uts 6-11

16
4. NILAI 9. Strategic cost management yang efektif dilandasi oleh paradigma manajemen yang fit dengan karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. Pertanyaan a. Continuous improvement merupakan paradigma manajemen pendukung yang melandasi strategic cost management yang efektif. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara. Setuju Paradigma improvement berkelanjutan mengerahkan semua energi personel untuk melakukan improvement secara terus menerus terhadap proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Oleh karena improvement berkelanjutan memerlukan energi luar biasa besarnya dalam jangka waktu panjang,manajer harus mampu membangkitkan komitmen seluruh personel perusahaan ke usaha improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem. Kegiatan manajer dalam setiap tahap proses manajemen hanya menambah nilai (value-adding) jika kegiatan tersebut menyebabkan personel memiliki komitmen tinggi untuk menghasilkan value bagi customer. Paradigma improvement berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap terjadinya improvement, respons terhadap kesalahan, peran manajer, wewenang, fokus perhatian manajer, dan pengendalian Di masa lalu, improvement hanya terjadi melalui pengembangan produk dan jasa baru dan sebagai reaksi terhadap masalah yang telah jelas. Para manajer memandang improvement terbatas pada terobosan peningkatan kualitas. Paradigma improvement berkelanjutan memandang improvement dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Every day in any way there is a better way , begitu lah kata-kata bijak yang mendasari paradigma improvement berkelanjutan. Fokus perhatian manajemen bergeser ke sistem yang lebih luas, tidak kenal akhir, bersifat proaktif terhadap peluang, baik yang telah terlihat maupun yang masih potensial, dan mencakup improvement besar maupun kecil. Di masa lalu, manajer tidak dapat menerima kesalahan. Mereka memandang kesalahan sebagai kegagalan pribadi personel dan umumnya mereka menanggapi kesalahan yang terjadi

Upload: cahyo-priyatno

Post on 22-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

4. NILAI 9.Strategic cost management yang efektif dilandasi oleh paradigma manajemen yang fit dengan karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.

Pertanyaana. Continuous improvement merupakan paradigma manajemen pendukung yang melandasi strategic cost management yang efektif. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara.

Setuju Paradigma improvement berkelanjutan mengerahkan semua energi personel untuk melakukan improvement secara terus menerus terhadap proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Oleh karena improvement berkelanjutan memerlukan energi luar biasa besarnya dalam jangka waktu panjang,manajer harus mampu membangkitkan komitmen seluruh personel perusahaan ke usaha improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem. Kegiatan manajer dalam setiap tahap proses manajemen hanya menambah nilai (value-adding) jika kegiatan tersebut menyebabkan personel memiliki komitmen tinggi untuk menghasilkan value bagi customer.Paradigma improvement berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap terjadinya improvement, respons terhadap kesalahan, peran manajer, wewenang, fokus perhatian manajer, dan pengendalian Di masa lalu, improvement hanya terjadi melalui pengembangan produk dan jasa baru dan sebagai reaksi terhadap masalah yang telah jelas. Para manajer memandang improvement terbatas pada terobosan peningkatan kualitas. Paradigma improvement berkelanjutan memandang improvement dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Every day in any way there is a better way, begitu lah kata-kata bijak yang mendasari paradigma improvement berkelanjutan. Fokus perhatian manajemen bergeser ke sistem yang lebih luas, tidak kenal akhir, bersifat proaktif terhadap peluang, baik yang telah terlihat maupun yang masih potensial, dan mencakup improvement besar maupun kecil. Di masa lalu, manajer tidak dapat menerima kesalahan. Mereka memandang kesalahan sebagai kegagalan pribadi personel dan umumnya mereka menanggapi kesalahan yang terjadi dengan hukuman untuk menanamkan ketakutan bagi personel yang dipandang bersalah. Sebagai akibatnya, personel menjadi takut terhadap kesalahan, sehingga mereka takut pula untuk melakukan eksperimen. Kesalahan diatasi oleh personel dengan menutupi kesalahan dari perhatian boss, sehingga personel tidak dapatbelajar dari kesalahan yang pernah mereka lakukan. Paradigma improvementberkelanjutan mengubah 180 derajat pandangan terhadap kesalahan. Kesalahan memang tidak diinginkan terjadi, namun manajer memandang kesalahan sebagai suatu kesempatan untuk belajar. Personel diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, karena pada dasarnya improvement berkelanjutan hanya akan terjadi bila personel tidak takut untuk mengemukakan ide baru dan mencoba ide tersebut dalam suatu eksperimen. Setiap eksperimen selalu mengandung kemungkinan gagal, namun perlu juga disadari, setiap eksperimen selalu mengandung pula kesempatan untuk improvement. Tanpa eksperimen ide baru, organisasi akan berada dalam status quo. Kesalahan akan diakui secara terbuka oleh personel, karena manajer tidak membebankan kesalahan sebagai kegagalan pribadi, namun sebagai bagian dari usaha tidak kenal lelah dalam melakukan improvement terhadap proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer.

