

panjang. Tak hanya itu saja, kandungan gizinya pun juga di timbang, sesuai dengan angka ke-cukupan gizi keluar-ga. Karena berhasil menjadi yang ter-baik diantara yang terbaik di tingkat kabupaten/kota se-Kalimantan Barat, T im Kabupaten Pontianak akhirnya di utus mewakili Ka-limantan Barat di ajang yang sama, di tingkat nasional. Hasilnya, tim ini ber-hasil menyabet sejumlah penghargaan bergengsi. “Dalam lomba cipta menu 3B+A tahun ini kami berhasil meraih juara 1 katagori kreatifitas pengem-bangan resep pangan lokal sumber protein hewani dan juara 1 katagori pengembangan resep pangan lokal sumber karbohidrat,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Hj Erlina Ria Norsan.

Karena berhasil tambil sebagai juara

umum di tingkat kabupaten/kota, maka tim kabupaten Pontianak berhak tampil di tingkat nasional yang sedianya akan di laksanakan di Gorontalo, Oktober men-datang. Mewakili seluruh anggota tim, Erlina tak lupa mengucapkan terimaka-sih atas segala dukungan yang telah di berikan kepada bupati Pontianak, H Ria Norsan, selaku dewan penyantun, ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan Perindustrian Kabupaten Pontianak, serta segenap masyarakat kabupaten Pontianak. (hms)

MEMPAWAH-Ketua Umum TP PKK Pusat Vita Gamawan Fauzi didampingi Dirjen Pem-berdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Ayip Muflih, Wakil Gubernur Kalbar Christiandi Sanjaya, dan Ketua TP PKK Kalbar Frederika Cornelis, menghadiri acara Roadshow Semarak Gotong-Royong Pemberdayaan Keluarga dalam rangka Bulan Bakti Gotong-Royong Masyara-kat (BBGRM) ke-8 dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-39 di GOR Opu Daeng Me-nambon, Mempawah, Rabu (18/5). Acara ini diisi pelay-anan kesehatan gratis, pa-meran produk, penghijauan, dan penyerahan bantuan dari pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.

Roadshow Semarak Go-tong-Royong Pemberday-aan Keluarga dalam rangka

peringatan BBGRM dan HKG ini dilakukan di tiga provinsi yakni Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Roadshow ini meru-pakan satu di antara rang-kaian kegiatan menjelang puncak peringatan BBGRM dan HKG yang pelaksanaan-nya dipusatkan di Kota Pon-tianak pada 31 Mei 2011 dan dihadiri Presiden SBY.

Vita menjelaskan, keg-

iatan ini merupakan kerja sama Dirjen PMD selaku unsur pemerintah dengan TP PKK Pusat selaku mitra kerja. Sinergi dua unsur ini, terangnya, diharapkan dapat menjadi acuan bagi jajaran di bawahnya.

Wagub Christiandi Sanjaya menjelaskan, gotong royong merupakan budaya yang me-miliki nilai luhur yang tinggi. Karenanya, kegiatan gotong

royong harus dikembangkan di semua lapisan masyara-kat dari kota hingga desa. Christiandi juga meminta pemerintah daerah mem-fasilitasi kegiatan gotong royong tersebut karena akan berdampak positif terhadap pembangunan.

Sedianya, kegiatan road-show ini dilakukan di Ka-bupaten Sambas. Namun, karena sesuatu dan lain hal akhirnya dialihkan ke Kabu-paten Pontianak. Terkait hal itu Wakil Gubernur memberi-kan apresiasi tersendiri terh-adap Pemkab Pontianak yang mampu melaksanakan acara dengan baik meski dengan waktu persiapan yang sing-kat. Terhadap hal itu, Wakil Bupati Pontianak Rubijanto mengucapkan terima kasih atas kepercayaan menjadi penyelenggara kegiatan ini. (hms)

Kabupaten PontianakJuara Umum Menu 3B+A

Ketua Umum TP PKK Pusat Kunjungi Mempawah

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWanita Berkarya 11

Bantuan: Ketua Umum TP PKK Pusat Vita Gamawan Fauzi menyerahkan bantuan dari PKK Pusat.

Juara Umum: Ketua TP PKK Kabupaten Pontianak, H. Erlina Ria Norsan menerima piala juara umum lomba cipta menu 3B+A se-Kalbar Tahun 2011.

