volume iv nomor 1 agustus tahun 2016 televisi fanta … · mariati dalam seni rupa kontemporer”...

68

Upload: vuthien

Post on 20-May-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi
Page 2: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218

i

VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal STD Bali Volume I Nomor 1 Agustus Tahun 2016 merupakan edisi pertama yang bertemakan “Inovasi dalam Desain sebagai Seni Terapan”. Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “Kajian Bentuk dan Fungsi dalam Iklan Televisi Fanta Orange” oleh Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, S.Sn., M.Sn. Artikel kedua dengan judul “Urban Farming dalam Arsitektur dan Interior” ditulis oleh Ni Made Sri Wahyuni Trisna, S.Sn., M.Sn. Sementara itu artikel ketiga berjudul “Analisa Bentukdan Fungsi Kemasan Sepatu SKINS” oleh Made Arini Hanindharputri, S.Sn., M.Sn. Artikel keempat berjudul “Estetika Visual dalam Film Animasi BUL” yang ditulis oleh Gede Pasek Putra Adnyana Yasa, S.Sn., M.Sn. Artikel kelima berjudul “Kajian Bentuk dan Fungsi Unsur Desain pada Poster WWF ‘Be Responsible Out There’” ditulis Ngurah Adhi Santosa, S.Sn., M.Sn. Ditutup dengan artikel keenam yaitu “Jalinan Teks Visual Mangku Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa Gede Purwita, S.Pd., M.Sn. Redaksi sangat bersyukur kepada Tuhan karena edisi ini bisa terbit dengan lancar dan tepat waktu. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan masukannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika STD Bali atas kekompakan dan semangatnya. Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan dan kepada semua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca yang budiman, kami ucapkan terimakasih.

Redaksi

Alamat Redaksi

Sekolah Tinggi desain Bali Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459 website: http://www.std-bali.ac.id

Page 3: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218

ii

VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016

DEWAN REDAKSI

Pelindung dan Penanggung Jawab : Nyoman Suteja, Ak. Kadek Sudrajat, S.Kom

Penasehat : Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST, MA

Ketua Dewan Redaksi : Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST, MT

Mitra Bestari : Prof. Dr. Shane Greive (Architect and Urban Specialist,

Curtin University of Technology)

Dewan Editor : Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST, MT

Redaktur Pelaksana : Freddy Hendrawan, ST, MT I Wayan Juliatmika, ST, MT

A. A. Sagung Intan Pradnyanita, S.Sn., M.Sn.

Desain Cover : Kadek Angga Dwi Astina, S.Ds

Alamat Redaksi : STD Bali Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459 website: http://www.std-bali.ac.id

Page 4: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218

iii

VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016

PETUNJUK PENGIRIMAN NASKAH TATA TULIS NASKAH : 1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah

populer (aplikasi, ulasan, opini) dan diskusi. 2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4,

spasi Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas. 3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5

halaman. 4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New

Romans 16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email dibawah nama.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak.

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1 spasi. Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi.

8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Romans 12 pt

9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dan tabel tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm).

10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas dengan huruf kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan untuk nomor dan judul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan foto yang bersangkutan.

11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan kaki yang berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip). Rumus-rumus hendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikan. Ukuran huruf dalam rumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm).

12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka.

13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota: penerbit. Judul dicetak miring.

KETERANGAN UMUM : 1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S.

Word.dan naskah bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi. 2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

Page 5: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218

iv

3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis naskah untuk ditanggapi.

Page 6: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218

v

VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016

DAFTAR ISI

Kajian Bentuk dan Fungsi dalam Iklan Televisi Fanta Orange 1 - 8 Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, S.Sn., M.Sn Urban Farming dalam Arsitektur dan Interior 9 - 20 Ni Made Sri Wahyuni Trisna, S.Sn., M.Sn Analisa Bentuk dan Fungsi Kemasan Sepatu SKINS 21 - 29 Made Arini Hanindharputri, S.Sn., M.Sn

Estetika Visual dalam Film Animasi BUL 30 - 38 Gede Pasek Putra Adnyana Yasa, S.Sn., M.Sn Kajian Bentuk dan Fungsi Unsur Desain pada Poster WWF 39 – 47 “Be Responsible Out There” Ngurah Adhi Santosa, S.Sn., M.Sn Jalinan Teks Visual Mangku Muriati dalam Seni Rupa 48 – 60 Kontemporer Dewa Gede Purwita, S.Sn., M.Sn

Page 7: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

1

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI

DALAM IKLAN TELEVISI FANTA ORANGE

Gede Lingga Ananta Kusuma Putra Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual

Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected]

ABSTRAK

Dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak iklan yang berkembang di masyarakat baik berupa iklan televisi, iklan majalah, poster ataupun sebagainya. Iklan televisi merupakan media telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara yang berisi berita pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan dengan menggunakanalat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Iklan Fanta Orange salah satunya iklan yang menampilkan bentuk media promosi yang kreatif dengan tampilan animasi cartoon yang berbentuk 3D dimana memperlihatkan keceriaan anak muda pada setiap tampilan gambarnya.

Dalam desain komunikasi visual, maka sebagian besar karya seni yang diciptakan akan mengikuti dari fungsinya (Form Follow Function). Iklan ini memiliki beberapa elemen penyusun desain yang memiliki fungsinya masing-masing, seperti warna orange, ilustrasi 3 Dimensi, text, tipografi dan lain sebagainya.Untuk mengetahui hubungan antara bentuk dan fungsi iklan tersebut bisa digunakan pendekatan semiosis dan estetika.

Kata kunci : bentuk, fungsi, iklan

ABSTRACT

With the advancement of technology today, many ads are developing the community in the form of television commercials, magazine ads, posters or so. Television advertising is a telecommunications medium that serves as a moving image broadcast receiver along with news voice messages to encourage, persuade the general public to be interested in the goods and services offered by using remote communication tool that uses visual or visual media. Ad Fanta Orange one ad displaying the creative forms of media campaign with an animated display in the form of 3D cartoon which shows the joy of a young child on each image display.

In visual communication design, then most of the works of art created will follow from the function (Form Follow Function). This ad has several constituent elements of the design that have their respective functions, such as orange, 3D illustration, text, typography and other sebagainnya. To determine the relationship between form and function of the ad can be used semiosis and aesthetic approach.

Keywords: form, function, advertising

Page 8: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

2

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

PENDAHULUAN

Di zaman era globalisai saat ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat, tentunya hal ini sangat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak iklan yang berkembang dimasyarakat baik berupa iklan televisi, iklan majalah, poster ataupun sebagainya.Iklan merupakan salah satu program pemasaran yang dijalankan suatu produsen untuk memasarkan produknya agar dapat diterima dan dikonsumsi masyarakat banyak.Dengan iklanlah produsen berusaha berkomunikasi dengan masyarakat.Dengan iklan pula, perilaku dan opini dapat dibuat. Intinya adalah produsen berusaha dengan segala daya upaya agar produknya dapat diterima dan dikonsumsi secara terus menerus oleh masyarakat sehingga keuntungan pun akan dapat diperoleh secara maksimal dan berkesinambungan. Periklanan atau Promosi (advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi biasanya mencakup nama produk atau layanan dan bagaimana produk dan layanan itu bisa bermanfaat bagi pembeli, untuk mengajak calon pembeli potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.

Perkembangan iklan saat ini, memunculkan banyak iklan-iklan kreatif dan bervariasi dari berbagai produk dan jasa.Dengan tujuan untuk menarik dan merangsang minat konsumen akan produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Fanta adalah merek minuman ringan yang diproduksi oleh The Coca-Cola Company dan dijual melalui toko, restaurant, dan mesin penjual.Minuman ini dibuat pertama kali tahun 1960. Di Indonesia, Fanta memiliki beberapa varian rasa yaitu strawberry, Blueberry, jeruk, mangga, nanas, fruit punch, anggur, apel, dan jeruk lemon. Varian produk Fanta yang paling popular di Indonesia adalah Fanta Jeruk,

yang lebih dikenal dengan nama “Fanta Orange”. Fanta adalah sebuah minuman yang telah lama hadir dikalangan anak muda yang mampu memberikan kesegaran.Suatu desain produk yang berupa media promosi hendaknya mampu menarik perhatian atau mengajak para konsumen untuk menikmati dan membeli produk yang ditawarkan. Iklan Fanta Orange ini merupakan iklan yang sangat menarik dimana menggunakan ilustrasi yang diolah dalam animasi 3 Dimensi yang menarik perhatian, karena diera modern seperti saat ini, masih sangat jarang kita lihat iklan-iklan menggunakan animasi cartoon pada promosinya.

Gambar 1.1 Iklan Fanta Orange

Dalam membuat ataupun merancang sebuah karya visual, dalam hal ini adalah sebuah iklan, yang digunakan sebagai media promosi produk ataupun jasa perusahaan, selain terlihat unik dan kreatif agar menarik minat dan perhatian konsumen, iklan sebagai media promosi perusahaan juga harus memperhatikan kriteria-kriteria desain lainnya. Dimana suatu karya visual sangat perlu memperhatikan nilai-nilai keindahan yang ada di dalam karya tersebut dan penempatan nilai-nilai keindahan tersebut

Page 9: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

3

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

harus sesuai pada tempat dan proporsinya sehingga tidak mengganggu penglihatan, dan yang paling utama, karya tersbut digunakan sesuai dengan fungsinya.

I. Bentuk dan Fungsi Dalam Karya

Seni Bentuk dari iklan ini adalah sebuah

poster promosi iklan Fanta Orange, apabila berhubungan dengan desain komunikasi visual, maka sebagian besar karya seni yang diciptakan akan mengikuti dari fungsinya (Form Follow Function). Begitu pula dengan iklan Fanta Orange, iklan ini memiliki beberapa elemen penyusun desain yang memiliki fungsinya masing-masing, seperti warna orange, ilustrasi 3 Dimensi, text, tipografi dan lain sebagainnya. Dalam mengetahui apa saja makna dan fungsi dari elemen tersebut digunakan beberapa pendekatan teori yang ada, berikut penjelasan elemen penyusun iklan beserta fungsinya : Berdasarkan Ilmu Estetika

Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Menurut pendapat dari seorang pakar desain yaitu The Liang Gie yang menyatakan bahwa keindahan adalah ciri-ciri dari kualitas pokok yang terdapat pada suatu hal misalnya kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (simetri), keseimbangan (balance), dan perlawanan (kontras). The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya.Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.Menurut The Liang Gie pengertian keindahan dianggap salah satu jenis nilai (nilai estetik) yakni nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tecakup dalam pengertian keindahan. Bahwa setiap yang berkaitan dengan pengertian keindahan melalui penampilannya dan penghayatan

penghayatan maka setidak-tidaknya akan menemukan penggolongan nilai terpenting yaitu nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik. Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Suatu desain produk yang berupa media promosi hendaknya mampu menarik perhatian atau mengajak para konsumen untuk menikmati dan membeli produk yang ditawarkan. Iklan Fanta Orange ini sudah memenuhi semua kriteria desain yang baik yaitu adanya kesatuan antara bentuk dan warnanya terlihat menyatu dan tidak tercerai-berai antara ilustrasi remaja dan botol minuman Fanta orange, adanya keselarasan pada penggunaan warna dasar orange yang sesuai dengan warna jeruk yang mendominasi pewarnaan pada iklan tersebut, adanya keseimbangan tata letak ilustrasi dan keseimbangan warna yang digunakan sehingga terlihat balance, adanya unsur kontras pada gambar tersebut yang mampu menunjukan center of point dari iklan Fanta orange tersebut.

Dari segi Warna, pemilihan warna orange sebagai background atau latar pada desain tersebut menunjukkan bahwa rasa minuman itu yaitu rasa jeruk dan adanya perbedaan warna pada latar dengan obyek yaitu botol minuman.Dimana warna orange berarti warna yang melambangkan kreatifitas, mampu memancarkan keceriaan, dinamis, dan menciptakan rasa keakraban.Jadi dengan meminum Fanta tersebut mampu membangkitkan gairah dan semangat.

Dari segi Bentuk, penggunaan ilustrasi kumpulan remaja yang terlihat bersemangat memberikan asumsi bahwa Fanta merupakan minuman anak muda dimana dapat menambah keakraban dan memberikan keceriaan.Pada ilustrasi iklan tersebut diperlihatkan bahwa mereka bersemangat ketika meminum Fanta, serta

Page 10: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

4

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

mampu mengekspresikan dirinya.Fanta mampu memberikan kebebasan, hal ini terlihat dari gambar wanita yang terbang dengan menggunakan pesawat. Pada iklan Fanta orange ini tidak banyak menggunakan typografi dimana dalam penyampaiannya hanya menggunakan ilustrasi dan pemilihan warna yang sesuai dengan produk yang ditawarkan.Hanya logo “Fanta Orange” yang mampu menekankan bahwa iklan tersebut merupakan promosi minuman Fanta orange. Iklan ini terlihat simple tetapi mampu terlihat modern sesuai dengan perkembangan zaman saat ini yang lebih banyak menggunakan ilustrasi 3D, tokoh yang dibuat dalam bentuk cartoon sehinggan mampu memikat anak-anak ketika melihat desain iklan tersebut. Iklan ini mampu memberikan daya tarik kepada setiap konsumen yang melihatnya, iklan Fanta orange ini mampu menarik konsumennya untuk datang sendiri melihat iklan ini. Setiap karya desain iklan yang berfungsi sebagai media promosi terutama iklan Fanta orange ini, harus sesuai dengan tiga kriteria, yaitu:

- Estetika yaitu memiliki unsur-unsur keindahan, seperti dalam pemilihan warna harus tepat, penggunaan ilustrasi harus sesuai, dan mampu menarik perhatian para konsumennya.

- Etika yaitu mampu diterima semua kalangan dan tidak melanggar norma yang berlaku, yang dapat dilihat pada iklan tersebut tidak adanya pelanggaran yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

- Logika yaitu sebuah desain dapat diterima nalar dan pikiran yang sehat, dimana menggunakan warna orange yang sama seperti warna jeruk, menggunakan ilustrasi remaja yang merupakan sasaran utama dari iklan ini.

Jadi ketiga unsur tersebut dapat terpenuhi pada iklan Fanta orange diatas, sehingga sesuai dengan apa yang ingin disampaikan produsennya yaitu menarik perhatian atau mempromosikan iklan Fanta orange. Tanpa estetika desain hanyalah sebatas informasi yang dilihat namun tidak memiliki kesan. Desain yang baik akan selalu memperhatikan nilai estetika dari lingkungan tempat karya desain tersebut berada. Pendekatan Semiosis

Untuk mengetahui elemen – elemen yang membentuk suatu iklan perludilakukan pendekatan secara semiosis, guna mengetahui fungsi dari elemen pembentuk iklan tersebut. Dalam hal ini dilakukan pendekatan semiosis berdasarkan beberapa teori atau ahli semiosis yang ada, adalah sebagai berikut:

1. Saussure Menurut Saussure didasarkan

pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna, atau selama berfungsi sebagai tanda, dibelakangnya harus ada sistem pembeda dan konvensi yang memungkinkan makna itu.Dimana ada tanda, disana ada sistem. Bila berdasarkan teori Semiotik Saussure membaginya menjadi dua yaitu penanda dan petanda, adalah sebagai berikut : • Penanda berupa bunyi atau

coretan-coretan bermakna. • Petanda berupa gambaran

mental, pikiran, atau konsep.

Pada iklan Fanta Orange ini,

Penanda yaitu Botol minuman dengan warna orange, dan Petanda yaitu Tulisan Fanta Orange. Jadi sebuah Penanda tidak akan berarti jika tidak ada Petanda. Sehingga pada iklan ini, sebuah botol minuman tidak akan berarti tanpa

Page 11: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

5

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

adanya tulisan atau label Fanta pada botolnya. Yang menunjukkan bahwa minuman ini adalah minuman Fanta Orange.Penanda dan petanda tersebut ada, tentu karena fungsi dari iklan tersebut yang digunakan sebagai media promosi iklan Fanta Orange.

2. Sanders Pierce

Menurut Sanders Pierce, tanda (representamen) ialah hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol. Bila berdasarkan teori Semiotik Sanders Piercedalam iklan Fanta Orange ini, dapat diidentifikasikan dan diklasifikasikan beberapa jenis tanda, adalah sebagai berikut : • Icon adalah tanda yang antara

tanda dengan acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora, berdasarkan iklan Fanta Orange ini ikon, yaitu:

- Botol minuman bergambar Fanta Orange.

Gambar 1.2Botol Minuman Fanta Orange Interpretasinya adalah produk yang ditawarkan iklan ini yaitu Fanta Orange.Fungsinya sebagai penyampaian pesan yang di promosikan dalam media ini ialah minuman Fanta Orange.

- Wajah remaja yang ceria dan riang

gembira sambil memegang Fanta Orange.

Gambar 1.3Wajah Remaja yang Ceria

Interpretasinya adalah minuman Fanta dapat memberikan keceriaan dan tergambar bahwa Fanta diminati anak muda.Berfungsi juga sebagai menimbulkan kesan ceria bagi penikmat iklan, sehingga si penikmat tertarik untuk mencoba produk yang di promosikan.

- Seorang gadis terbang dengan

menggunakan pesawat terbang.

Gambar 1.4Seorang Gadis Terbang dengan Pesawat Terbang

- Gelembung udara.

Gambar 1.5 Gelembung Udara Interpretasinya adalah mampu memberikan kesan cold dan segar, maksudnya disini Fanta dapat memberikan kesegaran dan kepuasan tersendiri. Berfungsi sebagai gambaran sebuah produk yang di promosikan akan dapat memberikan kesegaran bagi penikmatnya.

- Latar bernuansa orange. Interpretasinya adalah warna orange mampu memberikan sumber energi, semangat dan penuh keceriaan, serta

Page 12: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

6

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

terlihat dinamis dan menciptakan keakraban. Warna latar Orange disini mengikuti fungsi dari iklan tersebut yang mempromosikan Fanta Orange.

• Indeks adalah adanya hubungan

kedekatan eksistensi, berdasarkan iklan Fanta Orange ini indeks, yaitu:

- Senyuman para remaja

Gambar 1.6 Senyuman Interpretasinya adalah senyuman itu muncul ketika kita merasakan kebahagiaan, itu berarti keceriaan akan datang ketika kita meminum Fanta Orange.

• Symbol adalah tanda yang diakui

keberadaannya berdasarkan hukum konvensi, berdasarkan iklan Fanta Orange ini symbol, yaitu:

- Logo Fanta Orange

Gambar 1.7 Logo Fanta Interpretasinya adalah tanda bahwa produk yang ditawarkan adalah Fanta Orange. Fungsinya sudah jelas, yaitu sebagai penanda bahwa iklan tersebut mempromosikan Fanta Orange.

Menurut Sander Pierce iklan juga

memiliki konsep mengenai Qualisigns, Sinsigns, dan Legisigns.Qualisignsadalah penanda yang bertalian dengan kualitas,

Sinsigns adalah penanda yang bertalian dengan kenyataan dan legisigns adalah penanda yang bertalian dengan kaidah.Qualisigns adalah tanda yang dapat ditandai berdasarkan sifat yanga ada dalam tanda tersebut.Contoh dalan kata ‘merah’ terdapat suatu qualisigns karena merupakan tanda pada suatu bidang yang mungkin.Kata merah apabila dikaitkan dengan bunga mawar merah bermakan perasaan cinta terhadap seseorang.Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilnya dalam kenyataan.Semua pernyataan individual makhluk hidup (manusia, hewan, dll) yang tidak dilembagakan merupakan suatu sinsign. Contoh: suara jeritan, suara tawa. Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode.Contoh : tanda-tanda lalu lintas. Tanda-tanda yang bersifat tradisional (sudah menjadi sebuah tradisi).(http://unair.ac.id/artikel.html, 24/12/2014,12:56PM)

Sehingga bila dikaitkan dengan unsur –unsur yang dimiliki iklan Fanta Orange tersebut, adalah sebagai berikut: • Qualisign

Sekumpulan remaja yang terlihat ceria saat menikmati kesegaran minuman fanta orange, dengan latar yang cerah mampu memberikan semangat.Botol minuman fanta dengan hamburan gelembungnya terlihat jelas bahwa menawarkan produk minuman yang mampu memberikan nuansa dingin saat meminumnya.

• Sinsign Senyuman yang bertebaran dari

wajah ceria para remaja saat meneguk segarnya fanta.Tingkah mereka menandakan bahwa keceriaan itu datang setelah kita meminum fanta dan minuman tersebut mampu membuat kita bersemangat dan bahagia.

