warta dalam dua bahasa - mei 07 dari kami · 2014. 6. 9. · warta dalam dua bahasa - mei 07 warta...

22
Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju dan lebih cepat merespons berbagai permasalahan tenaga kerja dan ketenagakerjaan. Itulah tuntutan yang belakangan ini kuat mengemuka. Sejalan dengan itu, Program Pekerjaan yang Layak ILO di Tingkat Negara memusatkan dukungan bagi Indonesia dan konstituen tripartit untuk menangani berbagai masalah utama dalam masalah ini. Salah satu bagian dari program tersebut yakni menghentikan eksploitasi di tempat kerja, khususnya bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak dan penyiksaan terhadap pekerja migran. Program ini juga memfokuskan diri pada penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan, memajukan dialog sosial serta administrasi ketenagakerjaan. Harus diakui, tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia berada pada area ketenagakerjaan ini. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah pengangguran. Karenanya, untuk membantu menangani tantangan ketenagakerjaan ini, ILO berusaha memobilisasi kaum muda dan menciptakan program terpadu dalam pelatihan pendidikan dan keterampilan di lima provinsi di Kawasan Timur Indonesia. ILO pun melanjutkan pemulihan beberapa aspek yang terkena dampak tsunami dan gempa bumi melalui program-program ketenagakerjaan. Di Aceh, ILO berencana memperluas kegiatan ini ke berbagai komunitas yang terkena dampak paling parah. Sedangkan di Papua, ILO memiliki program khusus untuk membantu penduduk setempat. Dan, di Timor Leste, kami membantu pemulihan krisis serta pembangunan ekonomi melalui berbagai proyek penyediaan kesempatan kerja dan pelatihan. Tentunya, kekuatan terbesar ILO untuk menjalakan pogram ini adalah adanya dukungan dari konstituensi tripartit. Karena itulah beragai usaha kerja sama dengan pemerintah, pengusaha, dan pekerja menjadi cara yang paling efektif untuk menangani berbagai tantangan tenaga kerja dan ketenagekerjaan di negeri ini. ILO Jakarta

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07

Warta

Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO

dari KamiINDONESIA harus selangkah lebih

maju dan lebih cepat merespons berbagaipermasalahan tenaga kerja dan ketenagakerjaan.Itulah tuntutan yang belakangan ini kuatmengemuka.

Sejalan dengan itu, Program Pekerjaan yangLayak ILO di Tingkat Negara memusatkandukungan bagi Indonesia dan konstituen tripartituntuk menangani berbagai masalah utama dalammasalah ini. Salah satu bagian dari programtersebut yakni menghentikan eksploitasi di tempatkerja, khususnya bentuk-bentuk pekerjaanterburuk untuk anak dan penyiksaan terhadappekerja migran. Program ini juga memfokuskandiri pada penciptaan lapangan kerja untukmengurangi kemiskinan, memajukan dialog sosialserta administrasi ketenagakerjaan.

Harus diakui, tantangan terbesar yangdihadapi Indonesia berada pada areaketenagakerjaan ini. Di antara negara-negaraASEAN, Indonesia merupakan satu-satunyanegara yang selama enam tahun terakhirmengalami peningkatan jumlah pengangguran.Karenanya, untuk membantu menanganitantangan ketenagakerjaan ini, ILO berusahamemobilisasi kaum muda dan menciptakanprogram terpadu dalam pelatihan pendidikan danketerampilan di lima provinsi di Kawasan TimurIndonesia.

ILO pun melanjutkan pemulihan beberapaaspek yang terkena dampak tsunami dan gempabumi melalui program-program ketenagakerjaan.Di Aceh, ILO berencana memperluas kegiatanini ke berbagai komunitas yang terkena dampakpaling parah. Sedangkan di Papua, ILO memilikiprogram khusus untuk membantu penduduksetempat. Dan, di Timor Leste, kami membantupemulihan krisis serta pembangunan ekonomimelalui berbagai proyek penyediaan kesempatankerja dan pelatihan.

Tentunya, kekuatan terbesar ILO untukmenjalakan pogram ini adalah adanya dukungandari konstituensi tripartit. Karena itulah beragaiusaha kerja sama dengan pemerintah,pengusaha, dan pekerja menjadi cara yang palingefektif untuk menangani berbagai tantangantenaga kerja dan ketenagekerjaan di negeri ini.

ILO Jakarta

Page 2: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Menuju Masa Depan Anak yang Lebih Baik:

ILO-IPEC dan APINDO beri

“Program pemagangan ILO IPEC-Apindo memberikankesempatan kepada kaum muda untuk mempelajari

berbagai keterampilan yang dapat membantu merekamendapatkan pekerjaan layak. Program tersebut juga

menunjukkan kepada perusahaan bahwa merekasebetulnya dapat memberikan kontribusi yang

berkesinambungan bagi masa depan kaum mudaIndonesia

PEMAGANGAN KERJA

2

ANAK yang bekerja tidak hanya menghambathaknya atas pendidikan, tetapi juga merusak harapan masadepan yang lebih baik. Tidak bisa tidak, harus ada langkahkonkret untuk memutus mata rantai masalah tersebut.

Setidaknya, upaya itu bisa dilihat dari delapan mantanpekerja anak yang mengikuti pemagangan Astra Honda, di

Jakarta Utara. Hal ini setidaknya bisa menunjukkan bahwasebenarnya tidak ada kata terlambat bagi para pengusahauntuk membantu mengangkat derajat kehidupan para pekerjaanak.

Anto—bukan nama sebenarnya—misalnya. Ia inginsekali mendapatkan pekerjaan tetap. Dengan pekerjaannya itudia berharap bisa memberikan kehidupan yang layak kepadagadis yang ingin dinikahinya. Sementara, Sahab (juga bukannama sebenarnya) bermimpi menjadimekanik motor. Ia berniat membantuorangtuanya dan mewujudkan masadepan yang lebih baik untuk saudara-saudara kandungnya.

Anto dan Sahab hanya sebagiankecil dari 30 mantan pekerja anak yangkeluar dari perdagangan obat-obatanterlarang dan pekerja anak di sektorlainnya. Untunglah, Astra Hondabersedia memberikan kesempatan bagimereka untuk mengejar impiannya.

Anto dan kawan-kawannyainilah yang terpilih dalam program

pemagangan tiga bulan, hasil kerja sama ILO-IPEC denganAsosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Selain Astra Honda,perusahaan pabrik makanan Bogasari dan produsen garmenUnitex, merupakan anggota Apindo lain yang berpartisipasidalam program unik ini.

Program pemagangan dimulai dengan pelatihan intensifselama dua minggu tentang berbagaiketerampilan. Para pelatih yang berpengalamanmembantu peserta menentukan tujuan-tujuanpribadinya, mencari kekuatan mereka, sertamembangun kepercayaan diri dan keterampilanberkomunikasi yang mereka perlukan agarberhasil selama dan setelah pemagangan.

Setelah tiga bulan, banyak dari pesertamuda tersebut berharap bisa menemukanpekerjaan yang lebih stabil. Sedangkan bagimereka yang tertarik untuk memulai bisnissendiri, Apindo menyanggupi membantumemberikan berbagai keterampilankewirausahaan.

“Program pemagangan ILO IPEC-Apindomemberikan kesempatan kepada kaum mudauntuk mempelajari berbagai keterampilan yangdapat membantu mereka mendapatkan pekerjaanlayak. Program tersebut juga menunjukkankepada perusahaan bahwa mereka sebetulnya

dapat memberikan kontribusi yang berkesinambungan bagimasa depan kaum muda Indonesia,” tutur Annemarie Reerink,Kepala Penasihat Teknis ILO-IPEC.

ILO-IPEC juga berharap program pemagangan akanmembantu mengatasi trauma pekerja anak. Dan yangterpenting, dengan dukungan, siapa pun—termasuk paramantan pekerja anak—dapat menjadi pekerja atauwirausahawan yang berhasil.

© ILO

Page 3: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Desain & Produksi: IkreasiWarta ILO JakartaMenara Thamrin BuildingJl. M. H. Thamrin Kav 3, Jakarta 10250, IndonesiaTelp. (62-21) 391-3112, Faks (62-21) 310-0766Email: [email protected], Website: www.ilo.org/jakarta

Warta ILO Jakarta merupakan terbitan ILO dalam dua bahasayang bertujuan memberitakan kegiatan-kegiatan pokok ILOJakarta di Indonesia. Warta ini akan dipublikasikan tiga kalidalam setahun serta dapat diakses secara online. Opini-opiniyang tercantum di dalam publikasi ini tidak mencerminkanpandangan dari ILO.

Pemimpin Redaksi: Alan BoultonWakil Pemimpin Redaksi: Peter RademakerEditor Eksekutif: Gita LinggaKoordinator Editorial: Gita LinggaAlih Bahasa: Gita LinggaSirkulasi: Budi SetiawatiKontributor: Abdul Hakim/Annemarie Reerink/DedeShinta Sudono/Imelda Sibala, Albert Bonasahat/LotteKejser, Kee Beom Kim, Lusiani Julia, Galuh S. Wulan,Gita Lingga, Manuel P. Mesquita/Roberto Pes, RiskaEfriyanti/Parissara Liewkeat, and Rolly Damayanti.

Kelian Dalampekerja anakpekerja anakpekerja anakpekerja anakpekerja anak

menghapusRe

daks

i

PPPPPekerjaekerjaekerjaekerjaekerja AnakAnakAnakAnakAnak

3

PUTUS sekolah lebih awal merupakan salah satupenyebab meningkatnya pekerja anak di Indonesia. Tapi takperlu terus meratapi kondisi tersebut. Mesti ada usaha untukmengakhiri problem tersebut. Dan, Sekolah MenengahPertama Terbuka di Desa Kelian Dalam, Kutai Barat,Kalimantan Timur, adalah contohnya. Sekolah ini diupayakanbisa menambah akses pendidikan yang dapat menurunkaninsiden pekerja anak dan memajukan prospek masa depananak-anak yang kurang beruntung.

Ketika Program Penghapusan Pekerja Anak (IPEC) ILOmemulai program penghapusan pekerja anak di Kutai Barat,tahun 2004, banyak anak yang bekerja secara ilegal dipenambangan emas. Dari sana diketahui bahwa penghapusanpekerja anak tidak hanya mengeluarkan mereka dari tempat-tempat penambangan. Tapi banyak anak yang tidak dapatmelanjutkan pendidikan setelah lulus dari sekolah dasar,karena ongkos transportasi ke sekolah menengah pertamaterdekat tidak dapat dijangkau oleh kebanyakan orangtua.

Akhirnya para orangtua di Kelian Dalam mengidentifikasipembangunan sekolah menengah pertama menjadi prioritasdarurat, jika anak-anak ingin dijauhkan dari tempat-tempatpenambangan ilegal yang tersebar di sana. Tetapi, karenabeberapa anak lebih berkeinginan masuk sekolah menengahpertama biasa dan kebetulan terdapat beberapa guru di lokasiterpencil ini, IPEC-YPSS (Yayasan Pembangunan SendawarSakti–LSM lokal yang khusus menangani masalah pendidikan)memutuskan untuk membangun sebuah Sekolah Menengah

Pertama Terbuka. Sekolah ini memberikankelas-kelas formal empat jam sehari,empat hari dalam seminggu, bagi anak-anak di Kelian Dalam.

Karena anak-anak di sana terbiasabekerja, kegiatan IPEC tidak hanyaterpusat membantu komunitas dalammembangun sekolah baru, tetapi jugameningkatkan kualitas pengajaran disekolah. Kelas-kelas dijadwalkan,sehingga anak-anak dapatmenggabungkan sekolah denganberbagai kegiatan untuk mencaripenghasilan (yang tidak berbahaya). Pada

sisi yang lain, para guru terus dilatih bagaimana membuatproses belajar terasa menyenangkan dan atraktif bagi anak-anak yang rentan putus sekolah itu. Program kesehatan dankunjungan rutin ke rumah-rumah untuk memastikan bahwapara orangtua tetap mendukung hak anaknya untukmemperoleh pendidikan juga digelar.

