vertigo tata laksana

Upload: ancha00317370703

Post on 06-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    1/7

    VERTIGO

    Definisi

    Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat

    simtomatik dan rehabilitatif 

    Pusing (dizziness) adalah keluhan subjektif yang paling sering ditemui. Banyak sekali

    ditemukan penyakit yang memberi gejala pusing. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk 

    menelusuri dengan rini, pusing seperti apa yang dimaksud oleh pasien. !ertigo, misalnya.

    Sesuai asal katanya dari bahasa "atin vertere yang berarti memutar, maka pusing pada vertigo

    lebih mengarah pada sensasi atau ilusi dari suatu gerakan berputar. #ntah, orang itu merasa

    ruangan di sekitarnya berputar atau dirinya yang memutari ruangan tersebut. $ak jarang pula,

    vertigo disertai rasa mual, muntah, atau keringat dingin.

    Penyakit ini tak kalah pamor dibandingkan penyakit neurologi lainnya. %al itu dibuktikan

    dengan &keberhasilannya' menduduki peringkat ketiga sebagai keluhan terbanyak setelah

    nyeri kepala (migrain) dan lo bak pain. enurut dr *bdulbar %amid, SpS dalam

     presentasinya di $he +rd pdates in -euroemergenies aret //0, vertigo menjadi momok 

     pada 1/2 orang tua berusia sekitar 3/ tahun di *merika karena mereka takut terjatuh akibat

    serangan vertigonya.

    Mengenal Sistem Keseimbangan

    *sal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa

     berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistemkeseimbangan tubuh kita dibagi menjadi yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta

    non vestibular (visual 4retina, otot bola mata5, dan somatokinetik 4kulit, sendi, otot5).

    Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya,

    sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. "abirin tersusun dari + kanalis

    semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori

    keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada

    kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan

    makula pada otolit mengatur akselerasi linear.

    Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. 6emudian, diteruskan ke

    sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut. 7ejala yang timbul

    akibat gangguan pada komponen sistem keseimbangan tubuh itu berbeda8beda.

    4$abel 9 dan 5

    $abel 9. Perbedaan !ertigo !estibular dan -on !estibular 

    7ejala !ertigo !estibular !ertigo -on !estibular  

    Sifat vertigo

    Serangan

    rasa berputar

    episodik 

    melayang, hilang

    keseimbangan

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    2/7

    ual:muntah

    7angguan pendengaran

    7erakan penetus

    Situasi penetus

    ;

    ;:8

    gerakan kepala

    8

    kontinu

    8

    8

    gerakan obyek visual

    keramaian, lalu lintas

    $abel . Perbedaan !ertigo !estibular Perifer dan Sentral

    7ejala !ertigo !estibular Perifer !ertigo !estibular Sentral

    Bangkitan vertigo

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    3/7

    tumor serebelo8pontine,

    lesi labirin akibat zat

    ototoksik 

    multiple sklerosis,

    intoksikasi obat8obatan

    servikalis

    !ertigo akut $rauma labirin, herpes

    zoster otikus, labirinitis

    akuta, perdarahan labirin

     -euronitis vestibularis,

    ensefalitis vestibularis,

    multipel sklerosis

    8

    Pemeriksaan Fisis dan Neurologis

    Pemeriksaan fisis dasar dan neurologis sangat penting untuk membantu menegakkan

    diagnosis vertigo. Pemeriksaan fisis dasar yang terutama adalah menilai perbedaan besar 

    tekanan darah pada perubahan posisi. Seara garis besar, pemeriksaan neurologis dilakukan

    untuk menilai fungsi vestibular, saraf kranial, dan motorik8sensorik.

    Sistem vestibular dapat dinilai dengan tes @omberg, tandem gait test, uji jalan di tempat

    (fukuda test) atau berdiri dengan satu atau dua kaki. ji8uji ini biasanya berguna untuk menilai stabilitas postural jika mata ditutup atau dibuka. Sensitivitas uji8uji ini dapat

    ditingkatkan dengan teknik8teknik tertentu seperti melakukan tes @omberg dengan berdiri di

    alas foam yang liat.

    Pemeriksaan saraf kranial > dapat dibantu dengan funduskopi untuk melihat ada tidaknya

     papiledema atau atrofi optik. Saraf kranial >>>, >! dan !> ditujukan untuk menilai pergerakan

     bola mata. Saraf kranial ! untuk refleks kornea dan !>> untuk pergerakan ajah. Aungsi

    serebelum tidak boleh luput dari pemeriksaan. ntuk menguji fungsi serebelum dapat

    dilakukan past pointing dan diadokokinesia.

    Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai rigiditas atau spasmedari otot leher. Pemeriksaan telinga ditekankan pada penarian adanya proses infeksi atau

    inflamasi pada telinga luar atau tengah. Sementara itu, uji pendengaran diperiksa dengan

    garputala dan tes berbisik.

    Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai pergerakan mata seperti adakah nistagmus spontan

    atau gaze8evoked nystagmus dan atau pergerakan abnormal bola mata. Penting untuk 

    membedakan apakah nistagmus yang terjadi perifer atau sentral. -istagmus sentral biasanya

    hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat terlihat dengan fiksasi visual. -istagmus perifer 

    dapat berputar atau rotasional dan dapat terlihat dengan memindahkan fiksasi visual.

