waham yohana
DESCRIPTION
gangguan jiwa atau wahamTRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
Pikiran normal mengacu kepada komponen ide dari aktifitas mental, proses untuk
membayangkan, menilai, mengevaluasi, meramalkan, merencanakan, menciptakan dan
kemauan.1 Pikiran dibagi menjadi proses (bentuk) dan isi, proses dimaksudkan sebagai cara
dimana seseorang menyatukan gagaan dan asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir.
Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang,
gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi.2
Gangguan berpikir umumnya dikenali dari pembicaraan dan tulisan. Hal ini dapat
disimpulkan dari ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas.3 Inti dari gangguan isi pikiran
adalah keyakinan dan bentuk pendirian yang abnormal. Perkembangan dari ketidaknormalan
mengenai keyakinan dan pendirian harus mempertimbangkan kultur seseorang.
Keyakinan mungkin kelihatan tidak normal pada satu kultur atau subkultur mungkin
secara umum dapat diterima oleh kultur yang lain.1 Waham adalah merupakan salah satu
gangguan dari isi pikiran.2
Waham merupakan keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun
sudah dibuktikan hal itu mustahil.
Keyakinan tentang dirinya yang dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
(delusion of control). Waham yang lain dapat berupa waham tentang dirinya yang dipengaruhi
oleh suatu kekuatan tetentu dari luar (delusion of influence), waham tentang dirinya yang tidak
berdaya dan pasrah pada kekuatan tertentu dari luar (delusion of passivity), dapat pula berupa
“delusional perception” suatu pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. Tentang “dirinya”, hal ini dimaksudkan
bahwasanya secara jelas hal tersebut merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan atau penginderaan khusus.Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama
atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari
dunia lain).
1
Bab II
Isi
A. Definisi
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural, yang tidak dapat
dikoreksi dengan suatu alasan.2,3
Definisi ini untuk memisahkan waham-waham yang merupakan indikator dari penyakit
jiwa dari jenis-jenis lain keyakinan yang dipegang kuat yang ditemukan diantara orang-orang
yang sehat.3 Jadi pikiran waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi dengan sedikitnya
beberapa pengetahuan dari hubungan interpersonal pasien; seperti keterlibatan mereka terhadap
agama atau kelompok politik.1
Gangguan afektif dibedakan dengan gangguan waham. Gangguan mood bisa sejalan
dengan wahamnya. Tetapi gangguan waham tidak menunjukkan gejala afektif yang menetap
seperti gangguan mood.
B.Epidemiologi
Prevalensi gangguan waham di AS diperkirakan 0,03%. Prevalensi gangguan waham
lebih rendah dibandingkan dengan skizofrenia (1%) dan gangguan mood (5%). Rata –rata umur
yang terdiagnosa gangguan waham umur 18-90 tahun. Laki –laki lebih banyak ditemukan
terdiagnosa waham paranoid sedangkan perempuan lebih banyak ditemukan dengan waham
erotomania.4
C. Klasifikasi Waham
1. Waham menurut konsep dasarnya1
• Waham sistematis: Keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau
peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang menurut pikiran dapat terjadi dikehidupan
nyata.1,4
• Waham yang kacau ( Bizarre Delusion) : Keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan
sama sekali tidak masuk akal tidak berasal dari pengalaman hidup pada umumnya.1,4
2
2. Waham berdasarkan klasifikasinya
Dalam defenisi waham, menegaskan bahwa keyakinan harus dipegang teguh. Namun
keyakinan mungkin saja tidak benar-benar dipegang sebelum atau sesudah waham telah
terbentuk sepenuhnya.
