usulan program kreatifitas mahasiswa...
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGENALAN DAN PEMBELAJARAN LIMA KINGDOM DALAM
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK JURUSAN IPA PADA SEKOLAH
MENENGAH ATAS DENGAN METODE INTELLIGENT TUTORING
SYSTEM (ITS)
BIDANG KEGIATAN :
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan Oleh :
Septian Tri Wibowo 10413029 2013
Siti Muhawaroh 10413030 2013
Reeza Ardani Firsa 10413070 2013
STMIK JAKARTA STI&K
JAKARTA
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pengenalan dan pembelajaran lima
kingdom dalamm klasifikasi
makhluk hidup untuk jurusan ipa
pada sekolah menengah atas
dengan metode intelligent tutoring
system (ITS)
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI
3. Bidang Ilmu
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
: ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA (X) Teknologi
a. Nama Lengkap : Septian Tri Wibowo
b. NPM : 10413029
c. Program Studi : Sistem Informasi
d. Universitas/Institusi/Politeknik : STMIK Jakarta STI&K
e. Alamat Rumah : Jl.Poncol Jaya Kuningan Barat
Jakarta Selatan
f. No. Telephone : 08112034226
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Hariyanto,S.Kom.,MMSI
b. NIP : 98.1.019
c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Jl. BRI No. 17 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Jakarta, 14 Maret 2017
Menyetujui
Ketua Program Studi
Sistem Informasi
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Pipit Arnesia)
NIP. -
(Septian Tri Wibowo)
NPM. 10413029
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Aqwam Rosadi Kardian,SKom.,MM)
NIP. 98.1.007
(Edi Pranoto, SE., MM)
NIP. -
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
RINGKASAN ...................................................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup ........................................................................ 3
2.2 Intelligent Tutoring System (ITS) .............................................................. 7
2.2.1 Metode Pembelajaran ......................................................................................... 9
2.3 Solusi Yang Pernah Ditawarkan ................................................................. 11
2.4 Kehandalan Gagasan ................................................................................... 13
2.5 Strategi Penerapan....................................................................................... 14
KESIMPULAN ...................................................................................................... 15
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur Model ITS ........................................................................ 7
Gambar 2.2 Contoh Perancangan ITS ................................................................... 8
Gambar 2.3 Simulasi Pembelajaran Dengan ITS ................................................ 13
Gambar 2.4 Model Pembelajaran Konvensional Dan ITS .................................. 14
v
RINGKASAN
Perkembangan teknologi saat ini banyak memberikan manfaat bagi proses
belajar mengajar, seperti banyaknya metode pembelajaran yang digunakan saat
ini. Dari berbagai metode pembelajaran tersebut diupayakan agar minat pelajar
dalam belajar bisa ditingkatkan. Sehingga dengan tingginya minat pelajar
tersebut, penyampaian materi dapat dilakukan dengan mudah dan penerimaan
materi oleh pelajar juga dapat diterima dengan mudah. Yang pada akhirnya akan
memberikan hasil pemahaman materi yang bagus bagi pelajar. Intelligent
Tutoring System (ITS) atau Sistem Pembelajaran Cerdas merupakan sebuah
sistem yang diterapkan pada proses belajar mengajar atau merupakan sebuah
program aplikasi interaktif yang dapat digunakan sebagai media penyampai
informasi maupun sebagai media evaluasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal
ini penggunaan ITS dalam pembelajaran biologi khususnya materi tentang lima
kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup merupakan salah satu metode alternatif
yang menarik dan mampu membantu siswa dalam belajar mandiri. ITS memiliki
interaktifitas yang cukup tinggi jika diterapkan pada pembelajaran yang
menggunakan bantuan komputer (Computer Aided Learning).
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada
ciri-ciri tertentu. Klasifikasi juga digunakan dalam ilmu biologi, yaitu salah
satunya dalam klasifikasi makhluk hidup. Dalam pengelompokan makhluk hidup
diperlukan aturan-aturan yaitu dasar yang digunakan untuk pengelompokan
seperti persamaan dan perbedaan ciri-ciri serta sifat makhluk hidup, yang meliputi
ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan alat reproduksinya. Makhluk hidup yang
mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan kedalam satu kelompok dan
apabila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat maka dipisahkan lagi
kedalam kelompok lain yang lebih kecil sehingga kegiatan klasifikasi akan
diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.
