validitas dan reliabilitas instrumen determinan kepatuhan

14
Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38 [Juli] [2018] Teras Kesehatan – 25 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik Shiane Hanako Sheba Politeknik Al Islam Bandung [email protected] ABSTRAK Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun kronis yang belum diketahui penyebabnya sehingga penyandangnya harus mengonsumsi obat jangka panjang untuk mengendalikan penyakitnya. Keadaan ini menimbulkan dampak fisik dan ekonomi karena efek samping serius dan biaya tinggi yang sering memengaruhi kepatuhan minum obat. Determinan kepatuhan berbeda di setiap lokasi karena perbedaan sosial, politik dan budaya. Penelitian bertujuan mendapatkan instrumen determinan kepatuhan minum obat pasien LES yang valid dan reliabel. Telah dilakukan penelitian kuantitatif terhadap 30 pasien LES di klinik Reumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan pemodelan Rasch. Uji validitas 103 butir pernyataan menunjukkan: 83 butir tergolong fit statistic; seluruh butir terbukti unidimensi dan tidak ditemukan konflik antar butir (dimensionality); 4 pilihan jawaban mampu dipahami perbedaannya oleh responden (rating scale). Uji reliabilitas menunjukkan: reliabilitas dan separasi strata butir sangat baik; reliabilitas dan separasi strata responden baik; Alpha Cronbach sangat baik (0,88). Penelitian ini menghasilkan instrumen determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES yang valid dan reliabel, mewakili 51 konstruk dan 13 kategori: karakteristik individu, daya ingat, pengetahuan, eksperimen, manajemen konsumsi, karakteristik penyakit, karakteristik obat, biaya, kebijakan rumah sakit, akses ke rumah sakit, enabler agent, karakteristik tenaga kesehatan dan dukungan eksternal. Kata Kunci: determinan kepatuhan, instrumen reliabel, Instrumen valid, Lupus. ABSTRACT Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease with unknown etiology so the patient needs long-term treatment to control the illness. It could impact physical and economic burden due to serious side effects and high cost treatment that affect drug adherence. The determinants of drug adherence vary by location due to social, political and cultural differences. The aim of this study is to obtain a valid and reliable insrument of drug adherence determinant for SLE patients.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 25

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Minum Obat pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik

Shiane Hanako Sheba

Politeknik Al Islam Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun kronis yang

belum diketahui penyebabnya sehingga penyandangnya harus mengonsumsi

obat jangka panjang untuk mengendalikan penyakitnya. Keadaan ini

menimbulkan dampak fisik dan ekonomi karena efek samping serius dan

biaya tinggi yang sering memengaruhi kepatuhan minum obat. Determinan

kepatuhan berbeda di setiap lokasi karena perbedaan sosial, politik dan

budaya. Penelitian bertujuan mendapatkan instrumen determinan kepatuhan

minum obat pasien LES yang valid dan reliabel.

Telah dilakukan penelitian kuantitatif terhadap 30 pasien LES di klinik

Reumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan teknik consecutive

sampling. Analisis data menggunakan pemodelan Rasch.

Uji validitas 103 butir pernyataan menunjukkan: 83 butir tergolong fit

statistic; seluruh butir terbukti unidimensi dan tidak ditemukan konflik antar

butir (dimensionality); 4 pilihan jawaban mampu dipahami perbedaannya

oleh responden (rating scale). Uji reliabilitas menunjukkan: reliabilitas dan

separasi strata butir sangat baik; reliabilitas dan separasi strata responden

baik; Alpha Cronbach sangat baik (0,88).

Penelitian ini menghasilkan instrumen determinan kepatuhan minum obat

pada pasien LES yang valid dan reliabel, mewakili 51 konstruk dan 13

kategori: karakteristik individu, daya ingat, pengetahuan, eksperimen,

manajemen konsumsi, karakteristik penyakit, karakteristik obat, biaya,

kebijakan rumah sakit, akses ke rumah sakit, enabler agent, karakteristik

tenaga kesehatan dan dukungan eksternal.

Kata Kunci: determinan kepatuhan, instrumen reliabel, Instrumen valid,

Lupus.

ABSTRACT

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease with

unknown etiology so the patient needs long-term treatment to control the

illness. It could impact physical and economic burden due to serious side

effects and high cost treatment that affect drug adherence. The determinants

of drug adherence vary by location due to social, political and cultural

differences. The aim of this study is to obtain a valid and reliable insrument

of drug adherence determinant for SLE patients.

Page 2: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 26

Quantitative research was conducted on 30 SLE patients at Rheumatology

clinic of Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung with consecutive sampling

technique. Data was analyzed by Rasch model.