• Legisign Tampilan iklan yang sederhana

dan mudah dicerna mata namun terlihat unik karena menampilkan keceriaan

Page 13: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

7

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

anak muda yang dibuat berupa gambar 3D, mengandung kreatifitas yang tinggi.

3. Roland Barthes

Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan yaitu denotasi dan konotasi.Tanda mempunyai arti langsung dari suatu tanda yang telah diketahui bersama atau yang menjadi pengertian bersama yang disebut denotasi.Sedangkan pengertian tak langsung atau arti ke dua dari denotasi tadi disebut konotasi.Tanda yang diberi arti sepihak oleh penerima disebut symptom, dengan demikian artinya konotatif.Pengertian symptom sendiri adalah jika suatu tanda tidak dimaksudkan tanda oleh pengirim tanda.

Bila berdasarkan teori Semiotik Roland Barthes membaginya menjadi dua yaitu Denotasi dan Konotasi,adalah sebagai berikut : a. Denotasi adalah tingkatan pertandaan

yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan referensinya dengan realitas, menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti (makna pada apa yang tampak). Dalam tingkat denotasi, antara tanda dan penandanya mempunyai tingkat konvensi yang tinggi. Pada iklan ini, ditampilkan bahwa minuman yang dipromosikan yaitu minuman Fanta Orange yang terlihat dari pewarnaan, bentuk, dan tulisan Fanta itu sendiri. Fungsinya, agar penikmat iklan mudah mencerna atau mengetahui apa atau produk apa yang sedang di promosikan dalam iklan tersebut.

b. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan antara penanda dan petanda memiliki makna implisit, tidak langsung atau tidak pasti, sehingga terbuka peluang terhadap berbagai kemungkinan makna. Kemungkinan-kemungkinan makna ini biasanya terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan aspek-aspek

psikologis seperti emosi, atau keyakinan. Pada iklan ini, makna konotasinya yaitu terlihat gambar anak yang sedang tersenyum yang menandakan bahwa minuman ini dapat membawa keceriaan. Dan makna konotasi gelembung air mampu memberikan kesan cold dan segar, maksudnya disini Fanta dapat memberikan kesegaran dan kepuasan tersendiri. Fungsinya lebih pada keinginan untuk menimbulkan kesan keceriaan bagi penikmat iklan (www.rajudinsenimurni.blogspot.com,27/03/2011,04:23PM)

SIMPULAN

Dalam sebuah karya seni khususnya pada desain, bentuk desain pada umumnya akan mengikuti dari fungsi desain tersebut. Sehingga elemen pembentuknya selain memiliki makna, juga akan memiliki fungsi nya masing-masing, baik itu dari warna, font , tipografi, maupun ilustrasinya. Fungsi dari diciptakannya iklan Fanta Orange ini adalah agar masyarakat lebih mengetahui keberadaan dan kesegaran yang dimiliki, sehingga bentuk dari iklannya dibuat semenarik mungkin guna memiliki kesan eye catching agar informasi yang disampaikan tepat sasaran. DAFTAR PUSTAKA Bahri, Syamsul. 2010. Psikologi

Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta : Kencana

Sarwono, Jonathan. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi.

Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

The Liang Gie (1976)Garis Besar Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Penerbit karya.Yoyakarta:PUBIB

Page 14: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

8

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Walker, John. 2010. Desain, Sejarah, Budaya sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.

Widowati, Heningtyas (Eds.). 2007. Irama Visual.Yogyakarta : Jalasutra.

Yin, Robert K. 2004.Studi Kasus Desain dan Metode.Terjemahan Djauzi Mudzakir. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

www.rajudinsenimurni.blogspot.com, 27/03/2011,04:23PM

http://unair.ac.id/artikel.html, 24/12/2014,12:56PM

Page 15: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

9

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

URBAN FARMING DALAM ARSITEKTUR DAN INTERIOR

Ni Made Sri Wahyuni Trisna

Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Sekolah Tinggi Desain Bali

[email protected]

ABSTRAK

Perkembangan kota-kota besar di Indonesia yang saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat memunculkan banyak persoalan, salah satunya berkurangnya keberadaan ruang terbuka hijau (RTH).Penurunan ini memunculkan berbagai dampak lingkungan seperti terjadi banjir, pencemaran udara, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang untuk berinteraksi social. Adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang menyebutkan proposi Ruang Terbuka Hijau suatu wilayah minimal 30% dari luas wilayah memunculkan berbagai gerakan penyelamatan lingkungan salah satunya urban farming. Kesadaran ini memunculkan gerakan urban farming di kota-kota besar diseluruh dunia.Urban Farming adalah suatu aktivitas pertanian di perkotaan yang bersifat mendaur ulang ataupun membudidayakan tanaman dalam arsitektur dan interior dibuat dalam bentuk vertical garden, roof garden,plant factories, self-sulfiency design, dan hydroponis design yang merupakan rancangan yang memadukan antara sains dan teknologi.Sistem bertani ini bukan hanya sekedar memperhatikan unsur teknis dari manfaat dan metode pembuatannya tetapi juga memperhatikan unsur-unsur estetika dari aplikasi kegiatan urban farming dalam suatu bangunan. Kegiatan urban farming atau berkebun di kota merupakan salah satu jawaban dari kegelisahan masyarakat akibat semakin terbatasnya lahan di kota-kota besar. Melalui urban farming diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau di perkotaan dan sekaligus dapat menyelamatkan bumi dari bahaya global warming. Kata kunci: Urban Farming, arsitektur, interior

ABSTRACT

The development of big cities in Indonesia, which is currently progressing very rapidly, gave rise to many problems, one of which reduced the presence of green open space. This decline led to environmental impacts such as floods, air pollution, and declining productivity of society due to limited space for social interaction. Minister of Public Works as the Regulation No.05 / PRT / M / 2008 on Guidelines for the Provision and Use of Green Open Space in Urban Area mentioning proportion of an area of green open space of at least 30% of the area led to a variety of environmental conservation movement one urban farming. This realization led to urban farming movement in major cities around the world. Urban Farming is an agricultural activity in cities that are recycled or cultivate plants in the architecture and the interior is made in the form of a vertical garden, roof garden, plant factories, self-sulfiency design, and hydroponis design is the design that combines science and technology. This farming system is not just pay attention to the technical elements of the benefits and methods of manufacture but also pay attention to

Page 16: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

10

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

aesthetic elements of the application of urban farming activity in a building. Urban farming or gardening activities in the city is one answer to the anxiety of the society due to increasingly limited land in major cities. Through urban farming is expected to improve the quality and quantity of green open space in urban areas and at the same time can save the earth from the dangers of global warming.

Key word: Urban Farming, architecture, interior.

1. Latar Belakang

Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.Namun perkembangan ini tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik dan terkendali.Hal ini memunculkan banyak persoalan akibat dari pengelolaan yang kurang baik itu salah satunya berkurangnya keberadaan ruang terbuka hijau (RTH).

Kuantitas dan kualitas keberadaan Ruang Terbuka Hijau saat ini mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan sehingga berdampak keberbagai sendi kehidupan perkotaan seperti sering terjadi banjir, meningkatnya pencemaran udara, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang untuk berinteraksi sosial. Terlebih lagi munculnya isu global warming yang merupakan salah satu dampak dari menurunnya kualitas lingkungan di bumi ini yang diakibatkan oleh berkurangnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau tersebut.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengataasi hal ini adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang menyebutkan proposi Ruang Terbuka Hijau suatu wilayah minimal 30% dari luas wilayah.

Kegiatan urban farming atau berkebun di kota merupakan salah satu jawaban dari kegelisahan masyarakat

akibat semakin terbatasnya lahan di kota-kota besar. Kesadaran ini memunculkan gerakan urban farming di kota-kota besar diseluruh dunia.

Dalam bidang arsitektur dan interior, Urban Farming diwujudkan dengan menciptakan sistem bertani atau berkebun seperti rooftop farden dan vertical garden.Sistem bertani dalam arsitektur dan interior bukan hanya sekedar memperhatikan unsur teknis dari manfaat dan metode pembuatannya tetapi juga memperhatikan unsur-unsur estetika dari aplikasi kegiatan urban farming dalam suatu bangunan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam artikel ini penulis memaparkan lebih jauh tentang aplikasi kegiatan urban farming dalam arsitektur dan interior yang bukan hanya mementingkan unsur teknis saja, namun juga menerapkan estetika dalam perwujudannya. 2. Pembahasan 2.1 Pengertian Urban Farming

Pertanian urban adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan atau di sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura.Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan.Lahan yang digunakan bisa tanah tempat tinggal (pekarangan, balkon, atau atap- atap bangunan), pinggiran jalan umum, atau tepi sungai.

Selanjutnya menurut FAO, Urban Farming adalah sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan

Page 17: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

11

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

memasarkan produk dan bahan bakar nabati, terutama dalam menanggapi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, yang menerapkan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan hewan ternak.

Definisi Urban Farming yang diberikan Council on Agriculture, Science and Technology, (CAST), Mencakup aspek kesehatan lingkungan, remediasi, dan rekreasi. Kebijakan di berbagai kota juga memasukkan aspek keindahan kota dan kelayakan penggunaan tata ruang yang berkelanjutan dalam menerapkan pertanian urban.

Definisi Urban Farming yang diberikan Badan Pusat Statistik, adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan.

Defenisi Urban Farming menurut Martin Bailkey, seorang dosen arsitektur landscape di Wisconson Madison, ASadalah rantai industri yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Maka urban farming menurut beberapa definisi di atas, Urban Farming adalah suatu aktivitas pertanian di perkotaan yang bersifat mendaur ulang ataupun membudidayakan dengan melibatkan keterampilan, keahlian dan aspek keindahan. 2.2 Sejarah Urban Farming dilihat dari sejarah pertamanan, menurut Raharja (2010: 3) bahwa karya pertamanan tertua di dunia tercatat Taman Gantung Babilonia, peninggalan Kerajaan Babilonia (Irak) taman ini merupakan bagian dari taman kerajaan, yang terbuat dari bahan bata bakar yang dibangun 3.500 SM di dekat Sungai

Eufrat. Bentuk taman ini bertingkat-tingkat ke atas, berupa rangkaian teras-teras atap yang ditanami pepohonan dan diberi pengairan sampai ketinggian 300 kaki. Saluran-saluran pengairan dan kolom-kolom air telah dibuat untuk tujuan fungsional, seperti untuk tujuan rekreasi di musim panas.Taman tersebut dilindungii oleh dinding-dinding pagar untuk mencegah binatang dan pengganggu lainnya untuk masuk.

Gambar 1 Taman Gantung Babilonia (Sumber: wikipedia.org)

Urban farming atau yang disebut

dengan urban agriculture sebenarnya telah ada sejak dulu, tepatnya di Machu Pichu dimana sampah-sampah dikumpulkan menjadi satu dan diolah menjadi pupuk. Air yang telah digunakan masyarakat dikumpulkan menjadi sumber pengairan melalui sistem drainase yang telah dirancang khusus oleh para arsitek kota di masa itu. Selanjutnya, pada Perang Dunia II di Amerika dicanangkan program “Victory Garden” yaitu membangun taman di sela-sela ruang yang tersisa. Program ini merupakan cikal bakal gerakan urban farming.Dari program tersebut pemerintah Amerika Serikat mampu menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya pada waktu itu (http://www.beritalingkungan.com/2012/02/urban-farming-sebuah-gaya-hidup.html diakses pada 9 November 2014 pukul 23.16 wita).

Selanjutnya, perhatian akan manfaat Urban Agriculture menjadi

Page 18: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

12

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

berkembang ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menyadari bahwa semakin hari pertumbuhan penduduk semakin besar dan kebutuhan akan makanan juga bertambah, sementara luas lahan pertanian semakin berkurang. Maka mulailah lahan-lahan kosong di daerah perkotaan dipakai sebagai tempat bercocok tanam. Mulai dari lahan satu meter persegi di depan rumah hingga atap-atap gedung-gedung pencakar langit, kini dimanfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan Urban Farming.

Menurut Widyawati (2013:5), latar belakang berkembangnya Urban Farming sangat beragam. Ada yang sekedar sebagai aktivitas yang bersifat rekreasi dan relaksasi, namun ada juga yang ditujukan untuk memperoleh penghasilan. Apapun latar belakang berkembangnya, sebenarnya pertanian kota atau urban farming ini didasarkan pada perspektif lingkungan dan nilai ekonomisnya. Keterbatasan lahan yang dihadapi bukan merupakan hambatan untuk mengaktualkan potensi ekonomi yang dimiliki. Kondisi lahan terbuka perkotaan yang semakin kritis, telah menginpsirasi masyarakat perkotaan untuk mengembangkan model pertanian yang unik dan sesai dengan lingkungannya. 2.3 Manfaat Urban Farming

Adapun manfaat dari urban farming adalah sebagai berikut: • Urban farming memberikan konstribusi

penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse, Reduce dan Recyle,

• Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota,

• Meningkatkan Estetika kota, • Mengurangi biaya dengan penghematan

biaya transportasi dan pengemasan, • Bahan pangan lebih segar pada saat

sampai ke konsumen yang merupakan orang kota,

• Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.

(http://novisanriarambe.blogspot.com/ diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 22.32)

2.4 Karakteristik Urban Farming Menurut Widyawati (2013:12-13),

karakteristik urban farming di perkotaan dapat dilihat berdasarkan sistem produksi pertanian yang sangat berkembang di masyarakat. Ada beberapa kekhasan dalam urban farming yaitu: • Luas lahas relatif sempit • Memanfaatkan ruang (vertikular) seperti

atap • Memanfaatkan lahan tidur dan lahan

kritis • Lebih banyak menggunakan wadah atau

pot • Banyak yang bersifat hobi, tidak dikelola

secara komersial • Kedekatan dengan pasar/konsumen • Tingkat organisasi pelaku urban farming

yang sangat rendah • Menerapkan sistem efisiensi recycle,

reuse dan reduce. Dari beberapa kekhasan tersebut

dapat diketahui bahwa urban faming biasanya dilakukan pada lahan kritis atau sempit seperti atap, halamn rumah dengan menggunakan media tanam seperti wadah atau pot.Di Indonesia, kegiatan ini lebih banyak dilakukan karena atas dasar hobi yaitu untuk relaksasi dan rekreasi, bukan dengan tujuan untuk dijadikan lahan untuk berbisnis.(Widyawati, 2013:5) 2.5 Bentuk-Bentuk Urban Farming Urban Farming adalah suatu aktivitas pertanian di perkotaan yang bersifat mendaur ulang ataupun membudidayakan dengan melibatkan keterampilan, keahlian dan aspek keindahan. Pertanian dalam hal ini tidak semata-mata hanya kegiatan berkebun atau bercocok tanam, tetapi juga kegiatan lain yang bersifat membudidayakan seperti peternakan dan perikanan (Widyawati, 2013:5). Pertanian di kota berbeda dengan pertanian yang dilakukan di pedesaan. Pemilihan lansekap di kota tidak dimaksud sebagai pusat produksi pangan. Namun dalam perkembangannya, bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat perkotaan. Pertanian kota menjadi suatu kegiatan untuk meningkatkan pemanfaatan ruang minimalis di perkotaan melalui pembudidayaan tanaman, ikan,

Page 19: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

13

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

ternak, yang masih diterima oleh masyarakat setempat, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.Peternakan di kota (Sumber google.com)

Gambar 3Peternakan di kota

(Sumber google.com)

Gambar 4 Peternakan di kota

(Sumber google.com)

Gambar 5 Perikanan di perkotaan Sumber google.com

Peternakan jarang dijumpai di

kota, antara lain karena sifatnya yang menimbulkan bau (dari kotoran ternak) dan sering menimbulkan suara bising sehingga pemeliharaan ternak lebih banyak dilakukan di pedesaan. Sementara pemeliharaan ikan, walaupun dengan jumlah yang relative sedikit, namun masih ada yang melakukannya.Aneka jenis ikan masih banyak ditemukan di perkotaan, mulai dari ikan hias hingga ikan konsumsi.Demikin pula halnya dengan pemeliharaan jamur, lebah, kelinci, burung, sering kali dilakukan di perkotaan walaupun dalam skala kecil.

Gambar 6 Perkebunan di kota Sumber google.com

Page 20: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

14

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Gambar 7 Perkebunan di kota Sumber google.com

Demikian halnya dengan budidaya

tanaman holtikultura, baik sebagai penghasil pangan, obat, bahan baku industri, sumber energi atau sekedar sebagai tanaman hias, kegiatan ini banyak ditemui diperkotaan dan sangat diminati masyarakat. Perkembangan urban farming dari kelompok holtikultura jauh melebihi budi daya kelompok hayati lain. hal ini terlihat dari munculnya berbagai kreasi yang sangat unik dan menarik. Perkembangan urban farming di berbagai Negara di dunia sangat bervariasi. Perbedaan itu antara lain dipengaruhi oleh latar belakang budaya, kondisi alam, dan penguasaan teknologi produksi tanaman. Munculnya berbagai model aplikasi urban farming oleh negara yang memberikan prioritas terhadap kegiatan ini sangat menakjubkan. Negara-negara maju yang telah menguasai teknologi tinggi dalam produksi tanaman, berlomba-lomba melakukan kegiatan ini di sekitar kota sebagai komplemen urban farming. Tentu perkembangan yang sangat menarik ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat dunia secara umum. 2.6 Nilai Kehadiran Urban Farming

Menurut Widyawati (2013:28), praktek urban farming di berbagai negara pada umumnya muncul sebagai respon dari problem yang dihadapi masyarakat perkotaan.Masyarakat urban dari

pedesaan sedikitnya banyak mempunyai pengetahuan atau keterampilan serta pengalaman hidup di lingkungan pertanian. Menghadapi hal itu, memunculkan minat bertani oleh kelompok masyarakat ini , dengan memanfaatkan lahan-lahan terlantar dan sumber dang dimilikinya.

Keuntungan yang diperoleh melalui aktivitas urban farming bersifat ganda, termasuk memulihkan dan meingkatkan kesehatan lingkungan, meningkatkan keamanan pangan, memperluas kesempatan ekonomi, pernaikan sosil, efisiensi energi, dan meningkatkan ketersediaan dan kualitas pangan. Aktivitas urban farming mempunyai beberapa nilai (Widyawati, 2013:30-49), yaitu: a. Nilai praktis Melalui urban farming, masyarakat perkotaan bisa menyalurkan hobinya dengan budi daya tanaman, beternak ikan dan hewan lainnya.Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan penggunaan lahan dan sumber daya alam maupun tenaga yang ada serta dapat meningkatkan kreativitas dengan memanfaatkan waktu luang. b. Nilai ekonomis Akibat dari aktivitas urban farming, maka terjadi perputaran keuangan di perkotaan.Hasil panen sayur, ikan, ternak yang diproduksi dapat dijua atau dikonsumsi sendiri. c. Nilai ekologis Nilai ekologis dari kehadiran urban farming di perkotaan diperoleh dari adanya nilai tambahberupa keindahan, membersihakan udara, menghasilkan oksigen, mengurangi pemanasan udara, mengurangi timbulnya sampah dan barang bekas dengan menerapkan prinsip reuse, recycle, dan reduce.

Page 21: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

15

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

d. Nilai estetika Aneka hayati yang dibudidayakan dalam urban farming apabila ditata dengan baik, maka akan dapat bernilai estetika dan menambah keindahan kota. Penampilan tanaman yang menarik, desain tanaman yang artistik, suara hewan, bisa meimbulkan keindahan yang khas. e. Nilai sosial Nilai sosial dari urban farming diperoleh dari kegiatan menanam bersama dalam kelompok masyarakat, saling memberi hasil panen, saling bertukar bibit tanaman atau hewan, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, dan lain-lain. f. Nilai edukasi Nilai ini muncul dari kegiatan urban farming melalui kegiatan bertukar pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan kepada orang lain. g. Nilai politis Perkembangan urban farming secara umum sangat membantu meningkatkan kemandirian pangan masyarakat perkotaan sehingga memperkuat ketahanan pangan nasional sehingga dapat tercapai kesejahteraan dan ketenangan masyarakat. h. Nilai wisata Urban farming di suatu perkotaan dapat dikelola dan dirancang secara unik dan menarik untuk tujuan wisata.Kegiatan ini dirancang dengan kreasi yang menarik dan menghadirkan berbagai teknologi modern berpotensi untuk menjadi objek wisata bagi masyarakat perkotaan atau masyarakat umum. 2.7 Aplikasi Urban Farming dalam Arsitektur dan Interior

Kehadiran urban farming dalam memberikan solusi atas berbagai problema yang dihadapi masyarakat perkotaan telah memberikan inspirasi berbagai pihak untuk menginspirasi

berbagai pihak untuk merancang model-model urban farming yang sesuai dengan lansekap perkotaan, agar peranannya dapat diperluas.

