volume 2, nomor 1, april 2019 - imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham isis terhadap...

24

Upload: others

Post on 23-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara
Page 2: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian (JIKK) merupakan media ilmiah berupa hasil pemikiran dan penelitian di bidang keimigrasian yang diterbitkan dua kali dalam

setahun pada bulan April dan Oktober. Pelindung : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Penasehat : Direktur Jenderal Imigrasi Pembina : Kepala BPSDM Hukum dan HAM Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Imigrasi Redaktur : Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Mitra Bestari : Prof. Dr. M. Iman Santoso, S.H., M.H., M.A. Dr. Muhammad Indra, S.H., M.H. Dr. Taswem Tarib, S.H., M.H. Dr. Asep Kurnia, S.H., M.M. Dr. Ir. Edy Santoso, S.T., M.ITM., M.H. Dr. Arisman, S.T., M.M. Agus Majid, M.P.A., Ph.D. Fidelia Fitriani, M.P.A. Akhmad Khumaidi, M.P.A. Editor Pelaksana : Andry Indrady, M.P.A., Ph.D. M. Alvi Syahrin, S.H., M.H., C.L.A. Ridwan Arifin, S.S., M.Hum. Intan Nurkumalawati, M.P.A. Agung S Purnomo , M.P.A Sri Kuncoro Bawono, M.P.A. Alih Bahasa : M. Ryanindityo S.S., M.Hum. Design Grafis : Wilonotomo, S.Kom., M.Si. Sekretaris Redaksi : Nurul Vita, S.Sos., M.Si. Rasona Sunara Akbar, S.P.d, M.M. Bobby Briando, S.E., M.S.A.

Alamat Redaksi

Jalan Raya Gandul Cinere Nomor 4 Kota Depok Telepon / Faximile : (021) 753 00001

Email : [email protected]

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian ISSN : 2622-4828

Volume 2, Nomor 1, April 2019

Page 3: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara
Page 4: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara
Page 5: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

DAFTAR ISI

1. PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN TERHADAP WNI YANG TERKENA PAHAM RADIKAL: SEBUAH ANALISIS DALAM KONSEPSI HAM AGUNG JOKO PRASETYO FRISSILYA ANGELINA

HAL 1 – 12

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian ISSN : 2622-4828

Volume 2, Nomor 1, April 2019

Page 6: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara
Page 7: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah ىلاعتوھناحبس atas segala nikmat, rahmat, karunia dan perlindungan

yang telah diberikan kepada Tim Redaksi untuk menyelesaikan penerbitan jurnal ini. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Uswatun Hasanah, Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi wa

Sallam, beserta keluarga, sahabat yang telah menyampaikan ajaran tauhid, sehingga membawa umat

manusia beranjak dari zaman jahiliyah ke zaman hijriyah.

Politeknik Imigrasi telah menerbitkan Jurnal Ilmiah Kajian Keimigasian (JIKK) dalam Volume

2 Nomor 1 April 2019. JIKK merupakan media ilmiah yang diterbitkan Politeknik Imigrasi secara

berkala yang bertujuan sebagai sarana pengembangan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat

bagi dosen, peneliti, maupun praktisi keimigrasian.

Dalam edisi ini, JIKK memuat tulisan yang mengutamakan karya-karya ilmiah berupa hasil

penetlitian / pemikiran ilmiah dari berbagai kalangan keimigrasian. Tema yang dibahas meliputi:

persoalan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Laut dan Udara, Pengawasan Keimigrasian, Tindak Pidana

Keimigrasian, Kejahatan Transnasional, Kebijakan Pengungsi Indonesia, Penerbitan Paspor RI, Izin

Tinggal dan Status Keimigrasian, Manajemen dan Pengembangan SDM Keimigrasian, serta Migrasi

Internasional dan Keamanan Perbatasan.

Diharapkan dari hasil penerbitan JIKK ini dapat bermanfaat bagi pemangku kepentingan sebagai

bahan hukum regulasi dan non regulasi berupa kebijakan dalam pengembangan hukum dan

penyusunan peraturan perundang-undangan keimigrasian.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Direktur Politeknik Imigrasi yang telah berkenan

membantu dalam penerbitan JIKK ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan juga kepada para penulis

yang telah memberikan kepercayaan kepada JIKK untuk menerbitkan hasil karyanya. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah bersedia membantu memeriksa dan

mengoreksi tulisan dari para penulis dalam penerbitan ini.