The validity of 103 instrument item shows: 83 items are fit statistic; all items

are unidimensional and no inter-items conflict; differences of 4 points scale

are understood by the respondent. Reliability shows: items reliability and

strata separation are excellent; responden reliability and strata separation

are good; Cronbach's Alpha is excellent (0.88).

The result of this study is a valid and reliable instrumen of drug adherence

determinants for SLE patient, representing 51 constructs and 13 categories:

individual characteristics, memory, knowledge, experimentation,

consumption management, disease characteristics, drug characteristics,

costs, hospital policies, access to hospitals, enabler agents, characteristics

of health proffesional and social support.

Keywords: adherence determinant, Lupus, reliable instrument, valid

instrument.

1. PENDAHULUAN Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau yang dikenal sebagai penyakit lupus adalah penyakit

peradangan kronis akibat terganggunya sistem imun tubuh.1 LES belum diketahui penyebabnya

sehingga belum dapat disembuhkan, pengobatan hanya bertujuan untuk mengendalikan penyakit

dan mencegah kematian. Orang dengan lupus (odapus) harus mengonsumsi berbagai jenis obat

dalam waktu lama bahkan seumur hidupnya, yang sering menimbulkan efek samping serius

bahkan memperburuk kondisi odapus.2 Keadaan tersebut menyebabkan tingginya angka

ketidakpatuhan minum obat pada pasien LES, yang dapat dilihat di beberapa negara berikut:

Selandia Baru (46%), Brasil (20%), dan Mesir (38%).3-5

Dipihak lain, ketidakpatuhan minum obat pada penyakit LES dapat menimbulkan dampak

negatif berupa outcome yang buruk dan biaya tinggi akibat peningkatan kunjungan ke unit gawat

darurat dan rawat inap.3,6,7

Hal tersebut menambah beban fisik, psikis juga ekonomi yang harus

ditanggung oleh odapus dan keluarganya, sehingga LES digolongkan sebagai penyakit

katastropik.8

Mengingat dampak yang cukup penting, maka tindakan intervensi dan pencegahan untuk

mengatasi ketidakpatuhan minum obat pada lupus perlu dilakukan, salah satunya dengan

mengetahui determinan kepatuhan tersebut.

Determinan ketidakpatuhan minum obat sangat bervariasi di berbagai negara karena perbedaan

alat ukur dan lokasi penelitian. Lokasi penelitian sebagai salah satu faktor penting dalam

determinan kepatuhan terkait perbedaan budaya, sistem kesehatan, lingkungan sosial, ekonomi

maupun politik di masing-masing negara.9 Adanya variasi determinan kepatuhan yang cukup

besar menyebabkan perlu diketahuinya determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES

yang dapat menjadi alat ukur sesuai kondisi di Indonesia.

Belum ada penelitian yang menghasilkan kuesioner determinan kepatuhan minum obat pada

pasien lupus di Indonesia. Penelitian determinan kepatuhan di negara lain telah dilakukan di

Amerika Serikat berupa penelitian kualitatif yang tidak menghasilkan kuesioner.10

Salah satu

Page 3: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 27

penelitian kuantitatif tentang determinan kepatuhan minum obat lupus di Amerika Serikat pada

tahun 2012 menggunakan kuesioner Adult AIDS Clinical Trials Group (AACTG).11

Eksplorasi kualitatif determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES di Indonesia dengan

menggunakan panduan teori perilaku Lawrence Green menghasilkan 57 konstruk dan 14

kategori determinan kepatuhan yaitu: karakteristik individu, daya ingat, pengetahuan,

eksperimen, dan manajemen konsumsi (predisposing); karakteristik penyakit, karakteristik obat,

biaya, kebijakan rumah sakit, akses ke rumah sakit, terapi alternatif dan enabler agent

(enabling); karakteristik tenaga kesehatan dan dukungan eksternal dari berbagai pihak

(reinforcing). Konsep-konsep dan konstruk yang ditemukan membangun konstruk lokal Jawa Barat

berlatar belakang karakteristik masyarakat sunda dan bersifat kontekstual terhadap penyakit LES.12

Penelitian ini bertujuan untuk membangun instrumen determinan kepatuhan minum obat pada

pasien LES di Indonesia berdasarkan konstruk yang diperoleh dari penelitian kualitatif di atas.

Selanjutnya uji validitas serta reliabilitas dilakukan agar dihasilkan instrumen yang berkualitas

dan dapat mengukur konstruk secara konsisten dan akurat. Instrumen yang dihasilkan

diharapkan dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan LES di

Indonesia, pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup dan penurunan

angka kematian odapus.

2. METODE PENELITIAN

Definisi operasional instrumen dibangun dari ekstraksi 57 konstruk dan konsep hasil eksplorasi

kualitatif sebelumnya yang menghasilkan 107 butir pernyataan dengan pilihan jawaban

menggunakan skala Likert berupa 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju hingga sangat tidak

setuju. Validitas internal dilakukan terhadap satu orang pendapat ahli dan validitas respon

kuesioner terhadap satu orang calon responden. Berdasarkan hasil validitas internal tersebut

dilakukan modifikasi kuesioner berupa perbaikan kalimat dan pengurangan butir pernyataan

dengan hasil akhir berupa 103 butir pernyataan yang seluruhnya dianggap telah mewakili

konstruk determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES.

Penelitian dilaksanakan di klinik reumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin pada bulan Juli hingga

September 2016 dengan persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran melalui Ethical Approval Nomor 412/UN6.C1.3.2/KEPK/PN/2016.

Subjek penelitian adalah 30 orang pasien rawat jalan dengan kriteria inklusi: pasien LES

terdiagnosis lupus minimal selama 1 tahun dengan menggunakan kriteria Systemic Lupus

International Collaborating Clinics (SLICC), sedang mengonsumsi obat lupus, dan bersedia

mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi adalah: pasien sedang hamil dan menyusui, menderita

gangguan penglihatan berat, dan menderita gangguan pendengaran berat. Jumlah subjek

penelitian ditetapkan berdasarkan tabel Linacre untuk mengukur validitas dan reliabilitas

instrumen menggunakan Rasch model pada kisaran ±1 logit dengan tingkat kepercayaan 95%.13

Cara pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling, yaitu berasal dari subjek yang

datang berturut-turut ke klinik lupus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi hingga

mencapai ukuran sampel yang dibutuhkan selama periode penelitian berlangsung. Masing-

masing subjek mengisi langsung lembar isian dalam kuesioner didampingi peneliti dengan

waktu pengisian kuesioner tiap subjek lebih kurang 40 menit.

Analisis uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan pemodelan Rasch dengan

perangkat lunak Winsteps versi 3.73. Uji validitas instrumen dilakukan melalui analisis terhadap

nilai-nilai berikut: tingkat kesesuaian butir kuesioner (item fit) yang mengandung makna bahwa

Page 4: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 28

butir pernyataan berfungsi normal melakukan pengukuran yaitu tidak terjadi miskonsepsi

responden; nilai dimensionality untuk menjamin bahwa instrumen berfungsi sebagai alat ukur

yang uni-dimensi atau hanya mengukur apa yang seharusnya diukur saja; serta analisis rating

scale untuk menentukan bahwa responden memahami pilihan jawaban (rating) yang tersedia.14

Uji reliabilitas dilakukan sesuai pemodelan Rasch yaitu analisis terhadap: reliabilitas butir (item

reliability) dan reliabilitas responden (person reliability) untuk mengukur keandalan instrumen

dalam perbedaan tingkat kesulitan butir dan kemampuan responden; nilai alpha Cronbach untuk

mengukur interaksi antara responden dan butir pernyataan secara keseluruhan; serta separasi

butir dan responden untuk mengukur rentang tingkat kesulitan butir-butir pernyataan dan rentang

tingkat kemampuan responden. Reliabilitas instrumen dikatakan tinggi jika taraf kesukaran butir

dan sampel penelitian memiliki jangkauan luas.14

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik subjek sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Subjek

Karakteristik Frekuensi

(n=30) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 3 10

Perempuan 27 90

Status Pernikahan

Menikah 7 23

Belum Menikah 21 70

Pernah menikah 2 7

Asal Domisili

Kota Bandung 17 56

Luar Kota Bandung (Jawa Barat) 13 44

Usia

21-30 16 53

31-40 6 20

41-50 5 17

>50 3 10

Pendidikan

SD 5 17

SMP 3 10

SMA 15 50

Perguruan tinggi 7 23

Pekerjaan

Pelajar 1 3

Pegawai swasta 3 10

Page 5: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 29

Wiraswasta 3 10

Ibu rumah tangga 18 60

Lain-lain 5 17

Karakteristik subjek berupa jenis kelamin dan usia memperlihatkan 27 subjek (90%) berjenis

kelamin perempuan berusia produktif antara 21-50 tahun, hal ini sesuai dengan pernyataan

