vertigo

8
I. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan mata Pemeriksaan ini bertujuan menentukan adanya kelainan jalur vestibulo-visual Mencari adanya gerakan bola mata yang tidak wajar, misalnya nistagmus dan strabismus. Nistagmus dapat muncul secara spontan (pada posisi mata netral, di tengah), saat mata melirik (gaze), saat rangsangan dengan irigasi telinga (caloric test). Pada posisi duduk atau berbaring, penderita diminta melihat ke depan (mata pada posisi netral atau mid line), kemudian melirik pelan-pelan ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Nistagmus dengan kelainan sentral memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Arah vertikal, ke atas atau ke bawah Arah memutar (circular), searah atau berlawanan arah jarum jam Gaze nystagmus (nistagmus yang fase cepatnya berubah bila arah lirikan mata berubah dan arah nistagmus selalu sesuai dengan arah lirikan) Nystagmoid jerks (gerak mata mirip nistagmus) Hallpike Maneuver Pemeriksaan ini bertujuan mencari adanya vertigo/nistagmus posisional paroksismal, oleh karena itu untuk membangkitkannya diperlukan rangsangan perubahan posisi dengan cepat. Penderita duduk di meja periksa dan diminta dengan cepat berbaring terlentang dengan kepala tergantung (disanggah dengan tangan pemeriksa) di ujung meja dan dengan cepat

Upload: andi-haris-nasution

Post on 14-Apr-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdasdas

TRANSCRIPT

Page 1: Vertigo

I. Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan mata

Pemeriksaan ini bertujuan menentukan adanya kelainan jalur vestibulo-visual

Mencari adanya gerakan bola mata yang tidak wajar, misalnya nistagmus dan

strabismus. Nistagmus dapat muncul secara spontan (pada posisi mata netral, di tengah), saat

mata melirik (gaze), saat rangsangan dengan irigasi telinga (caloric test).

Pada posisi duduk atau berbaring, penderita diminta melihat ke depan (mata pada posisi netral

atau mid line), kemudian melirik pelan-pelan ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah.

Nistagmus dengan kelainan sentral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Arah vertikal, ke atas atau ke bawah

Arah memutar (circular), searah atau berlawanan arah jarum jam

Gaze nystagmus (nistagmus yang fase cepatnya berubah bila arah lirikan mata berubah

dan arah nistagmus selalu sesuai dengan arah lirikan)

Nystagmoid jerks (gerak mata mirip nistagmus)

Hallpike Maneuver

Pemeriksaan ini bertujuan mencari adanya vertigo/nistagmus posisional paroksismal, oleh

karena itu untuk membangkitkannya diperlukan rangsangan perubahan posisi dengan cepat.

Penderita duduk di meja periksa dan diminta dengan cepat berbaring terlentang dengan

kepala tergantung (disanggah dengan tangan pemeriksa) di ujung meja dan dengan

cepat kepala diminta menengok ke kiri (10-20°), pertahankan10-15 detik, lihat adanya

nistagmus. Kemudian kembali pada posisi duduk dan lihat adanya nistagmus (10-15

detik).

Pemeriksaan diulang, kali ini kepala menengok ke kanan

gfdgfdgdfgdfgd

Page 2: Vertigo

Vertigo/nistagmus yang timbul dengan arah tertentu, saat posisinya kembali sering timbul

nistagmus dengan arah berlawanan.

Sifat-sifat nistagmus paroksismal akibat kelainan perifer antara lain:

1. Onset lambat, terdapat periode laten 2-20 detik setelah perubahan posisi dilakukan

2. Masa timbul nistagmus sebentar (≤ 2menit)

3. Disertai vertigo sesaat

4. Respon nistagmus mudah lelah

Nistagmus akibat kelainan SSP memiliki ciri-ciri:

1. Tidak terdapat periode laten, nistagmus langsung muncul setelah ada rangsangan

perubahan posisi

2. Masa timbul nistagmus lama (≥2 menit)

3. Tidak atau hanya sedikit disertai keluhan vertigo

4. Nistagmus tidak mudah lelah

2. Pemeriksaan keseimbangan tubuh

Pemeriksaan ini bertujuan mencari adanya lesi di jalur vestibulospinal. Jalur vestibulospinal dapat

berhubungan langsung atau melalui otak kecil, yaitu bagian vestibulo-cerebellum di lobus

flocculonoduler atau archi cerebellum. Kerusakan di otak kecil menampilkan gejala vertigo dan

gejala lain yang mirip dengan kerusakan vestibulum (perifer).

Page 3: Vertigo

Pemeriksaannya antara lain:

Disdiadokinesis

Tes tunjuk hidung dan jari

Tes modifikasi Romberg

3. Pemeriksaan rutin neurologi, mencakup pemeriksaan fungsi nervus kranialis, kekuatan otot,

sensibilitas, dan lain-lain

4. Pemeriksaan rutin otologi

Pemeriksaan fungsi pendengaran dengan garpu tala, untuk membedakan tuli persepsi atau

konduksi.