Pengelompokan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang berbeda atau pada
takson yang berbeda inilah disebut taksonomi. [1]
Menurut R.H. Whittaker (1969), klasifikasi makhluk hidup itu terbagi
menjadi lima kingdom berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya,
yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada klasifikasi lima kingdom
ini terjadi perubahan-perubahan yang besar dibanding pengelompokan kingdom
yang lain. Hal ini yang menyulitkan seorang siswa untuk memahami secara lebih
perbedaan atau ciri antar kingdom.
Metode atau model pembelajaran dengan cara membaca berbagai buku
tentang lima kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup ini bukan cara yang salah
untuk dapat memahaminya. Namun bagi sebagian siswa membutuhkan metode
lebih dalam proses belajarnya sehingga model pembelajaran konvensional seperti
ceramah/menerangkan, pemberian latihan, dan pemberian tugas dirumah tidak
memberikan harapan banyak kepada siswa untuk lebih paham akan materi yang
disampaikan oleh sang guru.
2
Intelligent Tutoring System (ITS) atau Sistem Pembelajaran Cerdas
merupakan sebuah sistem yang diterapkan pada proses belajar mengajar atau
merupakan sebuah program aplikasi interaktif yang dapat digunakan sebagai
media penyampai informasi maupun sebagai media evaluasi dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini penggunaan ITS dalam pembelajaran biologi
merupakan salah satu metode alternatif yang menarik dan mampu membantu
siswa dalam belajar mandiri. ITS memiliki interaktifitas yang cukup tinggi jika
diterapkan pada pembelajaran yang menggunakan bantuan komputer (Computer
Aided Learning).
1.2 Tujuan Penelitian
Membuat suatu model informasi pembelajaran dibidang ilmu biologi,
yaitu tentang pengenalan dan pembelajaran lima kingdom dalam klasifikasi
makhluk hidup untuk pelajar khususnya pelajar sekolah menengah atas jurusan
IPA berbasis komputer.
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini
adalah:
1. Sebagai model pembelajaran ilmu biologi tentang kingdom dalam
klasifikasi makhluk hidup kepada pelajar sekolah menengah atas jurusan
IPA.
2. Sebagai metode alternatif pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
komputer sehingga dapat digunakan sebagai model variasi dalam
menyampaikan materi pelajaran.
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan
ciri.
1. Tujuan dan manfaat klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
a. Menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari.
b. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap
jenis.
c. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri- cirinya.
d. Mengetahui hubungan kekerabatan.
Manfaat dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan
dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan
antara organisme satu dengan lainnya.
2. Tahapan klasifikasi
a. Pengamatan sifat makhluk hidup.
Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam
proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk
hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah
laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
4
b. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati.
Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan
makhluk hidup. Dasar pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau
persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang diamati.
c. Pemberian nama makhluk hidup.
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam
klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain
pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature).
3. Takson dan Tingkatannya
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi sebuah
kelompok besar dengan ciri-ciri yang sama. Kemudian, kelompok besar itu dibagi
lagi menjadi kelompok kecil yang masih memiliki ciri-ciri yang sama. Demikian
juga dengan kelompok kecil tadi dikelompokkan menjadi kelompok yang jauh lebih
kecil. Dalam sistem klasifikasi pengelompokkan makhluk hidup dari suatu
kelompok besar menjadi kelompok yang lebih kecil dikenal dengan istilah takson.
Takson telah memiliki standarisasi yang sesuai dengan International Code of
Botanical Nomenclature dan International Comittee on Zoological Nomenclature.
Adapun urutan takson adalah sebagai berikut.
a. Kingdom (Kerajaan ) Divisio (Divisio/Filum) Clasis (Kelas)
b. Order (Ordo) Familia (Suku) Genus (Marga)
Berdasarkan kesamaan ciri-ciri tersebut, dikenal adanya 5 kingdom
klasifikasi makhluk hidup, yaitu :
1. Kingdom Monera
Monera merupakan suatu bentuk kehidupan paling sederhana. Monera
merupakan organisme yang tidak mempunyai membran. Biasanya monera ini
berkembang biak dengan cara melakukan pembelahan diri dan bisa membuat
makanannya sendiri maupun menyerap substrat dari luar. Makhluk hidup yang
termasuk kedalam monera diantaranya ganggang biru dan bakteri.
5
2. Kingdom Protista
Protista merupakan semua makhluk hidup yang bukan berasal dari
kelompok hewan maupun tumbuhan. Namun, Protista ini memiliki
kloroplas sehingga mampu membuat makanannya sendiri. Beberapa contoh
organisme yang termasuk kedalam kelompok ini, diantaranya Euglena sp,
Paramaecium sp, dan Amoeba sp.
3. Kingdom Fungi
Fungi atau jamur merupakan makhluk hidup yang tidak memiliki zat hijau
daun (klorofil) dan menyerap makanannya dari zat organik yang berada di
dekatnya. Proses penyerapan makanan oleh jamur ini dilakukan melalui
sebuah alat yang mirip dengan akar yang dinamakan rizoid.
Jamur tegolong sebagai makhluk hidup yang unik karena ada yang
memiliki satu sel dan memiliki banyak sel. Setiap sel yang terdapat dalam
jamur ini dinamakan miselium yang terbentuk dari benang-benang halus
bernama hifa.
4. Kingdom Plantae
Tumbuhan (Plantae) merupakan makhluk hidup yang mampu
menghasilkan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dunia tumbuhan ini
dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yakni tumbuhan tak berpembuluh
dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tak berpembuluh ini diwakili oleh
tumbuhan lumut. Sementara itu, tumbuhan berpembuluh diwakili oleh
tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Tumbuhan lumut memiliki beberapa jenis, yakni tumbuhan lumut hati,
lumut daun, dan lumut tanduk. Tumbuhan paku tidak memiliki jenis khusus
sedangkan tumbuhan biji ini dibedakan menjadi tumbuhan biji terbuka dan
tumbuhan biji tertutup. Tumbuhan biji tertutup ini memiliki dua jenis, yakni
tumbuhan biji berkeping satu dan tumbuhan biji berkeping dua.
6
5. Kingdom Animalia
Hewan (Animalia) merupakan klasifikasi terakhir dari makhluk hidup.
Klasifikasi hewan ini dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni
tidak bertulang belakang dan hewan bertulang belakang.
a. Hewan Tidak Bertulang Belakang
Kelompok ini merupakan hewan yang tidak memiliki tulang
belakang dan susunan saraf pusatnya terletak dibagian perut dekat dengan
saluran pencernaannya. Kelompok hewan ini memiliki kemampuan
berkembang biak secara kawin. Susunan alat-alat tubuh hewan dari
kelompok ini sangatlah sederhana, bahkan yang tidak memiliki sistem
organ sama sekali.
Contoh hewan yang termasuk kedalam kelompok ini, diantaranya :
- Hewan berpori (Porifera)
- Hewan berongga (Coelentrata)
- Cacing pipih (Platyhelmintes)
- Cacing giling (Nemathelminthes)
- Cacing beruas-ruas (Annelida)
- Hewan lunak (Mollusca)
- Hewan berkulit duri (Echinodermata)
b. Hewan Bertulang Belakang
Kelompok hewan ini merupakan hewan yang memiliki ruas-ruas
tulang belakang. Hewan yang termasuk kedalam kelompok ini
diantaranya ;
- Ikan (Pisces)
- Katak (Amphibia)
- Hewan melata (Reptilia)
- Burung (Aves)
- Hewan menyusui (Mammalia)
7
2.2 Intelligent Tutoring System (ITS)
Intelligent Tutoring Systems (ITS) merupakan sistem instruksional berbasis
komputer dengan model instruksional yang berisikan ketentuan apa yang akan
diajarkan, dan strategi pembelajaran yang menentukan bagaimana cara mengajar.
Intelligent Tutoring Systems (ITS) berupaya untuk mensimulasikan seperti
“guru”, yang membimbing proses belajar siswa, menggunakan metode pedagogis
cocok untuk mahasiswa dan memonitor kemajuan secara individu berdasarkan
Seminar Nasional tingkat dari pemahamannya. Pada dasarnya pendekatan adalah
untuk merekam “keahlian” dari seorang guru pada pelajaran dan “pemahaman”
mahasiswa.
Menurut J. Beck dan M. Stern (1996), meskipun belum ada
standarisasi untuk arsitektur ITS, namun pada umumnya model ITS memiliki
beberapa bagian, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Arsitektur Model ITS
Domain adalah subjek materi yang akan diajarkan, yang juga merupakan
masukan ke modul pakar. Model domain ini pada akhirnya akan digunakan sebagai
umpan balik untuk memandu masalah yang akan dipilih ataupun dibangkitkan, dan
sebagai basis model siswa.
