visi dan misi pembangunan ekonomi dalam · pdf filememiliki visi dan misi guna mengantisipasi...
TRANSCRIPT
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH
Oleh : Andeka Rocky Tanaamah
Membangun perekonomian daerah tidak terlepas dari visi dan misi yang
dimiliki/diembankan oleh pemerintah daerah. Di era reformasi setiap daerah dituntut agar
memiliki visi dan misi guna mengantisipasi implementasi otonomi daerah. Setiap daerah
dihadapkan pada persoalan-persoalan yaitu : 1). Kualitas Sumber Daya Manusia. 2).
Pengembangan-potensi-potensi sumber daya alam guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
daerah. 3). Berkurangnya subsidi pusat. 4). Minimnya sumber daya alam yang dimiliki.
5). Peningkatan pengangguran akibat krisis ekonomi. 6). Efisiensi pegawai negeri guna
menghemat APBD. 7). Berkurangnya Pendapatan Asli Daerah yang di peroleh. Dan
sebagainya yang merupakan persoalan-persoalan daerah.
Persoalan-persoalan di atas merupakan masalah yang harus segera di atasi. Setiap
pemimpin dituntut agar mempunyai visi dan misi yang jelas dan terarah dalam
membangun human resources daerahnya. Tanpa visi dan misi yang kuat daerah tersebut
berada dalam keadaan yang tidak terkontrol dan tidak terarah.
Nanus (1992) mengatakan “ Avision in realistic, credible, attrative future for yor
organization” Visi senantiasa berurusan dengan masa depan yang lebih dikehendaki oleh
organisasi. Didalam visi mengandung arti pandangan/wawasan tentang jati diri yang
berorientasi ke depan. Visi merupakan pedoman yang merupakan gambaran masa yang
akan datang guna mencapai tujuan. Misi merupakan kegiatan-kegiatan yang digunakan
untuk melaksanakan visi yang telah disepakati. Gultom (1995), mengatakan misi
merupakan tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh
karena itu, Nanus (1992), mengatakan dalam mewujudkan visi sebuah organisasi
1
memerlukan seorang pemimpin yang berindak sebagai juru bicara dan Change agent bagi
visi tersebut. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai Visionary Leadership
di tengah masyarakat dan daerahnya. Dalam mewujudkan visionary leadaeship Ihalauw
(1998) mengatakan ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu : 1).
Mengkomunikasikan visinya agar menjadi milik semua anggota dari organisasi. 2).
Membangun jejaring baik didalam maupun diluar organisasi dalam rangka
menumbuhkan rasa percaya dan konsensus terhadap visi tersebut. 3).
Mempersonafikasikan visi dengan jalan membuat semua indakan dan perilaku konsisten
dengan visi tersebut. Dengan visi dan misi yang kuat serta terarah menyebabkan daerah
tersebut dapat melakukan perencanaan secara sistematis dan terpadu guna membangun
perekonomian daerahnya.
Visi dan Misi Perekonomian.
Luas wilayah Kabupaten Sumba Timur adalah 7500 kilometer persegi. dengan
jumlah penduduk 174.984 jiwa, dan rata-rata tingkat kepadatan penduduk adalah 440
jiwa perkm2 (Sumba Timur Dalam Angka, 1999). Distribusi PDRB Kabupaten Sumba
Timur pada tahun 1998 antara lain : sektor pertanian 43,63%, sektor pertambangan dan
galian 2,11%, sektor industri pengolahan 1,91%, sektor listrik dan air minum 0,37%,
sektor kontruksi 9,22%, sektor perdagangan 15,04%, sektor pengangkutan dan
komunikasi 7,75%, sektor keuangan persewaan dan jasa Perusahaan 4,05%, dan sektor
jasa-jasa 15,87% (Sumba Timur Dalam Angka, 1999).Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Sumba Timur mengalami penurunan pada tahun 1996 (8,19%). 1997 (3,61%). 1998 (-
5%). Berdasarkan data tersebut pada tahun 1998 dapat dikatakan tidak mengalami
pertumbuhan ekonomi sama sekali.
2
Jika ditinjau dari segi kontribusi PDRB, sektor pertanian menyumbangkan
43,63% terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan betapa dominannya sektor pertanian
Kabupaten Sumba Timur. Merujuk dari data di atas, sektor pertanian mengalami
peningkatan pertumbuhan sebesar 3,45% terhadap PDRB ( tahun 1997 ;40.08%, tahun
1998 ; 43,63 %). Merujuk dari data diatas, akan timbul pertanyaan apakah sektor
pertanian sudah menunjang tingkat perekonomian Kabupaten Sumba Timur ?. Meskipun
memberikan kontribusi yang cukup besar, secara teori kita dapat menganggap sektor
pertanian merupakan sektor yang cukup potensial untuk dijadikan topangan
perekonomian daerah. Hal ini dapat dibuktikan melalui teori Location Quantion maupun
teori Shif Share. Namun secara emperikal sektor pertanian bisa dikatakan bukan
merupakan sektor yang cukup potensial di dalam menopang perekonomian Kabupaten
Sumba Timur. Karena sebahagian besar masyarakat Sumba Timur masih berada dibawah
garis kemiskinan ( Meskipun anggapan miskin belum dapat di terima secara umum oleh
masyarakat Sumba Timur). Hal ini juga di buktikan melalui : 1). Tingkat pertumbuhan
ekonomi sebesar –5% pada tahun 1998. 2). Pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp.
