visio-kelp 6-asma woc.pdf

8
March 13, 2014 Title Immunitas bawaan Genetik Faktor Lingkungan: polusi udara Mengacu pada keseimbangan antara Th1 dan th2 sitokinin pada awal kehidupan. Beberapa faktor diyakini mempengaruhi keseimbangan dan berportensi menyebabakan perubahan imun dimana, respon imun Th1 yang melawan infeksi didominasi oleh sel Th2 mengarah ke tanda penyakit alergi dan asma. Paparan dari anak2 lain, sering menggunakan antibiotik dan country living ADAM33, PHF11,DPP!), GRPA, SPINK5 Resiko terjadi pada anak secara signifikan lebih besar ketika salah satu atau kedua orang tua menderita asma dibandingkan jika orangtua tidak terpengaruh Asma Suatu inflamasi pada jalan nafas dimana berbagai sel dan alaman seluler memainkan peran, khususnya sel mast, eosinopil, neutropil (khususunya dalam seranagan mendadak, kesalahan fatal, penderita asma dan pasien yang merokok), limfosit T, makrofag dan sel epitel Alergen / faktor pencetus ( dingin yang berlebihan, angin, dan cuaca ekstrem lainya, rokok, debu, bulu binatang kontraksi otot polos dan konstriksi bronkus Tingkat sel, sel mast dalam aliran udara melepaskan inflamasi dan mediator migrasi langsung dan aktivasi infiltrat inflamasi, terutama eosinofil dan netropil dan granulasi sel mas karena pelepasan leukotrin dan prostaglandin infalamasi kerusakan sel epitel menyebabkan peningkatan sel goblet Peningkatan sekresi mukus Peningkatan permeabilitas kapiler dan peningkatan kepekaan alergen inhalasi, zat iritan dan mediator inflamasi ronchi rales batuk terutama malam hari Gangguan bersihan Gangguan Jalan nafas edema Penyempitan saluran nafas Kurang pengetahuan Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan darah Pemeriksaan sputum Kristal-kristal charco Eosinopil, Spiral cur bronkus, Creole yan yang terdapat pada dan kadang terdapa Analisa gas darah pa hipoksemia, hiperka SGOT dan LDH.Hipo dimana menandaka Pemeriksaan Penunjang perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation Terdapatnya tanda- tanda hipertropi otot jantung, yakni Suara nafas wheezing

Upload: ikaherya

Post on 26-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

March 13, 2014

TitleImmunitas bawaan Genetik Faktor Lingkungan: polusi udara

Mengacu pada keseimbangan antara Th1 dan th2 sitokinin pada awal kehidupan. Beberapa faktor

diyakini mempengaruhi keseimbangan dan berportensi

menyebabakan perubahan imun dimana, respon imun Th1 yang

melawan infeksi didominasi oleh sel Th2 mengarah ke tanda penyakit alergi dan asma.

Paparan dari anak2 lain, sering menggunakan antibiotik dan

country living

ADAM33, PHF11,DPP!), GRPA,

SPINK5

Resiko terjadi pada anak secara signifikan lebih besar ketika salah satu atau kedua orang tua menderita asma dibandingkan jika orangtua tidak terpengaruh Asma

Suatu inflamasi pada jalan nafas dimana berbagai sel dan alaman seluler memainkan peran, khususnya sel mast,

eosinopil, neutropil (khususunya dalam seranagan mendadak, kesalahan fatal, penderita asma dan pasien

yang merokok), limfosit T, makrofag dan sel epitel

Alergen / faktor pencetus ( dingin yang berlebihan, angin, dan cuaca ekstrem lainya, rokok, debu, bulu

binatang

kontraksi otot polos dan konstriksi bronkus

Tingkat sel, sel mast dalam aliran udara melepaskan

inflamasi dan mediator

migrasi langsung dan aktivasi infiltrat inflamasi, terutama eosinofil dan netropil dan granulasi sel mas karena pelepasan leukotrin dan

prostaglandin

infalamasikerusakan sel epitel menyebabkan peningkatan sel goblet

Peningkatan sekresi mukus

Peningkatan permeabilitas kapiler dan peningkatan kepekaan alergen inhalasi, zat iritan dan

mediator inflamasi

ronchi rales batuk terutama malam hariGangguan bersihan

Gangguan

Jalan nafas edema

Penyempitan saluran nafas

Kurang pengetahuan

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanyaKristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristalEosinopil, Spiral curshmannbronkus, Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkusyang terdapat pada sputumdan kadang terdapat mucus plug

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadihipoksemia, hiperkapniaSGOT dan LDH.Hiponatremia dan kadar leukosit kadangdimana menandakan terdapatnya suatu infeksi

Pemeriksaan Penunjang

perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni

Suara nafas wheezing

Page 2: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristalEosinopil, Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus, Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus, Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadihipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologiPada umumnya normal. Pada waktu seranganmenunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.

Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagimenjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru

Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran

infiltrate pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis

perubahan aksis yakni pada

umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot

yakni

Page 3: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

menyebabkan peningkatan sel goblet

mukus kepekaan alergen inhalasi, zat iritan dan

mediator inflamasi

ronchi rales batuk terutama malam hari, nafsu makan menurun

(porsi makan, keluhan mula dan tidak nafsu makan <BB dan TB)

Gangguan bersihan jalan nafas

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan

Penyempitan saluran nafas

cepatnya obstruksi jalan nafas (respon inflamasi terhadap rangsangan, jalan nafas edema )

Udara menjadi terjebak diantara jalan nafas dan peningkatan kapasitas residual, karena hiperventilasi paru

spame pada otot brokus dan brokiolus, yang dapat menurunkan kaliber brokiolus)

perfusi ventilasi tidak sama, karena ventilasi paru-paru tidak baik

Hipoksemia

PaCO2 turun Hingga 50 mmHg : indikasi kegagalan

ventilasi kecuali anak memiliki penyakit paru-paru

kronis sebelumnya

RR meningkat, penggunaan otot batu nafas, retraksi dada, PCH,berkeringat berlebihan, lelah

Gangguan pola nafas

pulsus paradoxus ( penurunan tekanan darah sistemik pada saat inspirasi )terjadi karena adanya tekanan negatif dari plera yang menjadikan paru-paru lebih negatif

Gangguan pertukaran gas

ulangi pemeriksaan radiografi (hiperexpansi, atelktasis dan diafragma rata. Monitor tekanan darah

Hiperventilasi paru

Indikasi moderate distress

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB( Right bundle branch block).

Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative

Klasifikasi Asma Global Initiative for Asthma(GINA)

Intermitten - Gejala bulanan

- Gejala <1x/minggu- Gejala tanpa diluar serangan

- Serangan Singkat - ≤2x/ bulan

- Faal Paru :APE ≥80%

VEP1 ≥ 80 % nilai prediksi

APE ≥ 80 % nilai terbaik

Variabiliti APE < 20 %

Persisten Ringan- >2 x/ minggu

- Gejala >1x/ minggu - Serangan dapat mengganggu

aktifitas dan tidur - Faal paru : APE ≥80%

VEP1 ≥ 80 % nilai prediksi

APE ≥ 80 % nilai terbaik

Variabiliti APE 20 - 30 %

Persisten Sedang - > 1x/ minggu

- Gejala setiap hari - Serangan mengganggu aktivitas

dan tidur -Membutuhkan bronkodilator

setiap hari - Fall Paru :APE 60-80%

VEP1 60 - 80 % nilai prediksi

APE 60 - 80 % nilai terbaik

Variabiliti APE > 30 %

Persisten Berat - Sering

- Kontinue - Gejala terus menerus

- Sering kambuh - Aktivitas fisik terbatas - Faal Paru : APE ≤60%

VEP1 ≤ 60 % nilai prediksi

APE ≤ 60 % nilai terbaik

Variabiliti APE > 30 %

A. Umumnya tidak diperlukan pengontrol b. Bila diperlukan pelega, agonis β-2 kerja singkat inhalasi dapat diberikan. Alternatif dengan agonis β-2 kerja singkat oral, kombinasi teofilin kerja singkat dan agonis β-2 kerja singkat oral atau antikolinergik inhalasi c. Bila dibutuhkan bronkodilator lebih dari sekali seminggu selama tiga bulan, maka sebaiknya penderita diperlakukan sebagai asma persisten ringan

PENGOBATAN ( SESUAI DENGAN KLASIFIKASI )

A. Pengontrol diberikan setiap hari agar dapat mengontrol dan mencegah progresivitas asma, dengan pilihan: • Glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah (diberikan sekaligus atau terbagi dua kali sehari) dan agonis β-2 kerja lama inhalasi( Budenoside : 200–400 μg/haridan Fluticasone propionate : 100–250 μg/hari)• Teofilin lepas lambat • Kromolin • Leukotriene modifiers b. Pelega bronkodilator (Agonis β-2 kerja singkat inhalasi) dapat diberikan bila perlu

Pengontrol diberikan setiap

hari agar dapat mengontrol dan mencegah

progresivitas asma,

Pelega bronkodilator dapat

diberikan bila perlu

Bila penderita hanya

mendapatkan glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah dan belum terkontrol; maka harus ditambahkan agonis

β-2 kerja lama inhalasi

Dianjurkan menggunakan

alat bantu / spacer pada inhalasi bentuk IDT atau kombinasi dalam satu kemasan agar lebih mudah

Tujuan terapi ini adalah untuk mencapai

kondisi sebaik mungkin, gejala seringan mungkin, kebutuhan obat pelega seminimal mungkin, faal paru (APE) mencapai nilai terbaik, variabiliti APE seminimal mungkin dan efek samping obat seminimal mungkin