Dalam arsitektur dan interior, urban farming diimplementasikan dalam berbagai rancangan seperti :

a. Vertical garden design

Vertical garden atau sering disebut vertical landscape adalah konsep tanaman tegak, yaitu tanaman dan elemen tanaman lainnya diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak.Vertical garden merupakan hasil kreasi inovatif untuk menumbuhkan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh, dengan keberhasilan menemukan sistem ini menyebabkan berkurangnya beban yang harus ditopang oleh sebuah dinding sehingga memudahkan dalam penataan desain taman vertical dalam skala dinding yang luas serta jalan keluar bagi pembuatan taman pada lokasi lahan yang terbatas. Dengan konsep vertical garden, ruang tanaman/ space bisa jauh lebih besar dibanding dengan taman konvensioanal, bahkan jumlah tanaman yang dapat ditanam dapat lebih banyak, sehingga menambah ruang hijau secara sangat signifikan. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman dengan perakaran dangkal atau serabut.Vertical garden sering diaplikasikan di berbagai bangunan (outdoor dan indoor), pagar, carport, serta dinding-dinding pembatas lainnya, sehingga tampak lebih alami dan memberi kesan estetis.

Page 22: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

16

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Gambar 8Vertical garden pada fasade bangunan

Sumber google.com

Gambar 9 Vertical garden pada fasade bangunan

Sumber google.com

Gambar 10 Vertical garden pada fasade bangunan

Sumber google.com

Pada gambar di atas terlihat aplikasi vertical garden pada fasade

bangunan.Pemakaian vertical gardenpada fasade bangunan dapat bermanfaat untuk mengurangi pantulan sinar matahari dan suhu udara sekitar.Jenis tanaman yang beban pada dinding bangunan.Selain teknis pembuatan vertical garden, ditanam adalah tanaman dengan akar serabut sehingga tidak megakibatkan hal yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah cara memberi kesan alami dan estetis pada fasade.Dengan menerapkan pola atau bentuk yang harmonis dengan bangunan, maka penerapan vertical garden tersebut selain dapat mencegah pemanasan global juga dapat terlihat menarik dan indah.

Gambar 11 Vertical garden pada dinding outdoor

Sumber google.com

Gambar 12 Vertical garden pada

dinding outdoor Sumber google.com

Pada gambar di atas dapat dilihat pola-pola dari vertical garden mengikuti bentuk banguan sehingga memberikan

Page 23: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

17

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

kesan harmonis dan menambah nilai keindahan pada bangunan.

Gambar 13 Vertical garden pada dinding indoor

Sumber google.com

Gambar 14 Vertical garden pada dinding indoor

Sumber google.com

Selain pada arsitektur, vertical garden diterapkan pada interior suatu bangunan. Penerapan vertical garden pada dinding memberian banyak manfaat seperti ruangan terasa sejuk, sebagai tempat menyimpan kadar oksigen, dan yang paling penting adalah dapat memberi kesan indah dan menarik.

Gambar 15 Vertical garden pada dinding dengan menggunakan wadah/pot bekas

(prinsip reuse) Sumber google.com

Gambar 16 Vertical garden pada dinding dengan menggunakan wadah/pot bekas

(prinsip reuse) Sumber google.com

Berdasarkan karakteristiknya, sistem

efisiensi vertical garden terdiri dari konsep reuse, recycle, dan reduse. Gambar di atas memperlihatkan konsep reuse (menggunakan kembali) dengan memanfaatkan botol plastic bekas minuman sebagai pengganti wadah atau pot sebagai tempat media tanam.

b. Roof garden design

Dari pengertian katanya roof garden merupakan suatu taman yang berada di atas atap bangunan. Secara lebih luas, roof garden bisa saja berupa bak-bak tanaman yang terletak di ketinggian suatu gedung bertingat. Latar belakang kemunculan roof garden ini disebabkan karena semakin berkembangnya pembangunan gedung-gedung yang

Page 24: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

18

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

mencapai puluhan tingkat di perkotaan yang salah satunya menimbulkan efek negatif antara lain suhu udara yang meningkat, pantulan sinar matahari yang menyilaukan, dan lain-lain. Agar lingkungan tersebut tetap menyenangkan, sejuk, dan semakin indah, munculah ide pembuatan roof garden tersebut (Majalah Asri No.114 edisi September 1992 halaman 91-94). Sama halnya dengan vertical garden, pemilihan jenis tanaman yang akan dipakai pada roof garden adalah tanaman dengan perakaran dangkat atau serabut. Gambar 17 Roof garden pada atap bangunan

Sumber google.com Gambar 18 Roof garden pada atap bangunan

Sumber google.com

Desain pada roof garden merupakan suatu kesatuan yang utuh dengan desain bangunan yang bersangkutan. Dengan hal itu, akan terciptanya keharmonisan yang utuh

antara bangunan dengan lansekapnya serta keamanan yang lebih terjamin (Majalah Asri No.114 edisi September 1992 halaman 91-94).

Gambar 18 Desain roof garden harmonis dengan desain bangunan

Sumber google.com

Sama halnya dengan vertical gaden, jenis tanaman yang dipakai pada roof garden adalah jenis tanaman dengan akar serabut. Selain itu, keindahan dari penerapan roof garden pada atap bangunan harus di desain serapi mungkin untuk menghasilkan rooftop garden yang unik, menarik dan estetis.

c. Plant factories design

Plant factories design merupakan model urban farming modern, berupa sebuah rancangan impian dengan menciptakan suatu bangunan yang menyediakan bahan pangan berbasis pertanian yang bisa diproduksi layaknya sebuah pabrik. Karena pusat produksinya terletak diperkotaan maka dirancancang layaknya seperti sebuah supermarket sehingga masyarakat konsumen bisa berbelanja kebutuhan pangan berbasis pertanian dalam keadaan sangat segar dan bisa memilih sendiri (Widyawati, 2013:64-65).

Page 25: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

19

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Gambar 19 Plant factories Sumber

www.sdrc.jp/pfc/en/img/work4_img.jpg

d. Self-suficiency design

Perusahaan arsitektur berbasis di Seattle Mithun merancang pertanian vertical yang diberi nama Self-suficiency design. Rancangan bangunan ini merupakan pertanian vertical modern yang tidak memerlukan air dari kota dan menggunakan sel surya untuk menghasilkan hampir 100% dari listrik gedung (Widyawati, 2013:67).

Gambar 20 Rancangan Self-suficiency

Sumber www.time.com

e. Hydroponic design

Rancangan hidroponik banyak berkembang di perkotaan sebagai suatu sistem produksi tanaman modern. Model hidroponik sangat sesuai dengan lingkungan perkotaan dengan lahan terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara mengolah lahan sangat minim. Dengan model ini masyarakat perkotaan bisa menerapkan cara pemberian unsur hara menggunakan teknologi, penegtahuan, dan keterampilan modern sehingga lebih bergengsi dan menarik. Model pertanian seperti ini dirancang seperti sebuah pabrik yang menggunakan alat/mekanisme dan teknologo modern dengan ruangan yang bersih dan higienis. Hasil panen yang diperolehpun pada umumnya memiliki penampilan yang lebih bagus (Widyawati, 2013:68-69)

Gambar 21 Green Building Sumber:http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/bl

og/ydnugra/files/2011/05/green-building-yudi.jpg

Konsep rancangan bangunan pada

plant factories, Self-suficiency, dan Hydroponic ini menyerupai konsep green hous atau green building atau green

Page 26: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

20

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

architecture. Green house merupakan tempat pembudidayan tanaman secara mikro dengan memanfaatkan sinar matahari, udara dan air hujan alamai sehingga atap dan dindingnya terbuat dari kaca dan plastik yang sewaktu-waktu dapat dibuka dan ditutup kembali secara manual (http://aissylovesains.blogspot.com/2011/05/konsep-untuk-green-house.html diakses tanggal 5 Desember 2014). Namun perbedaannya, pada ketiga rancangan ini, mekanisme pengaturan suhu udara, sinar matahari, air, dan gas diatur secara modern dengan bantuan alat pengendali.

3. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut

• Urban Farming adalah sebuah langkah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau di perkotaan.

• Urban Farming adalah suatu aktivitas pertanian di perkotaan yang bersifat mendaur ulang ataupun membudidayakan tanaman dengan melibatkan keterampilan, keahlian dan aspek keindahan.

• Urban Farming dalam arsitektur dan interior dibuat dalam bentuk vertical garden, roof garden,plant factories, self-sulfiency design, dan hydroponis design yang merupakan rancangan yang memadukan antara sains, teknologi, dan seni (estetis).

DAFTAR PUSTAKA Raharja, I Gede Mudi dkk. 2010. Studi

Bentuk dan Ruang Desain Pertamanan Tradisional Peninggalan Kerajaan-Kerajan di Bali. Denpasar: ISI Denpasar

Widyawati, Nugraheni. 2013. Urban Farming Gaya Spesifik Bertani di Kota.Yogyakarta: Andi Offset

Majalah Majalah Asri No.114 Edisi 30 September 1992.

Internet http://aissylovesains.blogspot.com/2011/05/k

onsep-untuk-green-house.html diakses tanggal 5 Desember 2014

http://www.beritalingkungan.com/2012/02/urban-farming-sebuah-gaya-hidup.html diakses pada 9 November 2014 pukul 23.16 wita

http://gospoth.blogspot.com/2013/03/green-architecture.html diakses 20 November 2014 pukul 22.56 wita

google.com diakses 8 November 2014 http://novisanriarambe.blogspot.com/ diakses

pada tanggal 9 November 2014 pukul 22.32 wita

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/ydnugra/files/2011/05/green-building-yudi.jpg diakses 9 November 2014 pukul 23.20 wita

www.time.com diakses pada tanggal 9 November pukul 23.52 wita www.sdrc.jp/pfc/en/img/work4_img.jpg

diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 20.39 wita

wikipedia.org diakses tanggal 7 November 2014 pukul 21.34 wita

Page 27: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

21

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

ANALISA BENTUK DAN FUNGSI KEMASAN SEPATU SKINS

Made Arini Hanindharputri Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual

Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected]

ABSTRAK

Bentuk dan fungsi dalam dunia desain selalu saling berkaitan, dimana desain sebagai solusi pemecah masalah tidak hanya memikirkan segi estetika semata tetapi juga fungsinya untuk masyarakat. Salah satu aspek desain komunikasi visual yang menerapkan prinsip bentuk dan fungsi adalah desain kemasan atau packaging. Kemasan kotak sepatu SKINS memiliki bentuk yang menarik secara estetika dan juga memiliki fungsi yang dapat membantu konsumennya dalam merawat sepatu yang telah dibelinya. Prinsip form follow function yang diterapkan dalam kemasan ini dikaji berdasarkan estetika garis sebagai pembentuk kemasan, unsur – unsur visual dan prinsip fungsi dalam desain kemasan tersebut. Kata Kunci : bentuk, fungsi, kemasan

ABSTRACT

Form and function in the design world are always intertwined, where the design as a problem solver solution, not only think in terms of aesthetic but also its function for society . One aspect of visual communication design that applies the principles of form and function is the design of the packaging. Skins shoe box packaging has an interesting shape aesthetic and also has a function that can assist consumers in taking care of the shoes he had bought. The principle form follow function that is applied in the packaging is assessed based on the aesthetic of lines as forming the packaging, the visual elements and principles of functioning in the packaging design. Keyword : shape, function, packaging

PENDAHULUAN Dalam dunia seni rupa, setiap

karya seni pasti memiliki bentuk (form). Bentuk bisa berupa titik, garis, bidang, dan volume dimana keseluruhan bentuk ini memiliki raut yang merupakan ciri khas dari bentuk itu sendiri (Sanyoto. 2009:83). Seiring perkembangan zaman, dunia seni rupa pun berkembang dan muncullah seni terapan yaitu desain yang

diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dialami oleh manusia. Dalam desain, tidak hanya nilai estetika baik dari segi bentuk maupun unsur visual lainnya saja yang diutamakan, tetapi apakah desain tersebut memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dalam desain grafis atau cetak, bentuk adalah tampilan keseluruhan dari halaman serta bentuk dengan ukurannya,

Page 28: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

22

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

tampilan masing-masing komponen seperti tipografi, ilustrasi, warna, atau pun tekstur kertasnya. Sedangkan fungsi merupakan tujuan mengapa karya itu dibuat, dimana fungsi meliputi pesan yang ingin disampaikan dan apakah pesan tersebut sudah tersampaikan ke target audience.

Sering kita dengar sebuah prinsip bertajuk “Form Follows Function” atau bentuk mengikuti fungsi. Prinsip ini menyatakan bahwa perancangan bentuk dari suatu benda harus dipilih berdasarkan tujuan dan fungsi yang telah ditetapkan. Prinsip ini sering diterapkan untuk arsitektur dan desain industri, salah satunya terdapat pula dalam desain komunikasi visual. Salah satu bagian dari desain komunikasi visual yang menerapkan prinsip bentuk dan fungsi adalah packaging atau kemasan. Biasanya kemasan selalu didesain untuk menarik perhatian konsumen sebelum membeli suatu produk, dimana bentuk yang dirancang selalu kreatif dan disesuaikan dengan produk yang ditawarkan. Namun, tidak hanya berfungsi untuk menarik perhatian, dalam kemasan juga terdapat fungsi lain yaitu : (a) Sebagai identitas dari produk yang didalamnya; (b) Sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi produk yang diwadahinya; dan (c) Memudahkan konsumen untuk membawa produk (Packaginghouse.2011). Berangkat dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kemasan yang memperhatikan koneksi antara bentuk dan fungsi dalam desainnya. Dimana kasus kemasan yang diambil oleh penulis ambil adalah kemasan brand sepatu bernama SKINS. Kemasan sepatu ini dirasa menarik dari segi bentuk dan memiliki fungsi yang sesuai dengan tujuan dari produk itu sendiri. PEMBAHASAN

Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus dari suatu produk yang memiliki fungsi untuk

mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan – kerusakan pada bahan yang dibungkusnya (Staffuny. 2010). Seiring dengan perkembangan gaya hidup dan teknologi, kemasan tidak hanya lagi berfungsi untuk melindungi apa yang dijual, tetapi juga kemasan dapat menjual apa yang dilindungi. Kemasan harus dapat menjadi alat komunikasi antara pembeli dan penjual, terkait dengan informasi yang berkaitan dengan produknya. Oleh karena itu, nilai estetika di dalam kemasan harus diperhitungkan baik oleh penjual atau pemilik produk dan desainer sebagai perancang kemasan.

Selain daya tarik secara visual, kemasan juga harus mempunya daya tarik fungsional atau daya tarik praktis. Daya tarik ini merupakan efektivitas dan efisiensi dari suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Beberapa daya tarik praktis yang harus dipertimbangkan antara lain: a). Kemudahan untuk penyimpanan atau pemajangan produk, b). Dapat melindungi produk, c). Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan, d). Dapat digunakan kembali, e). Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang, f). Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan jenis produk yang dapat diisi ulang (refill

Bentuk kemasan bisa bermacam – macam dan disesuaikan dengan material yang digunakan. Bahan yang digunakan bisa kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan – bahan yang dilaminasi. Bentuk dan bahan pun mulai berkembang mengikuti dengan trend dan lifestyle yang terjadi dalam kehidupan manusia dan berkembang pula bahan yang pro lingkungan.

SKINS adalah sebuah brand sepatu yang tidak hanya memproduksi dan menjual sepatu saja, tetapi juga aksesoris khusus sepatu seperti sikat sepatu dan semir sepatu. Perusahaan ini memiliki konsep mewah yang

Page 29: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

23

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

memfokuskan pada desain kemasan produknya yang mempertimbangkan bahan yang peduli akan lingkungan. Kemasan yang dirancang memiliki konsep fungsi all-in-one dengan banyak kegunaan seperti : carry box (kotak untuk membawa), wall organizer, dan rak sepatu yang bisa ditumpuk, yang bertujuan memudahkan pelanggan untuk membawa sepatu serta aksesoris yang telah dibelinya dari toko ke rumah.

Kemasan ini dirancang dengan format dapat digunakan kembali (reusability) dan multifungsi dan tentunya bisa menjadi kemasan yang berkelanjutan (sustainability) dan mengurangi limbah. Desainer dari kemasan ini adalah Jiani Lu, seorang desainer perempuan dari Dubai, Uni Emirate Arab.

Awal mula dibuatnya kemasan ini adalah dikarenakan banyaknya plastik yang terbuang karena perusahaan SKINS menggunakan kantong plastik untuk mewadahi kotak sepatu mereka. Kantong plastik ini digunakan untuk memudahkan para pelanggan membawa barang belanjaan mereka dari toko ke rumah. Biasanya pelanggan tidak hanya diberikan satu kantong plastik saja, melainkan diberikan plastik sejumlah barang yang mereka beli.

a. Bentuk Kemasan Sepatu SKINS Jika membicarakan bentuk (form),

sudah tentu kita akan membicarakan struktur yang terdapat pada suatu benda ataupun karya seni tersebut. Struktur yang terdapat pada desain komunikasi visual terbentuk dari unsur – unsur visual di dalamnya yaitu garis, ilustrasi, warna, dan tipografi.

Gambar 1 Logo SKINS Sumber: Behance.net

Gambar 2 Draft perancangan Kemasan SKINS Sumber : Behance.net

Gambar 3 Draft perancangan Kemasan SKINS Sumber : Behance.net

Page 30: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

24

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Struktur pada kemasan sepatu SKINS ini terdiri dari: a. Garis

Garis terdiri dari unsur titik yang memiliki peran untuk mendukung keindahan, keseimbangan dan harmoni. Setiap bentuk garis dan dimensi garis yang berbeda juga memiliki karakter yang berbeda (Pujiriyanto. 2005:87). Garis juga memiliki pengertian batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk massa yang disebut dengan garis semu atau maya (Sanyoto. 2009:87). Pada kemasan SKINS, secara kasat mata, terdapat beberapa bentuk garis seperti garis lurus yang memiliki arah horizontal dan vertikal dan membentuk balok. Selain itu juga terdapat garis lengkung pada bagian pegangannya. Keseluruhan garis ini berupakan garis semu yang merupakan batas limit dari kemasan SKINS.

Menurut Sanyoto (2009:92), garis semu terjadi dari batas limit suatu benda/objek (kubus, balok, silinder dan lain – lain), batas ruang, batas warna dan benda/objek – objek lain apa saja yang seolah dibatasi oleh garis. Karakter garis terdiri dari: - Garis lurus : garis ini memberi kesan

stabil, kuat, tenang, aspirasi dan datar (Pujiriyanto. 2005:87).

- Garis Horisontal : garis ini memberi karakter tenang, damai, pasif, kaku dan melambangkan ketenangan, kedamaian dan kemantapan (Sanyoto. 2009:95).

- Garis Vertikal : garis ini memberikan karakter seimbang (stabil), megah, kuat, statis dan kaku. Garis ini juga melambangkan kestabilan, kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran dan kemasyhuran (Sanyoto. 2009:95). Dari karakter garis lurus baik horizontal maupun vertikal, kemasan SKINS memiliki karakter yang kuat dan kokoh serta terlihat mewah.

- Garis lengkung : garis ini memberi kesan ringan, dinamis, kuat dan melambangkan kemegahan, kekuatan dan kedinamisan (Sanyoto. 2009:96). Bila dilihat dari karakter garis lengkung, dapat dilihat bahwa pada kemasan SKINS juga terdapat karakter dinamis dan mewah. Dengan menambahkan bagian pegangan pada kemasan ini, kemasan tersebut terlihat tidak terlalu kaku dan menjadi lebih menarik secara visual.

Gambar 4 Kemasan SKINS ketika ditutup Sumber: Behance.net

Gambar 5 Kemasan SKINS ketika dikeluarkan Sumber: Behance.net

Garis horisontal

Garis vertikal

Gambar 5 Garis lurus (vertikal dan horizontal pada kemasan sepatu SKINS)

Sumber: Behance.net

Page 31: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

25

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

b. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan unsur grafis yang berfungsi untuk a). Menarik perhatian, b). Merangsang minat pembaca terhadap keseluruhan pesan, c). Memberikan eksplanasi atas pernyataan, d). Menonjolkan keistimewaan produk, e). Memenangkan persaingan, f). Menciptakan suasana khas, g). Dramatisasi pesan, h). Menonjolkan suatu merk atau semboyan dan mendukung judul iklan (Pujiriyanto. 2005:41). Ilustrasi dapat berupa gambar, foto maupun grafis lainnya yang dapat menerjemahkan isi dari iklan secara menyeluruh, dan dapat menarik perhatian. Ilustrasi yang terdapat pada kemasan sepatu SKINS adalah logo dari produk tersebut. Logo adalah sebuah elemen gambar yang memiliki fungsi sebagai identitas diri sebuah perusahaan atau seseorang untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain. Selain itu, logo juga berfungsi sebagai tanda kepemilikan, tanda jaminan kualitas dan dapat membantu mencegah peniruan atau pembajakan (Rustan. 2013:13).