Wallace dalam Dubois Lupus Erythematosus yang menyatakan bahwa 90% penyandang lupus

adalah wanita aktif usia produktif.15

Hasil yang diperoleh dari tabel item fit pemodelan Rasch berdasarkan urutan nomor butir

kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Item Fit

No Konstruk Fit Statistic

Hasil MNSQ ZSTD Pt. Mea Corr

Karakteristik Individu

1 Optimisme 0.86 -0.6 0.82 fit

2 Optimisme 1.17 0.8 1.14 fit

3 Bersyukur 0.7 -1.2 0.47 fit

4 Bersyukur 0.83 -0.6 0.83 fit

5 Mandiri 1.31 1.1 0.01 fit

6 Mandiri 1.02 0.2 1.01 fit

7 Bermanfaat 0.9 -0.4 0.89 fit

8 Bermanfaat 0.91 -0.4 0.91 fit

9 Keyakinan agama 1.67 1.2 -0.4 tidak fit

10 Keyakinan agama 0.84 -0.5 0.37 fit

11 Supel 0.64 -1.8 0.65 fit

12 Supel 0.86 -0.5 0.88 fit

13 Kejujuran 0.64 -1.5 0.24 fit

13 Kejujuran 0.71 -1.4 0.72 fit

15 Tanggung jawab 0.61 -2 0.6 fit

16 Tanggung jawab 0.91 -0.3 0.91 fit

17 Keingintahuan 0.7 -1.4 0.7 fit

18 Keingintahuan 0.78 -1 0.78 fit

19 Penerimaan 0.58 -1.8 0.59 fit

20 Penerimaan 1.7 2.1 0.3 tidak fit

21 Pemaknaan penyakit 1.91 2.9 -0.23 tidak fit

22 Pemaknaan penyakit 0.93 -0.2 0.94 fit

23 Self compare 0.78 -1 0.74 fit

24 Self compare 0.63 -1.6 0.65 fit

25 Self esteem 1.05 0.3 -0.11 fit

26 Self esteem 1.07 0.4 -0.13 fit

Page 6: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 30

27 Relieved 0.73 -1 0.74 fit

28 Relieved 0.57 -2.1 0.57 fit

29 Percaya 0.43 -2.9 0.44 tidak fit

30 Percaya 0.45 -2.7 0.46 tidak fit

31 Kontrol diri 0.83 -0.6 0.42 fit

32 Kontrol diri 0.31 -3.6 0.67 fit

33 Konsistensi 0.54 -1.9 0.36 fit

34 Konsistensi 0.85 -0.5 0.32 fit

35 Prioritizing 0.51 -2.1 0.51 fit

36 Prioritizing 0.93 -0.2 0.14 fit

Daya ingat

37 Daya ingat 0.49 -2.2 0.52 tidak fit

38 Daya ingat 0.54 -2.1 0.56 fit

Pengetahuan

39 Pengetahuan penyakit 0.89 -0.3 0.3 fit

40 Pengetahuan penyakit 0.81 -0.7 0.81 fit

Eksperimen

41 Eksperimen 1.14 0.6 0.21 fit

42 Eksperimen 1.17 0.7 0.37 fit

Manajemen konsumsi

43 Reminder 1.38 1.5 0.21 fit

44 Persediaan obat 1.06 0.3 1.16 fit

45 Persediaan obat 1.32 1.1 0.27 fit

Karakteristik penyakit

46 Gejala penyakit 1.31 1.1 0.32 fit

47 Gejala penyakit 1.75 2.3 0.04 tidak fit

48 Aktifitas penyakit 2.02 3.1 2.01 tidak fit

49 Aktifitas penyakit 0.7 -1.1 0.57 fit

50 Penyakit lain 1.16 0.8 0.09 fit

51 Penyakit lain 0.99 0.1 -0.02 fit

52 Konsekuensi 0.76 -1 0.77 fit

53 Konsekuensi 0.53 -2.4 0.53 fit

Karakteristik Obat

54 khasiat terapi 0.43 -2.9 0.45 tidak fit

55 khasiat terapi 0.45 -2.8 0.46 tidak fit

56 Efek samping 1.4 1.7 -0.02 fit

57 Efek samping 1.04 0.3 -0.13 fit

58 Jumlah obat 1.16 0.8 -0.19 fit

59 Jumlah obat 1.26 1.2 -0.16 fit

60 Sifat fisik obat 1.52 2.2 -0.19 tidak fit

61 Sifat fisik obat 1.45 2 -0.05 fit

62 Tindakan terapi 1.36 1.5 -0.37 fit

Page 7: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 31

63 Tindakan terapi 1.26 1.2 -0.35 fit

64 Dosis 1.66 2.6 -0.13 tidak fit

65 Dosis 1.13 0.6 -0.21 fit

66 Kualitas obat 0.91 -0.4 0.89 fit

67 Kualitas obat 0.7 -1.3 0.7 fit

Biaya

68 Biaya 2.01 2.9 -0.12 tidak fit

69 Biaya 1.31 1.4 0.31 fit

70 Bantuan biaya 1.54 1.9 0.14 tidak fit

71 Kendala ekonomi 1.82 3 -0.12 tidak fit

72 Kendala ekonomi 1.69 2.4 -0.02 tidak fit

73 Jaminan biaya 0.63 -1.6 0.63 fit

74 Jaminan biaya 0.51 -2.5 0.52 fit

Kebijakan RS

75 Ketersediaan obat 1.01 0.1 0.24 fit

76 Ketersediaan obat 1.04 0.2 0.24 fit

77 Sarana prasarana 1.2 0.9 0.38 fit

78 Sarana prasarana 1.28 1.2 0.17 fit

79 Sistem rujukan 0.93 -0.1 0.49 fit

80 Sistem rujukan 0.94 -0.1 0.35 fit

81 Kompetensi dokter 0.9 -0.3 0.33 fit

82 Kompetensi dokter 0.84 -0.5 0.57 fit

Akses Fasyankes

83 Transportasi 0.46 -2.4 0.52 tidak fit

84 Transportasi 1.09 0.4 0.26 fit

85 Jarak 2.09 3.7 -0.14 tidak fit

Terapi Alternatif

86 Terapi alternatif 1.95 2.9 0.15 tidak fit

87 Terapi alternatif 2.05 3.3 0.16 tidak fit

Enabler Agent

88 Active screening 1.13 0.6 1.12 fit

89 Dispensasi 0.89 -0.3 0.61 fit

90 Dispensasi 0.83 -0.6 0.69 fit

Karakteristik Nakes

91 Informasi medis 0.58 -2.1 0.59 fit

92 Informasi medis 0.66 -1.4 0.68 fit

93 Kepedulian 0.93 -0.2 0.95 fit

94 Kepedulian 0.59 -1.8 0.6 fit

95 Empati 0.61 -1.9 0.65 fit

96 Empati 0.51 -2.5 0.52 fit

Dukungan Eksternal

97 Dukungan keluarga 0.58 -2.2 0.58 fit

Page 8: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 32

98 Dukungan orangtua 0.69 -1.5 0.66 fit

99 Dukungan pasangan 1.15 0.7 1.12 fit

100 Dukungan teman 0.62 -1.8 0.62 fit

101 Lingkungan 0.53 -2.1 0.55 fit

102 Dukungan lembaga 1.49 1.8 0.21 fit

103 Kerelawanan 1.65 2 0.46 fit

Butir instrumen valid menurut Boone jika memenuhi 2 dari 3 kriteria berikut, yaitu: nilai Outfit

Mean Square (MNSQ) 0,5 < MNSQ < 1,5; nilai Outfit Z-Standard (ZSTD) -2,0 < ZSTD < +2,0;

atau nilai Point Measure Correlation (Pt Mea Corr) 0,4 < Pt Mea Corr < 0,85.14

Pada tabel 2 di atas terdapat 21 butir pernyataan yang tidak memenuhi syarat fit statistik MNSQ

yang memperlihatkan nilai Outfit MNSQ lebih dari (+1,5 logit) atau kurang (+0,5 logit) yang

dianggap dapat membingungkan responden. Khusus untuk butir 48, 68, 85, dan 87 yang

memiliki nilai Outfit MNSQ (+2,0 logit) dapat dianggap kurang produktif sehingga dapat

menurunkan kualitas pengukuran.

Nilai Outfit ZSTD pada tabel 2 memperlihatkan 23 butir pernyataan memiliki logit Outfit ZSTD

lebih dari (+2.0 logit) atau kurang dari (-2,0 logit) yang berarti bahwa kesesuaian pernyataan

dengan responden tidak dapat diprediksi, terutama pada butir pernyataan 48, 85, dan 87 yang

memiliki outfit ZSTD lebih dari (+3,0 logit) menggambarkan ketidaksesuaian butir pernyataan

dengan responden terjadi secara mutlak. namun dapat dikurangi dengan memperbanyak jumlah

sampel.

Pada tabel 2 terdapat 58 butir pernyataan memiliki nilai Pt Mea Corr kurang dari (+0,4 logit)

atau lebih dari (+0,85 logit), hal ini menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut kurang

fokus dan sulit dijawab oleh responden. Klasifikasi lain membedakan nilai outfit Pt Mea Corr

negatif atau positif; pada tabel 2 terdapat 18 butir pernyataan yang memiliki nilai Pt Mea Corr <

(0 logit) hal ini menunjukkan bahwa pernyataan yang dibangun tidak dapat mengukur konstruk

yang seharusnya diukur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dari seluruh butir pernyataan kuesioner kepatuhan minum obat

pada pasien lupus terdapat 20 butir pernyataan yang misfit item atau tidak memenuhi minimal 2

dari 3 kriteria yang ditetapkan yaitu butir pernyataan 9, 20, 21, 29, 30, 37, 47, 48, 54, 55, 60, 64,

69, 70, 71, 72, 83, 85, 86, dan 87.14

Ke-20 butir pernyataan tersebut mewakili 16 konstruk dalam

7 kategori, yaitu: keyakinan agama, penerimaan, pemaknaan, percaya (kategori karaktersitik

individu); daya ingat (kategori daya ingat); gejala penyakit, aktifitas penyakit (kategori

karakteristik penyakit); khasiat terapi, sifat fisik obat, dosis (kategori karakteristik obat); biaya,

bantuan biaya, kendala ekonomi (kategori biaya); transportasi, jarak (kategori akses fasyankes);

terapi alternatif (kategori terapi alternatif).