5. Pemeriksaan fisik diagnostik

Pemeriksaan ini bertujuan mencari kelainan kardiovaskular, endokrin, dan sebagainya.

Pemeriksaan khusus

1. Elektronistagmografi (ENG)

ENG merekam gerakan bola mata berdasarkan perbedaan potensial listrik antara retina dan kornea.

Kelebihan ENG antara lain:

Menilai perubahan gerakan mata dalam keadaan mata terbuka atau tertutup, pada

ruangan terang maupun gelap.

Menentukan nistagmus fisiologis atau patologis

Dalam keadaan fisiologis, orang normal bila melirik lebih dari 400 angular akan timbul

nistagmus. Bila terjadi nistagmus saat lirikan mata dikurangi menjadi 300 atau lebih kecil

lagi, hal tersebut merupakan keadaan patologis.

Menentukan lokasi lesi

i. Nistagmus dengan arah ke atas (up-beat nystagmus), sumber lesi terdapat di

batang otak bagian atas (sekitar pons varolii). Pada down-beat nystagmus,

sumber lesi terdapat di medulla oblongata.

Page 4: Vertigo

ii. Nistagmus dengan arah yang berubah (rebound nystagmus) setiap 10-20 detik

dan dipengaruhi lirikan mata, sering disebabkan lesi kronis di cerebellum atau

olivopontocerelum dan sekitarnya.

iii. Internuclear Ophtalmoplegia, disebabkan lesi di fasciculus longitudinalis

medialis, di antara formatio reticularis dengan inti nervus oculomotorius, atau di

antara inti-inti nervus abducent dengan nervus oculomotorius.

2. Audiometri dan Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP)

Lesi vestibuler perifer sering memberi gejala gangguan pendengaran yang timbulnya lebih awal dari

keluhan vertigo, misalnya neurinoma saraf akustikus. Dari audiogram dapat diperoleh data

kuantitatif fungsi pendengaran.

3. Pemeriksaan psikiatrik

Pemeriksaan psikiatrik perlu dilakukan karena pada 94% kasus dengan keluhan hanya vertigo dan

pada 24% kasus vertigo dengan tinitus, ternyata penyakit dasarnya adalah ansietas.

Terapi Vertigo

Terapi vertigo terdiri atas:

1. Terapi Kausal

Pada umumnya vertigo tidak diketahui penyebabnya. Bila penyebabnya dapat ditemukan,

terapi kausal merupakan pilihan pertama.

2. Terapi Simptomatik

Terapi simtomatik ditujukan pada vertigo (berputar, melayang) dan gejala otonom (mual,

muntah). Obat yang dapat diberikan antara lain:

Calcium entry blocker

Anti histamin (sinarisin, dimenhidrinat, prometasin, cyclizine)

Anti kolinergik (skopolamin, atropin)

Monoaminergik (amfetamin, efedrin)

Anti dopaminergik (klorpromasin, droperidol)

Benzodiazepin (diazepam)

Histaminik (betahistin)

Page 5: Vertigo

Beta blocker (carvedilol)

Anti epileptik (fenitoin)

3. Terapi Rehabilitatif

Tujuan terapi ini untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi

pada pasien dengan gangguan vestibuler.

Mekanisme kerja terapi ini adalah:

Substitusi sentral oelh sistem visual dan somatosensori untuk fungsi vestibuler yang

terganggu

Mengaktifkan kendali tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual, dan

somatosensori

Menimbulkan habituasi

Metode yang digunakan adalah:

Metode Brandt-Daroff

Metode ini dilakukan pada penderita BPPV, caranya yaitu pasien diminta duduk

tegak di tepi tempat tidur dengan kaki tergantung. Kedua mata ditutup dan dengan

cepat berbaring pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik, dan duduk tegak

kembali. Setelah 30 detik proses tersebut diulang dengan tubuh dibaringkan ke sisi

lain.

Latihan ini dilakukan 5 kali pada pagi hari, 5 kali pada malam hari, hingga 2 hari

berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.

Latihan visual-vestibular

1. Pada pasien berbaring

Melirik ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan kanan, selanjutnya

sambil menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm.

Kepala digerakkan fleksi dan ekstensi, semakin cepat, diulangi

dengan mata tertutup, dan setelah itu kepala digerakkan ke kanan

dan kiri

2. Pada pasien yang dapat duduk

Kepala digerakkan ke atas dan bawah dengan cepat sebanyak 5 kali,

tunggu 10 detik hingga vertigo menghilang

Page 6: Vertigo

Kepala digerakkan ke kiri/kanan atas selama 30 detik, kembali ke

posisi awal selama 30 detik, dan menatap sisi lain selama 30 detik.

Sambil duduk membungkuk mengambil benda di lantai.

3. Pada pasien yang dapat berdiri/berjalan

Sambil berdiri, gerakkan mata dan kepala seperti latihan di atas.

Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.

Latihan berjalan

1. jalan menyebrangi ruangan dengan mata terbuka atau tertutup

2. jalan turun-naik pada lantai miring dengan mata terbuka dan tertutup

3. jalan mengelilingi seseorang sambil saling melempar bola