Pengontrol kombinasi wajib diberikan

setiap hari agar dapat mengontrol asma, dengan pilihan

. Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (terbagi dalam dua dosis) dan agonis β-2 kerja lama inhalasi • Beclomethasone dipropionate: >800 μg/hari • Selain itu teofilin lepas lambat, agonis β-2 kerja lama oral, dan leukotriene modifiers dapat digunakan sebagai alternative agonis β-2 kerja lama inhalai ataupun sebagai tambahan terapi • Pemberian budenoside sebaiknya menggunakan spacer, karena dapat mencegar efek samping lokal seperti kandidiasis orofaring, disfonia, dan batuk karena iritasi saluran napas atas

risiko mati lemas b.d interaksi antara faktor individu dan

memicu

Suara nafas wheezing

KELOMPOK 5: Ika Herya K. (1306345945)Qoriah Nur (1306346172)Yusi Sofiyah (1306346456)

Intoleransi aktivitas

b.d kelemahan

umum, ketidak

seimbangan suplay

dan kebutuhan O2

Mengurangi Penurunan Kondisi-Mencegah gejala kronis. -Penggunaan jarang short-acting beta2-agonist (SABA).-Menjaga fungsi paru-paru normal dan tingkat aktivitas normal. mengurangi Risiko Mencegah eksaserbasi. Minimalkan kebutuhan untuk perawatan darurat, rawat inap. Mencegah hilangnya fungsi paru-paru (untuk anak-anak, mencegah fungsi paru-paru berkurang). Minimalkan efek samping dari terapi.

Manajemen Jangka Panjang

Page 4: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

1

elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagimenjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru

Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran

infiltrate pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis

lokal

Bila terjadi pneumonia mediastinum,pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot

yakni terdapatnya RBB

Right bundle branch

tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST

Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udaraselama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

SpirometriUntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudahpamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Pemeriksaanspirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi

Tujuan terapi ini adalah untuk mencapai

gejala seringan kebutuhan obat pelega

APE) variabiliti APE

seminimal mungkin dan efek samping

Pengontrol kombinasi wajib diberikan

setiap hari agar dapat mengontrol asma,

Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi β-2 kerja

μg/hari agonis β-2

leukotriene modifiers dapat digunakan sebagai alternative agonis β-

karena dapat mencegar

dan batuk karena iritasi

risiko mati lemas b.d interaksi antara faktor individu dan

memicu

Gangguan proses keluarga b.d anak dengan penyakit

kronis

Discharge Planning 1. Keluarga perlu megerti dengan teliti tentang asma 2. Bagaimana mencegah asma dan mengikuti rencana tindakan untuk mencegah asma lebih dini dan menghindari hospitalisasi yang tidak perlu 3. Bila memungkinkan ajari keluarga pada saat beristirahat, tapi rujuk kelurga pada penyedia layanan yang dapat memberikan lpengetahuan lebih menyeluruh 4. pastikan anak menerima janji dengan ahli alergi atau spesialis asma jika terjadi serangan asma sedang sampai berat 5. Dukung anak dan keluarga dalam menolong mereka mengerti dan mengatasi diagosis dan perlunya manajemen harian untuk mempromosikan fungsi pernapasan normal saat anak terus tumbuh dan berkembang secara normal6. Fokus pada peningkatan pengetahuan keluarga tentang penyakit, terapi medikasi dan perlunya follow up care7. Perlunya memodifikasi rumah untuk menghilangkan alergen, binatang, atau meminta anggota keluarga untuk berhenti merokok (Morse et.al, 2011)

Manajemen Keperawatan

1.Hindari alergen Modifikasi lingkungan untuk mengurangi kontak dengan alergen : hindarkan anak terekspose dari dingin yang berlebihan, angin, dan cuaca ekstrem lainya, rokok spary dan iritan lainnya. 2.Ringankan spasme brokus . penggunaan PFM dan inhalasi 3.Sediakan perawatan untuk asma akut

a.penggunaan b2 agonis dan kortikosteroidb.pemberian intake makanan peroral dibatasi c.cairan IV mungkin diperlukan untuk hidrasi jaringan adekuat d.anak yang lebih besar mungkin lebih nyaman tidur dengan setengah duduke.komunikasi degan anak untuk mengucapkan beberapa kata untuk menghindari lelah. keleh\lahan. Nafas pendek menyebabkan sulit untuk berbicaraf.anak yang mengalami asma akut sering gelisah dan cemas. Sikap yang kalem dan efisin membantu meyakinkan anak untuk merasa aman dan dapat merawat anak selama periode stress. g.Orang tua perlu untuk diyakinkan tentang kondisi anak dan terapi (Raggazi, Keller, Ehrensberger, Irani, 2010)

Page 5: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

INTERVENSI KEPERAWATAN

Page 6: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf
Page 7: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

Gangguan Bersihan Jalan Nafas Gangguan Pertukaran Gas Gangguan Pola nafas

Risiko lemas b.d interaksi antara faktor individu dan memicu

Gangguan proses keluarga b.d anak dengan penyakit kronis

Cemas b. d kurang pengetahuan

Page 8: Visio-kelp 6-ASMA WOC.pdf

d kurang pengetahuan