uu asn (kem dalam negeri)

28
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENATAAN PEMERINTAH DAERAH

Upload: ilham-ismail

Post on 02-Jul-2015

993 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

DESCRIPTION

Penjelasan UU tentang ASN

TRANSCRIPT

Page 1: UU ASN (kem dalam negeri)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARADALAM PENATAAN PEMERINTAH DAERAH

Page 2: UU ASN (kem dalam negeri)

2

•Rendahnya kinerja dan buruknya pelayanan •Lemahnya pengukuran kinerja•Rekrutmen & promosi tdk fair nuansa

kedekatan, ekonomi, politis•Lemahnya penegakan integritas•Tidak fleksibel/dinamis

LATAR BELAKANG UU ASN

Page 3: UU ASN (kem dalam negeri)

3

Meningkatkan: •Independensi dan Netralitas •Kompetensi•Kinerja/ Produktivitas Kerja•Integritas•Kesejahteraan•Kualitas Pelayanan Publik•Pengawasan Dan Akuntabilitas

TUJUAN UU ASN

Page 4: UU ASN (kem dalam negeri)

4RINGKASAN DAFTAR PERATURAN PEMERINTAH PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

1. R-PP TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN

PERJANJIAN KERJA

2. R-PP TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

3. R-PP TENTANG DISIPLIN, UPAYA ADMINISTRATIF, DAN BADAN

PERTIMBANGAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

4. R-PP TENTANG CUTI PEGAWAI ASN

5. R-PP TENTANG PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

6. KORP PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Page 5: UU ASN (kem dalam negeri)

5

NO RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN

1R-Perpres tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Fungsi, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ASN

2 R-Perpres tentang Fungsi, Tugas, dan Kewenangan LAN

3 R-Perpres tentang Fungsi, Tugas, dan Kewenangan BKN

4 R-Perpres tentang Jenis Jabatan Yang Dapat Diisi PPPK

NO RANCANGAN PERATURAN MENTERI PAN DAN RB

1 R-Permen tentang Seleksi dan Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi KASN

DAFTAR PERATURAN PRESIDEN PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

DAFTAR PERATURAN MENTERI PAN DAN RB PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

Page 6: UU ASN (kem dalam negeri)

6

PEGAWAI ASN

PNS PPPK

PEGAWAI ASN

• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;

• Menduduki jabatan pemerintahan.

• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.

• Melaksanakan tugas pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

Page 7: UU ASN (kem dalam negeri)

7JABATAN UU ASN

UTAMA

MADYA

PRATAMA

PIMPINAN TINGGI

ADMINSTRATOREselon III

PENGAWASEselon IV

PELAKSANAEselon V dan

JF umum

JABATAN ADMINISTRASIJABATAN FUNGSIONAL

Utama Madya Muda Pertama

Utama Madya Muda Pertama

KEAHLIAN

Penyelia Mahir Terampil Pemula

Penyelia Mahir Terampil Pemula

KETERAMPILAN

Page 8: UU ASN (kem dalam negeri)

8

NO JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPILNOMENKLATUR PANGKAT JENJANG

1 2 3 4 5

1 PIMPINAN TINGGI

Kepala LPNK 21 UTAMA1. Sekjen

20MADYA

2. Sesmen3. Sestama4. Deputi5. Dirjen6. Irjen7. Sekda Prop. 191. Ka. Biro

18

PRATAMA

2. Direktur3. Asisten Deputi4. Sekda Kab/Kota 175. Asisten Daerah 166. Kepala Dinas

2

FUNGSIONAL KEAHLIAN

1. Ahli Utama 15ADMINISTRASI

2. Ahli Madya 143. Ahli Muda 13

ADMINISTRATOR4. Ahli Pertama 12

FUNGSIONAL KETERAMPILAN

1. Penyelia 11 PENGAWAS2. Mahir 103. Terampil 9

PELAKSANA4. Pemula 8

JABATAN, PANGKAT, DAN JENJANG PNS

Page 9: UU ASN (kem dalam negeri)

9KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN MANAGEMEN ASN

PRESIDEN

KEMENPAN-RBKEMENPAN-RB

LANLAN BKNBKNNON-STRUKTURAL INDEPENDEN

KASN

Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:

⇒ KemPAN merumuskan kebijakan⇒ LAN melaksanakan diklat dan kajian⇒ BKN mengelola pegawai ASN⇒ KASN menjamin perwujudan sistem merit

Page 10: UU ASN (kem dalam negeri)

10KEWENANGANPENGANGKATAN

Presiden memilih di antara salah seorang dari tiga orang calon yang diajukan PPK dan menetapkan pengangkatannya bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Utama dan Madya.

PPK memilih di antara salah seorang dari tiga orang calon yang diajukan PYB dan menetapkan pengangkatannya bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.

Page 11: UU ASN (kem dalam negeri)

11

Manajemen PNS meliputi:

1.penyusunan dan penetapan kebutuhan;2.pengadaan;3.pangkat dan jabatan;4.pengembangan karier;5.pola karier;6.promosi;7.mutasi;8.Penilaian kinerja9.penggajian dan tunjangan;10.penghargaan;11.disiplin;12.pemberhentian;13.pensiun dan tabungan hari tua; dan14.perlindungan.

MANAJEMEN PNS

Page 12: UU ASN (kem dalam negeri)

12

Manajemen PPPK meliputi:a. penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. penilaian kinerja;d. gaji dan tunjangan;e. pengembangan kompetensi;f. pemberian penghargaan;g. disiplin;h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dani. perlindungan.

MANAJEMEN PPPK

Page 13: UU ASN (kem dalam negeri)

13

Penataan Perangkat Daerah

1

Page 14: UU ASN (kem dalam negeri)

14MENENTUKAN ASUMSI DASAR Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara

Reformasi Mendasar :

Mewujudkan PNS dan PPPK sebagai :

1. Jalur karir profesional yang mendorong perwujudan efektivitas

penyelenggaraan pemerintahan;

2. Pelaksana penyediaan layanan publik yang berkualitas prima,

dengan efisien dan secara konsisten;

Page 15: UU ASN (kem dalam negeri)

15

1. Tujuan: Mewujudkan Penyelenggaraan Kebijakan dan Manajemen ASN Sejalan dengan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik;

2. Strategi: • Pelaksanaan proses manajemen PNS dan PPPK secara terintegrasi dengan

“arahan strategis kelembagaan” (mandat, visi, misi, nilai-nilai);• Memposisikan PNS dan PPPK sebagai jalur karir profesional, dengan

keseimbangan optimum dalam pelaksanaan manajemen kinerja – manajemen karir – manajemen reward

2. Rasional:• Penataan tatakelola dan tatalaksana (kebijakan strategis, teknis) bagi pelaksanaan

manajemen PNS dan PPPK;• Pengembangan kapasitas dinamik SDM pelaku pelaksanaan kebijakan UU ASN dan

turunannya; • Membangun kesadaran dan akseptansi PNS untuk menerima dan siap melakukan

perubahan (paradigma);

ELEMEN DASAR KELEMBAGAAN Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara

Page 16: UU ASN (kem dalam negeri)

16

1. “Loyalitas pada atasan”;2. Pola karir “urut kacang”/“senioritas”;3. Kualitas pelayanan tidak terukur;4. Kinerja = penyerapan anggaran;

1. Loyal pada pencapaian visi dan pelaksanaan misi;

2. Pola karir “terbuka” lintas K/L/D;3. Layanan dengan Standar

Pelayanan Minimum (SPM);4. Kinerja = Transparan,

Akuntabel, Profesional (TAP)

“Scarcity Mentality”(“mentalitas kekurangan”)

“Abundance Mentality”(“mentalitas berkelimpahan”)

