agassimyblog.files.wordpress.com · web viewpada jack hammer, forget bit ini dikenal juga dengan...

35
BAB I PEMBORAN 1.1 Pendahuluan Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya disebut “pemecahan batuan” (rock breakage). Hal ini dapat dilakukan menggunakan api, air bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak. Pada umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan yang dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan, yaitu penetrasi batuan (rock penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan fragmentasi batuan (rock fragmentation). Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang bor biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau hidrolik. Tujuan dari penetrasi batuan antara lain untuk : a.Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan lubang berukuran kecil. b.Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final. 1

Upload: dangmien

Post on 13-May-2018

244 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I

PEMBORAN

1.1 Pendahuluan

Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya disebut

“pemecahan batuan” (rock breakage). Hal ini dapat dilakukan menggunakan api, air

bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak. Pada umumnya, ada dua tipe

operasi pemecahan batuan yang dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan,

yaitu penetrasi batuan (rock penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan

fragmentasi batuan (rock fragmentation).

Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang bor

biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau hidrolik. Tujuan

dari penetrasi batuan antara lain untuk :

a.Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan

lubang berukuran kecil.

b.Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.

c.Mengekstraksi produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan

(batu dimensi).

Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan bertujuan untuk

menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa batuan, secara

konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi ditambah secara mekanik

hidrolik dan aplikasi baru dari energi. Penetrasi batuan dapat diklasifikasikan pada

beberapa basis. Termasuk dalam hal ini ukuran lubang, metoda mounting, tipe dari

power. Pembagian/skema yang akan digunakan pada tulisan ini adalah berdasarkan

bentuk dari penggempuran batuan atau jenis energi yang digunakan untuk melakukan 1

penetrasi. Klasifikasi ini bersifat umum, dapat diaplikasikan pada seluruh jenis

tambang dan mencakup seluruh bentuk penetrasi.

1.2 Latar Belakang Teori

Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu

operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang

ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.

Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi

8 (delapan) macam yaitu :

1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif

2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan

3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi

4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi

5. Kimiawi : microblast, disolusi

6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis

7. Seismik : sinar laser

8. Nuklir : fusi, fisi

Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran

untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin

sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan

kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan

pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih

applicable daripada sistem pemboran yang lain.

2

1.3 Deskripsi

A. Sistem Pemboran

1. Sistem Pemboran Mekanik

komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi

mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor

sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing)

sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya

keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem

pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan

rotari-perkusif.

a. Bor Tumbuk ( Percussion Drill )

Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor diteruskan

oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan batuan. Komponen

utama dari mesin bor ini adalah piston yang mendorong dan menarik

tungkai (shank) batang bor. Pada metode perkusif yang terjadi adalah

proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata bor.

Contoh alat bor yang menggunakan temper ini adalah hammer drill,

churn drill.

b. Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill )

Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor

dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses

peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat

digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk

terbagi menjadi dua, yaitu :

3

Top Hammer

Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang

terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan.

Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang

kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang

bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan

tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu :

Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic Top Hammer.

Down the Hole Hammer (DTH Hammer)

Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar

yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH

Hammer dipasang dibelakang mata bor, di dalam lubang

sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat

melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh

dari alat bor dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah

jack hammer.

c. Bor Putar ( Rotary Drill )

Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2

sysem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa

gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa

potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan sedang hingga

lunak, untuk system drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh

alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill.

2. Sistem Pemboran Manual

4

Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya

menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : Auger

Drill, Bangka Bor, Churn Drill, Bor Mesin Semprot ( BMS ).

Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pemboran, alat yang digunakan

adalah Down The Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan

penambangan bawah tanah alat yang digunakan diantaranya : Mechanic Jumbo dan

Hand Held Rock Drill (terdiri atas : stopper, shinker, difter).

B. Perlengkapan Metode Pemboran Rotari Percussion

Integral Drill Steels

Integral Drill Steels terdiri dari shank adaptors, batang bor, dan mata bor

yang telah terpasang menjadi satu. Pada umumnya integral drill steels

digunakan jenjang relatif rendah dengan diemeter lubang bor antara 22-

41 mm.