Kesuksesan sekolah ini jelas terlihat dari berbagaipenghargaan yang diterima para muridnya dalam dua tahunakademik belakangan ini. Semua murid kelas 9 dinyatakan lulus,dan jumlah anak yang masih bekerja di sektor pertambangan punmenyusut tajam. Dengan bantuan berkelanjutan dari ILO-IPECdan YPSS serta dukungan penuh dari murid dan orangtua,sekolah ini sekarang sedang dalam proses menjadi SekolahMenengah Pertama Satu-Atap, yang bisa memiliki akses bantuandari Departemen Pendidikan Nasional.

Hal ini memungkinkan pemberian pelayananpendidikan yang terintegrasi di tingkat sekolah dasar dansekolah menengah pertama kepada anak-anak di Kelian Dalamdan desa-desa di sekitarnya. Para orangtua dan anggotakomunitas terus mendukung sekolah ini dengan berbagaisumber daya yang mereka kumpulkan.

ILO-IPEC juga menjadi mitra dari berbagai organisasi diKalimantan Timur yang telah meniru kisah sukses di KelianDalam. Jika program seperti ini mendapatkan banyaksokongan, anak-anak yang kurang mampu tentunya dapatbersekolah dan tidak lagi bekerja di tempat-tempatpertambangan yang berbahaya.

Kiat KomunitasKiat KomunitasKiat KomunitasKiat KomunitasKiat Komunitas

© ILO/Imelda Sibala

Page 4: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Agar Syafei Meraih MimpinyaAgar Syafei Meraih MimpinyaAgar Syafei Meraih MimpinyaAgar Syafei Meraih MimpinyaAgar Syafei Meraih MimpinyaMenjadiMenjadiMenjadiMenjadiMenjadi

DAFTAR ISI

Menuju Masa Depan Anak yang Lebih Baik: ILO-IPECdan APINDO beri Pemagangan Kerja

Kiat Komunitas Kelian Dalam menghapus Pekerja Anak

Agar Syafei Meraih Mimpinya Menjadi Arsitek

TTTTTimor Lesteimor Lesteimor Lesteimor Lesteimor LesteKeluar dari Krisis, Kembali Bekerja

Tingkatkan Peluang Kerja bagi Kaum Muda

Pekerjaan yang Layak untuk Timor Leste

Hak dalam BekerjaHak dalam BekerjaHak dalam BekerjaHak dalam BekerjaHak dalam BekerjaMencetak Kader di Kantong-kantong TKI

KetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanMenciptakan tempat Kerja yang Aman dan Sehat

Ketika Pelajar Belajar Bisnis

Mengasah Naluri Bisnis ODHA

677

23

11

8

ArsitekArsitekArsitekArsitekArsitek

Dari KamiDari KamiDari KamiDari KamiDari KamiPekerja AnakPekerja AnakPekerja AnakPekerja AnakPekerja Anak

1

Cuplikan

ASEAN dan ILO bekerja sama tangani masalahPerburuhan dan Ketenagakerjaan

Salam Perpisahan

Publikasi

Agenda

Perlindungan SosialPerlindungan SosialPerlindungan SosialPerlindungan SosialPerlindungan SosialMengembalikan Mimpi Pahlawan Devisa

Nining Ivana: Nyala Lilin dalam Kegelapan

Serikat Pekerjapun perangi Epidemi HIV

JenderJenderJenderJenderJenderILO-KDP berdayakan Perempuan Serambi Mekah

Kendati Jumlah Pekerja Perempuan Membanyak,Kesenjangan Masih Melebar

International Women’s Day: Protecting WomenMigrant Workers against HIV/AIDS

Dialog SosialDialog SosialDialog SosialDialog SosialDialog SosialMeretas Dialog Sosial Pengusaha-Pekerja

14

17

20219

109

16

4

TIGA bulan terakhir, Syafei* mengikuti pelatihantentang bagaimana cara membangun berbagai modelarsitektur yang diselenggarakan Yayasan Cinta Anak Bangsa(YCAB). Menurut Syafei, pelatihan yang diikutinya sangatmenarik. Bukan lantaran ia bisa mengejar impian masakecilnya kembali, tetapi karena ternyata ia bisa mengetahuidirinya sangat berbakat bidang ini. Baginya, hal itu mampumembangkitkan penghargaan atas dirinya sendiri. BersamaSyafei, 20 anak lainnya pun mengikuti pelatihan konstruksimodel arsitektur selama tiga bulan.

Syafei merupakan salah satu dari ratusan anak Indonesiayang terpaksa menjalani kehidupan di balik terali besi, karenaterperosok dalam obat-obatan terlarang. Selama setahun ini iamenjadi penghuni Lembaga Permasyarakatan (Lapas) AnakTangerang, dan akan segara dibebaskan.

Menurut Firmansyah, Koordinator Program dari YCAB,berdasarkan pelatihan yang digelarnya anak-anak sebenarnyabisa cepat belajar dan memiliki motivasi yang sangat tinggi.Beberapa dari mereka malah menunjukkan bakat yang sangatkuat. Ia percaya dalam beberapa bulan lagi, kelompok inidapat membangun sebuah model skala lapas anak.

“Model skala ini dapat digunakan sebagai portfolio.Dengan demikian mereka bisa berkesempatan untukmendapatkan pekerjaan dari para arsitek karena mampumembangun model skala berbagai bangunan dan rencanalokasi,” ujarnya.

Program Penghapusan Pekerja Anak ILO memberikandukungan penuh bagi program pelatihan yang juga berkerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia(PKBI) ini. Program ini maupun program-program lainnyaditujukan untuk memberikan konseling psikososial danberbagai kegiatan kreatif kepada anak-anak mantan kurir danpenjual obat-obatan terlarang. Tujuannya adalah untukmencegah agar mereka tak kembali menggeluti pekatnyaperdagangan obat-obatan terlarang ketika dibebaskan nanti.

YCAB juga menyediakan pelatihan lebih lanjut mengenaikonstruksi model bagi anak-anak, sekaligus membantumemasarkan produk mereka melalui program kewirausahaan.Direktorat Pendidikan Khusus Departemen PendidikanNasional pun tak kalah menunjukkan niat baiknya untukmemberikan kontribusi dalam kedua pelatihan tersebut.

Boleh dibilang, pelatihan konstruksi model ini merupakanjenis pelatihan keterampilan baru yang sangat disukai anak-anakyang menjalani kehidupan di Lapas anak. Banyak dari merekayang menghabiskan waktu luangnya untuk membangun danmenyempurnakan model-model yang mereka buat. Setidaknyapelatihan ini bisa membangkitkan kembali impian masa kecilmereka, yaitu memiliki rumah sendiri dan memberikan harapanakan masa depan yang lebih baik.

1213

15164

18

19

Page 5: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Berkenaan dengan peringatan Hari Buruh se-Dunia yangjatuh pada satu Mei, ILO menggelar pameran fotobertajuk “Potret Dunia Kerja Indonesia” pada Selasa, 1Mei 2007, bertempat di Galeri Seni QB World, Kemang,Jakarta. Empat puluh lima foto akan dipamerkansepanjang bulan Mei. Foto-foto tersebut menggambarkanberagam bentuk dan warna realitas kehidupan kerjaIndonesia dari Aceh hingga Papua, dari jermal hinggaperkantoran di gedung-gedung tinggi di Jakarta. Pameranini dimaksudkan untuk mendorong minat dan kesadaranmasyarakat tentang isu-isu yang terkait dengan kondisikerja, ketenagakerjaan, hak dasar dalam bekerja, sertakeselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian pentingdari pembangunan di Indonesia.

5

© ILO/A.Mirza

© ILO/A.Mirza

PAMERAN FOTO“P“P“P“P“Potrotrotrotrotret Dunia Kerja di Indonesiaet Dunia Kerja di Indonesiaet Dunia Kerja di Indonesiaet Dunia Kerja di Indonesiaet Dunia Kerja di Indonesia”””””

1 Mei - 31 Mei 2007

Page 6: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Keluar dari Krisis,Kembali Bekerja

Berbekal pengalaman sukses Servi Nasaun, ILO Timor-Leste danKementerian Tenaga Kerja dan Reinsersi Komunitas, bekerjasama dengan UNDP, memperkenalkan intervensi promosi kerjajangka pendek baru, Proyek Serbisu ba Dame (Bekerja untukPerdamaian), April 2007.

Didukung Komisi Eropa, proyek tersebut bertujuan untukmengurangi potensi konflik dan destabilisasi di Timor-Lestedengan memberikan kesempatan kerja jangka pendek bagipenduduk yang memainkan peranan penting dalamdestabilisasi, khususnya kaum muda.

Skema pekerjaan jangka pendek memberikan kontribusi untukmenghasilkan beberapa hal: 1) Meningkatkan stabilitas, yangdicapai dengan melibatkan kaum muda dalam aktivitas-aktivitasproduktif selama masa prapemilu; 2) Meningkatkan daya beli23.350 penduduk dan membangkitkan perekonomian lokal;3) Memperluas kesempatan kerja terutama di daerah-daerahdan menurunkan tekanan ekonomi rumah tangga pengungsilokal dari Dili; 4) Meningkatkan kemandirian pada kaum muda,dan keterbukaan pada skema kerja nasional atau pelatihan; 5)Di seluruh wilayah negara tersebut, serangkaian hasil nyatadicapai melalui sekelompok pekerja pada infrastrktur pedesaan,termasuk grass-cutting, pembersihan drainase nasional dan jalan-jalan, rehabilitasi jalan-jalan pedesaan, rehabilitasi kanal-kanalirigasi, dan sebagainya.

6

NAMANYA Dulce Maryal Soares. Penduduk Dili iniberusia 30 tahun. Saat terjadi krisis, ia tinggal di Betor Leste.Namun tatkala kekerasan di lingkungannya merebak, dia dankeluarganya meninggalkan rumah dan berpindah ke kamppengungsian lokal. Kondisi kamp itu sangat sederhana. Tempatberlindung, makanan, minuman, dan fasilitas sanitasi disediakanorganisasi-organisasi donor. Sayang—karena keterbatasandana—ia dan para pengungsi lain terjebak dalam situasi sulit.Kini ia sudah bermukim di kamp tersebut selama delapan bulandan tidak tahu berapa lama lagi harus tinggal di sana.

Dulce merupakan satu dari 37.224 orang yang ikutserta dalam proyek mencari penghasilan “Servi Nasaun”(Bekerja untuk Bangsa) dari ILO/UNDP. Ia mendapatkanpenghasilan sebesar US$ 24 untuk dua minggu. Tugas diamembersihkan lingkungan sekitar kamp.

Selama krisis berkecamuk, Dulce tak pernahmembayangkan dirinya akan menjadi seorang wirausahawan.Tetapi, begitu melilhat ada kesempatan di komunitasnya, iatidak mau menyia-nyiakannya. Berbekal kesempatan danharapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, iamempergunakan uangnya sebagai modal untuk membukakedai sate di dalam kamp.

Potongan-potongan metal ia kais untuk dijadikanpanggangan. Sementara sejumlah uangnya ia belikan arangdan ayam. Harapan Dulce tak meleset. Usahanya sukses.Dalam sebulan, ia mendapatkan keuntungan hingga US$ 60.