Model siswa berisi informasi spesifik setiap siswa, yang digunakan untuk
merespon kebutuhan individu. Model siswa menyediakan masukan untuk modul
pedagogik. Tujuan dari model siswa adalah untuk memodelkan keadaan mental
siswa selengkap yang dimungkinkan. Terdapat tiga jenis model siswa, yaitu
overlay, differential, dan pertubation. Overlay merupakan konsep yang harus
8
dipelajari oleh siswa, juga termasuk informasi tentang kemampuan siswa itu sendiri.
Differential merupakan variasi dari model overlay yang dapat diasumsikan bahwa
domain yang berbeda memiliki kepentingan yang berbeda pula. Pertubation
diasumsikan sebagai pengetahuan siswa merupakan sub himpunan dari pengetahuan
pakar.
Modul pedagogik memutuskan apa yang akan diberikan kepada siswa
selanjutnya. Dalam menyampaikan keputusan tersebut, modul pedagogik
menggunakan informasi dari model siswa, model domain, dan modul pakar. Dengan
keputusan tersebut, diberikanlah gaya mengajar yang harusdigunakan.
Modul pedagogik akan membedakan masalah yang sesuai dengan level,
menyesuaikan umpan balik yang akan diberikan, dan membagi kurikulum yang
harus dipelajari menjadi beberapan bagian.
Modul komunikasi dikenal juga sebagai modul interface, yang akan
berinteraksi dengan siswa dan menampilkan informasi serta menerima masukan dari
siswa.
Secara lebih mendetail, penerapan ITS dapat dikembangkan seperti pada
Gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Contoh Perancangan ITS
Menurut Bell dan Redfield (1998), kelebihan dari ITS dibandingkan dengan
sistem pembelajaran yang konvensional (Conventional Tutoring System) adalah ITS
ini lebih “cerdas”, lebih fleksibel, memiliki dimensi yang dinamis, serta adaptif
terhadap instruksi yang bersifat individual.
9
2.2.1 Metode Pembelajaran
Setiap keputusan tentang penggunaan teknologi untuk
pendidikan dan pelatihan, didalamnya terkandung asumsi-asumsi tentang
proses belajar. Asumsi-asumsi tersebut dikaitkan dengan metode-metode
pembelajaran, hal ini penting karena pengambilan keputusan penggunaan
teknologi melekat dan tidak pernah terpisah dengan pandangan bagaimana
orang belajar. Beberapa teori yang dimaksud diantaranya sebagai berikut ;
a. Absoprtion Theory (Thorndike dan Skinner)
Pada hakikatnya adalah metode behavioristik. Pada
metode ini, siswa dianggap sebagai kertas putih atau gelas
kosong. Untuk memperkuat konsep ini, diperlukan kekuatan
hubungan stimulus-respon (perlu latihan, tugas rumah, PR, tugas
menulis, pertanyaan sebagai bentuk stimulus, agar mendapat respon
dari siswa).
Aliran metode behavioristik tidak mampu untuk
menumbuhkembangkan siswa dalam konteks sosial budaya yang
beragam, serta kurang mampu dalam berpikir kreatif, mengambil
keputusan, kolaborasi, pemecahan masalah, dan pengelolaan diri.
b. Teory Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang
menjadi aliran konstrukstivistik. Pada metode ini dijelaskan bahwa
kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu,
keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar,
kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang
optimal, serta penataan lingkungan bukan penentu terjadinya
belajar tetapi mempermudah belajar. Metode ini bisa berakibat
kontra produktif, budaya individualistik dan sokratik (self
generated knowledge individualistic pursuit of truth), yang
merupakan unggulan budaya barat.
10
Pada metode ini, teori psikogenesis dijelaskan sebagai
pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan
interaksi sosial, penciptaan makna/pengetahuan akibat
kematangan biologis, primer (individu) – sekunder (sosial).
