usulan program penyuluhan gizi pangan.pkk.docx

14
USULAN PROGRAM PENYULUHAN GIZI PANGAN Proses pengolahan sayur untuk mempertahan nla g! agar men"apatkan makanan yang #ak "an penggunaan mnyak goreng $susun "alam rangka untuk memenuh tugas akhr mata kulah Penyuluhan "an %onsultas G! Pangan Oleh & Rochmad Chusaini Maulidianto 105100501111030 DhiorAntalimar 105100413111002 Nadia Aulia Izzaty 105100501111042 Musdholifah 105100501111012 AflaTazaaA!"!u#ita 10510050111100$ 'URUSAN (E%NOLOGI HASIL PER(ANIAN )A%UL(AS (E%NOLOGI PER(ANIAN UNI*ERSI(AS +RA,I'AYA MALANG -./0

Upload: dhior-antalimar

Post on 04-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tentang bagaimana edukasi seputar masalah pengolahan sayuran segar dan penggunaan minyak goreng terhadap ibu-ibu PKK didaerah merjosari, Malang, Jawa Timur

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM PENYULUHAN GIZI PANGAN

Proses pengolahan sayur untuk mempertahan nilai gizi agar mendapatkan kualitas makanan yang baik dan penggunaan minyak goreng

Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliahPenyuluhan dan Konsultasi Gizi Pangan

Oleh :

Rochmad Chusaini Maulidianto105100501111030 DhiorAntalimar105100413111002 Nadia Aulia Izzaty105100501111042 Musdholifah105100501111012 AflaTazakkaAj-juwita105100501111008

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

HALAMAN PENGESAHANJudul:1.Mitra Program: 2.Ketua Tim Pengusul: a. Nama: Rochmad Chusaini Maulidiantob. NIM: 105100501111030c. Jurusan/Fakultas:Teknologi Hasil Pertanian/Fakultas Teknologi Pertaniand. Perguruan Tinggi: Universitas Brawijayah. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail:3.Anggota Tim Pengusula. Jumlah Anggota: 4 orangb. Nama Anggota I: DhiorAntalimar / 105100413111002c. Nama Anggota II: Nadia AuliaIzzaty / 105100501111042d. Nama Anggota III: Musdholifah / 105100501111012e. Nama Anggota IV: Afla TazakkaAj-juwita / 10510050111100824. Lokasi Kegiatan/Mitraa. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan): b. Kabupaten/Kota: Malangc. Propinsi: Jawa Timurd. Jarak PT ke lokasi mitra (km): 5.Luaran yang dihasilkan:6.Jangka waktu pelaksanaan:

Menyetujui,Malang, 6 April 2014Dosen PembimbingKetua Tim Pengusul

Jaya Mahar Maligan, STP. MP.Rochmad Chusaini MaulidiantoNIP. 19820114 200812 1 003NIM. 105100501111030BAB I PENDAHULUANI. Analisis Situasi

II. Rumusan Masalah1. Bagaimana mengetahui proses pengolahan sayur untuk menjaga nilai gizi dan penggunaan minyak goreng yg baik2. Bagaimana meningkatkan gizi keluarga melalui penyuluhan untuk pencapaian keluarga yang sehat

III. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang proses pengolahan sayur yang benar untuk mempertahan nilai gizi untuk mendapatkan kualitas makanan yang baik bagi kesehatan untuk meningkatkan gizi keluarga serta penggunaan minyak goreng yang baik.Manfaat dari kegiatan penyuluhan ini adalah :1. Mengetahui kandungan gizi makanan sebelum proses pengolahan2. Mengetahui proses pengolahan makanan yang benar dan baik untuk menjaga nilai gizi 3. Meningkatkan gizi keluarga dengan menerapkan dan memanfaatkan hasil penyuluhan4. Mengetahui penggunaan minyak goreng yang benar5. Mengetahui efek penggunaan minyak goreng yang digunakan berulang-ulangBAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)PKK merupakan singkatan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang bergerak untuk pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Untuk membantu keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan dan membina keluarga menuju keluarga sejahtera. Tujuan dari PKK adalah membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan mebina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh pancasila. Sasaran PKK adalah keluarga yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kepribadian dan kempampuannya.

