uuk obat.doc
TRANSCRIPT
UNDANG – UNDANG KESEHATAN
“ Survei Pendistribusian Obat di APOTEK”
Oleh
Larial Tri J
Lukita Arindra
Ainun Najiyah
Arum Rahardhini
Monika Erma V
AKADEMI FARMASI PUTERA INDONESIA MALANG
Oktober, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat belakangan ini menjadi salah satu barang wajib yang dibawa kemana-
mana saat beraktivitas oleh sebagian masyarakat. Pada dasarnya obat adalah zat,
bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk menentukan kondisi fisiologi
dan keadaan patologi, guna menetapkan diagnosis, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pemulihan, ataupun meningkatkan derajat kesehatan, dan kontrasepsi.
Obat seringkali diperdebatkan baik peredaran maupun penggunaannya,
mengingat obat tidak selamanya baik bagi kesehatan. Sebab, ada obat yang tidak
sesuai atau tidak cocok digunakan oleh orang-orang tertentu. Untuk memudahkan
dalam penggunaan, obat kemudian digolongkan kedalam enam golongan yaitu:
Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras, Obat Wajib Apotek, Obat
Narkotika, dan Obat Psikotropika. Adapun yang akan dibahas melalui makalah ini
adalah golongan obat keras dan obat wajib apotek. Diharapkan melalui makalah
ini, pengetahuan tentang golongan obat keras serta obat wajib apotek dapat
ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obat Keras?
2. Apa saja contoh-contoh Obat Keras?
3. Bagaimana penandaan Obat Keras?
4. Apa yang dimaksud dengan Obat Wajib Apotek?
5. Apa tujuan keberadaan Obat Wajib Apotek?
6. Apa saja contoh-contoh Obat Wajib Apotek?
7. Bagaimana Penandaan Obat Wajib Apotek?
8. Apa saja Undang-Undang yang mengatur OWA?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Obat Keras.
2. Mengetahui apa saja contoh-contoh Obat Keras.
3. Mengetahui bagaimana penandaan Obat Keras.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Obat Wajib Apotek.
5. Mengetahui apa tujuan keberadaan Obat Wajib Apotek.
6. Mengetahui apa saja contoh-contoh Obat Wajib Apotek.
7. Mengetahui penandaan Obat Wajib Apotek.
8. Mengetahui apa saja Undang-Undang yang mengatur OWA.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang mempunyai
pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis
maupun biokimiawi. Obat juga merupakan kumpulan zat kimia yang dapat mempengaruhi
proses hidup setiap manusia yang mengkonsumsinya dan akan melewati mekanisme kerja dari
mulai bagaimana obat itu di absorpsi, didistribusikan, mengalami biotransformasi dan akhirnya
harus ada yang diekskresikan. Pengobatan memiliki tujuan yaitu sebagai penetapan diagnosa,
sebagai tindakan pencegahan (preventif), dan penyembuhan (kuratif), simtomatik. Pengobatan
juga bisa berperan dalam proses pemulihan kembali (rehabilitatif) maupun peningkatan
kesehatan (promotif) serta sebagai kontrasepsi.
b. Komodiktif Obat
Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas
Obat Keras
Obat Anmaakt (Obat Racikan)
Perbekalan Farmasi lain
c. Hal yang perlu diperhatikan pada komoditi adalah :
Sumber pembelian
Cara penyimpanan
Dokumentasi
Pengawasan mutu internal.
d. Undang-Undang tentang OWA
Adapun undang-undang yang mengatur tentang obat wajib apotek, antara lain
sebagai berikut:
1) Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria OWA
2) Keputusan Menteri kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/VII/1990 tentang
Daftar Obat Wajib Apotek No. 1, yang kemudian diperbaharui
dengan;
3) Permenkes RI No. 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Perubahan
Golongan OWA No.1
4) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/SK/VII/1993 tentang
Daftar Obat Wajib Apotek No. 2
5) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1
1. Obat Kerja dan Psikotropika
- Untuk obat yang hanya diperoleh dengan
Resep dokter :
• Lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan
huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. Contoh : Asam
Mefenamat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 633/PH/62/B tahun 1962
memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk dalam daftar obat keras.
Adapun obat yang masuk ke dalam golongan obat keras ini antara lain:
1) Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
2) Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara
parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian
lain dengan jalan merobek jaringan,
3) Semua obat baru kecuali jika telah dinyatakan secar tertulis oleh
Departemen Kesehatan bahwa obat tersebut tidak membahayakan
kesehatan manusia.
4) Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras, baik dalam
bentuk tunggal maupun semua sediaan yang mengandung obat
tersebut. Pengecualian jika dibelakang nama obat disebutkan
ketentuan lain atau jika obat tersebut masuk kedalam obat bebas
terbatas. Contohnya:
a) Acetanilidum
b) Adrenalinum
c) Antibiotik
d) Antihistamin
e) Apomorphinum
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital
2. Untuk obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter :
OBAT BEBAS
( lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam )
Obat boleh digunakan tanpa resep dokter ( atau disebut obat OTC = Over
The Counter ) dan dijual secara bebas.
Alasan di perjual belikan :
aman untuk pengobatan sendiri,
untuk penyakit ringan misalnya diare, vitamin.
Obat Bebas Terbatas
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Zaman dahulu disebut daftar W = Waarschuwing = peringatan )
- Obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek
tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam.
Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan bertanda kotak
kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan
tulisan sebagai berikut:
P. No. 1 : Awas ! Obat Keras bacalah aturan pemakaiannya.
P. No. 2 : Awas ! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
P. No. 3 : Awas ! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan
P. No. 4 : Awas ! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
P. No. 5 : Awas ! Obat Keras. Tidak boleh ditelan.
P. No. 6 : Awas ! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan.
3. Obat Narkotika
- obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis
- Efek : penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Obat Wjib Apoteker
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus
diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman.
Informasi tersebut dapat diperb Sebelumnya telah dijelaskan bahwa golongan obat
keras harus diserahakan berdasarkan resep dokter, namun ada beberapa obat keras
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan syarat obat-obat tersebut
diserahkan oleh apoteker yang sedang melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.
Obat-obat keras jenis ini dimasukan ke dalam golongan tersendiri, yaitu golongan
obat wajib apotek. Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi
keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat, pemerintah
mengeluarkan kebijakan OWA. Jadi, obat wajib apotek merupakan obat keras yang
dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien tanpa resep
dokter. olehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas
terbatas.
Table Survey
NAMA
OBATINDIKASI
GOLONGA
N OBAT
RESEP /
BEBAS
NAMA
APOTEK
Amoksisilin
Infeksi saluran nafas,
saluran genito-
urinaria, kulit dan
jaringan lunak yg
disebabkan organism
gram (+/-) yg peka
terhadap obat ini.
Obat keras
Bebas
Seharusn
ya
memakai
resep
dokter
APOTEK
“SEHAT”
BATU
Trihexyphen
idil
Segala jenis penyakit
Parkinson, termasuk
pasca ensefalitis dan
idiopatik, sindroma
parkinson akibat
obat, misalnya
reserpina dan
fenotiazin.
Obat keras Resep APOTEK
“MANFAA
T”
BATU
Chlorpromaz
in
Psikosis, neurosis,
gangguan susunan
saraf pusat yang
membutuhkan sedasi,
anestesi, pre
medikasi, mengontrol
hipotensi, induksi
hipotermia,
Obat keras Resep APOTEK
“MANFAA
T”
BATU
antiemetik,
skizofrenia, gangguan
skizoafektif, psikosis
akut, sindroma
paranoid, & stadium
mania akut
Codein
Nyeri ringan sampai
sedang, batuk
(antitusif), diare, dan
irritable bowel
syndrome
Obat Bius /
Narkotika
Resep APOTEK
“SEHAT”
BATU
Doveri
Indikasi doveri
seringkali digunakan
utuk influenza,
penekanan refleks
batuk, sebagai
sedativum, sebagai
ekspektoran
Obat Bius /
Narkotika
Resep APOTEK
KIMIA
FARMA
“BENGAW
AN SOLO”
MALANG
Paramex Sakit kepala, migren,
sakit gigi, nyeri
menstruasi, flu,
Obat Bebas
Terbatas
Bebas APOTEK
“SEHAT”
reumatisme,
neuralgia (nyeri
saraf) & skiatika
(pinggang pegal, linu
panggul), demam.
BATU
Nifedipin
Terapi dan propilaksi
insufiensi kororner
akut dan kronik
(terutama angina
pektaris, kondisi
paska infark),
pelengkap untuk
terapi hipertensi
Obat Keras
Bebas
Seharusn
ya
memakai
resep
APOTEK
KIMIA
FARMA
“BENGAW
AN SOLO”
MALANG
Xanax 1
mgram
Gangguan kemasan
(ansietas) atau gejala
kecemasan
Obat Keras Resep APOTEK
“SEHAT”
BATU
Glibenclami
d
Diabetes mellitus Obat Keras Resep APOTEK
K24
MALANG
Ultraflu
Flu, demam, sakit
kepala, hidung
tersumbat dan bersin-
bersin
Obat Bebas
Terbatas
Bebas APOTEK
KIMIA
FARMA
“BENGAW
AN SOLO”
MALANG
Citotec Mencegah ulkus Obat Keras Resep APOTEK
lumbung karena
induksi AINS
“KAWAN”
Ginoecosid
Terapi terhadap tidak
terjadinya haid pada
kasus tertentu
(amenorea sekunder)
Obat KerasResep APOTEK
“MANFAA
T”
BATU
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab II, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
1) Obat Keras adalah golongan obat yang berbahaya jika penggunaannya
tanpa resep dokter, serta tidak dapat diserahkan tanpa resep dokter, kecuali
obat tersebut merupakan Obat Wajib Apotek..
2) Obat Wajib Apotek adalah golongan obat keras yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter, karena merupakan obat umum yang banyak diperlukan
pasien di Indonesia.
3) Penandaan Obat Keras dan Obat Wajib Apotek adalah sama. Yaitu,
lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
huruf “K” yang menyentuh garis tepi.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran.
Kepada masyarakat sebagai pengguna obat, ketelitian dalam memilih obat sangat
penting dilakukan. Masyarakat perlu semakin berpengetahuan tentang obat-obatan
yang kerap kali digunakan. Sedangkan kepada pemerintah, agar penedaran obat
lebih diawasi, serta dilakukan upaya-upaya pendidikan umum terhadap masyarakat
terkait obat-obat yang sering digunakan, misalnya tentang penandaan, kebiasaan
untuk membaca indikasi, kontra-indikasi, dan efek samping sebelum
mengkonsumsi obat, dan lain sebagainya.