Metode ini sangat mengutamakan interaksi dalam kelompok
sebaya, bukan yang lebih dewasa. Perlunya mengkaitkan
pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat
memudahkan siswa memahami konsep. Perubahan struktur
kognitif melalui adaptasi yang berimbang (equlibrasi) dengan
proses asimilasi dan akomodasi.
c. Metode Konstruktivisme Sosial (Lev Vygotsky)
Pada metode ini, teori sosiogenesis dijelaskan sebagai primer
(kesadaran sosial) – sekunder (individu) sedangkan tataran
pertumbuhan kemampuan dijelaskan sebagai sosial
(interpsikologis, intermental) – psikologis (intrapsikologis,
intramental). Pembentukan pengetahuan dan perkembangan
kognitif tergantung dari faktor primer yaitu intermental, faktor
sekunder yaitu intramental yang terbentuk melalui
internalisasi/penguasaan proses sosial. Siswa berpartisipasi
dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi/pengendapan,
pemaknaan atau konstruksi pengetahuan baru, transformatif
(menyebabkan perubahan, tidak sekedar transfer). Tingkat
perkembangan kemampuan pada metode ini adalah aktual
(mandiri) dan potensial (dibimbing), kolaborasi sebaya. Perlunya
contoh, demontrasi, maupun praktik dari orang yang lebih
dewasa. Proses konstruksi berupa konstruksi bersama, dengan
bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh petunjuk,
pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan).
d. Metode Kebermaknaan (Jerome Bruner dan Ausubel)
Metode ini dijelaskan sebagai metode yang enactive
manipulasi obyek langsung), iconic (representasi gambar), an
symbolic (manipulasi simbol). Bahan untuk belajar akan lebih
11
mudah dipahami jika bahan itu dirasakan bermakna bagi siswa.
Makna kebermaknaan pada metode ini sesuai dengan struktur
kognitif, sesuai struktur keilmuan, memuat keterkaitan seluruh
bahan ( resume / rangkuman / ringkasan / peta ). Metode ini juga
menawarkan peta konsep, yaitu bagan / struktur tentang
keterkaitan seluruh konsep secara terpadu/terorganisir (hirarkis
dan distributive/menyebar).
e. Pemecahan Masalah (George Polya)
Ciri-ciri dari metode ini adalah siswa tertantang, tidak ada
prosedur tetap, dan ada usaha. Prosedur-prosedur dalam metode
ini dapat terdiri dari memahami, merencanakan, melaksanakan,
maupun mengecek. Metode ini memiliki beberapa model, seperti
tidak rutin, soal cerita, serta soal terapan. Strategi-strategi yang
dapat diterapkan dalam metode ini adalah penemuan terbimbing
(guided discovery), investigasi, banyaknya solusi, beberapa
metode dalam suatu solusi. Pengembangannya berupa higher
order thinking (kritis, kreatif, analitik). Proses-proses dalam
metode ini berupa persiapan (koleksi, informasi, pengamatan,
penyelidikan, pendapat), analisis (definisi, klasifikasi, evaluasi),
inkubasi (pengendapan dalam pikiran), iluminasi (munculnya ide
baru tak terduga), dan usaha untuk menjawab atau menyelesaikan
permasalahan.
2.3 Solusi Yang Pernah Ditawarkan
Dalam pembuatan PKM yang berjudul “Pengenalan Dan Pembelajaran Lima
Kingdom Dalam Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk Jurusan IPA Pada Sekolah Menengah
Atas Dengan Metode Intelligent Tutoring System (ITS)” kami memanfaatkan materi-
materi yang didapat dari internet maupun buku-buku Biologi yang terkait.. Dalam
beberapa buku dengan materi tentang klasifikasi makhluk hidup banyak
menjelaskan mengenai kingdom-kingdom khususnya lima kingdom yang
dijelaskan oleh R.H. Whittaker (1969) dengan teori-teori yang sangat membosankan
untuk dibaca dan dipahami, serta penggunaan bahasa atau tampilan isi yang standar
12
sehingga membuat seorang pelajar jurusan IPA kurang menarik minatnya untuk
memahami jauh lebih dalam.
13
2.4 Kehandalan Gagasan
Tema yang diangkat dalam karya tulis ini dilakukan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Alasan membentuk sebuah aplikasi
pembelajaran berbasis komputer ini adalah untuk menarik minat pelajar
khususnya jurusan IPA dalam mempelajari dan memahami apa saja yang
termasuk dalam klasifikasi lima kingdom, karena pembelajaran secara konvensional
seperti yang telah dilakukan sebelumnya kurang menarik minat pelajar. Hal
inilah yang menjadi salah satu kekurangan dari metode pembelajaran secara
konvensional dibanding metode pembelajaran Intelligent Tutoring System (ITS),
yaitu dalam ITS menggunakan pendekatan one-to-one antara ITS dengan pelajar
[4]. ITS dapat menghilangkan kejenuhan pelajar karena pengajaran ITS lebih
bersifat interaktif, individual dan langsung fokus ke titik permasalahan. Dengan
penerapan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan pelajar
jurusan IPA lebih pandai karna dapat memahami materi tentang lima kingdom
dalam klasifikasi makhluk hidup secara mendalam.