Extension Drill Steels

Extension Drill Stells terdiri dari empat komponen utama yang dapat

dipisahkan satu sama lain. Komponen utama tersebut adalah :

1. Mesin bor

Mesin bor adalah alat yang mengubah energi potensial ( yang berupa

udara bertekanan dari kompresor ) menjadi energi mekanik

penggerak piston dan drill rod.

2. Shank Adaptors

Shank adaptor adalah bagian tangkai yang digunakan untuk

mentransmisikan energi tumbukan dari piston ke batang bor,

kemudian dilanjutkan ke mata bor. Shank adaptor terdapat di dalam

mesin bor dan dihubungkan oleh coupling ke batang bor yang

pertama.5

3. Coupling

Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu

dengan yang lainnya sampai kedalaman lubang bor yang diinginkan.

4. Drill Rod

Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit ( mata bor ) atau

sebagai tempat mata bor.

5. Mata Bor (Bit)

Mata Bor merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang

langsung mengenai batuan. Mata Bor (Bit) ada dua macam yaitu :

a. Deteacable Bit

Disebut Deteacable Bit apabila bitnya diganti-ganti tidak menyatu

dengan Drill Rod. Pada Jack Hammer, Deteacable Bit ini dikenal

juga dengan Soket.

b. Forget Bit

Disebut Forget Bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya

tidak lepas. Pada Jack Hammer, Forget Bit ini dikenal juga

dengan nama Chiel.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran

Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan

yang di bor, rock drillability, geomeetri pemboran, umur dan kondisi mesin

bor, dan ketrampilan operator.

1. Sifat Batuan

6

Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi

pada pemiliha metode pemboran, yaitu :

Kekerasan Batuan

Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap

abrasi. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari

material batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa

besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan

pada batuan. Kekerasan batuan merupakan fungsi dari kekerasan,

komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan serta

merupakan hal yang utama yang harus diketahui untuk menentukan

tingkat kemudahan pemboran.

Klasifikasi Skala Mohs Kuat Tekan Batuan

(MPa)

Sangat Keras

Keras

+ 7

6 – 7

+ 200

120 - 200

Kekerasan

Sedang

Cukup Lunak

4.5 – 6

3 – 4.5

60 - 120

30 - 60

Lunak 2 - 3 10 - 30

7

Tabel 1.1

Kekerasan Batuan dan Kekuatan Batuan

Sangat Lunak 1 - 2 - 10

Kekuatan Batuan (strength)

Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekerasan

terhadap gaya luar, baik itu kekuatan staik maupun dinamik. Pada

prinsipnya, kekuatan batuan tergantung padakomposisi mineralnya.

Abrasivitas

Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan mineral

lain, ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan

(umur) mata bor dan batang bor. Faktor yang mempengaruhi

abrasivitas batuan adalah:

▪ Kekerasan batuan

▪ Bentuk butir

▪ Ukuran butir

▪ Porositas batuan

▪ Ketidaksamaan penyusun batuan

Elastisitas

Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan

nisbah Poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan faktor

kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya,

sedangkan nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan

lateral dengan regangan aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung

pada komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan, dan

besarnya beban yang diterapkan.

Plastisitas8

Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan

deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal,

dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plastis tergantung pada

komposisi mineral penyusun batuan.

Tabel 1.2

Sifat Fisik Dan Mekanik dari Batuan Sedimen

Batuan Sedimen Modulus Elastisitas

104 x (MPa)

Nisbah

Poisson

Porositas

Dolomit 1,96 – 8,24 0,08 – 0,2 0,27 – 4,10

Limestone 0,98 – 7,85 0,1 – 0,2 0,27 – 4,10

Sandstone 0,49 – 8,43 0,066 – 0,125 1,62 – 26,40

Shale 0,8 – 3,0 0,11 – 0,54 20,0 – 50,0

Tekstur Batuan

Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antaa mineral-mineral

penyusun batuan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan dari

sifat-sifat porositas ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir.

Tekstur juga mampengaruhi kecepatan pemboran.