Logo pada kemasan sepatu SKINS merupakan logotype yang berbentuk huruf S yang dicoret dan terdapat teks SKINS pada bagian bawahnya. Logo yang sederhana tetapi cukup jelas untuk menggambarkan sebuah brand sepatu yang elegan dan berkualitas.

c. Warna Warna dapat didefiniskan secara

objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjekti/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan (Sanyoto: 2009:11). Dalam warna terdapat value yang dapat mengubah cahaya yang mengenai objek/benda ke dalam bentuk tiga dimensi semu atau menciptakan sifat keruangan atau tiga dimensi semu, seperti untuk membentuk gelap terang pada gambar bentuk (Sanyoto. 2009:63). Warna yang terdapat pada kemasan sepatu SKINS menggunakan warna natural dari bahan yang digunakan yaitu paperboard, illustration board dan kain dengan dominan warna coklat. Bila dilihat dari karakteristik warna, warna coklat sendiri berasosiasi dengan tanah dan warna natural. Karakter warna coklat adalah kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, dan hormat (Sanyoto. 2009:51). Kemasan sepatu SKINS ingin

Garis lengkung

Gambar 6 Garis lengkung pada kemasan sepatu SKINS Sumber: Behance.net

Gambar 7 Penempatan logo pada kemasan sepatu SKINS

Sumber: Behance.net

Page 32: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

26

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

menonjolkan warna natural sebagai bentuk peduli akan lingkungan, dimana kemasan ini dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga tidak merugikan lingkungan. d. Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf. Dalam huruf terdapat anatomi dan karakteristik tersendiri yang memiliki arti yang berbeda (Pujiriyanto. 2005:69). Dalam kemasan sepatu SKINS, huruf yang digunakan adalah jenis huruf sans serif adalah huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca (Pujiriyanto. 2005:56). Kesan yang ditampilkan pada huruf yang digunakan oleh produk SKINS terkesan sederhana namun elegan.

e. Ukuran Bentuk kemasan produk SKINS

secara kasat mata adalah persegi panjang, yang jika ditutup berukuran 29 cm x 19 cm x 10 cm. Pada bagian atas terdapat pegangan yang berfungsi agar pelanggan dapat dengan mudah membawa kotak kemasan ini. Jika dilihat secara visual, tidak ada yang menyadari bahwa kemasan ini akan memiliki banyak fungsi, karena kotak utama didalamnya juga bisa dikeluarkan tanpa harus membuka keseluruhan kemasan.

b. Bentuk dan Fungsi Kemasan Sepatu SKINS Setelah kotak kemasan dibuka,

terdapat kemasan lain yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Yang pertama adalah kemasan sepatu yang berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bahan karton, dengan cekungan pada bagian atasnya. Yang kedua adalah kotak kemasan aksesoris yang berisi semir sepatu, sikat, kuas dan lain sebagainya. Selain itu, pada bagian bawah terdapat sebuah lempengan yang terbuat dari karton yang memiliki tiga buah lubang berbentuk persegi.

Berdasarkan bentuk kemasan ini setelah dibuka, dapat dilihat bahwa kotak kemasan ini tidak hanya berfungsi sebagai kotak sepatu sebagai wadah yang melindungi isi atau produk, tetapi juga

Gambar 8 Tipografi dalam Logo Sumber: Behance.net

Huruf Sans Serif

Gambar 9 Kemasan SKINS ketika dibuka Sumber: Behance.net

Gambar 10 Kemasan SKINS ketika dibuka Sumber: Behance.net

Page 33: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

27

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

memiliki fungsi lain. Fungsi utamanya adalah sebagai kotak sepatu. Fungsi lainnya adalah sebagai kotak aksesoris dari alat – alat perawatan sepatu tersebut seperti semir sepatu, sikat, kain lap, kuas dan lain sebagainya. Hal ini memudahkan bagi konsumen untuk meletakkan sepatu bersamaan dengan alat perawatannya, sehingga konsumen dapat merawat sepatu kesayangannya tanpa khawatir aksesoris pembersih sepatu tersebut tercecer.

Cekungan yang terdapat di atas kotak juga memiliki fungsi. Jika konsumen membeli produk SKINS lebih dari satu, otomatis konsumen akan mendapatkan kotak sepatu lagi. Jika kotak sepatu ini ditumpuk maka akan membentuk rak yang memudahkan konsumen untuk menata koleksi sepatunya. Pada bagian atas kotak terdapat kotak kecil yang bisa dibuka

yang berfungsi sebagai kotak penyimpanan untuk katalog produk, tali sepatu dan tas sepatu yang juga dapat melindungi sepatu dari debu. Dengan fungsi seperti ini, desainer juga mengajak konsumen untuk lebih menyadari pentingnya lingkungan. Konsumen diajak untuk mempergunakan kembali kotak – kotak sepatunya daripada membuang kotak sepatu dan menjadikannya sampah.

Selain fungsi yang sudah disebutkan di atas, ketika kotak sepatu ditata menjadi rak sepatu, fungsi kemasan bisa berubah menjadi hanging organizer dengan meletakkan pegangan yang telah dirancang sebagai hanger yang bisa diletakkan di belakang pintu atau di dinding. Tempat aksesoris yang telah dirancang pun juga bisa beralih fungsi sebagai organizer tempat menaruh kunci, payung kecil dan lain – lain. Lempengan yang terbuat dari karton dan memiliki tiga buah lubang berbentuk persegi itu dapat menjadi tempat menggantungkan aksesoris seperti kaus kaki, dasi, sarung tangan dan perhiasan. Dimana lempengan ini merupakan cara yang bagus untuk meletakkan benda – benda yang mudah bergelombang sehingga perlu digantung agar tidak mudah rusak. Dengan ukuran seperti itu, tentunya akan memudahkan konsumen untuk meletakkan benda – benda yang sering hilang dalam satu tempat.

Gambar 11 Aksesoris dari SKINS Sumber: Behance.net

Gambar 12 Aksesoris dari SKINS Sumber: Behance.net

Gambar 13 Aksesoris dari SKINS Sumber: Behance.net

Page 34: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

28

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Menurut DR. Dudy Wiyancoko, Staf Pengajar Desain Produk Industri, Fakultas Seni Rupa Desain ITB mengatakan, dalam mendesain kemasan yang baik harus mencakup 5 fungsi yaitu fungsi protektif, fungsi praktis, fungsi informasi, fungsi komunikasi dan fungsi lingkungan (staffuny. 2010). Bila dikaitkan dengan kemasan SKINS maka didapat analisa sebagai berikut: a. Kemasan (packaging) harus

dapat menyampaikan tentang jenis produk dan kegunaannya. Kemasan harus mudah dikenali dan dibedakan dari produk yang lain, atau bahkan yang sejenis. Kemasan harus dapat menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat (Mudra. 2011). Pada kemasan produk SKINS ini informasi yang disampaikan cukup jelas yaitu dengan menampilkan logo produk sebagai identitas perusahaan. Penggunaan warna, tipografi dan bentuk kemasan yang menarik dapat menyebabkan produk ini mudah dilihat, dipahami dan diingat.

b. Kemasan secara fisik dapat melindungi produk dari benturan, gesekan, guncakan, hentakan dan

lain – lain. Kemasan harus dapat melindungi produk terhadap kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lainnya (Mudra. 2011). Bentuk dan bahan pada kemasan ini sudah sesuai dengan kriteria dari fungsi protektif. Produk didalamnya dilapisi dua kali yaitu dengan kotak sepatu di dalamnya, dan kotak organizer pada bagian luarnya. Dengan begitu, produk akan aman dan terlindung dari kerusakan. Kotak kemasan sepatu ini juga menggunakan material yang ramah lingkungan tapi cukup kuat untuk melindungi isi kemasan seperti paperboard, illustration board, karton dan kain.

c. Kemasan nyaman dipakai dan memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan, stabil bila diletakkan. Pada kemasan ini, fungsi pegangan di bagian atas memegang peranan penting untuk memudahkan pelanggan membawa kotak kemasan ini. Bentuknya yang kokoh membuat kemasan ini menjadi stabil untuk diletakkan.

d. Kemasan mampu menampilkan citra produk dan segmentasi pasar pemakainya. Target segmentasi dari produk SKINS adalah remaja dan dewasa dengan pendapatan, pendidikan dan gaya hidup menengah hingga menengah ke atas. Produk ini juga mengkhususkan pada konsep elegan dimana konsumen yang menggunakan produk ini memiliki prestise yang tinggi selain memang nyaman digunakan. Dari segi kemasan baik bentuk, bahan dan desain, kemasan SKINS sudah berhasil memperlihatkan konsep elegan dan ramah lingkungan.

Gambar 14 Contoh pemakaian yang sustainable Sumber: Behance.net

Page 35: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

29

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Desain yang ditampilkan memberi kesan mewah dan kokoh dan sesuai dengan target konsumen yang diharapkan.

e. Kemasan berprinsip mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik tentunya mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru dan tidak terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk awal (reuse). Kotak kemasan SKINS dapat dibuat kembali menjadi beberapa produk lain seperti kotak untuk mengorganisasikan barang lain, hanging organizer dan fungsi utamanya bisa menjadi rak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsep utama kemasan ini adalah mengutamakan sistem kemasan all in one dengan menonjolkan bentuk dan fungsi yang ramah akan lingkungan. Bahan – bahan yang digunakan ramah akan lingkungan serta dapat digunakan kembali atau pun didaur ulang.

PENUTUP Bentuk dan fungsi merupakan prinsip – prinsip yang saling berkaitan dalam dunia desain, tidak terkecuali dalam desain komunikasi visual. Bentuk yang menarik dengan elemen grafis yang memikat serta bahan yang cocok tentu saja tidak akan menjual dan menjadi daya tarik bagi pelanggan jika tidak disertai fungsi. Kemasan produk SKINS memiliki keterkaitan antara bentuk dan fungsi. Dengan bentuk sederhana namun memiliki fungsi yang banyak membuat kemasan ini menjadi kemasan yang berguna dan bermanfaat juga bagi lingkungan, serta membantu memecahkan permasalahan pada kehidupan konsumennya. Kemasan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi penulis dalam menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki fungsi yang tentunya

dapat memudahkan manusia dalam melaksanakan aktivitas sehari – harinya. DAFTAR PUSTAKA House, Packaging. 2011.

www.klikkemasan.com/tentang_kemasan diakses tanggal 1 Desember 2014, pukul 11.00 Wita.

Lu, Jiani. 2012. SKINS Shoe Package Design. www.behance.net/gallery/6444657/SKINS-Shoe-Package-Design Diakses tanggal 1 Desember 2014 pukul 11.43 Wita

Mudra, I Wayan. 2011. Desain Kemasan Produk. jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/847 Diakses tanggal 22 Desember 2014. Pukul 12.03 Wita

Pujiriyanto. 2005. Desain grafis Komputer. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Rustan, Surianto. 2013. Mendesain Logo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana Elemen – elemen Seni dan Desain. Yogyakarta : Jalasutra

Universitas Negeri Yogyakarta. www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/modulpackaging.pdf diakses tanggal 30 November 2014 pukul 22.09 Wita

.

Page 36: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

30

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

ESTETIKA VISUAL DALAM FILM ANIMASI BUL

Gede Pasek Putra Adnyana Yasa

Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected]

ABSTRAK

Estetika merupakan salah satu unsur mendasar dan memiliki peranan penting dalam setiap karya seni. Pembentuk menarik dan indahnya karya seni tidak terlepas dari elemen-elemen penyusun dalam struktur karya tersebut. Dalam penelitian unsur estetika visual dalam film animasi Bul ini penulis menggunakan metode Kualitatif. Selanjutnya, data dianalisis dengan deskriptif kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Film Animasi Bul menjadi indah dan menarik karena terdapat unsur-unsur estetik visual yang mendasari. Unsur-unsur estetik tersebut terdiri dari tiga unsur yakni kesatuan (unity), penekanan (dominance), dan keseimbangan (balance). Kesatuan dalam film animasi Bul dibentuk dari unsur garis, warna, ruang, dan gerak. Penekanan pada visual film animasi terletak pada kualitas tokoh/karakter dengan setting/background. Unsur kualiatas yang dimaksud disini adalah unsur pembentuk dari tokoh maupun background itu, baik berupa garis, bidang maupun warna. Keseimbangan secara visual yang dibentuk dalam setiap scene dalam struktur dramatik film animasi Bul didominasi dengan keseimbangan asimetris. Keseimbangan didapat karena terkesan sama berat, sama kuat atau sama dalam nilai, baik itu keseimbangan pada karakter, pada background maupun gabungan keduanya yang menyatu dalam sebuah shot. Kata Kunci: Estetika, Visual, Film Animasi Bul.

ABSTRACT Aesthetics is one of the fundamental elements and have an important role in any work of art. Shaping interesting and wonderful works of art can not be separated from the constituent elements in the structure of the work. In the study of visual aesthetics in the animated film Bul writer uses qualitative methods. Furthermore, the data were analyzed with descriptive qualitative and interpretative. The results showed that the Animation Film Bul be beautiful and interesting because there are elements of the visual aesthetic of the underlying. The aesthetic elements consist of three elements namely the unity, suppression (dominance) and equilibrium (balance). The unity in the animated film is formed from the elements of line, color, space, and motion. The emphasis on visual animated film lies in the quality of figures / characters by setting / background. Element quality is meant here is the forming element of the character and the background, either in the form of line, plane and color. Balance visually formed in every scene in the animated film Bul dramatic structure is dominated by asymmetrical balance. The balance obtained because it seemed less severe, equally strong or equal in value to the position, whether it's a balance on the character, the background or a combination of both are integrated into a shot. Keywords: Aesthetics, Visual, Bul Film Animation

Page 37: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

31

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

PENDAHULUAN

Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan (Djelantik, 1999:9). Keindahan dari suatu karya seni tidak terlepas dari unsur-unsur pembentuk atau penyusun karya seni tersebut baik secara wujud maupun didengar. Wujud yang terlihat oleh mata (visual) maupun wujud dapat didengar oleh telinga (akustis) bisa diteliti dengan analisa, dibahas komponen-komponen penyusunnya dan dari segi struktur atau susunan wujud itu (Djelantik, 1999: 17).

Dalam kajian ini dibatasi fokus analisis dari keseluruhan film animasi Bul menjadi analisis terhadap tiga point penting dalam struktur cerita sebuah film atau dapat dikatakan sebagai point-point inti dalam film yaitu yang dikenal dengan struktur dramatis. Dalam buku 3D Animation Movie, Zaharudin G. Djalle, dkk, mendefinisikan struktur dramatis tersebut dibagi menjadi tiga bagian yakni: bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir (2007: 47). Bagian awal memperkenalkan karakter, lokasi, dan konflik cerita. Kerena itu di bagian awal menjawab pertanyaan-pertanyaan; siapa karakternya, dimana mereka, dimana cerita tersebut berlangsung (dimasa depan, dimasa sekarang atau masa lalu). Selanjutnya, di bagian tengah disebut dengan confrontation yang terdiri dari perselisihan, kesulitan atau rintangan. Bagian akhir merupakan bagian yang terdiri dari klimaks dan solusi dari masalah.

Penulis meyakini bahwa scene-scene yang termasuk kedalam struktur dramatik dapat mewakili dari keseluruhan film animasi Bul. Struktur dramatis tersebut dalam film animasi Bul terletak pada scene 5 dan 6 sebagai bagian awal, scene 13 sebagai bagian tengah, dan scene 14 dan 15 sebagai

bagian akhir. Scene (adegan) adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan (Pratista, 2008: 29).

Gambar 1. Scene 5 dalam film animasi Bul. Capture: video film animasi Bul.

Page 38: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

32

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Gambar 2. Scene 6 dalam film animasi Bul.

Capture: video film animasi Bul

Berbicara wujud karya seni tidak terlepas dari bentuk dan struktur yang membentuk atau membangun karya seni itu. Menurut Djelantik, (1999: 39) struktur atau susunan dari suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut keseluruhan dari karya itu dan meliputi juga peranan masing-masing bagian dalam keseluruhan itu. Lebih lanjut Djelantik mengatakan bahwa ada tiga unsur estetik mendasar dalam struktur setiap karya seni yaitu: 1) keutuhan atau kebersatuan (unity), penonjolan atau penekanan (dominance), dan keseimbangan (balance).

Melalui penerapan atau mengimplementasikan unsur-unsur estetik mendasar dalam struktur setiap karya seni, maka akan tercipta karya seni yang indah, menarik, serta karya seni yang metaksu. Menurut Dibia, (2012:37) taksu pada dasarnya adalah kekuatan spiritual atau aura yang kehadirannya dapat meningkatkan kemampuan intelektualitas, membawa kekuatan magis untuk meningkatkan kualitas kinerja, dan untuk menjamin kualitas suatu hasil kerja professional. Seperti halnya film animasi Bul yang memiliki taksu sehingga mampu meraih juara dan mendapatkan penghargaan sebagai film animasi terbaik tingkat nasional. Tiga unsur estetik

mendasar dalam struktur karya seni film animasi Bul diuraikan sebagai berikut:

1. Keutuhan atau kebersatuan (unity).

Kebersatuan atau kesatuan memiliki peranan penting dalam suatu karya seni. Kesatuan menjadikan suatu karya seni tampak utuh tanpa terpecah-pecah antara satu unsur pembentuk karya itu sendiri dengan unsur lainnya. Djelantik, (1999: 40) menyatakan keutuhan dimaksudkan bahwa karya yang indah menunjukkan dalam keseluruhannya sifat yang utuh, yang tidak ada cacatnya, berarti tidak ada yang kurang dan tidak ada yang berlebihan. Terdapat hubungan yang bermakna (relevan) antar bagian tanpa adanya bagian yang sama sekali tidak berguna, atau tidak ada hubungannya dengan bagian yang lain. Dalam buku Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain, Sadjiman Ebdi Sanyoto menyatakan bahwa tanpa adanya kesatuan, suatu karya seni/desain akan terlihat cerai-berai, kacau-balau, kalang-kabut, morat-marit, berserakan, buyar seperti sapu tanpa ikatan (suh, Jw.). Akibatnya karya tersebut tidak enak dilihat (2010:213). Menurut Dharsono, (2007:83) kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Selanjutnya Pujiriyanto, (2005: 92) mengemukakan bahwa kesatuan mengandung pengertian semua bagian dan unsur-unsur bersatu-padu dan serasi sehingga pembaca memahaminya sebagai suatu kesatuan.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa kesatuan tidak dapat dipisahkan dari suatu karya seni dan kesatuan dibentuk dari unsur-unsur yang saling berkaitan/berhubungan antara unsur satu dengan unsur lainnya dalam suatu karya seni tersebut. Menyimak dan mencermati karya seni film animasi

Page 39: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

33

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Bul dari adegan (scene) dalam struktur dramatiknya, terdapat unsur-unsur visual yang dapat menyatukan film animasi tersebut sehingga menjadi sebuah film yang utuh, menarik dan indah. Unsur-unsur visual itu terdiri dari unsur garis, warna, ruang, dan gerak.

a. Garis

Garis pembentuk dari film animasi Bul terletak pada tokoh/karakter maupun background yang berupa garis lengkung, dan lurus. Garis-garis tersebut memiliki arah vertical, horizontal, dan diagonal dengan dimensi garis tipis dan tebal. Dari pelbagai susunan garis tersebut tentu memiliki makna atau efeknya masing-masing. Garis lurus memberikan kesan stabil, kuat, tenang, datar, sedangkan garis lengkung menimbulkan kesan pada perasaan, yaitu lemah, sensitif, ekspresif (Pujiriyanto, 2005: 87-88). Selanjutnya Sanyoto, (2010:96-97) mengatakan bahwa susunan garis-garis lengkung memberi kesan ringan dinamis, dan kuat. Susunan garis-garis vertical menghasilkan kesan stabil, megah, kuat, tetapi statis, kaku. Susunan garis-garis horizontal akan menghasilkan kesan tenang, damai, tetapi pasif. Susunan garis-garis diagonal (kanan/kiri) akan menghasilkan kesan bergerak lari/meluncur, dinamis, tetapi tampak tak seimbang.