PROSES TRANSFORMASI Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara

Page 17: UU ASN (kem dalam negeri)

17Lembaga yang Terlibat dalam KEBERHASILAN Pelaksanaan UU ASN

Pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pemindahan

dan pemberhentian

Pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pemindahan

dan pemberhentian

Pejabat pembina kepegawaian (berwenang menetapkan

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian)

Pejabat pembina kepegawaian (berwenang menetapkan

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian)

Kementerian Pendayagunaan Apartaur Negara

dan Reformasi Birokrasi (KEMENPANRB)

Kementerian Pendayagunaan Apartaur Negara

dan Reformasi Birokrasi (KEMENPANRB)

Badan Kepegawaian Negara(BKN)

Badan Kepegawaian Negara(BKN)

INSTANSI PUSAT (kementerian, lembaga non kementerian,

kesekretariatan lembaga negara, kesekretariatan lembaga non struktural)

INSTANSI PUSAT (kementerian, lembaga non kementerian,

kesekretariatan lembaga negara, kesekretariatan lembaga non struktural)

INSTANSI DAERAH (perangkat pemerintah daerah:

provinsi, kabupaten, kota)

INSTANSI DAERAH (perangkat pemerintah daerah:

provinsi, kabupaten, kota)

Lembaga Administrasi Negara

(LAN)

Lembaga Administrasi Negara

(LAN)

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

(BPKP)

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

(BPKP)

Komite Aparatur Sipil Negara

(KASN)

Komite Aparatur Sipil Negara

(KASN)Level – 1

Level – 2

Level – 3

Level – 4

Driver PowerTinggi

Driver PowerRendah

Strategic Enabler

Performance Driver

Page 18: UU ASN (kem dalam negeri)

18

Keterlibatan atau peran para pemangku kepentingan dalam keberhasilan

pelaksanaan UU ASN dapat dijelaskan sebagai berikut:

1."Kementerian PAN dan RB" dan "BKN" memiliki merupakan driver power utama

yang berpengaruh bagi keberhasilan pelaksanaan UU ASN. Secara spesifik dua

lembaga ini "menjaga" konsistensi antara kebijakan dan pelaksanaannya, baik pada

level strategik maupun teknis;

2.Sedangkan keberhasilan operasionalisasi dan implementasi pada instansi pusat

maupun instansi daerah sangat ditentukan oleh "Pejabat yang berwenang dalam

pengangkatan, pemindahan“ dan "Pejabat pembina kepegawaian". Secara lebih

spesifik kondisi ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

a. Tingkat pemahaman atas substansi peraturan dan kebijakan;

b. Dukungan SDM yang kompeten dalam pelaksanaannya, serta

c. “niat dan kepatuhan” untuk secara konsisten dan konsekuen

melaksanakan ketentuan UU ASN dan kebijakan pelaksanaannya;

Lembaga yang Terlibat dalam KEBERHASILAN Pelaksanaan UU ASN

Page 19: UU ASN (kem dalam negeri)

19

1. Pelaksanaan ANJAB dan ABK kerja merupakan "langkah strategis" dalam rangkaian

pelaksanaan manajemen PNS dan PPPK yang harus dijaga keselarasannya (tidak

terpisahkan) dengan arahan strategis (mandat, visi, misi, tujuan);

2. Ketersediaan desain organisasi, struktur organisasi dan bisnis proses, serta

pelaksanaan ANJAB dan ABK merupakan persyaratan awal bagi pelaksanaan

manajemen PNS dan manajemen PPPK;

3. Pemangku utama yang sangat berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan UU ASN

adalah :a. Kementerian PAN dan RB; dan BKN, dalam "menjaga" konsistensi antara kebijakan dan

pelaksanaannya, baik pada level strategik maupun teknis;

b. Pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pemindahan; dan Pejabat pembina

kepegawaian, yang bertanggungjawab atas pelaksanaan dan penerapan pada tingkat

organisasi/lembaga secara konsisten dan konsekuen;