Struktur Geologi

Penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktivitas pemboran, dan

kemantapan lubang ledak dipengaruhi oleh struktur geologi seperti

patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan.9

Karakteristik Pecahan

Karakteristik pecahan dapat digambarkan seperti perilaku batuan

ketika dipukul. Tiap-tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah

yang berbeda dan ini berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral,

dan tekstur.

2. Rock Drillability

Drilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor

melakukan penetrasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan

fungsi dari sifat batuan seperti komposisi mineral, tekstur, ukuran butir

dan tingkat pelapukan.

3. Geometri Pemboran

Geometri pemboran ini mencakup diameter, kedalaman, dan kemiringan

lubang tembak. Semakin besar diameter lubang berarti penampang

lubang yang harus ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan juga

semakin besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja mesin bor

dalam arti kecepatan pemboran semakin lambat. Semakin dalam lubang

bor maka akan terjadi gesekan antara drilling string dengan dinding

lubang yang semakin besar. Di samping itu kehilangan energi akibat

semakin panjangnya drilling string juga akan semakin besar. Hal ini akan

dapat menurunkan kinerja mesin bor. Pada kegiatan pemboran ada 2

macam arah lubang ledak yaitu arah tegak lurus dan arah miring, arah

lubang ledak ini berpengaruh terhadap aktivitas pemboran.

4. Umur dan Kondisi Mesin Bor

Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama

umur alat bor maka pemakaian kemampuan alat semakin turun

10

5. Keterampilan Operator

Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang

dapat diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja.

1.4 Pembahasan

A. Bagian-bagian alat bor :

1. Batang bor

2. Jack hammer

3. Jack leg

4. Pic hammer

5. Bit

B. Macam bit :

1. Tricone bit (untuk batuan lunak – sedang)

2. Button bit

3. Diamond bit

4. X bit

5. Coupling bit

6. Drag bit

7. Chisel bit

8. Cross bit

C. Bagian Jack Hammer :

1. Penutup

2. Rumah piston

3. Piston

4. Chuck housing

5. Riffle bar11

6. Riffle nut

7. Pawl

8. Rachet ring

9. Pengunci

D. Prinsip kerja jack hammer :

Udara masuk menekan piston, piston menekan batang bor dan bit. Sistemnya

rotary Percusif.

12

Gambar 1.1

Jack Hammer

Prinsip kerja Jack Hammer yaitu rotary temperatur dengan menggunakan piston

sebagai penggerak bor, pada gerakan naik turun yang terjadi disebabkan karena adanya

tekanan udara yang tinggi dari kompresor dan adanya gaya perlawanan dari batuan saat

pemboran.

13

Gambar 1.2

Mata Bor

E. Pehitungan.

Diketahui :

Jenjang (L) : 8 m

Burden (B) : 4 m

Spasi (S) : 7 m

Subdrilling : 1 m

Kedalaman Lubang bor (H) : 9 m

Densitas : 2,8 T/m3

CT : 4 menit

Effisiensi (Ek) : 83 %

14

Ditanya :

-. % produksi untuk dibongkar

Jawab :

Volume Setara ( Veq ) :

:

:

: 13,27 m3/m

Kecepatan Pemboran Rata-Rata (Vt) :

:

: 2,25 m/menit

Produksi Mesin Bor (P) : Veq x Vt x Ek x 60

: 13,27 m3/menit x 2,25 m/menit x 0,83 x 60

: 1486,9 m3/jam

Tonase : P x densitas

: 1486,9 m3/jam x 2,8 T/m3

15

: 4163,33 T/jam

1.5 Kesimpulan

1. Pemboran merupakan tahapan dari kegiatan peledakan yang pertama

karena untuk penyediaan lubang ledak agar hasil dari kegiatan peledakan

sesuai dengan keinginan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeboran yaitu :

a. Sifat batuan yang akan dibor, seperti :

Kekerasan batuan

Kekuatan batuan

Abrasifitas

Elastisitas dan plastisitas

Tekstur batuan

Struktur geologi

Karakteristik pecahan

b. Rock drillability

c. Geometri pemboran

d. Umur dan kondisi mesin bor

e. Keterampilan operator

3. Berdasarkan penggeraknya alat bor dibagi menjadi dua yaitu :

Manual Driven : Hand Auger Drill

Bangka Bor

Mechanic Driven : Percussion Drill

Rotary Drill16

Rotary-Percussion Drill

4. Dasar pemakaian alat bor adalah :

Jenis pekerjaan yang akan dilakukan ( surface

atau underfround )