Terdapat 5 konstruk yang harus diperbaiki karena seluruh butir pernyataan (10 butir pernyataan)

dalam konstruk tersebut termasuk kategori misfit item sehingga konstruk tidak dapat diukur

dalam instrumen determinan kepatuhan ini, yaitu: percaya, khasiat terapi, bantuan biaya, kendala

ekonomi, dan terapi alternatif.

Page 9: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 33

Tabel 3. Item Dimensionality

Kriteria Nilai

Variance in data explained by measure 44,2%

Unexplained variance in contrast 1-5

unexplained variance in 1st contrast 14,6 %

unexplained variance in 2nd contrast 11,0 %

unexplained variance in 3rd contrast 10,2 %

unexplained variance in 4th contrast 8,1 %

unexplained variance in 5th contrast 5,8 %

Uji validitas lain dalam pemodelan Rasch adalah Dimensionality, yaitu ditentukan dengan

melihat nilai variance explained in measure dan nilai unexplained variance in contrast 1-5.

Kriteria nilai variance in data explained by measure adalah buruk (<20%), cukup (20-40%),

baik (40-60%), sangat baik (>60); sedangkan kriteria penilaian unexplained variance in contrast

1-5 adalah buruk (>15%), cukup (10-15%), baik (5-10%), sangat baik (3-5%), istimewa (<3%).14

Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa nilai variance in data explained by measure tergolong

dalam kriteria baik (44,2%) yang menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan dalam kuesioner

mempunyai satu dimensi pengukuran yaitu menjadi alat ukur determinan kepatuhan minum obat.

Nilai unexplained variance in contrast 1 sampai 5 seluruhnya di bawah 15%, hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada butir pernyataan yang bermasalah atau tidak sesuai tujuan

penelitian.

Tabel 4. Rating Scale

Kategori Observed Average

1 -0.89

2 -0.44

3 1.17

4 2.09

Uji validitas yang juga dianalisis menggunakan pemodelan Rasch dalam kuesioner determinan

kepatuhan minum obat ini adalah rating scale. Rating scale ditentukan berdasarkan nilai

observed average, yaitu harus meningkat secara sistematis, dari negatif menjadi positif. Nilai

observed average pada tabel 4 di atas memperlihatkan nilai-nilai yang meningkat secara

sistematis, hal ini menunjukkan bahwa 4 macam pilihan jawaban (rating) yang disediakan dalam

kuesioner mampu dipahami perbedaannya oleh responden.

Uji reliabilitas instrumen menggunakan pemodelan Rasch dilakukan terhadap butir pernyataan

(item reliability) dan responden (person reliability) dengan kriteria sebagai berikut:

Page 10: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 34

lemah(<0,67 logit), cukup (0,67-0,80 logit), baik (0,8-0,90 logit), sangat baik (0,91-0,94 logit),

istimewa (>0,94 logit).14

Tabel 5. Reliabilitas Butir Instrumen dan Responden

Rata-rata Logit Reliabilitas Separasi Alfa Cronbach

Instrumen +0,00 0,94 3,89 0,88

Responden +1,01 0,84 2,32

Berdasarkan tabel 5 di atas, nilai reliabilitas butir instrumen (0,94) termasuk kategori sangat

baik, sedangkan nilai reliabilitas responden (0,84) termasuk kategori baik. Hasil analisis kedua

reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen determinan kepatuhan minum obat pada

pasien LES ini memiliki keandalan sebagai alat ukur pada tingkat kesulitan butir pernyataan

yang berbeda serta kemampuan responden yang bervariasi.

Nilai separasi strata butir pernyataan dan responden juga diukur dalam uji reliabilitas

menggunakan pemodelan Rasch yang dihitung dengan menggunakan rumus berikut:14

( )

Kriteria kualitas butir instrumen dan responden dalam nilai separasi strata adalah: kurang (<2),

cukup (2-3), baik (3-4), sangat baik (4-5), istimewa (>5). Kualitas instrumen semakin baik jika

memiliki nilai separasi strata tinggi, hal ini menunjukkan bahwa instrumen dapat

mengidentifikasi seluruh kelompok responden dan kelompok butir yang ada atau memiliki

jangkauan luas sebagai alat ukur.14

Berdasarkan tabel 5 di atas, nilai separasi instrumen adalah 3,89, maka hasil perhitungan

separasi strata instrumen yaitu 5,5 yang dibulatkan menjadi 5. Hasil separasi instrumen 5

mengandung makna bahwa terdapat 5 kelompok butir pernyataan yang tergolong sangat sulit,

sulit, sedang, mudah dan sangat mudah.