Walaupun beberapa waham telah terbentuk sepenuhnya dalam pikiran pasien dan dengan
keyakinan yang kuat waham lainnya berkembang lebih secara berangsur-angsur. Dengan cara
yang sama selama proses penyembuhan dari penyakitnya seorang pasien mungkin melewati
tahap dimana peningkatan keraguan tentang keyakinannya sebelum akhirnya menolak keyakinan
itu sebagai suatu hal yang palsu. Fenomena ini disebut waham parsial. Adalah cara yang sangat
aman menggunakan istilah waham parsial (hanya jika itu dikenali sebelumnya sebagai waham
komplit atau dengan melihat ke belakang) untuk mendapat perkembangan lebih lanjut menuju
waham komplit. Waham parsial terkadang ditemukan selama tingkat dini skizofrenia.3
3. Menurut Onsetnya
Waham juga dikategorikan dalam bentuk primer dan sekunder1
• Waham Primer ( autochthonous)
Merupakan salah satu waham yang muncul secara tiba-tiba dan dengan keyakinan
penuh namun tanpa peranan perilaku kejiwaan kearah itu. Contoh: Seorang pasien
mungkin secara tiba-tiba dan penuh keyakinan bahwa dia sedang mengalami
perubahan kelamin, tanpa pernah memikirkan hal itu sebelumnya dan tanpa ada ide
atau kejadian sebelumnya yang dapat dimengerti atas kesimpulan tersebut. Keyakinan
datang di dalam pikiran secara tiba-tiba dibentuk penuh dan dalam bentuk keyakinan
sempurna. Agaknya hal tersebut merupakan ekspresi langsung dari proses patologi
penyebab penyajit jiwa-satu gejala primer. Tidak semua waham primer dimulai
dengan suatu ide, suatu mood waham atau persepsi waham juga dapat muncul tiba-
tiba dan tanpa pendahuluan untuk menjelaskan hal tersebut. Tentu saja pasien untuk
mengingat saat-saat tepat dari sesuatu yang tidak biasa dan sering mempengaruhi
keadaan jiwa dan untuk alasan ini, merupakan hal yang sulit untuk meyakini apa yang
disebut primer.3
3
• Waham Sekunder
Dimana keyakinan waham dapat dijelaskan atau dinilai sebagai perluasan dari
keyakinan kultur atau mood.1 Waham sekunder dapat dimengerti saat diperoleh dari
beberapa pengalaman yang tidak wajar sebelumnya. Akhirnya mungkin menjadi
beberapa jenis, seperti halusinasi (Contoh seseorang yang mendengar suara-suara
mungkin akan menjadi percaya bahwa ia telah diikuti) suatu mood (contoh seseorang
yang sebelumnya mengalami depresi mungkin percaya bahwa orang-orang berpikir ia
tidak berharga) atau existing delusion (contoh seseorang dengan waham bahwa ia
telah kehilangan seluruh uangnya akan mempercayai bahwa ia akan dipenjara karena
tidak bayar hutang).
Beberapa waham sekunder kelihatannya memiliki sebuah fungsi integratif
membuat pengalam asli menjadi lebih dapat dimengerti pasien seperti contoh pertama
diatas. Yang lainnya kelihatan sebaliknya menambah rasa penyiksaan atau kegagalan
seperti pada contoh ketiga.3
4. Pengalaman Waham Lainnya • Mood Waham
Saat seorang pasien pertama kali mengalami sebuah waham, ia juga memiliki
sebuah respon emosional dan mengartikan lingkungannya dengan cara yang baru.
Kadang-kadang kejadiannya terbalik.
Pengalaman pertama merupakan sebuah perubahan mood, seringkali sebuah
perasaan cemas dengan prasangka bahwa beberapa kejadian menakutkan akan terjadi
dan kemudian waham terjadi. Di Jerman, perubahan mood ini disebut washtimmung,
sebuah istilah yang biasanya diartikan sebagai mood waham.3
Dengan kata lain mood waham (Atmosfir waham) adalah suatu keadaan yang
membingungkan, suatu perasaan yang aneh atau gaib atau ganjil sedang terjadi
melibatkan pasien tapi dengan cara yang tidak spesifik.1
• Persepsi Waham
Mengacu kepada pengalaman dari penafsiran sebuah persepsi yang normal
dengan pengertian waham, yang mana hal ini memiliki makna pribadi yang begitu
besar bagi pasien.1 Contoh waham fregoli; illusion desosies sindrom capgras.3
4
• Memori Waham
Adalah ingatan dari suatu kejadian adalah waham yang nyata.1
5. Waham Berdasarkan Temanya3
Waham dikelompokkan menurut temanya. Pengelompokan ini berguna karena ada beberapa
penyesuaian antara tema dan bentuk-bentuk utama penyakit jiwa.
