walikota banjarmasin · 2017. 5. 2. · kab.u' i inkinn kt-pdl.i^ki'0 ^y

19
^ ! WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA KOTA BANJARMASIN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; b. bahwa untuk keseragaman Pengaturan.Pengukuran dan Pelaporan dipandang perlu untuk merubah ketentuan dalam Lampiran 2 point 2 angka 1 dan angka 3 ); c. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana hurup a dan hurup b, perlu menetapkan dengan Peraturan Walikota Banjarmasin; 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua i / Kab.u' I Ink inn Kt-pdl.i^KI'0 ^y

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ^

    !

    WALIKOTA BANJARMASINPERATURAN WALIKOTA KOTA BANJARMASIN

    NOMOR 39 TAHUN 2013

    TENTANG

    PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

    KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

    DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA BANJARMASIN,

    Menimbang

    Mengingat

    a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

    b. bahwa untuk keseragaman Pengaturan.Pengukuran dan Pelaporandipandang perlu untuk merubah ketentuan dalam Lampiran 2 point2 angka 1 dan angka 3 );

    c. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana hurup a danhurup b, perlu menetapkan dengan Peraturan WalikotaBanjarmasin;

    1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan DaerahTingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1820);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua

    i /

    Kab.u' I Ink inn Kt-pdl.i^KI'0

    ^y

  • ^j

  • u

    w

    Piutang Pajak DaerahTerdiri dari:a) Pajak Hotel;b) Pajak Restoran;c) Pajak Hiburan;d) Pajak Reklamee) Pajak Penerangan Jalan;f) Pajak Parkirg) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;h) Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan.

    Piutang Pajak Daerah timbul karena tunggakan pajak yang belumdilunasi oleh Wajib Pajak. Dimana tunggakan ini terjadi apabilaWajib Pajak tidak melunasi pajaknya sampai dengan masa jatuhtempo. Tunggakan ini terjadi pula dikarenakan adanya perbedaaanpenetapan pajak dalam Surat Ketetapan Pajak dengan jumlah yangharus dilunasi oleh Wajib Pajak. Selanjutnya kekurangan bayar itudiwujudkan dengan terbitnya Surat Ketetapan Pajak Daerah KurangBayar (SKPDKB).

    Surat Ketetapan Pajak adalah surat yang menentukan besarnyajumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlahyang masih harus dibayar.Nilai piutang pajak daerah yang dicantumkan dalam laporankeuangan adalah sebesar nilai yang tercantum dalam SKP yanghingga akhir periode belum dibayar / dilunasi.

    Piutang Retribusi Daerah dipungut oleh Pemerintan Daerah karenapemberian izin atau jasa kepada orang pribadi atau badan, yangterdiri dari:

    1) Jasa Umum;.2) Jasa Usaha.3) Perizinan Tertentu.

    Piutang retribusi timbul apabila sampai tanggal laporan keuanganada tagihan retribusi sebagaimana tercantum dalam SuratKetetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang belum dilunasi oleh wajibbayar retribusi.

    Surat Ketetapan Retribusi Daerah adalah surat ketetapan retribusiyang menentukan besarnya pokok retribusi, yang sampai tanggallaporan keuangan ada jumlah retribusi yang belum dilunasi,sehingga diterbitkan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

    STRD merupakan surat untuk melakukan penagihan retribusidan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda danNilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah sebesar nilaiyang tercantum dalam STRD.

    Piutang Lain-Lain adalah hasil pengelolaan kekayaan yangdipisahkan seperti laba BUMD, perusahaan patungan/milik swastadan Iain-Iain PAD yang sah seperti hasil penjualan aset daerah yangtidak dipisahkan, bunga, sewa, denda penggunaan aset/ pemberian

  • u

  • O

    ^J

    Penyajiandan

    Pengungkapan Piutang

    DefinisiPiutangBerdasarkan

    Perikatan

    Kasubbag. Perundang. n

    Piutang yang berasal dari pendapatan daerah Perundang-Undangandisajikan dineraca sebagai Aset Lancar.

    Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai dalam CatatanAtas Laporan Keuangan, berupa :1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

    pengakuan dan pengukuran piutang;2) Rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui

    tingkat kolektibilitasnya;3) Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di Kementerian

    Negara/Lembaga/Pemda atau sudah diserahkanpenyelesaiannya kepada KPKNL;

    4) Jaminan atau sita jaminan jika ada.

    PIUTANG BERDASARKAN PERIKATANPiutang yang timbul berdasarkan perikatan dapat diklasifikasikanatas:

    1. Bagian Lancar - Tagihan Pemberian Pinjaman2. Bagian Lancar - Tagihan Penjualan Angsuran3. Bagian Lancar-Tagihan Kemitraan4. Bagian Lancar - Tagihan Sewa

    1) Bagian Lancar - Tagihan Pemberian Pinjaman

    Piutang yang timbul dari pemberian pinjaman yang dapatdiberikan oleh pemerintah daerah sesuai ketentuan Perundang-Undangan, yaitu kepada pemerintah daerah / pemerintahlainnya, perorangan, BUMN / BUMD, perusahaan swasta atauorganisasi lainnya.

    Piutang yang timbul dari tagihan atas pemberian pinjaman harusdiklasifikasikan berdasarkan periode jatuh temponya sehinggadapat dibedakan yang harus diklasifikasikan pada aset lancarmaupun yang diklasifikasikan pada aset non lancar.

    Tagihan pemberi pinjaman yang belum dilunasi sampai denganakhir tahun anggaran dan yang akan jatuh tempo dalam jangkawaktu 12 (dua belas) bulan berikutnya dikelompokkan sebagaiaset lancar.

    2) Bagian Lancar- Tagihan PenjualanAngsuran

    Piutang yang timbul dari penjualan, pada umumnya berasal dariperistiwa pemindah tanganan barang milik daerah yangdilakukan secara cicilan angsuran (misalnya penjualan rumahdinas dan kendaraan dinas).

    Tagihan atas penjualan barang secara cicilan / angsurantersebut, pada setiap akhir periode akuntansi harus dilakukanreklasifikasi dalam dua kelompok, yaitu :1) Kelompok jumlah yang jatuh tempo pada satu periode

    akuntansi berikutnya, dan2) Kelompok jumlah yang akan jatuh tempo melebihi satu

    Kabag. Hukum Kt»(>.li '

    4y

  • W

  • O

    U

    DefinisiPiutangTuntutan

    Ganti Rugi

    PIUTANG KARENA TUNTUTAN GANTI RUGIPiutang karena tuntutan ganti rugi dapat dikelompokkan atas, yaitu:

    a) Piutang yang berasal dari akibat Tuntutan Ganti Rugi (TGR)Tagihan Ganti Rugi merupakan piutang yang timbul karenapengenaan ganti rugi kerugian negara/daerah kepada pegawainegeri bukan bendahara, sebagai akibat langsung ataupun tidaklangsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yangdilakukanoleh pegawai negeri tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaantugas yang menjadi kewajibannya.

    b) Piutang yang timbul dari akibat Tuntutan Perbendaharaan (TP)Tuntutan Perbendaharaan dikenakan kepada bendahara yangkarena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkankerugian negara/daerah. Tuntutan Perbendaharaan dikenakanoleh Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan.

    Pengakuan Pengakuan piutang pada saat hak tagih berkaitan dengan TP/TGR,Piutang adalah telah diterbitkannya bukti Surat Keterangan Tanggung JawabTuntutan Mutlak (SKTM), yang menunjukkan penyelesaian atas TP/TGRGantiRugi dilakukan dengan cara damai (diluar pengadilan).

    SKTM merupakan surat keterangan tentang pengakuan bahwakerugian tersebut menjadi tanggung jawab seseorang dan bersediamengganti kerugian tersebut.

    Apabila penyelesaian TP/TGR tersebut dilaksanakan melalui jalurpengadilan, pengakuan piutang baru dilakukan setelah ada suratketetapan yangtelah diterbitkan ole instansi yang berwenang.

    Pengukuran Pengukuran piutang ganti rugi, dilakukan sebagai berikut:Piutang 1) Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempoTuntutan dalam tahun berjalan dan yangakan ditagih dalam 12 (dua belas)Ganti Rugi bulan kedepan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang

    telah ditetapkan;2) Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi

    diatas 12 (dua belas) bulan berikutnya.