Rekomendasi Pelaksanaan

Page 20: UU ASN (kem dalam negeri)

20

4. Dalam pemetaan antara 19 (6) sub-elemen yang "mewakili" kebutuhan kebijakan

pelaksanaan (turunan UU ASN) dengan "praktek" lazim (bisnis proses) manajemen

SDM, dapat dikemukakan :a. Dari 19 (6) pernyataan UU ASN yang menyatakan kebutuhan peraturan pelaksanaan,

tidak selalu berarti diperlukannya 19 Peraturan Pemerintah (6). Karena pengaturan

untuk substansi yang terkait erat dapat digabungkan dalam 1 Peraturan Pemerintah

yang sama;

b. Apabila memperhatikan praktek terbaik yang ada (lazim dalam manajemen SDM),

maka masih diperlukan pengaturan beberapa hal (lingkup proses), walaupun lingkup

tersebut tidak tercantum secara eksplisit dalam UU ASN;

4. Kebijakan atau peraturan yang akan diterbitkan sebaiknya mengatur pemberian

sanksi kepada lembaga/organisasi yang tidak melaksanakan ANJAB dan ABK;

5. Pelaksanaan ANJAB dan ABK harus dilakukan dengan komitmen pejabat tinggi

organisasi/lembaga dan dilaksanakan oleh SDM yang kompeten;

Rekomendasi Pelaksanaan # 2

Page 21: UU ASN (kem dalam negeri)

21

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analisis Jabatan

Analisis Jabatan

Uraian JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Harmonis

xx Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analisis Jabatan

Analisis Jabatan

Uraian JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Tidak

Efektif

MandatMandat xx Struktur OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analisis Jabatan

Analisis Jabatan

Uraian JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Salah

Langkah

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

Organisasi xx Proses Bisnis

Proses Bisnis

Analisis Jabatan

Analisis Jabatan

Uraian JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Frustasi

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

Organisasi xx Analisis Jabatan

Analisis Jabatan

Uraian JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Tidak

Terarah

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis xx Uraian

JabatanUraian Jabatan

Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi Jabatan = Bingung

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analisis Jabatan

Analisis Jabatan xx Spesifikasi

JabatanSpesifikasi

Jabatan = “Chaos”

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analis JabatanAnalis

JabatanUraian JabatanUraian Jabatan xx = Tidak

Efisien

Proses ANALIsIs JABATAN

21

1

2

3

4

5

6

7

Page 22: UU ASN (kem dalam negeri)

22

1. Adanya “lompatan proses” pada praktek yang dilakukan selama ini;

2. Tanpa melakukan pemetaan binis proses dan analisis jabatan terlebih dahulu, cenderung menghasilkan uraian jabatan yang “seragam”;

3. Uraian jabatan yang “seragam” akan menyulitkan dalam mengidentifikasi indikator kinerja (KPI) secara spesifik dan terukur;

MandatMandat Disain OrganisasiDisain

OrganisasiStruktur

OrganisasiStruktur

OrganisasiProses Bisnis

Proses Bisnis

Analisa Jabatan

Analisa Jabatan

Uraian JabatanUraian

JabatanSpesifikasi

JabatanSpesifikasi

Jabatan = HarmonisPraktek Terbaik

Mandat ? Struktur Organisasi ? ? Uraian

JabatanSpesifikasi

Jabatan = ?