Salam Takzim,

Depok, April 2019

Tim Redaksi

Page 8: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara
Page 9: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

1

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN TERHADAP WNI YANG TERKENA PAHAM RADIKAL: SEBUAH ANALISIS DALAM KONSEPSI HAM

IMMIGRATION DETERRENCE AGAINST INDONESIAN WHO AFFECTED BY RADICAL

EXPERIENCES: ANALYSIS IN THE CONCEPT OF HUMAN RIGHTS

Agung Joko Prasetyo, Frissilya Angelina Kelas B, Program Studi Hukum Keimigrasian

Politeknik Imigrasi Angkatan XX 082213591518, e-mail: [email protected]

Abstract

ISIS is a radical group in the name of Islam as a reference in acting, becomes a hot topic in the status quo due to the impact of its actions that can destroy and divide the Indonesian nation. The interance of ISIS is by the recruitment of closest people or family because in this way it is considered very effective in influencing. ISIS which enter Indonesia is mostly brought directly by Indonesian itself who previously lived/ worked abroad and has been indoctrinated with ISIS radical and with government regulations that forbid Indonesian citizens from being refused entry into their own countries making the spread of the Islamic State much more difficult to prevent and control their existence. It is stated in the Immigration Act which prohibits its citizens from being denied entry. It is a Government, especially the Directorate General of Immigration job, who has direct authority to regulate the crossing of every person entering and leaving Indonesian territory. Some challenges that are often found such as the use of "rat track" and the lack of supervision time at Immigration Border Control which is one of the challenges for the Immigration itself. Therefore, by upholding the conception of human rights which refers to the limitations on the sorting for every person who enters and exits the country is expected to maximize of surveillance and can reduce the impact of the ISIS understanding entry of the Pancasila Ideology, culture, public trust, especially Nation sovereignty.

Keywords: Indonesian, Human Rights, Deterrence.

ABSTRAK

ISIS merupakan suatu kelompok radikal yang mengatasnamakan agama Islam sebagai acuannya dalam bertindak, menjadi perbincangan hangat di Indonesia karena dampak tindakannya yang dapat menghancurkan serta memecah-belah bangsa Indonesia. Masuknya ISIS di Indonesia yaitu melalui perekrutan orang terdekat ataupun keluarga karena dengan cara ini dianggap sangat ampuh dalam mempengaruhi targetnya. Paham ISIS yang masuk ke Indonesia sebagian besar dibawa langsung oleh warga negara Indonesia yang sebelumnya tinggal/ bekerja di luar negeri dan telah terdoktrin dengan paham radikal tersebut ditambah dengan peraturan yang melarang warga negara Indonesia untuk ditolak masuk ke negaranya sendiri membuat penyebaran paham ISIS tersebut semakin sulit untuk dicegah dan dikontrol keberadaannya. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang keimigrasian yang melarang warga negaranya untuk ditangkal masuk. Menjadi tugas besar Pemerintah terutama Direktorat Jenderal Imigrasi yang berwenang langsung dalam mengatur perlintasan setiap orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia. Beberapa kendala yang sering ditemukan seperti penggunaan “jalur tikus” dan minimnya waktu pengawasan saat di TPI yang menjadi salah satu tantangan bagi pihak Imigrasi sendiri. Oleh karena itu dengan menjunjung tinggi konsepsi HAM yang mengacu adanya batasan-batasan mengenai pemilahan bagi setiap orang yang masuk maupun keluar NKRI diharapkan dapat terwujudnya optimalisasi pengawasan dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara.

Kata Kunci: Warga Negara Indonesia, Hak Asasi Manusia, Penangkalan.

Page 10: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

2

PENDAHULUAN

Adanya arus globalisasi telah membawa dampak dan perubahan besar di berbagai negara tak terkecuali Indonesia. Baik pada bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, serta teknologi informasi yang semakin modern. Hal ini ditandai dengan berbagai fenomena yang sekarang dapat dirasakan yaitu perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas, proses ini menggerakan perdagangan bebas antarbenua, perpindahan manusia, barang dan modal yang semakin leluasa. Selain itu kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi semakin memudahkan pergerakan manusia sehingga memunculkan terjadinya pertumbuhan jumlah arus migrasi.1 Hal ini memberi dampak batas-batas negara semakin mudah ditembus demi berbagai kepentingan manusia seperti perdagangan, industri, pariwisata, pendidikan, dan lain sebagainya yang sudah menjadi perhatian negara-negara di dunia sejak dahulu.

Terjadinya peningkatan arus migrasi

antar negara akan menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif antara lain modernisasi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara bagi negara-negara yang dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya arus migrasi keluar masuk yang terjadi di wilayahnya. Sedangkan dampak negatif yang timbul diantaranya ketika arus migrasi dengan pola legal menjadi sangat sulit untuk dijadikan pilihan oleh para migran, maka akan muncul upaya migrasi dengan pola illegal atau tidak sah secara hukum.2 Untuk mencegah serta mengurangi adanya dampak negatif dari peningkatan arus migrasi ini perlu adanya aturan yang mengatur segala hal ihwal lalu lintas orang tersebut untuk keluar

1 Iman Santoso. (2007). Perspektif Imigrasi dalam United Nations Convention Against Transnational

dan masuk suatu wilayah negara. Karena setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang keluar masuk wilayah negaranya baik untuk kunjungan wisata, kedinasan, diplomatik, pendidikan, dan lain sebagainya bahkan hanya untuk berdiam sementara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang menggantikan Undang-Undang sebelumnya yakni Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk mengatur lalu lintas orang keluar masuk wilayah Indonesia, izin tinggal orang asing, serta pengawasannya terhadap kegiatan orang asing tersebut selama berada di wilayah Indonesia.