Di dalam manajemen tradisional, manajer dipandang berperan sebagai orang pada posisi untuk mempertahankan status quo dan mengendalikan bawahannya agar mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan. Paradigma improvement berkelanjutan mengubah pandangan terhadap peran manajer tersebut. Peran manajer adalah menantang status quo untuk tujuan improvement yang bersifat strategik, dan pada saat yang bersamaan, mereka secara konsisten melaksanakan sistem yang ada untuk memenuhi tuntutan sekarang.

Di dalam manajemen tradisional, manajer menggunakan wewenangnya melalui hirarkhidari tingkat atas ke bawahdan melalui aturan dan kebijakan. Paradigma improvement berkelanjutan mengubah penerapan wewenang manajer tersebut. Manajer puncak tetap memegang wewenangnya, namun wewenang tersebut diterapkan melalui pengkomunikasian visi dan pemberdayaan karyawan untuk mewujudkan visi tersebut. Pada dasarnya visi adalah perubahan di masa depan yang hendak diwujudkan. Melalui pengkomunikasian visi, pada dasarnya manajemen puncak menggambarkan perubahan yang akan dituju di masa depan. Untuk mewujudkan visi, manajemen puncak perlu memberdayakan personel perusahaannya agar memiliki kemampuan untuk menciptakan dan melaksanakan perubahan.

Improvement berkelanjutan adalah usaha peningkatan di segala bidang dalam jangka panjang. Usaha tersebut perlu dilandasi oleh mindset yang semestinya agar unsur berkelanjutannya dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Pergeseran ke paradigma improvement berkelanjutan disebabkan oleh semakin turbulennya lingkungan bisnis dan semakin tajamnya persaingan yang dihadapi oleh perusahaan pada umumnya. Di dalam lingkungan bisnis yang demikian, improvement berkelanjutan merupakan prasyarat untuk mempertahankan eksistensi perusahaan; bahkan improvement berkelanjutan saja tidak cukup; perusahaan harus melakukan improvement lebih signifikan dan cepat daripada improvement yang dilakukan dalam persaingan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang.

b. Employee empowerment merupakan paradigma manajemen pendukung yang melandasi strategic cost management yang efektif. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara.

Setuju, Pemberdayaan berarti memampukan (to enable), memberi kesempatan (to allow) atau mengizinkan (to permit), yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri atau dipicu oleh orang lain. Pemberdayaan karyawan berarti memampukan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya. Ditinjau dari sudut pandang manajer, pemberdayaan karyawan merupakan proses pemberian peluang kepada karyawan untuk memampukan diri karyawan di dalam merencanakan dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan. Ditinjau dari sudut pandang karyawan, pemberdayaan karyawan merupakan proses untuk meningkatkan keandalan dirinya agar dipercaya oleh manajer di dalam merencanakan dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan. Sebagaimana diuraikan di atas, pemberdayaan karyawan merupakan proses yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan sebagai akibat tuntutan pergeseran teknologi dan tipe pekerja yang pas dengan tuntutan teknologi masa depan.