“lompatan proses”

“lompatan proses”

Kondisi Saat Ini

Kesenjangan

PRAKTEK ANALISIS JABATAN YANG TIDAK BAIK

Page 23: UU ASN (kem dalam negeri)

23

Arah Pembangunan(RPJMN dan RPJMD) & Visi, Misi

Pembangunan

Arah Pembangunan(RPJMN dan RPJMD) & Visi, Misi

Pembangunan

Desain OrganisasiDesain Organisasi

Struktur OrganisasiStruktur Organisasi

Business ProcessBusiness Process

Uraian JabatanUraian Jabatan Spesifikasi JabatanSpesifikasi Jabatan

ANALISIS BEBAN KERJAANALISIS BEBAN KERJA

Perencanaan PegawaiPerencanaan Pegawai

Rekrutmen dan SeleksiRekrutmen dan Seleksi

ANALISIS JABATANANALISIS JABATAN

Proses Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja

Page 24: UU ASN (kem dalam negeri)

24

Siapa yang bertanggung jawab terhadap Anjab & ABK

Rekrutmen, penempatan dan evaluasi kinerja belum berdasarkan

Analisis Jabatan & ABK ?

Seberapa besar peta jabatan sesuai dengan fungsi & tugas organisasi ?

Seberapa besar ketidak seimbangan antara beban kerja dengan jumlah

SDM ?

Langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk mengatasi ketidak

seimbangan itu ?

Page 25: UU ASN (kem dalam negeri)

25

Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam manajemen ASN diperlukan sistem informasi ASN kebijakan perencanaan pegawai ASN. Selanjutnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah menyampaikan/edit data Profil masing-masing instansi melalui e-Formasi.Adapun Data yang perlu dimuat dalam e-Formasi antara lain :1.Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui analisis jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan, tugas jabatan, kompetensi jabatan, dst);2.Jumlah kebutuhan pegawai dalam jangka waktu tertentu minimal lima (5) tahun yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 pada setiap unit organisasi melalui hasil analisis beban kerja; 3.Jumlah riil pegawai pada setiap unit organisasi;4.Jumlah pegawai yang akan mencapai batas usia pensiun setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018; 5.Perkiraan kekurangan/kelebihan pegawai pada setiap unit organisasi.

Surat Edaran Kementerian PANRBNomor : B- 2156 /M.PAN.RB/7/2013 tanggal 30 Mei, 2014

Penerapan Sistem e-Formasi.

Page 26: UU ASN (kem dalam negeri)

26SISTEM INFORMASI

Page 27: UU ASN (kem dalam negeri)

27

KAB/KOTA : Kota ……Luas Wilayah : ……………..Jumlah Penduduk : …………….% Belenja Aparatur - APBD : …….%

NO NAMA SATUAN ORGANISASI (ABK)PNS TH

2013

REALISASI CPNS

TH 2013

RIIL PEGAWAI ASN

KELEBIHAN

USUL FORMA

SI

FORMASI

KUALIFIKASI PENDIDIKAN KET.

RIIL PNS (TH 2014)

PNS BUP, PINDAH, DLL KEKURANGAN

TH 2014

TH 2015

TH 2016

TH 2017

TH 2018

TH 2014

TH 2015

TH 2016

TH 2017

TH 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21I Sekretariat Daerah Kota ..........                                      

  Eselon II/ Pimpinan Tinggi Madya                                        Sekretaris Daerah Kota .......... 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 0          Eselon II/Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 5 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0            Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0            Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0            Staf Ahli Walikota Bidang Pembangunan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0       

   Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM

1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      

      Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi dan Keuangan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0          A Asisten Pemerintahan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0              Eselon III/Administrator                                              1 Kabag Administrasi Pemerintahan Umum 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0                  Eselon IV/ Pengawas                                       

          aKasubbag Otonomi Daerah dan Kerjasama Antar Daerah 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      

              1) Fungsional Umum/Pelaksna 4 3 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1                      a) pengadministrasian umum 2 3 0 3 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 1 1                    b) operator komputer 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 -2 0                                                                       b Kasubbag Pemerintahan Umum 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0                  1) Fungsional Umum/Pelaksna 3 1 0 1 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 -2 2                    a) pengadministrasian umum 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1                    b) operator komputer 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1                                                             

27

DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL …………..

“lompatan proses” Penyusunan formasi selama ini belum ada peta jabatan + belum ada ABK + Penempatan PNS belum jelas posisinya

Page 28: UU ASN (kem dalam negeri)

Terima Kasih