Proyek Servi Nasaun ILO/UNDP memang dirancanguntuk mengampanyekan perdamaian dan stabilitas denganmenyediakan kesempatan jangka pendek bagi para pengungsilokal dan warga Timor lainnya yang rentan, khususnya bagikaum muda. Proyek yang dilaksanakan Kementerian TenagaKerja dan Reinsersi Komunitas Divisi PengembanganKetenagakerjaan dan Keterampilan, menerima bantuan sebesarUS$ 1.733.370 dari Pemerintah Jepang, Australia, dan Swediaserta dari Biro Pencegahan dan Pemulihan Krisis UNDP.

Setelah enam bulan digelar, proyek ini telahmenciptakan 464.872 hari kerja, mempekerjakan lebih dari37.000 orang. Ada pun 44% dari mereka ialah kaum muda,49% adalah wanita, dan 19% lainnya merupakan pengungsilokal. Yang patut mendapatkan apresiasi, dari jumlahkeseluruhan, 78,4% dari mereka ternyata tidak bekerjasebelum krisis.

Selama ini berbagai aktivitas yang dijalankan antara lainmembersihkan puing-puing dan sampah, membersihkanselokan dan pantai, juga merehabilitasi dan memeliharasarana-sarana olahraga. Dari fokus utama di Dili, berbagaiproyek kini diperluas hingga wilayah Atauro, Aileu, Liquica,Baucau, Bobonaro, Ermera, dan Oecusse.

Tingkatkan PeluangKaum MudaKerja bagi

© ILO/M. Mesquita

Page 7: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Pekerjaan yang LayakTimor Leste

“Sekitar 8.200 orang pencari pekerjaan layaktelah terdaftar di pusat-pusat kerja wilayah diDili, Bancan, Bobonaro, dan Oecusse, dengan

tingkat partisipasi wanita sebesar 40.2%.Sementara sedikitnya 1.171 penganggurterdaftar ikut serta dalam kursus-kursus

pelatihan perusahaan yang diselenggarakanprogram tersebut. Dari angka tersebut, lebihdari 3.000 peserta mendapatkan pekerjan

atau mendapatkan penghasilan setelahmengikuti kegiatan yang didukung STAGE ini

7

untuk

TEREZINHA adalah perempuan yang sangatdinamis. Ia tinggal di Maliana. Suaminya meninggal akibatbentrokan yang terjadi pascareferendum kemerdekaan 1999lalu. Sang suami meninggalkan tiga orang anak. Tak mauhidup terlunta-lunta Terezinha bertahan hidup denganberjualan sayur di sepanjang jalan. Meskipun pekerjaan itutidak cukup memberikannya waktu bagi keluarga, jugahasilnya tidak cukup untuk membayar biaya sekolah anak-anaknya, ia tetap bertahan.

Hingga dia kemudian memilih memutuskan untukmeminta bantuan Pusat Kerja Wilayah KementerianTenaga Kerja dan Reinsersi Komunitas Lokal. Instansiyang kunjunginya merujuk Terezinha ke PusatPengembangan Bisnis. Tak sia-sia. Di sini ia ikut sertadalam pelatihan selama dua minggu, yaitu MemulaiUsaha Anda (SYB). Selama pelatihan, Terezinhamengembangkan ide bisnis dan mempelajari memilikiusaha kecil.

“Pelatihan tersebut mengubah pemikiran sayatentang bisnis! Saya pun mempelajari banyak hal pentingyang saya terapkan sehari-hari pada bisnis baru saya,seperti memperkirakan biaya dan harga produk,melakukan perencanaan, memisahkan pengeluarankeluarga dengan bisnis, dan bagaimana menghadapipara pemasok,” tuturnya menjelaskan.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Terezinha,dengan bantuan Pusat Kerja Wilayah, mempersiapkansegala hal untuk mendapatkan pinjaman dari institusikeuangan mikro. Terezinha pun berhasil membuka tokoperalatan dapur. Toko tersebut–sekarang menjadi salah satutoko terbesar di Kota Maliana–mampu membantunyamelunasi pinjaman, memenuhi kebutuhan keluarganya,bahkan untuk menabung. Malah ia pun merencanakan akanmembuka bisnis lain di kota tersebut.

Terezinha hanyalah satu contoh sukses STAGE (ProgramPelatihan Keterampilan untuk Memperoleh Pekerjaan)—program yang memang sengaja memberikan pelatihan lokaluntuk memberdayakan masyarakat pedesaan Timor Leste.

Sekitar 8.200 orang pencari pekerjaan layak telahterdaftar di pusat-pusat kerja wilayah di Dili, Bancan,Bobonaro, dan Oecusse, dengan tingkat partisipasi wanitasebesar 40.2%. Sementara sedikitnya 1.171 penganggurterdaftar ikut serta dalam kursus-kursus pelatihan perusahaanyang diselenggarakan program tersebut. Dari angka tersebut,lebih dari 3.000 peserta mendapatkan pekerjan ataumendapatkan penghasilan setelah mengikuti kegiatan yangdidukung STAGE ini.

Tak cuma itu. STAGE juga membuat langkah konkretlanjutan di area pelatihan keterampilan. Pertemuan PelatihanKejuruan Nasional—yang melibatkan semua Penyedia PelatihanKeterampilan di Timor-Leste—diselenggarakan untukmempromosikan konsep “Pelatihan Kemitraan” (antara pusat-

pusat pelatihan dan para pengusaha). Pelatihan ini diharapkanbisa menjadi langkah dasar untuk mengembangkan sistempelatihan keterampilan yang didasarkan pada kebutuhanlapangan kerja. Pertemuan tersebut selain menghasilkan notakesepakatan antara Kementerian Tenaga Kerja dan ReinsersiKomunitas, juga berhasil melibatkan 12 pusat pelatihan yangakan berpartisipasi membangun dukungan keuangan dan teknisuntuk melaksanakan program-program pelatihan keterampilan.

STAGE juga berhasil menyelesaikan berbagai rencanakerja untuk memperkuat Kementerian Tenaga Kerja danReinsersi Komunitas Divisi Pengembangan Ketenagakerjaandan Keterampilan. Untuk saat ini fokus yang ingin dicapaiadalah dengan memusatkan pengembangan keterampilanmanajerial dan teknis dan para stafnya.

Sementara itu, Divisi Pengembangan Ketenagakerjaandan Keterampilan mencapai kapasitas operasional yangmengagumkan dalam hal provisi pelayanan pasar tenagakerja—termasuk konseling kerja dan mediasi kerja, organisasi,pemantauan, dan program-program pengawasan pelatihandan ketenagakerjaan. Unit Informasi Pasar Tenaga Kerja danAdministrasi yang berkualitas dari Dana PelatihanKetenagakerjaan dan Kejuruan (EVTF) merupakan area khususyang ditargetkan dalam pembangunan kapasitas.

Jose Assalino, Kepala Penasihat Teknis STAGEmengatakan, tahun 2006-2007 merupakan periode yangsangat menantang bagi Timor-Leste, juga bagi program STAGE.Betapa tidak. Setelah terjadi krisis April 2006, usaha keraskomunitas untuk menormalkan kembali keadaan gagaldilakukan, setelah di awal 2007 terjadi serangkaian kekerasandi berbagai jalan di Dili. “Namun Timor-Leste percaya mampumengembalikan keadaan yang buruk tersebut menjadi lebihbaik. Dan, program STAGE mampu membuktikan memberikankontribusi positif dan penting dalam hal ini,” tambah Jose.

Page 8: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

TKIMencetak Kaderdi Kantong-kantong

”“Ada banyak ikhtiar agar para pekerja migran tak

gampang digerogoti HIV/AIDS. ILO Jakarta telahmemprakarsainya.

8

PEKERJA migran memang tergolong berisikotinggi terinfeksi penyakit ini karena mobilitasnyayang tinggi. Sejalan dengan pelaksanaan KaidahILO tentang HIV/AIDS dan Dunia Kerja, OrganisasiPerburuhan Internasional (ILO)—badanPerserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusimasalah ketenagakerjaan dan perburuhan—menggelar berbagai program dan kegiatan dibawah Proyek Program Pendidikan HIV/AIDS diTempat Kerja, dengan pendanaan dariDepartemen Perburuhan Amerika Serikat danIndonesian Partnership Fund dari Pemerintah Inggris.

ILO tidak bekerja sendiri. Organisasi ini menjalin kerja samadengan sejumlah instansi dan lembaga swadaya masyarakat,seperti Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Depnakertrans), Departemen Kesehatan (Depkes), AsosiasiPerusahaan Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), Balai Pelayanandan Penempatan TKI (BP2TKI), dan lembaga lainnya sepertiSerikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan SolidaritasPerempuan.

Beragam kegiatan yang dilakukan antara lain, meningkatkankapasitas pemerintah, agen penyalur, pekerja migran, sertamemperkuat pemahaman dan pengetahuan pekerja dankeluarganya mengenai HIV/AIDS. Semua itu dimaksudkan untukmencegah dan mengurangi dampak HIV, memberikanperlindungan yang memadai bagi pekerja migran, sertamenghilangkan stigma, dan diskriminasi.

Dalam hal kebijakan, Depnakertrans dan Depkes saat ini sedangmenyusun prosedur pelaksanaan tes HIV yang ramah pekerjamigran (friendly migrant testing). Berdasarkan prosedur ini,nantinya tes yang dilakukan bebas dari diskriminasi, disesuaikandengan kebutuhan para pekerja migran, untuk meningkatkankesehatan dan kesejahateraan mereka.

Proyek pun rutin menggelar pelatihan bagi para instruktur dariBP2TKI, APJATI, kepala asrama, dan para fasilitator dari LSM.Mereka yang dilatih diharapkan mampu menjadi kader fasilitatoryang akan menebarkan informasi HIV/AIDS kepada pekerja

migran di seluruh wilayah, khususnya kawasan “kantong” TKIdi Indonesia. “Para instruktur merupakan aktor yangbersentuhan langsung dengan para pekerja migran,” tutur GaluhSotya Wulan, Manajer Program Nasional ILO Jakarta untukProyek Pendidikan HIV/AIDS.

Pelatihan diikuti sejumlah instruktur Pembekalan AkhirPemberangkatan (PAP) dari 16 Balai BP2TKI dan 82 PJTKI yangtersebar di seluruh pelosok Tanah Air . Pelatihan juga melibatkanpara ibu asrama yang memiliki BLKLN, juga para aktivis LSM.Pelatihan ini digelar di sejumlah daerah, yang dibagi ke dalamdua wilayah. Wilayah I meliputi Medan, Pekanbaru, Batam,Palembang, Jakarta, Bandung, Banjarbaru, dan Pontianak.Sedangkan Wilayah II meliputi Semarang, Yogyakarta, Surabaya,Makassar, Parepare, Mataram, dan Kupang.

Pelatihan digelar saban bulan sejak Juli 2006 hingga 18 Januari2007. Rata-rata setiap pelatihan dilakukan selama tiga hinggaempat hari, baik di awal, pertengahan, maupun akhir bulan.Pelatihan ini secara keseluruhan telah menjangkau 51 pelatihpra keberangkatan BP2TKI, 99 instruktur dan 65 ibu asramaPJTKI, serta 281 fasilitator dari LSM.

Dari sini ditemukan fakta, meningkatnya pemahaman pesertasetelah mengikuti pelatihan—yang jika dirata-rata mencapai 20-40 persen. Sejumlah perserta mengaku mendapatkan banyakmanfaat dari pelatihan tersebut.

Dari hasil evaluasi akhir, seorang instruktur dari sebuah agenkerja swasta di Jawa Timur, contohnya, sebelumnya mengaku

hanya memiliki pemahaman terbatas mengenai HIV. Tapi,“Setelah pelatihan ini saya mampu memberikan informasisecara tepat mengenai HIV bagi para calon pekerja migran.Saya juga bisa memberikan dukungan dan perawatan yangtepat bagi mereka yang diketahui HIV positif,” tuturnya.Sementara seorang instruktur BP2TKI dari Jakartamenegaskan, akan menggunakan metode dan informasiyang ia peroleh dalam pelatihan pra keberangkatan.