Volume produksi yang akan direncanakan

Sifat-sifat batuan

Dimensi jenjang ( geometri pemboran )

Kondisi kerja serta peralatan yang terkait

( fragmentasi )

17

BAB II

KOMPRESOR

1.1 Pendahuluan

Dalam pelaksanaan kegiatan pemboran diperlukan sumber tenaga untuk

menggerakkan alat bor. Sumber tenaga tersebut berupa udara bertekanan tinggi yang

dihasilkan oleh kompresor.

1.2 Latar Belakang Teori

1. Udara bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresor adalah sumber

tenaga bagi alat bor misalnya jack hammer,CRD.

2. Disamping sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan, mekanisme

rangkaian alat bor, udara bertekanan tinggi tersebut juga berfungsi sebagai

membersihkan lubang bor dan mendinginkan mata bor.

3. Klasifikasi kompresor berdasar cara kerjanya adalah :

Resiprocating Compresor ( single stage, multi stage )

Rotary Compressor

Centrifugal Compressor

4. Udara bebas yang dihisap dan ditekan oleh kompresor adalah udara dengan

tekanan atmosfer setempat, tidak terlalu bertekanan udara pada ketinggian

nol permukaan air laut.

5. Proses penekanan udara ada dua macam, yaitu :18

Kompresi abiabatic

Kompresi isothermis

1.3 Deskripsi

Udara bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh Kompresor merupakan sumber

tenaga bagi alat bor, seperti Jack Hammer dan Crawl Rock Drill (CRD) dll.

Disamping sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan rangkaian alat bor, udara

bertekanan tinggi tersebut juga berfungsi untuk membersihkan lubang bor,

mengangkat cutting, dan mendinginkan mata bor.

Klasifikasi kompresor berdasarkan cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Resiprocating Compressor (single stage, multistage)

2. Rotary Compressor

3. Centrifugal Compressor

Kapasitas kompresor dinyatakan dalam Cubik Feed per Menit (CFM), yaitu

udara bebas yang dihisap dan ditekan oleh kompresor merupakan udara pada kondisi

tekanan udara bebas atau atmosfer (1 atm), yang berada pada batas permukaan air

laut. Proses penekanan udara tersebut ada 2 macam :

1. Kompresi Adiabatik : Yaitu proses penekanan udara dimana tekanannya

tetap.

2. Kompresi Isotermik : Yaitu proses penekanan udara dimana suhunya

tetap.

Menurut tipenya kompresor dibagi menjadi 2 kelompok yang didasarkan

pada tekanan yang dihasilkan yaitu :19

Perpindahan Dinamik (Dynamic Displacement) dimana peningkatan tekanan

dicapai dengan cara akselerasi udara dengan suatu elemen rotasi dan aksi

posterior dari sebuah diffuser. Kompresor sentifugal dan aksial masuk dalam

kelompok ini.

Perpindahan Positif (Positive Displacement), jenis ini yang dipakai untuk

mesin bor, dimana tekanan tinggi diperoleh dengan cara menekan gas dalam

ruang tertutup, mengurangi volume dengan gerakan satu atau beberapa

elemen. Kompresor temper atau bolak-balik termasuk dalam kelompok ini.

Jenis yang paling banyak dipakai untuk pemboran adalah kompresor piston

(resiprocating), jika ia adalah stasioner, dan jenis sliding-vane atau rotary

screw (helical) untuk model portable.

Perlengkapan kompresor yang paling penting dalam penggunaannya untuk

pemboran antara lain :

1. Saringan hampa (vacuum filters), berfungsi menyaring udara luar sebelum

masuk ke dalam sistem kompresor.

2. Pemisah air (water separator), berfungsi memisahkan uap air dari udara

bertekanan sehingga dihasilkan udara yang kering.

3. Penyimpan udara (air receiver), berfungsi menyimpan udara bertekanan

apabila kebutuhannya melebihi kapasitas kompresor, juga untuk

pendinginan udaraserta mengumpulkan air dan oli ikutan, dan menyamakan

variasi tekanan dalam suatu jaringan.

