vaksin campak

2
Vaksin Campak Vaksin campak adalah preparat virus hidup yang dilemahkan dan berasal dari berbagai strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. Virus vaksin ditumbuhkan pada media sel embrio telur. Titer vaksin standar mengandung tidak kurang dari 3 log 10 (1000) unit infeksius per dosis. Meningkatkan potensi vaksin tidak akan menaikkan tingkat serokonversi pada anak berumur 9 bulan atau lebih. Vaksin campak harus didinginkan pada suhu yang sesuai (2-8 O C) karena sinar matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin campak. Bila virus vaksin mati sebelum disuntikkan, vaksin tersebut tidak akan mampu menginduksi respon imun. Banyak kegagalan vaksinasi akibat kesalahan penyimpanan. Di Negara yang sedang berkembang, angka serokonversi biasanyalebih dari 85%. Sisa antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta merupakan faktor pertimbangan yang penting untuk menentukan umur imunisasi campak dapat diberikan. Pada umur bulan, sekitar 10% bayi di beberapa Negara masih mempunyai antibody dari ibuyang dapat mengganggu respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi dapat menunda angka serokonversi. Secara umum didapatkan angka serokonversi lebih dari 85% bila vaksin diberikan pada umur 9 bulan atau lebih dari 90% bila diberikan pada umur 12 bulan. Namun, penundaan imunisasi dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas akibat campak yang cukup tinggi di kebanyakan Negara berkembang. Dari data insiden campak dan angka serokonversi terhadap vaksin campak berdasarkan kelompok umur di Negara yang sedang berkembang, pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan dprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang-kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi pada umur 9 bulan untuk program imunisasi rutin di Negara berkembang. Pada daerah dengan resiko mortalitas bayi berusia kurang dari 9 bulan yang sangat tinggi, seperti di kamp-kamp pengungsi, pada bayi-bayi yang dirawat inap, dan bayi terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus), dianjurkan diberikan 2 dosis vaksin virus campak pada umur 6 dan 9 bulan. Di Negara-negara maju, yang mempunyai resiko terjangkit campak pada usia dini jauh lebih rendah, vaksin campak diberikan pada umur 12-15 bulan, saat semua anak telah kehilangan antibody maternal sehingga respons imun optimal dapat dicapai.

Upload: syahrir-ramadhan

Post on 24-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vaksin Campak Vaksin campak adalah preparat virus hidup yang dilemahkan dan berasal dari berbagai strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. Virus vaksin ditumbuhkan pada media sel embrio telur. Titer vaksin standar mengandung tidak kurang dari 3log10 (1000) unit infeksius per dosis. Meningkatkan potensi vaksin tidak akan menaikkan tingkat serokonversi pada anak berumur 9 bulan atau lebih. Vaksin campak harus didinginkan pada suhu yang sesuai (2-8OC) karena sinar matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin campak. Bila virus vaksin mati sebelum disuntikkan, vaksin tersebut tidak akan mampu menginduksi respon imun. Banyak kegagalan vaksinasi akibat kesalahan penyimpanan. Di Negara yang sedang berkembang, angka serokonversi biasanyalebih dari 85%.Sisa antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta merupakan faktor pertimbangan yang penting untuk menentukan umur imunisasi campak dapat diberikan. Pada umur bulan, sekitar 10% bayi di beberapa Negara masih mempunyai antibody dari ibuyang dapat mengganggu respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi dapat menunda angka serokonversi. Secara umum didapatkan angka serokonversi lebih dari 85% bila vaksin diberikan pada umur 9 bulan atau lebih dari 90% bila diberikan pada umur 12 bulan. Namun, penundaan imunisasi dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas akibat campak yang cukup tinggi di kebanyakan Negara berkembang.Dari data insiden campak dan angka serokonversi terhadap vaksin campak berdasarkan kelompok umur di Negara yang sedang berkembang, pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan dprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang-kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi pada umur 9 bulan untuk program imunisasi rutin di Negara berkembang. Pada daerah dengan resiko mortalitas bayi berusia kurang dari 9 bulan yang sangat tinggi, seperti di kamp-kamp pengungsi, pada bayi-bayi yang dirawat inap, dan bayi terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus), dianjurkan diberikan 2 dosis vaksin virus campak pada umur 6 dan 9 bulan. Di Negara-negara maju, yang mempunyai resiko terjangkit campak pada usia dini jauh lebih rendah, vaksin campak diberikan pada umur 12-15 bulan, saat semua anak telah kehilangan antibody maternal sehingga respons imun optimal dapat dicapai.Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak dapat diturunkan lebih dari 90%. Namun, karena campak merupakan penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah meskipun 85-90% anak sudah mempunyai imunitas. Oleh karena itu, untuk program eradikasi campak diperlukan pemberian ulangan vaksinasi pada usia 5-7 tahun. Tujuannya adalah untuk menekan jumlah individu yang rentan terjangkit campak sampai di bawah 1%.Efek samping imunisasi campak diantaranya adalah demam tinggi (suhu lebih dari 39,4oC) yang terjadi 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung selama 24-48 jam (insidens sekitar 2%). Efek samping yang lebih berat, seperti ensefalitas, sangat jarang terjadi, kurang dari 1 dari setiap 1-3 juta dosis yang diberikan. SSPE (subacute sclerosing panencephalitis) tidak perbah ditemukan lagi di Negara-negara yang telah melaksanakan program imunisasi campak dengan efektif sehingga kecil sekali kemungkinan vaksin mengakibatkan SSPE.Penyakit campak sangat berbahaya bafi penderita gangguan kekebalan. Vaksin campak mengakibatkan pneumonia pada penderita leukemia sehingga vaksin ini tidak boleh diberikan pada penderita gangguan sistem imun berat. Meskipun demikian, vaksin campak terbukti aman untuk penderita HIV (human immunodeficiency virus) positif dan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Immunoglobulin atau produk darah yang lain mungkin mengandung antibody terhadap campak yang dapat mengganggu timbulnya respons imun sehingga pemberian vaksinasi campak sebaiknya ditunda 3-11 bulan pasca-pemberian immunoglobulin atau transfuse produk darah, tergantung pada jenis preparat yang diberikan.Alergi telur dan vaksinasi campakDahulu, anak yang mempunyai riwayat timbulnya reaksi alergi setelah makan telur tidak boleh diimunisasi campak atau parotitis kecuali dilakukan tes kulit sebelumnya disertai pemberian vaksin dengan cara atau jadwal yang khusus. Namun, banyak penilitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi campak dan parotitis dengan aman diberikan pada anak dengan riwayat alergi telur.