Dari pelatihan tersebut semua pihak yang terlibat memangdiharapkan memiliki kecakapan untuk menyampaikaninformasi secara komprehensif kepada para calon pekerjamigran tentang penularan dan pencegahan HIV/AIDS, tingkatkerentanan dalam tahap migrasi, cara melakukan migrasiyang aman, serta mengetahui berbagai organisasi yang dapatdijadikan rujukan di negara-negara tujuan. Dengan kata lainmereka inilah sumber informasi bagi para calon TKI, terutamaterkait HIV/AIDS.

© ILO

Page 9: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Perburuhan dan KetenagakerjaanASEAN dan ILO bekerjasama tangani masalah

Eradication of Forced LabourEradication of Forced LabourEradication of Forced LabourEradication of Forced LabourEradication of Forced LabourInternational Labour ConferenceInternational Labour ConferenceInternational Labour ConferenceInternational Labour ConferenceInternational Labour Conference9696969696ththththth Session* Session* Session* Session* Session*

ISBN 978-92-2-118134-7

Publikasi inimenampilkanmasukan dariKomite bahwapelaksanaansepenuhnyaKonvensi kerjapaksa masihmemerlukanterselesaikannyaberagam isukompleks. Diharapkan bahwa survei akanmemberikan sumbangan terhadappelaksanaan dua Konvensi mendasartentang kerja paksa sebagai upayapenghapusannya secara total, sertamemberikan kejelasan terhadap poin-pointertentu dan akan meningkatkanpengetahuan dan pemahaman mengenaiKonvensi-konvensi ini, baik olehpemerintah maupun mitra sosial.

TTTTTrade and Employment: Challengesrade and Employment: Challengesrade and Employment: Challengesrade and Employment: Challengesrade and Employment: Challengesfor Policy Research*for Policy Research*for Policy Research*for Policy Research*for Policy Research*

ISBN 978-92-2-119551-1

Studi ini merupakan hasil dari penelitianbersama antaraSekretariatOrganisasiPerdaganganBebas (WTO)dan ILO. Studi inimengkaji isuyang menjadiperhatian darikedua organisasi,yangmenegaskan

hubungan antara perdagangan danketenagakerjaan. Sistem perdaganganmultilateral memiliki potensi untukmeningkatkan kesejahteraan global danmempromosikan hasil ketenagakerjaanyang lebih baik.

Gender Equality around theGender Equality around theGender Equality around theGender Equality around theGender Equality around theWorld)World)World)World)World)

ISBN 978-92-2-119317-3

Publikasi ini merupakan kumpulanartikel-artikelpilihan yangditerbitkan diMajalahWorld ofWork daritahun 1999hingga 2006.Artikel-artikelini ditulissecarakomprehensifmengenai

beragam isu dari tantangan yangdihadapi para perempuan pencarikerja di Estonia, hingga pendekatansiklus kehidupan yang inovatif ataskesetaraan jender di RepublikTanzania, hingga kebijakan progresifmengenai cuti kelahiran anak bagisuami di Norwegia.

* hanya tersedia dalam bahasa Inggris

Pub

likas

i

9

SEKRETARIAT ASEAN dan ILO menandatanganisebuah Perjanjian Kerjasama untuk memperkuat kerjasama dankemitraan kedua Organisasi pada 20 Maret 2007.

Sekretaris Jenderal ASEAN Ong Keng Yong dan DirekturJenderal ILO Juan Somavia menandatangani Perjanjiantersebut di Jenewa, Swiss. Perjanjian tersebut menandakankomitmen kedua organisasi tersebut dalam menanganimasalah-masalah perburuhan dan ketenagakerjaan di wilayahASEAN, serta dalam mempromosikan kemajuan sosial.

Ong mengatakan,“Perjanjian ini merupakan langkahuntuk melanjutkan momentum yang dibangun melaluikerjasama ASEAN-ILO dan menekankan hubungan yangsaling melengkapi antara komunitas ASEAN dan AgendaPekerjaan yang Layak dari ILO.”

Somavia menegaskan bahwa “Perjanjian Kerjasamatersebut merupakan sebuah langkah strategis untukmewujudkan Dekade Pekerjaan Layak di Asia yangdiperkenalkan dalam Pertemuan Regional ILO tahun lalu. Halini merupakan dasar yang kuat untuk saling bekerja samasebagai upaya menjamin bahwa integrasi regional yang terjaditurut meliputi dimensi sosial yang kuat dan mengarah kepadaglobalisasi yang adil.”

Di bawah Perjanjian tersebut, Sekretariat ASEAN dan ILOakan memperdalam kerjasama mereka dalam pelaksanaanberbagai program dan proyek, termasuk di bidang kesehatandan dan keselamatan kerja, HIV/AIDS dan tempat kerja,implikasi ketenagakerjaan terhadap liberalisasi perdagangan,kesempatan kerja bagi kaum muda, pelatihan kejuruan,jaminan sosial dan migrasi kerja. Kedua organisasi ini akan

menjalin kerjasama dalam pertukaran informasi, studi penelitian,dan perwakilan dalam berbagai pertemuan tingkat operasional.

Kantor ILO Jakarta dan Direkturnya, Alan Boulton, ditunjukmenjadi pelaksana di bawah Perjanjian Kerjasama tersebut.

ASEAN, yang terdiri dari Brunei Darussalam, Kamboja,Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,Thailand, dan Vietnam, memiliki jumlah penduduk lebih dari560 juta, dengan daya beli lebih dari 400 milyar dolar Amerikatiap tahunnya, dan dengan angkatan kerja sebesar 330 jutajiwa. Antara tahun 2000 dan 2006, wilayah ASEAN mengalamitingkat pertumbuhan PDB rata-rata per tahun sebesar 5,7%.Namun, tingkat pengangguran di wilayah tersebut meningkatdari 5% menjadi 6.6% di tahun yang sama. Jumlah eksporASEAN berjumlah 650 juta dollar Amerika di tahun 2005, dimana total ekspor Asia mencapai 22%.

© IL

O

Page 10: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

10

Salam

SALAM perpisahan kami ucapkan kepada duarekan yang telah memberikan kontribusi besar bagi berbagaiprogram kegiatan ILO di Indonesia dan Timor Leste.

PerpisahanCARMELO NORIEL Kepala Penasihat Teknis Proyek

Deklarasi Bidang Hubungan Industrial ILO/Amerika Serikat.Selama enam tahun terakhir ia menggawangi proyek ini.

Berbagai program yang dijalankan Carmelo dalamproyek ini merupakan hasil kerja sama berdasarkan Perjanjian

Bersama DepartemenTenaga Kerja danTransmigrasi, Apindoserta tiga konfederasiserikat pekerja.Merekalah yang telahberkomitmenmembangunkepercayaan dankapasitas hubunganindustrial di tingkatnasional dan regional.

Di bawah komando Carmelo tercatat jumlah penerimalangsung dari program ini mencapai lebih dari 300 kegiatan,dengan menjangkau lebih dari 15.000 perwakilan pekerja,pengusaha dan pemerintahan di 10 provinsi. Sementara itusedikitnya 60.000 publikasi telah didistribusikan kepada parapeserta dan pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini.

Proyek ini memberikan pengaruh besar melaluiberbagai kumpulan publikasi, baik dalam bahasa Indonesiamaupun Inggris. Proyek juga dijalankan melalui berbagaipelatihan, seminar, dan aktivitas untuk mengampanyekankerja sama manajemen kerja, pemahaman serta aplikasiprinsip-prinsip perundingan bersama yang lebih baik, hukumdan praktik hukum ketenagakerjaan yang mendukung,mekanisme penyelesaian persoalan yang efektif, hinggapenanganan pasar kerja yang baik.

Carmelo melaksanakan berbagai kegiatan tersebutdengan baik dan banyak mendapat pujian. Dia juga kerapmemperoleh penghargaan dari konstituen ILO dan pihak-pihak yang terlibat mengampanyekan hubungan industrialyang lebih baik di Indonesia. Selanjutnya Carmelo akankembali ke Filipina.

PETER RADEMAKER Wakil Direktur Kantor ILO Jakarta,sejak Agustus 2003. Dia sangat aktif merancang danmelaksanakan program kerja sama teknis ILO di Indonesia danTimor Leste.

Tantangan dalam tugas yang diemban Peter salahsatunya adalah pembangunan sebagai respons ILO terhadapbencana tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Nias, termasukberbagai program untuk membantu pengembanganperekonomian dan pemulihan krisis di Timor Leste. Dalamkegiatan pemulihan pascatsunami, Peter bekerja kerasmerancang beragam strategi proyek dan meyakinkan paradonor untuk mendukung kegaitan ILO dalam pelayananketenagakerjaan darurat, keterampilan, pelatihan K3,pembangunan ekonomi lokal, keuangan mikro, rehabilitasistruktur dan bantuan untuk pengusaha dan serikat pekerja.

Kontribusi Peter juga terlihat jelas pada pelaksanaanprogram-program ILO, baik melalui kerja sama dengan paraserikat pekerja, rekan-rekan di pemerintahan, pengusaha,maupun badan-badan PBB lainnya. Tidak sekadar membantupelaksanaan program, Peter juga menyediakan berbagaikesempatan untuk merancang program-program ILO yanginovatif berdasarkan keahlian dan pengalamannya. Sebagaicontohnya, ia menggagas proyek baru pelatihan pendidikandan keterampilan yang berpusat pada provinsi-provinsitertinggal di Indonesia. Dalam program ini berhasildigabungkan kegiatan ILO di lapangan kerja bagi kaum muda,pengembangan keterampilan, pelatihan pekerja anak dankewirausahaan.

Selanjutnya Peter akan mengemban tugas di PusatPelatihan Internasional ILO di Turin. (*)

SMART Workers adalah bincang-bincang radiointeraktif, kerja sama ILO dengan radio SmartFM yangdirancang untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak-hakmendasar di tempat kerja. Bagi Anda yang tertarik mempelajarilebih lanjut tentang isu ketenagakerjaan, simak terus 95,9 FM !

© IL

O

© IL

O

Menakertrans, H.E. Erman Soeparno, danCarmelo Noriel

Peter Rademaker dan mantan Menko Ekuin, Dorodjatun Kuncoro Jakti

Page 11: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia:tempat kerja yang aman & sehat

11

Di seluruh belahan dunia diperkirakan sekitar 6.000pekerja kehilangan nyawa mereka setiap harinya akibatkecelakaan, luka-luka dan penyakit akibat kerja. Diperkirakansekitar 2,2 juta jiwa di seluruh belahan dunia kehilangannyawa mereka setiap tahunnya akibat kecelakaan ataupunpenyakit yang terkait pekerjaan. Setiap tahunnya, 270 jutamenderita luka-luka parah dan 160 juta lainnyamengalami penyakit jangka panjang ataupun pendekyang terkait dengan pekerjaan mereka.

“Pekerjaan yang layak haruslah merupakan pekerjaanyang aman. ILO menolak anggapan bahwa kecelakaan danpenyakit bukanlah “bagian dari pekerjaan”. Kecelakaan kerjadapat dicegah. Pengalaman memperlihatkan budayakeselamatan yang kuat menguntungkan baik pekerja danpengusaha maupun pemerintah. Teknik-teknik pencegahantelah terbukti efektif mencegah kecelakaan kerja danmeningkatkan kinerja usaha,” kata Alan Boulton, Direktor ILOdi Indonesia.

menciptakan

Page 12: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

BELAJAR

12

TINGKAT pengangguran kaum muda diIndonesia—yang enam kali lebih tinggi dibanding orangdewasa—harus segera dicarikan jala keluarnya. Salah satunyaadalah dengan mengembangkan budaya berwirausaha yangsanggup menyerap pengangguran kaum muda di pasar tenagakerja.

