uu sppn

17

Click here to load reader

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 24-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

TRANSCRIPT

MAKALAH PRESENTASIHUKUM DAN ADMINISTRASI PERENCANAANUU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANGDosen Pembimbing : Ir.Galing Yudana , M.T.

Disusun Oleh :1. Fania Rahma (I0613015)2. Finda Amalia M. (I0613017)3. Gogor Aldi S. (I0613022)4. Suci Kusumaningsih (I0613038)5. Azizah Pika Damayanti (I0614006)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015PENDAHULUANA. Latar Belakang Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional. Perkembangan situasi dan kondisi nasional dan internasional menuntut penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik sesuai dengan landasan idiil Pancasila.

Untuk memperkukuh Ketahanan Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara dan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang, maka kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah.Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pengaturan penataan ruang sehingga perlu diganti dengan undang-undang penataan ruang yang baru.Undang undang yang baru kemudian dibuat pada tahun 2007 yang kemudian menggantikan undang undang penataan ruang No. 26 yang dinilai dapat mengatur dan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di Indonesia.

B. TujuanAdapun tujuan penataan ruang menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 adalah: terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.(Pasal 3)PEMBAHASANA. Pengertian Perundangan Penataan Ruang Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang dimaksud dengan ruang adalah Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.Ruang sebagai salah satu tempat untuk melangsungkan kehidupan manusia, juga sebagai sumber daya alam merupakan salah satu karunia Tuhan kepada bangsa Indonesia. Dengan demikian ruang wilayah Indonesia merupakan suatu aset yang harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia secara terkoordinasi, terpadu dan seefektif mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti, ekonomi, sosial, budaya, hankam, serta kelestarian lingkungan untuk mendorong terciptanya pembangunan nasional yang serasi dan seimbang.Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, yang dimaksud dengan ruang adalah:Wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya dan melakukan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

B. Asas Penataan RuangMenurut Herman Hermitsebagaimana asas hukum yang paling utama yaitu keadilan, maka arah dan kerangka pemikiran serta pendekatan-pendekatan dalam pengaturan (substansi peraturan perundang-undangan) apa pun, termasuk UU Penataan Ruang, wajib dijiwai oleh asas keadilan.Adapun asas penataan ruang menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah:Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:a. keterpaduan;b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;c. keberlanjutan;d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;e. keterbukaan . . .f. kebersamaan dan kemitraan;g. pelindungan kepentingan umum; h. kepastian hukum dan keadilan; dani. akuntabilitas. (Pasal 2)Kesembilan asas penyelenggaraan penataan ruang tersebut pada intinya merupakan norma-norma yang diambil untuk memayungi semua kaidah-kaidah pengaturan penataan ruang.

C. Klasifikasi Penataan RuangMenurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang klasifikasi penataan ruang adalah:1. Pasal 4Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.2. Pasal 5(1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.(2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.(3) Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.(4) Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.(5) Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.3. Pasal 6(1) Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:a. kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;b. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; danc. geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.(2) Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.(3) Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.(4) Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.(5) Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.Dari pasal-pasal tersebut telah jelas klasifikasi penataan ruang baik berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan-kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategi kawasan.

D. Ketentuan Pokok Perundangan Penataan Ruang Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang tersebut, Undang-Undang ini, antara lain, memuat ketentuan pokok sebagai berikut: pembagian wewenang antara Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang untuk memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab masingmasing tingkat pemerintahan dalam mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; pengaturan penataan ruang yang dilakukan melalui penetapan peraturan perundang-undangan termasuk pedoman bidang penataan ruang sebagai acuan penyelenggaraan penataan ruang; pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang; pelaksanaan penataan ruang yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang pada semua tingkat pemerintahan; pengawasan penataan ruang yang mencakup pengawasan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang, termasuk pengawasan terhadap kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; hak, kewajiban, dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang untuk menjamin keterlibatan masyarakat, termasuk masyarakat adat dalam setiap proses penyelenggaraan penataan ruang; penyelesaian sengketa, baik sengketa antardaerah maupun antarpemangku kepentingan lain secara bermartabat; penyidikan, yang mengatur tentang penyidik pegawai negeri sipil beserta wewenang dan mekanisme tindakan yang dilakukan; ketentuan sanksi administratif dan sanksi pidana sebagai dasar untuk penegakan hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan ketentuan peralihan yang mengatur keharusan penyesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang yang baru, dengan masa transisi selama 3 (tiga) tahun untuk penyesuaian.E. Substansi Hasil Perencanaan Tata Ruang : 1. Rencana umum tata ruang Jangka waktu rencana tata ruang wilayah adalah 20 tahunPeninjauan kembali RTRW adalah 1 kali dalam 5 tahun, namun dalam kondisi lingkungan strategis tertentu peninjauan kembali dapat dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun.Skala peta minimal RTRW:- RTRW Nasional adalah 1:1.000.000- RTRW Provinsi adalah 1:250.000- RTRW Kabupaten adalah 1:100.000- RTRW Kota adalah 1:50.0002. Rencana rinci tata ruang. Jangka waktu RTR pulau/kepulauan; kawasan strategis nasional; kawasan strategis provinsi; dan kawasan strategis kabupaten/kota adalah 10 tahun. Sedangkan jangka waktu rencana detail tata ruang kabupaten/kota adalah 20 tahun.Peninjauan kembali Rencana Rinci adalah 1 kali dalam 5 tahun.Skala peta minimal Rencana inci:- Skala peta RTR pulau/kepulauan adalah 1:500.000- Skala peta kawasan strategis nasional adalah 1:100.000- Skala peta RTR kawasan strategis provinsi adalah 1:50.000- Skala peta RDTR kabupaten/kota adalah 1:5000- Skala peta RTR kawasan strategis kabupaten/kota disesuaikan dengan bentang objek atau kawasanE. Peraturan Terkait Penataan Ruang UU No. 5/1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No. 41/1999 tentang Kehutanan UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 38/2004 tentang Jalan UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil UU No. 12/2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah UU No. 17/2008 tentang Pelayaran UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah UU No. 1/2009 tentang Penerbangan UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara Keppres No. 4/2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Keppres No. 62/2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional Peraturan Pemerintah No.26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Peraturan Pemerintah No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Peraturan Menteri PU No.11/PRT/M/2008 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Peraturan Menteri PU No.15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Peraturan Menteri PU No.16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