Nilai separasi responden pada tabel 5 adalah 2,32, maka hasil perhitungan separasi strata

responden yaitu 3,4 yang dibulatkan menjadi 3. Separasi strata responden 3 berarti bahwa

terdapat tiga kategori kelompok jawaban responden yang menunjukkan perbedaan tingkat

kemampuan responden.

Hasil perhitungan separasi strata di atas termasuk dalam kategori reliabilitas sangat baik pada

separasi strata butir dan kategori baik pada separasi strata responden yang berarti instrumen

memiliki jangkauan cukup luas pada variasi kesulitan butir pernyataan dan kemampuan

responden.

Nilai Alpha Cronbach bertujuan untuk mengukur konsistensi interaksi antara responden dan

butir pernyataan secara keseluruhan dengan kriteria sebagai berikut: buruk (< 0,5), kurang (0,5-

0,6), cukup (0,6-0,7), baik (0,7-0,8), dan sangat baik (>0,8).14

Pada tabel 5, nilai Alpha

Cronbach adalah (0,88) yang tergolong dalam kriteria sangat baik, sehingga dapat dikatakan

bahwa instrumen memiliki konsistensi pengukuran pada responden yang berbeda. Hasil analisis

reliabilitas di atas menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai

dengan persyaratan reliabilitas pemodelan Rasch.

Page 11: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 35

Uji validitas dan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa terdapat 20 butir pernyataan yang tidak

valid dari 103 butir yang ada, sedangkan uji reliabilitas seudah memenuhi kriteria. Maka

dihasilkan instrumen determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES yang valid dan

reliabel, terdiri dari 51 konstruk yang mewakili 13 kategori seperti terlihat pada tabel 6 dibawah

ini.

Tabel 6. Konstruk Valid dan Reliabel

Instrumen Determinan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien LES

No Konstruk

1. Karakteristik Individu

1 Optimisme

2 Bersyukur

3 Mandiri

4 Bermanfaat

5 Keyakinan agama

6 Supel

7 Kejujuran

8 Tanggung jawab

9 Keingintahuan

10 Penerimaan

11 Pemaknaan penyakit

12 Self compare

13 Self esteem

14 Relieved

15 Kontrol diri

16 Konsistensi

17 Prioritizing

2. Daya ingat

18 Daya ingat

3. Pengetahuan

19 Pengetahuan penyakit

4. Eksperimen

20 Eksperimen

5. Manajemen konsumsi

21 Reminder

22 Persediaan obat

6. Karakteristik penyakit

23 Gejala penyakit

24 Aktifitas penyakit

25 Penyakit lain

Page 12: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 36

26 Konsekuensi

7. Karakteristik Obat

27 Efek samping

28 Jumlah obat

29 Sifat fisik obat

30 Tindakan terapi

31 Dosis

32 Kualitas obat

8. Biaya

33 Biaya

34 Jaminan biaya

9. Kebijakan RS

35 Ketersediaan obat

36 Sarana prasarana

37 Sistem rujukan

38 Kompetensi dokter

10. Akses Fasyankes

39 Transportasi

11. Enabler Agent

40 Active screening

41 Dispensasi

12. Karakteristik Nakes

42 Informasi medis

43 Kepedulian

44 Empati

13. Dukungan Eksternal

45 Dukungan keluarga

46 Dukungan orangtua

47 Dukungan pasangan

48 Dukungan teman

49 Lingkungan

50 Dukungan lembaga

51 Kerelawanan

Page 13: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 37

4. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini berupa instrumen determinan kepatuhan minum obat pada pasien LES yang

valid dan reliabel sesuai pemodelan Rasch. Instrumen terdiri dari 83 butir pernyataan yang

mewakili 51 konstruk dan 13 kategori sebagai berikut: karakteristik individu, daya ingat,

pengetahuan, eksperimen, manajemen konsumsi, karakteristik penyakit, karakteristik obat,

biaya, kebijakan rumah sakit, akses ke rumah sakit, enabler agent, karakteristik tenaga kesehatan

dan dukungan eksternal.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan telah tersedia instrumen yang dianggap sahih dan

andal untuk mengukur determinan kepatuhan minum obat pada pasein LES, namun uji yang

dilakukan hanya melibatkan responden pasien LES berdomisili di Kota Bandung dan bersuku

Sunda sehingga belum tentu sesuai jika digunakan sebagai instrumen penelitian di daerah lain.