Page 12: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

ANJONGAN-Paguyuban masyarakat Jawa di Kabupaten Pontianak menggelar acara “Sedekah Bumi“ di Kampung Jagu, Kelurahan Anjongan Melancar, Kecamatan Anjo-ngan, Kabupaten Pontianak, Senin (16/5). Ritual adat yang merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikan-Nya ini dibuka langsung Bupati Ria Norsan. Ketua Panitia Sedekah Bumi Tri Handiyanto menjelaskan, ritual sedekah bumi yang dise-lenggarakan ini selain sebagai wujud syukur juga merupakan bentuk pelestarian terhadap budaya daerah Jawa.

Bupati Ria Norsan berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah dan sarana keakraban yang dapat menguatkan per-satuan tidak saja antarsesama

masyarakat Jawa namun juga dengan masyarakat etnis lain-nya di Kabupaten Pontianak. “Kegiatan ini selain mengenal-kan nilai-nilai budaya kepada generasi muda juga dapat mempromosikan nilai-nilai budaya tersebut sebagai wujud kearifan local,” katanya.

Pengurus Paguyuban Jawa Kabupaten Pontianak Tri Mar-gono mengatakan, kegiatan tradisional di Kabupaten Pon-tianak masih jarang diadakan. Tri menyatakan ke depannya kegiatan yang mampu me-nyedot animo tidak saja dari masyarakat Jawa namun juga etnis lainnya ini akan diagen-dakan secara rutin. “Ritual adat sedekah bumi ini sendiri memang baru dilaksanakan untuk kali kedua setelah sebe-lumnya diadakan pada tahun 2010 lalu,” ujarnya.

SADANIANG-Gubernur Kalimantan Barat Cornelis membuka pelaksanaan Gawe Adat Naik Dango (GAND)

XXVI yang digelar Suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Pon-tianak, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Kubu Raya, di Rumah Betang Sadaniang, Rabu (4/5). Dengan didam-pingi Bupati Pontianak Ria Norsan, Gubernur Cornelis se-cara resmi membuka kegiatan ritual Suku Dayak Kanayatn

yang merupakan kegiatan panen padi atau pesta padi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak Kanayatn

kepada Jubata (Sang Pen-cipta) ini. Melalui upacara Naik Dango, Suku Dayak Kalbar (Dayak Kanayatn) ini merefleksikan kegiatan yang sudah lalu dihubungkan den-gan kebesaran Jubata.

Dalam sambutannya Guber-nur meminta agar ke depan-nya kegiatan ini dapat dike-

mas secara apik dan modern dengan tetap memerhatikan peraturan perundang-undan-gan dan ideologi negara yang berlaku. Cornelis yang juga Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalbar ini se-cara khusus meminta agar hal-hal negatif yang mungkin terjadi pada pergelaran ini di-hindari. “Sehingga orang tidak berpikir suku Dayak itu primi-tif, yang hanya bisa menjadi preman, mabuk-mabukan, dan makan orang,“ katanya.

Cornelis juga berharap para tokoh masyarakat dan tokoh adat serta lembaga adat bisa membantu pemer-intah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat sehingga usaha pembangunan jati diri bangsa dapat segera berha-sil. Cornelis mengingatkan agar pembangunan tidak dilaksanakan hanya untuk kepentingan pribadi maupun kelompok, namun harus di-arahkan untuk kepentingan bersama yakni kepentingan daerah.

Sementara itu Bupati Pon-tianak Ria Norsan optimis

ritual adat Naik Dango ini dapat menjadi aset wisata unggulan jika dikemas secara baik. Selain itu, Bupati Norsan juga menilai Naik Dango dapat menjadi sarana mengenalkan dan mempromosikan nilai-ni-lai budaya sebagai kearifan lo-kal, sehingga dapat diketahui dan dilestarikan oleh generasi muda.

Bupati pun menjelaskan, adanya kegiatan seperti ini dapat memajukan proses pembangunan di daerah ter-kait, dalam hal ini di Keca-matan Sadaniang. Pembu-kaan Naik Dango ini turut dihadiri anggota Komisi X DPR RI Karolin Margret, Ketua TP PKK Kalbar Frederika Cor-nelis, para pejabat Pemerin-tah Provinsi Kalbar, Muspida Kabupaten Pontianak, para pejabat Pemkab Pontianak, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. (hms)

Naik Dango, Wujud Syukur Kepada Jubata

Syukur Nikmat Iringi Gelar Sedekah Bumi

Secara historis, sedekah bumi yang pada umumnya dilakukan sesaat setelah masyarakat yang mayoritas agraris habis menuai panen raya, merupakan satu di antara jalan dan simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan. Selain itu, sedekah bumi dalam tradisi Jawa merupakan satu di antara bentuk mencurahkan

rasa syukur kepada Tuhan YME. Tradisi ini telah ber-langsung turun-temurun dari nenek moyang orang Jawa ter-dahulu dan biasanya dilakukan masyarakat Jawa yang berpro-fesi sebagai petani dan nelayan yang menggantungkan hidup keluarga dan sanak famili mereka dari mengais rezeki memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi. (hms)

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWisata dan Budaya 12

Edisi IV - Juli 2011

Tumpengan: Bupati Pontianak memotong tumpeng di Perayaan Sedekah Bumi.

Dibuka: Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis didampingi Bupati Pontianak, Ria Norsan, membuka Gawe Adat Naik Dango ke XXVI.

Page 13: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

Sirih merah atau dalam ba-hasa ilmiahnya Piper Crocatum merupakan salah satu jenis dari

tanaman sirih piper betle yang meru-pakan tanaman merambat dengan bentuk daun seperti hati berwarna merah biasanya hidup pada daerah dataran tinggi. Sirih merah sebena-rnya telah digunakan oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa sejak jaman dahulu. Manfaat yang digunakan bukan saja sebagai tanaman obat dari berbagai penyakit akan tetapi dimanfaatkan juga sebagai uborampe dalam upacara-upacara adat juga sebagai alat kosmetik kecantikan wanita-wanita jawa tempo dulu.

Ditilik dari kandungan kimia yang terdapat dalam sirih merah, disana terdapat Flavonoid, Polivenol, alkoloid, tanin, minyak astsiri, saponin, hidroksi-kaficol, kavicol,kavibetol, allylpro-katekol, karvokrol, eugenol, P-cymene, cineole, coryofelen, kadimen, ekstragol, terpenana, dan fenil propoda

Setiap senyawa kimia yang terkand-ung dalam siri merah memiliki khasiat, seperti senyawa flavonoid dan polivenol berfungsi sebagai antioksidan, anti-deabetik, antikanker, antiseptik dan antiflamasi. Senyawa alkoloid pada sirih merah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Suatu penelitian yang dilakukan dengan media tikus putih membuktikan bahwa rebusan daun sirih merah yang

diberikan kepada tikus putih yang telah terkena diabetes dapat menurunkan kadar gula dalam darah pada tikus putih tersebut ini membuktikan bahwa sirih merah dapat digunakan sebagai obat untuk menurunkan kadar gula darah

dan mengontrol kadar gula darah dalam tubuh penderita diabetes militus yang di konsumsi secara rutin.

Selain

berkhasiat seb-agai pengontrol dan penurun ka-

dar gula darah dalam tubuh sirih merah juga dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit-penyakit lain seperti Hipertensi, radang le-ver, radang prostat, radang mata, keputihan maag, kanker payu darah, nyeri sendi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai penjaga stamina. selain sebagai obat sirih

m e r a h j u g a d i manfaat-kan oleh masyara-kat jogja s e b a g a i uborampe dalam acara-acara adat kraton yang di-gunakan untuk ngadi saliro dan juga digunakan sebagai alat ke-cantikan oleh beberapa putri-putri keraton se-bagai penghalus kulit.

Kandungan karvakol pada daun sirih merah bermanfaat sebagai desenfek-tan, dan anti jamur, sehingga berfungsi sebagai obat kumur dan obat keputi-han. Kandungan senyawa eugenol ber-fungsi sebagai obat pereda nyeri atau

analgetik. kandungan tanin berfungsi sebagai penyembuh sakit perut khu-sunya diare dan juga dapat digunakan sebagai obat antiseptik pada luka. Sirih merah juga dapat dibudidayakan karena tanaman ini bernilai ekonomis sangat tinggi 4 – 5 lembar daun sirih merah mencapai harga 7 – 15 ribu ru-piah sehingga dapat digunakan segabai mata pencaharian

Selama penggunaan sirih merah seb-agai tanaman obat belum ada informasi yang berkaitan dengan efek samping mengkonsumsi tanaman ini sebagai obat, akan tetapi untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan sirih merah tidak di anjurkan untuk di konsumsi oleh para wanita yang sedang hamil, menyusui dan anak-anak dibawah umur 7 tahun

Bagaimana meramuan sirih merah menjadi obat? Berikut adalah contoh pengolahan sirih merah sebagai obat rebusan. Caranya ambil 3 – 5 lembar daun sirih merah segar segera cuci

dan direbus dengan 2 gelas air masak hingga mendidih sampai airnya me-nyusut menjadi 1 gelas. Air rebusan tersebut lalu didinginkan dan di mi-

num sehari sebanyak 3 kali sebelum makan. Apabila tidak tahan dengan rasanya yang pahit geter maka dapat dicampur dengan madu secukupnya atau pemanis lainnya tapi dalam ta-karan yang sesuai. Cara membuat teh sirih merah. Bagi seorang yang tidak sempat membuat rebusan sirih merah maka ada cara praktis untuk meng-konsumsi daun sirih merah yaitu den-gan cara mengkonsumsi ekstrak sirih merah dengan dikeringkan dan dibuat sebagai teh seduhan atau daun segar yang dicuci dan direndam dalam air panas 1 gelas dan di diamkan sampai minuman dingin lalu dapat dikonsumsi dengan aman. (hms/dari berbagai sumber)

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarisan Alam 13

Mengintip Khasiat Sirih Merah

Page 14: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

SUNGAI KUNYIT-Seban-yak sepuluh ribu bibit tana-man bakau (mangrove) mulai ditanam di sepanjang pantai Sungai Duri, Kecamatan Sun-gai Kunyit, Kabupaten Ponti-anak. Penanaman bakau ini merupakan wujud “Program Peduli Lingkungan Hidup“ PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII di Desa Sungai Duri I dan Sungai Duri II, Ke-camatan Sungai Kunyit, yang merupakan binaan PTPN XIII. Kegiatan bertajuk “Pember-dayaan Masyarakat Menanam Bakau“ ini terlaksana dengan kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN XIII dan Tim PKM Fakultas Kehuta-nan Universitas Tanjungpura Pontianak.

Kegiatan penanaman bakau yang bertujuan menghijaukan dan menyelamatkan pantai dari abrasi ini telah dimulai Kamis (5/5). Diawali peny-erahan bibit bakau dari peru-sahaan yang diwakili Kabag Sekretaris Perusahaan dan CSR PTPN XIII Sofyan Na-sution kepada Pemerintah Kabupaten Pontianak yang diwakili Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat,

Syahril, selanjutnya pemer-intah daerah menyerahkan bibit tersebut ke perwakilan masyarakat Desa Sungai Duri I dan Sungai Duri II.

Program penanaman ini dilakukan dengan model pem-berdayaan masyarakat seki-tar, yakni pihak PTPN XIII membantu bibit sedangkan penanaman dilakukan lang-sung oleh masyarakat den-gan pendampingan dari PKM Fakultas Kehutanan Univer-sitas Tanjungpura Pontianak sebagai mentornya. Penana-man langsung oleh masyara-kat ini karena masyarakat dinilai sudah sangat mengenal lingkungan pantai yang akan ditanami.

Sofyan Nasution menjelas-kan, kegiatan ini merupakan program peduli lingkungan hidup PTPN XIII, termasuk dalam upaya PTPN XIII mewu-judkan “goes to green”. Se-lain itu, adanya keprihatinan masyarakat terhadap pantai yang terus terkikis mendorong PTPN XIII untuk peduli dan ikut menyelamatkan pantai. ”Apa yang kita tanam ini juga untuk kita dan anak-cucu kita yang akan datang agar daerah

ini selamat dari abrasi,” ujar So-fyan.

Pemkab Pon-tianak menyam-but baik kegiatan ini. Terlebih jalur pantai yang akan ditanami be-rada tidak jauh dari jalan raya utama pantai utara, di mana ini menjadi satu-satunya jalan akses menuju Kota Singkawa-ng, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Sambas. ”Atas sumbangsih ser-ta perhatian dari pihak PTPN XIII, kami ucapkan terima kasih. PTPN XIII telah menunjukkan kepeduliannya terhadap pencegahan bahaya abrasi pantai di daerah kami,” ucap Syahril.

