visi, misi dan arah pembangunan kabupaten bungo

66

Upload: buituyen

Post on 30-Dec-2016

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo
Page 2: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Lampiran : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGONomor : 1 TAHUN 2007Tanggal : 15 JANUARI 2007Tentang : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

PANJANG DAERAH (RPJPD)KABUPATEN BUNGO TAHUN 2006-2026

DAFTAR ISIDAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang 11.2. Maksud dan Tujuan 21.3. Landasan Penyusunan 41.4. Hubungan RPJP Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 51.5. Konsep Perencanaan Pembangunan 51.6. Ruang Lingkup Kegiatan 61.7. Metode Penulisan 7

BAB II KONDISI UMUM KABUPATEN BUNGO2.1. Geomorfologi 92.2. Potensi Sumber Daya Alam 102.3. Pusat Pertumbuhan 122.4. Kependudukan 132.5. Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan 132.6. Sumber Daya Hutan dan Lingkungan 192.7. Sarana dan Prasarana 222.8. Sumber Daya Manusia 242.9. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan 262.10.Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan Daerah 282.11.Keamanan dan Ketertiban 302.12.Politik dan Pemerintahan 302.13.Keuangan 33

BAB III PREDIKSI KONDISI UMUM KABUPATEN BUNGO3.1. Geomorfologi 353.2. Demografi 363.3. Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan 373.4. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 393.5. Politik 41

BAB IV VISI DAN MISI ARAH PEMBANGUNAN KABUPATEN BUNGO4.1. Visi 434.2. Misi 474.3. Arah Pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2006-2026 48

BAB VI PENUTUP 64

Page 3: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 1

BAB I PPeennddaahhuulluuaann

1.1. Latar Belakang

Keprihatinan atas kondisi perekonomian paca krisis multi

dimensi pada periode akhir tahun 1990’an serta perubahan

strategis baik domestik maupun internasional seperti dinamika

ekonomi globa desentralisasi dan otonomi daerah mewarnai upaya

penyusunan perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat,

provinsi dan daerah. Perencanaan pembangunan yang memadai di

samping secara kualitas dapat mewujudkan visi pembangunan

daerah, juga secara eksplisit harus mampu melepaskan perekonomian

daerah dari bayang bayang krisis ekonomi, serta menyiapkan diri untuk

mengantisipasi berbagai perubahan sosial budaya sebagai akibat dari

isu globalisasi dan perubahan sistem pemerintahan.

Disparitas pembangunan pada masing-masing Kabupaten

dan Kota yang menjadi semakin sulit dikoordinasikan, kemudian

diantisipasi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). SPPN

yang baru tersebut diharapkan akan menjadi instrumen yang

mampu mensinergikan seluruh pembangunan nasional yang

dilakukan pada setiap tingkatan pemerintahan dalam lingkup wilayah

Republik Indonesia. Lahirnya UU No 25 Tahun 2004 tersebut

selanjutnya diikuti oleh terbitnya SE Mendagri No 050/2020/SJ

Page 4: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 2

tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM

Daerah. Surat edaran Mendagri tersebut selanjutnya digunakan

sebagai acuan dalam menyusun RPJP dan RPJM Daerah Kabupaten

Bungo.

1.2. Maksud Dan Tujuan

1.2.1.Maksud

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

Kabupaten Bungo periode tahun 2006 – 2025 disusun dengan

maksud sebagai berikut:

a. Menyediakan satu pedoman berwawasan jauh ke depan

untuk menentukan arah pembangunan daerah yang didasarkan

pada kondisi riel dan proyeksi ke depan.

b. Menata keberlanjutan pembangunan yang telah dilaksanakan

dari tahun 2001 – 2005 untuk 20 tahun ke depan sesuai dengan

arahan SPPN yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahn 2004

c. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah

daerah serta DPRD Kabupaten Bungo dalam menentukan

perioritas program kerja dan kegiatan tahunan yang akan

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM).

d. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan

DPRD Kabupaten Bungo untuk memahami dan menilai arah

kebijakan dan program serta kegiatan lima tahunan daerah

(RPJM).

Page 5: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 3

e. Mewujudkan secara nyata Kabupaten Bungo sebagai daerah

otonom yang mampu mengatu dan mengurus kepentingan

masyarakat menurut prakarsa sendiri dengan tetap

memperhatikan terciptanya integrasi, sinkronisas dan sinergi

antar daerah, antar fungsi pemerintahan, serta antara pusat dan

daerah.

1.2.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Kabupaten Bungo ini adalah: tersusunnya Visi, Misi

dan Arah Pembangunan Daerah yang dapat dijadikan sebagai

pedoman pembangunan wilayah Kabupaten Bungo periode tahun

2006 – 2026.

1.2.3.Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dengan disusunnya Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah:

a. Terciptanya integrasi, sinkronisasi baik antar wilayah, tata ruang,

waktu serta fungsi pemerintahan.

b. Penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif dan

berkelanjutan.

c. Adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

d. Penyelenggaraan sistem perencanaan pembangunan daerah yang

mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

e. Terciptanya koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan.

Page 6: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 4

1.3. Landasan Penyusunan

Landasan yang digunakan dalam penyusunan Rencana

Pembanguan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bungo ini di

antaranya adalah:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No 4286).

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 66, Tambahan

lembaran Negara Republik Indonesia No 4400).

c. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Keuangan Negara.

d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.

125, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No 4437).

f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah

(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126,

Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No 4438).

g. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2001 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

h. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Page 7: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 5

i. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2001 tentang

Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Tambahan

lembaran Negara Republik Indonesia No 4124), dan

j. Surat Edaran Mendagri No. 50/2020/SJ tentang Petunjuk

Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah tanggal

11 Agustus 2005.

1.4. Hubungan RPJP dengan Dokumen Dokumen Perencanaan

Lainnya

SPPN mengaturkan bahwa Rencana Pembanguan Jangka

Panjang (RPJP) Daerah harus secara vertikal terintegrasi dengan

Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) guna

menghindari kegagalan sinkronisasi dan sinergi antar daerah

dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan nasional.

Di lain sisi RPJP daerah adalah merupakan pedoman dalam

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

daerah. Oleh karena RPJP daerah Kabupaten Bungo disusun

mengacu pada RPJP Nasional, sementara RPJM Nasional dan

RPJM Daerah disusun dengan berpedoman pada masing masing

RPJP Nasional dan Daerah sesuai dengan hierarkhinya.

1.5. Konsep Perencanaan Pembangunan

Lahirnya UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

menyebabkan perubahan yang signifikan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional. Pembangunan sektoral khususnya sektor

perekonomian yang sebelumnya direncanakan secara terpusat yang

kemudian dijabarkan kedalam perencanaan pembangunan daerah sesuai

dengan potensi yang dimiliki (top-down) kemudian berubah menjadi

Page 8: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 6

pembangunan yang direncanakan secara bottom-up dengan kendali

pembangunan berada di tingkat pemerintah daerah utamanya daerah

tingkat dua Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom. Dalam pada

itu, partisipasi masyarakat yang masih menjadi orientasi utama dalam

penyusunan RPJP daerah dengan menjadikan RPJPN sebagai acuan

membutuhkan komitmen yang serius dari pemerintah daerah dalam

menyusun setiap dokumen rencana pembangunan pada daerahnya

masing-masing.

1.6. Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah wilayah Kabupaten

Bungo. Komponen kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan

rencana pembangunan jangka panjang 20 tahun (dua puluh) tahun

Kabupaten Bungo meliputi:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi sumberdaya alam,

sumberdaya manusia, sosial budaya, politik, hukum dan

keamanan.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahn

pada setiap sektor yang berkaitan dengan pembangunan

Kabupaten Bungo 20 (dua puluh) tahun ke depan.

3. Melakukan perencanaan program pembangunan Kabupaten Bungo

serta merumuskan strategi pembangunan Kabupaten Bungo

dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan.

Page 9: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 7

1.7. Metode Penulisan

1.7.1.Pendekatan

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Kabupaten Bungo didekati dari empat perspekif yaitu: keuangan

daerah, stakeholder, internal pemerintahan, dan pertumbuhan

pembangunan. Proses penyusunan rencana pembangunan

dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang dilaksanakan dengan

melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)

Partisipasi stakeholder yang dilakukan melalui musyawarah pada

prinsipnya adalah memadukan pendekatan atas-bawah dan,

bawah-atas dalam penyusunan perencanaan yang dilakukan.

1.7.2.Data yang dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penyusunan RPJP Kabupaten

Bungo ini di antaranya adalah:

a) Struktur PDRB.

b) Statistik perekonomian daerah,

c) Statistik investasi,

d) Statistik bidang sosial budaya,

e) Statistik bidang pemerintahan umum,

f) Statistik bidang fisik prasarana,

g) Statistik keuangan daerah, dan

h) Data sekunder lainnya

1.7.3.Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penyusunan RPJP ini dilakukan

melalui kegiatan pengumpulan data sekunder dan penggalian issue

strategis yang berkembang di lingkungan masyarakat melalui

Page 10: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 8

metode Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Jaring Asmara), Focus

Group Discussion (FGD) dan interview..

1.7.4.Metode Analisis

Metoda analisis yang digunakan dalam penyususnan RPJP ini adalah

metoda kompilasi data serta analisis data survey. Kompilasi data

dilaksanakan untuk mensistematisir data primer dan data sekunder.

Page 11: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 9

BAB IIKKoonnddiissii UUmmuumm

KKaabbuuppaatteenn BBuunnggoo

2.1. Geomorfologi

Kabupaten Bungo mempunyai letak yang strategis karena

terletak pada ruas Jalan Lintas Barat Sumatera. Lokasi Kecamatan

Muara Bungo yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bungo

memiliki peuang yang cukup besar untuk dapat bertumbuh dengan

pesat karena berada pada jalur lalu lintas perekonomian yang

menghubungkan bagian Utara hingga Selatan Pulau Sumatera.

Wilayah Kabupaten Bungo secara umum berupa daerah perbukitan

dengan ketinggian berkisar antara 70 hingga 1300 M dpl, di mana

sekitar 87,70 persen di antaranya berada pada entang

ketinggian 70 hingga 499 M dpl. Secara geomorfologis wilayah

Kabupaten Bungo merupakan daerah aliran yang memiliki

kemiringan berkisar antara 0 – 8 persen (92,28 persen).

Wilayah Kabupaten Bungo tergolong beriklim tropis dengan

temperatur udara berkisa antara 25,8° - 26,7° C. Rentang iklim

yang tidak terlalu lebar bersamasama dengan sebaran hari hujan

dan curah hujan sepanjang tahun yang relatif merata

menyebabkan wilayah Kabupaten Bungo memiliki potensi yang

cukup baik utuk mengembangkan usaha pertanian, baik

tanaman pangan maupun perkebunan. Data statistik meteorologi

menunjukkan bahwa dalam 5 (lima) tahun terakhir jumlah curah

Page 12: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 10

hujan rata-rata per tahun di wilayah ini adalah 2.181 mm dengan

kelembaban berkisar antara 56 – 85 persen.

2.2. Potensi Sumberdaya Alam

Lokasi dan sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Bungo

menempatkan daerah ini menjadi salah satu kabupaten yang

berpotensi menjadi penghelang pembangunan perekonomian

Provinsi Jambi. Kehadiran jalan lintas di wilayah Kabupaten

Bungo merupakan modal daerah ini menjadi penghubung dalam

kegiatan perekonomian Kota Jambi – Padang, Padang – Palembang

serta wilayah pusat pertumbuhan perekomian lainnya di tiga

wilayah provinsi tersebut. Satu hal yang pasti adalah imbas positip

terhadap perekonomian Kabupaten Bungo akan diperoleh seiring

dengan geliat perekonomian wilayah sekitarnya.

Potensi lain yang dimiliki oleh Kabupaten Bungo adalah

hamparan sumberdaya lahan pertanian yang cukup luas.

Kabupaten Bungo memliki areal pertanian sawah yang seluas

11.383,75 Ha pada Tahun 2002 Temuan informasi dari hasil fokus

group diskusi (FGD) menunjukkan bahwa di wilayah kecamatan

Jujuhan Ilir terdapat calon areal persawahan sekitar 780 – 1000

Ha yang siap dicetak apabila irigasi Batanghari telah berfungsi. Seain

areal pertanian sawah, juga terdapat areal pertanian tegalan seluas

67.702,50 Ha atau 9,46 persen dari wilayah Kabupaten Bungo. Areal

pertanian tersebut merupakan potensi sumber daya alam yang siap

dimanfaatkan guna memacu perumbuhan ekonomi Kabupaten

Bungo.

Page 13: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 11

Sub sektor pertanian lainnya yang telah banyak

diusahakan di wilayah Kabupaten Bungo adalah sub sekor

perkebunan. Kabupaten Bungo memiliki 71.780 Ha areal

perkebunan karet rakyat dengan produksi sebesar 17.038 ton bokar

per tahun. Kemampuan produksi karet alam yang masih sangat

rendah tersebut disebabkan tingginya persentase karet rakyat yang

masih belum menghasilkan dan yang sudah tidak produktif lagi.

Sistem pengusahaan yang masih sangat tradisional menyebabkan

populasi tanaman karet yang ada per satuan luas (hektar) menjadi

rendah. Peremajaan karet rakyat dengan klon unggul dan sistem

pengusahaan yang lebih intensif diperkirakan akan dapat

mengangkat produksi karet alam rakyat hinga 700 Kg sampai 1 Ton

per hektar. Kendala lain yang menyebabkan lambatnya proses

rehabilitasi tanaman karet tua di wilayah Kabupaten Bungo adalah

terbatasnya modal yang dimiliki petani.

Potensi sumberdaya alam lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten

Bungo adalah areal hutan produktif yang masih cukup luas.

Laporan Dinas Kehutanan dan Perkebunan menunjukkan bahwa

pada tahun 2004 diperkirakan sekitar 34,53 persen dari luas

wilayah Kabupaten Bungo adalah merupakan hamparan hutan yang

terdiri dari wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas

71.134 Ha, Hutan Lindung sekitar 12.000 Ha, Hutan Produksi seluas

75.719 Ha dan hutan Adat yang terdiri dari Hutan Adat Batu Kerbau

seluas 1220 Ha serta Hutan Adat Baru Pelepat seluas 780 Ha. Satu

hal yang perlu dicermati adalah adanya indikasi eksploitasi besar

terhadap sumberdaya hutan Kabupaten Bungo sejak tahun 2001.

Page 14: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 12

Selain sektor primer penghasil produk pertanian, Kabupaten

Bungo juga memiliki sumberdaya alam pertambangan yang hingga

dewasa ini belum dikelola secara optimal. Kabupaten Bungo memiliki

setidaknya 14 jenis bahan galian yang potensial dapat dimanfaatkan

menunjang pendapatan asli daerah yakni Btu Bara, Emas,

Pasir/kerikil, Pasir kuarsa, Andesit, Granit, Koalin, Mineral logam,

Batu Sue Seiki, Tanah Putih, Tembaga, Timbal, Oker, dan

Obsidium/Perilit.

2.3. Pusat Pertumbuhan

Kabupaten Bungo telah menetapkan dua wilayah pusat

pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk wilayah pembangunan

yakni:

1. Wilayah Pembangunan Muara Bungo dengan wilayah pengaruh

meliputi Kecamatan Pelepat dan Kecamatan Rantau Pandan

dengan pusat pertumbuhan Kota Muara Bungo,

2. Wilayah Pembangunan Tanah Tumbuh dengan wilayah pengaruh

meliputi wilayah Kecamatan Tanah Sepenggal dan Kecamatan

Jujuhan dengan pusat pertumbuhan Kelurahan Tanah Tumbuh.

Satu hal yang perlu diantisipasi dalam penentuan pusat pusat

pertumbuhan adalah orientasi pembangunan Timur Barat yang

selama ini terjadi mengikuti alur Jalan Lintas Sumatera

seyogyanya sudah mulai diarahkan ke Utara Selatan. Penekanan

program pembangunan mengikuti orientasi Barat Timur dapat

secara tidak disengaja mengakibatkan wilayah Kabupaten Bungo

Selatan menjadi kurang cepat mengikuti perkembangan Kota

Muara Bungo dan Tanah Tumbuh yang difasilitasi oleh prasarana

transportasi yang lebih baik.

Page 15: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 13

2.4. Kependudukan

Berdasarkan struktur umur, penduduk Kabupaten Bungo

tergolong penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio

penduduk usia kelompok umur 5 - 9 tahun merupakan yang

terbanyak yaitu 29.952 jiwa sementara kelompok umur 30 –34

cendrung menurun jumlahnya sampai kelompok umur tertua.

Proporsi kelompok umur produktif (15-64 tahun) di Kabupaten

Bungo adalah sebesar 69,00 persen atau 168.628 jiwa. Rasio jenis

kelamin penduduk kabupaten Bungo sebesar 101,86 persen

menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Satu hal yang perlu dicermati dalam

kependudukan Kabupaten Bungo adalah adanya kecenderungan

perubahan struktur penduduk Kabupaten Bungo dari struktur usia

muda pada tahun 2002 menjadi struktur usia tua pada tahun

2005.

2.5. Ekonomi, Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

salah satu indikator yang lazim digunakan untuk menjelaskan

kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Data statistik

menunjukkan bahwa nil PDRB Kabupaten Bungo (berdasarkan

harga konstan Tahun 1993) selama periode Tahun 2000 hingga 2004

mengalami pertumbuhan dengan tren yang semakin meningkat. Hal

ini memberikan suatu optimisme untuk memperoleh nilai PBRB

yang lebih besar pada tahun mendatang. Perencanaan

pembangunan yang diikuti oleh pemilihan program

pembangunan yang tepat akan dapat memperbesar peluang

Page 16: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 14

perekonomian Kabupaten Bungo untuk bertumbuh lebih pesat.

Pemilihan program pembangunan yang tepat akan sangat

menentukan keberhasilan upaya memacu pertumbuhan nilai produk

domestik maupun pndapatan asli daerah Kabupaten Bungo.

Kinerja perekonomian Kabupaten Bungo jika dilihat dari sisi

pendapatan perkapita selama periode Tahun 2000 hingga 2004

menunjukkan pertumbuhan yang semkin membaik. Laju

pertumbuhan penduduk yang semakin rendah yang diikuti oleh

perolehan nilai PDRB yang semakin tinggi setelah Tahun 2002

mengakibatkan pendapatan perkapita meningkat dengan laju

pertumbuhan yang semakin tinggi. Namun demikian, pertumbuhan

yang semakin cepat tersebut belum cukup memadai untuk

mewujudkan kesejahteraan penduduk. Artinya walau terjadi

percepatan pertumbuhan pendapatan, keadaan ini tidak serta

merta menjamin tingkat pendapatan yang cukup untuk dapat

memastikan bahwa masyarakat dapat menyediakan barang dan

jasa yang sesuai dengan pendapatan tersebut.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa sektor yang menjadi

kontributor utama terhadap PDRB kabupaten Bungo adalah Sektor

Pertanian; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa, serta Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat

bahwa Sektor Pertanian masih dominan terhadap capaian

pembangunan ekonomi Kabupaten Bungo. Sektor Pertanian

memberikan kotribusi terbesar bahkan mendekati setengah dari total

perolehan PDRB Kabupaten Bungo yaitu rata-rata sebesar 41,19

Page 17: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 15

persen dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 3,01 persen

per tahun selama periode 2000 sampai dengan Tahun 2004.

Tabel 2.1.Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kabupaten Bungo Atas Dasar

Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-

2004, dalam persen.

TahunNo Sektor

2000 2001 2002 2003 2004Ratarata

1 Pertanian 42,29 41,59 41,35 40,77 39,94 41,19

2 Pertambangan, Penggalian 1,40 1,59 1,82 2,10 2,47 1,88

3 Industri Pengolahan 7,03 7,03 6,83 6,59 6,41 6,78

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,53 0,54 0,53 0,52 0,52 0,53

5 Bangunan 4,09 4,12 4,10 4,10 4,12 4,11

6Perdagangan, Hotel,Restoran

16,95 17,04 17,03 17,18 17,42 17,12

7 Pengangkutan, Komunikasi 10,06 10,41 10,56 10,88 11,27 10,63

8Keuangan, Persewaan, JasaPerumahan

5,44 5,69 5,76 5,88 5,86 5,72

9 Jasa Jasa 12,22 12,01 12,02 11,98 11,99 12,04

PDRB Kabupaten Bungo 100 100 100 100 100 100

Sumber: PDRB Kabupaten Bungo, Bappeda Kabupaten Bungo dalam beberapa terbitan.

Kontributor utama lainnya terhadap perolehan PDRB

Kabupaten Bungo adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restauran; Jasa jasa; serta Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

Masing masing sektor ini memiliki kontribusi diatas sepuluh persen

dari total perolehan PDRB Kabupaten Bungo. Hadirnya tiga sektor

yang merupakan sektor tersier dalam pembangunan

perekonomian dapat memberikan arti tersendiri terhadap prospek

perkembangan kinerja perekonomian Kabupaten Bungo kedepan.

Page 18: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 16

Secara lebih spesifik, dapat dikemukakan bahwa empat

subsektor pertanian yakni tanaman bahan makanan pangan,

perkebunan, peternakan, dan kehutanan adalah merupakan sektor

basis di wilayah Kabupaten Bungo. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa di antara lima sub sektor di dalam sektor

pertanian, sub-sektor perkebunan mengalami kinerja pertumbuhan

yang paling pesat, yakni sebesar 9,35 persen per tahun selama

kurun waktu Tahun 2000 hingga 2004. Pertumbuhan sub sektor

perkebunan yang cukup tinggi tersebut utamanya dipicu oleh

pesatnya perkembangan industri kelapa sawit yang meliputi usaha

perkebunan dan industri pengolahan minyak sawit mentah di

Kabupaten Bungo.

Menyimak secara khusus kinerja perekonomian Kabupaten

Bungo dari sisi pertumbuhan sektor dapat dilihat bahwa selama

lima tahun terakhr sektor Pertambangan dan Penggalian

menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat pesat yakni rata rata

20,48 persen per tahun. Namun demikian kontribusi sektor ini yang

masih rendah terhadap perolehan PDRB menyebabkan laju

pertumbuhan yang tergolong sangat pesat tersebut belum cukup

berarti dalam mempengaruhi kinerja perekonomian Kabupaten

Bungo.

Sektor perekonomian selain Sektor Pertanian yang memiliki

kontribusi cukup berarti terhadap perolehan PDRB Kabupaten

Bungo adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran serta

Jasa-jasa. Dua sektor yang menjadi kontributor utama penyusun

PDRB daerah tersebut masing masing bertumbuh sebesar 5,21 dan

Page 19: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 17

4,01 persen per tahun. Kinerja pertumbuhan Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran serta Jasa-jasa yang lebih pesat dari

pertumbuhan Sektor Pertanian secara implisit menunjukkan bahwa

pembangunan ekonomi Kabupaten Bungo telah mulai mengarah

pada pembangunan sektor tersier. Pergeseran kinerja pembangunan

dari sektor primer yang diwarnai oleh sektor pertanian yang padat

tenaga kerja ke arah sektor tersier yang diwarnai oleh

pembangunan yang bersifat padat modal, padat teknologi dan

tenaga kerja terlatih (skilled Labor) serta didukung oleh Sektor

Keuangan yang maju diyakini akan membuka peluang

perekonomian daerah ini bergerak menuju ke struktur ekonomi

yang lebih kompetitif.

Peran koperasi bersama dengan usaha mikro kecil (Koperasi,

Usaha Mikro dan Industri Kecil) dan menengah sebagai soko guru

perekonomian Indonesia terbukti semakin penting khususnya

setelah Indonesia diterpa krisis ekonomi pada akhir Tahun

1990’an. Perkembangan koperasi di Kabupaten Bungo terlihat

berfluktuasi dari tahun ke tahun kecuali jumlah KUD yang aktif

terlihat relatif konstan yakni sejumlah 39 unit pada Tahun 2000

menjadi 40 unit pada Tahun 2002.

Mengamati koperasi yang masih aktif hingga sekarang,

diduga karena adanya dukungan dari sektor hilir. KUD yang aktif

khususnya di daerah perkebunan sawit otomatis akan punya

kesempatan untuk dapat berkembang karena adanya kegiatan

langsung berupa pemasaran hasil sawit. Berbeda dengan

kinerja pertumbuhan koperasi, jumlah unit usaha perdagangan

Page 20: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 18

kecil di wilayah Kabupaten Bungo mengalami pertumbuhan yang

tergolong pesat pada Tahun 2000 dan 2002. Pemekaran Kabupaten

Bungo Tebo menjadi Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo

boleh jadi turut memacu pertumbuhan usaha industri kecil di

Kabupaten Bungo.

Program pembangunan Muara Bungo sebagai pusat

pertumbuhan perekonomian dan sekaligus pusat administrasi

pemerintahan Kabupaten Bungo seyogyanya dipadukan dengan

pembangunan daerah urban disekitar Muara Bungo yang diarahkan

pada pusat pengembangan industr kecil. Perkembangan sentra

industri kecil tersebut utamanya akan didorong oleh asesibilitas

lokasi dan terkoneksiannya dengan wilayah lain di sekitar

Kabupaten Bungo. Beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan usaha utamanya

perdagangan dan perindustrian kecil dan menengah diantaranya

adalah sebagai berikut:

Keberadaan UKM terkait erat dengan potensi daerah. Salah satu

potensi komoditi yang besar di Kabupaten Bungo adalah

sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan,

perkebunan dan kehutanan serta sektor pertambangan galian.

Walau untuk komoditi kehutanan elah sekarang telah

mengalami degradasi. Oleh karena itu daya saing yang

ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas hasil pada kedua sektor

ini akan dapat berdampak langsung terhadap kinerja industri

kecil.

Page 21: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 19

Peningkatan nilai tambah secara maksimal harus diupayakan,

hal ini dapat dilakukan dengan penerapan teknologi dan

inovasi produk. Kelangkaan teknologi membuat rancangan

produk tidak dapat

memenuhi permintaan pasar.

Program dan kebijakan pemerintah daerah hendaknya diupayakan

untuk sepenuhnya dapat menjawab permasalahan industri kecil.

2.6. Sumberdaya Hutan dan Lingkungan

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Bungo yang merupakan penjabaran dari RTRW Propinsi

Jambi, Kabupaten Bungo Tahun 2005 memiliki kawasan hutan

seluas ± 84.000 ha (tidak termasuk kawasan TNKS seluas 71.134

ha. Dari luas kawasan hutan tersebut terdiri atas hutan lindung

12.000, hutan produksi 72.576,5 ha dan sisanya hutan adat di

Batu Kerbau dan Baru Pelepat. Pada wilayah hutan produksi,

dikelola oleh perusahaan kayu antara lain PT. Inhutani V sekitar

40.000 ha.

Kawasan hutan di Kabupaten Bungo mengandung jenis kayu

bernilai ekonomis cukup tinggi yakni antara lain Meranti (Shores

Sp), Kerung (Dipterocarpus sp), Mersawa (Anisoptera sp), Balam

(payena sp), Manggis/Kempas (Kempassia mallacentris maing),

Keranji (Diallium sp), Medang (Litsea firma hook F. Pehaasia), Kulim

(Scorodo carpus bornensis becc) dan Tembesu (Fagraera sp).

Diantara sejumlah jenis kayu lokal tersebut, kulim dan tembesu sudah

menjadi sangat langka. Secara keseluruhan potensi kayu di

kabupaten Bungo adalah sekitar 1.356.000 m3. Di samping fungsi

Page 22: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 20

ekonomis, hutan Kabupaten Bungo juga memiliki fungsi lindung

karena di wilayah ini ada TamanNasional Berbak dan Taman

Nasional Bukit Tiga Puluh.

Sebagai sumberdaya perekonomian, sub sektor kehutanan

memberikan kontribusi terhadap PDRB daerah terutama melalui

perdagangan luar negeri kayu hasil olahan. Hasil perdagangan luar

negeri kayu gergajian bersama sama dengan hasil hutan ainnya

memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perolehan PDRB

Kabupaten Bungo. Data statistik menunjukkan bahwa berdasarkan

harga berlaku, nilai kontribusi sub sektor kehutanan terhadap

PDRB daerah Kabupaten Bungo selama lima tahun terakhir secara

konsisten menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun.

Persoalan lingkungan hidup mencuat sebagai persoalan serius

ketika otonomi daerah dilaksanakan. Apalagi penanganannya yang

cenderung spasial, sementara masalah lingkungan adalah masalah

yang terkait antara satu wilayah dengan wilayah lain.

Penanganan yang spasial malah cenderung mengangap bahwa

potensi sumberdaya alam ditangani secara tertutup oleh satu

wilayah dengan mengeluarkan berbagai perturan. Hal ini sangat

bertentangan dengan kenyataan bahwa masalah lingkungan

membutuhkan penanganan yang padu dan kordinatif baik secara

horzonal maupun vertikal.

Masalah kehutanan yang menonjol utamanya di Kabupaten

Bungo adalah merosotnya luasan hutan baik oleh karena

pemanfaatan langsung yang dilaksanakan oleh masyarakat

maupun oleh kehadiran berbagai perusahaan besar. Perusahaan

Page 23: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 21

besar yang memperoleh konsesi hutan secara otomatis mengurangi

luasan hutan produksi. Kondisi ini diikuti juga oleh masyarakat

khususnya dalam mengembangkan kelapa sawit sebagai komoditi

perkebunan. Dengan kata lain adanya pengalihan tataguna lahan

dari hutan produksi menjadi perkebunan tergolong salah satu

penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini dikarenakan masih

maraknya ditemui praktek pembakaran yang diterapkan selama

land clearing dilaksanakan. Hal ini kemudian telah mengakibatkan

bertambahnya lahan kritis di Muara Bungo.

Ketercukupan air bersih bagi masyarakat luas untuk berbagai

kepentingan menjadi masalah krusial saat ini tidak hanya dari

presfektif lokal, akan tetapi juga dari presfektif Nasional. Untuk

memberikan kepastian jumlah dan kualitas air telah keluar UU No

7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air yang hakikatnya

dimaksdukan untuk memberkan kepastian dan ketercukupan

sumberdaya air memenuhi berbagai kebutuhan baik dari sisi

ekonomi maupun dari sosial. Dalam kaitannya dengan ketersedaan

air dari sisi lingkungan maka masalah krusial yang dihadapi adalah

masalah pencemaran. Potensi pencemaran ini sudah terjadi sejak

lama karena sesuai dengan sejarahnya kehidupan masyarakat di

Jambi umumnya terkait dengan potensi sungai. Akhir-akhir

ini pencemaran semakin mengkawatirkan dengan adanya

praktek PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) yang

menggunakan berbagai bahan kimia.

Page 24: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 22

2.7. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan

menjadi modal penting dalam pembangunan. Kemudahan akses

terhadap sarana dan prasarana akan mendukung proses

percepatan pembangunan di satu wilayah. Kondisi berbagai

sarana dan prasarana dasar di Kabupaten Bungo dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Permasalahan kebutuhan dan kerecukupan air bersih di

Kabupaten Bungo bagaimanapun tidak lepas dari sejarah dan cara

masyarakat menyediakan dan menggunakan sumberdaya air.

Sungai, Batang Tebo dan Batang Bungo telah sejak lama

berfungsi menjadi sumber air baik untuk minum maupun untuk

memenuhi berbagai kepentingan. Sesuai dengan kondisi itu, maka

pemerintah melalui PDAM terus meningkatkan upaya pemenuhan

air bersih secara bertahap.

Ketersediaan sambungan telefon menjadi salah satu indikasi

bahwa daerah tersebut mempunyai asesibilitas yang baik. Saluran

telefon akan dapat menjamin adanya komunikasi yang baik dari

dan ke daerah tersebut. Dewasa ini saluran telefon menjadi

kebutuhan absolut untuk dapat menggunakan Internet yang telah

lama dikenal. Kebutuhan ini menjadi salah satu sayrat untuk dapat

mengakses berbagai kebutuhan teknologi. Selama llima tahun

terakhir terlihat perkembangan pembangunan sarana telepon meski

telah cukup banyak namun belum bertumbuh dengan cepat. Pada

Tahun 2001 jumlah Saluran Telepon Terpasang (STT) adalah

Page 25: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 23

2.301 sambungan, dan hingga Tahun 2005 menjadi 3.338

sambungan, atau mengalami peningkatan sebesar

Kinerja penyediaan listrik dan ingkat elektrifikasi di Jambi

umumnya dan di Kabupaten Bungo tidak lepas dari kinerja dan

pengelolaan Interkoneksi antarsumatera. Sebagaimana diketahui

bahwa dengan telah terwujudnya Sumatera yang terkoneksi maka

daerah yang kekurangan listrik akan dapat dipasok oleh wilayah

yang kelebihan listrik. Untuk Jambi misalnya telah di dapat empat

tempat yang dapat digunakan sebagai sarana Sumatera Interkoneksi

yaitu Bungo, Bangko, Aurdui dan Payo Sillincah. Dengan adanya

fasilitas ini maka sesungguhnya pasokan listrk akan dijamin oleh

daerah pembangkit yaitu Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera

Bagian Utara. Khusus untuk Bungo daya terpakai belum mencapai

40 persen, artinya bahwa permasalahan pasokan listrik dengan

adanya Sumatera Interkoneksi masih dapat dipasok.

Wilayah Kabupaten Bungo termasuk kepada wilayah

dengan asesibilitas tinggi di provinsi Jambi. Pembukaan lahan

transmigrasi yang dimulai sejak dekade 80an mengisyaratkan

adanya perbaikan sasaran dan prasarana khususnya untuk

transportasi darat. Ketersediaan jalan darat diwilayah ini

menyebabkan asesibilitas wilayah ini menjadi terbuka bukan

hanya terhadap kabupaten lain di Provinsi, akan tetapi meliputi

provinsi lain di Sumatera. Secara umum dapat dilihat bahwa kondisi

jalan di wilayah Kabupaten Bungo menunjukkan perbaikan. Kalau

pada Tahun 2001 kondisi jalan baik hanya mencapai 25, 85 km

saja, maka pada Tahun 25 kondisi jalan baik menjadi 224,90 km

Page 26: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 24

atau naik menjadi 10 kali lebih panjang. Hal ini akan

mendatangkan keunggulan (advantage) kepada wilayah

kabupaten Bungo. Keuntungan demikian pada dasarnya terus

dikembangkan guna mendapat keuntungan yang maksimal yang

didasarkan kepada dukungan berbagai aspek maupun jaringan.

Prasarana lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah

Pasar dalam arti lokasi pertemuan antara pembeli dan penjual

barang dan jasa yang dihasilkan daerah. Satu hal yang harus

diingat dalam pengembangan pasar haruslah terkait dengan pusat

pertumbuhan yang telah dirancang dalam Tata Ruang Wilayah

(RTRW).

2.8. Sumberdaya Manusia

Setiap pembangunan mempunyai sasaran akhir yag

bermuara pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM)

yang merupakan subyek dan sekaligus obyek dari pembangunan

SDM tersebut meliputi keseluruhan siklus kehidupan manusia,

mulai dar dalam kandungan, lahir dan akhirnya meninggal. Untuk

itu masalah kualitas manusia harus menjadi perhatian penting.

Pada Tahun 2002 dan 2004, kondisi kualitas SDM di Kabupaten

Bungo menduduki rangking terbawah di antara Kabupaten/Kota

yang ada di Propinsi Jambi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Pada Tahun 2002 IPM Kabupaten

Bungo tercaat 64,2, meningkat menjadi 68 pada Tahun 2004.

Sedangkan rata-rata IPM Provinsi Jambi adalah 67,1 (Tahun 2002)

dan 70,1 (Tahun 2004).

Page 27: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 25

Aspek pendidikan merupakan aspek utama dalam upaya

peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Untuk menggambarkan

kondisi pendidikan penduduk di Kabupaten Bungo, dapat dilihat

dari angka melek huruh, rata-rata lama sekolah, angka partisipasi

murni dan angka partisipasi kasar. Angka melek huruf Tahun 2002

sebesar 94,6 % dan meningkat menjadi 95,6 % Tahun 2004 hal ini

juga berkaitan dengan meningkatnya APM maupun APK penduduk

Kabupaten Bungo untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA. Lebih jauh lagi,

peningkatan angka partisipasi dan rata-rata lama sekolah tidak

terlepas dari fasilitas pendidikan yang tersedia.

Secara umum dapat dikatakan telah terjadi peningkatan

pembangunan di sektor pendidikan, namun masih ada beberapa

masalah yang dihadapi, seperti:

Masih kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses

belajar mengajar seperti peralatan praktek laboratorium, alat

peraga dan lainnya.

Masih kurangnya motivasi masyarakat dalam

mendukung penyelenggaraan pendidikan.

Anggaran pendidikan sebagian besar diserap unuk kegiatan

rutin pendidikan.

Kurikulum pendidikan luar sekolah dan muatan lokal yang

belum memenuhi tuntutan daerah setempat.

Dewan pendidikan dan Komite Sekolah belum diberdayakan

secara optimal.

Page 28: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 26

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Bungo dituangkan

dalam Bungo Sehat 2008 yang visinya adalah “Masyarakat yang

ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku

yang sehat, memiliki kemampauan menjangkau pelayanan

kesehatan bermutu scara adil dan merata dan memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya”. Upaya mencapai visi tersebut

telah mulai menunjukkan beberapa hasil yakni diantaranya

adalah: Angka kematian bayi mengalami penurunan dari

20,39/1000 kelahiran hidup Tahun 2001 menjadi 4,63/1000

kelahiran hidup Tahun 2005. Angka kematian balita juga

mengalami penurunan dari 3,45/1000 balita Tahun 2001 menjadi

1,91/1000 balita Tahun 2005. Angka kematian ibu juga mengalami

penurunan dari 168/100.000 kelahiran hidup Tahun 2001 menjadi

95/100.000 kelahiran hidup Tahun 2005.

2.9. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

Pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan terkait

erat dengan kualitas kehidupan manusia, masyarakat dan

lingkungan sosial. Kondisi tersebut tercermin dari jumlah dan

komposisi demografi, maupun aspek kualitas sumberdaya

manusia (SDM).

Taraf kesejahteraan sosial masyarakat di wilayah Kabupaten

Bungo cukup memadai sejalan dengan berbagai upaya

pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi dan perlindungan sosial

bagi masyarakat rentan termasuk bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS). Meskipun demikian berbagai

Page 29: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 27

masalah kesejahteraan sosial juga masih ditemui, seperti masih

tingginya keluarga miskin, korban tindak kekerasan, korban

bencana sosial, anak terlantar dan anak nakal, korban eks

narkoba, keluarga rentan masalah sosial, dan komunitas adat

terpencil. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah KAT di

Kabupaten Bungo adalah 1.548 KK/6.305 jiwa. Dari jumlah tersebut

telah berhasil dibina /dimukiman sebanyak 557 KK/2.436 jiwa.

Dengan demikian yang masih memerlukan pembinaan sebanyak 991

KK/3.896 jiwa. Keberhasilan pembangunan lainnya dapat dilihat dari

pemberdayaan perempuan dan anak yang telah menunjukkan

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya usia harapan hidup

perempuan, angka harapan hidup dan angka kematian bayi, balita

dan ibu di Kabupaten Bungo

Meningkatnya pemahaman terhadap keragaman budaya,

pentingnya toleransi, dan pentingnya sosialisasi penyelesaian

masalah tanpa kekerasan, serta mulai berkembangnya interaksi

antarbudaya merupakan pertanda pembangunan budaya sudah

mengalami kemajuan di Kabupaten Bungo. Hasil diskusi dengan

tertuntun dengan sejumlah pemangku kepentingan

menunjukkan bahwa kesadaran melaksanakan ibadah

keagamaan berkembang dengan baik di Kabupaten Bungo. Hal ini

antara lainditandai dengan meningkatnya peningkatan jumlah

sarana peribadatan, pada Tahun 2001 terdapat sejumlah 262

buah masjid, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 265 buah.

Jumlah Gereja 5 (lima) buah dan 1 (satu) vihara.

Page 30: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 28

2.10. Hukum dan peraturan perundang-undangan daerah

Perkembangan pembangunan hukum di Kabupaten Bungo telah

menunjukkan kinerja yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari

produk hukum daerah yang dikeluarkan selama Tahun 2001-2005,

yakni sebagai berikut :

Tabel 2.45. Jumlah Perda Yang Disyahkan Dan Direvisi Di Kabupaten

Bungo Tahun 2001 – 2005

No Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

1 Jumlah Perda

yang diterbitkan

11 42 25 16 19

Jumlah Perda yang

direvisi6 12 20 7

Peraturan Bupati - - -

2

3

4 Keputusan Bupati 1.912 2.410 610

3

5

447

28

431

Sumber. Sekda Kabupaten Bungo, 2005.

Permasalah pembangunan hukum yang dialami selama ini

menyangkut tiga persoalan pokok dalam hukum, meliputi

substansi (materi hukum), struktur (kelembagaan) hukum dan

kultur (budaya) hukum Berkenaan dengan substansi hukum,

pemasalahannya berkenaan dengan proses pembentukan dan

materi muatan Peraturan Daerah (PERDA) yang dibentuk.

Berkenaan dengan proses pembentukan permasalahnnya adalah:

a. Pembentukan PERDA Belum Dilakukan Secara Terencana.

b. Pembentukan PERDA Tanp Melalui Pengkajian Melalui

Penyusunan Naskah Akademik

c. Pembentukan PERDA Belum Dilakukan Secara Partisipatif

Page 31: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 29

Berkenaan dengan struktur hukum, permasalahan yang ditemui

antara lain adalah:

a. Kurang berperannya Kelembagaan Hukum Daerah dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

b. Krang berperannya lembaga penegak peraturan perundang-

undangan daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Sementara itu, permasalahan di bidang Budaya Hukum yang

dihadapai di Kabupaten Bungo diantaranya adalah:

a. Terbatasnya Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan, baik

peraturan perundang-undangan tingkat pusat maupun

peraturan perundangundangan daerah.

b. Menurunnya Penghormatan Terhadap Hukum di Lingkungan

Masyarakat, yang mengakibatnya terjadinya berbagai

pelanggaran hukum, baik berkenaan dengan hukum pidana,

perdata maupun hukum dibidang sumberdaya alam.

Selain hukum tertulis dalam bentuk PERDA dan hukum

nasional, di Kabupaten Bungo juga masih berlaku hukum

adat, yang keberadaannya teraktualisasi dari sikap tindak dalam

kehidupan bermasyakarat yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal

sehingga perlu dilestarikan dan terus dikembangkan sebagai modal

sosial dalam pembangunan. Meskipun demikian eksistensinya semakin

hari semakin berkurang akibat dari kurangnya proses pewarisan

(sosiaisasi) dan pembinaan terhadap hukum adat selama ini.

Page 32: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 30

2.11. Keamanan dan Ketertiban

Di bidang Tramtibmas, secara umum terdapat

kecenderungan penurunan untuk perkara kejahatan, namun tidak

demikian hany untuk kasus pelanggaran. Kasus kejahatan berhasil

diturunkan sebesar 3,12% dan pelanggaran sebesar 5,84%.

Sedangkan untuk kasus kecelakaan masih memperlihatkan

kenaikan sebesar 20,70%, hal ini disebabkan mash

rendahnya fasilitas jalan dan pengetahuan tentang rambu-

rambu jalan terutama bagi kawula muda.

2.12. Politik dan Pemerintahan

Sejak bergulirnya reformasi pada akhir Tahun 1997,

perkembangan pembangunan politik di Kabupaten Bungo dapat

dikatakan telah semakin demokratis terlihat dari meningkatnya

kesadaran terhadap hak-hak masyarakat dalam kehidupan

politik, baik dalam Pemilu Legislatif, Pilpres dan Pilkada Gubernur

Jambi; meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai

aktifitas kebijakan publik mulai dari tingkat pemerintahan desa,

sampai pada pemerintah kabupaten, dan meningkatnya peran

masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu

eksistensi organaisasi politik dan organisasi kemasyarakatan

sebagai wadah memperjuangkan aspirasi masyarakat serta

mengembangkan fungsi pengawasan secara efektif terhadap kinerja

dan pembangunan daerah semakin meningkat jumlah berperan dan

fungsinya. Mengenai Ormas dan LSM di Kabupaten Bungo antara lain

adalah :

Page 33: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 31

a. LSM Pemuda Pemerhati Pembangunan (P3D)

b. Pengerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

c. Peduli Daerah Sendiri (PEDAS)

d. Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia(AWDI)

e. Perempuan PAN (PUAN)

f . Solidaritas Masyarakat Prihatin (SOMPIT)

g. Buana Hijau (Kelompok Pencinta Alam)

h. Mitra kesehatan masyarakat

i . Ikatan persaudaraan bela diri

j . Tegakan Aspirasi Rakyat (Tegar)

Kendati iklim keterbukaan dan demokratisasi telah tumbuh

dan berkembang, namun demikian dalam pembangunan di Kabupten

Bungo masih ditemui berbagai permasalahan. Pertama, masih

rendahnya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat menyebabkan

rendahnya pengetahuan dan wawasan politik masyarakat, yang

berdampak pada rendahnya budaya politik demokratis, budaya

beda pendapat. Kedua, pemahaman otonomi daerah yang tidak

utuh membawa berbagai implikasi politik lokal yang bersifati

etnosentris, dan sikap nasionalisme kurang berkembang secara

sehat. Oleh karena itu menjadi tantangan dalam pembangunan

politik di Kabupaten Bungo ke depan adalah bagaimana

meningkatkan membangun budaya politik yang demokratis secara

sehat dan cerdas.

Pemerintahan Kabupaten Bungo dibagi ke dalam 17

Kecamatan, 13 kelurahan dan 124 desa. Ditinjau dari sisi jumlah

desa/kelurahan dan kecamatan. Pembagian wilayah administrasi

Page 34: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 32

pemerintahan di kabupaten Bungo saat ini cukup besar, dan

merupakan jumlah terbesar untuk wilayah provinsi Jambi. Kondisi

ini di satu sisi merupakan langkah strategis dalam rangka

meningkatkan jangkauan layanan publik kepada masyarakat,

sehingga akses masyarakat terhadap layanan pemerintahan menadi

lebh dekat. Namun di sisi lain, jika tidak diikuti dengan upaya

efisiensi di sgala bidang maka dapat menjadi sumber

pemborosan dalam pembiayaan pembangunan. Selain itu, masih

pula ditemui permasalahan berkenaan dengan batas-batas

administrasi pemerintahan. Hal ini terjadi disebabkan penetapan

batas yang dilakukan saat pembagian wilayah administrasi

pemerintahan selama ini masih belum tuntas.

Dalam rangka pelaksanaan pemerintahan, sealain

pembagian ke dalam wilayah administrasi juga dibentuk

kelembagaan daerah atau Satuan Kerja Perangkat Derah

(SKPD), yang terdiri dari Sekretriat Daerah, sekretariat DPRD,

sekretriat KPU, 13 dinas, 4 Badan dan 1 Kator. Untuk mengisi

fomrasi dari kelembagaan daerah yang dibentuk dan mendukung

pelayanan publik maka telah ditempatkan aparatur, yang sejauh

mungkin dilakukan dengan menggunakan prinsip kesesuaian

antara keahlian dengan bidang pekerjaan.

Meskipun demikian dalam rangka peningkatan kinerja

pemerintahan juga masih ditemui berbagai permasalahan, antara

lain adalah keterbatasan fasilitas, tingkat disiplin dan kualitas

layanan pada masyarakat. Di sisi lain seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi nformasi, maka ke

Page 35: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 33

depan pelayanan birokrasi dituntut untuk mampu mengikuti

perkembangan teknologi dan prinsip-prinisip good corporate

governance, antara lain dengan dengan E-goverment, yang

sampai pada saat ini belum mampu diwujudkan.

2.13. Keuangan Daerah

Masalah keuangan daerah secara adminsitratif dibatasi

kepada masalah penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan

menyangkut pengoptimalan segala sumber penerimaan yang

memungkinkan bagi daerah dalam batasan legalitas, sementara

pengeluaran menyangkut keefektifannya dalam pencapaian

sasaran. Selanjutnya, masalah yang menyangkut penerimaan

berkaitan dengan sumber penerimaan yang berasal dari daerah

itu sendiri lebih dikenal dengan PAD (Pendapatan Asli daerah)

sementara pendapatan yang berasal dari luar dikenal dengan

Penerimaan dari Pemerintah yang lebih tinggi.

Penerimaan total kabupaten Bungo selama tahun 2001– 2003

menunjukkan peningkatan yang progresif dalam komponen

penerimaan. Namun pada Tahun 2004 tejadi pertumbuhan yang

stagnan. Kenaikan lamban karena terjadi penurunan baik

untuk penerimaan asli daerah maupun dari penerimaan dari

perimbangan walau terjadi peningkatan penerimaan lain-lain yang

sah, akan tetapi tidak dapat mengimbangi penurunan penerimaan

ini. Kondisi stganan ini pada akhirnya akan mempengaruhi

kinerja pengeluaran dan pencapaian sasaran pembangunan.

Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa perolehan dana

Page 36: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 34

perimbangan terlihat secara konsisten mengalami peningkatan

sementara di sisi lain terlihat perolehan PAD naik dengan lambat

dan mengalami penurunan pada Tahun 2004.

Pengeluaran menjadi pertimbangan krusial dalam

penyelenggaraan keuangan daerah. Pengeluaran di satu sisi harus

dapat mengefektifkan seluruh pencapaian sasaran pembangunan

secara optimal. Berdasarkan data yang tersedia dapat dillihat

bahwa pengeluaran terbesar pemerintah daerah Kabupaten Bungo

adalah untuk pengeluaran rutin (65 %), sedangkan untuk

pengeluaran pembangunan tidak lebih dari 35 persen pertahun.

Page 37: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 35

BAB IIIPPrreeddiikkssii KKoonnddiissii UUmmuumm

KKaabbuuppaatteenn BBuunnggoo

3.1. Geomorfologi

Kondisi umum geomorfologi Kabupaten Bungo yang

menyangkut letak wilayah dan batas administrasi diperkirakan

belum akan mengalami perubahan yang signifikan hingga 20

tahun kedepan. Perubahan administrasi pemerintahan yang rentan

mengalami perubahan diperkirakan hanya akan terjadi pada

pemekaran wilayah kecamatan, serta perubahan desa menjadi

kelurahan.

Pencanangan sektor pertanian sebagai motor penggerak

perekonomian Kabupaten Bungo berinplikasi pada pemacuan

pembangunan di sektor pertanian baik itu melalui program

intensiikasi maupun ekstensifikasi pada sumberdaya lahan yang

belum termanaatkan secara optimal. Dampak kebijakan tersebut

terhadap kondisi geomorfologis adalah perubahan topografi dan

morfologi lahan kearah penggunaan lahan untuk sektor pertanian

intensif. Luas areal lahan potensial pertanian yag sedianya

bergelombang dan miring diperkirakan akan berubah menjadi

datar. Realokasi lahan baik itu dari penggunaan lain ke sektor

pertanian ataupun karena intensifikasi pemanfaatan

sumberdaya yang tersedia harus dilakukan secara terencana

Page 38: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 36

sehinga dampak negatif dari perubahan sistem geomorfologi

lahan dapat dihindari.

Struktur tanah umum yang terdapat di Kabupaten Bungo

yaitu jenis tanah Alluvial dan Podsolik Merah Kuning akan

mewarnai peta pembangunan sektor pertanian di wilayah ini. Sub

sektor pertanian tanaman pangan dianjurkan agar lebih diarahkan

pada lahan potensial pertanian disepanjang daerah aliran Sungai

Batang Bungo dan Sungai Batang Tebo yang memiliki jenis lahan

podsolik Merah Kuning.

Areal lahan lainnya selain peruntukan untuk hutan produksi

tetap, konservasi dan cagar alam, diarahkan untuk pengembangan

usahatani perkebunan. Program ekstensifikasi perkebunan karet

baik yang dicanangkan secara vertikal oleh pemerintah provinsi

maupun daerah Kabupaten Bungo perlu dilakukan dengan cermat

sebab realokasi lahan dari fungsi hutan ke bentuk perkebunan

karet dapat saja terjadi.

3.2. Demografi

Hasil analisis data menunjukkan bahwa apabila trend

pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo selama enam tahun

terakhir tidak diikuti dengan manajemen kependudukan yang

antisipatif maka penduduk Kabupaten Bungo akan melaju dengan

pertambahan penduduk yang semakin menurun. Dengan rata-rata

laju pertumbuhan tersebut maka perkiraan jumlah penduduk

Kabupaten Bungo pada tahun 2011, 2016, 2021 dan 2026 adalah

masing masing 326.252, 397.248, 479.553 dan 574.967 Orang.

Page 39: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 37

Implikasi positipnya adalah bahwa angka beban tanggungan akan

cenderung menjadi semakin kecil, namun perlu diperhatikan

bahwa akibat ikutan dari penomena tersebut adalah calon tenaga

kerja yang tersedia dalam jangka panjang akan semakin langka

3.3. Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hasil analisis kondisi perekonomian Kabupaten Bungo selama

periode Tahun 2000 hingga 2004 menujukkan bahwa

pertumbuhan perekonomian Kabupaten Bungo ternyata dimotori

oleh empat sektor utama yakni Pertanian; Perdagangan, Hotel dan

Restoran; Sektor Jasa-jasa dan Sektor Perhubungan dan

Komunikasi. Namun demkian perekonomian Kabupaten Bungo

yang bertumbuh diatas empat tiang sektor perekonomian

ternyata kurang mampu mengikuti laju pertumbuhan raa-rata

kabupaten kota lainnya di wilayah Provinsi Jambi.

Hasil analisis peramalan dengan menggunakan analisis

statistik induktif non linier menunjukkan bahwa dengan pola

program pembangunan yang yang telah dilakukan selama periode

Tahun 2000 hingga 2004, maka PDRB Kabupaten Bungo akan

mengalami rata-rata laju pertumbuhan sebesar 7,55 persen dan 4,03

persen pertahun masing masing dengan perhitungan atas dasar

harga berlaku dan atas dasar harga konstan Tahun 1993 pada

periode Tahun 2006 – 2026. Angka laju pertumbuhan PDRB

Kabupaten Bungo tersebut cukup pesimis terutama jika

dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan

Page 40: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 38

tingkat inflasi yang rata-rata berada pada kisaran 10 persen

pertahun.

Dalam pada itu, program peningkatan perolehan PDRB

Kabupaten Bungo belum dapat terlepas dari sektor pertanian

sebagai sektor pemberi kontribusi terbesar dalam sejarah

perekonomian kabupaten ini. Misi yang diusung oleh Dinas Pertanian

yaitu untuk menjadikan sektor pertanian sebagai motor

penggerak pembangunan ekonomi adalah suatu kewajaran yang

harus ditopang dan difasilitasi. Beberapa strategi yang dianjurkan

untuk dilakukan dalam upaya lebih memperbesar kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB daerah diantaranya adalah:

a) Identifikasi jenis tanaman unggulan daerah

b) Indentifikasi komoditas pertanian lainnya yang secara potensial

dapat dikembangkan di Kabupaten Bungo.

c) Optimalisasi pemanfaatan potens lahan pertanian yang telah

ada.

d) Pengadaan dan dukungan sektor hulu.

e) Pemasaran hasil pertanian.

Sektor perekonomian yang memberikan kontribusi terbesar

kedua terhadap PDRB Kabupaten Bungo adalah Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restauran. Hasil analisis proyeksi

menunjukkan bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran,

cenderung mengalami laju pertumbuhan yang semakin melambat.

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran diperkirakan akan

dapat kembali membaik jika pemerintah daerah berupaya sesegera

Page 41: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 39

mungkin untuk mengundang investor untuk menanamkan modal

mereka di Kabupaten Bungo.

Penciptaan iklim yang kondusif terhadap pertumbuhan usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) khususnya dilingkungan sub

sektor industri pengolahan Makanan, Minuman dan Tembakau

serta sub sektor industri Barang galian bukan logam sebagai misal

merupakan kebijakan yang perlu dilakukan. Beberapa jenis Industri

Pengolahan yang diperkirakan memiliki potensi besar untuk

dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Bungo diantaranya adalah

Industri Pengolahan berbahan baku bahan olahan karet kering

(bokar) menjadi barang setengah jadi serta Industri Pengolahan

berbahan baku CPO berbagai produk asam lemak, minyak goreng,

mentega, serta bio-diesel. Pertumbuhan ekonomi hingga minimal

5,94 persen juga harus diupayakan untuk dapat diperoleh dari

Jasa jasa yang merupakan kontributor utama ketiga dalam

struktur perekonomian Kabupaten Bungo.

3.4. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

a) Dalam dua puluh tahun kedepan upaya pemberdayaan PMKS

harus menjadi perhatian bersama terutama hal ini dikarenakan

masih tingginya keluarga miskin, korban tindak kekerasan,

korban bencana sosial, anak terlantar dan anak nakal, korban

eks-narkoba, keluarga rentan masalah sosial, dan komunitas

adat terpencil serta terbatasnya fasilitas untuk peningkatan

pelayanan dan askes informasi terhadap PMKS tersebut.

Page 42: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 40

b) Masih tertinggalnya peran perempuan dan rendahnya kualitas

hidup perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan

antara lain ditandai oleh rendahnya angka Indeks

Pembangunan Gender (IPG) dan masih tingginya tindak

kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat membutuhkan

perhatian dari pemerintah.

c) Program pembangunan lainnya yang perlu diperhatikan oleh

pemerindtah adalah untuk meningkakan kesejahteraan,

partisipasi dan perlindungan anak.

d) Hal lainnya yang membutuhkan perhatian pemerintah dua puluh

tahun kedepan adalah upaya peningkatan partisipasi pemuda

dalam pembangunan serta budaya dan prestasi olahraga yang

masih rendah.

e) Program pembangunan juga perlu disusun sedemikian rupa

sehingga dapat antisipatif terhadap beban permasalahan

kesejahteraan sosial yang semakin beragam dan meningkat

akibat terjadinya berbagai krisis sosial seperti menipisnya nilai

budaya dan agama, meningkatnya ekses dan gejala sosial

dampak dari disparitas kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta

terjadinya berbagai bencana sosial dan bencana alam.

Sementara itu, kebutuhan sosial dasar masyarakat masih belum

sepenuhnya terpenuhi.

f) Dibidang kehidupan beragama kondisi 20 tahun yang

dihadapi adalah mewujudkan ajaran agama yang mampu

sebagai inspirasi dan sumber inspirasi serta ajaran moral untuk

menggerakkan masyarakat dalam membangun, mewujudkan

Page 43: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 41

kerukunan antar umat beragama dan intern umat beragama serta

pembangunan pesantren sebagai sarana siar Islam.

g) Belum seimbangnya antara peningkatan IMTAQ dan IPTEK di

kalangan masyarakat, serta dalam memberdayakan ekonomi

masyarakat melalui BAZDA yang diwujudkan dengan bantuan

modal usaha baik secara individu maupun secara kelompok harus

sepenuhnya dikelola dengan baik

h) Pengembangan nilai-nilai budaya lokal menjadi masalah ketika

dihadapkan pada desakan arus globalisasi yang didorong oleh

kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, oleh karena itu

menjadi tantangan untuk dapat mempertahankan jati diri bangsa

sekaligus memanfaatkannya sebagai modal sosial dalam

pengembangan toleransi dan solidaritas sosial terhadap keragaman

budaya dan peningkatan daya saing melalui penyerapan nilai-nilai

universal.

3.5. Politik

a) Dalam pembangunan poliik di daerah, kondisi dalam kurun waktu 20

tahun mendatang adalah menjaga proses konsolidasi demokrasi secara

berkelanjutan. Dalam menjaga momentum demokrasi tersebut,

tantangan yang akan dihadapi adalah melaksanakan reformasi struktur

politik, proses politik dan budaya politik demokratis agar berjalan

bersamaan dan berkelanjutan.

b) Pada lingkup pemerintahan daerah, konsolidasi demokrasi perlu

didukung dengan kebijakan daerah yang reformis dan birokrasi yang

memenuhi syarat profesionalisme, efektivitas, dan mandiri serta baik

dan besih. Disamping itu, salah satu tantangan demokrasi terbesar

Page 44: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 42

adalah masih belum cukup besarnya kapasitas kelas menengah yang

dibutuhkan bagi pembangunan masyarakat madani, baik dari segi

ekonomi maupun pendidikan. Oleh karena itu, dalam kurun waktu dua

puluh tahun ke depan, pendidikan politik akan merupakan alat

transformasi sosial menuju masyarakat yang adil dan demokrasi.

c) Konsolidasi demokrasi akan dihadapkan pula pada tantangan

bagaimana melembagakan kebebasan pers/media massa yang

profesional. Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi yang

bebas dan terbuka, menjadikan pers sebagai alat kontrol atas

pemenuhan kepentingan publik dan mencegah penyalahgunaan

kekuasaan dan korupsi.

Page 45: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 43

BAB IVVViissii,, MMiissii ddaann AArraahh

PPeemmbbaanngguunnaannKKaabbuuppaatteenn BBuunnggoo

4.1. V I S I

Bertitik tolak dari situasi dan kondisi Kabupaten Bungo pada

masa lalu dan masa kini, dengan memperhitungkan prediksi serta

tantangan yang dihadapi 20 tahun mendatang, serta

mempertimbangkan dan memperhitungkan potensi daerah baik

yang nyata maupun tidak nyata, maka Visi Pembangunan Kabupaten

Bungo Tahun 2006–2026 adalah: “Kabupaten Bungo yang

Maju, Harmonis dan Sejahtera”

1). Kabupaten Bungo yang Maju

Secara harafiah, maju dapat diartikan berada pada posisi yang

lebih baik dari yang ada saat ini. Dengan demikian indikator yang

dapat digunakan menjadi pengukur kemajuan yang dicapai adalah

terlaksananya pembangunan di segala bidang yang bergerak

dengan cepat dan berkesinambungan. Selain sektor yang mengalami

pertumbuhan, terwujudnya percepatan pemerataan pembangunan

juga merupakan visi yang akan dicapai dalam 20 tahun

pembangunan Kabupaten Bungo ke depan. Secara lebih terperinci

Kabupaten Bungo yang maju ditandai oleh:

Page 46: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 44

a. Peningkatan kemampuan daerah yang lebih baik dalam

menyediakan dana pembangunan yang bertumpu kepada potensi

dan keunggulan daerah.

b. Meningkatnya daya saing daerah yang didukung oleh sarana dan

prasarana pembangunan perwilayahan antar daerah di Sumatera.

c. Tertatanya lembaga dan pranata ekonomi yang mampu

mendukung proses produksi dengan baik, efisien dengan

produktivitas tinggi.

d. Semakin sinerginya keterpaduan antar sektor mulai dari sektor

hulu hingga hilir dalam satu tatanan rantai yang mampu memberi

nilai bagi pemerintah daerah guna meningkatkan nilai bagi

pembangunan daerah.

e. Pemanfaatan Sumberdaya Alam yang optimal secara

berkelanjutan guna mendukung pelaksanaan pembangunan dan

kehidupan masyarakat secara luas.

f. Revitalisasi pertanian secara luas guna mewujudkan swasembada

pangan dan peningkatan kemampuan pasok daerah atas

komoditi unggulan ke daerah lain.

2). Kabupaten Bungo yang Harmonis

Kondisi kedua Kabupaten Bungo yang hendak dicapai pada 20

tahun kedepan adalah Kabupaten Bungo yang Harmonis. Harmonis

dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang diwarnai oleh

keseimbangan dan keselarasan. Dalam konteks pembangunan

masyarakat, harmoni yang diidamkan menyangkut keseimbangan

dan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan Penciptanya,

hubungan antara manusia dengan sesamanya serta hubungan

Page 47: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 45

manusia dengan lingkungannya. Keselarasan hubungan manusia

dengan Tuhannya dapat ditunjukkan oleh keadaan lingkungan

kehidupan inten dan antar umat beragama yang saling

menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan

damai. Kabupaten Bungo yang harmonis ditandai oleh:

a. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama, yang

tercermin dari meningkatnya pemahaman dan pengamalan

ajaran agama, toleransi antar umat beragama, dan mampu

mengaktualisasikan nilai-nilai agama dalam kehiduan sehari-

hari.

b. Terwujudnya sistem hukum yang responsif, tercermin dari

pembentukan peraturan daerah yang mencerminkan nilai-nilai

sosial, hirarkhi peraturan perundang-undangan dan asas-asas

hukum universal; struktur hukum yang efektif dan efisien dan

budaya hukum yang mantap.

c. Terwujudnya tatanan pemerintahan yang lebih baik yang

dicerminkan oleh penyelenggaraan pemerintah yang akuntabel,

transparan, partisipatif serta dibarengi dengan meningkatnya

etika dan profesionalisme guna mendukung pembangunan

daerah yang berkualitas.

d. Terwujudnya demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik

yang dapat diukur dengan adanya penyelenggaraan

pemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yang

profesional dan akomodatif terhadap multikultur yang tidak

diskriminatif serta meningkatnya peran masyarakat.

Page 48: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 46

e. Membaiknya ketaatan dan penghormatan terhadap hukm dan

HAM serta semakin kokohnya supremasi hukum yang

mencerminkan kebenaran, keadilan, dan aspiratif.

f. Membaiknya kondisi keamanan, ketertiban dan ketentraman

dalam masyarakat yang tercermin dari meningkatnya kualitas

layanan terhadap korban; semakin efektifnya penanganan

kejahatan dan pelanggaran serta menurunnya jumlah dan

kualitas kejahatan dan pelanggaran.

g. Makin mantapnya budaya darah yang tercermin dari

meningkatnya peradaban, harkat dan martabat serta

kearifan lokal, meningkatnya penghargaan terhadap keragaman

budaya, termasuk kesenian daerah dan meningkatnya budaya

yang berorientasi Iptek dan budaya kerja.

h. Tertatanya pemanfaatan sumberdaya alam secara lebih arif dan

bijaksana untuk menopang pembangunan daerah yang

berkelanjutan.

3). Kabupaten Bungo yang Sejahtera

Sejahtera adalah suatu kondisi masyarakat yang aman, sentosa

dan makmur. Kondisi aman dan sentosa pada dasarnya adalah

suatu prakondisi yang dapat mewujudkan kemakmuran.

Kabupaten Bungo yang sejahtera dengan demikian sangat

tergantung pada penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang

profesional dan akuntabel yang menjadi visi ke dua dari Kabupaten

Bungo dalam melaksanakan pembangunan 20 tahun kedepan.

Perbaikan penyelenggaraan Pemeritah Daerah yang berlangsung

secara cepat dan tegas sangat dibutuhkan dalam upaya

Page 49: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 47

pengwujudan yang sejahtera. Sejahtera juga berarti makmur yang

ditunjukkan oleh pendapatan perkapita yang tinggi dan merata.

Kabupaten Bungo yang sejahtera ditandai oleh:

a. Terciptanya peningkatan pendapatan yang berkelanjutan,

bersamaan dengan terjadinya pemerataan pendapatan;

meningkatnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan

masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya indeks

pembangunan manusia.

b. Terwujudnya peningkatan kualitas dan pemenuhan kebutuhan

pendidikan untuk semua masyarakat utamanya bidang

pendidikan dasar dan menengah.

c. Meningkatnya kualitas lingkungan guna menunjang kebutuhan

air, udara dan lingkungan yang bersih dalam kehidupan sehari-

hari.

d. Meningkatnya pemahaman presfektif gender dalam kehidupan

masyarakat secara luas.

e. Tersedianya jaminan kesejahteaan sosial bagi masyarakat

kurang mampu.

4.2. M I S I

Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh

melalui misi pembangunan Kabupaten Bungo sebagai berikut:

1) Mewujudkan Kabupaten Bungo yang maju dan berdaya

saing.

2) Mewujudkan sumberdaya manusia Kabupaten Bungo yang

berkualitas.

Page 50: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 48

3) Mewujudkan tatanan masyarakat Kabupaten Bungo yang

tertib, demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum dan

HAM.

4) Mewujudkan masyarakat Kabupaten Bungo yang beriman,

bertaqwa dan Berbudaya.

5) Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Bungo yang merata

dan Berkeadilan.

4.3. Arah Pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2006-2026

4.3.1.Mewujudkan Kabupaten Bungo yang Maju dan Berdaya Saing

1) Pembangunan pertanian yang padu dengan sistem agribisnis

yang kokoh untuk setiap komoditi unggulan.

2) Pembangunan bidang peternakan yang mampu menjadi pemasok

kebutuhan antar daerah di Provinsi Jambi.

3) Terwujudnyadaya saing daerah yang didukung oleh

ketersediaan infrastruktur baik fisik dan non fisik yang memadai.

4) Terwujudnya pusat pertumbuhan dan perdagangan antar

daerah di Sumatera yang di dukung oleh jaringan

perdagangan baik di tingkat Nasional maupun Global.

5) Terciptanya perkembangan dan pertumbuhan industri yang

ditopang oleh kepaduan antar sektor perekonomian.

6) Meningkatnya keterlibatan masyarakat dan swasta melalui

peningkatan arus dan jumlah investasi di daerah

7) Meningkatnya akses masyarakat miskin dan kelompok masyarakat

terpencil terhadap sumberdaya ekonomi.

Page 51: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 49

4.3.2.Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kabupaten Bungo yang

Berkualitas

Pembangunan sumberdaya manusia (SDM) diarahkan pada

peningkatan kualitas SDM yang ditandai dengan meningkatnya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indek Pembangunan

Jender (IPG) serta tercapainya penyebaran penduduk yang

merata dan tumbuh seimbang. Untuk itu dilakukan melalui

pembangunan kependudukan, pendidikan, kesehatan,

pemberdayaan perempuan, anak dan pemuda serta dengan

mengembangkan olahraga.

a) Pengendalian dan Penyebaran Penduduk yang Seimbang

Pembangunan kependudukan diarahkan untuk

mempertahankan laju pertumbuhan penduduk dan penataan

persebaran dan mobilitas penduduk yang lebih seimbang.

Penataan kependudukan dilakukan dengan :

1). Peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju

terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

2). Penataan persebaran dan mobilitas penduduk yang lebih

seimbang melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan

kewilayahan dengan memperhatikan aspek budaya serta

pembangunan yang berkelanjutan.

3). Penataan istem administrasi kependudukan dilakukan untuk

mendukung perencanaan dan pelaksanaan serta mendorong

terakomodasnya hakhak penduduk dan perlindungan sosial.

Page 52: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 50

b) Peningkatan Mutu dan Pendidikan Masyarakat

1) Pembangunan pendidikan diarahkan agar peserta didik

mampu produktif, mandiri, dan berakhlak mulia serta

mampu bersaing di era global, dilakukan melalui

peningkatan ayanan pendidikan yang mencakup semua

jalur, jenis dan jenjang yang disediakan secara bermutu

dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar dan secara bertahap pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2) Penyediaan pelayanan pendidikan disesuaikan dengan potensi

daerah, kebutuhan pembangunan sosial ekonomi daerah di

masa depan melalui pendalaman penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas

penduduk usia produktif yang jumlahnya semakin besar

disediakan pendidikan dan latihan yang sesuai

perkembangan iptek dan dinamika masyarakat.

c) Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya

kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan

perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan

manajemen kesehatan serta dengan pengembangan budaya

hidup sehat.

Page 53: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 51

1) Upaya kesehatan dilakukan dengan memperhatikan

dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan

ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek, dan globalisasi

dengan semangat kemitraan, dan kerjasama lintas sektor.

2) Layanan kesehatan disediakan secara bermutu, dan dapat

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat melalui penyediaan

sarana dan prasaran kesehatan dan perbaikan sistem

managemen layanan kesehatan.

3) Pengembangan budaya hidup sehat dilakukan melalui

peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat dan

pada upaya promotif dan preventif serta pendidikan

kesehatan pada masyarakat.

d) Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dan Anak,

Pemuda dan Olahraga

1) Pemberdayaan perempuan diarahkan pada peningkatan

kesejahteraan, kualitas hidup, perlindungan dan peran

perempuan di berbagai bidang pembangunan; penurunan

tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap

perempuan, serta penguatan kelembagaan dan jaringan

pengarusutamaan jender termasuk penyediaan data dan

statistik gender dilakukan secara terinegrasi dalam setiap

bidang pembangunan.

2) Peningkatan kesejahteraan anak dilakukan melalui

pemenuhan hak-hak anak, perlindungan dari berbagai

tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap

anak.

Page 54: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 52

3) Pembangunan pemuda dan olahraga diarahkan pada

peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai

bidang pembangunan dilakukan dengan membuka peluang

dan kesempatan yang lebih luas.

4) Peningkatan budaya olahraga diarahkan pada peningkatan

prestasi olahraga di kalangan masyarakat ditempuh dengan

caran penyediaan sarana dan prasaran olahraga yang

berkualitas.

4.3.3.Mewujudkan Tatanan Masyarakat Kabupaten Bungo yang

Tertib, Demokratis, Menjunjung Tinggi Supremasi Hukum dan

HAM.

Untuk mewujudkan masyarakat yang tertib, demokratis dan

dan menjunjung supremasi hukum dan HAM dilakukan melalui

pembangunan politik yang demokratis; pembangunan hukum

dan peraturan perundang-undangan daerah, pembangunan

keamanan dan ketertiban dan pembangunan tata pemerintahan

yang baik.

a) Pembangunan Politik yang Demokratis

Pembangunan politik diarahkan pada pembentukan

pemerintahan yang demokratis, menghargai perbedaan, menjunjung

tinggi hukum dan HAM, dilakukan melalui penataan proses politik,

pengembangan budaya poltik, serta peningkatan peran komunikasi

dan informasi.

Page 55: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 53

1) Proses politik diarahkan pada peningkatan kualitas proses

dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbuka aspiratif dan

adil dengan memperhatikan prinsip keterwakilan dalam

penentuan pejabat politik dan pejabat publik;

2) Pengembangan budaya politik dititikberatkan pada peningkatan

wawasan politik masyarakat, dan pose penanaman secara

dini nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, toleransi, nilai-

nilai nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang dilakukan

melalui pendidikan politik kepada masyakarakat, baik mealui

pendidikan formal dan nonformal.

3) Peningkatan kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas

politik masyarakat melalui jaminan kebebasan berserikat dan

berkumpul, menyuarakan pendapat sesuai dengan aspirasi

politiknya masing-masing.

4) Peningkatan peranan komunikasi dan informasi ditekankan pada

proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik yang

dilakukan dengan:

a. Mewujudkan kebebasan pers yang lebih mantap,

terlembaga, dan bertanggungjawab serta menjamin hak

masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol

jalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah secara

cerdas dan demokratis;

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pers;

c. Peningaktan pemerataan informasi dengan menciptakan

jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu

menghubungkan seluruh pelosok daerah.

Page 56: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 54

b) Reformasi Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan

Daerah

Pembangunan hukum dan Peraturan Perundang-Undangan

Daerah diarahkan pada upaya pembentukan sistem hukum

daerah yang mampu berfungsi sebagai sarana untuk

mewujudkan ketertiban, keadilan, kesejahteraan, dan sarana

untuk melakukan pembangunan, yang mencakup pembangunan

materi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.

1) Pembentukan materi hukum dilakukan dengan

memperhatikan nilai-nilai sosial, adat istiadat, agama dan

kepentingan masyarakat luas, hirarkhi peraturan perundang-

undangan, serta asas-asas hukum universal, yang dilakukan

secara terencana melalui Pogram Legislasi Daerah (Prolegda).

2) Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk mendukung

terlaksananya perlindungan, pelayanan serta tegaknya hukum

secara konsekuen dengan meningkatkan kapasitas

kelembagaan dan pemenuhan aparattur yang berkualitas.

3) Pengembangan budaya hukum diarahkan pada terciptanya

ketaatan dan penghormatan tehadap hukum HAM, dilakukan

melalui:

a. peningkatan pengetahuan dan kesadaran hukum

masyarakat yang dilakukan sejak usia dini;

b. penerapan dan pelayanan hukum secara adil;

c. penegakan hukum yang tegas dan manusiawi.

4) Peningkatan eksistensi hukum adat sebagai bagian sistem

hukum di daerah melalui penggalian nilai-nilai kearifan lokal

dan pelembagaan hukum adat terutama di tingkat desa.

Page 57: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 55

c) Peningkatan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban

(Tramtib)

Pembangunan Tramtib diarahkan pada terwujudnya

kondisi daerah yang aman, tentram dan tertib serta tegaknya

hukum, sehingga tercipta situasi yang kondusif bagi

pembangunan daerah, diupayakan melalui penataan sistem

keamanan, peningkatan kualitas aparat serta sarana prasarana

keamanan, dan dengan mendorong partisipasi masyarakat

secara aktif dan efektif.