    $imbulnya nistagmus dan gejala lain setelah pergerakan kepala yang epat, menandakan

    adanya input vestibular yang asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang

    tidak terkompensasi atau penyakit eniere.

    ji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lain dengan ara pasien menekuk lengannya

    di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan hingga hitungan ke sepuluh lalu

     pemeriksa melepasnya dengan tiba8tiba dan lihat apakah pasien dapat menahan lengannya

    atau tidak. Pasien dengan gangguan perifer dan sentral tidak dapat menghentikan lengannya

    dengan epat. $etapi uji ini kualitatif dan tergantung pada subjektifitas pemeriksa, kondisi

    muskuloskeletal pasien dan kerjasama pasien itu sendiri.

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    4/7

    Pemeriksaan khusus neuro8otologi yang umum dilakukan adalah uji dapat digunakan untuk mendeteksi

    kehadiran neoplasma:tumor. *rteriografi untuk menilai sirkulasi vertebrobasilar.

    Penatalaksanaan

    $atalaksana vertigo terbagi menjadi + bagian utama yaitu kausal, simtomatik dan rehabilitatif.

    Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat

    simtomatik dan rehabilitatif.

    $erapi simtomatik bertujuan meminimalkan gejala utama yaitu rasa berputar dan gejalaotonom. ntuk menapai tujuan itu digunakanlah vestibular suppresant dan antiemetik.

    Beberapa obat yang tergolong vestibular suppresant adalah antikolinergik, antihistamin,

     benzodiazepin, alium hannel bloker, fenotiazin, dan histaminik. 4$abel C5

    *ntikolinergik bekerja dengan ara mempengaruhi reseptor muskarinik. *ntikolinergik yang

    dipilih harus mampu menembus saar darah otak (sentral). >dealnya, antikolinergik harus

     bersifat spesifik terhadap reseptor vestibular agar efek sampingnya tidak terlalu berat.

    Sayangnya, belum ada.

    Benzodiazepin termasuk modulator 7*B* yang bekerja seara sentral untuk mensupresirepson dari vestibular. Pada dosis keil, obat ini bermanfaat dalam pengobatan vertigo. #fek 

    samping yang dapat segera timbul adalah terganggunya memori, mengurangi keseimbangan,

    dan merusak keseimbangan dari kerja vestibular.

    *ntiemetik digunakan untuk mengontrol rasa mual. Bentuk yang dipilih tergantung keadaan

     pasien. Oral untuk rasa mual ringan, supositoria untuk muntah hebat atau atoni lambung, dan

    suntikan intravena pada kasus gaat darurat. ontoh antiemetik adalah metoklorpramid 9/

    mg oral atau > dan ondansetron C8D mg oral.

    $erapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral

    dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. ekanisme kerja terapi ini adalahsubstitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensorik untuk fungsi vestibular yang

    terganggu, mengaktifkan kendali tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual dan

    somatosensorik, serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi

    sensorik yang diberikan berulang8ulang.

    $abel C. $erapi Obat *ntivertigo

    7olongan

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    5/7

    Prometasin

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    6/7

     beberapa kali (fatigue). Berbeda dengan lesi sentral, periode laten tidak ditemukan, vertigo

    dan nistagmus berlangsung lebih dari 9 menit, dan bila diulang gejala tetap ada (non fatigue).

    Obat tidak diberikan seara rutin pada BPP!. alah enderung dihindari karena penggunaan

    obat vestibular suppresant yang berkepanjangan hingga lebih dari minggu dapat

    mengganggu mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas vestibular  perifer yang sudah terjadi. Selain itu, efek samping yang timbul berupa ngantuk, letargi, dan

     perburukan keseimbangan.

    $anpa obat bukan berarti tidak ada terapi untuk mengurangi gejala vertigo pada BPP!.

    *dalah manuver #pley yang disinyalir merupakan terapi yang aman dan efektif. anuver ini

     bertujuan untuk mengembalikan debris dari kanalis semisirkularis posterior ke vestibular 

    labirin. *ngka keberhasilan manuver #pley dapat menapai 9//2 bila dilatih seara

     berkesinambungan. Bahkan, uji

  • 8/18/2019 Vertigo Tata Laksana

    7/7

    • >> F gangguan pendengaran tidak lagi berfluktuasi namun progresif 

    memburuk. 6ali ini mengenai kedua telinga sehingga pasien seolah mengalami tuli

    total. !ertigo mulai berkurang atau menghilang.

    Obat8obatan seperti proklorperasin, sinnarizin, prometasin, dan diazepam berguna untuk 

    menekan gejala. *kan tetapi, pemakaian proklorperasin jangka panjang tidak dianjurkankarena menimbulkan efek samping ekstrapiramidal dan terkadang efek sedasinya kurang

    dapat ditoleransi, khususnya kaum lansia.

    >ntervensi lain berupa diet rendah garam (G98 gram per hari) dan diuretik seperti furosemid,

    amilorid, dan hidroklorotiazid. -amun, kurang efektif menghilangkan gejala tuli dan tinitus.

    $erapi ablasi sel rambut vestibular dengan injeksi intratimpani gentamisin juga efektif.

    6euntungan injeksi intratimpani daripada sistemik adalah menegah efek toksik berupa

    toksisitas koklea, ata?ia, dan osillopsia.

    Pada kasus jarang dimana penyakit sudah kebal dengan terapi obat, diet dan diuretik, pasienterpaksa harus memilih intervensi bedah, misalnya endolimfatik shunt atau

    kokleosakulotomi.

    Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi

    sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung dari penyakit yang

    mendasarinya. >nfark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang

     buruk. Semoga dengan kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi

    menjadi momok.