Dalam memasuki milenium ketiga,

yang ditandai dengan bergulirnya globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan berkembangnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang menembus batas wilayah kenegaraan. Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah terjadi perubahan di dalam negeri yang telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan seiring dengan bergulirnya reformasi di segala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap terwujudnya hak dan kewajiban bagi setiap Warga Negara Indonesia sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap Warga Negara Indonesia memperoleh kesempatan yang sama dalam menggunakan haknya untuk keluar atau masuk Wilayah Indonesia.

Pada perkembangan peradaban

manusia di bumi ini, manusia telah memiliki kesadaran mengenai hak-hak asasi manusia.

Organized Crime. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI. Hlm. 1. 2 Ibid

Page 11: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

3

Secara definitif, hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.3 Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, Bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-hak yang dimaksud. Selain bersifat universal, hak-hak tersebut juga tidak dapat dicabut (inalienable). Artinya seburuk apapun perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun bengisnya perlakuan seseorang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia dank arena itu tetap memiliki hak- hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak tersebut juga melekat pada dirinya sebagai makhluk insan.4

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan perlindungan hak asasi manusia. Sebagai negara hukum yang demokratis, Indonesia telah meratifikasi berbagai instrumen hukum internasional. Tindakan tersebut merepresentasikan bahwa Indonesia menempatkan ide perlindungan Hak Asasi Manusia sebagai salah satu elemen penting. Dengan mempertimbangkan urgensinya perlindungan hak asasi manusia tersebut, maka konstitusi harus memuat pengaturan hak asasi manusia agar ada jaminan negara terhadap hak-hak warga negara. Salah satu perubahan penting dalam Amandemen UUD 1945 adalah pengaturan hak warga negara lebih komprehensif dibanding UUD 1945

3 Rhona K. M. Smith, et. Al., eds., Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta:PUSHAM UII, 2008), hlm. 11. Lihat dalam Jack Donnely, Universal Human Rights in Teory and Practice, (Ithaca and London: Cornell

(pra-amandemen) yang mengatur secara umum dan singkat.[5]

Tentu ada faktor yang menyebabkan

setiap manusia yang melakukan perlintasan antar negara. Salah satu diantaranya ialah “Push and Pull Theory” yang dinyatakan oleh Everett Spurgeon Lee (1917-2007) bahwa terdapat empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi, diantaranya:

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal;

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan;

3. Rintangan-rintangan yang menghambat; dan

4. Faktor-faktor pribadi.

Dalam setiap daerah banyak faktor yang mempengaruhi orang untuk menetap di suatu tempat atau menarik orang untuk pindah ke tempat itu. Beberapa faktor mempunyai pengaruh yang sama terhadap beberapa orang, sedangkan terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh berbeda terhadap seseorang.

Perbedaan sikap antara setiap migran dan calon migran terdapat faktor positif dan faktor negatif, yang terdapat di tempat asal maupun tujuan. Missal seseorang atau sekelompok orang yang berada di negara dengan kondisi konflik tentu akan merasa tidak nyaman dan berniat untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Maka situasi tersebutlah yang mendorong seseorang untuk migran ke tempat atau dalam hal ini ke negara lain. Karena pada hakikatnya di teori ini manusia melakukan migrasi atas dasar mencari tempat yang lebih

University Press, 2003), hlm. 7L21. Lihat juga dalam Maurice Cranston, What are Human Rigths?, (New York: Taplinger, 1973), hlm. 70. 4 Ibid

Page 12: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

4

aman, kesempatan kerja yang lebih luas, kondisi negara yang lebih stabil, dan negara yang dapat menjamin semua hak penduduknya terpenuhi.

Ajaran filosofis yang paling

mengesankan tentang kedaulatan adalah bahwa kedaulatan merupakan kekuasaan absolut atas suatu wilayah tertentu. Kekuasaan absolut atas suatu wilayah tersebut menjadi dasar bagi pembentukan negara ( Jenik Radon, 2004; 1995). Pemahaman tentang konsep kedaulatan ini sangat membantu dalam mencermati dan mengevaluasi kedudukan negara dalam konteks hubungan internasional yang sangat dinamis.

Tampaknya tidak dapat ditetapkan suatu definisi tunggal tentang kedaulatan. Terminology kedaulatan memiliki beragam makna dan penafsiran. Istilah kedaulatan seringkali diberi makna berbeda-beda oleh akademisi, jurnalis, politisi, pejabat internasional dan kalangan lain dengan latar belakang profesi, budaya, dan disiplin intelektual yang juga berbeda-beda (Winston P. Nagan, & Craig Hammer. 2004:143 – 145). Istilah ini dapat memiliki makna berbeda bagi orang yang berbeda, yang masing-masing juga memiliki latar belakang yang beragam. Istilah kedaulatan mungkin memiliki makna berbeda dalam ilmu hukum, ilmu politik, sejarah, filsafat, dan bidang- bidang lain yang berkaitan dengannya.

radikalisme adalah suatu paham yang

dibuat- buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Namun bila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari paham/ aliran

tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham/ aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk diterima secara paksa.

Dari konteks di atas dapat dipahami

bahwa radikalisme agama adalah prilaku keagamaan yang menghendaki perubahan secara drastis dengan mengambil karakter keras yang bertujuan untuk merealisasikan target-target tertentu. Secara historis, kemunculan kelompok radikal di kalangan umat Islam Indonesia bukanlah hal yang baru. Karena pada awal abad ke-20, dalam peningkatan semangat dan ekonomi kian parah di kalangan pribumi, radikalisme muslim diambil alih oleh kelompok Serikat Islam (SI). Gerakan radikalisme di Indonesia tidak seperti yang terjadi di Timur tengah yang sangat menekankan agenda- agenda politik.

RUMUSAN MASALAH

Dalam tulisan ini, penulis membatasi lingkup permasalahan yang akan dikupas dengan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana proses ISIS masuk ke

Indonesia? 2. Sejauh apa peran keimigrasian dalam

mencegah ISIS masuk dan menyebar di Indonesia?

3. Perlukah ada substansi pembaharuan

hukum terhadap penangkalan ditinjau dari segi HAM?

Page 13: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

5

METODE PENELITIAN A. TIPE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian normatif yang merupakan salah satu jenis penelitian yang dikenal umum dalam kajian ilmu hukum. Penelitian hukum normatif, yang merupakan penelitian utama dalam penelitian ini, adalah penelitian kepustakaan.

B. SUMBER DATA

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer (atau data dasar), sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder

Dalam penulisan ini yang

digunakan ialah data sekunder yaitu dalam hal ini sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data yang diperoleh berasal dari bahan pustaka yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku perpustakaan, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, artikel-artikel, serta dokumen yang berkaitan dengan materi penelitian

Adapun sumber data berupa data

sekunder yang biasa digunakan dalam

penelitian hukum normatif terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan

bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang-undangan.5 Peraturan perundang-undangan yang digunakan adalah peraturan perundang- undangan yang memiliki kaitan dengan penelitian yang dilakukan. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder dalam peneltian ini adalah Buku-buku ilmiah yang terkait, jurmal ilmiah,dan artikel ilmiah.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tertier, yakni bahan

yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder; contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya.

5(Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 141). Diakses dari

https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2014/08/09/ data-sekunder-dalam-penelitian-hukum-normatif/

Page 14: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

6

PEMBAHASAN

Pada hakikatnya pendekatan yang dilakukan ISIS lebih dominan menggunakan pendekatan ekonomi dengan iming-iming pekerjaan atau mendapatkan uang, teknologi canggih, dan hubungan asmara untuk para perempuan dan lain sebagainya. Tidak heran banyak yang tergiur bergabung dengan kelompok garis keras tersebut, walaupun harus mempertaruhkan nyawa. Beberapa cara yang dilakukan oleh ISIS dalam proses perekrutan anggotanya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan iming-iming pekerjaan

dengan gaji yang tinggi, kelompok radikal seperti ISIS menjanjikan gaji yang besar bagi mereka yang akan bekerja di objek vital milik kelompok radikal itu. Gaji yang ditawarkan dalam kisaran puluhan sampai ratusan juta tentu akan menarik bagi orang yang menjadi sasaran atau target perekrutan ISIS. Biasanya orang-orang yang menjadi target perekrutan adalah mereka yang minim akan kemampuan dan pendidikan namun tertarik untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

2. Umrah gratis bagi anggota baru dengan

modus bekerja ke luar negeri, namun pada kenyataaannya tujuan setelah mereka keluar dari Indonesia adalah ke Suriah untuk diperkenalkan dengan ideologi ISIS untuk dibawa kembali masuk ke Indonesia.

3. Mereka diajarkan untuk penggunaan

teknologi canggih, ini merupakan salah satu proses perekrutan yang paling efektif karena dapat menyebarluaskan teori dan ajaran ISIS secara cepat dan ruang lingkup yang tidak terbatas.

4. Setiap kebutuhan yang diminta oleh target

atau sasaran ISIS selalu dipenuhi, ini

membuat tidak adanya keraguan dari target untuk bergabung ke dalam ajaran ISIS.

5. Tawaran untuk berwisata ketika mereka

berada di luar negeri, dengan Turki sebagai negara tujuan yang seringkali dijadikan tempat singgah sebelum menuju ke Suriah sebagai negara tujuan.

6. Ajakan belajar, target diiming-imingi

belajar atau kuliah di luar negeri seperti Yordania dan Turki, baru setelah itu mereka dibawa ke Suriah untuk belajar berperang.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa

proses masuknya paham ISIS yaitu melalui anggota yang masuk ke Indonesia dan mulai menghasut warga negara Indonesia serta menawarkan keuntungan yang didapatkan jika warga negara Indonesia tersebut bersedia bergabung dalam keanggotaan ISIS. Pada awalnya anggota ISIS belum memberitahukan bahwa calon anggota tersebut akan tergabung dalam kelompok berpaham radikal yang pada akhirnya akan mengancam kedaulatan negara lain. Target yang bersedia dan menerima penawaran tersebut kemudian akan dikumpulkan secara kolektif hingga dirasa cukup untuk keluar Indonesia secara bersamaan. Hingga pada akhirnya mereka keluar wilayah Indonesia, muncullah beberapa permasalahan keimigrasian. Yang pertama ialah mereka yang tergabung dalam ISIS melintas keluar Indonesia tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau biasa disebut dengan “jalur tikus”. Hal ini tentu bertentangan dengan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang menyebutkan bahwa “Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.”

Page 15: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

7

Yang kedua adalah ketika warga negara Indonesia yang sudah menganut paham ISIS kembali masuk ke Indonesia dan pemerintah terkhusus imigrasi sudah tidak dapat menangkal warga negaranya yang masuk kemudian menyebarkan pahamnya di Indonesia. Tertuang dalam pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia yang berbunyi “Setiap warga negara Indonesia tidak dapat ditolak masuk wilayah Indonesia.”

Dalam penyebarannya ISIS memiliki

dampak dan pengaruh yang cukup kuat terhadap berbagai aspek kehidupan, antara lain terhadap ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara.

Secara ideologi, ISIS masuk dan mulai

melunturkan kepercayaan masyarakat terhadap ideologi yang sudah ditetapkan oleh para pendiri bangsa. Hal ini disebabkan karena ISIS mengajarkan bahwa kepercayaan mereka yang paling sempurna sehingga membuat asumsi bahwa ideologi selain ISIS adalah salah. Hal ini menyebabkan adanya perpecahan di tengah umat beragama. Para pengikut ISIS tidak ragu untuk menggencarkan perang sebagai solusi dari setiap masalah karena hal tersebut telah membudaya dalam kehidupan pengikut ISIS. Tentu hal ini bertentangan dengan budaya manapun. Indonesia yang kaya akan budaya tentu tidak dapat menerima akan keberadaan ISIS yang tidak dapat berdampingan dengan kebudayaan lain.

Para pengikut yang telah terdoktrin

ISIS akan mudah diprovokasi oleh pihak lain, menyangkut pautkan segala permasalahan yang ada dengan mengatasnamakan agama, dan mereka akan dengan mudah memberikan sebuah mosi tidak percaya kepada pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Penolakan terhadap pemerintah yang

ditanggapi secara berlebihan pada akhirnya dapat memicu adanya gerakan separatis di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah guna menjaga tegaknya kedaulatan negara.

Upaya keimigrasian yang dapat

dilakukan untuk mencegah paham ISIS masuk ke Indonesia dimulai sejak Orang Asing masuk melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dalam hal ini, pejabat imigrasi perlu mengingat wewenang dan tanggung jawabnya bahwa kebijakan selective policy dijadikan acuan dalam menjalankan tugas. Hanya orang-orang yang bermanfaat bagi negara yang dapat masuk ke wilayah Indonesia. Karena Tempat Pemeriksaan Imigrasi merupakan tempat krusial yang menjadi gerbang bagi Orang Asing untuk masuk dan menyebarkan ajaran ISISnya. Maka penilaian profil secara langsung sangat diperlukan untuk memastikan bahwa Orang Asing tersebut tidak akan menyebarkan ISIS di Indonesia. Pengawasan administratif dapat dilakukan dengan pengawasan Orang Asing pemilik paspor tersebut, pejabat imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi perlu melakukan pemetaan negara-negara mana saja yang dinilai rawan akan paham ISIS. Selain itu, pejabat imigrasi juga perlu melakukan pemeriksaan terhadap rekam jejak perlintasan Orang Asing melalui cap yang diterakan pada paspor yang bersangkutan. Jika ditemukan indikasi terkait adanya paham radikal masuk, pejabat imigrasi tidak perlu ragu untuk mengambil tindakan berupa penolakan Orang Asing tersebut masuk Indonesia dan dipulangkan ke negara asal.

Untuk Orang Asing yang masuk

Indonesia tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi, dapat dilakukan upaya berupa koordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia yang bertugas di perbatasan terutama daerah yang rawan dijadikan jalur

Page 16: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

8

ilegal untuk optimalisasi fungsi pengawasan di perbatasan tidak hanya dengan warga negara Indonesia tetapi juga pengawasan terhadap orang asing yang masuk Indonesia tanpa melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Perlu adanya sosialisasi untuk setiap anggota TNI bahwa jika menemukan Orang Asing di daerah rawan akan perlintasan selain TPI dengan tanpa adanya kegiatan yang jelas untuk ditahan sementara kemudian dilaporkan kepada pihak imigrasi. Upaya selanjutnya dengan melakukan penggalangan dan sosialisasi bahwa setiap orang asing yang akan masuk ke wilayah Indonesia harus melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan jika ditemukan orang asing masuk tanpa melewati Tempat Pemeriksaan Imigrasi maka orang asing tersebut telah melanggar hukum keimigrasian yang berlaku. Serta perlu adanya penggalangan untuk tidak terpengaruh oleh orang asing yang dinilai membawa pengaruh buruk dengan latar belakang yang tidak jelas.