II.2 Proses Pengolahan Makanan yang BaikPengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dari prinsip-prinsip higiene dan sanitasi. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik dan penjepit makanan (Arisman, 2009). Tujuan pengolahan makanan adalah agar tercipta makanan yang memenuhi syarat kesehatan, mempunyai cita rasa yang sesuai, serta mempunyai bentuk yang mengundang selera. Dalam pengolahan makanan, ada empat aspek yang harus diperhatikan yaitu penjamah makanan, cara pengolahan makanan, tempat pengolahan makanan, dan peralatan pengolahan makanan (Kusmayadi, 2008).

II.2.1 Higiene dan Sanitasi Makanan Ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan, istilah higiene dan sanitasi mempunyai tujuan yang sama dan erat kaitannya antara satu dengan lainnya yaitu melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (individu maupun masyarakat). Tetapi dalam penerapannya, istilah higiene dan sanitasi memiliki perbedaan yaitu higiene lebih mengarahkan aktivitasnya kepada manusia (individu maupun masyarakat), sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor-faktor lingkungan hidup manusia (Azwar, 1990).

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, serta membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004).Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia seperti pembuatan sumur yang memenuhi persyaratan kesehatan, pengawasan kebersihan pada peralatan makan, serta pengawasan terhadap makanan (Azwar, 1990). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tzempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi maka nan merupakan upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia (Chandra, 2006). Sedangkan menurut Oginawati (2008), sanitasi makanan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan yang dapat merusak makanan dan membahayakan kesehatan manusia. Menurut Chandra (2006) dan Oginawati (2008), tujuan dari sanitasi makanan antara lain: a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan b. Mencegah penularan wabah penyakit c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan e. Melindungi konsumen dari kemungkinan terkena penyakit yang disebarkan oleh perantara-perantara makanan Selain itu menurut Chandra (2006) dan Oginawati (2008), di dalam upaya sanitasi makanan, terdapat 6 tahapan yang harus diperhatikan yaitu: a. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang diproduksi b. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan c. Keamanan terhadap penyediaan air bersih d. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran e. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan f. Pencucian, pembersihan, dan penyimpanan alat-alat atau perlengkapan Ada 4 cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu (Depkes RI, 2004) : 1. Penyimpanan sejuk (cooling), yaitu suhu penyimpanan 10 C 15 C untuk jenis minuman buah, es krim dan sayur 2. Penyimpanan dingin (chilling), yaitu suhu penyimpanan 4 C 10 C untuk bahan makanan yang berprotein yang akan segera diolah kembali 3. Penyimpanan dingin sekali (freezing), yaitu suhu penyimpanan 0 C 4 C untuk bahan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam 4. Penyimpanan beku (frozen), yaitu suhu penyimpanan < 0 C untuk bahan makanan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu > 24 jam Pada umumnya dalam pengolahan makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan produk makanan yang disukai dan berkualitas baik. Atribut kualitas makanan meliputi: Sifat Indrawi atau organolepfik, yaitu sifat-sifat yang dapat dinilai dengan panca indra seperti sifat kenampakan; (bentuk, ukuran, warna); cita rasa (flavor); asam, asin, manis, pahit; tekstur, yaitu sifat yang dinilai dengan indra peraba (halus, lembut, kasar). Kandungan dan nilai gizi, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain. Keamanan makanan yang dikonsumsi, yaitu terbebas dari bahan-bahan kimia berbahaya/pencemar atau racun yang bersifat mikrobiologis.Cara memasak dengan suhu tinggi bisa menghancurkan vitamin dalam sayuran, terutama vitamin C, folat, dan potasium, sampai 20 persen. Berikut adalah 7 metode masak yang dianggap paling sehat :1. Menggunakan microwave Memasak dengan microwave mungkin yang paling sehat karena waktu memasaknya singkat sehingga kerusakan nutrisi lebih sedikit. Penelitian menunjukkan memasak sayuran paling tepat adalah dengan microwave. Brokoli misalnya, kandungan vitamin C-nya lebih optimal jika dimasak dengan microwave. Bahan makanan yang dimasak dengan microwave memang bisa menjadi kering,tetapi hal ini bisa dicegah dengan menambahkan sedikit air sebelum dipanaskan. Pastikan pula menggunakan tempat makanan khusus untuk microwave2. MerebusMerebus adalah cara yang mudah dan cepat. Anda hanya perlu menambahkan air dan sedikit garam. Namun suhu yang tinggi dan jumlah air yang banyak bisa mengurangi jumlah vitamin larut air dan mineral dalam sayuran sampai 70 persen. Merebus lebih dianjurkan untuk wortel, brokoli, zucchini (sayuran mirip mentimun hijau). Memasak dengan cara merebus (boiling) memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungan yang diperoleh pada saat menggunakan metode boiling adalah: Keuntungan: Bahan makanan menjadi lebih mudah dicerna Metode ini sesuai untuk memasak dalam skala besar. Memperoleh flavor khas dari zat yang terkandung dalam bahan makanan Metode cukup aman dan sederhana, dapat membunuh bakteri pathogen Nilai gizi dan warna sayuran hijau dapat dipertahankan secara maksimum ketika waktu memasak diminimalis dan api diperbesar. Panas yang tinggi selama proses perebusan dapat membuat sayuran cepat matang meskipun waktu memasak cuma sebentar. Kelemahan: Kehilangan vitamin yang mudah larut dalam air. Air perebus terkontaminasi oleh lapisan panci yang dapat larut, oleh sebab itu bahan dan alat perebus harus sesuai sehingga tidak menimbulkan reaksi yang berbahaya. Alat-alat masak yang terbuat dari pirex, stainles dan aluminium cukup aman digunakan, sedangkan alat masak yang terbuat dari besi atau tembaga kurang bagus digunakan karena besi mudah berkarat. Makanan terlihat kurang menarik apabila proses perebusan lama karena terjadi perubahan warna sayuran hijau menjadi kusam dan kekuning-kekuningan.3. MengkukusHampir semua jenis bahan makanan, mulai dari sayuran sampai ikan cocok dikukus. Dengan metode masak ini rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga.4. Merebus dengan sedikit airMerebus dengan sedikit air (poaching) adalah cara yang direkomendasikan untuk makanan seperti ikan, telur atau buah.5. Membakar Ini adalah metode pemasakan makanan langsung ke dalam panas atau api dalam waktu singkat. Pembakaran adalah cara yang dianjurkan untuk memasak daging yang dipotong, seperti sate.6. MemanggangMemanggang adalah cara yang dianjurkan untuk mendapatkan rasa daging yang tetap segar dan empuk. Tetapi beberapa riset menyebutkan cara memasak ini bisa meningkatkan risiko kanker pankreas dan kanker payduara. Memanggang di suhu tinggi akan menghasilkan reaksi kimia antara lemak dan protein dalam daging sehingga menghasilkan toksin yang akan merusak keseimbangan antioksidan dalam tubuh. Hal ini diketahui akan memicu diabetes dan penyakit kardiovaskular.7. MenumisMetode pemasakan ini hanya memerlukan sedikit minyak. Hampir sebagian besar bahan pangan cocok dimasak dengan cara ini.