• Waham Kejar
Sebuah waham dengan tema utama bahwa pasien diserang, diganggu, ditipu, disiksa atau
dilawan komplotan.1,4
• Waham Referensi
Keyakinan bahwa objek, kejadian atau orang memiliki sebuah makna pribadi bagi
pasien.3,5 Umumnya dalam bentuk negatif diturunkan dari ide referensi, dimana seseorang
secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakan orang lain.2
• Waham Kebesaran
Menunjukkan kepentingan, kemampuan, kekuatan, pengetahuan atau identitas yang
berlebihan atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.2,5
• Waham rasa bersalah dan Ketidakberhargaan
Ditemukan lebih sering pada penyakit depresi dan terkadang disebut waham depresi.
Tema-tema yang khas adalah kesalahan yang kecil dari hukum pada masa yang lalu akan
ditemukan dan membawa malu pada pasien, atau kesalahannya akan membawa ganti rugi
pada keluarganya.3
• Waham Nihilistik
Merupakan keyakinan tentang ketiadaan beberapa orang atau sesuatu. Tapi pengertian ini
diperluas hingga termasuk ide-ide pesimis bahwa karier pasien berakhir, ia akan mati,
tidak memiliki uang atau bahwa dunia adalah merupakan sebuah malapetaka. Waham
nihilistik dihubungkan dengan derajat ekstrim dari mood depresi.3
5
• Waham Somatik
Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien.2 Dimana pasien memiliki suatu
cacat fisik atau kondisi medis umum.4,6
• Waham Agama
Waham yang berisi nilai agama, lebih sering terjadi pada abad 19 daripada masa
sekarang, agaknya mencerminkan bagian terbesar bahwa agama dijalankan dalam
kehidupan orang-orang biasa dimasa lalu. Suatu keyakinan agama yang tidak biasa dan
dipegang dengan kuat ditemui diantara anggota kelompok agama minoritas, dapat
disarankan untuk berbicara kepada anggota yang lain sebelum menentukan apakah ide-
ide itu abnormal atau tidak.3
• Waham Cemburu
Keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien
adalah tidak jujur.2-6
• Waham Seksual atau Cinta (Erotomania)
Keduanya jarang terjadi namun jika terjadi hal ini sering terjadi pada wanita. Waham
mengenai hubungan seksual seringkali sekunder pada halusinasi somatik yang dirasakan
pada genital.3 Seorang wanita dengan waham cinta percaya bahwa ia dicintai oleh pria
yang biasanya tak dapat digapai, dari golongan status sosial yang lebih tinggi dan kepada
siapa dia belum pernah bicara.2,3
• Waham Pengendalian
Keyakinan bahwa tindakan, perasaan dan kemauan adalah benar-benar berasal dan
dipengaruhi atau diatur oleh orang atau kekuatan dari luar.2,3,5,7
a. Penarikan Pikiran ( thought witdrawal) Keyakinan bahwa pikirannya telah
ditarik keluar
b. Penanaman Pikiran ( thought insertion) Keyakinan bahwa beberapa
6
pikirannya adalah bukan miliknya telah ditanamkan kedalam pikirannya oleh
kekuatan dari luar.
c. Penyiaran Pikiran ( thought broadcasting) Keyakinan bahwa pikirannya telah
diketahui oleh yang lain, seolah-olah setiap orang dapat membaca pikirannya.
d. Pengendalian pikiran ( thought control) Keyakinan bahwa pikiran pasien
dikendalikan oleh orang atau tenaga lain.
6. Kesesuaian antara Waham dengan mood2
• Waham sejalan dengan mood: Waham dengan isi yang sesuai dengan mood.
• Waham yang tidak sejalan dengan mood: Waham dengan isi yang tidak mempunyai
hubungan dengan mood atau merupakan mood netral.