Kepada masyarakat setem-pat, Syahril mengingatkan agar warga mengikuti pena-naman ini dengan perawatan agar reklamasi pantai dapat

Tangkal Abrasi, Sepuluh Ribu Bakau di Tanam

CSR dari PTPN XIII dan Tim PKM Fahutan Untan

berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya akan men-datangkan manfaat dan nilai lebih bagi masyarakat.

Turut hadir pada kesempa-tan itu Dekan Fakultas Kehu-tanan Universitas Tanjungpura Abdurrani Muin dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Pontianak beserta masyarakat setempat. (hms)

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKWarta PTPN XIII 14

Simbolis: Penanaman simbolis Mangrove oleh Asisten II, Syahril.

Page 15: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKGaleri 15

Edisi IV - Juli 2011

setelah sekian lama tidak kosong, akhirnya posisi

jabatan Sekretaris Daerah Ka-bupaten Pontianak dipercayakan kepada Gusti Ramlana, S.Sos. Acara pelantikan serta pengam-bilan sumbah jabatan dilakukan langsung oleh gubernur Kali-mantan Barat, Cornelis, di Aula Kantor Bupati Pontianak. Hadir dalam kesempatan tersebut bu-pati dan wakil bupati Pontianak, ketua DPRD Kabupaten Pontianak, kapolres Pontianak, Dandim 1201 Mempawah serta sejumlah peja-bat tinggi daerah se-Kalimantan Barat.

Dalam amanahnya, gubernur berpesan kepada seluruh pejabat daerah di kabupaten Pontianak

untuk bisa bersinergis dengan bupati, wakil bupati serta sekda dalam menjalankan program kerja pemerintahan daerah, provinsi maupun pusat. Gubernur juga mengingatkan kepada sekda agar bisa menjadi mitra kerja yang baik bagi bupati dan wakil bupati.

Acara pelantikan Gusti Ramlana sebagai Sekdakab Pontianak ini terasa meriah dengan tampilnya dua musisi yang membawakan lagu-lagu kenangan secara lang-sung. Mereka tampil memukau walau hanya dengan memainkan alat musik gitar dan biola. Aksi keduanya kontan menyerap per-hatian tamu serta undangan yang hadir.

Gusti Ramlana Isi PosisiSekda Kabupaten Pontianak

Gubernur menandatangani SK pelantikan Gusti Ramlana sebagai Sekda Kabupaten Pontianak.

Pelantikan Sekda Kabupaten Pontianak berlangsung khidmat.

Tamu serta para undangan memberikan uca-pan selamat.

Pelantikan Sekda Kabupaten Pontianak juga dihadiri tokoh masyarakat.

Hiburan akustik membawakan lagu-lagu kenangan.

Page 16: Warta Pemda Edisi IV-Juli 2011

Jabatan presiden tak cuma bisa diduduki tokoh politik, pengusaha besar, tokoh nasional, ataupun

pejabat negara yang berdomisili di ibu kota negara, Jakarta. Seorang pelajar dari sebuah kota kecil di bumi Kaliman-tan pun ternyata dapat juga menduduki jabatan bergengsi tersebut. Namun, tentu saja jabatan presiden yang di-maksud ini bukanlah presiden negara, namun presiden anak, tepatnya Presiden Anak Kalimantan Barat.

Adalah Rizky Amelia, pelajar kelas X SMA Negeri 1 Mempawah. Gadis kelahiran Kota Mempawah 15 tahun silam ini berhasil menorehkan catatan prestasi gemilang. Ia terpilih menjadi Presiden Anak Kalimantan Barat periode tahun 2011 setelah berhasil menyisih-kan 69 orang pesaingnya yang berasal dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Barat pada acara Forum Anak Daerah Tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang berlangsung di Kota Pontianak, 22-25 Juni 2011 lalu. Sebelumnya, di ajang Forum Anak Daerah Kabupaten Ponti-anak, bungsu dari tiga bersaudara yang mahir berbahasa Inggris ini berhasil menyisihkan 40 orang anak dari dela-pan kecamatan di Kabupaten Pontianak sehingga membuatnya terpilih mewakili Kabupaten Pontianak bersama empat orang anak lainnya pada Forum Anak Daerah Tingkat Provinsi Kalbar.

Keberhasilan gadis yang mempunyai hobi bermain biola, membaca, dan menonton ini menjadi Presiden Anak Kalimantan Barat tak pelak membawa-nya mengikuti Forum Anak Indonesia sekaligus Konferensi Kota Layak Anak se-Asia Pasifik di Solo, Jawa Tengah. Selanjutnya, ia akan mengikuti pe-milihan Presiden Anak Indonesia yang berlangsung di Kota Bogor.