    Penyajian Penyajian tagihan TP/TGR dineraca sebagai berikut:dan 1) Aset lancar pada dengan akun Bagian Lancar Tagihan TGRPengungka yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagihpan Piutang dalam 12 (dua belas) bulan kedepan berdasarkan suratTuntutan ketentuan penyelesaian yangtelah ditetapkan;Ganti Rugi 2) Aset lainnya dengan akun Tagihan TGR yang akan dilunasi

    diatas 12 (dua belas) bulan berikutnya.

    Piutang Tuntutan Ganti Rugi diungkapkan dalam Catatan atasLaporan Keuangan, berupa:

    a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,pengakuan dan pengukuran tagihan TGR;

    b. Rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahuitingkat kolektibilitasnya;

    Kasubbafi. Perundang*|n"

    /

    Kabai>. Hukian Kfjv.t. ' .. .1

    H

    3d

  • u

  • u

    4 Tahun

    1

    PemungutanPendapatanDaerah

    10% 25% 50% 100%

    2 Perikatan 10% 25% 50% 100%

    3Tuntutan Ganti

    Rugi10% 25% 50% 100%

    4Transfer antar

    Pemerintah5% 15% 25% 50%

    Piutang disajikan dineraca sesuai dengan nilai yang diharapkandapat ditagih (net realizable value) sehingga timbulnya piutang.

    Penyisihan piutang dineraca disajikan sebagai unsur pengurangandari piutang yang bersangkutan dengan dijurnal debet EDLCadangan Piutang dengan lawan akun Penyisihan Piutang Tidaktertagih.

    Informasi mengenai akun piutang harus diungkapkan dalam Catatanatas Laporan Keuangan berupa :1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

    pengakuan, dan pengukuran piutang;2) Rincian per jenis saldonya menurut umur untuk mengetahui

    tingkat kolektibilitasnya;3) Penjeiasan atas penyelesaian piutang, masih ada di SKPD terkait

    atau sudah diserahkan pengurusannya kepada KPKNL.

    Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan berdasarkan sifatdan bentuk yang ditempuh dalam penyelesaian piutang dimaksud.

    Pengehentian pengakuan piutang dengan cara membayar tunai(pelunasan) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebutselesai/lunas.

    Pemberhentian pengakuan piutang selain tersebut diatas dapatdilakukan dengan:1) Penghapustagihan (write-off;) dan2) Penghapusbukuan (writedown).

    Penghapusbukuan piutang adalah kebijakan intern manajemen,merupakan proses dan keputusan akuntansi yang berlaku agar nilaipiutang dapat dipertahankan sesuai dengan netrealizablevalue-nya.

    Penghapustagihan piutang berkonotasi penghapusan hak tagih atauupaya tagih secara perdata atas suatu piutang.

    Kabag. Htiktun kpp.'l«iSM*|)

    ^y

  • u

    w

    Substansi hukum penghapus tagihan mempunyai konsekuensimenghapus catatan (penghapusbukuan).

    Penghapusbukuan piutang tidak otomatis menghapus hak tagihyuridis-formil, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan walaupunpemerintah daerah sebagai kreditur sudah putus asa danmenghapus buku.

    Penghapusbukuan adalah pemyataan keputusan tentang penagihansuatu piutang, dapat diawali/diiringi suatu pengumuman yuridis-formil tentang suatu pembebasan piutang kepada pihak tertentu,sebagian atau seluruhnya, disertai alasan dan latar belakangkeputusan.

    Penghapusbukuan piutang tidak secara otomatis menghapuskegiatan penagihan piutang, sehingga apabila dihapusbukukan,berarti pengalihan pencatatan dari intrakomtable menjadiekstrakomtable.

    Dalam Catatan atas Laporan Keuangan diungkapkan dasarpertimbangan penghapusbukuan dan jumlahnya.

    Peghapusbukuan piutang dibuat berdasarkan berita acarakeputusan pejabat yang berwenang untuk menghapus tagihanpiutang.

    Keputusan dan/atau Berita Acara merupakan dokumen yang sahuntuk bukti akuntansi penghapusbukuan.