5. NILAI 9Good result without good planning comes from good luck not good management (David Jaquith).a. Setujukah Saudara dengan pernyataan David Jaquith tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.Setuju, Suatu hasil yang berasal dari keberuntungan tidak akan dapat diulangi lagi pencapaiannya oleh organisasi. Good management tercermin dari good planning yang disusun oleh personel organisasi. Good result sebagai akibat dari good planning akan menjanjikan keberhasilan jangka panjang, karena keberhasilan organisasi berasal dari kapabilitas untuk merencanakan dan mewujudkan rencana tersebut ke dalam kenyataan. Kapabalitas itulah yang menjanjikan keberhasilan jangka panjang.a. Jelaskan apakah pemindahan titik berat pengelolaan dari manajemen yang bersifat tactical dan operasional ke manajemen yang bersifat strategik dilandasi oleh kalimat bijak David Jaquith tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.Perubahan radikal yang terjadi di lingkungan bisnis, dari lingkungan bisnis stabil dengan kompetisi rendah ke lingkungan bisnis bergolak dan kompetitif telah menyebabkan manajemen memindah titik berat pengelolaannya dari pengelolaan yang bersifat tactical dan operational ke pengelolaan yang bersifat strategik. Oleh karena akuntansi manajemen tidak terpisahkan dari proses pengelolaan, maka pergeseran titik berat pengelolaan ke pengelolaan yang bersifat strategik tersebut diikuti dengan pergeseran akuntansi manajemen dari akuntansi manajemen tradisional ke akuntansi manajemen strategik. Jika akuntansi manajemen tradisional berfokus ke penyediaan informasi keuangan untuk pengelolaan yang bersifat tactical dan operational, akuntansi manajemen strategik berfokus ke penyediaan informasi keuangan dan nonkeuangan untuk pengelolaan yang bersifat strategik. Gambar 1.8 melukiskan pergeseran titik berat pengelolaan yang mengakibatkan pergeseran akuntansi manajemen tradisional ke akuntansi manajemen strategik

Pergeseran titik berat pengelolaan dari pengelolaan yang bersifat tactical dan operational ke pengelolaan yang bersifat strategik dipacu oleh dua karakteristik lingkungan bisnis berikut ini: (1) lingkungan bisnis bergolak dan (2) lingkungan bisnis kompetitif.

Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi di Jaman Jejaring (Network Era) sekarang ini sangat bergolak. Perubahan di jaman sekarang ini telah mengalami perubahan. Perubahan menjadi pesat, serentak, radikal, berkelanjutan, dan pervasif. Pemanfaatan secara intensif teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) di masyarakat menyebabkan kemudahan untuk menciptakan dan mengomunikasikan ide, sehingga menimbulkan perubahan yang pesat perubahan satu disusul dengan perubahan lainnya dengan cepat, perubahanserentakperubahan yang terjadi negara-negara maju dengan serentak diikuti dengan perubahan di negara-negara lainnya, perubahan radikalperubahan mendasar dari akarnya, sehingga perubahan baru 180 derajat berbeda dengan perubahan sebelumnya, perubahan berkelanjutanperubahan yang senantiasa terjadi tanpa henti, dan perubahan pervasifperubahan yang merembes ke semua aspek kehidupan.Lingkungan bisnis bergolak menuntut organisasi untuk mengamati secara berkelanjutan trend perubahan yang terjadi dalam lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan. Di samping itu, lingkungan tersebut juga menuntut organisasi untuk merespons dengan cepat trend perubahan lingkungan yang diidentifikasi. Mode operasi plan and control yang pernah berhasil digunakan untuk pengelolaan organisasi di masa lalu tidak lagi cocok digunakan untuk menghadapi lingkungan bisnis bergolak. Mode operasi sense and respondmelakukan penginderaan berkelanjutan terhadap trend perubahan lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan serta melakukan respons dengan cepat terhadap hasil penginderaan tersebut, merupakan mode operasi yang cocok untuk menghadapi lingkungan bergolak. Mode operasi sense and respond menuntut organisasi untuk mengubah secara radikal falsafah yang mendasari perencanaan dari creating the future from the past ke creating the future from the future. Falsafah baru yang mendasari perencanaan ini tidak lagi dapat dipenuhi dengan budgeting system; organisasi perlu menambahkan tiga alat perencanaan selain budgeting system yaitu: (1) sistem perumusan strategi, (2) sistem perencanaan strategik, dan (3) sistem penyusunan program. Lingkungan bergolak menuntut organisasi untuk meningkatkan kualitas perencanaan dengan menambah tahap perencanaan menjadi empat dan keempat tahap perencanaan tersebut didesain secara terpadu. Semakin bergolak lingkungan yang dimasuki oleh organisasi, semakin diperlukan alat perencanaan untuk mengantisipasi trend perubahan lingkungan. Setiap tahap perencanaan memerlukan informasi akuntansi manajemen untuk membangun hubungan sebab-akibat sehingga masa depan menjadi lebih pasti.b. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang turbulen dan kompetitif, perusahaan membutuhkan continuous planning agar mampu menghasilkan good result. Akuntansi perencanaan menjadi suatu kebutuhan manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.

Setuju. Dalam manajemen tradisional, perencanaan dilakukan secara periodik (lima tahun sekali untuk rencana laba jangka panjang dan setahun sekali untuk rencana laba jangka pendek). Pada waktu akuntansi diolah secara manual, proses perencanaan laba jangka panjang menghasilkan keluaran dalam bentuk buku yang dijilid, begitu pula proses perencanaan jangka pandek. Itulah sebabnya terhadap rencana yang telah dibuat jarang dilakukan perubahan, karena rencana yang dijilid dalam bentuk buku menyulitkan dilakukannya perubahan terhadap isinya. Lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif menyebabkan perubahan mengalami pergeseran atribut. Perubahan sekarang memiliki atribut konstan, radikal, pesat, serentak, dan pervasif. Perencanaan yang dilaksanakan secara periodik tidak cocok untuk menghadapi lingkungan bisnis dengan karakteristik seperti itu. Diperlukan perencanaan berkelanjutan (continuous planning) agar perusahaan mampu beroperasi dengan lincah, responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis.Perencanaan merupakan proses pembuatan peta perjalanan bisnis dalam membangun masa depan perusahaan. Perencanaan berkelanjutan merupakan proses pembuatan peta yang dilaksanakan secara terus meneruspeta perjalanan bisnis yang senantiasa dimutakhirkan, diubah, dan diganti sejalan dengan perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis. Perencanaan berkelanjutan membutuhkan akuntansi perencanaansistem informasi akuntansi manajemen yang mencatat dan menyediakan informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, dan kuantitatif keuangan yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan informasi keluaran yang dihasilkan dari proses perencanaan. Kedua tipe informasi perencanaan tersebut disediakan dalam database sehingga membentuk peta perjalanan bisnis dalam bentuk softcopy. Informasi perencanaan dalam database inilah yang memampukan perusahaan melakukan perencanaan berkelanjutan, memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sense and respond modemode operasi yang cocok dengan karakteristik lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif.

Telah disebutkan di atas bahwa lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif membutuhkan perencanaan berkelanjutan. Untuk memungkinkan perencanaan berkelanjutan, setiap tahap perencanaan perlu dilaksanakan secara bersistem. Sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategik, sistem penyusunan program, dan sistem penyusunan anggaran digunakan secara formal untuk merekonfirmasi atau meredefinisi misi, visi, dan strategi perusahaan. Di samping itu, berbagai sistem perencanaan tersebut juga digunakan secara formal untuk menerjemahkan, menginternalisasi, me-review misi, visi, strategi organisasi serta melaksanakan penyelarasan (alignment) berbagai unit organisasi dalam perusahaan. Menurut survai yang dilaksanakan oleh BSCol bulan Maret 2006, perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sistem formal untuk pengelolaan strategi dapat mengungguli kinerja perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan sistem formal (Kaplan dan Norton p. 4).Dalam proses perencanaan, sejak saat keputusan disepakati bersama, keputusan tersebut mulai mengalami penuaan (aging) dan berlangsung terus sampai saat apa yang diputuskan tersebut tidak cocok dengan trend perubahan di masa depan. Oleh karena pilihan-pilihan yang diputuskan dalam proses perencanaan akan mengalami penuaan dan suatu ketika pilihan tersebut harus direkonfirmasi atau diganti, maka diperlukan dokumentasi informasi perencanaanyaitu informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan informasi keluaran yang dihasilkan dari pengambilan keputusan.

Dokumentasi informasi perencanaan ini dilaksanakan melalui sistem akuntansi perencanaan. Sistem akuntansi perencanaan menyediakan informasi untuk memampukan personel dalam melakukan review atas pertimbangan yang dibuat dalam memutuskan pilihan yang telah dilakukan dalam proses perencanaan

8. NILAI: 9 Strategic cost management is the development of cost management information to facilitate the principle management function, strategic management. (Bloker, Chen, Lin, 2002).a. Jelaskan evolusi perkembangan manajemen dari traditional management ke strategic management system.b. Jelaskan hubungan antara strategic cost management, activity-based cost system, dan strategic management system.

9. Nilai 9Ruang lingkup strategic management accounting sangat berbeda dengan traditional management accounting.a. Jelaskan beda ruang lingkup yang dicakup strategic management accounting dengan traditional management accounting.Titik berat manajemen yang bersifat tactical dan operational Teknologi pengolah data akuntansi manual accounting system isi informasi informasi keuangan Ruang lingkup dan tipe informasi lihat gambar 1.13 horison waktu masa lalu Pemakai informasi manajemen puncak pemanfaatan pengendalian karyawan Cocok untuk menghadapi lingkungan bisnis stabil dan dengan tingkat persaingan rendah Akuntansi manajemen strategik Titik berat manajemen yang bersifat strategik Teknologi pengolah data akuntansi computerized accounting system isi informasi informasi keuangan dan informasi nonkeuangan ruang lingkup dan tipe informasi lihat 1.13

Horison waktu masa depan, Pemakai informasi manajemen dan karyawan Pemanfaatan pemberdayaan karyawan Cocok untuk menghadapi lingkungan bisnis kompetitif dan turbulen akuntansi manajemen tradisional

Tipe informasi akuntansi manajemen tradisionalPerumusan strategi: tidak ada informasi akuntansi manajemen tradisional yang disediakan untuk tahap ini.

Perencanaan strategik: tidak ada informasi akuntansi manajemen tradisional yang disediakan untuk tahap ini.

Penyusunan program: informasi akuntansi manajemen untuk capital investment decision , transfer pricing decision

Penyusunan anggaran: 1. Functional-based budgeting 2. Cost-volume-profit analysis, 3. Break-even analysis ,4. Cost-plus pricing , 5. Pengukuran efisiensi dan produktivitas 6. Informasi akuntansi manajemen untuk short-run decision making

Pengimplementasian: responsibility accounting

Pemantauan: 1. Product costing 2. Standard costing and variance analysis

Tipe informasi akuntansi manajemen strategikPerumusan strategi 1. Informasi hasil trend watching 2. Informasi hasil swot analysis 3. Informasi misi, visi, keyakinan dasar, dan nilai dasar beserta rationale pemilihannya masing-masing 4. Informasi hasil proses pemilihan strategi dan rationale yang melandasiPemilihan strategi

Perencanaan strategik 1. Company scorecard , 2. Hasil cascading company scorecard ke mission center scorecard, 3. Hasil cascading mission center scorecard ke service center scorecard, 4. Hasil cascading mission center dan service center scorecard ke personal scorecard, 5. Pengelolaan terpadu kinerja personel berbasis balanced scorecard

Penyusunan program 1. Informasi akuntansi manajemen untuk pengelolaan secara strategik capital expenditure 2. Informasi akuntansi manajemen untuk pengelolaan secara strategik penetapan harga jual, 3. Informasi akuntansi manajemen untuk outsourcing decision 4. Economic value added dan pemacu nilai, 5. Just-in time purchasing and just-in time production 6. Value chain analysis and value added analysis, 7. Quality cost management

Penyusunan anggaran 1. Activity-based budgeting 2. Activity-based cost-volume profit analysis, 3. Activity-based break-even analysis, 4. Target pricing and target, costing 5. Pengukuran cost effectiveness, 6. Informasi akuntansi manajemen untuk short-runDecision making

Pengimplementasian 1. Activity-based management 2. Activity-based responsibility accounting

Pemantauan 1. Feature costing 2. Activity-based cost systemb. Jelaskan mengapa ruang lingkup yang dicakup strategic management accounting sangat berbeda dengan traditional management accounting.Pergeseran akuntansi manajemen tradisional ke akuntansi manajemen strategik dipacu oleh: Pergeseran pengelolaan dari pengelolaan yang bersifat tactical dan operational ke pengelolaan yang bersifat strategik. Pergeseran pengolahan data akuntansi dari manual system ke computerized accounting system Pengimplementasian Balanced Scorecard sebagai inti sistem manajemen strategik Pengimplementasian activity-based cost system dalam pengelolaan proses bisnis.c. Jika di Jaman Digital ini suatu perusahaan masih menggunakan traditional management accounting, apa kemungkinan dampaknya terhadap pengelolaan perusahaan. Jelaskan jawaban Saudara.Costlyd. Apakah ada hubungan antara perubahan ruang lingkup akuntansi manajemen tersebut terhadap peran profesi akuntan manajemen? Jelaskan jawaban Saudara.Pergeseran titik berat pengelolaan dari manajemen yang bersifat tactical dan operational ke manajemen yang bersifat strategik telah mengubah secara radikal lingkungan yang di dalamnya profesi akuntan manajemen bekerja. Sesuai dengan lingkungan pekerjaan mereka, profesi akuntan manajemen dalam manajemen tradisional lebih berfokus ke penyediaan informasi bagi manajemen puncak untuk melaksanakan pengelolaan yang bersifat tactical dan operational. Oleh karena itu, peran profesi akuntan manajemen dalam manajemen tradisional terbatas pada penyediaan informasi untuk penyusunan anggaran, pencatatan implementasi anggaran, dan pengendalian pelaksanaan anggaran. Sebagian besar waktu profesi akuntan manajemen dikonsumsi dalam pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan bagi kepentingan pihak luar perusahaan. Profesi akuntan manajemen Canada adalah profesi akuntan manajemen pertama yang menggeser peran mereka sejak akhir dekade 1990-an. Profesi akuntan manajemen Canada menggeser peran mereka sebagai berikut:1. Akuntan manajemen berfokus ke perumusan strategi, penerjemahan misi, visi dan strategi ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, dan terukur, serta menjabarkan sasaran-sasaran strategik tersebut ke dalam action plans terpadu melalui kerja sama lintas fungsi dengan manajer operasional.2. Akuntan manajemen menyediakan bantuan pengambilan keputusan seketika (real time decision support), bekerja sama dengan personel operasi untuk memberikan projeksi dan rekomendasi efektif.3. Akuntan manajemen menempatkan diri sebagai anggota senior dalam tim manajemen, yang berperan serta aktif dalam penentuan sasaran-sasaran strategik perusahaan, bukan lagi sebagai penyedia informasi akuntansi bagi pengambil keputusan.4. Akuntan manajemen mendasarkan keahlian mereka pada pengetahuan mendalam tentang advanced (modern) management control process, bukan lagi pada traditional cost accounting.5. Akuntan manajemen memerluas tanggung jawab mereka ke proses pengendalian di luar daerah yang murni keuangan. Pemanfaatan Balanced Scorecard sebagai inti sistem manajemen strategik menggeser titik berat pengelolaan ke perspektif yang menjadi pemacu sesungguhnya kinerja keuangan (perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga akuntan manajemen memerluas tanggung jawab mereka ke perspektif nonkeuangan. Di samping itu, penggunaan ABC system dalam tahap pemantauan menghasilkan informasi berlimpah tentang aktivitas, sehingga tanggung jawab akuntan manajemen meluas ke informasi tentang aktivitas.1. Akuntan manajemen mengarahkan orientasi mereka ke bisnis yang lebihbersifat strategik, bukan yang bersifat tactical dan operational.

10. Nilai 9Information content yang dihasilkan oleh strategic management accounting sangat berbeda dengan traditional management accounting.a. Jelaskan mengapa information content yang dicakup strategic management accounting sangat berbeda dengan traditional management accounting.b. Informasi tentang tentang: i. transfer pricing;ii. product costs (dengan full costing);iii. cost control;iv. cost plus pricing; dan v. cost efficiency;tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di Jaman Digital ini. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan satu-persatu mengapa demikian? Setuju,c. Jika di Jaman Digital ini suatu perusahaan masih menyediakan information content yang dihasilkan oleh traditional management accounting apa kemungkinan dampaknya terhadap pengelolaan perusahaan. Jelaskan jawaban Saudara.Costly

11. Nilai 9Tabel berikut ini memperlihatkan perubahan radikal yang terjadi dalam revolusi manajemen.NoMANAJEMEN MASA LALU (ABAD XX)MANAJEMEN MASA DEPAN (ABAD XXI)

1Leadership dari puncakLeadership dari setiap orang

2Pengendalian melalui aturan dan hirarkhiPengendalian melalui visi dan values

3Informasi dijaga ketatInformation sharing

4Independensi perusahaanSaling ketergantungan antarperusahaan

Untuk setiap butir perbedaan dalam tabel tersebut (butir 1 s.d. 4) jelaskan:a. Mengapa terjadi perubahan radikal tersebut?Pergeseran leadership dari puncak ke leadership dari setiap orang. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang turbulen, organisasi perusahaan memerlukan banyak leader. Di dalam manajemen tradisional, leader adalah orang yang berada di puncak organisasi, dan yang mengarahkan jalannya perusahaan berdasarkan berbagai kebijakan dan aturan yang dibuatnya. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang turbulen, organisasi perusahaan memerlukan kecepatan respon terhadap setiap perubahan yang terjadi. Kecepatan respon hanya dapat dimiliki oleh organisasi jika karyawan dan manajer bawah berdaya (empowered) di dalam menghadapi perubahan. Konsep pemberdayaan karyawan untuk membangun leadership potential dalam diri setiap karyawan diperlukan untuk menggantikan konsep delegasi wewenang yang selama ini dikenal di dalam manajemen tradisional.

Dari pengendalian melalui aturan ke pengendalian melalui visi dan values.Manajemen tradisional dibangun pada waktu masyarakat menggunakan teknologi hard automation. Teknologi ini dijalankan oleh skilled workers yang memerlukan instruksi rinci di dalam menjalankan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, untuk mengendalikan pekerjaan skilled workers ini diperlukan aturan yang ketat sehingga pengendaliannya pun memerlukan supervisor yang mengamati kesesuaian pekerjaan karyawan dengan aturan yang telah ditetapkan. Manajemen kontemporer dibangun dalam smart technology era. Teknologi ini hanya produktif di tangan knowledge workers. Sebagaimana telah disebutkan di atas, smart technology menuntut kreativitas knowledge workers dalam memasukkan knowledge ke dalam produk dan jasa yang dihasilkan. Kreativitas tidak dapat dihasilkan melalui aturan rinci, namun memerlukan visi organisasi yang memberikan gambaran yang ingin diwujudkan di masa depan. Hanya melalui visi dan values, kreativitas knowledge workers dapat diarahkan oleh manajemen.

Dari informasi yang dijaga ketat ke information sharing. Dengan teknologi manual, manajemen tradisional mengumpulkan secara terpusat informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Oleh karena pengumpulan informasi dilaksanakan secara terpusat dan pusat informasi dijaga ketat, hanya manajemen puncak yang dapat melakukan akses ke dalam pusat informasi, sehingga di tangan manajemen puncaklah wewenang pengambilan keputusan berada.Smart technology menyediakan shared database yang memungkinkan information sharing di antara anggota organisasi. Shared database mampu mengatasi kendala pengambilan keputusan yang dihadapi oleh manajemen tradisional, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh manajemen bawah dan karyawan. Dengan information sharing ini, organisasi dapat memanfaatkan secara optimum semua potensi karyawan untuk memberikan layanan terbaik bagi customer. Di samping itu, kemitraan usaha antara perusahaan dengan para pemasok dan dengan para mitra bisnis dapat diwujudkan melalui information sharing, sehingga kualitas hubungan antarorganisasi perusahaan mampu menyediakan produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer.

Dari independensi perusahaan ke saling ketergantungan antarperusahaan.Dalam manajemen tradisional, tanggung jawab manajemen perusahaan hanya mencakup daerah yang dibatasi oleh batas-batas organisasi perusahaannya. Daerah di luar batas-batas tersebut merupakan daerah perusahaan lain, yang sama sekali bukan tanggung jawab manajemen perusahaan. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok merupakan hubungan independen antarperusahaan. Di dalam manajemen kontemporer, manajemen menyadari bahwa perusahaan merupakan salah satu matarantai yang menghubungkan pemasok dengan customer. Keberadaan perusahaan ditentukan seberapa baik perusahaan berfungsi sebagai matarantai fungsional yang menghubungkan pemasok dengan customer. Manajemen kontemporer menyadari ketergantungan perusahaan dari hubungan baik dengan pemasok dan customer. Perusahaan tidak mungkin menyediakan produk dan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan customer jika manajemen tidak menyadari ketergantungan perusahaan terhadap pemasoknya dan ketergantungan perusahaan terhadap customer.b. Jelaskan dampak perubahan radikal dalam manajemen tersebut terhadap akuntansi biaya.Sistem akuntansi biaya didesain sejalan dengan proses pembuatan produk dalam perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi keuangan didesain sejalan dengan proses transaksi keuangan perusahaan. Sebagaimana yang berlaku dalam akuntansi keuangan dan akuntansi biaya, proses akuntansi perencanaan didesain sejalan dengan proses perencanaan, karena akuntansi merupakan bagian terpadu proses manajemen.

Akuntansi manajemen strategik menuntut pergeseran peran profesi akuntan manajemen. Jika sebelumnya profesi akuntan manajemen berperan sebagai penyedia informasi bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, dalam perannya yang baru, profesi akuntan manajemen berperan sebagai decision support specialistberperan serta secara aktif sebagai anggota tim lintas fungsional dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategik. Sebagai konsekuensinya, pergeseran peran profesi akuntan manajemen ini menuntut perubahan secara radikal pengetahuan yang menjadi tulang punggung profesi, dari akuntansi biaya tradisional ke advanced (modern) management planning and control dan activity based cost system