Sesuai dengan pasal 16 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Keimigrasian bahwa “Pejabat Imigrasi menolak orang untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal orang tersebut: a. tidak memiliki dokumen yang sah dan masih berlaku; b. diperlukan untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan atas permintaan pejabat yang berwenang; c. namanya tercantum dalam daftar pencegahan” maka upaya lain yang dapat dilakukan oleh Pejabat Imigrasi dalam hal optimalisasi fungsi pencegahan terhadap warga negara Indonesia, adalah pada saat permohonan paspor maka pejabat imigrasi memiliki wewenang untuk tidak menerbitkan paspor tersebut apabila ditemukan indikasi bahwa yang bersangkutan diduga akan keluar Indonesia dengan ajakan ISIS. Kemudian Pejabat Imigrasi berkoordinasi dengan instansi lain seperti Badan Intelijen Negara dan Kejaksaan untuk memasukkan orang

yang bersangkutan ke dalam daftar pencegahan.

Adapun pengawasan di Tempat

Pemeriksaan Imigrasi dapat dilakukan saat warga negara Indonesia tersebut belum termasuk ke dalam daftar pencegahan adalah melalui pemeriksaan dokumen. Dokumen yang diperiksa antara lain keabsahan, kelengkapan, dan masa berlaku. Indikasi dalam hal perlintasan pemeriksaan dilakukan dengan cara warga negara Indonesia yang akan pergi keluar untuk tergabung ke dalam ISIS biasanya tidak dapat menunjukan tiket kembali atau return ticket, tidak membawa barang bawaan yang banyak bahkan kebanyakan daripada mereka tidak menggunakan koper untuk mengemas barang, biasanya tidak menggunakan fasilitas bagasi yang disediakan oleh penyedia alat angkut, dan penerbangan yang dilakukan beberapa kali dengan transit terlebih dahulu di beberapa negara.

Salah satu permasalahan perlintasan

adalah ketika warga negara Indonesia yang keluar tidak langsung menuju ke negara tujuan melainkan dengan perjalanan transit ke beberapa negara. Karena pemerintah belum memiliki sistem yang dapat merekam semua data histori perjalanan lintas negara yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.

Keadaan lain yang mungkin terjadi

ketika warga negara Indonesia yang sudah berada di luar dan sudah tergabung dalam keanggotaan ISIS adalah dengan melakukan pencabutan terhadap dokumen perjalanan yang dimiliki orang tersebut sampai dengan kurun waktu yang tidak ditentukan sebagai upaya orang tersebut untuk masuk ke dalam Indonesia. Hal ini dilakukan dengan alasan sudah tergabungnya warga negara Indonesia tersebut ke dalam ISIS maka dengan kata lain warga negara tersebut sudah mengakui

Page 17: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

9

keberadaan ISIS dengan semua paham dan ideologi yang ada di dalamnya. Tergabungnya warga negara Indonesia tersebut sudah mengakui keberadaan ISIS dengan mengucapkan sumpah setia terhadap ISIS yang menandakan sudah hilangnya status kewarganegaraan dari warga negara Indonesia menjadi ISIS. Namun pada faktanya orang-orang tersebut sudah tidak memiliki status kewarganegaraan karena ISIS belum diakui oleh dunia Internasional sebagai sebuah negara yang berdaulat.

Ditinjau dari konsepsi HAM, sudah

jelas tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28D ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Ini akan membangun asumsi jika terjadi penangkalan terhadap warga negara Indonesia maka akan terjadi ketidakadilan hukum. Karena Indonesia adalah rumah bagi para warga negara Indonesia maka sudah seharusnya warga negara Indonesia tersebut mendapatkan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah dengan memberikan kesempatan untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia.

Ditambah dengan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28E ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak memeluk agama dan beribada menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” Sejalan dengan frase berhak kembali bahwa Undang-Undang Dasar memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi warga negara untuk pergi meninggalkan negaranya dan kembali di kemudian hari.

Selain dari perspektif Hak Asasi Manusia, ini juga akan berpengaruh terhadap psikis warga negara Indonesia tersebut, ketika mereka sudah tidak ada lagi dorongan untuk hidup di negara tujuan dan berkeinginan untuk pulang.

Pada hakikatnya penangkalan

dilakukan sudah sesuai dengan prinsip Hak Asasi Manusia, namun perlu adanya batasan untuk menyelaraskan tujuan dari kedaulatan negara dengan tetap berdasar pada Hak Asasi Manusia itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan tetap diterimanya warga negara Indonesia tersebut selama masih memiliki dokumen yang sah dan masih berlaku sebagai seorang warga negara Indonesia. Namun batasan yang ada tetap diberlakukan dengan cara adanya perlakuan khusus sebagai tindak lanjut guna menanggulangi paham baru yang dimilikinya tidak berdampak negatif bagi kedaulatan negara. Perlakuan khusus yang dimaksud antara lain koordinasi dengan instansi lain seperti Badan Intelijen Negara. Jadi saat warga negara Indonesia tersebut akan kembali ke Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi, imigrasi sudah berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara guna menindaklanjuti orang tersebut bahkan melakukan deradikalisasi jika diperlukan.

KESIMPULAN

Radikalisme merupakan sebuah paham

yang berdampak sangat besar, hal ini dapat dilihat dari keanggotaan ISIS yang berasal dari seluruh dunia. Jika keberadaan ISIS dibiarkan, maka ini dapat membahayakan tidak hanya terhadap kepentingan antar individu atau negara, melainkan kepentingan dunia internasional. Pada faktanya sudah banyak bermunculan gerakan separatis yang diduga berasal dari adanya paham-paham radikal seperti ISIS yang masuk di Indonesia.

Page 18: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

10

Imigrasi dalam hal ini berperan dalam perlintasan setiap orang yang masuk wilayah Indonesia. Karena dalam proses penyebarannya dipengaruhi dari faktor eksternal dalam hal ini dibawa oleh orang asing maupun melalui media sosial. Oleh karena itu, imigrasi melakukan upaya terhadap masuknya paham tersebut dilihat dari beberapa kondisi antara lain ketika Orang Asing masuk melalui TPI sesuai dengan kebijakan selective policy, ketika Orang Asing masuk tidak melalui TPI maka imigrasi perlu berkoordinasi dengan TNI dan masyarakat setempat, terhadap warga negara Indonesia dalam hal proses pengajuan dokumen maka dokumen tersebut dapat ditangguhkan, bila warga negara Indonesia berada di TPI dapat dilakukan pemeriksaan dokumen, data perlintasan, dan pemeriksaan profil penumpang.

Ketika warga negara Indonesia berada

di luar dan terkena paham isis dengan sudah mengucap sumpah setia kepada ISIS maka yang dapat dilakukan oleh imigrasi adalah pencabutan dokumen perjalanan Republik Indonesia.

Oleh karena itu tidak perlu dilakukan pembaharuan terhadap substansi hukum terkait penangkalan bagi warga negara Indonesia yang sudah tergabung dalam ISIS

namun perlu adanya tindakan lanjutan sebagai bentuk represif dari upaya penegakan kedaulatan negara.

SARAN

Melalui tulisan ini, penulis berpesan kepada: 1. Pemerintah, untuk membuat suatu sistem

aplikasi yang dapat mengumpulkan semua data perlintasan warga negaranya dari satu negara ke negara lain sehingga memudahkan dalam hal pelacakan warga negara Indonesia di negara transit, selain itu pemerintah dalam hal ini pejabat imigrasi wajib bertindak tegas dalam hal pemberian dokumen perjalanan, ketika ditemukan keraguan untuk sebaiknya menahan dokumen tersebut.

2. Masyarakat Indonesia, untuk saling peduli satu sama lain karena paham tersebut tidak akan berhasil masuk jika jiwa saling memiliki antarindividu dapat terjalin dengan baik.

3. Lembaga pendidikan politeknik imigrasi, untuk tetap meningkatkan pembinaan karakter dari setiap peserta didik guna memupuk sikap integritas demi tegaknya kedaulatan agar kelak petugas imigrasi dapat memiliki sikap yang dapat menghadapi tantangan yang ada.

Page 19: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

11

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku-Buku Iman Santoso. (2007). Perspektif Imigrasi dalam United Nations Convention Against

Transnational Organized Crime. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI. Rhona K. M. Smith, et. Al., eds., Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta:PUSHAM UII, 2008),

hlm. 11. Lihat dalam Jack Donnely, Universal Human Rights in Teory and Practice, (Ithaca and London: Cornell University Press, 2003), hlm. 7-21. Lihat juga dalam Maurice Cranston, What are Human Rigths?, (New York: Taplinger, 1973).

Savitri, Niken., HAM: Kritik Teori Hukum Feminis terhadap KUHP. Bandung: PT. Refika Aditama.

Lukman Hakim, “Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan”, Jurnal Juni 2011.

Bruggink, B. Arief Sidharta., Refleksi tentang Hukum. Bandung: PT. Aditya Bakti. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Sumber Lain BBC News diakses Minggu 22 September 2019 (https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-

40430349) Edutalk diakses Minggu 22 September 2019 (https://edutalk.id/pembelajaran/5-macam-teori-

kedaulatan-negara-di-dunia.html)

Page 20: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

12

Page 21: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH KAJIAN KEIMIGRASIAN

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian merupakan majalah ilmiah yang telah terakreditasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jurnal ini memfokuskan pada bidang Keimigrasian. Terbit sebanyak 2 (dua) nomor dalam setahun (April dan Oktober). Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian menerima naskah karya tulis Imiah hasil Penelitian di bidang dan tinjauan keimigrasian yang belum pernah dipublikasikan di media lain dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Redaksi menerima naskah/karya ilmiah bidang Keimigrasian dari dalam dan luar lingkungan Politeknik Imigrasi.

2. Jurnal Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian mengunakan sistem Peer-Review dan Redaksi. Dewan redaksi dan Mitra Bestari akan memeriksa naskah yang masuk ke Redaksi dan berhak menolak naskah yang dianggap tidak memenuhi ketentuan.

3. Naskah Tulisan dapat berupa : Artikel hasil Penelitian (penelitian empiris maupun penelitian normatif atau studi dokumenter); Artikel hasil Kajian; Artikel Konseptual (tulisan lepas/Karya tulis pendek) di bidang Kajian Keimigrasian, baik dalam lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun dari luar.

4. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, dikirim dalam bentuk soft file melalui e-mail menggunakan program aplikasi office MS-Word atau dalam bentuk print-out (hard copy) yang dikirimkan ke alamat redaksi dan di sertai Curriculum Vitae.

5. Jumlah halaman naskah minimal 10 halaman dan maksimal 20 halaman, termasuk abstrak gambar, table dan daftar pustaka, bila lebih dari 20 halaman, redaksi berhak menyunting ulang dan apabila dianggap perlu akan berkonsultasi dengan penulis.

6. Sistematika artikel hasil Penelitian / Kajian harus mencakup : Judul; Judul di tulis dalam 2 bahasa, Bahasa Indonesia mengunakan huruf kapital 12 untuk bahasa Indonesia, judul bahasa inggris mengunakan huruf kecil Times New Roman 11.5. Judul ditulis maksimal 14 kata.

7. Nama Penulis (diketik dibawah judul ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar. Jika penulis terdiri lebih dari satu orang maka harus ditambahkan kata penghubung “dan” (bukan lambang ‘&’). Nama Instasi Penulis (tanpa menyebutkan jabatan atau pekerjaan di instasi) ditulis mengunakan huruf kecil font Times New Roman 11.5.

Sistematika Penulisan:

A. NASKAH ARTIKEL HASIL PENELITIAN EMPIRIS:

ABSTRAK

Abstrak ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris disertai kata kunci minimal 3 (tiga) kata dan maksimal 5 (lima) kata. Abstak berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Kegunaan, Metode, Isi Pembahasan, Analisis, Kesimpulan dan Saran Temuan ditulis dalam satu spasi; 150 kata (10-30 baris/ satu (1) paragraf) diketik menggunakan huruf Times New Roman; font 11.5 italic; ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan, kegunaan, kerangka Teori/Konsep, Metode (metode penelitian yang digunakan, di antaranya meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data).

Page 22: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

PEMBAHASAN Berisi, pembahasan terhadap masalah yang diteliti.

ANALISIS Berisi analisis dari semua pokok pembahasan.

PENUTUP Berisi Kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran ditulis dalam bentuk uraian bukan dalam bentuk angka.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Daftar Pustaka : ditulis berdasarkan abjad, dengan urutan : Nama pengarang. Judul buku. Kota penerbit : nama penerbit, tahun penerbitan.

Contoh..... Hamzah. Andi, Bantuan Hukum suatu Tinjauan Yuridis. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.

B. NASKAH ARTIKEL ULASAN HASIL PENELITIAN NORMATIF (STUDI DOKUMENTER), PEMIKIRAN DAN INFORMASI LAIN YANG BERSIFAT ILMIAH:

JUDUL AKTUAL Menggambarkan isi naskah dan maksimal 14 kata ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

NAMA PENULIS Tanpa gelar akademik, jabatan, kepangkatan, alamat lembaga/instansi dan e-mail.

ABSTRAK Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Kegunaan, Metode, Isi Pembahasan, Analisis, Kesimpulan dan Saran Temuan ditulis dalam satu spasi; 150 kata (10-30 baris/ satu (1) paragraf) diketik menggunakan huruf Times New Roman; font 11 italic; ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

KATA KUNCI Mengandung yang di indekskan ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris minimal 3 kata maksimal 5 kata.

PENDAHULUAN Latar belakang masalah dan rumusan masalah.

PEMBAHASAN Berisi, pembahasan terhadap masalah yang dikaji.

ANALISIS Berisi analisis dari semua pokok pembahasan.

PENUTUP Berisi Kesimpulan dan Saran. Ditulis dalam bentuk uraian bukan dalam bentuk angka.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Daftar Pustaka : ditulis berdasarkan abjad, dengan urutan : Nama pengarang. Judul buku. Kota penerbit : nama penerbit, tahun penerbitan. Contoh..... Hamzah. Andi, Bantuan Hukum suatu Tinjauan Yuridis. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.

Page 23: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara

C. PERSYARATAN LAINNYA:

1. Naskah dilengkapi dengan indeks.

2. Naskah diketik rapi 1.15 spasi di atas kertas A4; menggunakan huruf Times New Roman; Font 11.5; antara 10-20 halaman; Ukuran margin kanan, kiri, atas dan bawah 2.25 cm; di print-out atau soft-copy.

3. Isi tulisan di luar tanggungjawab redaksi. Dan redaksi berhak mengedit redaksional tanpa merubah arti.

4. Naskah yang belum memenuhi syarat akan dikonfirmasikan atau dikembalikan untuk diperbaiki.

5. Naskah yang diusulkan wajib dikirim melalui email ke: [email protected].

6. Komunikasi terkait Karya Tulis Ilmiah yang diusulkan dapat menghubungi redaksi Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian melalui email : [email protected].

Selanjutnya, Naskah yang di print-out dapat dikirim atau diserahkan secara langsung kepada :

Redaksi Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian

Politeknik Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jalan Raya Gandul Cinere Nomor 4 Kota Depok Telepon / Faximile : (021) 753 00001 Email : [email protected]

Page 24: Volume 2, Nomor 1, April 2019 - Imigrasi...dan dapat mengurangi dampak masuknya paham ISIS terhadap Ideologi Pancasila, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, terutama kedaulatan negara