Penelitian dapat dilanjutkan dengan penelitian kualitatif untuk menentukan determinan

kepatuhan yang paling berpengaruh sehingga dapat berkontribusi pada manajemen konsumsi

minum obat khususnya pasien LES. Pengembangan penelitian dapat memberi gambaran

pentingnya dukungan keluarga maupun berbagai profesi kesehatan selain motivasi internal yang

dimiliki odapus, yang berdampak terhadap penatalaksanaan pasien LES untuk meningkatkan

kualitas hidup dan menurunkan angka kematian.

DAFTAR RUJUKAN

Tutuncu ZN, Kalunian KC. The Definition and clasification of systemic lupus

erythematosus. In: Wallace DJ, Hahn BH, editors. Duboi’s lupus erythematosus.

7th ed. Philadelphia. Lippincott William & Wilkins; 2007:16-19.

de Achaval S, Suarez Almazor ME. Treatment adherence to disease-modifying

antirheumatic drugs in patients with rheumatoid arthritis and Systemic Lupus

Erythematosus. Int J Clin Rheumtol. 2010 June 1;(3): 313–326.

Kamen DL. Adjunctive and preventive measure. Dalam: Wallace DJ, Hahn BH, editor.

Dubois, Lupus Erythematosus and related syndrome. Edisi ke-8.

Philadelphia:Elsevier Saunders; 2013. hlm. 633-639.

Bugni MV, Ozaki SS, Okamoto KYK. Factors associated with adherence to treatment in

children and adolescents with chronic rheumatic diseases. J Pediatr (Rio J).

2012;88(6):483-8.

Abdul-Sattar AB, Abou El Magd SA.Determinants of medication non-adherence in

Egyptian patients with systemic lupus erythematosus: Sharkia

Governorate.Rheumatol Int. (abstract) 2015; 35 (6): 1045-51.

Julian LJ, Yoolin E, Yazdany J, Panopalis P, Trupin L, Criswell LA, dkk. Depression,

medication adherence and service utilization in Systemic lupus erythematosus.

Arthritis Rheum. 2009;62(2): 240-246. .

Feldman CH, Yazdany J, Guan H. Medication nonadherence is associated with

increased subsequent acute care utilization among medicaid beneficiaries with

Systemic Lupus Erythematosus. Arthritis Care & Research. Vol. 67, No. 12,

December 2015, pp 1712–1721.

Page 14: Validitas dan Reliabilitas Instrumen Determinan Kepatuhan

Teras Kesehatan | ISSN (p): 2622 - 2396 | Vol. I | No. I | Halaman 25 - 38

[Juli] [2018]

Teras Kesehatan – 38

Kang SC, Hwang SJ, Chang YS, Chou CT,Tsai CY. Characteristics of comorbidities and

costs among patients who died from Systemic Lupus Erythematosus in Taiwan.

Arch Med Sci. 2012; 8(4): 690-696.

Horne R, Weinman J, Barber N, et al. Concordance, adherence and compliance in

medicine taking: Report for the National Co-ordinating Centre for NHS Service

Delivery and Organisation R & D (NCCSDO). London. 2005. hlm. 48-53.

Lisseanu MG, Greisinger A, Richardson M, et al. Determinants of treatment adherence

in ethnically diverse, economically disadvantaged patients with rheumatic

disease. J Rheumatol. 2005 May;32(5)[diunduh 1 februari 2016]:913-9. tersedia

dari www.ncbi.nlm.nih.gov. Abstrak.

Gonzalez G, Richardson M, Lisseanu MGP, et al. Treatment adherence in patients with

rheumatoid arthritis and systemic lupus erythematosus. Rheumatol. 2008 Jul

[diunduh 2 Februari 2017];27(7):883-9. Tersedia dari www.ncbi.nlm.nih.gov.

Abstrak

Sheba SH, Djuhaeni H, Setiabudiawan B, Sunjaya DK, Mutyara K, Rinawan F. (Maret

2018). Kepatuhan minum obat pada pasien Lupus Eritematosus Sistemik di

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Majalah Kedokteran Bandung, 21-28.

Linacre JM. Sample Size and Item Calibration Stability. Rasch Measurement

Transactions1994 [diunduh 16 Mei 2016]; 7:4: 328. Tersedia dari

www.researchgate.net.

Sumintono B, Widhiarso W. Aplikasi model Rasch untuk penelitian ilmu-ilmu sosial.

Edisi revisi; 2015. Trim Komunikata Publishing House. Cimahi

Ward MM. Socioeconomic and Disability Aspects. Dalam: Wallace DJ, Hahn BH,

editor. Dubois, Lupus Erythematosus and related syndrome. Edisi ke-8.

Philadelphia:Elsevier Saunders; 2013. hlm. 653-658.