4. Lubrikator, berfungsi melumasi mesin bor dimana oli ditambahkan ke

dalam udara bertekanan.

5. Penguat tekanan ( pressure multiplier atau booster )

6. Slang fleksibel ( flexsible hose )

Dalam pemilihan kompresor harus mempertimbangkan tekanan udara yang

dibutuhkan alat bor, jika aliran udara bertekanan tidak mencakupi dapat berakibat :20

1. Kecepatan pemboran

2. Biaya pemakaian mata bor dan batang bor meningkat

3. Konsumsi bahan temper bertambah

4. Perlu merawat lebih banyak kompresor

Jadi untuk menentukan kapasitas dan jumlah kompresor yang diperlukan dalam

suatu operasi pemboran harus mempertimbangkan hal-hal seperti berikut :

1. Jumlah dan ukuran mesin bor yang harus dilayani

2. Ketinggian tempat kerja (berpengaruh pada tekanan udara bebas)

3. Luas tempat kerja (berpengaruh pada panjang jaringan dan kehilangan

tekanan).

2.4 Pembahasan

a. Peralatan : Kompresor

b. Cara Kerja

1. Deskripsi Kompresor

2. Mekanisme Kerja Kompresor

c. Fungsi :

1. Bagian daripada alat pemboran.

2. Menghasilkan udara yang bertekanan tinggi untuk menggerakan alat

bor.

d. Bagian kompresor

1. Pulley kecil

2. Pulley besar

3. Belt

4. Motor listrik

5. Kabel

6. Tabung udara21

7. Indicator tekanan

8. Piston

9. Saringan

Gambar 2. 1

Kompresor

Keterangan :

1. Pulley Besar

2. Pulley Kecil

3. Klep Pengunci

4. Saringan Udara

5. Tabung Udara

Prinsip kerja kompresor :

1. Pulley bergerak.

2. Piston turun dan katup isap terbuka kemudian menghisap udara.

3. Piston naik udara dibuang (katup buang terbuka) udara masuk ke lubang.

22

Menghitung volume udara yang dihasilkan kompresor per cm3/menit.

Diketahui :

Diameter pulley besar = 18 cm

Diameter pulley kecil = 8 cm

Diameter silinder ( d ) = 5 cm

Panjang langkah ( t ) = 4 cm

RPM = 1420 rpm

Jawab :

Keliling pulley besar = π d = π x 18 cm = 3,14 x 18 = 56,52 cm

Keliling pulley kecil = π d = π x 8 cm =3,14 x 8 = 25,13 cm

Volume langkah = Luas silinder x Panjang langkah luas silinder

= ¼. Π d2 x t

= ¼ (3,14) (5 cm) 2 x 4 cm

= 78,52 cm3

Volume udara yang dihasilkan = x RPM x Volume langkah

23

= x 1420 rpm x 78,52 cm3

= 49046,8 cm3/menit

= 49046,8 dm3/menit x

= 1731,878 x 10-3 ft3 /menit

2.5 Kesimpulan

1. Kompresor merupakan alat yang berfungsi menghasilkan udara

bertekanan tinggi yang merupakan sumber tenaga bagi alat bor. Energi

yang dihasilkan oleh mesin bor merupakan energi potensial ( udara

bertekanan ) yang kemudian oleh mesin bor akan diubah menjadi energi

mekanik.

2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor berguna untuk :

Menggerakkan mesin bor.

Membersihkan lubang bor guna mengangkat

cutting.

Mendinginkan mata bor.

3. Kegiatan yang pertama kali sebelum dilakukan peledakan adalah

penyediaan lubang tembak yang dilakukan melalui pengeboran batuan

dengan menggunakan alat bor.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Koesnaryo S, (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Teknik

Pertambangan, UPN ‘Veteran’ Yogyakarta

2. Nurkhamim,(2006), Buku Petunjuk Praktikum Teknik Peledakan,

Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik Pertambangan, UPN

‘Veteran’ Yogyakarta

3. Singgih Saptono (2006), Teknik peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan,

UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.

25