Bupati Pontianak Ria Norsan me-nyambut baik prestasi yang diraih Rizky. ”Pemerintah daerah mengucapkan terima kasih karena Rizky telah mewakili Kabupaten Pontianak di tingkat provinsi dan nasional,” ujar Ria Norsan saat me-nerima Rizky di ruang kerjanya, Senin

(27/6) lalu. Ria Norsan bahkan meminta Rizky ikut menyuarakan aspirasi upaya peningkatan partisipasi anak dalam pendidikan.

Pada pertemuannya dengan Bu-pati Ria Norsan, Rizky menyampaikan gagasan yang menarik. Ia mengusul-kan agar setiap siswa yang naik kelas diminta menanam satu pohon. Menu-rutnya, hal ini jelas lebih bermanfaat daripada melakukan aksi coret-coret seragam sekolah dan kebut-kebutan di jalan. Penanaman pohon, kata Rizky, dapat menangkal isu pemanasan global (global warming) yang kini menjadi ma-salah dunia. Bupati Ria Norsan ternyata setuju dengan usul ini dan berjanji akan menindaklanjutinya.

Pertemuan Rizky dengan Bupati Ria Norsan sendiri berlangsung menarik. Keduanya bahkan bertukar cerita, di mana Bupati Ria Norsan mengung-kapkan, semasa menjadi pelajar dulu dirinya ternyata pernah dikirim sebagai duta Kalimantan Barat di tingkat nasi-onal dalam event pertukaran pemuda. Bahkan, saat itu Ria Norsan berhasil masuk pada sepuluh besar ranking nasional. ”Momen itu tidak akan terlu-pakan karena itu merupakan pengala-man pertama kali saya naik pesawat terbang. Maklum, pada masa itu tidak banyak orang yang bisa ke Jakarta dengan menggunakan pesawat,” ujar Ria Norsan disambut tawa Rizky yang didampingi Kabag Humas Sujoko, Ketua KPAID Kabupaten Pontianak Kusmayadi, dan perwakilan dari Badan KB, PP, PA, PM, dan Pemdes Kabupaten Pontianak.

Di luar aktivitasnya sebagai pelajar, Rizky aktif pada kegiatan ekstrakurikuler ”English Club” di sekolahnya. Ya, putri dari pasan-gan Hermansyah dan Siti Hawa ini memang menggemari bahasa Inggris. Minatnya di bidang ini dimulai sejak berada di kelas VIII SMP. Ia mengaku menyukai bahasa Inggris karena termo-tivasi oleh sang guru, Mr. Laksamana. Sejumlah tanda penghargaan atas prestasinya di bidang bahasa Inggris pun turut menghiasi rumahnya yang berada di Jalan Raden Kusno Nomor 74, Mempawah. Tercatat ia pernah menjadi juara per-tama Story Telling Contest

Tahun 2008 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, juara favorit Speech Contest Tahun 2010 Tingkat Kalimantan Barat yang diadakan di Universitas Tanjungpura Pontianak, dan mengikuti English Debate Tahun 2010 se-Kalimantan Barat. Terkait kemampuan berbahasa Inggris, ia mem-beri tips, ”Yang paling penting (praktik) komunikasi.”

Gadis berjilbab kelahiran 6 Oktober 1995 ini bercita-cita menjadi seorang dokter spesialis anak. ”Masih banyak orang-orang yang tidak mampu (untuk berobat),” ujarnya menerangkan alasan memilih profesi dokter sebagai cita-cit-anya.

Pada Forum Anak Nasional di Kota Solo, Rizky menyampaikan misi-misinya yakni: percepatan peningkatan kualitas anak; menjadikan membaca sebagai kebutuhan; menjadikan anak yang berjiwa kompetitif; dan menjadikan anak yang berilmu dan berakhlak mulia. (io/go)

Edisi IV - Juli 2011

K A B U P A T E N

P O N T I A N A K WARTA PEMDA KABUPATEN PONTIANAKSosok 16

Rizky Amelia,Presiden Anak Kalbar

dari Mempawah

Jabat Tangan: Rizky Amelia berja-bat tangan dengan Bupati Pontianak, Drs. H. Ria Norsan, MM. MH.

Rizky Amelia