    Kriteria penghapusbukuan adalah sebagai berikut:1) Penghapusbukuan harus memberi manfaat, yang lebih besar

    daripada kerugian penghapusbukuan.a. Memberi gambaran obyektif tentang kemampuan keuangan

    entitas akuntansi dan entitas pelaporan.b. Memberi gambaran ekuitas lebih obyektif tentang penurunan

    ekuitas.

    c. Mengurangi beban administrasi/akuntansi, untuk mencatathal-hal yang tidak mungkin terealisasi tagihannya.

    2) Perlu kajian yang mendalam tentang dampak hukum daripenghapusbukuan pada neraca pemerintah daerah, apabila perlu,sebelum difinalisasi dan diajukan kepada pengambil keputusanpenghapusbukuan.

    3) Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal otoritas tertinggiyang berwenang menyatakan hapus tagih perdata dan atau hapusbuku (write off). Pengambil keputusan penghapusbukuanmelakukan keputusan reaktif (tidak berinisiatif), berdasar suatusistem nominasi untuk dihapusbukukan atas usulan berjenjangyang bertugas melakukan analisis dan usulan penghapusbukuantersebut.

    Penyajian Keputusan penghapusbukuan piutang berdasarkan dokumendan sumber, dan dihapuskan dari pembukuan dengan membuat memoPengungka penyesuaian, dengan mencatat debet EDL Cadangan piutang,

    Kasubbag. Perundangi n Kabag. Hukum K.-r»,-.,T » {

    / Jy

  • rf^J

  • w

    u

    Penerimaan

    TunaiAtas

    Piutang YangTelah

    Dihapusbuku

    masuk ekstrakomptable dengan beberapa sebab, misalnyakesalahan administrasi, kondisi misalnya debitur menunjukkangejala mulai mencicil teratur dan alasannya misalnya dialihkankepada pihak lain dengan haircut mungkin akan dicatat kembalimenjadi rekening aktif intrakomptable.

    Piutang yang telah dihapusbuku, ternyata dikemudian hari diterimapembayaran/pelunasannya, maka penerima tersebut dicatatsebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan denganlawan perkiraan penerimaan pendapatan Iain-Iain pendapatan aslidaerah yang sah.

    Apabila penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan berasal daripiutang yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada pihakketiga, penerimaan tersebut dibukukan sebagai penerimaanpembiayaan, dengan jurnal akun kas dengan lawannya penerimaanpembiayaan dan dihidupkan kembali pinjaman/investasi denganjurnal debet investasi jangka panjang non permanen dengan akunlawannya diinvestasikan dalam investasi jangka panjang.

    B. Ketentuan dalam Lampiran 2 point 2. NERACA pada angka 3) Aset Tetap padaangka (1) tentang Tanah dan angka (2) Peralatan dan Mesin dirubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:

    2. NERACA

    3)ASET TETAP

    (1) TANAH

    Pengakuan Tanah dapat diakui sebagai aset tetap apabila memenuhi 4 (empat)Tanah kreteria berikut:

    - mempunyai masa mamfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan,- biaya perolehan aset dapat diukur secara andal,- tidak dimaksudkan untuk dijual, dan- diperoleh dengan maksud untuk digunakan

    Berdasarkan hal tersebut, apabila salah satu kreteria tidakmemenuhi maka tanah tersebut tidak dapat diakui sebagai asettetep milik pemerintah daerah.

    Pengadaan tanah pemerintah yang sejak semula dimaksudkanuntuk diserahkan kepada pihak lain tidak disajikan sebagai asettetap tanah, melainkan disajikan sebagai persediaan.

    Pengakukan asset tetap sangat andal bila aset tetap telah diterimaatau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saatpenguasaanya berpindah.

    Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikannya yangsah, namundikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebuttetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap pada neracapemerintah, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas

    Kasubbag. Perundangr n Kabay Hukum k!;vl!v'\. >

    ^

  • u

    vj

    Pengukuran/Penilaian

    Tanah

    Kasubbag. Perundan^ n

    /

    Laporan Keuangan.

    Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/ataudigunakan oleh pihak lain, maka tanah tersebut tetap harus dicatatdan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah,serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas LaporanKeuangan, bahwa tanah tersebut dikuasai atau digunakan olehpihak lain.

    Dalam hal tanah dimilik oleh suatu entitas pemerintah, namundikuasai dan/atau digunakan oleh entitas pemerintah lain, makatanah tersebut dicatat dan disajikan pada neraca pemerintah yangmempunyai bukti kepemilikannya, serta diungkapkan secaramemadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan tanahcukup mengukapkan tanah tersebut secara memadai dalam Catatanatas Laporan Keuangan.

    Perlakukan tanah yang masih dalam sengketa atau prosespengadilan:

    a. Dalam hal belum ada bukti kepemilikan tanah yang sah, tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    b. Dalam hal pemerintah belum mempunyai bukti kepemilikantanah yang sah, tanah tersebut dikuasai dan/atau digunakanoleh pihak lain, maka tanah tersebut dicatat dan disajikansebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, sertadiungkapkan secara memadai dalam Catatan atas LaporanKeuangan.

    c. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    d. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pihak lain, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, namun adanya sertifikatganda harus diungkapkan secara memadai dalam Catatanatas Laporan Keuangan.

    Tanah yang digunakan/dipakai oleh instansi pemerintah yangberstatus tanah wakaf tidak disajikan dan dilaporkan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, melainkan cukup diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilai aset tetapdengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, makanilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada aset perolehan.

    Kabag Hukum Kfp.«l>t *.M'!I*—4

    A-

  • ^j

    ^j

    Penyajiandan

    Pengungkapan Tanah

    Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biayapembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangkamemperoleh hak seperti biaya pengurusan sertifikat, biayapematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yangdikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah jugameliputi nilai bangunan tua yang akan dimusnahkan yang terletakpada tanah yang dibeli tersebut. Apabila perolehan tanahpemerintah dilakukan oleh panrtia pengadaan, maka termasukdalam harga perolehan tanah adalah honor panitiapengadaan/pembebasan tanah, belanja barang dan belanjaperjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut.

    Pengukuran suatu aset tetap harus memperhatikan kebijakanpemerintah mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasiaset tetap. Namun, untuk aset tetap berupa tanah, berapun nilaiperolehannya seluruhnya dikapitalisasi sebagai nilai tanah.

    Aset tetap tanah disajikan dalam neraca sesuai dengan biayaperolehan atau sebesar nilai wajar pada saat tanah tersebutdiperoleh, dan aset tetap tanah tidak disusutkan.

    Tanah disajikan di neraca dalam kelompok Aset Tetap sebesar biayaperolehan atau nilai wajar pada saat aset tanah diperoleh. Selain itu,dalam Catatan atas Laporan Keuangan diungkapkan pula:a. Dasar penilaian yang digunakan untuk nilai tercatat (carrying

    amount) tanah.b. Kebijakan akuntansi sebagai dasar kapitalisasi tanah, yang

    dalam hal tanah tidak ada nilai satuan minimum kapitalisasitanah.

    c. Rekonsiliasi nilai tercatat tanah pada awal dan akhir periodeyang menunjukkan:

    • Penambahan (pembelian, hibah/donasi, pertukaran aset,reklasifikasi, dan lainnya);

    • Perolehan yang berasal dari pembelian direkonsiliasi dengantotal belanja modal tanah;

    • Pengurangan(penjualan, penghapusan, reklasifikasi).

    Perolehan tanah melalui hibah/donasi tidak melibatkan pengeluaranuang secara riil dalam bentuk belanja, pencatatan belanja harusdilakukan dengan cara menafsirkan nilai barang tersebut dan padasaat bersamaan juga diakui pendapatannya. Selain itu, penambahanaset tetap karena hibah/donasi juga disajikan pada neraca.

    (2) PERALATAN DAN MESIN

    Pengakuan Pengakuan peralatan dan mesin dapat dilakukan apabila terdapatPeralatan bukti bahwa hak/kepemilikan telah berpindah, dalam hal inidan mesin misalnya ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan, dan

    untuk kendaraan bermotor dilengkapi dengan bukti kepemilikankendaraan.

    Kasubbag. Perundangin Kabag. Hukum krp«il,i SM'D

    t t &.

  • o

  • O