Boleh disebut, pendidikan sangat memainkan perananpenting dalam membangun budaya kewirausahaan ini.Dimulai sejak usia dini, pendidikan dapat menstimulasi

kesadaran berwirausaha, memberikan banyak pilihan kerjadan membantu kaum muda menjadi lebih kreatif dan percayadiri dalam mengejar karier yang diinginkannya.

Tahun 2005 silam, ILO yang bekerja sama denganDepartemen Pendidikan Nasional memperkenalkan programPelatihan Mengetahui tentang Bisnis (Know about Business/KAB) pada sistem pendidikan menengah kejuruan dan teknikdi Indonesia sebagai proyek percobaan. Tujuannya adalahuntuk mendorong semangat berwirausaha bagi kaum mudaIndonesia, termasuk untuk meningkatkan kemampuan kerjamereka saat memasuki dunia kerja kelak

Salah satu guru yang menghadiri Pelatihan PengetahuanBisnis untuk Guru—yang diselenggarakan DirektoratPendidikan Menengah dan Kejuruan dan ILO, Juli 2005—adalah Christin Soviantary dari SMKN 2 Denpasar. Christinmerupakan salah satu guru dari 42 sekolah yang ikut sertadalam uji coba materi pelajaran dan metodolog ini. Dia puntelah mengujicobakan metodologi pembelajaran KAB inikepada lebih dari 300 siswanya di kelas 1 dan 2.

Paket KAB memang dirancang pada pendidikankejuruan dan lembaga pelatihan untuk memberikankesadaran, tantangan, prosedur, karakteristik, dan sikap yangdiperlukan kaum muda agar sukses berwirausaha. Berbedadari proses mengajar tradisional, materi pelajaran KABdidasarkan pada berbagai pelatihan, kerja kelompok,permainan, yang berbasis pada buku pelajaran khusus.Dengan gaya mengajar partisipatif yang melibatkan parapelajar sepanjang proses belajar berlangsung, paket ini

melibatkan pendekatan modularselama 120 jam pelajaran dalamsembilan modul.

“Mulanya, saya ragumenggunakan materi instruksionalKAB di kelas. Saya khawatir tidakdapat menjawab berbagaipertanyaan dari murid terkait teknik-teknik baru yang saya gunakan.Untungnya, semua bisa berjalanbaik,” tutur Christin, membagipengalamannya kepada 22 guru laindari enam Pusat PengembanganPendidikan Teknis Kejuruan dalamPelatihan Guru, yang digelar selamadua minggu, Januari 2007 lalu.

Christin malah dapat cepatbisa melihat efek positif penerapanmetodologi KAB terhadap anakdidiknya. “Saya melihat metodologiKAB merupakan sarana yang efektifuntuk mempelajari kewirausahaan.

Sederhana, menyenangkan, dan mudah dimengerti. Itulahsebabnya catatan akademik anak didik saya lebih tinggidibandingkan sebelum menerima KAB. Mereka pun tertarikbelajar tentang bisnis,” kata dia menambahkan.

Belum lama ini, 10 tenaga pengajar telahmempromosikan dan memberikan Pelatihan KAB bagi 116guru Kewirausahaan dari 75 SMK di seluruh Indonesia.Bahkan, untuk memberikan pengalaman praktis bisnis, melaluiprogram gabungan ILO dan Departeman Pendidikan Nasional,beberapa murid yang tertarik untuk memulai usaha sendiritelah berpartisipasi dalam program Memulai Bisnis Anda.Melengkapi program KAB, program Memulai Bisnis Anda inidianjurkan bagi mereka yang memiliki ide bisnis dan inginmemulai usaha sendiri.

Dari apa yang sudah dilakukan ini, diharapkan,pendidikan kewirausahaan menjadi bagian penting dari sistempendidikan di Indonesia. Sehingga kualitas dan kontribusisektor usaha kecil akan berpengaruh besar dalammengembangkan perekonomian Indonesia.

Ketika Pelajar

© ILO

Page 13: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

MengasahNaluri Bisnis ODHAODHAODHAODHAODHA

”Nama saya Anton Wahab (bukan namasesungguhnya). Saya mempunyai sepupu yang HIV positif.Dia kesulitan mendapatkan pekerjaan akibat stigma dandiskriminasi terhadap HIV/AIDS. Untuk memastikan sepupusaya dapat mandiri secara finansial, tiada pilihan lain kecualimemulai usaha sendiri. Awalnya, saya mengira harusmemiliki modal dulu untuk memulai usaha baru. Namun,setelah mengikuti Pelatihan SYB ILO bagi CalonWirausahawan, awal Januari 2007 lalu, saya menyadaribahwa modal bukanlah segalanya. Saya harus kreatif dangigih menghasilkan ide usaha baru. Dengan ide usaha yangbaik, setiap orang dapat memulai usahanya sendiri.

Keterlibatan saya dalam enam hari pelatihan SYBmendorong saya mendapatkan perizinan formal dari salahsatu kantor perwakilan perusahaan komputer terkemuka diJakarta. Tujuannya adalah untuk mengembangkan rencanakeuangan dan menawarkan kemitraan dengan pabriksetempat di Jawa Barat agar mendanai usaha saya. Kamiberdua, saya dan sepupu kemudian mengembangkan usahatersebut. Tidak lama, saya pun mendapatkan izin serupa darikantor perwakilan di Cina. Dari penjualan pertama saya padaFebruari 2007, satu bulan setelah saya mengikuti pelatihan,saya memperoleh keuntungan Rp 5 juta (US$ 540). Kini sayaterus berupaya mengembangkan usaha ini.”

Kreatif dan Gigihadalah Kuncinya

ketenagakerjaanketenagakerjaanketenagakerjaanketenagakerjaanketenagakerjaan

13

Epidemi global HIV/AIDS berdampak besar padausia kerja. Stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS bisa mengubah perilaku, menghancurkanprospek kerja dan karier, serta menghambatakses layanan kesehatan dan sosial lainnya. Saatorang dengan HIV/AIDS (ODHA) kehilanganpekerjaan akibat stigmatisasi sosial dankondisinya tersebut, boleh dibilang, memulaiusaha kecil secara mandiri merupakan satu-satunya pilihan untuk memperoleh penghasilan.

Dukungan memulai usaha sendirimerupakan strategi penting untuk meringankanberbagai beban masalah yang dialami ODHAdan anggota keluarganya. Langkah inisetidaknya bakal meningkatkan kelangsunganhidup mereka, bahkan memungkinkanmendapatkan pengobatan dan perawatansetalah perolehan pendapatan meningkat.

Untuk mencegah pengucilan sosialterhadap ODHA, ILO bekerja sama denganUNDP melaksanakan proyek percontohanMengembangkan Akses MenujuKewiraswastaan dan Pelatihan Membangun Usaha untuk

ODHA. Dalam pelatihan ini peningkatkan kecakapan kerjadan kemampuan kerja mandiri, adalah prioritasnya.

Proyek ini bertujuan melatih LSM dan pihak terkait sertapenyedia jasa pelatihan swasta di bidang kewirausahaan danpelatihan agar cakap memberikan jasa pelatihan dan konselingkepada ODHA. “Sebagai hasil pelatihan, masing-masingpelatih diharapkan melaksanakan sedikitnya dua pelatihanMemulai Usaha Sendiri, yang menjangkau danmemungkinkan ODHA dan keluarganya memulai danmenjalankan usahanya sendiri,” kata Rolly Damayanti, StafProyek ILO untuk Program SYB, menjelaskan.

Sebagai tindak lanjutnya, salah satu LSM, Bandung PlusSupport, menggelar Pelatihan Kewirausahaan SYB. Mengikutipanduan dalam Panduan Pelatih SYB, organisasi inimenargetkan para pelatih utama yang memiliki ide bisnis,mengikuti pelatihan secara penuh selama enam hari denganbiaya sendiri. ”Kami menerima banyak lamaran untukpelatihan kedua. Kami pun menawarkan layanan konsultasidengan biaya. Misalnya, dalam konsultasi mengembangkancash flow atau rencana usaha,” tutur Reno—bukan namasebenarnya—pelatih SYB yang juga HIV positif.

Menurut Reno, pelatihan yang diberikan ILO menambahrasa percaya diri, meningkatkan keterampilan dankemampuannya memperoleh pendapatan yang cukup untukdiri dan keluarganya. “Saya senang melihat kelompokpendukung saya dapat menerapkan strategi dan teknik yangmereka pelajari dari pelatihan memulai usaha sendiri sebagaicara untuk dapat hidup mandiri. Mereka tidak perlu lagibergantung pada bantuan keluarga ataupun pemerintah,”ungkap Reno.

© ILO/A. Mirza

Page 14: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Mengembalikan Mengembalikan Mengembalikan Mengembalikan Mengembalikan MIMPIPahlawan Devisa

”“Perhatian saya adalah memfasilitasi prosedur pengiriman tenaga kerja yang murah,

cepat, dan aman, sesuai dengan ketentuan hukum dan meningkatkan posisi tawar-menawar para TKI kita di pasar dunia

Jumhur Hidayat, sebagaimana dikutipThe Jakarta Post, 23 Januari 2007.

14

PERNYATAAN Jumhur Hidayat yangdilontarkan setelah dia diangkat sebagai Kepala BadanNasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia (BNP2TKI) boleh jadi akan menjadi angin segar bagipara TKI. Wajar saja jika mereka yang menggantungkannasibnya di negeri orang itu berharap mendapatkanperlindungan dari pemerintah.

Mari kita tengok sejenak jumlah TKI yang terdaftar diDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans).Berdasarkan data tahun 2001-2006, tercatat tenaga kerja yangtermobilisasi ke luar negeri mencapai 280.000-615.000 orang.Kebanyakan dari mereka adalah perempuan miskin daridaerah-daerah terpencil di negeri ini. Mereka merajut mimpimemiliki kehidupan yang lebih baik di luar negeri, sebagaijawaban atas masalah kemiskinan dan pengangguran yangmembelit keluarganya.

Selama ini berbagai bahaya migrasi, kompleksitasmasalah, dan durasi proses penempatan masih berada di luarpemahaman mereka. Para pahlawan devisa itu kerapmengabaikan berbagaibahaya yang terjadidalam proses migrasi.Mereka hanyamemusatkan perhatian:yang penting bisaberangkat ke negeratujuan kerja, untukmengakhiri kemiskinankeluarganya!

Semoga deritapanjang para TKI biascepat diputus, apalagisetelah dikeluarkannyaInstruksi Presiden No. 6/2006 tentang KebijakanReformasi Penempatandan PerlindunganTenaga Kerja Indonesiadi Luar Negeri, danPeraturan memangsedang berupaya untuk

menyederhanakan prosedur migrasi ketenagakerjaan bagi TKI.Itu misalnya melalui proses penempatan yang lebih aman,murah, dan cepat, sehingga bias memacu lebih banyak lagiTKI untuk bermigrasi melalui jalur-jalur resmi.

Terkait dengan itu, Lotte Kejser, Kepala Penasihat Teknisuntuk Proyek Perlindungan Pekerja Rumah Tangga ILO,mengatakan ILO akan mendukung pemerintah Indonesia.Menurut Lotte, dukungan ILO, misalnya, diberikan melaluikerja sama teknis mengenai evaluasi kebijakan sistemmanajemen migrasi, penawaran dan permintaan tenaga kerja,penggunaan dana, serta mengembangkan kapasitas pelatihandi dalam perusahaan untuk meningkatkan pelaksanakankebijakan-kebijakan pemerintah secara efektif.

“Kegiatan tersebut mendukung tujuan ProgramPekerjaan Layak di Tingkat Negara periode 2006-2009, dimana Indonesia menjadi negara dengan pekerjaan yang layakuntuk mengakhiri eksploitasi tenaga kerja. Diharapkan denganmemperkuat perlindungan para pekerja migran, kisah tragisdan mimpi yang terkoyak, akan segera menjadi kenangan,”ujar Lotte.

© ILO/A. Mirza

Page 15: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

15

Nyala LilinNining Ivana

dalam dalam dalam dalam dalam kegelapan

SOSOKNYA seperti remaja lainnya—rambutdicat kecokelatan, lincah dan kenes. Tubuh mungilnya dibalutcelana jins dan kaus merah jambu lengan panjang. Suaranyabersemangat dengan senyum yang tak pernah lepas. Siapanyana, sejak dua tahun lalu ia diketahui HIV positif. Namun,mantan pekerja migran di Malaysia ini, tidak mau terkuburdalam keterpurukan karena ia yakin harapan itu selalu ada.Dia tak mengutuk kegelapan.

Namaku Nining Ivana, usiaku 22 tahun. Aku hanyalahsalah satu pekerja migran yang kurang beruntung lantarantertular HIV/AIDS. Kaum migran seperti aku masih lekat dicapstempel warga kelas dua di negeri seberang.

Semua berawal pada Juli 2003. Kesuksesan kakakkuyang hijrah ke Malaysia membuatku ingin menyusulnyamenjadi pekerja migran. Selepas ujian akhir sekolahmenengah, dan bahkan belum menerima ijazah, tanpa pikirpanjang kusambut lowongan kerja ke negeri jiran. Angankusederhana: bisa menabung dan membantu orangtua.

Aku ditawari bekerja di sebuah perusahaan sarungtangan. Karena perusahaan itu sedang membutuhkankaryawan, hanya dalam satu minggu diuruslah perjalanankuoleh sebuah agen PJTKI. Aku berangkat hanya dengan impian,tanpa mengetahui betul apa yang akan aku hadapi di sana.Tak disangka, enam bulan bekerja aku mulai sakit-sakitan. Akupikir sekadar kangen rumah, dan butuh penyesuaian saja.Maklum, aku selama ini belum pernah jauh dari keluarga.

Beruntung, di tempat kerjaku ada klinik. Aku punmemeriksakan diri pada Maret 2004. Dikatakan, aku hanyaperlu istirahat dan diberi izin istirahat dua hari. Tapi kondisikutidak bertambah baik. Aku seringkali tiba-tiba jatuh jatuhpingsan. Akhirnya setelah perdarahan hebat dari hidung danmulut, dan sempat dirawat selama beberapa hari, akumendesak untuk diperiksa secara lengkap. Tidak ditemui hal-hal yang mencurigakan.

Tes kesehatan menyatakan aku sehat-sehat saja. Tes HIVpun negatif. Dokter hanya menyebutkan jantungku sedikitbermasalah, dan aku hanya diberikan vitamin. Tapi kondisikukian memburuk. Akhirnya, kuputuskan untuk pulang apalagiuangku telah habis untuk membiayai pengobatan. Perusahaanhanya menanggung 10 ringgit dan selebihnya harusditanggung sendiri oleh pekerja.

Tipisnya keuangan keluargaku membuat keinginankuuntuk mengais rezeki, muncul kembali. Kuhubungi kembaliPJTKI yang dulu memberangkatkan aku. Pada November2004, aku ikut tes psikologi untuk mengisi lowongan disebuah pabrik elektronik. Setelah itu, aku ikut tes kesehatan dibilangan Tebet, Jakarta. Kuanggap tes ini sekadar formalitas.Toh sebelumnya aku pernah menjalaninya di Malaysia.

Namun, bagai petir di siang bolong, harapanku runtuhketika sang petugas PJTKI memberitahuku bahwa aku unfit.“Kamu tak bisa berangkat karena kena penyakit,” ujarnya.Kulirik formulir data tes kesehatanku di mejanya. Rupanya akudiduga positif HIV. “Sakit apa?” aku balik bertanya. Sang

petugas hanya menjawab singkat, “Coba deh, tanya lagi kekliniknya.” Dia tak bisa menjelaskan sama sekali.

Aku pun kembali ke sana. Mereka menjelaskan dari sekianbanyak calon TKI yang dites, hanya aku yang diduga terkenaHIV. Aku hanya bisa bingung dan melongo. HIV, selama inisama sekali tak selintas pun terbayang dalam benakku. Penyakitapa ini? Yang kutahu penyakit ini mematikan.

Aku pun dirujuk ke RSCM, untuk konsultasi lebih lanjut.Kembali dijelaskan bahwa aku diduga terkena HIV. Dokter lagi-lagi hanya meminta aku kembali ke klinik untuk dites kembali.Terpaksalah empat hari kemudian aku kembali menjalani tesyang sama di klinik yang sama dengan hasil yang sama pula.Tiada penjelasan ataupun pendampingan tentang apa saja yangharus aku persiapkan menghadapi kenyataan harus hidupdengan HIV. Aku merasa sendirian.

Aku tak bisa membayangkan masa depanku. Pikirankukosong. Kuisi hari-hariku dengan kesendirian, menunggu waktudijemput sang maut. Aku menemukan alamat sebuah lembagayang peduli HIV/AIDS melalui salah satu saluran teve. Mulailahkuberanikan diri berkonsultasi. Aku pun teringat, selama tigatahun saat di sekolah menengah pertama aku suka memakainarkoba jarum suntik. Satu jarum suntik bisa dipakai bergantianuntuk menghemat.

Kemungkinan besar aku terkena HIV jauh sebelumberangkat ke Malaysia. Namun, karena masih berada di masajendela, ketika di tes di Malaysia statusku masih negatif. Akutidak mau mati sia-sia, karena terapi obat dan bergaya hidupsehat dapat memperpanjang harapan hidup. Semenjak itu akubersemangat belajar lebih banyak tentang HIV, dan aktifmengikuti berbagai pelatihan hingga akhirnya mengikutiprogram pendampingan kesehatan.

Aku juga berani membuka diri. Pada akhir 2006 akumengaku di depan publik. Keluargaku sendiri baru tahu pada2005 ketika pertama kali melakukan terapi di RS Dharmais.Untunglah keluarga mendukung penuh diriku, walau merekasempat ketakutan bakal kutulari. Mereka sadar, diskriminasiakan membunuhku perlahan-lahan.

Kini aku bersyukur bisa bekerja sebagai satu dari tiga kadermuda di sebuah puskesmas di Cilincing—sebuah program kerjasama KPAD Jakarta Utara dan IHPCP (Indonesian HIVPrevention and Care Project). Kini aku mengisi hari-harimelakukan penyuluhan, terutama kepada para pemakai narkobajarum suntik. Honornya cukup buat kebutuhan keseharianku.

Aku tak ingin orang lain terkena HIV seperti aku. Orangyang terlanjur terinfeksi pun bisa bangkit seperti apa yang akutunjukkan. Di sisa hidupku, aku masih merajut harapan supayamewujud-nyata. Justru aku beruntung terkena HIV, karena akujadi terdorong untuk belajar. Kini aku menjadi konselormenyebarluaskan informasi mengenai hal ini. Jika tidak,mungkin aku akan mati muda dengan sia-sia.

Aku masih menyimpan harapan merantau ke negeriseberang. Karena, HIV tidak berbeda dengan penyakit lain danbukanlah penentu layak-tidaknya aku bekerja. Aku berharapakan semakin banyak pendidikan dan pelatihan diberikanmengenai HIV. Karenanya, keinginanku sederhana. Pelayanandan pengetahuan kesehatan adalah hak bagi semua orang—termasuk penderita HIV.

© IL

O/A.

Mirz

a

Page 16: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

perangi

Pameran Foto ILO: Potret Dunia Kerja di Indonesia,Jakarta, 1 – 31 Mei

Peluncuran Laporan Global tentang Diskriminasi,Jakarta, 14 Mei

Mengenang Mereka yang Hidup dengan HIV/AIDS,Jakarta, Batam, Jayapura, Jawa Timur, 20 – 21Mei*

Pelatihan Manajemen Proyek untuk, Jakarta, 21 – 23Mei*

Peluncuran Hasil Penelitian tentang Prinsip-prinsipDeklarasi ILO, Jakarta, 29 Mei.

Pelatihan Memulai Usaha untuk Pekerja Migran, 25daerah pengirim pekerja migran, Juni*

Forum Kebebasan Berserikat, Jakarta, awal Juni *

Peringatan Hari Internasional Menentang PekerjaAnak, Jakarta, 12 Juni

* direncanakan

Agenda11111

2222233333

4444455555666667777788888

”“Keanggotaan yang banyak dan jaringan serikat pekerja

yang terstruktur merupakan instrumen kuat untukmeminimalisir dampak HIV

SERIKAT PEKERJA pun

HIVHIVHIVHIVHIV

16

TEMPAT kerja berpotensi besar membatasiberbagai efek buruk epidemi HIV. Beragam program di tempatkerja yang melindung hak-hak pekerja, dukunganpencegahan, dan tersedianya akses perawatan sangatmembantu memerangi dampak dari virus mematikan tersebut.

Mesipun di beberapa tempat kerja peranan parapengusaha sudah mulai diwujudkan, sayangnya, kontribusipara pekerja dan organisasi serikat pekerja seringkali masihdiabaikan. Padahal, “Keanggotaan yang banyak dan jaringanserikat pekerja yang terstruktur merupakan instrumen kuatuntuk meminimalisir dampak HIV,” ujar Galuh S. Wulan,Manajer Proyek untuk Proyek Pendidikan HIV/AIDS diIndonesia.

Serikat-serikat pekerja di Indonesia, menurut Galuh,sebenarnya memiliki pengalaman yang berpengaruh di tempatkerja, sehingga jika dikonsolidaskan untuk membangunbarisan baru dalam memerangi epidemi tersebut, akan sangatefektif. ”Serikat pekerja bisa merancang program yangberorientasikan hak-hak atas pencegahan dan perawatan,”lanjut Galuh.

Sekadar mencontohkan, KSBSI Jawa Timur telahmemulai perundingan kolektif untuk pelatihan HIV/AIDS bagianggotanya dan para pejabat kecamatan. Mereka merancang

kesepakatan di tempat kerja berdasarkan Praktik ILO tentangHIV/AIDS dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi No. 68/2004.

Tradisi yang kuat dari pembelajaran ini memang telahdibangun oleh tiga konfederasi serikat kerja diIndonesia—KSPI, KSPSI, dan KSBSI—untukmelatih para pendidik. Tidak hanya di tingkatnasional tetapi juga di tingkat provinsi. Ketigakonfedearsi tersebut memiliki pendidik HIV/AIDS di Kepulauan Riau, Sumatera Selatan,Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur,Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua.Para kader itulah yang nantinya mendidikanggota-anggota serikat mengenai pencegahanHIV.

Di samping mewujudkan Komitmen Deklarasi NasionalTripartit untuk Memerangi HIV/AIDS di Dunia Kerja, beberapatantangan nyata bagi serikat pekerja adalah membangunprogram berkelanjutan dalam skala besar terhadap epidemitersebut. Selama ini beberapa tantangan yang seringmengemuka adalah kurangnya sumber daya untukmeningkatkan komitmen program HIV/AIDS, masih lemahnyaserikat pekerja di beberapa sektor dan industri, serta lemahnyapenyebaran informasi tentang HIV/AIDS di tempat kerja.

epidemi

© ILO

Page 17: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

ILO-KDP BerdayakanSerambi Mekah

”“Dari semua pelatihan yang kami terima selama program

pascatsunami, pelatihan GET Ahead ini sangat berbeda.Suasananya mendukung kami untuk dapat menyerap

materi pelatihan dengan sangat mudah

Perempuan

17

UNTUK memajukanpengembangan kewirausahaanperempuan Aceh pascatsunami, ILObekerja sama dengan ProgramPengembangan Kecamatan (KDP)mengadakan Pelatihan bagi PelatihJender dan Kewirausahaan (GETAhead), Januari 2007 lalu. Programpercobaan ini memungkinkan 105perempuan dalam KDP mempelajarijender dan berbagai keterampilankewirausahaan.

Target pelatihan ini adalahmencetak pelatih ahli dari kecamatandan Kantor PemberdayaanMasyarakat (PMD) dari 13 kecamatandi Provinsi Nanggroe AcehDarussalam (NAD). Dari pelatihantersebut, Kecamatan Aceh Jaya terpilihsebagai kecamatan percobaan selamaFebruari-Maret 2007.

Perlengkapan Pelatihan Jender dan Kewirausahaan ILO(GET Ahead) dan Modul Memulai dan Memajukan UsahaAnda merupakan instrumen praktis yang diperkenalkan untukmanajemen bisnis dan kesetaraan jender. Beberapa instrumendan beberapa isu, seperti teknik pelatihan partisipatif,kampanye kesetaraan jender, serta manajemen keuangan dankelompok, diperkenalkan di KDP sepanjang 2007.

”Dari semua pelatihan yang kami terima selama programpascatsunami, pelatihan GET Ahead ini sangat berbeda.Suasananya mendukung kami untuk dapat menyerap materipelatihan dengan sangat mudah,” terang salah satu pelatih

ahli, Cut Salihan dari Kecamatan Setia Bhakti. Hal senadadikatakan Efi Iskandar dari Unit Manajemen Daerah ProvinsiNAD KDP. Menurut fasilitator KDP ini, pelatihan ini mampumengembangkan keterampilannya dalam membuka danmemperluas perspektif untuk meningkatkan standarkehidupan kaum perempuaan yang dibinanya.

Sejak awal Desember 2005, ILO menerapkan keahlianteknis dan pengalaman internasional dalam pemulihanekonomi lokal dan pembangunan—khususnya instrumenpraktis manajemen bisnis dan kesetaraan jender untuk KDP(Program Pengembangan Kecamatan). Kerja sama ini sendirididasarkan pada nota kesepakatan bersama yangditandatangani ILO, KDP, Bank Dunia, Badan Rekonstruksidan Rehabilitasi (BRR), dan Badan Pengembangan Komunitas(BPM) Provinsi NAD.

Target kerja sama ini tak lain adalah untuk memajukanberbagai program ekonomi berkelanjutan yang lebih baik dimasyarakat, dengan memperkuat kapasitas pelatihan KDP.

Kekuatan KDP ini terletak padamobilisasi komunitas dimasyarakat dalampembangunan. ILO sendiri terusmengembangkanketenagakerjaan ahli teknis,khususnya untuk berbagaiprogram dan pekerjaanpembangunan jalan yangberorientasi pada sumber dayalokal.

Program ini pun bertujuanmengembangkan pemberdayaan ekonomi komunitas,khususnya pengembangan kewirausahaan kaum perempuan.Secara rinci program gabungan ini berfokus pada empat areayang terintegrasi: Pertama, kampanye kesetaraan jender;Kedua, meningkatkan keterampilan manajemen bisnis; Ketiga,meningkatkan manajemen kelompok; dan Keempat,meningkatkan manajemen keuangan.

© ILO

Page 18: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Pekerja Perempuan Membanyak,

masih

KendatiKESENJANGANKESENJANGANKESENJANGANKESENJANGANKESENJANGAN Melebar

18

JUMLAH perempuan bekerja saat ini lebih besarketimbang sebelumnya. Namun, kesenjangan yang masihterjadi dalam hal status, kepastian kerja, gaji, dan pendidikanantara kaum perempuan dan laki-laki berperan dalammenciptakan “feminisasi pekerja miskin”, demikian laporanterbaru Organisasi Perburuhan Internasional (InternationalLabour Organization/ILO) yang dikeluarkan untukmemperingati Hari Perempuan Internasional.

Berdasarkan “Tren Ketenagakerjaan Perempuan Global -2007”, jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pasarkerja—baik yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan—berada di tingkat tertinggi. Pada 2006, ILO memperkirakanbahwa 1,2 miliar dari 2,9 miliar pekerja di dunia adalahperempuan.

Kendati demikian, ILO menyakatan bahwa semakinbanyak juga perempuan yang menganggur (81,8 juta), terjebakdalam pekerjaan berproduktivitas rendah seperti di bidangpertanian dan jasa atau menerima gaji lebih rendah untukpekerjaan berjenis sama dengan pria. Selanjutnya, ILOmenyatakan bahwa jumlah perempuan usia produktif yangbekerja atau sedang mencari pekerjaan tidak lagi bertambahatau bahkan menurun di beberapa wilayah. Ini disebabkansemakin banyaknya jumlah perempuan muda yang menjalanipendidikan ketimbang bekerja.

“Meski terdapat sejumlah kemajuan, masih banyakperempuan yang masih terjebak dalam pekerjaan bergajiterendah, kerapkali di ekonomi informal dengan perlindunganhukum yang kurang memadai, sedikit atau tiadanyaperlindungan sosial, dan dengan ketidakpastian yang tinggi,”tutur Direktur Jenderal ILO, Juan Somavia. “Mempromosikan

pekerjaan yang layak sebagai perangkat mendasar dalam misiglobal di bidang kesetaraan jender akan diperluas bersamaandengan peningkatan pendapatan dan kesempatan bagiperempuan serta mengangkat keluarga mereka darikemiskinan.”

Laporan tersebut menambahkan bahwa perempuanharus diberikan kesempatan untuk mengentaskan diri dankeluarga mereka dari kemiskinan melalui penciptaan peluangkerja yang layak yang dapat membantu mereka mendapatkanpekerjaan yang produktif dan berpenghasilan baik dengankondisi yang bebas, aman, dan bermartabat. Jika tidak, prosesfeminisasi kemiskinan akan terus berlanjut hingga generasiberikutnya.

Laporan pun memperlihatkan bahwa dari jumlahperempuan yang bekerja lebih banyak yang bekerja denganmendapatkan gaji (47,9%) ketimbang 10 tahun lalu (42,9%).Namun, studi ini juga menegaskan bahwa semakin miskinsuatu wilayah, semakin besar kecenderungan perempuan,dibandingkan laki-laki, menjadi pekerja keluarga tanpa dibayaratau menjadi pekerja mandiri dengan penghasilan rendah.

Transisi dari pekerja keluarga tanpa bayaran atau pekerjamandiri dengan penghasilan rendah menjadi pekerja dengangaji merupakan loncatan besar ke arah kebebasan danpenentuan diri bagi banyak perempuan, demikian ILO.Namun, di wilayah-wilayah paling tertinggal di dunia, jumlahperempuan yang menjadi pekerja keluarga masih jauh lebihbesar dibandingkan laki-laki. Hanya sedikit perempuan yangmenjadi pekerja dengan gaji.

Di Sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara, empat dari 10perempuan bekerja dikategorikan sebagai pekerja keluarga

dibandingkan dengan dua dari 10 laki-laki. Di AsiaSelatan, enam dari 10 perempuan bekerjadikategorikan sebagai pekerja keluarga, sementaralaki-laki hanya dua dari 10 orang. Di Timur Tengahdan Afrika Utara, proporsinya tiga dari 10 perempuandan satu dari 10 laki-laki.

Dalam Laporan Tren Ketenagakerjaan Globaluntuk Perempuan lalu (2004), diperkirakanperempuan mencapai 60 persen dari pekerja miskindunia—orang yang bekerja tetapi tidak mendapatkanpenghasilan yang cukup untuk mengangkat diri dankeluarga mereka berpenghasilan 1 dolar Amerika perorang, per hari. Menurut studi terbaru ILO, “tidak adaalasan untuk mempercayai bahwa situasi ini telahberubah selama ini atau akan berakhir di masamendatang.”

© ILO

Page 19: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

jenderjenderjenderjenderjender

”“Pekerja migran Indonesia memberikan sumbangan besar kepada perekonomian dan

masyarakat Indonesia serta menjadi bagian penting dari angkatan kerja. Tantangansaat ini adalah menemukan cara memaksimalkan kontribusi migrasi terhadap

pertumbuhan dan pembangunan serta penyediaan perlindungan dan dukunganyang tepat terhadap warga Indonesia yang berniat bekerja di negara lain

Hari Perempuan Internasional:Hari Perempuan Internasional:Hari Perempuan Internasional:Hari Perempuan Internasional:Hari Perempuan Internasional:

Melindungi Pekerja Migran Perempuan

HIV/AIDSdariSEKITAR 1,4 juta orang Indonesia, atau 450.000

orang per tahunnya, pergi ke luar negeri untukbekerja selama tiga tahun belakangan ini. Tujuhpuluh lima persen dari mereka adalah perempuan.Migrasi ketenagakerjaan memiliki banyak manfaat.Migrasi ketenagakerjaan menawarkan prospek kerjabagi banyak orang yang sulit mendapatkan pekerjaandi dalam negeri dan membantu penuntasan masalahpengangguran di Indonesia.

Sayangnya, ketimbang memperoleh kehidupanyang lebih baik, sejumlah pekerja migran, khususnyaperempuan, menghadapi masalah serius.Perempuanlah, misalnya, yang kerap dipaksamelayani hasrat seksual sang majikan,diperdagangkan, termasuk ditipu bahkan dipaksadijerumuskan ke dalam lembah hitam prostitusi.Mereka memiliki akses yang terbatas atas informasidan layanan kesehatan. Belum lagi rasa sendiri danketidaktahuan mengenai penularan danpenanggulangan HIV yang menjadikan mereka semakinberisiko besar terkena HIV/AIDS. Tingkat terinfeksinya punterbilang lebih cepat ketimbang laki-laki.

Guna memberikan perlindungan dan pemahaman yanglebih baik mengenai HIV/AIDS, ILO menggelar interaktif dialog,“Melindungi Pekerja Migran Perempuan terhadap HIV/AIDS”,pada Kamis, 8 Maret 2007, di Hotel Nikko Jakarta, Jakarta.Dialog ini menampilkan Jumhur Hidayat (Ketua BadanNasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia/BNP2TKI), Nafsiah Mboi (Sekretaris Komisi AIDSNasional), Nining Ivana (Aktivis/Mantan Pekerja Migrandengan HIV), dan Alan Boulton (Direktur ILO di Indonesia).

Diselenggarakan berkenaan dengan peringatan HariPerempuan Internasional, dialog ini disiarkan langsung olehKBR68H, sebuah stasiun radio nasional. Dialog dimoderatoriNini Carlina, Duta Buruh Migran Indonesia.

“Pekerja migran Indonesia memberikan sumbanganbesar kepada perekonomian dan masyarakat Indonesia sertamenjadi bagian penting dari angkatan kerja. Tantangan saat iniadalah menemukan cara memaksimalkan kontribusi migrasiterhadap pertumbuhan dan pembangunan serta penyediaanperlindungan dan dukungan yang tepat terhadap wargaIndonesia yang berniat bekerja di negara lain. Perlindungan initermasuk informasi dan saran tentang tindak kekerasan yangdialami pekerja migran perempuan serta risiko terhadap infeksiHIV,” ujar Alan Boulton, Direktur ILO di Indonesia.

Temuan-temuan utama dari laporan ILO terbaruberjudul “Bergantung di Tali Rapuh”, mengenai pekerjamigran perempuan pun diluncurkan. Laporan ini disusunberdasarkan penelitian yang dilakukan bersama SolidaritasPerempuan, sebuah LSM nasional, di tiga daerah pengirim diJawa Timur (Sumenep, Malang dan Bojonegoro).