Gambar 2.3 Simulasi Pembelajaran Dengan ITS
14
Gambar 2.4 Model Pembelajaran Konvensional Dan ITS
2.5 Strategi Penerapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan pembelajaran teknik
dasar bermain sepak bola dengan metode e-learning adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan bahan-bahan dan materi yang dibutuhkan
2. Melakukan perancangan aplikasi
3. Melakukan pembuatan aplikasi
4 . Melakukan ujicoba kelayakan aplikasi dengan cara menyebar aplikasi
ini kepada guru-guru Biologi pada Sekolah Menegah Atas Jurusan IPA
maupun pelajar dan melakukan penyebaran kuesioner tentang kelayakan
aplikasi ini.
Jika aplikasi telah dinyatakan layak, lalu mendistribusikan aplikasi
pembelajaran ini kepada pelajar maupun sekolah yang membutuhkan.
15
KESIMPULAN
1. Pembelajaran dengan metode Intelligent Tutoring System merupakan sebuah
program aplikasi interaktif yang dapat digunakan sebagai media penyampai
informasi maupun sebagai media evaluasi dalam proses pembelajaran.
2. Penerapan pembelajaran seperti ini akan lebih menarik minat dan membangun
kemandirian seorang pelajar untuk lebih giat lagi dalam belajar dan
memahami materi tentang lima kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup
karena menggunakan visualisasi yang lebih interaktif.
3. Aplikasi pembelajaran dengan metode ini dapat dijadikan metode alternatif
bagi para pelajar sebagai materi dan proses belajar tambahan selain proses
belajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gunawan Susilowarno, dkk., 2007, “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, Grasindo, Jakarta.
[2] URL : http://www.anneahira.com/klasifikasi-makhluk-hidup.htm
[3] Winkel, W.S., 1996, Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
[4] Keles, A, Ocak R, Keleş, Gülcü A. 2009. ZOSMAT : Web-based intelligent tutoring system
for teaching–learning process. Expert Systems with Applications, Volume 36, Issue 2, Part 1,
Pages 1229-1239
[5] Deswaty Furqonita, S.Si., M.Biomed, 2006, Seri IPA BIOLOGI Kelas VII, Quadra, Jakarta
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
A. Identitas Ketua
1 Nama Lengkap Septian Tri Wibowo 2 Jenis Kelamin Pria
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10413029
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 09 April 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 08112034226
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
BANGKA
NEGERI 104
JAKARTA
NEGERI 6
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus 1999/2005 2005/2008 2008/2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan hari temyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah PKM-AI.
Jakarta, 14 Maret 2017
Pengusul
(Septian Tri Wibowo)
A. Identitas Anggota 1
1 Nama Lengkap Siti Muhawaroh 2 Jenis Kelamin Wanita
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10413030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Maret 1992
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 085771244888
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
GANDARIA
SELATAN
NEGERI 86
JAKARTA
SMKN 18
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus 1999/2005 2005/2008 2008/2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan hari temyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
PKM-AI.
Jakarta, 14 Maret 2017 Pengusul
(Siti Muhawaroh)
A. Identitas Anggota 2
1 Nama Lengkap Reeza Ardani Firsa 2 Jenis Kelamin Pria
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10413070
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 10 November 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 081908803253
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
PONDOK
BAMBU
NEGERI 9
JAKARTA
NEGERI 58
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus 1999/2005 2005/2008 2008/2011
C. Pemakalab Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari temyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
PKM-AI.
Jakarta, 14 Maret 2017 Pengusul
(Reeza Ardani Firsa)
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. ldentitas Diri
1 Nama Lengkap Edi Pranoto, SE., MM
2 Jenis Kelamin Pria
3 NlP/NIDN -
4 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 24 Januari 1965
5 E-mail [email protected]
6 Nomor Telepone/HP 0817-1991-116
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Istitusi Nurul Huda Negeri 46 Jakarta Negeri 24 Jakarta
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1975/1976 1981/19782 1985/1986
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktudan
Ternpat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari temyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Jakarta, 14 Maret 2017
(Edi Pranoto, SE., MM)