1.481. 743. ( data ini masih di ragukan kesahihannya sebab bisa terjadi data yang di
tampilkan merupakan data yang salah/kesalahan data).3). tentunya menjadi sangat ironis
ketika sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 3.45 % tetapi tingkat
pertumbuhan ekonominya sebesar –5 %.
Mengacu paparan data di atas dapat disimpulkan pada tahun 1998 pemerintah
Kabupaten Sumba Timur tidak melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Atas dasar itu, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur harus memiliki Visi dan Misi
perekonomian yang jelas dan terarah. Terutama dalam membangkitkan pertumbuhan
3
ekonomi. Pemerintah harus melakukan pembenahan-pembenahan secara cepat didalam
mengantisipasi otonomi daerah.
Pemerintah Kabupaten Sumba timur tidak hanya menyandarkan diri pada sektor
pertanian sebagai sektor utama penopang perekonomian, tetapi di perlukan
pemberdayaan potensi-potensi pada sektor lain. Membangun Visi dan Misi Pembangunan
ekonomi Kabupaten Sumba Timur tentunya tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian,
tapi harus juga berorientasi pada sektor lain. Memang di sadari sektor pertanian
merupakan fundamen utama di dalam menopang pembangunan ekonomi Kabupaten
Sumba Timur. Pada sisi lain pembangunan visi dan misi pembangunan ekonomi
Kabupaten sumba timur perlu juga memperhatikan dan lebih menekankan sektor-sektor
Perdagangan, sektor komunikasi dan pengangkutan, sektor keuangan dan jasa, serta
sektor pariwisata sebagai landasan pembangunan ekonomi kabupaten Sumba Timur. Visi
dan misi pembangunan ekonomi harus di letakkan dalam kerangka pembangunan
berbasiskan pada ekonomi kerakyatan. Dengan Visi dan misi perekonomian yang
bertumpu pada perekonomian rakyat, maka akan melibatkan partisipasi masyarakat
kabupaten Sumba Timur.
Di dalam membangun visi dan misi, tentunya Kabupaten Sumba Timur akan
berhadapan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Umbu Tagela (2000),
mengatakan tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat sumba timur terbagi dalam
tantangan mikro dan tantangan makro. Adapun tantangan makro yaitu : 1). Perubahan
ekonomi bisnis dari ekonomi Nation State (Protektif) ke ekonomi tanpa batas (Borderless
word). 2). Munculnya kekuatan ekonomi pasar. 3). Berkurangnya campur tangan
pemerintah akibat semakin menguatnya peranan swasta. Adapun tantangan mikro adalah
4
:1). Kesiapan pelaku ekonomi dan bisnis dalam memasuki era persaingan bebas. 2).
Kesiapan institusi dalam penyediaan jasa-jasa dan akses-akses terhadap berbagai fasilitas.
3). Kemudahan informasi dan fasilitas penunjang melalui pelayanan pemerintah.
Tantangan-tantangan tersebut merupakan faktor yang harus di perhatikan dalam
membangun visi dan misi perekonomian masyarakat Kabupaten Sumba Timur.
Di dalam membangun visi dan misi perekonomian tentunya tidak terlepas dari
faktor-faktor antara lain : 1). Mentalitas pemimpin maupun pejabat pemerintah kabupaten
Sumba Timur, masalah mentalitas merupakan faktor kunci di dalam membangun
perekonomian Kabupaten Sumba Timur. 2). Kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki. Masalah kualitas SDM merupakan faktor yang relatif susah untuk di ukur, sebab
kualitas tidak hanya di tentukan dari tingkat pendidikan, tetapi kualitas SDM juga di
tentukan oleh tingkat kepakaran dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu Pemerintah
perlu mengembangkan dan meningkatkan SDM secara berkesinambungan. 3). Faktor
keteladanan pemimpin, pejabat, serta tokoh agama maupun masyarakat Kabupaten
Sumba Timur. 4). Peranan media masa dalam mengontrol pelaksanaan pembangunan
ekonomi dalam koridor visi dan misi pemerintah daerah. 5). Kritik dan saran secara
sistematis guna mengontrol implementasi visi dan misi pembangunan ekonomi.
Kesimpulan
Visi dan misi dalam membangun perekonomian Kabupaten Sumba Timur
sangatlah penting dalam menentukan arah dan langkah kebijakan perekonomian Sumba
Timur. Visi dan misi akan berjalan dengan baik jikalau ada pengontrolan secara ketat dari
berbagai komponen masyarakat Sumba Timur.
5
Kepada pemerintah daerah Kabupaten Sumba Timur terutama Bapak Mehang
Kunda sebagai Bupati, tentunya harus secepatnya memikirkan visi dan misi
perekonomian yang dapat berbasis pada ekonomi kecil dan menengah. Mengutip
perkataan Nanus (1992), “Where there is no vision, the people perish”
ANDEKA ROCKY TANAAMAH MAHASISWA JURUSAN STUDI PEMBANGUNAN
FE-UKSW-SALATIGA
6