D. Etiologi Waham
Rentang Respon Waham
Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Pikiran
1. Persepsi Akurat 1. Ilusi 1.waham
2. Reaksi emosi berlebihan/kurang 2. Sulit
berespon
3. Perilaku aneh/ tidak biasa emosi
3. Perilaku
kacau,
Isolasi sosial
1. Faktor Biologis:
7
Berbagai kondisi medis non psikiatrik dan zat dapat menyebabkan waham, jadi
menyatakan bahwa faktor biologis yang jelas dapat menyebabkan waham. Tetapi tidak
setiap orang dengan tumor memiliki waham. Keadaan neurologis yang paling sering
berhubungan dengan waham adalah keadaan yang mempengaruhi sistem limbik dan
ganglia basalis.2
2. Faktor Psikodinamika
Teori psikodinamika spesifik tentang penyebab dan evolusi gejala waham adalah
anggapan tentang orang yang hipersensitif dan mekanisme ego spesifik : formasi reksi,
proyeksi, dan penyangkalan.2
Freud mengambil teori dari pengamatannya terhadap autobiografi Daniel Paul
Schreber bahwa kecenderungan homoseksual yang tidak disadari itu dilawan dengan
penyangkalan dan proyeksi. Karena homoseksualitas secara sadar tidak dapat diterima
oleh beberapa pasien paranoid, perasaan pasien laki-laki tentang” Saya mencintainya
(laki-laki)” disangkal dan diubah oleh formasi reaksi menjadi” Saya tidak mencintainya
(laki-laki”; saya membencinya (laki-laki) itu. Hipotesis ini menyarankan bahwa pasien
yang memiliki waham kejar telah merepresi impuls homoseksualnya. Menurut teori
klasik dinamik dari impuls homoseksual adalah serupa untuk pasien wanita dan pasien
pria.1
3. Faktor Prediposisi
Genetis, di turunkan
Nurobiologis, adanya gangguan pada korteks prefrontal dan korteks limbic
Neurotransmitter, abnormalitas pada dopamin, serotonin dan glutamat, Pada
pasien dengan adanya gangguan waham ditemukan adanya hiperdopaminergik.
Psikologis, ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tak peduli
4. Faktor prepitasi
proses pengolahan informasi yang berlebihan
mekanisme penghantar listrik yang abnormal
8
adanya gejala pemicu
E. Gejala klinik
Pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya tentang agama, kebesaran, kecurigaan,
keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Pasien tampak tidak mempunyai oang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain , lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan, realitas
Ekspesi wajah tegang
Mudah tersinggung
F. Patogenesis
Proses terjadinya waham disebabkan karena orang tersebut mengalami isolasi sosial yang akan
mengakibatkan seseorang akan mengalami waham dan apabila itu tidak cepat diatasi akan dapat
mengakibatkan resiko mencederai diri/oranglain dan lingkungan . perilaku yang mewakili upaya
untuk melindungi pasien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang
maladaptif meliputi:2,8
1. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi
anxietas
2. Proyeksi: sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
4. Pada keluarga : mengingkari diri
G. Diagnosis
Pedoman diagnosis gangguan waham F 22.09
Waham merupakan satu-satunya cirri khas klinis atau gejala yang paling mencolok.
Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus ada
setidaknya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya
9
setempat
Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/ “full blown”
mungkin terjasdi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut
menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif
Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak
Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat
sementara
Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran,
penumpulan afek,dsb)
Menurut Diagnostic Manual of Mental Dissorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM –IV)
criteria diagnostik gangguan waham adalah:4,5
Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata,
seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari infeksi, dicintai jarak jauh, atau di khianati oleh
pasangan atau kekasih atau menderita sesuatu penyakit) selama sekurangnya satu bulan
Criteria A untuk skizofrenia tidak dipenuhi. Catatan: Halusinasi taktil dan cium
munngkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan dengan tema waham
Terlepas dari pengaruh waham atau percabangannya, fungsi tidak terganggu dengan jelas
dan kacau
Jika episode mood telah terjadi bersama-sama dengan waham, lama totalnya relative
singkat di bandingkan periode waham
Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung suatiu zat (misalnya obat yang
salah digunakan, suatu medikasi atau suatu kondisi medis umum.