Temuan-temuan memperlihatkan bahwa, sebagaikelompok yang paling rentan terhadap infeksi HIV, hanyasegelintir calon pekerja migrant perempuan yang benar-benarmemahami modus penularan HIV. Juga hanya segelintir yangbetul-betul menyadari bahwa kondom dapat mencegahinfeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Risiko-risiko tadidiperparah dengan sulitnya para calon dan pekerja migrantmengakses informasi, termasuk informasi mengenai HIV/AIDS.

Kalaupun mereka menerima informasi, kebanyakan masihdiselimuti dengan mitos-mitos—misalnya, HIV dianggap ditularkanmelalui gigitan nyamuk atau hanya menulari pekerja seks komersialatau kaum gay. Kondisi ini diperunyam dengan kendala bahasaakibat tingkat pendidikan pekerja migran yang rendah.

Laporan pun menyimpulkan adanya kebutuhanmendesak akan program pendidikan dan informasi, tidak hanyabagi calon pekerja migran tapi juga bagi pihak-pihak lainnyayang terlibat dalam migrasi kerja: instruktur, badan penyalur,kepala asrama dan fasilitator. Dengan akses informasi yangmemadai, pekerja migran dapat melindungi dirinya denganlebih baik sehingga tidak mudah lagi diperdaya.

© ILO

Page 20: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

KANTOR ILO Jakarta terus menerimaberbagai kunjungan dari berbagai institusi pemerintah,pendidikan, dan lain sebagainya. Sekitar 24 anggotaDRPD Jawa Timur mengunjungi ILO Jakarta, Februarilalu. Mereka berdiskusi dengan ILO Jakarta tentangaktivitas dan program-program tenaga kerja danketenagakerjaan di Indonesia, khususnya aktivitasketenagakerjaan di Jawa Timur, seperti para pekerjamigran, perdagangan anak, isu HIV/AIDS, dan lain-lain.

Kunjungan juga dilakukan sivitas akademikaUniversitas Internasional Batam, 13 April lalu. Sekitar 40mahasiswa dan dosen berdiskusi untuk menambahpemahaman mengenai peranan dan fungsi ILO diIndonesia. Mereka melontarkan berbagai pertanyaanseperti peranan ILO dalam memajukan kapasitas serikat-serikat pekerja, kontribusi serikat dalam pembuatankebijakan, pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja,berbagai jenis program yang dirancang untuk mengatasimasalah ketenagakerjaan, termasuk program HIV/AIDSdi tempat kerja.

Berbagai Kunjunganke ILO Jakarta

Program bagi pengusahaProgram bagi pengusahaProgram bagi pengusahaProgram bagi pengusahaProgram bagi pengusaha

Memperkuat kapasitas penelitian Apindountuk meningkatkan sistem pendidikan danpelatihan di tingkat nasional maupunsektoral guna menyerap tenaga kerja danproduktivitas kaum muda.

Memperkuat kapasitas Apindo untukmenciptakan hubungan yang efektif denganberbagai institusi pelatihan kejuruan lokal diberbagai provinsi dan industri terpilih.

Memperluas program Apindo untukmengembangkan kewirausahaan bagiperempuan guna meningkatkan peluangkerja bagi mereka.

Program bagi pekerjaProgram bagi pekerjaProgram bagi pekerjaProgram bagi pekerjaProgram bagi pekerja

Pembangunan kapasitas untuk para pemimpin tingkatlokal atau provinsi dalam dialog sosial denganmenyelenggarakan pelatihan bagi 90 pelatih dari serikatpekerja di Jakarta, Batam, dan Malang. Program ini jugaakan mendukung diskusi serikat pekerja yangmembahas tentang isu-isu tenaga kerja, termasukhukum ketenagakerjaan, baik di tingkat nasionalmaupun provinsi.

Peningkatan peran serikat pekerja bagi kaum muda,termasuk memperluas perwakilan serikat pekerja bagipara pekerja muda. Program ini diharapkan bisamemberikan kontribusi pengembangan skema nasionaluntuk meningkatkan keterampilan dan penciptaanlapangan kerja melalui iklim investasi yang lebih baik.

Pendirian Lembaga Penelitian Tenaga Kerja danPelatihan Indonesia. Lembaga ini bertujuan membantuserikat pekerja di Indonesia untuk memperkuatkapasitasnya dengan melaksanakan sejumlah penelitiandan pelatihan tentang agenda tenaga kerja, sertaberpartisipasi aktif dalam pengembangan kebijakannasional dan lokal terkait pekerjaan layak jugapengurangan angka kemiskinan. Institusi ini akandijalankan oleh tiga konfederasi di Indonesia: KSPSI,KSPI, dan KSBSI.

Meretas

20

Dialog SosialPengusaha - Pengusaha - Pengusaha - Pengusaha - Pengusaha - PekerjaPekerjaPekerjaPekerjaPekerja

UNTUK mengampanyekan pekerjaan layak bagisemua, ILO memprakarsai dialog sosial antar pengusaha danserikat pekerja. Dari dialog diharapkan berhasil dirumuskanformulasi untuk melaksanakan kebijakan nasional dalambidang politik, ekonomi, maupun isu-isu lainnya. Apalagiperwakilan pengusaha dan pekerja memiliki hak suara yangsama dengan pemerintah untuk menyusun berbagai kebijakandan program.

Di Indonesia, ILO menyediakan bantuan teknis untukmenciptakan hubungan industrial yang harmonis. Buktinya,seiring dengan berakhirnya Proyek Deklarasi HubunganIndustrial ILO/USA pada Desember 2006, ILO langsungmengembangkan proyek baru yang dirancang untukmeningkatkan dialog sosial dan mengampanyekan tersedianyalapangan kerja bagi kaum muda, antara serikat pekerja danasosiasi pengusaha (Apindo).

Proyek ini merupakan bagian dari program global, dimana biro ILO untuk para pekerja (ACTRAW) dan kegiatanpengusaha (ACTEMP) mendapatkan bantuan dana dariPemerintah Norwrgia. Proyek yang akan berlangsung hinggaDesember 2007 ini, selain bertujuan untuk menggagas dialogsosial melalui bipartit, juga akan merancang kerangka kerjagabungan pekerja-pengusaha yang lebih baik.

Page 21: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

ILO Jakarta

PertemuanKonsultatif

Cuplikan:

21

BeritaSekilas Laporan Global ILO terbaru tentang KesetaraanLaporan Global ILO terbaru tentang KesetaraanLaporan Global ILO terbaru tentang KesetaraanLaporan Global ILO terbaru tentang KesetaraanLaporan Global ILO terbaru tentang Kesetaraandi Tdi Tdi Tdi Tdi Tempat Kerja 2007:empat Kerja 2007:empat Kerja 2007:empat Kerja 2007:empat Kerja 2007:

Para perwakilan dari DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi,Kementerian KoordinatorPerekonomian, asosiasi pengusaha(Apindo), dan tiga konfederasi serikatpekerja (KSBSI, KSPI, dan KSPSI)berpartisipasi dalam PertemuanKonsultatif Tripartit yangdiselenggarakan ILO Jakarta, Selasa, 3April 2007 silam. Tujuan pertemuantersebut adalah untuk mendiskusikan program ILO diIndonesia (Program Pekerjaan Layak di Tingkat Negara 2006-2009) dalam 2-3 tahun mendatang. Pertemuan tersebut jugamenegaskan komitmen ILO Jakarta untuk memperbaruiprogram ini berdasarkan masukan dan saran dari parakonstituen tripartit.

Sebagai prioritasnya, program ini akan mengintegrasikankontribusi ILO bagi program-program pengembangan

nasional, mengidentifikasi berbagai kesempatan dari programgabungan PBB, kampanye pekerjaan yang layak danpengurangan kemiskinan.

Ada pun tiga program prioritas bagi Indonesia adalah:Pertama, menghentikan eksploitasi di tempat kerja; Kedua,menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinandan pemulihan kehidupan, khususnya bagi kaum muda; danKetiga, dialog sosial untuk pertumbuhan ekonomi serta prinsipdan hak di tempat kerja.

Dalam laporan paling terlengkap mengenai diskriminasisaat ini, laporan ILO bertajuk “Kesetaraan Kerja: MenjawabTantangan” (Equality at work: Tackling the challenges)1memberikan gambaran global mengenai diskriminasi kerjaserta memaparkan keberhasilan dan kegagalam dalammemerangi diskriminasi baik dalam bentuk tradisionalnyaseperti jenis kelamin, ras atau agama, maupun dalam bentukterbaru seperti usia, orientasi seksual, status HIV/AIDS dankecacatan.

Secara global, tingkat partisipasi kerja kaum perempuanterus meningkat, dan saat ini berkisar 56,6 persen. Namun,kondisi di Asia Pasifik bervariasi. Di Asia Selatan, tingkatpartisipasi kerja perempuan hanya berkisar 43,5 persen (hanyakisaran Timur Tengah dan Afrika Utara lebih rendah). Di AsiaTimur dan Pasifik mencapai 61,2 persen.

Sejumlah negara memiliki kesenjangan jender yangmemprihatinkan. Di India hanya 26 persen kaum perempuanyang berpartisipasi dalam angkatan kerja dibandingkandengan 84,1 persen laki-laki – kesenjangan sebesar lebih dari58 poin. Di Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysiakesenjangan tersebut mencapai lebih dari 30 poin.

Di Indonesia, tingkat pengangguran perempuan pada2006 sekitar 13,3 persen, dibandingkan laki-laki 8,6 persen. Di

Malaysia, pada 2004tingkatnya mencapai 3,8persen (laki-laki 3,4 persen),di India 5,3 persen (4.9persen). Kendati demikian,ada sejumlah kondisi yangmenggembirakan. DiThailand tingkatpengangguran sama antaralaki-laki dan perempuan(1,7 persen), dan disejumlah negara tingkatpengangguran perempuanlebih rendah, seperti diFilipina 6,8 persendibandingkan 7,6 persenuntuk laki-laki.

Juga terjadi kesenjangan dalam penghasilan. Di AsiaSelatan persentase perempuan yang bekerja tanpa bayaranmerupakan yang tertinggi di dunia, 60 persen. Di Asia Timurdan Pasifik, lebih dari 11 persen adalah pekerjaan tanpabayaran dan 12 persen lainnya adalah bekerja sendiri. DiSingapura, Taiwan (China) dan Hongkong (China) dibayar 30-40 persen lebih rendah.

Temuan-temuan Utama untuk Asia Pasifik

© ILO/Gita Lingga

Page 22: Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 dari Kami · 2014. 6. 9. · Warta dalam Dua Bahasa - Mei 07 Warta Sebuah kolase pada Pameran Foto ILO dari Kami INDONESIA harus selangkah lebih maju

Parade Poster-posterDalam upaya meningkatkan kesadaran danmempromosikan program ILO di Indonesia, ILO Jakartamenerbitkan beberapa Poster

Proyek HIV/AIDSProyek HIV/AIDSProyek HIV/AIDSProyek HIV/AIDSProyek HIV/AIDS

PrPrPrPrProyek Yoyek Yoyek Yoyek Yoyek Youth Employmentouth Employmentouth Employmentouth Employmentouth Employment

Proyek Pelatihan PolisiProyek Pelatihan PolisiProyek Pelatihan PolisiProyek Pelatihan PolisiProyek Pelatihan Polisi

Proyek Pekerja MigranProyek Pekerja MigranProyek Pekerja MigranProyek Pekerja MigranProyek Pekerja Migran

Proyek KesetaraanProyek KesetaraanProyek KesetaraanProyek KesetaraanProyek KesetaraanJenderJenderJenderJenderJender