II.3 Penggunaan Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat. Minyak dapat bersumber dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak biji bunga matahari. Minyak juga dapat bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan paus, lard (minyak dari babi) , tallow (minyak dari sapi) (Ketaren,1986).Selama proses pengolahan minyak yaitu penggorengan minyak goreng mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya reaksi hidrolisis, oksidasi, isomerasi dan polimerasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam lemak contohnya pemanasan minyak pada suhu diatas 200oC dapat menyebabkan terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan cincin (Ketaren 1986). Menurut dr. Nani (2005), mengatakan penggunaan minyak jelantah jelas sangat tidak baik untuk kesehatan. Seharusnya minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng ikan atau makanan yang lainnnya tidak boleh melebihi sampai tiga kali penggorengan. Karena setiap dipakai minyak akan mengalami kekurangan mutu. Kadar lemak tak jenuh dan Vitamin A, D, E, dan K yang terdapat di minyak semakin lama akan semakin berkurang. Dan yang tersisa tinggal asam lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Beberapa penelitian menyatakan bahwa minyak jelantah mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker.Minyak goreng yang memiliki angka peroksida melebihi batas yang telah ditentukan akan membentuk akrolein dan kandungan asam lemak bebas menjadi meningkat. Meningkatnya kandungan asam lemak bebas sangat berbahaya bagi kesehatan, seperti berpengaruh terhadap lemak dan darah yang kemudian dapat menimbulkan kegemukan (obesitas), mendorong penyempitan pembuluh darah arteri (arterioscelorosis) yang dapat menimbulkan terkenanya penyakit jantung (Winarno, 2002). Menurut Aminuddin (2010), Kadar asam lemak bebas merupakan banyaknya asam lemak bebas yang dihasilkan dari proses hidrolisis minyak. Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak menunjukkan penurunan kualitas minyak. Penentuan asam lemak bebas atau biasa disebut dengan FFA (Free Faty Acid) sangat penting kualitasnya dengan minyak. Karena bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat pada minyak. Semakin besar angka ini berarti kandungan asam lemak bebas semakin tinggi, hal ini dapat berasal dari proses hidrolisis ataupun proses pengolahan yang kurang baik. Karena proses hidrolisis dapat berlangsung dengan penambahan panas.Salah satu yang menjadi masalah dari konsumsi minyak goreng adalah limbah yang dihasilkan dari sisa proses penggorengan. Minyak goreng hanya dapat digunakan untuk maksimum tiga atau empat kali. Setelahnya, minyak tidak dapat lagi digunakan untuk menggoreng, walaupun sudah disaring dan dijernihkan kembali, biasanya disebut sebagai jelantah atau minyak goreng rusak atau limbah Minyak goreng. Penggorengan dengan High temperature (suhu tinggi), dengan suhu di atas normal, antara 168 - 1690C, biasanya dilakukan oleh restaurant cepat saji atau fast food, juga mempercepat degradasi minyak goreng menjadi jelantah. Dalam proses degradasi ini, minyak akan menghasilkan suatu reaksi berantai yang membuat warna minyak menjadi lebih gelap dan oksidasi menyebabkan minyak menjadi cepat tengik. Sedangkan proses lain yang terjadi dalam pemanasan ini adalah dehidrasi.Pada proses ini minyak kehilangan kadar air yang menjadikan minyak lebih kental dan membentuk radikal bebas. Sehingga dalam fase ini minyak akan bersifat toksik (efek beracun pada tubuh kita).Rendahnya pengetahuan dan kesadaran tentang penggunaan minyak goreng yang aman, serta semakin tingginya harga minyak goreng bekas menyebabkan sebagian besar rumah tangga dan industri kuliner kelas menengah kebawah tetap memanfaatkannya untuk menggoreng secara berulang. Pemakaian minyak jelantah jelas tidak menyehatkan. Beragam penelitian menggambarkan minyak jelantah mengandung senyawa karsiogenik seperti timbal (Pb), yang terjadi selama proses penggorengan. Dari efek racun ini akan menghasilkan begitu banyak kerugian bagi kita seperti merusak sel-sel, juga membran sel dan fungsi sel-sel pada tubuh manusia. Pemakaian minyak jelantah juga merusak nutrisi yang dikandung oleh bahan makanan itu sendiri. Misalnya, ikan salmon yang terkenal akan Omega-3 yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh menjadi tidak berkhasiat bila digoreng karena komposisi ikatan rangkapnya menjadi rusak.Pemakaian minyak jelantah ini menyebabkan kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang, sebaliknya angka dari kolesterol jelek (LDL) semakin meningkat. Maka, LDL dalam darah ini akan menimbulkan banyak gangguan kesehatan seperti jantung, stroke, obesitas dan pada kaum hawa khususnya dapat menjadi pemicu sulit hamil. Tidak hanya itu, pemakaian ulang minyak jelantah yang berlebihan dapat menyebabkan kanker colon (usus besar) dan alergi pada tubuh, juga dapat penyakit degenerative.II.3.1 Cara Menggunakan Minyak Goreng dengan Aman Jangan panaskan minyak goreng dengan suhu terlalu tinggi. Gunakan secukupnya saja agar senyawa yang terbentuk dari pemanasan tersebut tidak berlebihan. Sebelum memasukkan bahan yang akan digoreng, pastikan minyak goreng panas terlebih dulu agar proses memasak tidak terlalu lama berada dalam minyak. Gunakan kertas atau tissue untuk meletakkan makanan yang telah digoreng agar kelebihan minyak dapat diserap oleh kertas atau tissue. Agar senyawa yang terbentuk akibat pemanasan tidak menjadi banyak dan tidak menempel pada makanan, ada baiknya tidak menggunakan minyak bekas berulang kali. Simpan minyak goreng pada tempat sejuk dan tidak terkena cahaya agar kandungan pada minyak tidak mengalami perubahan.

BAB IIIMETODE YANG DIGUNAKAN

III. 1 Metode yang digunakanMetode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program penyuluhan kepada mitra adalah dengan melakukan survey ke daerah tempat penyuluhan yang akan dilaksanakan pada PKK di Jalan Joyo Sari RT 06 RW 05 Merjosari, Malang untuk mengetahui kondisi terkini dari desa tersebut. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana upaya peningkatan gizi keluarga khusunya pada Proses Pengolahan sayur untuk mempertahankan nilai gizi dan penggunaan minyak goreng.Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam program penyuluhan ini adalah dengan memberikan brosur berupa gambar Proses Pengolahan sayur untuk mempertahankan nilai gizi dan penggunaan minyak goreng beserta penjelasannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang gizi bahan sebelum diolah dan setelah mengalami proses pengolahan sebagai upaya dalam meningkatkan gizi keluarga. Selain itu akan dilakukan presentasi singkat oleh penyaji tentang materi yang berkaitan dengan Proses Pengolahan sayur untuk mempertahankan nilai gizi dan penggunaan minyak goreng. Setelah itu diadakan sesi tanya jawab untuk bersama-sama memecahkan permasalahan mitra selama ini.Mitra diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan penyuluhan agar tujuan dan manfaat dari dilakukannya penyuluhan ini dapat tercapai dengan baik.

III. 2 Informasi Tambahan1. Sumber Daya ManusiaNo.NamaNIMJabatanTugas

1.Rochmad Chusaini Maulidianto

105100501111030

Ketua Menentukan tempat penyuluhan dan Membuat media penyuluhan yang akan digunakan, menyampaikan materi

2.Dhior Antalimar

105100413111002AnggotaMenentukan tempat penyuluhan dan Membuat media penyuluhan yang akan digunakan, menyampaikan materi

3.Nadia Aulia Izzaty

105100501111042AnggotaMembuat media penyuluhan dan proposal, menyampaikan materi

4.Musdholifah105100500111012

AnggotaMembuat media penyuluhan dan proposal, moderator dan menyampaikan materi

5.Afla Tazakka Aj-juwita 1051005011110082AnggotaMembuat media penyuluhan dan proposal, Rincian dana, menyampaikan materi

2. Rencana dan Jadwal Kerja

No.Nama KegiatanTanggal Pelaksanaan

1.Pencarian Lokasi Mitra26 maret- 6 april 2014

2.Pembuatan Proposal6-10 april 2014

3.Pelaksanaan Penyuluhan8 juni 2014

4.Pembuatan Laporan Akhir

5.Pesentasi Hasil Penyuluhan

6.Pembuatan Laporan Akhir

3. Lokasi mitraLokasi mitra untuk penyuluhan ini adalah di Jalan Joyo Sari RT 06 RW 05 Merjosari4. Indikator kinerjaTujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang proses pengolahan bahan makanan yang benar untuk mempertahan nilai gizi untuk mendapatkan kualitas makanan yang baik bagi kesehatan untuk meningkatkan gizi keluarga serta penggunaan minyak goreng yang benar.Manfaat dari kegiatan penyuluhan ini adalah :a) Mengetahui kandungan gizi makanan sebelum proses pengolahanb) Mengetahui proses pengolahan makanan yang benar dan baik untuk menjaga nilai gizi c) Meningkatkan gizi keluarga dengan menerapkan dan memanfaatkan hasil penyuluhand) Mengetahui penggunaan minyak goreng yang benare) Mengetahui efek penggunaan minyak goreng yang digunakan berulang-ulang

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal. 93.Azwar A (1990), Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Yayasan Mutiara : Jakarta.Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC : JakartaDepkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat : JakartaKetaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. UI-Press : JakartaKusmayadi, Ayi dan Dadang Sukandar, 2008. Cara Memilih dan Mengolah Makanan Untuk Perbaikan Gizi Masyarakat : JakartaOginawati, K. 2008. Sanitasi Makanan dan Minuman. Penerbit Institut Teknologi Bandung Press. Bandung.Sihite R. 2000. Sanitasi And Hygiene. SIC : Surabaya Winarno. 2002. Kimia Pangan. PT.Gramedia : Jakarta