H. Diagnosis Banding
1. Penyakit fisik dan neurologis sering disertai dengan waham (ganglia basalis, system
limbik)2,4,8
Delirium
Demensia
Penyalahgunaan alkohol
Skizofrenia
10
Gangguan mood
I.Penatalaksanaan
Psikofarmaka:4
Haloperidol
Pimozide
Carbamazepin
Risperidone
Clozapin
Psikoterapi5
Perawatan di rumah sakit dilakukan dengan tujuan:
Pemeriksaa medis dan neurologis yng lengkap pada penderita untuk menentukan apakah
terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan waham
Kemampuan untuk pengendalian impuls kekrasan seperti bunuh diri dan membunuh
Perilaku penderita yang telah mempengaruhi kemampuanya untuk berfungsi dala
keluarga dan pekerjaanya
J. Perjalanan penyakit dan Prognosis
50% sembuh dengan pengobatan
20% pengurangan gejala
30% tidak ada perbaikan4
Faktor yang berhubungan dengan prognosis yang baik:4
Tingkat pekerjaan
Penyesuaian fungsional yang tinggi
Jenis kelamin (wanita)
Onset sebelum usia 30 tahun
Onset terjadi tiba-tiba
Lama penyakit singkat
Adanya factor pencetus
11
Waham kejar, somatic, dan erotik
Bab III
12
Kesimpulan
Waham adalah keyakinan yang salah, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang
kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. Gambaran waham berdasarkan konsep dasar
(sistematis dan bizarre), fiksasinya (parsial dan komplit), onsetnya (primer dan sekunder),
pengalaman waham (mood waham, persesi waham, memori waham), ternyata (kejar, referensi,
kebesaran, rasa bersalah dan ketidakberdayaan, nihilistik, omatik, agama, cemburu, erotomania,
waham pengendalian penarikan pikiran- penanganan pikiran-penyiaran pikiran- pengendalian
pikiran, waham terbagi kesesuaian antara waham dengan mood.
Berbagai kondisi medis non psikiatrik dan zat dapat menyebabkan waham, juga keadaan-
keadaan yang mempengaruhi sistim limbik dan ganglia basalis.Teori psikodinamika spesifik
tentang penyebab waham dan evolusi gejala waham adalah anggapan tentang orang yang
hiperensitif dan mekanisme ego spesifik formasi reaksi proyeksi dan penyangkalan. Waham
merupakan simtom positif yang dihubungkan dengan psikosis, idiopatik, kondisi neurologis dan
toksis metabolik.
Daftar Pustaka
13
1. Yager J. Gitlin MJ. Clinical Manifestations of Psychiatric. Ed.S Sadock BJ, Sadock VA.
In Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psyhiatry. 7th Edition. Philadelphia.
Lippincott Williams & Wilkins. 2000: 797-802.
2. Kusua W. Trans, Synopsis of Psychiatry. By. Kaplan HI. Sadock BJ. Greeb JA, Jakarta,
Binarupa Aksara. 1997: 460 – 61; 736-42; 42: 757-71.
3. Gelder M. Gath D. Mayou R. Et al. Oxfoidr Textbook of Psychiatri. 3th Edition. New
York. Oxford University Press. Inc. 1996 : 9 – 15.
4. James A Bourgeois. Delusional Dissorder. Di unduh dari www.medscape.com.
5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM IV). Washingthon DC. 1994: 296-98.
6. Goldman HH. Foreman SA. Glossary of Psychiatry Sign and symptom Review of
General Psychiatry. Ed. Goldman HH. Singapore. Mc. Graw- Hill Companies. Inc.
2000:110-13.
7. Shelton RC. Deluisional Disorder. Current Diagnosis & Treatment in Psychiatry. Ed.
Ebbert MH. Loosen PT. Nurcombe B. Singapore. MCGraw Hill Companies. Inc. 2000:
281-82.
8. Cummings Jl. Clinical Neuropsychiatry. USA. Grune & Stratton. Inc. 1985: 168-171.
9. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta, 2001.
14