Garis yang membentuk kesatuan antar scene dari scene satu dengan scene lainnya terletak pada garis karakter maupun garis background yang saling berkitan, konsisten dari scene sebelumnya dengan scene selanjutnya dalam struktur dramatik film animasi Bul. Garis pada karakter/tokoh memiliki dimensi ketebalan yang sama dan jelas sebagai kontur bidang dari setiap karakter/tokoh dengan didominasi garis lengkung. Selanjutnya garis pembentuk kesatuan yang terletak pada background menggunakan garis-garis lebih tebal

apabila terjadi penekanan serta memperjelas sudut-sudut pertemuan antara dua bidang atau lebih maupun penekanan pada garis-garis pinggir sebagai kontur untuk memperjelas dari suatu bidang tertentu. Garis tebal lebih ditekankan untuk menunjukkan garis-garis yang ada dalam suatu bidang yang lebih dekat. Selain garis tebal juga diterapkan garis tipis dan hampir tidak tampak pada bidang-bidang tertentu terutama objek yang berada dikejauhan sehingga garis-garisnya tidak terlalu tampak. Garis-garis background ini terdiri dari garis lurus maupun lengkung yang memiliki arah vertikal, horizontal, dan diagonal.

b. Warna

Warna merupakan unsur yang dapat memperkenalkan benda, dengan kata lain benda dapat dikenali dengan berbagai warna karena secara alami mata dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda tersebut (Dharsono, 2007: 76). Karena itu, warna dapat berpengaruh dengan menciptakan rasa yang khas pada manusia. Warna-warna yang digunakan untuk membentuk scene-scene dalam film animasi Bul didominasi oleh warna abu-abu muda, abu-abu tua, coklat tua, dan biru muda. Menurut Djelantik, (1999: 31) bahwa warna dapat menciptakan suasana (mood). Suasana tenang dapat diciptakan dengan warna hijau, biru muda, abu-abu muda. Suasana suram dapat diciptakan dengan warna hitam, abu-abu tua, ungu, coklat tua (Gambar 5).

Kesatuan dari unsur warna antara scene satu dengan scene lainnya dalam film animasi Bul dibentuk dengan warna-warna yang memiliki tema warna yang sama, tidak menggunakan warna-warna yang berlainan atau kontras jauh antara warna pada bidang satu dengan bidang lainnya didalam satu scene. Demikian pula dengan warna-warna yang digunakan untuk menciptakan suasana

Page 40: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

34

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

tenang maupun suram, meskipun warna dasar yang digunakan sedikit berbeda akan tetapi tetap dalam satu tema. Hal ini senada dengan apa yang di nyatakan Supriyono, (2010:97) bahwa kesatuan dapat dilakukan dengan cara menggunakan unsur-unsur visual yang memiliki kesamaan warna, tema atau bentuk.

c. Ruang

Ruang merupakan kumpulan dari bidang yang mempunyai kesan tiga dimensi: panjang, lebar dan tinggi. Ruang merupakan suatu ilusi yang dibuat dengan pengelolaan bidang dan garis, dan dibantu oleh warna (sebagai unsur penunjang) yang mampu menciptakan ilusi sinar atau bayangan. Pengelolaan tersebut meliputi perspektif dan kontras antara terang dan gelap (Djelantik, 1999: 23). Perpaduan yang telah tercipta dengan unsur garis memberi kesan tersendiri, selanjutnya bidang serta warna-warna dengan tema yang senada maupun garis-garis pembentuk bidangnya, oleh karena itu dapat tercipta sebuah suasana ruang yang utuh dan menyatu.

d. Gerak

Gerak merupakan unsur yang paling besar peranannya dalam film animasi ditinjau dari pengertian animasi itu sendiri. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup Wojowasito, (1997) dalam Djalle, dkk, (2007: 5). Keseluruhan gerak tokoh karakter pada animasi “Bul” masih terlihat kasar karena lebih banyak menggunakan 1 (satu) gambar mewakili 5 frame, akan tetapi yang terpenting pesan animator lewat animasi tersebut dapat tersampaikan. Animasi adalah sebuah cara yang hebat untuk

menyampaikan pesan (Abrori, 2009). Meskipun telah disepakati namun tidak menjadi suatu keharusan bagi animator bahwa dalam 1 detik terdapat 24 frame gambar yang artinya 1 gambar mewakili 1 frame, akan tetapi kebanyakan dari animator hanya menerapkan 1 gambar untuk mewakili 2 frame atau sama dengan 1 detik 12 gambar. Begitu juga yang telah dilakukan oleh animator film animasi Bul, namun yang diterapkan adalah 1 detik 5 gambar atau 1 gambar mewakili 5 frame.

Dari rangkaian gerakan tokoh animasi pada scene-scene dalam film animasi Bul menerapkan pengaturan waktu (timing) yang sama, sehingga tercipta gerakan secara konsisten antara scene satu dengan scene lainnya dan dapat menciptakan kesatuan dengan unsur-unsur lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Dharsono (2007) mengenai kesatuan, bahwa kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi.

2. Penonjolan atau penekanan

(dominance). Dalam suatu karya seni tanpa adanya

sesuatu yang lebih dominan, ditonjolkan atau ditekankan baik visual maupun akustik didalam karyanya, maka karya seni tersebut akan terlihat datar dalam karya seni visual maupun terdengar datar dalam karya seni musik serta membosankan. Menurut Djelantik, (1999: 47) penonjolan mempunyai maksud mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni sesuatu hal tertentu, yang dipandang lebih penting daripada hal-hal yang lain. Selanjutnya Sanyoto, (2010:226) menyatakan bahwa penekanan memiliki tujuan untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, memecah keberaturan/rutinitas, dan untuk kejutan/surprise. Penonjolan atau penekanan memiliki kata-kata lain yang berdekatan artinya yaitu: centre of

Page 41: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

35

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

interest, focal point, eye catcher, emphasis, eye pathway, dan blikvanger (Belanda).

Berdasarkan uraian diatas, menyimak scene-scene dalam struktur dramatik film animasi Bul penekanan dilakukan melalui garis, bidang, dan warna. Hal ini dikatakan oleh Agung Oka (animator film animasi Bul), bahwa penonjolan atau penekanan pada visual film animasi terletak pada kualitas tokoh/karakter dengan setting/background. Unsur kualiatas yang dimaksud disini adalah unsur pembentuk dari tokoh maupun background itu, baik berupa garis, bidang maupun warna (Wawancara, 15 April 2013).

Penekan dari unsur garis terletak pada garis kontur (contour) dari bidang karakter maupun asesoris atau peralatan yang dibawanya. Garis kontur ini dibuat lebih jelas, tegas dan dengan ketebalan yang sama. Dengan kontur dan kesaamaan tebal garis pada karakter maupun asesorisnya akan dapat memberikan kesan terpisah dari background, sehingga karakter tersebut akan tampak lebih menonjol. Sedangkan pada garis background dibuat tidak merata, ada yang menggunakan garis tipis dan nyaris seperti tanpa garis dan disisi lain ditampilkan garis lebih tebal untuk memperjelas sudut atau yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Dharsono (2007: 86), menyatakan ada beberapa cara untuk dapat menarik perhatian sebagai titik berat yang dapat dicapai yaitu melalui perulangan ukuran serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

Penekanan selanjutnya dilakukan melalui warna. Penekanan unsur warna didapat dari kualitas warna yang ditampilkan antara karakter dengan backgroundnya dan adanya kontras diantara keduanya. Warna yang diterapkan pada karakter lebih sederhana dan cenderung lebih terang serta dengan

sedikit shadow dibandingkan background. Background menggunakan warna-warna yang lebih complex, rumit dan berusaha mendekati suasana sesuai dengan kenyataan. Kontras warna yang berupa lebih gelap maupun terang, lebih sederhana maupun rumit namun tetap senada inilah memberikan nuansa penekanan/penonjolan antara tokoh/karakter dengan background. Hal senada dikatakan Supriyono, (2010:90) bahwa vocal point dapat diciptakan dengan teknik kontras, yaitu objek yang dianggap paling penting dibuat berbeda dengan elemen-elemen lainnya.

Penekanan melalui bidang pada scene-scene dalam film animasi Bul ditunjukkan dengan bidang yang salah satunya dibuat lebih besar sehingga tampak dominan dan lebih jelas dari background (Gambar 3). Karena itu, secara tidak langsung pandangan kita akan tertuju pada bidang tersebut. Dharsono, (2007: 86) mengatakan bahwa aksentuasi atau penekanan dapat dicapai melalui ukuran, dimana suatu unsur bentuk yang lebih besar akan tampak menarik perhatian karena besarnya. Selain itu, bidang lebih kecil yang akan diberikan penekanan dibuat lebih terang dengan pencahayaan. Pencahayaan dapat membantu penekanan pada objek yang lebih kecil karena akan tampak lebih terang dan pandangan diarahkan menuju objek.

Page 42: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

36

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Gambar 3. Scene 13 dalam film animasi Bul.

Capture: video film animasi Bul 3. Keseimbangan (balance).

Suatu karya seni harus memiliki keseimbangan, agar karya seni tersebut enak dilihat, tampak tenang, tidak memunculkan kesan berat sebelah dan menggelisahkan. Seperti halnya jika kita naik pesawat tiba-tiba pesawat tidak seimbang atau oleng maka kita sebagai penumpang akan merasa tidak nyaman, tidak tenang, dan gelisah. Begitu pula dengan karya seni yang tidak memiliki keseimbangan akan tidak nyaman dilihat, tidak tenang dan menggelisahkan. Menurut Parker dalam Gie (1976: 47) menyatakan bahwa keseimbangan adalah kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Unsur-unsur yang saling berlawanan itu tidak perlu hal yang sama karena ini lalu menjadi kesetangkupan, melainkan yang utama ialah kesamaan dalam nilai.

Gambar 4. Scene 14 dalam film animasi Bul.

Capture: video film animasi Bul.

Gambar 5. Scene 15 dalam film animasi Bul.

Capture: video film animasi Bul.

Untuk mencapai keseimbangan atau rasa seimbang dalam suatu karya seni menurut Djelantik, (1999: 49-50) rasa keseimbangan dalam karya seni paling mudah tercapai dengan simetri. Keseimbangan dapat juga dipakai tanpa simetri, yang disebut a-symmetric balance. Lebih lanjut dikatakan bahwa keseimbangan asimetris bisa dicapai melalui perpaduan dua unsur apa saja yang tidak sama kuatnya, tidak sama cerahnya, tidak sama cepatnya, tidak sama keras suaranya. Apa yang kita kehendaki agar sama dan seimbang adalah rasa kekuatannya.

Melalui uraian di atas, keseimbangan secara visual yang dibentuk dalam setiap scene dalam struktur dramatik film animasi Bul didominasi dengan keseimbangan asimetris. Hal itu didapat

Page 43: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

37

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

apabila ditarik garis vertikal maupun horizontal dalam setiap scene maka hasilnya adalah keseimbangan karena terkesan sama berat, sama kuat atau sama dalam nilai pada posisi bersebrangan, baik itu keseimbangan pada karakter, pada background maupun gabungan keduanya yang menyatu dalam sebuah shot. Keseimbangan yang asimetris ini memberikan kesan dinamis, memberikan kesan bergerak, seolah tampak hidup, memberikan suasana bergairah terhadap audiens, namun ada kesan tidak resmi maupun tidak formal. SIMPULAN

Berdasarkan analisis di atas mengenai unsur estetik visual dalam film animasi Bul yang difokuskan pada scene-scene dalam struktur dramatik dengan tiga unsur estetik mendasar dari suatu karya seni, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesatuan dalam film animasi Bul dibentuk dari unsur garis, warna, ruang, dan gerak. Garis yang membentuk kesatuan antar scene dari scene satu dengan scene lainnya terletak pada garis karakter maupun garis background yang saling berkitan, konsisten dari scene sebelumnya dengan scene selanjutnya. Garis pada karakter/tokoh memiliki dimensi ketebalan yang sama dan jelas sebagai kontur. Garis background menggunakan garis-garis lebih tebal apabila terjadi penekanan dan garis tipis dan hampir tidak tampak pada bidang-bidang tertentu terutama objek yang berada dikejauhan sehingga garis-garisnya tidak terlalu tampak. Kesatuan dari unsur warna dibentuk dengan warna-warna yang memiliki tema warna yang sama, tidak menggunakan warna-warna yang berlainan atau kontras jauh antara warna pada bidang satu dengan bidang lainnya didalam satu scene. Ruang tercipta dengan unsur garis, bidang serta warna-warna dengan tema yang senada maupun garis-garis pembentuk bidangnya, oleh karena itu dapat tercipta

sebuah suasana ruang yang utuh dan menyatu. Gerakan tokoh animasi pada scene-scene dalam film animasi Bul menerapkan pengaturan waktu (timing) yang sama, sehingga tercipta gerakan secara konsisten antara scene satu dengan scene lainnya dan dapat menciptakan kesatuan dengan unsur-unsur lainnya.

Penonjolan atau penekanan pada visual film animasi terletak pada kualitas tokoh/karakter dengan setting/background. Unsur kualiatas yang dimaksud disini adalah unsur pembentuk dari tokoh maupun background itu, baik berupa garis, bidang maupun warna. Selanjutnya, keseimbangan secara visual yang dibentuk dalam setiap scene dalam struktur dramatik film animasi Bul didominasi dengan keseimbangan asimetris. Hal itu didapat apabila ditarik garis vertikal maupun horizontal dalam setiap scene maka hasilnya adalah keseimbangan karena terkesan sama berat, sama kuat atau sama dalam nilai pada posisi bersebrangan, baik itu keseimbangan pada karakter, pada background maupun gabungan keduanya yang menyatu dalam sebuah shot.

Daftar Pustaka Abrori, Muchammad. 2009. Solusi Instan

Animasi Karakter dengan Adobe Flash. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni: Wacana, Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bangun, Sem. C. 2000. Kritik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB.

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra.

Damajanti, Irma. 2006. Psikologi Seni Sebuah Pengantar. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Dibia, I Wayan. 2012. Taksu: Dalam Seni dan Kehidupan Bali. Denpasar: Bali Mangsi.

Page 44: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

38

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Djalle, Zaharudin G.,dkk. 2007. The Making Of 3D Animation Movie. Bandung: Informatika.

Djelantik, A.A. M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).

Eaton, Marcia Muelder. 2010. Persoalan-Persoalan Dasar Estetika. Jakarta: Salemba Humanika.

Gie, The Liang. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB)

Harold, Whitaker dan John Halas. 2006. Timing For Animation. Surabaya: Bayumedia Publishing.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sachari, Agus. 2002. Estetika. Bandung: Penerbit ITB.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Piliang, Yasraf Amir. 2012. Semiotika dan Hipersemiotika: Gaya, Kode dan Matinya Makna. Bandung: Matahari.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Konunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Suparli. 1983. Tinjauan Seni. Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 45: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

39

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI UNSUR DESAIN

PADA POSTER WWF “ BE RESPONSIBLE OUT THERE ”

Ngurah Adhi Santosa Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual

Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected]

ABSTRAK

Kerusakan lingkungan adalah salah satu wacana yang sering kita dengar saat ini. Berbagai alasan, menjadi penyebab terjadinya kerusakan alam. Keinginan manusia yang semakin kompleks dan tak terbendung dalam mengeksploitasi alam, serta perilaku yang tidak menjaga lingkungan dikatakan salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Namun seiring dengan semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi karena perilaku manusia, tidak sedikit juga bermunculan orang – orang yang peduli terhadap masalah tersebut. Salah satunya adalah World Wide Fund for Nature (WWF) sebuah internasional yang menangani masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan. Dalam mengkampanyekan informasi dan ide penyelamatan lingkungan, WWF selalu menggunakan cara kreatif sebagai upaya menarik perhatian masyarakat, melalui pemanfaatan media komunikasi visual poster. Poster WWF kebanyakan menggunakan ilustrasi unik yang begitu merepresentasikan tema dari poster, dan pesan sederhana yang menuntut audience untuk memahami maksud dari poster tersebut. Salah satu poster WWF berjudul “Be Responsible Out There”, menyampaikan informasi tentang kebakaran hutan yang marak terjadi. Pembahasan menggunakan metode deskriptif kualitatif tentang bentuk dan fungsi unsur desain.Penggunaan unsur desain, mulai dari ilustrasi daun kering sebagai ikon api, ilustrasi batang korek api, pemilihan headline“Be Responsible Out There”, tipografi serif untuk teks, hingga penggunaan warna orange, putih, abu dan hitam sudah tepat untuk menyampaikan pesan perlunya tanggung jawab kita saat menggunakan api dalam kehidupan sehari – hari, baik untuk sesuatu yang positif, maupun negatif seperti membuka lahan. Sehingga desain yang terlihat sederhana seperti itu, memiliki makna dan pesan yang penting untuk di ketahui oleh masyarakat.

Kata Kunci: Kerusakan, Lingkungan, WWF

ABSTRACT

Environmental destruction is one of the popular issues nowadays. Many reasons arise as a source of the destruction. Human's desire are getting complex and can not be stopped in exploiting nature resources. Besides, most people are not responsible in taking cares their environment. So nature destruction is increasing rapidly. However, the increasing of nature destruction also makes more people aware about the issue. One of them is World Wide Fund for Nature (WWF) an international organization concerned about environment's conservation, research, and restoration. In their information's and ideas campaign about the environment rescue, WWF always uses their creative ways as efforts to gain people's attention, using visual aids as poster. Most of the WWF posters use unique

Page 46: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

40

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

illustration that present the theme obviously, also simple meaningful message which pursue audience to understand the meaning. One of the poster entitled "Be Responsible Out There" gives information about forest fires which often occur. The discussion uses qualitative method about shape and elements' function of the design. The uses of elements' designs, starts from the dry leave as a representative of fire, match sticks illustration, headline's selection of " Be Responsible Out There", serif typography for the text, until the uses of colors as orange, grey, white, and black, are already precise and suitable to represent the message of how important in being responsible when using fire in our daily life either in positive or negative way as clearing land. So that, the design looked as simple as it is, containing meaningful message to be informed to the society.

Keyword: Destruction, Environment, WWF

PENDAHULUAN

Kerusakan lingkungan adalah salah satu wacana yang sering kita dengar saat ini. Hampir tiap hari, baik di pemberitaan elektronik, media cetak, maupun pembicaraan masyarakat, isu ini adalah salah satu yang cukup banyak dibahas dan mendapatkan perhatian. Berbagai alasan, menjadi penyebab terjadinya kerusakan alam, diantaranya adalah perilaku dari manusia. Keinginan manusia yang semakin kompleks dan tak terbendung dalam mengeksploitasi alam, serta perilaku yang tidak menjaga lingkungan dikatakan salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Padahal jika dicermati, perilaku tersebut akan menyebabkan kerugian bagi lingkungan, ekosistem didalamnya dan manusia itu sendiri.

Namun seiring dengan semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi yang disebabkan oleh perilaku manusia, tidak sedikit juga bermunculan orang – orang yang peduli terhadap masalah tersebut. Jika diperhatikan saat ini, banyak organisasi non profit yang bermunculan untuk memberikan pengetahuan tentang dampak pengerusakan lingkungan serta meningkatkan kesadaran kita sebagai manusia untuk menjaga lingkungan. Salah satu diantaranya adalah World Wide Fund for Nature (WWF) sebuah

organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan. Misi WWF adalah untuk melestarikan alam dan mengurangi ancaman yang paling mendesak untuk keanekaragaman kehidupan di Bumi (available at http://www.wwf.org.uk).

WWF menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan melalui aksi sosial dan kampanye – kampanye yang rutin mereka lakukan sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat untuk melindungi kehidupan alam liar, termasuk satwa liar dan habitatnya serta seluruh ekosistem penting di planet Bumi. Dalam mengkampanyekan informasi dan ide penyelamatan lingkungan, WWF selalu menggunakan cara kreatif sebagai upaya menarik perhatian masyarakat untuk memperhatikan dan menangkap informasi yang diberikan. Salah satu cara yang digunakan, yaitu melalui pemanfaatan media komunikasi visual, yaitu poster.

Poster yang diciptakan oleh WWF dalam upaya mengkampanyekan informasi tetang pengerusakan lingkungan dan cara penanggulangannya, dapat dikatakan selalu unik dan menarik untuk diperhatikan. Hal itu dapat dilihat dari beberapa poster WWF yang sudah banyak tersebar di masyarakat, baik itu melalui poster yang tercetak ataupun

Page 47: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

41

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

bersifat digital.Poster WWF kebanyakan menggunakan ilustrasi unik yang begitu merepresentasikan tema dari poster, dan penggunaan pesan sederhana yang begitu menuntut audience untuk memahami maksud dari poster tersebut. Inilah salah satu cara kreatif yang WWF lakukan untuk dalam menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak kerusakan lingkungan.

Beranjak dari hal tersebut, sebagai seorang yang berkecimpung dalam dunia desain komunikasi visual , mendorong penulis untuk meninjau sejauh mana bentuk dan fungsi dari unsur desain yang ada pada karya poster WWF berjudul “Be Responsible Out There”karya Maxwell A. Davis, dalam menyampaikan informasi tentang kebakaran hutan yang beberapa waktubelakangan ini sempat marak terjadi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa WWF selalu menggunakan ilustrasi menarik dan pesan yang sederhana, dalam poster ini WWF juga mengkemas pesan tentang kewaspadaan akan kebakaran hutan dengan sangat sederhana dan menarik. Diharapkan dari ini, dapat diperoleh pemahaman yang jelas tentang bentuk dan fungsi dari penggunaan unsur desain pada poster WWF berjudul “Be Responsible Out There”. PEMBAHASAN World Wide Fund For Nature (WWF)

World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangan masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, yang pada awalnya bernama World Wildlife Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. Grup ini memiliki misi menghalangi dan memutar balikkan penghancuran lingkungan kita. Saat ini, sebagian besar tugas mereka terfokus pada konservasi tiga bioma yang berisikan sebagian besar keragaman hayati dunia, yaitu hutan, ekosistem air

tawar, dan samudera atau pantai. Selain itu, WWF juga menangani masalah spesies terancam punah, polusi dan perubahan iklim (available at www.wwf.org.uk ). Misi WWF adalah untuk melestarikan alam dan mengurangi ancaman yang paling mendesak untuk keanekaragaman kehidupan di bumi. Selain itu WWF memiliki visi untuk membangun masa depan di mana orang hidup dalam harmoni dengan alam.

Gambar 1 Logo WWF Sumber:http://www.wwf.org.uk

Poster

Poster merupakan salah satu media yang sering digunakan dalam suatu kegiatan promosi yang memuat unsur teks dan ilustrasi.Visualisasi setiap unsurnya lebih rinci, jelas, realis, sederhana dan singkat dengan warna mencolok sesuai misinya (Pujiriyanto, 2005 ; 17). Poster memiliki beberapa jenis yaitu: a. Informational poster ( poster untuk

memberi informasi) b. Educational poster ( poster untuk

mempromosikan suatu produk ) c. Propaganda poster (poster yang

bertujuan untuk mempengaruhi, biasanya untuk kepentingan politik)

d. Teaser poster ( poster yang bertujuan memberikan rasa penasaran). Sebagai sebuah lembaga sosial,

dalam mengkampanyekan informasi – informasinya WWF lebih banyak menggunakan informational poster atau

Page 48: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

42

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

poster untuk memberi informasi tentang hal – hal yang terkait dengan kerusakan alam, baik itu berupa data kerusakan alam, maupun cara penanggulangannya yang dikemas dengan kreatif, menarik, dan disebar luaskan pula melalui media internet.

Berikut adalah beberapa contoh poster dari WWF yang telah di publikasikan dan memiliki keunikan dalam penyajian pesannya.

Gambar 2 Poster WWF It’s Becoming Harder to See

Sumber:http://www.pinterest.com

Gambar 3 Poster WWF

The Par 200.000 Trees Sumber: http://graphicdesignjunction.com

Gambar 4 Poster WWF Before It’s Too Late

Sumber: http://graphicdesignjunction.com

Bentuk dan Fungsi Unsur Desain Komunikasi Visual Dalam Poster WWF “ Be Responsible Out There”. Dalam membentuk sebuah karya desain komunikasi visual, dibutuhkan unsur pembentuk desain komunikasi visual sebagai sarana menyampaikan informasi secara visual, yaitu diantaranya: a. Ilustrasi Ilustrasi dapat diartikan sebagai salah satu elemen dalam desain komunikasi visual yang membantu menjelaskan suatu hal melalui bahasa visual / gambar. Sesuai dengan salah satu definisi tentang ilustrasi, yaitu ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu ilustrare yang berarti menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, musik yang tujuannya untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu (Santosa,2002:57). Berdasarkan teknik pembuatan, ilustrasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya ilustrasi handrawing, fotografi, dan ilustrasigabungan.

b. Teks Teks merupakan salah satu aspek desain komunikasi visual yang sangat penting selain ilustrasi karena juga memberikan segala informasi yang

Page 49: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

43

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

dibutuhkan konsumen. Teks dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya Baris Utama atau Judul (Headline), Sub Judul (Sub Headline), Naskah (Body Copy), Slogan, dan Penutup (Closing Word). (Pujiriyanto, 2005:38). Penyusunan teks dalam sebuah media komunikasi visual, hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, jelas, dan menarik perhatian pembaca.

c. Tipografi

Tipografi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari dan berkenaan dengan huruf (Rustan, 2011: 16).Typografi dalam desain komunikasi visual berperan mengolah huruf –huruf pada karya desain agar dapat membantu memaksimalkan pemahaman pesan dan menjadi daya tarik dalam desain. Tipografi dapat diklasifikasikan menurutjenis hurufnya, antara lain sebagai berikut : 1) Berdasarkan kaitnya, huruf dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu Serif(berkait) dan Sans Serif ( tidak berkait )

2) Berdasarkan anatomi hurufnya, bahwa terdapat beberapa jenis huruf berdasarkan anatominya antara lain huruf Roman, Gothic, Text, Block, Script, dan Italic(Kusrianto, 2004 : 26-29).

d. Warna

Warna adalah salah satu unsur visual yang memiliki peran penting dalam sebuah desain.Warna dalam lingkaran warna dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut(Pujiriyanto, 2005 :45). : 1) Warna Primer, yaitu warna yang

menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya yang terdiri dari warna merah, kuning dan biru. Disebut juga sebagai warna primer, karena warna ini tidak dapat dibentuk oleh warna lainnya.

2) Warna sekunder merupakan percampuran antara warna primer. Warna sekunder antara lain ungu, orange, dan hijau.

3) Warna tersier merupakan pencampuran antara warna primer dengan sekunder Selain membuat tampilan menjadi

lebih menarik, warna juga dapat berperan dalam menyampaikan pesan.Warna juga memiliki sifat dan pengaruh kepada psikologi yang berbeda –beda, tergantung dari jenis warna tersebut, yang dikenal sebagai psikologi warna (Kusrianto, 2007 : 47) 1) Warna jingga / oranye memiliki arti

ber-energi, keseimbangan, dankehangatan.

2) Warna Putih memiliki arti kesucian, kebersihan, ketepatan, ketidaksalahan, steril, tanpa dosa dan kematian.

3) Warna Abu – abu memiliki arti bijaksana, tenang, netral, seimbang.

4) Warna hitam memiliki arti kekuatan, seksualitas, kecanggihan, kematian, kemewahan, misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan dan keanggunan.

Selain sebagai pembentuk desain,

beberapa unsur desain komunikasi visual diatas juga berperan sebagai tanda dalam sebuah desain. Tanda dalam desain, merupakan suatu hal penting yang tidak bisa dihilangkan keberadaannya sebagai suatu cara penyampaian pesan. Dalam dunia desain komunikasi visual, terdapat disiplin yang umum digunakan untuk membahas segala hal tentang tanda, yaitu semiotika. Ada berbagai macam bahasan tanda dalam semiotika, diantaranya tentang ikon, indeks, dan simbol. Ikon merupakan tanda memiliki kemiripan dengan objek yang ditandainya, indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab – akibat dengan objek yang ditandainya, sedangkan simbol adalah tanda yang didasari oleh suatu konvensi

Page 50: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

44

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

atau kesepakatan bersama (Tinarbuko, 2009:17).

Poster WWF yang berjudul “Be Responsible Out There” karya Maxwell A. Davis, mengangkat tema tentang kerusakan alam yang sebabkan oleh kebakaran hutan yang sering terjadi saat ini yang berdampak pada berkurangnya lahan hijau sebagai paru – paru dunia dan habitat bagi satwa – satwa liar. Di dalam poster ini terdapat beberapa unsur visual yang difungsikan untuk penyampaian informasi, diantaranya :

Gambar 5 Poster WWF Be Responsible Out There

Sumber: http://pinterest.com a. Ilustrasi :

Poster ini menggunakan ilustrasi yang sangat sederhana yaitu ilustrasi photo daun kering yang berwarna kekuningan dan sebatang korek api yang sudah terbakar.

Terkait dengan tema yang diangkat dalam poster ini, penggunaan photo daun kering sebagai ilustrasi memiliki fungsi sebagai ikon nyala api. Penggunaan

photo daun kering sebagai ikon dari nyala api didasari oleh bentuk dari daun kering memiliki kemiripan bentuk dengan bentuk nyala api yang dihasilkan dari korek api batang. Daun kering dikatakan sebagai ikon dari bentuk api, karena penempatan dari ilustrasi daun kering diposisikan di bagian atas batang korek api, sama seperti posisi api yang menyala dari batang korek api. Selain itu daun kering juga memiliki kedekatan dengan objek api, karena daun kering merupakan salah satu benda di dalam hutan yang mudah tersulut oleh api, sehingga dapat menyebabkan kebakaran.

Gambar 6 Ilustrasi Daun kering Sumber: http://pinterest.com

Gambar 7 Nyala Api pada Korek Api Sumber: http://sadistic.pl

Ilustrasi lainnya adalah photo

sebatang korek api yang sudah terbakar, berfungsi sebagai ikon korek api. Terkait dengan tema dan pesan yang ditulis di dalam poster, penggunaan photo batang korek api tersebut berfungsi memberikan

Page 51: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

45

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

pesan bahwa batang korek api selain berfungsi sebagai penghasil nyala api, juga dapat menjadi suatu hal yang menimbulkan bahaya apabila kita kurang waspada dan bertanggungjawab menggunakannya. Batang korek api itu dianggap penting sebagai ilustrasi, karena kita kerap kali meremehkan hal yang terjadi dari kebiasaan kita membuang sembarangan batang korek api yang tanpa kita sadari masih mengandung nyala api. Kebiasan yang sering diremehkan tersebut sejatinya yang dapat menimbulkan efek yang berbahaya, salah satunya adalah kebakaran.

Selain sebagai ikon, photo batang korek api yang sudah terbakar juga dapat berfungsi sebagai indeks dalam poster ini. Photo batang korek api yang sudah terbakar berfungsi dalam memperlihatkan kesan bahwa ada nyala api yang dihasilkan oleh aktvitas menyulut batang korek api, karena jika terdapat nyala api yang dihasilkan oleh korek api batang, maka akan ada bagian dari batang korek api yang terbakar atau menjadi puntung. Gambar 8 Batang Korek api yang Terbakar

Sumber: http:/pinterest.com

Poster ini terdapat pula simbol

WWF yaitu gambar seekor panda. Simbol WWF ini berfungsi menjelaskan pada masyarakat bahwa poster ini merupakan poster yang dibuat oleh WWF.

Gambar 9 Logo WWF dalam Poster Be Responsible Out There

Sumber: http:/pinterest.com b. Teks

Teks dalam poster WWF ini sangat sederhana, yaitu sebuah headline yang bertuliskan “Be Responsible Out There” yang jika diIndonesiakan memiliki arti “bertanggung jawab di luar sana”. Teks tersebut berfungsi sebagai kalimat yang mengingatkan kita untuk lebih bertanggung jawab akan apa yang kita lakukan. Seperti yang dikutip, bahwa “penggunaan api dalam proses pembabatan atau pembukaan lahan masih banyak dilakukan oleh manusia sendiri karena tergolong cara yang mudah dan murah untuk diterapkan” (available at http://wwf.panda.org/).

Diharapkan dengan adanya kampanye ini, manusia dapat lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam memilih api sebagai cara untuk membuka lahan hutan. Karena selama ini, kebakaran hutan yang terjadi sering kali meluas dan berakibat fatal, disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan api sebagai suatu cara membabat atau membuka hutan sebagai lahan tempat tinggal ataupun kebutuhan lainnya. Karena pada dasarnya, sangat sulit untuk mengontrol nyala api, terlebih lagi di alam bebas seperti hutan yang ditumbuhi oleh kayu

Page 52: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

46

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

dan rerumputan yang mudah terbakar. Selain itu, nyala api di alam bebas juga dipengaruhi oleh faktor cuaca dan angin, sehingga akan sangat sulit mengontrol nyala api yang ada. Hal ini diharapkan dapat dipahami oleh masyarakat, guna menghindari bencana yang lebih besar, yang diakibatkan oleh kurang waspada dan bijaksananya kita dalam menggunakan api sebagai cara untuk membuka lahan.

c. Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam poster ini juga tergolong sederhana, yaitu tipografi jenis serif yang memiliki kesan formal dan rapi.Namun terdapat sedikit perbedaan dari font serif yang memiliki kesan rapi pada umumnya, dalam poster ini font jenis serif yang digunakan adalah font dengan tampilan agak kotor karena ketebalan huruf yang tidak seragam. Jika diperhatikan jenis huruf serif yang digunakan, terinspirasi oleh teks yang dihasilkan oleh mesin ketik manual, yang umumnya menggunakan jenis huruf serif, kualitas ketikan yang dihasilkan terkadang kurang rapi, dan memiliki ketebalan tinta yang terkadang tidak sama.

Gambar 10 penggunaan Tipografi Jenis Serif

Sumber: http:/pinterest.com

Gambar 11 Contoh teks proklamasi hasil ketikan mesin ketik manual

Sumber: http:/ artikelsiana.com

Penerapan tipografi seperti ini bertujuan untuk memberikan kesan berhati – hati dan bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu.Seperti yang diketahui, bahwa membuat naskah menggunakan mesin ketik manual membutuhkan ketelitian dalam menyusun huruf demi huruf untuk menghasilkan kata dan kalimat. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya cara untuk memperbaiki kesalahan yang dihasilkan oleh kekeliruan kita dalam mengetik, kecuali dengan mengulang ketikan tersebut dari awal. Sama halnya, jika kita tidak berhati – hati dalam menggunakan api yang dapat menghanguskan segala sesuatu di sekitar kita.

d. Warna Warna yang digunakan dalam poster

ini terdiri dari 4 warna yaitu orange pada ilustrasi daun kering, putih pada background logo, dan batang korek api, abu – abu pada text serta warna hitam pada background. Penggunaan warna orange pada ilustrasi daun kering berfungsi untuk menampilkan kesandaun kering seperti pada umumnya. Namun selain itu, warna ini juga merepresentasikan warna dari nyala api, didukung juga oleh sifat dari warna ini yaitu memberikan kesan kehangatan.

Penggunaan warna putih pada background logo WWF berfungsi sebagai kontras dari warna background, sehingga logo WWF menjadi lebih jelas terlihat. Adanya warna putih yang kontras dengan background, secara tidak langsung juga berfungsi untuk mengarahkan pandangan pembaca pada logo dan text yang ditempatkan disebelah warna putih tersebut.

Penggunaan warna abu – abu untuk teks “Be Responsible Out There” yang jika diIndonesiakan memiliki arti “ lebih bertanggung jawab di luar sana ”, berfungsi untuk mengajak kita untuk lebih bijaksana dalam menggunakan api,

Page 53: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

47

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

khususnya sebagai alat untuk membuka lahan. Dengan lebih bijaksana dalam menimbang dampak positif dan negatif dari sesuatu yang akan dilakukan, diharapkan dapat meminimalisir akibat buruk yang dapat ditimbulkan oleh sesuatu yang akan dilakukan.

Terakhir adalah penggunaan warna hitam pada background berfungsi untuk memberikan kesan kegelapan dan ketakutan yang merupakan efek dari sebuah bencana, dalam hal ini khususnya kebakaran hutan. Dengan terjadinya kebakaran hutan akan mengakibatkan sisi gelap dan ketakutan, baik itu bagi manusia maupun bagi habitat yang hidup di hutan tersebut. Selain ituwarna hitam juga berfungsi untuk memfokuskan pesan yang terdapat pada poster tersebut pada ilustrasi dan teks yang ditampilkan. PENUTUP

Setelah melakukan pemaparan terhadap penggunaan bentuk dan fungsi unsur desain pada poster WWF “Be Responsible Out There”, dapat disimpulkan bahwa penggunaanunsur desain, mulai dari ilustrasi daun kering sebagai ikon api, ilustrasi batang korek api, pemilihan headline“Be Responsible Out There”, tipografi serif untuk teks, hingga penggunaan warna orange, putih, abu dan hitamsudah tepat untuk menyampaikan pesan tentang perlunya tanggung jawab kita saat menggunakan api dalam kehidupan sehari – hari, baik itu untuk sesuatu yang positif, maupun yang negatif seperti untuk membuka lahan. Tiap unsur yang digunakan memiliki fungsi masing – masing dalam menjelaskan pesan yang ingin disampaikan, sehingga dari desain yang terlihat sederhana seperti itu, memiliki

makna dan pesan yang penting untuk diketahui oleh masyarakat. Daftar Pustaka Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain

Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV. Andi

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis

Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: CV. Andi Offset

Rustan, Surianto. 2010. Huruf Font

Tipografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide

Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra http://www.artikelsiana.com/2015/07/isi-

teks-proklamasi-kemerdekaan-RI.html/ diakses tanggal 23 Juni 2016 pukul 17.00

http://graphicdesignjunction.com /

diakses tanggal 19 Juni 2016 pukul 15.00

http://www.pinterest.com/ diakses tanggal

20 Juni 2016 pukul 20.00 http://www.sadistic.pl/diakses tanggal 20

Juni 2016 pukul 20.17 http://www.wwf.org.uk/about_wwf/histor

y/ diakses tanggal 20Juni 2016 pukul 18.00

Page 54: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

48

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

JALINAN TEKS VISUAL MANGKU MURIATI DALAM

SENI RUPA KONTEMPORER

Dewa Gede Purwita Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual

Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected]

ABSTRAK

Kekontemporeran Mangku Muriati dapat dilihat dari karya-karya terbarunya yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan “Wanita Karir”, di dalamnya terselip jalinan intertekstualitas dan pengaplikasian ikonografi wayang Kamasan. Mangku Muriati secara sadar menempuh jalur keseni rupaan dengan landasan lokalitas kuat dengan isu-isu kekinian sehingga tidak diragukan lagi eksistensinya dalam komunitas seni lukis wayang Kamasan. Kajian ini mempergunakan kajian deskriptif kualitatif dengan penjabaran analitik. Hasil dari penelitian ini menunjukan intektekstualitas yang terjalin antara Mangku Muriati dalam karya “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dengan karya Pieneman dan karya Raden Saleh yang memiliki teks yang sama yaitu penangkapan seorang Pangeran oleh De Kock, khususnya Mangku Muriati dengan bahasa ungkap khas wayang Kamasan. Selain itu, karya “Wanita Karir”nya pun memiliki nilai-nilai perjuangan gender, wanita tidak hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga akan tetapi mampu juga berkarir seperti pria. Selain intertekstualitas ada pula ikonografi yang menganalisa ikon-ikon wayang dengan merujuk kepada sifat-sifatnya, seperti wayang dengan tokoh protagonis memiliki ikonnya tersendiri begitu juga sebaliknnya. Kata kunci: Mangku Muriati, Lukis, Intertekstual, Ikonografi, Kamasan

ABSTRACT

Contemporary of Mangku Mariati can be seen from her latest works entitled “Capture of Prince Diponegoro” and “Career Woman”, in which tucked fabric of intertextuality and application of iconography of Kamasan Puppets. Mangku Muriati consciously takes the path of art with a strong foundation locality with contemporary issues that no doubt his existence in the community of Kamasan puppet painting. This study uses qualitative descriptive study with analytic elaboration. The results of this study indicate that exists between intertextuality Mangku Muriati in the works "Capture of Prince Diponegoro" with Pieneman works and works of Raden Saleh which has the same text that the arrest of a Prince by De Kock, Mangku Muriati especially with the language typical Kamasan puppet said. In addition, the work of "Career Woman" was also values the struggle of gender, women not only works as a housewife but were also able to careers like men. In addition there is also intertextuality analyze iconographic movie icons by reference to its properties, such as movies with protagonists have their own icons and vice versa.

Page 55: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

49

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Keyword : Mangku Muriati, Painting, intertextual, Iconography, Kamasan PENDAHULUAN

Klungkung dalam Bingkai Sejarah Seni Rupa Bali dapat dikatakan menempati posisi di periode klasik. Hal ini mengacu kepada tinggalan seni lukis yang hingga kini masih dapat dilihat tersebar di wilayah Desa Gelgel yaitu Kamasan. Gelgel sebagai bekas dari Swecalingarsa Pura atau Kerajaan Gelgel pada masa pertengahan (abad XIV – XVIII) tercatat sebagai zaman keemasan dari Kerajaan Bali yang dipimpin oleh Dalem Waturenggong, pada masa ini pula oleh sejarawan dikatakan sebagai zaman keemasan Bali dan berbarengan dengan runtuhnya kekuasaan Majapahit. Orang-orang yang tidak setuju dengan penguasa baru di Tanah Jawa memilih untuk ke Bali serta merta membawa kebudayaannya hingga berkembang di Bali, sebagaimana yang dicatat dalam sejarah oleh Ardika, dkk menjelaskan bahwa sejak runtuhnya kerajaan Majapahit (1489 M) terlebih lagi “terhapusnya” Majapahit dalam peta sejarah (1527 M) banyak warga Jawa Majapahit mengungsi ke Bali dengan memindahkan segala yang dapat dibawa, termasuk seni budaya dengan seni tarinya. Kemudian seni tari ini berkembang dengan suburnya terutama zaman keemasan pemerintahan Dalem Waturenggong (1460 – 1550). Hal ini disebabkan raja menaruh perhatian besar dan memberikan pengayom terhadap perkembangan kesenian.1 Dalam Peranannya sebagai sebuah pusat kerajaan atau ibu kota Bali pada masanya, Gelgel memiliki ragam kesenian yang berkembang sangat baik. Hingga kini salah satu artefak tersebut masih eksis di Desa Kamasan, kemudian 1 Ardika,dkk. Sejarah Bali Dari Prasejarah Hingga Modern. Denpasar: Udayana University Press. 2013. Hlm, 338.

dikenal sebagai seni lukis klasik wayang Kamasan. Sebagaimana orang mengenalnya, lukisan di Desa Kamasan memiliki ciri khas yaitu lukisan-lukisan wayang yang pada umumnya banyak berdasar pada narasi epik Mahabharata maupun Ramayana. Walaupun tema-tema lukisannya mengacu kepada dua narasi besar tersebut, berkembang juga narasi lokal Nusantara yaitu lukisan bercerita tentang kisah malat2, selain kisah Malat juga berkembang tema lukisan Sutasoma sebagai patron dan kini masih bisa dilihat di Balai Kambang kompleks Kertha Gosa Klungkung, dan banyak lagi kisah-kisah carangan maupun visual kalender Tika3.

Setelah periode Gelgel seni lukis wayang Kamasan tetap eksis dan justru mendapatkan perhatian yang lebih dari penguasa penerus dinasti Dalem Waturenggong yaitu Dewa Agung Klungkung dengan mengaplikasikannya kembali di lingkungan pusat baru yaitu Smarajaya (Klungkung).4 Sejalan dengan 2 Cerita Malat umumnya didefinisikan sebagai cerita Panji yang berkembang pada zaman Majapahit, secara khusus juga dari sisi visual wayang memiliki atribut yang berbeda dengan dua narasi besar (Mahabharata dan Ramayana). Caranganya banyak sekali seperti kisah Tantri, Panji Semirang. 3 Kalender Tradisional Bali 4 padahal dalam catatan sejarah Gelgel pernah hancur karena adanya perebutan kekuasaan kembali setelah pemberontakan Gusti Agung Maruti, kehancuran pusat di Gelgel akibat adanya persekutuan antara Dewa Jambe putra dari Dalem Dimade (Raja Gelgel terakhir yang diberontak oleh Gusti Agung Maruti) dengan kerajaan Badung, Buleleng, dan Sidemen. Penyerangan ini mengakibatkan kekalahan Agung Maruti dan kehancuran Gelgel, sehingga penerus dinasti Dalem yaitu Dewa Jambe tidak mau tinggal lagi di Gelgel dan memindahkan pusat kekuasaan di sebelah barat Gelgel yaitu ke Smarajaya (Klungkung-di kompleks bangunan Kerta Gosa, Balai Kambang, Kori Agung dan

Page 56: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

50

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

penjelasan Vickers dalam bukunya Balinese Art memaparkan bahwa Kamasan artists traditionally attended directly on their ruler. Kamasan’s senses of tradition remained strong becauses the artists’ patron was the highest rangking king of Bali, the Dewa Agung of Klungkung. Artist had worked for him on a kind of apanage basis.5 Jadi para pelukis-pelukis wayang kamasan setelah era Gelgel yaitu era Klungkung pun memiliki tempat khusus yang dinaungi oleh Kedaton Smarajaya.6 Sederetan nama-nama pelukis terkenal wayang di Kamasan yang hingga kini masih dikenal7 oleh masyarakat adalah Kaki Rambung yang menurunkan Nyoman Dogol hingga generasinya kini adalah pelukis I Nyoman Mandra, selain mandra juga ada I wayan Sumantra yang juga murid dari Mandra, Ni Wayan Sri Wedari. Selain nama-nama tersebut, dalam tradisi oral masyarakat Kamasan tercata pula nama Kaki Tangi sebagai

Museum Smarajaya sekarang) kemudian diangkat sebagai raja sesuhunan Bali dan Lombok dengan gelar Ida I Dewa Agung Jambe (lebih dikenal sebagai Dewa Agung Klungkung). 5 Vickers, Adrian. Balinese Art: Painting and Drawings of Bali 1800-2010. Hongkong: Tuttle Publishing. 2012, hlm 70-71. 6 Istilah Kedaton ini mengacu kepada istilah Jawa Kuno yang memiliki arti Keratuan-Keraton yang dalam pemahaman Indonesia berarti sebuah Kerajaan. Di Bali Kedaton atau Keraton memiliki arti wilayah pusat sebuah kerajaan yang dalam terminologi lokal Bali awalnya dinamai Jero, istilah Jero sendiri adalah ungkapan lokal khas kebudayaan Bali Kuno yang berarti “dalam” atau “yang dihormati”, sebagai tempat penguasa utama biasanya istilah Jero ini berpadanan dengan kata Agung atau Gede yang merujuk kepada tempat tinggal penguasa seperti dalam Babad Dalem Anom Pemayun menyebutkan Jero Agung ring Smarapura yang berarti tempat tinggal raja di Klungkung. Pada masa kolonial istilah Puri (Rumah Berbenteng dalam arti Sansekerta) menjadi populer di Bali. 7 Dalam konteks ini adalah pelukis yang tercatat di akhir abad 19 sampai abad 20.

turunan Sangging Agung8, ada juga nama I Wayan Gereha yang dikenal sebagai Sangging Modara, hingga pelukis yang lahir dari luar lingkup turunan pelukis legendaries tersebut seperti Mangku Mura dan penerusnya kini Mangku Muriati. Selain nama-nama ini ada juga nama beberapa seniman yang karyany-karyanya menghias bale Kertha Gosa di bekas Kedaton Smarajaya, seperti Rambug yang memimpin pelukisan kembali tahun 1918 diikuti oleh Laya termasuk Pan Remi, Pan Sempreg dan Kaki Merta. Tahun 1933 restorasi terjadi lagi yang melukis waktu itu tercatat adalah anaknya Kaki Rianta yaitu Pan Ngales atau I Kamasan, I Nyoman Dogol anak dari Kaki Rambug, Pan Seken adalah keponakan dari Pan Sempreg dan I Wayan Kayun. Dalam ulasan Vickers diketahui bahwa bale yang selamat ketika puputan Klungkung terjadi ditahun 1908 ternyata menampilkan lukisan asli dari abad ke-19 kemudian setelah perang puputan dilukis kembali pada tahun 1918, hal ini dimungkinkan terjadi karena gempa besar Bali tahun 1917 terjadi. Kemudian tahun 1933 lukisan wayang Kamasan tersebut direstorasi dan tahun 1963 juga mengalami restorasi dan restorasi terakhir dilakukan pada tahun 1980an. Generasi kini para pelukis wayang Kamasan yang dikenal melakukan inovasi adalah Mandra dan Mangku Mura kemudian mewariskannya kepada anaknya yaitu Mangku Muriati. Mangku Muriati adalah penerus Mangku Mura yang dalam sistem pengajarannya menerapkan sistem pewarisan, sistem pewarisan ini dikenal sebagai sistem yang diturunkan dari pendahulu langsung kepada anak-anaknya yang berbeda dengan sistem cantrik yaitu pola 8 Istilah sangging merupakan sebuah gelar yang diperuntukan bagi mereka yang pandai dalam menciptakan hiasan-hiasan yang diaplikasikan dalam ornament-ornamen Bali baik dengan teknik ukiran, tatahan maupun lukisan.

Page 57: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

51

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

pengajaran yang dilakukan oleh orang tua kepada orang lain sebagai muridnya. Mangku Mura memiliki bahasa ungkap yang khas dalam karya lukisnya, ia sering mengungkapkan karyanya melalui figur yang agak kekarikaturan dengan banyak layer, lukisannya yang terkenal adalah “Puputan Klungkung”. Mangku Muriati juga ternyata memiliki bahasa ungkap personal dalam memvisualkan karyanya, ia kerapkali menghadirkan kebaruan dengan mamsukkan unsur-unsur kekinian seperti halnya ikonik figur polisi, orang asing dan guru yang notabene merupakan ciri dari modernism. Terlebih dalam pamerannya bersama Teja Astawa di Sudakara Artspace, Sanur dengan tajuk “Eternal Line” yang dikuratori oleh Wayan Seriyoga Parta pada 3 Desember 2015 Mangku Muriati diantara sederetan karyanya justru dua karya yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan “Wanita Karir” yang ternyata didalamnya tercermin intertekstualitas.9 Lukisan dipandang sebagai teks yang berkaitan dengan teks lain. Hubungan inteteks yang digunakan dengan tidak memperhatikan prinsip diakronis dan sinkronis karena gerakan intertekstualitas tanpa batas. Prinsip utama yang dipegang adalah kesamaan tema teks.10 Selain wacana tentang intertekstualitas yang dapat dilihat dalam karya Mangku Muriati, pemahamannya mengenai cerita dan ikonografi wayang Bali menjadikannya sangat lihai menentukan karakteristik tiap figur wayang selain itu tentu saja pemahamnya tentang bahasa rupa memberikan nilai yang lebih dalam hadirnya kekhasan dalam karyanya.

9 Meskipun sejatinya didalam semua lukisan tercermin intertekstualitas, namun dua karya ini dalam segi visual cukup menarik. Oleh karena itu dipilih dua karya saja dalam pembahasan ini. 10 Intertekstualitas oleh I Wayan Artika dalam makalah bedah buku Eksplo(ra)si Tubuh oleh Hardiman tanggal 21 Maret 2016 di Rumah Jabatan Bupati Buleleng.

Dalam konteks karya yang dipamerkan ini, pada dasaranya Mangku Muriati ditantang oleh kurator dan manajemen galeri untuk berani menciptakan sebuah karya (interteks) dari karya Raden Saleh yang terkenal yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro”, dari sudut pandang ini Mangku Muriati menyetujui dan ternyata hasilnya menakjubkan, bukan hanya satu lukisan yang memiliki interteks akan tetapi ada lukisan lain juga yang unik yaitu “Wanita Karir” hadir dengan nafas inovatif. Hal ini mengingatkan kepada bingkaian seni rupa kontemporer oleh Hardiman yang menyatakan bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia, sebagaimana yang terjadi di Eropa-Amerika adalah sebuah wacana yang di dalamnya memiliki pemikiran estetik, kontemporer tersebut juga dipandang sebagai sebuah pradigma dengan kecenderungan tertentu. Dengan jelas Hardiman menyatakan, sebagaimana yang terjadi pada masa-masa lampau, di Indonesia dalam merespon pengaruh yang datang dari luar tersebut, salah satu ciri yang menonjol adalah hadirnya posisi tarik-menarik antara lokalitas dan globalitas.11 Posisi di antara inilah yang kemudian menjadi suatu identitas kekontemporeran Indonesia yang juga merujuk kepada karya-karya Mangku Muriati sebagai seorang pelukis yang dapat dikatakan menempuh “jalan pedang”12 ditengah riuhnya pandangan ketradisionalannya dalam ungkapan visual nan repetitif (penuh pengulangan) namun sejatinya memiliki ideologi kuat.

Dari penjabaran di atas maka dapat ditarik sebuah pertanyaan perihal bagaimanakah intertekstualitas dalam

11 Hardiman dalam tulisan kuratorialnya tentang “The Front Line” di tahun 2008. Katalog pameran “Paintings and Drawings: Works by ten contemporary masters.” Hlm. 7 12 Sebuah jalan sunyi, yang dalam konsepsi dunia seni rupa diasosiasikan sebagai jalan pertarungan estetik.

Page 58: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

52

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

karya “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan “Wanita Karir”? Kemudian bagaimana Mangku Muriati menyatakan ikonografi khas wayang Bali dalam bahasa ungkapnya? Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran terhadap khalayak luas mengenai wacana identitas kelokalan Bali dalam posisinya di wilayah seni rupa kontemporer, terlebih dari itu juga sebagai usaha untuk memberikan suatu kajian mengenai intertekstualitas dan Ikonografi dalam karya Mangku Muriati yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan “Wanita Karir”. Dalam dunia desain juga bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai banyaknya ikon mapun simbol-simbol tradisi nan unik yang tercecer pada lanskap dunia seni rupa Bali sebagai bahan penciptaan motif baru ataupun kajian motif dari sisi desain.

METODE PENELITIAN Analisis mengenai intertekstualitas dan ikonografi pada karya lukis Mangku Muriati tahun 2015 mempergunakan metode penelitian Deskriptif Kulaitatif. Deskriptif adalah suatu penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah masa sekarang. Sedangakan Kualitatif menurut Anselm Strauss dan Juliet Corbin menyatakan penelitian kulitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.13 Deskriptif pada konteks karya seni lukis Mangku Muriati ini adalah bagaimana mendeskripsikan tentang temuan terkait analisis intertekstual dan ikonografi yang khas dan unik serta pemaknaannya yang multilapis. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, 13 Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007, hlm. 4

pencatatan dokumen, kepustakaan. Observasi serta pencatatan dokumen dilakukan untuk mendapatkan data riil dilapangan, observasi dilakukan pada saat penulis ikut mewawancarai Mangku Muriati dalam rangka pra-pameran di Sudakara Artspace bersama Wayan Seriyogaparta (kurator) dan Armi (manajemen galeri), selain itu pencatatan dokumen dilakukan melalui hasil analisis data foto yang didapat sewaktu observasi. Metode kepustakaan diterapkan pada penelitian ini untuk mencari dan menganalisa data-data terkait intertekstualitas, ikonografi, Mangku Muriati dan wayang Kamasan dalam kepustakaan seperti buku, makalah diskusi, tulisan-tulisan kuratorial dalam katalog pameran seni rupa yang tentu saja relevan dengan penelitian terhadap karya kekinian Mangku Muriati. Hasil penelitian kemudian diwujudkan dalam tulisan jurnal akademik yang memaparkan perihal hasil analisis dari kajian karya Mangku Muriati. Di dalamnya akan dipaparkan mengenai hasil analisa mengenai intertekstualitas yang terdapat dalam karya “Penangkapan Pangeran Diponegoro” serta “Wanita Karir” dan analisa ikonografi dalam figur wayangnya. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagaimana rumusan seni rupa kontemporer oleh Hardiman yang telah ditulis sebelumnya, kekaryaan Mangku Muriati, khususnya tiga karya yang berjudul “Penangkapan Diponogoro” dan “Wanita Karir” memiliki benang merah dengan gejala kekontemporeran di Indonesia. Karyanya berada dalam kekentalan nafas lokalitas namun tersisip pula unsur globalitas, nampaknya beranjak dari sini Mangku Muriati memunculkan ide-ide kreatifnya dan membongkar pradigma ketradisionalan itu yang dituding sebagai seni kekunoan. Padahal jika dirujuk dalam konsepsi

Page 59: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

53

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

kreativitas, perubahan itu justru menjadi sesuatu yang mutlak, dengan catatan ia merespon keadaan disekitarnya yang dipadu-padankan dengan kearifan lokalnya, jadi tidak memberangus secara brutal, dan Mangku Muriati menyadari hal itu.

Gejala seni rupa kontemporer yang kini menyusup kedalam urat kreativitas seniman, khususnya Mangku Muriati dapat ditilik melalui artefak-artefak yang kini masih tetap eksis di tanah Nusantara salah satunya adalah peninggalan berupa candi. Yudoseputro menjelaskan dalam Hardiman bahwa karya seni Indonesia-Hindu yang berpusat di Sumatra, Jawa, dan Bali meskipun bersifat serba seni India, tetapi mempunyai corak yang khas yang tidak dapat dicari persamaannya kembali di India. Baik pahatan cerita Ramayana maupun Buddha dari Candi Borobudur adalah suatu pernyataan seni yang hidup dan dirangsang oleh pikiran dan alam Indonesia. Karya seni ini memperlihatkan suatu pencapaian yang terdorong oleh proses dan tantangan kebudayaan baru yang, kendatipun bersumber dari luar, mengalami suatu proses filterisasi dan kompromi terhadap khasanah lokal.14

Jadi dapat dikatakan bahwa akar yang menjadikan tipikal kebudayaan visual seniman Indonesia sejatinya dapat dirunut dari peristiwa-peristiwa konstruksi budaya kerupaan dalam ranah ritual masa lampau, nenek moyang bangsa Indonesia terbiasa dengan adanya kompromi budaya baru dengan budaya lokal sehingga terjadinya proses filterisasi yang melahirkan wujud-wujud baru nan unik dan hanya ada di Indonesia. Kebiasaan inilah yang hingga kini masih nampak dalam jiwa kreatif Mangku Muriati, ia mendapat bimbingan langsung Mangku Mura (ayahnya) yang dikatakan sebagai seniman pionir yang 14 Hardiman. Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial Seni Rupa. Singaraja: Mahima Institute Indonesia. 2015. Hlm, 4.

mendobrak hingga luar batas-batas tradisi kamasan. Vickers memaparkan mengenai Mura (Mangku Mura) came from outside the main painters area of Kamasan, but studied with Lui and Ngales. Mura pushed the limit of the Kamasan traditional toward a style that was almost caritatured. Just as he invented Indiosyncratic new narratives and variations on narratives. Lebih lanjut pula dipaparkan while other artist wearing towards single scene works and simpler composition, Mangku Mura created newer and more complex layering of scenes. In later works, he followed Pan Seken’s lead and added detail text to his painting. 15 Mangku Muriati yang pada sistem pewarisan mendapat bimbingan langsung oleh ayahnya, proses belajarnya dimulai dari membatu menyelesaikan karya-karya ayahnya bersama saudaranya16, entah bagaimana ceritanya, diakhir hayat ayahnya kemudian menunjuk Mangku Muriati sebagai pengganti ayahnya menjalankan ritual pemangku di pura keluarganya sehingga Mangku Muriati menjadi pemangku wanita.

Gambar 1. Mangku Muriati

(Foto: Arsip 2015, Dewa Gede Purwita)

15 Vickers, op.cit, hlm 87-88. 16 Dalam konteks seni rupa kontemporer pembantu seniman sering disebut sebagai Artisan dan seniman sendiri disebut Artist.

Page 60: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

54

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Menjalankan profesi sebagai pengayah17 ternyata tidak menyurutkan niat Mangku Muriati untuk melukis, mungkin hal ini merupakan pengaruh kuat latar belakang akademisnya sejalan dengan Yoga Parta menjelaskan bahwa:

Mangku Muriati adalah generasi penerus seni lukis wayang Kamasan; ia dengan penuh kesadaran mewarisi sistim visual dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Muriati telah mempelajari seni lukis wayang Kamasan sejak kecil dari ayahnya Mangku Mura (1920-1999), salah satu pelukis wayang tersohor di desa Kamasan. Dengan dukungan penuh penuh sang ayah, ia pun mengenyam pendidikan seni rupa akademis-modern-seni rupa di PSSRD Unud tahun 1987-1993.18 Namun selepas dari mengenyam pendidikan formal, ia justru membenamkan penguasaan teknik dan wawasan modern yang diserapnya, kemudian kembali menekuni seni lukis wayang hingga kini, sungguh sebuah pilihan yang menarik, dan tentu didasari konsepsi kuat yang bersumber dari dalam nuraninya sebagai pewaris kesenian yang adiluhung.19

Jadi dapat dipahami bahwa proses kreatif Mangku Muriati dilatarbelakangi oleh konsep kesenian yang jelas, ia secara sadar memahami betul persoalan teknis 17 Sebagai orang yang bekerja dengan ikhlas tanpa mengharap upah 18 Yang kemudian bergabung menjadi ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar tahun 2004. 19 Catatan kuratorial Wayan Seriyoga Parta dalam pameran “Eternal Line” Mangku Muriati dan Teja Astawa di Sudakara Art Space, Sanur. Pembukaan pameran dilakukan dengan jalan diskusi dan selain Yoga, bahan diskusi ini ditulis juga oleh IB. Agastya, dan M. Rain Rosidi. Tanggal 3 Desember 2015.

tradisi maupun modern, pun dengan narasi wayang maupun cerita yang banyak mempunyai carangan20, selain itu kebiasaannya mendengar cerita-cerita melalui radio maupun melihat dari tayangan televisi juga kerap kali menjadi pendulum dalam kreativitasnya. Sejalan dengan Vickers memaparkan Mangku Muriati (1966-) is one of many present day Balinese painters who seeks to explore new ways to convey religious meaning in her works. In some cases her painting take on the aspect of magical diagrams of the world or of key places in Bali, wich have resonance with the inner world in each human being.21 Proses pembuatan karya “Penangkapan Diponegoro” versi wayang Kamasan karya Mangku Muriati ini berlangsung sewaktu penulis mendampingi Wayan Seriyoga Parta selaku kurator dan Armi selaku pihak manajemen galeri Sudakara Art Space mengunjungi namun lebih tepatnya adalah observasi ke rumah Mangku Muriati di Kamasan, Klungkung. Disela-sela diskusi pihak kurator bersama manajemen menyodorkan ide untuk menggarap versi karya wayang Kamasan dengan mengambil narasi sejarah tentang penangkapan Pangeran Diponegoro. Sebagai patron karya, disodorkanlah foto karya Raden Saleh, sejenak Mangku Muriati mengamati detail foto karya Raden Saleh tersebut dan beberapa minggu kemudian kurator bersama pihak manajemen galeri kembali ke rumahnya dibuat tercengan dengan sketsa Mangku Muriati, ternyata dengan pengamatan singkatnya beberapa minggu lalu ia telah mampu membuat versi wayang Kamasan dari karya “Penangkapan Diponegoro”nya Raden Saleh, tentu saja 20 Cerita yang bersumber dari babon aslinya dan di Bali banyak berkembang cerita-cerita carangan baik dalam dua narasi besar Epik Ramayana dan Mahabharata, cerit a Malat Panji, Calonarang, maupun folklore. 21 Vickers. Op.cit, hlm. 204.

Page 61: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

55

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

lengkap dengan ikonografi khas Kamasan.

1.1 Leksikon Penangkapan

Diponogoro

Karya “Penangkapan Pangeran Diponegoro” oleh Mangku Muriati tentu saja dalam segi visual berbeda dengan karya yang dibuat oleh Raden Saleh, namun dari sisi gagasannya visualnya memiliki kedekatan pemaknaan. Sebelumnya ada baiknya jika diuraikan mengenai karya Raden Saleh tentang Diponogoro yang dilukis setelah karya “Penaklukan Diponegoro” yang dicatata dalam visual oleh Pieneman. Karya Pieneman dibuat lebih awal dari lukisan Raden Saleh, Nicolas Pieneman disebut belum pernah mengunjungi Hindia-Belanda untuk mengadakan riset yang cermat bagi lukisannya ungkap Winaya dalam Achmad,22 hal tersebut dapat dilihat dalam karyanya Pieneman yang tentu saja bukan sekedar mengabadikan lewat catatan maupun visual kekaryaan , akan tetapi pada masa kolonial, kepentingan-kepentingan tersebut terselip dalam karya Pieneman. Catatan visual Pieneman yang berjudul “De Onderwerping van Diepo Negoro aan luitenat-general De Kock, 28 Maart 1830” yang dalam alih bahasanya menjadi “Takluknya Diponegoro kepada Letnan-Jendral De Kock, 28 Maret 1830” jelas menghadirkan kepentingan kolonial, ada narasi atau teks yang kemudian diterjemahkan oleh Pieneman seolah-olah peristiwa dalam karya lukis Pieneman mengesankan kemenangan Belanda dan Kehebatan Jenderal De Kock yang dianggap pahlawan oleh negerinya. Hal tersebut dapat dilihat dari visual yang dihadirkan oleh Pieneman.23 22 Achmad, Katherina. Raden Saleh: Perlawanan Simbolik Seorang Inlander. Yogyakarta: Penerbit NARASI.2012, hlm. 230. 23 Analisis tersebut banyak diuraikan dalam kajian Katherina Achmad yang dikemas dalam buku

Gambar 2. Catatan Visual Pieneman

Nicolaas (1830) dengan judul “De Onderwerping van Diepo Negoro aan

liutenat-general De Kock 28 Maart 1830” dalam lukisan ini disebutkan oleh Achmad

(2012:234) sebagai lukisan yang menampilkan suasana penuh kekalah dan

kepasrahan.

Bahasa ungkap yang berbeda dapat dilihat dalam karya Raden Saleh tahun 1857 memberikan sebuah gambaran yang berbeda atas dialektika Pieneman. Raden Saleh justru menghadirkan simbol-simbol perlawanan dalam karyanya yang berjudul “De Gevangenneming van Prins Diponegoro door Generaal De Kock” atau “Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal De Kock” berukuran 112cm x 178cm dan karya ini kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem III. Dalam hal ini nampaknya melalui jalan seniman Raden Saleh ingin menunjukan simbol perlawanannya dengan cara membuat visual yang berbeda dari Pienaman kemudian diberikan kepada Raja Willem III bahwa orang pribumi tidak pernah gentar dalam peperangan maupun tindakan licik kolonial. Hal tersebut terbukti dalam bahasa ungkapnya, Raden Saleh justru menggambarkan gestur Diponegoro dengan sikap menantang De Kock yang sudah memperdayanya dengan licik,

Raden Saleh; Perlawanan Simbolik Seorang Inlander. 2012.

Page 62: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

56

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

lebih dari itu proporsi orang-orang Belanda dibuat lebih kerdil sehingga terlihat aneh. Apabila dirujuk terhadap kemampuan Raden Saleh, hal ini sangat mustahil karena Raden Saleh sangat piawai dalam corak Sureyalisme-Romantik dan teknik realisnya, para ahli dan pakar seni rupa menilai proporsi tubuh De Kock beserta orang Belanda lainnya dibuat demikian adalah sebagai bahasa perlawanan Raden Saleh.

Gambar 3. “Penangkapan Pangeran

Diponegoro oleh Jenderal De Kock” (1857) karya Raden Saleh. Achmad (2012:242)

menjelaskan bahwa perbedaannya dengan karya Pienaman adalah ekspresi wajah

Diponegoro yang menantang, sosok De Kock yang tidak proporsional, bendera dan lambing kerajaan Belanda yang tidak

dicantumkan, adalah sebagian dari pesan-pesan simbolik yang hendak Raden Saleh

sampaikan.

Dalam karya Mangku Muriati, nampaknya ada persamaan persepsi mengenai penokohan yang dibuat oleh Raden Saleh dengan karya Mangku Muriati. Kusumo dalam Achmad menjelaskan pandangannya bahwa ada kemungkinan Raden Saleh membaca Babad Diponegoro versi Keraton Surakarta yang dalam hal ini Raden Saleh sangat piawai dalam tulisan Jawa. Karena dalam Babad Diponegoro para petinggi Belanda diceritakan sebagai raksasa pewayangan seperti Buto Rambut Geni (raksasa berambut api) atau Buto Terong (raksasa berhidung terong), karena itu

dalam lukisannya Raden Saleh juga menggambarkan petinggi Belanda proporsi kepalanya terlalu besar. 24 Tradisi pewayangan selalu mempergunakan pakem-pakem visual yang terwarisi hingga kini, semisal para punakawan, tokoh protagonis, tokoh antagonis memiliki karakteristiknya yang khas, ikonografinyalah yang kemudian menentukan bahwa tokoh ini adalah antagonis atau protagonist bahkan sebagai punakawan. Seodarso Sp (1997:16) dalam Purwita mengatakan bahwa, bentuk bentuk badan dan wajah (wayang kulit Bali) seperti hidung, mata, mulut juga tidak begitu jelas seperti wayang kulit Jawa, dan macamnya pun tidak terlalu banyak. Mata sumpe untuk tokoh-tokoh halus seperti Arjuna atau Rama, mata dedeling untuk tokoh-tokoh gagahan seperti Bima atau Raksasa, pata pijak untuk Drona dan mata guling khusus untuk Twalen.25 Dalam wayang kamasan, tokoh-tokoh protagonis selalu digambarkan dengan wata sipit atau sumpe dalam istilah Jawa, walaupun ada tokoh protagonis dengan karakter yang keras seperti Bima, namun warnanya kemudian masih menentukan dia sebagai karakter protagonis keras, lain halnya dengan tokoh antagonis yang selalu dihadirkan dengan warna yang cenderung menyala seperti merah, coklat kemerahan, dengan mata dedeling (melotot), terkadang berimbuh taring. Ikonografi serupa juga dapat dilihat dalam karya Mangku Muriati. Tokoh Pangeran Diponegoro dapat dilihat dalam posisi sentral, diapit oleh serdadu dan De Kock. Sang Jendral divisualkan dengan gaya berbusana berbeda dari prajurit, walaupun dalam konteks ikonografi, mata jendral Belanda 24 Ibid, Achmad, 2012. Hlm, 242. 25 Purwita, Dewa Gede. “Tokoh Twalen Wayang Kulit Buleleng Sebuah Kajian Ikonografi” (Tesis). Program Pascasarjana, Magister Seni Rupa. Institut Seni Indonesia Denpasar. 2015, hlm. 21.

Page 63: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

57

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

tidak dibuat dedeling untuk menunjukan keantagonisannya, justru keantagonisannya dapat dari warna kulitnya, dari topinya, dari gesturnya. Sedangkan prajuritnya dilihat dari pakaiannya. Raden Saleh dilukiskan sebagai peran protagonis lengkap dengan sorbannya, Mangku Muriati menuturkan bahwa sorban kepala tersebutlah yang kemudian sebagai ciri dari Pangeran Diponegoro. Seriyoga Parta dalam tulisan kuratorialnya menyatakan bahwa orang-orang Belanda digambarkannya sebagai tokoh-tokoh berkarangker keras dengan mata bulat, mulut yang menonjol dan memakai topi, sedangkan Pangeran Diponegoro digambarkan sebagai tokoh halus (tokoh bangsawan) dengan mata sipit dan memakai serban.

Gambar 4. Penangkapan Pangeran

Diponegoro, Mangku Muriati 2015

Pencil, ink, acrillyc, ochre, cinnabar on cotton cloth

60cm x 80cm (foto: Arsip 2015, Dewa Gede Purwita)

Dengan hanya melihat tokohnya kita sudah paham bahwa tokoh sentral dalam karya ini adalah Pangeran Diponegoro yang tertangkap oleh Jendral De Kock bersama serdadu Belanda. Dibawah kaki Pangeran nampaknya Mangku Muriati tidak ingin meninggalkan tokoh perempuan dalam karya ini. Serupa dengan Raden Saleh dalam tulisannya Achmad memaparkan

fakta bahwa selain memasukkan dua sosok dirinya dalam lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” kebebasan berekspresi dalm berkesenian dilakukan Raden Saleh saat menampilkan istri Diponegoro, Raden Ayu Ratnaningsih. Pada kenyataannya, saat peristiwa itu terjadi, Ratnaningsih sudah wafat pada 19 Februari 1828. Belum ada sumber yang membuktikan bahwa salah seorang istri Diponegoro hadir dalam peristiwa penangkapan di Karesidenan Magelang itu. 26 Mangku Muriati menggubah keseluruhan visual menjadi rasa Bali dengan dialek wayang Kamasan. Karyanya hadir sebagai tanda bahwa intertekstualitas tersebut hadir dan terkait antara Pieneman ditahun 1830, Raden Saleh tahun 1857 dan Mangku Muriati 2015, sebuah rentangan ruang dan waktu yang terlampau jauh, akan tetapi teks dalam maksud karya seni adalah apa yang dihadirkan (bahasa ungkap) mempunyai relasi terhadap teks pada tiga masa seniman ini. Mangku Muriati. Sebagaimana sebuah arus perubahan, cara mengungkapkan atau membahasakannya saja yang berbeda. Mangku Muriati kurang lebih memiliki sudut pandang yang sama dengan Raden Saleh, jika Raden Saleh membuat figur De Kock beserta orang Belanda dalam karyanya memiliki proporsi tubuh yang aneh, begitu juga Mangku Muriati yang menafsirkan orang-orang kolonial sebagai pribadi yang antagonis, keras, berwatak raksasa dan hal ini pula sejalan dengan apa yang dinarasikan dalam Babad Diponegoro miliki Keraton Surakarta. 3.1 Reposisi dan Rebranding Seni Rupa Kontemporer Asia Mangku Muriati dalam seni rupa Bali oleh sebagian besar dipandang berada dalam garis tradisional,

26 Achmad. Op.cit, 2012. Hlm, 270.

Page 64: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

58

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

pandangan tersebut nampaknya ditujukan terhadap cara berkaya atau teknis kekaryaannya, padahal dalam seni rupa kontemporer, teknik tidak lagi menjadi tolok ukur penilaian. Sebagaimana Hardiman yang menyatakan seni rupa kontemporer Indonesia berada ditengah-tengah antara kelokalannya dan globalitas maka Mangku Muriati juga masuk ke dalam wacana kontemporer.

Ditilik dari wimbanya dalam bahasa rupa diasosiasikan sebagai image maka di bedakan menjadi dua yaitu isi wimba dan cara wimba, isi wimba adalah objek yang digambar kemudian cara wimba aadalah cara objek itu digambarkan.27 Isi wimba dalam konteks kekaryaan Mangku Muriati memiliki kecenderungan kekontemporeran karena adanya dua unsu kelokalan maupun modern-global. Jika pada hakekatnya seni lukis wayang Kamasan terpaku pakem wayang tradisional, Mangku Muriati berhasil bebas mengembangkannya sehingga terdapu dua unsur khas wayang kamasan dan unsur modern. Cara wimbanya tentu saja diungkapkan dengan wujud wayang Kamasan. Keunikannya, meskipun masuk kedalam tema-tema diluar tema besar seperti Ramayana, Mahabarata, Malat, kebaruan tersebut justru luluh dalam ungkapan wayang. Jadi adanya kompromi budaya visual didalamnya.

27 Lihat Tambrani, Primadi. Bahasa Rupa. Bandung: Penerbit Kelir. 2012. Hlm, 112.

Gambar 5. Wanita Karir

Mangku Muriati 2015

Pencil, ink, acrillyc, ochre, cinnabar on cotton cloth

60cm x 80cm (foto: Arsip 2015, Dewa Gede Purwita)

Karya lukis berjudul “Wanita Karir” tahun 2015 misalnya, mewakili sudut pandanganya terhadap peran wanita masa kini dan masa lalu yang diprakarsai oleh R.A Kartini, ia dalam karyanya menyatakan bahwa wanita kekinian bukan lagi bertugas sebagai ibu rumah tangga semata, hanya berdiam di rumah dengan segala kegiatan rumahnya, akan tetapi wanita kekinian dalam norma kesusilaan selain sebagai ibu rumah tangga namun juga ikut berperan dalam kenegaraan seperti menjadi polisi wanita, menjadi guru, menjadi pemimpin. Mangku Muriati kembali menegaskan wacana tentang gender dalam konteks multilapis salah satunya adalah perempuan perupa Bali. Dalam karya ini figur perempuan dalam ikonografinya tetap menghadirkan wajah sebagaimana rupa wayang Kamasan dengan tokoh putri atau figur perempuan yang khas dalam ikonografi wayang Kamasan adalah rambut yang panjang terurai dan mata sipit dengan cekungan (garis lengkungnya dibawah).28

28 Berbeda dengan tokoh protagonis atau lembut dalam wayang kamasan, matanya yang sipit digambar dengan mata sipit, posisi garisnya matanya cembung atau lengkungannya di atas.

Page 65: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

59

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Profesi-profesi ditunjukan oleh seragam atau atribut busana yang notabene modern dipadankan dengan gesture-gestur wayang klasik, inilah yang kemudian menjadi unsur paduan dalam visual antara lokalitas dan global. Jika dalam arus besar seni rupa Indonesia terdapat tiga wilayah utama adalah Bandung, Yogyakarta dan Bali dan me-rebranding serta memposisikan seni rupa Bali dari pemikiran kontemporer Asia oleh Nyoman Erawan maka seharusnya perupa atau penulis pun orang-orang yang berada dalam lingkaran kesenian di Indonesia seharusnya tidak melulu berbicara tentang pertarungan tiga wilayah itu, bukan juga pertarungan antara seni rupa Asia Tenggara namun bersama-sama mem-branding diri berada dalam kawasan benua yaitu Asia, sehingga terjalinlah ragam seni kontemporer dengan ragam nafas yang seharusnya menguatkan. Bandung, Yogyakarta, Bali hanya sebagian kecil dari arus seni rupa kontemporer Asia, dapat dibayangkan ketika seni rupa Cina, Jepang, Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Bali Khususnya berdiri di atas seni rupa kontemporer Asia maka hal ini dipandang cukup relevan untuk mampu terbaca dalam arus besar seni rupa dunia yang selama ini getol mewacanakan seni rupa Eropa dan Amerika. 29 PENUTUP

Wacana tentang kesenian dan ideologi berkarya mutlak diproduksi oleh perupa atau seniman, permasalahannya kini adalah bagaimana seorang perupa mengemasnya dan konsiten mewacanakannya. Mangku Muriati salah satu perupa yang dalam lingkaran kuat 29 Hal yang sama juga diungkapkan Purwita (penulis) dari wawancara dengan Nyoman Erawan dan ditulis dalam esay “Nyoman Erawan dalam Arus Manifesto” dimuat oleh rubrik Koran Art Culture Tribun Bali 2016 minggu 22 Mei. Hlm, 19.

tradisi perupa Kamasan mendobrak batas-batas ketradisian dengan mengcampurkannya dalam gaya bahasanya sendiri. Tentu saja kemudian terbaca tidak hanya pada wilayah tradisi namun juga di wilayah kontemporer. Karya-karya terbarunya seperti “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan “Wanita Karir” menunjukan adanya hubungan intertekstualitas antara pendahulunya yaitu Raden Saleh maupun R.A Kartini dengan teks visual Mangku Muriati, meskipun terjadinya penambahan maupun gubahan pada karyanya, akan tetapi Mangku Muriati masih tetap memainkan ikonografi wayang Kamasan sebagai kekhasan bahasa ungkapnya.

DAFTAR PUSTAKA Achmad, Katherina. Raden Saleh:

Perlawanan Simbolik Seorang Inlander. Yogyakarta: Penerbit NARASI. 2012.

Ardika,dkk. Sejarah Bali Dari

Prasejarah Hingga Modern. Denpasar: Udayana University Press. 2013.

Artika, I Wayan. “Interteks dan Pledoi”

(makalah bedah buku Eksplo(ra)si Tubuh oleh Hardiman) tanggal 21 Maret 2016 di Rumah Jabatan Bupati Buleleng.

Hardiman. Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai

Kuratorial Seni Rupa. Singaraja: Mahima Institute Indonesia. 2015.

________. “Paintings and Drawings:

Works by ten contemporary masters.” Sub tulisan “The Front Line” (katalog pameran). Kendra Contemporary Art Gallery. 2008.

Purwita, Dewa Gede. “Tokoh Twalen

Wayang Kulit Buleleng Sebuah Kajian Ikonografi” (Tesis).

Page 66: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi

60

Jurnal STD Bali Vol. IV No. 1Agustus 2016

ISSN 2355-6218

Program Pascasarjana, Magister Seni Rupa. Institut Seni Indonesia Denpasar. 2015.

_________________. “Nyoman Erawan

dalam Arus Manifesto” (rubrik Art Culture Koran Tribun Bali). Minggu 22 Mei 2016 halaman 19.

Seriyoga Parta, Wayan. IB. Agastya.,

Rain Rosidi. “Eternal Line: Mangku Muriati dan Teja Astawa” (makalah diskusi). Sudakara Art Space, Sanur. 2015.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin.

Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Tambrani, Primadi. Bahasa Rupa.

Bandung: Penerbit Kelir. 2012. Vickers, Adrian. Balinese Art: Painting

and Drawings of Bali 1800-2010. Hongkong: Tuttle Publishing. 2012.

Page 67: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi
Page 68: VOLUME IV NOMOR 1 AGUSTUS TAHUN 2016 Televisi Fanta … · Mariati dalam Seni Rupa Kontemporer” oleh Dewa ... kasih kepada institusi STD Bali atas motivasi dan ... media promosi