PERTANYAAN DAN SOALA. Pertanyaan Faisal Indra Permana(kelompok 7) Apakah ada sanksi tertentu bagi yang melanggar UU ini? Sanksi pelanggaran dijelskan lebih rinci pada Bab XI mengenai Ketentuan Pidana. Salsabila Imtiyas (kelompok 6) Apa peran masyarakat dalam pembinaan penataan ruang? Setiap orang berhak untuk: mengetahui Rencana Tata Ruang; menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan perencanaan Tata Ruang; mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tak sesuai dengan Rencana Tata Ruang di wilayahnya. Setiap orang wajib : menaati Rencana Tata Ruang yang telah ditetapkan; memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang, dan memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum Citra Ayu P. (kelompok 9) Apakah ada UU atau peraturan yang terkait dengan RTH suatu kawasan? Peraturan RTH dijelaskan secara rinci pada pasal 29 . Anisah (kelompok 3) Bagaimana upaya untuk mewujudkan penataan ruang yang benar? Dengan mlibatkan semua aspek pembangunan yang berada di lingkunag tersbut , saling aktif dan saling terbuka atas pembangunan yang direncanakan. Wildani Miftakhul F. (kelompok 5) Apa saja larangan-larangan dalam penataan ruang? Apakah ada UU yang mengatur larangan-larangan tersebut? Undang undang adalah sebuah arahan yang sekaligus berisi larangan dan perintah yang mengatur hal tersebut.

Ghavi Yuda S. (kelompok 2) Apakah ada keuntungan apabila sesuai dengan peraturan? Keuntungan dari peraturan yang dijalankan adalah tercapainya tujuan pembangunan. Antara lain tujuan yang dicapai adalah : terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.(Pasal 3) Dewa Putu Aris S. (kelompok 8) Kenapa peraturan mengenai tata ruang tidak seketat peraturan yang lain? Karena perencanaan tata ruang dijalankan oleh system yang berjalan secara kompleks , sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian maka harus diadakan evalasi yang kompleks untuk smua kmponn , sehingga kesalahan dalam penataan ruang adalah kesalahan bersama yang sulit untuk diidentifikasi pelaku utamanya kecuali system itu sendiri.

B. Soal 1. Apakah tujuan dari adanya UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ?Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga diharapkan: dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

2. UU No. 26 tahun 2007 adalah perbaharuan dari UU No.24 tahun 1992 yang masing masing membahas hal yang sama yaitu mengenai penataan ruang , apakah latar belakang terbantuknya undang undang yang memperbarui penataan ruang di Indonesia? Perbaharuan mengenai undang undang adalah bentuk kesiapan mengenai perkembangan yang terjadi di masyarakat dan dunia ,beberapa perkembangan yang melatarbelaknagi hal tersebut : situasi nasional dan internasional yang menuntut penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik; pelaksanaan kebijakan otonomi daerah yang memberikan wewenang yang semakin besar kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang sehingga pelaksanaan kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah, serta tidak menimbulkan kesenjangan antardaerah; dan kesadaran dan pemahaman masyarakat yang semakin tinggi terhadap penataan ruang yang memerlukan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang agar sesuai dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.

KESIMPULAN

Di UU ini juga di jelaskan secara eksplisit diuraikan tentang penegasan hal, kewajiban serta peran masyarakat, yaitu: Setiap orang berhak untuk: mengetahui Rencana Tata Ruang; menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan perencanaan Tata Ruang; mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tak sesuai dengan Rencana Tata Ruang di wilayahnya. Setiap orang wajib : menaati Rencana Tata Ruang yang telah ditetapkan; memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang, dan memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. Adanya kelengkapan infrastruktur yang seimbang dan harmonis dalam pengelolaan lingkungan wilayah perkotaan serta pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang konsisten merupakan tujuan utama penerapan sistem pembangunan berkelanjutan. Strategi dan kebijakan penataan ruang dalam implikasi penerapan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah kunci penting keberhasilan menuju kota ekologis. Untuk mencapai kota yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan perlu penerapan suatu hal prinsip yaitu adanya upaya terus-menerus untuk menjaga agar proses kehidupan alami dapat tetap berlangsung. Eksistensi berbagai jenis ruang terbuka (hijau atau non hijau), alami maupun buatan yang tersebar pada kawasan perkotaan inilah yang mampu terus mendukung kehidupan manusia serta mahluk hidup lain dalam wadah ekosistem yang serasi, seimbang dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKAHerman Hermit, Pembahasan Undang-undang Penataan Ruang, Mandar Maju, Bandung, 2008.Juniarso Ridwan, Hukum Tata Ruang, Nuansa, Bandung, 2008. Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang