utang pajak.docx

5
UTANG PAJAK *Pengertian Utang Pajak Pengertian Utang Pajak menurut Pasal 1 point 8 UU No. 19 Tahun 2000 tentang “Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa” bahwa: Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi adminisirasi berupa bunga. denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak aiau surat sejenisnya berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000, 2001:2 12) Pengertian Utang Pajak lainnya adalah : - Utang dalam arti luas ialah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh yang berkewajiban sebagai konsekwensi perikatan, seperti penyerahan barang, membuat lukisan, melakukan perbuatan tertentu, membayar harga barang dan seterusnya. - Utang dalam arti sempit adalah perikatan sebagai akibat perjanjian khusus yang disebut utang piutang, (bijzondere overeenkomst, benoemde overeenkomst) yang mewajibkan debitur untuk membayar (kembali) jumlah uang yang telah dipinjamnya dari kreditur. *Saat timbulnya Utang Pajak Timbulnya utang seseorang disebabkan adanya perikatan antara para pihak. Perikatan tersebut biasanya mewajibkan salah satu pihak untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu . Terjadinya perikatan tersebut bisa karena undang-undang saja atau karena undang-undang dengan perbuatan manusia (Pasal 1233 jo Pasal 1345 KUH Perdata). Sedangkan dalam hukum pajak, timbulnya utang pajak didasarkan pada dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama menyatakan bahwa utang pajak timbul pada saat diundangkannya undang-undang pajak, Artinya bahwa bgitu suatu undang-undang pajak diundangkan oleh pemerintah, maka pada saat itulah timbul utang pajak sepanjang apa yang diatur dalam undang-undang tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi seseorang menjadi terutang pajak.

Upload: rizky-maulyda

Post on 15-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UTANG PAJAK.docx

UTANG PAJAK

*Pengertian Utang Pajak

Pengertian Utang Pajak menurut Pasal 1 point 8 UU No. 19 Tahun 2000

tentang “Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa” bahwa:

Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi

adminisirasi berupa bunga. denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat

Ketetapan Pajak aiau surat sejenisnya berdasarkan peraturan perundangundangan

perpajakan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000, 2001:2 12)

Pengertian Utang Pajak lainnya adalah :

-  Utang dalam arti luas ialah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh yang berkewajiban sebagai konsekwensi perikatan, seperti penyerahan barang, membuat lukisan, melakukan perbuatan tertentu, membayar harga barang dan seterusnya.

-  Utang dalam arti sempit adalah perikatan sebagai akibat perjanjian khusus yang disebut utang piutang, (bijzondere overeenkomst, benoemde overeenkomst) yang mewajibkan debitur untuk membayar (kembali) jumlah uang yang telah dipinjamnya dari kreditur.

*Saat timbulnya Utang Pajak

Timbulnya utang seseorang disebabkan adanya perikatan antara para pihak. Perikatan tersebut biasanya mewajibkan salah satu pihak untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu . Terjadinya perikatan tersebut bisa karena undang-undang saja atau karena undang-undang dengan perbuatan manusia (Pasal 1233 jo Pasal 1345 KUH Perdata).

Sedangkan dalam hukum pajak, timbulnya utang pajak didasarkan pada dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama menyatakan bahwa utang pajak timbul pada saat diundangkannya undang-undang pajak, Artinya bahwa bgitu suatu undang-undang pajak diundangkan oleh pemerintah, maka pada saat itulah timbul utang pajak sepanjang apa yang diatur dalam undang-undang tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi seseorang menjadi terutang pajak.

Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa utang pajak timbul pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh pemerintah Direktorat Jenderal Pajak (Fiskus), Artinya bahwa seseorang baru dikeahui mempunyai utang pajak saat fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas namanya serta besarnya pajak yang terutang.

Mengenai timbulnya utang pajak terdapat perbedaan pendapat atau persepsi di kalangan ahlihukum pajak karena sudut pandang yang dijadikan sebagai pokok bahasan yang berbeda pula. Perbedaan itu sebagai wacana terbaik dalam perkembangan hukum pajak di masa kinimaupun di masa mendatang. Perbedaan pendapat atau persepsi mengenai timbulnya utang pajak dikategorikan sebagai salah satu sumber hukum pajak yang berada pada tataran doktrindi kalangan ahli hukum pajak sepanjang pendapat tersebut diterima sebagai suatu perkembangan positif di bidang perpajakan.Lebih lanjut, dikatakan oleh R. Santoso Brotodihardjo (1995; 113) bahwa timbulnya utang pajak tidaklah selalu dinyatakan dengan jelas di dalam undang-undangnya, pada saatmanakah terjadi suatu utang pajak,

Page 2: UTANG PAJAK.docx

melainkan dicurahkannyalah semua perhatian kepadatimbulnya keharusan untuk membayarnya. Demikian itu adalah karena dalam praktik sehari-hari, saat yang disebut ini jauh lebih penting.Begitu pula yang dikatakan oleh RochmatSoemitro (1988;1-2) bahwa utang pajak adalah

utang yang 1')•

\ Pembaruan Hukum Pajak BAB 8: Utang Pajak 155 156 Pembaruan HukumPajak BAB 8: Utang Pajak 157 timbulnya secara khusus, karena negara (kreditor) terikat dantidak dapat memilih secara bebas, siapa yang akan dijadikan debiturnya. Hal ini terjadikarena utang pajak timbul karena undang-undang. Kapan timbulnya utang pajak merupakankajian dari hukum pajak untuk menentukannya, tetapi dalam hal ini terdapat dua teori yangmembicarakannya, yakni teori materil dan teori formil.Kedua teori ini sangat memperoleh perhatian di kalangan ahli hukum pajak untuk dikaji berdasarkan hukum pajak sehingga boleh menunjang pengembangan hukum pajak di masakini dan mendatang. Teori materil dan teori formil mempersoalkan bagaimana caratimbulnya utang pajak, apakah karena bunyi Undang-undang Pajak atau karena tindakan pejabat pajak.Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak:

1. Ajaran formilUtang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini ditetapkan pada official asesment system

2. Ajaran Materiil Utang Pajak timbul karena berlakunya undang-undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan, Ajaran ini ditetapkan pada self asseement system.

*Cara Pengenaan Utang Pajak

Setelah diketahui saat timbulnya utang pajak sebagaimana dijelaskan dimuka, selanjutnya bagaimana cara pengenaan terhadap utang pajak tersebut dapat dilakukan. Menurut teori ada 3 (tiga) cara pengenaan pajak dapat dilakukan, yaitu : cara pengenaan di depan (stelsel fiksi), cara pengenaan di belakang (stelsel riil) dan cara pengenaan campuran (kombinasi antara stelsel fiksi dan stelsel riil).

1. Pengenaan di Depan (Stelsel Fiksi)Pengenaan di depan merupakan suatu cara pengenaan pajak yang didasarkanatas suatu anggapan (fiksi) dan anggapan tersebut tergantung pada ketentuan bunyi undang-undang. Misalnya penghasilan seorang wajib. Pajak pada tahun berjalan dianggap sama dengan penghasilan pada tahun sebelumnya, tanpa memperhatikan kondisi yang sesungguhnya atas besarnya penghasilan pada tahun berjalan yang seharusnya menjadi dasar penetapan besarnya utang pajak pada tahun berjalan. Dengan adanya anggapan demikian, maka fiskus dapat dengan mudah menetapkan besarnya utang pajak untuk tahun yang akan datang. Pasal 25 UU PPh merupakan contoh cara pemajakan di depan yang dilakukan dengan suatu perhitungan (formula) tertentu.

2. Pengenaan di Belakang (Stelsel Riil)Pengenaan di belakang merupakan suatu cara pengenaan pajak yang didasarkan pada keadaan yang sesungguhnya (riil) atau nyata, yang di peroleh dalam suatu tahun pajak. Karena besarnya penghasilan yang diperoleh seorang Wajib Pajak baru diketahui pada akhir tahun, maka pengenaan baru dilakukan setelah berakhirnya suatu tahun pajak .Dengan demikian, utang pajak baru akan dikenakan di belakang yaitu sesudah berakhir tahun pajak yang bersangkutan.

Page 3: UTANG PAJAK.docx

3. Pengenaan Cara CampuranPengenaan cara campuran merupakan suatu cara pengenaan pajak yang mendasarkan pada kedua cara pengenaan pajak di atas (fiksi dan riil ). Pada awal tahun pajak, fiskus akan mengenakan pajak berdasarkan anggapan yang ditentukan dalam undang-undang, yang selanjutnya setelah berakhirnya tahun pajak dilakukan pengenaan pajak berdasarkan yang sesungguhnya (riil). UU PPh pada prinsipnya mendasarkan pengenaan pajak dengan cara campuran ini.

*Hapusnya Utang Pajak

Ada 4 (empat) hal yang mengkibatkan hapusnya (berakhirnya) utang pajak yaitu :

1. Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan hapus karena pembayarn yang dilakukan ke kas negara

2. Kompensasi, keputusan yang ditujukan kepada kompensasi utang pajak dengan tagihan seseorang di luar pajak tidak diperkenankan. Oleh karena itu, kompensasi terjadi apabila wajib pajak mempunyai tagihan berupa kelebihan pembayaran pajak jumlah kelebihan pembayaran pajak yang di terima wajib pajak sebelumnya harus di kompensasikan dengan pajak-pajak lainnya yang terutang. Hal ini sebagai mana tercantum dalam undang-undang no.6 tahun 1983 pasal 11

3. Daluwarsa, daluwarsa diartikan sebagai daluwarsa penagihan. Hak untuk melakukan penagihan pajak, dakuwarsa setelah lampau waktu sepuluh tahun terhitung sejak saat terhutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini untuk memberikan kepastian hukum kapan utang pajak tidak dapat ditagih lagi. Namun, daluwarsa penagihan pajak tertangguh antara lain, apabila diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Hal ini diatur dalam pasal 22 undang-undang no. 6 tahun 1983.

4. Pembebasan , Utang pajak tidak berakhir dalam arti yang semestinya tetapi karena ditiadakan. Pembebasan umumnya tisak diberikan terhadap pokok pajaknya, tetapi terhadap sanksi administrasi hal ini sesuai dengan pasal 15 ayat yang tidak diatur dalam KUP, sifatnya khusus.

5. Penghapusan, penghapusan utang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan tetapi diebrikan karena keadaan keungan wajib pajak seperti yang dijelaskan dalam pasal 24 undang-undang perpajakan bagian penjelasan.

Hapusnya utang pajak yang terakhir terjadi karena adanya proses penghapusan piutang pajak yang bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Wajib pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan.

2. Wajib pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi dibuktikan berdasarkan surat keterangan dari pemerintah Daerah seempat. Pengahapusan utang pajak melalui proses penghapusab merupakan bentuk keadilan bagi Wajib Pajak yang memang benar-benar menglami hal tersebut diatas.

3. Sebab lain, misalnya Wajib Pajak tidak dapat ditemukan lagi atau dokumen tidak dapat ditemukan lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat dihindarkan seperti kebaran, bencana alam dan sebagainya