1) Penataan keamanan masyarakat dilakukan melalui

pengembangan sistem kemitraan antara institusi keamanan,

pemerintah daerah dan masyarakat.

2) Peningkatkan peran aktif masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan trantib dicapai dengan cara:

a. Membangun komunikasi yang efektif antara aparat

keamanan dan masyarakat;

b. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat

berpartisipasi dalam proses pembangunan keamanan dan

ketertiban masyarakat;

c. Peningkatan budaya disiplin.

3) Peningkatan kualitas aparat serta sarana dan prasarana

Tramtib.

d) Pembaharuan Tata Pemerintahan Daerah

Pembangunanpemerintahan daerahdiarahkan pada

terwujudnya tata pemerintahan yang baik (Good

Governance), dicapai dengan:

Page 58: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 56

1) Peningkatan efekifitas dan efiseiensi kelembagaan

pemerintah daerah termasuk kelembangaan pemerintahan

desa, dan peingkatan kualitas aparatur daerah termasuk

aparatur pemerintahan desa melalui peningkatan

pendidikan dan pelatihan serta peningkatan kesejhatraan

aparat.;

2) Penngkatan fungsi pelayanan birokrasi dan

akuntabilitasnya secara transparan, bersih, dan bebas dari

penyalahgunaan kekuasaan melalui;

a. distribusi dan pendelegasian kewenangan sesuai dengan

cakupan kebutuhan layanan masyarakat

b. penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada

semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua

kegiatan;

c. peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja;

d. penyediaan sarana dan prasarana pelayanan publik sesuai

dengan perkembangam iptek dan dinamika masyarakat;

e. peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur

melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan

pengawasan masyarakat.

3) Peningkatan pembiayaan pembangunan daerah melalui

peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah.

Page 59: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 57

4.3.4. Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Bungo yang Beriman,

Bertaqwa dan Berbudaya

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Bungo

yang beriman, bertaqwa dan berbudaya dilakukan melalui

pembangunan kehidupan beragama yang berkualitas dan

pengembangan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

4.3.4.1. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama

Pembangunan agama dimaksudkan ntuk mewujudkan fungsi

dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam

pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja,

menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna

mencapai kemajuan dalam pembangunan daerah. Dengan demikian

maka pembangunan agama diarahkan untuk:

1) Mewujudkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral

dan etika, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, dan

menjadi kekuatan pendorong dalam pembangunan daerah,

ditempuh melalui:

a. Peningkatan penyelenggaraan pembinaan pendidikan

agama, baik jalur pendidikan formal, informal, maupun

pendidikan non formal, dan pendidikan agama dalam

keluarga.

b. Peningkatan fungsi dan peran agama sebagai landasarn moral,

spritual dan etika dalam kehidupan individu, masyarakat dan

pemerintahan.

c. Peningkatan penyediaan dan fungsi sarana dan prasarana

keagamaan secara optimal dan proporsional.

Page 60: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 58

2) Meningkatkan harmonisasi antar umat beragama dan

harmonisasi intern umat beragama serta harmonisasi antar

umat beragama dengan pemerintah, sehingga tercipta suasana

kehidupan masyarakat yang soleh, toleran, dan harmonis.

Dilakukan melalui peningkatan rasa saling percaya dan

harmonisasi antar kelompok umat beragama serta

denganmenfasilitasi dialog antar tokoh umat beragama dan

melibatkan secara aktif tokoh agama dalam proses pembangunan.

4.3.4.2. Pengembangan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sangat kuat terhadap perkembangan budaya daerah sehingga

apabila tidak diantisipasi dengan baik akan dapat menghilangkan

budaya asli suatu daerah. Oleh karena itu, pembangunan budaya

daerah Kabupaten Bungo diarahkan pada :

1) Pengembangan budaya inovatif yang berorientasi iptek dan

percepatan penyerapan budaya asing yang maju sehingga

mampu mendorong percepatan pembangunan. dilakukan

dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan kearifan local

melalui pendidikan baik formal maupun nonformal.

2) dan kearifan lokal sebagai modalsosial dalam pembangunan

daerah dilakukan dengan cara penggalian dan pemberlajaran

budaya;

3) Peningkatan pemahaman terhadap keragaman nilai-nilai

budaya, dan pelesatarian nilai-nilai budaya adat-istiadat yang

konstruktif sebagai filter masuknya budaya asing yang negatif

Page 61: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 59

dilakukan melalui penggalian, pengembangan dan pembelajaran

budaya sejak usia dini.

4) Apresiasi nilai kesenian dan kesenian tradisional, serta

kelompok- kelompok kesenian dikembangkan menjadi kesenian

daerah yang lebih kreatif dan inovatif yang mampu

menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya sendiri dengan

menggali dan mengembangkan sesuai dengan perkembangan

zaman.

4.35. Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Bungo Yang Merata Dan

Berkeadilan

Partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan sangat erat

kaitannya dengan pemerataan pembangunan yang dapat dan

dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok

daerah. Pembangunan yang merata dan berkeadilan ini akan

dapat mengurangi gangguan keamanan dan konflik sosial baik secara

vertikal maupun horizontal. Untuk mewujudkan pembangunan yang

merata dan berkeadilan ini dilakukan berbagai bidang

pembangunan secara terpadu meliputi:

4.3.5.1. Pembangunan Wilayah Tertinggal

Pembangunan wilayah tertinggal untuk bisa maju dan

berkembang sebagaimana wilayah lainnya (perkotaan) melalui;

1) Percepatan pembangunan infrastruktur dasar (listrik,

telekomunikasi, jalan akses, air minum perpipaan, irigasi dan

kesehatan).

Page 62: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 60

2) Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan

melakukan penguatan akses terhadap permodalan, pelatihan,

intermediasi IPTEK dan penguatan kelembagaan masyarakat,

3) Menciptakan keterkaitan yang erat antar kegiatan ekonomi

dengan kawasan strategis dalam satu “sistem wilayah

pengembangan ekonomi”.

4.3.5.2. Peningkatan Keterkaitan dan Keserasian Ekonomi Desa dan

Kota

Kinerja perekonomian di wilayah perkotaan dengan kegiatan

ekonomi di wilayah perdesaan pada hakekatnya tidak terlepas satu

dengan yang lainnya. Hasil produksi wilayah pedesaan dapat menjadi

tidak bernilai tanpa keterkaitan yang erat dengan perekonomian

kota. Sebaliknya mayoritas konsumen perekonomian kota adalah

masyarakat desa. Peningkatan keterkaitan dan keserasian ekonomi

desa dan kota dengan demikian akan dapat memacu pertumbuhan

perekonomian suatu wilayah. Peningkatan keterkaitan keserasian

ekonomi desa dan kota di wilayah Kabupaten Bungo diarahkan

pada:

1) Percepatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

2) Pengembangan industri kecil dan menengah berbahan baku

komoditas pertanian

3) Pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan

4) Peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga

keuangan, kesempatan kerja dan teknologi tepat guna;

Page 63: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 61

5) Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan

produksi di kawasan perdesaan dengan kawasan sekitar yang

telah maju untuk menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan

ekonomi yang saling melengkapi dan menguntungkan;

4.3.5.3. Pembangunan Desa Tertinggal

Data statistik menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah

desa tertinggal di wilayah Kabupaten Bungo. Pembangunan

perekonomian Kabupaten Bungo dengan demikian juga harus

menyentuh wilayah perdesaan tertinggal. Pembangunan

perdesaan tertinggal diarahkan pada:

1) Pengembangan agropolitan di kawasan potensial

pegembangan;

2) Pengembangan agroindustri di perdesaan

3) Peningkatan kapasitas SDM di perdesaan khususnya dalam

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam;

4) Peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga

keuangan, kesempatan kerja dan teknologi tepat guna;

5) Penggalian dan pengembangan potensi masyarakat (SDM)

sehingga kawasan perdesaan tidak semata-mata mengandalkan

sumberdaya alam saja.

4.3.5.4. Peningkatan Pendapatan Kelompok Masyarakat

Berpendapatan Rendah

Sejalan dengan upaya pembangunan perekonomian wilayah

Kabupaten Bungo yang merata dan berkeadilan maka

pembangunan perekonomian juga diempuh dengan upaya

Page 64: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 62

peningkatan pendapatan kelompok masyarakat

berpendapatan rendah yang diarahkan pada:

1) Peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan

rendah dilakukan melalui pembangunan Usaha Mikro Kecil

Dan Menengah (UMKM) dan koperasi.

2) Pemberdayaan UMKM dan koperasi untuk meningkatkan

pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah..

3) Pemberdayaan masyarakat khususnya yang tertinggal

melalui: 1). peningkatan pengetahuan dan keterampilan;

peningkatan akses pada modal usaha dan SDA; 2).

pemberian kesempatan luas untuk menyampaikan

aspirasi terhadap kebijakan dan peraturan yang

menyangkut kehidupan mereka; 3) peningkatan

kesempatan dan kemampuan untuk mengelola usaha

ekonomi produktif yang mendatangkan kemakmuran dan

mengatasi kemiskinan

4) Pengentasan kemiskinan diarahkan pada; 1) Penghormatan,

perlindungan, peningkatan pemahaman dalam pemenuhan dan

perwujudan hak-hak dasar rakyat secara bertahap tanpa

diskriminasi. 2) Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga

diarahkan pada peningkatan mutu penyelenggaraan dan

pelayanan pemerintahan dalam rangka upaya pemenuhan

hak-hak dasar masyarakat miskin.

Page 65: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 63

4.3.5.5. Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Pembangunan keseahteraan sosial masyarakat Kabupaten

Bungo diarahkan pada:

1) Pemberdayaan dan memberi bantuan langsung pada

kelompok masyarakat miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

yang tinggal di wilayah terpencil dan tertinggal,

2) Penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai bagi

kelompok masyarakat PMKS.

3) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan, rehabilitasi

social dan pemberdayaan bagi PMKS,

4) Penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai

Page 66: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Bungo

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Kabupaten Bungo , Tahun 2006-2026 64

BAB V PPeennuuttuupp

Keberhasilan pembangunan dalam mewujudkan Kabupaten Bungo

yang Maju, Harmonis dan Sejahera memerlukan dukungan dan

komitmen yang kuat dari kepemimpinan yang bersih, baik dan demokratis;

konsisten dalam pengambilan kebijakan dan implementasinya;

keberpihakan kepada rakyat; dan partisipasi masyarakat serta dunia

usaha secara aktif. Peran masyarakat dan swasta ke depan menjadi penting

dan sentral mengingat berbagai keterbatasan pemerintah daerah dalam

mengupayakan seluruh sumberdaya pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bungo

Tahun 2006–2026 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan daerah,

merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dan msyarakat di dalam

penyelenggaraan pembangunan 20 tahun ke depan. Sebagai dokumen

perencanaan, maka RPJP pedoman dalam penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahunan dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) tahunan. Dengan demikian didapat satu

kesatuan perencanaan yang diharapkan dapat menjamin padunya seluruh

program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Bungo.